PROTOTYPE HAND DRYER DILENGKAPI LAMPU UV
DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS
MICROCONTROLLER ATMEGA 8
TUGAS AKHIR
Oleh :
AHMAD WAHYU APRIANDI
20133010014
PROGRAM STUDI
D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK
PROGRAM VOKASI
i
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya D3
Program Studi Teknik Elektromedik
Oleh :
AHMAD WAHYU APRIANDI
20133010014
PROGRAM STUDI
D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK
PROGRAM VOKASI
ii
Saya yang bertandatangan dibawah ini
Nama
: AHMAD WAHYU APRIANDI
NIM
: 20133010014
Program Studi : D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK
Fakultas
: VOKASI
Menyatakan dengan ini sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dalam karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir karya tulis ilmiah ini.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Yogyakarta, 2015
iii
PROTOTYPE HAND DRYER DILENGKAPI LAMPU UV
DENGAN TAMPILAN LCDBERBASIS MICROCONTROLLER ATMEGA8
Dipersembahkan dan disusun oleh
AHMAD WAHYU APRIANDI
20133010014
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji
Pada tanggal :
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Djoko Sukwono, S.T.
Tatiya Padang Tunggal, S.T.
NIP.
NIK. 19680803201210183010
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Elektromedik
iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
PROTOTYPE HAND DRYER DILENGKAPI LAMPU UV
DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS MICROCONTROLLER ATMEGA8
Tugas Akhir ini Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)
Tanggal :
Susunan Dewan Penguji
NamaPenguji
TandaTangan
1.
Ketua Penguji
: Djoko Sukwono, S.T.
……….
2.
Penguji Utama
: warindi, S.T., M.Eng.
……….
3.
Sekretaris Penguji
:Tatiya Padang Tunggal, S.T.
……….
Yogyakarta, …………. 2016
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Direktur Program Vokasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
v
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,
sehingga penulis dapat merampungkan tugas akhir dengan judul : “
PROTOTYPE
HAND DRYER DILENGKAPI LAMPU UV DENGAN TAMPILAN LCD
BERBASIS MICROCONTROLLER ATMEGA 8
”. Ini untuk memenuhi salah satu
syarat menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar D3 Teknik
Elektromedik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Dalam penyusunan modul ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih
kepada :
1.
Orang tua
yang selalu memberikan motivasi serta do’a yang tidak ada
hentinya, serta selalu mengingatkan anaknya untuk selalu sholat 5 waktu
sehingga penulis diberikan kemudahan dalam mengerjakan tugas akhir oleh
Allah SWT.
2.
Bapak Dr. Sukamta, S.T., M.T. selaku Direktur Vokasi Politeknik
Muhammadiyah Yogyakarta.
3.
Bapak Tatiya Padang Tunggal, S.T. selaku Ketua Prodi Teknik
Elektromedik Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta.
4.
Bapak Tatiya Padang Tunggal, S.T. selaku dosen pembimbing yang selalu
membimbing dan memberikan masukan-masukan yang sangat membantu
penulis.
5.
Bapak Djoko Sukwono, S.T. selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
6.
Bapak/Ibu
Dosen
Teknik
Elektromedik
Politeknik
Muhammadiyah
vi
7.
Tak lupa pula penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak terkait lainnya yang telah banyak membantu baik dalam proses
pembuatan alat maupun modul ini.
8.
Seluruh keluarga besar Prodi Teknik Elektromedik Fakultas Vokasi
Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta.
9.
Keluarga dan Ismi Larasati Hidayat yang selalu memberikan motivasi dan
doa yang tidak hentinya, serta tetap mengingatkan untuk selalu beribadah
kepada
Allah
SWT.
Sehingga
atas
kehendakNya,
penulis
dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
10.
Teman-teman Teknik Elektromedik angkatan 2013 yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Akhir kata, semoga dalam proses pembuatan tugas akhir ini dapat
memberikan banyak manfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Yogyakarta , 13 Desember 2016
vii
Jangan menyerah sebelum mencoba
Dan selalu berdoa dan berusaha
Tanpa ada keduanya
viii
HALAMAN JUDUL ...i
LEMBAR PERNYATAAN ...ii
LEMBAR PERSETUJUAN...iii
LEMBAR PENGESAHAN ...iv
KATA PENGANTAR ...v
MOTTO ...vii
DAFTAR ISI ...viii
DAFTAR GAMBAR ...x
DAFTARTABEL ...xi
ABSTRAK ...xii
ABSTARAC ...xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang ...1
1.2
Rumusan masalah ...2
1.3
Batasan masalah ...3
1.4
Tujuan...3
1.5
Manfaat ...4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tinjauan Pustaka...5
2.2.
Prinsip dasar
hand dryer
...6
2.3.
Infra merah ...6
2.4.
LED
photodiode
...8
2.5.
LCD
...10
2.6.
Trafo ballast
...12
2.7.
IC
Microcontroller ATMega8 ...13
2.8.
Relay
...17
2.9.
Hand Dyer
...18
2.10.
Lampu UV...18
ix
3.4.
Perakitan
Power Supply
...25
3.5.
Perakitan Sensor Inframerah ...26
3.6.
Perakitan Rangkaian Komparator ...28
3.7.
Pembuatan Program ...30
3.8.
Pengujian Alat...35
3.9.
Sistem Pengukuran ...36
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Spesifikasi alat ...37
4.2
Gambar alat...37
4.3
Cara kerja alat ...38
4.4
Percobaan alat ...39
4.5
Analisa perhitungan ...42
4.6
Grafik hasil percobaan ...44
4.7
Hasil uji laboratorium ...45
4.8
Uraian Data Hasil Percobaan...46
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan ...47
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. LED Inframerah...7
Gambar 2.2. LED Photodioda...9
Gambar 2.3.
LCD
karakter 2x16 ...10
Gambar 2.4.
Trafo ballast
...12
Gambar 2.5. Pin-pin ATMega8
...
14
Gambar 2.6.
Relay
.
...
17
Gambar 2.7.
Hand Dryer
. ...18
Gambar 2.8.Lampu UV ...19
Gambar 2.9.Blok Diagram LM358 ...20
Gambar 3.1. Blok Diagram ...21
Gambar 3.2. Diagram Alir ...22
Gambar 3.3. Tampak Depan ...24
Gambar 3.4. Tampak Belakang ...25
Gambar 3.5. Cara Penggunaan ...26
Gambar 3.6. Skematik
Power Supply
...28
Gambar 3.7.Skematik Sensor Inframerah ...30
Gambar 3.8.Skematik Komparator ...31
Gambar 3.9.inisialisasi LCD ...32
Gambar 3.10.Deteksi Tangan ...33
Gambar 3.11.Watktu Tercapai ...34
Gambar 3.12.Pengulangan Inisialisasi ...35
Gambar 4.1. Gambar Alat ...37
Gambar 4.2.Cara Kerja Alat ...38
xi
Tabel 4.1. Tegangan Pada Sensor
Infrared
Dengan Jarak 4cm...39
Tabel 4.2. Tegangan Pada Sensor Infrared Dengan Jarak 10cm ...40
Tabel 4.3. Pengukuran Waktu Delay Dryer Dan Lampu UV Dengan Stopwatch...41
Tabel 4.4. Pengujian Alat...45
xiii
DILENGKAPI LAMPU UV
DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS
MICROCONTROLLER
ATMEGA8
Ahmad Wahyu Apriandi
Program Studi D3 Teknik Elektromedik
Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Email :
abu999andi@gmail.com
ABTRACT
Automatic hand dryers currently represents one of the utilization of
technology is widely used in malls, restaurants, hotels and hospitals. The virtue of
this hand dryer is a high level of hygiene. In this final project created a tool
automatic hand dryer equipped with a UV lamp based AVR microcontroller
ATmeg 8 using a hand dryer in which the infrared sensor will be activated if the
sensor detects the presence of objects that hand. The advantages of this tool in
addition to functioning as a hand dryer is the display or display the words when
active or inactive.
