SISTEM PENGONTROLAN LAMPUN JARAK JAUH
MENGUNAKAN MODEM WAVECOME DAN SENSOR LDR
BERBASIS MIKROCKONTROLER ATMEGA 8535
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Memperoleh Ahli Madya
FATHURRAHMAN
112408007
PROGRAM STUDI D-III FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS SUMATRA UTARA MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul : SISTEM PENGONTROLAN LAMPUN JARAK
JAUH MENGUNAKAN MODEM WAVECOME DAN SENSOR LDR
BERBASIS MIKROCKONTROLER ATMEGA 8535
Kategori : Tugas Akhir
Nama / NIM : FATHURRAHMAN / 112408007
Program Studi : Fisika D-III Departemen : Fisika
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara
Disetujui di Medan, Juli 2014
Disetujui Oleh
Ketua Program Studi Pembimbing,
Dr. Susilawati, M.Si Dr. Bisman Perangin-angin, M.Eng.Sc
LEMBAR PERNYATAAN
SISTEM PENGONTROLAN LAMPUN JARAK JAUH MENGUNAKAN
MODEM WAVECOME DAN SENSOR LDR BERBASIS MIKROCKONTROLER ATMEGA 8535
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2014
ABSTRAK
Telah dibuat suatu Sistem pengontrolan lampu menggunkan Modem GSM Dan LDR Berbasis Mikrokontroler Atmega8535 pada rumah. Sistem ini menggunakan sensor LDR, Mikrokontroler, Lcd, Led, Modem gsm wavecom m130b. Resistansi Sensor Cahaya LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebe-sar 1KΩ atau kurang. Ketika LDR dalam kondisi tidak terkena cahaya atau gelap/ kondisi malam yang terjadi rumah akan mengirim kondisi LDR melalui fasilitas sms gateway dan dapat menyalakan atau mematikan lampu dengan feedback sms gateway.way. Setelah diujikan alat ini dapat bekerja dengan baik karena pembacaan sensor dan pengiriman data yang baik,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan limpahan berkat-NYA penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan dalam waktu yang ditetapkan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini yaitu kepada: 1. Ibu Dr. Marpongahtun, M.sc selaku PDI Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Susilawati, M.Si selaku ketua Program Studi D3 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Bisman perangin angin, M.Eng.Sc selaku pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Proyek ini.
4. Seluruh Staf Pengajar / Pegawai program studi fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.
5. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan bantuan berupa dukungan moril dan materil yang sangat membantu dalam menyelesaikan Laporan Proyek ini.
6. Rekan Fisika Instrumentasi D3 yang memberikan bantuan penulis untuk menyelesaikan Laporan ini.
7. Semua pihak yang turut membantu dalam pengerjakan Laporan Proyek yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
DAFTAR ISI
2.1.1. Arsitektur Mkrokontroler AVR ATmega8535 ... 7
2.1.2. Fitur ATmega 8535 ... 9
2.1.3. Konfigurasi Pin ATmega 8535 ... 9
2.1.4. Deskripsi pin-pin pada Mikrokontroler ATmega8535 ... 11
2.1.5. Peta Memory ATMega8535 ... 15
2.1.6. Status Register ( SREG ) ... 17
2.1.7. Register Serba guna ( General Purpose Register) ... 19
2.1.8.USART ... 20
2.2 Light Dependent Resistor (LDR) 21
2.2.1 Bagian - Bagian dari LDR 22
2.2.2 Karakteristik Sensor Cahaya ... 23
2.2.3 Prinsip Kerja Sensor Cahaya LDR ... 24
2.3 Modem GSM ... 25
2.3.1. AT-Command) ... 28
2.3.3. Database ... 29
2.3.4. Microsoft Office Access ... 30
2.4 LCD ( Liquid Crystal Display ) ... 30
2.5 IC comparator (LM324) 35
2.6.1. PIN IC LM324 ... 36
2.6. Komunikasi Serial ... 38
2.6.1.Karakteristik Sinyal Port Serial ... 39
2.6.2. Port Komunikasi Serial ... 40
2.6.3. Koneksi Ke RS232 Port…….….……….... 43
2.7. Bahasa Pemrograman C ... 47
2.7.1.Struktur Bahasa C ... 48
2.7.2. Pengenal ... 49
2.7.3. Tipe Data ... 49
2.7.4. Konstanta Dan Variabel ... 52
2.7.5. IDENTIFIER ... 52
BAB III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ... 54
3.1. Diagram Blok Rangkaian ... 54
3.1.1. Fungsi Tiap Blok ... 55
3.2 Rangkaian Mikrokontroler ATmega8535 ... 55
3.3. Rangkaian Power Supply ... 57
3.4. Rangkaian LED ... 58
3.5. Perancangan Rangkaian LCD ... 59
3.6. Rangkaian Wavecom fastrack ... 60
3.7. FLOWCHART SISTEM ... 61
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 62
4.1 Pengukuran Rangkaian Mikrokontroller AT mega 8535 ... 62
4.2. Pengujian Rangkaian Power Supply ... 62
4.3 Pengujian rangkaian led 63
4.5 Pengujian koneksi modul GSM Wavecom dengan Mikrokontroller
ATmega8535 via serial max 232…………..………68
BAB V. PENUTUP ... 73
5.1. Kesimpulan ... 73
5.2. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Arsitektur ATMega8535 8
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega8535 11
Gambar 2.3 Organisasi memori ATMega8535 15
Gambar 2.4 (a) Register I/O Sebagai Memori Data 16
(b) Register I/O sebagai I/O 16
Gambar 2.5 Register Serba guna 18
Gambar 2.6 Status Register 19
Gambar 2.7 Light Dependent Resistor 22
Gambar 2.8 Bagian - Bagian Dari LDR 23
Gambar 2.9 Karakteristik LDR 24
Gambar 2.10 Rangkaian LDR 25
Gambar 2.11 Modem GSM Fastrack M1306B 27
Gambar 2.12 LCD 2x16 31
Gambar 2.13 Konfigurasi Pin LCD 32
Gambar 2.14 fisik IC LM324 36
Gambar 2.15 PIN IC LM324 37
Gambar 2.16 Level Tegangan RS232 pada Pengiriman Huruf “A” 40
Gambar 2.17 Port DB9 Jantan 40
Gambar 2.18 Port DB9 Betina 40
Gambar.2.19 Susunan Pin Konektor DB9 41
Gambar 2.20 IC MAX232 45
Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian 54 Gambar 3.2 Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA
8535……… .56
Gambar 3.3 Rangkaian Power Supplay (PSA) 57
Gambar 3.4 rangkaian led 59
Gambar 3.5. Rangkaian LCD 59
Gambar 3.6 rangkaian antar muka 60
Gambar 3.7 FLOWCHART SYSTEM 61
Gambar 4.1. Informasi Signature Mikrokontroler 62
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Set AT-Command 28
Tabel 2.2 Operasi Dasar LCD 33
Tabel 2.3 Konfigurasi Pin LCD 33
Tabel 2.4 Konfigurasi LCD 34
Tabel 2.5 Description PIN 38
Tabel 2.6 Fungsi Susunan Konektor DB9 41
Tabel 2.7 Nama – Nama Register 42
Tabel 2.8 Angka Pembagi 43
Tabel 2.9 Koneksi Null Mode 44
Tabel 2.10 Tipe Data 51
Tabel 4.1. Logika kondisi sensor 72
ABSTRAK
Telah dibuat suatu Sistem pengontrolan lampu menggunkan Modem GSM Dan LDR Berbasis Mikrokontroler Atmega8535 pada rumah. Sistem ini menggunakan sensor LDR, Mikrokontroler, Lcd, Led, Modem gsm wavecom m130b. Resistansi Sensor Cahaya LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebe-sar 1KΩ atau kurang. Ketika LDR dalam kondisi tidak terkena cahaya atau gelap/ kondisi malam yang terjadi rumah akan mengirim kondisi LDR melalui fasilitas sms gateway dan dapat menyalakan atau mematikan lampu dengan feedback sms gateway.way. Setelah diujikan alat ini dapat bekerja dengan baik karena pembacaan sensor dan pengiriman data yang baik,
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong manusia untuk berusaha mengatasi masalah yang timbul di sekitarnya dan meringankan pekerjaan yang sudah ada. Penggunaan mikrokontroler sangat luas, tidak hanya untuk akuisi data melainkan juga untuk pengendalian di pabrik – pabrik, kebutuhan peralatan kantor, peralatan rumah tangga, automobile, dan sebagainya.
