• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Perbaikan Gambar Pada Pendeteksi Parkir Kosong Berdasarkan Nilai Histogram.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Perbaikan Gambar Pada Pendeteksi Parkir Kosong Berdasarkan Nilai Histogram."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PERBAIKAN GAMBAR PADA PENDETEKSI PARKIR

KOSONG BERDASARKAN NILAI HISTOGRAM

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Sistem Komputer

Oleh:

RAHMAWAN SUCHINDA

10.41020.0093

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)
(3)

x

3.1. Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem ... 22

3.2. Perancangan perangkat keras ... 24

3.3. Pengambilan Citra Sample ... 25

4.1. Pengujian Streaming Citra Melalui Webcam ... 34

4.1.1. Tujuan ... 34

4.1.2. Alat yang Digunakan... 34

4.1.3. Prosedur Pengujian ... 35

(4)

xi

4.2. Pengujian Konversi Citra kedalam grayscale dan histogram ... 36

(5)

xii

LAMPIRAN ... 58

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang ini dan semakin banyaknya pengguna kendaraan

bermotor, terutama pengendara mobil. Terutama ditempat area parkir mobil seperti

didalam mall, area kampus, dan pusat – pusat perbelanjaan, hal tersebut semakin

menjadi masalah untuk mencari tempat parkir yang kosong. Sehingga pengendara

mengitari area parkir tersebut agar dapat menemukan mana tempat parkir yang

kosong. Dan diperlukan area parkir mobil yang memadai, dan petunjuk untuk tempat

parkir yang kosong, sehingga memudahkan para pengendara untuk mencari tempat

parkir yang kosong.

Meskipun sekarang sudah banyak area parkir yang menggunakan kamera

WebCam untuk memantau area parkir saja, untuk memanfaatkan kamera diarea

parkir tersebut dibuatlah sistem yang mengelolah hasil gambar yang sudah diperoleh

kamera WebCam sehingga dapat mengetahui area parkir yang kosong dengan

menggunakan pengaturan nilai kontras otomatis, agar citra yang diterima bisa

sempurna.

Kondisi cuaca juga dapat mempengaruhi hasil yang ditangkap oleh kamera

tersebut, besar kecilnya nilai eksposure yang ditangkap oleh kamera juga akan

mempengaruhi hasil gambar, sehingga kamera bisa kurang maksimal untuk

mengetahui mana tempat parkir yang kosong. Sehingga bisa terjadi kesalahan dalam

pemberitahuan untuk tempat parkir yang kosong tersebut, untuk mengatasi hal

(7)

yang diterima oleh kamera. Agar kamera dapat berfungsi untuk pencahayaan

diwaktu, pagi, siang, sore dan malam, sehingga gambar yang didapat terlihat jelas

dan maksimal.

Contrast streching adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan citra

baru dengan contrast yang lebih baik daripada contrast dari citra asalnya. Citra yang

memiliki contrast rendah dapat terjadi karena kurangnya pencahayaan, kurangnya

bidang dinamika dari sensor citra , atau kesalahan pengaturan pembukaan lensa pada

saat pengambilan citra. Sehingga dilakukan peregangan kontras (contrast streching)

untuk dapat menghasilkan citra yang didapat terlihat jelas . (Lamabelawa, 2009)

Citra kontras bagus memperlihatkan jangkauan nilai keabuan yang lebar

tanpa ada suatu nilai keabuan yang mendominasi. Histogram citranya

memperlihatkan penyebaran nilai keabuan yang relatif seragam. (Sembiring, 2012)

Citra yang memiliki contrast rendah dapat terjadi karena kurangnya

pencahayaan, kurangnya bidang dinamika dari sensor citra, atau kesalahan setting

pembukaan lensa pada saat pengambilan citra. Citra dengan kualitas rendah dapat

diperbaiki kualitasnya dengan operasi contrast streching. (Sembiring, 2012)

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan merumuskan masalah

yang ada. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah :

1. Bagaimana melakukan setting otomatis pada citra dengan pencahayaan

kurang (Under Exposure) atau lebih (Upper Exposure) yang ditangkap oleh

(8)

2. Bagaimana mengatur kontras setting otomatis pada citrra upper exposure dan

under exposure yang ditangkap oleh kamera WeBcam dengan menggunakan

nilai histogram.

3. Bagaimana melakukan perbaikan citra dengan menggunakan aplikasi

OpenCV.

B. Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang lebih luas terkait dengan perbaikan

olah citra digital. Terdapat beberapa batasan masalah, maka penelitian ini hanya

ditentukan pada area parkir tertentu :

1. Pendeteksi area parkir kosong menggunakan aplikasi yang sudah ada, yang

dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

2. Melakukan setting otomatis pada citra yang akan dihasilkan oleh kamera

WebCam dengan menggunakan nilai pada histogram.

3. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software C++.

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Mendapatkan hasil yang sempurna dalam penangkapan citra digital pada

kamera WebCam dengan berdasarkan nilai histogram.

(9)

1.2. Kontribusi

Kontribusi tugas akhir ini adalah apabila sistem ini diterapkan maka dapat

membuat orang lebih muda untuk mencari tempat parkir yang masih kosong.

1.3. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan buku tugas akhir ini terdiri dari lima bab, yang secara

ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Pada BAB I dijelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, pembatasan masalah, tujuan, kontribusi dan sistematika

penulisan buku tugas akhir.

BAB II : Landasan Teori

Pada BAB II menjelaskan tentang kamera, citra digital, pengolahan

citra yang meliputi grayscaling, thresholding, metode background

subtraction (subtraksi background), color space yang meliputi RGB,

computer vision dan opencv, motion detection.

BAB III : Metode Penelitian

Pada BAB III membahas tentang perangkat-perangkat yang

digunakan dalam membuat tugas akhir ini, baik (hardware) yang

berupa miniatur maupun perangkat lunak (software) diantaranya

flowchart, proses update citra kondisi parkir, proses mendeteksi

perbaikan gambar, proses grayscaling, proses histogram, proses

menghitung pixel warna putih serta proses menentukan koordinat

(10)

BAB IV : Pengujian dan Evaluasi Sistem

Pada BAB IV membahas tentang pengujian sistem meliputi,

pengujian pengambilan gambar secara otomatis setiap lima detik

sekali, proses grayscale, proses thresholding, proses subtraksi,

proses mengenali benda dari citra biner, proses menentukan

koordinat tertentu.

BAB V : Penutup

Pada BAB V merupakan bagian akhir dari laporan penelitian tugas

akhir ini yang menguraikan kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh

dari proses penelitian serta saran-saran untuk pengembangan

(11)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Area parkir

Meningkatnya jumlah kendaraan pribadi saat ini khususnya mobil

membuat kebutuhan lahan parkir yang terbuka yang luas. Tidak mudah untuk

mencari ruang parkir yang kosong di tempat parkir yang terbuka, hal ini di

sebabkan karena ruang parkir yang tersedia sudah oleh pengendara mobil lainya,

sehingga pengemudi yang ingin menggunakan lahan parkir harus mengitari area

parkir tersebut sampai mendapatkan ruang yang kosong, dan banyak juga

pengemudi yang memarkirkanya secara pararel sehingga tidak pada ruang yang

tersedia. (Muhadi Ardhie Tyasa, 2013).

