REDESIGN
KEMASAN BREM PADA
UKM “BINTANG MAS”
PROYEK AKHIR
Nama : MOCHAMMAD AL BAROKAH
NIM : 09.39090.0008
Nama : MIQDAD BIN JUBER
NIM : 09.39090.0003
Program Studi : DIII Komputer Grafis dan Cetak
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
DAFTAR ISI
1.2 Perumusan Masalahan ... 3
1.3 Batasan Masalah ... 4
2.3 Sejarah Perusahaan ... 13
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 14
3.1 Studi Eksisting ... 14
3.2 Konsep Desain Kemasan ... 16
3.3 Analisa Kebutuhan Material ... 21
3.4 Analisa Biaya Produksi ... 21
3.5 Analisa Waktu Pelaksanaan ... 26
BAB IV IMPLEMENTASI DESAIN ... 27
4.1 Tahap Persiapan ... 27
vii
Halaman
4.3 Separasi Warna ... 30
4.4 Pembuatan Plate ... 31
4.5 Proses Cetak ... 31
4.6 Tahap Finishing ... 32
BAB V PENUTUP ... 33
5.1 Kesimpulan ... 33
5.2 Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 35
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Contoh Kemasan Dari Kompetitor ... 15
Gambar 2 Konsep Bentuk Kemasan Folding Box ... 16
Gambar 3 Draff Kemasan Folding Box Brem ... 18
Gambar 4 Layout Ukuran Kertas Cetak Kemasan Folding Box ... 22
Gambar 5 Konsep Desain Kemasan ... 29
Gambar 6 Desain Kerangka Pisau ... 29
Gambar 7 Mouk Up Packaging Brem "Bintang Mas" ... 30
ix
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian umum dari kemasan adalah sesuatu yang digunakan sebagai
media untuk melindungi apa yang dikemasnya. Dalam hal ini kemasan dibagi
menjadi 3 yaitu kemasan primer (kemasan yang langsung berinteraksi dengan
produk yang dikemas), kemasan sekunder (kemasan yang bersentuhan dengan
kemasan primer) dan kemasan tersier (kemasan yang paling luar).
Menurut Hermawan Kartajaya kemasan mempunyai berbagai fungsi di
antaranya:
1. Sebagai wadah, yaitu kemasan berfungsi sebagai tempat untuk produk yang
didistribusikan, disimpan, dll.
2. Sebagai proteksi, kemasan yang baik juga digunakan untuk melindungi
produknya dari uap air, oksigen, mikroba, cahaya Temperatur, gesekan,
benturan, tekanan, dan kontaminan lain (kotoran, hewan debu, dll).
3. Dalam marketing, kemasan merupakan sarana komunikasi sebuah produk. Kemasan mejadi sarana terbaik untuk mendorong konsumen untuk membeli
sebuah produk dan untuk membangun loyalitas konsumen terhadap produk.
2
mempunyai peranan yang sangat penting karena akan selalu terkait dengan komoditi yang dikemas dan sekaligus merupakan nilai jual dan citra produk.
Akhirnya, kemasan sering dikatakan sebagai “silent salesman”.
4. Kemasan dapat memudahkan pemakaian suatu produk oleh konsumen,
tergantung produk dan aplikasinya.
Berdasarkan uraian diatas, kemasan dituntut tampil lebih baik dan dapat
memenuhi syarat. Menurut penulis disamping bahan kemasan yang tepat dan
ramah lingkungan, faktor desain kemasan sangat menentukan daya jual sebuah
produk.
Perkembangan dibidang printing dan packaging di Indonesia penulis beranggapan ternyata sedang berkembang dengan pesat seiring dengan
persaingan sebagai macam produk yang semakin banyak bermunculan, dengan
kondisi seperti inilah kemasan yang menarik akan menjadi nilai tambah bagi
produk yang ditawarkan tersebut. Yang mana dapat meningkatkan penjualan dari
suatu produk yang dikemas.
Dengan kemajuan teknologi, para dosen di tempas penulis kuliah
menganjurkan pengurangan material yang tidak diperlukan di dalam kemasan,
serta menghindari material yang tidak ramah lingkungan. Beberapa faktor inilah
yang membuat suatu kemasan semakin diperhatikan oleh pengusaha terhadap
produk - produk yang diedarkannya. Perkembangan dibidang printing dan
packaging di Indonesia ternyata juga sedang berkembang dengan pesat seiring
dengan persaingan sebagai macam produk yang semakin banyak bermunculan,
3
bagi produk yang ditawarkan tersebut. Dengan kemajuan teknologi, para pakar
diindustri ini menganjurkan pengurangan material yang tidak diperlukan di dalam
kemasan, serta menghindari material yang tidak ramah lingkungan.
