• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cakupan Program Imunisasi Dasar Terhadap Standart Pelayanan Minimal Imunisasi (SPM) Di Puskesmas Helvetia Dan Puskesma Padang Bulan Medan 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Cakupan Program Imunisasi Dasar Terhadap Standart Pelayanan Minimal Imunisasi (SPM) Di Puskesmas Helvetia Dan Puskesma Padang Bulan Medan 2012."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI DASAR TERHADAP

STANDART PELAYANAN MINIMAL IMUNISASI (SPM) DI

PUSKESMAS HELVETIA DAN PUSKESMAS PADANG BULAN

MEDAN 2012

EVA MAYA SARI PURBA

NIM : 115102118

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

Judul : Cakupan Program Imunisasi Dasar Terhadap Standart Pelayanan Minimal Imunisasi (SPM) Di Puskesmas Helvetia Dan Puskesma Padang Bulan Medan 2012.

Nama : Eva Maya Sari Purba

Jurusan : Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2012 ABSTRAK

Latar Belakang : Imunisasi merupakan hal terpenting dalam usaha melindungi kesehatan anak. Imunisasi merupakan suatu cara efektif untuk memberikan kekebalan khususnya terhadap seseorang yang sehat,dengan tujuan utama untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. salah satunya penyakit campak yang sering kali menyerang anak dibawah usia lima tahun.

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui hasil cakupan program Imunisasi dasar terhadap Standart pelayanan minimal imunisasi.

Metodologi Penelitian : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi deskriptif . Jumlah sampel dalam penelitian ini dari masing-masing Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan adalah 89 dan 51 orang., dengaan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan cluster sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian diperoleh Dari hasil cakupan imunisasi diperoleh mayoritas bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar HB0, DPT/HB1, DPT/HB2, DPT/HB3, POLIO1, POLIO2, POLIO3 sebanyak 89 orang (100 %) serta minoritas bayi mendapatkan imunisasi dasar BCG,POLIO4, dan CAMPAK masing-masing 95.5 %, 97.7 % dan 96.6 % yang diperoleh dari puskesmas Helvetia. Dari hasil cakupan imunisasi diperoleh mayoritas bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar HB0, DPT/HB1,DPT/HB2,DPT/HB3,POLIO1, POLIO2, POLIO3 sebanyak 51 orang (100 %) serta minoritas bayi mendapatkan imunisasi dasar BCG,POLIO4, dan CAMPAK masing-masing 96 %, 98 % dan 96.1 % yang diperoleh dari puskesmas Padang Bulan Medan. Hasil penelitian ini diketahui bahwa cakupan program imunisasi dasar di Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan sudah mencapai Standart Pelayanan Minimal Imunisasi sesuai dengan yang telah ditetapkan Pemeritah

Kesimpulan Penelitian : Sehingga disarankan supaya petugas imunisasi di masing-masing puskesmas tetap memberikan pelayanan imunisasi dasar lengkap kepada setiap bayi sebelum

Kata kunci : cakupan program imunisasi, standart pelayanan minimal Imunisasi.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Cakupan Program Imunnisasi Dasar Terhadap Standart Pelayanan Minimal

Imunisasi (SPM) di Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2012”.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, Selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.

2. Nur Asnah Sitohang, S,Kep, Ns, M.Kep. selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan selaku dosen pembimbing akademik.

3. FaridaLinda Sari Siregar S.Kep, Ns, M.Kep. selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberi arahan dan bimbingan kepada peneliti.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

5. Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan Medan yang telah memberikan izin penelitian.

6. Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa. 7. Teman- teman satu bimbingan yang selalu bersama dalam suka dan duka

selama menyelesaikan karya tulis ilmiah.

(5)

8. Teman- teman D-IV Bidan Pendidik yang telah memberikan dukungan, dan semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Medan, 21 juni 2012 Penulis

Eva Maya Sari Purba

(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR SKEMA ……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

1.Pengertian Imunisasi ... 8

2.Tujuan Pemberian Imunisasi ... 9

3.Manfaat imunisasi ... 9

E. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi ... 16

(7)

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep ... 22

B. Defenisi Operasiosional ... 24

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 25

C. Tempat Penelitian ... 26

D. Waktu Penelitian ... 26

E. Etika Penelitian ... 27

F. Alat Pengumpulan Data ... 27

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 27

H. Analisa Data ……… 28

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 29

1.Karaktrristik responden ... 29

2.Cakupan program imunisasi dasar ... 31

B. Pembahasan ... 35

1.Interpretasi dan diskusi hasil ... 35

2.Implikasi untuk asuhan kebidanan ... 37

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 38

B. Saran ... 38 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 :Distribusi responden berdasarkan karakteristik data demografi bayi di Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan Medan ………...……… 30 Table 5.2 :Cakupan program imunisasi dasar terhadap standart pelayanan

minimal imunisasi (SPM) di Puskesmas Helvetia Kel. Helvetia Medan ……… 32 Table 5.3 :Cakupan program imunisasi dasar terhadap standart pelayanan

minimal imunisasi (SPM) di Puskesmas Padang Bulan Kel. Titi Rantai Medan ……… 32

(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 1 : Kerangka Konsep ………. 22

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Riwayat Hidup

Lampiran 2 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 3 : Tabel Data Observasi Penelitian Lampiran 4 : Lembar Out Put Data Penelitian

Lampiran 5 : Surat Izin Data Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 6 : Balasan Surat Izin Penelitian

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Imunisasi merupakan hal terpenting dalam usaha melindungi kesehatan anak. Imunisasi merupakan suatu cara efektif untuk memberikan kekebalan khususnya terhadap seseorang yang sehat,dengan tujuan utama untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. salah satunya penyakit campak yang sering kali menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo , 2007).

Berbagai upaya akan dilakukan agar anak tumbuh sehat. Salah satunya dengan memberikan imunisasi atau vaksinasi sesuai jadwal. Program imunisasi bertujuan melindungi bayi sejak baru lahir hingga usia anak-anak dari berbagai serangan penyakit berbahaya. Vaksin yang diberikan dalam bentuk suntikan atau sirup yang merangsang tubuh untuk menghasilkan antibody yang berguna untuk melawan penyakit (Indriarti , 2007).

Menurut kepmenkes RI No. 828, cakupan desa atau kelurahan Universal Child Immunization (UCI) merupakan desa atau kelurahan dimana ≥ 80 % dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun dengan target imunisasi 2010 mencapai 100 %.

Untuk mempercepat eliminasi penyakit polio diseluruh dunia,WHO membuat rekomendasi untuk melakukan Pekan Imunisasi Nasional (PIN). Indonesia melakukan PIN dengan memberikan satu dosis polio pada bulan September 1995, 1996, dan 1997. Pada tahun 2002, PIN dilaksanakan kembali dengan menambahkan imunisasi campak di beberapa daerah. Setelah adanya

(12)

Judul : Cakupan Program Imunisasi Dasar Terhadap Standart Pelayanan Minimal Imunisasi (SPM) Di Puskesmas Helvetia Dan Puskesma Padang Bulan Medan 2012.