Kurangnya informasi di area parkir mobil membuat para pengendara

yang ingin memarkirkan kendaraanya mencaji sangat kerepotan. Sebenarnya

masalah tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan teknologi komputer. Yang

saat ini telah dikembangkan beberapa teknologi tempat parkir hanya dengan

berupa petunjuk apakah tempat parkir tersebut penuh atau kosong pada papan

yang terletak pada pintu masuk parkir. (Muhadi Ardhie Tyasa, 2013)

2.2 VCR (Video Capture Recorder)

(Kurniawan, 2009) Video capture adalah sebuah proses digitalisasi dari

video analog ke dalam komputer dari perangkat di luar komputer seperti siaran

(12)

gambar analog menjadi elemen – elemen dasar gambar digital, elemen gambar

Pengolahan citra adalah memanipulasi dan analisis suatu informasi gambar

yang dilakukan oleh komputer, informasi gambar di sini adalah gambar visual

yang dibentuk dalam dua dimensi. Tujuan dari pengolahan citra sendiri adalah

untuk memperbaiki informasi yang terdapat pada gambar agar dapat diterima

secara maksimal dan mudah terbaca, dan untuk memperbaiki kualitas dari gambar

yang diterima.

Pengolahan citra memiliki beberapa jenis pengoprasian, yaitu sebagai

berikut.

1. Perbaikan kualitas citra (image enhacement).

Jenis operasi ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas citra dengan cara

memanipulasi parameter-parameter citra.

Dengan operasi ini, ciri-ciri khusus yang terdapat di dalam citra lebih

ditonjolkan.Contoh-contoh operasi perbaikan citra:

a. perbaikan kontras gelap/terang

b. perbaikan tepian objek (edge enhancement)

(13)

d. grayscaling

e. noise filtering

2. Pemugaran citra (image restoration)

Operasi ini bertujuan menghilangkan atau meminimumkan cacat pada citra.

Tujuan pemugaran citra hampir sama dengan operasi perbaikan citra.

Bedanya, pada pemugaran citra penyebab degradasi gambar diketahui.

Contoh-contoh operasi pemugaran citra:

a. penghilangan kesamaran (deblurring)

b. penghilangan noise

3. Penempatan citra (image compression)

Jenis operasi ini dilakukan agar citra dapat direpresentasikan dalam bentuk

yang lebih kompak sehingga memerlukan memori yang lebih sedikit. Hal

penting yang harus diperhatikan dalam pemampatan adalah citra yang telah

dimampatkan harus tetap mempunyai kualitas gambar yang bagus. Contoh

metode pemampatan citra adalah metode JPEG.

4. Segmentasi citra (image segmentation)

Jenis operasi ini bertujuan untuk memecah suatu citra ke dalam beberapa

segmen dengan suatu kriteria tertentu. Jenis operasi ini berkaitan erat dengan

pengenalan pola.

5. Pengorakan citra (image analysis)

Jenis operasi ini bertujuan menghitung besaran kuantitif dari citra untuk

menghasilkan deskripsinya. Teknik pengorakan citra mengekstraksi ciri-ciri

(14)

kadangkala diperlukan untuk melokalisasi objek yang diinginkan dari

sekelilingnya. Contoh-contoh operasi pengolahan citra:

a. Pendeteksian tepi objek (edge detection)

b. Ekstraksi batas (boundary)

c. Representasi daerah (region)

6. Rekanstruksi citra (image recontruction)

Jenis operasi ini bertujuan untuk membentuk ulang objek dari beberapa citra

hasil proyeksi. Operasi rekonstruksi citra banyak digunakan dalam bidang

medis. Misalnya beberapa foto rontgen dengan sinar X digunakan untuk

membentuk ulang gambar organ tubuh. (Nixon dan Aguado, 2002)

Citra digital (diskrit) dihasilkan dari citra analog (kontinu) melalui

digitalisasi. Digitalisasi citra analog terdiri sampling danquantitazion Sampling

adalah pembagian citra ke dalam elemen-elemen diskrit (pixel), sedangkan

quantitazion adalah pemberian nilai intensitaswarna pada setiap pixel dengan nilai

yang berupa bilangan bulat (Awcock, 1996). Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pengolahan citra digital adalah kuantitas data, pendekatan

statistik, kecepatan, keefisiensian, sistematika, pencarian informasi kembali

(retrival), dan modifikasi, termasuk resolusi citranya. (Purwadhi, 2001)

2.4. Brightness

Brightness adalah kata lain untuk intensitas cahaya. Kecerahan pada sebuah

titik (pixel) di dalam citra bukanlah intensitas yang real, tetapi sebenernya adalah

intensitas rata – rata dari suatu area yang mencakupnya. Sistem visual manusia

(15)

dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi dengan jangkauan sebesar 1010.

(Fatmawati, 2011)

Untuk membuat citra lebih terang atau lebih gelap, kita dapat melakukan

pengubahan kecerahan citra. Kecerahan atau kecemerlangan citra dapat diperbaiki

dengan menambahkan atau mengurangkan sebuah konstanta kepada dari setiap

pixel didalam citra. Akibat operasi ini, histogram mengalami pergeseran. (Munir,

2004)

Nilai pixel hasil pengubahan mungkin lebih kecil atau sama dengan derajat

keabuan minimum (0) atau lebih besar sama dengan derajat keabuan maksimum

(255). Karena itu, pixel tersebut perlu dilakukan clipping ke nilai keabuan

minimum atau kenilai keabuan maksimum. (Munir, 2004)

2.5. Contrast Streching

Contrast streching biasa disebut dengan normalisasi mencoba untuk

meningkatkan kualitas gambar dengan peregangan dengan intensitas nilai

dalamnya agar dapat memanfaatkan sepenuhnya kemungkinan nilai yang

didapatkan oleh gambar. Contrast streching biasa digunakan untuk mendapatkan

citra baru dengan kontras yang lebih baik daripada kontras asalnya. (Dharmawan,

2013)

Contrast streching digunakan untuk meningkatkan jangkauan dinamis

dari tingkat abu-abu dalam gambar. Sebagai contoh, dalam sistem 8-bit tampilan

gambar dapat menunjukkan maksimum 256 tingkat abu-abu. (Dharmawan, 2013)

Citra yang memiliki kontras rendah dapat terjadi karena kurangnya

pencahayaan dalam gambar, kurangnya bidang dinamika dari sensor citra, atau

(16)

sebuah citra. Ide dari proses contras streching adalah untuk meningkatkan bidang

dinamika dari gray level di dalam citra yang akan diproses. Citra dengan kontras

rendah mempunyai kualitas yang relatif kurang baik, sehingga informasi yang

diterima sulit untuk diinterpretasikan oleh mata manusia. (Dharmawan, 2013)

Gambar pengindraan jauh diperoleh dari multi-spectral. FCC (False

Color Composite) adalah kombinasi dari ketiga band, seperti di mana masing

masing band diberi tugas untuk pewarnaan primer yang berbeda, yaitu (RGB)

Red, green, dan blue. (Dharmawan, 2013)

Gambar 2.1 Sebelum proses contras streching (Kumar, 2010)

(17)

Sering kali gambar dipindai sedemikian hingga, untuk mengubah

kecerahan yang dihasilkan tidak menggunakan rentang dinamis yang sedemikian

hingga. Penyempurnaan kontras ditingkatkan agar daya nalar benda pada gambar

dapat ditingkatkan kecerahanya antara obyek dan background nya. (Eschbach,

2009).

