• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROTOTYPE HAND DRYER DILENGKAPI LAMPU UV DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS MICROCONTROLLER ATMEGA 8

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROTOTYPE HAND DRYER DILENGKAPI LAMPU UV DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS MICROCONTROLLER ATMEGA 8"

Copied!
365
0
0

Teks penuh

(1)

PROTOTYPE HAND DRYER DILENGKAPI LAMPU UV

DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS

MICROCONTROLLER ATMEGA 8

TUGAS AKHIR

Oleh :

AHMAD WAHYU APRIANDI

20133010014

PROGRAM STUDI

D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK

PROGRAM VOKASI

(2)

i

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya D3

Program Studi Teknik Elektromedik

Oleh :

AHMAD WAHYU APRIANDI

20133010014

PROGRAM STUDI

D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK

PROGRAM VOKASI

(3)

ii

Saya yang bertandatangan dibawah ini

Nama

: AHMAD WAHYU APRIANDI

NIM

: 20133010014

Program Studi : D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK

Fakultas

: VOKASI

Menyatakan dengan ini sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya bentuk

apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dalam karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir karya tulis ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 2015

(4)

iii

PROTOTYPE HAND DRYER DILENGKAPI LAMPU UV

DENGAN TAMPILAN LCDBERBASIS MICROCONTROLLER ATMEGA8

Dipersembahkan dan disusun oleh

AHMAD WAHYU APRIANDI

20133010014

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji

Pada tanggal :

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Djoko Sukwono, S.T.

Tatiya Padang Tunggal, S.T.

NIP.

NIK. 19680803201210183010

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Elektromedik

(5)

iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

PROTOTYPE HAND DRYER DILENGKAPI LAMPU UV

DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS MICROCONTROLLER ATMEGA8

Tugas Akhir ini Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)

Tanggal :

Susunan Dewan Penguji

NamaPenguji

TandaTangan

1.

Ketua Penguji

: Djoko Sukwono, S.T.

……….

2.

Penguji Utama

: warindi, S.T., M.Eng.

……….

3.

Sekretaris Penguji

:Tatiya Padang Tunggal, S.T.

……….

Yogyakarta, …………. 2016

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Direktur Program Vokasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(6)

v

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

sehingga penulis dapat merampungkan tugas akhir dengan judul : “

PROTOTYPE

HAND DRYER DILENGKAPI LAMPU UV DENGAN TAMPILAN LCD

BERBASIS MICROCONTROLLER ATMEGA 8

”. Ini untuk memenuhi salah satu

syarat menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar D3 Teknik

Elektromedik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam penyusunan modul ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih

kepada :

1.

Orang tua

yang selalu memberikan motivasi serta do’a yang tidak ada

hentinya, serta selalu mengingatkan anaknya untuk selalu sholat 5 waktu

sehingga penulis diberikan kemudahan dalam mengerjakan tugas akhir oleh

Allah SWT.

2.

Bapak Dr. Sukamta, S.T., M.T. selaku Direktur Vokasi Politeknik

Muhammadiyah Yogyakarta.

3.

Bapak Tatiya Padang Tunggal, S.T. selaku Ketua Prodi Teknik

Elektromedik Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta.

4.

Bapak Tatiya Padang Tunggal, S.T. selaku dosen pembimbing yang selalu

membimbing dan memberikan masukan-masukan yang sangat membantu

penulis.

5.

Bapak Djoko Sukwono, S.T. selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

6.

Bapak/Ibu

Dosen

Teknik

Elektromedik

Politeknik

Muhammadiyah

(7)

vi

7.

Tak lupa pula penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada

pihak-pihak terkait lainnya yang telah banyak membantu baik dalam proses

pembuatan alat maupun modul ini.

8.

Seluruh keluarga besar Prodi Teknik Elektromedik Fakultas Vokasi

Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta.

9.

Keluarga dan Ismi Larasati Hidayat yang selalu memberikan motivasi dan

doa yang tidak hentinya, serta tetap mengingatkan untuk selalu beribadah

kepada

Allah

SWT.

Sehingga

atas

kehendakNya,

penulis

dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

10.

Teman-teman Teknik Elektromedik angkatan 2013 yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga dalam proses pembuatan tugas akhir ini dapat

memberikan banyak manfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yogyakarta , 13 Desember 2016

(8)

vii

Jangan menyerah sebelum mencoba

Dan selalu berdoa dan berusaha

Tanpa ada keduanya

(9)

viii

HALAMAN JUDUL ...i

LEMBAR PERNYATAAN ...ii

LEMBAR PERSETUJUAN...iii

LEMBAR PENGESAHAN ...iv

KATA PENGANTAR ...v

MOTTO ...vii

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTARTABEL ...xi

ABSTRAK ...xii

ABSTARAC ...xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang ...1

1.2

Rumusan masalah ...2

1.3

Batasan masalah ...3

1.4

Tujuan...3

1.5

Manfaat ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Tinjauan Pustaka...5

2.2.

Prinsip dasar

hand dryer

...6

2.3.

Infra merah ...6

2.4.

LED

photodiode

...8

2.5.

LCD

...10

2.6.

Trafo ballast

...12

2.7.

IC

Microcontroller ATMega8 ...13

2.8.

Relay

...17

2.9.

Hand Dyer

...18

2.10.

Lampu UV...18

(10)

ix

3.4.

Perakitan

Power Supply

...25

3.5.

Perakitan Sensor Inframerah ...26

3.6.

Perakitan Rangkaian Komparator ...28

3.7.

Pembuatan Program ...30

3.8.

Pengujian Alat...35

3.9.

Sistem Pengukuran ...36

BAB IV PEMBAHASAN

4.1

Spesifikasi alat ...37

4.2

Gambar alat...37

4.3

Cara kerja alat ...38

4.4

Percobaan alat ...39

4.5

Analisa perhitungan ...42

4.6

Grafik hasil percobaan ...44

4.7

Hasil uji laboratorium ...45

4.8

Uraian Data Hasil Percobaan...46

BAB V PENUTUP

5.1

Kesimpulan ...47

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. LED Inframerah...7

Gambar 2.2. LED Photodioda...9

Gambar 2.3.

LCD

karakter 2x16 ...10

Gambar 2.4.

Trafo ballast

...12

Gambar 2.5. Pin-pin ATMega8

...

14

Gambar 2.6.

Relay

.

...

17

Gambar 2.7.

Hand Dryer

. ...18

Gambar 2.8.Lampu UV ...19

Gambar 2.9.Blok Diagram LM358 ...20

Gambar 3.1. Blok Diagram ...21

Gambar 3.2. Diagram Alir ...22

Gambar 3.3. Tampak Depan ...24

Gambar 3.4. Tampak Belakang ...25

Gambar 3.5. Cara Penggunaan ...26

Gambar 3.6. Skematik

Power Supply

...28

Gambar 3.7.Skematik Sensor Inframerah ...30

Gambar 3.8.Skematik Komparator ...31

Gambar 3.9.inisialisasi LCD ...32

Gambar 3.10.Deteksi Tangan ...33

Gambar 3.11.Watktu Tercapai ...34

Gambar 3.12.Pengulangan Inisialisasi ...35

Gambar 4.1. Gambar Alat ...37

Gambar 4.2.Cara Kerja Alat ...38

(12)

xi

Tabel 4.1. Tegangan Pada Sensor

Infrared

Dengan Jarak 4cm...39

Tabel 4.2. Tegangan Pada Sensor Infrared Dengan Jarak 10cm ...40

Tabel 4.3. Pengukuran Waktu Delay Dryer Dan Lampu UV Dengan Stopwatch...41

Tabel 4.4. Pengujian Alat...45

(13)
(14)
(15)

xiii

DILENGKAPI LAMPU UV

DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS

MICROCONTROLLER

ATMEGA8

Ahmad Wahyu Apriandi

Program Studi D3 Teknik Elektromedik

Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Email :

abu999andi@gmail.com

ABTRACT

Automatic hand dryers currently represents one of the utilization of

technology is widely used in malls, restaurants, hotels and hospitals. The virtue of

this hand dryer is a high level of hygiene. In this final project created a tool

automatic hand dryer equipped with a UV lamp based AVR microcontroller

ATmeg 8 using a hand dryer in which the infrared sensor will be activated if the

sensor detects the presence of objects that hand. The advantages of this tool in

addition to functioning as a hand dryer is the display or display the words when

active or inactive.