Hal ini disebabkan karna mikrokontroler merupakan sistem mikroprosesor (yang didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM dan I/O) yang terpadu pada satu keping, selain itu komponennya (ATMega8535) murah dan mudah didapat di pasaran. Penulis merasa bahwa perkembangan mikrokontroler perlu diketahui oleh semua orang yang berkeinginan masuk dalam dunia elektronika.
Dalam kesempatan ini penulis mencoba membuat suatu alat menggunakan mikrokontroler ATMega8535 untuk tugas akhir dengan beberapa aplikasi diantaranya sensor jarak untuk mengendalikan putaran motor dc yang akan membuka dan menutup tutup tempat sampah secara otomatis. Alasan utama pemilihan mikrokontroler AVR sendiri karena merupakan generasi terbaru dari produk sebelumnya, yang mengalami penyempurnaan untuk mempermudah pengisian program.
memiliki kapabilitas yang sangat maju, tetapi dengan biaya ekonomis yang cukup minimal.
Selain itu teknologi saat ini juga merambah ke realitas kehidupan manusia, salah satunya adalah pengembangan suatu sistem otomasi pada rumah. sistem otomasi rumah sudah bukan hal umum ada di kalangan elite. Dengan berbagai fasilitas yang ada, sistem otomasi rumah nantinya bisa memudahkan pemiliknya untuk menjaga dan memberikan kenyamanan bagi setiap orang yang tinggal didalamnya. Fasilitas-fasilitas tersebut didapat karena adanya beberapa piranti sensor yang nantinya dapat mendeteksi suatu keadaan yang tidak sesuai dengan kriteria keadaan yang diharapkan yaitu nyaman, aman dan efesien. Untuk itulah penulis mencoba untuk membuat suatu alat dan Penulisan Tugas Akhir dengan judul “Sistem Pengontrolan Lampun Jarak Jauh Mengunakan Modem Wavecome Dan Sensor LDR Berbasis Mikrockontroler Atmega 8535”.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam merancang dan membuat Sistem Pengontrolan Lampun Jarak Jauh Mengunakan Modem Wavecome Dan Sensor LDR Berbasis
Mikrockontroler Atmega 8535. penulis akan membahas dan menganalisa rangkaian tersebut secara blok per blok. Komponen yang di gunakan dalam perancangan akan di bahas fungsinya secara umum dan karak teristik tidak di bahas. Perencanaan dan analisa rangkaian, di jelaskan secara blok perblok. Tidak di bahas bagaimana cara pembuatan program dan hasil nya hanya sekilas tentang bagaimana program tersebut berkerja.
Adapun Tujuan dari penulisan tugas akhir ini sebagai berikut :
1. Memanfaatkan teknologi SMS untuk mengendalikan Lampu Jarak Jauh 2. Memanfaatkan LDR sebagai kondisi Siang atau Malam.
3. Agar Lebih Mengerti tentang pengaplikasian Mikrokontroler dan sensor-sensor dalam kehidupan sehari-hari.
1.4. Batasan Masalah
Dalam perencanaan penulisan ini terdapat beberapa batasan masalah sebagai berikut:
1. Rangakaian Mikrokontroller yang di gunakan adalah mikrokontroller ATMega8535.
2. Modem GSM wavecome fastracke yang digunakan adalah M1306b yang berguna sebagai SMS gateway (Media Pengirim dan penerima SMS)
3. Sim Card yang di gunakan di dalam Modem Wavecome adalah kartu AS Telkomsel
4. Sensor yang di gunakan adalah Sensor LDR (light Dependent Resistor) sebagai pengkondisi siang dan malam.
5. Modem Wavecome tidak dapat melihat pulsa secara otomatis (tidak dapat melakukan Dial ke nomor tertentu)
6. Tidak membahas mengenai komunikasi Mobile Phone
1.5. Sistematika Penulisan
susunan bab – bab yang membentuk laporan ini dalam sistematika penulisan laporan dengan urutan sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Dan bahasa program yang digunakan, serta karakteristik dari komponen-komponen pendukung.
BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
Bab ini berisikan tentang proses perancangan dan pembuatan alat. Mulai dari peancangan dan pembuatan system secara hardware atau software
BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja alat, penjelasan mengenai rangkaian-rangkaian yang digunakan, penjelasan mengenai program yang diisikan ke mikrokontroller ATMega8535
BAB 5 PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen- komponen yang di gunakan dalam seluruh unit alat ini. Agar pembahasan tidak melebar dan menyimpang dari topic utama laporan ini, maka setiap komponen hanya di bahas sesuai fungsi nya pada masing- masing unit nya.
2.1 Mikrokontroler ATMega8535
Mikrokontroler dapat dianalogikan sebagai sebuah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah chip, artinya di dalam sebuah IC mikrokontroler sebetulnya sudah terdapat kebutuhan minimal agar mikroprosesor dapat bekerja, yaitu meliputi mikroprosesor, ROM, RAM, I/O dan clock seperti halnya yang dimiliki oleh sebuah PC. Mengingat kemasannya yang berupa sebuah chip dengan ukuran yang relatif lebih kecil, tentu saja spesifikasi dan kemampuan yang dimiliki oleh mikrokontroller akan menjadi lebih rendah bila dibandingkan dengan sistem komputer seperti PC baik dilihat dari segi kecepatannya. Tidak seperti system komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja.
fleksibel dan praktis digunakan terutama pada sistem-sistem yang relatif tidak terlalu kompleks atau tidak memerlukan bahan komputasi yang tinggi.
2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AVR ATmega8535
Mikrokontroller AVR merupakan keluarga mikrokontroller RISC (Reduced Instruction Set Computing) keluaran Atmel. Konsep arsitektur AVR pada mulanya dibuat oleh dua orang mahasiswa di Norwgian institute of Technology ( NTH ) yaitu Alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan.Mikrokontroler ATMega8535 merupakan salah satu anggota mikrokontroller AVR 8-bit. AVR merupakan mikrokontroller dengan arsitektur Harvard dimana antara kode program dan data disimpan dalam memori secara terpisah. Umumnya arsitektur Havard ini menyimpan kode program dalam memori permanen atau semi-permanen(non Volatille) Sedangkan data disimpan dalam memori tidak permanen(Volatile). ATMega8535 memiliki fitur yang cukup lengkap, mulai dari kapasitas memori program dan memori data yang cukup besar, interupsi, timer/counter, PWM, USART, TWI, analog comparator, EEPROM internal dan juga ADC internal semuanaya ada dalam ATMega8535.
Selain itu kemampuan kecepatan ekseskusi yang lebih tinggi menjadi alasan bagi banyak orang untuk beralih dan lebih memilih untuk menggunakan mikrokontroller jenis AVR dari pada pendahulu nya keluarga MCS-51.
saat satu instruksi di kerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memeori program. 32x 8bit register serba guna digunakan untuk mendukung opersi arithcmetic Logic Unit (ALU) yang dapat dilakukan dalam 1 siklus. 6 dari register serba guna dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16- bit pada mode pengalamatan tak langsung untuk mengambil data pada ruang memory data.Hampir semua instruksi AVR ini memiliki format 16-bit(word).
Selain register serba guna terdapat register lain yang tepetakan dengan teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan untuk beberapa fungsi khusus antara lain sebagai register kontrol timer/counter, interupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM dan Fungsi I/O lainnya. Register-register ini menempati memori pada alamat 0x20h-0x5fh.
2.1.2 Fitur ATMega8535
Berikut ini adalah fitur-fitur yang dimiliki oleh ATMega8535:
1. 130 macam instruksi,yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.
2. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHZ. 3. 512 Byte internal EEPROM.
4. 32x8-bit register serba guna.
5. 8 Kbyte Flash memory,yang memiliki fasilitas In-System Programing. 6. 512 Byte SRAM
7. Programming Lock, fasilitas untuk mengamankan kode program. 8. 4 channel output PWM.
9. 8 channel ADC 10-Bit.
10. 2 Buah timer/counter 8-bit dan 1 buah timer/counter 16-bit. 11. Serial USART.
12. Master/Slave SPI serial interface. 13. Serial TWI atau 12 C.
14. On-Chip Analog comparator.
2.1.3 Konfigurasi Pin ATMega8535
Mikrokontroler ATMega8535 memiliki 40 pin untuk model PDIP ditunjukkan pada Gambar 2.2, dan 44 pin untuk model TQFP dan PLCC. Nama-nama pin pada mikrokontroler ini adalah :
2. GND merupakan pin ground untuk catu daya digital.
3. Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O 8bit dua arah(bi-directional) dan pin masukan 8 chanel ADC.
4. Port B (PB0 – PB7) merupakan akan pin I/O 8 bit dua arah (bi-directional)dengan resistor pull-up internal dan pin fungsi khusus, yaitu sebagai Timer/Counter, komperator analog dan SPI.
5. Port C (PC0 – PC7) merupakan pin I/O 8bit dua arah (bi-directional)dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komperator analog, input ADC dan Timer Osilator.
6. Port D (PD0 – PD7) merupakan pin I/O 8 bit dua arah(bi-directional) dan pin fungsi khusus, yaitu komperator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler.
8. XTAL1 merupakan input ke penguat osilator pembalik dan input ke internal clock.
9. XTAL2 merupakan out put dari penguat oslator pembalik.
10. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC yang terhubung ke portA.
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega8535
2.1.4 Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler ATMega8535 :
1. Port A
Merupakan 8-bit dua arah bi-directional port I/O,dengan menggunakan resistor pull-up internal dimana setiap pinnya dapat diatur per bit. Output buffer Port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, kedelapan pin port A juga digunakan untuk masukan8 channel ADC.
Merupakan 8-bit dua arah(bi-directional) port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port B (DDRB) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output.Selain sebagai port I/O 8 bit port B juga dapat difungsikan secara individu sebagai berikut:
1. PB7: SCK ( SPI Bus Serial Clock)
2. PB6: MISO( SPI Bus Master Input/ Slave Out put) 3. PB5: MOSI( SPI Bus Master Output/Slave Input). 4. PB4: SS (SPI Slave Select Input)
5. PB3: AIN1(Analog Comparator Negatif Input) OC0 (Out put Compare Timer/counter 0)
6. .PB2: AIN0 (Analog Comparator Positif Input) INT2 (External Interrupt 2 Inpt)
7. PB1:T1 (Timer/Counter 1 External Counter Input)
8. PB0:T0 (Timer/Counter 0 External Counter Input) XCK (USART External Clock Input/Output)
3. Port C
LED secara langsung. Data Direction Register port C (DDRC) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, Port C juga difungsikan secara individu sebagai berikut:
1. PC7: TOSC2 (Timer Oscillator 2) 2. PC6: TOSC1 (Timer Oscillator 1) 3. PC1: SDA (Serial Data Input/Output) 4. PC0: SCI (Serial Clock)
4. Port D
Merupakan Port I/O 8-bit dua arah (bi-directional) . Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port D (DDRD) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus sebagai berikut:
1. PD7: OC2 ( Ouput Compare Timer/Counter 1) 2. PD6: ICP1 ( Timer Counter 1 input capture)
6. PD2: INT0 ( External interrupt 0 Input) 7. PD1: TXD ( USART Transmit)
8. PD0: RXD ( USART Receive)
5. RESET
RST pada pin 9 merupakan pin reset yang akan bekerja bira diberi pulsa rendah (aktif Low) selama minimal 1,5us.
6. XTAL2
Merupakan out put dari penguat dari osilator pembalik
7. XTAL1
Merupakan input ke penguat osilator pembalik dan input ke internal clock.
8. AVcc
Avcc adalah pin masukan catu daya yang digunakan untuk masukan analog ADC yang terhubung ke Port A. Kaki ini harus secara eksternal terhubung ke Vcc melalui lowpass filter.
9. AREF
10.AGND
AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali jika board memiliki anlaog ground yang terpisah.
2.1.5 Peta Memory ATMega8535
Mikrokontroller ATMega8535 memiliki 3 jenis memori yaitu memori program, memori data dan memori EEPROM.Ketigannya memiliki ruang-ruang tersendiri dan terpisah seperti terlihat pada gambar 2.5
Gambar 2.3 Organisasi memori ATMega8535
1. Memori Program
seperti ini sering dituliskan dengan 4K x 16 bit.Memori program ini juga terbagi menjadi dua yaitu program boot dan juga bagian program aplikasi.
2. Memori Data
ATMega8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu register serba guna,register I/O dan SRAM. 32 byte alamat terendah digunakan untuk register serbaguna yaitu R0 – R31. 64 byte berikut nya digunakan untuk register I/O yang digunakan untuk mengatur fasilitas timer /counter, interrupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM dan port I/O seperti Port A, Port B, Port C, dan Port D. Selanjutnya 512 byte diatasnya digunakan untuk memory data SRAM .
32 Register 64 I/O Register
Gambar 2.4 (a) Register I/O Sebagai Memori Data, (b) Register I/O sebagai I/O
3. Memori EEPROM
ATMega8535 memiliki memori EEPROM sebesar 512 byte yang terpisah dari memori program maupun dari memori data. Memori EEPROM ini hanaya dapat diakses dengan menggunakan register-register I/O yaitu register EEPROM Addres ( EEARH-EEARL), register EEPROM Data (EEDR) dan register EEPROM control ( EECR). Untuk megakses memory EEPROM ini diperlakukan sperti mengakses data eksternal sehingga waktu dari eksekusi relatif lebih lama dibadingkan jika kita mengakses data dari SRAM.
ATMega8535 memiliki 32 byte register serbaguna yang terletak pada awal alamat RAM. Dari 32 byte register serba guna 6 byte terakhir juga digunakan sebagai register pointer yaitu register pointer X,register pointer Y dan Register pointer Z.
Gambar 2.5 Register Serba guna
2.1.7 USART ( Universal Synchronous and Asynchoronous Serial Receiver And Transmitter)
USART memungkinkan transmisi data baik secara synchronous maupun asynchronous sehingga dengan demikian USART pasti kompatibel dengan UART.
Pada ATMega8535,pengaturan secara umum pengaturan mode komunikasi baik Synchronous maupun Asynchronous adalah sama , perbedaannya hanya terletak pada sumber clocknya saja. Pada mode Asynchronous masing – masing Peripheral memiliki sumber clock sendiri sedang kan pada mode Synchronous hanya ada satu sumber clock yang digunakan secra bersama- sama. Dengan demikian secara hardware untuk mode Asynchronous hanya membutuhkan 2 pin yaitu TXD dan RXD sedangkan untuk mode Synchronous harus 3 pin yaitu TXD,RXD dan XCK.
2.1.8 Status Register ( SREG)
Register SREG digunakan untuk menyimpan informasi dari hasil operasi aritmatika yang terakhir . Informasi-informasi dari register SREG dapat digunakan untuk mengubah alur program, yang sedang dijalankan dengan mengunakan instruksi percabangan . Data SREG akan selalu berubah jika setiap instruksi atau operasi pada ALU dan datanya tidak otomatis tersimpan apabila terjadi instruksi percabangan baik karena instruksi maupun lompatan.
Status Register ATMega8535 :
Bit 7 – I : Global Interrupt Enable
Bit I digunakan untuk mengaktifkan interrupsi secara umum ( interrupsi global). Jika bit I benilai “1” maka interrupsi secara umum akan aktif , tetapi jika bernilai “0” maka tidak ada satupun interrupsi yang aktif. Pengaturan jenis-jenis interrupsi apa sja yang akan aktif dilakukan dengan mengatur register kontrol yang sesuai dengan jenis interrupsi tersebut, dengan terlebih dahulu mengaktifkan interupsi global, yaitu bit I diset ‟1‟.