Basically, this dryer module consists of an infrared sensor module and a
controller module to activate the hand dryer, UV lamp and display. The sensor
used is a infrared sensor and produces a light wave. The light waves are
transmitted into the amount of voltage by the photodiode. The magnitude of the
voltage generated by the photodiode depends on the size of the radiation emitted
by the infrared. The comparator is used to compare the LM358 IC output from the
photodiode to the reference voltage at the comparator to obtain binary data (0 or
1). binary data that will be processed by the microcontroller to provide
instruction on circuit switching. So that the dryer can be active on and off after 20
second automatically.
xii
Ahmad Wahyu Apriandi
Program Studi D3 Teknik Elektromedik
Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Email :
abu999andi@gmail.com
ABSTRAK
Alat pengeringtang anotomatis saat ini merupakan salah satu pemanfaatan
teknologi yang banyak digunakan di
mall
, restoran, hotel dan rumah sakit.
Keutamaan dari alat pengering tangan ini adalah tingkat kehigienisannya yang
tinggi. Pada tugas akhir ini dibuat suatu alat pengering tangan otomatis dilengkapi
lampu UV berbasis
microcontroller
AVR ATmega 8 dengan menggunakan suatu
sensor cahaya dimana hand dryer akan aktif jika sensor mendeteksi adanya objek
yaitu tangan. Kelebihan dari alat ini selain berfungsi sebagai pengering tangan
adalah adanya
display
atau tampilan kata
–
kata baik saat aktif maupun tidak aktif.
Pada dasarnya, modul pengering ini terdiri dari sebuah modul sensor infra
merah dan sebuah modul c
ontroller
untuk mengaktifkan
hand dryer
, lampu UV
dan
display
. Sensor yang digunakan adalah sensor infra merah dan menghasilkan
suatu gelombang cahaya. Gelombang cahaya tersebut ditransmisikan menjadi
besaran tegangan oleh photodioda. Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh
photodioda tergantung besar kecilnya radiasi yang dipancarkan oleh infra merah.
Komparator yang digunakan adalah IC LM358 untuk membandingkan keluaran
dari photodioda dengan tegangan referensi pada komparator untuk mendapatkan
data biner (0 atau 1). Data biner tersebutlah yang selanjutnya akan diolah oleh
microcontroller
untuk memberikan instruksi pada rangkaian
switching
. Sehingga
alat pengering tersebut dapat aktif dan mati setelah 20 detik secara otomatis.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, untuk mengeringkan tangan kita biasanya
mengggunakan kain atau pun tisu. Hal ini dirasa kurang praktis, efektif dan higienis.
Bila
menggunakan
kain,
kehigienisannya
tidak
terjaga
karena
kain
sering
terkontaminasi dengan banyak tangan. Akibatnya kain cepat kotor sehingga kita harus
sering mencucinya. Karena sering dicuci kain menjadi getas dan cepat rusak yang
pada akhirnya kita harus mengganti kain tersebut. Dan bila menggunakan tisu,
kehigienisannya memang lebih terjamin dibandingkan dengan menggunakan kain.
Tetapi kita memerlukan biaya yang lebih banyak karena tisu akan dibuang dan cepat
habis.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut dan agar lebih praktis, sekarang sudah
banyak dijual alat yang dapat mengeringkan tangan secara otomatis yang disebut
sebagai pengering tangan. Pengeringan tangan ini banyak digunakan di restoran, hotel
dan rumah sakit. Pada dasarnya prinsip kerja dari pengeringan tangan adalah
pengeringan dengan menggunakan udara kering yang dihembuskan oleh mesin
pengering.
Mesin pengering tangan yang akan dibuat dalam tugas akhir ini pada dasarnya
menggunakan sensor infra merah dan penambahan lampu UV. Penambahan lampu
UV ini dapat memaksimalkan dalam mencuci tangan. Mesin dan lampu UV akan
bekerja bila sensor infra merah mendeteksi adanya tangan (objek) yang
menghalanginya dan akan berhenti bekerja bila penghalang tersebut sudah tidak ada.
Saat kita makan direstoran siap saji seperti Mc.Donald maupun KFC, maka setelah
makan kita dapat mencuci tangan kita pada tempat yang telah disediakan. Dan
umumnya pada restoran besar juga disediakan alat pengering tangan (
Hand Dryer
)
yang fungsinya membantu tangan kita kembali kering setelah dicuci.
Oleh karena itu, Tugas Akhir ini akan mencoba membuat alat
”
Prototype Hand
Dryer
Dilengkapi Lampu UV Dengan Tampilan LCD Berbasis
Microcontroller
ATMega
8”
. Mesin pengeringnya tidak akan dibuat secara khusus, hanya akan
menggunakan mesin yang ada pada
hair dryer
pada umumnya.
1.2.
Rumusan Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari khususnya di rumah sakit, untuk mengeringkan
tangan kita biasanya mengggunakan kain atau pun tisu. Hal ini dirasa kurang praktis,
efektif dan higienis. Oleh karena itu penulis ingin mengembangkan alat pengering
tangan yang dapat sekaligus mensterilkan tangan dengan penambahan lampu UV
yang dapat bekerja secara otomatis dengan menggunakan
microcontroller
ATMega8.
1.3.
Batasan Masalah
Dalam tugas akhir ini, agar tidak menyimpang dari ketentuan yang
1.
Pengering
tangan
ini
hanya
digunakan
untuk
mengeringkan
serta
menyeterilkan tangan.
2.
Pengering tangan ini menggunakan sensor infra merah disertai lampu UV
dan
display
LCD.
3.
Pengering tangan ini menggunakan
microcontroller
ATMega8 sebagai
pengendalinya.
4.
Pengering tangan ini menggunakan komponen pengering seperti yang ada
alat pengering pada umumnya.
1.4.
Tujuan
1.4.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan pembuatan pengering tangan dengan menggunakan
sensor infra merah ini adalah agar proses pengeringan dan mencuci tangan
dapat berlangsung lebih praktis serta maksimal dari pada menggunakan kain
ataupun tisu dan juga agar proses pengeringan dapat berlangsung lebih cepat
sehingga dapat memberikan kemudahan kepada pengguna. Serta dapat
membuat alat pengering tangan yang dapat bekerja lebih optimal dan efisien
1.4.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari modul ini adalah:
1.
Membuat rangkain sensor yang akan mendeteksi objek.
2.
Membuat program
code
AVR yang akan mengintruksi rangakaian
switching
.
3.
Membuat program
code
AVR yang akan mengeluarkan kata kata
pada
display
LCD.
1.5.
Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan modul alat ini dibagi menjadi beberapa
manfaat yaitu.
1.
Menambahkan wawasan pada bidang kesehatan khususnya pada alat
pengering tangan dengan LCD disertai dengan lampu UV.
2.
