• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN TERHADAP PEMBANGUNAN (Studi Pada Kelurahan Tugusari Kecamata Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN TERHADAP PEMBANGUNAN (Studi Pada Kelurahan Tugusari Kecamata Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

DAMPAK PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN TERHADAP PEMBANGUNAN

(Studi Pada Kelurahan Tugusari Kecamata Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat)

Oleh

Hendro Adiprayogo

Pemberian otonomi daerah kepada pemerintah kabupaten memungkinkan munculnya variasi di daerah mengenai model pemerintahan. Pemerintah Kabupaten Lampung Barat menyikapi pemberian otonomi daerah ini dengan mengeluarkan

kebijakan Pembentukan Kelurahan dengan merubah status desa menjadi kelurahan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 17 tahun 2004 tentang

pembentukan, penghapusan dan atau penggabungan serta struktur organisasi dan tata kerja kelurahan. Diberlakukannya peraturan daerah tersebut maka Desa Tugusari yang sebelumnya berstatus sebagai desa berubah menjadi Kelurahan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana dampak yang di timbulkan akibat perubahan status tersebut terhadap kegiatan pembangunan di Kelurahan Tugusari. Metode yang digunakan pada

(2)

Hendro Adiprayogo

menjaring data atau informasi mengenai suatu masalah dalam aspek dan dinamika

hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa dokumen-dokumen, serta data

primer, meliputi wawancara mendalam untuk mengungkap permasalahan yang terjadi. Teknik analisis menggunakan reduksi data, penyajian data dan verifikasi

data.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa akibat dari perubahan status desa menjadi kelurahan telah berdampak negatif terhadap kegiatan pembangunan di

Kelurahan Tugusari, hal tersebut karena terjadi penurunan pada hasil pembangunan. Pada kurun waktu empat tahun setelah perubahan status tersebut hasil pembangunan

yang terlaksana hanya dua pembangunan fisik, sedangkan pada kurun waktu empat tahun sebelum perubahan status tersebut pembangunan yang telah terlaksana adalah empat pembangunan fisik. Untuk mengatasi kondisi tersebut maka Pemerintahan

Kelurahan Tugusari saat ini diharapkan lebih aktif lagi untuk mengusulkan dan mengajukan program-program pembangunan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten

Lampung Barat. Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat diharapkan dapat memberikan proyek-proyek dan program-program pembangunan untuk Kelurahan Tugusari.

(3)

ABSTRACT

IMPACT OF CHANGES IN STATUS VILLAGES INTO SUB DISTRICT ON DEVELOPMENT

(Studies in Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumber Jaya District of West Lampung)

by

Hendro Adiprayogo

Granting autonomy to the district allows the emergence of regional variations in the model of government. West Lampung regency government granting autonomy to address this by issuing a policy formation by changing the status of rural

villages into urban villages through the West Lampung District Regulation No. 17 year 2004 about the creation, deletion and / or merger and the organizational structure and working procedures of the district. The implementation of these

local regulations, the Village Tugusari that previously existed as the village turned into a Sub district.

The purpose of this research is to study and analyze how the impact caused by change in the status of development activities in sub district Tugusari. The method used in this study is a qualitative method that is as a series of activities or

processes to capture data or information to know a problem in the aspects and dynamics of the relationship between the observed phenomena, using scientific

(4)

data, including in-depth interviews to uncover the problems that occurred.

Analysis techniques are using data reduction, data presentation and data verification.

Based on research results show that the effects and changes in the status of the village became Sub district have a negative impact on development activities in Sub district Tugusari, it is because after changing its status to a village

development activities has decreased due to the many development programs are not running. To overcome such conditions, the Government is expected to be

more active in Tugusari Village again to propose and submit the programs of development to the West Lampung District Government and to the Government of West Lampung district can provide projects and programs for implement

development in Sub district Tugusari.

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, maka penyelenggaraan pemerintahan di daerah dilaksanakan dengan asas otonomi.

Asas otonomi daerah merupakan hal yang hidup sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan di masyarakat. Dilaksanakannya otonomi maka pemerintahan

daerah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Kewenangan otonomi yang diberikan kepada suatu pemerintah daerah dimaksudkan untuk memaksimalkan penyelenggaraan

fungsi-fungsi pokok pemerintahan yang mencakup pelayanan (service), pemberdayaan (empowerment) dan pembangunan (development).