Bit 6 – T : Bit Copy Storage
Bit T digunakan untuk mementukan bit sumber atau bit tujuan pada instruksi bit copy.Pada instruksi BST ,data akan dicopy dari register ke bit T( Bit T sebagai tujuan) sedangkan pada instruksi BLD, bit T akan di copy ke register ( Bit T Sebagai Sumber).
Bit 5 – H : Half carry Flag
Bit H digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya setengah carry pada operasi aritmatika BCD, yaitu membagi satu byte data menjadi dua bagian (masing-masing 4 bit) dan masing-masing bagian dianggap sebagai 1 digit desimal.
4.Bit 4 – S: Sign bit
Bit 3 – V : Two‟s Complement over flow flag
Bit V digunakan untuk mendukun operasi aritmatika komplemen 2.Jika terjadi luapan pada operasi aritmatika bilangan komplemen 2 maka akan menyebabkan bit V bernilai “1”.
Bit 2 - N : Negative Flag
Bit N digunakan untuk menunjukkan apakah hasil sebuah operasi aritmatika ataupun operasi logika bernilai negatif atau tidak.Jika hasilnya negatif maka bit N bernilai “1” dan jika hasilnya bernilai positif maka bit N bernila ‟0”.
Bit 1 - Z : Zero Flag
Bit Z digunakan untuk menunjukkan hasil operasi aritmatika ataupun operasi logika apakah bernilai nol atau tidak.Jika hasilnya nol maka bit Z bernilai “1” dan jika hasilnya tidak nol maka bit Z bernilai‟0”.
Bit 0 – C : Carry flag
Bit C digunakan untuk menunjukkan hasil operasi aritmatika ataupun logika apakah ada carry atau tidak.Jika ada carry maka bit C bernilai ‟1” dan jikatidak ada carry maka bit C akan bernilai “0”.
2.2 Light Dependent Resistor (LDR)
perubahan penerimaan cahaya. Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor
Sebuah light dependent resistor (LDR) terdiri dari sebuah piringan bahan semikonduktor dengan dua buah elektroda pada permukaannya. Dalam gelap atau di bawah cahaya yang redup, bahan piringan hanya mengandung elektron bebas dalam jumlah yang relatif sangat kecil. Hanya tersedia sedikit elektron bebas untuk mengalirkan muatan listrik. Dengan kata lain, nilai hambatan bahan sangat tinggi.
) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri. LDR sering disebut dengan alat atau sensor yang berupa resistor yang peka terhadap cahaya. Biasanya LDR terbuat dari cadmium sulfida yaitu merupakan bahan semikonduktor yang resistansnya berupah-ubah menurut banyaknya cahaya (sinar) yang mengenainya.
Gambar 2.7 Light Dependent Resistor
Gambar 2.8 Bagian - Bagian Dari LDR
2.2.2 Karakteristik Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu bentuk komponen yang mempunyai perubahan resistansi yang besarnya tergantung pada cahaya. Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery dan Respon Spektral sebagai berikut :
ke-naikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR tipe arus harganya lebih besar dari 200K/detik(selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai den-gan level cahaya 400 lux.
Gambar 2.9 Karakteristik LDR
2. Respon Spektral Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium, baja, emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar yang paling banyak, digunakan karena mempunyai daya hantaryang baik.
2.2.3 Prinsip Kerja Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Resistansi Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) akan berubah seiring den-gan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR seki-tar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebe-sar 1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari ba-han semikonduktor seperti kadmium sul-fida. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak mua-tan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah men-galami penurunan.
Gambar 2.10Rangkaian LDR
2.3 Modem GSM
lain dalam lalu lintas internet. Kata Modem itu sendiri merupakan kependekan dari Modulator Demodulator. Ini berarti Modem bekerja dengan cara mengubah informasi digital dari komputer pengirim ke dalam bentuk sinyal analog yang ditransmisikan melaluli line telepon.
Selanjutnya Modem pada komputer penerima akan mengubah ulang sinyal analog ke sinyal digital. Modem GSM adalah sebuah perangkat Modem Wireless Plug and Play dengan konektivitas GSM/GPRS untuk aplikasi-aplikasi machine to machine. GSM Modul atau Modem GSM adalah jenis khusus dari modem yang menerima kartu SIM, dan mengoperasikan selama berlangganan ke operator mobile, seperti ponsel. Modem GSM dihubungkan dengan suatu interface yang memungkinkan aplikasi seperti SMS untuk mengirim dan menerima pesan melalui Modem. Beberapa fungsi kegunaan modem ini di masyarakat adalah antara lain:
· SMS Broadcast application
· SMS Quiz application
· SMS Polling
· SMS auto-reply
· M2M integration
· Aplikasi Server Pulsa
· Telemetri
Pada pembuatan proyek ini, digunakan Modem GSM Serial Wavecom Fastrack M1306B. Untuk Modem seri ini memiliki dua type konektor yaitu
serial dan USB[12].
Gambar 2.11 Modem GSM Fastrack M1306B
Spesifikasi modem WAVECOM FASTRACK M1306B:
· Dual-band GSM 900/1800MHZ & GPRS Class 10
· GSM Dual Band antenna
· Power Supply with 4 pin connector (untuk serial)
· Standard USB 2.0 interface (untuk USB)
· Input Voltage : 5V-32V
· Maximum transmitting speed 253KBps
· Support AT-Command
2.3.1 AT-Command
AT-Command adalah singkatan dari Attention Command. AT Command adalah perintah yang digunakan dalam komunikasi dengan serial port. Pada awalnya standar perintah ini untuk modem-modem telepon PSTN, akan tetapi perintah ini sekarang dikembangkan juga untuk modem-modem GSM.
Perintah AT-Command dapat diberikan kepada handphone atau GSM/CDMA modem untuk melakukan sesuatu hal, termasuk untuk mengirim dan menerima SMS. Dengan memberikan perintah ini di dalam komputer/mikrokontroller maka perangkat kita dapat melakukan pengiriman atau penerimaan SMS secara otomatis untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk memulai suatu perintah AT-Command, diperlukan prefiks
“AT” atau “at” dalam setiap perintah AT-Command.[6]
2.3.2 Short Message Service (SMS)
Short Message Service (SMS) merupakan salah satu tipe Instant Messaging (IM) yang memungkinkan user untuk bertukar pesan singkat. SMS dihantarkan pada channel signal Global System for Mobile Communication (GSM). Dewasa ini perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat teknologi SMS ini banyak digemari masyarakat karena teknologi ini bersifat praktis, murah dan mudah untuk digunakan.
di jaringan atau yang disebut SMS Center (SMSC). Di SMSC pesan disimpan dan dicoba untuk mengirimkannya selama beberapa kali. Batas waktu yang telah ditentukan untuk menyimpannya biasanya sekitar 1 hari atau 2 hari, lalu pesan dihapus.
2.3.3 Database
Database merupakan sekumpulan data yang terintegrasi yang diorganisasi untuk memenuhi kebutuhan pemakai untuk keperluan organisasi yang dimana dapat dipakai hanya sekali atau berulang yang dimana dalam bentuk digital. Salah satu komponen penting dalam penggunaan database adalah DataBase Management System (DBMS). DBMS ini bertugas untuk menangani semua akses ke database dan bertanggug jawab untuk menerapkan pemeriksaan otorisasi dan prosedur validasi.
