akalah Manajemen, Pengertian, Fungsi dan Peranan Manajemen
MAKALAH MANAJEMEN
Pengertian, Fungsi dan Peranan Manajemen
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN AKUNTANSI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah yang berjudul Manajemen ini membahas mengenai pengertian, tingkatan serta fungsi dan prinsip manajemen.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Gowa, September 2013 Penulis
BAB II Pembahasan
1. Pengertian Manajemen
Manajemen dibutuhkan oleh semua orang, karena tanpa manajemen yang baik, segala usaha yang dilakukan organisasiakan kurang berhasil. Istilah manajemen berasal dari bahasa Italia meneggiari yang berarti
mengendalikan hewan,khususnya kuda. Dalam perkembangannya istilah itu kemudian digunakan untuk mengendalikan organisasi.
Apakah organisasi itu? Organisasi dapat diartikan sebagai suatu kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuanyang telah ditetapkan. Di dalam organisasi dirasakan perlunyabekerja sama atau bantuan orang lain. Keberhasilan suatuorganisasi antara lain ditentukan oleh kemampuan
manajeruntuk mengatur kerja sama tersebut. Kegiatan memimpin,mengatur, mengelola, mengendalikan, mengembangkan kegiatan organisasi
merupakan kegiatan manajemen.
Berikut ini dikemukakan berbagai batasan manajemen.
George R. Terry dalam bukunya The Principles of Management mengatakan bahwa manajemen adalahpencapaian tujuan yang telah ditetapkan
Henry Fayol dalam bukunya General Industrial Management mengatakan bahwa manajemen adalah proses tertentu yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan.
John D. Millet dalam bukunya Management in the Public Service
mengemukakan bahwa manajemen adalah proses dalam memberikan arahan pekerjaan kepada orang-orang dalam suatu organisasi guna mencapai tujuan.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnell dalam bukunya ThePrinciples of
Management mengatakan bahwa manajemen adalah cara untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
Manullang mengatakan bahwa manajemen adalah senidan ilmu pencatatan, pengorganisasian, penyusunan,pengarahan, pengawasan terhadap sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari berbagai batasan/definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan terhadapusaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Dalam pengertian manajemen tersebut terdapat unsur tujuan, kegiatan,dan manusia. Ketiga hal ini seringdisebut unsur-unsur
Manajemen memiliki manfaat dalam pengembangan berbagai organisasi/instansi, baik swasta maupun pemerintah.
Menurut T. Hani Handoko ada tiga alasan utama mengapa manajemen dibutuhkan.
a. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, baik oleh pribadi maupunperusahaan.
b. Manajemen membantu keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
c. Adanya manajemen akan berguna untuk mencapai efisiensi dan efektivitas serta menjaga keseimbangan dari berbagai tujuan.
Manajemen sebagai Ilmu dan Seni
Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya yang berjudul Manajemen yang mengutip pernyataan Luther Gullick,mendefinisikan manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuanyang secara sistematis untuk memahami mengapa danbagaimana manusia bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Dalam setiap ilmu manajemen terdapat metode ilmiah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen.Metode ilmiah tersebut pada hakikatnya meliputi urutan
kegiatan sebagai berikut. a. Mengetahui adanya masalah.
b. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah. c. Mengumpulkan data.
d. Mengolah data guna menyusun alternatif penyelesaian.
e. Mengambil keputusan dengan memilih salah satualternatif penyelesaian. f. Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut.
kemampuan menyampaikan visi tersebut kepada komponen
manajemen.Dalam merencanakan, mengorganisir,menggerakkan, dan mengendalikan seluruh aspek manajemen dilakukan dengan seni, dan tidak kaku.
2. Tingkat-Tingkat Manajemen
Tingkatan manajemen dalam organisasi biasanya mempunyai sedikitnya tiga jenjang manajemen, yaitu manajemen puncak, manajemen menengah, dan manajemenlini pertama.
a. Manajemen Puncak (Top Level Management)
Manajemen puncak adalah tingkatan manajemen tertinggi dalam sebuah organisasi, yang bertanggung jawabterhadap keseluruhan aktivitas
organisasi. Sebutan orang yang memegang posisi dalam manajemen puncak adalah: direktur,presiden direktur, dewan direksi, dan sebagainya.
b. Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah bertugas mengembangkan rencana-rencana sesuai dengan tujuan dan tingkatan yanglebih tinggi dan melaporkannya kepada top manajer. Sebutan orang yang memegang posisi dalam manajemen menengahadalah: kepala departemen, kepala pengawas, dan sebagainya. c. Manajemen Lini Pertama (First Level/First LineManagement)
Manajemen lini pertama merupakan tingkatan yang paling bawah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga
operasional.Manajemen lini pertamaini dikenal dengan istilah operasional (supervisor, kepala seksi,dan mandor).
