• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Aplikasi Cutting Stock Optimization Dengan Menggunakan Pemrograman Linier Pada Perusahaan Percetakan CV KJ4.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Aplikasi Cutting Stock Optimization Dengan Menggunakan Pemrograman Linier Pada Perusahaan Percetakan CV KJ4."

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Nama : HANS ZULKARNAEN NAINGGOLAN NIM : 05.41010.0208

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

ix

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Permasalahan Cutting Stock ... 7

2.1.1 Karakteristik Cutting Stock ... 8

2.1.2 Jenis Cutting Stock ... 8

2.1.3 Pola Cutting Stock ... 9

2.2 Teori Optimasi ... 10

2.2.1 Pemrograman Linier ... 11

2.2.2 Metode Simpleks ... 13

(3)

x

2.3.1 Softgare Requirement ... 18

2.3.2 Softgare Design ... 19

2.3.3 Softgare Construction ... 23

2.3.4 Softgare Testing ... 26

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 27

3.1 Analisis Permasalahan ... 27

3.2 Analisis Kebutuhan ... 31

3.2.1 Analisis Alur Kerja Pelanggan ... 31

3.2.2 Analisis Alur Kerja Administrasi ... 32

3.2.3 Analisis Alur Kerja Kepala Cetak ... 32

3.2.4 Analisis Alur Pimpinan ... 33

3.3 Solusi Permasalahan ... 33

3.3.1 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 34

3.3.2 Spesifikasi Kebutuhan ... 39

3.3.3 Desain Perangkat Lunak ... 46

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 96

4.1 Implementasi ... 96

4.2 Penjelasan penggunaan aplikasi ... 96

4.2.1 Form Login ... 96

4.2.2 Form Pengguna Sebagai Administrasi ... 97

4.2.3 Form Aplikasi Kepala Cetak ... 104

(4)

xi

4.3.2 Perhitungan Tanpa Aplikasi ... 109

4.4 Hasil Evaluasi ... 112

BAB V PENUTUP ... 114

5.1 Kesimpulan ... 114

5.2 Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 115

(5)

xii

Tabel 2.1 Kombinasi Potongan ... 16

Tabel 3.1 Penjelasan Alur Kerja Prosedur Cetak Saat Ini ... 29

Tabel 3.2 Peran dan Tanggung Jawab Stakeholder ... 30

Tabel 3.3 Data Pelanggan ... 34

Tabel 3.4 Data Pesanan ... 35

Tabel 3.5 Data Material... 36

Tabel 3.6 Data Pengguna ... 37

Tabel 3.7 Fungsi Menspesifikasikan Detail Pesanan ... 39

Tabel 3.8 Fungsi Membuat Purchase Order... 42

Tabel 3.9 Fungsi Perhitungan Kebutuhan Material ... 44

Tabel 3.10 Keterkaitan Fungsional dan Non-Fungsional Sistem... 46

Tabel 3.11 Alur Sistem Fungsi Rekam Data Manual ... 48

Tabel 3.12 Fungsi Data Material ... 49

Tabel 3.13 Fungsi Membuat Purchase Order... 51

Tabel 3.14 Fungsi Perhitungan Kebutuhan Material ... 52

Tabel 3.15 Struktur Data Pelanggan ... 62

Tabel 3.16 Struktur Data Material ... 62

Tabel 3.17 Struktur Data Pesanan ... 63

Tabel 3.18 Struktur Data Detail Kebutuhan Material ... 63

Tabel 3.19 Struktur Data Purchase order ... 64

Tabel 3.20 Struktur Data Detail Purchase order ... 64

(6)

xiii

Tabel 3.23 Detail Form Mencatat identitas ... 68

Tabel 3.24 Detail Form Data Material ... 69

Tabel 3.25 Detail Form Pesanan ... 71

Tabel 3.26 Detail Form Pesanan Buku ... 72

Tabel 3.27 Detail Form Purchase Order ... 74

Tabel 3.28 Detail Form Perhitungan Pola Potong ... 75

Tabel 3.29 Fungsional dan Program unit aplikasi ... 80

Tabel 3.30 Kombinasi Horizontal Material 65x100 pesanan 16x29... 82

Tabel 3.31 Kombinasi Vertikal Material 65x100 pesanan 16x29... 83

Tabel 3.32 Kombinasi Horizontal Material 79x109 pesanan 16x29... 85

Tabel 3.33 Kombinasi Vertikal Material 79x109 pesanan 16x29... 86

Tabel 3.34 Kumpulan biaya material berdasarkan harga material tiap ukuran ... 89

Tabel 3.35 Pseudocode Prosedur Yang Dibahas ... 91

Tabel 3.36 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Keras ... 95

Tabel 4.1 Penjelasan Form Login ... 97

Tabel 4.2 Penjelasan Form Menu Utama Administrasi ... 98

Tabel 4.3 Penjelasan Form Data Material... 100

Tabel 4.4 Penjelasan Form Pesanan... 101

Tabel 4.5 Penjelasan Form Detail Pesanan Buku ... 102

Tabel 4.6 Penjelasan Form Membuat Purchase Order... 104

Tabel 4.7 Penjelasan Form Utama Kepala Cetak ... 105

(7)

xiv

Tabel 4.10 Perbandingan Biaya Material Terhadap Dua Jenis Bahan Kertas Plano ... 109 Tabel 4.11 Persentase Perbandingan Jumlah Kebutuhan Material Cetak ... 112 Tabel 4.12 Persentase Perbandingan Biaya Kebutuhan Material ... 112 Tabel 4.13 Persentase Perbandingan Waktu Untuk Menghitung Total

(8)

xv

Gambar 3.1 Gambar Alur Kerja Prosedur Cetak Saat ini ... 28

Gambar 3.2 Alur Sistem Rekam Data Manual ... 47

Gambar 3.3 Alur Sistem Menspesifikasikan Pesanan... 49

Gambar 3.4 Alur Sistem Fungsi Membuat Purchase Order ... 50

Gambar 3.5 Alur Perhitungan Kebutuhan Material ... 52

Gambar 3.6 Context Diagram Aplikasi Cutting Stock Optimization KJ4 ... 54

Gambar 3.7 Diagram Berjenjang ... 54

Gambar 3.8 DFD Level 0 ... 56

Gambar 3.9 DFD Level 1 Rekam Data Manual ... 57

Gambar 3.10 DFD Level 1 Menspesifikasikan Detail Pesanan ... 58

Gambar 3.11 DFD Level 1 Menghitung Pola Potong ... 58

Gambar 3.12 DFD Level 1 Membuat Purchase Order ... 59

Gambar 3.13 Conceptual Data Model ... 60

Gambar 3.14 Physical Data Model ... 61

Gambar 3.15 Desain Form Login ... 67

Gambar 3.16 Desain Form Identitas Pelanggan ... 68

Gambar 3.17 Desain Form Data Material ... 69

Gambar 3.18 Desain Form Pesanan ... 70

Gambar 3.19 Desain Form Detail Pesanan Buku ... 72

Gambar 3.20 Desain Form Purchase Order ... 73

Gambar 3.21 Desain Perhitungan Pola Potong ... 75

(9)

xvi

Gambar 3.24 Desain Output Laporan Jumlah Pesanan Tiap Pelanggan ... 78

Gambar 3.25 Desain Output Laporan Jumlah Detail Buku Yang Dipesan ... 79

Gambar 3.26 Desain Output Laporan Jumlah Kertas Yang Digunakan ... 80

Gambar 3.27 Bentuk Visual Pola Potong pada Bahan baku plano 65x100 ... 84

Gambar 3.28 Bentuk Visual Pola Potong pada Bahan baku 79x109 ... 87

Gambar 3.29 Fungsi Untuk Menentukan Biaya Material Minimum ... 88

Gambar 3.30 Flogchart Aplikasi CSO ... 90

Gambar 3.31 Model Konfigurasi Jaringan Two-Tier System ... 94

Gambar 4.1 Tampilan Form Login ... 97

Gambar 4.2 Tampilan Form Menu Utama Administrasi ... 98

Gambar 4.3 Tampilan Form Data Material... 99

Gambar 4.4 Tampilan Form Pesanan... 100

Gambar 4.5 Tampilan Form Detail Pesanan Buku ... 102

Gambar 4.6 Tampilan Form Purchase Order ... 103

Gambar 4.7 Tampilan Form Utama Kepala Cetak ... 105

Gambar 4.8 Tampilan Form Perhitungan Pola Potong ... 106

Gambar 4.9 Pola Potong Optimal Setelah Proses Perhitungan Oleh Sistem ... 108

Gambar 4.10 Pola Potong Manual Isi Buku Dengan Material HVS 79 x 100.... 110

(10)

xvii

(11)

1

1.1BBLatarBBelakangBMasalahB

Percetakan (printing) merupakan teknologi atau seni yang memproduksi salinan dari sebuah gambar dengan sangat cepat, seperti kata-kata atau gambar-gambar (image) di atas kertas, kain, dan permukaan-permukaan lainnya. Setiap harinya, milyaran bahan cetak diproduksi, termasuk buku, kalender, buletin, majalah, surat kabar, poster, undangan pernikahan, perangko, kertas dinding, dan bahan kain. Percetakan dianggap sebagai salah satu penemuan yang paling penting dan berpengaruh di dalam sejarah peradaban manusia. Sejak pertengahan 1400-an hingga awal 1900-an, percetakan merupakan satu-satunya bentuk komunikasi massa. Pendidikan bergantung pada ketersediaan bahan bacaan, bahkan setelah penemuan-penemuan seperti radio, televisi, dan gambar bergerak, hasil percetakan tetap menjadi sumber informasi utama bagi dunia (Meggs, Philip B., 1998).

