• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN MUTU/KUALITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGERTIAN MUTU/KUALITAS"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN

MUTU

(2)

PENGERTIAN MUTU/KUALITAS

Mutu adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for

use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan

(Juran)

Mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai

dengan yg disyaratkan/distandarkan. Standar mutu meliputi

bahan baku, proses, produk jadi (Crosby)

Mutu

adalah

kesesuaian

dengan

kebutuhan

pasar/konsumen (Deming)

Mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full

customer satisfaction). Suatu produk bermutu apabila dapat

memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen

(Feigenbaum)

(3)

PENGERTIAN MUTU/KUALITAS

Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan

dengan produk, manusia, proses dan tugas serta lingkungan

yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

Meskipun tidak ada definisi mengenai mutu yang diterima

secara universal, namun dari kelima definisi di atas terdapat

beberapa persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai

berikut:

Mutu mencakup usaha memenuhi atau melebihi

harapan pelanggan

Mutu mencakup produk, tenaga kerja, proses dan

lingkungan

(4)

MANAJEMEN MUTU

Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi

manajemen

keseluruhan

yang

menetapkan

dan

menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi.

Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan

ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan

ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan

mengadakan pelatihan management kualitas.

Hal hal yang menyangkut kualitas yang di maksud diatas

adalah Produk / pelayanan /proses pelaksanaan.

Standar manajemen adalah struktur tugas, prosedur kerja,

sistem manajemen dan standar kerja dalam bidang

kelembagaan, usaha serta keuangan.

(5)

MANAJEMEN MUTU

Pengertian standar manajemen akan lebih spesifik jika

menjadi standar manajemen mutu, untuk mendukung

standarisasi pada setiap mutu produk yang di hasilkan

perusahan maka hadirlah Organisasi Internasional

untuk Standarisasi

Internasional Organization for Standardization (ISO)

berperan sebagai badan penetap standar internasional

yang terdiri dari wakil-wakil badan standarisasi nasional

setiap negara

(6)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MUTU

 Suatu barang yang dihasilkan hendaknya memperhatikan fungsi untuk

apa barang tersebut digunakan atau dimaksudkan, sehingga barang-barang yang dihasilkan dapat benar-benar memenuhi fungsi tersebut.

 Oleh karena pemenuhan fungsi tersebut mempengaruhi kepuasan para

konsumen, sedangkan tingkat kepuasan tertinggi tidak selamanya dapat dipenuhi atau dicapai, maka tingkat suatu mutu barang tergantung pafa tingkat pemenuhan fungsi kepuasan penggunaan barang yang dapat dicapai.

 Mutu yang hendak dicapai sesuai dengan fungsi untuk apa barang

tersebut digunakan atau dibutuhkan, tercermin pda spesifikasi dari barang tersebut seperti kecepatan, tahan lamanya, kegunaannya, berat, bunyi, mudah/tidaknya perawatan dan kepercayaannya.

(7)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MUTU

Salah satu faktor yang penting dan sering dipergunakan oleh

konsumen dalam melihat suatu barang pertama kalinya, untuk

menentukan mutu barang tersebut, adalah wujud luar barang itu.

Kadang-kadang walaupun barang yang dihasilkan secara teknis

atau mekanis telah maju, tetapi bila wujud luarnya kuno atau

kurang dapat diterima, maka hal ini dapat menyebabkan barang

tersebut tidak disenangi oleh konsumen atau pembeli, karena

dianggap mutunya kurang memenuhi syarat.

Faktor wujud luar yang terdapat pada suatu barang tidak hanya

terlihat dari bentuk, tetapi juga dari warna, susunan (seperti

pembungkusan) dan hal-hal lainnya.

(8)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MUTU

Umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat

menentukan mutu barang tersebut.

Hal ini terlihat dari barang-barang yang mempunyai biaya atau

harga yang mahal, dapat menunjukkan bahwa mutu barang

tersebut relatif lebih baik. Demikian pula sebaliknya, bahwa

barang-barang yang mempunyai biaya atau harga yang lebih

murah dapat menunjukkan bahwa mutu barang tersebut relatif

lebih rendah.

Ini terjadi, karena biasanya untuk mendapatkan mutu yang baik

dibutuhkan biaya yang lebih mahal.

(9)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MUTU

Mengenai biaya barang-barang ini perlu kiranya disadari bahwa

tidak selamanya biaya suatu barang dapat menentukan mutu

barang tersebut, karena biaya yang diperkirakan tidak

selamanya biaya yang sebenarnya, sehingga sering terjadi

adanya efisiensi.