Citra kontras rendah dapat diperbaiki kualitasnya dengan operasi

peregangan kontras. Melalui operasi ini, nilai warna keabuan akan merentang dari

0 sampai 225 (pada citra 8-bit), dengan kata lain nilai warna keabuan terpakai

secara merata. (Munir, 2004)

Gambar 2.3 Peregangan kontras (Contrast Streching) (Milayanti, 2013)

Pada peningkatan kontras, titik yang cenderung gelap akan menjadi lebih

gelap, dang yang cenderung terang akan menjadi lebih cemerlang. Peningkatan

kontras juga bisa dilakukan dengan berbagai macam rumus, salah satunya :

(Milayanti, 2013)

S = hl – Q ...……….………..…(1)

Kontras menyatakan sebaran terang (lighteness) dan gelap (darkness) di

dalam sebuah gambar. Citra dengan kontras rendah di cirikan oleh sebagian besar

(18)

dengan kontras yang baik, komposisi citra gelap dan citra terang tersebar secara

merata. (Fatmawati, 2011)

Metode pada contrast streching sangat tergantung dari kebutuhan, apakah

kontras citra mau dibuat kearah gelap atau yang terang. Contrast yang baik akan

terlihat pada nilai – nilai grafik histogram yang menyebar secara merata dari

warna gelap hingga warna terang. (Choerudin, 2013)

Cara kerja dari proses contrast streching (peregangan kontras) pada citra

8-bit adalah sebagai berikut.

1. Mengelompokan dan menghitung pixel berdasarkan nilai keabuan (membuat

histogram). (Choerudin, 2013)

2. Memindai (Scan) histogram dari nilai keabuan terkecil ke nilai keabuan

terbesar (0 hingga 255) untuk menemukan batas nilai keabuan yang terendah

dan batas nilai keabuan tertinggi dari kelompok pixel (citra). (Choerudin,

2013)

3. Memetakan (menskalakan) berdasarkan pixel pixel yang berada di antara

batas terendah hingga batas tertinggi untuk memenuhi rentang nilai dari

warna keabuan yang lengkap (0 hingga 255) dengan persamaan: (Choerudin,

2013)

...…...……….………(2)

Dalam hal ini Y adalah nilai keabuan yang baru atau diperoleh, X adalah

nilai keabuan yang lama, X1 adalah nilai keabuan tertinggi dari kelompok pixel

dan X2 adalah nilai keabuan terendah dari kelompok pixel. Dengan menggunakan

(19)

Metode yang digunakan dalam contrast streching adalah dengan

menghitung pixel dari image dan kemudian melakukan proses untuk melebarkan

pixel levelnya : (sembiring, 2012)

Pixel lama - pixel level terendah

Pixel level tertinggi - pixel level terendah

x 255

………(3)

2.6. Grayscale

Proses awal yang sering dilakukan dalam melakukan image processing

adalah mengubah citra berwarna menjadi citra grayscale. Hal ini digunakan untuk

menyedarhanakan model citra. (Dharmawan, 2013). Citra grayscale hanya

menggunakan warna satu tingkatan warna abu – abu. . Warna abu – abu adalah

satu – satunya warna pada ruang RGB (Red, Green, Blue) yang mempunyai

itensitas warna yang sama.

Pada citra berasas keabu–abuan hanya mememlukan nilai intensitas untuk

tiap piksel sebagai nilai tunggal, sedangkan pada citra yang berwarna memerlukan

sebanyak tiga nilai intensitas untuk setiap pikselnya. Intensitas dari citra berwarna

grayscale akan disimpan ke dalam 8 bit integer yang memberikan 256

kemungkinan yang mana akan dimulai dari level 0 hingga 255 (0 untuk warna

hitam dan 255 untuk warna putih dan di antara 0 – 255 adalah derajat warna

(20)

Gambar 2.4 Grayscale level (sunu jatmika, 2014)

2.7. RGB (Red, Green, Blue)

RGB mengacu pada sistem untuk mewakili warna yang akan digunakan

pada layar komputer. Warna merah, hijau, dan biru dapat dikombinasikan dalam

berbagai proporsi untuk mendapatkan warna spektrum. Tingkat R, G, dan B

mendapat nilai rentang dari 0 sampai 100 persen dari intensitas penuh. (Rouse,

2005).

Gambar 2.5 Contoh reperentasi RGB (Pradhitya, 2015)

Pengolahan warna dengan menggunakan model RGB sangat mudah dan

sederhana, karena informasi warna dalam komputer sudah dikemas dalam model

yang sama. Hal yang perlu dilakukan adalah melakukan pembacaan nilai – nilai

(21)

Salah satu cara untuk menghitung warna yaitu dengan cara

menormalisasi ketiga komponen warna tersebut. Normalisasi penting dilakukan

terutama bila sejumlah citra ditangkap dengan penerangan yang berbeda – beda.

Hasil perhitungan tiap komponen warna pokok yang telah dinormalisasi akan

menghilangkan pengaruh penerangan sehingga setiap komponen warna dapat

dibandingkan satu sama lainya walaupun berasal dari citra dengan kondisi

penerangan yang tidak sama. (Pradhitya, 2015)

Cara menormalisasi adalah sebagai berikut.

.………(4)

……….(5)

……….(6)

Bila ketiga warna komponen warna yang telah dinormalisasi dengan

masing – masing indeks warna merah (r), indeks warna hijau (g), dan indeks

berwarna biru (b), mempunyai nilai yang sama (1/3), maka objek tidak berwarna.

Bila (r) lebih besar dari pada g dan b, maka objek berwarna merah, dan

seterusnya. (Pradhitya, 2015)

2.8. Histogram

Histogram adalah grafik yang menggambarkan penyebaran dari nilai –

nilai pixel yang terdapat pada ssuatu citra atau bagian citra tertentu didalamnya.

Intensitas pada citra dapat diketahui dari sebuah histogram. Histogram juga dapat

(22)

(Contrast) dari sebuah gambar. Karena itu histogram adalah alat bantu yang

sangat berharga dalam sebuah pengerjaan pengolahan citra, baik secara kuantitatif

ataupun kualitatif. (Fatmawati, 2011)

Histogram merupakan dasar untuk berbagai teknik pengolahan domain

spesial. Manipulasi histogram dapat digunakan secara efektif untuk peningkatan

citra, seperti yang ditampilkan di bagian ini. Histogram sederhana untuk

menghitung dalam perangkat lunak dan juga untuk implementasi hardware,

sehingga membuat mereka populer dalam pengolahan citra yang real-time.

