• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Puskesmas Helvetia Medan 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Puskesmas Helvetia Medan 2014"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCAPAIAN TARGET CAKUPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN TAHUN 2014

PUTRI WAHYUNI 135102096

KARYA TULIS ILMIAH

(2)
(3)
(4)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCAPAIAN TARGET CAKUPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS HELVETIA MEDAN TAHUN 2014

ABSTRAK Putri Wahyuni

   

Latar belakang : Imunisasi merupakan salah satu cara untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap berbagai macam penyakit. Imunisasi upaya yang efektif untuk menekan angka kesakitan dan kematian bayi dan balita. Sedangkan upaya imunisasi akan efektif bila cakupan dan kualitasnya sudah optimal.

Tujuan : Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pencapaian target cakupan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan.

Metode penelitian : Desain penelitian ini deskriptif korelasi dengan pendekatan cross

sectional. Sampel penelitian ini ibu yang memiliki bayi (9-11 bulan) 51 orang dengan

cara accidental sampling. Analisa data menggunakan fisher’s exact.

Hasil : Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden didapatkan umur 20-35 tahun 40 (78,4%), pendidikan SMA 35 (68,6%), bekerja 32 (62,7%), sumber informasi dari tenaga medis 32 (62,7%). Ibu berpengetahuan baik 28 (54,9%), ibu bersikap baik 26 (51,0%), ibu dengan faktor pendorong baik 28 (54,9%), dan imunisasi bayi lengkap 39 (76,5%). Dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan cakupan imunisasi dasar (p = 0,040), terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan cakupan imunisasi dasar (p = 0,002), dan terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendorong keluarga dengan cakupan imunisasi dasar (p = 0,001), terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendorong pendidikan dengan cakupan imunisasi dasar (p = 0,011), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendorong pekerjaan dengan cakupan imunisasi dasar (p = 0,101).

Kesimpulan : Pencapaian target cakupan imunisasi dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan faktor pendorong. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang imunisasi dasar agar pencapaian target cakupan imunisasi dasar lebih maksimal.

(5)

ii   

KATA PENGANTAR

 

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmad-Nya

yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini dengan judul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pencapaian Target

Cakupan Imunisasi Dasar di Puskesmas Helvetia Medan 2014”.

Penulis menyadari bahwasanya dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak terdapat kekurangan karena keterbatasan kemampuan pengetahuan penulis,

untuk itu dengan kerendahan hati penulis menerima segala kritik dan saran yang

sifatnya membangun dari para pembaca sekalian, demi kebaikan dan kesempurnaan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Bidang Studi D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Medan. Selanjutnya penulis Karya Tulis Ilmiah ini,

penulis mendapatkan banyak sekali bantuan baik material maupun dukungan dari

berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Terima kasih yang tidak terhingga penulis sampaikan juga kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara Medan.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Dr. dr. Juliandi Harahap, MA, selaku dosen pembimbing dalam mengerjakan

(6)

4. Kepala Puskesmas Helvetia Medan, yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melakukan penelitian.

5. Seluruh dosen dan staf Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan yang telah banyak memberikan

ilmunya serta tidak pernah bosan mendidik dan mengarahkan penulis.

6. Kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan

baik moril maupun material dan doa serta semangat belajar kepada penulis

selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Teman-teman mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara 2013/2014 yang telah banyak

memberikan dukungan terhadap penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Akhirnya kepada Allah SWT sajalah penulis berserah diri. Penulis

mengucapkan terima kasih dan berharap Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini

dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi siapa saja yang membacanya.

Medan, Juni 2014

(7)

iv   

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SKEMA ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Perumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 3

D.Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi peneliti ... 4

2. Bagi pendidikan ... 4

3. Bagi tempat peneliti ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Imunisasi ... 5

1. Pengerian Imunisasi ... 5

2. Tujuan Imunisasi ... 5

3. Manfaat Imunisasi ... 5

4. Macam-macam Imunisasi ... 6

5. Jenis Imunisasi Dasar ... 7

B.Faktor-faktor Yang Berpengaruh Dalam Pencapaian Imunisasi ... 10

1. Pengetahuan ... 10

2. Sikap ... 12

3. Faktor Pendorong ... 14

III KERANGKA PENELITIAN A.Kerangka Teori ... 17

B.Kerangka Konsep ... 17

C.Hipotesis ... 18

D.Definisi Operasional ... 18

BAB IV METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 21

B.Populasi dan Sampel ... 21

1. Populasi ... 21

2. Sampel ... 21

C.Tempat Penelitian ... 22

D.Waktu Penelitian ... 23

E. Etika Penelitian ... 23

F. Alat Pengumpulan Data ... 24

G.Prosedur Pengumpulan Data ... 25

H.Analisa Data ... 26

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 27

B.Pembahasan ... 37

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 47

(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka Teori Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Puskesmas Helvetia Medan... 17

(9)

vi   

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional...19

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Ibu yang Menjadi Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014 ... 27

Tabel 5.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Bayi Terhadap Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar Di Wilayah KerjaPuskesmas Helvetia Medan Tahun 2014... 28

Tabel 5.2.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Tentang Pengetahuan yang Berhubungan Dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan... 29

Tabel 5.3 Distribusi Sikap Ibu Bayi Terhadap Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014... 29

Tabel 5.3.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Tentang Sikap yang Berhubungan Dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014... 30

Tabel 5.4 Distribusi Faktor Pendorong Ibu Bayi Terhadap Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014... 30

Tabel 5.4.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Tentang Faktor Pendorong yang Berhubungan Dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014... 31

Tabel 5.5 Distribusi Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia MedanTahun 2014... 32

Tabel 5.6 Hubungan Pengetahuan Ibu Bayi Dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014... 33

(10)
(11)

viii   

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Penjelasan Kepada Calon Rsponden

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3. Lembar Kuesioner

Lampiran 4. Lembar Konsultasi KTI

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian

Lampiran 6. Surat Balasan

(12)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCAPAIAN TARGET CAKUPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS HELVETIA MEDAN TAHUN 2014

ABSTRAK Putri Wahyuni

   

Latar belakang : Imunisasi merupakan salah satu cara untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap berbagai macam penyakit. Imunisasi upaya yang efektif untuk menekan angka kesakitan dan kematian bayi dan balita. Sedangkan upaya imunisasi akan efektif bila cakupan dan kualitasnya sudah optimal.

Tujuan : Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pencapaian target cakupan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan.

Metode penelitian : Desain penelitian ini deskriptif korelasi dengan pendekatan cross

sectional. Sampel penelitian ini ibu yang memiliki bayi (9-11 bulan) 51 orang dengan

cara accidental sampling. Analisa data menggunakan fisher’s exact.

Hasil : Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden didapatkan umur 20-35 tahun 40 (78,4%), pendidikan SMA 35 (68,6%), bekerja 32 (62,7%), sumber informasi dari tenaga medis 32 (62,7%). Ibu berpengetahuan baik 28 (54,9%), ibu bersikap baik 26 (51,0%), ibu dengan faktor pendorong baik 28 (54,9%), dan imunisasi bayi lengkap 39 (76,5%). Dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan cakupan imunisasi dasar (p = 0,040), terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan cakupan imunisasi dasar (p = 0,002), dan terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendorong keluarga dengan cakupan imunisasi dasar (p = 0,001), terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendorong pendidikan dengan cakupan imunisasi dasar (p = 0,011), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendorong pekerjaan dengan cakupan imunisasi dasar (p = 0,101).

