• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOORDINASI ANTARA KELOMPOK TANI DAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA FAJAR BARU KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOORDINASI ANTARA KELOMPOK TANI DAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA FAJAR BARU KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KOORDINASI ANTARA KELOMPOK TANI DAN BADAN

PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA FAJAR BARU KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

OLEH

RIFKI ADI WIJAYA

Arti penting koordinasi adalah suatu usaha, kegiatan-kegiatan, kerja sama, dan kesepakatan bersama yang mengikat kelompok tani dan BPD secara selaras, seimbang dan serempak dalam usaha mencapai suatu tujuan tertentu serta mencegah terjadinya kekacauan, konflik, percekcokan dan sebagainya, khususnya dalam hal pertanian yang menunjang pembangunan desa.

Kurangnya koordinasi antara kelompok tani desa Fajar Baru dengan Badan Permusyawaratan Desa membuat pembangunan menjadi terhambat. Hal ini dapat dilihat dari sulitnya para petani dalam mendapatkan pupuk. Karena pupuk merupakan hal yang penting dalam pertanian, yang dapat meningkatkan hasil pertanian dan dapat menambah penghasilan petani.

Koordinasi petani dan BPD dalam pembangunan desa sangat dibutuhkan agar dapat menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi petani pada khususnya. Sehingga tidak hanya bergantung pada bantuan pemerintah saja dan kemakmuran dapat terwujud, karena petani Fajar Baru tingkat kemakmurannya masih rendah

(2)

Analisis data dalam penelitian ini melalui tiga tahap yaitu reduksi data. Bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak perlu serta mengorganisasikan data sedemikian rupa hingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Penyajian data, usaha menampilkan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dan penarikan data yaitu Merupakan suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh, dimana makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yang merupakan vailiditas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Koordinasi yang terjadi antara Petani dan BPD dalam hal wujud pelaksanaan koordinasi antara Kelompok tani dan BPD dalam hal penyediaan pupuk, pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan petani.masih belum terjadi secara rutin. Frekuensi pertemuan masih jarang dilakukan. Hal ini dapat menghambat kemajuan desa yang akan menyebabkan tidak terjadinya pembangunan desa Fajar Baru.

(3)

ABSTRACT

COORDINATION BETWEEN FARMER GROUP AND THE GROUPS IN AGENCY VILLAGE CONSULTATIVE IN DEVELOPMENT OF FAJAR BARU

VILLAGE SUB DISTRICT JATI AGUNG SOUTH LAMPUNG DISTRICT

By

Rifki Adi Wijaya

The importance of coordination is a business, activities, cooperation, and agreements that bind together groups of farmers and BPD in harmony, balance and unison in an effort to achieve a certain goal and prevent the occurrence of chaos, conflict, strife and so on, particularly in agriculture that support rural development.

Lack of coordination between the Fajar Baru village farmer groups with the Village Consultative Body has made the building becomes obstructed. It can be seen from the difficulty in getting the farmers fertilizer. Because fertilizer is important in agriculture, which can increase agricultural output and can increase farmers' incomes.

BPD in the coordination of farmers and rural development is needed in order to find the solution of problems faced by farmers in particular. So do not just rely on government assistance only and prosperity can be realized, because the New Dawn of farmers is still low level of prosperity

The study aims to examine the coordination process between farmer groups and BPD in rural development in depth, so this study used qualitative research with a descriptive analysis. The primary data source in this study based on subjects selected by the master problem. In this case obtained from the Chairman and members of the BPD BPD, chairman of farmer groups and farmer group members. And secondary data obtained from the documentation of the village.

To obtain the data used in this study with in-depth interviews and documentation. In-depth interviews is to get personal information face to face with the informant in order to get clear from the documentation of data sources that have not been understood thus gaining a deeper description of reality and the object being studied.

(4)
(5)

DAFTAR ISI A. Tinjauan Tentang Koordinasi ... 8

1. Pengertian Koordinasi ... 8

2. Unsur-Unsur Koordinasi ... 10

3. Sifat-sifat Koordinasi ... 13

4. Pendekatan Koordinasi ... 13

5. Prinsip-prinsip Koordinasi.... ... 13

6. Bentuk-bentuk Koordinasi ... 14

7. Syarat-syarat Koordinasi ... 16

8. Tujuan Koordinasi ... 20

9. Jenis-jenis Koordinasi ... 22

B. Tinjauan Tentang Petani dan Kelompok Tani ... 23

1. Definisi Kelompok ... 23

2. Pengertian Petani dan Kelompok Tani ... 24

3. Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus ... 25

C. Tinjauan Tentang BPD ... 27 A. Pendekatan Penelitian ... 35

B. Penetapan Lokasi Penelitian ... 36

C. Fokus Penelitian ... 36

(6)

1. Data Primer ... 38

2. Data Sekunder ... 39

E. Tahapan Penelitian ... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Teknik Pengolahan Data ... 40

H. Teknik Analisis Data ... 41

1. Reduksi Data ... 41

2. Penyajian Data ... 41

3.Penarikan Data atau Verfikasi ... 42

IV. GAMBARAN UMUM DESA FAJAR BARU A. Gambaran Umum Desa Fajar baru ... 43 A. Koordinasi Kelompok Tani dan BPD dalam Penyediaan Pupuk ... 49

B. Koordinasi Kelompok Tani dan BPD dalam Pembangunan Infrastruktur Desa ... 51

C. Koordinasi Kelompok Tani dan BPD dalam Peningkatan Kesejahteraan Petani ... 53

D. Koordinasi Kelompok Tani dan BPD dalam Pembangunan Desa Fajar Baru ... 55

1. Adanya Pertemuan ... 55

2. Frekuensi Pertemuan ... 56

E. Faktor Penghambat Koordinasi ... 57

1. Perbedaan Orientasi Tujuan ... 57

2. Perbedaan Dalam Orientasi Waktu ... 58

3. Perbedaan Dalam Orientasi Pribadi ... 59

F. Penyelesaian Masalah Koordinasi ... 60

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir ... 34

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Hadiawan, Agus. 2006. Buku Ajar Teori Pembangunan. Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Herujito, Yayat M. 2004. Dasar-Dasar Manajemen. PT. Grassindo. Jakarta.

Miles, Matthew B.Dan Huberman, A. Michael.1992. Analisis Data Kualitatif. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya Bandung. 147 hlm.

Ndraha, Taliziduhu. 1988. Metodelogi Pemerintahan Indonesia. PT. Bina Aksara. Jakarta.

---. 1990. Pembangunan Masyarakat Tinggal Landas. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

---. 2003. Kybernology 1( Ilmu Pemerintahan Baru ). Rineka Cipta. Jakarta.

Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi.Arcan. Jakarta.

Robbins, Stephen P. Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Salemba Empat Jakarta

(9)

Syafiie, Inu Kencana. 2002. Sistem Pemerintahan Indonesia. ( Edisi Revisi ). Rineka Cipta. Jakarta.

Sumber lain:

http://www.dispertanak.pandeglang.go.id/artikel_11.htm

www.cftech.com/brainbank/COORPERATEADMINISTRATION/Gro ssNatalProd.html.

http://heronimushero.wordpress.com/2008/03/05/pemberdayaan-petani-melalui-gabungan-kelompok-tani-gapoktan/

(10)

Judul Skripsi : Koordinasi Antara Kelompok Tani dan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembangunan Desa Fajar Baru Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Nama Mahasiswa : Rifki Adi Wijaya

NPM : 0416021040

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

Drs. Hi. Agus Hadiawan M.Si. Drs. R. Sigit Krisbintoro NIP. 195801 091986 031002 NIP.196112181989021001

2. Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

(11)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Hi. Agus Hadiawan M.Si. ...

Penguji Utama : Drs. R. Sigit Krisbintoro ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. NIP. 195801 091986 031002

(12)

KOORDINASI ANTARA KELOMPOK TANI DAN BADAN

PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA

FAJAR BARU KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN

LAMPUNG SELATAN

(Skripsi)

Oleh

RIFKI ADI WIJAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(13)

KOORDINASI ANTARA KELOMPOK TANI DAN BADAN

PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA

FAJAR BARU KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN

LAMPUNG SELATAN

Oleh

RIFKI ADI WIJAYA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

Pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

(14)

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Input:

a. Kelangkaan pupuk b. Infrastruktur dan

Fasilitas umum kurang memadai

Koordinasi:

Koordinasi kelompok tani/ Gapoktan dengan instansi terkait.

