TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS TERPADU KELAS IX DI SMP NEGERI 1
PUNDUH PEDADA KAB. PESAWARAN TAHUN AJARAN 2013 - 2014
Oleh Yuni Istiani
Pembelajaran yang dilakukan disekolah senantiasa masih menerapkan model pembelajaran yang biasa dan kurang mendorong siswa dalam menerima materi pembelajaran dengan baik sehingga siswa kurang semangat dalam menerima dan mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung ini secara langsung berdampak pada hasil belajar siswa. Model pembelajaran pembelajaran akan dilakukan pembelajaran menyenangkan dengan diterapkannya model joyfull learning yang diimplimentasikan drama.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh yang signifikan dalam menggunakan model pembelajaran joyfull learning dalam kegiatan pembelajaran terhadap hasil belajar siswa dan sejauh mana taraf signifikansi pengaruh penggunaan model pembelajaran joyfull learning terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IX ?. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh secara signifikan terhadap penggunaan model pembelajaran joyfull learning dalam kegiatan pembelajaran terhadap hasil belajar siswa dan untuk mengetahui taraf signifikansi pengaruh penggunaan model pembelajaran joyfull learning terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IX. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan test. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan untuk uji hipotesis menggunakan uji regresi linier sederhana dengan menggunakan uji signifikansi untuk melihat perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran joyfull learning
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
JOYFULL LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN
IPS TERPADU KELAS IX DI SMP NEGERI I
PUNDUH PEDADA KAB. PESAWARAN
TAHUN AJARAN 2013-2014
(Skripsi)
Oleh
YUNI ISTIANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Lampiran Halaman
Lampiran Cara Menghitung Validitas, Reabilitas, Tingkat Kesukaran ....63
Lampiran A.1.Hasil Uji Validitas Soal ...65
Lampiran A.2 Hasil Uji Reabilitas Soal Tes ...66
Lampiran A.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes ...67
Lampiran A.4 Hasil Uji Daya Pembeda Tes ...68
Lampiran A.5 Data Nilai Pretestdan PostestKelas Eksperimen ...69
Lampiran A.6 Data Perhitungan Gain Kelas Eksperimen ...70
Lampiran A.7 Uji Normalitas Data PretestKelas Eksperimen...71
Lampiran A.8 Uji Normalitas Data PostestKelas Eksperimen ...74
Lampiran A.9 Uji Regresi Linier Sederhana...77
Lampiran A.10 Uji t...78
Lampiran Silabus Pembelajaran ...79
Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...81
Lampiran Sketsa Pembelajaran Kelas IX E...85
Lampiran Soal ...89
Lampiran Lembar Rencana Judul Kaji Tindakan/Skripsi ...93
Lampiran Lembar Pengesahan Susunan Komisi Pembimbing...95
Lampiran Lembar Izin Penelitian ...96
DAFTAR ISI
1. Pengertian Pembelajaran yang Menyenangkan Joyfull Learning..11
2. PrinsipJoyfull Learning...12
3. Pengertian Drama ...15
4. Langkah-langkah Joyfull Learning...16
C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial...18
D. Hasil Belajar...20
E. Hasil Penelitian yang Relevan ...20
F. Kerangka Pikir ...21
G. Paradigma ...23
H. Hipotesis ...24
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian...26
B. Waktu dan Tempat Penelitian ...26
C. Populasi dan Sampel...26
D. Desain Penelitian...27
E. Prosedur penelitian ...28
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ...29
G. Analisis Instrumen...30
1. Uji Validitas ...30
2. Uji Reliabilitas...31
3. Tingkat Kesukaran...33
3. UjiHipotesis ...37
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian ...41
1.1 Gambaran Umum SMP Negeri 1 Punduh Pedada...41
1.2 Visi dan Misi serta Tujuan SMP Negeri 1 Punduh Pedada ...42
a. Visi...42
b. Misi ...42
c. Strategi / Tujuan ...43
2. Pelaksanaan Pembelajaran...44
2.1 Kelas Eksperimen...44
3. Hasil Penelitian ...50
3.1 Data Hasil Pretest dan Postest ...50
3.1.1 Uji Regresi Linier Sederhana ...51
3.1.2 Uji t...52
4. Pembahasan ...53
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kesimpulan ...59
B. Saran...60
Moto
Orang yang tak pernah melakukan kesalahan
Adalah orang yang tak pernah mencoba sesuatu yang baru…
Albert Einstein
Berfikirlah untuk berusaha sendiri
Tanpa harus melibatkan dan menyusahkan orang lain, Pantang untuk menjadi beban orang..
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas IX ...27
Tabel 3.2 Desain pretes – postes control group desain...28
Tabel 3.3 Kriteria besarnya reabilitas...32
Tabel 3.4 Intrepretasi nilai daya beda...35
Tabel 3.5 Klasifikasi gain ...36
Tabel 3.6 Taraf signifikan ...39
Tabel 4.1 Uji regresi linier sederhana...51
PERSEMBAHAN
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala hidayah dan karunia-Nya. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, dengan kerendahan Hati dan rasa syukur, kupersembahkan sebuah
karya kecil ini sebagai tanda cinta dan sayangku kepada :
Bapakku Mustaqim dan Ibuku tercinta Eni Ningsih yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang, pengorbanan, dan kesabaran, setiap tetes keringat dan air mata serta doa dari Bapak dan Ibu untuk kebahagiaan dan
keberhasilan putrimu ini.
Saudara-saudariku :
Eko Setiawan, Nurviyanti dan Erfan Nugroho
Bapak Ibu dosen, Bapak/Ibu guru, sahabat, dan teman-teman yang telah mengukir sebuah sejarah dalam kehidupanku,
Alhamdulillahirobbil ’aalamin,
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JOYFULL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
TERPADU KELAS IX DI SMP NEGERI 1 PUNDUH PEDADA KAB.
PESAWARAN TAHUN AJARAN 2013 – 2014”adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. M. Toha B.S. Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Bukhori Asyik, M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
6. Bapak Drs. Maskun, M.H., selaku ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, sekaligus sebagai Pembahas skripsi penulis, terima kasih Bapak atas saran dan bimbingannya selama penulis menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah Unila.
7. Bapak Drs. Ali Imron M.Hum, selaku pembimbing I, terimakasih atas segala bimbingannya dalam memberikan saran, kritik yang membangun selama proses penyelesaian skripsi ini.
8. Bapak Suparman Arif, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II, terima kasih Bapak atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik yang membangun selama proses penyelesaian skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah, Bapak Drs. Maskun, M.H., Drs. Iskandar Syah, M.H., Drs. Ali Imron, M.Hum., Drs. Syaiful.M,M.Si., Drs. Wakidi, M.Hum., Dr. R.M. Sinaga, M.Hum., Drs. Tontowi, M.Si., Hendry Susanto, S.S, M.Hum., M.Basri, S.Pd, M.Pd., Suparman Arif, S.Pd., M.Pd., Y. Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum., Cheri Saputra, S.Pd, M.Pd., serta para pendidik yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lampung. 10. Para sahabat Anggraini Agfar, Hutri Padma Da Silva, Aryani Meisa, Hanriki
2009 dan adik-adikku anggkatan 2011 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
11. Keluarga besar Pendidikan Sejarah, terima kasih atas segala kekeluargaan dan kebersamaannya selama ini.
Semoga penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Penulis mengucapkan terima kasih banyak atas segala bantuannya, semoga Allah SWT memberikan kebahagiaan atas semua yang telah kalian berikan.