Pemerintah daerah secara umum diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 18 adalah:

“Pembagian daerah Indonesia atas dasar daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara dan hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa”.

Berdasarkan penjelasan tersebut diketahui bahwa pembagian daerah yang

(6)

2

Penerapan otonomi daerah yang terfokus pada Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 mengenai pemerintah daerah, yang lebih menitik beratkan pada

pemberian kewenangan kepada daerah. Pemberian kewenangan itu dipakai untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Landasan pengaturan dalam pemikiran mengenai pemerintahan desa adalah keragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi

dan pemberdayaan masyarakat. Partisipasi pada umumnya dapat diberi pengertian keikutsertaan masyarakat atas kesadaran dan kemauan sendiri dan

atau diajak dalam suatu kegiatan untuk mencapai hasil dan tujuan yang telah ditetapkan. Otonomi asli adalah otonomi yang didasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat dan tidak berdasarkan atas dasar penyerahan wewenang dari

pemerintah.

Sadu Wasistino (2001:49) menyebutkan bahwa:

“Adanya perubahan kebijakan otonomi daerah perlu diikuti dengan penataan kembali organisasi pemerintahan daerah secara mendasar, penataan tersebut dapat berupa:

1. Pembentukan unit organisasi baru;

2. Penggabungan organisasi yang sudah ada; 3. Penghapusan unit organisasi yang sudah ada; 4. Perubahan bentuk unit-unit yang sudah ada.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat No. 17 tahun 2004,

tentang pembentukan, penghapusan dan atau penggabungan serta struktur organisasi dan tata kerja kelurahan, dan Peraturan Daerah Kabupaten

(7)

3

Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat. Berubahnya status Desa Tugusari menjadi kelurahan tersebut dikarenakan letak Desa Tugusari yang

merupakan ibukota dari Kecamatan Sumber Jaya, sehingga perubahan status Desa Tugusari menjadi kelurahan merupakan bentuk dari upaya peningkatan

status yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Barat dalam rangka tercapainya efektivitas dan efisiensi dalam mengelola wilayahnya.

Perubahan status Desa Tugusari menjadi kelurahan harus sesuai dengan

persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 17 tahun 2004 tentang pembentukan,

penghapusan dan atau penggabungan serta struktur organisasi dan tata kerja kelurahan, adapun persyaratan-persyaratan yang telah terpenuhi oleh Desa Tugusari untuk menjadi kelurahan adalah sebagai berikut:

1. Faktor Penduduk

Faktor pertama yang menjadi persyaratan pembentukan kelurahan adalah

faktor jumlah penduduk. Berdasarkan peraturan daerah tersebut ditetapkan bahwa untuk dapat diubah status desa menjadi kelurahan penduduk desa tersebut harus berjumlah minimal 3.000 jiwa atau 6.00

kepala keluarga (KK). Kelurahan Tugusari memiliki jumlah penduduk sebanyak 6.184 jiwa atau 1.425 kepala keluarga (KK), penyebaran

jumlah penduduk di Kelurahan Tugusari didominasi oleh masyarakat pendatang yang berasal dari berbagai daerah, oleh karena itu

(8)

4

2. Faktor Luas Wilayah

Pada Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat nomor 17 tentang

pembentukan, penghapusan dan atau penggabungan serta struktur organisasi dan tata kerja kelurahan disebutkan bahwa syarat untuk

merubah status desa menjadi kelurahan adalah faktor luas wilayah yaitu mampu dijangkau secara berdayaguna dalam rangka pelayanan masyarakat. Kelurahan Tugusari sendiri memiliki luas wilayah 1.773 Ha

yang sebagian besar wilayahnya digunakan sebagai lahan untuk pemukiman penduduk. Wilayah Kelurahan Tugusari sendiri telah

tersedia fasilitas umum dalam rangka pelayanan masyarakat seperti kantor kelurahan, puskesmas dan kantor pos.

