• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prediksi Kerusakan Motor Induksi Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation ”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prediksi Kerusakan Motor Induksi Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation ”."

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

PREDIKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI MENGGUNAKAN

METODE JARINGAN SARAF TIRUAN

BACKPROPAGATION

TESIS

Oleh

HERDIANTO

097034029/TE

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PREDIKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI MENGGUNAKAN

METODE JARINGAN SARAF TIRUAN

BACKPROPAGATION

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik

dalam Program Studi Magister Teknik Elektro

pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

HERDIANTO

097034029/TE

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : PREDIKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI

MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SARAF

TIRUAN BACKPROPAGATION

Nama Mahasiswa : Herdianto

Nomor Induk : 097034029

Program Studi : Magister Teknik Elektro

Menyetujui

Komisi Pembimbing:

(Prof. Dr.Ir. Usman Baafai) (Dr. Benny B.Nst, Dipl.Ing.M.Eng)

Ketua

Anggota

Sekretaris Program Studi Dekan,

(Drs. Hasdari Helmi, MT)

(Prof.Dr.Ir. Bustami Syam, MSME)

(4)

Telah Diuji pada

Tanggal : 16 Juli 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ir. Usman Baafai

Anggota : 1. Dr. Benny B. Nasution, Dipl.Ing, M.Eng

2. Prof. Dr. Tulus, M.Si

(5)

ABSTRAK

Motor induksi (MI) adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi

mekanik berupa tenaga putar. Motor induksi banyak dipakai sebagai penggerak untuk

mengerjakan banyak proses di industri. Meskipun MI cukup handal tetapi dapat saja

mengalami kerusakan total pada saat beroperasi. Kerusakan total pada motor induksi

pada saat mendukung proses produksi dapat menyebabkan rendahnya mutu barang

jadi yang dihasilkan sampai berhentinya proses produksi itu sendiri. Untuk

menghindari kerusakan total pada motor induksi, pada penelitian ini digunakan

metode jaringan saraf tiruan dengan algoritma

backpropagation

untuk memprediksi

kerusakan yang akan terjadi pada motor induksi khususnya pada stator untuk 1 hari

ke depan. Agar dapat digunakan untuk memprediksi kerusakan motor induksi

khususnya pada stator dengan tingkat akurasi di atas 85% jaringan saraf tiruan harus

memiliki struktur jaringan yang optimal. Maka pada penelitian yang telah dilakukan

penelitian dititik beratkan pada pencarian struktur jaringan saraf tiruan yang optimal

berdasarkan pola data pelatihan seperti mencari jumlah

time delay

,

hidden layer

,

node

hidden layer

, nilai konstanta

learning rate

dan momentum. Dari hasil pengujian yang

telah dilakukan bahwasanya jaringan saraf tiruan mampu memprediksi kerusakan

motor induksi khususnya pada stator untuk satu hari ke depan dengan tingkat akurasi

mencapai 90%.

(6)

ABSTRACT

Induction motor (IM) is electric equipment which changes electric energy to

mechanical energy as a revolving power. It is frequently used as a drive for doing

many processes in industry. Even though it is reliable, it can be totally broken when it

is operating. The total damage of induction motor, while it is supporting the process

of production, can cause the low quality of the product until the process of the

production stops. To avoid the induction motor being totally damaged, the method of

artificial nerve grid with back-propagation algorithm was used in this research to

predict the damage which will occur in induction motor, especially in the stator for

the following day. In order to be used to predict the damage in the induction motor,

especially in the stator with the accuracy above 85%, the artificial nerve grid must

have optimal grid structure. Therefore, this research was emphasized on the

searching for the optimal structure of artificial nerve grid, based on the pattern of

training data, such as searching for the amount of time delay, hidden layer, node

hidden layer, constant value of learning rate, and momentum. From the result of test,

it was found that the artificial nerve grid was able to predict the damage in the

induction motor, especially in the stator for the following day with 90% of the level of

accuracy.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul: “

Prediksi Kerusakan Motor Induksi Menggunakan Metode Jaringan Saraf

Tiruan Backpropagation ”.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.

Dr. Ir. Usman Baafai selaku ketua pembimbing, Bapak Dr. Benny B. Nasution, Dipl.

Ing, M.Eng dan Bapak Ir.Pernantin Tarigan, MSc selaku anggota komisi pembimbing

yang dengan penuh sabar, arif dan bijaksana memberikan bimbingan, dorongan,

petunjuk serta arahan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan

kepada Bapak Prof. Dr.Tulus, M.Si dan Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom selaku

pembanding utama tesis ini yang banyak memberikan saran dan masukan demi

kesempurnaan penulisan tesis ini. Dan yang terakhir ucapan terima kasih penulis

sampaikan kepada keluarga, teman penulis seluruh staf pengajar dan karyawan

Program Studi Magister Teknik Elektro yang telah banyak memberikan semangat dan

perhatian serta toleransi sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam tulisan tesis ini, oleh sebab

itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi

(8)

persyaratan yang diperlukan untuk suatu tesis dalam Program Studi Magister Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dapat tercapai.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga tesis ini

dapat berguna bagi kita semua. Amin.

Medan, Agustus 2013

Hormat saya,

(9)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama

: Herdianto

Tempat/Tanggal Lahir

: Helvetia, 08 April 1977

Jenis

Kelamin

:

Laki-laki

Agama

: Islam

Bangsa

:

Indonesia

Alamat

: Jl. Setia Budi No.12 Pasar 2 Helvetia

Menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa:

PENDIDIKAN

1.

Tamatan S1 Sistem Komputer UNPAB Tahun 2008

2.

Tamatan D3 Teknik Komputer UNPAB

Tahun 2004

3.

Tamatan STM Negeri 2 Medan

Tahun 1995

4.

Tamatan SMP Negeri 14 Medan

Tahun 1992

5.

Tamatan SD Swasta Karya Bakti

Tahun 1989

PEKERJAAN

(10)

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Medan, 20 Agustus 2013

Tertanda,

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

 

ABSTRACT

... ii

 

KATA PENGANTAR ... iii

 

DAFTAR ISI ... vii

 

DAFTAR TABEL ... xi

 

DAFTAR GAMBAR ... xii

 

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

 

1.1.

 

Latar Belakang Masalah ... 1

 

1.2.

 

Perumusan Masalah ... 6

 

1.3.

 

Batasan Masalah ... 6

 

1.4.

 

Tujuan Penelitian ... 6

 

1.5.

 

Manfaat Penelitian ... 6

 

1.6.

 

Sistematika Penulisan ... 7

 

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 8

 

2.1.

 

Pengertian Prediksi ... 8

 

2.1.1.Teknik Prediksi ... 8

 
(12)

2.1.1.2.

 

Prediksi Kuantitatif ... 9

 

2.2.

 

Prediksi Kerusakan Motor Induksi ... 9

 

2.3.

 

Motor Induksi ... 10

 

2.3.1.

 

Konstruksi Umum Motor Induksi Satu Fasa ... 12

 

2.3.2.

 

Prinsip Kerja Motor Induksi Satu Fasa ... 14

 

2.3.3.

 

Jenis Kerusakan Motor Induksi ... 16

 

2.3.4.

 

Penyebab Kerusakan Stator Motor Induksi ... 18

 

2.3.5.

 

Parameter Untuk Memprediksi Kerusakan Stator Motor Induksi ... 22

 

2.3.5.1.

 

Arus ... 22

 

2.3.5.2.

 

Temperatur ... 25

 

2.4.

 

Jaringan Saraf Tiruan ... 27

 

2.4.1.

 

Otak Manusia ... 27

 

2.4.2.

 

Komponen Jaringan Saraf Tiruan ... 28

 

2.4.3.

 

Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan ... 30

 

2.4.4.

 

Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation ... 32

 

2.4.5.

 

Bobot ... 34

 

2.4.6.

 

Bias ... 35

 

2.4.7.

 

Epoch

... 35

 

2.4.8.

 

Learning Rate

... 35

 

2.4.9.

 

Toleransi

Error

... 36

 
(13)

2.6.

 

Algoritma Pembelajaran ... 37

 

2.7.