(12)

Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan, dan lainnya. Untuk menunjang usahanya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, percetakan CV KJ4 memiliki delapan unit komputer untuk keperluan desain cetak, dua buah mesin plat, empat buah mesin cetak antara lain. Solna Sheet 125, Thompson, Sakurai 52, Sakurai 58, satu buah mesin potong yaitu Decki, satu buah mesin eollator, dan satu mesin jilid. Dalam pengerjaan buku, name tag, brosur, bahkan poster yang dipesan pada paket seminar seringkali mempunyai ukuran yang beragam.

(13)

karena itu, diperlukan sebuah metode untuk mengoptimalkan pola potong bidang bahan cetak. Permasalahan penentuan pola pemotongan kertas berdasarkan permintaan yang masuk ini disebut sebagai Cutting Stoek Problem. Terdapat permasalahan dalam keakuratan dalam pengoptimalan pola potong bahan baku kertas sehingga mempengaruhi efisiensi penggunaan bahan baku dan penggunaan biaya material.

Pembuatan sistem untuk mengoptimalkan pemotongan kertas diharapkan mampu membantu perusahaan percetakan CV KJ4 dalam penyelesaian permasalahan yang ada. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu masalah efisiensi penggunaan bahan baku kertas sehingga mampu meminimalkan biaya material yang dikeluarkan.

1.2BBRumusanBMasalahB

Berdasarkan latar belakang permasalahan maka perumusan masalah pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut. Bagaimana membuat Rancang Bangun Aplikasi Cutting Stoek Optimization Menggunakan Pemrograman Linier Pada Perusahaan Percetakan CV KJ4 yang dapat membantu permasalahan mengoptimalkan pola potong bahan baku kertas yang berpengaruh pada biaya material kertas?

1.3BBatasanBMasalahBB

Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, ruang lingkup permasalahan dibatasi pada beberapa hal, yaitu:

(14)

3. Ukuran pesanan tidak lebih besar dari areal cetak, yaitu lebar lebih kecil atau sama dengan 45cm dan panjang lebih kecil atau sama dengan 65cm.

4. Jenis kertas Plano yang digunakan ada dua pilihan ukuran yaitu 65cm x 100cm dan 79cm x 109cm.

5. Proses pemotongan dilakukan dengan mesin yang hanya mempunyai satu pisau potong, sehingga tidak dapat melakukan pemotongan secara paralel. 6. Bentuk pesanan dalam bentuk bujur sangkar atau persegi panjang.

7. Tidak membahas teknis sinkronisasi pencetakan antara plat cetak dengan optimasi pola potong kertas.

1.4BTujuanBB

Dengan mengacu pada permasalahan yang ada maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah menghasilkan sebuah Rancang Bangun Aplikasi Cutting Stoek Optimization Menggunakan Pemrograman Linier Pada Perusahaan Percetakan CV KJ4.

1.5BManfaatB

Aplikasi Optimasi Cutting Stoek Dengan Menggunakan Pemrograman Linier mempunyai manfaat yang berdampak pada beberapa pelaku bisnis yang ada dalam perusahaan, yaitu :

1. Kepala Cetak

(15)

dengan bahan baku yang ada. Kepala cetak diharapkan dapat lebih memusatkan konsentrasi dalam penyelesaian proyek cetak.

2. Administrasi

Bagian Administrasi dapat melakukan pemenuhan kebutuhan material secara cepat dan tepat serta bagian administrasi dapat melakukan pengadaan barang tanpa harus khawatir lagi akan kekurangan dan kelebihan bahan baku yang terpakai dalam proyek.

3. Pemilik Perusahaan

Pemilik Perusahaan dapat lebih mudah dalam memantau pengerjaan proyek cetak sehingga pemilik perusahaan dapat terbantu dalam pengambilan keputusan untuk wacana dalam mengembangkan badan usahanya di waktu mendatang.

1.6BSistematikaBPenulisanB

Laporan Tugas Akhir (TA) ini ditulis dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BabBIB :BPendahuluanB

Bab ini berisi tentang latar belakang diambilnya topik TA, rumusan masalah dari topik TA, batasan masalah atau ruang lingkup pekerjaan TA, dan tujuan dari TA ini.

BabBIIB :BLandasanBTeoriB

(16)

menggunakan beberapa kriteria tertentu untuk memberikan prioritas atau saran terhadap alternatif yang tersedia

BabBIIIB :BMetodeBPenelitianBdanBPerancanganBSistemB

Pada bab ini dijelaskan tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian Tugas Akhir, mulai dari analisis permasalahan, analisis kebutuhan, perancangan sistem yang dibuat dalam bentuk Flowehart, Data Flow Diagram, Diagram Berjenjang, Entity Relationship Diagram. Selain itu juga disertai desain input / output, dan desain struktur database yang digunakan dan desain uji coba.

BabBIVB :BEvaluasiBdanBImplementasiB

Bab ini berisi penjelasan tentang implementasi dan evaluasi sistem yang dibuat apakah telah sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang diharapkan.

BabBVB :BPenutupBB

(17)

7 2.1B PermasalahanBBCutting Stock

Permasalahan Cutting Stock merupakan suatu permasalahan yang muncul

karena banyak dipakai aplikasinya dalam bidang perindustrian. Misalkan di dalam

perindustrian kayu, bagaimana memanajemen pemotongan kayu supaya dapat

meminimumkan sisa pemotongan yang dihasilkan dan dapat membentuk

pemotongan yang optimal pJavanshir, 2007).

Dalam hal inilah permasalahan cutting stock dapat digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan di atas sebagai salah satu aplikasi dari permasalahan

optimisasi, atau yang lebih spesifik adalah sebuah permasalahan program linier

integer. gebagai salah satu permasalahan program linier integer maka hasil yang

diharapkan dalam suatu permasalahan adalah bilangan bulat.

Dikatakan sebagai permasalahan cutting stock jika terdapat permintaan

ukuran dari pesanan dan adanya batasan yang ditetapkan, serta tujuannya untuk

meminimumkan sisa pFox, 1981). Adapun permasalahan cutting stock satu

dimensi adalah terbatas hanya membahas satu kendala yang sesuai dengan

kendala yang ditetapkan dan mengabaikan kendala lain.

Misalnya hanya untuk menentukan pola pemotongan optimal yang

meminimumkan sisa pemotongan, dan diberikan satu kendala saja yaitu ukuran

produk yang dihasilkan saja tanpa memperhitungkan kapasitas gudang

(18)

permasalahan. gub bab berikut membahas tentang karakteristik, jenis, dan pola

pemotongan bahan menurut Javanshir p2007).

2.1.1BBKarakteristikBCutting Stock

terdiri atas beberapa klasifikasi yang

dijabarkan sebagai berikut:

1. Terdapat bahan baku yang berbentuk persegi empat pselanjutnya

disebut tertentu.

2. dihasilkan

li

p

i 1...m)

dengan jumlah permintaan n tertentu.

3. getiap potong mempunyai nilai tertentu pvi) yang bisa berupa keuntungan

yang dalam upaya meminimasi sisa

bahan baku.

4.

tujuan yang melekat pada setiap potong yang ada.

2.1.2B

dipertimbangkan

(19)

pieces

b. material

yang dipertimbangkan

a. gatu macam ukuran bahan

b. Banyak ukuran bahan

2.1.3B PolaBPemotonganB

Beberapa pola pemotongan yang dibahas dalam cutting stock adalah

sebagai berikut:

1. Guillotine Pattern

Guillotine Pattern merupakan pola

segi empat yang kemudian dilanjutkan pada sisi lainnya.

Pemotongan pertama dengan

memotong bahan baku dengan

Pemotongan tersebut menghasilkan dua

kedua-duanya.

2. Non-guillotine Pattern

pieces

yang diinginkan tidak memungkinkan untuk digabung dengan pieces yang

lain.