3. Faktor Letak

Pada Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 17 tentang pembentukan, penghapusan dan atau penggabungan serta struktur

organisasi dan tata kerja kelurahan disebutkan bahwa syarat untuk dapat dilakukanya perubahan status desa menjadi kelurahan adalah faktor letak yaitu komunikasi, transportasi dan jarak tempuh dengan pusat kegiatan

pemerintahan dan pusat pembangunan. Kelurahan Tugusari sendiri merupakan ibukota kecamatan sehingga mejadikan letaknya cukup

strategis. Sarana komunikasi di Kelurahan Tugusari cukup baik karena telah dijangkau oleh adanya jaringan telepon baik telepon kabel ataupun

(9)

5

pemerintahan kabupaten adalah berjarak 48 Km dan untuk mencapai pusat pemerintahan propinsi berjarak 260 Km.

4. Faktor Prasarana

Prasarana yang dimiliki oleh Kelurahan Tugusari sudah cukup memadai

untuk menunjang kehidupan masyarakatnya, hal ini dikarenakan di Kelurahan Tugusari terdapat fasilitas-fasilitas umum, yakni tersedianya sarana kesehatan berupa puskesmas dan posyandu, sarana peribadatan

seperti masjid dan mushola, sarana komunikasi berupa kantor pos, sarana pendidikan berupa taman pendidikan Alquran, taman kanak-kanak,

sekolah dasar dan pesantren, sarana olahraga berupa lapangan tempat berolahraga. Keberadaan fasilitas umum tersebut dapat mendukung kegiatan-kegiatan mayarakat di Kelurahan Tugusari.

5. Faktor Kehidupan Masyarakat

Kelurahan Tugusari berada di Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten

Lampung Barat. Jumlah penduduk pada Kelurahan Tugusari ini sebanyak 6.184 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 1.425 dan termasuk kelurahan dengan kepadatan penduduk yang sedang. Penyebaran jumlah penduduk

ini didominasi oleh masyarakat pendatang dari berbagai daerah, sehingga Kelurahan Tugusari memiliki masyarakat yang multikultur. Mata

(10)

6

6. Faktor Sosial Budaya

Jika ditinjau dari segi faktor sosial dan budaya, di Kelurahan Tugusari

memiliki berbagai keragaman. Keragaman ini dapat dilihat dari adanya berbagai suku yang terdapat di kelurahan ini dan hidup secara

berdampingan. Kehidupan sosial yang berkembang di masyarakat Kelurahan Tugusari juga berjalan dengan baik, ditandai dengan tidak pernah terjadi konflik antar suku di dalam kehidupan bermasayarakat. Di

Kelurahan Tugusari juga masyarakatnya mengembangkan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial dan budaya, berupa pengembangan

kelompok kesenian. Kelompok kesenian berupa pengembangan tari-tarian tradisional dan kesenian daerah lainnya.

Berlakunya peraturan daerah tersebut maka telah terjadi perubahan yang

sangat mendasar pada satuan unit kerja terbawah yaitu kelurahan serta pada struktur organisasi dan tata kerja pemerintahan. Ditetapkannya status desa

menjadi kelurahan maka kewenangan desa sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang berhak mengatur kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat telah berubah menjadi wilayah kerja lurah

sebagai perangkat daerah kabupaten di bawah kecamatan. Kebijakan untuk merubah status desa menjadi kelurahan tersebut pasti akan menimbulkan

dampak yang bersifat positif atau negatif, artinya dampak yang diharapkan dan dampak yang tidak diharapkan. Dampak yang terjadi dapat dinilai dengan

(11)

7

Dampak perubahan status desa menjadi kelurahan tersebut dilihat terhadap kegiatan pembangunan yang berlangsung di Kelurahan Tugusari.

Pembangunan tersebut berupa pembangunan fisik yang antara lain meliputi: 1. Pembangunan jalan dan jembatan;

2. Pembangunan tempat ibadah; 3. Pembanguanan pasar dan

4. Pembangunan fasilitas umum lainnya.

Menurut Kagungan dan Tresiana (2004:60), pembangunan fisik adalah: “Pembangunan sarana dan prasarana, seperti tempat-tempat ibadah, sekolah, jalan, jembatan, irigasi, waduk-waduk, bendungan dan lain-lain. Pembangunan non fisik menjadi aspek strategis guna membentuk daerah potensial dan berdaya saing tinggi. Pembangunan non fisik dilakukan melalui peningkatan potensi sumber daya manusia seperti pendidikan, kesehatan dan sosial budaya”.