Nama : Eva Maya Sari Purba

Jurusan : Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2012 ABSTRAK

Latar Belakang : Imunisasi merupakan hal terpenting dalam usaha melindungi kesehatan anak. Imunisasi merupakan suatu cara efektif untuk memberikan kekebalan khususnya terhadap seseorang yang sehat,dengan tujuan utama untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. salah satunya penyakit campak yang sering kali menyerang anak dibawah usia lima tahun.

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui hasil cakupan program Imunisasi dasar terhadap Standart pelayanan minimal imunisasi.

Metodologi Penelitian : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi deskriptif . Jumlah sampel dalam penelitian ini dari masing-masing Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan adalah 89 dan 51 orang., dengaan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan cluster sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian diperoleh Dari hasil cakupan imunisasi diperoleh mayoritas bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar HB0, DPT/HB1, DPT/HB2, DPT/HB3, POLIO1, POLIO2, POLIO3 sebanyak 89 orang (100 %) serta minoritas bayi mendapatkan imunisasi dasar BCG,POLIO4, dan CAMPAK masing-masing 95.5 %, 97.7 % dan 96.6 % yang diperoleh dari puskesmas Helvetia. Dari hasil cakupan imunisasi diperoleh mayoritas bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar HB0, DPT/HB1,DPT/HB2,DPT/HB3,POLIO1, POLIO2, POLIO3 sebanyak 51 orang (100 %) serta minoritas bayi mendapatkan imunisasi dasar BCG,POLIO4, dan CAMPAK masing-masing 96 %, 98 % dan 96.1 % yang diperoleh dari puskesmas Padang Bulan Medan. Hasil penelitian ini diketahui bahwa cakupan program imunisasi dasar di Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan sudah mencapai Standart Pelayanan Minimal Imunisasi sesuai dengan yang telah ditetapkan Pemeritah

Kesimpulan Penelitian : Sehingga disarankan supaya petugas imunisasi di masing-masing puskesmas tetap memberikan pelayanan imunisasi dasar lengkap kepada setiap bayi sebelum

Kata kunci : cakupan program imunisasi, standart pelayanan minimal Imunisasi.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Imunisasi merupakan hal terpenting dalam usaha melindungi kesehatan anak. Imunisasi merupakan suatu cara efektif untuk memberikan kekebalan khususnya terhadap seseorang yang sehat,dengan tujuan utama untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. salah satunya penyakit campak yang sering kali menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo , 2007).

Berbagai upaya akan dilakukan agar anak tumbuh sehat. Salah satunya dengan memberikan imunisasi atau vaksinasi sesuai jadwal. Program imunisasi bertujuan melindungi bayi sejak baru lahir hingga usia anak-anak dari berbagai serangan penyakit berbahaya. Vaksin yang diberikan dalam bentuk suntikan atau sirup yang merangsang tubuh untuk menghasilkan antibody yang berguna untuk melawan penyakit (Indriarti , 2007).

Menurut kepmenkes RI No. 828, cakupan desa atau kelurahan Universal Child Immunization (UCI) merupakan desa atau kelurahan dimana ≥ 80 % dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun dengan target imunisasi 2010 mencapai 100 %.

Untuk mempercepat eliminasi penyakit polio diseluruh dunia,WHO membuat rekomendasi untuk melakukan Pekan Imunisasi Nasional (PIN). Indonesia melakukan PIN dengan memberikan satu dosis polio pada bulan September 1995, 1996, dan 1997. Pada tahun 2002, PIN dilaksanakan kembali dengan menambahkan imunisasi campak di beberapa daerah. Setelah adanya

(14)

kejadian luar biasa (KLB) acute flaccid paralysis (AFP) pada tahun 2005. Dengan adanya PIN tersebut, frekuensi imunisasi polio bisa lebih dari seharusnya. Tetapi WHO menyatakan bahwa polio sebanyak tiga kali cukup memadai untuk imunisasi dasar polio.

Program Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990, kita telah mencapai status Universal Child Immunization (UCI), yang merupakan suatu tahap dimana cakupan imunisasi di suatu tingkat administrasi telah mencapai 80% atau lebih. Tetapi kita masih memiliki tantangan mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan pada tahun 2014, yang berarti cakupan imunisasi di seluruh desa dan kelurahan di Indonesia telah mencapai 80% atau lebih

Departemen kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) pada anak dalam upaya menurunkan kejadian penyakit pada anak Program Imunisasi untuk penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) pada anak yang dicakup PPI untuk satu kali imunisasi BCG, tiga kali imunisasi DPT, empat kali imunisasi polio, satu kali imunisasi campak dan tiga kali imunisasi HepatitisB (Riskesdas, 2007).

Untuk imunisasi campak variasi cakupan juga terjadi menurut provinsi, terendah di Banten (62,5%) dan tertinggi di DI Yogyakarta (99,2%). Bila cakupan imunisasi campak digunakan sebagai indicator imunisasi lengkap, secara keseluruhan Indonesia sudah mencapai Uiversal Child Immunization (UCI). Walaupun demikian , bila dilihat menurut provinsi masih terdapat 12 provinsi yang belum mencapai UCI (Riskesdas, 2007).

(15)

terendah DPT-HB3 (61,9%). Bila dilihat masing-masing imunisasi menurut provinsi, Papua mempunyai cakupan terendah untuk semua jenis imunisasi yang meliputi BCG (53,6%),campak (47,1%) dan polio (40,5%),sedangkan persentase DPT_HB3 terendah terdapat di Sulawesi Barat (35,7%). Provinsi di Yogyakarta mempunyai cakupan imunisasi tertinggi untuk semua jenis imunisasi dasar yang meliputi BCG (100,0%), Campak (96,4%) dan polio (96,4%).

Persentase imunisasi lengkap, semua jenis imunisasi dasar yang sudah didapatkan anak umur 12-23 bulan. Terlihat bahwa secara keseluruhan cakupan imunisasi lengkap sebesar 53,8% dan tidak lengkap sebesar 33,5%. Persentase imunisasi lengkap antar provinsi terdapat variasi yang besar, persentase imunisasi lengkap terendah di Papua (28,2%) dan tertinggi di Yogyakarta (91,1%) (Riskesdas, 2010).

Tidak terdapat perbedaan cakupan tiap jenis imunisasi menurut jenis kelamin, tetapi perbedaan menurut daerah. Cakupan untuk tiap jenis imunisasi selalu lebih tinggi antara 7,2 – 13,7 % di daerah perkotaan di bandingkan daerah perdesaan. Makin tinggi tingkat pendidikan makin tinggi tingkat pengeluaran per kapita perbulan, makin tinggi cakupan tiap jenis imunisasi.perbedaan cakupan imunisasi anak menurut pendidikan antara kepala keluarga yang tidak sekolah dan dengan pendidikan perguruan tinggi antara 17,1 – 25,4 % (Riskesdas, 2007).