(Rafael C. Gonzalez, 2004)

Penyebaran nilai intensitas harus diubah supaya bisa menghasilkan hasil

citra yang baik, dan teknik yang biasa dipakai adalah pemerataan histogram

(Histogram equalizatition). Tujuan dari pemerataan histogram sendiri adalah

untuk memperoleh penyebaran yang merata, sehingga setiap derajat keabuan akan

memiliki jumlah pixel yang relatif sama. (Fatmawati, 2011)

Membandingkan histogram dari citra mentah dan citra yang ditingkatkan

menggunakan linear streching dan histogram yang disamakan. Apa saja bagian

yang terdapat pada histogram? (Harrison, 2005)

1. Judul, judul singkat yang menjelaskan tentang isi yang terkandung dalam

histogtram. (Harrison, 2005)

2. Horisontal atau X-Axis: horisontal atau sumbu X berisi skala yang memiliki

nilai – nilai yang pengukuranya cocok. Pada umumnya pengukuran ini

dikelompokan kedalam interval untuk membantu meringkas set data yang

(23)

3. Bar: Bar memiliki dua karakteristik yang penting, yaitu tinggi dan lebar.

Tinggi untuk menunjukan jumlah nilai dalam selang waktu yang terjadi,

sedangkang width merupakan panjang pada interval yang tertutup oleh bar.

(Harrison, 2005)

4. Vertical orY-Axis: vertikal atau Sumbu Y adalah skala yang berisi beberapa

waktu nilai yang terdapat pada selang waktu yang terjadi. Jumlah waktu juga

biasa disebut sebagai frekuensi. (Harrison, 2005)

5. Legend : legend memberikan informasi tambahan bahwa dokumen mana data

itu berasal dari dan bagaimana pengukuran dikumpulkan. (Harrison, 2005)

2.8.1. Pembuatan Histogram

1. Ciri – ciri citranya

a. Gelap

b. Terang

c. Normal

d. Normal Brightness dan Contrast

Gambar 2.6 (a) Citra Gelap, (b) Citra terang, (c) Citra normal (d) normal

(24)

Gambar 7. Memperlihatkan tiga buah citra lena. Citra lena yang pertama

terlalu gelap. Histogramnya banyak menumpuk pada bagian kiri, karena citra

tersebut mengandung banyak nilai intensitas yang dekat dengan 0 (hitam). Citra

lena yang kedua terlalu terang. Histogramnya banyak menumpuk pada bagian

kanan, karena citra tersebut mengandung banyak nilai intensitas yang dekat

dengan 255 (putih). Citra lena yang ketiga adalah citra yang normal (bagus).

Histogram tersebar merata di seluruh daerah derajat keabuan. (Prof. Dr.rer.nat.

Achmad Benny Mutiara, 2005)

2.8.2. Membuat Histogram

Misalkan citra digital memiliki L derajat keabuan, yaitu dari nilai 0 sampai

L-1 (misalnya pada citra dengan kuantitas derajat keabuan 8-bit, nilai derajat

keabuan dari 0 sampai 255). Secara sistematis histogram citra dihitung dengan

rumus

, i = 0, 1, …., L-1 ………..(7)

Yang dalam hal ini,

ni = jumlah pixel yang memiliki derajat keabuan i

n = jumlah seluruh pixel di dalam citra

Plot hi versus fi dinamakan histogram. Gambar 8. Adalah contoh sebuah

histogram citra. Secara grafis histogram ditampilkan dengan diagram batang.

Dapat diperhatikan bahwa persamaan (7), nilai ni telah dinormalkan dengan

membaginya dengan n, nilai hi berada di dalam selang 0 sampai 1. (Prof.

(25)

Gambar 2.7 Histogram citra (Prof. Dr.rer.nat. Achmad Benny Mutiara, 2005)

Fitur yang dimiliki OpenCV antara lain :

1. Manipulasi data citra (alocation, copying, setting, convert).

2. Citra dan video I/O (file dan kamera based input, image/video file output).

3. Manipulasi Matriks dan Vektor beserta rutin-rutin aljabar linear (products,

solvers, eigenvalues, SVD).

4. Data struktur dinamis (lists, queues, sets, trees, graphs).

5. Pemroses citra fundamental (filtering, edge detection, corner detection,

sampling and interpolation, color conversion, morphological operations,

histograms, image pyramids).

6. Analisis struktur(connected components, contour processing, distance

Transform, various moments, template matching, Hough Transform,

polygonal approximation, line fitting, ellipse fitting, Delaunay

triangulation).

7. Kalibrasi kamera (calibration patterns, estimasi fundamental matrix,

estimasi homography, stereo correspondence).

8. Analisis gerakan (optical flow, segmentation, tracking).

(26)

10. Graphical User Interface (display image/video, penanganan keyboard dan

mouse handling, scroll-bars).

OpenCV terdiri dari 3 library, yaitu:

1. CV : Untuk algoritma Image Processing dan Vision

2. Highgui : Untuk GUI, Image dan Video I/O

(27)

22 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam tugas akhir ini penguji melakukan pengujian dari judul tugas akhir

sebelumnya, yang dilakukan oleh Isana Mahardika. dalam tugas akhir tersebut

membahas pendeteksian tempat parkir kosong. Dalam pengujian yang dilakukan,

penguji melakukan pengembangan untuk aplikasi streaming dan membuat

peregangan kontras.

Untuk melakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam melaksanakan

tugas akhir, ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain:

1. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan berupa pencarian data-data literatur dari fungsi pada

library OpenCV, melalui pencarian dari internet, dan konsep-konsep teoritis dari

buku-buku penunjang serta metode yang akan digunakan untuk melakukan

pengolahan citra.

2. Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak,

implementasi perangkat lunak, dan pengambilan data pengujian aplikasi,

kemudian melakukan evaluasi dari data hasil pengujian yang telah dilakukan.

3.1. Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem

Model penelitian yang akan dilakukan adalah model penelitian

pengembangan. Untuk mempermudah dalam memahami sistem yang akan dibuat

(28)

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Secara Umum

Sebagai input, citra didapatkan dari kamera yang terpasang pada miniatur.

Kemudian diproses menggunakan console application Visual C++ 2008 dengan

memanfaatkan library OpenCV. Citra yang diperoleh adalah citra keadaan blok

parkir mobil. Setelah mendapatkan citra tersebut, maka selanjutnya citra akan

diproses untuk kemudian disubtraksi/dikurangkan (subtraction) dengan citra

sampel (citra blok tanpa mobil). Dari hasil subtraksi tersebut dilakukan klasifikasi

benda yang teridentifikasi merupakan mobil atau tidak.