Pengamatan selama di lapangan di daerah UKM berada, pengusaha Usaha
Kecil Menengah (UKM) saat ini, banyak sedikitnya kurang memperhatikan
kemasan yang mereka gunakan untuk mengemas produk mereka. Hanya sedikit
dari produk-produk UKM tersebut yang memiliki kemasan memadai untuk
bersaing dengan produk- produk olahan industri yang memiliki strategi dan
tampilan kemasan kuat dalam menarik konsumen. Selain itu seringkali
kemasan-kemasan tersebut dirasa kurang berfungsi optimal dalam segi proteksi, karena
material-material yang mereka gunakan cenderung memilih material dengan
harga lebih murah.
Penulis bermotivasi untuk membuat suatu bentuk penyajian kemasan
Brem yang berbeda dengan bentuk penyajian kemasan Brem yang telah ada.
Karena suatu produk yang mampu bersaing dengan produk lain dipasaran adalah
produk yang berkualitas dan memiliki suatu kemasan yang inovatif. Dan seorang
konsumen membeli suatu produk itu tidak melihat produknya langsung, akan
tetapi melihat dari pembungkusnya terlebih dahulu atau kemasan yang bagus dan
menarik yang membuat konsumen jadi memilih produk tersebut.
1.2 Perumusan Masalahan
Dari latar belakang masalah maka penulis menyimpulkan bagaimana
4
1.3 Batasan Masalah
Untuk membuat suatu kemasan yang berkualitas baik, Dengan demikian
kami mendapat ide untuk membuat kemasan Brem yang akan dikemas dalam
kemasan sekunder bernuansa yang betujuan menarik perhatian customer dari penambahan images di kotak kemasan tersebut. Dan dikemasan Brem ini memiliki farian rasa buah. Untuk membuat kemasan seperti diatas harus kita
konsultasikan terhadap pemilik UKM, daerah pemasaran produk tersebut dan
sasaran konsumen yang membeli produk tersebut. Dengan data-data yang kita
peroleh tersebut kita bisa membuat desain kemasan sesuai permintaan pemilik
UKM.
Hal ini dikarenakan dengan kemasan, produk yang ada didalamnya
terlindung, bersih dan praktis. di segmen ini masih sebagian kecil para UKM
Brem yang menggunakan kemasan yang kecil. Penulis sebagai mahasiswa DIII
Komputer Grafis dan Cetak berharap bisa mengembangkan desain inovatif
tentang kemasan Brem.
Peralatan – peralatan yang digunakan dalam proses Pracetak Brem “Bintang
Mas”:
1. Hardware
a. Netbook ( Intel Atom N280 @1.66GHZ, HDD 140 Gb, RAM 1GB)
b. Apple Macbook Pro (Processor Intel i7 2 GHz, 4 GB Main Memory,
NVIDIA GeForce 9400M 256 MB, 500 GB Harddisk, Mac OS X
5
c. Indigo Print Digital Proofing
d. Peralatan serta bahan - bahan yang digunakan untuk membuat contoh
kemasan yaitu Art carton 250 gsm yang dicetak dengan digital profing,
Gunting, Cutter, Bolpoint, Pensil.
e. Mesin potong Polar Mohr Etromat 72
f. Mesin cetak Heidelberg GTO52 (1 warna) untuk pembuatan kemasan
Brem “Bintang Mas”
g. Mesin plong jenis degel
2. Software
a. Adobe Illustrator CS5
b. Adobe Photoshop CS5
1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh para penulis dari kegiatan Tugas
Akhir pembuatan desain kemasan Brem adalah sebagai berikut:
1. Sebagai syarat penerapan ilmu yang selama ini dipelajari di
perkuliahan untuk diterapkan untuk membantu kemajuan usaha
kecil menengah (UKM) dalam pengembangan kemasan untuk
produknya.
2. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang desain
6
3. Untuk menambah pengetahuan tentang berbagai macam material,
mengetahui dari proses desain, pengolahan file digital art work, kalkulasi biaya sampai pengaplikasiannya pada proses cetak,
hingga proses finishing yang sesuai dan sebaiknya digunakan
untuk mengemas produk Brem.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah:
a. Untuk pribadi/kelompok
1. Dapat menambah pengalaman dalam men-desain serta
melakukan proses cetak (baik mulai dari prepress, press, postpress).
2. Dapat menerapkan ilmu-ilmu yang selama ini sudah
didapatkan semasa perkuliahan.
3. Dapat menambah pengalaman dalam melakukan usaha
berwirausaha dan melakukan negoisasi.
4. Dapat menambah pengalaman dalam mempublikasikan
sebuah produk/usaha dengan proyek yang ada.
5. Dapat memperkenalkan pengetahuan tentang desain
kemasan dan material yang tepat dan lebih baik kepada
7
b. Untuk UKM
1. Dapat memperoleh nilai tambah untuk produknya lewat
desain kemasan yang baru.