Dilakukan melalui rapat koordinasi, musyawarah secara formal atau informal

Output:

a. Tersedia pupuk b. Perbaikan

infrastruktur dan fasilitas umum desa c. Meningkatnya

(15)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung menerangkan bahwa :

Nama : Rifki Adi Wijaya NPM : 0416021040 Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul Skripsi : Koordinasi Antara Kelompok Tani dan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembangunan Desa Fajar Baru Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Tanggal ujian : 2 Juli 2010

Skripsi mahasiswa tersebut telah diperbaiki sesuai dengan ketentuan hasil ujian skripsi/komprehensive dan telah disetujui oleh tim penguji :

1. Ketua : Drs. Hi. Agus Hadiawan, M. Si ……….

2. Penguji : Drs. R. Sigit Krisbintoro ……….

Demikianlah surat keterangan ini kami sampaikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Bandar Lampung, 22 Juli 2010

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

(16)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Telah menyerahkan skripsi nama mahasiswa :

Nama : Rifki Adi Wijaya NPM : 0416021040 Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul Skripsi : Koordinasi Antara Kelompok Tani dan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembangunan Desa Fajar Baru Kecamatan Jati Agung

Kabupaten Lampung Selatan Tanggal Ujian : 2 Juli 2010

Bandar Lampung, 10 Agustus 2010

(17)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Jalan Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Gedung Meneng 35145 Telp. (0721) 704626 Fax. (0721) 704626

(18)

Motto:

Lakukan Apa Yang Bisa Kita Lakukan Saat Ini Sebelum Semuanya

“Terlambat”

( 271085 )

Cita-cita Berawal dari Mimpi

Jika Mimpimu Tak Terwujud

Ya Sudahlah

Karena Itu Hanya Mimpi

Ada Saatnya Untuk Bangun

Dan

“Mewujudkan Cita

-

cita”

( 271085 )

Cermin Ta

k Pernah Berbohong”

(19)

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana), baik di Universitas Lampung maupun diperguruan tinggi lainnya.

2. Karya Tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan dari pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau di publikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 4 Agustus 2010 Yang Membuat Pernyataan,

(20)

Persembahan

Kupersembahkan karya ini kepada Keluarga

ku…

“Ayah dan Ibu”

Ya Allah,

Jika karya ini adalah amal,

walau setitik, anugerahkan itu bagi mereka,

(21)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Teluk Betung pada tanggal 27 Oktober 1985. Merupakan Anak ke Dua dari Dua Bersaudara dari

pasangan Bapak Zainul Hadi dan Ibu Ernani. Setelah kepergian Saudara kandung yang pertama maka penulis merupakan

satu-satunya penerus keluarga.

Jenjang akademis penulis dimulai dengan menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Kartika Chandra Kirana II-2 Tanjung Karang pada Tahun 1998, kemudian

melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 25 Bandar Lampung dan lulus pada Tahun 2001. Memasuki jenjang berikutnya, penulis

melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 9 Bandar Lampung dan menamatkannya pada Tahun 2004. Pada Tahun yang sama (2004), penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung melalui jalur SPMB.

Aktivitas kemahasiswaan penulis dimulai pada saat penulis duduk di bangku kuliah. Adapun berbagai aktivitas yang digeluti penulis selama menjalankan masa

studi di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yaitu:

1. Anggota Biro II HMJ Ilmu Pemerintahan periode 2005-2006.

(22)

Penulis mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Bulan Januari-Februari

(23)

SANWACANA

Bismillahirrahmanirrahim

Puja dan puji syukur sudah selayaknya penulis penjatkan kehadirat Allah SWT

seiring helaan nafas atas segala curahan berkah dan rahmat-Nya terhadap penulis sehingga penulis mendapatkan kemampuan dan kepandaian untuk menyelesaikan

skripsi ini. Salawat serta salam selalu mengalir kepada junjungan umat manusia Rasulallah SAW atas segala kerida’annya dalam menyampaikan ajarannya.

Skripsi dengan judul Koordinasi Antar Kelompok Tani dan BPD dalam Pembangunan Desa Fajar Baru Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu

Pemerintahan Universitas Lampung.

Dalam Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs.Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Drs.Hi. Aman Toto Dwijono, M.H selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan. 3. Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ilmu

(24)

4. Bapak Drs. R. Sigit Krisbintoro selaku Pembahas Dosen sekaligus Penguji

Utama yang sudah banyak membantu saya dalam proses pembuatan skripsi. 5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung, ( Mas Puji, Mas Jul, Mbak Iin, Mbak Lidya, Kiay Herman. Kiay Samsu, Kiay Dayat, Kiay Adnan, Bu Siti, Mbak Sri dan yang lainnya ).

6. Pak Heri S.T selaku kepala Desa Fajar Baru, Pak Bambang Gapoktan Fajar Baru beserta seluruh anggota kelompok tani, Bapak Juhari selaku Ketua BPD

beserta seluruh anggotanya. Bapak Solichen selaku Sekretaris Desa, serta para Masyarakat Desa Fajar Baru yang telah bertindak selaku informan yang

telah memberikan informasi yang dibutuhkan penulis guna menyelesaikan skripsi ini.

7. Untuk Keluargaku tercinta. Almarhum Ayah, untuk Ibu dan nenek Fatimah

yang semata wayang lagi yang telah sabar menunggu kelulusan. Walaupun tertunda inilah hasil dari penantian kalian. Terimakasih banyak atas kasih sayang dan kesabaran hati yang tiada tara menunggu.

8. Keluarga besarku Versi Bandar Buyut Lampung Tengah yang ada telah lama menunggu dengan pertanyaan “ kapan wisuda ?” akhirnya sudah bisa jawab “jadi sarjana juga” Suttan Kanjeng beserta keluarga, Batin Din “ Pakcik “ dan

Pilihan sudah sering membantu dalam hal finansial, Rajo Kurungan Adat beserta Keluarga-keluarga, Daing Yun dan keluarga, Uda Iyan dan keluarga,

(25)

sekeluarga, Aa Ipul sekeluarga Abang Bass sekeluarga. Dan Keluarga di

Bandar Buyut yang lainnya yang tidak dapat disebutkan.

9. Keluarga besarku versi Bumiratu Lampung Tengah, Papah Darwis dan Mimi,

Ayah Mauni, Ajo Tohyib dan keluarga, Sri Yuli yang sudah belikan baju Kompre, akhirnya bisa dipake juga. Atu Nida, Ses Ita, Ajo Lis dan keluarga, Bik Cik, Lati iLa Kota Agung sekeluarga, Walid Putting dan Keluarga yang

ada disana yang selalu mempertanyakan kelulusanku.

10. Untuk keluarga besar di Tanjung Karang, Puan Fauzi dan bunda sekeluarga,

kiyay Gandi, Ratu Ferry, Daing Akmal, Ajeng Icha dan Adek Nurul, Abah Alun dan Teteh nya ( makasih atas bantuan Nginstal Printer dan komputer

nya abah ).

11. Para anggota Bujang Buyut dan Kawasan Lampung Tengah, Aswan Choky, Andi Kartubi, Wawan selon, Jopi Aurha, Duka Jimmi Dustha, Herid Achong,

Jerry Van Evart Maria Evart.

12. Anggota Mulli Buyut dan Kawasan Lampung Tengah, Nana yang hilang entah kemana, Ulfa my secret admirer ( tapi dulu ), Maria, Susi, Ria anak Pak

Lurah, Maula “si Pengagum ku”, Vera si “Cuek Bebek” dan lainnya yang sudah pernah ketemu tapi udah lupa. Terimakasih atas persahabatannya.

13. Para Keponakan ku, Ajo Nopi, Ratu Rekki dan Pengiran Herri ( makasih atas komputernya dan ilmu nyotingnya ), Rissa si Make over, Nova, Ressi dan Jeppri si Bujang kecil, Dina Si Birong, Malik Birong dan Surya, Nurbaiti,

Bukhari dan Citra, Si cunong Farhan dan Tasya Ardelia, Panji dan Yola 11-12 dahsyat, Aini dan Putri imut, Kahfi si sapi dan anak-anak Adin Yusnir,

(26)

14. Bujang Pelita Dempo : Anjeng Awan, Iyay Andre, Aing Budi, Atin Chandra,

Wanda St 12, Iwan Kecil dan Besar. Habis sudah lahan Futsal kita selama 15 tahun. Cari lagi!