Jadi tidak selalu biaya atau harga dari barang itu lebih rendah

dari nilai barang itu, tetapi kadang-kadang terjadi bahwa biaya

atau harga dari suatu barang lebih tinggi daripada nilai yang

sebenarnya, karena adanya efisiensi dalam menghasilkan

barang tersebut dan tingginya keuntungan yang diambil

terhadap barang itu.

(10)

BIAYA MUTU

 Biaya pencegahan adalah biaya-biaya yang diperlukan dalam melakukan

usaha-usaha untuk mencapai suatu mutu yang tertentu, agar jangan sampai terjadi barang-barang produk yang cacat atau apkir (scrap).

 Yang termasuk dalam biaya pencegahan ini adalah:

a) Biaya-biaya untuk perencanaan mutu dan pengawasan proses, termasuk di dalamnya biaya-biaya dari kegiatan-kegiatan untuk menyatakan desain dan hal-hal yang dibutuhkan pembeli/langganan ke dalam proses dan spesifikasi pembuatan, serta perencanaan cara-cara pengawasan yang dianggap perlu untuk dikerjakan.

b) Biaya-biaya untuk perencanaan dan pemasangan alat-alat maupun fasilitas-fasilitas yang diperlukan guna mencapai mutu yang telah

ditetapkan.

c) Biaya-biaya untuk latihan (training) para pekerja atau karyawan mengenai pengertian dan cara-cara penggunaan prosedur-prosedur dan teknik-teknik pengawasan mutu, serta proyek-proyek khusus lainnya dalam usaha unutk memperbaiki mutu.

(11)

BIAYA MUTU

 Biaya penaksiran dadalah biaya-biaya yang dibutuhkan dalam

melakukan pengecekan dan usaha-usaha lainnya yang diperlukan untuk menjaga mutu. Dengan perkataan lain, biaya penaksiran merupakan biaya yang diperlukan untuk melakukan penilaian atas mutu dari barang-barang yang dihasilkan.

 Yang termasuk dalam biaya penaksiran ini ialah:

a) Biaya-biaya untuk pengecekan dan pemeriksaan bahan-bahan atau komponen-

komponen yang diterima, termasuk juga pemeriksaan dalam laboratorium maupun pengukuran-pengukuran lainnya, serta kegiatan-kegiatan untuk menghubungi supplier dalam membicarakan mengenai masalah mutu bahan-bahan yang diterima.

b) Biaya-biaya untuk pemeriksaan dan penelitian mutu dari produk yang

dihasilkan, baik pada saat masih dalam proses pengolahan maupun sesudahnya.

c) Biaya-biaya untuk pengecekan mutu dan penyortiran produk atau

barang-barang hasil.

d) Biaya-biaya lainnya yang dikeluarkan untuk pencatatan-pencatatan pada saat

pengecekan, maupun untuk perawatan alat-alat ukur dan alat-alat penguji.

(12)

BIAYA MUTU

Biaya kegagalan ini terdapat biaya-biaya yang disebabkan oleh

faktor-faktor internal yang dalam hal ini disebut kegagalan

internal, seperti biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat

pengolahan (processing).

Di samping itu juga terdapat biaya-biaya yang disebabkan oleh

faktor-faktor external, seperti biaya-biaya yang dikeluarkan

sesudah produk yang dihasilkan sampai ke tangan pembeli.

Biaya-biaya yang berhubungan dengan kegagalan external

(external failure) meliputi biaya-biaya yang dikleuarkan untuk

perbaikan-perbaikan atau penggantian- penggantian dari produk

yang gagal atau rusak sesudah sampai di tangan pembeli, maupun

untuk usaha-usaha penyelidikan dan perubahan desain sebagai

akibat gagalnya suatu produk dalam pasaran.

(13)

BIAYA MUTU

Adapun biaya-biaya yang berhubungan dengan kegagalan internal

(internal failure) adalah :

a) Biaya-biaya pembetulan yang diperlukan terhadap barang-barang

yang salah atau cacat, sehingga tidak mencapai mutu yang telah ditentukan dalam spesifikasi.

b) Biaya-biaya yang timbul karena bahan-bahan atau barang-barang

yang dinyatakan cacat atau apkir sebab tidak mencapai standar mutu yang telah ditetapkan.

c) Biaya-biaya pembelian bahan-bahan atau komponen-komponen

yang baru untuk menggantikan bahan-bahan atau komponen yang ternyata tidak dapat dipergunakan.

d) Biaya-biaya penyelidikan dan pembetulan-pembetulan atas kondisi

produksi ataupun kondisi-kondisi pengolahan (processing) yang ternyata tidak dapat menghasilkan barang-barang yang memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.