2. Mendapatkan pengetahuan yang lebih baik tentang desain
kemasan yang lebih baik untuk produknya.
3. Dapat menjadi nilai tambah untuk bersaing dalam usahanya.
4. Memberikan perbedaan untuk produknya agar terlihat
berbeda dengan produk-produk yang selama ini sudah ada.
5. Memiliki pandangan luas tentang desain kemasan dan cetak
untuk perkembangan usahanya kedepan.
dasar pembuatan suatu benda. Desain merupakan langkah awal sebelum memulai
membuat suatu benda, seperti baju, furniture, bangunan, dll. Pada saat pembuatan
desain biasanya mulai memasukkan unsur berbagai pertimbangan, perhitungan,
cita rasa, dll. Sehingga bisa dibilang bahwa sebuah desain merupakan bentuk
perumusan dari berbagai unsur termasuk berbagai macam pertimbangan di
dalamnya.
2.1.1 Elemen Dasar Proses Cetak
Dalam setiap proses cetak produk grafika, teknik cetak yang digunakan
pada dasarnya selalu mengacu pada 4 elemen dasar. Proses pembuatan suatu
barang cetakan yang diinginkan dapat terwujud. Elemen-elemen dasar proses
cetak tersebut antara lain:
9
baik dan maksimal, baik dari segi warna dan kualitas hasil cetakan itu sendiri,
oleh karna itu menggapa cetak itu sendiri juga disebut sebagai seni (art) dan inilah
seni yang terdapat dalam proses cetakan sebenarnya.
a. Tinta
Tinta adalah penghantar warna pada suatu proses cetak. Terbentuk dari
bahan pewarna atau disebut juga pigment, sarana pengangkut warna akdiktif atau
perekat. Pigment merupakan kumpulan suatu partikel yang membentuk menjadi
bahan padat yang bisa larut. Pigmen membawa suatu informasi warna yang
nantinya akan ditransfer kemedia cetakan atau substrate. Sarana pengangkut
warna merupakan suatu media yang berupa cairan untuk mengangkut pigment
sehingga dapat dipindahkan kemedia cetak. Adiktif merupakan salah satu bahan
campuran sebagai perekat warna kedalam media cetak atau substrate. Adiktiflah
unsur yang merupakan sebagai pengatur tingkat kepekatan, kualitas tinta dan
waktu pengeringatan.
Kualitas tinta cetak sangat tergantung oleh dari 3(tiga) unsur tersebut.
Disamping itu tingkat kekentalan suatu tinta cetak juga sangat tergantung dari
jenis kualitas teknik cetak yang dipakai. Secara umum dapat disimpulkan bahwa
tingkatan kualitas tinta dapat diukur kesetabilannya pada saat proses cetak
berjalan, yang meliputi kekentalan, warna, kelengketan/perekatan dan
pengeringan.
b. Media Cetak atau Substrate
Media cetak atau disebut juga substrate adalah bahan dasar yang akan
10
tergantung pula dari jenis proses cetaknya yang akan mengolah media cetak
tersebut. Disamping itu suatu teknik proses cetak juga mampu menggunakan
beberapa macam media cetak. Kertas dan plastik adalah bahan cetak yang paling
sering digunakan. Selain itu bahan-bahan sintensis, gelas, metal maupun kain juga
bisa digunakan sebagai media atau bahan cetakan. Bahan-bahan cetak tersebut
dapat diperoleh dimana-mana. Perlu diperhatikan, bahwa pemilihan jenis dari
media cetak atau substrate tersebut senagat tergantung dari jenis teknik atau
proses cetak yang digunakan.
Sejak awal proses desain, ukuran bidang cetak sudah harus dipersiapkan,
agar proses layout dan cetak dapat berjalan dengan baik. Untuk awalnya, hal yang
harus diketahui adalah pembagian kertas mentah menjadi kertas ukuran cetak.
Berdasarkan sejarah perkembangan ukuran kertas mentah, sampai tahun
1917 banyak dipakai berbagai ukuran kertas, sehingga membuat perusahaan
kertas mengalami kesulitan dalam melayani pelanggannya dengan ukuran kertas
yang benar, dan juga bagi percetakan sulit memenuhi keinginan langganannya.
Oleh karena itu akhirnya muncul standarisasi ukuran yang dibagi menjadi 3(tiga)
sekmen:
A = ukuran kertas jadi yang harus dipakai sebagai ukuran dasar. A0
adalah ukuran yang terbesar dan ukurannya kurang lebih 1 meter
persegi.(841 x 1189 mm = 999949 mm2)
B = ukuran sebelum dipotong
11
Plate cetak merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses
cetak terutama di bidang cetak offset, karena berfungsi sebagai pembawa
informasi yang nantinya akan disampaikan kemedia cetak(substrate).