Bandar lampung, Mei 2014
RIWAYAT PENULIS
Penulis dilahirkan pada tanggal 01 Juni 1990 di Metro, Lampung. Penulis merupakan anak ke-4 dari 4 bersaudara dari pasangan Mustaqim dan Eni Ningsih. Pendidikan penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak Darma Wanita Rumbia Lamteng tamat tahun 1996 dilanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 2 Rumbia Lamteng dan tamat belajar pada tahun 2002. Penulis melanjutkan pendidikan kejenjang sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Rumbia Lampung tengah dan selesai pada tahun 2005 dan dilanjutkan kejenjang sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Rumbia Lampung Tengah dan tamat belajar pada tahun 2008.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang mana bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Trianto, 2010:3).
Hal tersebut didukung dengan adanya UU nomor 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional yang memiliki tujuan yang sama yakni mengembangkan potensi dari siswa.
2
secara terprogram dalam desain instruksional, membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. T. Jersild (dalam Sagala 2006:12), “pembelajaran merupakan Modification of behavior through experiens and trainingyaitu perubahan atau membawa akibat perubahan tingkah laku dalam pendidikan karena pengalaman dan latihan atau karena mengalami latihan”.
“Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dan guru yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan harus mengingat pada prinsip pembelajaran yang setiap aktivitas dan kegiatannya selalu terpusat pada siswa” (Daryanto, 2009:14). “Mengembangkan potensi dari siswa diperlukan dua unsur yang amat penting yaitu model dan media pembelajaran yang keduanya saling berkaitan. Kedua unsur tersebut dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep siswa” (Arsyad, 2007:15).
siswa menjadi bosan. Konsep pembelajaran seperti ini tampaknya tidak relevan lagi dengan tuntutan dan tantangan pendidikan saat ini (Amri, dan Ahmadi, 2010:139). Jadi pembelajaran ialah suatu perubahan yang terjadi didalam suatu proses belajar mengajar dan adanya peluang terjadinya respons atau umpan balik antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Di samping itu, peningkatan mutu pendidikan juga dipengaruhi oleh kompetensi seorang guru dalam mengajar. Guru memiliki tugas dan tanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di sekolah. Menurut Nasotion (2006 : 16), “salah satu alat pendidikan yang paling utama adalah guru, dan guru harus memiliki peranan (1) mengkomunikasikan pengetahuan, (2) guru sebagai model, (3) selain itu guru juga menjadi model sebagai pribadi, berdisiplin, cermat berfikir, mencintai mata pelajarannya”.
Sebagai pemegang peranan yang sangat penting, guru juga dituntut untuk menguasai berbagai model dan pendekatan mengajar serta terampil dalam menggunakan alat peraga. Dengan kata lain kualitas pembelajaran tergantung kepada kemampuan guru dalam memadukan secara sistematis dan sinergis guru, kurikulum, bahan belajar, media, fasilitas, sistem, pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikulum yang telah diterapkan.
4
dan metode yang digunakan dalam proses belajar kurang tepat dan terkadang tidak menyesuaikan dengan siswa.
Hal inilah yang menjadi masalah bagi siswa di SMP Negeri 1 Punduh Pedada karena penggunaan model penyampaian belum dapat menghadirkan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar dan memahami materi yang akan diajarkan. Setelah melakukan observasi dan diskusi dengan guru IPS yang mengajar di kelas IX SMP Negeri 1 Punduh Pedada, diketahui bahwa selama ini metode dalam proses belajar kurang memperhatikan interaksi atau umpan balik dari siswa dalam proses pembelajaran yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa salah satunya rendahnya penguasaan materi yang diajarkan khususnya materi upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Materi upaya mempertahankan kemerdekaan dipilih dalam penelitian ini, karena proses pembelajaran yang dilakukan selama ini kurang memperhatikan keaktifan dan keikutsertaan siswa serta belum optimal dan cenderung hanya menghafal suatu materi. Dalam hasil observasi menunjukan bahwa pada materi upaya mempertahankan kemerdekaan belum mencapai hasil yang optimal. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM).
penggunaan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep materi yang diajarkan.
Model pembelajaran yang tepat untuk siswa kelas IX di SMP N 1 Punduh Pedada yaitu model pembelajaran joyfull learning yang diaplikasikan melalui drama karena pada model pembelajaran ini siswa diajak turut serta aktip dalam proses pembelajaran karena siswa diajak berperan aktip dan mereka bebas mengungkapkan pendapat mereka dalam memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi, dan kelebihan model pembelajaran joyfull learning ini adalah siswa diajak menikmati materi yang dipelajari sehingga ia tidak cepat bosan dan didalam model joyfull learning ini siswa diajak bermain yang didalamnya tidak menghilangkan tujuan utama dalam pembelajaran.
6
mempertahankan kemerdekaan kelas IX semester I SMP N 1 Punduh Pedada Kec.Marga Punduh Kab.Pesawaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
a) Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam menggunakan model pembelajaran joyfull learning dalam kegiatan pembelajaran terhadap hasil belajar siswa?
b) Sejauh mana taraf signifikansi pengaruh penggunaan model pembelajaran joyfull learning terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IX ? ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan arah dari suatu kegiatan agar tercapai hasil seperti yang diharapkan. Maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a) untuk mengetahui bagaimana pengaruh secara signifikan terhadap penggunaan model pembelajaran joyfull learning dalam kegiatan pembelajaran terhadap hasil belajar siswa .
b) Untuk mengetahui taraf signifikansi pengaruh penggunaan model pembelajaran joyfull learning terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IX.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi guru, dapat digunakan dan diterapkan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran agar tercipta susasa yang efektik dan menyenangkan dan dapat mudah diterima oleh siswa dalam penyampaian meteri.
b. Bagi siswa, dapat berlatih untuk menghargai pendapat teman, berfikir kritis, melatih berani berbicara yang baik dan benar, meningkatkan percaya diri dan dapat mengikuti pembelajaran yang menyenangkan tetapi tidak mengenyampingkan materi pokok yang dapat diterima dan dipahami.
c. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan tentang model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dalam menambah penglaman dalam menyampaikan materi dalam mendidik.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini meliputi : a. Ruang Lingkup Ilmu
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan khusunya pendidikan IPS.
b. Ruang Lingkup Subjek
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP N 1 Punduh Pedada. c. Ruang Lingkup Objek
8
d. Ruang Lingkup Wilayah
Tempat penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Punduh Pedada Kec. Marga Punduh, Kab. Pesawaran
e. Ruang Lingkup Waktu
REFERENSI
Amri, S dan I.K, Ahmadi. 2010. Kontruksi Pengembangan Pembelajaran. Prestasi Pustaka Karya. Jakarta. Halaman 139
Daryanto. 2009. Panduan Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Publisher. Jakarta.Halaman 14
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran
“Model pembelajaran adalah suatu diskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perncanaan kurikulum, kursus-kursus desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar melalui program komputer. Sebab model-model ini menyediakan alat-alat belajar yang diperlukan bagi siswa”. (Joyce dan Weil 2000 : 13 dalam syaiful sagala).