(14)

INSPEKSI

 Peranan Pemeriksaaan Kegiatan implementasi kualitas utama, yang

berjalan dengan basis hari ke hari adalah inspeksi ( pemeriksaan ).

 Produk dan jasa harus selalu diperiksa agar sesuai dengan

standar-standar yang telah ditetapkan dan agar satuan-satuan yang rusak dapat disingkirkan.

PENGERTIAN

 Tujuan utama inspeksi adalah pencegahan bukan perbaikan.

 Tujuannya adalah menghentikan komponen-komponen rusak (atau

menghentikan jasa yang tidak berguna).

 Ini memerlukan para pemeriksa (atau sering disebut inspektur) yang

dapat memberitahukan kepada manajemen tidak hanya bahwa suatu produk tidak memenuhi standar atau ditolak, tetapi juga mengapa, agar para manajer dapat memusatkan perhatiannya pada perbaikan situasi.

TUJUAN

(15)

INSPEKSI

 Pengujian (testing) adalah suatu jenis khusus inspeksi.

 Inspeksi, istilah yang lebih luas daripada pengujian, mencakup seluruh

kegiatan diantaranya pengijian, untuk memeriksa apakah produk memenuhi standar atau tidak.

 Pengujian hanya menyangkut kegiatan untuk melihat dan mengukur

produk.

 Pengujian mungkin berupa atau dengan

berbagai alat uji, atau berupa tests:, dimana komponen-komponen produk dibongkar untuk melakukan test terhadap masing-masing komponen.

 Dalam dikenal juga istilah -in atau

yaitu suatu test dimana produk dioperasikan dalam kondisi ekstrim untuk menyeleksi komponen berkualitas rendah.

 Ada test yang sifatnya merusak dan ada yang tidak. Contoh uji Tarik

beban, biasanya merusak, biasanya tidak.

PENGUJIAN DAN INSPEKSI

(16)

INSPEKSI

 Sebagai pedoman, semua barang-barang harus diperiksa untuk

mengetahui apakah jenis dan kuantitas sesuai dengan yang dipesan sehingga barang-barang yang tidak memuaskan dan rusak dapat dikembalikan ke penyedia dan barang baru di dapatkan secara cepat.

PEMERIKSAAN BARANG-BARANG YANG DIBELI

 Para pemeriksa dalam kenyataan sedikit melakukan semua pemeriksaan

selama produksi berjalan.

 Setiap pekerja telah cukup memeriksa pekerjaannya secara benar. Bila

terjadi penyimpangan, para penyedia akan mencoba untuk membetulkan situasi.

 Pemeriksaan barang dalam proses dapat juga dilakukan melalui

pengembangan peralatan-peralatan inspeksi otomatik yang dipasang pada mesin-mesin

(17)

INSPEKSI

Ada beberapa pedoman umum untuk menetukan kapan

sebaiknya inspeksi dilakukan :

1)

Inspeksi setelah operasi-operasi yang cenderung memproduksi

barang-barang salah agar tidak ada kerja lebih, dilakukan pada

barang-barang jelek.

2)

Inspeksi sebelum operasi-operasi, yang memakan biaya

berbagai operasi ini tidak akan dilaksanakan pada

barang-barang yang telah rusak.

3)

Inpeksi sebelum operasi-operasi dimana produk-produk salah

mungkin menghentikan mesin-mesin.

4)

Inpeksi sebelum operasi-operasi menutupi

kerusakan-kerusakan.

(18)

INSPEKSI

5)

Inpeksi sebelum operasi-operasi menutupi

kerusakan-kerusakan.

6)

Inpeksi sebelum operasi-operasi perakitan yang tidak

dapat dilakukan.

7)

Pada mesin-mesin otomatik dan semi otomatik, inspeksi

dilakukan pada unit pertama dan terakhir, tetapi hanya

kadang-kadang bagi unit-unit diantaranya.

8)

Inspeksi komponen-komponen akhir.

9)

Inspeksi sebelum penggudangan.

10)

Inspeksi dan pengujian produk-produk jadi.