Basically, this dryer module consists of an infrared sensor module and a

controller module to activate the hand dryer, UV lamp and display. The sensor

used is a infrared sensor and produces a light wave. The light waves are

transmitted into the amount of voltage by the photodiode. The magnitude of the

voltage generated by the photodiode depends on the size of the radiation emitted

by the infrared. The comparator is used to compare the LM358 IC output from the

photodiode to the reference voltage at the comparator to obtain binary data (0 or

1). binary data that will be processed by the microcontroller to provide

instruction on circuit switching. So that the dryer can be active on and off after 20

second automatically.

(16)

xii

Ahmad Wahyu Apriandi

Program Studi D3 Teknik Elektromedik

Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Email :

abu999andi@gmail.com

ABSTRAK

Alat pengeringtang anotomatis saat ini merupakan salah satu pemanfaatan

teknologi yang banyak digunakan di

mall

, restoran, hotel dan rumah sakit.

Keutamaan dari alat pengering tangan ini adalah tingkat kehigienisannya yang

tinggi. Pada tugas akhir ini dibuat suatu alat pengering tangan otomatis dilengkapi

lampu UV berbasis

microcontroller

AVR ATmega 8 dengan menggunakan suatu

sensor cahaya dimana hand dryer akan aktif jika sensor mendeteksi adanya objek

yaitu tangan. Kelebihan dari alat ini selain berfungsi sebagai pengering tangan

adalah adanya

display

atau tampilan kata

kata baik saat aktif maupun tidak aktif.

Pada dasarnya, modul pengering ini terdiri dari sebuah modul sensor infra

merah dan sebuah modul c

ontroller

untuk mengaktifkan

hand dryer

, lampu UV

dan

display

. Sensor yang digunakan adalah sensor infra merah dan menghasilkan

suatu gelombang cahaya. Gelombang cahaya tersebut ditransmisikan menjadi

besaran tegangan oleh photodioda. Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh

photodioda tergantung besar kecilnya radiasi yang dipancarkan oleh infra merah.

Komparator yang digunakan adalah IC LM358 untuk membandingkan keluaran

dari photodioda dengan tegangan referensi pada komparator untuk mendapatkan

data biner (0 atau 1). Data biner tersebutlah yang selanjutnya akan diolah oleh

microcontroller

untuk memberikan instruksi pada rangkaian

switching

. Sehingga

alat pengering tersebut dapat aktif dan mati setelah 20 detik secara otomatis.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, untuk mengeringkan tangan kita biasanya

mengggunakan kain atau pun tisu. Hal ini dirasa kurang praktis, efektif dan higienis.

Bila

menggunakan

kain,

kehigienisannya

tidak

terjaga

karena

kain

sering

terkontaminasi dengan banyak tangan. Akibatnya kain cepat kotor sehingga kita harus

sering mencucinya. Karena sering dicuci kain menjadi getas dan cepat rusak yang

pada akhirnya kita harus mengganti kain tersebut. Dan bila menggunakan tisu,

kehigienisannya memang lebih terjamin dibandingkan dengan menggunakan kain.

Tetapi kita memerlukan biaya yang lebih banyak karena tisu akan dibuang dan cepat

habis.

Untuk mengatasi kekurangan tersebut dan agar lebih praktis, sekarang sudah

banyak dijual alat yang dapat mengeringkan tangan secara otomatis yang disebut

sebagai pengering tangan. Pengeringan tangan ini banyak digunakan di restoran, hotel

dan rumah sakit. Pada dasarnya prinsip kerja dari pengeringan tangan adalah

pengeringan dengan menggunakan udara kering yang dihembuskan oleh mesin

pengering.

Mesin pengering tangan yang akan dibuat dalam tugas akhir ini pada dasarnya

menggunakan sensor infra merah dan penambahan lampu UV. Penambahan lampu

UV ini dapat memaksimalkan dalam mencuci tangan. Mesin dan lampu UV akan

(18)

bekerja bila sensor infra merah mendeteksi adanya tangan (objek) yang

menghalanginya dan akan berhenti bekerja bila penghalang tersebut sudah tidak ada.

Saat kita makan direstoran siap saji seperti Mc.Donald maupun KFC, maka setelah

makan kita dapat mencuci tangan kita pada tempat yang telah disediakan. Dan

umumnya pada restoran besar juga disediakan alat pengering tangan (

Hand Dryer

)

yang fungsinya membantu tangan kita kembali kering setelah dicuci.

Oleh karena itu, Tugas Akhir ini akan mencoba membuat alat

Prototype Hand

Dryer

Dilengkapi Lampu UV Dengan Tampilan LCD Berbasis

Microcontroller

ATMega

8”

. Mesin pengeringnya tidak akan dibuat secara khusus, hanya akan

menggunakan mesin yang ada pada

hair dryer

pada umumnya.

1.2.

Rumusan Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari khususnya di rumah sakit, untuk mengeringkan

tangan kita biasanya mengggunakan kain atau pun tisu. Hal ini dirasa kurang praktis,

efektif dan higienis. Oleh karena itu penulis ingin mengembangkan alat pengering

tangan yang dapat sekaligus mensterilkan tangan dengan penambahan lampu UV

yang dapat bekerja secara otomatis dengan menggunakan

microcontroller

ATMega8.

1.3.

Batasan Masalah

Dalam tugas akhir ini, agar tidak menyimpang dari ketentuan yang

(19)

1.

Pengering

tangan

ini

hanya

digunakan

untuk

mengeringkan

serta

menyeterilkan tangan.

2.

Pengering tangan ini menggunakan sensor infra merah disertai lampu UV

dan

display

LCD.

3.

Pengering tangan ini menggunakan

microcontroller

ATMega8 sebagai

pengendalinya.

4.

Pengering tangan ini menggunakan komponen pengering seperti yang ada

alat pengering pada umumnya.

1.4.

Tujuan

1.4.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan pembuatan pengering tangan dengan menggunakan

sensor infra merah ini adalah agar proses pengeringan dan mencuci tangan

dapat berlangsung lebih praktis serta maksimal dari pada menggunakan kain

ataupun tisu dan juga agar proses pengeringan dapat berlangsung lebih cepat

sehingga dapat memberikan kemudahan kepada pengguna. Serta dapat

membuat alat pengering tangan yang dapat bekerja lebih optimal dan efisien

(20)

1.4.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari modul ini adalah:

1.

Membuat rangkain sensor yang akan mendeteksi objek.

2.

Membuat program

code

AVR yang akan mengintruksi rangakaian

switching

.

3.

Membuat program

code

AVR yang akan mengeluarkan kata kata

pada

display

LCD.

1.5.

Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan modul alat ini dibagi menjadi beberapa

manfaat yaitu.

1.

Menambahkan wawasan pada bidang kesehatan khususnya pada alat

pengering tangan dengan LCD disertai dengan lampu UV.

2.