15. Seluruh anak Jurusan Ilmu Pemerintahan Angkatan 2004 : Remember The day : 12-12-12

Dedi “Oentha”, Andi “Plin-plan”, Purba “Pns Lahat”, Rahmat ”Garong”, Riki “Gupekz”, Rizki “Toink Jomblerz” Khair + Agus Darmawan musuh

bebuyutan PES 2010, Ipong yang hilang, Angga si Jendral Gitar, Agung

Pulang Pergi ( lanjut geh! ), Fajrun (ditanyain Pak Agus), Roelly “Ocoy” Ayo semangat Jambi!!!!, Ismail “Japra”, Apriade “gedek”, Hanif “Bakwan” mana lai???, Reza “Smoker” (makasih printer nya uy ), Reza “Ojek” Pa Kabar

kampus???, Reza “Laskar”, Gigih dan Yuzaki (entah dimana keberadaan kalian?).

Terry “Bundung” oi wisuda juga saya Tengkiu ya atas motivasinya, Yustika

Resty “Cuek” Andrian ( kemana kau? ), Indah Yuliyanti, Maya “ayo mae, masih ada waktu”, Nana “Pasti bisa!!!”, Ani “samosir” Gee, Anni Supriatna,

Dianika Santi, Suci “Pengen”, Emmalia A Dj. “ jidat” ( Mak Comblang Jitu hehehehe, makasih mol ) dan Dekta “Acong” Negara ( makasie bantuan -bantuannya kompie dan printer ya cong? Ni tahun milik kita bob! ), Yuni “Neng” Fitri Gumilang, Nina “Billie” Aswan, Tice “pacar 5 langkah” yang

jayus, Hanna “tj bintang”, Rema “Kliling” dimana sekarang?, Yenni “Cruizer” si Petualang, Nirda “38”, Pinda “pindul” makasih atas dorongan dan motivasi.

Kalian adalah rekan seperjuangan dalam proses pembelajaran yang banyak

(27)

yang berjalan. Entah apa? Semangat!!! Buat Temen-temen Pemerintahan 04

yang berada digaris akhir perjuangan jaga terus konsistensi kalian sampai akhir.

16. Adik-adik tingkat 2005-2009.

17. Untuk Diana Heriasandi, Terimakasih banyak untuk kisah yang telah dilalui saat ini dan telah memberi warna yang berbeda dalam hidup ini.

18. Emak kantin, tempat beristirahat yang efektif.

19. Para musisi yang ada menemaniku yang senantiasa menemani hari-hari

penyelesaian skripsi ini. Iwan Fals “ Sarjana Muda”. Lagu yang memberi motivasi sehingga membuka pikiran bahwa setelah ini masih ada perjuangan

yang sebenarnya.

20. Semua pihak yang tidak tersebutkan satu persatu, yang telah mewarnai hidup penulis.

Semoga Allah SWT Membalas semua kebaikan mereka. Amin.

Bandar Lampung, Tahun 2010 Penulis,

(28)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Istilah pembangunan yang sering kita pakai merupakan salah satu istilah yang relatif masih baru. Secara relatif masih muda, belum begitu lama kita pakai dan kita kenal dalam

perbendaharaan kata-kata kita. Istilah pembangunan merupakan terjemahan dari kata development. Baru dikenal setelah Perang Dunia kedua Dikutip dari Buku Ajar Teori

Pembangunan (Agus Hadiawan: 2006 : 4).

Istilah pembangunan timbul setelah adanya beberapa negara berkembang pesat, baik dalam kemajuan teknologi maupun dalam tingkat hidup dan tingkat kemakmuran

material untuk sebagian masih diukur antara lain, melalui GNP (Gross National Product) atau pendapatan total dari barang dan jasa suatu negara dalam periode tertentu.

Sementara itu di lain sisi masih terdapat faktor-faktor motivasi yang menyebabkan timbulnya perbedaan tingkat kemajuan atau tingkat perkembangan negara yang satu dengan yang lain.

Dalam pengertian pembangunan terkandung arti adanya suatu usaha untuk mengembangkan, memperbaharui, mengganti yang tidak atau kurang baik dengan yang

(29)

2

benar-benar lebih maju, lebih modern, usaha untuk maju terus dengan modernisasi dan pembaharuan. (Agus Hadiawan, 2006: 4)

Istilah pembangunan sering disamakan dengan pertumbuhan ekonomi (Ron Witton,1986:1). Kalau kita hanya memakai statistik-statistik ekonomi yang sempit, yaitu

statistik yang dibuat oleh para ekonom dan instansi-instansi Bank Dunia, sering ada pendekatan bahwa asal ada pertumbuhan dalam ekonomi boleh dikatakan ada pembangunan.

Koordinasi antara kelompok tani dan BPD didesa Fajar Baru kurang berjalan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dengan kurangnya pembangunan didesa Fajar Baru, baik itu dari sisi pertanian dan segi pembangunan infrastruktur desa seperti jalan-jalan, irigasi

yang belum ada, ataupun fasilitas publik lainnya.

Desa Fajar Baru merupakan desa yang berbatasan dengan Kota Bandar Lampung. Desa

ini berada di wilayah administratif Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. Akan tetapi sebagai desa yang berbatasan dengan kota Bandar Lampung, kondisi desa ini jauh dari maju, jalan-jalan yang rusak sehingga dapat menghambat kelancaran distribusi

barang dan jasa yang akan menuju atau meninggalkan desa. Terutama bagi para petani yang akan menjual hasil pertanian mereka.

Melihat kondisi desa yang belum berkembang, untuk itu dibutuhkan peran aktif dari segenap pemerintah dan masyarakat khususnya Kelompok Tani Desa fajar baru harus

(30)

3

secara bersama untuk melihat sejauhmana keberhasilan yang telah dicapai dalam pembangunan. Dibutuhkan koordinasi yang baik antara masyarakat dengan aparat desa

terkait yaitu Badan Permusyawaratan Desa agar terciptanya pembangunan yang merata.

Desa Fajar Baru memiliki 12 kelompok tani. Pada Dusun 1 terdapat 4 kelompok tani

yaitu kelompok tani Tunas Baru I, Tunas Baru II, Fajar Karya, dan Fajar I. Dan pada dusun 2 terdapat 3 kelompok tani yaitu Fajar II, Fajar III dan Mandiri Jaya. Kemudian pada dusun 3 terdapat 2 kelompok tani yaitu Serbaguna dan Serba Jadi. Pada dusun 4

hanya ada 1 kelompok tani yaitu kelompok tani Tani Makmur. Dan pada dusun 5 terdapat 2 kelompok tani yaitu Tanjung Mulya dan Tanjung Laut. Sebagian besar para petani di desa Fajar Baru ini bukan sebagai pemilik lahan namun sebagai pelaksana, mulai dari

pembibitan, perawatan sampai panen.

Kelompok tani ini mempunyai iuran tiap kelompoknya, dikumpulkan kepada ketua kelompok berupa 1 karung beras setiap anggota tiap musim panen. Namun banyak anggota yang tidak menyetorkan iuran tersebut karena digunakan untuk kebutuhan hidup

mereka sehari-hari.

Kurangnya koordinasi antara kelompok tani desa Fajar Baru dengan Badan Permusyawaratan Desa membuat pembangunan menjadi terhambat. Hal ini dapat dilihat dari sulitnya para petani dalam mendapatkan pupuk. Karena pupuk merupakan hal yang

(31)

4

Distribusi pupuk di desa ini masih sangat minim, dan sulit untuk didapat. Untuk mendapatkan pupuk petani harus membuat suatu Kelompok Tani, kemudian setiap

Kelompok Tani tersebut mendaftar kepada koordinator pupuk yang ada pada desa agar mendapatkan bagian pupuk dan dibagikan kepada anggota Kelompok Tani tersebut masing-masing.

Namun pada pelaksanaanya, para petani bahkan masih sulit mendapatkan pupuk meskipun sudah terdaftar sebagai anggota Kelompok Tani tersebut. Pendistribusian

pupuk seperti ini dirasakan sangat menyulitkan bagi para petani. Seperti permasalahan inilah dibutuhkan partisipasi petani dalam menyampaikan aspirasinya agar pembangunan desa kearah yang lebih baik dapat diwujudkan. Seperti kebutuhan mendasar petani

contohnya bibit padi dan pupuk yang merupakan kebutuhan primer.