 

Algoritma Pembelajaran

Backpropagation

Standar ... 38

 

2.7.1.

 

Algoritma pelatihan ... 39

 

2.7.2.

 

Algoritma aplikasi ... 41

 

2.8.

 

Variasi Pembelajaran

Backpropagation

... 42

 

2.8.1.

 

Momentum ... 43

 

2.8.2.

 

Perubahan Bobot Berkelompok ... 43

 

BAB

 

3 METODE PENELITIAN ... 44

 

3.1.

 

Rancangan Penelitian ... 44

 

3.2.

 

Variabel yang Diamati ... 61

 

BAB

 

4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 62

 

4.1.

 

Pengujian Mencari

Time Delay

... 62

 

4.1.1.

 

Pengujian

Time Delay

2 Hari ... 64

 

4.1.2.

 

Pengujian

Time Delay

3 Hari ... 65

 

4.1.3.

 

Pengujian

Time Delay

4 Hari ... 66

 

4.1.4.

 

Pengujian

Time Delay

5 Hari ... 67

 

4.2.

 

Pengujian Mencari Jumlah

Hidden Layer

... 68

 

4.3.

 

Pengujian Mencari Nilai

Learning Rate

... 72

 

4.4.

 

Pengujian Mencari Nilai Momentum ... 73

 

4.5.

 

Pengujian Hasil Pelatihan ... 75

 

4.5.1.

 

Error

Hasil Pelatihan ... 75

 
(14)

4.5.3.

 

Diuji Dengan Pola Yang Tidak Pernah Dikenali ... 79

 

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

 

5.1.

 

Kesimpulan ... 81

 

5.2.

 

Saran ... 81

 

DAFTAR PUSTAKA ... 83

 
(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Halaman

1. 1 Daftar Penelitian Terkait ... 3

 

2. 1 Klasifikasi Jenis Isolasi Stator ... 26

2. 2 Istilah Nama Antara JST Dengan Jaringan Saraf Biologis ... 28

 

3. 1 Menunjukkan Besar Arus Terhadap Kondisi Motor Induksi ... 46

3. 2 Menunjukkan Nilai Temperatur Terhadap Kondisi Motor Induksi ... 49

 

3. 3 Kombinasi Nilai Arus Dan Temperatur Terhadap Kondisi Motor Induksi . 49

 

4.1 MSE Hasil Pelatihan

Time Delay

2 Hari Dengan 1

Hidden Layer

... 65

4.2 MSE Hasil Pelatihan

Time Delay

3 Hari Dengan 1

Hidden Layer

... 66

 

4.3 MSE Hasil Pelatihan

Time Delay

4 Hari Dengan 1

Hidden Layer

... 67

 

4.4 MSE Hasil Pelatihan

Time Delay

5 Hari Dengan 1

Hidden Layer

... 68

 

4.5 MSE Hasil Pelatihan Mencari Jumlah

Node

Pada

Hidden Layer Ke-2

... 70

 

4.6 MSE Hasil Pelatihan Mencari Jumlah

Node

Pada

Hidden Layer Ke-3

... 71

 

4.7 MSE Hasil Pelatihan Mencari Jumlah

Node

Pada

Hidden Layer Ke-4

... 72

 

4.8 MSE Hasil Pelatihan Dari

Learning Rate

0,1 – 0,9 ... 73

 

4.9 MSE Hasil Pelatihan Dari Momentum 0,1 – 0,9 ... 74

 

4. 10 Perbandingan Antara Target Dengan Hasil Prediksi Pada Pola Pelatihan ... 77

 
(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Halaman

2. 1 Tipe Motor Induksi ... 11

 

2. 2 Bagian-Bagian Rotor ... 12

 

2. 3 Isolasi Kertas Yang Ditempatkan Pada Alur Laminasi ... 13

 

2. 4 Konstruksi Motor Induksi Satu Fasa ... 13

 

2. 5 Torsi Arah Maju Dan Torsi Arah Mundur ... 15

 

2. 6 Persentase Kerusakan Motor Induksi ... 16

 

2. 7 Permukaan Kumparan Stator Dalam Keadaan Baik (a) Dan Rusak (b) ... 18

 

2. 8 Permukaan Kumparan Stator Yang Rusak Akibat Panas Berlebih ... 19

 

2. 9 Permukaan Kumparan Stator Yang Rusak Akibat Tegangan Lebih ... 20

 

2. 10 Permukaan Kumparan Stator Yang Rusak Akibat Mekanik ... 21

 

2. 11 Permukaan Kumparan Stator Yang Rusak Akibat Keadaan

Lingkungan Yang Lembab ... 21

 

2. 12 Rangkaian Listrik Motor

Split

Permanen Kapasitor ... 23

 

2. 13 Jaringan Saraf Secara Biologis ... 27

 

2. 14 Struktur

Node

Jaringan Saraf Tiruan ... 29

 

2. 15 JST Dengan 3 Lapisan ... 29

 

2. 16 Bentuk Jaringan Saraf Tiruan Dengan Lapisan Tunggal ... 30

 

2. 17 Bentuk JST Dengan Banyak Lapisan... 31

 
(17)

2. 19 JST

Backpropagation

Dengan Satu Lapisan Tersembunyi ... 33

 

2. 20 Fungsi Sigmoid Biner ... 37

 

3. 1 Bentuk Pola Data Arus Motor Induksi Dari Kondisi Baik Hingga Rusak... 45

3. 2 Bentuk Pola Data Arus Motor Induksi Dalam Kondisi Baik ... 46

 

3. 3 Bentuk Pola Data Arus Motor Induksi Dalam Kondisi Sedang... 47

 

3. 4 Bentuk Pola Data Arus Motor Induksi Dalam Kondisi Buruk ... 47

 

3. 5 Pola Data Temperatur Motor Induksi Dari Kondisi Baik Hingga Rusak ... 48

 

3. 6 Pola Data Temperatur Yang Telah Dilakukan Proses Normalisasi ... 51

 

3. 7 Pola Data Temperatur Motor Induksi Dalam Kondisi Baik ... 51

 

3. 8 Pola Data Temperatur Motor Induksi Dalam Kondisi Sedang ... 52

 

3. 9 Pola Data Temperatur Motor Induksi Dalam Kondisi Buruk ... 52

 

3. 10 Bentuk Jaringan Saraf Tiruan Dengan 96

Input

(

Time Delay

2 Hari) ... 54

 

3. 11 Bentuk Jaringan Saraf Tiruan Dengan 144

Input

(

Time Delay

3 Hari) ... 55

 

3. 12 Bentuk Jaringan Saraf Tiruan Dengan 192

Input

(

Time Delay

4 Hari) ... 55

 

3. 13 Bentuk Jaringan Saraf Tiruan Dengan 240

Input

(

Time Delay

5 Hari) ... 56

 

3. 14 Bentuk Jaringan Saraf Tiruan Untuk Mencari Jumlah

Hidden Layer

... 57

 

3. 15 Bentuk Jaringan Saraf Tiruan Mencari Jumlah

Node Hidden Layer

... 58

 

4. 1 Keberdekatan Hasil Prediksi Dengan Target Pada Pola Pelatihan ... 76

4. 2 Keberdekatan Hasil Prediksi Dengan Target Pada Pola Uji ... 79

 

(18)
(19)

ABSTRAK

Motor induksi (MI) adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi

mekanik berupa tenaga putar. Motor induksi banyak dipakai sebagai penggerak untuk

mengerjakan banyak proses di industri. Meskipun MI cukup handal tetapi dapat saja

mengalami kerusakan total pada saat beroperasi. Kerusakan total pada motor induksi

pada saat mendukung proses produksi dapat menyebabkan rendahnya mutu barang

jadi yang dihasilkan sampai berhentinya proses produksi itu sendiri. Untuk

menghindari kerusakan total pada motor induksi, pada penelitian ini digunakan

metode jaringan saraf tiruan dengan algoritma

backpropagation

untuk memprediksi

kerusakan yang akan terjadi pada motor induksi khususnya pada stator untuk 1 hari

ke depan. Agar dapat digunakan untuk memprediksi kerusakan motor induksi

khususnya pada stator dengan tingkat akurasi di atas 85% jaringan saraf tiruan harus

memiliki struktur jaringan yang optimal. Maka pada penelitian yang telah dilakukan

penelitian dititik beratkan pada pencarian struktur jaringan saraf tiruan yang optimal

berdasarkan pola data pelatihan seperti mencari jumlah

time delay

,

hidden layer

,

node

hidden layer

, nilai konstanta

learning rate

dan momentum. Dari hasil pengujian yang

telah dilakukan bahwasanya jaringan saraf tiruan mampu memprediksi kerusakan

motor induksi khususnya pada stator untuk satu hari ke depan dengan tingkat akurasi

mencapai 90%.