Imunisasi yang dianjurkan merupakan program imunisasi non-PPI, anjuran ini berdasarkan rekomendasi dari organisasi profesi kedokteran anakyakni Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jenis imunisasi ini merupakan pelengkap dari program imunisasi yang dianjurkan pemerintah bagi anak-anak Indonesia (Djamaludin,dkk, 2010).

(16)

Riesnawiati, (2005), dalam Indriarti, (2007) bayi dan anak-anak pada umumnya diberi imunisasi aktif karena imunisasi jenis itu mampu memberikan kekebalan lebih lama. Disisi lain , imunisasi pasif hanya diberikan dalam keadaan sangat mendesak, bila tubuh anak diduga belum memiliki kekebalan ketika terinfeksi oleh kuman penyakit ganas seperti tetanus.

Usahakan melakukan imunisasi untuk setiap anak. Setiap kunjungan kerumah sakit harus digunakan sebagai kesempatan untuk mencek dan memperbaharui status imunisasi anak. Jangan sampai status imunisasinya terabaikan. Dan harus dipikirkan dengan serius akibat-akibat bagi si anak dan komunitas (Darinawan, Juffrie, 2008).

Puskesmas Helvetia dan puskesmas Padang Bulan merupakan unit pelaksanan teknis pusat pelayanan masyarakat (Puskesmas) penulis memperoleh data cakupan standart pelayanan minimal imunisasi dasar di puskesmas Helvetia dan di puskesmas Padang bulan. Sebaiknya pemberian imunisasi dasar bayi usia 1-2 tahun sudah lengkap .

(17)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian adalah bagaimana hasil cakupan program imunisasi dasar terhadap standart pelayanan minimal imunisasi di Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2012.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hasil cakupan program Imunisasi dasar terhadap Standart pelayanan minimal imunisasi di Puskesmas Helvetia dan di Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2021.

2. Tujuan khusus

a. Untuk Mengidentifikasi hasil pencapaian cakupan program imunisasi dasar terhadap Standart Pelayanan Minimal imunisasi di Puskesmas Helvetia Medan 2012.

b. Untuk Mengidentifikasi hasil pencapaian cakupan program imunisasi dasar terhadap Standart Pelayanan Minimal imunisasi di Puskesmas Padang bulan Medan 2012.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat

Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi masyarakat dalam pemberian imunisasi anak.

(18)

2. Bagi Instansi Kesehatan.

Sebagai bahan untuk penyuluhan dan Informasi dalam meningkatkan pelayanan khususnya tentang Imunisasi.

3. Bagi Peneliti

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Cakupan Program Imunisasi

Program Imunisasi berhasil menekan morbiditas dan mortalitas tujuh penyakit di Indonesia, yaitu : Tuberkulosis, Polio, Difteri, Tetanus, Pertusis, Campak, dan Hepatitis B. Program Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990, kita telah mencapai status Universal Child Immunization (UCI), yang merupakan suatu tahap dimana cakupan imunisasi di suatu tingkat administrasi telah mencapai 80% atau lebih. Tetapi kita masih memiliki tantangan mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan pada tahun 2014, yang berarti cakupan imunisasi di seluruh desa dan kelurahan di Indonesia telah mencapai 80% atau lebih.

Indikator keberhasilan GAIN UCI mengacu pada RPJMN Tahun 2010-2014 dengan target tahun 2010 mencapai UCI desa/kelurahan 80% dan 80% bayi usia 0-11 bulan mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Tahun 2011 mencapai UCI 85%, dan 82% bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Tahun 2012 mencapai UCI 90% dan 85% bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Tahun 2013 mencapai UCI 95% dan 88% bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Tahun 2014 mencapai UCI 100% dan 90% bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Target pada tahun 2014 seluruh desa/ kelurahan mencapai 100% UCI (Universal Child Immunization) atau 90% dari seluruh bayi di desa/ kelurahan tersebut memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan campak.

(20)

Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child of Immunization (GAIN UCI) akan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2010 – 2014, dengan sasaran seluruh bayi usia 0-11 bulan mendapatkan imunisasi dasar lengkap yaitu BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan campak. Guna mecapai target 100% UCI desa/ kelurahan pada tahun 2014 perlu dilakukan berbagai upaya percepatan melalui Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional untuk mencapai UCI (;GAIN UCI).

Indonesia bersama seluruh negara anggota WHO di Regional Asia Tenggara telah menyepakati tahun 2012 sebagai Tahun Intensifikasi Imunisasi Rutin atau Intensification of Routine Immunization (IRI). Hal ini sejalan dengan Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional atau GAIN UCI yang bertujuan meningkatkan cakupan dan pemerataan pelayanan imunisasi sampai ke seluruh desa di Indonesia.

B.Imunisasi

Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap tubuh anak. Caranya dengan pemberian vaksin. Vaksin ini berasal dari bibit penyakit tertentu yang dapat menimbulkan penyakit, tetapi penyakit ini terlebih dahulu dilemahkan / dimatikan sehingga tidak berbahaya lagi terhadap kelangsungan hidup manusia (Riyadi.s & Sukarmin, 2009).

1. Pengertian imunisasi

(21)

seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.

Vaksin dimasukan ketubuh melalui suntikan atau diminum (oral) . Setelah vaksin masuk ketubuh , system pertahanan tubuh akan bereaksi membentuk antibodi.

Reaksi ini sama seperti jika tubuh kemasukan virus atau bakteri yang sesungguhnya. Antibodi ini selanjutnya akan membentuk imunitas terhadap jenis virus atau bakteri tersebut (Williams, 2003).

2. Tujuan Pemberian Imunisasi

Tujuan dalam pemberian imunisasi, antara lain :

a. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu.

b. Untuk melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak.

c. Agar anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.

d. Mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.

e. Untuk mendapat eradikasi sesuatu penyakit dari suatu daerah atau negeri. f. Mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan

kesehatan bahkan menyebabkan kematian.

g. Menghilangkan penyakit tertentu pada kelompok masyarakat (populasi) (Maryunani, 2010).

3. Manfaat Imunisasi

a. Untuk anak: Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.

(22)

b. Untuk Keluarga: Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.

c. Untuk Negara: Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara.

C.Macam Macam Imunisasi Ada dua macam imunisasi, yaitu:

1. Imunisasi Aktif

Merupakan imunisasi yang dilakukan dengan cara menyuntikkan antigen kedalam tubuh sehingga zat antibody yang akan bertahan bertahun – tahun.

Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibody sendiri.