Sudah sejak lama pemerintah berusaha meningkatkan taraf hidup masyarakat petani yang

merupakan porsi terbesar dari struktur masyarakat Indonesia. Berbagai bentuk program telah diterapkan untuk membantu petani agar mampu memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dalam perekonomian. Berbagai bantuan juga telah dilaksanakan mulai dari subsidi

sarana produksi, bantuan modal langsung, kredit usaha tani, dan lain sebagainya yang jumlahnya sangat beragam. Namun hasilnya petani masih berpendapatan rendah, masih

tergantung terhadap berbagai bantuan, dan masih selalu berfikir belum mampu bergerak sendiri dalam melaksanakan usaha taninya.

(32)

5

negara tetangga kita Malaysia atau Thailand. Serta banyak alasan lainnya. Semua alasan tersebut mungkin ada benarnya jika dilihat dari kondisi petani kita saat ini.

Menyadari hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk merevitalisasi penyuluhan, dan salah satu strategi dalam program tersebut adalah memberdayakan

petani atau kelompok tani melalui Gabungan Kelompok Tani atau Gapoktan.

Melalui Gapoktan seluruh kekuatan yang dimiliki oleh petani dalam kelompoknya digabungkan untuk menggerakan kelompok, dengan kata lain petani dididik untuk lebih

mandiri dengan mengandalkan kekuatan mereka sendiri. Selain itu ada yang lebih istimewa dalam program ini, yaitu pemerintah ingin menaikkan status petani melalui kemandirian dan kreativitas mereka. Ini karena Gapoktan akan berstatus hukum yang

jelas sehingga memiliki daya tawar lebih tinggi dan diakui secara resmi sebagai suatu kelompok usaha.

Badan Permusyawaratan Desa Fajar Baru adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan

mufakat. Anggota BPD terdiri dari pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.

Jalan desa Fajar Baru yang rusak juga adalah salah satu dari sekian banyaknya masalah yang dihadapi masyarakat khususnya petani, karena distribusi hasil pertanian akan

(33)

6

pembangunan desa sangat dibutuhkan agar dapat menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi petani pada khususnya. Sehingga tidak hanya bergantung pada bantuan

pemerintah saja dan kemakmuran dapat terwujud, karena petani Fajar Baru tingkat kemakmurannya masih rendah.

Setelah ditelusuri ternyata kemakmuran yang masih rendah tersebut disebabkan karena

income atau pendapat mereka masih rendah sebagai akibat dari kurang efisiennya pertanian mereka. Penyebab ketidakefisienan tersebut adalah akibat dari minimnya

infrastruktur khususnya jalan.

Banyak daerah yang berpotensi besar dalam pertanian yang belum beruntung memiliki akses jalan raya yang layak. Desa ini memiliki potensi yang besar di sektor pertanian

khususnya tanaman pangan. Hamparan yang selalu ditanam masyarakatnya memberi kontribusi yang besar dalam penyediaan pangan. Sayangnya akses jalan menuju ke desa

ini sangat memprihatinkan.

Kondisi ini tentu saja mempengaruhi banyak hal. Khususnya terhadap pertanian, kondisi ini menyebabkan biaya tambahan untuk pengangkutan sarana produksi dan juga untuk

pengangkutan hasil produksi ke luar. Belum lagi harga saprodi yang melonjak jauh sebagai akibat biaya pengangkutan. Di sisi lain harga jual produk pertanian mereka sama

dengan harga pasar umumnya dan tidak mungkin dinaikkan karena pasti tidak akan dibeli. Inilah yang menjadi penyebab mengapa income petani rendah bahkan mungkin

(34)

7

Koordinasi Kelompok Tani dengan Badan Permusyawaratan Desa merupakan bentuk kegiatan atau pelaksanaan bukan sekedar sikap diharapkan adalah bersama-sama

menyampaikan masukan ide inovasi, serta tenaga untuk menjalankan program pembangunan dan melakukan pengawasan, dan bukan sekedar sikap saja dalam melaksanakan pembangunan, tetapi dengan bentuk kegiatan yang dilakukan bersama.

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan pemaparan diatas, maka penulis merumuskan masalahnya yaitu“

Bagaimanakah koordinasi Kelompok Tani dengan Badan Permusyawaratan Desa dalam pembangunan desa Fajar Baru ? ”.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui koordinasi antara Kelompok Tani dengan Badan Permusyawaratan Desa

dalam pembangunan desa Fajar Baru.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi petani dan BPD desa Fajar Baru dalam mewujudkan pembangunan desa.

(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Koordinasi

1. Pengertian Koordinasi

Koordinasi berasal dari kata coordination, co dan ordinare yang berarti to regulate. Dari pendekatan empirik yang dikaitkan dengan etimologi, koordinasi diartikan

sebagai kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat (equal in rank or order, of the same rank or order not subordinate) untuk saling memberi informasi dan

mengatur bersama (menyepakati) hal tertentu. Secara normatif, koordinasi diartikan sebagai kewenangan untuk menggerakkan, menyerasikan, menyelaraskan, dan

menyeimbangkan kegiatan-kegiatan yang spesifik atau berbeda-beda agar semuanya terarah pada tujuan tertentu. Sedangkan secara fungsional, koordinasi dilakukan guna untuk mengurangi dampak negatif spesialisasi dan mengefektifkan pembagian kerja

(Talizuduhu Ndraha, 2003:290).

Menurut Talizuduhu Ndraha dalam Kybernology (2003 : 291):

(36)

9

Koordinasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (1984:85) adalah menggerakkan segala usaha organisasi untuk melaksanakan usaha sebanyak mungkin atau

koordinasi berarti usaha mencegah terjadinya kekacauan, percekcokan, kekembaran atau kekosongan pekerjaan.

Dalam administrasi pemerintah, koordinasi diartikan:

"suatu usaha, kegiatan kegiatan dalam bentuk kerja sama, konsultasi dan kesatuan tindakan antara badan-badan kenegaraan maupun badan-badan kemasyarakatan yang selaras dan serempak, baik horizontal maupun vertikal dan bersifat menyeluruh untuk mencapai keserasian, kebulatan dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas -tugas negara (Malayu S.P. Hasibuan, 1984 : 85)".

Menurut Talizuduhu Ndraha (2003 : 292), koordinasi pemerintahan dapat didefinisikan sebagai:

"proses kesepakatan bersama secara mengikat berbagai kegiatan atau unsur yang terlibat dalam proses pemerintahan (plat merah, plat kuning, dan plat hitam) yang berbeda-beda pada dimensi waktu, tempat, komponen, fungsi, dan kepentingan antar pemerintah dengan yang diperintah, sehingga di satu sisi semua kegiatan kedua belah pihak terarah pada tujuan pemerintahan yang telah ditetapkan bersama, dan di sisi lain keberhasilan pihak yang satu tidak dirusak oleh keberhasilan pihak yang lain".

Menurut Malayu S.P.Hasibuan tinjauan tentang manajemen, koordinasi adalah pernyataan usaha manusia yang meliputi:

1. Jumlah usaha baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif 2. Waktu yang tepat dari usaha-usaha ini

3. Directing atau penentuan arah usaha-usaha ini

Mengefektifkan koordinasi, semua mata rantai siklus manajemen dan teknikal

(37)

10

organisasi, begitu suatu organisasi dibentuk atau terbentuk maka koordinasi internal dan eksternal harus berjalan. Koordinasi juga merupakan syarat mutlak untuk

menjamin agar semua kegiatan kerja dalam organisasi dapat berjalan dengan harmonis dan efisien.

Berdasarkan definisi-definisi koordinasi di atas, dapat disimpulkan bahwa koordinasi

yang dimaksud disini adalah suatu usaha, kegiata n-kegiatan, kerjasama, dan kesepakatan bersama yang mengikat kelompok tani dan BPD secara selaras,

seimbang dan serempak dalam usaha mencapai suatu tujuan tertentu serta mencegah terjadinya kekacauan, konflik, percekcokan dan sebagainya.

Berdasarkan pengertian kordinasi, maka koordinasi yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah suatu usaha, kegiatan-kegiatan, kerja sama, dan kesepakatan bersama yang mengikat Kelompok Tani dan BPD secara selaras, seimbang dan serempak dalam

usaha mencapai suatu tujuan tertentu serta mencegah terjadinya kekacauan, konflik, percekcokan dan sebagainya, khususnya dalam hal Pertanian yang menunjang pembangunan desa.

