DAMPAK PROGRAM PENGEMBANGAN DAN
PENGOLAHAN KELAPA TERPADU TERHADAP
PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGGUNAAN
FAKTOR FAKTOR PRODUKSI DI KECAMATAN
JATINEGARA KABUPATEN TEGAL
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Nendi Fatkhur Rahman NIM 7450406529
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia
ujian skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Etty Soesilowati, M.Si Amin Pujiati, SE, M.Si NIP. 196304181989012001 NIP. 196908212006042001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Dr. Hj. Suci Hatiningsih, DWP, M.Si NIP. 196812091997022001
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji
Shanty Oktavilia, SE, M.Si NIP. 197808152008012016
Anggota I Anggota II
Dr. Etty Soesilowati, M.Si Amin Pujiati, SE, M.Si
NIP. 196304181989012001 NIP. 196908212006042001
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. S. Martono, M.Si NIP. 196603081989011001
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila kemudian hari terbukti skripsi ini
adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Juli 2011
Nendi Fatkhur Rahman
NIM 7450406529
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
”Cukuplah bagi kami Allah, menjadi Tuhan kami dan Dialah sebaik-baik wakil
(yang membereskan semua urusan)” (Ali’Imran: 173) ”Dialah sebaik-baik
pemimpin dan penolong” (Al-Anfal: 40)
”Raihlah ilmu dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar”
(Khalifah Umar R.A)
“ Mersudi Patitising Tindak Pusakaning Titising Hening”
Persembahan
1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu
memberikan do’a, semangat dan dukungannya
2. Adik-adikku Azis dan Anis tersayang
3. Teman-teman seperjuangan IESP 2006
4. Seorang yang selalu ada dengan do’a dan
semangatnya.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan
anugerah, rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan, tetapi berkat bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak, kesulitan itu dapat teratasi untuk itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang,
yang telah memberikan kesempatan belajar di Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang,
yang telah memberi kemudahan administrasi dalam perijinan penelitian.
3. Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP, M.Si, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan yang
telah memberi kemudahan administrasi dalam perijinan penelitian.
4. Dr. Etty Soesilowati, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Amin Pujiati, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Dosen dan karyawan Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri
Semarang yang telah mendukung dan memperlancar dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Bapak Subur selaku Ketua Gapoktan Mekar Jaya yang telah memberikan ijin
dan memperlancar penelitian ini.
8. Seluruh Jajaran Pegawai Dinas Pertania Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
Tegal.
9. Teman-teman seperjuangan Ekonomi Pembangunan 2006
10.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal kepada semua pihak
yang telah membantu baik secara materiil maupun spiritual kepada penulis. Karena
hanya Allah yang mampu membalas kebaikan dari semuanya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, waktu dan tenaga yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, jika masih ada kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca guna perbaikan skripsi ini dapat penulis terima.
Semarang, juli 2011
Penulis
ABSTRAK
Fatkhur Rahman, Nendi. 2011. “Dampak Program Pengembangan dan
Pengolahan Kelapa Terpadu Terhadap Produktivitas dan Efisiensi Penggunaan
Faktor Faktor Produksi di Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal”. Skipsi. Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I . Dr Etty Soesilowati, M.Si. II. Amin Pujiati, SE, M.Si.
Kata kunci : Pengolahan Kelapa terpadu, produktivitas dan efisiensi
Tanaman kelapa di Kabupaten Tegal, khususnya di Kecamatan Jatinegara merupakan tanaman perkebunan yang diunggulkan dari tanaman perkebunan yang lain, yang bisa sebagai penghasilan masyarakat dan untuk memenuhi konsumsi kelapa di Kabupaten Tegal. tetapi sungguh memprihatinkan terjadi penurunan produksi pada tahun 2008, karena itu untuk memajukan usahatani kelapa di Kecamatan Jatinegara, Kabupaten tegal, Pemerintah Kabupaten Tegal mengadakan program pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu untuk meningkatkan produktivitas kelapa dan meningkatkan efisiensi penggunaan faktor faktor produksi kelapa.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak program pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu yang dilihat dari produktivitas dan efisiensi penggunaaan faktor-faktor produksicbagi petani kelapa.
Populasi peserta program pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu sebanyak 149 orang dan jumlah sampelnya 90 responden. Teknik sampel yang
digunakan yaitu teknik purposive clusster area sampling. Metode pengumpulan
datanya meliputi kuesioner (angket), wawancara, dan dokumentasi, metode analisis datannya adalah deskripsi presentasi, dan uji efisiensi.
Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil bahwa dengan adanya program pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu memberikan efek positif terhadap produktivitas dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi petani kelapa. terbukti dengan hasil perhitungan uji t dengan uji sampel berpasangan diperoleh probabilitas signifikansi 0,00 < 0,05 dan uji efisiensi menunjukan dengan adanya program pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu lebih efisien dibandingkan degan efisiensi penggunanaa faktor faktor produksi sebelum adanya program pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu, terbukti dengan hasil efisiensi ekonomi sesudah adanya program 1,37592 sedangkan efisiensi ekonomi sebelum program sebesar 3,61016. Nilai efisiensi ekonomi tidak sama dengan satu, artinya tidak efisien sehingga keduanya perlu penambahan penggunaan faktor produksi, tetapi nilai efisiensi ekonomi sesudah adanya program hampir mendekati satu, sehingga dapat dikatakan mendekati efisien.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Faktor-Faktor Produksi Usahatani ... 9
2.2. Teori Produktivitas ... 10
2.3. Hasil Produksi Usahatani ... 11
2.4. Fungsi Produksi ... 13
2.5. Efisiensi ... 17
2.6. Fungsi Produksi Cobb Douglas ... 20
2.7. Fungsi Produksi Cobb Douglas Dengan Pendekatan Produksi Frontier Stocahastic ... 22
2.8. Teori Pertumbuhan ... 24
2.9. Penelitian Terdahulu ... 26
2.10.Kerangka Berfikir ... 31
2.11.Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian ... 33
3.2Populasi ... 33
3.3Sampel Penelitian ... 33
3.4Variabel Penelitian ... 34
3.5Metode Pengumpulan Data ... 35
3.5.1 Metode Kuesioner ... 35
3.5.2 Metode Wawancara ... 35
3.5.2 Metode Dokumentasi ... 36
3.6Metode Analisis Data ... 36
3.6.1 Analisis Deskriptif ... 36
3.6.2 Uji t ... 36
3.6.3 Uji Efisiensi ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian ... 41
4.1.1 Profil Petani Kelapa Yang Mengikuti Program Pengembangan Dan Pengolahan Kelapa Terpadu Di Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal ... 41
4.1.2 Proses Dan Mekanisme Pelaksanaan Program Pengembangan Dan Pengolahan Kelapa Terpadu ... 44
4.1.3 Dampak program pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu terhadap produktivitas dan efisiensi pengunaan faktor-faktor produksi kelapa ... 48