Dengan adanya alat pengering tangan dilengkapi UV dan tampilan LCD

berbasis mikrokontroller AVR ATmega 8 ini dapat digunakan oleh siapa

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Tinjauan Pustaka

Muhammad Sodiqin (2016) telah membuat

hand dryer

dilengkapi dengan uv

steril dan cairan sabun otomatis. Prinsipnya memggunkan sensor inframerah untuk

mengintruksi

relay

setelah data infra merah diolah oleh

microcontroller

ATMega

8553. Kelebihan alat ini adalah pada penambahan motor

wash

, serta sensor infra

merahnya yang dapat menjangkau jarak yang lebih panjang karena penggunaan

modul sensor infra merah yang dibuat pabrik dengan

type

GPD2D12. Kekurangan

pada alat ini adalah pada indikasi

dryer

dan lampu UV menyala masih menggunakan

lampu indikasi.

Handryer

yang di pasaran memiliki banyak

type

salah satunya adalah

Panasonic. Pada ini

type

handryer

ini hanya menggunakan

dryer

saja tanpa ada

indikasi

dryer

-nya menyala atau tidak dan ini belum dilengkapi tanpa lampu UV

steril. Sehingga fungsinya hanya mengeringkan tangan saja. Kelebihan dari merek

handryer

adalah jarak jangkauan sensornya yang panjang yaitu 5-15 cm ini

dikarenakan sensor inframerah digunakan sensor infra merah yang telah diproduksi

oleh pabrikan sehingga jarak jangkauan sensor dapat menjangkau jarak yang panjang.

Handryer

dengan

type

Hoffman memiliki spesifikasi yang hampir sama

dengan merek Panasonic.

Handryer

ini hanya menggunakan

dryer

saja tanpa ada

indikasi

dryer

-nya menyala atau tidak dan ini belum dilengkapi tanpa lampu UV

(22)

steril. Sehingga fungsinya hanya mengeringkan tangan saja. Kelebihan dari merek

handryer

ini adalah desain

box

dari handryer ini sudah minimal sekali dibandingkan

merek lainnya dan jarak jangkauan sensor yang panjang.

2.2.

Prinsip Dasar

Hand Dryer

Hand

dryer

merupakan

alat

yang

memudahkan

orang

dalam hal

mengeringkan tangan. Pada dasarnya prinsip kerja

hand dryer

adalah dengan

menggunakan sensor infra merah sebagai pengontak

relay

untuk mengaktifkan

dryer

.

Ketika LED infra merah dipancarkan dan kemudian dipantulakan oleh tangan.

Pancararan LED infra merah yang dipantulkan akan diterima oleh LED fotodioda

sehingga dari proses ini akan mengintruksi

relay

untuk mengaktifkan lampu UV dan

dryer

yang diintruksi oleh microcontroller ATMega8.

2.3.

Infra Merah

Cahaya infra merah, walaupun mempunyai panjang gelombang yang sangat

panjang tetap tidak dapat menembus bahan-bahan yang tidak dapat melewatkan

cahaya yang nampak sehingga cahaya infra merah tetap mempunyai karakteristik

seperti halnya cahaya yang nampak oleh mata. Berikut ini adalah LED infra merah

(23)

Gambar 2.1. LED Infra Merah.

Pada pembuatan komponen yang dikhususkan untuk penerima infra merah,

lubang untuk menerima cahaya (

window

) sudah dibuat khusus sehingga dapat

mengurangi interferensi dari cahaya non-infra merah. Oleh sebab itu sensor infra

merah yang baik biasanya memiliki jendela (pelapis yang terbuat dari silikon)

berwarna biru tua keungu-unguan. Sensor ini biasanya digunakan untuk aplikasi infra

merah yang digunakan diluar rumah (

outdoor

).

Sinar infra merah yang dipancarkan oleh pemancar infra merah tentunya

mempunyai aturan tertentu agar data yang dipancarkan dapat diterima dengan baik

pada penerima. Oleh karena itu baik di pengirim infra merah maupun penerima infra

merah harus mempunyai aturan yang sama dalam mentransmisikan (bagian pengirim)

dan menerima sinyal tersebut kemudian mendekodekannya kembali menjadi data

(24)

komponen yang peka cahaya yang dapat berupa dioda (fotodioda) atau transistor

(phototransistor). Komponen ini akan merubah energi cahaya, Cahaya infra merah

merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya maka

radiasi cahaya infra merah akan terlihat pada spektrum elektromagnet dengan panjang

gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah. Radiasi inframerah memiliki

panjang gelombang antara 700 nm sampai 1 mm dan berada pada spektrum berwarna

merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah tidak akan terlihat

oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih dapat dirasakan/dideteksi.

2.4.

LED Fotodioda

Fotodioda adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Fotodioda

merupakan sensor cahaya semikonduktor yang dapat mengubah besaran cahaya

menjadi besaran listrik. Fotodioda merupakan sebuah dioda dengan sambungan pn

yang dipengaruhi cahaya dalam kerjanya. Cahaya yang dapat dideteksi oleh fotodioda

ini mulai dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X.

Aplikasi fotodioda mulai dari penghitung kendaraan di jalan umum secara otomatis,

pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan di bidang medis. Berikut ini

(25)

Gambar 2.2. LED Fotodioda.

Prinsip kerja dari fotodioda jika sebuah sambungan-pn dibias maju dan

diberikan cahaya padanya maka pertambahan arus sangat kecil sedangkan jika

sambungan pn dibias mundur arus akan bertambah cukup besar. Cahaya yang

dikenakan pada fotodioda akan mengakibatkan terjadinya pergeseran foton yang akan

menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi dari sambungan. Ketika

elektron-elektron yang dihasilkan itu masuk ke pita konduksi maka elektron-elektron-elektron-elektron itu akan

mengalir ke arah positif sumber tegangan sedangkan hole yang dihasilkan mengalir

ke arah negatif sumber tegangan sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian.

Besarnya pasangan elektron ataupun hole yang dihasilkan tergantung dari besarnya

(26)

2.5.

LCD

LCD karakter adalah sebuah

display dot matriks

yang difungsikan untuk

menampilkan tampilan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang diinginkan

(sesuai dengan program yang digunakan untuk mengontrolnya). Modul LCD karakter

dapat dengan mudah dihubungkan dengan mikrokontroler seperti ATmega 16. LCD

yang akan digunakan ini mempunyai tampilan 2 baris 16 kolom atau biasa disebut

sebagai LCD karakter 2x16, dengan 16 pin konektor. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. LCD Karakter 2x16

Fungsi lain dari kaki LCD karakter 2x16 dapat dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2.1. Kaki LCD Karakter 2x16.

Pin

Nama

Fungsi

1

VSS

Ground Voltage

2

Vcc

+5V

3

VEE

Contrast Voltage

4

RS

Register Select 0 =

intructian regist

Er

(27)

Tabel 2.2. Kaki

LCD

karakter 2x16 (lanjutan).

Jalur

EN

dinamakan

enable

. Jalur ini digunakan untuk memberitahu

LCD

sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke

LCD

, maka melalui

program

EN

harus dibuat logika

low

(0) dan diatur pada dua jalur kontrol yang lain

RS

dan

RW

. Ketika dua jalur yang lain telah siap mengirim

EN

dengan logika (1) dan

tunggu untuk sejumlah waktu tertentu (sesuai dengan

datasheet

dari

LCD

tersebut)

dan berikutnya mengatur

EN

ke logika

low

(0) lagi.

Pin

Nama

Fungsi

5

R/W

Read/Write

0 = Write Mode

1 = read Mode

6

E

Enable

Start to lacht data to LCD

character

1 = disable

7

DB0

LSB

8

DB1

-

9

DB2

-

10

DB3

-

11

DB4

-

12

DB5

-

13

DB6

-

14

DB7

MSB

15

BPL

Back Plane Light

(28)

Jalur RS adalah jalur

register select

. Ketika RS berlogika

low

(0), data akan

dianggap sebagai sebuah perintah atau intruksi khusu (seperti

clean screen

, posisi

cursor

dll). Ketika RS berlogika

high

(1), data yang dikirim adalah data teks yang

akan ditampilkan pada tampilan LCD. Sebagai contoh untuk menampilkan huruf “I”

pada layar LCD maka

RS

di beri logika

high

(1).