Sedangkan menurut Komarudin (2000:152 dalam syaiful sagala)” adalah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai : (1) suatu tpe atau desain ; (2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati ; (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan iferensi-iferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu objek atau peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner, dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya.
B. Joyfull Learning
1. Pengertian Pembelajaran menyenangkan (Joyfull Learning)
Pembelajaran yang menyeanangkan adalah suatu proses pembelajaran yang mengasyikan adan bermakna, Mengasyikan berarti pelajaran tersebut dapat dinikmati oleh siswa dan tanpa adanya tekanana, sedangkan bermakna berarrti pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dapat bermanfaat bagi kehidupannya (Elaaine B, Johnson, 2006:4). Sedangkan menurut Chatarinacatur (2008:2), pembelajaran menyenangkan atau joyfull learning adalah proses belajar mengajar yang mengedepankan kegembiraan dan kegairahan anak.
”Pembelajaran menyenangkan adalah susasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar, sehingga waktu curah perhatiannya time on task tinggi (Depdiknas, 2004:3, 3-8). Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatnkan hasil belajar.Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembeljaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa (Depdiknas,2004:3, 3-8).
12
(2008) dalam http://wahyufirmansyah.blogspot.com/ menyebutkan bahwa terdapat 4 ciri-ciri atau karakteristik PAIKEM,diantaranya adalah:
1. Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik 2. Mendorong kreatifitas peserta didik dan guru 3. Pembelajaran yang efektif
4. Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik.
PAIKEM juga memiliki beberapa prinsip dalam pelaksanaannya , diantaranya adalah :
1. Mengalami : peserta didik terlibat secara aktif baik fifik, mental maupun emosisonal
2. Komunikasi : kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan peserta didik
3. Interaksi : kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya multi arah
4. Refleksi : kegiatan pembelajarannya memungkinan peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dilakukan.
Menurut Zuroidah (2005:36) pembelajaran menyenangkan berarti sesuai pembelajran yang tidak membosankan. Jika siswa terlibat langsung sebagai subjek belajar, mereka akan selalu senang dalam belajar.
Jadi yang dimaksud pembelajaran menyenagkan (joyfull learning) dalam penelitian ini sebenarnya metode, konsep dan praktek pembelajaran yang bermakna dan pembelajaran yang membuat suasana ruang belajar yang menyenangkan yang disajikan sedemikian rupa agar siswa tidak menjadi bosan dalam mengikuti pembelajaran yang telah dilakukan dan siswa dituntun untuk aktif dalam mengungkapkan pendapatnya.
2. Prinsip Joyfull Learning
merasa penting, aman dan nyaman. Ini dimulai dengan keaadaan fisik yang kondusif yang diperindah dengan tanaman, seni dan musik. Ruangan harus terasa pas untuk kegiatan belajar seoptimal mungkin”. (Bobbi De Porter, 2000:8).
Prinsip pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning) adalah apabila siswa senang dalam belajar dan mudah mengerti apa yang diajarkan oleh pengajar. Mereka dapat belajar dari lingkungannya baik dalam lingkungan fisik maupun dari lingkungan sosialnya (contextual teaching and learning). Mereka juga bergembira dalam belajar karena memulainya dari sesuatu yang dimilikinya sendiri, sehingga timbul rasa percaya diri dan itu akan menimbulkan peraan diakui dan dihargai yang menyenangkan hatinya karena ia diberi kesempatan untuk mengekspresikan dirinya (teori konstruktivisme) sesuai ciri” perkembangan fisiologi dan psikologinya. Hal demikian pada saatnya akan memotivasi mereka untuk terlibat aktif dalam proses pembeljaran karena atmosfer pembelajaran yang sesuai kepentingannya dan yang diciptakannya sendiri. Jadi faktor untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning) adalah penciptaan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dan merangsang anak untuk belajar. Suasana kelas yang diciptakan penuh kegembiraan akan membawa kegembiraan pula dalam belajar (Prof. Dr. Mukhlas Samni, M.pd, 2000 : 1).
14
siswa dalam proses belajar mengajar yang akan diterapkan dalam pembelajaran tetapi tidak menyampingkan dari tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Hal tersebut dapat terjadi karena seseorang yang berada dalam kondisi yang menyengkan akan tahan dan sigap dalam menghadapi beragam bentuk tantangan dan sebaliknya seseorang yang sulit mengendalikan emosi akan mengalami emosional Hijacking yaitu pembajakan emosi dan itu berarti orang tersebut akan terlanda kegugupan dan mudah keliru dalam mengambil keputusan atau menggunakan pemikirannya. Dalam mengetahui berhasil atau tidaknya mendidik seorang siswa dapat diketahui tiga faktor penting yaitu, yang pertama adalah Improvement(pertumbuhan), indikasinya ialah perubahan sikap kearah yang lebih baik.
3. Pengertian Drama
Menurut Hacourt (1968:349) drama adalah sebuah cerita yang dipertunjukan didepan penonton. Ada tiga aspek drama yaitu cerita, pertunjukan dan penonton adalah belemen terpenting dalam drama. Ketika penggunaan drama didalam kelas diterapkan , pelajar selaku actor harus dapat memahami cerita atau naskah sebelum dipentaskan didepan penonton (guru dan murid). Dengan bermain drama pelajar dapat mengekspresikan pendapat , perasaan, karena dapat mempengaruhi cara komunikasi siswa secara langsung dengan lebih tepat. Melalui kolaborasi pelajar satu sama lain mereka dapat meningkatkan percaya diri mereka untuk berfikir kreatif yang bersumber dari diri mereka sendiri. Sedangkan menurut Davis (1977:757) menjelaskan ada lima alur dalam drama yaitu eksposisi, komplikasi, klimak,s interval dan resolusi.
a. Eksposisi adalah sebuah latar belakang cerita sebelum drama dimulai dan menjelaskan bagian cerita yang akan terjadi disebuah pertunjukan.
b. Komplikasi adalah bagian cerita yang memunculkan titik masalah dalam sebuah situasi
c. Klimaks adalah bagian puncak konflik cerita
d. Interval adalah sebuah cerita yang akan mengarah kepada penyelesaian masalah didalam cerita
e. Resolusi adalah cerita akhir dalam sebuah pertunjukan
16
4. Langkah-langkah Joyfull Learning
Joyfull learning menggunakan proses pembelajaran yang diaplikasikan kepada siswa dengan menggunakan metode pendekatan riang melalui game, quis dan aktifitas-aktifitas fisik lainnya yang mendukung siswa untuk bergerak. Joyfull learningjuga juga menggunakan pendekatan-pendekatan permainan, rekreasi, dan yang menarik minat yang dapat menimbulkan perasaan senang, segar, aktif dan kreatif yang mendorong siswa tidak akan mengalami kebosanan dalam pembelajaran yang dialami siswa sebelumnya.