Kesimpulan : Pencapaian target cakupan imunisasi dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan faktor pendorong. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang imunisasi dasar agar pencapaian target cakupan imunisasi dasar lebih maksimal.

(13)

 

A. Latar Belakang

Imunisasi merupakan salah satu cara untuk memberikan kekebalan pada bayi

dan anak terhadap berbagai macam penyakit, sehingga dengan imunisasi diharapkan

bayi dan anak tetap tumbuh dalam keadaan sehat. Oleh karena itu, imunisasi

diharapkan dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat

mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

(Hidayat, 2009).

Anderson, dkk (1999) dalam jurnal Ali (2003) mengatakan bahwa imunisasi

telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat penting.

Program imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dan merupakan

usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit menular. Imunisasi juga

telah berhasil menyelamatkan begitu banyak kehidupan dibandingkan dengan upaya

kesehatan masyarakat lainnya. Sejak penetapan the Expanded Program on

Immunisation (EPI) oleh World Health Organization (WHO), cakupan imunisasi

dasar anak meningkat dari 5% hingga mendekati 80% di seluruh dunia.

Sekurang-kurangnya ada 2,7 juta kematian akibat campak, tetanus neonatorum dan pertusis

serta 200.000 kelumpuhan akibat polio yang dapat dicegah setiap tahunnya.

Vaksinasi terhadap 7 penyakit telah direkomendasikan EPI sebagai imunisasi rutin di

negara berkembang: BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B.

Masalah kematian akibat campak di dunia pada tahun 2002 sebanyak 777.000

diantaranya 202.000 berasal dari Negara ASEAN, dan 15% dari kematian campak

tersebut berasal dari Indonesia. Diperkirakan 30.000 anak Indonesia meninggal tiap

(14)

karena setiap tahunnya lebih dari 1 juta anak Indonesia belum terimunisasi campak.

Campak salah satu Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) dan

merupakan salah satu penyebab kematian anak di negara-negara berkembang

termasuk di Indonesia. Salah satu upaya yang efektif untuk menekan angka kesakitan

dan kematian bayi dan balita adalah dengan imunisasi, sedangkan upaya imunisasi

akan efektif bila cakupan dan kualitasnya sudah optimal (Salim, dkk. 2008).

Upaya imunisasi di Indonesia dapat dikatakan telah mencapai tingkat yang

memuaskan. Namun dari Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia (SKDI)

ditemukan kasus polio dan difteri. 306 anak menderita poliomienitis pada periode

Mei 2005 sampai dengan Februari 2006 sebagai akibat cakupan vaksinasi polio yang

menurun di daerah Cidahu Sukabumi. Angka kejadian difteri yang masih tinggi pada

tahun 2000 ditemukan1036 kasus dan 174 kasus pada tahun 2007 merupakan bukti

bahwa vaksin DPT tidak merata (Depkes, 2007).

Menurut Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PPPL),

presentasi imunisasi dasar lengkap di Indonesia pada tahun 2012 adalah 85,2%. Dan

untuk Sumatra Utara 81,1%. Sedangkan di Puskesmas Helvetia, pencapaian program

imunisasi pada tahun 2013 sudah mencapai 90%. Dimana angka pencapaian target

imunisasi di Puskesmas Helvetia sudah cukup baik. Diketahui bahwa BCG sebesar

97,4%, DPT-HB1 sebasar 98%, DPT-HB3 sebesar 97,2%, polio 1 sebesar 97,4%,

polio 4 sebesar 99% dan campak sebesar 97,2%.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi

(15)

   

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka peneliti membuat

rumusan masalah yaitu : “Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan

pencapaian target cakupan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Helvetia

Medan.”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pencapaian target

cakupan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan.

2. Tujuan Khusus

a.Untuk mengetahui pencapainan target cakupan imunisasi dasar di wilayah

kerja Puskesmas Helvetia Medan.

b.Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu bayi terhadap

pencapaian target cakupan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas

Helvetia Medan.

c.Untuk mengetahui distribusi frekuensi sikap ibu bayi terhadap pencapaian

target cakupan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan.

d.Untuk mengetahui distribusi frekuensi faktor pendorong ibu bayi terhadap

pencapaian target cakupan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas

Helvetia Medan.

e.Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu bayi dengan pencapaian target

cakupan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan.

f. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu bayi dengan pencapaian target

(16)

g.Untuk mengetahui hubungan faktor pendorong ibu bayi dengan pencapaian

target cakupan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Lahan Peneliti

Dapat jadi masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan, Puskesmas Helvetia

Medan, serta instansi terkait lainnya dalam meningkatkan upaya pelayanan

kesehatan khususnya dalam pemberian imunisasi dasar.

2. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian dijadikan referensi dan bahan bacaan dalam penelitian

selanjutnya.

3. Bagi Responden

Sebagai bahan informasi serta masukan khususnya kepada ibu tentang

pentingnya imunisasi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan pengetahuan dan sumber informasi untuk penelitian berikutnya

(17)

   

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Imunisasi

1. Pengertian Imunisasi

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan

memasukan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan

yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukan kedalam

tubuh melalui suntikan misalnya vaksin BCG, DPT-HB, Campak dan melalui mulut

misalnya vaksin polio (Hidayat, 2009).

2. TujuanImunisasi

Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap

penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat

mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah (Hidayat, 2009).

3. Manfaat Imunisasi

Menurut Isfan (2006) manfaat imunisasi tidak hanya dirasakan oleh pemerintah

dengen menurunnya angka kesakitan dan angka kematian penyakit yang dapat

dicegah dengan imunisasi, tetapi dirasakan juga oleh :

a. Bagi anak, dapat mencegah penderitaan yang disebabkan penyakit atau

kecacatan.

b. Bagi keluarga, menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan yang

dikeluarkan bila anak sakit. Hal ini akan mendorong penyiapan keluarga

(18)

c. Bagi negara, memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat

dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara dan memperbaiki citra

bangsa

4. Macam-macamImunisasi

Menurut Hidayat (2009), berdasarkan proses atau mekanisme pertahanan tubuh

imunisasi dibagi menjadi dua yaitu : imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

a. Imunisasi Aktif

Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan

akan terjadi suatu proses infeksi buatan, sehingga tubuh mengalami reaksi

imunologi spesifik.Jika benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat merespon.

Dalam imunisasi terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya,

yang dijelaskan sebagai berikut :

1) Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau

mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan (berupa polisakarida,

toksoid, virus yang dilemahkan, atau bakteri yang dimatikan).

2) Pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan.

3) Preservatif, stabilizer, dan antibiotik yang berguna untuk mencegah

tumbuhnya mikroba sekaligus untuk stabilisasi antigen.

4) Adjuvans yang terdiri atas garam aluminium yang berfungsi untuk

meningkatkan imunogenitas antigen.

b. Imunisasi Pasif

Imunisasi pasif merupakan pemberian zat (imunoglobulin), yaitu suatu zat

(19)

   

atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah

masuk dalam tubuh yang terinfeksi.

5. Jenis-jenisImunisasiDasar

Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah yang

disebut dengan imunisasi dasar. Beberapa imunisasi tersebut dijelaskan sebagai

berikut :

a. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG (basillus calmette guerin) merupakan imunisasi yang

digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat, sebab

terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun

sudah dilakukan imunisasi BCG. TBC yang berat contohnya adalah TBC pada

selaput otak, TBC milier pada seluruh lapangan paru, atau TBC tulang. (Hidayat,

2009).

Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang

dilemahkan (Hidayat, 2009). Vaksin ini merupakan vaksin hidup, sehingga tidak

diberikan pada pasien imunokompromise jangka panjang seperti leukimia,

pengobatan steroid jangka panjang, HIV (Muslihatun.2010).

Diberikan pada bayi umur kurang dari atau sama dengan dua bulan.

Pemberian imunisasi ini diberikan kepada anak apabila uji Mantoux negatif.

Dosis yang diberikan untuk bayi adalah 0,05 ml dan untuk anak 0,10 ml. Vaksin

diberikan melalui suntikan intrakutan di daerah insersio muskulus deltoideus

kanan (Muslihatun, 2010).

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada imunisasi BCG yaitu lokal

superfisial 3 minggu setelah penyuntikan. Sembuh dalam 2-3 bulan,

(20)

maka ulkus yang timbul lebih besar dan apabila penyuntikan yang terlalu dalam

membuat parut yang terjadi tertarik ke dalam (Muslihatun, 2010).

b. Imunisasi hepatitis B

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit

hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi

pemberian imunisasi hepatitis sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat diberikan

pada usia 6 tahun. Dosis imunisasi hepatitis B sebayak 0,5 ml dan diberikan

secara intra muskular (Hidayat, 20009).

Menurut Muslihatun (2010) jadwal imunisasi hepatitis sebagai berikut :

1) Imunisasi Hepatitis B-1 diberikan sedini mungkin setelah lahir untuk

memutuskan rantai transmisi maternal ibu ke bayi.

2) Imunisasi Hepatitis B-2 diberikan dengan interval 1 bulan dari Hepatitis B-1

yaitu saat bayi berumur 1 bulan.

3) Imunisasi hepatitis B-3 diberikan minimal dengan interval 2 bulan dari

Hepatitis B-2 yaitu saat bayi berumur 3-6 bulan.

c. Imunisasi polio

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit

poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan

vaksin ini adalah virus yang dilemahkan (Gupte, 2004).

Frekuensi pemberian pemberian imunisasi polio adalah empat kali. Waktu

pemberian imunisasi polio pada umur 0- 11 bulan dengan interval pemberian 4

(21)

   

d. Imunisasi DPT

Imunsasi DPT (diphteria, pertusis, tetanus) yang digunakan untuk

mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Vaksin DPT ini merupakan

vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat

racunnya namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti, (Hidayat,

2009).

Frekuensi pemberian imunisasi DPT adalah tiga kali, dengan maksud

pemberian pertama zat anti tertentu masih sedikit (tahap pengenalan) terhadap

vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti. Pemberian kedua

dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Waktu pemberian imunisasi DPT

antara umur 2-11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara pemberiannya melalui

intra muskular (Gupte, 2004).

Reaksi KIPI vaksin ini antara lain reaksi lokal kemerahan, pembengkakan

dan nyeri pada tempat penyuntikan, demam ringan, gelisah dan menangis terus

menerus beberapa jam pasca penyuntikan. Sedangkan reaksi KIPI yang paling

serius adalah ensefalopati akut dan reaksi anafilaksis (Muslihatun, 2010).

e. Imunisasi campak

Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular.

Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan (Gupte, 2004).

Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah satu kali. Waktu pemberian

imunisasi campak pada umur 9-11 bulan. Cara pemberian imunisasi campak

(22)

Menurut Muslihatun (2010) reaksi KIPI dari imunisasi campak sebagai berikut :

1)Demam lebih dari 39,50o C pada hari ke 5-6 selama 2 hari yang dapat

merangsang terjadinya kejang demam.

2)Ruam pada hari ke 7-10 selama 2-4 hari.

3)Gangguan sistem saraf pusat seperti sensefalitis dan ensefalopati pasca

imunisasi.

B. Faktor-faktor yang Berpengaruh Dalam Pencapaian Imunisasi

1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra

manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan atau ranah kognitif merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Dalam hal ini

pengetahuan tercakup dalam domain kognitif yang memiliki enam tingkatan, yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Yang termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari suatu bahan yang dipelajari. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari orang lain

menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (comprehesnsion)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

(23)

   

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap materi atau objek harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat

menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian,

dan dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem

solving cycle) dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

d. Analisa (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan,

memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau untuk

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keselurahan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat

merencanakan dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori

(24)

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada. Misalnya dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak

yang kekurangan gizi.

Menurut Khotimah dan Rusnelly (2008), umumnya orang yang berpengetahuan

tinggi cenderung memiliki pola pikir yang lebih baik sehingga berusaha menerapkan

pola perilaku hidup sehat. Dengan pengetahuan tinggi diharapkan dapat

menimbulkan sikap perilaku yang dapat menangkal timbulnya perubahan perilaku

yang negatif dari kesehatan.

Sedangkan menurut Cornelia, dkk (2013), pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subjek penelitian atau responden

2. Sikap

Sikap merupakan reakasi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi

hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara

nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu

(Notoatmodjo, 2012).

Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu

(25)

   

pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan

tetapi merupakan predisposisi tindakan atau prilaku (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Sunaryo (2004), seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari

berbagai tingkatan, yaitu:

a. Menerima (receiving)

Pada tingkatan ini, individu ingin dan memperhatikan rangsangan (stimulus)

yang diberikan.

Misalnya, sikap ibu terhadap pemberian imunisasi, dapat dilihat dari

kesediaan ibu tersebut untuk mengahadiri penyuluhan tentang imunisasi.

Sedangkan ibu yang tidak menerima imunisasi, tidak peduli tentang adanya

penyuluhan tersebut.

b. Merespon (responding)

Pada tingkatan ini, sikap individu dapat memberikan jawaban apabila

ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

Misalnya, ibu yang diwajibkan membawa anaknya ke posyandu untuk

imunisasi, dan ibu melaksanakannya.

c. Menghargai (valuing)

Pada tingkatan ini, individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah.

Misalnya, seorang ibu mengajak ibu lain yang memiliki bayi untuk

imunisasi ke posyandu dan mendiskusikan manfaat imunisasi.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Pada tingkatan ini, sikap individu akan bertanggung jawab dan siap

menanggung segala resiko atas segala sesuatu yang telah dipilihnya. Misalnya,

(26)

tetap membawa anaknya imunisasi walaupun anaknya akan demam setelah

imunisasi DPT-HB.

Menurut Khotimah dan Rusnelly (2008), faktor sikap merupakan faktor

yang timbul dari dalam diri individu sendiri. Tidak membawa anak ketempat

pelayanan kesehatan untuk diimunisasi dikarenakan sikap ibu yang tidak

memahami pentingnya imunisasi. Sebaliknya ibu yang membawa anaknya untuk

diimunisasi didorong oleh sikap ibu yang memahami pentingnya imunisasi

untuk mencegah penyakit, mengetahui efek samping badan anak panas setelah

diimunisasi merupakan hal yang wajar, memiliki keyakinan vaksin yang

disuntikan aman bagi anak dan mendukung program imunisasi yang diberikan

petugas kesehatan. 

3. Faktor Pendorong

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma),

tokoh agama (toga), sikap perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.