2. Unsur-Unsur Koordinasi

Unsur-unsur koordinasi menurut menurut Terry dalam Inu Kencana (2002:167):

a. Usaha-usaha sinkronisasi yang teratur (orderly synchronization of effort) b. Pengaturan waktu (timing) dan terpimpin (directing)

c. Harmonis (harmonious)

(38)

11

Menurut James D. Mooney, seperti yang dikutip Inu Kencana dalam bukunya Sistem Pemerintahan Indonesia, unsur-unsur koordinasi adalah sebagai berikut:

1. Susunan yang teratur dari usaha kelompok (orderly arrangement of group effort) 2. Kesatuan tindakan (unity of action)

3. Tujuan bersama (common purpose)

Berdasarkan pengertianpengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa unsur -unsur koordinasi antara kelompok tani dan BPD dalam penelitian ini adalah:

1. Pengaturan, yaitu pengaturan waktu dan ketepatan waktu koordinasi

2. Sinkronisasi, yaitu kegiatan koordinasi berjalan secara serentak dan berurutan 3. Kepentingan bersama, yaitu koordinasi merupakan pandangan menyeluruh dalam mencapai sasaran bersama

4. Tujuan bersama, yaitu koordinasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan bersama

Bahwa unsur-unsur koordinasi antara Kelompok Tani dan BPD dalam penelitian ini

adalah:

1. Pengaturan, yaitu pengaturan waktu dan ketepatan waktu koordinasi Dalam

pelaksanaan koordinasi antara Kelompok Tani dan BPD, terdapat unsur pengaturan waktu dan ketepatan waktu. Pengaturan waktu dan ketepatan waktu koordinasi ini telah dibuat dan disesuaikan dengan kebutuhan koordinasi. Pengaturan waktu

dan ketepatan waktu koordinasi ini sangat penting karena keberhasilan. koordinasi akan tercapai jika kedua instansi yang berkoordinasi ini dapat memenuhi

(39)

12

2. Sinkronisasi, yaitu kegiatan koordinasi berjalan secara serentak dan berurutan.Unsur kedua yang terdapat dalam koordinasi antara Kelompok Tani dan BPD adalah

koordinasi ini berjalan serentak dan berurutan. Koordinasi berupa seperti rapat dan musyawarah baik yang berupa formal maupun tidak resmi dijalankan berurutan, agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan dalam koordinasi.

3. Kepentingan bersama, yaitu koordinasi merupakan pandangan menyeluruh dalam mencapai sasaran bersama.Unsur yang ketiga dalam koordinasi antara Kantor

Imigrasi dan Dinas Tenaga Kerja adalah kepentingan bersama. Kepentingan bersama ini merupakan cara pandang kedua instansi dalam mencapai sasaran bersama, yaitu meningkatkan pembangunan desa dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat desa, khususnya petani. Koordinasi juga akan berjalan dengan baik jika ada unsur kepentingan bersama yang diterapkan dalam menjalani

koordinasi.

4. Tujuan bersama, yaitu koordinasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan bersama antara Kelompok Tani dan BPD. Tujuan tersebut adalah yang pertama

menciptakan dan memelihara efektifitas pembangunan desa, melalui sinkronisasi, penyerasian dan kesinambungan antara Kelompok Tani dan BPD. Yang kedua mencegah konflik antara Kelompok Tani dan BPD, menciptakan efisiensi yang tinggi

melalui kesepakatan- kesepakatan yang dibuat untuk kepentingan bersama. Dan yang ketiga adalah menciptakan dan memelihara sikap saling responsif antara,

(40)

13

3. Sifat-Sifat Koordinasi

Sifat-sifat koordinasi (Coordination Characteristic) 1. Koordinasi adalah dinamis bukan statis

2. Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh dalam kerangka mencapai sasaran

3. Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan (Malayu S.P.Hasibuan, 1984 : 88)

4. Pendekatan Koordinasi

Dua pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami gejala koordinasi, yaitu

1. Pendekatan politik, normatif, atau birokratik

Pendekatan ini yang digunakan oleh pemerintah Indonesia. Menurut pendekatan politik, koordinator ditentukan lebih dahulu atau ditetapkan secara bersama-sama

dengan antar unit kerja yang lain.

2. Pendekatan manajemen atau empirik

Koordinasi merupakan kebutuhan setiap orang atau institusi. Kebutuhan

akan koordinasi mendorong seseorang atau kelompok untuk berkoordinasi satu dengan yang lain (Talizuduhu Ndraha,2003 : 290).

5. Prinsip-Prinsip Koordinasi

Prinsip koordinasi adalah semua kegiatan organisasi harus dikoordinasikan, hal ini

penting untuk mencegah kesimpangsiuran tugas dan tanggung jawab. Kerjasama merupakan asas koordinasi, artinya mereka harus bertindak bersama-sama agar

(41)

14

yang tertib dari suatu kumpulan atau gabungan usaha untuk menciptakan kesatuan dalam mencapai tujuan bersama.

6. Bentuk-Bentuk Koordinasi

Berdasarkan sudut pandang politik, lahir berbagai sebutan untuk koordinasi. Misalnya koordinasi horizontal, koordinasi vertikal, dan koordinasi diagonal. Dari sudut manajemen, koordinasi diidentifikasikan melalui ada tidaknya jenis dan hubungan

antar unit kerja dalam lingkungan pemerintahan. Bentuk-bentuk koordinasi dari sudut pandang ilmu pemerintahan adalah:

1. Koordinasi Waktu

Koordinasi waktu atau sinkronisasi merupakan proses untuk menentukan mana kegiatan yang dapat berjalan serentak dan mana yang harus berurutan, jika berurutan bagaimana urutannya. Koordinasi ini dilakukan terhadap kegiatan antar

unit kerja yang berhubungan dependen, kausal, dan sebangsanya.

2. Koordinasi Ruang

Koordinasi ruang dapat juga disebut koordinasi wilayah, koordinasi ini ditempuh

jika suatu kegiatan melalui berbagai daerah kerja. 3. Koordinasi Interinstitusional

Koordinasi antar berbagai unit kerja yang berkepentingan atas suatu proyek serba guna atau produk bersama tertentu.

4. Koordinasi Fungsional

Koordinasi yang dilakukan oleh unit kerja yang satu terhadap unit kerja yang lain yang

(42)

15

5. Koordinasi Struktural

Koordinasi antarunit kerja yang berada di bawah struktur tertentu, tanpa melalui

superordinasi. Koordinasi seperti ini murni kehendak berkoordinasi unit kerja yang satu dengan unit kerja yang lain secara sukarela.

6. Koordinasi Perencanaan

Oleh James G. March dan Herbert A. Simon disebut coordination by plan, guna mengantisipasi terjadinya gejala kehancuran keberhasilan unit kerja yang satu

oleh keberhasilan unit kerja yang lain. Koordinasi ini berlangsung antar unit kerja yang berhubungan interdependen dan independen.

7. Koordinasi Masukan-Balik

Oleh March dan Simon disebut coordination by feedback, yaitu koordinasi hasil kontrol terhadap setiap kegiatan unit kerja, agar dapat dilakukan adjustment,

improvement, koreksi, dan sebagainya (Talizuduhu Ndraha, 2003:295-296).

Bentuk koordinasi dilihat dari sudut pandang politik menurut Malayu S.P. Hasibuan (1984 : 89):

a. Koordinasi Vertikal, yaitu tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan, yang dijalankan oleh atasan terhadap kegiatankegiatan unit-unit,

kesatuan-kesatuan kerja yang ada dibawah wewenang dan tanggung jawabnya.

b. Koordinasi Horizontal, yaitu tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dijalankan terhadap kegiatan-kegiatan di dalam tingkat organisasi

(43)

16

Koordinasi Horizontal dibagi atas dua, yaitu :

1. Interdiciplinary, yaitu suatu koordinasi dalam rangka mengarahkan menyatukan

tindakan - tindakan, mewujudkan, menciptakan disiplin antara unit yang satu dengan unit yang lain secara intern maupun secara eksteren pada unit-unit yang

sama tugasnya.

2. Inter-related, yaitu koordinasi antar badan (instansi).

Unit-unit yang fungsinya berbeda, tetapi instansi yang satu dengan yang lain

saling bergantungan atau mempunyai kaitan baik secara intern maupun ekstern yang levelnya setaraf (Malayu.S.P.Hasibuan,1984 : 90).

Berdasarkan bentuk koordinasi, maka koordinasi antara Kelompok Tani dan Badan Permusyawaratan Desa dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk koordinasi horisontal inter-related. Koordinasi yang dilakukan disini adalah kegiatan-kegiatan penyatuan,

pengarahan yang dijalankan terhadap kegiatan-kegiatan setingkat, yaitu koordinasi antara unit-unit yang fungsinya berbeda tetapi saling ketergantungan dan mempunyai

saling ketergantungan baik secara intern maupun ekstern serta mempunyai level yang setaraf. Ketergantungan ini dapat dilihat dari fungsi masing-masing instansi/badan yang berkaitan dan saling ketergantungan satu sama lain.

