• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Audit Sistem Informasi Akademik Menggunakan Standar Cobit 4.0 Domain Acquire and Implement (Studi Kasus Pada STIKOMP Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Audit Sistem Informasi Akademik Menggunakan Standar Cobit 4.0 Domain Acquire and Implement (Studi Kasus Pada STIKOMP Surabaya)."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

(STUDI KASUS PADA STIKOMP SURABAYA)

Nama : SITI MUKAROMAH

NIM : 04.41010.0084

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

iv

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Definisi Visi, Misi, dan Tujuan ... 8

2.2 Visi, Misi, dan Tujuan STIKOMP Surabaya ... 8

2.3 Audit ... 10

2.4 Audit Sistem Informasi ... 13

2.5 Audit Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi ... 14

2.6 IT Governance ... 19

2.7 COBIT ... 22

2.8 Audit Dengan COBIT ... 27

2.9 Maturity Level ... 29

(3)

v

3.1 Audit Subject ... 33

3.2 Audit Objective ... 42

3.3 Preaudit Planning ... 43

3.4 Audit Procedure & Steps for Data Gathering ... 46

3.5 Prosedur Komunikasi dengan Pihak Manajemen ... 49

3.6 Evaluasi Hasil Pengujian ... 49

3.7 Audit Report ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit ... 51

4.2 Temuan – Rekomendasi ... 67

BAB V PENUTUP ... 72

5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(4)

1 1.1Latar Belakang

Perguruan Tinggi (PT) merupakan institusi yang memberikan pelayanan

kepada masyarakat untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) masa depan

yang bermutu dan berdayaguna. Proses menyiapkan SDM pada PT membutuhkan

sumber informasi terbaru agar SDM yang dihasilkan mempunyai kompetensi yang

up-to-date. Proses tersebut harus didukung oleh beberapa aktivitas penunjang

untuk keberhasilan proses di PT.

Salah satu aktivitas penunjang yang penting pada PT sebagai

penyelenggara pendidikan adalah layanan akademik. Pada pelaksanaan pelayanan

akademik perlu adanya Teknologi Informasi (TI) untuk mendukung tercapainya

sasaran pelayanan akademik. Salah satu PT yang menggunakan TI adalah Sekolah

Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STIKOMP) Surabaya.

STIKOMP menggunakan TI sebagai sarana untuk memberikan layanan kepada

seluruh civitas akademika dan membantu terlaksananya aktivitas di seluruh unit

kerja yang ada. Saat melaksanakan aktivitasnya, STIKOMP memberikan jasa

pendidikan dan layanan informasi akademik terhadap kinerja TI yang ditangani

oleh Bagian Administrasi Akademik (BAAK).

Pada pelaksanaan tugasnya, BAAK STIKOMP sudah didukung oleh TI

berupa Sistem Informasi Akademik (SIA). Untuk pengadaan TI ini dilakukan oleh

Bagian Pengembangan dan Penerapan Teknologi Informasi (PPTI). Namun

(5)

untuk melakukan Audit SIA di STIKOMP, yaitu pengawasan maupun penilaian

terhadap kinerja sistem TI yang meliputi perangkat lunak maupun pengguna

sistem belum dilakukan secara periodik, adanya error karena pengawasan dan penilaian terhadap TI hanya dilakukan jika ada keluhan dari unit kerja mengenai

layanan TI tersebut serta kadang terjadi dengan proses yang sama tetapi hasilnya

tidak sama maksudnya dari hasil proses ada yang tersimpan dan ada yang tidak

tersimpan.

Audit sistem informasi merupakan proses mengumpulkan dan

mengevaluasi fakta-fakta untuk menentukan apakah sistem informasi melindungi

aset, memiliki integritas data, membantu tujuan organisasi dapat tercapai (Weber,

1999). Audit SIA akan mengacu pada standar Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) 4.0. Meskipun terdapat standar-standar lain namun standar COBIT mempunyai kompromi yang cukup baik dalam keluasan

cakupan pengelolaan dan kedetailan proses-prosesnya.

COBIT merupakan panduan yang paling lengkap dari praktik-praktik

terbaik untuk manajemen TI yang mencakup 4 (empat) domain, yaitu: Plan & Organize, Acquire & Implement, Deliver & Support, serta Monitor & Evaluate (ITGI, 2005). Penulis mengkhususkan pada Domain Deliver & Support (DS), karena domain lain dibahas oleh penulis lain pada waktu yang sama. Domain DS

membahas penyampaian sebenarnya dari layanan yang dibutuhkan, yang termasuk

penyampaian layanan, pengelolaan keamanan dan keberlanjutan, pendukung

layanan bagi pengguna, dan pengelolaan data dan fasilitas operasional.

(6)

Sistem Informasi untuk menilai proses penyampaian dan dukungan dalam

pelayanan informasi pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. R and D Center

(Djatmiko, 2007). Penelitian ini melakukan penilaian melalui kendali dan

indikator kinerja yang merupakan hasil ekstraksi dari COBIT domain DS. (ii)

Penelitian oleh Budiyono (2007) yaitu Analisis tata kelola teknologi informasi

menggunakan framework COBIT dalam mendukung layanan Teknologi

Informasi. Acuan dalam memilih proses-proses TI yang terkait dengan studi kasus

adalah matriks yang telah dipetakan COBIT antara business goals, IT goals dan proses-proses TI. (iii) Audit sistem informasi rumah sakit dengan menggunakan

acuan COBIT (Surendro, 2004). Penilaian difokuskan pada proses yang dilakukan

oleh sumber daya TI dalam memproduksi informasi kriteria yang diperlukan oleh

bisnis. (iv) Pengembangan Model Audit Sistem Informasi Berbasis Kendali

(Karya, 2004). Penelitian ini dikembangkan berdasarkan konsep fungsional dan

kendali sistem informasi dengan menggunakan sistem penilaian kualitatif berbasis

standar manajemen mutu ISO 9001-2000.

Sedangkan Audit TI / Sistem Informasi (SI) untuk layanan lembaga

pendidikan Akademik belum dilakukan, untuk itu maka penulis ingin

melaksanakan audit SIA di STIKOMP Surabaya untuk menerapkan audit dengan

standar COBIT 4.0. Standar COBIT 4.0 merupakan standar untuk mengaudit

penggunaan sebuah TI dan digunakan sebagai acuan untuk menghasilkan

dokumen (temuan dan rekomendasi) yang merupakan hasil audit sistem informasi

pada SIA di STIKOMP Surabaya. Dengan adanya penelitian tentang audit

dibidang Akademik yang dilakukan oleh penulis diharapkan referensi audit Sistem

(7)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, didapatkan suatu

perumusan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana merencanakan audit sistem informasi akademik.

Bagaimana mendefinisikan kebutuhan audit organisasi mulai dari menentukan

scope audit, waktu pelaksanaan, tahapan pelaksanaan, sistem/fungsi/bagian

dari organisasi yang secara khusus akan diaudit, mengidentifikasi sumber daya

dan SDM yang dibutuhkan, menentukan dokumen-dokumen apa yang

diperlukan untuk menunjang audit, membuat rancangan kertas kerja,

melakukan wawancara, menentukan siapa yang akan diwawancara, sampai

dengan menyusun lembar kertas kerja.

2. Bagaimana melaksanakan audit sistem informasi akademik.

Bagaimana melakukan analisis maturity level, analisis control objective, analisis Key Performance Indicator, analisis Key Goal Indicator (untuk proses dan TI), menganalisa hasil wawancara, analisis terhadap kebutuhan

pengelolaan TI dan identifikasi terhadap resiko-resiko yang mungkin dihadapi

serta bentuk kendali yang diterapkan oleh sistem.

3. Bagaimana memformulasikan hasil audit sistem informasi akademik.

Bagaimana melakukan evaluasi terhadap kendali dan bukti yang ada,

(8)

1.3Batasan Masalah

Pada pelaksanaannya pembuatan tugas akhir ini dilakukan dengan

beberapa batasan sebagai berikut:

1. Tugas akhir ini memfokuskan diri pada domain Deliver and Support (DS). 2. Output yang dihasilkan berupa dokumen Temuan dan Rekomendasi dari hasil

audit sistem informasi akademik pada penggunaan teknologi informasi di

bagian Akademik STIKOMP Surabaya.

1.4Tujuan

Tujuan penyusunan pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat perencanaan audit sistem informasi akademik yang menghasilkan

dokumen wawancara dan lembar kertas kerja yang merupakan hasil dari

pengumpulan data.