Pada dasarnya pembangunan pada tingkat kelurahan memegang peranan yang

penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan bersinergi terhadap pembangunan daerah, hal tersebut terlihat melalui program pembangunan yang dirancang pemerintah daerah, tentunya berlandaskan

pemahaman bahwa kelurahan sebagai kesatuan geografis terdepan yang merupakan tempat sebagian besar penduduk bermukim. Berdasarkan latar

belakang tersebut, penulis dalam hal ini terdorong untuk mengkaji lebih dalam dan memfokuskan pada bagaimana dampak yang ditimbulkan terhadap

kondisi pembangunan di Kelurahan Tugusari setelah adanya perubahan status desa menjadi kelurahan.

(12)

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah sebagai fokus penelitian ini adalah ”bagaimana dampak dari perubahan status

desa menjadi kelurahan terhadap pembangunan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat ?’’

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis dampak perubahan status desa menjadi kelurahan terhadap pembangunan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat.

D. Kegunaan Penelitian

a. Secara Akademis

Secara akademis kegunaan penelitian ini adalah sebagai sumbangan bagi perkembangan studi ilmu pemerintahan yang berkaitan dengan kajian

mengenai dampak perubahan status desa menjadi kelurahan terhadap pembangunan.

b. Secara Praktis

Secara praktis penelitian ini sebagai bahan koreksi, referensi dan evaluasi untuk para peneliti lain yang hendak melakukan penelitian dalam topik

(13)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan uraian pada bab hasil dan pembahasan mengenai dampak perubahan status desa menjadi kelurahan terhadap pembangunan di Kelurahan Tugusari maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa perubahan status desa menjadi kelurahan tidak berdampak negatif terhadap proses perencanaan pembangunan yang dilaksanakan di Kelurahan Tugusari karena proses

perencanan pembangunan masih dilakukan melalui proses musyawarah rencana pembangunan (MUSRENBANG).

2. Perubahan status desa menjadi kelurahan berdampak negatif terhadap pelaksanaan pembangunan di Kelurahan Tugusari karena mengalami

penurunan dibandingkan saat masih menjadi desa.

3. Perubahan status desa menjadi kelurahan telah menimbulkan dampak negatif terhadap hasil pencapaian pembangunan di Kelurahan Tugusari.

Hasil pencapaian pembangunan setelah berubah status menjadi kelurahan saat ini mengalami penurunan dibandingkan saat masih berstatus menjadi

(14)

65

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat penulis kemukakan beberapa saran yang dianggap perlu untuk mengatasi menurunnya kondisi pembangunan akibat perubahan status desa menjadi

kelurahan, yaitu sebagai berikut:

1. Pemerintahan Kelurahan Tugusari harus lebih aktif lagi untuk mengusulkan dan mengajukan program-program pembangunan kepada

pemerintah daerah sehingga proses pembangunan di kelurahan tersebut dapat terlaksana.

2. Pemerintah Kabupaten Lampung Barat diharapkan dapat memberikan bantuan berupa proyek-proyek dan program-program untuk pembangunan di Kelurahan Tugusari. Hal tersebut dimaksudkan agar

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, berkat dan anugerah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Isolasi dan Skrining Fungi Endofit Akar Tanaman Lidah

Hasil yang diperoleh dari tugas akhir ini berupa peramalan, jadwal induk produksi, dan perencanaan kebutuhan material untuk enam periode ke depan, yang

Skripsi ini membahas tentang pemidanaan terhadap pelaku pembantuan ( medeplichtige ) pembajakan kapal, dengan menganalisis putusan Mahkamah Agung RI Nomor 1274

Guru juga telah memaksimalkan metode dan model yang digunakan dalam penelitian sehingga materi dapat diterima siswa dengan baik yang mengakibatkan hasil belajar

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara ukuran komite audit terhadap timelines dari suatu laporang

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BUNGO BIDANG CIPTA KARYA. Jalan RM.Thaher No.01 (0747) 22154,

Dari hasil perhitungan Return On Asset (ROA), MBTO, MRAT, TCID selalu mengalami penurunan dan UNVR tidak mengalami peningkatan pada tahun setelah maraknya online

Tabel 1.. Berdasarkan hasil analisis ini menunjukan bahwa Kualitas Pelayanan dan Promosi berpengaruh positif signifikan terhadap Minat beli Ulang Pada Hypermarket