7. Syarat-Syarat Koordinasi

Syarat-syarat koordinasi berdasarkan pendapat Malayu S.P. Hasibuan (1984:86): 1.Sense of Cooperation atau perasaan untuk bekerja sama, dilihat dari sudut bagian per

bagian bidang pekerjaan bukan orang per orang.

(44)

bagian-17

bagian agar berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan.

3.Team Spirit, artinya satu sama lain pada tiap bagian harus harga menghargai.

4. Esprit de Corps, artinya bagian-bagian yang diikutsertakan atau dihargai umumnya akan menambah kegiatan bersemangat.

Koordinasi merupakan sebuah proses yang meliputi beberapa langkah. Sebagai proses, input koordinasi adalah saling memberi informasi tentang hal tertentu melalui pola

komunikasi. Sumber informasi (sender) menyampaikan berita tertentu kepada masyarakat umum atau unit kerja lainnya (receiver). Unit kerja yang berkepentingan,

bisa langsung menyesuaikan diri dengan informasi itu, atau memberikan feedback (hubungan timbal balik) kepada sender atau masyarakat. Masyarakat atau receiver

(penerima)bisa memberikan tanggapan baik dan seterusnya.

Koordinasi dapat diukur melalui proses manajemen pemerintahan, yang perlu diukur adalah :

a. Informasi, komunikasi, dan teknologi informasi

b. Kesadaran pentingnya koordinasi, berkoordinasi, koordinasi built-in di dalam setiap job

atau task

c. Kompetensi partisipan, kalender pemerintahan. Peserta forum

Koordinasi harus pejabat yang berkompeten mengambil keputusan. Untuk

menjamin kehadiran pejabat yang demikian, harus ditetapkan kalender pemerintahan (koordinasi) yang ditaati sepenuhnya dari atas ke bawah

(45)

18

(diprogramkan) oleh setiap pihak secara institusional (formal)

e. Insentif koordinasi, yaitu sanksi bagi pihak yang ingkar atau tidak menaati

kesepakatan bersama. Sanksi itu datang dari pihak atasan yang terkait

f. Feedback sebagai masukan-balik ke dalam proses koordinasi selanjutnya (Talizuduhu Ndraha, 2003 : 297).

Cara mengadakan koordinasi dapat ditempuh dengan jalan:

1. memberikan keterangan langsung dan secara bersahabat. Keterangan mengenai pekerjaan saja tidak cukup, karena tindakan-tindakan yang tepat harus diambil untuk

menciptakan dan menghasilkan koordinasi yang diharapkan

2. mengusahakan agar pengetahuan dan penerimaan tujuan yang akan dicapai oleh

anggota tidak menurut masing-masing anggota dengan tujuannya sendiri-sendiri dan tujuan itu adalah tujuan bersama

3. mendorong anggota untuk bertukar pikiran, mengemukakan ide dan lain-lain

4. mendorong anggota untuk berpartisipasi dalam tingkat perumusan dan penciptaan sasaran (Malayu S.P. Hasibuan,1986:91).

Koordinasi dapat dilakukan melalui atau dengan menggunakan alat seperti: rapat

koordinasi, permintaan data/ informasi/ pendapat dari instansi, konsultasi, seminar, lokakarya dan lain-lain (Talizuduhu Ndraha, 1988:123).

Pentingnya koordinasi adalah disebabkan karena hal-hal sebagai berikut: a. Koordinasi memungkinkan penyelesaian secara menyeluruh atau total

accomplishment atas akses bagian individu yang membentuk total itu

(46)

19

bawah koordinasi

c. Koordinasi menekankan pentingnya unsur-unsur manusia

d. Salah satu konsep koordinasi adalah mengikat menjadi satu kesatuan integral beberapa macam tingkatan unit organisasi

(Malayu S.P. Hasibuan, 1984:89).

Beberapa faktor yang membatasi efektifitas koordinasi menurut Yayat Herujito dalam buku Dasar-Dasar Manajemen (2004:118):

1. Perbedaan orientasi tujuan

Masing-masing subunit memiliki pandangan yang berbeda tentang cara yang

paling baik untuk mengembangkan organisasi.

2. Perbedaan dalam orientasi waktu

Subunit-subunit tertentu memprioritaskan masalah-masalah yang dapat ditanggulangi segera, sedangkan subunit-subunit yang lain memprioritaskan masalah-masalah yang

membutuhkan waktu yang lama. 3. Perbedaan dalam orientasi pribadi

Dalam subunit-subunit tertentu, cara-cara komunikasi berlangsung cepat, sedangkan dalam subunit-subunit yang lain berlangsung secara lambat.

4. Perbedaan dalam formalitas struktur

Setiap unit dalam organisasi dapat memiliki metode dan standar yang berbeda-beda

(47)

20

Menurut Yayat M. Herujito (2004:120), koordinasi antara lain ditujukan untuk pencegahan:

a. konflik dan kontradiksi

b. persaingan yang tidak sehat

c. pemborosan

d. kekosongan ruang dan waktu

e. terjadinya perbedaan pendekatan dan pelaksanaan berbeda - beda dalam

mengevaluasikan kemajuan-kemajuan organisasi

8. Tujuan Koordinasi

Tujuan koordinasi menurut Talizuduhu Ndraha dalam Kybernologi (2003 : 295) :

a. menciptakan dan memelihara efektifitas organisasi setinggi mungkin melalui sinkronisasi, penyerasian, kebersamaan dan kesinambungan antar berbagai kegiatan dependen suatu organisasi.

b. mencegah konflik dan menciptakan efisiensi setinggi-tingginya setiap kegiatan

interdependen yang berbeda - beda melalui kesepakatan-kesepakatan yang mengikat semua pihak yang bersangkutan.

c. menciptakan dan memelihara iklim dan sikap saling responsif antisipatif di

kalangan unit kerja independen dan independen yang berbeda-beda agar keberhasilan unit kerja yang satu tidak dirusak oleh keberhasilan unit kerja yang lain, melalui

jaringan informasi dan komunikasi yang efektif.

(48)

21

sebagai berikut (Talizuduhu Ndraha, 1988:120):

1. sejauh mana masing-masing instansi memenuhi tugas kewajiban dan tanggungjawab yang telah dilaksanakan.

2. sejauh mana program suatu instansi serasi dengan program instansi lainnya.

3. sejauh mana instansi memelihara kesinambungan programnya dengan program

instansi lain, dalam hal instansi-instansi yang bersangkutan m em egang perana n profesi onal sepanj ang pen yel enggaraan proyek.

4. sejauh mana keberhasilan suatu instansi tidak menimbulkan kerugian bagi instansi

lainnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan tujuan koordinasi antara Kelompok

Tani dan BPD adalah:

1. Menciptakan dan memelihara efektifitas ketenagakerjaan, melalui sinkronisasi,

penyerasian dan kesinambungan antara Kelompok Tani dan BPD

2. Mencegah konflik antara Kelompok Tani Dan BPD dan menciptakan efisiensi yang sangat tinggi melalui kesepakatan yang dibuat untuk

kepentingan bersama.

3. Menciptakan dan memelihara sikap saling responsif antara Kelompok tani

dan BPD melalui jaringan informasi dan komunikasi.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut adalah masing-masing instansi, Kelompok Tani dan BPD harus menjalankan tugas, fungsi dan kewajibannya masing-masing

(49)

22

Koordinasi yang dijalankan oleh Kelompok Tani dan BPD dinilai peneliti sangat tidak efektif. Hal ini dikarenakan koordinasi antara kedua belah pihak tidak terjadi secara rutin

dan tidak di agendakan, sehingga pertanian yang seharusnya dapat mendukung pembangunan desa tidak dapat dimanfaatkan dengan sebesar-besarnya. Maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa koordinasi antara kelompok tani dan BPD tidak berjalan

efektif.

BPD melaksanakan tugasnya sendiri tanpa melihat pihak lain yang sangat

mengharapkan bantuan berkoordinasi, dan begitu juga sebaliknya Kelompok tani melaksanakan tugasnya sendiri tanpa melihat pihak lain yang berkoordinasi.