2. Melaksanakan audit sistem informasi akademik dengan melakukan analisis

maturity level, analisis control objective, analisis Key Performance Indicator, analisis Key Goal Indicator (untuk proses dan TI), menganalisa hasil wawancara, analisis terhadap kebutuhan pengelolaan TI dan identifikasi

terhadap resiko-resiko yang mungkin dihadapi serta bentuk kendali yang

diterapkan oleh sistem.

3. Memformulasikan hasil audit sistem informasi akademik dengan melakukan

(9)

1.5Sistematika Penulisan

Di dalam penulisan Tugas Akhir ini secara sistematika diatur dan disusun dalam empat bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah dan

penjelasan permasalahan secara umum, perumusan masalah serta

batasan masalah yang dibuat, tujuan dari pembuatan tugas akhir

dan sistematika penulisan buku ini.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas mengenai visi dan misi STIKOMP.

Standar COBIT 4.0 dijadikan sebagai acuan mengelola IT Governance di sebuah perusahaan agar audit sistem informasi

akademik sesuai dengan standar yang sudah banyak digunakan

dan diakui. Selain itu dibahas tentang teori audit sistem informasi,

maturity model yang digunakan untuk menunjukkan tingkat

seberapa baik aktifitas untuk manajemen proses TI yang

dilakukan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi uraian mengenai gambaran institusi,

menentukan tujuan utama dari audit sistem informasi, ruang

lingkup, dan metode yang akan digunakan.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang mengidentifikasi kendali dan

(10)

temuan, sampai dengan membuat laporan akhir hasil audit sistem

informasi.

BAB V : PENUTUP

(11)

8 2.1 Definisi Visi, Misi, dan Tujuan

Sebuah perusahaan harus mempunyai visi, misi, dan tujuan untuk

menentukan arah perkembangannya. Definisi dari visi (Indrajit, 2000) merupakan

sesuatu yang dicanangkan oleh pendiri perusahaan. Namun yang harus

diperhatikan, visi bukanlah mimpi, namun sesuatu yang mungkin terwujud.

Sedangkan misi ditetapkan sebagai jawaban terhadap visi yang telah ditetapkan

sebelumnya. Misi masih merupakan sesuatu yang memiliki arti global dan

cenderung generik. Oleh karena itu, ditentukan beberapa objektif yang ingin

dicapai dalam berbagai hal sehubungan dengan misi yang dicanangkan tersebut.

2.2 Visi, Misi, dan Tujuan STIKOMP Surabaya (STIKOMP, 2008)

STIKOMP sebagai sebuah perguruan tinggi yang bergerak dibidang

pendidikan komputer mempunyai visi, misi, dan tujuan yang tertuang dalam

Rencana Strategis Perusahaan, yaitu :

VISI

Tercapainya kepeloporan karena keunggulan manusia pada peringkat

benchmark yang pada tahun 2018 mendekati keunggulan sumber daya manusia Singapura dalam upaya mendukung keunggulan studi dalam arti luas tentang

Teknologi Informasi (TI) untuk menjamin kesejahteraan manusia yang pluralisme

(12)

MISI

1. Meningkatkan strata pendidikan secara terus-menerus untuk semua lapisan

pada bauran kompetensi: bukan hanya pada kognisi dan pada psikomotor

keahlian, tapi terutama pada kompetensi sikap mental untuk semua

manusianya yang ada di STIKOMP Surabaya agar semakin produktif dan

inspiratif, dengan hidup hanya dengan melayani dan melayani.

2. Mengembangkan Corporate Governance yang sehat dan produktif secara sistematik tapi bersifat emerging, demi terciptanya habitat organisasi yang socio-cultural economic sekaligus inovatif.

3. Melakukan integrasi mulai dari perolehan intake mahasiswa walaupun pada standar biasa, tetapi akan selalu dijaga dan diproses tidak hanya pada tingkat

maksimum tetapi terutama optimum, sampai dengan suatu hasil outcome yang luar biasa pada hardskill dan terutama pada softskill-nya, demi perkembangan masyarakat, negara dan bangsa.

4. Meningkatkan produktivitas dengan mengoptimalisasi pengelolaan sumber

daya, terutama sekali sumber daya manusianya dan sumber daya keuangan

berdasarkan pada kegiatan yang relevan dan sesuai dengan harkat manusia.

5. Meningkatkan kesejahteraan untuk semua manusianya berdasarkan

keseimbangan pada keadilan dan prestasi kontribusi organisasional setiap

anggota organisasi di STIKOMP Surabaya secara merata dan meyeluruh.

6. Melakukan perluasan pengabdian masyarakat, berbasis pada pengembangan

ilmu dan teknologi yang dikuasai, untuk peningkatan kesejahteraan semua

(13)

7. Melakukan peningkatan dan penajaman serta perluasan semangat penelitian,

bukan demi ilmu dan teknologi itu sendiri, tapi untuk menguak kebenaran

realitas kehidupan agar kehidupan manusianya lebih manusiawi dan

manusianya berguna bagi seluruh umat manusia.

8. Berjejaring secara proaktif dan sehat dengan stakeholders untuk konsolidasi dan adaptasi organisasi dalam rangka perkembangan dan pertumbuhan

organisasi.

TUJUAN

1. Terpenuhinya Quality Assurance (Jaminan Mutu) penyelenggaraan

pendidikan tinggi di STIKOMP Surabaya.

2. Menghasilkan program studi dengan kurikulum yang terpadu yang berbasis

kompetensi dan mengikuti perkembangan teknologi terbaru.

3. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dalam skill, knowledge dan attitude

(SKA) berkompetensi tinggi dan bersertifikasi international.

4. Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi tenaga pengajar di STIKOMP

Surabaya.

5. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi di masyarakat dalam

menghadapi persaingan era globalisasi.

2.3 Audit

(14)

oleh para pihak terkait terhadap pihak ketiga yang netral (tidak ada vested interest) mengenai catatan keuangan perusahaan yang dikelola oleh orang-orang

tertentu yang bukan sekaligus pemiliknya. Auditing, meskipun perkembangannya tidak terlepas dari perkembangan akunting, namun sebagai cabang ilmu auditing berada diluar lingkup ilmu akuntansi. Auditing memiliki sejarah/perkembangan

panjang. Bahkan Auditor merupakan salah satu the oldest profession in the world.

Berdasarkan makna kata audire (to hear “the account balance”) tersebut memang jenis audit yang berkaitan dengan pemeriksaan akuntansi memiliki peran dominan

dan sejarah yang lebih lama. Namun pada saat ini dalam perkembangannya

kemudian, perkembangan bidang audit yang lain juga telah mencapai tahapan

yang signifikasi, misalnya audit internal, audit teknologi informasi, dan

sebagainya (Gondodiyoto, 2007). Tujuan dari audit adalah untuk menentukan dan

melaporkan tingkat kesamaan antara informasi yang dinilai dengan ukuran atau

kriteria yang ada (Surendro, 2004).

Auditing adalah sebuah proses sistematis yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki kompetensi dan bersikap independent, mengenai perolehan dan

penilaian atas bukti secara obyektif, yang dilakukan dengan melakukan

pengumpulan dan penilaian atas bukti-bukti informasi yang dapat dikuantikasikan

dan terkait pada suatu entitas ekonomi tertentu, berkenaan dengan pernyataan

mengenai tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi dengan tujuan untuk

menentukan tingkat kesesuaian antata pernyataan tersebut dengan kriteria yang

telah ditetapkan serta untuk mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada

(15)

Dengan diperkenalkan COBIT, kini tujuan audit (Gondodiyoto, 2007)

bukan hanya terbatas pada konsep 3E (Efektif, efisien, ekonomi) saja, melainkan

kini menjadi:

1. Efektifitas (effectiveness), untuk memperoleh informasi yang relevan dan berhubungan dengan proses bisnis seperti penyampaian informasi dengan

benar, konsisten, dapat dipercaya dan tepat waktu.

2. Efisiensi (efficiency), memfokuskan pada ketentuan informasi melalui penggunaan sumber daya yang optimal.

3. Kerahasiaan (confidentiality), memfokuskan proteksi terhadap informasi yang

penting dari orang yang tidak memiliki hak otorisasi.

4. Keterpaduan/integritas (integrity), berhubungan dengan keakuratan dan kelengkapan informasi sebagai kebenaran yang sesuai dengan harapan dan

nilai bisnis.

5. Ketersediaan (availability), berhubungan dengan informasi yang tersedia ketika diperlukan dalam proses bisnis sekarang dan yang akan datang.

6. Kepatuhan pada kebijakan/aturan (compliance), sesuai menurut hukum, peraturan dan rencana perjanjian untuk proses bisnis.