Pembelajaran menyenangkan diterapkan dan dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran model konvensional dinilai menjemukan, kurang menarik bagi para siswa sehingga berakibat kurang optimalnya penguasaan materi bagi siswa (Rahmawati, 2008:1). Sedangkan Cataricnactur (2008:1) berpendapat bahwa Joyfull learning dapat mempercepat penguasaan dan pemahaman materi pelajaran yang dipelajari sehingga waktu yang dibutuhkan untuk belajar lebih cepat. Materi pelajaran yang sulit dibuat mudah, sederhana, simpel tidak bertele-tele sehingga tidak terjadi kejenuhan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Keberhasilan suatu pembelajaran tidak diukur dalam lamanya kita didalam susatu ruangan dan lamanya kita duduk untuk mendengarkan materi tetapi ditentukan oleh kualitas hasil kita belajar.
Tahapan-tahapan dalam pembelajaran Joyfull learning (drama) adalah : a. Tahap Persiapan
2. Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan mengenai pelajaran yang akan disampaikan, dalam hal ini siswa diberikan beberapa pertanyaan mengenai pengalaman mereka selama belajar sejarah, apakah ada kesulitan dalam proses pembeljaran sebelumnya.
b. Tahap inti
1. Guru membagi kelompok
2. Guru membagi scenario yang akan diperankan kepada siswa
3. Guru menjelaskan latar belakang dalam pertunjukan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
4. Guru menjelaskan materi yang akan dilakukan dalam pemeranan yaitu tentang “Upaya Mempertahankan Kemerdekaan”
5. Guru menjelaskan 5 alur didalam pemeranan yaitu eksposisi, komlikasi, klimaks, interval dan resolusi dalam materi yang kan diperankan.
6. Guru memberi waktu kepada siswa-siswa untuk membaca dan menghafal materi yang sudah berbentuk naskah selama kurun yang ditentukan.
7. Guru menyarankan kepada siswa untuk memulai peranan yang akan dilakukan.
18
c. Tahap Penutup
1. Guru memberikan komentar kepada pertunjukan siswa-siswi yang telah dilakukan didalam kelas khususnya dalam penyampaiain upaya mempertahankan kemerdekaan.
2. Guru bertanya kesulitan apa yang diperoleh dalam proses pembelajaran ini.
3. Guru berdiskusi dengan siswa-siswi untuk mengatasi masalah-masalah yang diperoleh dalam pembelajaran yang dilakukan tersebut.
4. Guru memberikan kesimpulan dalam pembelajaran yang telah dilakukan.
C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin akademik dari ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah, pedagogis dan psikologis untuk tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila (Somantri, 2001:103).
Mortella (dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2007:145) mengatakan bahwa pembelajaran pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan dari pada transfer konsep.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu terkait (Puskur Balitbang Depdiknas,2006:167).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari manusia dalam lingkungan social dan lingkungan fisiknya, dalam hubungan dengan kodratnya bahwa manusia hidup dalam kelompok membentuk lingkungan social. Ilmu Pengetahuan Sosial dapat diidentifikasikan sebagai ilmu pengetahuan tentang manusia dalam kelompok yang disebut masyarakat dengan menggunakan ilmu Politik, Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan sebagainya.
Karakteristik Mata Pelajaraan Ilmu Pengetahuan Sosial:
Karekatristik mata pelajraan Ilmu Pengetahuan Sosial SMP / MTS menurut Puskur (2006:6) antara lain sebagai berikut:
a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, kewaraganegaraan, sosiologi,bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama. b. Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi,
sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, sosiologi yang dikemassedemikain rupa sehingga menjadi pokok bahsan atau topik (tema) tertentu.
Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah social yang dirumuskan dengan pendekatan interdisimpliner dan multidisipliner.
20
d. Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena social serta manusia secara keseluruhan.
D. Hasil Belajar
“Hasil belajar adalah hasil yang yang dicapai dari suatu usaha. Dalam hal ini usaha belajar dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat dari pada nilai setiap kali mengikuti tes”. (Ahmadi, 1984:35)
“Hasil belajar dapat dipahami sebagi sebuah pengalaman yang diperoleh seseorang untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya setelah mengalami proses belajar yang berkesinambungan. Hasil belajar adalah ukurtan kemampuan seorang setelah mengikuti pelajaran” (Nasution, 1999:4).
“Hasil belajar dapat diketahui setelah diadakan evaluasi, jadi memalui evaluasi dapat diketahui sejauh mana pengalaman belajar yang telah dimiliki sisa. Menurut Ibrahinm, untuk dapat mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran serta kualitas proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan perlu dilakukan suatu usaha penilaian atau evaluasi terhadap hasil belajar siswa” ( Ibrahim,1996:86).
Jadi hasil belajar adalah suatu hasil yang telah didapat oleh siswa dalam suatu pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang diperoleh dari hasil pelajaran yang telah dinilai dan meningkat dari hasil sebelumnya.
E. Hasil Penelitian Yang Relevan
dilakukan oleh Hendika Septiawan (2012) dengan judul penelitian yaitu Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Joyfull Learning Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN Salatiga 01 Kota Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil beljar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunaan metode pembelajaran berbasis joyfull learning. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode berbasis joyfull learning dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar yang berdampak pada prestasi siswa.
F. Kerangka Pikir
Dalam kegiatan pembelajaran dikelas peneliti mengutamakan keterlibatan aktif, sehingga siswa secara langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena suasana yang menyenangkan. Pada pelaksanaannya siswa dibedakan menaji dua kelas, yaitu kelas pertama diterapkan model joyfull learningdan kelas kedua tidak diterapkan model joyfull learning.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model joyfull learning (X) sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa melalui model joyfull learning(Y).
22
memahami mata pelajaran IPS. Penentuan model dan media dalam pembelajaran akan menentukan hasil belajar siswa karena dapat dilihat menarik atau tidaknya suatu pembelajaran.
G. Paradigma
Keterangan :
: Garis Kegiatan : Garis Pengaruh Pembelajaran IPS (sejarah)
Penerapan Joyfull learning(X) kelas (IX E)
24
H. Hipotesis
Hipotesis menurut arikunto (2002 : 62) “Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian seperti terbukti melalui data yang terkumpul”. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan model jofull learning
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
H1 : Ada pengaruh yang signifikan penggunaan model jofull learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
Sedangkan untuk menguji hipotesis kedua adalah sebagai berikut :
H0 : Tingkat taraf signifikan dari pengaruh model joyfull learning lebih rendah atau sama dengan terhadap hasil belajar siswa.
H1 : Tingkat taraf signifikan dari pengaruh model joyfull learning lebih tinggi terhadap hasil belajar siswa.
REFERENSI
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang, Depdiknas.