Input citra yang didapatkan dari tugas akhir sebelumnya akan diolah untuk

mendapatkan citra yang sempurna. Sehingga input citra nanti dapat bekerja secara

maksimal untuk mendeteksi tempat parkir yang kosong berdasarkan nilai

histogram yang didapatkan. Semua proses dilakukan menggunakan aplikasi visual

C++ 2008, dengan memanfatkan library OpenCV. Pada akhirnya akan

ditampilkan informasi pada PC berupa output nomor tempat yang kosong

(diasumsikan bahwa setiap tempat parkir terdapat nomor urut), selain itu juga citra

(29)

3.2. Perancangan Perangkat Keras

Flowchart perancangan dan pembuatan miniatur sebagai berikut :

Gambar 3.2 Flowchart Pembuatan Miniatur

Dalam Tugas Akhir ini perangkat keras yang digunakan adalah miniatur

tempat parkir, miniatur telah dilakukan riset desain dan ukuran tempat parkir

dalam tugas akhir sebelumnya. Selanjutnya diimplementasikan di aera terbuka

agar sesuai dengan konsep yang dikerjakan terhadap tugas akhir kali ini.

Hasil yang didapat dari area terbuka adalah pencahayaan yang selalu

berubah - ubah setiap waktu, sehingga kamera diprogram agar dapat mengatur

pencahayaan yang masuk melalui konversi histogram.

Riset tempat

Perancangan gambar

Perbaikan gambar

Uji coba start

(30)

3.3. Pengambilan Citra Sampel

Citra sampel diambil dalam ruangan terbuka atau dalam area parkir

outdoor, dan dalam situasi dan kondisi yang selalu berubah – ubah

pencahayaanya.

Citra sampel tersebut digunakan untuk data yang akan disubtraksi dengan

citra update. Pengambilan citra sampel dilakukan secara manual dan akan

disimpan pada direktori D:\\file TA\\motiondetection1.jpg. Ketika program

berjalan program akan memuat citra sampel menggunakan fungsi cvLoadImage

dan disimpan dalam variabel img, format variabel img adalah Iplimage. Berikut

potongan program untuk memuat citra sampel .

IplImage*img=cvLoadImage ("D:\\file TA\\motiondetection1.jpg" );

3.4. Penerimaan Data Citra

Setiap data citra yang dikirimkan dari kamera diakses dengan pointer

CvCapture dan videocapture menggunakan fungsi cvCaptureFromCAM(1),

VideoCapture cap(1); Angka 1 pada fungsi cvCaptureFromCAM(1) merupakan

indeks dari kamera yang digunakan. Berikut adalah potongan program untuk

proses penerimaan data citra dari Kamera menggunakan.

CvCapture* capture = cvCaptureFromCAM(1);

Data citra yang ditangkap adalah data citra dengan ruang warna RGB dan

disimpan langsung pada variabel Iplimage (Intel Image Processing Library) yaitu

stuktur data untuk penyimpanan data citra pada OpenCV. Urutan channel data

dalam Iplimage adalah BGR sehingga untuk menampilkan warna sesungguhnya.

Kemudian data citra yang didapat diolah menjadi histogram untuk mendapatkan

(31)

Data citra yang ditangkap akan diolah menjadi ke data histogram, untuk

mendapatkan hasil yang maksimal sebelum dinormalisasi kembali dari hasil

histogram yang didapatkan.

3.5. Pengolahan Citra

Proses pengolahan citra adalah proses yang paling utama dalam pengerjaan

program untuk melakukan image processing pada Tugas Akhir ini karena

menggunakan Kamera webcam sebagai sensor untuk mendeteksi cahaya yang

masuk dan mengkonversi citra yang ditangkap dan kemudian diolah. Berikut

adalah Flowchart pengolahan citra secara garis besar :

Gambar3.3 Flowchart Pengolahan Citra

Metode yang digunakan untuk proses pengolahan citra adalah metode

(32)

konversi warna kedalam grayscaling, kemudian dikonversi menjadi histogram

untuk mengkonversi cahaya yang masuk.

Proses pengolahan citra disini yang dimaksud adalah bagaimana proses

pengolahan citra dari awal hingga mendapatkan hasil yang diinginkan. Untuk

mendukung proses tersebut dilakukan proses konversi warna dari RGB (Red

green blue) menjadi citra berwarna grayscale sebelum dirubah menjadi histogram,

sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan.

Ketika cahaya berubah – ubah maka kamera tidak bisa mendapatkan citra

yang sempurna, oleh karna itu dilakukan proses histogram supaya mendapatkan

citra yang sempurna. Setelah melakukan proses histogram, langkah selanjutnya

yang dilakukan adalah normalisasi citra, normalisasi citra bertujuan untuk

mendapatkan hasil dari histogram tersebut.

Setelah dilakukan proses pengolahan citra dengan menggunakan metode

contrast streching nantinya akan diproses kedalam deteksi tempat parkir kosong,

yang sudah pernah dibahas dalam Tugas akhir sebelumnya.

3.6. Grayscaling

Grayscale adalah suatu format citra atau gambar yang tiap-tiap pixel

gambar hanya terdiri dari 1 channel warna. Proses perubahan warna dari RGB

menjadi Grayscale bertujuan untuk mempermudah proses selanjutnya yaitu proses

perubahan Grayscale menjadi biner. Sehingga setelah proses subtraksi berhasil

dilakukan maka langkah selanjutnya ialah melakukan konversi format gambar

dari RGB menjadi Grayscale. Untuk mengubah RGB menjadi Grayscale dapat

(33)

Grayscale = 0.299R + 0.587G + 0.114B

atau dapat menggunakan algoritma dengan merata-rata nilai ketiga buah channel

RGB.

Grayscale = ( R + G + B ) / 3

Perubahan gambar RGB menjadi Grayscale menggunakan library openCV pada

visual C++ menggunakan perintah sebagai berikut.

cvCvtColor(region1,gimask1,CV_RGB2GRAY);

Pada perintah tersebut sudah terdapat dua frame yaitu region1 dan

gimask1. region1 adalah frame RGB hasil subtraksi sedangkan gimask1 adalah

frame yang disediakan untuk Grayscale yang akan dibuat. Sehingga maksud dari

potongan perintah tersebut adalah mengubah gambar region1 menjadi Grayscale

dengan fungsi CV_RGB2GRAY lalu disimpan pada frame bernama

gimask1.Tetapi terlebih dahulu dibuat deklarasi pointer untuk image graycale,

yaitu dengan cara seperti berikut.

IplImage*gimask1=cvCreateImage(cvGetSize(region1),IPL_DEPTH_8U,1);

Pada potongan program tersebut terdapat IPL_DEPTH_8U yang artinya

adalah tiap-tiap pixel bernilai 8 bit. Sedangkan angka 1 setelah koma dibelakang

IPL_DEPTH_8U bermakna tiap-tiap pixel hanya terdiri dari sebuah channel.