Untuk berlaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu

pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan

perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para

petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Paridawati (2013), salah satu yang melatarbelakangi sikap ibu

yang positif terhadap imunisasi dasar karena selain petugas imunisasi yang aktif

dan secara rutin memberikan pelayanan imunisasi di puskesmas juga tersedianya

sarana dan prasarana. Sedangkan yang melatarbelakangi sikap ibu yang negatif

(27)

   

masyarakat tentang penyakit yang timbul akibat imunisasi yang tidak lengkap

dan jadwal pemberian imunisasi sesuai jenis imunisasi masing-masing.

Menurut Talu (2013), pendekatan budaya dapat dilakukan melalui tokoh

masyarakat dan tokoh agama. Tokoh masyarakat setempat juga memiliki

peranan yang penting dalam mendukung tugas tenaga kesehatan. Tokoh

masyarakat memiliki kedekatan secara psikologis dan budaya dengan

masyarakat setempat. Tenaga kesehatan juga perlu bekerja sama dengan tokoh

agama karena tokoh agama dipandang oleh masyarakat sebagai orang yang

dapat dipercaya sehingga masyarakat lebih mudah mengikuti arahan tokoh

agama. Pesan-pesan kesehatan dapat disisipkan dalam ceramah yang dilakukan

oleh tokoh agama.

Menurut Wardan (2013), peran keluarga sangat penting dalam pencapaian

kelengkapan imunisasi bagi seorang balita, dengan demikian pentingnya saling

pengertian dari seluruh keluarga untuk memberikan dukungan dan dorongan

bagi terlaksananya pemberian imunisasi bagi seorang balita.

Sedangkan menurut Albertina, dkk (2008), alasan ketidaklengkapan

terbanyak ialah ketidaktahuan akan jadwal imunisasi. Sebaiknya Dinas

Kesehatan, Puskesmas, Posyandu maupun tenaga kesehatan mempublikasikan

mengenai jadwal imunisasi secara lebih luas kepada para orang tua sehingga

tidak ada lagi anak yang tidak mendapatkan imunisasi hanya karena orang tua

tidak tahu jadwal.

Untuk tokoh-tokoh tersebut di atas, perubahan perilaku yang diharapkan

mereka ini berperilaku sehat di tengah-tegah masyarakat. Dengan adanya

tokoh-tokoh tersebut berprilaku sehat di tengah-tengah masyarakat ini merupakan role

(28)

memandang tokoh masyarakat (formal dan informal) sebagai panutannya atau

acuannya. Artinya apapun yang dilakukan tokoh masyarakat sekitarnya.

Misalnya ibu-ibu akan mengimunisasikan anaknya apabila ibu-ibu tokoh atau

istri-istri tokoh masyarakat telah mengimunisasikan anaknya (Notoatmodjo,

2012).

Pendidikan juga dapat menjadi faktor pendorong untuk pencapaian target

cakupan imunisasi. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung

seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti

mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu

obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek

inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu.

Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan

sikap makin positif terhadap obyek tersebut (Notoatmojo, 2012).

Pekerjaan juga dapat menjadi faktor pendorong untuk pencapaian target

cakupan imunisasi. Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari, jenis

pekerjaan yang dilakukan dapat dikategorikan adalah tidak bekerja, wiraswata,

pegawai negeri, dan pegawai swasta dalam semua bidang pekerjaan pada

umumnya diperlukan adanya hubungan sosial yang baik. Pekerjaan dimiliki

peranan penting dalam menentukan kwalitas manusia, pekerjaan membatasi

kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek yang memotifasi seseorang

untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu untuk menghindari masalah

(29)

   

Faktor predisposisi :

o Pengetahuan o Sikap

o Kepercayaan dan keyakinan nilai-nilai

Faktor Pendukung :

o Lingkungan (sekitar rumah) o Ketersedianan fasilitas dan

sumber yang ada.

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

 

A. Kerangka Teori

Dari tinjauan pustaka yang telah diuraikan terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi perilaku itu sendiri (Teori Lawrence Green) , dapat dilihat pada

bagan berikut :

(Sumber : Notoatmodjo, 2012)

Skema 3.1. Kerangka Teori Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Wilyah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

B. Kerangka Konsep

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pencapaian target cakupan

imunisasi dasar, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah

pendidikan, sikap, pengetahuan, dan faktor pendorong. Adapun kerangka konsep Faktor Pendorong :

o Keluarga o Teman o Guru

o Petugas Kesehatan

Perilaku Kesehatan

(30)

penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pencapaian target

imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan adalah sebagai berikut :

Skema 3.2. Kerangka Konsep Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

C. Hipotesis

1. Ha : Ada hubungan antara pengetahuan ibu terhadap pencapaian target

imunisasi dasar.

2. Ha : Ada hubungan antara sikap ibu terhadap pencapaian target imunisasi

dasar.

3. Ha : Ada hubungan antara faktor pendorong ibu terhadap pencapaian target

imunisasi dasar.

D. Defenisi Operasional

Defenisi operasional dapat bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran

terhadap variabel-variabel penelitian dengan kriteria pengukuran sebagai berikut : Pengetahuan

Sikap

Faktor Pendorong

(31)
[image:31.595.103.549.100.771.2]

   

Tabel 3.1. Defenisi Operasional

No Variabel Penelitian

Defenisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Independen :

Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang imunisasi dasar. Kuesioner Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0 1. Baik, apabila total skor responden antara (76% - 100%) dari pertanyaan jawaban yang benar. 2. Cukup, apabila total skor responden antara (56% - 75%) dari pertanyaan jawaban yang benar. 3. Kurang, apabila total skor responden antara (<56%) dari pertanyaan jawaban yang benar. Ordinal

2. Independen : Sikap Kesiapan atau kesediaan responden di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan agar bayinya mendapat imunisasi. Kuesioner Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0 1. Baik, apabila total skor responden antara (76% - 100%) dari pertanyaan jawaban yang benar. 2. Cukup, apabila total skor responden antara (56% - 75%) dari pertanyaan jawaban

(32)

yang benar. 3. Kurang, apabila total skor responden antara (<56%) dari pertanyaan jawaban yang benar. 3. Independen :

Faktor pendukung Meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toma), sikap perilaku para petugas kesehatan Kuesioner Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0 1. Baik, apabila total skor responden antara (76% - 100%) dari pertanyaan jawaban yang benar. 2. Cukup, apabila total skor responden antara (56% - 75%) dari pertanyaan jawaban yang benar. 3. Kurang, apabila total skor responden antara (<56%) dari pertanyaan jawaban yang benar. Ordinal

(33)

   

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

dengan pendekatan cross sectional, dimana penelitian untuk mempelajari

faktor-faktor yang berhubungan dengan pencapaian target imunisasi dasar di Puskesmas

Helvetia medan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi (9-11 bulan) di

wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan bulan Februari sampai dengan bulan Mei

tahun 2014 yang berjumlah 107 orang, yang bertempat tinggal di wilayah kerja

Puskesmas Helvetia Medan.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang memiliki bayi (9-11

bulan) di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan pada bulan Februari sampai

dengan bulan Mei tahun 2014 yang berjumlah 51 orang, yang bertempat tinggal di

wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan.

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

metode accidental sampling atau pengambilan sampel yang dilakukan dengan

kebetulan bertemu.