Davis, J.K, and Broughton, P.R. 1977, Literature. The United State of America: Library of Congress Cataloging in Publication Data.
Eggen, P dan D, Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran.Penerjemah: Satrio wahono. Indeks Permata Puri Media. Jakarta.
Harcout, B. 1968. Adventures in Reading. London: Classic Edition.
Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Halaman 72
Soemantri, dkk. 2001. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. Halaman 172
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. Halaman 76
Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja
Rosdakarya. Bandung. Halaman 112
Solihatin, Etin. 2007. Kooperatif learning Analisa Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penggunaan model
pembelajaran joyfull learning dalam pembelajaran IPS terpadu kelas IX SMP
Negeri 1 Punduh Pedada diperoleh beberapa simpulan yang dilakukan peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan model joyfull learning, berpengaruh secara signifikan terhadap
hasil belajar siswa kelas IX E diSMP Negeri 1 Punduh Pedada yaitu sebesar
40.1 %, dan sebanyak 59.9% dipengaruhi faktor lain.
2. Taraf signifikansi pengaruh penggunaan model joyfull learning di SMP
Negeri 1 Punduh Pedada pada kelas IX E pada pembelajaran IPS terpadu
adalah kuat ini ditunjukkan dalam hasil penelitian bahwa kadar determinasi
sebanyak 0.633 ini menunjukkan bahwa taraf signifikan dalam arti kuat.
Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran joyfull learning pada
pembelajaran IPS terpadu siswa kelas IX SMP Negeri 1 Punduh Pedada dapat
60
B. Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan dan penelitian, dikemukakan saran-saran
sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan model pembelajaran joyfull learning dapat diterapkan
sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran IPS terutama materi sejarah
untuk membantu dan melatih siswa dalam memahami materi pembelajaran
dengan optimal, dan melatih komunikasi siswa dalam kelompok serta melatih
siswa dalam menjawab soal-soal atau pertanyaan. namun dalam penerapannya
harus diimbangi dengan perencanaan yang matang, pengelolaan kelas yang
baik, dan pengelolaan waktu yang tepat agar suasana belajar semakin kondusif
sehingga memperoleh hasil yang optimal.
2. Pembaca dan peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian lanjutan
mengenai penggunaan model pembelajaran joyfull learning dalam
pembelajaran IPS terpadu materi sejarah, siswa hendaknya dalam pelaksanaan
pembelajaran siswa dikondisikan terlebih dahulu agar lebih siap untuk belajar
sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa dapat mengikuti dengan aktif
dan antusias.
3. Bagi para peneliti, sebaiknya mempersiapkan instrumen tes dan
instrument-instrumen lainnya dengan baik dan matang agar kegiatan penelitian dapat
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
eksperimen. Menurut Syaiful dan Aswan “metode eksperimen (percobaan) adalah
cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percoban dengan mengalami
dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari yang bertujuan untuk
mengetahui apakah sesuatu metode, prosedur, sistem proses, alat dan bahan serta
model efektif dan efisien jika diterapkan disuatu tempat” (Syaiful dan
Aswan,2006:95).
Dalam penelitian ini metode eksperimen digunakan untuk mengetahui pengaruh
penggunakan model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa yang akan dicapai.
B. Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013-2014
yaitu pada bulan september 2013 di SMP Negeri 1 Punduh Pedada.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX E dan siswa kelas IX
D semester ganjil di SMP Negeri 1 Punduh Pedada pada tahun pelajaran
27
Tabel 3.1. Jumlah siswa kelas IX
No Kelas
Siswa Jumlah
Total
L P
1 IX E 11 23 34
Jumlah 11 23 34
Sumber, guru kelas IX
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel
diambil melalui dua tahapan, yaitu tahap yang pertama menentukan kelas
penelitian. Tahap yang kedua menentukan kelas eksperimen. Sampel tersebut
adalah siswa-siswi kelas IXE sebagai kelas eksperimen. Cluster random sampling
digunakan apabila populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri
dari kelompok-kelompok individu atau cluster misalnya kelas sebagai cluster
(Margono, 2009:127).
D. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretest-posttest control
group design. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran joyfull learning. Pada desain ini terdapat pengukuran awal dan
pengukuran akhir setelah diberi perlakuan.Dengan demikian hasil perlakuan dapat
diketahui lebih akurat, karena dapat membandingan dengan keadaan sebelum
diberikan perlakuan.Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek
Tabel 3.2. Desain pretes-postes control group desain
Keterangan : R1= kelas eksperimen,O1 = pretes, O2= postes, X= perlakuan
eksperimen (menggunakan model pembelajaran joyfull learning(modifikasi dari Sugiyono, 2009:76)
E. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap penelitian yaitu pra penelitian dan
pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari kedua tahapan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap prapenelitian sebagai berikut:
a. Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat yang akan
diadakannya penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan
diteliti.
c. Menetapkan kelas eksperimen
d. Mengambil data berupa nilai akademik siswa yang akan digunakan
sebagai acuan dalam pembuatan kelompok.
e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana
Pelaksaanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
yang berisi gambar dan pertanyaan yang berhubungan dengan
29
f. Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretes dan postes berupa
soal pilihan jamak berjumlah 20 soal, kemudian melakukan uji ahli
soal.
g. Membentuk kelompok pada kelas eksperimen yang bersifat
heterogen berdasarkan nilai akademik siswa. Satu kelompok terdiri
dari 6-8 siswa.
h. Menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian dan,
i. Membuat kesimpulan akhir dalam pembelajaran yang berlangsung
yang diterapkan pada siswa dalam penelitian ini.
F. Jenis dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
1. Data Penelitian
Data penelitian berupa data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah hasil belajar oleh siswa yang diperoleh dari nilai
pretes dan postes.
Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:.
a. Pretest dan Postest
Data hasil belajar siswa berupa nilai pretes diambil pada pertemuan ke
I dan postest diambil pada pertemuan ke III. Nilai pretes diambil
sebelum pembelajaran pertemuan pertama pada kelas eksperimen,
sedangkan nilai postes diambil setelah pembelajaran pertemuan
berupa soal pilihan jamak, dengan jumlah 20 soal. Teknik penskoran
nilai pretes dan postes yaitu:
S =
x
100Keterangan : S = Nilai yang dicari
R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).
G. Analisis Instrumen
1. Validitas
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Menurut S.
Margono ‘‘Di dalam mengukur validitas, perhatian ditujukan pada isi dan
kegunaan instrumen‘‘(S. Margono, 2010 : 186). Sedangkan menurut Sugiyono
‘‘Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti“
(Sugiyono, 2012 : 172).
Dapat disimpulkan bahwa instrumen yang valid merupakan syarat mutlak
untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid, untuk menguji validitas
instumen digunakan rumus koefisien korelasi biseral.
Keterangan:
31
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang
dicari validitasnya
Mt = rerata skor total
t = standar deviasi dari skor total
P = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah
(Arikunto , 2010: 79).