(19)

INSPEKSI

Inspeksi dapat dilakukan, baik ditempat pekerjaan ataupun dalam

suatu tempat pemeriksaan pusat.

Bila inspeksi dilakukan ditempat pekerjaan disebut inspeksi floor.

Baik inspeksi floor maupun inspeksi terpusat mempunyai

kelebihan dan kelemahan.

Kebaikan inspeksi floor antara lain menghemat kegiatan

penanganan bahan.

Sedangkan kelemahannya adalah bahwa karyawan dan

mesin-mesin harus menunggu para pemeriksa dan pemeriksa harus

membawa peralatan peralatan inspeksi ke setiap tempat.

Dipihak lain, inspeksi terpusat mempunyai kebeikan beberapa

kebaikan, yaitu menghemat waktu inspeksi dan menghemat biaya

inspeksi.

(20)

SISTEM PENGAWASAN KUALITAS STATISTIKAL

Pengawasan kualitas statistikal atau statistical quality contoh

(SQC) menerapkan teori probabilitas dalam pengujian atau

pemeriksaan sample.

Ada banyak defenisi atau pengertian yang dapat diberikan

terhadap

quality

.

Salah satu diantaranya adalah suatu sistem yang

dikembangkan untuk menjaga satandar yang uniform dari

kualitas hasil produksi, pada tingkat biaya yang minimum dan

merupakan bantuan untk mencapai efisiensi perusahaan

pabrik.

Pada dasarnya

quality

merupakan

penggunan metode statistik untuk mengumpulkan dan

menganalisis data dalam menentukan dan mengawasi kualitas

hasil produksi.

(21)

SISTEM PENGAWASAN KUALITAS STATISTIKAL

Sebenarnya

quality

terdiri dari:

1)

Penggunaan diagram (charts) dan prinsip-prinsip statistik dan

2)

Tindakan

para

pekerja

untuk

mengawasi

proses

pengerjaan/pengolahan.

Pada kenyataannya, statistical quality control meliputi

penganalisisan sample dan menarik kesimpulan mengenai

karakteristik dari seluruh barang (populasi) dimana samples

tersebut diambil.

Dengan menggunakan sampling dan penarikan kesimpulan

secara statistik (statistical inference), maka statistical quality

control dapat dipergunakan untuk menerima atau menolak

(menyatakan apkir) produk yang teleah diproduksi atau dapat

dipergunakan utnuk mengawasi proses dan sekaligus kualitas

produk yang sedang dikerjakan.

(22)

SISTEM PENGAWASAN KUALITAS STATISTIKAL

Apabila statistical quality control dipergunakan untuk

menentukan penerimaan atau penolakan seluruh hasil

produksi atau dasar sample, maka disebut

.

Dalam acceptance sampling seluruh hasil produksi ditolak

atau

diterima

jika

sample

yang

relatif

kecil

menyatakan/menunjukkan lebih atau kurang daripada jumlah

yang ditetapkan/diizinkan ditolak.

Jika jumlah penolakan tidak dapat memutuskan, maka

dilakukan penambahan samples, yang dalam hal ini disebut

(23)

SISTEM PENGAWASAN KUALITAS

STATISTIKAL

 Statistical quality control didasarkan atas sampling, probabilitas dan

statistik inference, yaitu pengambilan keputusan untuk keseluruhan atas dasar karakteristik dari suatu sample.

 Pengambilan sample ini didasarkan atas pertimbangan bahwa

pemeriksaan atau inspeksi pada seluruh hasil produksi adalah memakan biaya yang mahal, kurang diperlukan, dapat menjemukan atau membosankan dan tetap tidak dapat dipercaya, serta dalam hal-hal tertentu tidak mungkin dilakukan.

 Beberapa cara untuk mengikuto dan mengamati (memonitor)

hasil-hasil produksi untuk melihat sesuai tidaknya dengan spesifikasi yang telah ditetapkan, seringkali diperlukan.

 Hal ini sering dibutuhkan baik untuk barang-barang yang

dihasilkan/diproduksi maupun barang- barang/bahan-bahan yang dibeli. Dalam hal ini sering dipakai cara-cara sampling sebagai dasar untuk pengawasan/pengontrolan mutu.

(24)

SISTEM PENGAWASAN KUALITAS

STATISTIKAL

Tujuan utama pengambilan sample adalah untuk memperoleh

informasi dengan biaya yang lebih kecil daripada dengan

melakukan pemeriksaan keseluruhan (full inspection), atau

dalam hal mana pemeriksaan yang menyeluruh tidak dapat

dilakukan.