Diarea permukaan dari suatu plate cetak tergambar semua data informasi
yang sudah didesain sebelumnya. Data-data tersebut meliputi teks, gambar
dan semua pernak pernik desain yang siap untuk dicetak. Semua informasi
yang tergambar dipermukaan plat cetak tersebut yang akan dijadikan
media untuk mentranfer tinta kesubstrate.
Plat cetak pada dasarnya dibagi menjadi dua area, yaitu area cetak
12
pengikat tinta, sedangkan area non-cetak sebaliknya yakni tidak sebagai
penerima atau pengikat tinta. Sedangkan bentuk dan bahan plate cetak
beragam, tergantung pada proses dan teknik cetakannya yang akan
digunakan. Beberapa macam bentuk dan bahan plate cetak antara lain
timah hitam, seng, aluminium, kertas, metal, karet, kain, dan lain-lain.
Selama proses cetak, plate cetak juga berfungsi sebagai penahan tekanan
atau impresi dari media penekan kesubstrate.
d. Media Penekan
Media penekan berfungsi sebagai alat bantu dalam menghasilkan
cetakan dimedia cetak(substrate). media ini memberikan tekanan anatara
substrate dengan palte cetak, sehingga tinta yang melekat diplate
cetak(sesuai dengan pola desain yang telah dibuat) dapat ditranfer dengan
sempurna(apabila tidak ada kesalahan) kedalam media cetak/substrate.
Model media penekan ini dan penempatannya sangat bergantung dari
model mesin cetak dan juga teknik cetak itu sendiri, jadi setiap mesin
berbeda-beda.
2.2 Kemasan
Kemasan merupakan sebuah wadah produk. Untuk kemasan, penulis
menggunakan model kemasan yang sudah ada yaitu model folding box. Karena
pemilik UKM meminta model dan desain yang sama, namun warna yang beda
13
Untuk ukuran yang penulis dapatkan, setelah penulis ukur data yang
didapat antara lain :
P = 10 cm
L = 6.5 cm
T = 3.5 cm
Setelah penulis mendapatkan ukuran tersebut, lalu penulis membuat mock
up sesuai ukuran tersebut dan tidak lupa mengecek setiap detailnya untuk mock up
ukuran kemasan karena hal ini berhubungan dengan pisau die cutting.
2.3 Sejarah Perusahaan
UKM ini berdiri didaerah Caruban kabupaten Madiun, UKM Bintang
Mas ini baru saja berdiri sejak tahun 2000an. Yang dibangun oleh Bapak Sariman
pemilik usaha Brem “Bintang Mas” yang berada di Wonoasri RT 003 RW 002
desa Klitik kecamatan Caruban kabupaten Madiun. Seiring waktu berjalan usaha
yang dijalankan oleh Bapak Sariman terus berkembang dan menghasilkan brem
dengan farian rasa dan sudah dikenal oleh masyarakat umum yang khusnya
14
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Studi Eksisting
Maksud dari studi eksisting ini adalah sebagai acuan atau tolak ukur bagi
tugas akhir. Acuan tersebut berupa desain artwork, layout, jenis cetak hingga kualitas cetaknya yang meliputi kemasan.
Analisa dari kami pada produk yang belum ada untuk kemasan brem
adalah suatu percobaan yang membuat tampilan kemasan dari produk yang belum ada menjadi suatu produk baru yang mempunyai nilai jual tinggi. Maka
dari itu kami membuat produk baru yang merubah dari segi desain meliputi warna, farian rasa dan teknik pengemasan yang berbeda dengan brem biasanya.
3.1.1 Acuan Kemasan Lama
Bintang Mas merupakan UKM yang baru dirintis sehingga produk Brem Bintang Mas sendiri belum ada desain kemasannya yang berbagai macam rasa,
15
3.1.2 Kompetitor
Di dalam perkembangan brem saat ini banyak persaingan dalam dunia produksi brem, dari pemberian kualitas produk, harga jual produk dan juga dari
segi tampilan produk berupa tampilan kemasan, dari pembelajaran yang dikumpulkan melalui pengambilan contoh kemasan brem yang diperoleh dengan mengambil kemasan bekas dari kompetitor yang penulis dapatkan.
Gambar 1 Contoh Kemasan Dari Kompetitor
Dari gambar diatas maka bisa dipelajari mengenai kemasan dari kompetitor usaha brem diantaranya:
1. Kemasan ada yang mempunyai lipatan yang bagus dan ada yang tidak
mempunyai garis tekuk yang baik, bisa dilihat dari bentuk kemasan yang tidak kokoh.
2. Kemasan terdiri dari 2 warna itupun warna dari tinta sablon. 3. Masih menggunakan jait kawat pada kemasan
16
3.1.3 Analisa S.W.O.T
- Strenght
Dari segi kekuatan desain kompetitir dirasa cukup baik dan untuk
pembelelajaran agar lebih baik dan memberikan kesan yang fresh pada kemasan dikarenakan kemasan dari kompetitior terlihat kurang menarik pembeli. Betuk kemasan kompetitor yang tidak kokoh bisa dibuat pelajaran
untuk membuat kemasan yang kokoh.
- Weakness
Dari segi kelemahan kemasan yang hendak diproduksi akan menggunakan
biaya yang tidak murah dikarenakan menggunakan proses plong untuk memberikan garis lipat yang baik supaya kemasan bisa terlihat tegak.
3.2 Konsep Desain Kemasan
3.2.1 Konsep Bentuk
17
Konsep bentuk kemasan yang diambil merupakan kemasan yang
bertemakan folding box. Hal ini dikarenakan untuk menyesuiakan dengan karakteristik produk Brem yang dikemas dan tetap memiliki ciri kemasan dari
produk – produk makanan berupa Brem sekaligus mempertahankan nilai estetika dan ergonomi dari suatu kemasan. Panjang, lebar dan tinggi kemasan disesuaikan dengan total besar dan tebalnya produk Bintang Mas yang dikemas (isi 4 batang
brem @ 8 mm total tebalnya 32 mm). Kemasan tersebut merupakan kemasan dengan Tipe Folding Box. Untuk kemasan jadi (yang sudah dilipat), ukurannya
adalah sebesar 10 cm x 6,5 cm x 3,5 cm (masing – masing untuk panjang, lebar, dan tinggi). Nilai overlapping atau bleeding yang digunakan adalah sebesar 2 mm masing – masing untuk tiap sisi kemasan folding box.
3.2.2 Konsep Desain
Sesuai permintaan UKM dibuat sesuai model yang sudah ada yaitu model
folding box. Desain kemasan yang sudah ada, warnanya kuning dan logonya berwarna hijau. Namun UKM meminta dibuatkan kemasan yang warnanya dan di tambahi image. Konsep kali ini UKM juga meminta ditambahi aneka rasa buah -
buahan. Dari studi tersebut akhirnya plate bisa direncanakan dengan menggunakan mesin CTCP. Hal ini bisa menekan biaya serendah mungkin dan
menghemat waktu. Setelah itu konsep desain kemasan pun didesain sesuai permintaan customer dan disetujui lalu dicetak digital proofing.
18
Untuk aplikasi warna pada kemasan folding box produk Brem Bintang Mas, warna yang digunakan keseluruhannya merupakan perpaduan dari warna proses
CMYK. Hal ini dikarenakan untuk menekan biaya ongkos cetak yang dibutuhkan dari faktor tinta tanpa mengesampingkan mutu dan hasil artwork pada kemasan.
Warna yang diterapkan pada kemasan ini adalah warna yellow. Kami memilih warna Yelow karena terinspirasi dari warna Brem oryginal yang belum dicampur dengan perpaduan rasa, sehinnga warna Yellow tersebut sesuai bila diterapkan
terhadap produk Brem Bintang Mas ini karna walaupun sudah ada perpaduan rasa kita tidak meninggalkan warna dari brem. Berikut ini merupakan keterangan dari
19
• Untuk background di tengah kemasan menggunakan image buah - buahan Penerapan image ini bertujuan untuk memberikan rasa
keserasian sekaligus harmonis bila dipadukan dengan Farian rasa brem tersebut. image ini juga mampu memberikan pencitraan yang baik terhadap produk Bintang Mas.
• Untuk warna backgroud kemasan menggunakan warna yellow(cyan 10% dan yellow 95%) dan sertai bintang – bintang bertaburan di
backgroud.
• Warna pada backgroud farian rasanya memakai image yang diTrim
• Untuk warna logo Brem “Bintang Mas” menggunakan warna kuning
dengan gradasi Red untuk backgroud logo(perpaduan dari Cyan 5%, dan Yellow 9% untuk backgroud logo dan untuk gradasi Magenta
100% dan Yellow 100%). Untuk warna pada Pitanya Red bergradasi Orange(Magenta 99.4% dan Yellow 100% untuk gradasinya Cyan 0.62%, Magenta 64.69% dan Yellow 100%. Lan pada pitanya Yellow
bergradasi Cokelat(Magenta 14.4% dan Yellow 99.86% untuk gradasinya Cyan 21.71%, Magenta 69.61%, Yellow 100%, Black
99.13%). Untuk font Brem “Bintang Mas” menggunakan font Hobo std medium untuk warnananya Orange(Magenta 35% dan Yellow 85%). Untuk bintangnya memakai berbagai macam gradasi ada
orange,yellow,coklat,dan putih.