2.3.4 Microsoft Office Access
Salah satu software atau aplikasi yang banyak digunakan untuk membuat suatu database sederhana adalah Microsoft Access. Micosoft Access merupakan software yang dikeluarkan oleh microsoft untuk membuat aplikasi database. Sofware ini cocok untuk kalangan industri kecil atau rumah tangga,
2.4 LCD (Liquid Crystal Display)
LCD merupakan salah satu perangkat penampil yang sekarang ini mulai banyak digunakan. Penampil LCD mulai dirasakan menggantikan fungsi dari penampil CRT (Cathode Ray Tube), yang sudah berpuluh-puluh tahun digunakan manusia sebagai penampil gambar/text baik monokrom (hitam dan putih), maupun yang berwarna. Teknologi LCD memberikan keuntungan dibandingkan dengan teknologi CRT, kaena pada dasarnya, CRT adalah tabung triode yang digunakan sebelum transistor ditemukan. Beberapa keuntungan LCD dibandingkan dengan CRT adalah konsumsi daya yang relative kecil, lebih ringan, tampilan yang lebih bagus, dan ketika berlama-lama di depan monitor, monitor CRT lebih cepat memberikan kejenuhan pada mata dibandingkan dengan LCD.
Gambar 2.12 LCD 2x16
piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan baris dan kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang latar (backplane), yang merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang ditutupi oleh lapisan elektroda trasparan. Dalam keadaan normal, cairan yang digunakan memiliki warna cerah. Daerah-daerah tertentu pada cairan akan berubah warnanya menjadi hitam ketika tegangan diterapkan antara bidang latar dan pola elektroda yang terdapat pad sisi dalam lempeng kaca bagian depan.
Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa microampere), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat menggunakan catu daya yang kecil. Keunggulan lainnya adalah tampilan yang diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah di bawah terang sinar matahari. Di bawah sinar cahaya yang remang-remang dalam kondisi gelap, sebuah lampu (berupa LED) harus dipasang dibelakang layar tampilan.
LCD yang digunakan adalah jenis LCD yang mena mpilkan data dengan 2 baris tampilan pada display. Keuntungan dari LCD ini adalah :
1. Dapat menampilkan karakter ASCII, sehingga dapat memudahkan untuk
membuat program tampilan.
2. Mudah dihubungkan dengan port I/O karena hanya mengunakan 8 bit data dan
3 bit control.
3. Ukuran modul yang proporsional.
LCD 16x2
Gambar 2.13 Konfigurasi Pin LCD
Operasi dasar pada LCD terdiri dari empat, yaitu instruksi mengakses proses
internal, instruksi menulis data, instruksi membaca kondisi sibuk, dan instruksi membaca
data. ROM pembangkit sebanyak 192 tipe karakter, tiap karakter dengan huruf 5x7 dot
matrik. Kapasitas pembangkit RAM 8 tipe karakter (membaca program), maksimum
pembacaan 80x8 bit tampilan data. Perintah utama LCD adalah Display Clear, Cursor
Home, Display ON/OFF, Display Character Blink, Cursor Shift, dan Display Shift. Tabel 2.3
menunjukkan operasi dasar LCD.
Tabel 2.2 Operasi Dasar LCD
RS R/W Operasi
0 0 Input Instruksi ke LCD
0 1 Membaca Status Flag (DB7) dan alamat counter (DB0 ke DB6)
1 0 Menulis Data
Tabel 2.3 Konfigurasi Pin LCD
Pin
No.
Keterangan Konfigurasi Hubung
1 GND Ground
2 VCC Tegangan +5VDC
3 VEE Ground
4 RS Kendali RS
5 RW Ground
6 E Kendali E/Enable
7 D0 Bit 0
8 D1 Bit 1
9 D2 Bit 2
10 D3 Bit 3
11 D4 Bit 4
12 D5 Bit 5
13 D6 Bit 6
14 D7 Bit 7
16 K Katoda (Ground)
Tabel 2.4 Konfigurasi Pin LCD
Pin Bilangan biner Keterangan
RS 0 Inisialisasi
1 Data
RW 0 Tulis LCD / W (write)
1 Baca LCD / R (read)
E 0 Pintu data terbuka
1 Pintu data tertutup
Lapisan film yang berisis Kristal cair diletakkan di antara dua lempeng kaca yang
telah ditanami elektroda logam transparan. Saat teganga dicatukan pada beberapa
pasang elektroda, molekul – molekul Kristal cair akan menyusun diri agar cahaya yang
mengenainya akan dipantulkan atau diserap. Dari hasil pemantulan atau penyerapan
cahaya tersebut akan terbentuk pola huruf, angka, atau gambar sesuai bagian yang di
aktifka.
LCD membutuhkan tegangan dan daya yang kecil sehingga sangat popular untuk
aplikasi pada kalkulator, arloji digital, dan instrument elektronika lain seperti Global
Positioning System (GPS), baragraph display dan multimeter digital. LCD umumnya
menampilkan beberapa kolom dan baris dalam satu panel. Untuk membentuk pola, baik
karakter maupun gambar pada kolom dan baris secara bersamaan digunakan metode
Screening.
Metode screening adalah mengaktifkan daerah perpotongan suatu kolo dan suatu
baris secara bergantian dan cepat sehingga seolah-olah aktif semua. Penggunaan
metode ini dimaksudkan untuk menghemat jalur yang digunakan untuk mengaktifkan
panel LCD. Saat ini telah dikembangkan berbagai jenis LCD, mulai jenis LCD biasa, Passive
Matrix LCD (PMLCD), hingga Thin-Film Transistor Active Matrix (TFT-AMLCD).
Kemampuan LCD juga telah ditingkatkan daru yang monokrom hingga yang mampu
menampilkan ribuan warna.
2.5 IC comparator ( LM324)
LM324 adalah 14 pin IC yang terdiri dari empat amplifier operasional independen (op-amp) kompensasi dalam satu paket. Op-amp gain tinggi penguat tegangan elektronik dengan masukan diferensial dan, biasanya, output tunggal berakhir. Tegangan output berkali-kali lebih tinggi dari perbedaan tegangan antara terminal input dari sebuah op-amp.
Op-amp ini dioperasikan oleh catu daya tunggal LM324 dan perlu untuk dual pasokan dihilangkan. Mereka dapat digunakan sebagai amplifier,
Gambar 2.14 fisik IC LM324
2.5.1 PIN IC LM324
Gambar 2.15 PIN IC LM324
a. Pin 1,7,8,14 (Output) Merupakan sinyal output.
b. Pin 2,6,9,13 (Inverting Input) yaitu Semua sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang berkebalikan dari input.
c. Pin 3,5,10,12 (Non-inverting input) yaitu Semua sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang sama dengan input (tidak berkebalikan).
d. Pin 4 (+Vcc) yaitu Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara +5 Volt sampai +15 Volt.
Tabel 2.5 Description PIN
2.6 Komunikasi Serial
untuk mengubah dari arus dan tegangan logika TTL menjadi arus tegangan logika komputer (RS232).
2.6.1 Karakteristik Sinyal Port Serial
Standar sinyal komunikasi serial yang banyak digunakan adalah Standar RS232 yang dikembangkan oleh Electronic Industri Association (EIA/TIA) yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1962.Ini terjadi jauh sebelum IC TTL populer sehingga sinyal ini tidak ada hubungan sama sekali dengan level tegangan IC TTL. Standar ini hanya menyangkut komunikasi antara (Data Terminal Equipment – DTE) dengan alat – alat pelengkap komputer (Data Circuit Terminating Equipment – DCE). Standar sinyal RS232 memiliki ketentuan level tegangan sebagai berikut :
• Logika 1 disebut ‘Mark’ terletak antara -3 Volt sampai -25 Volt • Logika ‘0’ disebut ‘space’ terletak antara +3 Volt samapai +25 Volt. • Daerah tegangan antara -3 Volt sampai +3 Volt adalah invalid level, yaitu
daerah tegangan yang tidak memiliki level logika pasti sehingga harus dihindari. Demikian juga level tegangan dibawah -25 Volt dan diatas +25 Volt juga harus dihindari karena bisa merusak line driver pada saluran RS232
Gambar 2.16 Level Tegangan RS232 pada Pengiriman Huruf “A” Tanpa Bit Paritas.