Dengan adanya alat pengering tangan dilengkapi UV dan tampilan LCD
berbasis mikrokontroller AVR ATmega 8 ini dapat digunakan oleh siapa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tinjauan Pustaka
Muhammad Sodiqin (2016) telah membuat
hand dryer
dilengkapi dengan uv
steril dan cairan sabun otomatis. Prinsipnya memggunkan sensor inframerah untuk
mengintruksi
relay
setelah data infra merah diolah oleh
microcontroller
ATMega
8553. Kelebihan alat ini adalah pada penambahan motor
wash
, serta sensor infra
merahnya yang dapat menjangkau jarak yang lebih panjang karena penggunaan
modul sensor infra merah yang dibuat pabrik dengan
type
GPD2D12. Kekurangan
pada alat ini adalah pada indikasi
dryer
dan lampu UV menyala masih menggunakan
lampu indikasi.
Handryer
yang di pasaran memiliki banyak
type
salah satunya adalah
Panasonic. Pada ini
type
handryer
ini hanya menggunakan
dryer
saja tanpa ada
indikasi
dryer
-nya menyala atau tidak dan ini belum dilengkapi tanpa lampu UV
steril. Sehingga fungsinya hanya mengeringkan tangan saja. Kelebihan dari merek
handryer
adalah jarak jangkauan sensornya yang panjang yaitu 5-15 cm ini
dikarenakan sensor inframerah digunakan sensor infra merah yang telah diproduksi
oleh pabrikan sehingga jarak jangkauan sensor dapat menjangkau jarak yang panjang.
Handryer
dengan
type
Hoffman memiliki spesifikasi yang hampir sama
dengan merek Panasonic.
Handryer
ini hanya menggunakan
dryer
saja tanpa ada
indikasi
dryer
-nya menyala atau tidak dan ini belum dilengkapi tanpa lampu UV
steril. Sehingga fungsinya hanya mengeringkan tangan saja. Kelebihan dari merek
handryer
ini adalah desain
box
dari handryer ini sudah minimal sekali dibandingkan
merek lainnya dan jarak jangkauan sensor yang panjang.
2.2.
Prinsip Dasar
Hand Dryer
Hand
dryer
merupakan
alat
yang
memudahkan
orang
dalam hal
mengeringkan tangan. Pada dasarnya prinsip kerja
hand dryer
adalah dengan
menggunakan sensor infra merah sebagai pengontak
relay
untuk mengaktifkan
dryer
.
Ketika LED infra merah dipancarkan dan kemudian dipantulakan oleh tangan.
Pancararan LED infra merah yang dipantulkan akan diterima oleh LED fotodioda
sehingga dari proses ini akan mengintruksi
relay
untuk mengaktifkan lampu UV dan
dryer
yang diintruksi oleh microcontroller ATMega8.
2.3.
Infra Merah
Cahaya infra merah, walaupun mempunyai panjang gelombang yang sangat
panjang tetap tidak dapat menembus bahan-bahan yang tidak dapat melewatkan
cahaya yang nampak sehingga cahaya infra merah tetap mempunyai karakteristik
seperti halnya cahaya yang nampak oleh mata. Berikut ini adalah LED infra merah
Gambar 2.1. LED Infra Merah.
Pada pembuatan komponen yang dikhususkan untuk penerima infra merah,
lubang untuk menerima cahaya (
window
) sudah dibuat khusus sehingga dapat
mengurangi interferensi dari cahaya non-infra merah. Oleh sebab itu sensor infra
merah yang baik biasanya memiliki jendela (pelapis yang terbuat dari silikon)
berwarna biru tua keungu-unguan. Sensor ini biasanya digunakan untuk aplikasi infra
merah yang digunakan diluar rumah (
outdoor
).
Sinar infra merah yang dipancarkan oleh pemancar infra merah tentunya
mempunyai aturan tertentu agar data yang dipancarkan dapat diterima dengan baik
pada penerima. Oleh karena itu baik di pengirim infra merah maupun penerima infra
merah harus mempunyai aturan yang sama dalam mentransmisikan (bagian pengirim)
dan menerima sinyal tersebut kemudian mendekodekannya kembali menjadi data
komponen yang peka cahaya yang dapat berupa dioda (fotodioda) atau transistor
(phototransistor). Komponen ini akan merubah energi cahaya, Cahaya infra merah
merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya maka
radiasi cahaya infra merah akan terlihat pada spektrum elektromagnet dengan panjang
gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah. Radiasi inframerah memiliki
panjang gelombang antara 700 nm sampai 1 mm dan berada pada spektrum berwarna
merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah tidak akan terlihat
oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih dapat dirasakan/dideteksi.
2.4.
LED Fotodioda
Fotodioda adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Fotodioda
merupakan sensor cahaya semikonduktor yang dapat mengubah besaran cahaya
menjadi besaran listrik. Fotodioda merupakan sebuah dioda dengan sambungan pn
yang dipengaruhi cahaya dalam kerjanya. Cahaya yang dapat dideteksi oleh fotodioda
ini mulai dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X.
Aplikasi fotodioda mulai dari penghitung kendaraan di jalan umum secara otomatis,
pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan di bidang medis. Berikut ini
Gambar 2.2. LED Fotodioda.
Prinsip kerja dari fotodioda jika sebuah sambungan-pn dibias maju dan
diberikan cahaya padanya maka pertambahan arus sangat kecil sedangkan jika
sambungan pn dibias mundur arus akan bertambah cukup besar. Cahaya yang
dikenakan pada fotodioda akan mengakibatkan terjadinya pergeseran foton yang akan
menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi dari sambungan. Ketika
elektron-elektron yang dihasilkan itu masuk ke pita konduksi maka elektron-elektron-elektron-elektron itu akan
mengalir ke arah positif sumber tegangan sedangkan hole yang dihasilkan mengalir
ke arah negatif sumber tegangan sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian.
Besarnya pasangan elektron ataupun hole yang dihasilkan tergantung dari besarnya
2.5.
LCD
LCD karakter adalah sebuah
display dot matriks
yang difungsikan untuk
menampilkan tampilan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang diinginkan
(sesuai dengan program yang digunakan untuk mengontrolnya). Modul LCD karakter
dapat dengan mudah dihubungkan dengan mikrokontroler seperti ATmega 16. LCD
yang akan digunakan ini mempunyai tampilan 2 baris 16 kolom atau biasa disebut
sebagai LCD karakter 2x16, dengan 16 pin konektor. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3. LCD Karakter 2x16
Fungsi lain dari kaki LCD karakter 2x16 dapat dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.1. Kaki LCD Karakter 2x16.
Pin
Nama
Fungsi
1
VSS
Ground Voltage
2
Vcc
+5V
3
VEE
Contrast Voltage
4
RS
Register Select 0 =
intructian regist
Er
Tabel 2.2. Kaki
LCD
karakter 2x16 (lanjutan).
Jalur
EN
dinamakan
enable
. Jalur ini digunakan untuk memberitahu
LCD
sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke
LCD
, maka melalui
program
EN
harus dibuat logika
low
(0) dan diatur pada dua jalur kontrol yang lain
RS
dan
RW
. Ketika dua jalur yang lain telah siap mengirim
EN
dengan logika (1) dan
tunggu untuk sejumlah waktu tertentu (sesuai dengan
datasheet
dari
LCD
tersebut)
dan berikutnya mengatur
EN
ke logika
low
(0) lagi.