Imunisasi aktif diberikan untuk pencegahan penyakit yang dilakukan dengan memberikan vaksin terhadap beberapa penyakit infeksi. Dalam imunisasi aktif tedapat empat macam kandungan dalam vaksinnya, antara lain:

a. Antigen sebagai zat atau mikroba.

b. Pelarut yang berupa air steril atau cairan kultur jaringan.

c. Presevatif, stabilizer, dan antibiotika untuk menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.

(23)

2. Imunisasi Pasif

Imunisasi pasif adalah pemberian antibody dengan tujuan memberikan pencegahan atau pengobatan terhadap infeksi. Tujuan pemberian imunisasi pasif untuk pencegahan bila antibody diberikan pada pasien defisiensi sistem imun.

Tubuh tidak membuat sendiri zat anti akan tetapi tubuh mendapatkannya dari luar dengan cara menyuntikkan serum yang telah mengandung zat anti. Atau anak mendapatkannya dari ibu pada saat dalam kandungan. Imunisasi pasif terdiri dari dua macam, yaitu:

a. Imunisasi Pasif Bawaan

Imunisasi pasif bawaan merupakan imunisasi pasif dimana zat antinya berasal dari ibunya selama dalam kandungan

b. Imunisasi pasif didapat

Imunisasi pasif didapat merupakan imunisasi pasif dimana zat antinya didapat dari luar tubuh,misalnya dengan suntik atau serum yang mengandung zat anti (Maryunani, 2010).

D. Jenis-Jenis Imunisasi

Ada dua Jenis imunisasi , yaitu : 1. Imunisasi dasar

Merupakan imunisasi pertama yang perlu diberikan pada semua orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuh dari penyakit yang berbahaya.

Kelima jenis imunisasi dasar yang wajib diperoleh bayi sebelum usia setahun yaitu :

(24)

a. Imunisasi BCG

1). Pengertian Imunisasi BCG

Imunisasi BCG (Bacilli Calmette Guerin) merupakan imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC).

2). Pemberian Imunisasi BCG

Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan tidak perlu diulang. Diberi saat bayi usia 0 – 11 bulan. Diberikan secara intradermal dengan lokasi penyuntikan pada lengan kanan atas atau pada paha.

3). Efek samping

Pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar gatah bening diketiak atau leher bagian bawah , dan biasanya akan sembuh sendiri. 4). Kontra indikasi

Imunisasi BCG tidak dapat diberikan pada anak yang menderita TB atau pada anak yang mempunyai penyakit kulit yang berat / menahun. b. Imunisasi DPT

1). Pengertian Imunisasi DPT

(25)

2). Pemberian Imunisasi DPT

Pemberian imunisasi ini tiga kali dari bayi usia 2 -11 bulan, yaitu pada usia 2 bulan , 4bulan dan 6 bulan. Diberikan melalui suntikan intra muskuler (IM).

3). Efek samping

Gejala yang muncul seperti demam yang disertai rewel selama 1-2 hari, pembengkakan, agak nyeri atau pegal – pegal pada tempat penyuntikan. Yang akan hilang sendiri dalam beberapa hari ,atau bila masih demam bias diberi obat penurun panas bayi.

4). Kontra Indikasi

Imunisasi DTP tidak dapat diberi pada anak yang mempunyai penyakit atau kelainan saraf baik bersifat keturunan atau bukan,anak yang demam dan bersifat alergi.

c. Imunisasi Polio

1). Pengertian Imunisasi Polio

Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliolielitis yang merupakan penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat mengakibatkan kelumpuhan. 2). Pemberian Imunisasi Polio

Pemberian iminisasi ini empat kali pada bayi usia 0 – 11 bulan,bisa diberi lebih dari jadwal yang telah ditentukan dan tidak akan berdampak buruk. Pemberian imunisasi ini melalui oral/mulut. Dan dapat mencekal penyakit polio hingga 90 % .

(26)

3). Efek Samping

Pada imunisasi ini hamper tidak ada efek samping, hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan dan sakit otot.

4). Kontra Indikasi

Imunisasi polio tidak diberikan pada anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan. Begitu juga anak dengan penyakit HIV/AIDS, kanker, sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum.

d. Imunisasi Campak

1). Pengertian Imunisasi Campak

Imunisasi campak adalah imunisasi imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (morbili / measles).

2). Pemberian Imunisasi

Pemberian imunisasi campak hanya satu kali pada bayi usia 9 – 11 bulan. Dan baiknya diberi pada usia 9 bulan dan dianjurkan pemberiannya sesuai jadwal, selain antibody dari ibu sudah menurun di usia bayi 9 bulan , penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Cara pemberian imunisasi ini melalui subkutan.

3). Efek Samping

(27)

4). Kontra Indikasi

Imunisasi campak tidak diberikan pada anak dengan penyakit infeksi akut yang disertai demam, penyakit gangguan kekebalan, penyakit TBC, anak dengan kekurangan gizi berat dan anak dengan penyakit keganasan. e. Imunisasi Hepatitis B

1). Pengertian Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi yang digunakan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B yaitu penyakit infeksi yang dapat merusak hati.

2). Pemberian Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi Hepatitis B ini diberikan tiga kali pada bayi usia 1 – 11 bulan ,dengan syarat kondisi bayi dalam keadaan stabil. Imunisasi hepatitis B diberikan dengan cara intramuskuler (IM) dibagian lengan atau paha bagian otot depan bayi. Penyuntikan dibokong tidak dianjurkan karena bias mengurangi efektifitas vaksin. Tingkat kekebalannya cukup tinggi, setelah tiga kali suntikan lebih dari 95 % bayi mengalami respon imun yang cukup.

3). Efek Samping

Efek samping yang ditimbulkan imunisasi ini hanya berupa nyeri pada tempat penyuntikan , yang disusul demam ringan dan pembengkakan . reaksi ini hilang dalam waktu dua hari.

4). Kontra Indikasi

Tidak dapat diberi pada anak yang menderita sakit berat (Maryunani, 2010).

(28)

2. Imunisasi Booster

Imunisasi booster adalah imunisasi ulangan (revaksinasi) dari imunisasi dasar yang di berikan pada waktu-waktu tertentu dan juga diberikan bila terdapat wabah yang terjangkit atau bila terdapat kontak dengan penyakit bersangkutan (Maryunani, 2010).

Imunisasi yang dianjurkan merupakan program imunisasi non-PPI. Anjuran ini berdasarkan rekomendasi dari organisasi profesi kedokteran anak, yakni Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jenis imunisasi ini merupakan pelengkap dari program imunisasi yang diwajibkan pemerintah bagi anak-anak Indonesia. Jenis imunisasi booster atau imunisasi yang dianjurkan ini ada tujuh, yaitu :

a . Hib (Haemophilus influenza type B) b . Varisela

c . Tifoid

d . MMR (Measless,Mumps,Rubella) e . Hepatitis B

f . Pneumokokus (PVC)

g . Influenza (PN,eveline & Nanang Djamaludin. 2010).

E. Penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi

(29)

Penyakit difteri adalah radang tenggorokan yang sangat berbahaya karena menimbulkan tenggorokan tersumbat dan kerusakan jantung yang menyebabkan kematian.

2 . Penyakit Pertusis

Penyakit pertusis adalah penyakit radang paru (pernafasan) yang disebut juga batuk rejan 100 hari, karena lama sakitnya lebih dari tiga bulan lebih.

3 . Penyakit tetanus

Tetanus adalah suatu penyakit dengan gangguan neuromuscular akut berupa trismus, kekakuan oleh eksotoksin spesifik dari kuman anaerob clostridium tetani.

4 . Penyakit Tetanus Neonatorum

Tetanus neonatorum ini disebabkan oleh pemotongan dan perawatan tali pusat yang tidak bersih.

5 . Penyakit hepatitis B

Penyakit hepatitis B adalah suatu peradangan dari hati yang terjadi karenaagen penyebab infeksi.

6 . Penyakit Polio

Penyakit polio adalah penyakit menular yang sangat berbahaya. Virus ini menyerang syaraf danbisa menyebabkan kelumpuhan total hanya dalam hitungan jam.

7 . Penyakit Campak

Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular , ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis dan ruam kulit.

8 . Penyakit TBC

(30)

Mansjoer, dkk (2000, dalam Maryunani, 2010) mengatakan bahwa Tuberculosis adalah penyakit akibat infeksi kuman mycobacterium tuberculosis sistemis, sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh

dan lokasi terbanyak diparu yang merupakan lokasi infeksi primer (Maryunani, 2010).

F. Penyimpanan Vaksin

Secara umum vaksin terdiri dari vaksin hidup dan vaksin mati yang mempunyai ketahanan dan stabilitas yang berbeda terhadap perbedaan suhu. Oleh karena itu harus diperhatikan syrat - syarat penyimpanan dan transportasi vaksin untuk menjamin kotensinya ketika diberikan kepada seorang anak. Rantai vaksin adalah rangkaian proses penyimpanan dan transportasi vaksin dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai prosedur untuk menjamin kualitas vaksin sejak dari pabrik sampai diberikan kepada pasien.

Secara umum semua vaksin sebaiknya disimpan pada suhu +2oC s/d 8oC, diatas suhu 8 oC vaksin hidup akan cepat mati, vaksin polio hanya bertahan 2 hari, vaksin BCG dan Campak yang belum dilarutkan mati dalam tujuh hari. Vaksin polio oral yang belum dibuka lebih bertahan lama (2 tahun) bila disimpan pada suhu -25 oC s/d -15 oC, namum hanya bertahan 6 bulan pada suhu +2 oC s/d +8 oC (Satgas, 2008).

(31)

G. Pemberian suntikan

Sebagian besar suntik diberikan melalui suntikan intramuscular atau subkutan dalam. Kecuali pada dua jenis vaksin yaitu OPV diberikan per-oral dan BCG diberikan dengan suntikan intradermal (dalam kulit). Pada sebagian petugas kesehatan yang kurang berpengalaman memberikan suntikan subkutan dalam, dianjurkan memberikan dengan cara intra muscular (Ranuh, 2008).

H. Teknik dan Ukuran Jarum

Untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan trauma akibat suntikan yang salah. Pada tiap suntikan harus digunakan tabung suntikan dan jarum baru, sekali pakai dan steril. Sebagian besar vaksin harus disuntikan ke dalam otot. Penggunaan jarum yang pendek meningkatkan resiko terjadinya suntikan subkutan yang kurang dalam. Hal ini menjadi masalah untuk vaksin – vaksin yang inaktif (inactivated).

Standart jarum suntik ialah ukuran 23 dengan panjang 25 mm, tetapi ada perkecualian lain dalam beberapa hal seperti berikut :

1. Pada bayi yang kurang bulan ,dapat dipakai jarum ukuran 26 dengan panjang 16 mm; 2. Untuk suntikan subkutan pada lengan atas, dipakai jarum ukuran 25 dengan panjang 16 mm, untuk bayi – bayi kecil dipakai ukuran 27 dengan panjang 12 mm; 3. Untuk suntikan intramuscular pada orang dewasa yang sangat gemuk (obese) dipakai jarum ukuran 23 dengan panjang 38 mm; 4. Untuk suntikan intradermal pada vaksinasi BCG dipakai jarum ukuran 25 – 27 dengan panjang 10 mm (Ranuh, et al. 2008).

(32)

I. Posisi anak dan Lokasi Suntikan

Vestus lateralis adalah otot bayi yang tebal dan besar, yang mengisi bagian anterolateral paha. Vaksin disuntikan batas antara sepertiga otot bagian atas dan tengah yang merupakan bagian paling tebal dan padat. Jarum harus membuat sudut 45o – 60o terhadap permukaan kulit ; dengan jarum kearah lutut.

Anak atau bayi diletakkan diatas meja periksa, dapat dipegang oleh orang tua / pengasuh atau posisi setengah tidur pada pangkuan orang tua. Celana (popok) bayi harus dibuka bila menutupi otot vastus lateralis sebagai lokasi suntikan, bila tidak demikian vaksin akan disuntikkan terlalu bawah daerah paha. Kedua tangan dipegang menyilang pelvis bayi dan paha dipegang antara jempol dan jari – jari, sehingga mengurangi hambatan dalam proses penyuntikan dan membuatnya lebih lancar (Ranuh, et al. 2008).

J. Pencatatan Imunisasi

(33)

Sebelum memberikan vaksin cek identitas ampul, waktu kedaluarsa dan catat nomor batch. Pastikan bahwa injeksi adrenaline BP (1 dalam 1000) tersedia dalam kotak obat yang sewaktu – waktu dibutuhkan untuk mengatasi reaksi alergi (Juffrie.M & Iyan.D, 2008).

K. Standart Pelayanan Minimal (SPM)

Keputusan menteri kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang standart pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten / kota Menteri kesehatan Republik Indonesia.bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat (4) butir b, Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Pemerintah mempunyai kewenangan untuk menetapkan pedoman standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota (Kepmenkes, 2003).

Standart pelayanan minimal bidang kesehatan pasal 2 ; 1. Kabupaten/kota menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai Standart Pelayanan Minimal; 2. Standart Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang meliputi jenis pelayanan beserta indikator pekerja dan target tahun 2010, diantaranya ; Pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah mengenai pelayanan imunisasi, desa kelurahan UniversaI Child Immunization (SPM) 100 % (Kepmenkes, 2003).

Indicator keberhasilan GAIN UCI mengacu pada RPJMN tahun 2010-2014 dengan target pencapaian sebagai berikut :

1. Tahun 2010

Mencapai UCI desa/kelurahan 80 %, persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap 80 %.

2. Tahun 2011

(34)

Mencapai UCI desa/kelurahan 85 %, persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap 82 %.