3. Pola Dua Tahap Pemotongan pTwo Stage Pattern)

Tahap pertama, pemotongan secara

menjadi beberapa rectangle

dengan panjang yang sama. Tahap kedua adalah pemotongan satu persatu

(20)

4. Pola Tiga Tahap Pemotongan pThree Stage Pattern)

Tahap pertama, pemotongan rectangle menjadi bagian-bagian dengan

panjang atau lebar yang sama. Arah pemotongan tersebut dapat secara

vertikal maupun secara horizontal. Tahap kedua, hasil dari pemotongan

tersebut dilanjutkan dengan pemotongan satu persatu yang terlebih dahulu

mengubah arah pemotongan. Tahap ketiga, pemotongan dilakukan pada

bagian yang menghasilkan pieces.

2.2B TeoriBOptimasiB

Riset Operasi berusaha menetapkan arah tindakan terbaik poptimum) dari

masalah keputusan dibawah pembatasan sumber daya yang terbatas. Istilah riset

operasi seringkali diasosiasikan hampir secara khusus dengan penggunaan

teknik-teknik matematika untuk membuat model dan menganalisa masalah keputusan.

Walaupun matematika dan model matematis merupakan inti Riset Operasi,

pemecahan masalah tidaklah hanya sekedar pengembangan dan pemecahan tiap

model matematis pTaha, 1996). Beberapa tahapan utama yang harus dilalui oleh

sebuah kelompok riset operasi untuk melakukan sebuah studi riset operasi

mencakup:

1. Definisi Masalah

2. Pengembangan Model

3. Pengujian Keabsahan Model

(21)

2.2.1B PemrogramanBLinierB

Dalam tugas akhir ini digunakan model meminimalkan kerugian

potongan kertas pada perusahaan percetakan dengan pemrograman Linier.

Pemrograman Linier memakai model matematis untuk menggambarkan masalah

yang dihadapi. Kata ”linier” berarti bahwa semua fungsi matematis dalam model

ini harus merupakan fungsi-fungsi linier. Kata ”Pemrograman” merupakan

sinonim dari kata perencanaan. Maka dari itu, membuat pemrograman linier

adalah membuat rencana kegiatan-kegiatan untuk memperoleh hasil yang optimal,

ialah suatu hasil untuk mencapai nilai yang paling menguntungkan baik nilai

terbesar atau terkecil, tergantung pada apakah tujuannya memaksimalkan atau

meminimumkan, dengan cara paling baik psesuai model matematis) diantara

semua alternatif yang mungkin pYagiura, 2001).

Formulasi model matematik yang meliputi tiga tahap sebagai berikut:

1. Menentukan variabel keputusan dan menyatakan dalam simbol matematik

2. Fungsi obyektif/tujuan merupakan fungsi yang menggambarkan

tujuan/sasaran dalam permasalahan program linier yang berkaitan dengan

pengaturan secara optimal sumber daya, untuk memperoleh keuntungan

secara maksimal atau biaya minimal.

3. Fungsi Constraint/batasan merupakan bentuk penyajian secara matematis

batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara

optimal keberbagai kegiatan.

(22)

Maksimumkan Z = 3X1 + 5X2 + 2X3

Dengan kendala 5X1 + 2X2 + 4X3 ≤ 240

4X1 + 6X2 + 3X3 ≤ 400

X1, X2, X3 ≥ 0

Dari contoh diatas dapat diketahui :

1. Variabel keputusan

X1, X2 dan X3

2. Fungsi tujuan

Memaksimalkan Z = 3X1 + 5X2 + 2X3

3. Batasan / kendala

5X1 + 2X2 + 4X3 ≤ 240

4X1 + 6X2 + 3X3 ≤ 400

X1, X2, X3 ≥ 0

Bentuk umum dari pemrograman Linier adalah

n

j

CjXj

Z

1

Maksimumkan pMinimumkan)

Dengan syarat CjXj p≤, =, ≥)bi , untuk semua i pi=1,2,3,…m) semua xj ≥ 0

Keterangan :

xj = banyaknya kegiatan di j, dimana j=1,2,3,….n Berarti disini terdapat n variable keputusan

Z : nilai fungsi tujuan

(23)

Untuk masalah maksimasi cj, menunjukkan keuntungan atau penerimaan per unit,

sementara kasus minimasi ia menunjukkan biaya per unit.

bi : jumlah sumberdaya i pi=1,2,…,m)

Berarti terdapat m jenis sumber daya.

aij : banyaknya sumber daya i yang dikonsumsi sumber daya j

Optimasi potongan kertas yang diselesaikan dengan pemrograman linier

dapat dipecahkan dengan pengembangan model matematis. Pengembangan model

ini dapat dimulai dengan menentukan variablel, batasan dan menentukan tujuan

yang harus dicapai untuk menentukan pemecahan optimum dari semua nilai yang

layak dari variable tersebut. Cara efektif untuk menyelesaikan penentuan

nilai-nilai di atas adalah memberi ringkasan verbal untuk masalah optimasi potongan

kertas.

2.2.2B MetodeBSimpleksB

Karena kesulitan menggambarkan grafik berdimensi banyak maka

penyelesaian masalah pemrograman linier yang melibatkan lebih dari dua variabel

menjadi tidak praktis atau tidak mungkin. Dalam keadaan ini kebutuhan mtode

solusi yang lebih umum menjadi nyata. Metode umum ini dikenal dengan nama

simplex algorithm yang dirancang untuk menyelesaikan seluruh masalah program

linier, baik yang melibatkan dua variabel maupun lebih dua variabel pFox, 1981).

Penyelesaian malasah pemrograman linier menggunakan metode

simpleks ini melalui perhitungan ulang piteration) dimana langkah langkah

perhitungan yang sama diulang berkali-kali sebelum hasil optimum dicapai.

Dalam penyelesaian masalah program linier dengan grafik, telah

(24)

pYagiura, 2001). Metode simpleks didasar pada gagasan ini, dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Dimulai pada suatu titik pojok yang layak, biasanya titik asal p yang disebut

sebagai solusi awal ).

2. Bergerak dari suatu titik ke pojok yang lain yang berdekatan, pergerakan ini

akan menghasilkan nilai fungsi tujuan yang lebih baik p meningkat untuk

masalah maksimasi dan menurunkan untuk masalah minimasi ). Jika solusi

yang lebih baik telah diperoleh, prosedur simpleks dengan sendirinya akan

menghilangkan semua solusi-solusi lain yang kurang baik.

3. Proses ini dilakukan berulang-ulang sampai suatu solusi yang lebih baik tak

dapat ditemukan. Proses simpleks kemudian berhenti dan solusi optimum

diperoleh.

Mengubah bentuk baku model pemrograman linier ke dalam bentuk tabel

akan memudahkan proses perhitungan simpleks pYagiura, 2001). langkah-langkah

perhitungan dalam algroritma simpleks adalah :

1. Berdasar bentuk baku, tentukan solusi awal, dengan menetapkan p n - m )

variabel nonbasis sama dengan nol. Dimana n jumlah variabel dan m

banyaknya kendala.

2. Pilih sebuah entering variabel diantara yang sedang menjadi variabel

nonbasis, yang jika dinaikkan diatas nol dapat memperbaiki nilai fungsi

tujuan. Jika tak ada, berhenti berarti solusi sudah optimal. jika tidak

(25)

3. Pilih sebuah leaving variabel diantara yang sedang menjadi variabel basis

yang harus menjadi nonbasis pnilainya menjadi nol) ketika entering variabel

menjadi variabel basis.

4. Tentukan solusi yang baru dengan membuat entering variabel dan leaving

variabel menjadi nonbasis. Kembali ke langkah 2.

2.2.3B PenameahanBBatasanBBaruB

Penambahan batasan baru dapat menghasilkan satu di antara dua kondisi

antara lain pTaha, 1996).

1. Batasan itu dipenuhi oleh pemecahan saat ini, dalam kasus mana batasan

tersebut berlebihan dan penambahannya tidak mengubah pemecahan.

2. Batasan tersebut tidak dipenuhi oleh pemecahan saat ini,. Dalam kasus ini

pemecahan baru diperoleh dengan metode simpleks dual.

Yang dilakukan di sini adalah mendapatkan kembali kelayakan. Tahap

pertama, tempatkan batasan baru tersebut dalam bentuk standar dengan

menambahkan variabel slack atau surplus sebagaimana diperlukan. Lalu substitusi

keluar setiap variabel dasar saat ini dalam batasan tersebut dalam bentuk variabel

non dasar psaat ini). Langkah terakhir adalah menambahkan batasan yag

dimodifikasi ke tabel optimum saat ini dan menerapkan simpleks dual untuk

memperoleh kembali kelayakan.