Pin
Nama
Fungsi
5
R/W
Read/Write
0 = Write Mode
1 = read Mode
6
E
Enable
Start to lacht data to LCD
character
1 = disable
7
DB0
LSB
8
DB1
-
9
DB2
-
10
DB3
-
11
DB4
-
12
DB5
-
13
DB6
-
14
DB7
MSB
15
BPL
Back Plane Light
Jalur RS adalah jalur
register select
. Ketika RS berlogika
low
(0), data akan
dianggap sebagai sebuah perintah atau intruksi khusu (seperti
clean screen
, posisi
cursor
dll). Ketika RS berlogika
high
(1), data yang dikirim adalah data teks yang
akan ditampilkan pada tampilan LCD. Sebagai contoh untuk menampilkan huruf “I”
pada layar LCD maka
RS
di beri logika
high
(1).
2.6.
Trafo
Ballast
Ballast
yang digunakan dalam lampu
fluorescent
dari indikator yang
dihubungkan seri dengan salah satu elektroda.
Ballast
berfungsi membatasi arus
apabila lampu menyala normal. Kontruksi
ballast
harus efisien, sederhana, tidak
membawa dampak terhadap umur lampu. Beberapa kelebihan dari
ballast
elektronik
ini antara lain adalah :
1.
Meningkatkan efisiensi dari rangkaian sehingga dapat mengurangi
loss
yang ditimbulkan dari
ballast.
2.
Mengurangi berat total pada lampu sehingga lampu lebih ekonomis.
3.
Menghilangkan fenomena lampu berkedip.
4.
Mengurangi harmonisasi pada arus.
Gambar 2.4.
Trafo Ballast.
2.7.
Microcontroler
ATMega8
AVR merupakan salah satu jenis microcontroller yang di dalamnya terdapat
berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada
micro
yang pada umumnya digunakan
seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan
oscillator
eksternal
karena di dalamnya sudah terdapat
internal oscillator
. Selain itu kelebihan dari AVR
adalah memiliki
Power-On Reset
, yaitu tidak perlu ada tombol
reset
dari luar karena
cukup hanya dengan mematikan
supply
, maka secara otomatis AVR akan melakukan
reset
.
Untuk beberapa jenis AVR terdapat beberapa fungsi khusus seperti
ADC
,
EEPROM
sekitar 128
byte
sampai dengan 512 byte. AVR ATMega8 adalah
mikrokontroler
CMOS
8-
bit
berarsitektur
AVR RISC
yang memiliki 8K
byte in-Sistem
Programmable Flash
.
Microcontroler
dengan konsumsi daya rendah ini mampu
mengeksekusi
instruksi
dengan kecepatan maksimum 16MIPS pada frekuensi
16MHz. Jika dibandingkan dengan ATMega8L perbedaannya hanya terletak pada
microcontroler
ini dapat bekerja dengan tegangan antara 2,7 - 5,5 V sedangkan untuk
ATMega8 hanya dapat tegangan antara 4,5
–
5,5 V.
2.7.1.
Deskripsi Pin ATMega8
Deskripsi yang disampaikan hanyalah tentang fungsi-fungsi dasar
pin-pin ATMega8. Fungsi-fungsi alternatif/khusus akan dibahas pada tulisan
lain. Berikut ini adalah gambar dari bentuk ATMega8 yang ditunjukan pada
gambar 2.2.
[image:30.612.218.431.354.564.2]2.7.2.
Konfigurasi Pin
1. VCC
Suplai tegangan digital. Besarnya tegangan berkisar antara 4,5
–
5,5V untuk ATMega8 dan 2,7
–
5,5V untuk ATMega8L.
2.
GND
Ground
. Referensi nol
supply
teganga digital.
3.
Port B (PB7..PB0)
Port B adalah port I/O dua-arah (
bidirectional
) 8-bit dengan
resistor pull-up internal
yang dapat dipilih.
Buffer
keluaran port ini
memiliki karakteristik yang simetrik ketika digunakan sebagai
source
ataupun
sink
. Ketika digunakan sebagai input, pin yang di
pull-low
secara
eksternal
akan memancarkan arus jika resistor
pull-up
-nya diaktifkan. Pin-pin portB akan berada pada kondisi
tri-state
ketika
reset
aktif, meskipun
clock
tidak
running.
4.
Port C (PC5..PC0)
Port C adalah port I/O dua-arah (
bidirectional
) 7-bit dengan
resistor
pull-up
internal
yang dapat dipilih.
Buffer
keluaran port ini
memiliki karakteristik yang simetrik ketika digunakan sebagai
source
ataupun
sink.
Ketika digunakan sebagai
input,
pin yang di
pull-low
secara
eksternal
akan memancarkan arus jika resistor
pull-up
-nya
diaktifkan. Pin-pin PORTC akan berada pada kondisi
tri-state
5.
PC6/Reset
Jika
Fuse
RSTDISBL diprogram, maka PC6 berfungsi sebagai
pin I/O akan tetapi dengan karakteristik yang berbeda dengan
PC5..PC0. Jika
Fuse
RSTDISBL tidak diprogram, maka PC6
berfungsi sebagai masukan
reset
. Sinyal
LOW
pada pin ini dengan
lebar minimum 1,5 mikrodetik akan membawa mikrokontroler ke
kondisi
Reset,
meskipun
clock
tidak
running.
6.
Port D (PD7..PD0)
Port D adalah port I/O dua-arah (
bidirectional)
8-bit dengan
resistor
pull-up
internal
yang dapat dipilih.
Buffer
keluaran port
ini memiliki karakteristik yang simetrik ketika digunakan sebagai
source
ataupun
sink.
Ketika digunakan sebagai
input,
pin yang di
pull-low
secara
eksternal
akan memancarkan arus jika resistor
pull-up
-nya diaktifkan. Pin-pin PORTD akan berada pada kondisi
tri-state
ketika
RESET
aktif, meskipun
clock
tidak
running.
7.
Reset
Pin masukan
Reset.
Sinyal
LOW
pada pin ini dengan lebar
minimum 1,5 mikrodetik akan membawa mikrokontroler ke
kondisi
Reset,
meskipun
clock
tidak
running.
Sinyal dengan lebar
kurang dari 1,5 mikrodetik tidak menjamin terjadinya kondisi
8.
AVCC
AVCC adalah pin suplai tegangan untuk ADC, PC3..PC0, dan
ADC7..ADC6. Pin ini harus dihubungkan dengan VCC, meskipun
ADC tidak digunakan. Jika ADC digunakan, VCC harus
dihubungkan ke AVCC melalui
low-pass filter
untuk mengurangi
noise.
9.
AREF
Pin Analog
Reference
untuk ADC.
10.
ADC7, ADC6
Analog
input
ADC. Hanya ada pada ATmega8 dengan p
ackage
TQFP dan QFP/MLF.
2.8.
Relay
Komponen
ini
berfungsi
untuk
mengakatifkan
dan
menonaktifkan
berdasarkan sinyal dari transistor. Untuk jenis
relay
yang digunkan adalah
relay
5VDC
untuk mengatur
kinerja dari
modul. Berikut ini adalah contoh dari
relay
yang
ditunjukan oleh gambar 2.6. berikut ini.
2.9.
Hair Dryer
Hair dryer
adalah perangkat elektromekanis yang dirancang untuk meniup
udara panas di atas rambut basah atau lembab, untuk mempercepat penguapan air dan
partikel rambut kering dan memungkinkan untuk lebih mengontrol bentuk dan gaya
rambut, dengan mempercepat dan mengendalikan pembentukan ikatan hidrogen
sementara dalam setiap untai. Mereka menghilang dengan tunggal mencuci rambut.