3. Tahun 2012

Mencapai UCI desa/kelurahan 90 %, persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap 88 %.

4. Tahun 2013

Mencapai UCI desa/kelurahan 95 %, persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap 88 %.

5. Tahun 2014

Mencapai UCI desa/kelurahan 100 %, persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap 90 %.

(35)

BAB III

KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang dilakukan dalam penelitian ini menggambarkan Cakupan Program Imunisasi Dasar terhadap Standart Pelayanan Minimal Imunisasi (SPM) di puskesmas Helvetia dan puskesmas Padang bulan Medan Tahun 2012. Secara skematis kerangka penelitian dapat di gambarkan sebagai berikut :

Skema 1. Kerangka Konsep Standart Pelayanan

Minimal

Program Imunisasi - BCG

- DPT - CAMPAK - POLIO

- HEPATITIS B

(36)

Defenisi Operasional

No Variabel penelitian

Defenisi operasional Cara ukur

Hasil ukur Skala ukur

1 Cakupan Imunisasi dasar, yaitu :

 HB0 1 kali

(37)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui hasil pencapaian cakupan program imunisasi dasar terhadap standart pelayanan minimal imunisasi dipuskesmas Helvetia dan puskesmas Padang bulan Medan Tahun 2012.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bayi usia 1 – 2 tahun yang telah mendapatkan Imunisasi dasar di Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan Medan. Dari survey pendahuluan, jumlah bayi di puskesmas masing-masing adalah 7659 anak di puskesmas Helvetia dan dipuskesmas Padang Bulan adalah 2104 anak yang telah selesai periode masa imunisasi tahun 2011. Jumlah sampel dalam penelitian ini dari masing-masing Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan adalah 89 dan 51 orang.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan cluster sampling yaitu pengelompokan berdasarkan wilayah atau lokasi

populasi. Maka didapat kelurahan yang diteliti dari masing-masing

(38)

wilayah puskesmas adalah kelurahan Helvetia dengan jumlah 800 orang dan kelurahan Titi rantai dengan jumlah 104 orang yang telah selesai periode masa imunisasi yang berusia 1-2 tahun di Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan Medan.

Rumus yang digunakan dalam menentukan besar sampel adalah :

n = N 1+N(d²) Keterangan :

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d = ketetapan relatif yang ditetapkan oleh peneliti (0,01)

Dengan menggunakan rumus diatas maka didapat jumlah sampel dikelurahan Helvetia 89 orang dan dikelurahan Titi rantai 51 orang.

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan Medan, dengan pertimbangan belum pernah di lakukan penelitian di Puskesmas tersebut mengenai Cakupan Program Imunisasi Dasar dan tempat peneliti tidak jauh dari lokasi penelitian sehingga mudah dijangkau.

D. Waktu Penelitian

(39)

E. Etika Penelitian

Terkait dengan subjek penelitian, prinsip etika penelitian adalah mengatur kerahasiaan data primer. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan secara langsung kepada setiap responden.

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Kepala Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan Medan. Data-data yang diperoleh dari puskesmas juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar Observasi yang dikembangkan oleh peneliti berpedoman kepada kerangka konsep dan tinjauan pustaka dalam penelitian ini ada dua data yaitu data Demografi yang terdiri dari nomor responden dan umur responden serta data Observasi yang terdiri dari lima jenis imunisasi dasar yaitu BCG,DPT,HB Polio dan Campak.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan penelitian selama 2 bulan terhitung pada bulan April sampai dengan Mei 2012, setelah terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Program Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara) dan kemudian permohonan izin penelitian yang telah diperoleh dikirimkan ke

(40)

tempat penelitian (Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan Medan). Kemudian petugas imunisasi menyerahkan kepada kader dimasing-masing kelurahan agar dapat mendampingi peneliti untuk mengumpulkan data yang peneliti perlukan. Peneliti menyimpan no telepon petugas imunisasi dan kader , sehingga peneliti lebih mudah menjumpai petugas imunisasi dan keder apabila peneliti akan mengumpulkan data. Satu minggu peneliti melakukan pengumpulan data 2 kali, dalam satu hari data dapat terkumpul sebanyak kurang lebih 15 data. Dalam pengumpulan data ini peneliti langsung datang kerumah warga untuk melihat kartu imunisasi bayi yang sudah berusia 1-2 tahun dengan didampingi oleh kader dikelurahan tempat penelitian.

H. Analisis Data

(41)

BAB. V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai cakupan program imunisasi dasar terhadap standart pelayanan minimal (SPM) di puskesmas Helvetia dan puskesmas Padang Bulan pada bulan April-Mei 2012. Jumlah sampel dipuskesmas Helvetia kelurahan Helvetia adalah 89 orang dan jumlah sampel di puskesmas padang bulan kelurahan titi rantai adalah 51 orang.

1. Karakteristik Responden

1.1 Berdasarkan Umur Responden di Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur. Karakteristik Responden berdasarkan umur ini bertujuan mendeskripsikan data demografi bayi yang telah selesai masa periode imunisasinya dari masing-masing kelurahan di Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan Medan.

Hasil penelitian di kelurahan Helvetia diperoleh data bahwa dari 89 orang, mayoritas responden berada pada rentan usia 1 - 1,5 tahun sebanyak 55 orang (61,8 %), serta minoritas responden berada pada rentan usia 1,6 -2 tahun sebanyak 34 orang (38,2 %).

(42)

Hasil penelitian di kelurahan Titi Rantai diperoleh data bahwa dari 51 orang, mayoritas responden berada pada rentan usia 1-1,5 tahun sebanyak 27 orang (53 %) serta minoritas responden berada pada rentan usia 1,6-2 tahun sebanyak 24 orang (47 %). Hasil tersebut dapat dilihat pada table 5.1 berikut ini.

Table 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi

Bayi di Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan Medan

Karakteristik Frekuensi Persentasi 1. Umur responden di Puskesmas

Helvetia

• 1 - 1,5 tahun • 1.6 – 2 tahun

2. Umur responden di puskesmas Padang Bulan

• 1-1.5 tahun • 1.6-2 tahun

55 34

27 24

61.8 % 38.2 %

(43)

2.Cakupan Program Imunisasi Dasar terhadap Standart Pelayanan Minimal Imunisasi

2.1 Imunisasi di Puskesmas Helvetia Kel. Helvetia

Hasil penelitian pada kelompok intervensi kelurahan Helvetia diperoleh bahwa cakupan imunisasi HB0 sebanyak 89 orang (100 %) dengan target pencapaian standart pelayanan minimal 80 %, cakupan imunisasi BCG sebanyak 85 orang (95.5 %) dengan target pencapaian standart pelayanan minimal 90 %, cakupan imunisasi DPT/HB1, DPT/HB2, DPT/HB3 sebanyak 89 orang yaitu 100 % dengan target pencapaian standart pelayanan minimal 95 %, cakupan imunisasi Polio 4 sebanyak 87 orang (97.7 %) cenderung lebih rendah dari cakupan imunisasi polio 1,polio 2 dan polio 3 yaitu 100 % dengan target pencapaian standart pelayanan minimal 95 %, serta cakupan imunisasi Campak sebanyak 86 orang (96.6 %) dengan target pencapaian standart pelayanan minimal 85 %. Hasil tersebut dapat dilihat pada table 5.2 berikut ini.