Dengan kriteria pengujian jika harga rhitung rtabel dengan =0,05 maka alat
ukur tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya apabila rhitung rtabel maka alat
ukur tersebut dinyatakan tidak valid. Hasil perhitungan uji validitas
menggunakan bantuan program computer yaitu Excel yang terdapat pada
lampiran A.1
2. Reabilitas
Reabilitas merupakan ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan
gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang.
Menurut Arikunto menegaskan “Apa yang dimaksud ajeg tidak berarti harus
selalu sama tetapi mengikuti perubahan secara ajeg/sama dalam kedudukan
siswa diantara anggota kelompok yang lain“ (Suharsimi Arikunto, 2000: 89).
Tentu saja tidak dituntut semuanya tetap karena besarnya ketetapan itulah yang
menunjukkan tingginya reabilitas instrumen.
Untuk mengetahui koefisien reabilitas seluruh item perhitungan taraf keajegan
=
Setelah tingkat keajegan soal, selanjutnya soal tes tersebut digunakan untuk
mengambil data penelitian. Kriteria pengujian, apabila rhitung> rtabel, dengan
taraf signifikansi 0,05 maka pengukuran tersebut reliabel, dan sebaliknya jika
rhitung< rtabel maka pengukuran tersebut tidak reliabel.
Tabel 3.3 Kriteria besarnya Realibilitas
Hasil perhitungan uji reliabilitas soal tes hasil belajar menggunakan bantuan
aplikasi komputer yaitu Excel dan didapat reliabilitas soal bentuk pilihan ganda
adalah sebesar 0, berarti soal tersebut tergolong soal yang memiliki tingkat
33
3. Tingkat Kesukaran
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping
memenuhi validitas dan reabilitas adalah adanya keseimbangan dari tingkat
kesulitan soal tersebut. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan
atau kemampuan siswa dalam menjawab. Persoalan yang penting dalam
melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah menentukan prorposi dan
kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Soal yang baik adalah
soal yang tidak terlalu mudah dan idak terlalu sukar, bilangan yang
menunjukan skar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Kriteria
besarnya indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut :
Soal dengan P 0,0 sampai 0,30 dikategori sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 dikategori sedang
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 dikategori mudah
Sudjono (2008: 372) mengungkapkan untuk menghitung tingkat kesukaran
suatu butir soal digunakan rumus berikut :
Keterangan:
P : Angka indeks kesukaran item
Np : Banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan betul
N : Jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar
Hasil perhitungan tingkat kesukaran menggunakan bantuan aplikasi komputer
4. Daya Pembeda
Daya pembeda mengkaji butir soal dengan tujuan untuk mengetahui
kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu dan siswa
yang tergolang kurang prestasinya. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih
dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa
yang memperoleh nilai terendah. Kemudian diambil 33% siswa yang
memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan 33% siswa yang
memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah). Rumus daya pembeda
adalah:
D = PA– PB
Keterangan :
D : daya pembeda item soal;
BA: banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab benar butir item
yang bersangkutan.
BB: banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab benar butir item
yang bersangkutan;
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
Sudjono (2008: 389) menyatakan bahwa hasil perhitungan daya pembeda
35
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Daya Pembeda
Nilai Interpretasi Kurang dari 0,20 Buruk
0,20 – 0,40 Sedang
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Sangat Baik
Bertanda Negatif Bruk Sekali
Hasil perhitungan daya beda soal menggunakan bantuan aplikasi komputer yaitu
Excel . Hasil perhitungan daya beda terdapat pada lampiran A.4
H. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil tes siswa seperti nilai pretes, postes dan skor gain
pada kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji hipotesisnya.Dalam
menguji hipotesis yang diperoleh dalam penelitian ini diperlukan suatu analisa
data dalam memperoleh suatu kesimpulan. Uji hipotesis dan dianalisis
menggunakan uji dengan program SPSS 17 dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Menghitung Skor Gain
Penghitungan skor gain bertujuan untuk mengetahui besarnya
peningkatan kemampuan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
Hasil dari perhitungan gain diinterprestasikan dengan menggunakan
Tabel 3.5 Klasifikasi Gain
Untuk mengetahui apakah data yang diambil dari sampel penelitian yang
terpilih merepresentasikan populasinya, maka biasanya dilakukan uji
normalitas terhadap data tersebut.Uji normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat menurut
Sudjana (2005: 273). Langkah-langkah uji normalitasnya adalah sebagai
37
pengujian. Dalam hal lainnya H0 diterima
3. Uji Hipotesis
Setelah data penelitian diperoleh, kemudian dilakukan analisis data untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Dengan menggunakan statistik uji regresi linier
sederhana bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan model joyfull
learningterhadap hasil belajar siswa.
Pada Penelitian ini setelah data berdistribusikan normal dan homogen, maka
peneliti melakukan uji regresi yang menggunakan “regresi linier sederhana”.
Dalam perkembangannya Uji regresi sering digunakan dalam rancangan
penelitian yang menggunakan percobaan atau eksperimen. Uji Regresi dapat
menganalisis bagaimana pengaruh perlakuan terhadap kelompok, kaidah
pengujian atau kriteria uji regresi linier sederhana sebagai berikut:
x
b a
Y
^
Untuk mengetahui nilai a dan b dicari dengan rumus
a
= Nilai Intercept(konstanta) atau bila harga X = 0b = Koefisien arah regresi penentu ramalan (prediksi) yang
menunjukkan nilai peningkatan atau penurunan variabel Y
X = Nilai variabel independen (X1,X2,X3) (Sugiyono, 2010: 188).
Sedangkan untuk menguji dan mengetahui taraf signifikansi digunakan uji t
dengan rumus sebagai berikut.
b = Koefisien arah regresi
Sb = Standar deviasi
Kriteria pengujian hipotesis
a. Apabila to < tα, maka Ho ditolak yang menyatakan mengukur taraf signifikan
Sebaliknya, apabila to > tα, maka Ho diterima yang menyatakan taraf
signifikan lebih tinggi dengan α=0,05 dan dk (n-2). (Sugiyono, 2010: 188).
Untuk melihat tingkat signifikansi pengaruh penggunaan model joyfull learning
39
signifikan antara hubungan kedua variabel, menurut Syofian Siregar, M.M
sebagai berikut :
Tabel. 3.6 Taraf Signifikan
Koefisiensi Kekuatan Hubungan
0.00 Tidak ada Hubungan
0.01 – 0.09 Hubungan Kurang Berarti 0.10 – 0.29 Hubungan Lemah
0.30 – 0.49 Hubungan Moderat 0.50 – 0.69 Hubungan Kuat 0.70 – 0.89 Hubungan Sangat Kuat
>0.90 Hubungan Mendekati Sempurna (Syofian Siregar, M.M, 2013: 337)
Apabila r = -1 korelasi negatif sempurna, artinya menjadi hubungan bertolak
belakang antara variabel X dan variabel Y. Jika variabel X naik, maka variabel Y
turun.