• Warna dari Fontnya Yellow 100% dan linenya memakai warna
20
3.2.4 Trendi
Trend yang sedang marak digunakan oleh kemasan – kemasan jenis folding box UKM saat ini adalah dengan penggunaan artwork yang terdiri dari
perpaduan antara vector dan image. Hal tersebut juga memberikan pengaruh terhadap design artwork dari produk Berm Bintang Mas yang menggunakan perpaduan vektor dengan image berupa foto untuk dapat mengikuti perkembangan
trend yang sedang ramai diterapkan dipasaran. Penggunaan artwork perpaduan antara vektor dan image ini juga memberikan keuntungan dengan biaya design
artwork yang lebih murah. Hal ini disebabkan karena adanya pengurangan pemakaian dari tinta khusus atau special colour seperti Pantone (Design Artwork yang murni 100% dari vektor memiliki kecenderungan yang lebih besar dalam
penggunaan warna – warna khusus). Penggunaan artwork yang berjenis ini juga berfungsi untuk memberikan kesan yang ramai terhadap citra produk Brem
Bintang Mas.
3.2.5 Visualisasi
Bentuk design dari kemasan Brem “Bintang Mas” yang menggunakan
warna -warna dasar Yellow serta dipadukan dengan design artwork yang terbuat dari perpaduan vektor dengan image ini diharapkan mampu untuk memberikan
rasa ramai dan pembeda terhadap produk – produk lainnya. Visualisasi dari kemasan ini juga diharapkan mampu untuk memberikan pencitraan terhadap produk Brem Bintang Mas yang berkwalitas dan bermutu terbaik.
3.2.6 Penampilan
21
dipasaran, menarik perhatian konsumen dan memberikan efek terhadap kemasan
tersebut untuk mampu menjual atau mempromosikan produk yang dikemasnya tanpa adanya perantara sales.
3.3Analisa Kebutuhan Material
Dalam tugas akhir pembuatan kemasan Brem Bintang Mas UKM Brem Caruban-Madiun dalam jumlah mass production, kebutuhan material atau bahan baku yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
1. Kertas Duplex 260 gsm (30 lembar ukuran plano 109 x 79 cm)
2. Tinta Process Colour CMYK
3. Plate Cetak (4 lembar plate cetak ukuran 51 x 40 cm) menggunakan mesin CTCP
4. Pisau Creasing dan Die Cut.
3.4 Analisa Biaya Produksi
3.4.1 Kemasan Folding Box
A. Kertas
Kertas plano yang digunakan merupakan ukuran 79 x 109 cm Duplex 260 gsm. Layout potong kertas kedalam area kertas cetak 21,5 x
22
Gambar 4 Layout Ukuran Kertas Cetak Kemasan Folding Box
Harga kertas untuk ukuran 79 x 109 cm didapat seharga @ Rp 1950, x 30 lembar = Rp. 58.500,- dengan jumlah yang didapat sebanyak 30 lembar
plano. Sehingga didapatkan ukuran kertas 21,5 x 26,5cm sebanyak 360 lembar (satu lembar plano ukuran 79 x 109 cm didapatkan sebanyak 12 up
21,5 x 26,5cm). Dengan waste sebanyak 10% perlembar plano.
B. Plate Cetak
Kebutuhan plate cetak yang dibutuhkan untuk mencetak kemasan
folding box Brem adalah sebanyak 4 lembar plate masing – masing untuk warna Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Merk plate yang digunakan
23
seharga Rp 15.000,- sehingga total harga yang didapat untuk kebutuhan
plate cetak kemasan Folding Box adalah sebesar Rp 60.000,-.
C. Profing Digital
Proses proofing digital dilakukan di “Premier” dengan menggunakan mesin Indigo Print Digital Proofing pada bahan kertas Duplex 260 gsm.
Hasil proofing digital digunakan untuk acuan pencarian warna pada saat proses cetak. Biaya yang dikeluarkan untuk proses proofing digital adalah sebesar Rp 9.500,-.
D. Proses Cetak
Pelaksanaan proses cetak dilakukan di SDPC (Stikom Design and Printing Center) dengan menggunakan mesin Heidelberg Printmaster GTO
52. Biaya proses cetak yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 241.300,- yang sudah mencakup biaya untuk tinta cetak, RWA (Roll Washer Agent),
Plate Cleaner, dan kain Majun. Bahan untuk proses copier plate yang meliputi gum dan corrector plate sudah termasuk kedalam biaya proses cetak. Berikut merupakan perincian biaya dari proses cetak:
• Tinta Cetak
Tinta Cyan(Esay) : Rp. 63.000,- X 3%=Rp.1.890,-
Tinta Magenta(Cemani Toka) : Rp. 82.800,- X 2%=Rp.1.656,-
24
Tinta Black(Logo) : Rp. 50.000,- X 1%=Rp. 500,- __________+ Rp. 7.174,-
Total pemakaian tinta cetak = Rp. 7.174,-
• Total pemakaian bahan pembantu cetak (Gum, RWA, Corector
Plate, Plate Cleaner, Developer, Majun) = Rp 11.500,- Total Biaya Tinta dan bahan pembantu cetak:
Rp. 7.174,- + Rp. 11.500,- = Rp. 18.674,-
Total Biaya proses cetak keseluruhan = Rp. 18.674,- D. Pembuatan Pisau dan Proses Plong
Pembuatan pisau dan proses plong dilakukan Immanuel yang beralamatkan di Jl. Bratang gede IV / 20 Surabaya. Besarnya biaya dalam pembuatan pisau diperoleh sebesar Rp. 90.780,- dan biaya untuk proses
plong didapat sebesar Rp. 60.000,-.