2.6.

Trafo

Ballast

Ballast

yang digunakan dalam lampu

fluorescent

dari indikator yang

dihubungkan seri dengan salah satu elektroda.

Ballast

berfungsi membatasi arus

apabila lampu menyala normal. Kontruksi

ballast

harus efisien, sederhana, tidak

membawa dampak terhadap umur lampu. Beberapa kelebihan dari

ballast

elektronik

ini antara lain adalah :

1.

Meningkatkan efisiensi dari rangkaian sehingga dapat mengurangi

loss

yang ditimbulkan dari

ballast.

2.

Mengurangi berat total pada lampu sehingga lampu lebih ekonomis.

3.

Menghilangkan fenomena lampu berkedip.

4.

Mengurangi harmonisasi pada arus.

(29)

Gambar 2.4.

Trafo Ballast.

2.7.

Microcontroler

ATMega8

AVR merupakan salah satu jenis microcontroller yang di dalamnya terdapat

berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada

micro

yang pada umumnya digunakan

seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan

oscillator

eksternal

karena di dalamnya sudah terdapat

internal oscillator

. Selain itu kelebihan dari AVR

adalah memiliki

Power-On Reset

, yaitu tidak perlu ada tombol

reset

dari luar karena

cukup hanya dengan mematikan

supply

, maka secara otomatis AVR akan melakukan

reset

.

Untuk beberapa jenis AVR terdapat beberapa fungsi khusus seperti

ADC

,

EEPROM

sekitar 128

byte

sampai dengan 512 byte. AVR ATMega8 adalah

mikrokontroler

CMOS

8-

bit

berarsitektur

AVR RISC

yang memiliki 8K

byte in-Sistem

Programmable Flash

.

Microcontroler

dengan konsumsi daya rendah ini mampu

mengeksekusi

instruksi

dengan kecepatan maksimum 16MIPS pada frekuensi

16MHz. Jika dibandingkan dengan ATMega8L perbedaannya hanya terletak pada

(30)

microcontroler

ini dapat bekerja dengan tegangan antara 2,7 - 5,5 V sedangkan untuk

ATMega8 hanya dapat tegangan antara 4,5

5,5 V.

2.7.1.

Deskripsi Pin ATMega8

Deskripsi yang disampaikan hanyalah tentang fungsi-fungsi dasar

pin-pin ATMega8. Fungsi-fungsi alternatif/khusus akan dibahas pada tulisan

lain. Berikut ini adalah gambar dari bentuk ATMega8 yang ditunjukan pada

gambar 2.2.

[image:30.612.218.431.354.564.2]
(31)

2.7.2.

Konfigurasi Pin

1. VCC

Suplai tegangan digital. Besarnya tegangan berkisar antara 4,5

5,5V untuk ATMega8 dan 2,7

5,5V untuk ATMega8L.

2.

GND

Ground

. Referensi nol

supply

teganga digital.

3.

Port B (PB7..PB0)

Port B adalah port I/O dua-arah (

bidirectional

) 8-bit dengan

resistor pull-up internal

yang dapat dipilih.

Buffer

keluaran port ini

memiliki karakteristik yang simetrik ketika digunakan sebagai

source

ataupun

sink

. Ketika digunakan sebagai input, pin yang di

pull-low

secara

eksternal

akan memancarkan arus jika resistor

pull-up

-nya diaktifkan. Pin-pin portB akan berada pada kondisi

tri-state

ketika

reset

aktif, meskipun

clock

tidak

running.

4.

Port C (PC5..PC0)

Port C adalah port I/O dua-arah (

bidirectional

) 7-bit dengan

resistor

pull-up

internal

yang dapat dipilih.

Buffer

keluaran port ini

memiliki karakteristik yang simetrik ketika digunakan sebagai

source

ataupun

sink.

Ketika digunakan sebagai

input,

pin yang di

pull-low

secara

eksternal

akan memancarkan arus jika resistor

pull-up

-nya

diaktifkan. Pin-pin PORTC akan berada pada kondisi

tri-state

(32)

5.

PC6/Reset

Jika

Fuse

RSTDISBL diprogram, maka PC6 berfungsi sebagai

pin I/O akan tetapi dengan karakteristik yang berbeda dengan

PC5..PC0. Jika

Fuse

RSTDISBL tidak diprogram, maka PC6

berfungsi sebagai masukan

reset

. Sinyal

LOW

pada pin ini dengan

lebar minimum 1,5 mikrodetik akan membawa mikrokontroler ke

kondisi

Reset,

meskipun

clock

tidak

running.

6.

Port D (PD7..PD0)

Port D adalah port I/O dua-arah (

bidirectional)

8-bit dengan

resistor

pull-up

internal

yang dapat dipilih.

Buffer

keluaran port

ini memiliki karakteristik yang simetrik ketika digunakan sebagai

source

ataupun

sink.

Ketika digunakan sebagai

input,

pin yang di

pull-low

secara

eksternal

akan memancarkan arus jika resistor

pull-up

-nya diaktifkan. Pin-pin PORTD akan berada pada kondisi

tri-state

ketika

RESET

aktif, meskipun

clock

tidak

running.

7.

Reset

Pin masukan

Reset.

Sinyal

LOW

pada pin ini dengan lebar

minimum 1,5 mikrodetik akan membawa mikrokontroler ke

kondisi

Reset,

meskipun

clock

tidak

running.

Sinyal dengan lebar

kurang dari 1,5 mikrodetik tidak menjamin terjadinya kondisi

(33)

8.

AVCC

AVCC adalah pin suplai tegangan untuk ADC, PC3..PC0, dan

ADC7..ADC6. Pin ini harus dihubungkan dengan VCC, meskipun

ADC tidak digunakan. Jika ADC digunakan, VCC harus

dihubungkan ke AVCC melalui

low-pass filter

untuk mengurangi

noise.

9.

AREF

Pin Analog

Reference

untuk ADC.

10.

ADC7, ADC6

Analog

input

ADC. Hanya ada pada ATmega8 dengan p

ackage

TQFP dan QFP/MLF.

2.8.

Relay

Komponen

ini

berfungsi

untuk

mengakatifkan

dan

menonaktifkan

berdasarkan sinyal dari transistor. Untuk jenis

relay

yang digunkan adalah

relay

5VDC

untuk mengatur

kinerja dari

modul. Berikut ini adalah contoh dari

relay

yang

ditunjukan oleh gambar 2.6. berikut ini.

(34)

2.9.

Hair Dryer

Hair dryer

adalah perangkat elektromekanis yang dirancang untuk meniup

udara panas di atas rambut basah atau lembab, untuk mempercepat penguapan air dan

partikel rambut kering dan memungkinkan untuk lebih mengontrol bentuk dan gaya

rambut, dengan mempercepat dan mengendalikan pembentukan ikatan hidrogen

sementara dalam setiap untai. Mereka menghilang dengan tunggal mencuci rambut.

Berikut gambar bentuk

hair dryer

yang ditunjukan oleh gambar 2.7. di bawah ini.

Gambar 2.7.

Hair Dryer.

2.10.

Lampu

UV (ultraviolet)

Sinar

UV

adalah sinar tidak tampak yang memiliki panjang gelombang

elektromagnetik antara 100 nm-380 nm. Klasifikasi sinar

UV

dibagi menjadi 2 yaitu:

Berdasarkan panjang gelombang:

1.

Sinar

UV

panjang gelombang panjang : 290 nm-380 nm

(35)

Berdasarkan

Type

:

1.

Sinar

UV

Type

A = 315 nm

390 nm

2.

Sinar

UV

Type

B = 280 nm

315 nm

3.