Apabila r = 1 korelasi positif sempurna, artinya menjadi hubungan searah antara
REFERENSI
Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Soemantri, dkk. 2001. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. PT. Tarsito. Bandung
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. Halaman 76
Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Halaman 72
Suharsini Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :PT. Rineka Cipta. Halaman 130
38
DAFTAR PUSTAKA
Abu ahmadi dan Rohani Ahmad. 1990. Pengolahan dan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Halaman 35.
Amri, S dan I.K, Ahmadi. 2010. Kontruksi Pengembangan Pembelajaran.
Prestasi Pustaka Karya. Jakarta. Halaman 139
Anonim. 2010. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan
Nasional.
http://fithgallagher.wordpress.com/2010/09/30/undang-undang-no-20-tahun-2003-tentang-sistem-pendidikan-nasional/ (01 Mei 2013: 21.17 WIB).
Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Halaman 72
Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Halaman 15
Daryanto. 2009. Panduan Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Publisher. Jakarta.Halaman 14
Davis, J.K, and Broughton, P.R. 1977, Literature. The United State of America: Library of Congress Cataloging in Publication Data.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang, Depdiknas.
Eggen, P dan D, Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran.Penerjemah: Satrio wahono. Indeks Permata Puri Media. Jakarta.
Hake, R.R. 1998. Interactive-engagement versus traditional methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics course. Am. J. Phys., Vol. 66, No. 1 [Online].
http://web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/ minipaper/papers/Hake.pdf (25 April 2013: 14.15 WIB).
Harcout, B. 1968. Adventures in Reading. London: Classic Edition.
Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.Halaman 127
Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Nasution, S. 1999. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bina Aksara. Jakarta. Halaman 4
Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung. Halaman 112
Sagala, Syaiful.2008. Konsep Dan Makna Pembelajaran.alfabeta. Bandung
Setiawan, Hendika. 2012. Penerapan metode pembelajaran berbasis joyfull learning untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa mata
pelajaran matematika kelas IV SDN Salatiga 01 kota Salatiga Skripsi,
Program Kependidikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana.
http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/912/T1_292 008175_BAB%20II.pdf?sequence=3: (13 April 2013 : 22.45 WIB).
Soemantri, dkk. 2001. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Solihatin, Etin. 2007. Kooperatif learning Analisa Model Pembelajaran IPS.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. PT. Tarsito. Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. Halaman 76
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. Halaman 172
Suharsini Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :PT. Rineka Cipta. Halaman 130
Sumadi Suryabrata. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.hlm. 88
63 r Tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.3610.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 56.18983957 S2t r Hitung 0.4272 0.608 0.5614 0.33 0.354 0.49 0.49 0.222 0.57 0.7 0.171250.485 0.319 0.542 0.64 0.542 0.656 0.616 0.546 0.673 0.515 0.328 0.41 0.454 0.7451 0.644 0.4849 0.49 0.695 0.6959
Keterangan Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid InvalidValid Valid invalid Valid invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tingkat Kesukaran (P) 0.8333 0.833 0.6 0.67 0.6 0.8 0.6 0.4333 0.57 0.7 0.566670.333 0.4 0.767 0.5 0.767 0.733 0.8 0.567 0.567 0.633 0.833 0.567 0.667 0.7 0.833 0.8 0.6 0.467 0.7 Ket mudah mudah sedang sedangsedangmudahsedang sedang sedangsedangsedang sedang sedangmudahsedang mudah mudahmudah sedang sedangsedang mudah sedang sedang sedang mudah mudah sedang sedangsedang
64 Sedang Baik Sangat BaSedangSedangBaik Baik Sedang Sangat BSangat BSedang Sedang Baik Baik Baik Baik Sangat BBaik Sangat BaBaik Baik Baik Baik Baik Sangat BaBaik Baik Baik Baik Sangat Baik Reabilitas
LAMPIRAN A. 1 HASIL UJI VALIDITAS SOAL
Dengan kriteria pengujian jika
jumlah rhitung >rtabel dengan =0,05
maka alat ukur tersebut dinyatakan
valid dan sebaliknya apabila rhitung <
rtabel maka alat ukur tersebut
dinyatakan invalid. Soal r Hitung r Tabel Kriteria
66
LAMPIRAN A. 2 HASIL UJI REABILITAS SOAL
Perhitungan taraf keajegan tes ini digunakan rumus K-R 21 sebagai berikut :
=
−
Hasil perhitungan uji reliabilitas soal menggunakan rumus K-R 21 dan didapat reliabilitas soal bentuk pilihan ganda adalah sebesar 0,874 berarti soal tersebut tergolong soal yang memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi.
HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN SOAL TES
Kriterika indeks soal sebagai berikut:
Soal dengan P 0,0 sampai 0,30 dikategori sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 dikategori sedang
68
LAMPIRAN A. 4
HASIL UJI DAYA PEMBEDA SOAL TES
Rumus daya pembeda
19 0.9 0.1 0.8 Sangat baik
LAMPIRAN A. 5
DATA NILAI PRETESTDAN POSTTESTKELAS EKSPERIMEN
No. Nama Siswa Nilai Pretest Nilai Posttest
1 ADIKA NIRMALA DEWI 65 80
2 ALDI BAGAS KORO 50 70
3 ANANG WIBOWO 35 65
32 YULIA RISMA SAFITRI 50 75
33 YUNA WATI 35 75
70
LAMPIRAN A. 6
DATA PERHITUNGAN GAINKELAS EKSPERIMEN
NO. Nama Siswa Pretest Posttest Gain N-Gain
2 ALDI BAGAS KORO 50 70 20 0.4 Sedang
3 ANANG WIBOWO 35 65 30 0.461 Sedang
4 ANDI MA’RUF 30 65 35 0.5 Sedang
5 ASTRI MURYATI 45 55 10 0.182 Rendah
6 BUDI HANDOKO 35 80 45 0.692 Sedang
7 DUWI MARJIANTI 45 65 20 0.364 Sedang
8 DWI HARYONO 25 55 30 0.4 Sedang
9 EKA MAYANTI 25 55 30 0.4 Sedang
10 FEGI SEFTIA 35 80 45 0.692 Sedang
11 FENI SAFITRI 60 60 0 0 Rendah
12 FITRIA AFRINA 35 60 25 0.385 Sedang
13 GUNAWAN AJI
SAPUTRA
45 75 30 0.545 Sedang
14 HARIANTO 30 60 30 0.425 Sedang
15 HERDIYAWANSYAH 50 65 15 0.3 Sedang
16 HUSNUL ROHIM 35 70 35 0.538 Sedang
17 IKMAL HARIS 45 60 15 0.273 Rendah
18 JUWITA RAHAYU 50 80 30 0.6 Sedang
19 KARLINA 65 85 20 0.571 Sedang
20 LENI KURNIATI 65 70 5 0.143 Rendah
21 MUHAMAD KHOLIQ 55 65 10 0.222 Rendah
22 NUR ASIAH 25 70 45 0.6 Sedang
23 PINANTI 45 65 20 0.364 Sedang
24 RANI SAFITRI 55 80 25 0.555 Sedang
25 RENI MARDALENA 35 60 25 0.385 Sedang
26 SEPTIANA RAHAYU 50 65 15 0.3 Sedang
27 SISKA MARIA
ROSALINA
25 80 55 0.733 Tinggi
28 SRI ROHANI 45 60 15 0.273 Rendah
29 SYAHYANI 50 70 20 0.4 Sedang
30 SYINTA NURIYAH 50 55 5 0.1 Rendah
31 TINA MALINDA 35 75 40 0.615 Sedang
32 YULIA RISMA
SAFITRI
50 75 25 0.5 Sedang
33 YUNA WATI 35 75 40 0.615 Sedang
LAMPIRAN A. 7
UJI NORMALITAS DATA PRETESTKELAS EKSPERIMEN
Rumusan Hipotesis:
H0 : Data hasil belajar sampel berdistribusi normal
H1 : Data hasil belajar sampel berdistribusi tidak normal
Langkah-langkah uji normalitas dengan uji Chi-Kuadrat, yaitu
1. Membuat daftar distribusi frekuensi
a. Rentang (R) = Data terbesar - Data terkecil
Jadi, dapat dibuat daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 6.