2.6.2 Port Komunikasi Serial
Komunikasi serial membutuhkan port sebagai saluran data. Berikut tampil port serial DB9 yang umum digunakan sebagai port serial
Gambar 2.17 Port DB9 Jantan
Untuk menghubungkan antara 2 buah PC, biasanya digunakan format null mode, dimana pin TxD dihubungkan dengan RxD pasangan, pin Sinyal ground (5) dihubungkan dengan SG di pasangan, dan masing masing pin DTR, DSR dan CD dihubung singkat, dan pin RTS dan CTS dihubung singkat di setiap devais.
Gambar.2.19 Susunan Pin Konektor DB9
Untuk dapat menggunakan port serial harus diketahui dahulu alamat dari port serial tersebut. Biasanya tersedia dua port serial pada CPU, yaitu COM1 dan COM2. Base Address COM1 biasanya 1016 (3F8h) dan COM2 biasanya 760 (2F8h). Alamat tersebut adalah alamat yang biasa digunakan, tergantung komputer yang digunakan.Tepatnya kita bisa melihat pada peta memori tempat menyimpan alamat tersebut, yaitu memori 0000.0400h untuk COM1 dan 0000.0402h untuk COM2. Berikut adalah nama – nama register yang digunakan beserta alamatnya.
Tabel 2.7 Nama – Nama Register
Keterangan Register
• RX Buffer , digunakan untuk menampung dan menyimpan data dari DCE. • TX Buffer , digunakan untuk menampung dan menyimpan data yang akan dikirim ke port serial.
• Baud Rate Divisor Latch MSB , digunakan untuk menampung byte bobot tinggi untuk pembagi clock pada IC UART sehingga total angka pembagi adalah 4 byte yang dapat dipilih dari 0001h sampai FFFFh.
Berikut adalah tabel angka pembagi yang sering digunakan : Tabel 2.8 Angka Pembagi
2.6.3 Koneksi Ke RS232 Port
Koneksi TXD dan RXD MCU MCS-51 dengan port serial komputer selain level tegangannya harus disesuaikan, cara koneksikan juga perlu diperhatikan. Ada semacam protokol komunikasi, bila DTE hendak menghubungi DCE atau sebaliknya, untuk ’DCE’ yang berupa MCU MCS-51 ini, protokol perlu diakali, lebih sederhana prosesnya, sehingga tidak memrlukan software yang rumit, tetapi masih tetap handal. Selain sinyal data, terdapat sinyal – sinyal protokol komunikasi serial pada komputer dan dihubungkan keluar melalui konektor male DB9 (komputer baru) dan DB25 (Komputer lama), nama sinyal – sinyal tersebut adalah:
• SG, Signal Ground
• DTR, Data Terminal Ready • DSR, Data Set Ready • CD, Carrier Detect • RTS, Request To Send • CTS, Clear To Send.
Tabel 2.9 Koneksi Null Mode
Gambar 2.20 IC MAX232
Protokol standar yang mengatur komunikasi melalui serial port disebut RS-232 (Recommended Standard-232) yang dikembangkan oleh EIA (Electronic Industries Association). Interfacing RS-232 menggunakan komunikasi asyncronous di mana sinyal clock tidak dikirimkan bersamaan dengan data. Setiap word data disingkronisasikan menggunakan sebuah start bit dan sebuah stop bit. Jadi, sebuah frame data terdiri dari sebuah start bit, diikuti bit-bit data dan diakhiri dengan stop bit. Jumlah bit data yang digunakan dalam komunikasi serial adalah 8 bit. Encoding yang digunakan dalam komunikasi serial adalah NRZ (Non-Return-to-Zero), di mana bit 1 dikirimkan sebagai high value dan bit 0 sebagai low value.
Komunikasi serial merupakan hal yang penting dalam system embedded, karena dengan komunikasi serial kita dapat dengan mudah menghubungkan mikrokontroler dengan devais lainnya.
digunakan bermacam-macam, tapi yang paling mudah dan sering digunakan ialah IC MAX232/HIN232.
Pada prinsipnya, komunikasi serial ialah komunikasi dimana pengiriman data dilakukan per bit, sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi parallel seperti pada port printer yang mampu mengirim 8 bit sekaligus dalam sekali detak. Beberapa contoh komunikasi serial ialah mouse, scanner, dan system akuisisi data yang terhubung ke port COM1/COM2.
Jika ingin menggunakan mikrokontroler untuk berkomunikasi dengan komputer atau device lainnya maka Rx dan Tx tidak bisa langsung dihubungkan begitu saja dengan device tersebut karena level sinyal yang digunakan berbeda-beda. Contohnya komunikasi serial untuk komputer menggunakan sinyal RS232 yaitu sinyal yang gelombang level sinyalnya antara +25V sampai -25V. Oleh karena itu, jika ingin diharapkan terjadi komunikasi antara mikrokontroler dengan komputer dibutuhkan sebuah buffer yang dapat mengubah sinyal level TTL dari mikrokontroler menjadi sinyal level RS232. Salah satu Buffer yang sering digunakan adalah IC MAX232CPE dan menggunakan transistor NPN maupun PNP.
Gambar 2.21 merupakan penggunaan ic max 232 dalam rangkaian sebagai
2.7 Bahasa Pemograman C
Bahasa C dikembangkan pada Lab Bell pada tahun 1978, oleh Dennis Ritchi dan Brian W. Kernighan. Pada tahun 1983 dibuat standar C yaitu stnadar ANSI ( American National Standards Institute ), yang digunakan sebagai referensi dari berbagai versi C yang beredar dewasa ini termasuk Turbo C.
Dalam beberapa literature, bahasa C digolongkan bahasa level menenganh karena bahasa C mengkombinasikan elemen bahasa tinggi dan elemen bahasa rendah. Kemudahan dalam level rendah merupakan tujuan diwujudkanya bahasa C. pada tahun 1985 lahirlah pengembangan ANSI C yang dikenal dengan C++
(diciptakan oleh Bjarne Struostrup dari AT % TLab). Bahasa C++ adalah pengembangan dari bahasa C. bahasa C++ mendukung konsep pemrograman berorientasu objek dan pemrograman berbasis windows.
Sampai sekarang bahasa C++ terus brkembang dan hasil perkembangannya muncul bahasa baru pada tahun 1995 (merupakan keluarga C dan C++ yang dinamakan java). Istilah prosedur dan fungsi dianggap sama dan disebut dengan fungsi saja. Hal ini karena di C++ sebuah prosedur pada dasanya adalah sebuah fungsi yang tidak memiliki tipe data kembalian (void). Hingga kini bahasa ni masih popular dan penggunaannya tersebar di berbagai platform dari windows samapi linux dan dari PC hingga main frame.
Ada pun kekurangan dan Kelebihan Bahasa C sebagai berikut :
• Kelebihan Bahasa C:
· Kode bahasa C sifatnya adalah portable dan fleksibel untuk semua jenis computer.
· Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci. hanya terdapat 32 kata kunci.
· Proses executable program bahasa C lebih cepat · Dukungan pustaka yang banyak.
· C adalah bahasa yang terstruktur
· Bahasa C termasuk bahasa tingkat menengah
penempatan ini hanya menegaskan bahwa c bukan bahasa pemrograman yang berorientasi pada mesin. yang merupakan ciri bahasa tingkat rendah. Melainkan berorientasi pada obyek tetapi dapat dinterprestasikan oleh mesin dengan cepat. secepat bahasa mesin. inilah salah satu kelebihan c yaitu memiliki kemudahan dalam menyusun programnya semudah bahasa tingkat tinggi namun dalam mengesekusi program secepat bahasa tingkat rendah.
• Kekurangan Bahasa C:
· Banyaknya operator serta fleksibilitas penulisan program kadang-kadang membingungkan pemakai.
· Bagi pemula pada umumnya akan kesulitan menggunakan pointer. ·
2.7.1 Struktur Bahasa C
a. Program bahasa C tersusun atas sejumlah blok fungsi.
b. Setiap fungsi terdiri dari satu atau beberapa pernyataan untuk melakukan suatu
proses tertentu.
d. Sstiap program bahasa C mempunyai suatu fungsi dengan nama “main”
(Program Utama).
e. Fungsi bisa diletakkan diatas atau dibawah fungsin “main”.
f. Setiap statemen diakhiri dengan semicolon (titik koma).