4.2.Pembahasan ... 61
BAB V PENUTUP 5.1.Simpulan ... 71
5.2.Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 77
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Luas Panen Produksi Dan Rata-Rata Produksi Tanaman Kelapa Di Kabupaten Tegal Tahun 2004-2009 ... 3 Tabel 1.2 Produksi Tanaman Perkebunana Menurut Jenis Tanaman Di
Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal Tahun 2009 ... 4 Tabel 1.3 Produksi Kelapa Di Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal ... 5 Tabel 1.4 Data Kelompok Tani Pelaksana Program Pengembangan Dan
Pengolahan Kelapa Terpadu Kabupaten Tegal ... 6
Tabel..3.1 Distribusi Sampel Peserta Program Pengembangan Dan
Pengolahan Kelapa Terpadu... 34 Tabel 4.1 Data Kelompok Tani Pelaksana Program Pengembangan Dan
..Pengolahan Kelapa Terpadu Di Kecamatan Jatinegara ... 41
Tabel 4.2 Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 42 Tabel 4.3 Jumlah petani kelapa yang menjadi responden dirinci menurut
..usianya ... 43
Tabel 4.4 Pengalaman bertani responden ... 43 Tabel 4.5 Tempat Penjualan Petani kelapa ... 47 Tabel 4.6 Produktivitas Usaha Tani Kelapa sebelum dan sesudah adanya
program pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu ... 48 Tabel 4.7 Uji t ... 51 Tabel 4.8 Realisasi jumlah penerimaan dan pengeluaran petani kelapa
sebelum adanya program ... 54 Tabel 4.9 Realisasi jumlah penerimaan dan pengeluaran petani kelapa
sesudah adanya program ... 54
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Fungsi Produksi Total Rata-Rata Dan Marginal ... 15
Gambar 2.2 Pengukuran efisiensi ... 19
Gambar 2.3 Gambar Isoquan ... 23
Gambar 2.4 Batas Kemungkinan Produksi dan Efisiensi ... 24
Gambar 2.5 Bagan Kerangka Berfikir ... 31
Gambar 4.1 Bagan Mekanisme ... 46
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Perhitungan Pendapatan Dan Biaya Usaha Tani Kelapa Sebelum Program Pengembangan Dan Pengolahan Kelapa
Terpadu... 77
Lampiran 2 Perhitungan Pendapatan Dan Biaya Usaha Tani Kelapa Sesudah Program Pengembangan Dan Pengolahan Kelapa Terpadu ... 78
Lampiran 3 Data Output Dan Input Usahatani Kelapa Sebelum Program Pengembangan Dan Pengolahan Kelapa ... 79
Lampiran 4 Data Output Dan Input Usahatani Kelapa Sesudah Program Pengembangan Dan Pengolahan Kelapa ... 81
Lampiran 5 Hasil uji t ... 83
Lampiran 6 Hasil olah data Frontier sebelum program ... 84
Lampiran 7 Hasil olah data Frontier sesudah program ... 98
Lampiran 8 Kuisioner Untuk Petani ... 92
Lampiran 9 Foto Penelitian ... 94
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara agraris, dimana pertanian memegang peranan
penting pada perekonomian nasional. Pertanian merupakan salah satu sektor yang
sangat dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia karena manyoritas
penduduk Indonesia bekerja sebagai petani. Negara Indonesia terletak di daerah
tropis, sehingga mengakibatkan tanaman pertanian tumbuh dengan subur karena
sinar matahari yang cukup. Namun produktivitas pertanian di indonesia masih belum
sesuai seperti yang diharapan. Salah satu faktor penyebab kurangnya produktivitas
pertanian adalah masih rendahnya pengetahuan sumber daya manusia untuk
mengelola lahan pertanian dan hasilnya. Mayoritas petani Indonesia masih
mengunakan sistem manual dalam pengolahan lahan dan hasil pertanian. Untuk
mengimbangi semakin pesatnya laju pertumbuhan pertanian Indonesia. Dalam
upanya mengembangkan pertanian Indonesia agar kualitas dan kuantitas produk
pertanian dapat ditingkatkan maka perlu perencanaan pemerintah dalam kebijakan
diversifikasi, intensifikasi dan rehabilitasi.
Selama tahun 2004-2009 subsektor pertanian, perkebunan, pertenakan,
pangan dan perikanan masing-masing tumbuh rata-rata 3,47 persen per tahun, 3,08
persen per tahun, 3,16 persen per tahun, 3,53, dan 5,67 persen per tahun sementara
subsektor kehutanan hanya mencapai 1,46 persen per tahun (BPS, 2009 dalam
Revitalisasi Pertanian, 2010) Namun demikian nilai tambah komoditas ini masih
rendah karena pada umumnya ekspor dilakukan dalam bentuk segar (produk primer)
dan olahan sederhana. Perkembangan industri hasil pertanian dan perikanan belum
optimal, yang ditunjukan oleh rendahnya tingkat utilisasi industri hasil pertanian dan
perikanan. Peningkatan produksi pertanian melalui proses pengolahan memerlukan
investasi dan teknologi pengolahan yang lebih modern.
Pengembangan sektor pertanian merupakan sektor yang di utamakan karena
terkait dengan kesejahteraan petani. Pertanian merupakan penggerak utama
pembangunan daerah, seiring dengan pengembangan kualiatas sumberdaya manusia
yang ditopang dengan bidang-bidang lain secara terpadu. Sektor pertanian, industri
dan pariwisata menjadi andalan bagi pembangunan daerah, dan kondisi saat ini
dijadikan prioritas pembangunan daerah.
Dalam rangka memulihkan kembali sektor pertanian di setiap daerah bayak
mengembangkan program program di sektor pertanian baik tanaman bahan makanan,
tanaman perkebunan, pertenakan, kehutanan maupun perikanan untuk meningkatkan
pendapatan daerahnya.
Kelapa merupakan tanaman perkebunan dengan areal terluas di Indonesia,
lebih luas dibanding karet dan kelapa sawit, dan menempati urutan teratas untuk
tanaman budidaya setelah padi. Pada tahun 2008 Indonesia dikenal memiliki luas
perkebunan kelapa terbesar di dunia yakni 3.798 ribu Ha, sebagian besar merupakan
perkebunan rakyat seluas 3,729 ribu ha (98,18%) sisanya milik Negara seluas 5,5
ribu ha (0,14%) dan perkebunan milik swasta seluas 64 ribu ha (1,68%), dengan total
Namun masih bayak potensi kelapa yang belum dimanfaatkan karena berbagai
kendala terutama teknologi, permodalan dan daya serap pasar yang belum merata.
Selain sebagai salah satu sumber minyak nabati, tanaman kelapa juga sebagai
pendapatan bagi keluarga petani, sebagai sumber devisa negara, penyediaan lapangan
kerja, pemicu dan pemacu pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru,serta sebagai
pendorong tumbuh berkembangnya industri hilir berbasis minyak kelapa dan produk
ikutannya di Indonesia.
Keadaan tanaman kelapa di Kabupaten Tegal pada tahun 2004-2009 cukup
memprihatinkan, hal tersebut tercemin dari penurunan produksi pada tabel dibawah
ini:
Tabel 1.1
Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Tanaman Kelapa di Kabupaten Tegal Tahun 2004-2009
Tahun
Luas Areal (Ha)
Produksi (ton kopra)
Rata-rata Produksi
Muda Berhasil
Panen Tua/Rusak
2004 1.165,73 2.289,94 188,67 2.349,22 1.025,89
2005 1.353,89 245.923,00 109,94 2.059,58 837,49
2006 1.165,73 245,923,00 190,94 2.059,58 837,49
2007 1.936,48 2.737,21 202,72 1.388.843,00 461.337,00
2008 1.353,89 2.633,65 206,47 2.809,53 1.066,78
2009 1.715,24 2.534,42 175,87 2,600,98 1.732.40
Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Kabupaten Tegal
Dalam tabel di atas menunjukan bahwa produksi tanaman kelapa berfluktuasi yaitu
bahwa pada tahun 2004 sampai 2006 mengalami penurunan, yaitu dari 2.349,22 ton
menjadi 2.059,58 ton dan sempat mengalami kenaikan yang tinggi pada tahun 2007
yaitu naik menjadi 1.388.843 ton dan mengalami penurunan kembali pada tahun
Penurunan produksi berdampak pada tidak tercukupinya kebutuhan kelapa
konsumsi, dan pendapatan petani berkurang. Penurunan produksi kelapa di
kabupaten tegal disebabkan berbagai faktor diantaranya yaitu tanaman tua atau rusak,
serangan OPT, penebangan pohon kelapa untuk bahan baku bangunan, pemeliharaan
tanaman yang kurang intensif, dan alih fungsi lahan menjadi perumahan atau beralih
ketanaman lain.