Proses awal yang sering dilakukan dalam melakukan image processing

adalah mengubah citra berwarna menjadi citra grayscale. Hal ini digunakan untuk

menyedarhanakan model citra. (Dharmawan, 2013). Citra grayscale hanya

menggunakan warna satu tingkatan warna abu – abu. (Sutoyo, 2012). Warna abu

– abu adalah satu – satunya warna pada ruang RGB (Red, Green, Blue) yang

(34)

Pada citra berasas keabu–abuan hanya mememlukan nilai intensitas

untuk tiap piksel sebagai nilai tunggal, sedangkan pada citra yang berwarna

memerlukan sebanyak tiga nilai intensitas untuk setiap pikselnya. Intensitas dari

citra berwarna grayscale akan disimpan ke dalam 8 bit integer yang memberikan

256 kemungkinan yang mana akan dimulai dari level 0 hingga 255 (0 untuk warna

hitam dan 255 untuk warna putih dan diantara 0 – 255 adalah derajat warna

keabuan). (sunu jatmika, 2014)

Gambar 3.4 Grayscale level (sunu jatmika, 2014)

3.7. Image Enhancement

Teknik image enhancement digunakan untuk memperbaiki citra yang

diambil, seperti brightness, contrast, kemudian dirubah menjadi citra image

grayscale, noise, dan deteksi tepi. (basuki, 2007)

Image enhancement (perbaikan citra) bertujuan untuk meningkatkan

kualitas citra untuk pengekihatan manusia atau untuk mengkonversi suatu citra

(35)

Gambar 3.5. Citra dalam bentuk Image enhancement

3.8. Metode Pengujian dan Evaluasi Sistem

Untuk dapat mengetahui apakah aplikasi sudah bisa berjalan sesuai dengan

apa yang diharapkan, maka akan dilakukan pengujian dan evaluasi terhadap

sistem, dan dilakukan evaluasi untuk setiap tahapan dalam pembuatan sistem

aplikasi. Dimulai dari streaming, update terhadap citra dalam berbagai kondisi

cuaca, grayscaling, dan histogram untuk dapat mengetahui perhitungan dalam

mendeteksi parkir.

3.8.1. Pengujian Streaming Citra

Untuk mengetahui apakah data citra sudah dapat diakses langsung melalui

Kamera, maka dilakukan pengujian dengan cara menjalankan (running) program

(36)

Kamera secara langsung dari program. Kemudian citra yang tampil akan diuji

apakah dapat menampilkan data citra secara streaming.

3.8.2. Pengujian Update Citra dan streaming

Pengujian program dilakukan apakah data berupa citra kondisi parkir

dapat melakukan update secara otomatis, dan data update sengaja diberi nama file

yang sama dari sebelumnya, agar dapat diketahui apakah pengujian bisa sempurna

( D:\\File TA\\motiondetection1.jpg), citra yang diambil akan update secara

otomatis.

Sedangkan streaming untuk mengetahui apakah cahaya yang masuk

terlalu berlebihan atau terlalu rendah, sehingga pengujian yang dilakukan dapat

diketahui melalui proses histogram yang ada pada streaming tersebut. dan pada

saat streaming update citra akan tetap dilakukan dan disimpan kedalam direktori

yang sudah tersedia.

3.8.3. Pengujian Image enhancement

Pengujian image enhancement dilakukan dengan cara melakukan

perbaikan terhadap citra yang didapat pada saat melakukan pengujian streaming,

citra yang didapat kemudian dikonversi kedalam image grayscale kemudian

dilakukan perbaikan terhadap citra.

Setelah citra dilakukan perbaikan, maka hasil yang didapatkan akan

berbeda dengan citra grayscale yang telah dilakukan konversi. Pengujian

(37)

Gambar 3.6 Citra berwarna grayscale

(38)

3.8.4. Evaluasi Sistem Keseluruhan

Setelah melalui seluruh proses pengujian di atas maka perlu dilakukan

pengujian sistem secara keseluruhan. Dimulai dari melihat data citra yang

ditangkap oleh Kamera, dan melihat tampilan data citra yang ditampilkan window

image. Setelah itu, melalui tahap update citra, yaitu ketika waktu sistem

menunjukkan detik ke-5 atau kelipatannya maka gambar yang tersimpan pada

direktori D://File TA//motiondetection1.jpg akan berubah sesuai kondisi citra

pada saat menit ke-5 atau kelipatannya dan apabila waktu belum mencapai 5 detik

atau kelipatannya maka gambar yang tersimpan tidak akan berubah. Kemudian

dilanjutkan dengan melihat hasil tahap pengolahan citra, yaitu ketika tiap 5 detik

sekali, maka program akan memperbarui list nomor parkir. Kemudian sebagai

tambahan, kamera pada miniatur juga mengirimkan citra yang disorot untuk

ditampilkan pada PC secara streaming..

Secara keseluruhan sistem mampu berjalan sesuai dengan apa yang

diharapkan, citra berwarna RGB yang diubah menjadi citra grayscale dan

kemudian dikonversi kedalam image enhancement untuk mengetahui setiap detail

citra yang ditangkap. Jika keseluruhan sistem telah berjalan sesuai dengan

langkah-langkah tersebut, maka secara keseluruhan sistem ini sudah dikatakan

(39)

34 BAB IV

PENGUJIAN SISTEM

Sistem yang di ujicoba merupakan dari hasil program yang telah selesai

dibuat. Dimulai dari pengambilan citra dari WebCam, pengolahan citra yang

dimulai dengan update citra kondisi parkir,mendeteksi gerak, menentukan

koordinat pada tiap-tiap area, akses pixel, contrast streching, histogram. yang

terakhir pengujian sistem secara keseluruhan yaitu Program akan mengeluarkan

output nomor parkir yang kosong sesuai dengan kondisi.

4.1 Pengujian Streaming Citra Melalui WebCam

Pengujian streaming ini dilakukan dengan mengintegrasikan Microsoft

Visual C++ melalui library OpenCV. Yaitu untuk memanggil serta menjalankan

console WebCam tersebut melalui aplikasi visual C++ 2008.

4.1.1 Tujuan

Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui apakah aplikasi sudah mampu

menampilkan data citra dari WebCam ke aplikasi pada Visual C++ dan apakah

bisa langsung diproses oleh program.

4.1.2 Alat yang Digunakan

1. Laptop

2. Microsoft Visual C++ 2008

3. WebCam

(40)

4.1.3 Prosedur Pengujian

1. Menjalankan program console pada Microsoft Visual C++ 2008

2. Menjalankan program untuk mengakses data citra pada kamera Laptop

tersebut

3. Melihat hasil data citra pada window

4.1.4 Hasil Pengujian

Setelah melakukan pengujian berikut adalah gambar yang didapatkan dari

WebCam pada Gambar 4.1.

(41)

4.2 Pengujian konversi citra kedalam grayscale dan equalize histogram

Untuk pengujian konversi citra dilakukan untuk mendapatkan citra yang

sempurna, dalam artian citra yang didapatkan tidak cenderung gelap maupun tidak

cenderung terang.

4.2.1 Tujuan

Tujuan hasil uji coba ini yaitu untuk mengetahui apakah aplikasi dapat

menangkap citra dan mengkonversinya kedalam histogram agar dapat mengetahui

citra yang terlalu gelap dan terang, dan aplikasi berjalan sempurna.