Batasan yang dimodifikasi ini sekarang ditambahkan ke tabel optimal

(26)

Tabel 2.1 Kombinasi Potongan

Dasar X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Pemecahan

Z 0 0 1/3 4/3 0 0 0 38/3

X2 0 1 2/3 -1/3 0 0 0 4/3

X1 1 0 -1/3 2/3 0 0 0 10/3

X5 0 0 -1 1 1 0 0 3

X6 0 0 -2/3 1/3 0 1 0 2/3

X7 0 0 1/3 -2/3 0 0 1 -1/3

Dimana variabel :

X1 = Jumlah pola potong yang pertama.

X2 = Jumlah pola potong yang kedua.

X3 = Jumlah pola potong yang ketiga.

X4 = Jumlah pola potong yang keempat.

X5 = Jumlah pola potong yang kelima.

X6 = Jumlah pola potong yang keenam.

X7 = Jumlah pola potong yang ketujuh.

Jadi batasan baru tersebut yang diekspresikan dalam bentuk variabel nondasar

menjadi:

p10/3) + p1/3)x3 – p2/3)x4 +x7 = 3

(27)

2.3B SWEBOKB(Softgare Engineering Body of Knogledge)B

gebagaimana yang dikemukakan oleh IEEE Computer gociety

professional Practices Committee p2004), “gWEBOK menggambarkan

pengetahuan secara umum tentang rekayasa perangkat lunak yang dibagi ke dalam

sepuluh area pengetahuan pKnowledge Area’s) atau disebut KAs”. goftware

Engineering Body of Knowledge pgWEBOK) adalah produk dari Komite

Koordinasi Rekayasa Perangkat Lunak disponsori oleh IEEE Computer gociety.

gWEBOK sendiri mempunyai panduan yang disebut Guide to the SWEBOK,

panduan ini dibuat untuk 5 tujuan, yaitu:

1. Untuk memperlihatkan kesamaan pandangan tentang rekayasa perangkat

lunak di seluruh dunia.

2. Untuk memperjelas tempat dan menetapkan batas dari rekayasa perangkat

lunak dan hubungannya dengan disiplin ilmu lain seperti ilmu komputer,

manajemen proyek, teknik komputer dan matematika.

3. Untuk membuat karakter isi dari disiplin ilmu rekayasa perangkat lunak

4. Untuk memberikan akses topik ke gWEBOK

5. Untuk memberikan pengetahuan dasar bagi pengembangan kurikulum dan

sertifikasi serta perizinan.

Berikut adalah penjabaran tentang ruang lingkup pengetahuan atau yang

disebut juga sebagai Knowledge Area’s pKAs) yang digunakan sebagai panduan

(28)

2.3.1B Softgare Requirements

Tahapan awal dalam membangun aplikasi, Software Requirements

merupakan sebuah properti yang disajikan untuk memenuhi kebutuhan dalam

menyelesaikan permasalahan yang ada. Merujuk kepada aplikasi yang

dikembangkan karena permasalahan yang ada akan diselesaikan oleh aplikasi

tersebut. Menjabarkan bagaimana mengotomatiskan sebuah permasalahan sebuah

tugas yang dihadapi oleh pengguna, membantu menganalisa proses bisnis

perusahaan yang telah menggunakan aplikasi, menganalisa kekurangan yang ada

pada aplikasi yang ada, dan lainnya. Berikut penjabaran tentang beberapa tahapan

yang ada pada software requirement:

AB Requirement elicitation

Tahapan awal dalam pemenuhan software requirements makna dari

kebutuhan mendatang ini berhubungan dengan darimana kebutuhan perangkat

lunak itu sendiri dan bagaimana para pengembang perangkat lunak dapat

mengumpulkannya. Pada dasarnya, kegiatan yang dijabarkan adalah dari tiap

individu dan tiap pemegang kendali sistem tersebut untuk membangun

ketersinambungan antara pihak pengembang dan pengguna perangkat lunak itu

sendiri.

BB Requirement analysis

Tahapan ini membahas tentang kegiatan analisa kebutuhan untuk

Mendeteksi dan menyelesaikan ketidakcocokan yang pada setiap kebutuhan yang

(29)

1. Menggali batasan yang ada pada perangkat lunak yang dikembangkan dan

bagaimana perangkat lunak tersebut akan berinteraksi dengan sistem.

2. Menguraikan kebutuhan sistem yang akan digunakan sebagai kebutuhan

perangkat lunak.

CB Requirement specification

gecara teknis pada kata "specification" mengacu pada banyaknya jumlah

pekerjaan atau kemampuan perangkat lunak dalam mencapai tujuannya. Dalam

sebuah istilah pengembangan perangkat lunak, "software requirements

specification" secara khusus mengarah kepada hasil ketepatan, atau penyamaan

elektronik, yang dapat di tinjau, di nilai, dan di benarkan.

DB Requirement Verification and Validation

Beberapa dokumen requirements diatas dapat menjadi bahan dari

tahapan validasi dan verifikasi. Kebutuhan yang ada di validasi untuk menjamin

bahwa pengembang dari perangkat lunak tersebut dapat memahami kebutuhan

yang akan dicapai. Penyesuaian kebutuhan untuk standar perusahaan sangat

penting untuk diperhatikan bahwa kebutuhan tersebut dapat dimengerti, konsisten,

dan lengkap.

2.3.2B Softgare design

resign atau rancangan didefinisikan baik sebagai proses yang

menjelaskan tentang arsitektur, komponen, antarmuka, dan karakteristik lain dari

sistem atau komponen dan hasil yang memproses. Hasil rancangan perangkat

lunak harus menggambarkan arsitektur perangkat lunak yang ada yaitu,

(30)

antarmuka dari tiap komponen. Software resign juga harus menggambarkan tiap

komponen pada tingkat detail yang memungkinkan dalam konstruksinya.

Software resign memainkan peran penting dalam pengembangan

perangkat lunak yang memungkinkan para pengembang perangkat lunak untuk

menghasilkan berbagai model yang membentuk semacam cetak biru dari solusi

yang akan diimplementasikan. Kita dapat menganalisa dan mengevaluasi

beberapa macam model untuk menjabarkan berbagai macam kebutuhan apa saja

yang saat kita sertakan kedalam perangkat lunak yang dikembangkan. Begitu pula

dalam pertimbangan untuk beberapa solusi alternatif dan saran pengembangan.

Pada akhirnya, pemodelan yang dihasilkan dapat dilanjutkan pada kegiatan

pengembangan, dan juga pemodelan tersebut dapat digunakan sebagai masukan

dan titik awal pada software construction dan software testing.

Mengenai beberapa 'pendekatan umum' yang dapat dijumpai sebagai

panduan dalam proses pengembangan perangkat lunak. Berbeda tentang

'pendekatan umum' tersebut, 'metode' lebih banyak dijadikan sebagai acuan secara

detail dan menyediakan kumpulan cara penggambaran yang akan digunakan,

penjelasan pada tiap fungsi proses yang akan digunakan, dan kumpulan panduan

dalam penggunaan metode tersebut.

ABB PerancanganBterstrukturB(Function-Oriented Design)B

Perancangan terstruktur merupakan aktivitas mentransformasikan suatu

hasil analisis ke dalam suatu perencanaan untuk dapat diimplementasikan

pdiotomasikan). Pendekatan perancangan terstruktur dimulai dari awal 1970.

Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat ptools) dan teknik-teknik

(31)

dari sistem yang dikembangkan akan diperoleh sistem yang strukturnya

didefinisikan dengan baik dan jelas pJogiyanto, 2008).

Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan yang komplek di

organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akam mudah untuk dipelihara,

fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik,

tepat waktu, sesuai dengan anggaran biaya pengembangan, dapat meningkatkan

produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik pbebas kesalahan) pJogiyanto,

2008). Adapun aspek, elemen, tools, serta metodologi dari perancangan

terstruktur, menurut Jogiyanto p2008) adalah sebagai berikut.

1. Aspek Perancangan Terstruktur

a. Membantu pemecahan masalah

b. Melakukan penyederhanaan system

c. Menggunakan graphic tool agar sistem dapat dengan mudah dibaca dan

dimengerti

d. Memberikan rangkaian strategi untuk pengembangan solusi

e. Memberikan kriteria dalam mengevaluasi solusi dengan melihat pada

permasalahan aslinya

2. Elemen Perancangan Terstruktur

a. Modul

Modul merupakan sebuah instruksi atau sekumpulan instruksi program

yang terdiri dari : inputpmasukan), outputpkeluaran), fungsi, mekanisme

dan data internal. Contoh : Foxpro/Pascal pProcedure, function), COBOL

(32)

b. Bagan terstruktur pgtructured Chart)

Menggambarkan partisi sistem ke dalam : modul-modul, organisasi, dan

komunikasi. Adapun keuntungan yang didapat dalam pemetaan secara

visual kedalam bagan terstruktur yaitu ; Menggunakan gambar, Dapat

dipartisi, Fleksibel, Input sangat berguna pada implementasi, Membantu

pemeliharaan pmaintenance) dan modifikasi.

c. gtrategi Perancangan

Merubah hasil analisis pDFD) menjadi Bagan Terstruktur, untuk

diimplementasi. DFD memperlihatkan aliran data dan informasi dari

sistem. Jika dalam suatu DFD aliran datanya ditentukan oleh suatu data

item, misalnya ‘T’ yang mempunyai nilai/ karakteristik tertentu,

kemudian nilai ini akan mempengaruhi / menentukan arah aliran data

pmemicu arah), maka titik proses dimana terjadi percabangan arah aliran

data tsb disebut titik pusat transaksi

3. Tools Perancangan Terstruktur

a. DFD pData Flow Diagram )

b. Kamus Data

c. Entity Relationship Diagram pERD)

d. gtate Transition Diagram pgTD)

4. Metodologi Perancangan Terstruktur

a. Metodologi pemecahan fungsional

Metodologi ini menekankan pada pemecahan sistem ke dalam

subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami,

(33)

b. Metodologi berorientasi data

Metodologi ini menekankan pada karakteristik data yang akan diproses.

c. Prescriptive methodologies

Metodologi ini merupakan metodologi yang dikembangkan oleh sistem

house dan pabrik-pabrik perangkat lunak dan tersedia secara komersial

dalam paket-paket program.

2.3.3B Softgare construction

Istilah Software Construction mengacu pada penjabaran proses

pembuatan pengerjaan, yang berarti sebuah perangkat lunak terbuat melalui

serangkaian coding, pemeriksaan, pengetesan unit, pengetesan integrasi, dan

debugging.

Ruang lingkup pengetahuan pKAs) dari software construction saling

bersangkutan dengan seluruh KAs yang lain, lebih tepatnya sangat berhubungan

erat pada kegiatan Software resign dan Software Testing. Hal ini dikarenakan

pada proses yang ada pada software construction sendiri menyertakan kegiatan

penting dari software design dan software testing. Software construction juga

menggunakan keluaran poutput) dari perancangan dan memberikan masukan

pinput) kepada pengetesan, dalam kasus ini perancangan dan pengetesan tersebut

merupakan kegiatan, bukan KAs-nya. Batasan yang dijabarkan pada perancangan,

pengembangan, dan pengetesan pjika ada) akan beragam berdasarkan pada proses

(34)

AB SekilasBtentangBMicrosoftBVisualBStudioB

MicrosoftB VisualB Studio merupakan sebuah perangkat lunak lengkap

psuite) yang dapat digunakan untuk melakukan pengembangan aplikasi, baik itu

aplikasi bisnis, aplikasi personal, ataupun komponen aplikasinya, dalam bentuk

aplikasi console, aplikasi Windows, ataupun aplikasi Web. Visual gtudio

mencakup kompiler, gDK, Integrated Development Environment pIDE), dan

dokumentasi pumumnya berupa MgDN Library). Kompiler yang dimasukkan ke

dalam paket Visual gtudio antara lain Visual C++, Visual C#, Visual

Basic, Visual Basic .NET, Visual InterDev, Visual J++, Visual J#, Visual FoxPro,

dan Visual gource gafe.

Microsoft Visual gtudio dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi

dalam native code pdalam bentuk bahasa mesin yang berjalan di atas Windows)

ataupun managed code pdalam bentuk Microsoft Intermediate Language di atas

.NET Framework). gelain itu, Visual gtudio juga dapat digunakan untuk

mengembangkan aplikasi gilverlight, aplikasi Windows Mobile pyang berjalan di

atas .NET Compact Framework).

Visual gtudio kini telah menginjak versi Visual gtudio 12.0.21005.1,

atau dikenal dengan sebutan Microsoft Visual gtudio 2012 yang diluncurkan pada

1 Agustus 2012, yang ditujukan untuk platform Microsoft .NET Framework 4.5.1

Versi tersebut kini dikenal dengan sebutan Visual gtudio .NET, karena memang

membutuhkan Microsoft .NET Framework. gementara itu, sebelum muncul

(35)

BB SekilasBtentangBMicrosoftBSQLBServerB

MicrosoftB SQLB Server diperkenalkan pada tahun 1990 untuk platform

Microsoft Og/2 dalam kerjasamanya dengan gybase. Produk ini berasal dari

gybase gQL gerver 4.x untuk platform Unix. Dengan adanya Windows NT,

muncul inisiatif untuk membangun gQL gerver versi Windows NT sehingga

dihasilkan Microsoft gQL gerver versi 4.2 untuk platform Windows NT.

Kerjasama dengan gybase masih berlanjut dan diluncurkan gQL gerver 6.0 pada

tahun 1995 dan setahun kemudian gQL gerver versi 6.5 diluncurkan.

gQL gerver 6.5 memperbarui kemampuan transaksi dan menjadi produk

database client/server yang banyak dipakai pada platform Windows NT. Untuk

memenuhi kebutuhan pengguna yang makin meningkat, maka gQL gerver perlu

didisain ulang dan kerjasama dengan gybase dihentikan. Kemudian Microsoft

mengembangkan gQL gerver 7.0 yang difokuskan pada tiga area yaitu : easy to

use, scalability dan data warehousing. Pada tahun 2000, kemudian Microsoft

meluncurkan gQL gerver 2000. Di tahun 2005 ini, Microsoft mengeluarkan

produk gQL gerver versi terbarunya yaitu Microsoft gQL gerver 2005 seiring

dengan diluncurkannya Microsoft Visual gtudio 2005 beta 2.

2.3.4B Softgare Testing

Tahapan yang dilakukan dalam mengevaluasi kualitas dari perangkat

lunak itu sendiri, dan meningkatkannya, dengan mengidentifikasi kekurangan dan

(36)

Software testing terdiri dari beragam pdynamic) verifikasi yang terdapat

pada tindakan program dengan batasan pfinite) kumpulan uji kasus, yang paling

tepat untuk dipilih pselected) dari bidang eksekusi yang tak terbatas, terhadap

(37)

27

Pada bab ini penulis melakukan analisis dari beberapa data yang

diperoleh selama melakukan penelitian di perusahaan percetakan CV KJ4, dengan

cara deskriptif dimana pengolahan dan pengembangan data yang diperoleh dari

hasil studi literatur, pengamatan kegiatan bisnis yang terjadi di perusahaan serta

wawancara terhadap beberapa pelaku bisnis yang terkait dalam proses cetak

sehingga solusi untuk permasalahan yang telah dirumuskan dapat ditentukan.

3.1BAnalisisBPermasalahanB

Analisis yang digunakan penulis berfungsi untuk mendefinisikan suatu

permasalahan dan bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada. Beberapa

tahapan dilakukan pada langkah analisis ditujukan untuk mengetahui

permasalahan yang ada. Diawali dari dengan pengamatan kegiatan kerja yang ada

pada perusahaan yang akan menghasilkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan

perumusan masalah yang ada.

Setelah penulis mengumpulkan data yang diperoleh selama pengamatan,

penulis menentukan beberapa pelaku bisnis yang melakukan interaksi secara

langsung terhadap sistem yang ada, yaitu administrasi, pemilik, dan kepala cetak.

Berikut adalah gambaran proses bisnis yang terjadi pada saat proses cetak.

Dimulai dari penerimaan pesanan, mengoptimalkan pola potong, pengadaan

(38)

Gambar 3.1 Alur Kerja Prosedur Cetak Saat ini

Gambar 3.1 merupakan alur kerja yang saat ini sedang berjalan. Berikut

(39)

Tabel 3.1 Penjelasan Alur Kerja Prosedur Cetak Saat Ini

Proses Sub

Proses

Nama Notasi

Kegiatan Aktor

1

1 Pemesanan Administrasi menerima daftar pesanan

cetak dari pelanggan. Administrasi

2 Menspesifikasi

kan Pesanan

Administrasi menjabarkan spesifikasi

pesanan yang diterima dari pelanggan. Administrasi

2

3 Spesifikasi

Pesanan

Spesifikasi pesanan dari pelanggan yang akan digunakan untuk mengoptimalkan bahan material dan perhitungan bahan material secara keseluruhan.

Administrasi

4 Pengoptimalan

Bahan Baku

Spesifikasi pesanan dari pelanggan yang telah dijabarkan oleh administrasi digunakan untuk mengoptimalkan bahan material dan perhitungan bahan material secara keseluruhan.

Detail kebutuhan bahan baku dihasilkan dari perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya disampaikan kepada pihak

administrasi untuk membuat purchase

order.

Dari daftar kebutuhan bahan baku yang diberikan oleh Kepala Cetak, pihak

Administrasi membuat Purchase Order

untuk penyediaan bahan material cetak.