3. Prinsip dan Fungsi Manajemen 1. Prinsip Manajemen
Henry Fayol mengemukakan 14 prinsip manajemen,yaitu sebagai berikut. 1) Pembagian Kerja (Division of Work)
Pembagian kerja (spesialisasi) ini untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kerja seseorang dalam suatu
kemampuan dan keahliannya, dan didasarkan pada prinsip the right man in the right place, bukan atas dasar like and dislike.
2) Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority andResponsibility) Wewenang mencakup hak untuk memberi perintah dan dipatuhi, biasanya dari atasan ke bawahan.Wewenang ini harus diikuti dengan
pertanggungjawaban kepada pihak yang memberikan perintah. 3) Disiplin (Discipline)
Disiplin mencakup rasa hormat dan taat pada peranandan tujuan organisasi. 4) Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu hanya dari satu atasan.
5) Kesatuan Arah (Unity of Direction)
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya,karyawan harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
6) Meletakkan Kepentingan Organisasi daripada Kepentingan Sendiri (Subordinatie of IndividualInterest to General Interest)
7) Balas Jasa/Pemberian Upah (Remuneration)
Kompensasi untuk pekerjaan yang dilakukan haruslah adil, baik bagi karyawan maupun pemilik.
8) Sentralisasi/Pemusatan (Centralization)
Dalam pengambilan keputusan, harus ada keseimbanganyang tepat antara sentralisasi dan desentralisasi.
9) Hierarki/Hierarchi
Garis perintah dan wewenang harus jelas. Sehingga setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggungjawab dan dari siapa ia mendapatkan perintah.
10) Keteraturan (Order)
Bahan-bahan dan orang-orang harus ada pada tempat danwaktu yang tepat. 11) Keadilan dan Kejujuran (Equity)
Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini,harus ada perlakuan yang sama dalam sebuah organisasi.
12) Stabilitas Kondisi Karyawan (Stability of Tennur)
Kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Tingkat perputaran tenaga kerja yang tinggi tidak baik bagi suatu organisasi maupun perusahaan.
Bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan rencananya meskipun beberapa kesalahan mungkin terjadi.
14) Semangat Korps (Esprit de Corps)
Setiap karyawan harus memiliki semangat kesatuan (espritde corps) yakni rasa senasib dan sepenanggungan, karyawan memiliki kebanggaan,
kesetiaan, dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
2. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen merupakan elemen-elemen dasar yang selalu melekat dalam proses manajemen dan dijadikanacuan manajer dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi manajemen yang paling mendasar adalah
perencanaan(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan(actuating), dan pengawasan (controlling).
Di bawah inidijelaskan fungsi manajemen sebagai berikut : a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan serangkaian proses pemilihan/penetapan tujuan organisasi dan penentuan berbagai strategiyang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. T. Hani Handokomengemukakan 4 tahap yang harus dilalui dalam proses perencanaan yaitu:
1) Menetapkan Serangkaian Tujuan
Perencanaan dimulai dengan keputusan tentangkeinginan kebutuhan organisasi/kelompok kerja.
2) Merumuskan Keadaan Saat Ini
Dengan menganalisis keadaan sekarang secara baik, makadapat diperkirakan keadaan di masa yang akan datang.
3) Mengidentifikasi Kemudahan dan Hambatan
4) Mengembangkan Rencana untuk Pencapaian Tujuan
Tahap terakhir dari proses perencanaan diperlukanberbagai penilaian
alternatif dan pengambilan keputusan untuk menentukan pilihan terbaik di antara berbagai alternative yang ada. Bagi sebuah organisasi, perencanaan sangat diperlukan,karena tanpa perencanaan yang baik, kegiatan organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Perencanaan yang baik akanmemberikan manfaat, antara lain sebagai berikut.
1) dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan 2) dapat menjamin tercapainya tujuan organisasi
3) dapat mengurangi resiko yang mungkin terjadi di masayang akan datang, dan
4) mudah dalam melakukan pengawasan. b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan rangkaian aktivitas pembagian tugas yang akan dikerjakan, serta pengembangan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan, agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.
Fungsi pengorganisasian meliputi: 1) perumusan tujuan secara jelas, 2) pembagian tugas pekerjaan, 3) mendelegasikan wewenang, dan 4) mengandung mekanisme koordinasi.
Ada beberapa bentuk organisasi yaitu sebagai berikut : 1) Organisasi Garis
Pada bentuk ini, wewenang pimpinan langsung ditujukan kepada
bawahan.Bawahan bertanggung jawab langsung pada atasan. Contohnya adalah garis komando yang dilaksanakan oleh kesatuan militer.