Sinar

UV Type

C = 100 nm

280 nm

Adapun

lampu

yang

digunakan untuk melakukan pensterilan adalah

digunakan lampu dengan daya sebesar (4 watt

UV ultraviolet

kuman cahaya lampu

UV bulb Germicidal

)

efisien memancarkan sejumlah besar sinar

UV

253,7 nm

(nanometer)

yang

memiliki

aktivitas

yang

sangat

baik

dalam

membunuh

kuman. Lampu ini memiliki struktur dan karakteristik yang sama dengan lampu

flurorescent

yang digunakan untuk penerangan tetapi menggunakan sinar

UV

kaca

yang efisien

mentransmisikan reays UV

pada 253,7 nm.

(36)

2.11.

Komparator

Sebuah rangkaian komparator berfungsi membandingkan dua buah bilangan

input. Jika digunakan untuk membandingkan dua input dan kemudian menyatakan

apakah kedua input tersebut sama, lebih besar atau lebih kecil, maka rangkaian

tersebut dinamakan

Magnitude Comparator

. Berikut ini adalah blok diagram

komparator dari LM358 pada gambar di bawah ini.

(37)

21

BAB III

METODOLOGI

3.1.

Diagram Blok

Gambar 3.1. Blok Diagram.

Pada gambar 3.1.

power supply

berfungsi untuk member tegangan pada semua

rangkaian, kemudian ketika sensor mendeteksi objek

output

sensor yang berupa

tegangan akan dibandingkan ke komparator LM358 dan kemudian akan diesekusi

oleh

microcontroller

yang kemuadian akan mengintruksi

relay

untuk menyalakan

dryer

dan UV, sebagian lagi akan memerintahkan LCD untuk menampilkan kata kata

sebelum dan sesudah adanya objek.

[image:37.612.146.530.187.528.2]
(38)

3.2.

Blok Diagram Alir

[image:38.612.188.488.129.673.2]
(39)

Pada gambar di atas dapat dijelaskan langkah langkah dari proses cara

kerja alat. Berikut ini adalah langkah langkah dari proses cara kerja alat.

1.

Pertama, alat dimulai dari proses mulai, dimana proses ini alat dihidupkan

dengan menyambungkannya dengan tegangan listrik dan menekan tombol

power

.

2.

Kedua,

dalam

langkah

inisialisasi,

LCD

akan

menampilkan kata

WELCOME PLEASE

3.

Ketiga,

langkah

penerimaan

data

dari

sensor

inframerah

ketika

menedeteksi tangan. Jika tidak mendeteksi tanagan maka kembali ke

langkah sebelumnya.

4.

Keempat, pada proses ini ketika sensor telah mendeteksi tangan maka

dryer

dan lampu UV menyala serta LCD akan menampilkan

“ DRYER

&

UV

ON

.

5.

Kelima, menunggu waktu penyeterilan dan pengeringan selama 20 detik.

Jika tidak kembali ke langkah proses yang sebelumnya.

6.

Keenam, pada proses ini ketika waktu

delay

selama 20 detik tercapai maka

dryer

dan lampu UV menyala serta

LCD akan menampilkan “

DRYER

&

UV

OFF

.

7.

Ketujuh adalah proses terakhir alat dimana proses ini akan kembali

(40)

3.3.

Diagram Mekanis

3.3.1. Tampak Depan

Untuk gambar tampak depan

Prototype Hand Dryer

Dilengkapi Lampu

UV Dengan Tampilan LCD Berbasis

Microcontroler

ATmega 8 dapat dilihat

pada Gambar 3.3 berikut :

Gambar 3.3. Diagram Mekanis.

Keterangan :

1.

Display LCD

2.

Sensor inframerah

3.

Lampu UV

[image:40.612.211.485.236.532.2]
(41)

3.3.2. Bagian Belakang

Untuk gambar tampak belakang Prototype Hand Dryer Dilengkapi Lampu

UV Dengan Tampilan LCD Berbasis Microcontroler ATmega 8 dapat dilihat

pada Gambar 3.4 berikut :

Gambar 3.4. Tampak Belakang.

Keterangan

1.

Ventilasi

2.

Saklar

3.

Fuse

A

[image:41.612.258.493.226.505.2]
(42)

3.3.3. Cara Penggunaan

Untuk cara penggunaan alat Prototype Hand Dryer Dilengkapi Lampu

UV Dengan Tampilan LCD Berbasis Microcontroler ATmega 8 dapat dilihat

pada Gambar 3.5 berikut :

Gambar 3.5. Penggunaan Alat.

Cara penggunaan alat bisa dilakukan sebagai berikut :

1.

Hubungkan alat ke catu daya

2.

Tekan tombol

power

3.

Letakan tangan pada

dryer

dengan jarak 4-10 cm

[image:42.612.195.504.225.481.2]
(43)

3.4.

Perakitan

Power Supply

3.4.1. Alat

1.

Papan

pcb

2.

Solder

3.

Timah

4.

Atrakror

3.4.2. Komponen

1.

Kapasitor 25 V 3300 µf

2.

Kapasitor 15V 470 µf

3.

IC

regulator

7805

4.

IC

regulator

7812

5.

T-blok

6.

Kapasitor non polar 104

3.4.3. Langkah Perakitan

1.

Rangkai sistematik rangkaian dengan mengunakan aplikasi pada laptop,

aplikasi yang digunakan pada pembuatan modul ini adalah

Orcad

.

Untuk gambar sistematik rangkaian

power supply

pada aplikasi

(44)

Gambar 3.6. Skematik

Power Supply.

Pada awalnya tegangan dari PLN masuk ke trafo CT untuk menurunkan

tegangan dari 220 VAC menjadi 12 VAC. Kemudian tegangan output

trafo disearahkan oleh diode

bridge

yang kemudian masuk ke

filter

pertama yaitu kapasitor 25 V 3300 µf

yang berfungsi untuk meratakan

tegangan DC hasil penyearah gelombang yang telah diproses oleh diode

bridge

. Setelah tegangan diratakan tegangan masuk kedalam 2 IC yaitu

IC

regulator

7805

dan IC

regulator

7812. Dimana IC regulator 7805

mengeluarkan

output

5 VDC dan IC regulator 7812 mengeluarkan

output

12 VDC. Untuk memantapkan hasil tegangan ditambahkan filter

kedua dan ketiga dimana nilai kapasitornya lebih kecil dibandingkan

yang pertama. Filter kedua dengan nilai 470 µf sedangkan yang ketiga

[image:44.612.168.527.112.354.2]
(45)

2.

Rangkai semua komponen pada papan pcb bolong dengan menggunakan

solder sehingga menjadi rangkaian

power supply

yang keluaran

tegangannya 12 VDC dan 5 VDC.

3.5.

Perakitan Sensor Infra merah\

3.5.1.

Alat

1.

Papan

pcb

2.

Solder

3.

Timah

4.

Atraktor

3.5.2.

Komponen

1.

Photodioda

2.

Inframerah

3.

Resistor 1k

4.

LED

5.

Resistor variable

3.5.3.

Langkah perakitan

1.

Rangkai sistematik rangkaian sensor infra merah dengan mengunakan

aplikasi pada laptop, aplikasi yang digunakan pada pembuatan modul

ini adalah

orcad.

Untuk gambar sistematik rangkaian sensor inframerah pada

(46)

Gambar 3.7. Skematik Sensor Infra merah.

2.

Setelah sistematik rangkaian jadi, rakit komponen yang dibutuhkan

dengan menggunakan solder.

3.6.

Perakitan Rangkaian komparator

3.6.1.

Alat

1.

Papan

pcb

2.

Solder

3.

Timah

4.

Atraktor

3.6.2.

Komponen

1.

LM328

2.

Resistor 220 Ω

[image:46.612.267.476.111.328.2]
(47)

4.