Rumus menentukan sampel :

(34)

Keterangan :

N : Besar populasi

n : besar sampel

d : tingkat kepercayaan dan ketetapan yang diinginkan (0,1)

Kriteria inklusi dan eksklusi :

a.Kriteria inklusi

1) Ibu yang mempunyai bayi (9-11 bulan) yang tinggal di wilayah kerja

Puskesmas Helvetia Medan pada bulan Februari sampai dengan bulan

Mei tahun 2014

2) Ibu yang membawa anak dan KMS ke posyandu

b.Kriteria eksklusi

1) Jika ibu yang memiliki bayi 0-8 bulan

2) Jika responden dalam keadaan sakit

3) Jika tidak bersedia menjadi responden

4) Ibu yang membawa anak tapi tidak membawa KMS

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan tahun

2014, dengan alasan bahwa di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan belum

pernah diteliti mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pencapaian target

(35)

   

D. Waktu Penelitian

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan izin dari ketua program

studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara,

dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian ke Puskesmas Helvetia Medan.

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden. Peneliti tidak

akan melakukan pemaksaan kepada responden untuk menjawab kuesioner yang

diajukan peneliti, responden bebas menjawab kuesioner peneliti secara sukarela dan

berhak mengundurkan diri dari penelitian. Sebagai bukti persetujuan menjadi

responden maka peneliti memberikan lembar persetujuan menjadi responden kepada

calon responden sebelum mengisi jawaban lembar kuesioner. No Kegiatan

Bulan

Okt Nov Des Jan Feb Mart Apr Mei Jun

1 Pengajuan judul

2 Survei awal

3 Pengkajian

survei

4. Sidang proposal

5. Penelitian

(36)

Untuk menjaga kerahasiaan, nama responden tidak akan dicantumkan pada

lembar kuesioner. Nama kuesioner akan diganti nomor kode dan informasi akan

diambil hanya untuk diperlukan untuk penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian ini disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan teoritis.

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat

pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari 2 bagian, bagian pertama

terdiri dari data demografi responden meliputi kode responden, umur, tingkat

pendidikan, pekerjaan, sumber informasi dan yang kedua dengan mengunakan

lembar kuesioner dengan 30 pertanyaan yang terdiri dari 10 pertanyaan tentang

pengetahuan, 10 pertanyaan tentang sikap, dan 10 pertanyaan tentang faktor

pendorong yang berhubungan dengan pencapaian target imuisasi dasar.

Dimana setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi

nilai 0. Dengan bentuk penilaian menggunakan skala ordinal dan cara menetapkan

bobot jawaban terhadap tiap-tiap pertanyaan dengan kriteria pertanyaan baik, cukup,

dan kurang.

Dengan penilaian kategori sebagai berikut :

1. Baik, apabila total skor responden antara (76% - 100%) dari pertanyaan

jawaban yang benar.

2. Cukup, apabila total skor responden antara (56% - 75%) dari pertanyaan

jawaban yang benar.

3. Kurang, apabila total skor responden antara (<56%) dari pertanyaan jawaban

(37)

   

Dalam pengumpulan data diperlukan adanya alat dan cara mengumpulkan data

yang baik sehingga data yang dikumpulkan merupakan data yang valid, andal

(realiable) dan aktual. Berikut ini akan dibahas tentang validitas dan reabilitas.

1. Uji validitas

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah

alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reabilitas data. Uji validitas dalam

penelitian ini dengan memberikan kuesioner kepada 10 responden. Dari

perhitungan tersebut didapatkan 10 soal yang valid untuk pengetahuan, 10 soal

untuk sikap, 10 soal untuk faktor pendorong. Dianalisa menggunakan SPSS,

didapatkan nilai r hasil > r tabel.

2. Uji reabilitas

Menurut Nursalam (2008), reabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau

pegamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali

dalam waktu yang berlainan. Uji reabilitas telah diujikan kepada 10 responden

yang diteliti dan data dianalisa dengan uji cronbach’s alfa. Hasil yang

didapatkan yaitu nilai cronbach untuk pertanyaan pengetahuan sebesar 0,943,

nilai cronbach untuk pertanyaan sikap sebesar 0,950, dan nilai cronbach untuk

pertanyaan sikap sebesar 0,946.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan

kuesioner tentang fakto-faktor yang berhubungan dengan pencapaian target

imunisasi dasar di Puskesmas Helvetia Medan. Prosedur pengumpulan data dalam

penelitian ini dimulai dari mendapatkan surat permohonan izin pelaksana penelitian

(38)

Keperawatan Universitas Sumatra Utara, kemudian mengajukan surat permohonan

izin pelaksanaan penelitian tersebut kepada pimpinan Puskesmas Helvetia Medan.

Setelah mendapat persetujuan, peneliti melaksanakan pengumpulan data dimana

responden sesuai dengan kriteria penelitian. Peneliti melakukan pendekatan kepada

responden dan menjelaskan tentang tujuan penelitian dan menanyakan kesediaan

responden dengan menggunakan infomend consent sebagai tanda pernyataan

persetujuan menjadi responden. Setelah responden menandatangani surat

persetujuan, kuesioner diisi langsung oleh responden. Kemudian kuesioner

dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang

diperoleh terpenuhi.

H. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif dan diakukan perhitungan jumlah

presentse masing-masing variabel yaitu :

1. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari

masing-masing variabel yang diteliti, meliputi data pengetahuan, sikap, dan faktor

pendorong.

2. Analisa Bivariat

Untuk melihat perbandingan dan hubungan antara dua variabel, maka dilakukan

uji statistik Chi-Square, yang dilakukan untuk melihat perbedaan dua proporsi antara

dua variabel (dependen dan independen) data diolah dengan menggunakan

komputerisasi (SPSS) dengan kemaknaan signifikan p < 0,05. Hasil analisa

dikatakan bermakna apabila p < 0,05, artinya ada hubungan antara variabel bebas

(39)

   

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai terdapat

hubungan antara faktor-faktor ibu bayi terhadap pencapaian target cakupan imunisasi

dasar di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan tahun 2014.

Selama penelitian telah didapati 51 orang ibu bayi yang menjadi subjek

penelitian yang dipilih dan sesuai berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

1. Karakteristik Demografi Ibu yang Menjadi Responden

Karakteristik responden ibu yang menjadi responden di Puskesmas Helvetia

[image:39.595.153.477.486.761.2]

Medan adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Ibu yang Menjadi Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia MedanTahun 2014

Karakteristik Kategori f %

Umur < 20 tahun

20 – 35 > 35 tahun

2 40 9 3,9 78,4 17,6

Total 51 100

Pendidikan SD

SMP SMA PT - 1 35 15 2,0 68,6 29,4

Total 51 100

Pekerjaan Bekerja

Tidak bekerja

32 19

62,7 37,3

Total 51 100

Sumber Informasi

Tenaga medis Tenaga non medis Media massa Leaflet 32 8 2 9 62,7 15,7 3,9 17,6

Total 51 100

(40)

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa karakteristik demografi ibu yang

menjadi responden yaitu umur ibu mayoritas berusia 20-35 tahun yaitu 40 orang

(78,4%). Pendidikan ibu mayoritas SMA yaitu 35 orang (68,6%). Pekerjaan ibu

mayoritas bekerja yaitu 32 orang (62,7%). Sumber informasi mayoritas didapat dari

tenaga medis yaitu 32 orang (62,7%).

2. Pengetahuan Ibu Bayi Terhadap Pencapaian Target Cakupan Imunisasi

Dasar di Wilayah KerjaPuskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.

Pengetahuan ibu bayi terhadap pencapaian target cakupan imunisasi dasar di

wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 5.2.