7. Keandalan sistem informasi/keakuratan informasi (reliability), berhubungan dengan ketentuan kecocokan informasi untuk manajemen mengoperasikan

entitas dan mengatur pelatihan keuangan dan kelengkapan laporan

pertanggungjawaban.

Rangkaian Langkah Pelaksanaan Auditing :

Auditing, telah disebutkan sebelumnya, adalah sebuah kegiatan penilaian

(16)

yang memiliki kehlian serta independen, yang dilakukan terhadap bukti-bukti

aktifitas ekonomi suatu badan usaha, yang tujuannya adalah untuk menentukan

serta melaporkan seberapa jauh tingkat kesesuaian aktivitas tersebut terhadap

aturan-aturan yang sudah ditetapkan sebagai dasar kerjanya.

Berdasarkan pengertian auditing tersebut, maka dalam proses

pelaksanaan audit itu sendiri terdapat beberapa konsep pokok, yaitu:

a. Penggunaan langkah-langkah yang sistematis,

b. Memperoleh bukti-bukti transaksi dan menilainya,

c. Menilai kesesuaiannya terhadap aturan yang sudah sitetapkan,

d. Membuat laporan hasil pemeriksaan.

Khusus terhadap sistem informasi berbantuan komputer dan audit

terhadap instalasi komputer itu sendiri harus ditambah dengan langkah-langkah:

e. Membuat perencanaan pemeriksaan,

f. Mengenali bagaimana sistem komputer bekerja,

g. Memeriksa seberapa jauh pengemanan sistem dilakukan,

h. Menguji program terhadap ketaatan pada aturan-aturan.

2.4 Audit Sistem Informasi

Definisi Audit Sistem Informasi (atau beberapa kalangan lebih menyukai

untuk menyebut audit teknologi informasi) dapat dikemukakan sebagi berikut:

a. IS Control & Audit (Weber, 1999)

(17)

organizational goals to be achieved effectively, and user resources efficiently”.

b. CISA Review Manual (ISACA, 2007)

“The process of collecting and evaluating evidence to determine whether information system and information technology environment adequately safeguards assets, maintain data and system integrity, provide relevant and reliable information, achieve organizational goals effectively, consume resources efficiently, and have in effect internal controls that provide reasonable assurance that operational and control objectives will be meet”.

Proses audit SI sendiri dimulai dengan membuat batasan audit yang akan

dilakukan. Batasan ini diperlukan agar proses audit tidak melebar sementara

sumberdaya dan waktu yang dimiliki terbatas. Proses ini kemudian dilanjutkan

dengan evaluasi terhadap kontrol yang ada dan kemudian melakukan testing dan

mengumpulkan bukti yang ada kemudian mengkomunikasikan hasilnya dengan

pihak manajemen. Secara umum proses yang dilakukan adalah seperti diatas

namun yang membedakan adalah wilayah audit SI itu sendiri seperti, pendukung

audit keuangan, audit keamanan, standar dan prosedur, ataupun yang spesifik

seperti audit keamanan terhadap wireless network, audit terhadap kendali aplikasi

ERP dan audit SI pada proses pengembangan SI (Priandoyo, 2006).

2.5 Audit Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi

Pada era globalisasi saat ini menguasai sumber daya konvensional yang

(18)

negara yang sangat miskin dipandang dari kacamata portofolio 4M yang

dimilikinya, namun berhasil mengembangkan dan membangun bangsanya;

sementara itu tidak kurang terlihat adanya negara yang kaya raya akan sumber

daya 4M-nya, namun tidak mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Hasil

pengkajian terhadap fenomena tersebut memperlihatkan bahwa terdapat sumber

daya kelima yang sangat penting untuk dikuasai sebuah negara, yaitu ‘informasi’.

Informasi selain berfungsi sebagai faktor produksi penting disamping 4M,

merupakan pula ‘bahan mentah’ dari knowledge atau pengetahuan, sehingga mereka yang menguasai informasi berpotensi menjadi bagian dari masyarakat dan

komunitas global yang pintar dan cerdas. Menyadari akan hal tersebut, maka

dalam berbagai kesempatan formal maupun informal, pemerintah Indonesia telah

menyatakan bahwa teknologi informasi – yang merupakan perangkat pendukung

dalam proses penciptaan, penyimpanan, dan pendisitribusian informasi –

merupakan salah satu pilar pembangunan nasional bangsa Indonesia dalam

menghadapi millenium ketiga saat ini. Menurut Indrajit, (2004), berkaca pada visi

teknologi informasi Indonesia yang dinyatakan kalimat :

‘Terwujudnya Indonesia sebagai negara tangguh dalam kompetisi

global, melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi demi terbentuknya masyarakat sejahtera berbasis pengetahuan

yang berpegang teguh pada nilai-milai luhur bangsa’

Terlihat secara jelas strategi dan harapan diterapkannya teknologi

informasi di segala bidang sesuai dengan konteksnya agar dapat tercipta sebuah

daya saing nasional. Hal ini berarti bahwa sektor pendidikan akan menjadi salah

(19)

terhadap proses perencanaan, pembangunan, penerapan, dan pengembangan

teknologi informasi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Paparan berikut

memperlihatkan spektrum dan domain peranan dunia pendidikan – terutama

perguruan tinggi – di dalam konteks strategi pengembangan teknologi informasi

di dunia pendidikan. (Indrajit, 2004)

Keterlibatan teknologi informasi dibidang pendidikan bukan lagi

dianggap sebagai sebuah pilihan, namun telah menjelma menjadi kebutuhan

mutlak yang harus dimiliki dan dimanfaatkan oleh perguruan tinggi jika yang

bersangkutan ingin meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikannya.

Perguruan tinggi kelas dunia seperti Harvard University, Massachusetts Institue of

Technology, Stanford Univeristy, UC-Berkeley, Oxfort University, Cambridge

University, dan lain sebagainya telah menerapkan teknologi ini tidak saja untuk

keperluan administrasi manajemen pendidikan, melainkan sebagai media utama

pada penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, riset dan pengembangan, serta

pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu pembicaraan mengenai manajemen

perguruan tinggi tidak dapat lepas dari pembahasan mengenai teknologi informasi

dan peranan teknologi informasi pada perguruan tinggi. Bahasan ini memaparkan

secara ringkas mengenai perkembangan teknologi informasi dan pemanfaatannya

dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi, di

mana konsep yang ditawarkan merupakan hasil dari pengamatan terhadap

sejumlah institusi terkemuka di dunia maupun di tanah air yang telah berhasil

(20)

Proses Inti Perguruan Tinggi.

Secara prinsip, terdapat 3 (tiga) proses inti pendidikan atau core processes yang terjadi di perguruan tinggi, masing-masing adalah :

1. Pengajaran (teaching); 2. Penelitian (research); dan 3. Pelayanan (services).

Dilihat dari kacamata ilmu manajemen, ketiga proses ini merupakan

produk dan jasa atau core products and services yang ditawarkan institusi kepada para pelanggannya. Agar perguruan tinggi dapat secara efektif menyelenggarakan

ketiga proses tersebut, maka perlu ditunjang oleh sejumlah aktivitas pendukung

terkait dengan hal-hal semacam: administrasi akademis, keuangan dan akuntansi,

sumber daya manusia, infrastruktur kampus, dan lain sebagainya. Tujuan dikenali

dan dikategorikannya proses dan aktivitas di dalam perguruan tinggi ini untuk

membantu manajemen dalam mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya agar

dapat menunjang visi dan misi yang telah dicanangkan. Karena dilihat dari prinsip

pertukaran barang dan jasa, proses inti merupakan aktivitas perusahaan yang

terkait langsung dengan sumber pendapatan (revenue stream) dari institusi, sementara aktivitas pendukung dianggap sebagai suatu cost center.

Stakeholders Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi kelas dunia tersebut dapat memperoleh pendapatan dari

beragam sumber karena pada hakekatnya perguruan tinggi memiliki cukup banyak

(21)

dosen, industri, komunitas, yayasan, karyawan, pemerintah, dan institusi

pendidikan lain.

Produk dan jasa dari sebuah perguruan tinggi sifatnya sangat beragam

yang masing-masing produk dan jasa tersebut akan memiliki pelanggannya

masing-masing, baik yang bersifat eksternal (berada di luar lingkup perguruan tinggi) maupun internal (berada di dalam ruang lingkup perguruan tinggi).

Permasalahan terbesar timbul ketika ternyata beragam stakeholder tersebut memiliki obyektif yang berbeda, dimana terkadang satu dengan lainnya saling

bertolak belakang (Indrajit, 2004).