Resistor variable

5.

LED

3.6.3.

Langkah perakitan

1.

Rangkai sistematik rangkaian komparator dengan mengunakan aplikasi

pada laptop, aplikasi yang digunakan pada pembuatan modul ini

adalah proteus.

2.

Untuk gambar sistematik rangkaian komparator pada aplikasi dapat

dilihat pada gambar 3.8. di bawah ini.

Gambar 3.8. Sistematik Komparator.

3.

Rakit komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan solder.

[image:47.612.201.525.322.630.2]
(48)

3.7.

Pembuatan Program

Berikut ini adalah beberapa dari gambar pemograman yang telah dibuat

menggunakan aplikasi codevisionAVR.

3.7.1.

Inisialisasi

Pada prosese inisialisasi dapat dilihat dari program berikut ini.

Gambar 3.9. Inisialisasi LCD.

Pada program diatas menunjukan mikrokontroler akan mengintruksi LCD

untuk menampilkan “WELCOME” dan

menunggu waktu jeda selama 1

(49)

3.7.2.

Deteksi Tangan

Pada proses deteksi tangan dapat dilihat dari program berikut ini.

Gambar 3.10. Deteksi Tangan.

Pada gambar program diatas dapat dijelasakn ketika PINB 2 IC ATMega8

berlogika 0 yang dihasilkan oleh komparator IC LM324, maka LCD

menghapus tampilan sebelumnya dan PORTC 0 mendapatkan logika 1

untuk mengintruksi relay 5 VDC untuk mengaktifkan

dryer

dan lampu

UV. Pada saat bersamaan LCD menampilkan “DRYER & UV ON”.

[image:49.612.188.456.165.393.2]
(50)

3.7.3.

Waktu Tercapai

Pada proses waktu tercapai dapat dilihat dari program berikut ini.

Gambar 3.11. Waktu Tercapai.

Pada gambar diatas dapat dijelaskan, ketika PORTC 0 berlogika 0 yang

didapatkan setelah relay bekerja selama 20 detik. Maka

relay

akan

memutuskan tegangan ke

dryer

dan lampu UV dan menghapus tampilan

sebelumnya serta menggantinya dengan “DRYER DAN UV OFF”

kemudian menunggu jeda waktu 3 detik untuk menampilkan “THANK

[image:50.612.209.490.165.373.2]
(51)

3.7.4.

Pengulangan Inisialisasi

Pada proses pengulangan inisialisasi dapat dilihat dari program berikut

ini.

Gambar 3.12. Pengulang Inisialisasi.

Pada program diatas dapat dijelaskan, ketika waktu jeda selama 3 detik

pada program sebelumnya, maka LCD akan menghapus tampilan

sebelumnya dan menggantinya dengan “WELCOME” dan menunggu

jeda selama 1 detik untuk menampilkan “PLEASE”.

3.8.

Pengujian Alat

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis eksperimental, artinya

meneliti, mencari, menjelaskan, dan membuat suatu

instrument

dimana

instrument

(52)

3.9.

Sistematika Pengukuran

3.9.1.

Rata-rata Pengukuran

Adalah nilai atau hasil pembagian dari jumlah data yang diambil atau

diukur dengan banyaknya pengambilan data atau banyaknya pengukuran

dirumuskan sebagai berikut :

(1)

dengan :

̅

= Rata

rata

= Jumlah

sebanyak

= Banyak data

3.9.2.

Eror

(%)

Adalah nilai persen dari simpangan (

Error

) terhadap nilai yang

dikehendaki dirumuskan sebagai berikut :

(3)

dengan :

(53)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1.

Spesifikasi Alat

Nama Alat :

Prototype Hand Dryer

Dilengkapi Lampu UV Dengan

Tampilan LCD Berbasis

Microcontroller

ATmega 8

Tegangan

: 220 V

Frekuensi

: 50-60 Hz

Daya

: 1200 Watt

Arus

: 2A

4.2.

Gambar Alat

Untuk gambar alat dapat dilihat pada gambar 4.1. dibawah ini:

Gambar 4.1. Modul Alat Tugas Akhir

Gambar 4.1. Penampang Alat.

[image:53.596.136.510.428.646.2]
(54)

4.3.

Cara Kerja Alat

Beikut ini adalah gambar cara kerja alat dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2. Cara Kerja Alat.

Ketika sensor mendapatkan tegangan 5 VDC, LED infra merah akan

memancarkan sinar inframerahnya dan photodioda siap menerima data

berupa tegangan dari inframerah. Saat sinar LED infra merah dipantulkan

karena adanya objek yang memantulkannya, photodioda akan menerima

data dari infra merah. Keluaran dari photodioda ini berupa tegangan yang

akan langsung masuk ke rangkaian komparator.

Pada

rangkaian

komparator,

keluaran

dari

photodioda

akan

dibandingkan dan kemudian akan diteruskan ke

microcontroller

berupa

bilangan binner (0 dan 1). Ketika

microcontroller

menerima data 1,

microcontroller

akan mengontak

relay

untuk menyalakan lampu UV dan

dryer

selama 20 detik serta mengubah tampilan pada LCD. Jika

[image:54.596.139.508.157.398.2]
(55)

4.4.

Percobaan Alat

4.4.1.

Pengukuran Tegangan Pada Sensor

Infrared

Dengan Jarak 4

cm.

Tabel 4.1. Tegangan Pada Sensor Infrared Dengan Jarak 4 cm

NO.

Ada Objek

(Volt)

Tidak Ada Objek

(Volt)

1

3.13 volt

0.3 volt

2

3.13 volt

0.3 volt

3

3.14 volt

0.3 volt

4

3.14 volt

0.3 volt

5

3.12 volt

0.3 volt

6

3.11 volt

0.3 volt

7

3.12 volt

0.3 volt

8

3.13 volt

0.3 volt

9

3.12 volt

0.3 volt

10

3.11 volt

0.3 volt

11

3.13 volt

0.3 volt

12

3.12 volt

0.3 volt

13

3.11 volt

0.3 volt

14

3.12 volt

0.3 volt

15

3.11 volt

0.3 volt

16

3.13 volt

0.3 volt

17

3.13 volt

0.3 volt

18

3.13 volt

0.3 volt

19

3.13 volt

0.3 volt

(56)

4.4.2.

Pengukuran Tegangan Pada Sensor

Infrared

Dengan Jarak 10

[image:56.596.177.496.179.706.2]

cm.

Tabel 4.2. Tegangan Pada Sensor Infrared Dengan Jarak 10 cm

NO.

Ada Objek

(Volt)

Tidak Ada Objek

(Volt)

1

2.80 volt

0.3 volt

2

2.80 volt

0.3 volt

3

2.79 volt

0.3 volt

4

2.79 volt

0.3 volt

5

2.79 volt

0.3 volt

6

2.79 volt

0.3 volt

7

2.79 volt

0.3 volt

8

2.79 volt

0.3 volt

9

2.81 volt

0.3 volt

10

2.79 volt

0.3 volt

11

2.81 volt

0.3 volt

12

2.79 volt

0.3 volt

13

2.79 volt

0.3 volt

14

2.79 volt

0.3 volt

15

2.79 volt

0.3 volt

16

2.80 volt

0.3 volt

17

2.81 volt

0.3 volt

18

2.81 volt

0.3 volt

19

2.80 volt

0.3 volt

(57)

4.4.3.

Pengukuran

Delay

Dryer

dan Lampu

UV

Dengan

Stopwatch.

Tabel 4.3. Pengukuran Waktu Delay Dryer dan Lampu UV Dengan

Stopwatch.

.

NO.

Data

Delay

1

20

2

20

3

19

4

20

5

20

6

19

7

19

8

20

9

19

10

19

11

20

12

20

13

20

14

19

15

21

16

21

17

21

18

20

19

21

(58)

4.5.