Ada beberapa kebaikan organisasi garis yaitu: a) proses pengambilan keputusan cepat,
b) kesatuan komando terjamin, karena berada pada satutangan, c) pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan, dan
Sedangkan kelemahan dari organisasi garis adalah sebagaiberikut. a) kecenderungan pimpinan bertindak otoriter,
b) maju mundurnya organisasi berada di tangan satu orang, c) kesempatan kerja untuk berkembang terbatas, dan
d) sistem kerja bersifat individual. 2) Organisasi Garis dan Staf
Pada bentuk ini, pimpinan dibantu oleh staf dalam pelaksanaan
tugas.Kewenangan tetap berada pada pimpinan,dan pimpinan mendapat saran dari para staf ahli. Bentuk organisasi ini banyak ditemukan di berbagai instansi/perusahaan.
Kebaikan dari organisasi garis dan staf adalah sebagaiberikut. a) cocok diterapkan dalam organisasi yang bersifatkompleks;
b) dengan berpedoman pada prinsip the right man in the rightplace, maka memungkinkan adanya spesialisasi;
c) keputusan yang diambil lebih rasional karena dipikirkanlebih dari satu orang;
d) adanya pembagian tugas secara lebih tegas antara pimpinan, staf, dan bawahan; dan
e) koordinasi dapat berjalan dengan baik karena tiap-tiap bidang telah memiliki tugas yang sesuai.
Sedangkan kelemahan dari struktur organisasi garis dan staf adalah sebagai berikut.
a) dimungkinkan terjadinya perintah lebih dari satu orang,sehingga pelaksanaan tugas sering menjadi bingung;
b) karyawan cenderung tidak saling mengenal; c) solidaritas karyawan kurang; dan
d) jumlah tenaga kerja yang diperlukan cukup banyak.
3) Organisasi Fungsional
fungsional merupakan wewenangstaf yang dapat memberi perintah kepada bawahan yangsesuai dengan fungsinya.
Adapun kebaikan dan kelemahan dari struktur organisasi fungsional adalah sebagai berikut.
Kebaikan struktur organisasi fungsional antara lain:
a ) adanya pembagian tugas yang jelas, maka kesimpangsiuranperintah dari atasan dapat dihindari,
b ) adanya spesialisasi pekerjaan, sehingga produktivitassemakin tinggi, c ) koordinasi dapat dilakukan dengan mudah, dan
d ) penggunaan tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuaidengan fungsinya. Kelemahannya organisasi fungsional antara lain:
a ) tanpa mengadakan latihan terlebih dahulu, mutasi kerjasulit dilakukan, b ) koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan,
c ) karena bidang tugas yang berlainan, maka dapat terjadipengkotak-kotakan karyawan, dan
d ) kesimpangsiuran tugas masih mungkin terjadi karenaperintah bisa datang lebih dari satu orang.
c. Penyusunan Personalia (Staffing)
Penyusunan personalia merupakan aktivitas kepegawaianyang ditujukan untuk memperoleh tenaga kerja yang cakapdan dalam jumlah yang tepat.Fungsi staffing berkenaandengan penarikan, pelatihan, dan
pengembangan sertapenempatan, dan pemberian orientasi pada karyawan dalam lingkungan kerjanya.
d. Pengarahan (Leading/Directing)
Pengarahan merupakan aktivitas dalam manajemen yang berhubungan dengan pemberian bimbingan, saran-saran,motivasi, penugasan, perintah-perintah, atau instruksi kepada bawahan untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pengendalian merupakan serangkaian pengawasan agarpekerjaan berjalan sesuai dengan rencana yang telahditetapkan.
Ada beberapa langkah dalam proses pengendalian yaitu: 1) menetapkan standar dan metode untuk mengukurprestasi; 2) mengukur prestasi kerja;
3) membandingkan apakah prestasi kerja sudah sesuaidengan standar yang telah ditentukan; dan
4) pengambilan tindakan koreksi atau perbaikan.
BAB III PENUTUP Kesimpulan
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya
DAFTAR PUSTAKA Terry George, R. The Principles of Management.
Ruseffendi.(1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud
Sinaga, M. et al. (2006). Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zama modren seperti sekarang ini kebanyakan orang menganggap bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang hanya dimulai dan diakhiri dengan hukum permintaan dan penawaran.Tentu saja anggapan ini terlalu mengandalkan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang sangat sederhana. Akan tetapi menurut saya hukum yang dikenal dengan hukum penawaran dan permintaan memang merupakan bagian yang terpenting dalam pemahaman kita mengenai pasar. Apa bila kita membicarakan pasar tentunya tidak luput dari perdagangan. Perdangan yang paling sering terjadi adalah perdangan di pasar.Di dalam perekonomian pasar tentunya ada yang disebut permintaan dan penawaran.Permintaan adalah jumlah barang yang diminta pada jumlah dalam waktu tertentu,sedangkan penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu. Dari sini kita sudah melihat bahwa Permintaan dan Penawaran memiliki hubungan yang erat satu sama lain untuk mendukung perdagangan. Pertama kita perlu mengetahui apa faktor saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, berikutnya kita dapat melihat bagaimana permintaan dan penawaran membentun harga pasar.