(44)

Table 5.2

Distribusi Frekuensi Cakupan Program Imunisasi Dasar Terhadap Standart Pelayanan Minimal Imunisasi (SPM) di Puskesmas

Helvetia Medan 2012 ( n = 89 )

Standart Pelayanan Minimal Imunisasi Frekuensi % Standart Pelayanan Minimal HB0 80 %

a. Tercapai Standart Pelayanan Minimal BCG 90 %

a. Tercapai Standart Pelayanan Minimal DPT/HB1 95 %

a. Tercapai Standart Pelayanan Minimal DPT/HB2 95 %

a. Tercapai Standart Pelayanan Minimal DPT/HB3 95 %

a. Tercapai Standart Pelayanan Minimal Polio1 95 %

a. Tercapai Standart Pelayanan Minimal Polio2 95 %

a. Tercapai Standart Pelayanan Minimal Polio3 95 %

a. Tercapai b. Tidak tercapai

89 -

100 % Standart Pelayanan Minimal Polio4 95 %

a. Tercapai Standart Pelayanan Minimal Campak 85 %

(45)

2.2 Imunisasi di Puskesmas Padang Bulan Kel. Titi Rantai

Hasil penelitian pada kelompok intervensi di kelurahan Titi Rantai diperoleh bahwa cakupan imunisasi HB0 sebanyak 51 orang (100 %) dengan target pencapaian standart pelayanan minimal 80 %, cakupan imunisasi BCG sebanyak 49 orang (96.1 %) dengan target pencapaian standart pelayanan minimal 90 %, cakupan imunisasi DPT/HB1, DPT/HB2, DPT/HB3 sebanyak 51 orang yaitu 100 % dengan target pencapaian standart pelayanan minimal 95 %, cakupan imunisasi Polio 4 sebanyak 50 orang (98 %) cenderung lebih rendah dari cakupan imunisasi polio 1,polio 2 dan polio 3 yaitu 100 % dengan target pencapaian standart pelayanan minimal 95 %, serta cakupan imunisasi Campak sebanyak 49 orang (96.1 %) dengan target pencapaian standart pelayanan minimal 85 %. Hasil tersebut dapat dilihat pada table 5.3 berikut ini.

(46)

Table 5.3

Cakupan Program Imunisasi Dasar Terhadap Standart Pelayanan Minimal Imunisasi (SPM) di Puskesmas Padang Bulan

Medan 2012 ( n = 51 )

Standart Pelayanan Minimal Imunisasi Frekuensi % Standart Pelayanan Minimal HB0 80 %

a. Tercapai Standart Pelayanan Minimal BCG 90 %

a. Tercapai Standart Pelayanan Minimal DPT/HB1 95 %

a. Tercapai Standart Pelayanan Minimal DPT/HB2 95 %

a. Tercapai Standart Pelayanan Minimal DPT/HB3 95 %

a. Tercapai Standart Pelayanan Minimal Polio1 95 %

a. Tercapai Standart Pelayanan Minimal Polio2 95 %

a. Tercapai Standart Pelayanan Minimal Polio3 95 %

a. Tercapai Standart Pelayanan Minimal Polio4 95 %

a. Tercapai Standart Pelayanan Minimal Campak 85 %

(47)

B. Pembahasan

1. Interpretasi dan diskusi hasil

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa cakupan program imunisasi dasar pada bayi usia 1-2 tahun di Kel.Helvetia dan Kel.Titi Rantai Medan sudah sesuai dengan target pencapaian standart pelayanan minimal imunisasi (SPM) dengan hasil pencapaian yaitu >90 %. .

Cakupan imunisasi menurut jenis pekerjaan terlihat bahwa untuk tiap jenis imunisasi, cakupan tertinggi bila pekerjaan kepala keluarga sebagai pegawai negri dan cakupan terendah pada kepala keluarga dengan pekerjaan petani,nelayan atau buruh, dengan tingginya pendidikan orang tua maka makin baik pula pengetahuan orang tua mengenai pemberian jadwal imunisasi anaknya (Riskesdas, 2007).

Sebuah data menyebutkan, Persentase imunisasi lengkap, semua jenis imunisasi dasar yang sudah didapatkan anak umur 12-23 bulan. Terlihat bahwa secara keseluruhan cakupan imunisasi lengkap sebesar 53,8% dan tidak lengkap sebesar 33,5%. Persentase imunisasi lengkap antar provinsi terdapat variasi yang besar (Riskesdas, 2010). Hal ini jauh berbeda dengan data cakupan imunisasi di puskesmas Helvetia dan padang bulan medan yang mencapai nilai hingga >90 % .

Sebuah penelitian menyebutkan (Kusnanto, dkk) pencapaian program imunisasi pada anak usia 12-23 bulan di Kabupaten Purworejo sudah cukup tinggi, tidak jauh berbeda dengan hasil yang ditemukan pada SDKI pada tahun 1994 sebanyak 83,7 %. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian di Kec. Helvetia dan Kec. Titi Rantai Medan yang sudah cukup tinggi yaitu mencapai >90 % (Kusnanto, dkk)

(48)

Menkes RI (Endang. R.S), Menyebutkan, cakupan pogram imunisasi dasar telah mencapai status Universal Child Immunization (UCI) , yakni tahap di mana cakupan imunisasi di suatu tingkat administrasi telah mencapai 80 % atau lebih, masih ada tantangan untuk mewujudkan 100% UCI desa/kelurahan pada 2014. Namun tahun 2012 diharapkan pencapaian imunisasi 90 % dan 85 % bayi telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Program imunisasi di Indonesia telah mencapai status Universal Child Immunization (UCI), yang merupakan suatu tahap dimana cakupan imunisasi di suatu tingkat administrasi telah mencapai 80% atau lebih. Tetapi kita masih memiliki tantangan mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan pada tahun 2014, yang berarti cakupan imunisasi di seluruh desa dan kelurahan di Indonesia telah mencapai 80% atau lebih.

Berarti tujuan dari pemberian Imunisasi untuk memberikan kekebalan

terhadap tubuh anak dengan cara pemberian vaksin sudah dapat meningkatkan kekebalan seseorang / bayi secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.