(20)

ABSTRACT

Induction motor (IM) is electric equipment which changes electric energy to

mechanical energy as a revolving power. It is frequently used as a drive for doing

many processes in industry. Even though it is reliable, it can be totally broken when it

is operating. The total damage of induction motor, while it is supporting the process

of production, can cause the low quality of the product until the process of the

production stops. To avoid the induction motor being totally damaged, the method of

artificial nerve grid with back-propagation algorithm was used in this research to

predict the damage which will occur in induction motor, especially in the stator for

the following day. In order to be used to predict the damage in the induction motor,

especially in the stator with the accuracy above 85%, the artificial nerve grid must

have optimal grid structure. Therefore, this research was emphasized on the

searching for the optimal structure of artificial nerve grid, based on the pattern of

training data, such as searching for the amount of time delay, hidden layer, node

hidden layer, constant value of learning rate, and momentum. From the result of test,

it was found that the artificial nerve grid was able to predict the damage in the

induction motor, especially in the stator for the following day with 90% of the level of

accuracy.

(21)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

Motor induksi (MI) adalah alat listrik yang mengubah energi listrik

menjadi

energi mekanik yang berupa tenaga putar [1]. Motor induksi banyak dipakai sebagai

penggerak untuk mengerjakan banyak proses di industri seperti menggerakkan

blower

(penghasil angin) berkapasitas besar yang dipakai untuk pembakaran di dalam

tungku peleburan, menggerakkan

conveyor

(pengangkut bahan), menggerakkan

pompa air untuk sirkulasi air pendingin dan lain-lain. Meskipun MI cukup handal

tetapi pada kenyataannya dapat saja mengalami banyak masalah pada saat beroperasi

yang menyebabkan kerusakan total pada motor induksi tersebut [2].

Kerusakan total motor induksi pada saat berlangsungnya proses produksi dapat

mengakibatkan rendahnya mutu barang jadi yang dihasilkan hingga sampai

berhentinya proses produksi itu sendiri. Untuk mengatasi hal ini telah dilakukan

teknik monitoring terhadap MI, baik secara konvensional maupun digital. Teknik

monitoring konvensional untuk motor induksi pada umumnya merupakan kombinasi

dari beberapa peralatan mekanik dan listrik [2],[3] di mana penginderaan terhadap

variabel-variabel motor induksi dilakukan dengan peralatan mekanik yang memiliki

banyak keterbatasan dalam mendeteksi kerusakan pada MI seperti kerusakan pada

isolasi stator [2],[3]. Sedangkan pada teknik monitoring digital untuk melakukan

(22)

selanjutnya diubah menjadi bentuk digital oleh

analog to digital converter

(ADC)

lalu dimasukkan ke dalam komputer atau mikrokontroler [2],[4],[5].

Teknik monitoring konvensional dan digital di dalam melakukan pendeteksian

kerusakan pada motor induksi menggunakan metode

rule based

[2],[3] sehingga

hanya dapat mendeteksi kerusakan MI pada kondisi yang telah ditentukan.

Selanjutnya teknik monitoring MI dikembangkan dengan menggunakan

artificial

intelegent

(AI), seperti yang telah dilakukan pada penelitian [6],[7],[8],[9],[10],

[11],[12],[13], sehingga teknik monitoring MI tidak hanya dapat mendeteksi tetapi

dapat juga memprediksi kerusakan MI, di mana salah satu metode yang dapat

digunakan adalah jaringan saraf tiruan (JST). Tetapi pada teknik monitoring MI

menggunakan JST seperti pada penelitian [8],[9],[10], variabel yang dimonitoring

adalah arus dan kecepatan sedangkan metode JST digunakan untuk mendeteksi

kerusakan bearing dan stator pada MI belum memprediksi.

Jadi inilah yang menjadi alasan utama mengapa peneliti mencoba

menggunakan metode JST untuk memprediksi kerusakan MI khususnya pada stator

untuk 1 hari ke depan dan variabel yang digunakan adalah arus dan temperatur.

Beberapa penelitian mengenai deteksi kerusakan motor induksi telah

dilakukan di mana perbedaan sistem yang telah ada dengan yang akan dilakukan

(23)

Tabel 1. 1 Daftar Penelitian Terkait

Penulis Judul

Penelitian

Pembahasan

Tahun

M. Sudha dan

P. Anbalagan [5]

A protection scheme for

three

fasa

induction motor form

incipient fault using

embedded controller

Penelitian ini

membahas

penggunaan

mikrokontroller PIC

16F877 untuk

melakukan

monitoring dan

melindungi motor

induksi dari

kerusakan total.

Metode yang

digunakan untuk

mendeteksi

kerusakan MI adalah

rule based.

2009

Ibrahim Sefa,

Ilhami Colak,

Askin Bektas,

Ramazan

Bayindir [2]

Fault detection and

protection of induction

motors using sensors

Untuk melakukan

monitoring dan

melindungi motor

induksi dari

kerusakan total

menggunakan ADC

dan PLC

(

programmable logic

controller

) agar

variabel- variabel

yang diukur seperti

tegangan, arus,

temperatur,

kecepatan dapat

ditampilkan nilainya

pada layar monitor.

2008

(24)

Penulis

Sri R. Kolla,

Shawn

D.Altman [7]

Judul Penelitian

Artifial neural network

based fault identification

scheme implementation for a

three-

fasa

induction motor

Pembahasan

Di mana metoda

yang dipakai untuk

mendeteksi

kerusakan MI adalah

rule based.

Pada penelitian ini

menjelaskan

implementasi dan

pengujian

menggunakan

metode jaringan

saraf tiruan untuk

mendeteksi

kerusakan motor

induksi. Di mana

variabel yang

dimonitor arus dan

tegangan.

Tahun

2007

H.Celik, I.Sefa,

S. Dermibas,

I.Colak [3]

On line protection sistem for

induction motors

Pada penelitian ini

membahas cara

memonitoring dan

melindungi motor

induksi dari

kerusakan total

sehingga banyak

membutuhkan ADC

eksternal. Di mana

metode yang

digunakan untuk

mendeteksi

kerusakan pada MI

adalah

rule based.

(25)

Penulis

Sui Oi Yee,

Mo-Yuen Chow

Peter M.

Mangun [8]

Judul Penelitian

A neural network approach

to real time condition

monitoring of induction

motor

Pembahasan

Penelitian ini

membahas cara

mendeteksi

kerusakan motor

induksi khususnya

pada bearing dan

stator menggunakan

metode jaringan

saraf tiruan. Di mana

variabel yang

dimonitor arus dan

kecepatan.

Tahun

1991

Herdianto

Prediksi kerusakan motor

induksi menggunakan

metoda jaringan saraf

tiruan (backpropagation)

Pada penelitian yang

akan dilakukan

metode jaringan saraf

tiruan saraf tiruan

dengan algoritma

pembelajaran

backpropagation

digunakan

untuk memprediksi

kerusakan MI

khususnya pada

stator untuk 1 hari

ke depan. Di

mana variabel yang

digunakan adalah

arus dan

temperatur.

(26)

1.2.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis

merumuskan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: bagaimana

menerapkan teknologi jaringan saraf tiruan dengan algoritma pembelajaran

backpropagation

untuk memprediksi kerusakan motor induksi khususnya pada stator

untuk 1 hari ke depan.

1.3.

Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah:

a.

Motor induksi yang digunakan jenis 1 fasa 220 volt 125 watt.

b.

Kerusakan motor induksi yang diprediksi hanya stator.

c.

Variabel yang digunakan untuk memprediksi ialah arus dan temperatur.

d.

Metode pembelajaran yang digunakan hanya

backpropagation

.

1.4.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh struktur jaringan saraf tiruan

yang optimal dengan algoritma pembelajaran

backpropagation

untuk memprediksi

kerusakan stator pada motor induksi.

1.5.

Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya penelitian mengenai

prediksi kerusakan motor induksi menggunakan metode jaringan saraf tiruan dengan

(27)

diharapkan dapat menghindari terganggunya proses produksi di industri,

memperpanjang usia motor induksi, membantu pihak pemeliharaan disuatu industri

dalam menganalisis kerusakan dari motor induksi serta membantu menentukan

jadwal pemeliharaan terhadap motor induksi itu sendiri.

1.6.

Sistematika Penulisan

Tesis ini terdiri dari lima bab, dengan penjelasan tiap-tiap bab sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN, pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

serta sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA, bab ini menjelaskan tentang teori pendukung

yang digunakan pada prediksi kerusakan MI seperti pengertian prediksi,

prediksi kerusakan MI, motor induksi, JST, fungsi aktivasi, algoritma

pembelajaran, algoritma pembelajaran

backpropagation

standar.

BAB 3 : METODE PENELITIAN, bab ini memberikan penjelasan mengenai

rancangan penelitian dan variabel yang diamati.

BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN, bab ini menjelaskan mengenai pengujian

yang dilakukan selama penelitian seperti pengujian mencari

time delay,

jumlah

hidden layer

, nilai

learning rate

, nilai momentum

dan pengujian

hasil pelatihan.

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN, bab ini berisi kesimpulan dari hasil

(28)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Pengertian Prediksi

Prediksi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang sesuatu

yang paling mungkin terjadi di masa depan berdasarkan informasi masa lalu dan

sekarang yang dimiliki, agar kesalahannya (selisih antara sesuatu yang terjadi dengan

hasil perkiraan) dapat diperkecil. Prediksi tidak harus memberikan jawaban secara

pasti kejadian yang akan terjadi, melainkan berusaha untuk mencari jawaban sedekat

mungkin yang akan terjadi [14].

2.1.1.

Teknik Prediksi

Berdasarkan teknik yang digunakan untuk memprediksi maka prediksi dapat

dibagi menjadi dua bagian yaitu prediksi kualitatif dan prediksi kuantitatif [14].

2.1.1.1.

Prediksi Kualitatif

Prediksi kualitatif didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Metoda

kualitatif digunakan jika data masa lalu dari variabel yang akan diprediksi tidak ada,

tidak cukup atau kurang dipercaya. Hasil prediksi yang dibuat sangat tergantung pada

individu yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil prediksi tersebut ditentukan

berdasarkan pemikiran yang bersifat

judgement

atau opini, pengetahuan dan

pengalaman dari penyusunnya. Oleh karena itu metode kualitatif ini disebut juga

(29)

2.1.1.2. Prediksi Kuantitatif

Prediksi kuantitatif didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil

prediksi yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam

prediksi tersebut. Dengan metoda yang berbeda akan diperoleh hasil prediksi yang

berbeda. Hal yang perlu diperhatikan dari penggunaan metoda tersebut adalah baik

tidaknya metoda yang digunakan dan sangat ditentukan dari penyimpangan antara

hasil prediksi dengan kenyataan yang terjadi. Metoda yang baik adalah metoda yang

memberikan nilai-nilai perbedaan atau penyimpangan yang mungkin. Prediksi

kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut:

a.

Adanya informasi tentang keadaan yang lain.

b.

Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data.

c.

Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang

akan datang.

2.2.

Prediksi Kerusakan Motor Induksi

Prediksi kerusakan motor induksi adalah suatu proses memperkirakan secara

sistematis keadaan baik, sedang, buruk yang akan terjadi pada motor induksi pada

waktu yang akan datang berdasarkan data yang diperoleh pada saat itu dengan

pertimbangan data masa lalu. Waktu yang dimaksud di sini dapat direpresentasikan

sebagai (jam, hari, minggu, bulan, tahun). Tetapi pada penelitian ini jangka waktu

prediksi yang digunakan adalah hari karena untuk meningkatkan akurasi prediksi.

(30)

satu jenis kerusakan yang sering terjadi pada motor induksi seperti kerusakan pada

bearing,

stator

atau

rotor

.

2.3.

Motor Induksi

Motor induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi

mekanik yang berupa tenaga putar [1]. Dikatakan motor induksi karena rotor berputar

bukan karena mendapat energi listrik secara langsung dari jala-jala listrik tetapi

karena adanya induksi dari kumparan stator. Berdasarkan jumlah fasa tegangan listrik

yang pada umumnya digunakan, motor induksi dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu

motor induksi satu fasa dan tiga fasa.

Motor induksi satu fasa banyak digunakan pada rumah tangga dan industri

sebagai penggerak karena konstruksinya yang sederhana, bekerja sesuai dengan

suplai tegangan PLN 220 VAC dan bekerja dengan daya yang kecil < 1400 watt

karena faktor-faktor tersebut maka motor induksi satu fasa ini banyak dipakai pada

peralatan rumah tangga seperti kipas angin, kompresor, pompa air, lemari es, mesin

cuci,

air condition

(AC) dan lain-lain. Sedangkan motor induksi tiga fasa pada

umumnya digunakan di industri yang memerlukan daya yang besar seperti

elevator,

chiller, mixer, blower, hammer, conveyor, crane

. Karena begitu banyaknya jenis

motor induksi yang ada di pasaran seperti yang terdapat pada Gambar 2.1 dan hal ini

tidak didukung dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh peneliti

maka pada penelitian ini motor induksi yang digunakan jenis satu fasa

split

(31)
[image:31.612.126.512.86.682.2]

Gambar 2. 1 Tipe Motor Induksi [15]

AC  MOTOR 

UNIVERSAL

DC  MOTOR

Separately excitation Compound excitation Permanent magnet Series excitation Paralel/shunt excitation Synchronous Asynchronous Squirrel cage Single phase Three phase Linear Synchronous Asynchronous Wound rotor Bulk

(32)

2.3.1.

Konstruksi Umum Motor Induksi Satu Fasa

Konstruksi motor induksi satu fasa pada umumnya terdiri dari dua bagian

yaitu: stator dan rotor seperti pada Gambar 2.4. Rotor adalah bagian motor induksi

yang berputar seperti rotor (inti rotor), poros rotor

,

sirip pendingin seperti pada

Gambar 2.2. Poros rotor adalah coran tembaga atau aluminium dalam satu lempeng

dengan inti rotor. Pada ujung inti rotor biasanya dilengkapi dengan sirip yang

berfungsi sebagai pendingin [16].

Gambar 2. 2 Bagian-Bagian Rotor [16]

Sedangkan stator adalah bagian motor induksi yang tidak bergerak seperti inti

stator seperti pada Gambar 2.3. Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti yang

memiliki alur dan menjadi tempat kumparan kawat tembaga yang telah dilapisi

isolasi tipis dililitkan yang berbentuk silinder. Setiap elemen laminasi inti dibentuk

dari lembaran besi dan setiap lembaran besi memiliki beberapa alur dan lubang

Laminasi rotor (inti rotor)

Sirip pendingin

Cincin Aluminium

(33)

p

d

pengikat un

diisolasi den

Gamb

Inti

(lamin

ntuk menyat

ngan kertas u

bar 2. 3 Isol

Gambar

stator

nasi inti)

tukan inti. A

untuk mengh

lasi Kertas Y

2. 4

Konstr

Alur pada

hindari hubu

Yang Ditemp

ruksi Motor

laminasi int

ungan singka

patkan Pada

Induksi Satu

ti tersebut n

at [16].

Alur Lamin

u Fasa [17]

nantinya ak

(34)

2.3.2.

Prinsip Kerja Motor Induksi Satu Fasa

Adapun prinsip kerja dari motor induksi satu fasa

split

permanen kapasitor

adalah sebagai berikut [1]: Pada motor induksi satu fasa ketika kumparan stator dialiri

arus dari jala-jala listrik maka pada kumparan stator tidak menimbulkan fluks magnit

putar tetapi menghasilkan fluks magnit bolak-balik disekitar kumparan stator tersebut

hal ini yang menyebabkan motor induksi tidak dapat berputar pada waktu

start

. Fluks

magnit bolak-balik ini menghasilkan fluks pulsasi yang besar kecilnya tergantung

pada sudut ruang dan fluks pulsasi ini bukan fluks yang berputar terhadap ruang.

Proses terjadinya fluks pulsasi tersebut dapat dijelaskan dengan Persamaan Euler.

………..………..(2. 1)

Sehingga

Φ

m

cos

θ

dapat ditulis

……….. (2. 2)

……….(2. 3)

Di mana

Φ

adalah amplitudo fluks magnit, sehingga jumlah dari kedua komponen

fluks magnit tersebut merupakan fluks resultan atau fluks pulsasi yang besarnya

adalah:

……….(2. 4)

Komponen dari kedua fluks magnit tersebut bergerak berlawanan arah

(35)

d

r

T

d

m

D

m

d

m

dan berlawa

resultan dari

Torsi resulta

T

R

p

dengan arah

mundur hal

Dengan me

menyebabka

dapat dilaku

maka terjadi

anan arah (to

i fluks magn

Gambar 2. 5

an (T

R

) yang

pada dasarn

h maju atau m

ini yang m

enggunakan

an motor ber

ukan dengan

i beda fasa a

orsi arah maj

nit yang berg

5 Torsi Ara

g dihasilkan o

nya mempu

mundur. Pad

menyebabkan

sedikit ten

rputar arah m

cara memas

antara arus k

ju dan torsi a

gerak arah m

ah Maju Dan

oleh torsi ma

T

R

=

unyai kema

da waktu

sta

n motor indu

naga yang d

maju atau mu

sang kapasit

kumparan uta

arah mundur

maju dan mun

n Torsi Arah

aju (T

f

) dan

T

f

+ T

b

……

mpuan untu

art

, besar tor

uksi tetap sa

digerakkan

undur. Penam

tor secara se

ama dan kum

r). Gambar 2

ndur.

h Mundur [17

torsi mundu

………

uk mengge

rsi maju sam

aja diam (ti

dengan alat

mbahan alat

ri dengan ku

mparan bantu

2.5 merupak

7]

ur (T

b

) adalah

…………(2.

rakkan mot

ma dengan to

idak berputa

t bantu dap

bantu terseb

umparan ban

u sebesar 90

kan

h:

5)

tor

rsi

ar).

pat

but

ntu

(36)

A

k

m

y

s

2

b

k

a

Akibat beda

kumparan st

menjadi bes

yang lebih b

split

.

2.3.3.

Jenis

Berd

bahwasanya

kategori den

12 % lain-la

a.

Kerusak

Terjadin

kompon

a fasa (

θ

) y

tator akan m

sar pula. Ole

besar dengan

s Kerusakan

dasarkan pe

a kerusakan y

ngan persent

ain seperti ter

Gambar 2

kan Bearing

nya keausan

nen tersebut.

yang besar in

menjadi bes

eh karena it

n arus

start

Motor Induk

enelitian da

yang sering

tase kerusak

rlihat pada G

2. 6 Persent

n pada beari

. Hal ini dap

Stator

38%

Rotor

10%

La

la

12

ni, maka flu

ar dan deng

tu motor kap

lebih kecil

ksi

an survei y

terjadi pada

an 40 % pad

Gambar 2.6.

tase Kerusak

ing merupak

pat disebabka

ain-ain

2%

Motor

uks magnit p

gan sendirin

pasitor dapa

dibandingka

yang telah

motor induk

da bearing, 3

kan Motor In

kan tanda tel

an karena ad

Bearin

40%

Induksi

putar yang d

nya gaya pu

at memberik

an motor fas

dilakukan

ksi dapat dib

38% stator,

nduksi

[19]

lah terjadi k

danya baut p

ng

%

dihasilkan ol

utar rotor ak

kan gaya put

sa tunggal ti

[11],[18],[1

bagi menjad

10% rotor d

(37)

induksi yang kendor sehingga menimbulkan getaran yang berlebih, lamanya

pemakaian, kondisi lingkungan kerja (panas, berdebu), beban kerja yang

berlebih dan terjadi ketidak seimbangan jarak celah udara antara rotor dengan

stator. Untuk mengetahui kerusakan pada bearing dapat digunakan beberapa

parameter seperti getaran, suara, arus stator.

b.

Kerusakan Stator

Kerusakan yang terjadi stator dapat dikarenakan rusaknya laminasi inti stator,

isolasi kawat tembaga dan isolasi stator. Hal ini dapat disebabkan oleh

temperatur motor induksi yang terlalu tinggi, tegangan listrik yang berlebih dan

tidak stabil, terjadi kerusakan pada sistem mekanik seperti bearing telah yang

aus, serta dapat dikarenakan kondisi lingkungan yang lembab, kotor atau

berdebu. Adapun beberapa parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui

kerusakan pada stator seperti fluks magnet, kecepatan, getaran, suara, daya

keluaran, tegangan, arus

,

temperatur, tetapi pada penelitian ini peneliti

menggunakan arus dan temperatur.

c.

Kerusakan Rotor

Bentuk kerusakan yang terjadi pada rotor seperti pecahnya bagian-bagian dari

rotor. Hal ini dapat disebabkan getaran, temperatur motor induksi yang terlalu

tinggi, tegangan listrik yang berlebih dan tidak stabil. Untuk mengetahui

kerusakan pada rotor dapat digunakan beberapa parameter seperti getaran,

suara, kecepatan.

(38)

Bentuk kerusakan lainnya yang dapat terjadi pada motor induksi seperti terjadi

ketidakseimbangan jarak celah udara antara rotor dengan stator. Hal ini lebih

disebabkan karena kesalahan manufaktur (proses pembuatan di pabrik). Untuk

mengetahui jenis kerusakan seperti ini dapat digunakan beberapa parameter

seperti getaran, suara, kecepatan, daya keluaran.

2.3.4.

Penyebab Kerusakan Stator Motor Induksi

Stator

merupakan bagian dari motor induksi yang tidak bergerak, meskipun

stator ini tidak bergerak tetapi dapat saja mengalami kerusakan. Sebagai bahan

perbandingan untuk membedakan antara kumparan stator yang bagus dengan yang

telah rusak, dapat dilihat dari Gambar 2.7 yang merupakan bentuk permukaan dari

kumparan stator dalam keadaan bagus dan rusak.

[image:38.612.152.530.442.669.2]

(a) (b)

(39)

Kerusakan yang terjadi pada kumparan stator dapat disebabkan oleh 4 hal,

yaitu [13]:

a.

Panas

Panas yang menyebabkan kerusakan pada stator dapat ditimbulkan dari lamanya

operasional MI sendiri dan panas yang melebihi batas yang diijinkan, di mana

setiap kenaikan temperatur 10

0

C dari panas yang ditimbulkan karena operasional

MI dapat menyebabkan berkurangnya setengah dari kondisi isolasi stator.

Sedangkan panas yang melebihi batas yang diijinkan dapat disebabkan oleh

tegangan yang tidak stabil dan rusaknya kipas pendingin pada MI. Bentuk

permukaan dari kumparan stator yang rusak akibat panas yang berlebih seperti

yang ditunjukkan pada Gambar 2.8.

(40)

b.

Listrik

Hal-hal yang termasuk dalam kelistrikan yang dapat menyebabkan kerusakan

stator seperti

corona

dan tegangan berlebih. Bentuk permukaan kumparan stator

yang rusak akibat tegangan berlebih dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2. 9 Permukaan Kumparan Stator Yang Rusak Akibat Tegangan Lebih [20]

c.

Mekanik

Terjadinya gesekan antara rotor dengan stator merupakan salah satu bentuk

kerusakan stator yang disebabkan karena faktor mekanik. Hal ini dapat terjadi

karena bearing yang telah aus, poros rotor yang tidak lurus dan baut pengikat inti

stator yang kendor. Gambar 2.10 menunjukkan permukaan kumparan stator

yang

(41)
[image:41.612.233.425.112.296.2]

Gambar 2. 10 Permukaan Kumparan Stator Yang Rusak Akibat Mekanik [20]

d.