Administrasi

7 Pesan Bahan

Material

Pihak administrasi melakukan pemesanan Bahan Material cetak kepada supplier berdasarkan Purchase Order yang telah dibuat

Administrasi

8 Bahan

Material

Pihak Administrasi menerima hasil bahan material dari proses pemesanan Bahan Material cetak dari Supplier

Administrasi

9 Proses Cetak

Kepala Cetak melaksanakan Proses cetak setelah menerima bahan material yang disediakan

Kepala Cetak

3 10 Hasil Cetak

Hasil cetak dihasilkan setelah proses cetak dilaksanakan. Beberapa dokumen dihasilkan untuk keperluan arsip bagi pihak administrasi dan pimpinan

(40)

Proses Sub Proses

Nama Notasi

Kegiatan Aktor

3

11

Mengarsipkan data hasil cetak

Dokumen dari hasil cetak yang

dihasilkan digunakan sebagai arsip ulasan bagi pimpinan dan bentuk pola potong yang akan digunakan pada masa mendatang

Pimpinan

12 Buat Surat

Jalan

Pihak administrasi membuat surat jalan berdasarkan dokumen hasil cetak yang telah diberikan oleh kepala cetak sebagai lampiran dari detail pesanan pelanggan

Administrasi

13 Hasil Cetak +

Surat Jalan

Hasil Cetak dan surat jalan yang telah diproses oleh pihak administrasi diterima oleh pihak pelanggan

Pelanggan

Berdasarkan alur kerja yang tercantum pada Gambar 3.1 penulis

menjabarkan penjelasan masing-masing pelaku bisnis yang terlibat dengan

prosedur kerja. Berikut adalah peran dan tanggung jawab dari stakeholder yang

berhubungan dengan sistem. Daftar peran dan tanggung jawab tersebut digunakan

sebagai acuan proses yang dielisitasi atau diintegrasikan untuk memenuhi

kebutuhan sistem agar lebih mudah untuk diketahui.

Tabel 3.2 Peran dan Tanggung Jawab Stakeholder

JabatanB Role Responsibility

Bagian Administrasi

1. Menerima data pesanan cetak yang diberikan oleh pelanggan.

2. Melakukan pembelian kebutuhan cetak. 3. Membuat laporan yang

diperlukan oleh pimpinan

(41)

JabatanB Role Responsibility

Kepala Cetak

1. Menspesifikasikan detail pesanan yang telah didata oleh bagian administrasi.

2. Membuat layout pola potong

pesanan terhadap bahan baku plano mulai dari perhitungan pola potong sampai

membuat master cetak. 3. Menjabarkan kebutuhan

material setelah melakukan perhitungan terhadap spesifikasi pesanan

1. Bertanggung jawab atas ketepatan perhitungan kebutuhan material 2. Bertanggung jawab atas

bagian-bagian teknisi yang dibawahi meliputi : teknisi cetak, teknisi mesin potong, teknisi binding, teknisi plat.

3.2BAnalisisBKebutuhanB

Setelah menentukan detail dari tiap proses yang dilakukan oleh pelaku

bisnis, penulis melakukan analisis kebutuhan yang sesuai dari tiap proses yang

ada. Analisis kebutuhan diperlukan dalam perancangan perangkat lunak yang

memiliki kesesuaian fungsi dengan kebutuhan pengguna. Analisis kebutuhan

dilakukan pada tiap pelaku bisnis yang secara langsung berinteraksi dengan

sistem. Analisis kebutuhan meliputi, analisis alur kerja pelanggan, analisis alur

kerja administrasi, analisis alur kerja kepala cetak, serta analisis alur kerja

pimpinan.

3.2.1B AnalisisBalurBkerjaBpelangganB

Pelanggan berperan dalam menentukan pesanan cetak kepada

perusahaan. Pada saat pelanggan melakukan pemesanan, pelanggan menjelaskan

detail kebutuhan dari paket seminar yang telah ditawarkan oleh perusahaan.

Proses tersebut dilakukan secara manual langsung menjelaskan secara lisan

(42)

3.2.2 AnalisisBAlurBKerjaBAdministrasiB

Pihak administrasi memulai alur sistem pada saat menerima pesanan dari

pelanggan. Administrasi mencatat detail spesifikasi pesanan pelanggan. Detail

tersebut berupa data dari paket seminar seperti name tag, undangan seminar,

Leaflet seminar, Brosur seminar, Buku Seminar, Poster Seminar. Setelah itu detail

pesanan tersebut diserahkan kepada kepala cetak untuk proses perhitungan bahan

material. Setelah bahan material dihitung oleh kepala cetak, administrasi membuat

purchase order untuk membeli bahan material yang diperlukan untuk proses

cetak. Setelah kebutuhan material dipenuhi kebutuhan material tersebut

diserahkan kepada kepala cetak untuk dilakukan proses pencetakan. Bahkan

sampai proses ini pun administrasi tidak menggunakan komputerisasi. Dari hasil

cetak yang dihasilkan dari proses cetak pihak administrasi membuat surat jalan

sebagai lampiran detail pesanan yang telah diberikan oleh pelanggan di awal

proses.

3.2.3 AnalisisBalurBkerjaBkepalaBcetakB

Kepala cetak memulai proses menentukan kebutuhan biaya material

untuk memenuhi kebutuhan pesanan dari pelanggan berdasarkan detail pesanan

yang telah dibuat oleh pihak administrasi. Hasil perhitungan tersebut digunakan

sebagai acuan pihak administrasi untuk membuat purchase order bahan material

yang dibutuhkan dalam proses pencetakan. Dalam proses perhitungannya,

khususnya buku seminar kepala cetak menghitung pola potong yang optimal

berdasarkan bidang potong yang ada yaitu kertas plano yang memiliki dua macam

(43)

memiliki ukuran yang beragam, sehingga pihak kepala cetak harus

mengoptimalkan pola potong berdasarkan tiap bidang potong agar biaya

kebutuhan material dapat diminimalkan. Pekerjaan ini membutuhkan waktu dan

ketelitian, tanpa bantuan komputasi pekerjaan ini membutuhkan waktu yang

relatif lama dan diragukan tingkat pengoptimalannya. Bahkan pada saat penulis

melakukan pengamatan sempat ditemukan kasus biaya material yang

membengkak pada proses pencetakan yang diakibatkan dari proses ini.

3.2.4 AnalisisBalurBpimpinanB

Pimpinan mengulas tiap kebutuhan material terhadap hasil cetak

disesuaikan dengan perhitungan pola potong yang dilaksanakan oleh kepala cetak

sehingga pimpinan dapat mengambil kebijakan untuk melakukan pengerjaan

proyek cetak.

3.3BBSolusiBPermasalahanB

Setelah seluruh data yang telah dikumpulkan dan dianalisis, maka penulis

dapat menentukan penyelesaian permasalahan dengan memberikan solusi yang

terbaik sesuai permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Dalam hal ini, solusi

untuk permasalahan di atas adalah membangun sebuah aplikasi untuk menentukan

pola potong yang optimal sesuai luas bidang potong yang ada. Solusi untuk

permasalahan yang ada dikerjakan sesuai dengan tahapan pengembangan

perangkat lunak meliputi, kebutuhan perangkat lunak, serta rancangan perangkat

(44)

3.3.1 KebutuhanBPerangkatBLunakB(Software Requirement)B

Kebutuhan perangkat lunak merupakan langkah awal dalam membangun

sebuah sistem atau aplikasi agar sesuai dengan kebutuhan pengguna. Proses

identifikasi kebutuhan perangkat lunak dibagi menjadi beberapa tahapan antara

lain.

A.B ElisitasiBKebutuhanB(Requirement Elicitation)BB

Elisitasi merupakan tahap untuk menyeleksi dan membagi data-data yang

telah diperoleh sehingga dapat diketahui data-data yang digunakan dan yang tidak

digunakan terkait dengan pengembangan perangkat lunak. Berikut ini adalah

kumpulan data yang telah diperoleh berdasarkan wawancara dan pengamatan,

yang akan digunakan untuk keperluan pengembangan perangkat lunak.

1. Data pelanggan

Data pelanggan digunakan untuk mengelompokkan pesanan proyek cetak

dari pelanggan yang diterima perusahaan.

Tabel 3.3 Data Pelanggan

Nomor Nama Pelanggan Alamat Pelanggan No. Telepon

1 Pusat Diabetes dan Nutrisi Surabaya

Jl. Prof. Dr. Mustopo 6-8

Surabaya 60286 123456

2 Tropik Infeksi Surabaya Jl. Prof. Dr. Mustopo 6-8

Surabaya 60286 123449

3 Fakultas Kedokteran Unair

Surabaya

Jl. Mayjen Prof. Dr.

