24 25 MUHARAM - 9 SHAFAR 1432 H
K H A Z A N A H
S
ebelum menjelaskan bukti ketia-daan naskh dalam Al-Qur’an, perlu dijelaskan lebih dahulu ayat-ayat yang menurut sebagian ulama telah mansukh (dihapus). Adapun ayat-ayat yang menurut mereka telah mansukh, kurang lebih sejumlah 100 ayat, tetapi setelah diadakan penelitian lebih mendalam, as-Siyutiy menetapkan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an yang telah mansukh adalah 20 ayat, yaitu:a. Dalam surat Al-Baqarah [2]: (6 ayat): 1) Ayat 180:
“Diwajibkan atas kamu, apabila se-orang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf. Ini adalah kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” Ayat ini dinasakh oleh ayat ma-waris atau oleh Hadits:
“Tidak boleh berwasiat kepada ahli waris”.
2) Ayat 184:
“Dan wajib bagi orang-orang yang be-rat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah (yaitu) mem-beri makan seorang miskin”.
Ayat ini dinasakhkan oleh ayat 185 surat Al-Baqarah juga:
“Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu”.
3) Ayat 183:
“Sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu”. Ayat ini dinasakh-kan oleh ayat 187 surat Al-Baqarah:
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu”.
4) Ayat 217:
“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram”.
Ayat ini dinasakhkan oleh ayat 36 surat At-Taubah
“Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya”.
5) Ayat 240:
“Dan orang-orang yang akan mening-gal dunia di antaramu dan meningmening-galkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (yaitu) diberi nafkah hingga se-tahun lamanya dengan tidak disuruh pin-dah (dari rumahnya)”.
Ayat ini dinasakhkan oleh ayat 234 Al-Baqarah
“(Hendaklah para isteri itu) menang-guhkan dirinya (ber’iddah) empat bulan sepuluh hari”.
6) Ayat 284:
“Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyem-bunyikannya, niscaya “Allah akan mem-buat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu”. Ayat ini dinasakhkan oleh ayat 286 Al-Baqarah juga:
“Allah tidak membebani seseorang me-lainkan sesuai dengan kesanggupannya”.
b. Dalam surat Ali Imran [3]: (1 ayat): Ayat 102:
“Hai orang-orang yang beriman, ber-takwalah kepada Allah sebenar benar tak-wa kepada-Nya.”
Ayat ini dinasakhkan dengan ayat 16 surat At-Tagabun [64]:
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.”
c. Dalam surat An-Nisaa’ [4]: (3 ayat): 1) Ayat 33:
“Dan (jika ada) orang-orang yang ka-mu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka bagiannya”.
Ayat ini dinasakh oleh ayat 75 surat Al-Anfal [8]:
“Orang-orang yang mempunyai hu-bungan kerabat itu sebagiannya lebih ber-hak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam Kitab Allah”.
2) Ayat 8:
PROF. DRS. SA’AD ABDUL WAHID
Bukti Ketiadaan Naskh dalam Al-Qur’an (1)
De
m
o (Vi
si
t ht
tp:
//www.pdfspl
itm
erge
r.c
om
25 SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 96 | 1 - 15 JANUARI 2011
K H A Z A N A H
“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya)”.
Ayat ini dinasakh oleh ayat mawaris. 3) Ayat 15:
“Dan (terhadap) para wanita yang me-ngerjakan perbuatan keji hendaklah ada empat orang saksi di antara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) da-lam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan yang lain kepadanya”.
Ayat ini dinasakhkan oleh ayat 2 surat An-Nuur [24]:
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera”.
d. Dalam surat Al-Maidah [5]: (3 ayat): 1) Ayat 2:
“Hai orang-orang yang beriman, ja-nganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Al-lah, dan jangan melanggar kehormatan bu-lan-bulan haram”.
Ayat ini dinasakh oleh ayat 36 surat At-Taubah [9];
“Dan perangilah kaum musyrikin se-muanya”.
2) Ayat 42:
“Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan),
ma-ka putusma-kanlah (perma-kara itu) di antara me-reka, atau berpalinglah dari mereka”. Ayat ini dinasakh oleh ayat 49 Al-Maidah [5]:
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah”.
3) Ayat 106:
“Hai orang-orang yang beriman, apa-bila salah seorang kamu menghadapi ke-matian, sedang ia akan berwasiat, maka hendaklah itu disaksikan oleh dua orang yang adil di antara kamu, atau dua orang yang berlainan agama dengan kamu”.
Ayat ini dinasakh oleh ayat 2 surat At-Talaq [65]:
“Dan persaksikanlah dengan dua orang yang adil di antara kamu”. l
karena kebesaran mereka.
Ketujuh, untuk menggambarkan dengan matsal itu sesuatu yang mem-punyai sifat yang dipandang buruk oleh orang banyak. Misalnya tentang keadaan orang yang dikaruniai Kita-bullah tetapi tidak mengamalkannya.
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami beri-kan kepadanya ayat-ayat Kami; pe-ngetahuan tentang isi Al-Kitab, ke-mudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan sampai dia tergoda, maka ja-dilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami meng-hendaki, sesungguhnya kami tinggi-kan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada du-nia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah. Maka perumpamaan-nya seperti anjing jika kamu
meng-halaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demi-kian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (Al-A’raf [7]: 175-176).
Kedelapan, amtsal lebih berpe-ngaruh pada jiwa, lebih efektif dalam pemberian nasihat, lebih kuat dalam memberikan peringatan dan lebih da-pat memuaskan hati. Misalnya firman Allah subhanahu wa ta’ala,
Sesungguhnya telah Kami buat-kan bagi manusia dalam Al-Qur'an ini setiap macam perumpamaan su-paya mereka dapat pelajaran. (Az-Zumar [39]: 27).l
DARI HAL 19
POLA KOMUNIKASI
17Jalaluddin As-Suyuthi, Lubabun
Nuqul fi Asbabin Nuzul (Kairo: Maktabah ash-Shafa, 2002), 169.
DARI HAL 21 HYAUSSUNNAH...
terkubur seorang wali besar. Maka mereka akan berbondong-bondong ke situ untuk ngalap barokah, yang pada gilirannya, mereka akan tak acuh terhadap urusan keduniaan mereka.lbersambung