1.2 Masalah
Jika di lihat dari latar belakang yang sudah saya tuliskan diatas,permasalahan yang muncul adalah bagaimana caranya menciptakan pasar yang stabil dalam artian permintaan pasar dan penawaran pasar menjadi seimbang. Tentu saja kestabilan pasar sangatlah penting bagi kebutuhan masyarakat dan juga penting bagi penyedia kebutuhan atau produsen. Hal ini juga menjadi sangat penting karena kebutuhan masyarakat yang semakin hari semakin bertambah dan mengakibatkan harga di pasar menjadi meningkat.
PEMBAHASAN
2.1 Permintaan dan Penawaran
A. Pengertian Permintaan dan Penawaran
Permintaan adalah jumlah barang atau komoditi yang diminta oleh pembeli untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sosial dalam suatu pasar ekonomi.
Penawaran adalah jumlah barang atau komoditi yang akan diproduksi dan ditawarkan untuk dijual dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat sosial dalam suatu pasar ekonomi.
B. Hukum Permintaan dan Penawaran
Hukum permintaan adalah makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang diminta dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang diminta. Adanya kenaikan permintaan menyebabkan kenaikan harga pada harga ekuilibrium maupun kuantitas ekuilibrium. Penurunan permintaan akan menyebabkan penurunan harga ekuilibrium maupun kuantitas ekuilibrium.
Hukum penawaran adalah makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan. Kenaikan harga penawaran akan menyebabkan penurunan harga ekuilibrium dan menyebabkan kenaikan kuantitas ekuilibrium. Penurunan penawaran menyebabkan kenaikan harga ekuilibrium dan menyebabkan penurunan kuantitas ekulibrium
Kurva permintaan adalah suatu kurve yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang diminta oleh para pembeli. Kurve permintaan dibuat berdasarkan data riil di masyarakat tentang jumlah permintaan suatu barang pada berbagai tingkat harga, yang disajikan dalam bentuk table.
Kurva penawaran adalah garis yang menghubungkan titik-titik pada tingkat harga dengan jumlah barang/jasa yang ditawarkan. Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas yang menunjukkan bahwa jika harga barang tinggi, para penjual atau produsen akan menjual dalam jumlah yang lebih banyak. Di bawah ini gambar kurva permintaan dan penawaran dengan data yang ada.
Maka gambar Kurva Permintaan dan Penawarannya adalah :
A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
1. Perilaku Konsumen atau Selera Konsumen
Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno.
2. Ketersediaan dan Harga Barang Sejenis Pengganti dan Pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
3. Pendapatan atau Penghasilan Konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.
4. Perkiraan Harga di Masa Depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
5. Banyaknya atau Intensitas Kebutuhan Konsumen
Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan Perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3. Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.
2.3 Harga Pasar
A. Pengertian Harga
harga sebab untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan yang menyebabkan adanya penawaran adalah faktor kelangkaan atau kejarangan. Sehingga barang itu memiliki harga karena barang itu di satu pihak berguna dan di pihak lain barang itu jumlahnya terbatas atau langka. Sesuai dengan istilahnya, disebut hanya keseimbangan sebab pada harga tersebut akan terjadi keseimbangan antara jumlah barang yang diminta (dibeli) dengan barang yang ditawarkan (dijual). Hanya keseimbangan itu terjadi karena adanya interaksi antara pembeli dengan mengadakan permintaan dan penjual dengan
mengadakan penawaran di pasar.
B. Harga Keseimbangan
Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibriumadalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana
kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Untuk menentukan keadaan keseimbangan pasar kita dapat menggabungkan tabel permintaan dan tabel penawaran menjadi tabel permintaan dan penawaran.
Keadaan keseimbangan pasar dapat ditentukan dengan menggabungkan kurve permintaan dan kurve penawaran menjadi kurve permintaan dan penawaran.
Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau simultan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Fungsi-Fungsi Manajemen (POAC)
BAB 1
POAC
1.1 POAC Sebagai Proses Manajemen
Dalam bahasan kelompok kami terdapat dua sub bab, yaitu POAC dan POSDCORBE.
Hal yang perlu ditekankan dalam materi kali ini adalah, POAC merupakan sebuah proses. Sedangkan POSDCORBE adalah sebuah fungsi. Karena POAC sebuah proses, maka di dalam organisasi keberadaan POAC akan selalu berputar dan tidak akan pernah berhenti.