9. Jenis-Jenis Koordinasi

Jenis-jenis koordinasi menurut Talizuduhu Ndraha (1988:123):

a. Koordinasi Fungsional, misalnya antara program pertanian dan program pengairan

b. Koordinasi Institusional, yaitu koordinasi terhadap sejumlah instansi yang dipandang bersangkutan dalam menangani suatu urusan tertentu

c. Koordinasi Teritorial, yaitu koordinasi yang dilakukan terhadap dua atau lebih daerah yang bersangkutan dengan program tertentu

d.Koordi nasi Waktu, yait u usaha m engkoordi nasikan waktu sedemikian

rupa sehungga dapat ditentukan mana kegiatan yang dapat di lakukan serent ak dan m ana yang harus berurut an.

Berdasarkan penjelasan jenis-jenis koordinasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

(50)

23

berhubungan dan ketergantungan, Serta koordinasi institusional karena keduanya merupakan suatu instansi yang bersangkutan dalam menangani masalah pembangunan

desa. Dalam manajemen pemerintahan di Indonesia, koordinasi menempati peranan penting karena begitu banyak ditemui tumpang tindih pekerjaan karena tidak adanya koordinasi, tetapi semuanya itu dapat disinkronkan dan diatur demi tujuan

bersama.

Jenis koordinasi yang terjadi antara Kelompok tani dan BPD adalah koordinasi

fungsional karena keduanya mempunyai fungsi berbeda tetapi saling berhubungan dan ketergantungan. Koordinasi ini juga dapat diklasifikasikan ke dalam jenis koordinasi institusional karena keduanya merupakan suatu instansi

yang bersangkutan dalam menangani masalah tertentu, yaitu masalah pertanian yang menunjang pembangunan desa.

B. Tinjauan tentang Petani dan Kelompok Tani 1. Kelompok

Didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung,

bergabung untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. (Stephen P. Robbins- Timothy A. Judge: 2008: 356)

Klasifikasi Kelompok

a. Kelompok Formal

Kelompok kerja yang ditugaskan dan didefinisikan oleh struktur organisasi

b. Kelompok Informal

(51)

24

respon terhadap kebutuhan akan kontak sosial. c. Kelompok Komando

Kelompok yang terdiri atas individu-individu yang melapor secara langsung kepada seorang manajer.

d. Kelompok Tugas

Kelompok yang yang bekerjasama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. e. Kelompok Kepentingan

Kelompok yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan demi kepentingan masing- masing.

F. Kelompok Persahabatan

Kelompok yang berkumpul bersama karena mereka memiliki satu atau lebih persamaan karakteristik.

2. Pengertian Petani dan Kelompok Tani

Sesuai dengan SK Menteri Pertanian No. 93/Kpts/OT. 210/3/97, Tanggal 18 Maret 1997,

pengertian yang berkaitan tentang petani dan kelompoknya adalah sebagai berikut : a. Petani adalah:

Pengelola Usaha tani dan atau usaha penangkapan ikan, yang meliputi petani, pekebun, peternak.

b. Kelompok Tani adalah:

Kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk bekerja sama

(52)

25

3. Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus. a. Pengurus Kelompok Tani.

1. Membina kerjasama dalam melaksanakan usaha tani dan kesepakatan yang berlaku

dalam kelompok tani.

2. Wajib mengikuti petunjuk dan bimbingan dari petugas/ penyuluh untuk selanjutnya

diteruskan pada anggota kelompok.

3. Bersama petugas/ penyuluh membuat rencana kegiatan kelompok dalam bidang produksi, pengolahan, pemasaran dan lain-lain.

4. Mendorong dan menggerakkan aktifitas, kreatifitas dan inisiatif anggota.

5. Secara berkala, minimal satu bulan sekali mengadakan pertemuan/ musyawarah

dengan para anggota kelompok yang dihadiri oleh petugas/ penyuluh.

6. Mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang telah dilaksanakan kepada anggota, selanjutnya membuat rencana dan langkah perbaikan.

b. Anggota Kelompok Tani

1. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan usaha tani yang bersangkutan.

2. Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus kelompok tani dan petugas/ penyuluh serta kesepakatan yang berlaku.

3. Wajib bekerja sama dan akrab antar sesama anggota, pengurus maupun dengan

petugas/ penyuluh.

4. Hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan, saran dan pendapat

(53)

26

Penumbuhan Kelompok Tani 1. Dasar Penumbuhan

Dalam rangka pembangunan sub sektor pertanian, kelompok tani adalah sebagai berikut: a. Penumbuhan kelompok tani didasarkan pada keakraban, keserasian dan kepentingan

bersama, baik berdasarkan hamparan usaha tani kebun, domisili atau jenis usaha tani

tergantung kesepakatan dari petani yang bersangkutan.

b. Anggota pengurus kelompok tani pertanian, baik yang merupakan kegiatan

proyek maupun kegiatan pembangunan swadaya.

c. Merupakan pengorganisasian petani yang mengatur kerjasama dan pembagian tugas anggota maupun pengurus dalam kegiatan usaha tani kelompok dihamparan kebun.

d. Besaran kelompok tani disesuaikan dengan jenis usaha tani dan kondisi dilapangan, dengan jumlah anggota berkisar 20-30 orang.

e. Keanggotaan kelompok tani bersifat non formal.

2. Penumbuhan Kelompok Tani.

a. Upaya penumbuhan kelompok tani diarahkan pada tumbuhnya suatu kerjasama yang

bersumber dari kesadaran petani dengan cara bergabung dalam kelompok untuk meningkatkan taraf hidupnya. Kelompok tani berfungsi sebagai wadah belajar, unit produksi, wahana kerjasama dan sebagai wadah pembinaan petani. Penumbuhan

kelompok tani dilaksanakan oleh dan untuk kepentingan petani sendiri.

b. Penumbuhan kelompok tani dapat berdasarkan hamparan usaha tani, domisili petani

(54)

27

c. Penumbuhan kelompok tani dalam pembangunan perkebunan dilaksanakan pada wilayah kegiatan proyek maupun diluar wilayah proyek, dengan memperhatikan

hal-hal sebagai berikut:

1. Pada areal kebun yang kompak, penumbuhan kelompok berdasarkan hamparan.

2. Pada areal kebun yang hamparannya terpencar, penumbuhan kelompok berdasarkan

domisili.

3. Pada areal intensifikasi tanaman semusim; seperti tebu, tembakau, dsb, pembinaan

usahatani mendayagunakan kelompok tani yang ada. Demikian pula untuk tanaman perkebunan lainnya yang arealnya relatif kecil.

4. Komoditas lain diluar tanaman perkebunan yang ada di wilayah kegiatan proyek,

maka pembinaan petani tetap menggunakan kelompok tani yang ada di wilayah proyek yang bersangkutan.

C. Tinjauan Tentang Badan Permusyawaratan Desa

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa, Badan

Permusyawaratan Desa adalah : lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

1. Fungsi BPD

1. Mengayomi yaitu menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang didesa yang bersangkutan sepanjang menunjang kelangsungan pembangunan

2. Legislatif yaitu merumuskan dan menetapkan peraturan desa bersama-sama pemerintah desa

3. Pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa APBDes serta keputusan kepala

(55)

28

4. Menampung aspirasi masyarakat yaitu menangani dan menyalurkan aspirasi yang diterima dari masyarakat kepada pejabat atau instansi yang berwenang.

2. Tugas dan Wewenang BPD

Tugas dan wewenang BPD diatur dalam Perda kabupaten masing-masing. Dengan demikian, dimungkinkan tugas dan wewenang BPD antara satu kabupaten dengan

kabupaten lain jumlah maupun kata-katanya tidak sama persis. Adapun tugas dan wewenang BPD antara lain :

1. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa dan pejabat kepala desa

2. Mengajukan rancangan peraturan desa secara tersendiri atau bersama kepala desa dan menyetujui penetapannya sebagai peraturan desa

3. Bersama dengan kepala desa menetapkan APBDes

4. Memberikan persetujuan atas pengangkatan perangkat desa

5. Memberikan persetujuan dalam kerjasama antar desa dan/atau pihak ketiga

6. Melakukan pengawasan terhadap :

a) pelaksanaan peraturan desa dan peraturan lainnya

b) pelaksanaan keputusan desa c) pelaksanaan APBDes d) kebijakan pemerintah desa

e) pelaksanaan kerjasama antar desa dan/ atau pihak lain f) kekayaan desa

(56)

29

3. Hak dan Kewajiban BPD

Hak dan kewajiban BPD antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya dimungkinkan

tidak sama persis. Adapun yang menjadi hak BPD antara lain : 1. Meminta pertanggungjawaban kepala desa

2. Menilai, menerima atau menolak pertanggungjawaban kepala desa

3. Meminta keterangan kepada kepala desa

4. Mengadakan perubahan atas rancangan peraturan desa

5. Mengajukan pernyataan pendapat

6. Mengajukan dan mengadakan perubahan rancangan peraturan desa 7. Menentukan anggaran belanja BPD

8. Menetapkan peraturan tata tertib BPD

Sementara itu, BPD juga mempunyai kewajiban antara lain :

1. Mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI

2. Mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 serta mentaati segala peraturan

perundang-undangan yang berlaku

3. Membina dan mengembangkan nilai-nilai demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa

4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa

5. Memperhatikan dan menyalurkan aspirasi, menerima keluhan dan

6. pengaduan masyarakat serta memfasilitasi tindak lanjut penyelesaiannya

(57)

30

antara elemen masyarakat yang direpresentasikan oleh BPD dengan pemerintah desa. Di level desa perlu dibangun good governance (tata pemerintahan yang baik) yang

memungkinkan keterlibatan seluruh elemen desa yang direpresentasikan melalui kelembagaan BPD dalam setiap urusan publik, penyelenggaraan pemerintahan serta merumuskan kepentingan desa.