Moestopo No. 47. 232146

4 Bag. Penyakit Dalam

Surabaya

Jl. Prof. Dr. Mustopo 6-8

(45)

2. Data Pesanan

Data pesanan digunakan untuk menginformasikan detail proyek cetak yang

dipesan oleh pelanggan.

Tabel 3.4 Data Pesanan

Nama Pelanggan Detail Pesanan

Pusat Diabetes dan Nutrisi Surabaya

JumlahB 1000

NamaB SDU-2013

BahanBIsiB HVS 80

HalamanBBWB 176

NamaB Naskah FKP

BahanBIsiB HVS 80

HalamanBBWB 196

HalamanBWarnaB -

PanjangBBukuB 12

LebarBBukuB 21

FinishingB -

Fakultas Kedokteran Unair Surabaya

JumlahB 1000

NamaB Naskah PKB

BahanBIsiB HVS 80

HalamanBBWB 404

HalamanBWarnaB -

PanjangBBukuB 16

LebarBBukuB 25

FinishingB -

Bag. Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo Surabaya

JumlahB 750

NamaB SUMETSU 2013

BahanBIsiB HVS 85

HalamanBBWB 404

HalamanBWarnaB -

PanjangBBukuB 16

LebarBBukuB 24

(46)

Nama Pelanggan Detail Pesanan

Spesialis Paru RSUD Dr. Soetomo Surabaya

JumlahB 1500

NamaB PKB Paru XIV

BahanBIsiB HVS 80

HalamanBBWB 176

HalamanBWarnaB 24

PanjangBBukuB 17

LebarBBukuB 27

3. Data Material

Data material cetak pada tahun 2012 sampai dengan 2013 sebagai

pembanding dengan metode Pemrograman Linier yang digunakan dalam

aplikasi. Data Material yang dikumpulkan tersebut telah diolah menjadi data

terbaru yang siap digunakan untuk proses perhitungan dalam proyek tugas

akhir ini.

(47)

4. Data Pengguna

Data pengguna digunakan untuk membagi hak akses dalam penggunaan

aplikasi perangkat lunak yang akan dibangun.

Tabel 3.6 Data Pengguna

B.B AnalisisBKebutuhanBAdministrasiB

Setelah dilakukan analisis pada tahap yang sebelumnya, maka pihak

administrasi memerlukan peningkatan pemanfaatan informasi proses cetak.

Adapun peningkatan pemanfaatan informasi proses cetak tersebut berasal dari

beberapa data, yaitu:

1. Sistem pada bagian administrasi dapat membantu pendataan detail pesanan

cetak, dan pendataan pelanggan.

2. Bagian administrasi dapat melakukan penyimpanan secara terpusat untuk

pengarsipan data.

3. Persetujuan bahan material yang diperlukan dilakukan secara komputerisasi

oleh kepala cetak.

4. Dari persetujuan kebutuhan bahan material yang diberikan oleh kepala cetak

maka Administrasi mampu membuat purchase order dalam memenuhi

bahan material yang akan digunakan untuk cetak

5. Pengolahan data yang tersimpan secara terpusat digunakan untuk

pengolahan informasi yang diperlukan sebagai laporan kepada pemilik

(48)

Dengan adanya perubahan tersebut, maka proses kedepannya akan

mengalami peningkatan pengolahan informasi pesanan cetak dibanding saat ini.

C.B AnalisisBKebutuhanBKepalaBCetakB

Setelah dilakukan analisis pada tahap sebelumnya, maka kepala cetak

membutuhkan peningkatan informasi dan perhitungan biaya material. Adapun

peningkatan tersebut maka dilakukan proses sebagai berikut:

1. Bagian Kepala Cetak tidak lagi menunggu detail spesifikasi yang data

pesanan yang telah diberikan oleh pelanggan untuk menghasilkan pola data,

dengan adanya sistem yang terpusat tersebut maka akan dapat secara

langsung dilakukan analisis data pola potong.

2. Dengan bantuan aplikasi cutting stock optimization kepala cetak mampu

melakukan perhitungan pola potong bahan, dan menjabarkan keperluan

bahan material untuk pelaksanaan project cetak dengan jangka waktu yang

relatif lebih singkat.

Dengan adanya perubahan tersebut, maka proses kedepannya akan

mengalami peningkatan kecepatan dan ketepatan dalam pengolahan data

(49)

3.3.2B SpesifikasiBKebutuhanB(Requirement Specification)B

Dalam proses membangun dan mengembangkan perangkat lunak,

diperlukan perancangan spesifikasi perangkat lunak yang tepat dan detail, dengan

tujuan agar perangkat lunak yang akan dikembangkan tersebut memiliki deskripsi

fungsi sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh penggunanya. Adapun kebutuhan

fungsi yang ada dapat dikelompokkan menjadi kebutuhan fungsional dan

kebutuhan non-fungsional.

AB KebutuhanBFungsionalB

Kebutuhan fungsional merupakan dasar dari penyusunan tiap fungsi yang

akan dibangun didalam perangkat lunak. Dari tiap fungsi yang terdapat pada

perangkat lunak tersebut telah melewati proses identifikasi kebutuhan setiap

pengguna. Adapun kebutuhan fungsional tersebut yaitu:

1. Bagian Administrasi

Kebutuhan fungsional yang diperlukan untuk mendukung proses bagian

administrasi terdiri dari 2 fungsi yaitu menspesifikasikan detail pesanan

pelangggan dan membuat purchase order. Adapun detail penjabaran untuk

fungsi Administrasi dapat dilihat pada Tabel 3.7. dan Tabel 3.8.

Tabel 3.7 Fungsi Menspesifikasikan Detail Pesanan

Nama Fungsi Menspesifikasikan Detail Pesanan

Pengguna Administrasi

Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk pencatatan detail pesanan

yang akan digunakan Kepala Cetak dalam menghitung kebutuhan material.

Kondisi Awal 1. Data Pengguna

(50)

Alur Normal AksiPengguna ResponSistem 2. Pengguna memilih

sub menu “Pesanan” pada menu.

3. A) Sistem menyimpan ke database.

B) Sistem menambah Pesanan.

Input Detail Pesanan 4. Pengguna memilih

sub menu “Pesanan” pada menu.

5. Pengguna memilih pelanggan.

5. Sistem menampilkan data pesanan,

6. A) Sistem melakukan penyimpanan detail penerimaan pesanan.

AlurAlternatif AksiPengguna ResponSistem

(51)

memberikan Hak akses penguna. 2. Pengguna memilih

sub menu “Data Pesanan” pada menu Penerimaan 3. Pengguna memilih

cari pesanan.

3. Sistem menampilkan data pesanan,

4. A) Sistem melakukan penyimpanan detail pesanan cetak.

AlurEksepsi AksiPengguna ResponSistem

1. Pengguna tidak mengisi seluruh data secara lengkap B) Sistem tidak menyimpan inputan pengguna.

2. Pengguna tidak dapat menyimpan “Cek Pelanggan yang memesan”.

KondisiAkhir 1. Menghasilkan Laporan Pesanan cetak yang diterima

2. Menghasilkan Data Spesifikasi Pesanan cetak untuk diproses oleh kepala cetak

Kebutuhan Non-Fungsional

Security

Fungsi mencatat master data ini hanya dapat digunakan oleh yang memiliki hak akses saja

Correctness

Sistem hanya mampu memproses inputan pesanan cetak sesuai data pelanggan yang tersimpan

Interface

(52)

Performance

Operability

Tabel 3.8 Fungsi Membuat Purchase Order

NamaFungsi Membuat Purchase order

Pengguna Administrasi

Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk pihak administrasi setelah

Kepala cetak melakukan perhitungan kebutuhan material cetak yang akan digunakan dari spesifikasi pesanan cetak

Kondisi Awal 1. Data Pengguna sudah tersedia

2. Data Material 3. Data Detail Pesanan 4. Data Pelanggan

Alur Normal AksiPengguna ResponSistem

1. Pengguna

B) Sistem menampilkan “Halaman Menu Utama”

dan memberikan Hak

akses penguna. Mengurutkan Purchase order 2. Pengguna

memilih sub menu “Purchase order” pada menu pembelian

2. A) Sistem menampilkan menu “Purchase Order”. B) Sistem memberikan

daftar Kebutuhan

Material yang telah

3. Sistem Menampilkan detail data Kebutuhan Material.

4. Pengguna menginputkan nomor purchase order di tiap data bahan material yang akan dibeli

4. A) Sistem memproses rangkap purchase order

B) Sistem menyimpan

rangkap purchase order

sesuai nomer yang

diinputkan Mencetak Purchase order 5. Pengguna

memilih cetak

(53)