2.7.2 Pengenal
Pengenal (identifier) merupakan sebuah nama yang didefenisikan oleh pemrograman untuk menunjukkan indetitas dari sebuah konstanta, variable, fungsi, label atau tipe data khusus. Pemberian nama sebuah pengenal dapat ditentukan bebas sesuai keinginan pemrogram tetapi harus memenuhi atura berikut :
• Karakter pertama tidak boleh menggunakan angka
• Karakter kedua dapat berupa huruf, angka, atau garis bawah.
• Tidak boleh menggunakan spasi.
• Bersifat Case Sensitive, yaitu huru capital dan huruf kecil dianggap berbeda.
• Tidak boleh mengunakan kata – kata yang merupakan sitaks maupun operator
dalam pemrograman C, misalnya : Void, short, const, if, static, bit, long, case, do,
switch dll.
2.7.3 Tipe Data
karakter. Hal ini bertujuan agar program yang kita buat tidak membutuhkan pemesanan kapling memori yang berlebihan. Seorang programmer yang handal harus dapat memilih dan menentukan tipe data apa yang seharusnya digunakan dalampembuatan sebuah program. Secara garis besar tipe data pada bahasa C dibagi menjadi beberapa bagian antara lain sebagai Berikut
Macam-Macam Tipe Data Pada Bahasa C :
1. Tipe Data Karakter
Sebuah karakter, baik itu berupa huruf atau angka dapat disimpan pada sebuah variabel yang memiliki tipe data char dan unsigned char. Besarnya data yang dapat disimpan pada variabel yang bertipe data char adalah -127 - 127. Sedangkan untuk tipe data unsigned char adalah dari 0 - 255. Pada dasarnya setiap karakter memiliki nilai ASCII, nilai inilah yang sebetulnya disimpan pada variabel yang bertipe data karakter ini.
2. Tipe Data Bilangan Bulat
Tipe data bilangan bulat atau dapat disebut juga bilangan desimal merupakan sebuah bilangan yang tidak berkoma. Pada bahasa C terdapat bermacam-macam tipe data yang dapat kita gunakan untuk menampung bilangan bulat. Kita dapat menyesuaikan penggunaan tipe data dengan terlebih dahulu memperhitungkan seberapa besar nilai yang akan kita simpan. Contohnya seperti berikut, kiata akan melakukan operasi penjumlahan nilai 300 dan 100 dan hasilnya akan disimpan pada variabel c.
data unsigned int. Namun berbeda halnya jika saya ingin melakukan operasi pengurangan -5 - 300, jika dilihat hasilnya akan negatif maka selayaknya digunakan variabel dengan tipe data int.
3. Tipe Data Bilangan Berkoma
Pada bahasa C terdapat dua buah tipe data yang berfungsi untuk menampung data yang berkoma. Tipe data tersebut adalah float dan double. Double lebih memiliki panjang data yang lebih banyak dibandingkan float. Tipe data double dapat digunakan jika kita membutuhkan variabel yang dapat menampung tipe data berkoma yang bernilai besar.
Tabel 2.10 Tipe Data
Tipe Data Ukuran Jangkauan Nilai
Bit 1 byte 0 atau 1
Char 1 byte -128 s/d 127
Unsigned Char 1 byte 0 s/d 255
Signed Char 1 byte -128 s/d 127
Int 2 byte -32.768 s/d 32.767
Short Int 2 byte -32.768 s/d 32.767
Unsigned Int 2 byte 0 s/d 65.535
Long Int 4 byte -2.147.483.648 s/d 2.147.483.647
Unsigned Long Int 4 byte 0 s/d 4.294.967.295
Signed Long Int 4 byte -2.147.483.648 s/d 2.147.483.647
Float 4 byte 1.2*10-38 s/d 3.4*10+38
Double 4 byte 1.2*10-38 s/d 3.4*10+38
2.7.4 Konstanta Dan Variabel
Konstanta dan variable merupakan sebuah tempat untuk menyimpan data yang berada di dalam memori. Konstanta berisi data yang nilainya tetap dan tidak dapat diubah selama program dijalankan, sedangkan variable berisi data yang bisa berubah nilainya pada saat program dijalankan.
2.8.5 IDENTIFIER
Identifier atau nama pengenal adalah nama yang ditentukan sendiri oleh pemrogram yang digunakan untuk menyimpan nilai, misalnya nama variable, nama konstanta, nama suatu elemen (misalnya: nama fungsi, nama tipe data, dll). Identifier punya ketentuan sebagai berikut :
1. Maksimum 32 karakter (bila lebih dari 32 karakter maka yang diperhatikan hanya 32 karakter pertama saja).
3. Karakter pertama harus karakter atau underscore ( _ ) . selebihnya boleh angka.
4. Tidak boleh mengandung spasi atau blank.
BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
3.1. Diagram Blok Rangkaian
LDR 1
LDR 2
LDR 3
LDR 4
ATMEGA 8535 Power Suply
Led 1
Led 2
Led 3
Led 4
Modul GSM-Wavecom
LCD
3.1.1 Fungsi Tiap Blok
1. Blok LDR : Sebagai input/penanda intensitas cahaya matahari
2. Blok mikrokontroller : Mengkonversi data dari sensor dan modul GSM Wavecom
3. Blok LED : Sebagai output dari sensor LDR 4. Blok LCD : Sebagai output tampilan
5. Blok power supply : sebagai penyedia tegangan ke system dan sensor
6. Blok Modul-GSM : Sebagai pengirim informasi dan penerima feedback
3.2. Rangkaian Mikrokontroller ATMega8535
Gambar 3.2 Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA 8535
Dari gambar 3.3, Rangkaian tersebut berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC Mikrokontroler ATMega8535. Semua program diisikan pada memori dari IC ini sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.
(aktif rendah). Pulsa transisi dari tinggi ke rendah akan me-reset mikrokontroler ini.
Untuk men-download file heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke RJ45. RJ45 sebagai konektor yang akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP Programmer inilah dihubungkan ke komputer melalui port paralel.
Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak pada kaki 6, 7, 8, 9, 10 dan 11. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke ISP Programmer, maka pemograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena mikrokontroler tidak akan bisa merespon.
3.3. Rangkaian Power Supply
Gambar 3.3 Rangkaian Power Supplay (PSA)
Gambar 3.2 menunjukkan rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 3.3 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay
tegangan ke seluruh rangkaian, termasuk ke mikro dan lcd. Rangkaian tersebut berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada.
Rangkaian tersebut bermula dari tegangan AC dari PLN sebesar 220VAC masuk ke trafo. Kemudian Trafo menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya.
LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi untuk memasok arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar.
Tegangan 3.3 volt DC langsung diambil dari keluaran dioda bridge penyearah. IC LM317 membutuhkan tegangan ±7.5 V dan arus ±100 mA. Untuk mendapatkan nilai Vout 3.3 dipakai resistor 200 Ω dan 300 Ω.
3.4. Rangkaian Led
Pada penelitian ini, led yang digunakan adaah led superbright dengan tegangan 3,3 volt. Fitur dan Spesifikasi High Power Light Emitting Diode 3 Watt
• Catu daya tipikal 3,6 Volt
Gambar 3.4 rangkaian led
3.5.Perancangan Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)
Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD (Liquid Crystal Display) 16 x 2. Untuk blok ini tidak ada komponen tambahan karena mikrokontroler dapat memberi data langsung ke LCD, pada LCD Hitachi - M1632 sudah terdapat driver untuk mengubah data ASCII output mikrokontroler menjadi tampilan karakter. Pemasangan potensio sebesar 5 KΩ untuk mengatur kontras karakter yang tampil. Gambar 3.4 berikut merupakan gambar rangkaian LCD yang dihubungkan ke mikrokontroler.
Dari gambar 3.4, rangkaian ini terhubung ke PB.0... PB.7, yang merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu sebagai Timer/Counter, komperator analog dan SPI mempunyai fungsi khusus sebagai pengiriman data secara serial. Sehingga nilai yang akan tampil pada LCD display akan dapat dikendalikan oleh Mikrokontroller ATMega8535.