Tanaman kelapa ini sudah cukup lama dikenal masyarakat kabupaten tegal,
namun belum dibudidayakan secara intensif, masih terbatas sebagai tanaman
sampingan di kebun maupun pekarangan, sehingga secara ekonomis belum diketahui
potensi sebenarnya, meskipun sebenarnya potensi pengembangan tanaman kelapa di
kabupaten Tegal cukup menjanjikan.
Tanaman kelapa di Kabupaten Tegal, khususnya di Jatinegara merupakan
tanaman perkebunan yang diunggulkan dari tanaman perkebunan yang lain. yang
bisa sebagai penghasilan masyarakat sekitar dan untuk memenuhi konsumsi kelapa
di Kabupaten Tegal.
Tabel 1.2
Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman Dikecamatan Jatinegara Tahun 2009
Sumber : Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tegal
Jenis Tanaman Produksi(Ton)
Kelapa 363.20
Kapok 3.19
Cengkeh 36.48
Kopi 1.66
Lada 2.44
The 1.27
Tetapi sungguh memprihatinkan dalam tahun 2008 mengalami penurunan
produksi yang sebelumnya pada tahun 2007 sempat naik berikut disajikan tabel
produksi dan rata-rata produksi kelapa di Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal
Tabel 1.3
Produksi Produksi Kelapa Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal
Dalam tabel diatas menunjukan produksi tanaman kelapa di Kecamatan
Jatinegara dari tahun 2005-2009 berfluktuasi yang sempat naik pada tahun 2007 dari
141,85 ditahun 2006 menjadi 253,93 ditahun 2007, tetapi pada tahun 2008
mengalami penurunan kembali yaitu 249,15
Dalam ragka pembangunan pertanian khususnya bidang perkebunan untuk
menunjang Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN) melaui Dinas
Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Tegal pada akhir tahun 2008
mengadakan program pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu di Kecamatan
Jatinegara untuk meningkatkan produktivitas kelapa dan meningkatkan efisiensi
produksi kelapa dengan memberdayakan kelompok usaha tani di daerah KIMBUN .
Dimana terdapat beberapa kelompok usaha tani di beberapa kecamatan di Kabupaten
Tegal. Tabel dibawah adalah kelompok usaha tani pelaksana program pengembangan
dan pengolahan kelapa terpadu di Kabupaten Tegal.
Tahun Produksi (Ton kopra)
2005 141,85
2006 141,85
2007 253,93
2008 249,15
2009 363,20
Tabel 1.4
Data Kelompok Tani pelaksana Program Pengembangan dan Pengolahan Kelapa Terpadu Kabupaten Tegal
No Kecamatan Desa
Nama Kelompok
Tani
Nama Ketua
Jumlah Anggota
Luas Lahan
(Ha)
1 Surodadi Sidoharjo Bina Tani Abu Seri 60 24
Gembongdadi Aji luhur Tahrudin 210 15
2 Kramat Kramat Subur
Makmur Abdul Jalil 33 26
Maribaya Ngudi Hasil Khariri 12 15
3 Dukuhturi Kupu Sumber Urip Ali Sudibyo 141 10
4 Jatinegara Sitail Sari Mukti Socheh 64 20
Sumbarang Tirtoyoso Muhidin 53 20
Cerih Makmur Tani Saeroji 32 20
Jumlah 605 150
Sumber: Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tegal
Program ini dilakukan dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan lahan (baik
lahan sawah maupun tegalan), peningkatan mutu intensifikasi usaha tani dan
penyediaan sarana dan prasarana pertanian serta diversifikasi minyak nabati di
Kabupaten Tegal khususnya dibidang perkebunan yaitu terbentuknya Kimbun yang
berbasis tanaman kelapa yang diharapkan akan menambah produktivitas dan dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi bagi petani kelapa. Oleh
karena itu timbul masalah bagaimana keberlangsungan Program Pengembangan Dan
Pengolahan Kelapa Terpadu di Kecamatan Jatinegara, apakah benar-benar dapat
meningkatkan produktivitas dan meningkatkan efisiensi penggunaan faktor-faktor
produksi bagi petani kelapa.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis mengajukan
Kelapa Terpadu Terhadap Produktivitas Dan Pendapatan Petani Kelapa Di
Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal”
1.2
Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut yang akan dikaji lebih
dalam dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana profil petani kelapa yang mengikuti program pengembangan dan
pengolahan kelapa terpadu di Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal.
2. Bagaimana proses dan mekanisme pelaksanaan program pengembangan dan
pengolahan kelapa terpadu di Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal
3. Bagaiman dampak program pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu
terhadap produkitivitas dan efisiensi penggunaan fakto-faktor produksi kelapa di
Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang diinginkan
dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana profil petani kelapa yang mengikuti program
pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu di Kecamatan Jatinegara,
Kabupaten tegal
2. Untuk mengetahui bagaimana proses dan mekanisme program pengembangan
3. Untuk mengetahui dampak program pengembangan dan pengolahan kelapa
terpadu terhadap produkitivitas dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi
kelapa di Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian dalam skipsi ini adalah:
1. Bagi peneliti,penelitian ini dapat bermanfaat memperdalam wawasan
pengetahuan penulis tentang proses pengembangan dan pengelolaan kelapa
2. Bagi peneliti lain, sebagai bahan bagi peneliti lain untuk dapat mengembangkan
penelitian sejenis dengan ruang lingkup yang lebih luas
3. Bagi lembaga Pendidikan, hasil penelitian ini dapat menambah perbendaraan
perpustakaan dan dapat bermanfaat bagi mahasiswa lain
4. Bagi pengambil kebijakan, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk
mengetahui hasil dari program pengembangan dan pengolahan kelapa, sehingga
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Faktor-faktor Produksi Dalam Usaha Tani
Usaha tani dapat didefinisikan sebagai suatu tempat atau bagian dari
permukaan bumi dimana seorang petani atau keluarga tani atau Badan tertentu
lainnya bercocok tanam atau memelihara ternak. Usaha tani adalah setiap
pengorganisasian yang dari sumber-sumber alam, tenaga kerja dan modal yang
ditujukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan dibidang pertanian. AT
Mosher dalam Yulianik (2006)
Apabila ditinjau dari sudut pandang pembangunan pertanian, hal yang
terpenting dari usaha tani adalah bahwa usaha tani harus senantiasa berubah dari
waktu ke waktu baik dari segi ukuran maupun susunannya, pelaksanaan usaha tani
hendaknya berkembang lebih efisien. Usaha tani sudah tidak lagi dilaksanakan secara
primitif, namun harus lebih modern dan produktif demi tercipta peningkatkan sektor
pertanian.
Faktor produksi sendiri diartikan sebagai semua pengorbanan yang
diberikan kepada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dengan baik dan
menghasilkan dengan baik (Soekartawi, 2003). Macam faktor produksi atau input ini
berikut jumlah dan kualitasnya perlu diketahui oleh seorang produsen. Oleh karena
itu, untuk menghasilkan suatu produk maka diperlukan hubungan antara faktor
produksi ( Input ) dan hasil produksi (output ). Hubungan antara input dan output ini
disebut dengan ”factor relationship ” (FR). Dalam rumus matematis FR dirumuskan
dengan rumus :
Y = f ( X1. X2 ,. Xi,...Xn )
Dimana:
Y = Produk/variabel yang dipengaruhi oleh faktor produksi X
X = Faktor produksi atau variabel yang mempengaruhi X
Faktor produksi lahan, bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen
adalah faktor produksi yang terpenting diantara faktor produksi yang lain (
Soekartawi 2003).
2.2
Teori Produktivitas
Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata
maupun fisik (barang dan jasa) masukan yang sebenarnya. L. Greenberg dalam Dyas
Achtin (2010) mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas
pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tertentu.
Peningkatan produktivitas berkaitan dengan produksi.
Produktivitas merupakan rasio antara kepuasan atas kebutuhan dan
pengorbanan yang dilakukan. Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo dalam Haris
Ahmad (2010), produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan
antara hasil (jumlah barang dan jasa) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal,
Secara konsep produktivitas menurut piagam OSLA tahun 1984 adalah (j.
Ravianto dalam Haris Ahmad, 2010) :
a. Produktivitas adalah konsep universal, dimaksudkan untuk menyediakan
semakin banyak barang dan jasa untuk semakin banyak orang dengan
menggunakan sedikit sumber daya.
b. Produktivitas berdasarkan atas pendekatan multidisiplin yang secara efektif
merumuskan tujuan rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-cara produktif
dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien namun tetap
menjaga kualitas.
c. Produktivitas terpadu menggunakan keterampilan modal, teknologi manajemen,
informasi, energi, dan sumber daya lainnya untuk mutu kehidupan yang mantap
bagi manusia melalui konsep produktivitas secara menyeluruh.
d. Produktivitas berbeda di masing-masing negara dengan kondisi, potensi, dan
kekurangan serta harapan yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan dalam
jangka panjang dan pendek, namun masing-masing negara mempunyai
kesamaan dalam pelaksanaan pendidikan dan komunikasi.
e. Produktivitas lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik manajemen akan
tetapi juga mengandung filosofi dan sikap mendasar pada motivasi yang kuat
untuk terus menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang baik.
2.3
Hasil Produksi Usaha Tani
Telah kita ketahui bahwa manusia pada umumnya hidup dengan berusaha
barang dan jasa yang setiap saat akan berubah jenis dan jumlahnya. Sehingga dalam
memenuhi kebutuhannya diperlukan pengorbanan dan usaha untuk menghasilkan
barang dan jasa, usaha inilah yang disebut produksi. Hasil yaitu keluaran atau
(output) yang diperoleh dari pengelolaan input (sarana produksi/biasa disebut
masukan) dari suatu usaha tani ( Daniel, 2002 dalam Dyas Achtin 2010 )
Produksi kelapa merupakan salah satu kegiatan produksi dalam bidang
agraris. Berdasarkan pengertiannya bahwa kegiatan produksi agraris yaitu kegiatan
produksi yang mengelola atau mengerjakan alat-alat untuk mendapatkan hasil,
misalnya pertanian, pertenakan, perkebunan, perikanan darat dan lain-lain
(Moeliono,1986:62 dalam Dyas Achtin 2010)
Pada ahir panen petani selalu menghitung berapa hasil bruto yang
diperolehnya, semua kemudian dinilaikan dengan uang, hasil itu tidah semua
diperoleh oleh petani. Hasil dikurangi oleh biaya-biaya yang dikeluarkan untuk biaya
usaha taninya seperti pupuk, pestisida, pengolahan tanah, dan perawatan. Setelah
biaya tersebut dikurangkan terhadap hasil yang didapatnya barulah bisa dihitung
berapa keuntungan yang diperoleh petani.
Menurut Soekartawati (2002) ilmu usaha tani biasa diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada
secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada
waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya
yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik baiknya, dan dikatakan efisien bila
Ditinjau dari segi pembangunan hal terpenting mengenai usaha tani adalah
kondisi senantiasa berubah, baik dalam ukuran maupun dalam susunannya, untuk
memanfaatkan periode usaha tani yang senantiasa berkembang secara lebih efisien.
2.4
Fungsi Produksi
Produksi adalah perubahan dari dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi
satu atau lebih output (produk). Menurut Joesron dan Fathorozi dalam Avi Budi
(2009) Produksi merupakan hasil akhir dari proses aktivitas ekonomi dengan
memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dari pengertian ini dipahami bahwa
kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau masukan untuk
menghasilkan output. Menurut Sukirno (2000) menyatakan bahwa fungsi produksi
adalah kaitan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan.
Faktor-faktor produksi dikenal dengan istilah input dan hasil produksi sering
dinamakan output. Hubungan antara masukan dan keluaran diformulasikan dengan
fungsi produksi berikut (Nicholson, 1995)
Q = f (K,L,M...)
Dimana Q mewakili keluaran selama periode tertentu, K mewakili
penggunaan mesin (yaitu modal) selama periode tertentu, L mewakili jam masukan
tenaga kerja, M mewakili bahan mentah yang dipergunakan, dan notasi ini
menunjukkan kemungkinan variabel-variabel lain mempengaruhi proses produksi.
Sedangkan menurut Soekartawi (1990) menyatakan bahwa fungsi produksi adalah
hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan (Y) dan variabel yang menjelaskan
biasanya berupa input. Secara matematis hubungan itu dapat dituliskan sebagai
berikut:
Y = f (X1, X2, X3, Xi, ...Xn)
Dalam jangka pendek perusahaan memiliki input tetap. Manajer harus
menentukan berapa banyaknya input variabel yang perlu dipergunakan untuk
memproduksi output. Untuk membuat keputusan, pengusaha akan memperhitungkan
seberapa besar dampak penambahan input variabel terhadap produksi total. Misalnya
input variabelnya adalah tenaga kerja dan input tetapnya adalah modal. Pengaruh
"penambahan tenaga kerja terhadap produksi secara total dapat dilihat dari produksi
rata-rata (average product, AP) dan produksi marginal (marginal product, MP)".
Produksi marginal yaitu tambahan produksi total karena tambahan input (tenaga
kerja) sebanyak 1 satuan.
MP = dQ/dL
Produksi rata-rata (AP) yaitu rasio antara total produksi dengan total input (variabel)
yang dipergunakan (dalam hal ini produksi per tenaga kerja).
APL = Q/L
dimana: APL = produktivitas tenaga kerja persatuan orang. Total produksi (Q) yaitu
jumlah seluruh produk yang dihasilkan dan L yaitu jumlah tenaga kerja yang
Gambar 2.1
Fungsi Produksi Total, Rata-rata, dan Marginal
Sumber : Miller dan Meiners, 2000
Dalam proses produksi terdapat tiga tipe produksi atas input atau faktor produksi
(Soekartawi, 1990) yaitu:
a. Increasing return to scale, yaitu apabila tiap unit tambahan input menghasilkan tambahan output yang lebih banyak daripada unit input sebelumnya.
b. Constant return to scale, apabila unit tambahan input menghasilkan tambahan output yang sama dari unit sebelumnya.
c. Decreasing return to scale, apabila tiap unit tambahan input menghasilkan tambahan output yang lebih sedikit daripada unit input sebelumnya.
Ketiga reaksi produksi tersebut tidak dapat dilepaskan dari konsep produksi marjinal
(marginal product) yang merupakan tambahan satu-satuan input X yang dapat
menyebabkan penambahan atau pengurangan satu-satuan output Y, dan produk
marjinal (MP) umum di tulis AY/AX (Soekartawi, 1990). Dalam proses produksi
tersebut setiap tipe reaksi produksi mempunyai nilai produk marjinal yang berbeda.
Ep = % ℎ
% ℎ � = 1 1
=
1 ∙ 1
1) Tahap 1: nilai Ep > 1: Produk total, produk rata-rata menaik dan produk marjinal
juga nilainya menaik kemudian menurun sampai nilainya sama dengan produk
rata-rata (increasing rate).
2) Tahap II: 1 < Ep < 0: Produk total menaik, tapi produk rata-rata menurun dan
produk marjinal juga nilainya menurun sampai nol (decreasing rate).
3) Tahap III: Ep < 0: Produk total dan produk rata-rata menurun sedangkan produk
marjinal nilainya negatif (negative decreasing rate)
Fungsi produksi frontier adalah fungsi yang dipakai untuk mengukur
bagaimana fungsi sebenarnya terhadap posisi frontiernya. Karena fungsi produksi
adalah hubungan fisik antara faktor produksi dan produksi, maka fungsi produksi
frontier adalah hubungan fisik faktor produksi dan produksi pada frontier yang
posisinya terletak pada garis isoquant. Garis isoquant ini adalah tempat kedudukan
titik-titik yang menunjukkan titik kombinasi penggunaan masukan produksi yang
optimal (Soekartawi, 1990)
Pengertian efisiensi dalam produksi, bahwa efisiensi merupakan
perbandingan output dan input berhubungan dengan tercapainya output maksimum
dengan sejumlah input, artinya jika ratio ouput besar, maka efisiensi dikatakan
semakin tinggi. Dapat dikatakan bahwa efisiensi adalah penggunaan input yang
terbaik dalam memproduksi barang (Shone dalam Avi Budi, 2009). Farel
membedakan efisiensi menjadi tiga yaitu: (1) efisiensi teknik, (2) efisiensi alokatif
(efisiensi harga), dan (3) efisiensi ekonomi. Efisiensi teknik mengenai hubungan
antara input dan output. Timmer dalam Susantun (2000) mendefinisikan efisiensi
Efisiensi alokatif menunjukan hubungan biaya dan ouput. Efisiensi alokatif tercapai
jika perusahaan tersebut mampu memaksimumkan keuntungan yaitu menyamakan
produk marjinal setiap faktor produksi dengan harganya. Efisiensi ekonomi produk
dari efisiensi teknik dan efisiensi harga. Jadi efisiensi ekonomis dapat dicapai jika
kedua efisiensi tercapai.
2.5
Efisiensi
Efisiensi merupakan perbandingan antara output fisik dan input fisik, semakin
tinggi rasio output terhadap input maka semakin tinggi tingkat efisiensi yang dicapai.
Efisiensi juga dijelaskan oleh Yotopoulos dan Nugent dalam A Marhasan (2005)
yaitu efisiensi sebagai pencapaian output maksimum dari penggunaan sumber daya
tertentu. Jika output yang dihasilkan lebih besar dari pada sumber daya yang
digunakan maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi yang dicapai.
Pengertian efisiensi ini dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu: efisiensi
teknis, efisiensi alokatif (efisiensi harga) dan efisiensi ekonomi (Soekartawi, 2001).
Suatu pengunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis (efisiensi teknis)
kalau faktor produksi yang dipakai menghasilkan produk yang maksimum.
Dikatakan efisiensi harga atau efisiensi alokatif, bila nilai dari produk marginal sama
dengan harga faktor produksi yang bersangkutan. Dikatakan efisiensi ekonomi kalau
usaha pertanian tersebut mencapai efisiensi teknis sekaligus juga mencapai efisiensi
harga.
Seorang petani secara teknis dikatakan lebih efisien dibandingkan dengan
menggunakan faktor produksi yang sama. Sedangkan efisiensi harga dapat dicapai
oleh seorang petani bila ia mampu memaksimalkan keuntungan (mampu
menyamakan nilai marginal produk setiap faktor produksi variabel dengan
harganya). Efisiensi ekonomi dapat dicapai bila kedua efisiensi yaitu efisiensi teknis
dan efisiensi harga juga mencapai efisien (Yatopoulos dan Lau dalam Yulianik,
2006)
Efisiensi juga diartikan sebagai upaya penggunaan input yang
sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Situasi yang demikian
akan terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya kalau nilai produksi marginal
(NPM) untuk suatu input sama dengan harga input tersebut; atau dapat dituliskan
sebagai berikut :
NPMx = Px; atau
X X P NPM
= 1
Efisiensi yang demikian disebut dengan efisiensi harga atau allocative
efficiency atau disebut juga sebagai price efficiency. Jika keadaan yang terjadi adalah:
1.
X X P NPM
< 1 maka penggunaan input x tidak efisien dan perlu mengurangi
2.
X X P NPM
> 1 maka penggunaan input x belum efisien dan perlu menambah
jumlah penggunaan input. (Soekartawi 1993)
Menurut Nicholson (1995), alokasi sumber daya disebut efisien secara teknis
jika alokasi tersebut tidak mungkin meningkatkan output suatu produk tanpa
menurunkan produksi jenis barang lain. Farrel dan Kartasapoetra dalam Cloudio
Satrya (2010) mengklasifikasikan konsep efisiensi ke dalam efisiensi harga (price or
allocative efficiency) dan efisiensi teknik (technical efficiency). Lebih lanjut
dijelaskan oleh Farrel dalam Witono Adityoga (1999) bahwa jika diasumsikan usaha
tani mengunakan dua jenis input x1 dan x2 untuk memproduksi output tunggal y
[image:32.610.116.525.277.638.2]seperti terlihat pada 2.2.
Gambar 2.2
Cara Pengukuran Efisiensi
Pada gambar tersebut UU' adalah garis isoquant yang menunjukkan berbagai
kombinasi input X1 dan X2 untuk mendapatkan sejumlah output tertentu yang
Douglass. Garis PP' adalah garis biaya yang merupakan tempat kedudukan titik-titik
kombinasi biaya yang dialokasikan untuk dapat menggunakan sejumlah input X1 dan
X2, untuk mendapatkan biaya minimum. Sedangkan garis OC menggambarkan jarak
sampai seberapa jauh teknologi suatu usaha, apakah itu usaha pertanian atau bukan
pertanian. Titik C menunjukkan posisi sebuah usaha tani, sedangkan D menunjukkan
titik produksi yang optimum, A dan B menunjukkan ukuran penggunaan biaya yang
tidak efisien. Jadi ukuran efisiensi ditunjukkan pada titik D, yang menggambarkan
kombinasi input yang paling optimal karena merupakan persinggungan antara kurva
isoquant UU' dengan kurva isocost PP'.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa efisiensi teknik,
efisiensi harga dan efisiensi ekonomi akan dapat diketemukan pada gans isoquant
(yang menggambarkan produksi frontier), yaitu :
a. eflsiensi harga OA/OB < 1
b. eflsiensi teknik OB/OC < 1
c. eflsiensi ekonomi OA/OB x OB/OC = OA/OC
2.6
Fungsi Produksi Cobb-Douglass
Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang
melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dengan
variabel dependen, yang dijelaskan (Y), dan yang lain disebut variabel indeppenden,
yang menjelaskan, (X) (Soekartawi, 2003) Secara matematik persamaan
Y = f (X1, X2,...Xi,...Xn) dimana: Y = variabel yang dijelaskan
X = variabel yang menjelaskan
a,b = besaran yang akan diduga
u = kesalahan (disturbance term)
e = logaritma natural
Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan 2.7 maka persamaan
tersebut diubah menjadi bentuk linier berganda dengan cara melogaritmakan
persamaan tersebut sehingga menjadi:
Log Y= log a+bl log X2+b2logX2+V
Perkembangan selanjutnya dari fungsi produksi Cobb-Douglass fungsi
produksi frontier yaitu fungsi produksi yang dipakai untuk mengukur bagaimana
fungsi sebenarnya terhadap posisi frontiernya (Soekartawi, 1990). Fungsi produksi
frontier selain diklasifikasikan sebagai deterministic non-parametric frontier juga
dikembangkan teknik teknik lain yang pada dasarnya pengembangan dari fungsi
produksi Cobb-Douglass antara lain: (a) deterministic parametric frontier, (b)
deterministic statistical frontier, dan (c) stochastic frontier.
(2) Fungsi Produksi CES (Constant Elasticity of Substitution)
Q= A I(XK-P +(L–a)UP YµP
Keterangan: Q = Tingkat output
K = Tingkat input modal
L = Tingkat input tenaga kerja
A = Parameter efisiensi; A > 0
a = Parameter distribusi; 0< x< l
p = Parameter substitusi; p > -1
µ = Parameter hasil atas Skala (return to scale)
Persamaan di atas hampir sama dengan fungsi produksi Cobb-Douglas,
tergantung pada nilai homogenitasnya atau reaksi perubahan output sebagai akibat
dari perubahan keseluruhan input (K dan L) yang dipergunakan. Apabila nilai µ=l
(constant return to scale) maka fungsi produksi CES sama dengan fungsi produksi Cobb-Douglass. Pada fungsi produksi CES, nilai elastisitas substitusi tidak
ditentukan secara apriori, sehingga dimungkinkan mendapatkan koefisien elastisitas
substitusi lebih besar sama dengan nol dan lebih kecil sama dengan tidak terhingga.