4.2.2 Alat yang Digunakan

1. WebCam

2. Miniatur parkir mobil

3. Laptop

4. Microsoft Visual C++ 2008

4.2.3 Prosedur Pengujian

1. Menjalankan program console pada Microsoft Visual C++ 2008

2. Menjalankan program untuk mengakses data citra pada WeCcam

3. Menjalankan program untuk streaming citra

4. Menjalankan program untuk mengakses time system

5. Membuka direktori D:\\File TA\\, melihat file bernama motiondetection1.jpg

(42)

4.2.4 Hasil Pengujian

Hasil dari pengujian ini adalah dapat mengetahui perubahan nilai citra dan

terdapat perubahan cahaya yang masuk. Karena cahaya yang masuk selalu

berubah – ubah, Setelah melakukan pengujian prosedur diatas berikut adalah

gambar hasil proses image processing kedalam histogram.

Gambar 4.2 Citra WebCam (A) dikonversi kedalam citra grayscale (B)

(43)

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa citra yang ditangkap melalui WebCam

yang di tunjukan pada gambar A dengan kondidsi warna RGB (Red, Green, Blue)

di konversi menjadi citra grayscale yang di tunjukan pada gambar B. Citra

graysclae hanya sebagai perantara untuk mengkonversi kedalam histogram citra,

yang nantinya akan digunakan untuk pendeteksian area parkir kosong.

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa citra berwarna grayscale yang

ditunjukan pada gambar A, yang dikonversi kedalam equalize histogram yang

ditunjukan pada gambar B, pada citra equalize histogram terlihat perubahan

dimana citra grayscale yang cenderung gelap cahayanya dapat dikonversi.

Sehingga area yang cenderung gelap akan terlihat jelas.

4.3 Pengujian pada setiap citra

Menguji setiap citra yang di tangkap oleh kamera WebCam, grayscale, dan

citra konversi image enhancement..

4.3.1 Tujuan

Tujuan pengujian ini yaitu untuk membandingkan tiap – tiap citra yang

didapat, citra RGB, citra grayscale, dan citra histogram

4.3.2 Alat yang Digunakan

1 Microsoft Visual C++ 2008

2 Laptop

(44)

4.3.3 Prosedur Pengujian

1. Menjalankan program console pada Microsoft Visual C++ 2008

2. Menjalankan program untuk mengakses data citra pada WebCam

3. Menjalankan program untuk memuat gambar

4. Menjalankan program untuk menampilkan window image citra sampel dan

plot histogram

4.3.4 Hasil Pengujian

Hasil dari pengujian ini untuk mengetahui apakah setiap citra yang didapat

sudah sesuai dengan yang diharapkan dan memiliki perbedaan itensitas cahaya di

setiap citra yang diambil.

(45)

Gambar 4.5 citra grayscale

Gambar. 4.6 Citra berbentuk equalize histogram

Pada Gambar 4.6 menunjukkan citra yang telah dikonversi menjadi

histogram terlihat lebih jelas dibandingan dengan citra yang berwarna grayscale

(46)

4.4 Pengujian Equalize histogram

Gambar hasil equalize histogram konversi dari citra grayscale pengujian ini

dilakukan apakah sistem sudah bisa bekerja sesuai dengan yang diharapkan, yaitu

konversi citra grayscale kedalam equalize histogram. Agar citra yang memiliki

area gelap atau terang dapat terlihat.

4.4.1 Tujuan

Tujuan dari hasil coba ini yaitu untuk mengetahui apakah program dapat

mengkonversi citra grayscale kedalam citra histogram.

4.4.2 Alat yang Digunakan

1. Microsoft Visual C++ 2008

2. Laptop

3. Citra hasil grayscale dan equalize histogram

4.4.3 Prosedur Pengujian

1. Menjalankan program console pada Microsoft Visual C++ 2008

2. Menjalankan program untuk mengakses data citra pada WebCam

3. Menjalankan program untuk memuat citra hasil subtraksi.

4. Menjalankan program untuk konversi RGB ke bentuk grayscale

5. Menjalankan program untuk konversi grayscale ke bentuk equalize histogram

(47)

4.4.4 Hasil Pengujian

Hasil dari uci coba ini adalah untuk mengetahui apakah program dapat

mengubah gambar dari format RGB menjadi format grayscale dan histogram .

Gambar 4.7 citra hasil konversi grayscale (A) ke equalize histogram (B)

4.5 Evaluasi Sistem Secara Keseluruhan

Ditahap pengujian terakhir adalah seluruh sistem diuji dari awal hingga

akhir, dimana menjalankan seluruh aplikasi. Pencahayaan diubah sesuai dengan

citra kondisi apa yang dialami pada saat pengujian, dan grafik akan ikut berubah

ketika citra yang diambil pencahayaanya ikut berubah – ubah. Dan pada waktu

yang bersamaan, kamera WebCam mengirimkan citra secara streaming dan

ditampilkan kedalam layar laptop.

4.5.1 Tujuan

Tujuan evaluasi sistem ini adalah untuk mengetahui sistem pada aplikasi

(48)

yang ditangkap menggunakan WebCam, dan diubah menjadi citra grayscale dan

kemudian dikonversi kedalam histogram.

4.5.2 Alat yang Digunakan

1. Miniatur tempat parkir mobil

2. Microsoft Visual C++ 2008

3. Laptop

4. WebCam

4.5.3 Prosedur Pengujian

1. Menghubungkan WebCam dengan Laptop

2. Menjalankan program console pada Microsoft Visual C++ 2008

3. Menjalankan aplikasi program secara keseluruhan

4. Memberikan inputan perubahan cahaya pada citra

5. Melihat pada layar Laptop, apakah citra streaming dari WebCam telah

ditampilkan pada layar Laptop

4.5.4 Hasil Pengujian

Dari hasil seluruh pengujian didapatkan hasil tingkat keberhasilan 100% dari

6 kali pengujian, disaat dimasukkan input perubahan cahaya yang berbeda – beda

maka tampilan layar yang ditangkap menggunakan WebCam akan tampil seperti

(49)

Gambar 4.8. kondisi citra dengan nilai yang didapat

Pada gambar 4.8 dimana kondisi saat dilakukan pengujian cahaya yang

ditangkap oleh kamera WebCam cenderung gelap, dan nilai yang didapatkan juga

kecil dengan rentang nilai 0-83, dan nilai tersebut dapat dikatakan terlalu kekadan

jika dimasukan kedalam grafik. Sehingga nilai yang di peroleh harus ditaruh di

tengah dengan rentang 100-156, nilai tersebut diambil karena nilai yang dianggap

mendekati nilai tengah 128.

(50)

Pada gambar 4.8 adalah value yang didapat dari gambar 4.9 pada gambar

tersebut menunjukan bahwa intensitas cahaya yang didapatkan oleh kamera

WebCam cenderung ke kiri atau gelap. Jika di plot kedalam grafik maka hasilnya

seperti gambar 4.10.