Informasi saat ini dipandang sebagai aset bagi perusahaan, kedudukannya

setara dengan aset-aset yang lain. Oleh karena itu perlu ada suatu pengelolaan

yang baik terhadap informasi. Audit teknologi informasi di perguruan tinggi

merupakan audit yang dilakukan terhadap teknologi informasi salah satunya

mengenai pengelolaan informasi yang ada di perguruan tinggi. Audit bertujuan

untuk mengukur seberapa besar peranan teknologi informasi dalam mendukung

pencapaian tujuan perusahaan secara efektif dan efisien, mengukur apalah

informasi yang ada sudah dikelola dengan baik.

Model pengelolaan TI dan model audit sistem informasi perguruan tinggi

diadopsi dari Control Objectives for Information and related Technology (COBIT). COBIT adalah standar pengendalian yang umum terhadap teknologi

informasi, dengan memberikan kerangka kerja dan pengendalian terhadap

teknologi informasi yang dapat diterapkan dan diterima secara internasional.

Selain itu, COBIT dipilih karena dikembangkan dengan memperhatikan

(22)

informasi. Kerangka kerja COBIT bersifat umum, oleh sebab itu harus

disesuaikan dengan melihat proses bisnis dan tanggung jawab proses teknologi

informasi terhadap aktivitas perguruan tinggi.

Model IT Governance dan model audit yang ada dimaksudkan untuk membuat pemetaan proses perencanaan dan pengorganisasian, akuisisi dan

implementasi terhadap tingkat model maturity. Model maturity adalah alat untuk

mengukur seberapa baik proses-proses sistem informasi berkembang. Dengan

model maturity manajemen dapat mengukur posisi proses sistem informasi yang sekarang dan menilai hal yang diperlukan untuk meningkatkannya. Model

maturity terdapat pada setiap proses sistem informasi. Alat yang digunakan untuk memetakan posisi proses sistem informasi adalah dengan menggunakan

kuesioner. Kuesioner dibuat dengan menggunakan teknik pengukuran ordinal

dengan skala likert. Sedangkan tujuan pengendalian ditetapkan dengan mempertimbangkan CSF (Critical Success Factors), KGI (Key Goal Indicators), dan KPI (Key Performance Indicators) (Solikin,2006).

2.6 IT Governance

Menurut Wasilah (2007) secara formal tata kelola TI memiliki definisi:

”Suatu struktur dan proses yang saling berhubungan serta mengarahkan dan

mengendalikan perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan melalui nilai

tambah dan penyeimbang antara resiko dan manfaat dari teknologi informasi serta

prosesnya”. Definisi lain dari Tata Kelola TI oleh Wasilah (2007) adalah: ”Sebuah

kerangka kebijakan, prosedur dan kumpulan proses-proses yang bertujuan untuk

(23)

perusahaan dengan memberikan tambahan nilai bisnis, melalui penyeimbangan

keuntungan dan resiko TI beserta proses-proses yang ada didalamnya”.

IT Governance sangat diperlukan dalam pengembangan dan implementasi teknologi informasi. Hal ini diperlukan untuk mendukung

tercapainya obyektif bisnis dengan menjunjung tinggi aspek akuntabilitas,

responsibilitas, dan transparansi. Lembaga riset Gartner menawarkan sebuah

konsep governance yang diberi nama “Gartner’s Integrated Planning Suite” yang memiliki tujuan agar perencanaan sebuah teknologi informasi dapat sejalan

dengan strategi bisnis terkait (Indrajit, 2004). Dalam kerangka tersebut terdapat 4

(empat) aspek yang saling terkait sehubungan dengan prinsip governance yaitu : 1. Strategic Planning

Rencana strategis sebuah perusahaan akan memicu dan mengarahkan

disusunnya sebuah rencana pengembangan teknologi informasi. Dengan

berpedoman kepada visi, misi, dan tujuan perusahaan maka akan di dapat

gambaran yang jelas mengenai peranan dan teknologi informasi seperti apa

yang akan dikembangkan. Detil dari rencana tersebut dapat dijabarkan dalam

sebuah dokumen Rencana Induk Pengembangan Teknologi Informasi atau

Master Plan IT. 2. Enterprise Architecture

Merupakan keseluruhan komponen dan hubungan keterkaitan satu dengan

lainnya yang membentuk sebuah sistem teknologi informasi korporat. Pada

arsitektur tersebut diperlihatkan pula filosofis pembangunan sistem secara

“rumah tumbuh” yang akan dikembangkan oleh perusahaan sesuai dengan

(24)

3. Portofolio Performance Management

Karena begitu banyaknya komponen dalam arsitektur teknologi informasi

yang harus dibangun dimana terbagi menjadi sejumlah kategori seperti

perangkat lunak, perangkat keras, dan perangkat masnusia maka diperlukan

suatu pendekatan portofolio agar terjadi optimalisasi proses pengembangan.

Konsep tersebut dikembangkan berakar dari keanekaragaman perspektif atau

pandangan mengenai nature dari teknologi informasi yang ingin dibangun, seperti dilihat dari segi prioritas, fungsi, utilisasi, kebutuhan, demografi,

stakeholder, karakteristik sumber daya, aspek perencanaan, dan lain

sebagainya.

4. Dalam perkembangannya keputusan yang diambil berdasarkan prinsip

manajemen portofolio ini akan diukur kinerjanya, terutama terkait dengan

bagaimana keputusan penerapan teknologi informasi tersebut akan

berpengaruh terhadap kinerja bisnis perusahaan secara menyeluruh. Sehingga

dapat dikatakan bahwa manajemen portofolio tersebut akan mempengaruhi

strategic planning yang disusun.

Dalam hal ini dapat disimpulkan dalam tatakelola yang baik, peranan IT Governance (tatakelola TI) merupakan hal yang sangat penting, dalam konteks organisasi bisnis yang berkembang kebutuhan akan TI bukan merupakan barang

yang langka. COBIT dapat digunakan sebagai tools yang digunakan untuk

(25)

2.7 COBIT

Information System Audit and Control Association (ISACA) memperkenalkan sebuah kerangka untuk mengelola IT Governance di sebuah perusahaan yang dikenal dengan nama COBIT. (Indrajit, 2004). COBIT dapat

menyediakan seperangkat praktek yang dapat diterima pada umumnya karena

dapat membantu para direktur, eksekutif dan manager meningkatkan nilai IT dan

mengecilkan resiko.

Saat ini COBIT telah mencapai edisi ke-4, COBIT 4.0 ini juga mencakup

bimbingan bagi para direktur dan semua level manajemen dan terdiri atas empat

seksi (ITGI, 2005):

a. Gambaran luas mengenai eksekutif

b. Kerangka kerja

c. Isi utama (tujuan pengendalian, petunjuk manajemen dan model kedewasaan)

d. Appendiks (pemetaan, ajuan silang dan daftar kata-kata)

Isi utama dibagi lagi menurut proses 34 IT dan memberikan gambaran yang

sempurna mengenai cara mengendalikan, mengelola dan mengukur

masing-masing proses. Selain itu, COBIT 4.0:

a. Menganalisa bagaimana tujuan pengendalian dapat dipetakan ke dalam lima

wilayah penentuan IT agar dapat mengidentifikasi gap potensial.

b. Menyesuaikan dan memetakan COBIT ke standar yang lain (ITIL, CMM,

(26)

c. Mengklarifikasikan indikator tujuan utama (KGI) dan indikator hubungan

kinerja utama (KPI), dengan mengenal bagaimana KPI dapat bergerak

mencapai KGI.

d. Menghubungkan tujuan bisnis, IT and proses IT (penelitian mendalam di

delapan industri dengan pandangan yang lebih jelas tentang bagaimana proses

COBIT mendukung tercapainya tujuan IT spesifik dan dengan perluasan,

tujuan bisnis).