Purchase order yang dipilih berdasarkan urutan

B) Sistem mencetak

purchase order yang

dipilih

AlurAlternatif AksiPengguna ResponSistem

- -

AlurEksepsi AksiPengguna ResponSistem

1. Pengguna salah Memasukkan Username & Password.

1. Sistem Menampilkan pesan kesalahan input-an username ataupun password maupun keduanya

2. Pengguna tidak dapat masuk kedalam “Halaman Utama”

2. Sistem menampilkan pesan “database” tidak tersambung

KondisiAkhir 1. laporan purchase order untuk memenuhi kebutuhan

material Kebutuhan

Non-Fungsional

Security

Fungsi membuat purchase order ini hanya dapat digunakan oleh yang memiliki hak akses saja

Correctness

Sistem

Interface

1. Menu yang tersedia dalam bahasa indonesia. 2. Menu dan warna mudah dipahami dan tidak mencolok.

Performance

(54)

2. Kepala Cetak

Kebutuhan fungsional yang mendukung proses kerja kepala cetak yaitu

fungsi perhitungan kebutuhan material. Fungsi yang akan digunakan untuk

mendukung proses kerja kepala cetak dapat dilihat pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Fungsi Perhitungan Kebutuhan Material

NamaFungsi Perhitungan Kebutuhan Material

Pengguna Kepala Cetak

Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk pihak kepala cetak untuk

melakukan perhitungan cutting stock optimization

untuk menentukan kebutuhan material yang akan dipakai pada tiap project cetak yang telah didata oleh pihak Administrasi

KondisiAwal 1. Data Pengguna sudah tersedia

2. Data Pesanan sudah tersedia 3. Data Material sudah tersedia

Alur Normal AksiPengguna ResponSistem

1. Pengguna Memasukkan Username & Password.

1. A) Sistem akan melakukan verifikasi pengguna yang melakukan login.

B) Sistem menampilkan “Halaman Menu Utama” dan memberikan Hak akses penguna.

Menjabarkan Detail Pesanan 2. Pengguna

memilih sub menu

“Perhitungan Material”

2. A) Sistem menampilkan menu “Perhitungan Material”.

B) Sistem memberikan

pilihan tanggal, bulan dan tahun.

C) Sistem menampilkan data detail pesanan yang akan di hitung berdasarkan kebutuhan material yang dijabarkan sistem.

3. Pengguna memilih proses hitung

3. A) Sistem menghitung detail kebutuhan material minimum.

(55)

kebutuhan material minimum.

Menyimpan Hasil Kebutuhan Material Minimum 4. Pengguna

melakukan proses simpan

4. A) Sistem menyimpan hasil kebutuhan material

minimum ke dalam detail purchase order.

AlurAlternatif AksiPengguna ResponSistem

- -

AlurEksepsi AksiPengguna ResponSistem

1. Pengguna salah Memasukkan Username & Password.

1. Sistem Menampilkan pesan kesalahan input-an username ataupun password maupun keduanya

2. Pengguna tidak dapat masuk kedalam “Halaman Utama”

2. Sistem menampilkan pesan “database” tidak tersambung

3. Pengguna tidak dapat

melakukan perhitungan pola potong

3. Sistem menampilkan pesan “Project cetak sudah pernah di kalkulasi”

KondisiAkhir 1. Detail kebutuhan material cetak yang akan

digunakan untuk membuat purchase order Kebutuhan

Non-Fungsional

Security

Fungsi perhitungan kebutuhan material ini hanya dapat digunakan oleh yang memiliki hak akses saja

Correctness

1. Perhitungan untuk menentukan Jumlah kebutuhan material yang dibutuhkan pada proses cetak harus sudah teruji kebenarannya

Interface

1. Menu yang tersedia dalam bahasa indonesia. 2. Menu dan warna mudah dipahami dan tidak mencolok.

Performance

(56)

BB KebutuhanBNon-fungsionalB

Dalam penerapan fungsi yang telah dijabarkan sebelumnya, Tabel 3.10

menjabarkan peran dari non-fungsional system sebagai pendukung kinerja fungsi

utama dari sistem.

Tabel 3.10 Keterkaitan Fungsional dan Non-Fungsional Sistem

No Aktor Fungsional Sistem Non-Fungsional Sistem

1. Administrasi

a) Rekam Data Manual b) Menspesifikasikan Detail Pesanan

c) Membuat Purchase Order

d) Membuat Laporan

a) Security

b) Operability

c) Time Behaviour

d) Accuracy

e) Maintain Ability

2. Kepala Cetak a) Menghitung Kebutuhan

Material

a) Security

b) Operability

c) Time Behaviour

d) Accuracy

3.3.3BB RancanganBPerangkatBLunakB(Software Design)B

Rancangan perangkat lunak merupakan suatu kegiatan dalam merancang

atau mendesain perangkat lunak yang akan dibangun sesuai dengan kebutuhan

pengguna. Dikatakan sesuai dengan kebutuhan pengguna karena proses

perancangan tersebut dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah

dilakukan sebelumnya. Adapun rancangan perangkat lunak tersebut berupa

rancangan alur sistem (System Flow), Context yiagram, yata Flow yiagram, dan

(57)

AB AlurBSistemB(System Flow)B

Sesuai dengan hasil analisis kebutuhan, telah didefinisikan bahwa

pengguna yang menggunakan sistem secara langsung berjumlah tiga pengguna

yaitu Administrasi, kepala cetak dan pemilik. Berikut merupakan alur sistem

masing-masing pengguna yang baru.

1. Alur Sistem Bagian Administrasi

Berikut ini adalah gambar rancangan alur sistem untuk Bagian Administrasi

yang baru. Bagian Administrasi memiliki tiga fungsional sistem, yaitu

Rekam data Manual, Menspesifikasikan Pesanan, dan Membuat Purchase

Order. Penjelasan Alur Sistem Rekam data manual sesuai Gambar 3.2 dapat

dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Alur Sistem Fungsi Rekam Data Manual

Phase No.

Proses

Nama Proses

Input Uraian Proses Output

1 Otentikasi cetak sesuai yang

(58)

Phase No. Proses

Nama Proses

Input Uraian Proses Output

diperoleh dari pelanggan

(59)

Gambar 3.3 Alur Sistem Menspesifikasikan Pesanan

Penjelasan Alur Sistem Mencatat Order Pelanggan sesuai Gambar 3.3 dapat

dilihat pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12 Fungsi Data Material

Phase No.

Proses

Nama Proses Input Uraian Proses Output

1 Otentikasi

Login

Data Pengguna, Data Pegawai (Diambil dari Tabel)

Administrasi melakukan proses

login sesuai dengan jabatan

(60)

Phase No. Proses

Nama Proses Input Uraian Proses Output

2 Lihat Data

3 Spesifikasikan

Detail

(61)

Penjelasan Alur Sistem Membuat Purchase Order sesuai Gambar 3.4 dapat

dilihat pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13 Fungsi Membuat Purchase Order

Phase No.

Proses

Nama Proses

Input Uraian Proses Output

1 Otentikasi

A.2 Alur Sistem Kepala Cetak

Gambar 3.5 menerangkan tentang alur sistem yang dilalui oleh Kepala

Cetak. Kepala Cetak memiliki satu fungsional sistem, yaitu menghitung

(62)

Kepala Cetak

Gambar 3.5 Alur Perhitungan Kebutuhan Material

Penjelasan alur sistem yang dilalui oleh kepala cetak dari gambar 3.5

dapat dilihat pada tabel 3.14.

Tabel 3.14 Fungsi Perhitungan Kebutuhan Material

Phase No.

Proses

Nama Proses

Input Uraian Proses Output

(63)

Phase No. Proses

Nama Proses

Input Uraian Proses Output

3 Melakukan

A. Context Diagram

Gambar 3.6 menjelaskan tentang desain Context yiagram untuk sebagai

alat bantu perangkat lunak yang akan dikembangkan sehingga pada tahap

software construction penulis mampu meletakkan tiap fungsi yang telah

(64)

Informasi Laporan input request laporan

Informasi Pesanan

Detail Pesanan

Data Manual Pesanan Pelanggan Data Manual Material

Laporan Purrhase Order

Perhitungan Pola Potong

Detil Kebutuhan Material Data Manual Identitas Pelanggan

0

Gambar 3.6Context yiagram Aplikasi Cutting Stock Optimization KJ4

C. DiagramBBerjenjangB

Diagram Berjenjang merupakan diagram yang menggambarkan

pembagian fungsi-fungsi dari sistem menjadi sub sistem yang lebih kecil.

Diagram Berjenjang untuk aplikasi yang dikembangkan dapat dilihat pada

Gambar 3.7

.

Aplikasi Cutting Stock Optimization KJ4

1

Gambar

Gambar 3.1 Alur Kerja Prosedur Cetak Saat ini
Tabel 3.2 Peran dan Tanggung Jawab Stakeholder
Tabel 3.3 Data Pelanggan
Tabel 3.4 Data Pesanan
+7

Referensi

Dokumen terkait