Pendekatan membantu untuk memahami apa yang manajer lakukan, yaitu menganggap
pekerjaan mereka sebagai suatu proses. Proses adalah serangkaian tindakan untuk mencapai
sesuatu. Misalnya, membuat keuntungan atau menyediakan layanan. Untuk mencapai tujuan,
manajer menggunakan sumber daya dan melaksanakan empat fungsi manajerial utama, yaitu
POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling).
POAC diterapkan dalam setiap organisasi di seluruh dunia guna mempertahankan
kelanjutan organisasi. POAC adalah dasar manajemen untuk organisasi manajerial. Terdapat
beberapa konsep proses manajemen, misalnya saja PDCE (Plan, Do, Check, Evaluate), dan
PDCA (Plan, Do, Check, Action). Namun, konsep POAC lebih banyak digunakan dan diterapkan karena lebih sesuai untuk setiap tingkat manajemen.
1.2 Pengertian tiap Fungsi POAC
Fungsi POAC sendiri dalam suatu organisasi adalah untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi suatu organisasi dalam pencapaian tujuannya. Berikut adalah pemaparan singkat tentang
tiap bagian dari POAC, yang mana akan dibahas lebih dalam di bab lain:
Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi
segala sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer memperhatikan masa depan, mengatakan “Ini adalah apa yang ingin kita capai dan bagaimana kita akan melakukannya”.
Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan
dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting karena banyak berperan dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain. Contohnya, setiap manajer harus membuat
rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian organisasi.
B. Organizing
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap
sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan
dengan organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke
dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan
beberapa tugas.
Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke departemen atau
beberapa subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk memastikan bahwa sumber daya
manusia diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Memekerjakan orang untuk pekerjaan
merupakan aktifitas kepegawaian yang khas. Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang
terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi yang terpisah dari organizing. C. Actuating
Actuating adalah peran manajer untuk mengarahkan pekerja yang sesuai dengan tujuan organisasi. Actuating adalah implementasi rencana, berbeda dari planning dan organizing.
tindakan nyata, rencana akan menjadi imajinasi atau impian yang tidak pernah menjadi
kenyataan.
D. Controlling
Controlling, memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana. Hal ini membandingkan antara kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang
signifikan antara kinerja aktual dan yang diharapkan, manajer harus mengambil tindakan yang
sifatnya mengoreksi. Misalnya meningkatkan periklanan untuk meningkatkan penjualan.
Fungsi dari controlling adalah menentukan apakah rencana awal perlu direvisi, melihat hasil dari kinerja selama ini. Jika dirasa butuh ada perubahan, maka seorang manajer akan
kembali pada proses planning. Di mana ia akan merencanakan sesuatu yang baru, berdasarkan
BAB 2
PLANNING
2.1 Pengertian Planning
Kesuksesan organisasi adalah mencapai tujuan yang telah disusun oleh manajer pada
periode awal membentuk organisasi. Planning adalah sebuah proses di mana seorang manajer memutuskan tujuan, menetapkan aksi untuk mencapai tujuan (strategi) itu, mengalokasikan
tanggung jawab unutk menjalankan strategi kepada orang tertentu, dan mengukur keberhasilan
dengan membandingkan tujuan.
Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang perencanaan terlebih dahulu mengenal
perbedaan visi, misi, nilai dasar, dan tujuan. Misi, visi, nilai dasar dan tujuan adalah titik awal
dari perencanaan strategi. Keempat hal ini mengatur konteks landasan dari suatu proses dan
untuk menjalankan sesuatu serta unit perencana yang tertanam dalam suatu organisasi.
Perbedaan misi menggambarkan tujuan dari suatu organisasi sedangkan visi menggambarkan
keinginan untuk masa depan, seringkali digambarkan dengan jelas, menggugah, singkat oleh
manajemer suatu organisasi.
Nilai dasar menyatakan secara filosofis komitmen yang diprioritaskan oleh manajer,
sedangkan tujuan adalah keinginan masa depan dari suatu organisasi yang di usahakan untuk di
wujudkan. Empat karakteristik tujuan :
1. Tepat dan terukur. Tujuan yang terukur dapat memberikan seorang manajer standar pembanding
2. Menyebutkan issue yang penting. Untuk membangun manajer harus memilih beberapa tujuan
major untuk menaksir kinerja organisasi.
3. Menantang tetapi realis. Memberikan sebuah tantangan tersendiri bagi semua karyawan, anggota
organisasi untuk mengiprovisasi kinerja dalam organisasi. jika tujuan tidak realis atau terlalu
mudah akan membuat putus asa dan bosan pada diri karyawan atau anggota organisasi.
4. Menetapkan dalam periode waktu tertentu yang seharusnya dapat dicapai. Tenggat waktu dapat
menyuntikkan rasa urgensi dalam pencapaian tujuan dan bertindak sebagai motivator. Namun,
tidak semua tujuan memerlukan kendala waktu.