Pada COBIT 4.0 terdapat 4 (empat) domain utama (gambar 2.1) yaitu:

Gambar 2.1 Framework COBIT 4.0

(27)

A. Plan and Organize (PO)

Membahas mengenai strategi, taktik, dan pengidentifikasian teknologi

informasi dalam mendukung tercapainya tujuan bisnis. Di dalamnya terdapat 10

(sepuluh) sub domain, yaitu:

1. PO1: Define a Strategic IT Plan

2. PO2: Define the Information Architecture

3. PO3: Determine Technological Direction

4. PO4: Define the IT Processes, Organisation and Relationships 5. PO5: Manage the IT Investment

6. PO6: Communicate Management Aims and Direction 7. PO7: Manage IT Human Resources

8. PO8: Manage Quality

9. PO9: Assess and Manage IT Risks 10.PO10: Manage Projects

B. Acquire and Implement (AI)

Pada domain Acquire and Implement sebuah solusi teknologi informasi perlu diidentifikasikan, dikembangkan, diimplementasikan, dan diintegrasikan ke

dalam proses bisnis. Di dalamnya terdapat 7 (tujuh) sub domain yaitu:

1. AI1: Identify Automated Solutions

2. AI2: Acquire and Maintain Application Software 3. AI3: Acquire and Maintain Technology Infrastructure 4. AI4: Enable Operation and Use

(28)

7. AI7: Install and Accredit Solutions and Changes C. Deliver and Support (DS)

Domain ini fokus pada aspek penyampaian teknologi informasi kepada

dukungan dan layanan teknologi informasi mencakup dukungan dan layanan

teknologi informasi pada bisnis, mulai dari penanganan keamanan dan

kesinambungan, dukungan bagi pengguna serta manajemen data.

Pada domain Deliver and Support terdapat 13 (tigabelas) sub domain: 1. DS1: Define and Manage Service Levels

2. DS2: Manage Third-party Services

3. DS3: Manage Performance and Capacity 4. DS4: Ensure Continuous Service

5. DS5: Ensure Systems Security 6. DS6: Identify and Allocate Costs 7. DS7: Educate and Train Users

8. DS8: Manage Service Desk and Incidents 9. DS9: Manage the Configuration

10.DS10: Manage Problems 11.DS11: Manage Data

12.DS12: Manage the Physical Environment 13.DS13: Manage Operations

D. Monitor and Evaluate (ME)

Pada domain ini akan ditekankan kepada pentingnya semua proses

(29)

kesesuaian dengan standar yang telah ditetapkan. Pada domain ini terdapat 4

(empat) sub domain yang menjadi fokus, yaitu:

1. ME1: Monitor and Evaluate IT Performance 2. ME2: Monitor and Evaluate Internal Control 3. ME3: Ensure Regulatory Compliance

4. ME4: Provide IT Governance

Struktur COBIT pada gambar 2.2 terdiri dari executive summary yang didukung dengan perangkat implementasi, kemudian framework yang dijabarkan menjadi 3 bagian, yaitu management guidelines, audit guidelines dan detailed control objectives. Untuk management guidelines, terdapat 4 indikator pengukuran, yaitu critical succsess factor, key performance indicators, key goal indicators dan maturity models. Sedangkan detailed control objectives dijabarkan dalam beberapa control practices.

(30)

Hubungan antara komponen dalam COBIT (pada gambar 2.3)

menggambarkan bahwa bisnis membutuhkan proses-proses TI yang dikendalikan

oleh control objective, diaudit menggunakan audit guidelines, akan menjadi efektif dan efisien dengan activity goals dan diukur oleh Key Performance Indicators, Key Goal Indicators, dan Maturity Models.

Gambar 2.3 Hubungan antara komponen dalam COBIT

(Sumber: ITGI, 2005)

2.8 Audit Dengan COBIT

Keberadaan COBIT selain sebagai metode dalam tatakelola TI, juga

dapat dipakai sebagai metode dalam proses audit sistem informasi. Kerangka

proses audit sistem informasi menggunakan COBIT dapat dilihat pada Gambar

(31)

Gambar 2.4 Audit Process COBIT Framework

(Sumber: Swastika, 2007)

Dalam proses audit menggunakan COBIT, pada tahapan awal dilakukan

penetapan Management Guidelines. Management Guidelines merupakan Tool untuk membantu penugasan tanggung jawab, mengukur kinerja, dan melakukan

benchmark serta mengetahui gap dalam kemampuan. Keterangan di bawah ini dapat menjawab pertanyaan seperti: Sejauh mana IT harus dikontrol, dan apakah

cost ditentukan berdasarkan benefit? Apakah indicator dari kinerja yang baik?

Apakah yang harus dilakukan untuk mencapai kinerja yang baik? serta,

Bagaimana melakukan pengukuran dan perbandingan.

Adapun proses audit dengan COBIT (gambar 2.5) dimulai dari survey

dan pencarian fakta, lalu hasilnya diolah untuk proses perhitungan dan analisis IT

(32)

(ML), Key Performance Indicator (KPI), Process Key Goal Indicator (PKGI), dan IT Key Goal Indicator (ITKGI) serta Control Objective (CO), hasil perhitungan

tersebut diberi skor dan dianalisis, tahapan akhir adalah pembuatan laporan.

Gambar 2.5 Tahapan Proses Audit dengan COBIT

(Sumber: Swastika, 2007)

2.9 MaturityLevel

Sebuah pengembangan teknologi informasi harus terukur dengan baik,

agar mekanisme tata kelola teknologi informasi dapat berjalan secara baik dan

efektif maka harus melalui tahap kematangan tertentu (Indrajit, 2004).

Dengan menggunakan Model Maturity sebuah perusahaan dapat mengukur posisi kematangannya dalam pengembangan teknologi informasi, dan

secara kontinyu serta berkesinambungan harus berusaha untuk meningkatkan

levelnya sampai pada tingkat tertinggi agar aspek tata kelola terhadap teknologi

(33)

Sebuah kematangan sebuah perusahaan terkait dengan keberadaan dan

kinerja proses tata kelola teknologi informasi dapat dikategorikan menjadi 6

(enam) tingkatan, yaitu (Indrajit, 2004):

Tabel 2.1 Skala pengukuran Maturity Level

Skala Penjelasan

0

Non-existent

Adalah posisi kematangan terendah, suatu kondisi dimana perusahaan merasa tidak membutuhkan adanya mekanisme proses investasi teknologi yang baku, sehingga tidak ada sama seklai pengawasan terhadap investasi teknologi informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan.

1

Initial/Ad Hoc

Sudah ada beberapa inisiatif mekanisme perencanaan, tata kelola, dan pengawasan terhadap sejumlah investasi yang dilakukan, namu sifatnya masih ad-hoc, sporadis, tidak konsisten, belum formal, dan reaktif.

2

Repeatable but

Intuitive

Kondisi dimana perusahaan telah memiliki kebiasaan yang terpola untuk merencanakan dan mengelola investasi teknologi informasi dan dilakukan secara berulang-ulnag secara reaktif, namun belum melibatkan prosedur dan dokumen format.

3

Defined Process

Pada tahapan ini, perusahaan telah memiliki mekanisme dan prosedur yang jelas mengenai tata cara dan manajemen proses investasi teknologi informasi, dan telah terkomunikasikan serta tersosialisasikan dengan baik di seluruh jajaran manajemen perusahaan.

4

Managed and

Measurable

Menetapkan kondisi dimana manajemen perusahaan telah menerapakan sejumlah indikator pengukuran kinerja kuantitatif untuk memonitor efektifitas pelaksanaan manajemen investasi teknologi informasi

5

Optimised

(34)

telah diterapkan prinsip-prinsip governance, seperti: transparency, accountability, responsibility, dan fairness.

Seperti halnya pada konsep yang lain, mengukur tingkat kematangan

pemanfaatan Teknologi Informasi di dunia pendidikan akan memberikan sejumlah

manfaat sebagai berikut (Indrajit, 2006):

• Mengetahui sejauh mana sebuah institusi telah memanfaatkan secara penuh

potensi TI bagi kebutuhan peningkatan kinerja pendidikan tinggi

• Mengkaji kesiapan stakeholder sebuah institusi pendidikan saat ini untuk

dipersiapkan manajemen perubahan yang cocok

• Memperkirakan resiko yang akan dihadapi dalam proses sosialisasi

pemanfaatan TI di insitusi pendidikan dilihat dari sisi tinggi rendahnya

resistensi

• Mengetahui target pola pikir dan pola tindak yang harus dimiliki oleh setiap

stakeholder terkait dalam sebuah institusi pendidikan

• Menjadi indikator aktivitas peningkatan kinerja TI di sebuah institusi

pendidikan dari waktu ke waktu

• Merupakan alat ukur perbandingan antara satu institusi

2.10 KPI – KGI

Key Performance Indicators (KPI) menjelaskan ukuran-ukuran untuk menentukan kinerja proses-proses TI dilakukan untuk mewujudkan tujuan yang

telah ditentukan. KPI biasanya berupa idikator-indikator kapabilitas, pelaksanaan,

dan kemampuan sumber daya TI. KPI merupakan aplikasi sasaran mutu yang

(35)

proses yang diperlukan agar sesuai dengan persyaratan pelanggan dan kebijakan

organisasi. (Wasilah, 2007)

Key Goal Indicators (KGI) menjelaskan ukuran-ukuran yang akan memberikan gambaran kepada manajemen apakan proses-proses TI yang ada

telah memenuhi kebutuhan proses bisnis yang ada. KGI biasanya berbebtuk

kriteria informasi: (a) Ketersediaan informasi yang diperlukan dalam mendukung

kebutuhan bisnis, (b) Tidak adanya resiko integritas dan kerahasiaan data, (c)

Efisiensi biaya dari proses dan operasi yang dilakukan, (d) Konfirmasi reliabilitas,

efektifitas dan kepatuhan (compliance). (Wasilah, 2007)

Process Key Goal Indicator (Process KGI) mendefinisikan bagaimana TI proses harus dilaksanakan untuk mendukung “IT Objective”. Information Technology Key Goal Indicator (ITKGI) mendefinisikan apa yang diharapkan bisnis dari TI. (Swastika, 2007). Penetapan KPI dan KGI dilakukan dengan

mengacu pada perincian target yang ingin dicapai pada masing-masing proses dan

dipetakan pada KPI–Process KGI–ITKGI yang akan ditetapkan. Kemudian

dilanjutkan dengan mengidentifikasi resiko yang mungkin timbul dari aktifitas

yang bersangkutan. (Wasilah, 2007).