Gambar. 4.10. plot grafik citra gelap

(51)

Gambar 4.12 Contoh kondisi parkir kosong

Gambar 4.13 hasil dari kondisi parkir kosong

Kondisi gambar 4.12 dan gambar 4.13 adalah dimana kondisi keadaan

parkir yang kosong, dan cahaya diambil dengan menggunakan lampu dari

WebCam dan hasil yang didapatkan menunjukan jumlah parkir yang kosong

(52)

Tabel 4.1. Hasil deteksi cahaya cenderung gelap 30 lux sebelum diperbaiki Deteksi sebelum diperbaiki cahaya cenderung gelap 30lux

No. Keadaan

Deteksi citra setelah diperbaiki cahaya cenderung gelap 30lux

(53)

Tabel 4.2. hasil deteksi cahaya cenderung 30lux gelap setelah diperbaiki

Gambar 4.14. Gambar A sebelum dan gambar B setelah diperbaiki dengan

(54)

Tabel 4.3. Hasil deteksi cahaya normal 80lux sebelum diperbaiki Deteksi citra sebelum diperbaiki cahaya normal 80lux

No. Keadaan

Deteksi citra setelah diperbaiki cahaya normal 80lux

(55)

Tabel 4.4. Hasil deteksi dengan cahaya normal 80 lux setelah diperbaiki

Gambar 4.15. Gambar A sebelum diperbaiki dan gambar B sesudah diperbaiki

(56)

Tabel 4.5. Hasil deteks cahaya cenderung terang 225 lux sebelum diperbaiki Deteksi citra sebelum diperbaiki cahaya cenderung terang 225lux

No. Keadaan

Deteksi citra setelah diperbaiki cahaya cenderung terang 225lux

(57)

Tabel 4.6. hasil deteksi cahaya cenderung terang 225 lux setelah diperbaiki

Gambar 4.16. Gambar A sebelum diperbaiki dan gambar B setelah diperbaiki

(58)

Hasil dari percobaan tabel diatas dilakukan sebanyak 144 kali percobaan

dengan berbagai kondisi ruang parkir yang tersedia, dan pencahayaan yang

berbeda – beda. Pencahayaan diambil dari lampu yang tersedia dari kamera

WebCam untuk membantu pencahaan yang diterima oleh sistem, agar sistem bisa

(59)

54

dari hasil uji coba yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan

saran-saran dan kesimpulan dari hasil yang diperoleh.

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat dituliskan dari hasil sistem yang telah

dibuat antara lain sebagai berikut:

1. Pengukuran cahaya dilakukan dengan menggunakan lux meter, lux meter

digunakan untuk mengetahui intensitas cahaya pada saat melakukan

pengujian.

2. Pencahayaan cenderung gelap mendapatkan hasil 63% benar sebelum

perbaikan, untuk setelah diperbaiki dan 79% benar.

3. Pencahayaan normal mendapatkan hasil 70% benar sebelum perbaikan, untuk

setelah perbaikan 84% benar.

4. Pencahayaan cenderung terang mendapatkan hasil 64% benar sebelum

perbaikan, untuk setelah perbaikan 84% benar.

5. Metode Contrast Streching dapat diimplementasikan pada pendeteksian

tempat parkir yang kosong menggunakan webCam. Dimana dalam hal ini

sudah melakukan percobaan sebanyak 144 kali dan sudah mendapatkan 60

hasil data yang benar dimana hasil dari percobaan tersebut meliputi :

pencahayaan yang cenderung terang, normal, dan cahaya cenderung gelap.

(60)

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk mengembangkan sistem ini sebagai

berikut:

1. Dalam pengambilan citra sampel, dapat disarankan untuk mencoba konsep

panorama sehingga citra yang didapatkan bisa lebih banyak dan dapat

mengetahui area yang intensitas cahayanya berbeda.

2. Sebaiknya kamera dibuatkan rel atau lintasan sehingga dapat mengambil

gambar dengan berjalan dari ujung satu ke ujung lainnya untuk mendukung

diterapkannya konsep panorama.

3. Pada sistem ini sebaiknya dapat dikembangkan juga pada tempat parkir motor

di area indoor.

4. Dapat dikembangkan untuk koneksi terhadap pengendara mobil dengan

sistim keamanan parkir.

5. Dalam metode contrast streching dapat dikembangkan kedalam pemantauan

(61)

56

Choerudin, D. (2013). Implementasi Perbaikan Citra Metode Contrast Stretching Pada Kamera Cmucam3 Dan Histogram Equalization Pada Ground Station Untuk Komurindo 2012. Perpustakaan UNIKOM.

Dharmawan. (2013). Implementasi Metode Contrast Stretching untuk memperbaiki kontras citra. sttar, 32.

Eschbach, e. (2009). HVS-based contrast stretching for color image enhancement. SPIE

digital library.

Fatmawati, D. (2011). Implementasi Metode Peregangan Kontras (Contrast Stretching) Untuk Memperbaiki Kualitas Citra. USU international repository.

Harrison, D. A. (2005). graph twoway histogram — Histogram plots. satta.

Kumar, D. N. (2010). Remote Sensing-Digital Image Processing-Image Enhancement. IISc.

Kurniawan, I. (2009). Sistem Pendeteksi Kendaraan Pada Tempat Parkir dengan Menggunakan Kmera. elib unikom.

Milayanti, K. (2013). ENHANCEMENT OBYEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN METODE PERGESERAN KURVA HISTOGRAM. electro.student journal.

Muhadi Ardhie Tyasa, M. d. (2013). DETEKSI TEMPAT KOSONG PADA LAHAN PARKIR MOBIL MENGGUNAKAN METODE VEHICLE DETECTION DAN OPERATION LAPLACIAN of GAUSSIAN (LoG). http://filkom.ub.ac.id/.

Munir, R. (2004). PENGOLAHAN CITRA DIGITAL dengan pendekatan algoritmik. bandung: Informatika Bandung.

Pradhitya, R. (2015). Application development of detection and color tracking virtual drawing using color filtering algorithm. elib unikom.

Prof. Dr.rer.nat. Achmad Benny Mutiara, S. S. (2005).

http://amutiara.staff.gunadarma.ac.id/. Retrieved from

amutiara.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/39978/Bab-6_Histogram+Citra.pdf

Purwadhi, F. S. (2001). INTERPRETASI CITRA DIGITAL. Jakarta: GRASINDO.

Rafael C. Gonzalez, R. E. (2004). Digital Image Processing using MATLAB. New Jersey: Pearson Education. Inc.

Rouse, M. (2005, april 27). http://whatis.techtarget.com/definition/RGB-red-green-and-blue. Retrieved from http://whatis.techtarget.com/: http://whatis.techtarget.com

(62)

Sunu jatmika, a. i. (2014). SIMULASI PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS

BERDASARKAN DATA IMAGE PROCESSING KEPADATAN KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16. Jurnal Ilmiah Teknologi dan

Gambar

gambar analog menjadi elemen – elemen dasar gambar digital, elemen gambar
gambar dapat menunjukkan maksimum 256 tingkat abu-abu. (Dharmawan, 2013)
Gambar 2.2 Setelah pemrosesan pada contras streching  (Kumar, 2010)
Gambar 2.3 Peregangan kontras (Contrast Streching)  (Milayanti, 2013)
+7

Referensi

Dokumen terkait