3.6. Rangkaian Wavecom fastrack
Rangkaian antar muka ini bertujuan agar mikrokontroler dapat berkomunikasi dengan modem GSM.
PORTD.0 PORTD.1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535
Karena pemrograman menggunakan mode ISP (In System Programming) mikrokontroler harus dapat diprogram langsung pada papan rangkaian dan rangkaian mikrokontroler harus dapat dikenali oleh program downloader. Pada pengujian ini berhasil dilakukan dengan dikenalinya jenis mikrokontroler oleh program downloader yaitu ATMega8535.
Gambar 4.1. Informasi Signature Mikrokontroler
ATMega menggunakan kristal dengan frekuensi 8 MHz, apabila Chip Signature sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat, bisa dikatakan rangkaian mikrokontroler bekerja dengan baik dengan mode ISP-nya.
Pengujian rangkaian power supply ini bertujuan untuk mengetahui tegangan yang dikeluarkan oleh rangkaian tersebut, dengan mengukur tegangan keluaran dari power supply menggunakan multimeter digital. Setelah dilakukan pengukuran maka diperoleh besarnya tegangan keluaran sebesar 5 volt. Dengan begitu dapat dipastikan apakah terjadi kesalahan terhadap rangkaian atau tidak. Jika diukur, hasil dari keluaran tegangan tidak murni sebesar +9 Volt dan +12 Volt, tetapi +8.97Volt dan +12.03 Volt. Hasil tersebut dikarenakan beberapa faktor, diantaranya kualitas dari tiap-tiap komponen yang digunakan nilainya tidak murni.Selain itu, tegangan jala-jala listrik yang digunakan tidak stabil.
4.3 Pengujian rangkaian led
Rangkaian led yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 4 buah dan memiliki spesifikasi yang sama. Led akan bertindak sebagai lampu/indikator output dari respon sms yang diterima oleh mikrokontroller. Karena led yang di gunakan memiliki tegangan 3 volt dan arus 700 mA, maka agar tidak membebani port mikrokontroller, pin output dari mikro di hubungkan dengan transistor c945 yang bertindak sebagai penguat arus. Adapun program yang digunakan untuk menguji apakah rangkaian led sudah berfungsi atau tidak adalah sebagai berikut. #include <mega8535.h>
#include <delay.h>
// Alphanumeric LCD Module functions #include <alcd.h>
Program diatas akan menhidupkan 4 led dari PORTC.0-PORTC.3 secara bersamaan dan mati juga secara bersamaan.
4.4. Interfacing LCD 2x16
Bagian ini hanya terdiri dari sebuah LCD dot matriks 2 x 16 karakter yang berfungsi sebagai tampilan hasil pengukuran dan tampilan dari beberapa keterangan. LCD dihubungkan langsung ke Port D dari mikrokontroler yang berfungsi mengirimkan data hasil pengolahan untuk ditampilkan dalam bentuk alfabet dan numerik pada LCD.Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW: Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa anda sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN harus dibuat logika low “0” dan set ( high ) pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Jalur RW adalah jalur kontrol Read/ Write. Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high ”1”, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu diberi logika low ( 0 )
Berdasarkan keterangan di atas maka kita sudah dapat membuat progam untuk menampilkan karaker pada display LCD. Adapun program yang diisikan ke mikrokontroller untuk menampilkan karakter pada display LCD adalah sebagai berikut:
// Alphanumeric LCD Module functions #include <alcd.h>
// Declare your global variables here
void main(void) {
// Declare your local variables here
PORTA=0xff; DDRA=0x0F;
PORTB = 0X03; DDRB = 0X8F; //
PORTD.7 = 1; DDRD.7 = 0;
// LCD module initialization lcd_init(16);
Program di atas akan menampilkan kata “fathur ” di baris pertama pada display LCD 2x16. Pada alat dalam penelitian ini, Saat keseluruhan rangkaian diaktifkan, maka pada LCD akan menampilkan status sensor dan emberitahuan apabila menerima sms .
4.5. Pengujian koneksi modul GSM Wavecom dengan Mikrokontroller ATMEGA8535 via serial max232
Pada pengujian komunikasi serial ini, kita lakukan dengan cara mengkomunikasikan mikrokontroller dengan komputer menggunakan kabel serial yang terhubung ke mikro melewati IC MAX232. pengujian dapat dilakukan dan dapat dilihat pada hyper Terminal yang sudah ada pada Windows. Pengujian pada hyper terminal ini akan muncul beberapa pilihan yaitu pilih Com1 dan pada bit per second (baud) pilih 9600. Dalam pengujian komunikasi serial ini kita harus memperhatikan perhitungan clock generator pada mikro, karena cristal yang harus dipergunakan harus menggunakan perhitungan. Hal ini diperlukan agar data yang masuk bener-bener bisa dibaca oleh komputer. Dalam pengujian ini menggunakan crystal 11.059200 MHz.
#include <mega8535.h> #include <delay.h>
// Standard Input/Output functions #include <stdio.h>
// Declare your global variables here void main(void)
{
// Declare your local variables here
// Input/Output Ports initialization // Port A initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTA=0x00;
DDRA=0x00;
// Port B initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTB=0x00;
// Port C initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTC=0x00;
DDRC=0x00;
// Port D initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTD=0x00;
DDRD=0x00;
void sms_init() {
printf("ATE0");
putchar(0x0D);//ENTER while(getchar()!='K'){}; while(getchar()!=0x0A){}; delay_ms(500);
}
while (1) {
printf("AT+CMGF=1"); //menyeting modem GSM ke mode text putchar(13); //mengirim 1 karakter CR / enter. printf("AT+CMGS="); //perintah untuk mengirim sms putchar('"'); //mengirim karakter ‘ ” ’ printf("+6285261065610"); //no HP yg dituju
putchar('"');
putchar(13); //kode ascii untuk enter<CR> printf("tes modul wavecom"); //isi sms
putchar(26); //kode ascii untuk CTRL-Z
} }
Jika program dijalankan, maka mikro akan memerintahkan modul gsm untuk mengirim pesan yang berisi karakter “tes modul wavecom”.
4.6. Pengujian Rangkaian LDR
Gambar rangkaian sensor ldr yang dilengkapi dengan komparator
Berdasarkan hasil pengujian sensor didapat hasil keluaran yaitu ketika sensor terkena cahaya terang maka keluaran dari komparator adalah high sebaliknya ketika sensor tidak terkena cahaya (gelap) maka keluaran low. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1.
Setelah dilakukan pengukuran pada keluaran komparator LM324, maka didapatkan tegangan keluaran (Vout) pada saat sensor LDR menerima cahaya dan tidak menerima cahaya (gelap). Hasil keluaran tegangan dari komparator dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Keterangan : Vin = tegangan sebelum masuk komparator (Vout dari LDR) Vout = tegangan setelah masuk komparator
Hasil Pengukuran Sensor Tabel 4.1. Logika kondisi sensor
Kondisi Sensor Logika Led Indikator
Kena cahaya High Nyala
Tidak terkena cahaya Low Mati
Sensor
LDR
Kondisi Terkena Caha' Ya Kondisi Tidak Terkena Cahaya
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan tahap perancangan dan pembuatan sistem yang kemudian dilanjutkan dengan tahap pengujian dan analisa maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
• Bahwa MODEM GSM WAVECOME dapat mengirirnkan dan menerima SMS dengan baik. Penggunaan SMS gateway adalah sebagai komunikasi antara mikrokontroler home, mikrokontroler pos dan user. Mikrokontroler akan mengirimkan SMS setelah sensor LDR dalam keadaan gelap/ lampu hidup.
• LDR (Light Dependent Resistor) dapat di jadikan sebagai saklar otomatis, karena Resistansi Sensor Cahaya LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebe-sar 1KΩ atau kurang.
5.2 SARAN
Dari hasil Proyek Akhir ini masih terdapat beberapa kekurangan dan dimungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut. Oleh karenanya penulis merasa perlu untuk memberi saran-saran sebagai berikut: