STRATEGI HUMAS PEMERINTAHAN KOTA CIMAHI DALAM MENSOSIALISASIKAN BATIK CIRENDEU SEBAGAI
BATIK KHAS KOTA CIMAHI
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Diploma III (D3) Pada Program Studi Public Relations
Oleh :
ANNE MOERDIANY NIM : 43308008
PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
iv ABSTRAK
STRATEGI HUMAS PEMERINTAHAN KOTA CIMAHI DALAM MENSOSIALISASIKAN BATIK CIRENDEU
SEBAGAI BATIK KHAS KOTA CIMAHI
Oleh: Anne Moerdiany
NIM. 43308008
Di bawah bimbingan : Inggar Prayoga, S.I.Kom
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi. Dimulai dari proses pengumpulan data, perencanaan, kegiatan,
komunikasi dan evaluasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan wawancara, studi pustaka, dan penelusuran online. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Humas Pemerintahan Kota Cimahi yang berjumlah Lima orang. Dari lima pegawai tersebut peneliti memilih dua orang sebagai informan penelitan.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa kegiatan mensosialisasikan batik Cirendeu sebagai batik khas Kota Cimahi yang dilakukan oleh Humas Pemerintahan Kota Cimahi dilakukan mulai dari proses pengumpulan data sehingga menghasilkan suatu perencanaan seperti membuat billboard, kegiatan berupa membuat film dokumenter, komunikasi yang di gunakan berbentuk pesan informatif dan persuasif, sampai dengan proses evaluasi yaitu dilihat dari keefektifan kegiatan yang telah berlangsung.
v
ABSTRACT
PUBLIC RELATIONS STRATEGY OF CIMAHI GOVERNMENT TO SOCIALIZE CIRENDEU BATIK
AS A CIMAHI DISTINCTIVE BATIK
By : Anne Moerdiany
NIM. 43308008
Under Guidance of Inggar Prayoga, S.I.Kom
This research is aimed to recognize the strategy Cimahi Goverment Public relation in socializing batik Cirendeu as distinctive Cimahi batik. This research begins from Data collection, planning, activity, communication, and evaluation
This research employees description method and qualitative approach. Data collection technique is interview method, Literature study, and online browsing. The subjects of the research are five Cimahi Goverment Public relation staffs. of the five, two of them are selected as the informan of the research
The results show that in sosializing batic cirendeu, Cimahi Goverment Public relation staff begins with data collection, to make a planning such as making the billboard and documentary movies. The communications used in such activities are informative and persuassive messages. The evaluation process measures the effectiveness of the activity result
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini dengan judul “Starategi Humas Pemerintahan Kota Cimahi
Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi”.
Dalam proses penulisan Tugas Akhir ini menyita pengorbanan yang cukup
besar baik tenaga, pikiran, serta materi. Berbagai hambatan dan kesulitan
senantiasa menyertai proses penulisan Tugas Akhir ini, namun berkat usaha dan
kerja keras yang disertai kesabaran serta dukungan dari berbagai pihak pada
akhirnya semua kesulitan dan hambatan dapat diatasi. Berkenaan dengan itu
penulis ingin memberikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada orang-
orang yang berarti dalam hidup penulis yaitu kedua orang tua penulis tersayang,
Alm. Ayahanda Asep Makmur dan ibunda Heni Rizza tercinta, terima kasih yang
selalu sabar dan mendoakan penulis serta rela berkorban demi keberhasilan
penulis dalam menyelesaikan studi dan terus memberikan dukungan dan semangat
yang luar biasa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas
Akhir ini, walaupun demikian peneliti telah berusaha dengan sebaik mungkin.
Kritik dan saran yang sifatnya membangun sebagai bahan masukan yang berharga
vii
peneliti miliki, akhirnya dengan terwujudnya Tugas Akhir ini peneliti
mengucapkan terima kasih yang sebasar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs. MA selaku Dekan Faultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, yang telah
memberikan izin penulis untuk melaksanakan penelitian.
2. Bapak Drs. Manap Solihat M. Si. Selaku Ketua Program Studi Public
Relations dan Dosen Wali Kelas Public Relations angkatan 2008, yang
telah memberi izin penulis untuk melaksanakan penelitian.
3. Bapak Inggar Prayoga, S.Ikom selaku pembimbing yang telah
memberikan masukan, motivasi, serta koreksi kepada penulis dalam
menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Staff Dosen Program Studi Public Relations, Ibu Rismawaty S.Sos M. Si,
Ibu Melly Maulin S.Sos, M. Si, Ibu Desayu Eka Surya S.Sos, M. Si,
Bapak Sanggra Juliano S.IKom, dan staff dosen Public Relations lainnya
yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu. Terima kasih atas ilmu dan
kesabaran dalam mengajar penulis selama perkuliahan.
5. Sekertariat program studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations, Mbak
Asri dan Mbak Intan, terimaksih untuk kerjasama dan segala bantuan
dalam segala hal yang berhubungan dengan perkuliahan selama tiga tahun
belakangan ini.
6. Kabag. Humas & Protokol Bapak Harjono S.Pd, yang telah memberi
viii
7. Bagian Humas dan TU Pimpinan Bapak Dani, Bapak Dodi, Bapak Galih
yang telah memberikan masukan dan semangat pada saat penelitian
berlangsung.
8. Terimakasih Nenekku, Kakakku Nazari Murzayani, Kakak iparku Agung
Darmawan yang menjadi motivator tersayang buat penulis dan Cleonima
Matareka yang membuat penulis menjadi lebih semangat dan tertawa.
9. Pacarku Offian Bayu Rahmandha, S.I.Kom yang selalu memberi
dukungan, sabar, membatu dalam mengerjakan TA ini dan menjadikan
hari-hari penulis lebih berwarna dan terus semangat.
10.Sahabat-sahabat terbaiku dalam suka dan duka Innri Tri Utari, Winda
Wulandari, Dian Prasesti, Lisa Rostika Sari yang membuat penulis
menjadi lebih dewasa dan mengerti arti persahabatan.
11.Teman-teman PR lainnya Aniel, Nandini,Abang Badrul, Hero,Ucup,Aldy,
Eko, Latto,Renold,Berdhan, terimakasih kawan untuk segala hal selama
kita bersama, semoga kenengan itu tidak menipis lalu menghilang.
12.Yoma Rental Komputer, yang membatu penulis dalam mengerjakan TA
ini.
Serta tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang tidak dapat sempat tercantum. Semoga allah SWT senantiasa
melimpahkan balasab pahala kepada semua.
Bandung, Juli 2011
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan batik sebagai pakaian warisan budaya bangsa. Batik di Indonesia beraneka ragam sesuai dengan kebudayaan daerah setempat. Diantara sekian banyak ragam batik di indonesia salah satunya adalah batik Cirendeu.Batik Cirendeu merupakan batik khas kota Cimahi, yang berasal dari Daerah Cirendeu yang bertempat di Kampung Cirendeu Cimahi Selatan –Jawa Barat. Batik Cirendeu memiliki ciri khas yang terlihat dari jenis motifnya yang bergambar daun singkong. Motif daun singkong ini di ambil karena sesuai dengan ciri khas Daerah Cirendeu yaitu mereka mengkonsumsi singkong sebagai makanan pokoknya. Hal ini sudah menjadi tradisi secara turun temurun sejak penjajahan Belanda tahun 1924 dimana meraka pada saat itu mengalami gagal panen dikarenakan letak Geografis daeranya yang dikelilingi pegunungan yang hanya cocok untuk ditanami jenis umbi-umbian sehingga masyarakat setempat tidak pernah mengkonsumsi beras melainkan singkong.1Singkong atau sampeu yang merupakan makanan pokok pengganti nasi bagi masyarakat sekitar selama lebih dari 80 tahun, telah menjadi inspirasi untuk menciptakan motif batik. Jadi, pada motif Cirendeu ini, motif daun singkong dan ketela lebih mendominasi.
1
2
Batik merupakan salah satu hasil karya rakyat bangsa Indonesia yang sampai saat ini membuat dunia terkagum-kagum dan terpesona karena keunikan ragam dan motifnya. Zaman dahulu batik identik dengan kerajaan yang ada di Nusantara ini. Sesuai dengan perkembangan zaman, batik yang konvensionalberevolusi menjadi busana modern yang eksotis dengan motif yang unik dan beragam sehingga dapat diterima masyarakat indonesia dan mancanegara. Yang menjadi daya tarik batik adalah proses pembuatannya yang rumit dan keindahan seni lukisnya. Nilai dan keindahan seni dan filosofi batik sebagai adi karya tak tergeser oleh alat modernisasi teknologi. Akartradisi membatik menjadi daya tarik tersendiri bagi kelestarian batik. Pengembangan teknologi mesin tidak mampu menghilangkan keunikan dan keutamaan nilai-nilai yang dimiliki batik. Kecintaan serta penghargaan yang tinggi dari generasi penerus tradisi batik akan menjadi bingkai kokoh, yang akan melestarikan batik sebagai karya bangsa Indonesia bahkan daerah sekalipun. Contoh batik dari daerah atau berdasarkan jenisnya yang populer antara lain :
• Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini dibuat oleh para putri dikraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang “biasa” seperti motif Parang Barong, Parang Rusa. • Pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam batik tulis
3
belakang (isen-isen) yang sangat detail seperti motif parang dan kawung di bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi, misalnya motif bunga dan padi.
• Disamping itu batik dengan motif lainnya yang beragam dan dikenal adalah batik trusmi dan mega mendung dengan motif awan di daerah Cirebon, batik khas Pekalongan, batik dengan motif sasaringan khas daerah Kalimantan dan batik khas Bali yang sudah populer dan dikenali di Indonesia.2
Dari beragamnya jenis batik yang sudah populer diatas, batik Cirendeu merupakan batik khas kota Cimahi masih terbilang baru karena Kota Cimahi pertama kali meluncurkan batiknya pada tahun 2009 sehingga keberadaannya belum banyak dikenal atau diketahui masyarakat luas. Dengan diciptakannya batik yang identik dengan pola daun singkong, batik ini mengukuhkan eksistensinya sebagai salah satu dari beragamnya seni batik yang dikenal di Indonesia.
Dengan adanya batik Cimahi ini berarti kebudayaan daerah di Jawa Barat bertambah dan memiliki suatu nilai jual dan kreatifitas yang tinggi. Sehingga berpengaruh terhadap komoditas ekonomi bagi masyarakat dan pemerintahan kota Cimahi. Oleh karena itu Pemerintah Kota Cimahi harus aktif dalam mensosialisasikan batik Cimahi kepada seluruh masyarakat agar dapat di kenal dan dijadiakan sebagai kebudayaan daerah yang baru. Sejalan dengan rencana tersebut, Humas dalam hal ini memiliki peranan yang sangat penting karena
2
4
kegiatan dan strategi publikasi yang dilakukan oleh Humas, dapat membantu Pemerintahan Kota Cimahi dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat Cimahi mengenai program pemerintah tersebut.
Seperti yang dinyatakan oleh Frank Jefkins, dalam bukunya yang berjudul “Public Relations” edisi ke-empat sebagai berikut:
“Humas adalah sesuatu yang menerangkan keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayak nya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”. (Jefkins, 2004:30)
Sedangkan Fungsi Humas menurut Cultip & Center and Canfield dalam buku Rosady Ruslan, “Manajemen PR dan Media Komunikasi”, fungsi Humas adalah :
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajeman organisasi).
2. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, perserpsi, dan tanggapan masyarakat terhadap organiasasi yang diwakilinya atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publik dan memberikan sumbangan saran kepada pemimpin organisasi demi tujuan dan manfaat bersama.
5
sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. (Cultip & Center and Canfield dalam Ruslan, 2006 : 19).
Bagian Humas institusi pemerintah dibentuk untuk mempublikasikan atau mensosialisasikan rencana, memberi informasi secara teratur tentang kebijakan, rencana-rencana dan hasil kerja institusi serta memberi pengertian kepada masyarakat tentang segala sesuatu yang berpengaruh terhadap lingkungan masyarakat.
Selain itu, dapat memelihara kepercayaan publik terhadap suatu organisasi atau pemerintahan, dan juga merupakan jembatan antara pemerintah dengan perusahaan dengan pihak internal dan pihak eksternal.
Sehingga Humas Pemerintahan Kota Cimahi perlu mensosialisasikan batik Cimahi kepada masyarakat luas. Arti mensosialisasikan adalah “suatu proses penyebaran informasi untuk memperkenalkan suatu hal oleh komunikator kepada komunikan agar komunikan mempunyai kesamaan pemahaman dengan komunikator”. (Effendy, 1989 :33). Adapun pengertian menurut Soekanto “ Sosialisasi adalah suatu proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada masyarakat baru. (Soekanto, 1993: 234).
6
pertumbuhan ekonomi dan pariwisata kota Cimahi dan memperkaya budaya bangsa Indonesia.
Mengacu pada permasalahan tersebut, penulis bermaksud mengeksplorasi dan menganalisis lebih jauhtentang ”Bagaimana Strategi Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi”
1.2 Identifikasi Masalah
Untuk memberikan arah pada penelitian yang dilakukan maka disusun identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengumpulan data yang dilakukan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi?
2. Bagaimana perencanaan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi? 3. Bagaimana kegiatan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam
Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi? 4. Bagaimana komunikasi yang di sampaikan oleh Humas Pemerintahan
Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik khas Kota Cimahi?
7
6. Bagaimana Strategi Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cireundeu Sebagai Batik khas Kota Cimahi?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang di lakukan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Berangkat dari permasalah yang telah penulis identifikasi di atas tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengumpulan data Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi.
2. Untuk mengetahui perencanaan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi.
3. Untuk mengetahui kegiatan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi. 4. Untuk mengetahui komunikasi Humas Pemerintahan Kota Cimahi
8
5. Untuk mengetahui evaluasi Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi. 6. Untuk mengetahui Strategi Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam
Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan teoritis
Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat berguna sebagai pergembangan Humas serta memperkaya wawasan kalangan akademis terutama mengenai perkembangan strategi bagian Humas dalam mensosialisasikan batik khas kota Cimahi.
1.4.2 Kegunaan Praktis A. Kegunaan Bagi Peneliti
Penelitian ini berguna bagi peneliti sebagai aplikasi dari keilmuan Humas secara umum dan kegiatan internal dan eksternal Humas pada Mensosialisasikan batik secara khusus.
B. Kegunaan Bagi UNIVERSITAS
Penelitian ini berguna bagi mahasiswa UNIKOM secara umum. Mahasiswa Humas secara khusus. Sebagai literatur dan referensi bagi yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.
C. Kegunaan Bagi Pemerintahan Kota Cimahi
9
1.5 Kerangka Penelitian 1.5.1 Kerangka Teoristis
Untuk dapat memahami masalah yang diteliti, perlu dikemukakan konsep dan teori yang ada dalam studi ini khususnya studi mengenai Humas. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. (Effendi, 2003 : 32).
Oleh karena itu, berdasarkan pengertian di atas peneliti menggunakan tahap-tahap operasional Humas menurut Cutlip & Center (1961) yang di kutip oleh Abdurrachman, dimana untuk mencapai efek yang tinggi dalam kegiatan proses operasional Humas haruslah melalui 4 tahapan yaitu :
1. Fact-Finding
10
2. Planinng and Programming
Yaitu tahap merencanakan dan membuat program sesuai dengan apa yang telah diketahui dalam tahap fact–finding. Perencanaan dan pemrograman merupakan segala informasi atau data masukan atau input yang diperoleh berkaitan dengan hal atau permasalahan yang dihadapi kedalam bentuk rencana tindakan untuk pemecahannya. Perencanaan humas merupakan suatu proses berkesinambungan dan selalu memerlukan peninjauan agar tindakan yang diambil sesuai dengan aturan yang di tetapkan. Sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalamperemcanaan program antara lain: sifat waktu dan lingkungan. Perencanaan juga harus memperhatikan situasi di dalam maupun di luar pemerintahan, serta pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan tersebut.Definisi lain dari perencanaan adalah campuran dari kebijakan dan tata cara (prosedur) sedangkan kegiatan secara sederhana yaitu acara atau susunan acara, sedangkan secara Public Relations yaitu perincian waktu atau timming secara teratur, dan menurut urutan tertentu tentang pelaksanaan langkah demi langkah sesuai dengan apa yang telah ditetapkan pada perencanaan. (Cultip, Center & Broom, 1994 : 263-273).
3. Communicating
11
dengan mengkomunikasikan sesuai dengan bentuk-bentuk komunikasi:
• personal communication
• grup communication
• mass communication
pada tahap ini hal-hal yang harus diperhatikan:
• The action of strategy: Humas harus dapat melakukan tindakan yang sifatnya acting responsively dan responsibly artinya Humas mau mendengar keinginan publik sehubungan dengan segala kegiatan yang dilakukan.
• The communication component of strategy: mempertimbangkan seluruh komponen komunikasi yang dilaksanakan di mulai pada saat menggunakan media, menggunakan sumber komunikasi, membawa komunikasi ke arah yang di inginkan,memodifikasi pesan yang di sampaikan sesuai kerangka pesan yang baik,dan dapat menggiring opini publik,siap, dan prilaku publik yang diharapkan dengan memanfaatkan sumber daya komponen-komponen komunikasi yang telah ditapkan dalam perencanaan dan pemrograman.
• Implementating the strategy: credibility, context, content,
12
4. Evaluation
Yaitu tahap melakukan suatu evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan dari tahap pertama dan tahap-tahap berikutnya. Tujuan utama evaluasi adalah untuk megetahui apakah tujuan Humas benar-benar telah dilaksanakan sesuai rencana berdasarkan hasil penelitian atau tidak. Penelitian untuk mengetahui sampai dimana kelancaran kegiatan Humas yang telah berlangsung. Pada tahapan akhir ini Humas dapat mengetahui apakah pelaksanaannya berdasarkan rencana atau tidak dan apakah perlu dirubah atau tidak apa yang dievaluasi. Dalam hal ini tujuan utama dari penilaian adalah untuk mengetahui apakah kegiatanHumas benar-benar dilaksanakan menurut rencana berdasarkan hasil penelitian atau tidak. Penilaian penting untuk mengetahui sampai dimana kelancaran kegiatan Humas yang berlangsung (Yulianita 2001:121-154).
1.5.2 Kerangka Konseptual
Dari tahap-tahap proses operasional Humas menurut Cultip & Center (1961), penelitian mengaplikasikannya kedalam masalah penelitian. Untuk lebih jelas akan di jabarkan sebagai berikut:
1. Dari segi fact-ficting
13
Keterangan yang mentah itu harus diolah terlebih dahulu. Sehingga memperoleh kesimpulan atas kebenaran data yang diperoleh itu. 2. Dari segi planning dan programming
Dari tahap penelitian lanjut ke tahap perencanaan. Dalam tahap ini bagian Humas Pemerintahan Kota Cimahi melakukan penyusunan daftar masalah. Dengan adanya daftar tersebut akan dapat dilakukan pemikiran dengan cepat untuk mengatasinya dan nantinya perencanaan itu perlu di pikirkan dengan matang, oleh karena itu kegiatan ini merupakan salah satu tahap yang turut menentukan suksesnya pekerjaan bagian Humas keseluruhan.
3. Dari segi communicating
Sampailah pada tahap komunikasi, tahap pelaksanaan komunikasi di sini misalnya dengan terjadinya pemberitahuan dari bagian Humas Pemerintahan Kota Cimahi kepada bagian lain tentang program mensosialisasikan batik Cirendeu sabagai batik khas kota Cimahi baik secara persuasif, dan informatif.
4. Dari segi evaluation
14
berlangsung berkesinambungan, sehingga tidak tampak kapan dimulainya evaluation, sebab sebelum evaluation berakhir telah dimulai pula dengan pengumpulan data untuk mencari fakta. Tidak jarang terjadi perubahan suatu program yang telah direncanakan dan memang setiap program dalam tahap perencanaan fleksibel, tidak kaku demi kelancaran kegiatan yang di lakukan.
1.6 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan judul penelitian yaitu “ Strategi Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi” . Maka peneliti mengajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
a. Seperti apa pengumpulan data yang dilakukan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi.
• Seperti apa persiapan pencarian data yang dilakukan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi?
• Seperti apa proses pencarian data dilakukan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi?
15
b. Seperti apa perencanaan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi?
• Seperti apa tahap perencanaan yang dilakukan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi?
• Seperti apa tujuan perencanaanyang dilakukan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi?
c. Seperti apa kegiatan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi.
• Bagaimana jenis kegiatan yang dilakukan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi?
• Bagaimana bentuk kegiatan yang dilakukanHumas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi?
• Bagaimana intensitas kegiatan yang dilakukan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi?
16
d. Seperti apa komunikasi Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi.
• Seperti apa jenis pesan yang disampaikan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi?
• Seperti apa isi pesan yang disampaikan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi?
• Seperti apa bentuk pesan yang disampaikan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi?
• Seperti apa jenis media yang digunakan oleh Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi?
e. Seperti apa evaluasi Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cireundeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi.
• Seperti apa proses evaluasi yang dilakukan Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cireundeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi
17
• Seperti apa tindak lanjut dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi?
1.7 Subjek dan Informan 1.7.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah, baik orang, benda maupun lembaga (organisasi) yang sifat-keadaannya (“attribut”-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian. “Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian.”3
Subjek dalam penelitian ini adalah Pemerintahan Kota Cimahi. Untuk lebih jelas subjek penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Subjek penelitian
NO NAMA JABATAN
1 Hardjono Kabag.Humas & Protokol
2 Faisal Riawan Petugas Sosialisasi
3 Lina Anggraeny Petugas Sosialisasi
4. Dani Siswanto Petugas Soasialisasi
3
[image:23.595.108.532.560.719.2]18
5 Yoga Prasetio Petugas Sosialisasi
Sumber : Peneliti 2011
1.7.2 Informan Penelitian
Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi (data) mengenai objek yang sedang diteliti. Diminta informasi mengenai objek penelitian tersebut. Lazimnya informan atau narasumber penelitian ini ada dalam penelitianyang subjek penelitiannya berupa “kasus” (satu kesatuan unit) antara lain yang berupa lembaga atau organisasi atau institusi (pranata) sosial.
“Informan adalah Seseorang yang memberkan informasi kepada orang lain yang belum mengetahuinya . Dalam hal ini, informan merupakan sumber data penelitian utama yang memberkan informasi dan gambaran mengenai pola perilaku dari kelompok masyarakat yang diteliti.” (Kuswarno, 2008 : 162)
Diantara sekian banyak informan tersebut, ada yang disebut nara sumber kunci (key informan) seorang ataupun beberapa orang, yaitu orang atau orang-orang yang paling banyak menguasai informasi (paling banyakt ahu) mengenai objek yang sedang diteliti tersebut.4
4
19
[image:25.595.138.509.131.304.2]
Tabel 1.2 Informan penelitian
NO NAMA JABATAN
1 Hardjono S.Pd Kabag. Humas &
Protokol.
2. Triwanto Mardi Pemilik Lembur
Batik Cimahi. Sumber : Peneliti 2011
Alasan penulis memilih informan penelitian tersebut di atas karena mereka terlibat langsung dalam kegiatan mensosialisasikan batik Cirendeu sebagai batik khas Kota Cimahi.
1.8 Metode Penelitian
20
Sedangkan menurut Rakhmat metode deskriptif adalah metode yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karekteristik populasi di bidang tertentu secara fakta dan cermat. (Rakhmat, 1997 : 22).
Definisi lain menyebutkan metode dalam penelitian status atau kelompok manusia,suatu objek, suatu set kondisi, sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada saat sekarang. (Nazir, 1983 : 63)
Tujuan Deskriptif adalah :
1. Mengumpulkan informasi aktual. 2. Membuat perbanding atau evaluasi.
1.9 Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara mendalam
Wawancara adalah pengumpulan data yang dalam pelaksanaanya adalah mengadakan tanya jawab kepada orang-orang yang terkait dengan permasalahan, baik tertulis maupun lisan guna memperoleh masalah yang diteliti. Wawancara dapat beberapa kali dilakukan guna mendapatka data yang bener-benar aktual. Seperti juga dalam metode penelitian lainnya, kualitatif sangat bergantung pada data yang ada dilapangan dengan melihat fakta-fakta yang ada. Data yang terus bertambah dimanfaatkan untuk verifikasi teori yang timbul dilapangan kemudian terus menerus disempurnakan selama penelitian berlangsung.
21
mengajukan pertanyaan, dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”
(Koentjaradiningrat,1996).
Wawancara dilakukan kepada seluruh anggota atau pun bagian dari Humas Pemerintahan Kota Cimahi.
b. Studi Pustaka
Kegiatan ini berkaitan dengan pengkajian terhadap teori- teori yang berhubungan dengan topik penelitian atau di sebut juga studi pustaka, sehingga diharapkan teori tersebut dapat mendukung hasil penelitian terutama dalam pembahasan. Teknik ini termasuk pada teknik pengumpulan data sekunder, yaitu data yang diperoleh berdasarkan informasi yang didapatkan dari penelitian sebelumnya, data lengkap yang berhubungan dengan topik yang dibahas, buku-buku ilmiah, maupun catatan perkuliahan dan referensi-referensi lain yang menunjang. Menurut Supriyanto seperti yang di kutip oleh Ruslan : “Studi kepustakaan adalah mencari data atau informasi riset memalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan” . (Ruslan, 2003 : 31)
c. Internet Searching
22
sebagai salah satu teknik pengumpuklan data. Internet menjelma menjadi Ensiklopedia raksasa yang memuat berbagai informasi termasuk mengenai informasi mengenai penelitian yang dilakukan.
Peneliti menggunakan media internet sebagai media teknologi informasi yang mendunia untuk mendapatkan informasi terbaru dan informasi yang telah ada sebelumnya. Teknik pengumpulan data internet searching ini sangat efektif untuk mendapatkan berbagai informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti.
“Penelusuran online merupakan tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis”. (Bungin, 2008 : 48 )
1.10 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.10.1 Lokasi
Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data sebagai syarat penulisan tugas akhir ini, penulis memilih Pemerintahan Kota Cimahi :
• Jalan Jl.Rd. DemangHardjakusumah Blok JatiCihanjuang • Telp. (022) 6631859
23
1.10.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama enam bulan yaitu pada bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Juli 2011. Mulai dari persiapan, Pelaksanan hingga penyelesaian.
Tabel 1.3
Jadwal Penelitian 2011
Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan judul
Bimbingan Bab 1 ACC Bab I Bimbingan Bab II ACC Bab II Pimbingan BabIII ACC Bab III Pengumpulan data perusahaan
Wawancara Bimbingan Pengolahan data Bimbingan Bab IV ACC Bab IV Bimbingan Bab V ACC Bab V Bimbimngan Keseluruhan draf Daftar dan
25
1.11 Sistematika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari V (lima) Bab dan disusun dengan
sistematika sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab awal dari keseluruhan yang berisikan antara lain :
Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan
Penelitian, Kegunaan Hasil Penelitian, Kerangka penelitian, Daftar
Penelitian, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis
Data, Lokasi dan Waktu Penelitian, Serta Sistematika Penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang mendukung proses penelitian atau
berkaitan dengan objek yang diteliti. Berisikan mengenai tinjauan Humas,
sejarah, pengertian, proses,hubungan, fungsi analisa mengenai Strategi
Humas Pemerintahan Kota Cimahi Dalam Mensosialisasikan Batik
Cirendeu Sebagai Batik Khas Kota Cimahi.
3. BAB III OBJEK PENELITIAN
Bab ini membahas tinjauan umum tentang Sejarah pemerintahan, Budaya
pemerintahan, Visi dan Misi pemerintahan, Logo pemerintahan, Struktur
Organisasi dan tinjauan tentang Humas Pemerintahan Kota Cimahi.
4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Meliputi : Data informan, Deskriptif Hasil Penelitian dan Pembahasan
26
5. BAB V PENUTUP
27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Humas
2.1.1 Pengertian Humas
Pada dasarnya Public Relations atau disebut juga Humas merupakan
bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, perusahaan
bahkan pemerintahan. Perannya sebagai wahana komunikasi ke dalam dan ke
luar. Kebutuhan dan kehadirannya tidak bias dicegah, karena Humas
merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu
organisasi secara positif.
Batasan pengertian Humas, menurut para ahli sampai saat ini belum
ada satu kesepakatan secara tegas, ini disebabkan karena pertama, banyaknya
definisi Humas yang satu sama lain saling berbeda pendapat tentang Humas
yang telah dirumuskan oleh para pakar atau ahli, maupun profesional Humas
yang satu sama lain saling berbeda pendapat tentang Humas. Kedua, terjadi
perbedaan batasan pengertian tentang Humas diakibatkan karena adanya latar
belakang yang berbeda, misalnya definisi yang dilontarkan oleh kalangan
akademis akan lain dengan apa yang diungkapkan oleh kalangan praktisi
Humas. Ketiga, sesuatu yang menunjukkan baik secara teoritis maupun
praktisi bahwa kegiatan Humas itu bersifat dinamis dan fleksibel terhadap
28
Mungkin tidak ada bidang ilmu lain yang sulit didefinisikan seperti
Humas. Semua orang percaya bahwa definisi dari Humas bisa saja
berbeda-beda arti bagi masing-masing pihak. Ada yang melihatnya dari segi
komunikasi, publikasi, manajemen, pemasaran, atau periklanan, begitu
kompleksnya.
Menurut John E. Maiston definisi umum dari Humas atau Public
Relations adalah “Public Relations is planned, persuasive communications
designed to influence significant public.” (Kasali,2000:6)
Sedangkan definisi yang berkaitan dengan manajemen adalah definisi
yang dikeluarkan oleh Danny Grinsworld, Public Relationsm News
(International Public Relations Weekly for Executives) dimana Humas atau
Public Relations adalah :
“Fungsi manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap dua publik, mengidentifikasikan kebijakan dan prosedur seseorang atau sebuah perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana serta menjalankan program-program komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan public” (Kasali, 2000:7).
Lebih lanjut Rex F. Harlow dalam sebuah bukunya yang berjudul “A
model for Public Relations Education for Profesional Practice” memberikan
definisi Humas atau Public Relations sebagai berikut :
29
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, ada beberapa
kesamaan antara pengertian yang satu dengan yang lainnya. Ada unsur-unsur
utama yang sama, yang menyangkut antara lain:
1. Humas atau Public Relations sebagai fungsi manajemen yang melekat
pada organisasi merupakan suatu kegiatan yang berorientasi/bertujuan
untuk memperoleh goodwill, menciptakan dan membina pengertian
dan pengakuan dari publik, membina dan memelihara kerjasama,
menciptakan citra serta membentuk dan memelihara hubungan yang
saling menguntungkan antara organisasi dan publik-publiknya.
2. Orientasi kegiatan Humas adalah organisasi dan publik, artinya
apabila antara kepentingan organisasi dan publik seimbang, maka hal
ini akan menentukan sukses atau gagalnya tujuan organisasi.
3. Kegiatan Humas adalah kegiatan yang terencana, artinya setiap
kegiatan yang dilakukan oleh Humas telah melalui tahapan-tahapan
dimana setiap tahapan ini melalui perencanaan yang matang dan tidak
asal- asalan. Ini berarti Humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang
di organisasikan sebagai suatu rangkaian program yang terpadu dan
teratur. Jadi Humas bukanlah kegiatan yang sifatnya sembarangan.
4. Perencanaan dalam kegiatan Humas adalah perencanaan dengan
tujuan yang baik untuk menciptakan opini publik yang favourable dan
menguntungkan semua pihak.
5. Aktivitas Humas adalah aktivitas komunikasi timbal balik atau dua
30
antara organisasi dan masyarakat. Hubungan yang harmonis ini timbul
dari adanya mutual understanding, mutual confidence dan image yang
baik.
Jadi dalam ke lima unsur utama tersebut diatas menunjukkan adanya
hubungan kait mengait secara holistik yang merupakan proses
berkesinambungan dalam fungsional Humas yang melekat dengan
manajemen oraganisasi, dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran utama
badan usaha/organiasasi.
Definisi-definisi diatas kiranya memberi gambaran yang lebih jelas
tentang konsep Humas.
2.1.2 Proses Humas
Proses Humas atau Public Relations sangat tergantung dari input
informasi, karena bidang Humas adalah suatu studi yang menyangkut sikap
manusia yang membutuhkan ketajaman dan kepekaan analisis, serta data
yang dapat mengubah sikap manusia atau kelompok manusia secara efektif.
Proses Humas selalu dimulai dan diakhiri dengan penelitian. Berdasarkan
prosesnya, ada empat langkah yang biasa dilakukan dalam proses Humas atau
Public Relations sebagaimana yang diajukan oleh Cutlip dan Center sebagai
berikut:
1. Definisikan Permasalahan
Dalam tahap ini Humas atau Public Relations perlu melibatkan diri
dalam penelitian dan pengumpulan fakta. Selain itu Humas perlu
31
mereka yang berkepentingan dan terpengaruh oleh sikap dan tindakan
perusahaan. Tahap ini merupakan penerapan atau fungsi intelejen
perusahaan. Langkah ini dilakukan oleh seorang Humas setiap saat
secara kontinu bukan hanya pada saat krisi terjadi.
2. Perencanaan dan Program
Pada tahap ini seorang Humas sudah menemukan penyebab timbulnya
permasalahan dan sudah siap dengan langkah-langkah pemecahan
atau pencegahan. Langkah-langkah ini dirumuskan dalam bentuk
rencana dan program, termasuk anggarannya. Pada tahap ini penting
bagi Humas mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan puncak
perusahaan karena besar kemungkinan langkah yang diambil akan
sangat strategis dan melibatkan keikutsertaan banyak bagian.
3. Aksi dan Komunikasi
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan/kegiatan sesuai dengan fakta
dan data yang telah dirumuskan dalam bentuk perencanaan. Pada
tahap ini, aksi dan komunikasi harus dikaitkan dengan objective dan
goals yang spesifik.
4. Evaluasi Program
Proses Humas atau Public Relations selalu dimulai dari
mengumpulkan fakta dan diakhiri pula dengan pengumpulan fakta.
Untuk mengetahui prosesnya sudah selesai atau belum, seorang
Humas perlu melakukan evaluasi atas langkah-langkah yang telah
32
tindakan di masa lalu. Penyesuaian dapat dibuat dalam program yang
sama, atau setelah suatu masa berakhir. (Kasali, 2000: 84-85).
Keempat langkah diatas merupakan tahap-tahap yang penting,
sehingga dalam menjalankan keempat tahapan itu harus lengkap, tidak boleh
ada yang terlewat.
2.1.3 Fungsi Humas
Fungsi Humas merupakan kegiatan operasional dari suatu benda atau
lembaga. Mengenai istilah fungsi ini, Ralph Curier dan Allan C. Filley dalam
bukunya “Principle of Management” dikutip oleh Onong Uchjana Effendy
(1993:24) menyatakan bahwa “istilah fungsi menunjukkan suatu tahap yang
jelas yang dapat dibedakan bahkan dari tahap pekerjaan lain”.
Dalam kaitannya dengan Humas, maka Humas dalam suatu organisasi
dapat dikatakan berfungsi apabila menunjukkan kegiatan yang jelas yang
dapat dibedakan dengan kegiatan yang lainnya.
“Fungsi utama Humas adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antara lembaga/organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan, motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga/organisasi”. (Rachmadi,1992:21)
Selanjutnya mengutip dari Edwin Emery dalam “Introductions to
Mass Communications” F. Rachmadi menyebutkan fungsi Humas atau
Public Relations:
33
hubungan-hubungan yang saling bermanfaat dengan berbagai publiknya)” (Rachmadi, 1992:21).
Adapun fungsi dasar dari Humas atau Public Relations seperti yang
diungkapkan oleh Moore, meliputi:
1. Menginterpretasikan opini publik untuk kepentingan manajemen dan mengumpulkan informasi mengenai sikap publik.
2. Membuat manajemen sadar akan kecenderungan dalam politik, sosial dan ekonomi.
3. Meminta perhatian manajemen atas aspek-aspek dari stimuli pengoperasian yang dapat merintangi hubungan perusahaan dengan publik.
4. Menyampaikan saran-saran kepada manajemen untuk menangani hubungan tersebut. (Moore,1987:160)
Cutlip and Center dalam bukunya “Effective Public Relations” juga
mengemukakan 3 fungsi Humas atau Public Relations yaitu:
a. To ascertain and evaluate public opinion as it relates to his
organization
(menjamin dan menilai opini publik yang ada dari organisasi).
b. To councel executives on way of dealing with public opinion as it exist
(untuk memberikan nasihat/penerangan pada manajemen dalam
hubungannya dengan opini publik yang ada).
c. To use communication to influence public opinion
(untuk menggunakan komunikasi dalam rangka mempengaruhi opini
publik). (Effendy, 1997:134)
Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Humas” mengemukakan 4
fungsi Humas atau Public Relations, yaitu:
a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
34
public ekstern maupun intern.
c. Menciptakan komunikasi dan menyalurkan opini publik kepada
organisasi.
d. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi
kepentingan umum. (Effendy, 1986: 31-32).
Betrand R. Canfield dalam bukunya “Public Relations Principles and
Problems” menjelaskan secara lebih luas mengenai fungsi dari Humas atau
Public Relations ini dengan tidak memandang apakah kegiatan Public
Relations itu bersifat internal maupun eksternal. Dalam bukunya, ia
mengemukakan tiga fungsi Humas atau Public Relations:
a. It should serve the public’s interest (mengabdi kepada kepentingan
publik)
b. Maintain good communication (memelihara komunikasi yang baik)
c. And stress good morals and manners (menitikberatkan moral dan
tingkah laku yang baik). (Yulianita, 1999: 49).
Dari definisi fungsi Humas di atas pada dasarnya dapat ditarik suatu
kesimpulan tentang fungsi Humas secara universal sehingga mudah untuk
dipahami dan dilaksanakan oleh seorang Humas atau Public Relations Officer
(PRO) yaitu hanya menyangkut 2 fungsi Public Relations yang prinsipnya:
1. Menyampaikan kebijaksanaan manajemen pada publik
2. Menyampaikan opini publik pada manajemen.
Untuk itu sebagai fungsi manajemen, public relations berarti
35
kegiatan manajenmen khususnya dalam membantu hal-hal yang berkaitan
dengan upaya untuk menilai sikap publik terhadap organisasinya.
Fungsi Public Relations apabila dilaksanakan dengan seksama akan
menjadi dukungan yang nyata terhadap pencapaian tujuan organisasi beserta
manajemennya, karena fungsi yang tidak memihak. Fungsi Public Relations
adalah menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, sehingga dengan
adanya komunikasi yang timbal balik ini kesenjangan komunikasi dalam
organisasi bisa diantisipasi dan tercipta hubungan yang harmonis.
Dengan memelihara komunikasi yang baik, yaitu hubungan
komunikatif diantara Public Relations dengan publik internal maupun publik
eksternal yang dilakukan secara timbal balik yang dilandasi empati sehingga
menimbulkan rasa simpati. Selain itu dengan menitikberatkan moral dan
perilaku yang baik, fungsi Public Relations juga mewakili organisasi agar
memperoleh pandangan yang positif dari publik.
2.1.4 Tujuan Humas
Dalam sebuah pemerintahan, Humas atau Public Relations dibentuk
atau digiatkan untuk menunjang manajemen yang berupaya untuk mencapai
tujuan pemerintahan sehingga tujuan sentral Humas yang akan dicapai adalah
tujuan suatu pemerintahan. Tujuan pemerintahan yang diperjuangkan oleh
manajemen dan ditunjang oleh Humas itu tergantung pada sifat
pemerinyahannya. Tujuan Humas secara umum adalah untuk menciptakan,
memelihara, dan meningkatkan citra yang baik. Dari pemerintahan kepada
36
bersangkutan, dan memperbaikinya jika citra itu menurun/rusak.
Yulianita dalam bukunya “Dasar-dasar Humas atau Public Relations”,
mengatakan ada empat hal yang prinsip dari tujuan Public Relations yakni:
1. Menciptakan citra yang baik
2. Memelihara citra yang baik
3. Meningkatkan citra yang baik
4. Memperbaiki citra jika citra organisasi kita menurun/rusak.
(Yulianita, 1999:43).
Menurut Frank Jefkins tujuan Humas atau Public Relations adalah:
“Meningkatkan favorable image/citra yang baik dan mengurangi atau
mengikis habis sama sekali unfavorable image/citra yang buruk terhadap
organisasi tersebut”. (Jefkins,dalam Yulianita, 1999: 42).
Sedangkan menurut Charles S. Steinberg tujuan Public Relations
adalah: “Menciptakan opini publik yang favorable tentang kegiatan- kegiatan
yang dilakukan oleh badan yang bersangkutan”. (Yulianita, 1999: 42).
Dari berbagai pendapat diatas, maka dapat dirumuskan tentang tujuan
Humas atau Public Relations secara umum/universal yang pada prinsipnya
menekankan tujuan pada aspek citra/image. Citra merupakan salah satu
tujuan penting bagi sebuah perusahaan, karena dengan memiliki citra yang
baik, sebuah perusahaan akan dinilai bonafid. Hal ini memberikan pengaruh
37
2.1.5 Ruang Lingkup Humas
Keberadaan dan manfaat profesi Humas pertama kali mulai dikenal
pada tahun 1906. Oleh seorang jurnalis bernama ivy Ledbetter Lee yang
kemudian dikenal sebagai bapak “Humas dunia” ia memanfaatkan “fungsi
Kegiatan Public Relations melalui publiksi (publicity), publikasi
(publications), periklanan (advertising), promosi (promotion) hubungan
dengan publik (public Relations) sebagai fungsi dan tugas
kehumasan”.(Roeslan, 1997:5)
Dalam aktifitasnya, Humas berusaha menyelenggarakan komunikasi
timbal balik (two-way communications) antara perusahaan atau lembaga
dengan pihak publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan
dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan kegiatan produksi
barang atau pelayanan jasa atau sebagainya, demi kemajuan perusahaan atau
citra positif bagi lembaga yang bersangkutan.
Pada kegiatan pelaksanaan komunikasi pada prakteknya tidak terlepas
dari hubungannya dengan publik diluar lembaga/instansi. hal ini di kerenakan
karena kegiatan Humas tersebut bertujuan untuk memperoleh dan memelihara
hubungan baik dengan publik, sasaran kegiatan humas terbagi menjadi dua
yaitu:
1. Internal Public Relations, adalah orang-orang yang berada atau
tercakup oleh lembaga/instansi, seluruh pegawai mulai dari staf
38
2. Eksternal Public Relations, adalah orang-orang yang ada diluar
lembaga/instansi yang ada hubungannya dan di harapkan ada
hubungannya. (Effendy, 1989: 110)
Dengan adanaya kegiatan tersebut diharapkan terpeliharanya
komunikasi yang baik antara publik dengan khalayaknya.
Dari beberapa perincian yang di kemukakan mengenai kelompok yang
menjadi sasaran dari kegiatan Humas, maka sehubungan dengan itu
M.O.Palapah dan Atang Syamsudin menyatakan bahwa : system hubungan
dalam kegiatan Humas terbagi dalam dua bagian yaitu :
1. Internal Relations
a. Employee Relations, umumnya memelihara hubungan baik
dengan karyawan, dalam rangka kepegawaian secara formil.
b. Humas Relations, umumnya memeilhara hubungan hkusus antara
perusahaan publiknya secara informal secara manusia dan bukan
hubungan antar manusia yang formil.
c. Labour Relations, umumnya memelihara hubungan antar
perusahaan dengan serikat buruh di dalam perusahaan dan turut
menyelesaikan masalah–masalah yang timbul di antara keduanya.
d. Stockholder Relations, Umumnya memelihara hubungan dengan
39
2. Eksternal Relations
a. Press Relations, mengatur dan memelihara hubungan dengan pers
dan umumnya media massa.
b. Goeverment Relations, mengatur dan memelihara dengan
pemerintah. Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah atau
dengan jabatan-jabatan resmi yang berhubungan dengan usaha
perusahaan.
c. Community Relations, mengatur dan memelihara hubungan dengan
pelanggan.
d. Suplier Relations, mengatur dan memelihara hubungan dengan
para reveransir agar segala kebutuhan perusahaan dapat di terima
secara teratur dengan harga dan syarat-sysrat yang wajar.
e. Customer Relations, mengatur dan memelihara dengan para
langganan, sehingga hubungan itu selalu dalam situasi bahwa
langgananlah yang sangat membutuhkan perusahaan, bukan
sebaliknya perusahaan yang membutuhkan langganan. (Palapah &
Syamsudin, 1976: 26)
2.2 Tinjauan Tentang Eksternal Humas
Dalam kegiatan Humas pada dasarnya melakukan hubungan dengan
semua publiknya. Baik secara internal maupun eksternal. Publik internal meliputi
orang-orang yang ada didalam pemerintahan. Sedangkan publik eksternal
40
Dalam konteks hubungan dengan publik luar, kegiatan komunikasi dapat
dilakukan oleh seluruh unsur yang ada pada pemerintahan. Dimulai dari tingkatan
pimpinan tertinggi sampai dengan pegawai operasional merupakan representasi
publik Pemerintahan atau membawa nama Pemerintahan pada saat mereka
melalukan kegiatan komunikasi dengan publik luar. Oleh karenannya segala
perilaku mereka atau perilaku manajemen suatu Pemerintahan akan memberiakan
warna bagi efektivitas komunikasi.
Eksternal Humas turut menentukan keberhasilan kegiatan Humas dalam
suatu pemerintahan. Eksternal Humas sama pentingnya dengan kegiatan internal
Humas. Karena bagaimanapun tanpa dukungan publik luar ini, keberhasilan suatu
pemerintahan sulit tercapai. Hal tersebut memberiakan konsekuensi bagi pihak
pemerintahan untuk dapat meraih perhatian publik luar dan menarik simpati
terhadap pemerintahan. Sehingga mereka mau bekerjasama dengan pihak
organisasi atau pemerintahan.
“Tujauannya dibinannya hubungan dengan publik eksternal adalah : untuk
memperoleh dan meningkatkan citra yang baik dari publik eksternal
terhadap organisasi/instansi/pemerintahan setra untuk mendapatkan
kepercayaan dan penilaian yang positif pada publiknya dan bila perlu
41
2.3 Tinjauan Tentang Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategeia, bila dilihat dari
etimologi kata, maka istilah strategeia merupakan gabungan dari dua kata yaitu
“stratos” yang berarti militer dan “ag” yang artinya memimpin. Istilah strategeia
lahir di yunani karena kondisi pada zaman saat itu, yaitu pada saat yunani di
warnai oleh perang. Sedangkan istilah strategeia sendiri memiliki arti yaitu seni
atau ilmu untuk menjadi seorang jendral.
Pentingnnya strategi adalah untuk memenangkan perang, sedangkan
pentingnya taktik untuk memenangkan pertempuran. Demikian juga dengan
berkomuniksi, terlebih lagi bagi komunikasi yang dilancarkan untuk suatu
organisasi. Dikalangan militer terdapat ungkapan yang berbunyi “ to win the war,
not to win the battle” yang di terjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu
“memenangkan perang bukan memenangkan pertempuran”.
Pada hakikatnnya strategi adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan. untuk mencapai suatu tujuan tersebut
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan peta jalan saja,
melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Sebagai landasan
dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan pemikiran korelasi antara
komponen dalam strategi effendy (2003).
“Dimana dalam penyusunan strategi diperlukan suatu pemikiran dengan
memperhitungkan faktor-faktor pendukung dari faktor-faktor penghambat”
42
Dengan demikian pula strategi komunikasi (communicating strategy) dan
manajemen komunikasi (comminicating management). Untuk mencapai suatu
tujuan, strategi komunikasi harus menunjukan bagaimana operasionalnnya secara
taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda
sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi. Dalam strategi itu perlu
diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor pendukung dan
penghambat pada setiap komponen tersebut seperti :
A. Mengenali sasaran pada diri komunikan perlu diperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut:
1. Faktor kerangka referensi
Pesan komunikasi yang akan disampaikan pada komunikan harus di
sesuaikan dengan kerangka referensi (frame of refernce)
2. Faktor situasi dan kondisi.
Situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang
kita sampaikan, situasi yang dapat menghabat jalannya komunikasi
dapat diduga sebelumnya, dapat juga datang tiba-tiba pada saat
komunikasi di lancarkan.
B. Pemilihan media komunikasi.
Untuk mencapai sasaran komunikasi, kita dapat memilih salah satu atau
gabungan dari beberapa media, tergantung pada tujuan yang akan dicapai.
Pesan yang disampaikan dan teknik yang akan dipergunakan, mana yang
43
ditegaskan pasti, sebab masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
C. Pengkajian tujuan pesan komunikasi.
Pesan komunikasi (message) mempunyai tujuan tertentu, ini menjukan
teknik yang harus diambil. Apakah ini teknik informasi, persuasive atau
teknik intruksi.
D. Peran komunikator dalam komunikasi.
Ada faktor penting dalam diri komunikator bila ia melancarkan
komunikasi, daya tarik sumber (source attractivenes) dan kredibilitas
sumber (source credibility).