Berikut gambar bentuk
hair dryer
yang ditunjukan oleh gambar 2.7. di bawah ini.
Gambar 2.7.
Hair Dryer.
2.10.
Lampu
UV (ultraviolet)
Sinar
UV
adalah sinar tidak tampak yang memiliki panjang gelombang
elektromagnetik antara 100 nm-380 nm. Klasifikasi sinar
UV
dibagi menjadi 2 yaitu:
Berdasarkan panjang gelombang:
1.
Sinar
UV
panjang gelombang panjang : 290 nm-380 nm
Berdasarkan
Type
:
1.
Sinar
UV
Type
A = 315 nm
–
390 nm
2.
Sinar
UV
Type
B = 280 nm
–
315 nm
3.
Sinar
UV Type
C = 100 nm
–
280 nm
Adapun
lampu
yang
digunakan untuk melakukan pensterilan adalah
digunakan lampu dengan daya sebesar (4 watt
UV ultraviolet
kuman cahaya lampu
UV bulb Germicidal
)
efisien memancarkan sejumlah besar sinar
UV
253,7 nm
(nanometer)
yang
memiliki
aktivitas
yang
sangat
baik
dalam
membunuh
kuman. Lampu ini memiliki struktur dan karakteristik yang sama dengan lampu
flurorescent
yang digunakan untuk penerangan tetapi menggunakan sinar
UV
kaca
yang efisien
mentransmisikan reays UV
pada 253,7 nm.
2.11.
Komparator
Sebuah rangkaian komparator berfungsi membandingkan dua buah bilangan
input. Jika digunakan untuk membandingkan dua input dan kemudian menyatakan
apakah kedua input tersebut sama, lebih besar atau lebih kecil, maka rangkaian
tersebut dinamakan
Magnitude Comparator
. Berikut ini adalah blok diagram
komparator dari LM358 pada gambar di bawah ini.
21
BAB III
METODOLOGI
3.1.
Diagram Blok
Gambar 3.1. Blok Diagram.
Pada gambar 3.1.
power supply
berfungsi untuk member tegangan pada semua
rangkaian, kemudian ketika sensor mendeteksi objek
output
sensor yang berupa
tegangan akan dibandingkan ke komparator LM358 dan kemudian akan diesekusi
oleh
microcontroller
yang kemuadian akan mengintruksi
relay
untuk menyalakan
dryer
dan UV, sebagian lagi akan memerintahkan LCD untuk menampilkan kata kata
sebelum dan sesudah adanya objek.
[image:37.612.146.530.187.528.2]3.2.
Blok Diagram Alir
[image:38.612.188.488.129.673.2]Pada gambar di atas dapat dijelaskan langkah langkah dari proses cara
kerja alat. Berikut ini adalah langkah langkah dari proses cara kerja alat.
1.
Pertama, alat dimulai dari proses mulai, dimana proses ini alat dihidupkan
dengan menyambungkannya dengan tegangan listrik dan menekan tombol
power
.
2.
Kedua,
dalam
langkah
inisialisasi,
LCD
akan
menampilkan kata
“
WELCOME PLEASE
”
3.
Ketiga,
langkah
penerimaan
data
dari
sensor
inframerah
ketika
menedeteksi tangan. Jika tidak mendeteksi tanagan maka kembali ke
langkah sebelumnya.
4.
Keempat, pada proses ini ketika sensor telah mendeteksi tangan maka
dryer
dan lampu UV menyala serta LCD akan menampilkan
“ DRYER
&
UV
ON
”
.
5.
Kelima, menunggu waktu penyeterilan dan pengeringan selama 20 detik.
Jika tidak kembali ke langkah proses yang sebelumnya.
6.
Keenam, pada proses ini ketika waktu
delay
selama 20 detik tercapai maka
dryer
dan lampu UV menyala serta
LCD akan menampilkan “
DRYER
&
UV
OFF
”
.
7.
Ketujuh adalah proses terakhir alat dimana proses ini akan kembali
3.3.
Diagram Mekanis
3.3.1. Tampak Depan
Untuk gambar tampak depan
Prototype Hand Dryer
Dilengkapi Lampu
UV Dengan Tampilan LCD Berbasis
Microcontroler
ATmega 8 dapat dilihat
pada Gambar 3.3 berikut :
Gambar 3.3. Diagram Mekanis.
Keterangan :
1.
Display LCD
2.
Sensor inframerah
3.
Lampu UV
[image:40.612.211.485.236.532.2]3.3.2. Bagian Belakang
Untuk gambar tampak belakang Prototype Hand Dryer Dilengkapi Lampu
UV Dengan Tampilan LCD Berbasis Microcontroler ATmega 8 dapat dilihat
pada Gambar 3.4 berikut :
Gambar 3.4. Tampak Belakang.
Keterangan
1.
Ventilasi
2.
Saklar
3.
Fuse
A
[image:41.612.258.493.226.505.2]3.3.3. Cara Penggunaan
Untuk cara penggunaan alat Prototype Hand Dryer Dilengkapi Lampu
UV Dengan Tampilan LCD Berbasis Microcontroler ATmega 8 dapat dilihat
pada Gambar 3.5 berikut :
Gambar 3.5. Penggunaan Alat.
Cara penggunaan alat bisa dilakukan sebagai berikut :
1.
Hubungkan alat ke catu daya
2.
Tekan tombol
power
3.
Letakan tangan pada
dryer
dengan jarak 4-10 cm
[image:42.612.195.504.225.481.2]3.4.
Perakitan
Power Supply
3.4.1. Alat
1.
Papan
pcb
2.
Solder
3.
Timah
4.
Atrakror
3.4.2. Komponen
1.
Kapasitor 25 V 3300 µf
2.
Kapasitor 15V 470 µf
3.
IC
regulator
7805
4.
IC
regulator
7812
5.
T-blok
6.
Kapasitor non polar 104
3.4.3. Langkah Perakitan
1.
Rangkai sistematik rangkaian dengan mengunakan aplikasi pada laptop,
aplikasi yang digunakan pada pembuatan modul ini adalah
Orcad
.
Untuk gambar sistematik rangkaian
power supply
pada aplikasi
Gambar 3.6. Skematik
Power Supply.
Pada awalnya tegangan dari PLN masuk ke trafo CT untuk menurunkan
tegangan dari 220 VAC menjadi 12 VAC. Kemudian tegangan output
trafo disearahkan oleh diode
bridge
yang kemudian masuk ke
filter
pertama yaitu kapasitor 25 V 3300 µf
yang berfungsi untuk meratakan
tegangan DC hasil penyearah gelombang yang telah diproses oleh diode
bridge
. Setelah tegangan diratakan tegangan masuk kedalam 2 IC yaitu
IC
regulator
7805
dan IC
regulator
7812. Dimana IC regulator 7805
mengeluarkan
output
5 VDC dan IC regulator 7812 mengeluarkan
output
12 VDC. Untuk memantapkan hasil tegangan ditambahkan filter
kedua dan ketiga dimana nilai kapasitornya lebih kecil dibandingkan
yang pertama. Filter kedua dengan nilai 470 µf sedangkan yang ketiga
[image:44.612.168.527.112.354.2]2.
Rangkai semua komponen pada papan pcb bolong dengan menggunakan
solder sehingga menjadi rangkaian
power supply
yang keluaran
tegangannya 12 VDC dan 5 VDC.
3.5.
Perakitan Sensor Infra merah\
3.5.1.
Alat
1.
Papan
pcb
2.
Solder
3.
Timah
4.
Atraktor
3.5.2.