( 0 < cy< oo ).
2.7
Fungsi Produksi Cobb Douglas Dengan Pendekatan Produksi
Frontier Stocahastic
Fungsi produksi frontier adalah fungsi produksi yang dipakai untuk mengukur
bagaimana fungsi produksi sebenarnya terhadap posisi frontiernya. Karena fungsi
produksi frontier adalah hubungan fisik faktor produksi dan produksi pada frontier
yang posisinya terletak pada garis isoquan. Garis isoquan ini adalah tempat
kedudukan titik-titik yang menunjukan titik kombinasi penggunaan masuknya
[image:36.610.115.525.225.606.2]produksi yang optomal. (Soekartawi, 1993)
Gambar 2.3 Gambar Isoquan
Sumber : Miller dan Meiners
Gambar 2.3 Menunjukan bahwa sumbu vertikal mengukur jumlah fisik modal yang
dinyatakan sebagai arus jasa per unit periode dan sumbu horisontal mengukur jumlah
tenaga kerja secara fisik yang dinyatakan sebagai arus jasa per unit periode. Isoquan
yang ditarik khusus untuk tingkat output Q1. Setiap titik pada jurva isoqoan
menunjukan kombinasi modal dan tenaga kerja dalam berbagai variasi yang selalu
menghasilkan output yang sama sebanyak Q1.
Menurut Nichoson (1993), batas kemungkinan produksi (production
possibility frontier) merupakan suatu grafik yang menunjukan semua kemungkinan
kombinasi barang-barang yang dapat diproduksi dengan sejumlah sumber daya
tertentu seperti ditunjukan pada Gambar 2.4 0
Q1
Modal (arus jasa per unit periode)
Kuantitas Y per minggu
Kuantitas X per Minggu YB
Yc
YA
B
C
D
XA
Xc
XB A P’
[image:37.610.117.526.166.546.2]P’
Gambar 2.4
Batas Kemungkinan Produksi dan Efisiensi Teknis
Sumber : Nicholson, 2002
Pada gambar 2.4 , garis batas PP’ memperlihatkan seluruh kombinasi dari barang
(barang X dan Y) yang dapat diproduksi dengan sejumlah sumber daya yang tersedia
dalam suatu perekonomian. Kombinasi keduanya pada PP’ dan didalam kurva
cembung adalah output yang mungkin diproduksi. Alokasi sumber daya yang
tercermin oleh titik A adalah alokasi yang tidak efisien secara teknis kerena produksi
dapat ditingkatkan. Titik B, contohnya, berisi banyak Y dan tidak mengurangi X
dibanding dengan alokasi A.
2.8
Teori Pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa
pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak.
Dan padat pula diartikan sebagai proses multidimensional menuju ke arah yang lebih
baik namun dilihat dari segi pendapatan dan output, atau lebih menitik beratkan pada
aspek kuantitas saja.
Namun demikian umumnya para ekonom memberikan istilah sama pada
kedua istilah tersebut. Mereka mengartikan pertumbuhan atau pembagunan ekonomi
sebagai kenaikan GDP/GNP saja. Dalam penggunaan yang lebih umum,istilah
pertumbuhan ekonomi biasanya digunakan untuk menyatakan perkembangan
ekonomi di negara-negara maju,sedangkan istilah pembangunan ekonomi untuk
menyatakan perkembangan ekonomi di negara sedang berkembang. Lincoln Arsyad,
(2004)
Suatu perekonomian baru dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang jika
pendapatan perkapita menunjukan kecenderungan jangka panjang yang menaik.
Namun tidak berarti pendapatan perkapita akan menunjukan kenaikan terus-mererus.
Adanya resesi ekonomi, penurunan impor,kekacauan politik. Dapat mengakibatkan
perekonomian mengalami penurunan tingkat kegiatan ekonominya. Jika kegiatan
dimikian hanya bersifat sementara dan kegiatan ekonomi secara rata-rata meningkat
dari tahun ke tahun, maka masyarakat tersebut dapat dikatakan mengalami
pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan pada sektor pertanian sangat terkait dengan teori pertumbuhan
The Law of Diminishing Return dari David Ricardo. Dimana terdapat hukum hasil
aspek kuantitas atau pendapatan dan output saja. Di dalam sektor pertanian ternyata
berlaku fluktuasi produksi akibat penggunaan faktor produksi yang digunakan.
Dalam kenyataannya terdapat hukum hasil yang semakin berkurang ”the law of
diminishing return”. Berkenaan dengan hukum ini David Ricardo menyatakan bahwa
apabila input variabel ditambahkan penggunaannya sedangkan input lain tetap maka
tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan 1 unit input yang ditambahkan
tadi mula-mula naik tetapi kemudian akan menurun apabila input variabel tersebut
terus ditambah.
Input tetap adalah tanah dimana dikatakan input tetap karena tanah bersifat
tetap berapapun variabel yang digunakan. dan input variabel adalah tenaga kerja dan
modal (produk marjinal) dari tenaga kerja dan kapital akan menurun dengan semakin
banyaknya kedua input variabel ini digunakan pada sebidang tanah. (Lincolin
Arsyad, 2004
2.9
Penelitian Terdahulu
1. “Dampak Ekonomi Dan Keberlanjutan Penerapan Pengolahan Kelapa
Terpadu Di Kabupaten Minahasa Utara”. ( Ronald T.P.Hutapea dan Elsjet
Tenda)
Ronald T.P.Hutapea dan Elsjet Tenda dalam penelitiannya menerangkan
akselerasi adopsi teknologi pengolahan kelapa terpadu bertujuan untuk
mempercepat diseminasi teknologi dan mengevaluasi model yang telah oleh Balikta
metode survei data yang dikumpulkan meliputi karekteristik petani , tingkat
penerapan teknologi, serta usaha tani.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tingkat adopsi dan
difusi teknologi anjuran, dampak teknologi terhadap pendapatan petani, dan
keberlanjutan organisasi organisasi kelompok tani.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat adopsi dan difusi teknologi
pembibitan kelapa dan tanaman sela jagung direspon cukup baik, dengan kisaran
tingkat adopsi dan difusi teknologi sebesar 57, 33 – 70, 33. Kegiatan intregasi
kelapa. Kegiatan intregasi kelapa dengan ternak babi serta pengolahan VCO tidak
terjadi proses difusi. Walaupun tingkat adopsi pada kelompok tani cukup tinggi
dengan kisaran 60,00 – 85,33. Pengaruhnya terhadap produktivitas kelapa
menunjukan dampak yang positif. Dengan kelayakan finansial BCR dan MBCR >1.
2. “Efisiensi Faktor-faktor Produksi Dalam Usaha Tani Bawang Merah” . (Tety
Suciaty)
Penelitian Tety Suciaty ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi
penggunaan faktor-faktor produksi lahan, bibit, pupuk buatan, pestisida dan tenaga
kerja pada usaha tani bawang merah. Lokasi penelitian di desa Pabuaran Lor
Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon dari bulan Oktober tahun 2003 sampai
dengan bulan Januari 2004. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
survai, terhadap petani bawang merah yang berjumlah 40 orang dari populasi
sebanyak 68 orang dengan luas lahan garapan yang bervariasi yaitu berkisar dari
Analisis data dilakukan dengan menggunakan model fungsi produksi
Cobb-Douglass, yaitu Y = α.X1β1 . X2β2 . X3β3 X4β4 X5β5. eu dimana : Y =
Produksi, α = Intersep/konstanta, X1 = Lahan, X2 = Bibit, X3 = Pestisida, X4 =
Tenaga Kerja, X5 = Pupuk, βI = Koefisien regresi variabel bebas ke-i, dan u =
Faktor kesalahan. Analisis data menggunakan program SPSS 13.0. Untuk
mengetahui efisiensi ekonomi penggunaan masing-masing faktor produksi yaitu
dengan menghitung ratio nilai produk marjinal suatu input Xi dengan harga input
tersebut. Apabila dirumuskan secara matematis (Soekartawi 1993) yaitu : Eff =
(dy/y) / (dx/x).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penggunaan faktor produksi
lahan, pestisida dan pupuk buatan masih belum efisien, dan penggunaannya perlu
ditambah untuk memperoleh tingkat efisiensi yang lebih tinggi, (2) faktor produksi
bibit dan tenaga kerja penggunaannya telah melampaui batas efisiensi, sehingga
perlu dikurangi untuk memperoleh tingkat efisiensi yang lebih tinggi, dan (3)
Pergerakan usaha tani di daerah penelitian berada pada skala usaha tani
menguntungkan dengan jumlah koefisien regresi sebesar 1,093.