Analisa Perhitungan

4.5.1.

PerhitunganTegangan Pada Sensor Dengan Jarak 4 cm.

1.

Rata-Rata (

X

)

Dirumuskan sebagai berikut :

X

=

n

n

X

(

)

X

= 3.12

2.

Eror

(%)

Dirumuskan sebagai berikut :

% Error =

x

100

%

Xn

X

Xn

% Error = 0,31%

4.5.2.

PerhitunganTegangan Pada Sensor Dengan Jarak 10 cm.

1.

Rata-Rata (

X

)

Dirumuskan sebagai berikut :

X

=

n

n

X

(

)

(59)

2.

Eror

(%)

Dirumuskan sebagai berikut :

% Error =

x

100

%

Xn

X

Xn

% Error = 0,14%

4.5.3.

Analisa Perhitungan Waktu

Delay

Pada

Dryer

dan Lampu

UV

1.

Rata-Rata (

X

)

Dirumuskan sebagai berikut :

X

=

n

n

X

(

)

X

= 19.9

2.

Eror

(%)

Dirumuskan sebagai berikut :

% Error =

x

100

%

Xn

X

Xn

(60)

4.6.

Grafik Hasil Percobaan

4.6.1.

Grafik Pengukuran Nilai Tegangan Pada Sensor Merah

Table.4.1. grafik nilai tegangan dengan jarak 4-10 cm.

Dari hasil grafik maka dapat disimpulkan semakin jauh jarak

tangan yang diletakan di depan sensor infra merah maka

output

tegangan dari sensor infra merah semakin kecil, begitu pula

sebaliknya semakin dekat tangan diletakan pada sensor infra merah

maka

output

semakin besar. Jadi peletakan tangan pada sensor infra

merah idealnya yaitu dengan jarak 4-10 cm ini karena pada jarak itu,

outputnya masih bisa diterima oleh

microcontroller

.

2,6

2,7 2,8 2,9 3 3,1 3,2

[image:60.596.177.515.189.456.2]

4CM 5CM 6CM 7CM 8CM 9CM 10CM

Grafik Nilai Tegangan Dengan

Jarak 4-10 Cm

(61)

4.7.

Hasil Uji Laboratorium

Table. 4.4. pengujian alat

sebelum

sesudah

2.528 koloni

9 koloni

1.324 koloni

27 koloni

Table. 4.5. jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah penggunaan

Uji lab alat

prototype hand dryer

dilengkapi lampu uv dengan tampilan LCD

berbasis

microcontroller

atmega 8 menggunakan bakteri jenis E-Coli yang

dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu

Kesehatan UMY dengan menggunakan metode penghitungan jumlah

bakteri. Dari tabel diatas dapat disimpulakan bahwa jarak 10 cm dengan

penggunaan alat selama 20 detik bakteri E-Coli tidak bergerak

Nama

Bakteri

Jarak

Penyinaran

Waktu

Hasil

E-Coli

10 cm

2

Masih Bergerak

5

Masih Bergerak

10

Bergerak Lamban

15

Bergerak Lamban

(62)

4.8.

Uraian Data Hasil Pengukuran.

Berdasarkan pengambilan data yang telah dilakukan terhadap pengukuran

jarak yang telah ditentukan didapatkan beberapa hasil pengukuran tegangan yang

berbeda beda, sehingga untuk jarak 4 cm didapatkan tegangan rata-rata untuk 20

kali pengukuran sebesar 3.003 Volt, berdasarkan data tersebut ternyata dihasilkan

nilai

error

yang dihasilkan berdasarkan nilai rata-rata yaitu sebesar 0,31

%.

Pada jarak 10 cm pada 20 kali pengukuran didapatkan tegangan rata-rata

sebesar 1.287 volt, sehingga didapatkan nilai

error

yang dihasilkan berdasarkan

nilai rata-rata yaitu sebesar 0,14

%.

Untuk pengambilan data waktu

delay

hand dryer

dan lampu

UV

terhadap

selang waktu yang ditentukan yaitu selama 20 detik berdasarkan waktu

stopwatch

maka didapatkan hasil dengan rata-rata waktu selama 19.9 detik sehingga

(63)

BAB V

PENUTUP

5.1.

KESIMPULAN

Setelah melakukan proses pembuatan, percobaan, pengujian alat dan

pendataan, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1.

Handryer

dan lampu UV

akan bekerja berdasarkan inputan dari sensor,

apabila sensor mendeteksi adanya tangan maka

handryer

dan lampu UV

akan

on

. Begitu pula sebaliknya dan apabila sensor tidak mendeteksi adanya

tangan maka

dryer

dan lampu UV akan

off.

.

2.

Pada jarak 10 cm dengan penyinaran selama 20 detik bakteri E-Colli tidak

bergerak.

3.

Jarak ideal tangan diarahkan di bawah sensor inframerah adalah 1 sampai 10

cm.

4.

LCD dapat menampilkan pesan ketika

dryer

dan UV akan

on

dan o

ff

, LCD

juga akan menampilkan tulisan ketika dryer dan lampu UV akan dijalankan.

5.

Penggunaan alat

hand dryer

dengan lampu UV ini lebih higienis. Bila

menggunakan kain, kehigienisannya tidak terjaga karena kain sering

terkontaminasi dengan banyak tangan dan kain akan cepat kotor sehingga

kita

harus

sering

mencucinya.

Dan

apabila

menggunakan

tisu,

kehigienisannya memang lebih terjamin dibandingkan dengan menggunakan

kain. Tetapi kita memerlukan biaya yang lebih banyak karena tisu akan

dibuang dan cepat habis. .

(64)

6.

Dari hasil pengukuran di dapatkan kesalahan nilai rata rata yaitu:

Untuk pengukuran jarak pada sensor infra merah dengan jarak

pengukuran 4 cm disimpulkan memiliki hasil nilai rata rata sebesar 3.12,

pada jarak 10 cm disimpulkan memiliki nilai rata rata 2.796. Sedangkan

untuk

hand dryer

dan lampu

UV

dengan waktu 20 detik disimpulkan

memiliki hasil nilai rata rata sebesar 19.9.

5.2.

SARAN

Setelah melakukan proses pembuatan, percobaan, pengujian alat dan

pendataan,

penulis

memberikan

saran

sebagai

pengembangan

peneliti

selanjutnya sebagai berikut:

1.

Alangkah baiknya alat pengering tangan ini ukurannya bisa diperkecil,

sehingga menjadi lebih portable dan bisa dibawa ke mana-mana serta tidak

memakan tempat yang terlalu banyak.

2.

Alangkah baiknya alat pengering tangan ini. diberi sekat pada sisi-sisi sekitar

sensor, supaya tidak terjadi interferensi masuknya cahaya luar.

3.

Perlu penambahan

hourmete

r untuk mengetahui

live time

lampu

UV.

4.

Pembuatan

chasing

dapat diperbaiki lagi dan diperindah dengan pola yang

(65)

Budiharto, Widodo. Belajar Mikrokontrol dan Aplikasi. Elex Media Komputindo.

Jakarta. 2008.

Carter, Bruce. R.Brown, thomas.

Handbook of operational amplifier application

.

Texas instrument. 2001

Ian, Hickman BSc (Hons),Ceng, MIEE,MIEEE.

Analog Circuit Cookbook.

Second edition

. Newnes. New Delhi. 1999.

Iswanto and N. M. Raharja, Mikrokontroller: Teori dan Praktik Atmega 16

dengan Bahasa C. Penerbit Deepublish, 2015

Wilson, Jon.

Sensor Technology Handbook

. Newnes. USA. 2005

Iswanto, S.T, M.Eng. Buku Diktat Mikrokontroller. Yogyakarta, 2015

Bagas Kawarasan. 2012. Mengetahui Pin Relay

https://bagaskawarasan.wordpress.com/tag/cara- mengetahui-pin-relay

(diakses 5 Januari 2016 pukul 21.00 WIB).