Berikut merupakan perincian biaya dari kerangka pisauwnya:
• Pisau krising: 87cm X Rp. 175,- = Rp. 15.225,-
• Pisau cating: 146.6cm X Rp. 175,- = Rp. 25.655,-
• Mata ayam: Rp. 7.500,- X 2 = Rp. 15.000,-
• Papan: 29.7cm X 23.5cm X Rp. 50,- = Rp. 34.900,- __________+
25
Total keseluruhan biaya proses Die Cutting Rp. 60.000,- + Rp. 90.780,-
= Rp. 150.780,-
H. HPP
Berdasarkan perincian biaya dari data sebelumnya maka didapat HPP untuk kemasan Folding Box dengan perincian sebagai berikut:
- Kertas Duplex 79 x 109 cm 260 gsm (30 lembar) Rp. 58.500,-
- Plate Cetak confesional (51 x 40 cm) 4 lembar Rp. 60.000,-
- Profing Digital Rp. 9.500,-
- Biaya Proses Cetak Rp. 18.674,-
- Proses Die Cutting Rp. 150.780,-
________+
Rp. 297.454,-
Jumlah cetakan kemasan yang didapat sebanyak 300 pcs dengan
pembuangan waste sebanyak 60 pcs. HPP per kemasan Folding Box yang didapat adalah sebesar Rp. 297.454,- / 300pcs = Rp. 991,- yang jika ditambahkan labanya 10% dari per pcs-nya Rp. 991,- X 10% = Rp. 99,-
Rp. 991 + Rp. 99 = Rp. 1.090,-
26
3.5 Analisa Waktu Pelaksanaan
Lama pelaksanaan pengerjaan dari proyek akhir pembuatan kemasan bagi produk UKM dikerjakan selama 2 bulan (Mei – Juli). Untuk perincian jalannya
alur kerja dapat diperhatikan melalui tabel berikut:
Tabel 2 Pelaksanaan Waktu Proyek Akhir
No Nama Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1. Survey dan pencarian
finishing produk dalam jumlah mass production
20 – 27 Juni 2012
6. Pembuatan Buku Laporan 1 - 15 Juli 2012
BAB IV
IMPLEMENTASI DESAIN
Dalam implementasi desain, kegiatan yang dilakukan terdiri dari tahapan
sebagai berikut:
1. Tahap Pesiapan,
2. Tahap Implementasi Konsep ke Dalam Desain,
3. Separasi Warna,
4. Pembuatan Plate menggunakan CTCP,
5. Tahap Mencetak,
6. Tahap Finishing
4.1 Tahap Persiapan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah :
1. Menentukan terlebih dahulu format dan ukuran untuk kemasan serta
jumlah kertas/material yang akan digunakan. Kertas plano yang
digunakan merupakan ukuran 79 x 109 cm Duplex 260 gsm.
2. Pengumpulan materi yang digunakan sebagai bahan untuk menyusun
28
a. Pengumpulan data primer melalui wawancara dengan produsen
Brem “Bintang Mas” mengenai logo yang tersedia rasa apa aja dan
ukuran kemasannya.
b. Pengumpulan data sekunder yang terdiri dari desain - desain
kemasan sebagai bahan referensi yang dapat diambil dari internet
meupun media informasi yang lain.
3. Pembuatan Plate cetak yang dibutuhkan untuk mencetak kemasan
Folding Box Brem adalah sebanyak 4 lembar plate masing – masing
untuk warna Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Merk plate yang
digunakan merupakan Plat convesional dengan ukuran untuk mesin
cetak Heidelberg Printmaster GTO 52 (51 x 40 cm) dengan ketebalan
0.25. Kita membuat Plat menggunakan mesin CTCP.
4. Profing digital dengan menggunakan mesin Indigo Print Digital
Proofing pada bahan kertas Duplex 260 gsm. Hasil proofing digital
digunakan untuk acuan pencarian warna pada saat proses cetak.