Keadaan Lingkungan

Beberapa penyebab kerusakan pada stator karena keadaan lingkungan seperti MI

dioperasikan di tempat yang panas, lembab, berdebu dan lain-lain. Bentuk

permukaan kumparan stator yang rusak akibat motor induksi dioperasikan pada

lingkungan yang lembab ditunjukkan seperti pada Gambar 2.11.

[image:41.612.238.422.485.661.2]
(42)

2.3.5.

Parameter Untuk Memprediksi Kerusakan Stator Motor Induksi

Ada 11 parameter yang dapat digunakan untuk memprediksi kerusakan stator

yaitu fluks magnet, tegangan, arus, temperatur, getaran, suara, kecepatan, celah udara,

daya keluaran, analisis gas, dan analisis sirkuit motor [13]. Tetapi karena keterbatasan

peralatan, waktu dan biaya maka parameter yang digunakan untuk memprediksi

kerusakan stator MI pada penelitian ini hanya 2 yaitu arus dan temperatur.

2.3.5.1.

Arus

Untuk mengetahui gejala kerusakan yang akan terjadi pada kumparan stator

dapat dilakukan dengan mengamati besarnya arus listrik yang mengalir pada

kumparan stator dengan cara melakukan pengukuran. Besar kecilnya arus listrik yang

mengalir pada kumparan stator

sangat dipengaruhi perubahan beban motor induksi,

panas, tegangan lebih, mekanik dan kondisi lingkungan. Untuk menghindari

kerusakan total pada stator maka sebagai acuan yang digunakan pada penelitian ini

dengan mengacu pada batas nominal arus yang mengalir pada kumparan stator MI

berdasarkan data spesifikasi yang terdapat pada

name plate

yang ada motor induksi

tersebut. Jika arus yang mengalir ke kumparan stator

melebihi batas nonimal yang

ditetapkan, kondisi ini menunjukkan bahwasanya telah terjadi yang abnormal pada

MI. Arus yang lebih ini berdampak pada meningkatnya temperatur MI, mengurangi

nilai tahanan kumparan stator yang dapat menyebabkan putusnya kawat lilitan

kumparan stator.

Motor induksi yang digunakan pada penelitian ini jenis

split

permanen

(43)

dengan motor induksi 3-fasa, bedanya terletak pada kumparan statornya yang hanya

ada satu fasa dan dilakukan penambahan satu kapasitor yang terhubung seri dengan

[image:43.612.125.466.209.427.2]

kumparan bantu, seperti pada Gambar 2.12 [17].

Gambar 2. 12

Rangkaian listrik motor

split

permanen kapasitor [17]

Besar daya

input

dapat dihitung dengan Persamaan 2.6 [1]

P =

V

t

*

I

L

* Cos

φ

……….(2. 6)

P = daya

input

(watt)

V

t

= tegangan jala-jala (volt)

I

L

= arus yang masuk ke kumparan utama dan bantu (amper)

Cos

φ

= factor daya

Tegangan

jala-jala

Rotor

Kumparan utama

Kumparan bantu

Kapasitor IU

IB ZU

ZB

Xc

XB Xu

V

t
(44)

φ

=

…………..………..(2. 7)

arc tg = nilai inverse tangen

X

U

= reaktansi induktif pada kumparan utama (ohm)

X

C

= reaktansi kapasitip pada kapasitor (ohm)

X

B

= reaktansi induktif pada kumparan bantu (ohm)

R

U

= tahanan murni pada kumparan utama (ohm)

R

B

= tahanan murni pada kumparan bantu (ohm)

Besarnya arus listrik yang mengalir ke kumparan utama dapat dihitung dengan

menggunakan Persamaan 2.8 [1]:

=

….………..(2. 8)

I

U

= arus yang mengalir pada kumparan utama (amper)

Z

U

= impedansi pada kumparan utama (ohm)

………..(2. 9)

jX

U

= reaktansi induktif pada kumparan utama (ohm)

di mana

dapat diperoleh dengan menggunakan Persamaan 2.10

………(2. 10)

f = frekuensi tegangan jala-jala (Hertz)

l = induktansi kumparan utama (Henry)

Di mana besarnya arus listrik yang mengalir ke kumparan bantu dapat dihitung

(45)

=

……….(2. 11)

I

B

= arus yang mengalir pada kumparan bantu (amper)

Z

B

= impedansi pada kumparan bantu (ohm)

……….(2. 12)

jX

B

= reaktansi induktif pada kumparan bantu (ohm)

jX

C

= reaktansi kapasitif pada kapasitor (ohm)

di mana

dapat diperoleh dengan menggunakan Persamaan 2.13 [1]

………(2. 13)

sedangkan

dapat diperoleh dengan menggunakan Persamaan 2.14 [1]

……….……….(2. 14)

C = kapasitansi kapasitor yang digunakan (Farad)

Sehingga

………..(2. 15)

2.3.5.2.

Temperatur

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi dari isolasi stator adalah

temperatur. Selain dapat mengurangi umur ketahanan dari isolasi stator tersebut,

temperatur yang tinggi dapat juga menyebabkan terbakarnya isolasi stator jika

melebihi batas ketahanan panas dari jenis isolasi yang digunakan sehingga

menyebabkan terjadinya kerusakan total dari motor induksi. Tabel 2.1 menunjukkan

(46)

Tabel 2. 1 Klasifikasi jenis isolasi stator [21]

Jenis isolasi stator

Batas temperatur

A

B

F

H

R

105

o

C

130

o

C

155

o

C

180

o

C

220

o

C

Untuk itu perlu dilakukan pengukuran temperatur pada kumparan stator MI

baik dengan cara menggunakan sensor temperatur seperti termokopel, LM 35, PTC

atau pengukuran temperatur dilakukan secara manual dengan cara mengukur nilai

tahanan kumparan stator MI. Besarnya kenaikan temperatur pada motor induksi

ketika beroperasi sebanding dengan lamanya operasi MI tersebut dan dapat diketahui

dengan mengukur tahanan kumparan utama dan bantu sebelum dan sesudah

dioperasikan beberapa jam MI dengan menggunakan Persamaan 2.16 [22]:

……….(2. 16)

R

C

= tahanan kumparan utama dan bantu sebelum dioperasikan (Ohm)

R

h

= tahanan kumparan utama dan bantu sesudah dioperasikan (Ohm)

α

= Koefisien tahanan kawat tembaga (0,00428 Ohm /

0

C)

t

1

= temperatur awal motor induksi (

0

C)

(47)

2.4.

Jaringan Saraf Tiruan

Jaringan saraf tiruan (

neural network

) merupakan salah satu representasi buatan

dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran

pada otak manusia tersebut. Istilah tiruan di sini digunakan karena jaringan saraf ini

meniru cara kerja jaringan saraf biologis dan diimplementasikan dengan

menggunakan program komputer yang mampu menyelesaikan sejumlah proses

perhitungan selama proses pembelajaran [23].

2.4.1.

Otak Manusia

Otak manusia berisi berjuta-juta sel saraf yang bertugas mengolah informasi.

Tiap-tiap sel saraf bertugas seperti suatu prosesor sederhana dan saling berinteraksi

sehingga mendukung kemampuan kerja otak manusia. Gambar 2.13 menunjukkan

contoh jaringan saraf secara biologis.

(48)

Setiap

neuron

menerima sinyal

input

dari

neuron

yang lain melalui

dendrit

dan mengirimkan sinyal yang dihasilkan inti sel melalui

axon

.

Axon

dari

neuron

biologis bercabang-cabang dan berhubungan dengan

dendrit

dari

neuron

lainnya

dengan cara mengirimkan sinyal

input

melalui

sinapsis

. Di mana s

inapsis

merupakan

unit fungsional yang terletak di antara 2 buah

neuron

umpamanya

neuron

1 dan 2.

Dan nilai yang terdapat pada

sinapsis

dapat berkurang dan bertambah tergantung dari

seberapa besar tingkat propagasi yang diterimanya [25]. Tabel 2.2 istilah nama antara

jaringan saraf biologis dengan jaringan saraf tiruan (JST).