c. Panjang kelas (p) =
kelas Banyak
Rentang
= = ,
Hargap diambil sesuai dengan ketelitian satuan data. Jadi, dapat dibuat
daftar distribusi frekuensi denganp = 7
d. Ujung bawah kelas interval pertama= 25
72
̅ =
∑
∑
.
̅ = = .
3. Mencari simpangan baku (S)
= ∑ . − ∑− .
⟺ = . −
⟺ =
–
⟺ =
⟺ = .
Uji Normalitas Data PretestHasil Belajar Kelas Eksperimen
25 – 31 0.1046 3.5564 6 2.4436 5.9711 1.6789
31.5 -1.01 0.1562
32 – 38 0.1921 6.5314 8 1.4686 2.1567 0.3302
38.5 -0.39 0.3483
39 – 45 0.2348 7.9832 6 -1.9832 3.9330 0.4926
45.5 0.21 0.5832
46 – 52 0.2135 7.259 7 -0.259 0.067 0.0092
52.5 0.83 0.7967
53 – 59 0.1298 4.4132 3 -1.4132 1.9971 0.4525
59.5 1.45 0.9265
60 – 66 0.0543 1.8462 4 2.1538 4.6388 2.5126
66.5 2.07 0.9808
Jumlah 34 5.4760
Kriteria uji: Terima H0jika h < pada taraf nyata α = 5%; dari daftar distribusi , diperoleh =
, = , = , ; dari hasil perhitungan, diperoleh h = ∑ = .
74
LAMPIRAN A. 8
UJI NORMALITAS DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
Rumusan Hipotesis:
H0 : Data uji hasil belajar sampel berdistribusi normal
H1 : Data uji hasil belajar sampel berdistribusi tidak normal
Langkah-langkah uji normalitas dengan uji Chi Kuadrat, yaitu
4. Membuat daftar distribusi frekuensi
e. Rentang (R) = Data terbesar - Data terkecil
Jadi, dapat dibuat daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 6.
g. Panjang kelas (p) =
kelas Banyak
Rentang
= =
Hargap diambil sesuai dengan ketelitian satuan data. Jadi, dapat dibuat
daftar distribusi frekuensi denganp = 5
h. Ujung bawah kelas interval pertama= 55
5. Mencari rata-rata ( )
̅
̅ =
∑
∑
.
̅ = = .
6. Mencari simpangan baku (S)
= ∑ . − ∑− .
⟺ = .−
⟺ = −
⟺ =
⟺ = .
76
Uji Normalitas Data PosttestHasil Belajar Kelas Eksperimen
Skor
55 – 59 0.0742 2.5228 4 1.4772 2.1821 0.8649
59,5 -1.23 0.1093
60 – 64 0.1485 5.0490 6 0.9510 0.9044 0.1791
64,5 -0.65 0.2578
65 – 69 0.2103 7.1502 7 0.1502 0.0225 0.0031
69,5 -0.08 0.4681
70 – 74 0.2197 7.4698 6 1.4698 2.1603 0.2892
74,5 0.49 0.6878
75 – 79 0.1676 5.6984 4 1.6984 2.8845 0.5061
79,5 1.06 0.8554
80 – 84 0.0941 3.1994 6 2.8006 7.8433 2.4514
84,5 1.64 0.9495
85 – 89 0.0369 1.2546 1 0.2546 0.0648 0.0516
89,5 2.21 0.9864
Jumlah 34 4.3454
Kriteria uji: Terima H0jika h < pada taraf nyata α = 5%; dari daftar distribusi , diperoleh =
, = , = , ; dari hasil perhitungan, diperoleh h = ∑ = .
LAMPIRAN A. 9
UJI REGRESI LINIER SEDERHANA
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .633a .401 .382 6.835
a. Predictors: (Constant), Pretest
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014
Hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sebagai berikut.
1. Konstanta a (nilai ketetapan pretest) = 48,113 dan koefisien b = 0,462 sehingga
persamaan regresinya menjadi Ŷ = 48,113 + 0,462 X. Konstanta a sebesar
48,113 menyatakan bahwa jika tidak ada skor pretest (X = 0), maka skor
posttest sebesar 48,113 (Rusman, 2011: 79).
2. Koefisien regresi (pengaruh) untuk X sebesar 0,462 menyatakan bahwa setiap
penambahan satu satuan atau jika nilai pretest siswa baik, maka akan
meningkatkan hasil posttest sebesar 0,462 (Rusman, 2011: 79). Dengan
demikian hipotesis penelitian terbukti.
Hipotesis untuk kasus ini sebagai berikut :
H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan model jofull learning
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
H1 : Ada pengaruh yang signifikan penggunaan model jofull learningterhadap
78
Pretest .462 .100 .633 4.625 .000
a. Dependent Variable: Posttest
Sedangkan untuk hipotesis kedua yaitu :
H0 : Tingkat taraf signifikan dari pengaruh model joyfull learning lebih rendah
atau sama dengan terhadap hasil belajar siswa.
H1 : Tingkat taraf signifikan dari pengaruh model joyfull learning lebih tinggi
terhadap hasil belajar siswa.
Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut.
1. Apabila t hitung > t tabeldengan dk = n-2 dan
0.05, maka H0ditolak.Sebaliknya H1diterima.
2. Apabila probabilitas (sig.) < 0.05, maka H0ditolak. Sebaliknya H1diterima
(Rusman, 2011: 80).
Dengan demikian, diperoleh t hitung untuk nilai pretest sebesar 4,625 > t tabel
sebesar 2,03 (hasil intervolasi), dan probabilitasnya (sig.) 0.000 < 0.05 hal ini
berarti H 0 ditolak dan H1 diterima. Dengan kata lain, model joyfull learning
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai hasil belajar siswa.Taraf signifikan
dalam penggunaan model joyfull learning terhadap hasil belajar siswa mermiliki
Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 PUNDUH PEDADA
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : IX (Sembilan) / I (Satu)
Standar Kompetensi : Memahami Usaha Mempertahankan Kemerdekaan
Kompetensi
Mengerjakan isian yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK).
3. Afektif
Karakter :