4.2 Tahap Implementasi Konsep ke Dalam Desain
• Pembuatan desain kemasan berdasarkan konsep awal, yaitu fresh. Oleh
karena warna dominan yang kita gunakan berwarna cerah,yaitu warna
kuning,lalu kita berikan image buah-buahan sehinggan terkesan segar dan
banyak varian rasa yang dapat dipilih konsumen. Berikut ini adalah
29
Gambar 5 Konsep Desain Kemasan
• Konsep bentuk yang kita buat berdasarkan acuan kemasan lama. Konsep
bentuk kemasan yang diambil merupakan kemasan yang bertemakan
folding box. Hal ini dikarenakan untuk menyesuiakan dengan karakteristik
produk Brem yang dikemas dan tetap memiliki ciri kemasan dari produk –
produk makanan berupa Brem
30
Gambar 7 Mock up Packaging Brem “Bintang Mas”
4.3 Separasi Warna
Separasi warna merupakan tahap untuk memisahkan warna pada desain
yang sudah ada dalam format untuk cetak separasi warna CMYK agar menjadi
sebuah Plat siap cetak yang terpisah yang dilakukan dengan mesin CTCP.
Pada implementasi dalam proses pembuatan Plat perlu dilakukan convert
to path (agar teks menjadi format bitmap), overprint untuk warna hitam dan
bleeding (untuk menghindari hasil cetakan yang tidak tercetak setelah proses
potong)
Warna yang digunakan pada kemasan yaitu:
- Prosentase warna cyan yang dignakan pada kemasan Brem cap “Bintang
Mas” yaitu 30 %
- Prosentase warna magenta yang digunakan pada kemasan Brem cap
31
- Prosentase warna yellow yang digunakan pada kemasan Brem cap
“Bintang Mas” yaitu 40 %
- Prosentase warna black yang digunakan pada kemasan Brem cap “Bintang
Mas” yaitu 10 %
4.4 Pembuatan Plate
Pembuatan plate merupakan proses mentransfer image yang ada pada
computer yang sudah dilayout pada computer. Disini kita menggunakan Mesin
CTCP yang lebih praktis dan lebih efisien ketimbang menggunakan filem. CTCP
ini tidak menggunakan filem lagi,data yang ad dicomputer langsung ditranferkan
ke mesin CTCP selah keluarnya plat dari mesin CTCP masih belum jadi plat siap
cetak,baru kemudian dilanjutkan dengan proses pencucian plate dengan
developer sampai area image mulai terlihat dan area non-imagenya luntur.
Plate selesai dicuci, dibersihkan dengan sponge bersih yang sudah dicuci
terlebih dahulu dengan air biasa. Lalu digum, untuk melindungi plate agar tidak
teroksidasi. Proses gum dilakukan jika proses cetak masih dilakukan dalam waktu
lain tidak secara langsung bersamaan.
4.5 Proses Cetak
Proses cetak adalah proses mentransfer image yang terdapat pada plate
untuk ditransfer pada acuan cetak sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Caranya yaitu dengan memasang plate terlebih dahulu ke dalam mesin dan diatur
32
4.6 Tahap Finishing
Tahap finishing diawali dengan proses die cutting dengan mesin Degel
kemudian memisahkan bagian-bagian yang tidak terpakai (striping waste) dalam
kemasan setelah plong. Setelah dipisahkan lembaran kertas yang telah dicetak.
Setelah itu dilakukan proses penguncian secara manual untuk dijadikan kemasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pengerjaan Proyek Akhir pembuatan kemasan bagi UKM dalam jumlah mass
production (UKM Brem cap “Bintang Mas”), didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
• Kemasan Brem cap “Bintang Mas” dibuat dengan konsep yang
fresh,sehigga terkesan tampilan kemasan lebih fresh dan menarik
• Untuk melindungi isi, kemasan kita buat dengan menggunakan kertas
duplex 260 gr sehingga lebih kuat dan mampu melindungi isi brem.
• Warna,ukuran,bentuk dibuat sebagus dan seinovatif mungkin guna
menarik minat pembeli.
• Perbedaan kemasan Brem cap “Bintang Mas” dengan produk / kompetitor
lain membuat kemasan yang kami buat lebih menarik minat orang dan
mempengaruhi daya jual
5.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dalam pembuatan kemasan
sekunder dimasa mendatang disarankan:
1. Persiapan yang matang, baik dalam proses pengumpulan data hingga ke
34
serta sejarah berdirinya “Bintang Mas”), ukuran produk dicetak dengan
mesin cetak, kalkulasi biaya, melakukan analisa dengan competitor
pesaing.
2. Membuat contoh kemasan terlebih dahulu sebelum melakukan proses
produksi secara masal
Melakukan efisiensi pada setiap proses baik berkenaan dengan material dan
DAFTAR PUSTAKA
− http://wwwdgi‐indonesia.com/wp‐content/uploads/2009/03/
dkv00020203.pdf
− http://id.wikipedia.org/wiki/Desain
− http://nlailaf.blogspot.com/2011/12/macam‐macam‐kemasan.html