3. “Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usaha Tani
Bawang Putih”. (Claudio Satrya Widyananto)
Penelitian Claudio ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengaruh
faktor-faktor produksi terhadap jumlah produksi bawang putih, serta untuk
menganalisis tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi terhadap jumlah
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode snow ball sampling. Responden
dalam penelitian ini adalah petani bawang putih di kecamatan Sapuran yang
berjumlah 99 orang. Metode analisis regresi linier berganda dan uji efisiensi untuk
menganalisis data penelitian ini.
Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil bahwa semua variabel yang
secara signifikan mempengaruhi produksi bawang putih yaitu variabel luas lahan
(X1), bibit (X2), pupuk (X3), dan variabel tenaga kerja (X5) signifikan dalam
mempengaruhi produksi bawang putih. Nilai rata-rata efisiensi teknis petani
bawang putih adalah 0,58 dan nilai efisiensi harganya adalah 2,018. Sehingga nilai
efisiensi ekonominya adalah 1,170. Nilai efisiensi teknis, efisiensi harga, dan
efisiensi ekonomi tidak sama dengan satu, artinya tidak efisien sehingga perlu
penambahan penggunaan faktor produksi. Selain itu dengan adanya kondisi usaha
tani yang menunjukan skala hasil yang meningkat maka dapat dikatakan bahwa
kondisi usaha tani bawang putih didaerah penelitian ini layak untuk dikembangkan
atau dilanjutkan.
4. “Efisiensi Produktifitas Sistem Usaha Tani Padi Pada Lahan Sawah Irigasi
Teknis”. (Dewi sahara dan Idir)
penelitian efisiensi produksi sistem usaha tani padi sawah telah dilakukan
dilahan sawah irigasi teknis dikecamatan Uepai, kabupaten Konawe, sulawesi
tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi dengan mengunakan regresi linear berganda, dilanjutkan
bahwa luas panen, pestisida dan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap produksi
padi sawah dimana peningkatan produksi masih bisa dicapai dengan penambahan
ketiga faktor produksi tersebut, hasil uji efisiensi alokatif menunjukan bahwa untuk
mendapatkan pendapatan yang maksimal petani perlu mengurangi penggunaan
pupuk sp-36. Oleh karena itu untuk mencapai produksi yang optomal dan
keuntungan maksimal maka perlu memperluas arel panen, penambahan pestisida
dan tenaga kerja serta mengurangi jumlah pupuk SP-36.
5. “Analisis Fungsi Produksi Dan Efisiensi Teknis”, (Ketut Sukiyono)
Penelitian Ketut Sukiyono ini bertujuan untuk mengestimasi fungsi produksi
dan efisiensi teknis cabai merah di Kecamatan Selupu Reja, Kabupaten Rejang
Lebong dengan mengunakan responden sebanyak 60 orang yang dipilih dengan
mengunakan metode acak sederhana. Fungsi produksi Frontie digunakan dan
diestimasi dengan mengunakan metode MLE dan dengan asumsi bahwa
Cobb-Douglass adalah bentuk fungsional dari fungsi produksi usaha tani cabai merah
didaerah penelitian. Penelitian ini menunjukan bahwa manyoritas variabel bebas
adalah signifikan dan mempunyai tanda yang sesuai dengan yang diharapkan
kecuali tenaga kerja yang mempunyai tanda negatif. Hasil penelitian juga
menunjukan bahwa efisiensi teknik yang dicapai oleh petani antara 9,01% hingga
99,55% dengan rata-rata 61,20% lebih jauh, lebih dari 60% petani menjalankan
2.10 Kerangka Berfikir
Tanaman kelapa adalah tanaman perkebunan unggulan di Kecamatan
Jatinegara, yang menjadi sumber pendapatan para petani, dimana pada beberapa
kurun waktu tertentu berturut-turut mengalami penurunan produktivitas karena
kurangnya perhatian khusus dan pengolahan yang baik terhadapa produksi kelapa,
dengan adanya itu dinas pertanian, perkebunan, dan kehutanan Kabupaten Tegal
mengadakan program pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu bagi para
petani kelapa, yang diharapkan bisa meningkatkan produktivitas kelapa dan
menambah pendapatan petani kelapa.
Untuk lebih jelasnya, hubungan tersebut dapat ditunjukan pada bagan
[image:44.610.55.527.273.692.2]kerangka berfikir berikut ini:
Gambar 2.5 Bagan Kerangka Berfikir
Efektif 1. Produktivitas Meningkat 2. Efisiens
Kelapa sebagai sektor ungulan tanaman perkebunan di Kecamatan Jatinegara mengalami penurunan produksi
Kelompok Tani
Tidak Efektif 1. Produktivitas tidak
meningkat 2. Tidak Efisien Program
pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu
2.11
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang
kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang
kita cari yang ingin kita pelajari.
1. Ho : �1 = �2 ( rataan hasil produktivitas kelapa sebelum dan sesudah adalah
sama )
Ha : �1 ≠ �2 ( rataan hasil produktivitas kelapa sebelum dan sesudah adalah
beda )
2. Ho: Terjadi efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha tani kelapa
di Kecamatan Jatinegara.
Ha: Tidak terjadi efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha tani
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan Pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
pada dasarnya menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang
diolah dengan metode statistika. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh
signifikasi perbedaan kelompok atau signifikasi hubungan antara variabel yang
diteliti.
3.2
Populasi
Populasi didalam penelitian ini adalah seluruh petani kelapa yang mengikuti
program pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu di Kecamatan Jatinegara
Kabupaten Tegal yang berjumlah 149 orang petani dari 3 kelompok tani.yaitu terdiri
dari kelompok tani Sari Mukti, kelompok tani Tirtoyoso, dan kelompok tani Makmur
Tani.
3.3
Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari petani kelapa yang mengikuti
program pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu di Kecamatan Jatinegara,
Kabupaten Tegal. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
mengunakan metode Purposive clusster area sampling. Metode sampling ini diberi
nama demikian karena didalam pengambilan sampel peneliti dengan sengaja memilih
para petani kelapa yang mengikuti program pengembangan dan pengolahan kelapa
terpadu yang dianggap mengetahui secara detail usaha tani kelapa, dari penanaman
hingga produksi. Yaitu diambil secara acak 90 petani dari tiga kelompok tani yang
ada di Kecamatan Jatinegara yang berjumlah 149 petani. Berikut distribusi sampel
dimasing-masing kelompok tani :
Tabel 3.1
Distribusi Sampel Peserta Pengembangan Dan Pengolahan Kelapa
Terpadu
No Kelompok Tani Desa Jumlah peserta Jumlah Sampel
1. Sari Mukti Sitail 64 39
2. Tirtoyoso Sumbarang 53 32
3. Makmur Tani Cerih 32 19
Jumlah 149 90
3.4
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini dalam perhitungan efisiensi adalah sebagai berikut :
(a) Jumlah produksi atau output (Y),yaitu jumlah buah kelapa yang dihasilkan oleh
petani dalam satuan butir dan rupiah (Rp).