2.11Control Objective

(36)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini akan dibahas prosedur audit. Ada 7 prosedur audit, yaitu:

Audit Subject, Audit Objective, Preaudit Planning, Audit Procedure & Steps For Data Gathering, Prosedur Komunikasi Dengan Pihak Manajemen, Evaluasi Hasil

Pengujian, dan Audit Report.

Gambar 3.1 Skema Prosedur Audit

Pada gambar 3.1 adalah langkah-langkah yang akan dilakukan oleh

penulis untuk melakukan audit. Dari langkah tersebut yang akan dibahas pada bab

3 ini meliputi langkah 1, 2, 3, 4, dan 5. Untuk langkah 6 dan 7 akan dibahas lebih

lengkap pada bab 4.

3.1 Audit Subject

3.1.1. Gambaran umum Institusi

STIKOMP Surabaya merupakan salah satu Perguruan Tinggi di Surabaya

yang bergerak dibidang pendidikan komputer. Sebagai sebuah perguruan tinggi Prosedur Audit

1. Audit Subject

2. Audit Objective

3. Preaudit Planning

4. Audit Procedure & Steps For Data Gathering

5. Prosedur Komunikasi Dengan Pihak Manajemen

6. Evaluasi Hasil Pengujian

(37)

yang bergerak di bidang pendidikan komputer, STIKOMP Surabaya mempunyai

visi, misi, dan tujuan yang tertuang dalam Rencana Strategis Perusahaan, yaitu :

VISI

Tercapainya kepeloporan karena keunggulan manusia pada peringkat

benchmark yang pada tahun 2018 mendekati keunggulan sumber daya manusia Singapura dalam upaya mendukung keunggulan studi dalam arti luas tentang

Teknologi Informasi (TI) untuk menjamin kesejahteraan manusia yang pluralisme

dan multikulturalisme.

MISI

1. Meningkatkan strata pendidikan secara terus-menerus untuk semua lapisan

pada bauran kompetensi: bukan hanya pada kognisi dan pada psikomotor

keahlian, tapi terutama pada kompetensi sikap mental untuk semua

manusianya yang ada di STIKOMP Surabaya agar semakin produktif dan

inspiratif, dengan hidup hanya dengan melayani dan melayani.

2. Mengembangkan Corporate Governance yang sehat dan produktif secara sistematik tapi bersifat emerging, demi terciptanya habitat organisasi yang socio-cultural economic sekaligus inovatif.

3. Melakukan integrasi mulai dari perolehan intake mahasiswa walaupun pada standar biasa, tetapi akan selalu dijaga dan diproses tidak hanya pada tingkat

(38)

4. Meningkatkan produktivitas dengan mengoptimalisasi pengelolaan sumber

daya, terutama sekali sumber daya manusianya dan sumber daya keuangan

berdasarkan pada kegiatan yang relevan dan sesuai dengan harkat manusia.

5. Meningkatkan kesejahteraan untuk semua manusianya berdasarkan

keseimbangan pada keadilan dan prestasi kontribusi organisasional setiap

anggota organisasi di STIKOMP Surabaya secara merata dan meyeluruh.

6. Melakukan perluasan pengabdian masyarakat, berbasis pada pengembangan

ilmu dan teknologi yang dikuasai, untuk peningkatan kesejahteraan semua

manusia, khususnya dengan peduli pada kaum miskin.

7. Melakukan peningkatan dan penajaman serta perluasan semangat penelitian,

bukan demi ilmu dan teknologi itu sendiri, tapi untuk menguak kebenaran

realitas kehidupan agar kehidupan manusianya lebih manusiawi dan

manusianya berguna bagi seluruh umat manusia.

8. Berjejaring secara proaktif dan sehat dengan stakeholders untuk konsolidasi dan adaptasi organisasi dalam rangka perkembangan dan pertumbuhan

organisasi.

TUJUAN

1. Terpenuhinya Quality Assurance (Jaminan Mutu) penyelenggaraan pendidikan tinggi di STIKOM Surabaya.

2. Menghasilkan program studi dengan kurikulum yang terpadu yang berbasis

kompetensi dan mengikuti perkembangan teknologi terbaru.

3. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dalam skill, knowledge dan attitude

(39)

4. Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi tenaga pengajar di STIKOMP

Surabaya.

5. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi di masyarakat dalam

menghadapi persaingan era globalisasi.

KOMITMEN

Dengan saling bergandengan tangan baik ke dalam maupun ke luar,

semoga visi dan misi ini tidak hanya dipahami, tetapi juga dihayati dan lebih

daripada itu dilaksanakan secara konsisten dan semakin meningkat oleh setiap

individu yang berada di STIKOMP Surabaya untuk menghidupi (bukan mencari

kehidupan dari) STIKOMP Surabaya yang kita banggakan dan akan terus kita

cintai dengan semangat hanya melayani dan melayani.

3.1.2. Bagian Pengembangan dan Penerapan Teknologi Informasi (PPTI) Dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan institusi diperlukan penanganan

pengelolaan TI di mana hal ini ditangani secara khusus oleh bagian

Pengembangan dan Penelitian teknologi informasi (PPTI) yang memiliki

tanggung jawab dalam hal pengembangan dan penerapan teknologi informasi

yang ada di STIKOMP Surabaya. Bagian PPTI ini terdiri dari kepala bagian, sie

pengembangan jaringan dan sie sistem informasi. Semua aplikasi yang ada di

STIKOMP Surabaya dikerjakan/dibangun oleh bagian PPTI, seperti:

• Sistem informasi perpustakaan

• Sistem informasi akademik

• Sistem informasi kemahasiswaan

• Sistem informasi keuangan

(40)

• Manajemen jaringan/network

• STIKOMnet dan Sistem informasi Cyber Campus (SiCyCa)

3.1.3. Bagian Akademik STIKOMP Surabaya

Dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan institusi diperlukan penanganan

layanan akademik di mana hal ini ditangani secara khusus oleh bagian Akademik

yang memiliki struktur pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Struktur Bagian Akademik STIKOMP Surabaya

Gambar 3.2 menunjukkan struktur bagian akademik STIKOMP Surabaya

yang terdiri dari kepala bagian akademik, kasie front office dan kasie back office. Secara umum kegiatan yang dilakukan oleh kepala bagian akademik adalah

penerimaan mahasiswa baru, persiapan awal semester, perkuliahan, akhir

semester, penyelenggaraan ujian, pengolahan nilai, yudisium, dan lain-lain.