Distribusi Pengetahuan Ibu Bayi Terhadap Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar Di Wilayah KerjaPuskesmas Helvetia Medan

Tahun 2014

Pengetahuan Ibu Bayi Terhadap Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar

f %

Baik Cukup Kurang

28 13 10

54,9 25,5 19,6

Total 51 100

Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh data mengenai pengetahuan ibu bayi

terhadap pencapaian target cakupan imunisasi dasar adalah mayoritas memiliki

(41)

   

Tabel 5.2.1

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Tentang Pengetahuan yang Berhubungan Dengan Pencapaian Target Cakupan

Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

Pertanyaan

Pilihan Jawaban

Benar Salah

f % f %

Pengertian imunisasi 36 70,6 15 29,4

Tujuan dari imunisasi 42 82,5 09 17,5

Manfaat imunisasi 36 70,6 15 29,4

Penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi 39 76,5 12 23,5

Cara pemberian imunisasi 40 78,4 11 21,6

Umur anak pertama kali diimunisasi 38 74,5 13 25,5

Berapa macam imunisasi dasar 38 74,5 13 25,5

Kapan imunisasi pada anak harus ditunda 40 78,4 11 21,6

Dampak imunisasi BCG 36 70,6 15 29,4

Dampak imunisasi DPT-Hb 45 88,2 06 11,8

Berdasarkan tabel diatas distribusi pernyataan diatas dapat dilihat bahwa

dari 51 orang responden, mayoritas responden menjawab benar pada pernyataan

dampak dari imunisasi DPT-Hb sebanyak 45 orang, dan mayoritas responden

menjawab salah pada pernyataan pengertian imunisasi sebanyak 15 orang

responden, pernyataan manfaat imunisasi sebanyak 15 orang responden, dan

pernyataan dampak imunisasi BCG.

3. Sikap Ibu Bayi Terhadap Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di

Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.

Sikap ibu bayi terhadap pencapaian target cakupan imunisasi dasar di

[image:41.595.132.471.686.769.2]

wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 5.3.

Distribusi Sikap Ibu Bayi Terhadap Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

Sikap Ibu Bayi Terhadap Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar

f % Baik Cukup Kurang 26 11 14 51,0 21,6 27,5

(42)

Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh data mengenai sikap ibu bayi terhadap

pencapaian target cakupan imunisasi dasar adalah mayoritas memiliki sikap

[image:42.595.131.520.226.406.2]

yang baik sebanyak 26 orang (51,0%).

Tabel 5.3.1

DistribusiFrekuensi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Tentang Sikap yang Berhubungan Dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di

Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

Pertanyaan

Pilihan Jawaban

Benar Salah

f % f %

Mengikut sertakan anak ke posyandu 44 86,3 7 13,7

Setuju jika anak ibu diimunisasi 37 72,5 14 27,5

Setuju jika anak ibu diberikan imunisasi lengkap 46 90,2 5 9,8

Imunisasi anak tepat waktu 44 86,3 7 13,7

Imunisasi penting untuk kesehatan anak 32 62,7 19 37,3

Manfaat imunisasi lebih besar 40 78,4 11 21,6

Imunisasi memberikan kekebalan tubuh 39 76,5 12 23,5

Imunisasi tidak diselenggarakan 31 60,8 20 39,2

Demam setelah imunisasi 29 56,9 22 43,1

Tidak membawa anaknya ke posyandu 35 68,6 16 31,4

4. Faktor Pendorong Ibu Bayi Terhadap Pencapaian Target Cakupan

Imunisasi Dasar di Wilayah KerjaPuskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

Faktor pendorong ibu bayi terhadap pencapaian target cakupan imunisasi

dasar di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan dapat dilihat dalam tabel

berikut :

Tabel 5.4.

Distribusi Faktor Pendorong Ibu Bayi Terhadap Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia

Medan Tahun 2014

Faktor Pendorong Ibu Bayi Terhadap

Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar

f % Baik Cukup Kurang 28 12 11 54,9 23,5 21,6

(43)

   

Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh data mengenai faktor pendorong ibu bayi

terhadap pencapaian target cakupan imunisasi dasar adalah mayoritas memiliki

[image:43.595.129.520.236.439.2]

faktor pendorong yang baik sebanyak 28 orang (54,9%).

Tabel 5.4.1

DistribusiFrekuensi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Tentang Faktor Pendorong yang Berhubungan Dengan Pencapaian Target

Cakupan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

Pertanyaan

Pilihan Jawaban

Benar Salah

f % f % Adanya posyandu di daerah ibu tinggal 35 68,6 16 31,4 Kader untuk menyelenggarakan imunisasi 41 80,4 10 19,6

Yang dilakukan petugas kesehatan 48 94,1 03 05,9

Petugas kesehatan tidak membawa bayinya ke posyandu untuk di imunisasi

39 76,5 12 23,5

Melarang imunisasi karena tidak menguntungkan 33 64,7 18 35,3

Jika anak sakit 41 80,4 10 19,6

Jarak posyandu jauh 40 78,4 11 21,6

Suami, keluarga, atau kerabat ibu 35 68,6 16 31,4

Tokoh masyarakat atau tokoh agama 35 68,6 16 31,4

Tidak membawa anaknya untuk imunisasi 39 76,5 12 23,5

Berdasarkan tabel diatas distribusi pernyataan diatas dapat dilihat bahwa

dari 51 orang responden, mayoritas responden menjawab benar pada pernyataan

yang dilakukan petugas kesehatan sebanyak 48 orang responden, dan mayoritas

responden menjawab salah pada pernyataan melarang imunisasi karena tidak

menguntungkan sebanyak 18 orang responden.

5. Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas

Helvetia Medan Tahun 2014

Pencapaian cakupan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Helvetia

(44)

Tabel 5.5.

Distribusi Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia MedanTahun 2014

Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar f % Lengkap

Tidak lengkap

39 12

76,5 23,5

Total 51 100

Berdasarkan tabel 5.5 diperoleh data mengenai pencapainan target cakupan

imunisasi dasar adalah mayoritas memiliki cakupan imunisasi yang lengkap

sebanyak 39 orang (76,5%).

6. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Bayi Dengan Pencapaian Target

Cakupan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

Tahun 2014

Pada awalnya data yang diperoleh berbentuk tabel 3 x 2, namun karena

tidak memenuhi syarat uji Chi-square yaitu masih ada sel yang mempunyai nilai

expected kurang dari lima. Maka dilakukan penggabungan sel untuk kembali

diuji dengan uji statistik Chi-square. Peneliti memutuskan untuk

menggabungkan kelompok ibu yang berpengetahuan cukup dan ibu yang

berpengetahuan kurang, sehingaa menjadi kelompok ibu yang berpengetahuan

baik dan ibu yang berpengetahuan tidak baik. Dengan begitu didapatkan data

dengan tabel 2x2 lalu diuji kembali dengan uji Fisher's Exact Test. Data tersebut

layak diuji Fisher's Exact Test karena tidak ada nilai expeted yang kurang dari

lima.

Hubungan antara pengetahuan ibu bayi dengan pencapaian target cakupan

imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan tahun 2014 adalah

(45)
[image:45.595.129.486.145.247.2]

   

Tabel 5.6.

Hubungan Pengetahuan Ibu Bayi Dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

Tahun 2014.