Tabel 2. 2 Istilah Nama Antara JST Dengan Jaringan Saraf Biologis [25]

Jaringan saraf tiruan

Jaringan saraf biologis

Node

atau unit

Input

Output

Bobot

Neuron

Dendrit

Axon

Sinapsis

2.4.2.

Komponen Jaringan Saraf Tiruan

Ada beberapa tipe jaringan saraf tiruan, namun demikian hampir semuanya

memiliki komponen-komponen yang sama. Jaringan saraf tiruan disusun dengan

asumsi yang sama seperti jaringan saraf biologis yakni terdiri dari beberapa

node

dan

adanya hubungan antara

node

. Sinyal informasi yang terdapat di antara 2 buah

node

diteruskan melalui sebuah hubungan dan setiap hubungan antara 2 buah

node

mempunyai nilai bobot lalu dengan menggunakan fungsi aktivasi nilai keluaran

node

(49)

d

s

p

o

m

   

Pada

dengan

laye

sebelum dan

pada JST ak

output

mel

menunjukka

      Bobot 

G

a JST

node

-

n

er

node

.

Nod

n sesudahny

kan diramba

alui lapisan

an JST denga

Ga

Gambar 2. 14

node

akan d

de

-

node

pad

ya kecuali lap

atkan lapisan

n tersembun

an 3 lapisan.

ambar 2. 15

4

Struktur

N

dikumpulkan

da satu lapis

apisan

input

n ke lapisan

nyi seperti

.

JST Denga

Node

Jaringa

n dalam lap

san akan dih

dan

output

.

n, mulai dar

tampak p

n 3 Lapisan

an Saraf Tiru

pisan (

layer

)

hubungkan d

Informasi y

ri lapisan

inp

ada Gamba

[24]

uan [24]

) yang diseb

dengan lapis

yang diberik

put

ke lapis

ar 2.15 ya

but

san

kan

san

(50)

2.4.3.

Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan

Hubungan antar

node

dalam jaringan saraf tiruan mengikuti pola tertentu

tergantung dari arsitektur jaringan saraf tiruan yang digunakan. Pada dasarnya ada 3

macam arsitektur jaringan saraf tiruan yaitu [24]:

e.

Jaringan saraf tiruan dengan lapisan tunggal

Jaringan saraf tiruan dengan satu lapisan tunggal hanya memiliki satu lapisan

dengan bobot-bobot terhubung. Jaringan ini hanya menerima

input

kemudian

mengolahnya menjadi

output

tanpa harus melalui lapisan tersembunyi seperti

pada Gambar 2.16. Dengan kata lain ciri jaringan ini hanya mempunyai satu

lapisan

input

dan

output

, tidak mempunyai lapisan tersembunyi.

(51)

b.

Jaringan saraf tiruan dengan banyak lapisan

Jaringan saraf tiruan dengan banyak lapisan memiliki satu atau lebih lapisan

yang terletak diantara lapisan

input

dan lapisan

output

(memiliki satu atau lebih

lapisan tersembunyi). Umumnya terdapat lapisan bobot diantara 2 lapisan

[image:51.612.178.463.273.660.2]

bersebelahan seperti pada Gambar 2.17.

(52)

c.

Jaringan saraf tiruan dengan lapisan kompetitif

Arsitektur pada jaringan saraf tiruan ini memiliki bentuk yang berbeda, di mana

antar

node

dapat saling berhubungan. Gambar 2.18 merupakan bentuk jaringan

saraf tiruan dengan lapisan kompetitif.

Gambar 2. 18 Bentuk JST Dengan Lapisan Kompetitif [24]

2.4.4.

Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Di dalam jaringan saraf tiruan dengan

backpropagation

setiap

node

yang

berada di lapisan

input

terhubung dengan setiap

node

pada lapisan tersembunyi dan

(53)

output

[25]. Untuk lebih jelasnya arsitektur JST

backpropagation

dapat dilihat pada

Gambar 2.19.

Gambar 2. 19

JST

Backpropagation

Dengan Satu Lapisan Tersembunyi

[25]

Jaringan saraf tiruan dengan algoritma pembelajaran

backpropagation

terdiri

(54)

1. Lapisan

input

hanya 1. Pada lapisan

input

terdapat

node

X

i

, i = 1, 2, ..., n. ( n =

jumlah

node

dalam lapisan

input

).

2. Lapisan tersembunyi (

hidden layer)

minimal 1. Seperti halnya lapisan

input

pada

lapisan tersembunyi juga berisi

node

mulai dari Z

j,

j = 1, 2

,

..., p (p = jumlah

node

pada lapisan tersembunyi untuk 1 lapisan). Tetapi pada lapisan tersembunyi ini

dapat saja terdiri dari beberapa lapisan tersembunyi.

3. Lapisan

output

hanya 1 buah. Lapisan ini terdiri dari

node

output

mulai dari Y

k

, k

= 1, 2, ..., m (m = jumlah

node

pada lapisan

output

). V

0j

adalah bias untuk

node

Z

j

pada lapisan tersembunyi dan W

0k

adalah bobot untuk

node

Y

k

pada lapisan

output

. Bias V

0j

dan W

0k

sama seperti bobot di mana

output

bias ini selalu

bernilai 1. V

ij

adalah bobot yang menghubungkan antara

node

X

i

pada lapisan

input

dengan

node

Z

j

pada lapisan tersembunyi, sedangkan W

jk

adalah bobot

yang menghubungkan antara

node

Z

j

pada lapisan tersembunyi dengan

node

Y

k

lapisan

output

.

2.4.5.

Bobot

Bobot dipakai untuk menentukan nilai sebuah

node

dan terletak di antara 2

(dua) lapisan, baik antara lapisan

input

dengan lapisan tersembunyi atau antara

lapisan tersembunyi dengan lapisan

output

dan mempunyai nilai tertentu. Pada saat

awal pelatihan nilai bobot diatur agar berada pada nilai acak yang kecil misalnya di

antara -0,5 sampai 0,5 lalu nilai bobot ini diperbaharui setiap proses

epoch

pada

(55)

2.4.6.

Bias

Bias juga dipakai untuk menentukan nilai sebuah

node

tetapi hanya pada

node

pada lapisan tersembunyi dan

output

. Bias ini selalu bernilai 1 tetapi nilai bobotnya

berbeda dan pada awal pelatihan diberi dengan nilai acak yang kecil antara -0,5

sampai 0,5 lalu nilai bobot ini juga diperbaharui setiap proses

epoch

pada waktu

pelatihan.

2.4.7.

Epoch

Epoch

adalah pengulangan yang terjadi pada proses pelatihan di dalam

jaringan saraf tiruan dalam memperbaiki

error

. Pengulangan ini akan terus

berlangsung hingga toleransi

error

(MSE) pelatihan atau nilai

epoch

yang ditetapkan

telah tercapai.

2.4.8.

Learning Rate

Learning rate

(

α

) merupakan sebuah parameter pembelajaran di dalam jaringan

saraf tiruan

backpropagation

yang digunakan untuk mempercepat proses pelatihan

dan bernilai antara 0 sampai 1. Jika jaringan saraf tiruan menggunakan

learning rate

mendekati 0 maka proses pelatihan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam

mencapai

performance

jaringan saraf tiruan yang diinginkan tetapi terkadang baik

jika dipakai pada proses aplikasi. Sebaliknya jaringan saraf tiruan menggunakan

learning rate

mendekati 1 maka proses pelatihan membutuhkan waktu yang lebih

cepat dalam mencapai

performance

jaringan saraf tiruan yang diinginkan tetapi

(56)

2.4.9.

Toleransi

Error

Toleransi

error

merupakan sebuah nilai pembatas yang ditetapkan oleh user

agar selisih target dengan keluaran jaringan saraf tiruan (MSE) dalam proses

pelatihan tidak sampai 0. Hal ini bertujuan untuk menghindari

overtraining

yang

menyebabkan jaringan saraf tiruan mengambil sifat memorilisasi akibatnya ketika

hasil pelatihan diuji dengan pola data yang tidak pernah dikenali maka jaringan saraf

tiruan akan memberikan hasil yang jauh berbeda dari target yang diharapkan.