Komponen
1.
Photodioda
2.
Inframerah
3.
Resistor 1k
4.
LED
5.
Resistor variable
3.5.3.
Langkah perakitan
1.
Rangkai sistematik rangkaian sensor infra merah dengan mengunakan
aplikasi pada laptop, aplikasi yang digunakan pada pembuatan modul
ini adalah
orcad.
Untuk gambar sistematik rangkaian sensor inframerah pada
Gambar 3.7. Skematik Sensor Infra merah.
2.
Setelah sistematik rangkaian jadi, rakit komponen yang dibutuhkan
dengan menggunakan solder.
3.6.
Perakitan Rangkaian komparator
3.6.1.
Alat
1.
Papan
pcb
2.
Solder
3.
Timah
4.
Atraktor
3.6.2.
Komponen
1.
LM328
2.
Resistor 220 Ω
[image:46.612.267.476.111.328.2]4.
Resistor variable
5.
LED
3.6.3.
Langkah perakitan
1.
Rangkai sistematik rangkaian komparator dengan mengunakan aplikasi
pada laptop, aplikasi yang digunakan pada pembuatan modul ini
adalah proteus.
2.
Untuk gambar sistematik rangkaian komparator pada aplikasi dapat
dilihat pada gambar 3.8. di bawah ini.
Gambar 3.8. Sistematik Komparator.
3.
Rakit komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan solder.
[image:47.612.201.525.322.630.2]3.7.
Pembuatan Program
Berikut ini adalah beberapa dari gambar pemograman yang telah dibuat
menggunakan aplikasi codevisionAVR.
3.7.1.
Inisialisasi
Pada prosese inisialisasi dapat dilihat dari program berikut ini.
Gambar 3.9. Inisialisasi LCD.
Pada program diatas menunjukan mikrokontroler akan mengintruksi LCD
untuk menampilkan “WELCOME” dan
menunggu waktu jeda selama 1
3.7.2.
Deteksi Tangan
Pada proses deteksi tangan dapat dilihat dari program berikut ini.
Gambar 3.10. Deteksi Tangan.
Pada gambar program diatas dapat dijelasakn ketika PINB 2 IC ATMega8
berlogika 0 yang dihasilkan oleh komparator IC LM324, maka LCD
menghapus tampilan sebelumnya dan PORTC 0 mendapatkan logika 1
untuk mengintruksi relay 5 VDC untuk mengaktifkan
dryer
dan lampu
UV. Pada saat bersamaan LCD menampilkan “DRYER & UV ON”.
[image:49.612.188.456.165.393.2]3.7.3.
Waktu Tercapai
Pada proses waktu tercapai dapat dilihat dari program berikut ini.
Gambar 3.11. Waktu Tercapai.
Pada gambar diatas dapat dijelaskan, ketika PORTC 0 berlogika 0 yang
didapatkan setelah relay bekerja selama 20 detik. Maka
relay
akan
memutuskan tegangan ke
dryer
dan lampu UV dan menghapus tampilan
sebelumnya serta menggantinya dengan “DRYER DAN UV OFF”
kemudian menunggu jeda waktu 3 detik untuk menampilkan “THANK
[image:50.612.209.490.165.373.2]3.7.4.
Pengulangan Inisialisasi
Pada proses pengulangan inisialisasi dapat dilihat dari program berikut
ini.
Gambar 3.12. Pengulang Inisialisasi.
Pada program diatas dapat dijelaskan, ketika waktu jeda selama 3 detik
pada program sebelumnya, maka LCD akan menghapus tampilan
sebelumnya dan menggantinya dengan “WELCOME” dan menunggu
jeda selama 1 detik untuk menampilkan “PLEASE”.
3.8.
Pengujian Alat
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis eksperimental, artinya
meneliti, mencari, menjelaskan, dan membuat suatu
instrument
dimana
instrument
3.9.
Sistematika Pengukuran
3.9.1.
Rata-rata Pengukuran
Adalah nilai atau hasil pembagian dari jumlah data yang diambil atau
diukur dengan banyaknya pengambilan data atau banyaknya pengukuran
dirumuskan sebagai berikut :
∑
(1)
dengan :
̅
= Rata
–
rata
∑
= Jumlah
sebanyak
= Banyak data
3.9.2.
Eror
(%)
Adalah nilai persen dari simpangan (
Error
) terhadap nilai yang
dikehendaki dirumuskan sebagai berikut :
(3)
dengan :
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.
Spesifikasi Alat
Nama Alat :
Prototype Hand Dryer
Dilengkapi Lampu UV Dengan
Tampilan LCD Berbasis
Microcontroller
ATmega 8
Tegangan
: 220 V
Frekuensi
: 50-60 Hz
Daya
: 1200 Watt
Arus
: 2A
4.2.
Gambar Alat
Untuk gambar alat dapat dilihat pada gambar 4.1. dibawah ini:
Gambar 4.1. Modul Alat Tugas Akhir
Gambar 4.1. Penampang Alat.
[image:53.596.136.510.428.646.2]4.3.
Cara Kerja Alat
Beikut ini adalah gambar cara kerja alat dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2. Cara Kerja Alat.
Ketika sensor mendapatkan tegangan 5 VDC, LED infra merah akan
memancarkan sinar inframerahnya dan photodioda siap menerima data
berupa tegangan dari inframerah. Saat sinar LED infra merah dipantulkan
karena adanya objek yang memantulkannya, photodioda akan menerima
data dari infra merah. Keluaran dari photodioda ini berupa tegangan yang
akan langsung masuk ke rangkaian komparator.
Pada
rangkaian
komparator,
keluaran
dari
photodioda
akan
dibandingkan dan kemudian akan diteruskan ke
microcontroller
berupa
bilangan binner (0 dan 1). Ketika
microcontroller
menerima data 1,
microcontroller
akan mengontak
relay
untuk menyalakan lampu UV dan
dryer
selama 20 detik serta mengubah tampilan pada LCD. Jika
[image:54.596.139.508.157.398.2]4.4.
Percobaan Alat
4.4.1.
Pengukuran Tegangan Pada Sensor
Infrared
Dengan Jarak 4
cm.
Tabel 4.1. Tegangan Pada Sensor Infrared Dengan Jarak 4 cm
NO.
Ada Objek
(Volt)
Tidak Ada Objek
(Volt)
1
3.13 volt
0.3 volt
2
3.13 volt
0.3 volt
3
3.14 volt
0.3 volt
4
3.14 volt
0.3 volt
5
3.12 volt
0.3 volt
6
3.11 volt
0.3 volt
7
3.12 volt
0.3 volt
8
3.13 volt
0.3 volt
9
3.12 volt
0.3 volt
10
3.11 volt
0.3 volt
11
3.13 volt
0.3 volt
12
3.12 volt
0.3 volt
13
3.11 volt
0.3 volt
14
3.12 volt
0.3 volt
15
3.11 volt
0.3 volt
16
3.13 volt
0.3 volt
17
3.13 volt
0.3 volt
18
3.13 volt
0.3 volt
19
3.13 volt
0.3 volt
4.4.2.
Pengukuran Tegangan Pada Sensor
Infrared
Dengan Jarak 10
[image:56.596.177.496.179.706.2]cm.
Tabel 4.2. Tegangan Pada Sensor Infrared Dengan Jarak 10 cm
NO.