Pengetahuan Ibu Bayi Tentang Imunisasi

Cakupan Imunisasi Total ρ

value Lengkap TidakLengkap

f % f % f % 0,023

Baik Tidak Baik 25 14 49,0 27,5 3 9 07,8 19,6 28 23 54,9 45,1

Total 39 76,5 12 27,5 51 100,0

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh mayoritas ibu bayi yang

berpengetahuan baik yaitu sebanyak 28 orang (54,9%), dan cakupan imunisasi

bayinya lengkap di Puskesmas Helvetia Medan sebanyak 25 orang (49,0%).

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher's Exact Test dengan

taraf signifikan 5% (0,05) diperoleh nilai p = 0,023. Sehingga hasil yang didapat

adalah p < 0,05 maka Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan

antara hubungan pengetahuan ibu bayi dengan pencapaian target cakupan

imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.

7. Hubungan Sikap Ibu Bayi Dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi

Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.

Pada awalnya data yang diperoleh berbentuk tabel 3 x 2, namun karena

tidak memenuhi syarat uji Chi-square yaitu masih ada sel yang mempunyai nilai

expected kurang dari lima. Maka dilakukan penggabungan sel untuk kembali

diuji dengan uji statistik Chi-square. Peneliti memutuskan untuk

menggabungkan kelompok ibu yang memiliki sikap cukup dan ibu yang

memiliki sikap kurang, sehingaa menjadi kelompok ibu yang memiliki sikap

(46)

dengan tabel 2x2 lalu diuji kembali denga uji Fisher's Exact Test. Data tersebut

layak diuji Fisher's Exact Test karena tidak ada nilai expeted yang kurang dari

lima.

Hubungan sikap ibu bayi dengan pencapaian target cakupan imunisasi dasar

[image:46.595.123.481.269.362.2]

di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014 adalah sebagai berikut

Tabel 5.7

Hubungan Sikap Ibu Bayi Dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.

Sikap Ibu Bayi Tentang Imunisasi

Cakupan Imunisasi Total ρ

value Lengkap TidakLengkap

f % f % f % 0,001

Baik Tidak Baik 25 14 47,1 25,5 1 11 02,0 21,6 26 25 51,0 49,0

Total 39 72,5 12 23,6 51 100

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh mayoritas ibu bayi yang bersikap

baik yaitu sebanyak 26 orang (47,1%), yang cakupan imunisasi bayinya lengkap

di Puskesmas Helvetia Medan sebanyak 26 orang (51,0%).

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher's Exact Test dengan

taraf signifikan 5% (0,05) diperoleh nilai p = 0,001. Sehingga hasil yang didapat

adalah p < 0,05 maka Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan

antara hubungan sikap ibu bayi dengan pencapaian target cakupan imunisasi

dasar di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.

8. Hubungan Faktor Pendorong Ibu Bayi Dengan Pencapaian Target

Cakupan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

Tahun 2014.

Pada awalnya data yang diperoleh berbentuk tabel 3 x 2, namun karena

(47)

   

expected kurang dari lima. Maka dilakukan penggabungan sel untuk kembali

diuji dengan uji statistik Chi-square. Peneliti memutuskan untuk

menggabungkan kelompok ibu yang mempunyai faktor pendorong cukup dan

ibu yang mempunyai faktor pendorong kurang, sehingaa menjadi kelompok ibu

yang mempunyai faktor pendorong baik dan ibu yang mempunyai faktor

pendorong tidak baik. Peneliti menggabungkan pendidikan SD,SMP, dan SMA,

sehingga menjadi >SMA dan perguruan tinggi. Dengan begitu didapatkan data

dengan tabel 2x2 lalu diuji kembali denga uji Fisher's Exact Test. Data tersebut

layak diuji Fisher's Exact Test karena tidak ada nilai expeted yang kurang dari

lima.

Hubungan faktor pendorong ibu bayi dengan pencapaian target cakupan

imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014 adalah

[image:47.595.102.506.503.744.2]

sebagai berikut :

Tabel 5.8.

Hubungan Faktor Pendorong Ibu Bayi Dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

Tahun 2014. Faktor Pendorong Ibu Bayi Tentang Imunisasi

Kategori Cakupan Imunisasi Total ρ

value

Lengkap Tidak

Lengkap

f % f % f %

Keluarga, tenaga kesehatan, dan masyarakat Baik Tidak Baik 28 11 54,9 21,6 0 12 00,0 23,5 28 23 54,9 45,1 0,001

Total 39 76,5 12 23,5 51 100

Pendidikan > SMA PT 24 15 47,1 29,4 12 0 23,5 0 36 15 70,6 29,4 0,011

Total 39 76,5 12 23,5 51 100

Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja 27 12 52,9 23,5 5 7 9,8 13,7 32 19 62,7 37,3 0,101

(48)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh mayoritas ibu bayi yang faktor

pendorong baik dari keluarga, tenaga kesehatan, dan masyarakat yaitu sebanyak

28 orang (54,9%), yang cakupan imunisasi bayinya lengkap di Puskesmas

Helvetia Medan sebanyak 28 orang (54,9%). Mayoritas ibu yang faktor

pendorong dari pendidikan SMA yaitu sebanyak 36 orang (70,6%) yang cakupan

imunisasi bayinya lengkap di Puskesmas Helvetia Medan sebanyak 24 orang

(47,1%). Sedangkan mayoritas ibu yang faktor pendorong dari ibu yang bekerja

yaitu sebanyak 32 orang (62,7%), yang cakupan imunisasi bayinya lengkap di

Puskesmas Helvetia Medan sebanyak 27 orang (52,9%).

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher's Exact Test dengan

taraf signifikan 5% (0,05) diperoleh nilai p sebagai berikut :

a. Faktor pendorong dari keluarga, tenaga kesehatan, dan masyarakat

dengan p = 0,001. Sehingga hasil yang didapat adalah p < 0,05 maka Ha

diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan

faktor pendorong ibu bayi dari keluarga, tenaga kesehatan, dan

masyarakat dengan pencapaian target cakupan imunisasi dasar di

wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.

b. Faktor pendorong dari pendidikan, dengan p = 0,011. Sehingga hasil

yang didapat adalah p < 0,05 maka Ha diterima. Artinya terdapat

hubungan yang signifikan antara hubungan faktor pendorong ibu bayi

dari segi pendidikan dengan pencapaian target cakupan imunisasi dasar

di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.

c. Faktor pendorong dari pekerjaan, dengan p = 0,101. Sehingga hasil yang

didapat adalah p > 0,05 maka Ha ditolak. Artinya tidak terdapat

(49)

   

dari segi pekerjaan dengan pencapaian target cakupan imunisasi dasar di

wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.

B. Pembahasan

1. Diskusi hasil

a. Pengetahuan Ibu Bayi Terhadap Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar

di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.

Berdasarkan penelitian diperoleh data bahwa mayoritas ibu bayi di wilayah

kerja Puskesmas Helvetia Medan yang memiliki pengetahuan yang baik

sebanyak 28 orang (54,9%).

Apabila dilihat dari distribusi pernyataan tentang pengetahuan, mayoritas

responden menjawab benar pada pernyataan dampak dari imunisasi DPT-Hb

sebanyak 45 orang. Hal ini dapat menunjukan pengetahuan ibu tentang dampak

imunisasi DPT-Hb rata-rata sudah baik. Ibu mengetahui bahwa setelah imunisasi

DPT-Hb anaknya akan demam. Namun pada pernyataan tentang pengertian

imunisasi, pernyataan manfaat imunisasi, dan pernyataan dampak imunisasi

BCG, sebanyak 15 orang menjawab salah. Ibu masih banyak yang belum tau

dampak dari imunisasi BCG sehingga petugas kesehatan berkewajiban untuk

memberikan penyuluhan kepada ibu.