2.2 Prinsip Perencanaan
Berikut ini adalah prinsip dari perencanaan:
A. Prinsip Kontribusi
Tujuan perencanaan adalah untuk memastikan pencapaian efektif dan efisien tujuan organisasi,
dalam kenyataannya, kriteria dasar untuk perumusan rencana untuk mencapai Tujuan utama
perusahaan. Pencapaian tujuan selalu tergantung pada rencana dan jumlah kontribusi organisasi
terhadap perencanaan.
B. Prinsip Suara dan Konsisten Premising
Bangunan adalah asumsi mengenai kekuatan lingkungan seperti kondisi ekonomi dan pasar,
sosial, politik, aspek hukum dan budaya, tindakan pesaing, dll Ini adalah lazim selama periode
pelaksanaan rencana. Oleh karena itu, Rencana yang dibuat atas dasar tempat sesuai, dan masa
depan perusahaan tergantung pada tingkat kesehatan rencana yang mereka buat sehingga untuk
menghadapi keadaan tempat.
Metode pendekatan ini sangat simpel, dan membutuhkan perhitungan untuk mendukung analisis.
Metode ini sesuai untuk keadaan di mana masalah hanya diselesaikan oleh satu orang saja,
alternatif yang terbatas dan ada karakter yang unik di lingkungan pembuatan keputusan.
B. MAUT (Multi-Attribute Utility Theory)
Metode ini menggunakan skala prioritas antara 0-1 untuk membantu dalam pembuatan
keputusan di organisasi. Hasil dari prioritas itu dapat digunakan sebagai pembuat keputusan.
C. SMART ( Simple Multi Attribute Rating Technique)
Metode pengambilan keputusan ini menggunakan fungsi nilai yang dihitung secara matematis.
Adanya skala penilaian yang telah diketahui oleh banyak orang.
D. Basic Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA)
MCDA umumnya mempunyai masalah yang memiliki salah satu dari sejumlah alternatif.
Alternatif tersebut didasarkan pada seberapa baik dalam penilaian hal yang dipilih. Kriteria dan
nilai atau skornya dibuat oleh si pembuat keputusan. Setelah memberikan penilaian terhadap
alternatif dijumlahkan sesuai masing-masing kriteria dan kemudian diurutkan sesuai jumlah
skor. Urutan hasil yang telah didapatkan oleh pembuat keputusan adalah hasil keputusan.
E. NGT (Nominal Group Technic)
NGT adalah suatu metode untuk mencapai konsensus dalam suatu kelompok dalam membuat
keputusan. Teknik ini mengumpulkan ide-ide dari tiap peserta atau anggota organisasi kemudian
memberikan voting dan rangking terhadap ide-ide yang mereka pilih. Ide yang dipilih adalah ide
yang paling banyak skornya, yang berarti merupakan konsensus bersama.
2.4 Metode Menentukan Prioritas
Tingkat kegawatan suatu masalah, artinya apabila masalah tidak segera ditanggulangi akan
semakin gawat. 2) Seriousness
Tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila masalah tidak diselesaikan akan berakibat serius
pada masalah lainnya. 3) Growth
Besar atau luasnya masalah berdasarkan pertumbuhan atau perkembangan, artinya apabila
masalah tersebut tidak segera diatasi pertumbuhannya akan berjalan terus.
B. Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment)
MCUA adalah metode kuantitatif untuk memilih intervensi terbaik di antara banyak pilihan
kandidat yang berbeda.
C. Metode CARL (Capability, Accessability, Readiness, and Leverage)
Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan prioritas
masalah jika data yang tersedia adalah data kualitatif. Metode ini dilakukan dengan menentukan
skor atas criteria tertentu, seperti kemampuan (capability), kemudahan (accessibility), kesiapan
(readiness), serta pengungkit (leverage). Semakin besar skor semakin besar masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan prioritas. Penggunaan metode CARL untuk
menetapkan prioritas masalah dilakukan apabila pengelola program menghadapi hambatan
keterbatasan dalam menyelesaikan maslah. Penggunaan metode ini menekankan pada
kemampuan pengelola program. D. Metode Hanlon
Metode Hanlon merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan prioritas
masalah dengan menggunakan empat kelompok kriteria, yaitu besarnya masalah (magnitude), kegawatan masalah (emergency), kemudahan penanggulangan masalah (causability), dan faktor
yang menentukan dapat tidaknya program dilaksanakan (PEARL factor). Tujuan Metode Hanlon adalah meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta dalam meningkatakan penentuan
2.5 Implementasi
(Koontz & Weihrich, 1990, p. 55) A. Menyadari kesempatan.