Tugas, tanggung jawab dan wewenang kepala bagian akademik secara lengkap

terlihat pada lampiran 3. Secara umum kegiatan yang dilakukan oleh kasie front office adalah penerimaan mahasiswa baru, persiapan awal semester, perkuliahan, akhir semester, pelayanan harian, dan penerimaan mahasiswa transfer. Tugas,

(41)

penyelenggaraan ujian, pengolahan nilai, dan proses yudisium. Tugas, tanggung

jawab dan wewenang kasie back office secara lengkap terlihat pada lampiran 5. 3.1.4. Sistem Informasi Akademik STIKOMP Surabaya

Sebagai salah satu upaya untuk terus meningkatkan mutu pelayanannya

STIKOMP Surabaya mengimplementasikan aplikasi Sistem Informasi Akademik,

di mana sistem informasi ini berkaitan dengan akademik mahasiswa. Layanan

akademik di STIKOMP Surabaya dilakukan oleh bagian akademik. Pada saat ini

untuk mendukung bagian akademik dalam menjalankan tugas utamanya

STIKOMP Surabaya memfasilitasi bagian akademik dengan suatu sistem

informasi akademik. Sistem informasi akademik STIKOMP Surabaya merupakan

sebuah sistem yang dikembangkan untuk melakukan manajemen terhadap

jalannya suatu proses administrasi dan operasional STIKOMP Surabaya. Sistem

informasi akademik ini meliputi (1) Menyiapkan konsep kalender akademik dan

buku pedoman akademik, (2) Mengelola dan menyiapkan data induk mahasiswa

dan data akademik mahasiswa untuk keperluan jurusan, program studi, (3)

Persiapan perkuliahan, yaitu melayani pendaftaran ulang (registrasi) mahasiswa

baru dan lama, perencanaan beban studi, perubahan rencana studi, cuti akademik,

dan pencetakan kartu mahasiswa, (4) Proses perkuliahan, yaitu melayani

pencetakan kartu ujian tengah semester dan akhir semester, serta pencetakan

daftar hadir ujian tengah semester dan akhir semester. Pengelolaan data yaitu

melayani pemasukan data hasil ujian tengah semester dan akhir semester, dan (5)

Penerbitan dokumen akademik yaitu melaksanakan penerbitan dan pembagian

(42)

Sedangkan pengguna yang terlibat dalam sistem informasi akademik

dibagi menjadi 2 kelompok yaitu pengguna internal dan pengguna eksternal.

a. Pengguna Internal

Secara garis besar pengguna informasi di STIKOMP Surabaya adalah sebagai

berikut:

1. Kepala Bagian Akademik, merupakan sebuah bagian yang mengatur jalannya

proses administrasi di lingkungan kampus sehari-hari contoh: informasi yang

diperlukan diantaranya data nilai seluruh jurusan, jumlah mahasiswa seluruh

jurusan, dosen di seluruh jurusan, alumni.

2. Kepala Bagian Program Studi, merupakan bagian yang hubungannya paling

dekat dengan proses operasional sehari-hari, dalam operasinya kepala bagian

program studi akan membutuhkan informasi diantaranya dosen yang sedang

mengajar pada hari dan jam tertentu di suatu ruangan, kelas yang sedang

belajar, jumlah peserta suatu mata kuliah, nama-nama dosen pengajar suatu

mata kuliah, alumni. Selain itu menggunakan sistem untuk membuat

kurikulum, menentukan dosen yang nantinya akan bertanggung jawab

mengajar untuk tiap-tiap mata kuliah dan menentukan anggota untuk tiap

perkuliahan yang dijadwalkan, menentukan dosen wali bagi mahasiswa.

Kepala bagian program studi juga mempunyai hak akses seluruh laporan yang

menyangkut semua kegiatan yang dilakukan user dibawahnya : dosen dan

mahasiswa.

3. Dosen wali, menggunakan sistem untuk memantau kemajuan studi mahasiswa

bimbingannya, melakukan bimbingan jarak jauh maupun melakukan pencarian

(43)

memvalidasi KRS/KHS mahasiswa bimbingannya. Dosen wali juga dapat

memvalidasi dan mengikuti perkembangan akademik dari mahasiswa secara

online.

4. Dosen, merupakan bagian utama jalannya sebuah perkuliahan, ada beberapa

hal penting yang diperlukan dosen dari sebuah sistem informasi diantaranya

informasi jadwal mengajar, informasi daftar mahasiswa yang diajar, informasi

kurikulum/silabus dari suatau matakuliah.

5. Mahasiswa, merupakan obyek dari sistem ini, ada beberapa informasi yang

diperlukan mahasiswa dari sistem informasi, diantaranya adalah daftar nama

dosen, daftar matakuliah, daftar nilai yang telah diambil.

b. Pengguna Eksternal

Selain pengguna internal ada juga pengguna eksternal lain di luar lingkungan

kampus yang memerlukan informasi, diantaranya adalah:

1. Lembaga terkait, misalnya kopertis atau dikti memerlukan informasi

mengenai biodata siswa, daftar nilai siswa, daftar dosen, dll.

2. Orang tua, orang tua siswa atau masyarakat umum memerlukan informasi

mengenai jumlah mahasiswa yang aktif, prestasi yang dicapai oleh

mahasiswa, dosen, ataupun bagian, kegiatan-kegiatan yang ada di

lingkungan kampus, kerjasama yang telah dibina lembaga, dll.

Sedangkan TI eksternal STIKOMP Surabaya telah menyediakan fasilitas

teknologi online yang dapat dimanfaatkan untuk proses-proses akademik antara

lain pendaftaran mahasiswa baru secara online, nilai perkuliahan online, digital

(44)

Sumber daya yang tersedia pada umumnya sudah dapat menggunakan TI

yang ada serta dapat mengolah data yang dibutuhkan sehingga dapat dihasilkan

sistem informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen. Sumber daya

yang perlu dikelola oleh institusi yaitu:

1. Informasi: informasi diperoleh dari hasil pengelolaan data. Data yang ada

berkaitan dengan layanan akademik dapat digunakan oleh seluruh bagian yang

terkait dalam institusi tersebut. Data tersebut diperoleh baik dari dalam

maupun dari luar institusi. Data yang telah diperoleh tersebut belum diolah

secara maksimal karena belum terdapat suatu manajemen formal yang

mengatur bagaimana sebaiknya pengelolaan data tersebut. Hal ini terkait

dengan belum terhubungnya sistem jaringan antar bagian kerja yang ada, tidak

terkecuali bagian layanan akademik, sehingga data-data dari masing-masing

bagian kerja tidak diperbarui dari komputer pusat.

2. Infrastruktur: infrastruktur meliputi fasilitas maupun teknologi yang ada di

institusi sebagai pendukung dalam melakukan fungsi bisnis utamanya. Institusi

menyediakan beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh semua bagian,

tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan dari para penggunanya, sehingga

sering terjadi keterlambatan informasi yang dibutuhkan. Sedangkan teknologi

yang digunakan pada umumnya sudah mengikuti perkembangan teknologi saat

ini. Teknologi yang digunakan sudah mempunyai standar baku mengenai

penggunaan TI dan standarisasi mengenai kapan teknologi yang baru dapat

diimplementasikan pada institusi tersebut serta sejauh mana penggunaan TI

yang baru dapat membantu pihak-pihak terkait dalam memperoleh informasi

(45)

3. Sistem aplikasi: sistem aplikasi yang ada sudah memiliki standar operasi atau

prosedur yang baku dalam penggunaannya. Namun yang menjadi kendala

adalah sistem aplikasi yang ada belum terintegrasi secara menyeluruh, karena

masih adanya pandangan dimana masing-masing bagian kerja hanya

menangani sistem informasi yang berkaitan dengan bagian kerjanya saja serta

belum terhubungnya sistem jaringan antar bagian kerja, sehingga data-data

dari masing-masing bagian kerja tidak diperbaharui dari komputer pusat.

4. Manusia: sumber daya manusia pada institusi sebagian besar dapat memahami

dan menggunakan aplikasi-aplikasi yang ada serta teknologi yang tersedia

dikarenakan setiap terdapat penggunaan TI yang baru, maka pihak institusi

akan mengadakan pelatihan terhadap penggunaan TI tersebut, tetapi

penjadwalan tentang pelaksanaan pelatihan belum terstruktur dengan baik

sehingga masih ada beberapa staf yang belum memahami tahap-tahap dalam

menyelesaikan suatu permasalahan.

3.2 Audit Objective

Bagian Akademik STIKOMP Surabaya menyadari bahwa salah satu

faktor sukses untuk keberhasilan dan keberlangsungan suatu organisasi adalah

manajemen efektif dari informasi dan teknologi informasi. Namun terdapat

permasalahan dalam sistem informasi akademik yang ada saat ini dan menjadi

alasan penulis untuk melakukan Audit Sistem Informasi Sistem Informasi

Akademik di STIKOMP Surabaya, yaitu pengawasan maupun penilaian terhadap

kinerja sistem TI yang meliputi perangkat lunak itu sendiri maupun pengguna

(46)

karena pengawasan dan penilaian terhadap TI hanya dilakukan jika ada keluhan

dari unit kerja mengenai layanan TI tersebut serta kadang terjadi dengan proses

yang sama tetapi hasilnya tidak sama maksudnya dari hasil proses ada yg

tersimpan dan ada yg tidak tersimpan.