Keuntungan tambahan dari pengambilan sampling adalah :

1)

Informasi-informasi dapat diperoleh dengan cepat.

2)

Cara-cara sampling ini dapat dipakai dalam pengetesan atau

pengujian-pengujian pada hasil akhir (finished product)

yang merupakan cara cara pengujian yang merusak

(destructive) atau semi destructive.

(25)

SISTEM PENGAWASAN KUALITAS

STATISTIKAL

Bila pemeriksaan karaktreristik-karakteristik itu bersifat

kualitatif, yaitu hanyalah merupakan penentuan memuaskan

atau tidak memuaskan (seperti pada pemeriksaan diameter

suatu poros dengan

dan

gauges), maka hal ini

dikatakan sebagai pemeriksaan dengan attributes.

Pemeriksaan semacam ini hanya memberikan sedikit data- data

untuk dapat memperkirakan besarnya penyesuaian/adjustment

yang diperlukan pada proses itu.

CARA-CARA PENGAMBILAN SAMPLE (SAMPLING)

(26)

SISTEM PENGAWASAN KUALITAS

STATISTIKAL

Pemeriksaan dengan variabel berarti bahwa karakteristik itu

diukur secara kuantitatif (misalnya dengan mengukur diameter

poros tadi).

Pengklasifikasian lebih lanjut mempergunakan teknik sampling

sebagai berikut:

1)

Single Sampling.

2)

Double Sampling,

3)

Sequential Sampling.

CARA-CARA PENGAMBILAN SAMPLE (SAMPLING)

(27)

SISTEM PENGAWASAN KUALITAS

STATISTIKAL

Satu sample yang terdiri dari sejumlah barang-barang yang

tertentu jumlahnya, diambil secara sembarang dari sekumpulan

barang-barang itu.

Bila barang- barang yang rusak (defect), jumlahnya kurang

daripada suatu jumlah yang telah ditentukan, maka kumpulan

barang-barang itu dapat diterima, dan sebaliknya bila

jumlahnya lebih besar daripada yang telah ditetapkan,

kumpulan barang-barang tadi ditolak (rejected).

2. VARIABLE- VARIABLE

(28)

SISTEM PENGAWASAN KUALITAS

STATISTIKAL

Yaitu pengambilan sample dalam dua tingkat, yaitu:

a)

Sampling pertama: dilakukan seperti single sampling. Bila

jumlah yang rusak (defect) kurang daripada yang telah

ditetapkan, kumpulan barang-barang tadi diterima, dan bila

jumlah ini lebih daripada yang ditentukan tersebut, maka

dilakukan pengambilan sample sekali lagi.

b)

Sampling kedua: hasil dari pengambilan sample ini

menentukan diterima atau ditolaknya kumpulan

barang-barang ini.

2. VARIABLE- VARIABLE

(29)

SISTEM PENGAWASAN KUALITAS

STATISTIKAL

Bilamana mungkin untuk pengambilan sample sampai

tiga kali atau lebih, maka hal ini dikatakan cara-cara

sequential.

2. VARIABLE- VARIABLE

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan identifikasi defect minor yang telah dilakukan sebelumnya, ditetapkan bahwa dalam penelitian di unit produksi berdasarkan penelitian banyak terjadi defect yang

Konsep mutu melahirkan istilah key quality characteristics, yaitu characteristics atau attributes pada barang, jasa atau sistem yang menunjang atau relevan dengan konsep mutu.

Masalah yang timbul dari standar barang (emas dan perak) adalah kurang praktis apabila transaksi yang dilakukan dalam jumlah besar. Surat emas/perak ini semula dijamin

Penawaran Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu berpengaruh terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Dengan kata lain kalau persentase perubahan jumlah

memastikan bahwa hibah atau bantuan sosial berupa uang/barang diterima oleh penerima hibah atau bantuan sosial sesuai dengan jumlah yang ditetapkan dalam keputusan

Penawaran Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu berpengaruh terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Dengan kata lain kalau persentase perubahan

1. Dasar pengenaan pajak hiburan adalah jumlah uang yang diterima atau yang seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan. Jumlah uang yang seharusnya diterima sebagaimana

Jumlah Lembar Kesalahan Akibat Meletakkan Kertas Manila Putih Kurang dari Ukuran yang Sudah Ditentukan ... Jumlah Lembar Kesalahan Akibat Menyusun Tidak