Penting sekali bagi seorang manajer untuk mengetahui kesempatan atau peluang di lingkungan
eksternal dengan sangat baik dalam organisasi sebagai awal perencanaan. Menjadi bagian
penting melihat terhadap kesempatan masa depan.
Manajer harus tahu di mana kondisi pasar, kompetisi antar organisasi, permintaan konsumen atau
pelanggan, kekuatan mereka sendiri, dan kelemahan.
B. Menentukan tujuan.
Langkah kedua adalah menetukan tujuan untuk seluruh organisasi dan setiap sub unit di
dalamnya. Tujuan memberikan arahan terhadap setiap departemen atau sub unit di dalamnya. C. Mengembangkan dasar pikiran.
Dasar pikiran di sini adalah sebuah asumsi yang ada dalam pikiran organisasi. Mengenal dan
memahami dengan baik rencana akan berjalan di lingkungan yang sesuai, eksternal maupun
internal.
D. Menentukan tindakan alternatif.
Memikirkan tindakan alternatif jika dalam pelaksanaan perencanaan terdapat permasalahan
hambatan.
E. Mengevaluasi tindakan alternatif.
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi tindakan alternatif dengan menimbang dengan cermat,
tindakan alternatif yang memberikan peluang yang paling bagus tentang pencapaian tujuan,
biaya yang paling murah dan keuntungan yang paling tinggi.
F. Memilih tindakan alternatif yang telah ditentukan atau dirumuskan dan dievaluasi.
G. Merumuskan pendukung tujuan. Saat keputusan telah dibuat, perencanaan telah selesai, dan
tujuah langkah telah dilakanakan, maka memerlukan daftar atau hal yang diperlukan untuk
mendukung tujuan. Contoh pendukung tujuan adalah alat, bahan, memperkerjakan dan melatih
pegawai, dan mengembangkan sebuah produk baru.
H. Penghitungan anggaran dana perencanaan, seperti volum dan harga penjualan, biaya operasi
Bab 3 Organizing
3.1 Pengertian
Organizing, atau dalam bahasa Indonesia pengorganisasian merupakan proses
menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain
dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara
efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
Definisi sederhana dari pengorganisasian ialah seluruh proses pengelompokan orang, alat,
tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi
yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian
Pengorganisasian adalah penentuan pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan
tugas dan membagi pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan berbagai departemen serta
penentuan hubungan. Tujuan pengorganisasian ini adalah untuk menetapkan peran serta struktur dimana karyawan dapat mengetahui apa tugas dan tujuan mereka.
3.2 Prinsip Pengorganisasian
Proses pengorganisasian dapat dilakukan secara efisien jika manajer memiliki pedoman
tertentu sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan dapat bertindak. Untuk mengatur
secara efektif, prinsip-prinsip organisasi berikut dapat digunakan oleh seorang manajer.
A. Prinsip Spesialisasi
Menurut prinsip, pekerjaan seluruh perhatian harus dibagi di antara bawahan atas dasar
kualifikasi, kemampuan dan keterampilan. Ini adalah melalui pembagian kerja dapat dicapai
yang menghasilkan organisasi yang efektif. Pembagian kerja adalah pemecahan tugas kompleks
menjadi komponen-komponennya sehingga setiap orang bertanggung jawab untuk beberapa
aktivitas terbatas bukannya tugas secara keseluruhan.
Tidak semua orang secara fisik dan psikologi mampu melaksanakan semua operasi yang
menyusun kebanyakan tugas kompleks, bahkan dengan anggapan seseorang dapat memperoleh
semua keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tadi. Sebaliknya, pembagian
pekerjaan menciptakan tugas yang lebih sederhana yang dapat dipelajari dan diselesaikan
dengan relatif cepat.
Jadi hal ini memperkuat spesialisasi, ketika setiap orang menjadi pakar dalam pekerjaan tertentu.
Karena tindakan ini menciptakan variasi pekerjaan, orang dapat memilih atau ditugaskan pada
suatu posisi yang sesuai dengan bakat dan minat mereka.
B. Prinsip Definisi Fungsional
Menurut prinsip ini, semua fungsi dalam kekhawatiran harus benar dan jelas kepada manajer dan
wewenang dan hubungan orang terhadap satu sama lain. Klarifikasi dalam otoritas-tanggung
jawab membantu dalam mencapai hubungan koordinasi dan dengan demikian organisasi dapat
berlangsung efektif. Sebagai contoh, fungsi utama dari produksi, pemasaran dan keuangan dan
hubungan tanggung jawab wewenang dalam departemen ini harus jelas didefinisikan untuk
setiap orang agar melekat dalam pemikiran karyawan. Klarifikasi dalam hubungan
otoritas-tangggung jawab membantu dalam organisasi yang efisien. C. Prinsip Rentang Pengendalian atau Pengawasan
Menurut prinsip ini, rentang kendali adalah rentang pengawasan yang menggambarkan jumlah
karyawan yang dapat ditangani dan dikontrol secara efektif oleh seorang manajer tunggal.