Tidak terdapat perbedaan cakupan tiap jenis imunisasi menurut jenis kelamin, tetapi perbedaan menurut daerah. Terdapat juga bayi yang tidak mendapat imunisasi dari masing-masing kelurahan Helvetia dan Padang Bulan Medan, hal ini dapat menghambat tujuan pemerintah dalam mencapai target Imunisasi di desa/kelurahan (Riskesdas, 2007).

(49)

2. Implikasi untuk asuhan kebidanan/pendidikan kebidanan

Hasil penelitian ini menggambarkan bidan dan petugas imunisasi di puskesmas sangat berperan dalam mewujudkan pencapaian Cakupan Imunisasi Dasar agar Standart Pelayanan Minimal Imunisasi (SPM) tercapai sesuai dengan keputusan Pemerintah dan target yang di tentukan oleh Dinas Kesehatan kota .

(50)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Cakupan Program Imunisasi Dasar Terhadap Standart Pelayanan Minimal Imunisasi (SPM) di puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang bulan Medan tahun 2011 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik demografi responden di Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan Medan bulan April-Mei 2012 diperoleh bahwa dari 89 orang dan 51 orang kelompok intervensi sebagian besar responden berada pada rentang usia 1-1.5 tahun sebanyak 55 orang (61-1.5%) dan 27 orang (53 %) yang telah mendapat imunisasi dasar.

2. Hasil yang diperoleh dari cakupan imunisasi dasar dari masing-masing wilayah Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan yaitu cakupan imunisasi dasar telah mencapai >90 % dari kelurahan Helvetia dan Kelurahan Titi Rantai Medan. Namun Cakupan Program Imunisasi Dasar di Puskesmas Helvetia Dan Puskesmas Padang Bulan Medan sudah mencapai Standart Pelayanan Minimal Imunisasi (SPM) Desa/Kelurahan yang telah ditetapkan Pemerintah.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi masyarakat bahwa pemberian imunisasi bayi harus terpenuhi secara keseluruhan, agar imunitas anak terhadap penyakit yang diakibatkan oleh imunisasi tidak berdampak pada anak.

(51)

2. Bagi Instansi kesehatan

Untuk tenaga kesehatan di puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan Medan khususnya agar tetap meningkatkan pencapaian pemberian Imunisasi dasar kepada bayi sebelum usia 1 tahun. Agar program pemerintah dalam mencapai target 100 % pemberian Imunisasi dasar tahun 2014 dapat terpenuhi.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti, bahwa pencapaian imunisasi di puskesmas Helvetia dan puskesmas Padang bulan Medan telah mencapai angka yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan.

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Anik, Maryunani. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakrata : Trans Info Media.

Arlinda, SW. (2007). Statistika Kedokteran. ISBN

Breaking News. (2011). Program Imunisasi berhasil tekan morbiditas dan mortalitas tujuh penyakit di indonesia. Retrived from.

Dahlia, K. (2011). 2014 RI Targetkan Cakupan Imunisasi 100 %. Retrived from Dinas Kesehatan Kota Medan., (2010). Profil Kesehatan. Medan .

Eveline, PN. & Nanang, D. (2010). Panduan Pintar Merawat Bayi & Balita. Jakarta : Wahyu Media.

Frances, W. (2003). Baby Care. Jakarta : Erlangga.

Hanum, M. (2010). Tumbuh Kembang Status Gizi, Dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta : Nuha Medika.

http://www. puskeshaji.depkes.go.id/index.php/beranda/1-berita-umum

terkini/121-program-imunisasi-indonesia.

Info public (2011). Sumut Targetkan 90 Persen Pencapaian Imunisasi. http://www.info-publik.com.

M. Juffrie. & Iyan, D. (2008). Panduan Praktek. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia (2010). Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional (GAIN UCI 2010-1014). Jakarta.

(53)

Notoadmojo, S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Refisi. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Kepetawatan. Jakarta : Medika Salemba.

Riskesdas. (2007). Laporan hasil riset kesehatan dasar. Provinsi Sumatera Utara : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan R.I.

Riskesdas (2010). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan R.I.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sujono, R.., Sukarmin. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu.

(54)
(55)
(56)
(57)

LEMBAR OBSERVASI

CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI DASAR TERHADAP STANDART PELAYANAN MINIMAL IMUNISASI (SPM) DI PUSKESMAS HELVETIA

DAN PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN TAHUN 2012 KEL. HELVETIA KEC. HELVETIA MEDAN

(58)
(59)

86 2 thn 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

87 1.4 thn 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

88 1 thn 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

(60)

LEMBAR OBSERVASI

CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI DASAR TERHADAP STANDART PELAYANAN MINIMAL IMUNISASI (SPM) DI PUSKESMAS HELVETIA

DAN PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN TAHUN 2012 KEL. TITI RANTAI KEC. PADANG BULAN

(61)

40 1.2 thn 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

41 2 thn 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

42 2 thn 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

43 1.11thn 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

44 1.3 thn 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

45 2 thn 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

46 2 thn 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

47 1.7 thn 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

48 2 thn 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

49 1.8 thn 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

50 1.5 thn 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

51 2 thn 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Keterangan :

(62)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Eva Mayasari Br Purba

Tempat/ Tgl. Lahir : Koto Kampar, 30 Maret 1990 (RIAU) Agama : Protestan

Alamat : PT. Padasa, Kec. XIII Koto Kampar (RIAU) Riwayat Pendidikan :

Tahun 1996 – 2002 : SDN 025 SIBERUANG (RIAU) Lulus dan Berijazah

Tahun 2002 – 2005 : SMP SWASTA ASSISI P. Siantar Lulus dan Berijazah

Tahun 2005 – 2008 : SMA SWASTA RK BINTANG TIMUR P. Siantar Lulus dan Berijazah

Tahun 2008-2011 : Pendidikan Program Diploma III di Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam

Gambar

Table 5.1
Table 5.2
Table 5.3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menilai cakupan imunisasi hepatitis B pada bayi usia 12 - 24 bulan di Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara tahun 2008 serta untuk

Hasil : Dari hasil penelitian menunjukkan ibu yang patuh melakukan kunjungan imunisasi dasar Di Puskesmas Padang Bulan kunjungan imunisasi Hepatitis B

imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas Padang Bulan tahun 2015.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif antara cakupan imunisasi dasar dengan kejadian ISPA pada balita umur 1-3 tahun di wilayah

Pengaruh Pengetahuan Ibu yang Memiliki Batita Usia >1 Tahun Tentang Imunisasi Dasar Terhadap Cakupan Imunisasi Dasar di Puskesmas Tommo, Kecamatan Tommo

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana karakteristik organisasi (kemampuan petugas, fasilitas pendukung, kepemimpinan, koordinasi) dalam pencapaian pelayanan

Penelitian ini bertujuan untuk menilai cakupan imunisasi hepatitis B pada bayi usia 12 - 24 bulan di Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara tahun 2008 serta untuk

Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara sumber daya penyedia pelayanan kesehatan dengan tingkat cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak di wilayah kerja