Faktor kedua yang biasannya mengakibatkan komunikasi berhasil adalah
kepercayaan komunikan dengan komunikatornnya.
Strategi menurut Ahmad S. Adnanputra, M.A., M.S., pakar Humas dalam
workshop dalam berjudul PR strategi (1990), ialah “ bagian terpadu dari
suatu rencana (plan), sedangkan rencana produk dari suatu perencanaan
(planning)”. Dalam melakukan strategi komunikasi yang persuasive,
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Informasi atau pesan yang disampaikan harus berdasarkan pada
kebutuhan atau kepentingan khalayak sebagai sasarannya.
2. Humas sebagai komunikator sekaligus mediator, berupaya
membentuk sikap, dan pendapat yang positif dari masyarakat melalui
44
3. Mendorong publik untuk berperan serta dalam aktivitas organisasi
atau pemerintahan agar dapat terciptanya perubahan sikap dan
penilaian.
Perubahan sikap dan penilaian dari publik dapat terjadi maka
pembinaan atau pengembangan terus menerus dilakukan agar peran
serta tersebut dapat terpelihara dengan baik.
2.3.1 Tujuan Strategi
Humas salah satu komponen dari pemerintahan, diadakan untuk
tujuan strategis, yaitu untuk membaca rintangan dari luar (ketidak pahaman
pegawai atas sikap penduduk di sekitar daerah lembaga/pemerintahan
sehingga penduduk melawan tindakan pesaing, boikot, terhadap lembaga).
Maupun dari dalam (pemogokan karyawan, pengrusakan, sikap tidak terpuji,
dll).
Menurut Pace, Peresson, dan Burenett, tujuan strategi komunikasi
tersebut sebagai berikut :
a. To secure understanding, untuk memastikan bahwa terjadi sesuatu
pengertian dalam berkomunikasi.
b. To establish acceptance, bagaimana cara penerimaan itu terus dibina
dengan baik.
c. To motivaction, penggiatan untik motivasi.
d. The goal which the comminication sought to achive, bagaimana
hambatan- 45
hambatan yang sulit, Humas memberi sumbangan yang besar bagi
pemerintahan dengan mengembangkan hubungan-hubungan
(relations) yang harmonis dengan publik internal dan publik
eksternal-nya agar pemerintahan tersebut dapat mengembangkan kemapuaneksternal-nya
mencapai misinya.
2.4 Tijauan Tentang Komunikasi Organisasi
2.4.1 Pengertian Komunikasi Organisasi
Korelasi antara imu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi.
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai “pertunjukan dan
penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu
organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam
hubungan hierarkis antara satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam
suatu lingkungan”. Menurut Pace R. Wayne & faules, don F dalam bukunya “
Komunikasi Organisasi” 2000. Sedangkan menurut Schein Komunikasi
Organisasi adalah “ suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk
mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi
46
2.4.2 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Fungsi komunikasi dalam organisasi menut Effendy dalam bukunya
“Ilmu komunikasi, Teori dan Praktek” 1992. Ada empat fungsi yaitu:
1. Informatif
Pimpanan dan anggota organisasi membutuhkan banyak sekali
informasi untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka. Informasi
tersebut berkaitan dengan upaya organisasi untuk mencapai tujuannya.
2. Pengendalian (Regulatory)
Komunikasi berfungsi sebgai pengatur dan pengendali organisasi.
Komunikasi dalam hal ini berupa peraturan, prosedur, perintah, dan
laporan.
3. Persuasif
Komunikasi berfungsi mengajak orang lain mengikuti atau
menjalankan ide/gagasan atau tugas.
4. Integratif
Dengan adannya komunikasi, organisasi yang terbagi jadi beberapa
bagian atau departemen akan tetapi merupakan suatu kesatuan yang
utuh dan terpadu.
2.5 Tinjauan Tentang Sosialisasi
2.5.1 Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai
47
masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebutkan sosialisasi sebagai teori
mengenai peranan (role theory) karena dalam proses sosialisasi diajarjan
peran-peran yang harus dijalankan oleh individu berdasarkan jenisnya.
Sosialisasi dibagi menjadi dua, sosialisasi primer (dalam keluarga) dan
sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua roses
tersebut berlangsung dalam intitusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat
bekerja. Dalam kedua institusi tersebut terdapat sejumlah individu dalam
situasi yang sama terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun
tertentu. Bersama-sama menjalani hidup yang terkurung dan di atur secara
formal.
Penggunaan istilah sosialisasi pada saat ini sedang popular digunakan
oleh berbagai lapisan masyarakat. Namaun sejauh ini belum ada arti yang pati
mengenai sosialisasi. Sejumlah ahli berusaha mengemukan arti dari
sosialisasi tersebut meskipun hingga sat ini belum ada arti yang benar-benar
mengacu pada satu arah.
Menurut Soerjono Soekanto dalam kamus sosiologi, menyebutkan
“Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga
masyarakat baru” (Soekanto, 1993 : 234).
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan:
“Sosialisasi merupakan upaya memesyarakatkan sesuatu sehingga menjadi
dikenal, di pahami, di hayati oleh masyarakat : memasyarakatkan ( Kamus
48
2.5.2 Bentuk Sosialisasi
1. Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer adalah salah satu proses sosialisasi yang
mengedepankan dan memperkenalkan suatu bentuk kepada
masyarakat dengan tujuan untuk diketahui identitas dan
keberadaannya.
2. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah
sosialisasi primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok
tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi
dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi
identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi,
seseorang mengalami “pencabutan” identitas diri yang lama.
(Soekanto, 1993 : 278).
2.5.3 Tipe Sosialisasi
Setiap kelompok masyarakat memiliki standar dan nilai yang
berbeda-beda. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi yang
ada. Ada dua tipe sosialisai, diantaranya sebagai berikut:
1. Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi memalui lembaga-lembaga yang berwenang
49
2. Informal
Sosialisasi ini terdapat dalam di masyarakat atau dalam pergaulan
yang bersifat kekeluargaan, seperti diantara teman, sahabat, sesama
anggota club, dan kelompok-kelompok sosial yang ada didalan
masyarakat.
Baik Sosialisai formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah
pada pertumbuhan pribadi Humas agar sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku di lingkungannya. Dalam di lingkungan formal seperti di lembaga,
perusahaan , atau halayak seorang humas berinteraksi dengan pihak-pihak
tersebut. Dalam interaksi tersebut ia mengalami proses sosialisasi . dengan
adanya proses sosialisasi tersebut, Humas akan disadarkan tentang peranan
apa yang harus ia lakukan. Humas juga diharapkan untuk mempunyai
kesadaran dalam dirinya untuk menilai diri sendiri. Meskipun proses
sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal. Namun hasilnya sangat
sulit dipisahkan karena individu biasanya mendapat sosialisasi formal dan
informal sekaligus.
2.6 Tinjauan Tentang Batik
2.6.1 Sejarah Batik
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan
kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam
beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa
50
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan
Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya.
Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia
dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad
ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad
ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau
sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak
daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan
kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan
Muslim melawan perekonomian Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian
yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu.
Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya
untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak
dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa
oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing – masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan
selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya
untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya
pakaian keluarga kraton,