Ada Objek
(Volt)
Tidak Ada Objek
(Volt)
1
2.80 volt
0.3 volt
2
2.80 volt
0.3 volt
3
2.79 volt
0.3 volt
4
2.79 volt
0.3 volt
5
2.79 volt
0.3 volt
6
2.79 volt
0.3 volt
7
2.79 volt
0.3 volt
8
2.79 volt
0.3 volt
9
2.81 volt
0.3 volt
10
2.79 volt
0.3 volt
11
2.81 volt
0.3 volt
12
2.79 volt
0.3 volt
13
2.79 volt
0.3 volt
14
2.79 volt
0.3 volt
15
2.79 volt
0.3 volt
16
2.80 volt
0.3 volt
17
2.81 volt
0.3 volt
18
2.81 volt
0.3 volt
19
2.80 volt
0.3 volt
4.4.3.
Pengukuran
Delay
Dryer
dan Lampu
UV
Dengan
Stopwatch.
Tabel 4.3. Pengukuran Waktu Delay Dryer dan Lampu UV Dengan
Stopwatch.
.
NO.
Data
Delay
1
20
2
20
3
19
4
20
5
20
6
19
7
19
8
20
9
19
10
19
11
20
12
20
13
20
14
19
15
21
16
21
17
21
18
20
19
21
4.5.
Analisa Perhitungan
4.5.1.
PerhitunganTegangan Pada Sensor Dengan Jarak 4 cm.
1.
Rata-Rata (
X
)
Dirumuskan sebagai berikut :
X
=
n
n
X
(
)
X
= 3.12
2.
Eror
(%)
Dirumuskan sebagai berikut :
% Error =
x
100
%
Xn
X
Xn
% Error = 0,31%
4.5.2.
PerhitunganTegangan Pada Sensor Dengan Jarak 10 cm.
1.
Rata-Rata (
X
)
Dirumuskan sebagai berikut :
X
=
n
n
X
(
)
2.
Eror
(%)
Dirumuskan sebagai berikut :
% Error =
x
100
%
Xn
X
Xn
% Error = 0,14%
4.5.3.
Analisa Perhitungan Waktu
Delay
Pada
Dryer
dan Lampu
UV
1.
Rata-Rata (
X
)
Dirumuskan sebagai berikut :
X
=
n
n
X
(
)
X
= 19.9
2.
Eror
(%)
Dirumuskan sebagai berikut :
% Error =
x
100
%
Xn
X
Xn
4.6.
Grafik Hasil Percobaan
4.6.1.
Grafik Pengukuran Nilai Tegangan Pada Sensor Merah
Table.4.1. grafik nilai tegangan dengan jarak 4-10 cm.
Dari hasil grafik maka dapat disimpulkan semakin jauh jarak
tangan yang diletakan di depan sensor infra merah maka
output
tegangan dari sensor infra merah semakin kecil, begitu pula
sebaliknya semakin dekat tangan diletakan pada sensor infra merah
maka
output
semakin besar. Jadi peletakan tangan pada sensor infra
merah idealnya yaitu dengan jarak 4-10 cm ini karena pada jarak itu,
outputnya masih bisa diterima oleh
microcontroller
.
2,62,7 2,8 2,9 3 3,1 3,2
[image:60.596.177.515.189.456.2]4CM 5CM 6CM 7CM 8CM 9CM 10CM
Grafik Nilai Tegangan Dengan
Jarak 4-10 Cm
4.7.
Hasil Uji Laboratorium
Table. 4.4. pengujian alat
sebelum
sesudah
2.528 koloni
9 koloni
1.324 koloni
27 koloni
Table. 4.5. jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah penggunaan
Uji lab alat
prototype hand dryer
dilengkapi lampu uv dengan tampilan LCD
berbasis
microcontroller
atmega 8 menggunakan bakteri jenis E-Coli yang
dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan UMY dengan menggunakan metode penghitungan jumlah
bakteri. Dari tabel diatas dapat disimpulakan bahwa jarak 10 cm dengan
penggunaan alat selama 20 detik bakteri E-Coli tidak bergerak
Nama
Bakteri
Jarak
Penyinaran
Waktu
Hasil
E-Coli
10 cm
2
Masih Bergerak
5
Masih Bergerak
10
Bergerak Lamban
15
Bergerak Lamban
4.8.
Uraian Data Hasil Pengukuran.
Berdasarkan pengambilan data yang telah dilakukan terhadap pengukuran
jarak yang telah ditentukan didapatkan beberapa hasil pengukuran tegangan yang
berbeda beda, sehingga untuk jarak 4 cm didapatkan tegangan rata-rata untuk 20
kali pengukuran sebesar 3.003 Volt, berdasarkan data tersebut ternyata dihasilkan
nilai
error
yang dihasilkan berdasarkan nilai rata-rata yaitu sebesar 0,31
%.
Pada jarak 10 cm pada 20 kali pengukuran didapatkan tegangan rata-rata
sebesar 1.287 volt, sehingga didapatkan nilai
error
yang dihasilkan berdasarkan
nilai rata-rata yaitu sebesar 0,14
%.
Untuk pengambilan data waktu
delay
hand dryer
dan lampu
UV
terhadap
selang waktu yang ditentukan yaitu selama 20 detik berdasarkan waktu
stopwatch
maka didapatkan hasil dengan rata-rata waktu selama 19.9 detik sehingga
BAB V
PENUTUP
5.1.
KESIMPULAN
Setelah melakukan proses pembuatan, percobaan, pengujian alat dan
pendataan, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.
Handryer
dan lampu UV
akan bekerja berdasarkan inputan dari sensor,
apabila sensor mendeteksi adanya tangan maka
handryer
dan lampu UV
akan
on
. Begitu pula sebaliknya dan apabila sensor tidak mendeteksi adanya
tangan maka
dryer
dan lampu UV akan
off.
.
2.
Pada jarak 10 cm dengan penyinaran selama 20 detik bakteri E-Colli tidak
bergerak.
3.
Jarak ideal tangan diarahkan di bawah sensor inframerah adalah 1 sampai 10
cm.
4.
LCD dapat menampilkan pesan ketika
dryer
dan UV akan
on
dan o
ff
, LCD
juga akan menampilkan tulisan ketika dryer dan lampu UV akan dijalankan.
5.
Penggunaan alat
hand dryer
dengan lampu UV ini lebih higienis. Bila
menggunakan kain, kehigienisannya tidak terjaga karena kain sering
terkontaminasi dengan banyak tangan dan kain akan cepat kotor sehingga
kita
harus
sering
mencucinya.
Dan
apabila
menggunakan
tisu,
kehigienisannya memang lebih terjamin dibandingkan dengan menggunakan
kain. Tetapi kita memerlukan biaya yang lebih banyak karena tisu akan
dibuang dan cepat habis. .
6.
Dari hasil pengukuran di dapatkan kesalahan nilai rata rata yaitu:
Untuk pengukuran jarak pada sensor infra merah dengan jarak
pengukuran 4 cm disimpulkan memiliki hasil nilai rata rata sebesar 3.12,
pada jarak 10 cm disimpulkan memiliki nilai rata rata 2.796. Sedangkan
untuk
hand dryer
dan lampu
UV
dengan waktu 20 detik disimpulkan
memiliki hasil nilai rata rata sebesar 19.9.
5.2.
SARAN
Setelah melakukan proses pembuatan, percobaan, pengujian alat dan
pendataan,
penulis
memberikan
saran
sebagai
pengembangan
peneliti
selanjutnya sebagai berikut:
1.
Alangkah baiknya alat pengering tangan ini ukurannya bisa diperkecil,
sehingga menjadi lebih portable dan bisa dibawa ke mana-mana serta tidak
memakan tempat yang terlalu banyak.