(b) Luas lahan (X1), adalah luas tanah garapan yang digunakan dalam usaha tani
kelapa diukur dalam satuan hektar (Ha)
(c) Bibit (X2), yaitu jumlah pemakaian pada usaha tani kelapa dalam satuan batang
dan rupiah (Rp)
(d) Pupuk (X3), yaitu jumlah pemakaian pupuk kandang pada usaha tani kelapa
(e) Tenaga Kerja (X4), yaitu jumlah petani yang dipekerjakan dalam usaha tani
kelapa baik dalam penanaman maupun perawatan.
3.5
Metode Pengumpulan Data
Didalam suatu penelitian, data mutlak diperlukan karena data tersebut
dipergunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti. Untuk memperoleh data
yang obyektif dalam penelitian diperlukan teknik-teknik pengumpulan data. Adapun
teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini adalah mengunakan teknik sebagai
berikut :
3.5.1 Metode Kuesioner
Metode Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data dari responden yang
terkait dengan program pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu di Kecamtan
Jatinegara, Kabupaten Tegal. Dengan menyebarkan 90 angket secara acak di tiga
kelompok tani di Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, yang sebelumnya
mengikuti program pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu..
3.5.2 Metode Wawancara
Metode ini dilakukan pada saat melakukan studi pendahuluan untuk
menentukan permasalahan yang hendak diteliti. Metode ini digunakan didalam
menentukan permasalahan yang ada di Kecamatan Jatinegara disamping itu juga
digunakan untuk membantu menjelaskan kepada responden apabila respnden kurang
jelas dan tidak bisa menjawab angket yang dikarenakan buta huruf ataupu
3.5.3 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data atau
sumber-sumber data yang terkait dengan Program pengembangan dan pengolahan kelapa
terpadu di Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal.
3.6
Metode Analisis Data
3.6.1 Analisis Deskriptif
Dalam penelitian ini analisis deskriptif menggambarkan bagaimana profil
petani kelapa yang mengikuti program Pengembangan dan pengolahan Kelapa
Terpadu dan menggambarkan bagaimana pelaksanaan program pengembangan dan
pengolahan kelapa terpadu di Kecamatan Jatinegara, baik proses, mekanisme
maupun peran program pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu di Kecamatan
Jatinegara Kabupaten Tegal. Metode ini digunakan untuk menjawab permasalahan
mengenai bagaimana pendapat petani kelapa tentang program pengembangan dan
pengolahan kelapa terpadu.
3.6.2 Uji t
Uji t yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Uji sampel berpasangan :
yaitu uji untuk mengetahui perbedaan hasil pada satu kelompok orang antara
sebelum dan sesudah diberi perilakuan atau pada satu kelompok tersebut dilakukan
pengukuran dua kali pada karakteristik yang sama tapi beda subjek.
Dalam penelitian ini pengujiannya seperti uji satu sampel untuk selisih dua
sampel berpasangan ini rumus yang digunakan sama dengan rumus uji t satu sampel
yaitu :
= ×−�0
Dimana :
= yang dihitung
× = Rata-rata �i
�0 = Nilai yang dihipotesiskan
= Simpangan baku
= Jumlah anggota sampel
Uji ini digunakan untuk menjawab penelitian yang pertama yaitu adakah
perubahan produktivitas kelapa setelah di adakan program pengembangan dan
pengolahan kelapa terpadu di Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal.yaitu dengan
dengan perbandingan produktivitas petani kelapa sebelum dan setelah adanya
program pengembangan dan pengolahan kelapa.
3.6.3 Uji Efisiensi
Uji efisiensi digunakan untuk melihat apakah input atau faktor-faktor
produksi (lahan, bibit, pupuk, dan tenaga kerja) yang digunakan pada usaha tani
kelapa di Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal sudah efisien atau belum. Uji
efisien meliputi efisiensi teknis, efisiensi harga, dan efisiensi ekonomi.
3.6.3.1Efisiensi Teknis
Guna menjawab tujuan penelitian yang kedua, yakni untuk melihat tingkat
Jatinegara, Kabupaten Tegal digunakan pengukuran tingkat efisiensi teknis yang
dapat diketahui dari hasil pengolahan data dengan bantuan software Frontier Version
4.1c.
Justifikasi nilai efisiensi teknis adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai efisiensi teknis sama dengan satu, maka penggunaan input atau
faktor produksinya sudah efisien.
2. Jika nilai efisiensi teknis kurang dari satu (tidak sama dengan satu), maka
penggunaan input atau faktor produksinya tidak efisien.
Dalam penelitian ini, perbedaan pengelolaan dan hasil efisiensi adalah bagian
terpenting karena kekhususan dalam pengelolaan. Selanjutnya analisis tersebut untuk
mengidentifikasi pengaruh-pengaruh dari perbedaan beberapa faktor.
Untuk mendapatkan efisiensi teknis (TE) dari usaha tani kelapa dapat dilakukan
dengan perhitungan sebagai berikut:
TE = exp [E(i | ei)]
Dimana 0 TEi 1 dan exp [E(i | ei)] adalah stochastic production frontier.
Jika nilai TE semakin mendekati 1 maka usaha tani dapat dikatakan semakin efisien
secara teknik dan jika nilai TE semakin mendekati 0 maka usaha tani dapat dikatakan
semakin inefisien secara teknik
3.6.3.2Efisiensi Harga
Efisiensi merupakan upaya penggunaan input sekcil-kecilnya untuk
perbandingan antara nilai produktivitas marginal (NPMx) sama dengan harga input
tersebut (Px), (Nicholson, 1995). Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
NPMx = Px atau
X X P NPM = 1 X P Y b. .. y
= Px atau
X y P X P Y b . . . = 1 dimana:
b = koefisien
Y = produksi kelapa
PY = harga produksi kelapa
X = jumlah faktor produksi (luas lahan, bibit, pupuk, dan tenaga kerja)
Px = harga faktor produksi (luas lahan, bibit, pupuk, dan tenaga kerja)
Jika
X X P NPM
> 1 maka penggunaan input x belum efisien. untuk mencapai efisiensi,
input x harus ditambah. Jika
X X P NPM
< 1 maka penggunaan input x tidak efisien.
untuk mencapai efisien input x perlu dikurangi. Efisiensi harga tercapai apabila
perbandingan antara nilai produktivitas marginal masing-masing input (NPMXi)
dengan harga inputnya (Vi) sama dengan satu. (Nicholson, 1995) kondisi ini
3.6.3.3Efisiensi Ekonomi
Efisiensi ekonomi merupakan hasil kali antara seluruh efisiensi dengan
efisiensi harga dari seluruh faktor input. Efisiensi ekonomi usaha tani kelapa dapat
dinyatakan sebagai berikut:
EE = ET.EH
Dimana: EE = Efesiensi Ekonomi
ET = Efisiensi Teknis
EH = Efisiensi Harga
Jika nilai efisiensi ekonomi sama dengan satu, maka usaha tani yang
dilakukan sudah mencapai tingkat efisiensi. Menurut Suryawati dalam Yulianik
(2006), efisiensi ekonomi merujuk kepada produksi dengan ongkos terendah (
least-cost production). Dengan kata lain, pada jumlah output tertentu, produsen mencapai efisiensi ekonomi dalam produksinya jika dan hanya jika produsen menggunakan
faktor-faktor produksi (input) pada rasio tertentu di mana ongkos (per unit input)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Profil Petani Kelapa Yang Mengikuti Program Pengembangandan
Pengolahan Kelapa Terpadu Di Kecamatan Jatinegara, Kabupaten
Tegal
Dalam penyusunan penelitian ini peneliti menggunakan obyek penelitian
berupa para petani kelapa yang mengikuti program pengembangan dan pengolahan
kelapa terpadu yang terdiri dari tiga kelompok tani dari tiga desa di Kecamatan
Jatinegara Kabupaten Tegal, berikut data kelompok tani di Kecamatan Jatinegara
[image:54.610.119.522.266.682.2]yang mengikuti program pengembangan dan pengolahan kelapa terpadu.
Tabel 4.1
Data Kelompok Tani Pelaksana Program Pengembangan Dan Pengolahan
Kela