Umumnya orang yang berpengetahuan tinggi cenderung memiliki pola pikir

yang lebih baik sehingga berusaha menerapkan pola perilaku hidup sehat.

Dengan pengetahuan tinggi diharapkan dapat menimbulkan sikap perilaku yang

dapat menangkal timbulnya perubahan perilaku yang negatif dari kesehatan

(50)

b. Sikap Ibu Bayi Terhadap Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar Tahun

2014.

Berdasarkan penelitian diperoleh data bahwa mayoritas ibu bayi di wilayah

kerja Puskesmas Helvetia Medan yang memiliki sikap yang baik sebanyak 26

orang (51,0%).

Pada distribusi pernyataan tentang sikap dapat dilihat bahwa dari 51 orang

responden, mayoritas responden menjawab benar pada pernyataan setuju jika

anak ibu diberikan imunisasi lengkap sebanyak 46 orang responden, dimana

sebagian besar ibu setuju jika anak ibu diberikan imunisasi lengkap. Sedangkan

mayoritas responden menjawab salah pada pernyataan demam setelah imunisasi

sebanyak 22 orang responden, dimana ibu belum memahami penyebab demam

jika anak diimunisasi sehingga dapat mempengaruhi sikap ibu dalam pemberian

imunisasi terhadap anaknya, sehingga petugas kesehatan harus memberi

penyuluhan agar ibu mengetahui dampak setelah pemberian imunisasi.

Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan

atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau prilaku

(Notoatmodjo, 2012).

c. Faktor Pendorong Ibu Bayi Terhadap Pencapaian Target Cakupan Imunisasi

Dasar Tahun 2014.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh mayoritas ibu bayi yang faktor

pendorong baik dari keluarga, tenaga kesehatan, dan masyarakat yaitu sebanyak

(51)

   

pendidikan SMA yaitu sebanyak 36 orang (70,6%). Sedangkan mayoritas ibu

yang faktor pendorong dari ibu yang bekerja yaitu sebanyak 32 orang (62,7%).

Distribusi pernyataan tentang faktor pendorong dari keluarga, tenaga

kesehatan, dan masyarakat dapat dilihat bahwa dari 51 orang responden,

mayoritas responden menjawab benar pada pernyataan yang dilakukan petugas

kesehatan agar tercapai imunisasi dasar lengkap pada bayi sebanyak 48 orang

responden, dimana peran petugas kesehatan sudah cukup baik, petugas

kesehatan sudah memberi penyuluhan dan selalu mengingatkan kepada ibu-ibu

untuk membawa anaknya ke posyandu untuk diimunisasi. Namun dilihat dari

mayoritas responden menjawab salah pada pernyataan melarang imunisasi

karena tidak menguntungkan sebanyak 18 orang responden, dapat diartikan

bahwa ibu dapat terpengaruh jika teman atau keluarga melarang ibu untuk

memberikan imunisasi kepada anak dan mengatakan bahwa imunisasi itu tidak

menguntungkan, sehingga ibu tidak membawa anaknya untuk imunisasi.

Untuk berlaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu

pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan

perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para

petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

Faktor pendorong dari pendidikan dapat dilihat bahwa dari 51 orang

responden, mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir SMA sebanyak 36

orang. Hal ini juga dapat berpengaruh terhadap pencapaian target cakupan

imunisasi dasar. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung

seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

(52)

Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti

mutlak berpengetahuan rendah pula.

Sedangkan faktor pendorong dari pekerjaan dapat dilihat bahwa dari 51

orang responden, mayoritas responden yang bekerja sebanyak 32 orang. Salah

satu faktor ibu tidak membawa anaknya imunisasi disebabkan karena jadwal

imunisasi bertepatan dengan jadwal bekerja ibu sehingga ibu tidak dapat

membawa anaknya untuk imunisasi.

Pekerjaan dimiliki peranan penting dalam menentukan kwalitas manusia,

pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek yang

memotifasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu untuk

menghindari masalah kesehatan (Notoatmojo, 2007).

d. Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas

Helvetia Medan Tahun 2014.

Berdasarkan penelitian diperoleh data bahwa mayoritas ibu bayi di wilayah

kerja Puskesmas Helvetia Medan yang memiliki cakupan imunisasi yang

lengkap sebanyak 39 orang (76,5%). Pencapaian target cakupan imunisasi dasar

belum begitu baik, karena masih ada 12 responden imunisasi dasarnya belum

lengkap. Hal ini dapat disebabkan karena ibu berpengetahuan yang kurang,

memiliki sikap yg tidak baik, dukungan dari keluarga yang kurang, pendidikan

ibu yang rendah, atau pekerjaan ibu yang menyebabkan ibu tidak membawa

anaknya keposyandu.

Salah satu upaya yang efektif untuk menekan angka kesakitan dan kematian

bayi dan balita adalah dengan imunisasi, sedangkan upaya imunisasi akan efektif

(53)

   

e. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Bayi Dengan Pencapaian Target Cakupan

Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa nilai p <

0,05 sehingga Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara

pengetahuan ibu bayi dengan pencapaian target cakupan imunisasi dasar di

wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan, dimana didapati mayoritas ibu bayi

yang memiliki pengetahuan tidak baik dan cakupan imunisasi bayinya lengkap

sebanyak 14 orang (27,5%) dari 23 responden, dan mayoritas ibu bayi yang

memiliki pengetahuan baik dan cakupan imunisasi bayinya lengkap sebanyak 25

orang (49,0%) dari 28 responden.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wati (2013),

yang menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan

dengan kelengkapan imunisasi anak dengan dih

Gambar

Tabel 3.1. Defenisi Operasional
Tabel 5.1
Tabel 5.3.
Tabel 5.3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bobot akhir adalah bobot total ikan pada akhir penelitian yang diberi pakan tipe tenggelam dengan kadar protein 31% yaitu sebesar 43,39 g atau 17,35 kali lipat bobot awal,

Melalui hasil kajian ini, penulis belum mendapati secara detil waktu dimulai penulisan karya ini, namun dengan membaca dari berbagai sumber rujukan dapat penulis

Tugas akhir ini bertujuan untuk mengitung aliran daya dan tegangan ujung pada desa Sebagin setelah dilakukan perubahan pola operasi penyulang Ceko, mengetahui

Histogram pertumbuhan jumlah akar dan panjang akar tanaman jahe emprit setelah perlakuan pupuk kotoran kuda pada dosis yang berbeda... histogram pertumbuhan

Menurut seorang ahli pendidikan Islam, Omar Mohammadal-Thoumyal-Syaibani, (1979) keselarasan itu harus menunjang, pertama, tujuan individual yaitu berkaitan dengan

pengadaan tanah untuk kepentingan umum haruslah sesuai dengan asas yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan

jumlah yang rusak (defect) kurang daripada yang telah ditetapkan, kumpulan barang-barang tadi diterima, dan bila jumlah ini lebih daripada yang ditentukan tersebut,

Hartika, Ruri Zain., Sumaryati., 2016, Perancangan Sistem Buka Tutup Pintu Air Otomatis Dimuara /Waduk Menggunakan Sensor Infra Red Dan Photo.. Dioda Dengan Tampilan Lcd