(66)
(67)

1

2486K–AVR–08/03

Features

High-performance, Low-power AVR® 8-bit MicrocontrollerAdvanced RISC Architecture

– 130 Powerful Instructions – Most Single-clock Cycle Execution – 32 x 8 General Purpose Working Registers

– Fully Static Operation

– Up to 16 MIPS Throughput at 16 MHz – On-chip 2-cycle Multiplier

Nonvolatile Program and Data Memories

– 8K Bytes of In-System Self-Programmable Flash Endurance: 10,000 Write/Erase Cycles

– Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits In-System Programming by On-chip Boot Program True Read-While-Write Operation

– 512 Bytes EEPROM

Endurance: 100,000 Write/Erase Cycles – 1K Byte Internal SRAM

– Programming Lock for Software Security

Peripheral Features

– Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescaler, one Compare Mode

– One 16-bit Timer/Counter with Separate Prescaler, Compare Mode, and Capture Mode

– Real Time Counter with Separate Oscillator – Three PWM Channels

– 8-channel ADC in TQFP and MLF package Six Channels 10-bit Accuracy

Two Channels 8-bit Accuracy – 6-channel ADC in PDIP package

Four Channels 10-bit Accuracy Two Channels 8-bit Accuracy – Byte-oriented Two-wire Serial Interface – Programmable Serial USART

– Master/Slave SPI Serial Interface

– Programmable Watchdog Timer with Separate On-chip Oscillator – On-chip Analog Comparator

Special Microcontroller Features

– Power-on Reset and Programmable Brown-out Detection – Internal Calibrated RC Oscillator

– External and Internal Interrupt Sources

– Five Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down, and Standby

I/O and Packages

– 23 Programmable I/O Lines

– 28-lead PDIP, 32-lead TQFP, and 32-pad MLF

Operating Voltages – 2.7 - 5.5V (ATmega8L) – 4.5 - 5.5V (ATmega8)

Speed Grades

– 0 - 8 MHz (ATmega8L) – 0 - 16 MHz (ATmega8)

Power Consumption at 4 Mhz, 3V, 25°C – Active: 3.6 mA

– Idle Mode: 1.0 mA

– Power-down Mode: 0.5 µA

8-bit

with 8K Bytes

(68)

2

ATmega8(L)

2486K–AVR–08/03 1 2 3 4 5 6 7 8 24 23 22 21 20 19 18 17 (INT1) PD3 (XCK/T0) PD4 GND VCC GND VCC (XTAL1/TOSC1) PB6 (XTAL2/TOSC2) PB7 PC1 (ADC1) PC0 (ADC0) ADC7 GND AREF ADC6 AVCC PB5 (SCK)

32 31 30 29 28 27 26 25

9 10 11 12 13 14 15 16

(T1) PD5

(AIN0) PD6 (AIN1) PD7 (ICP) PB0 (OC1A) PB1

(SS/OC1B) PB2 (MOSI/OC2) PB3

(MISO) PB4

PD2 (INT0) PD1 (TXD) PD0 (RXD) PC6 (RESET) PC5 (ADC5/SCL) PC4 (ADC4/SDA) PC3 (ADC3) PC2 (ADC2)

TQFP Top View 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 (INT1) PD3 (XCK/T0) PD4 VCC GND (XTAL1/TOSC1) PB6 (XTAL2/TOSC2) PB7 (T1) PD5 (AIN0) PD6 (AIN1) PD7 (ICP) PB0 PC1 (ADC1) PC0 (ADC0) GND AREF AVCC PB5 (SCK) PB4 (MISO) PB3 (MOSI/OC2) PB2 (SS/OC1B) PB1 (OC1A) 1 2 3 4 5 6 7 8 24 23 22 21 20 19 18 17

32 31 30 29 28 27 26 25

9 10 11 12 13 14 15 16

MLF Top View

(INT1) PD3 (XCK/T0) PD4 GND VCC GND VCC (XTAL1/TOSC1) PB6 (XTAL2/TOSC2) PB7 PC1 (ADC1) PC0 (ADC0) ADC7 GND AREF ADC6 AVCC PB5 (SCK) (T1) PD5

(AIN0) PD6 (AIN1) PD7 (ICP) PB0 (OC1A) PB1

(SS/OC1B) PB2 (MOSI/OC2) PB3

(MISO) PB4

(69)

3

ATmega8(L)

2486K–AVR–08/03

Overview

The ATmega8 is a low-power CMOS 8-bit microcontroller based on the AVR RISC

architecture. By executing powerful instructions in a single clock cycle, the ATmega8 achieves throughputs approaching 1 MIPS per MHz, allowing the system designer to optimize power consumption versus processing speed.

Block Diagram

Figure 1. Block Diagram

INTERNAL OSCILLATOR OSCILLATOR WATCHDOG TIMER MCU CTRL. & TIMING OSCILLATOR TIMERS/ COUNTERS INTERRUPT UNIT STACK POINTER EEPROM SRAM STATUS REGISTER USART PROGRAM COUNTER PROGRAM FLASH INSTRUCTION REGISTER INSTRUCTION DECODER PROGRAMMING LOGIC SPI ADC INTERFACE COMP. INTERFACE PORTC DRIVERS/BUFFERS

PORTC DIGITAL INTERFACE

GENERAL PURPOSE REGISTERS X Y Z ALU + -PORTB DRIVERS/BUFFERS

PORTB DIGITAL INTERFACE

PORTD DIGITAL INTERFACE

PORTD DRIVERS/BUFFERS XTAL1 XTAL2 CONTROL LINES VCC GND MUX & ADC AGND AREF

PC0 - PC6 PB0 - PB7

PD0 - PD7

AVR CPU

[image:69.612.202.563.149.696.2]
(70)

4

ATmega8(L)

2486K–AVR–08/03

The ATmega8 provides the following features: 8K bytes of In-System Programmable Flash with Read-While-Write capabilities, 512 bytes of EEPROM, 1K byte of SRAM, 23 general purpose I/O lines, 32 general purpose working registers, three flexible Timer/Counters with compare modes, internal and exter

Gambar

Gambar 2.2.  Deskripsi Pin ATMega8.
Gambar 3.1. Blok Diagram.
Gambar 3.2. Diagram Alir.
Gambar 3.3. Diagram Mekanis.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Struktur kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini me- nunjukkan bahwa semakin besar proporsi kepemi- likan saham oleh manajemen

Hasil penelitian yang dilakukan sejak Juli hingga Oktober 2015 ditemukan penggunaan tindak tutur direktif anak usia dini di PAUD Terpadu Sulawesi Permata Bangsa

Corroborating previous studies, this study finds those marginalized groups have limited participation in the decision making process in PNPM-Rural when compared to other groups in

empat puluh sembilan juta sembilan ratus enam puluh dua ribu rupiah Demikian agar saudara-saudara mengetahui, dan atas perhatian saudara dalam pelelangan tersebut kami ucapkan

The sun-exposed skin of individual fruit had much higher cyanidin 3-galactoside (anthocyanin) and quercetin 3- glycoside levels than the shaded skin, while phloridzin, catechins

Adapun Metode penulisan yang digunakan oleh penulis adalah Metode Studi Pustaka Yaitu dengan memperoleh informasi dari buku serta media online lainnya, yang berhubungan dengan

Melalui metode action research dibantu dengan teknik pengumpulan data antara lain observasi, wawancara dan perekaman, dan untuk menganalisis data digunakan

Syahriol Sitorus, S.Si.M.IT selaku pembimbing penulis yang selalu memberi masukan baik kritik dan saran kepada penulis selama. pembuatan Tugas Akhir dari awal