Tentunya ini dapat terwujud apabila BPD memiliki posisi tawar (bargaining position) yang kuat tidak hanya terhadap pemerintah desa tetapi juga terhadap pemerintah supra desa. Pelaksanaan tugas dan fungsi dari BPD pada dasarnya mengacu pada tugas dan

fungsi dari lembaga ini yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang salah satu diantaranya adalah menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

D. Tinjauan tentang Organisasi 1. Pengertian Organisasi

Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus

menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. ( Stephen P. Robbins: 1994: 4 )

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti.

(58)

31

1. Kompleksitas

Kompleksitas mempertimbangkan tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi.

Termasuk di dalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan di dalam hierarki organisasi, serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi tersebar secara geografis. Pada saat tugas-tugas menjadi makin

terspe-sialisasi dan makin banyak tingkatan yang ditambah di dalam hierar kinya, maka organisasi menjadi semakin kompleks.

2. Formalisasi

Tingkat sejauh mana sebuah organisasi menyandarkan dirinya ke pada peraturan dan prosedur untuk mengatur perilaku dari para pe gawainya disebut

formalisasi. Beberapa organisasi beroperasi dengan pedoman yang telah distandarkan secara minimum; yang lainnya, diantaranya organisasi yang berukuran kecil pun, mempunyai segala macam peraturan yang memerintahkan

kepada pegawainya mengenai apa yang dapat dan tidak dapat mereka lakukan.

3. Sentralisasi

Sentralisasi mempertimbangkan dimana letak dari pusat pengambilan keputusan. Dibeberapa organisasi, pengambilan keputusan sangat disentralisasi. Masalah-masalah

dialirkan ke atas, dan para eksekutif senior memilih tindakan yang tepat. Pada kasus lainnya, pengambilan keputusan didesentralisasi. Kekuasaan disebar ke bawah di dalam

(59)

32

Organisasi cenderung untuk didesentralisasi. Namun, menetapkan letak organisasi didalam rangkaian keputusan tersebut, merupakan salah satu factor utama didalam

menentukan apa jenis struktur yang akan ada.

E. Kerangka Pikir

Indonesia adalah negara agraris karena kondisi alam yang memiliki banyak kepulauan.

Kondisi sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Sama seperti Desa Fajar Baru, kondisi alam yang luas dijadikan penduduk sebagai lahan pertanian.

Luasnya lahan pertanian dan banyaknya para petani membuat masyarakat membentuk

kelompok tani. Di desa Fajar Baru ini terdapat enam kelompok tani. Sebuah wadah untuk mengelola dan mengkoordinir anggota-anggota kelompoknya masing-masing. Dalam

menyelesaikan masalah pertanian di desa, kelompok tani berkoordinasi dengan BPD.

Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas dan fungsi untuk menyampaikan dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa agar dapat terciptanya pembangunan desa.

Koordinasi yang dilakukan antara Kelompok tani dan BPD dalam hal penyediaan pupuk. Pupuk yang jarang didapatkan menyulitkan petani untuk meningkatkan hasil pertanian.

Pupuk adalah kebutuhan penting dalam pertanian, karena dengan pupuk hasil pertanian akan lebih baik daripada hasil yang tidak menggunakan pupuk.

Kemudian koordinasi dalam hal perbaikan infrastruktur desa dan fasilitas umum. Jalan

merupakan akses penting untuk distribusi hasil pertanian. Semakin cepat pendistribusian hasil pertanian semakin cepat juga hasil yang didapatkan. Komunikasi semakin lancar

(60)

33

Koordinasi antara Kelompok tani dengan BPD dilakukan dibalai desa. Mengingat letak balai desa berada di pusat desa. Sehingga memudahkan masyarakat untuk datang.

Frekuensi pertemuan yang dilakukan hanya apabila kelompok tani dan BPD merasa perlu. Masalah yang dibicarakan adalah masalah seputar pembangunan desa. Mencari solusi memecahkan persoalan didesa tersebut. Seperti masalah pupuk dan perbaikan

infrastruktur desa dan fasilitas umum yang belum tercapai.

Salah satu tujuan dari koordinasi adalah menciptakan dan memelihara efektifitas organisasi setinggi mungkin melalui sinkronisasi, penyerasian, kebersamaan dan

kesinambungan antar berbagai kegiatan dependen suatu organisasi.

Apabila koordinasi tersebut mencapai apa yang diharapkan, secara fisik seperti tersedianya pupuk dan perbaikan terhadap infrastruktur dan fasilitas desa. Dan secara non

(61)
(62)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Koordinasi Antara Kelompok Tani dan BPD dalam Penyediaan Pupuk

Distribusi pupuk didesa Fajar Baru ini masih kurang, dan sulit untuk didapat. Untuk

mendapatkan pupuk petani harus membuat suatu Kelompok Tani, kemudian setiap Kelompok Tani tersebut mendaftar kepada koordinator pupuk yang ada pada desa agar

mendapatkan bagian pupuk dan dibagikan kepada anggota Kelompok Tani tersebut masing-masing. Jumlah pupuk yang dibutuhkan per kelompok tani per hektar adalah 3 kuintal pupuk. Sedangkan luas lahan pertanian yang dimanfaatkan adalah 200 hektar.

Jumlah pupuk yang didapat petani tergantung pada jumlah luas lahan pertanian. Namun jumlah itu pun masih belum mencukupi kebutuhan petani di desa Fajar Baru.

Namun pada pelaksanaanya, para petani bahkan masih sulit mendapatkan pupuk meskipun sudah terdaftar sebagai anggota Kelompok Tani tersebut. Pendistribusian

pupuk dirasakan sangat menyulitkan bagi para petani. Para petani beralih kepada pupuk alami dan organik untuk menggantikan jumlah pupuk kimia yang tidak mencukupi. Seperti permasalahan inilah dibutuhkan partisipasi petani dalam menyampaikan

aspirasinya agar pembangunan desa kearah yang lebih baik dapat diwujudkan. Seperti kebutuhan mendasar petani contohnya bibit padi dan pupuk yang merupakan kebutuhan

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Enjoying English Literature 4th Edition. Theory of Literature - Third

Selain itu, unsur K merupakan unsur yang paling banyak di temukan di dalam tanah dan diserap oleh tanaman dalam jumlah yang lebih banyak dari yang dibutuhkan

Pada hari ini Kamis tanggal satu bulan Oktober tahun dua ribu lima belas, Kelompok Kerja ULP Barang Jurnal Pustaka Tambahan telah melaksanakan Pemberian Penjelasan

Hal ini disebabkan karena saat ini para pengrajin tapis lebih memilih menggunakan kain yang sudah jadi yang didatangkan dari daerah lain untuk kemudian tinggal mereka sulam

Dari grafik beban dengan tekanan kerja dapat diketahui bahwa kenaikan beban uji tidak berpengaruh pada tekanan evaporator, pada tekanan ekspansi terlihat bahwa semakin tinggi

Dalam kegiatan ini ada beberapa kegiatan yang biasanya terjadi dalam setiap pertemuan, dan hampir memiliki kesamaan. Tahapannya yaitu memberikan materi pembelajaran yang

education game computer pada anak usia pra-sekolah di TK Shining Star yaitu adanya perubahan yang membaik dalam pengenalan warna, pengenalan bentuk, pengenalan angka,

Karena proses pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa belajar dan mengalami. Rumusan masalah dalam