2.
Alangkah baiknya alat pengering tangan ini. diberi sekat pada sisi-sisi sekitar
sensor, supaya tidak terjadi interferensi masuknya cahaya luar.
3.
Perlu penambahan
hourmete
r untuk mengetahui
live time
lampu
UV.
4.
Pembuatan
chasing
dapat diperbaiki lagi dan diperindah dengan pola yang
Budiharto, Widodo. Belajar Mikrokontrol dan Aplikasi. Elex Media Komputindo.
Jakarta. 2008.
Carter, Bruce. R.Brown, thomas.
Handbook of operational amplifier application
.
Texas instrument. 2001
Ian, Hickman BSc (Hons),Ceng, MIEE,MIEEE.
Analog Circuit Cookbook.
Second edition
. Newnes. New Delhi. 1999.
Iswanto and N. M. Raharja, Mikrokontroller: Teori dan Praktik Atmega 16
dengan Bahasa C. Penerbit Deepublish, 2015
Wilson, Jon.
Sensor Technology Handbook
. Newnes. USA. 2005
Iswanto, S.T, M.Eng. Buku Diktat Mikrokontroller. Yogyakarta, 2015
Bagas Kawarasan. 2012. Mengetahui Pin Relay
https://bagaskawarasan.wordpress.com/tag/cara- mengetahui-pin-relay
(diakses 5 Januari 2016 pukul 21.00 WIB).
1
2486K–AVR–08/03
Features
• High-performance, Low-power AVR® 8-bit Microcontroller • Advanced RISC Architecture
– 130 Powerful Instructions – Most Single-clock Cycle Execution – 32 x 8 General Purpose Working Registers
– Fully Static Operation
– Up to 16 MIPS Throughput at 16 MHz – On-chip 2-cycle Multiplier
• Nonvolatile Program and Data Memories
– 8K Bytes of In-System Self-Programmable Flash Endurance: 10,000 Write/Erase Cycles
– Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits In-System Programming by On-chip Boot Program True Read-While-Write Operation
– 512 Bytes EEPROM
Endurance: 100,000 Write/Erase Cycles – 1K Byte Internal SRAM
– Programming Lock for Software Security
• Peripheral Features
– Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescaler, one Compare Mode
– One 16-bit Timer/Counter with Separate Prescaler, Compare Mode, and Capture Mode
– Real Time Counter with Separate Oscillator – Three PWM Channels
– 8-channel ADC in TQFP and MLF package Six Channels 10-bit Accuracy
Two Channels 8-bit Accuracy – 6-channel ADC in PDIP package
Four Channels 10-bit Accuracy Two Channels 8-bit Accuracy – Byte-oriented Two-wire Serial Interface – Programmable Serial USART
– Master/Slave SPI Serial Interface
– Programmable Watchdog Timer with Separate On-chip Oscillator – On-chip Analog Comparator
• Special Microcontroller Features
– Power-on Reset and Programmable Brown-out Detection – Internal Calibrated RC Oscillator
– External and Internal Interrupt Sources
– Five Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down, and Standby
• I/O and Packages
– 23 Programmable I/O Lines
– 28-lead PDIP, 32-lead TQFP, and 32-pad MLF
• Operating Voltages – 2.7 - 5.5V (ATmega8L) – 4.5 - 5.5V (ATmega8)
• Speed Grades
– 0 - 8 MHz (ATmega8L) – 0 - 16 MHz (ATmega8)
• Power Consumption at 4 Mhz, 3V, 25°C – Active: 3.6 mA
– Idle Mode: 1.0 mA
– Power-down Mode: 0.5 µA
8-bit
with 8K Bytes
2
ATmega8(L)
2486K–AVR–08/03 1 2 3 4 5 6 7 8 24 23 22 21 20 19 18 17 (INT1) PD3 (XCK/T0) PD4 GND VCC GND VCC (XTAL1/TOSC1) PB6 (XTAL2/TOSC2) PB7 PC1 (ADC1) PC0 (ADC0) ADC7 GND AREF ADC6 AVCC PB5 (SCK)32 31 30 29 28 27 26 25
9 10 11 12 13 14 15 16
(T1) PD5
(AIN0) PD6 (AIN1) PD7 (ICP) PB0 (OC1A) PB1
(SS/OC1B) PB2 (MOSI/OC2) PB3
(MISO) PB4
PD2 (INT0) PD1 (TXD) PD0 (RXD) PC6 (RESET) PC5 (ADC5/SCL) PC4 (ADC4/SDA) PC3 (ADC3) PC2 (ADC2)
TQFP Top View 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 (INT1) PD3 (XCK/T0) PD4 VCC GND (XTAL1/TOSC1) PB6 (XTAL2/TOSC2) PB7 (T1) PD5 (AIN0) PD6 (AIN1) PD7 (ICP) PB0 PC1 (ADC1) PC0 (ADC0) GND AREF AVCC PB5 (SCK) PB4 (MISO) PB3 (MOSI/OC2) PB2 (SS/OC1B) PB1 (OC1A) 1 2 3 4 5 6 7 8 24 23 22 21 20 19 18 17
32 31 30 29 28 27 26 25
9 10 11 12 13 14 15 16
MLF Top View
(INT1) PD3 (XCK/T0) PD4 GND VCC GND VCC (XTAL1/TOSC1) PB6 (XTAL2/TOSC2) PB7 PC1 (ADC1) PC0 (ADC0) ADC7 GND AREF ADC6 AVCC PB5 (SCK) (T1) PD5
(AIN0) PD6 (AIN1) PD7 (ICP) PB0 (OC1A) PB1
(SS/OC1B) PB2 (MOSI/OC2) PB3
(MISO) PB4
3
ATmega8(L)
2486K–AVR–08/03
Overview
The ATmega8 is a low-power CMOS 8-bit microcontroller based on the AVR RISCarchitecture. By executing powerful instructions in a single clock cycle, the ATmega8 achieves throughputs approaching 1 MIPS per MHz, allowing the system designer to optimize power consumption versus processing speed.
Block Diagram
Figure 1. Block DiagramINTERNAL OSCILLATOR OSCILLATOR WATCHDOG TIMER MCU CTRL. & TIMING OSCILLATOR TIMERS/ COUNTERS INTERRUPT UNIT STACK POINTER EEPROM SRAM STATUS REGISTER USART PROGRAM COUNTER PROGRAM FLASH INSTRUCTION REGISTER INSTRUCTION DECODER PROGRAMMING LOGIC SPI ADC INTERFACE COMP. INTERFACE PORTC DRIVERS/BUFFERS
PORTC DIGITAL INTERFACE
GENERAL PURPOSE REGISTERS X Y Z ALU + -PORTB DRIVERS/BUFFERS
PORTB DIGITAL INTERFACE
PORTD DIGITAL INTERFACE
PORTD DRIVERS/BUFFERS XTAL1 XTAL2 CONTROL LINES VCC GND MUX & ADC AGND AREF
PC0 - PC6 PB0 - PB7
PD0 - PD7
AVR CPU
[image:69.612.202.563.149.696.2]4
ATmega8(L)
2486K–AVR–08/03
The ATmega8 provides the following features: 8K bytes of In-System Programmable Flash with Read-While-Write capabilities, 512 bytes of EEPROM, 1K byte of SRAM, 23 general purpose I/O lines, 32 general purpose working registers, three flexible Timer/Counters with compare modes, internal and exter