2.5.

Fungsi Aktivasi

Fungsi aktivasi digunakan untuk menentukan keluaran pada

node

. Ada

beberapa fungsi aktivasi yang sering digunakan dalam jaringan saraf tiruan seperti

fungsi undak biner, bipolar, linear (identitas), saturating linear, symmetric saturating

linear, sigmoid biner dan sigmoid bipolar.

Karena keluaran jaringan saraf tiruan yang diinginkan pada penelitian ini

antara 0 sampai 1 maka fungsi aktivasi yang digunakan adalah sigmoid biner dan

fungsi aktivasi ini mempunyai hubungan yang sederhana antara nilai fungsi pada

suatu titik dengan turunannya sehingga mengurangi beban komputasi selama

pelatihan [23]. Bentuk grafik dari fungsi sigmoid biner dapat dilihat seperti pada

Gambar 2.20 sedangkan fungsi dari sigmoid biner dirumuskan sebagai [23]:

……….(2. 17)

dengan turunan:

(57)

Gambar 2. 20 Fungsi Sigmoid Biner [24]

2.6.

Algoritma Pembelajaran

Salah satu bagian terpenting dari konsep jaringan saraf tiruan adalah terjadinya

proses pembelajaran. Tujuan utama dari proses pembelajaran adalah melakukan

pengaturan terhadap bobot-bobot yang ada pada jaringan saraf tiruan, sehingga

diperoleh bobot akhir yang tepat sesuai dengan pola data yang dilatih [25].

Pada

dasarnya ada 2 metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran terawasi

(

supervised

) dan metode pembelajaran yang tak terawasi (

unsupervised

).

a.

Pembelajaran terawasi

Pada jaringan saraf tiruan yang menerapkan metode pembelajaran terawasi maka

output

yang diharapkan telah ditetapkan. Contoh: jaringan saraf tiruan yang

(58)

b.

Pembelajaran tak terawasi

Sedangkan jaringan saraf tiruan yang menerapkan metode pembelajaran tak

terawasi tidak memerlukan target

output

. Pada metode ini, tidak ditentukan hasil

yang seperti apakah yang diharapkan selama proses pembelajaran. Metode

pembelajaran seperti ini sangat cocok untuk pengelompokan pola.

Tetapi ada hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran jaringan

saraf tiruan yakni tercapainya keseimbangan antara kemampuan memorilisasi

dengan

generalisasi

.

Yang dimaksud memorilisasi adalah kemampuan jaringan saraf tiruan

memberikan respon yang sempurna terhadap semua pola yang pernah dilatihkan.

Sedangkan generalisasi adalah kemampuan jaringan saraf tiruan memberikan respon

yang bisa diterima terhadap pola-pola

input

yang serupa (namun tidak identik)

dengan pola-pola yang sebelumnya telah dipelajari. Hal ini sangat bermanfaat ketika

jaringan saraf tiruan diberikan pola

input

yang belum pernah dilatihkan maka jaringan

saraf tiruan tetap akan memberikan respon (keluaran) yang paling mendekati [25].

2.7.

Algoritma Pembelajaran

Backpropagation

Standar

Backpropagation

merupakan algoritma pembelajaran yang terawasi dan metode

yang sangat baik dalam menangani pengenalan pola-pola kompleks yang

menggunakan

gradient descent

untuk memperkecil total

error

kuadrat (MSE) hasil

komputasi pada proses pelatihan [23], [25]. Jadi inilah yang menjadi alasan utama

peneliti mencoba menggunakan JST dengan algoritma pembelajaran backpropagation

(59)

stator untuk satu hari ke depan. Algoritma pembelajaran dengan

backpropagation

standar dapat dibagi menjadi 2 bagian:

2.7.1.

Algoritma pelatihan

Adapun langkah-langkah algoritma pelatihan adalah sebagai berikut [25]:

Langkah a. Inisialisasi bobot bias ke lapisan

hidden

(V

0j

),

output

(W

0k

), dan bobot

input

(V

ij

),

output

(W

jk

) seperti pada Gambar 2.19 dengan nilai acak

yang cukup kecil antara -0,5 sampai 0,5. Lalu ditentukan nilai

learning

rate

(

α

) antara 0 sampai 1, toleransi

error

dan jumlah maksimal

epoch

jika menggunakan toleransi

error

dan banyaknya

epoch

sebagai kondisi

berhenti.

Langkah b. Selanjutnya dilakukan proses pengulangan dari langkah c – j hingga nilai

MSE (

mean square error

) yang diperoleh dari hasil pelatihan lebih kecil

dari nilai toleransi

error

yang ditentukan atau

epoch

telah tercapai.

Langkah c. Untuk setiap pasangan pola akan dilakukan proses pelatihan, dengan

melakukan langkah ke- d sampai langkah ke-i.

Tahap maju

Langkah d. Setiap

node

X

i,

i = 1, 2, ..., n pada lapisan

input

meneruskan sinyal

input

tersebut ke semua

node

Z

j

, j = 1, 2, ..., p pada lapisan tersembunyi yang

ada di atasnya.

Langkah e. Setiap

node

Z

j

, j = 1, 2, ..., p pada lapisan tersembunyi menjumlahkan

(60)

dengan bobot bias V

0j

lalu dengan menggunakan fungsi aktivasinya

dihitung sinyal

output

nya:

………..(2. 19)

selanjutnya sinyal

output

tersebut dikirim ke semua

node

ke lapisan di

atasnya (lapisan

output

).

Langkah f. Setiap

node

Y

k

, k = 1, 2, ..., m pada lapisan

output

menjumlahkan

sinyal

input

Z

j

, j = 1, 2, ..., p dari lapisan tersembunyi dengan

bobotnya W

jk

dan ditambahkan dengan bobot bias W

0k

lalu dengan

menggunakan fungsi aktivasinya dihitung sinyal

output

nya:

……….(2. 20)

Tahap mundur

Langkah g. Setiap

node

Y

k

, k = 1, 2, ..., m pada lapisan

output

menerima pola target

t

k

lalu informasi kesalahan pada lapisan<

Gambar

Gambar 2. 1  Tipe Motor Induksi [15]
Gambar 2. 7  Permukaan Kumparan Stator  Keadaan Baik (a) Dan Rusak (b) [20]
Gambar 2. 11  Permukaan Kumparan Stator Yang Rusak Akibat Keadaan Lingkungan  Yang Lembab [20]
Gambar 2. 12   Rangkaian listrik motor split permanen kapasitor  [17]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian, penggunaan metode jaringan saraf tiruan dengan Algoritma Backpropagation memberikan hasil cukup baik untuk mengenali gambar yang terdapat pada training

Penelitian ini merancang sistem jaringan saraf tiruan untuk mendeteksi gangguan paru-paru menggunakan metode backpropagation, sistem ini mampu memecahkan masalah dalam

Dengan menerapkan Jaringan Saraf Tiruan dan algoritma Backpropagation yang di aplikasikan pada Software Matlab sebagai aplikasi pengolahan citra diharapkan dapat digunakan

Penerapan algoritme jaringan saraf tiruan Backpropagation pada peramalan indeks harga konsumen Indonesia dapat dilakukan dengan langkah pertama yaitu pembentukan

Penulis memiliki inisiatif untuk melakukan penelitian mengenai pengenalan pola wayang kulit menggunakan metode jaringan saraf tiruan dengan Algoritma Backpropagation.. Tujuan utama

Penelitian ini merancang sistem jaringan saraf tiruan untuk mendeteksi gangguan paru-paru menggunakan metode backpropagation, sistem ini mampu memecahkan masalah dalam

Jaringan Saraf Tiruan dengan algoritma Backpropagation dalam hal ini bertujuan untuk pengelolahan data informasi terhadap citra daun pada tumbuhan bunga, hingga dapat memprediksi

Desain jaringan saraf tiruan yang akan dipakai adalah 12-10-1, artinya jaringan tersebut mulai dari 12 nilai untuk lapisan input statistik curah hujan selama 12 bulan dan 10 neuron di