Sehingga audit sistem informasi sistem informasi akademik bertujuan

untuk:

1. Meningkatkan penyampaian informasi yang relevan dan berhubungan

dengan proses bisnis seperti penyampaian informasi dengan benar, konsisten,

akurat, lengkap, dapat dipercaya dan tepat waktu.

2. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya.

3. Meningkatkan proteksi terhadap informasi yang penting dari orang yang

tidak memiliki hak otorisasi.

4. Menyediakan informasi ketika diperlukan dalam proses bisnis sekarang dan

yang akan datang.

5. Meningkatkan kepatuhan pada kebijakan/aturan yang sesuai menurut hukum,

peraturan dan rencana perjanjian untuk proses bisnis.

6. Meningkatkan dokumentasi.

3.3 Preaudit Planning

Audit sistem informasi sistem informasi akademik ini dilakukan di Bagian

Akademik STIKOMP Surabaya. Dalam mempersiapkan pelaksanaan audit

terdapat beberapa hal yaitu mulai dari mengidentifikasi Sumber daya yang

diperlukan yaitu berupa beberapa dokumen pendukung, mengidentifikasi sumber

(47)

sistem informasi sistem informasi akademik dan anggota tim audit yang lain yang

memiliki tugas dalam hal membuat perencanaan audit, mengumpulkan data-data,

mengidentifikasi kendali, memperkirakan resiko yang terjadi, mengumpulkan

bukti, mengevaluasi temuan, membuat laporan akhir dan membuat rekomendasi

serta membuat jadwal pelaksanaan audit ditunjukkan pada tabel 3.1.

Pelaksanaan audit sistem informasi yang dilakukan di Bagian AAK

dilaksanakan secara berkelompok. Tabel 3.2 menunjukkan komposisi pembagian

(48)
(49)

Tabel 3.2 Tim Audit

Penugasan Deskripsi Tugas Utama Nama

Lead Consultant/

Partner

Memimpin tim audit dalam segala aspek, antara lain

konsolidasi dan persiapan tim audit, pelaksanaan audit,

sampai pada analisa dan laporan audit final. Lead

Consultant akan berhubungan secara langsung dengan

senior manajemen dari STIKOMP, serta melakukan

pemecahan masalah yang bersifat strategis yang mungkin

muncul serta memastikan bahwa tujuan audit tercapai dan

selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Lydia Julianita

Siti Mukaromah

Consultant/

Auditor

Consultant/Auditor akan melaksanakan dan memastikan

proses dan prosedur audit yang akan dilakukan dan

dipenuhi sesuai dengan standar audit yang ditentukan.

Consultant/Auditor akan mempersiapkan materi audit,

serta melaksanakan dan mengalokasikan sumber daya dan

arah pelaksanaan audit. Pada tahap akhir,

consultant/auditor akan melakukan konsolidasi hasil audit

dan melakukan analisa sesuai dengan standar audit.

Lydia Julianita

Siti Mukaromah

Data Gathering &

Documentation

Bertanggung jawab terhadap pengumpulan data dan

melakukan dokumentasi dan memastikan kelengkapan dan

validitas dokumen audit yang diperlukan. Membantu

consultant dan auditor dalam melakukan konsolidasi hasil

audit dan analisa audit.

Lydia Julianita

Siti Mukaromah

3.4 Audit Procedure & Steps For Data Gathering

Data yang berkaitan dengan audit sistem informasi sistem informasi

akademik STIKOMP Surabaya nantinya akan didapatkan dengan melakukan

(50)

akademik dan kasie bidang PPTI STIKOMP Surabaya, selain wawancara juga

dilakukan proses pengamatan dimana waktunya sesuai dengan jadwal yang telah

disepakati antara auditee dengan auditor.

Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan sistem informasi

akademik nantinya memakai kertas kerja. Poin-poin yang akan dievaluasi sesuai

dengan domain Deliver and Support, domain ini lebih dipusatkan pada ukuran

tentang aspek dukungan IT terhadap kegiatan operasional bisnis (tingkat jasa

layanan IT aktual atau service level) dan aspek prioritas implementasi serta

pelatihannya. Di dalamnya terdapat 13 (tujuh) hal yaitu:

1. DS1: Define and Manage Service Levels 2. DS2: Manage Third-party Services 3. DS3: Manage Performance and Capacity 4. DS4: Ensure Continuous Service

5. DS5: Ensure Systems Security 6. DS6: Identify and Allocate Costs 7. DS7: Educate and Train Users

8. DS8: Manage Service Desk and Incidents 9. DS9: Manage the Configuration

10.DS10: Manage Problems 11.DS11: Manage Data

(51)

Berikut contoh form audit yang digunakan sebagai bahan wawancara dan

observasi pelaksanaan audit. Tabel 3.2 menunjukkan Form Kertas Kerja Maturity Level. Tabel 3.3 menunjukkan KPI, PKGI, ITKGI. Tabel 3.4 menunjukkan Form

Kertas Kerja Control Objective.

Tabel 3.3 Kertas Kerja Maturity Level

(52)

Tabel 3.5 Kertas Kerja Control Objective

3.5 Prosedur Komunikasi Dengan Pihak Manajemen

Auditor dapat menggunakan berbagai teknik termasuk survei, interview,

observasi dan review dokumentasi (termasuk review source-code bila diperlukan) untuk berkomunikasi dengan pihak manajemen dalam memahami organisasi dan

sistem informasi yang akan diaudit. Dalam hal ini nantinya auditor menggunakan

kertas kerja dan sarana wawancara dengan kepala bagian akademik dan kasie

PPTI guna mendapatkan data-data yang akan digunakan dalam audit sistem

informasi sistem informasi akademik STIKOMP Surabaya.

3.6 Evaluasi Hasil Pengujian

Pembuatan kertas kerja dan pertanyaan-pertanyaan wawancara yang

digunakan untuk mengumpulkan fakta tiap proses yang ada di sistem informasi

akademik saat ini, dimana pertanyaan yang diajukan dalam kertas kerja maupun

(53)

dengan yang akan diaudit. Untuk pembahasan lebih detil akan dibahas pada bab

IV.

3.7 Audit Report

Dokumen-dokumen, prosedur dan kebijakan dari organisasi yang diaudit

dikatakan layak jika ada tanda tangan dari ketua STIKOMP Surabaya atau bagian

yang memang bertanggung jawab terhadap suatu aktifitas tersebut. Sedangkan

hasil dari audit nantinya akan diukur dengan menggunakan maturity model yaitu

alat untuk mengukur seberapa baik proses-proses sistem informasi berkembang.

Dengan model maturity manajemen dapat mengukur posisi proses sistem

informasi yang sekarang dan menilai hal yang diperlukan untuk

meningkatkannya. Alat yang digunakan untuk memetakan posisi proses sistem

informasi adalah dengan menggunakan kertas kerja. Kertas Kerja dibuat dengan

menggunakan teknik wawancara. Selanjutnya hasil pemetaan maturity direview

dengan melakukan wawancara ke pihak terkait apakah tingkat maturity

pengelolaan control process yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya sudah sesuai dengan kondisi di lapangan. Sedangkan tujuan pengendalian ditetapkan

Gambar

Gambar 2.1 Framework COBIT 4.0
Gambar 2.2 Struktur COBIT
Gambar 2.3 Hubungan antara komponen dalam COBIT
Gambar 2.4 Audit Process COBIT Framework
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pentingnya dan tingginya tingkat implementasi pada perusahaan menyebabkan penulis merasa perlu untuk mengusulkan penilaian terhadap tata kelola TI yang sedang berjalan saat ini

Untuk mencapai tingkat kematangan yang diharapkan, manajemen bisnis online harus memiliki mekanisme dan prosedur yang tepat sasaran mengenai tata cara dan manajemen dalam

Pada domain BAI01 dan BAI04 dilakukan perancangan proses tata kelola TI yang berpedoman pada kebutuhan perusahaan dan COBIT 5 sebagai framework, yang terdiri

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengelolaan TI di IM Telkom dengan menggunakan kerangka kerja CobIT pada domain aquire and implement,

Berdasarkan proses audit tata kelola teknologi informasi yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa, hasil dari rekapitulasi tingkat model kapabilitas penelitian audit

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penilaian suatu tata kelola TI yang telah ada dan memberikan suatu usulan model Tata Kelola TI untuk Bina Sarana

menyusun Laporan hasil dari Audit Sistem Informasi pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Telematika Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 2) Membuat

Penilaian Tingkat Kematangan Tata Kelola Sistem Informasi Sumber Daya Manusia dengan Cobit Domain Plan and Organize dan Acquire and Implement Abdul Rahman Kadafi*, Eko Setia Budi,