Menurut prinsip ini, seorang manajer harus dapat menangani jumlah karyawan yang
dibawahinya. Keputusan ini dapat diambil dengan memilih baik rentang lebar atau sempit froma.
Ada dua jenis rentang kendali: -
1) Rentang kendali yang luas adalah salah satu di mana seorang manajer dapat mengawasi dan mengendalikan secara efektif sebuah kelompok besar orang pada satu waktu.
2) Rentang kendali yang sempit rentang ini, pekerjaan dan wewenang dibagi antara banyak bawahan dan manajer tidak mengawasi dan mengendalikan kelompok yang sangat besar dari
orang di bawah dia. Manajer sesuai dengan rentang yang sempit mengawasi sejumlah karyawan
yang dipilih pada satu waktu. 3) Prinsip Rantai Skalar
Rantai skalar adalah rantai komando atau otoritas yang mengalir dari atas ke bawah. Otoritas dan
tanggung jawab harus berjalan dalam garis yang tegas dan tidak terputus dari eksekutif tertinggi
sampai yang paling rendah. Sebuah rantai skalar memfasilitasi alur kerja di sebuah organisasi
yang membantu dalam pencapaian hasil yang efektif. Sebagai otoritas mengalir dari atas ke
bawah, hal itu akan menjelaskan posisi kewenangan untuk manajer di semua tingkatan dan yang
Ini menyiratkan satu bawahan-satu hubungan yang superior. Setiap bawahan bertanggung jawab
kepada satu manajer. Hal ini membantu dalam menghindari kesenjangan komunikasi dan
kesimpangan tanggung jawab. Jika atasan yang lebih tinggi ingin memberikan perintah atau
hal-hal lain kepada para bawahan yang berada beberapa tangga di bawah dalam hierarki organisasi,
seyogianya hal itu dilakukan melalui atasan langsung orang yang bersangkutan. Paling tidak
dengan sepengetahuan atasan langsung tersebut. 3.3 Implementasi
Pentingnya pengorganisasian, menyebabkan timbulnya sebuah struktur organisasi, yang
dianggap sebagai sebuah kerangka sebuah kerangka yang masih dapat menggabungkan
usaha-usaha mereka dengan baik.
Dengan kata lain, salah satu bagian penting tugas pengorganisasian adalah mengharrmonisasikan kelompok orang yang berbada, mempertemukan macam-macam
kepentingan dan memanfaatkan kemampuan-kemampuan kesemuanya kesuatu arah tertentu. (Terry 1979)
Maksud dari hal tersebut adalah dapat dihasilkannya sinergisme, yang berarti perlu adanya
tindakan-tindakan untuk mengelompokkan semua kemampuan yang sesuai menjadi satu tempat
dan memanfaaatkan kemampuan tersebut agar dapat berguna bagi organisasi tersebut. Akan
tetapi suatu pengorganisasian tidak hanya mengelompokkan sumber daya manusia saja, akan
tetapi juga dengan sumber daya lainnya agar dapat efektif. Jadi pengorganisasian merupakan
sebuah kasus yang dapat menimbulkan efek yang sangat baik dalam upaya menggerakan seluruh
BAB 4 ACTUATING
4.1 Definisi Actuating
Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu
tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran
sesuai dengan tujuan organisasi. Jadi, actuating bertujuan untuk menggerakkan orang agar mau bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara bersama- sama untuk mencapai
tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan
(leadership) yang baik.
Actuating merupakan upaya untuk merealisasikan suatu rencana. Dengan berbagai arahan dengan memotivasi setiap karyawan untuk melaksanakan kegiatan dalam organisasi, yang sesuai
dengan peran, tugas dan tanggung jawab. Maka dari itu, actuating tidak lepas dari peranan
kemampuan leadership. 4.2 Leadership dan Actuating
Actuating jelas membutuhkan adanya kematangan pribadi dan pemahaman terhadap karakter manusia yang memiliki kecenderungan berbeda dan sifatnya dinamis. Maka dari itu,
fungsi actuating ternyata jauh lebih rumit dari kelihatannya, karena harus melibatkan fungsi dari
Untuk pembahasan masalah teori leadership, akan dijelaskan lebih detail dalam bab POSDCORBE. Di dalam proses actuating ini, keberadaan leadership adalah sebagai pendukung.
Karena actuating sendiri memiliki tujuan sebagai penggerak, yang nantinya akan bertujuan mengefektifkan dan mengefisienkan kerja dalam organisasi.
4.3 Prinsip Actuating
A. Pelaksanaan dan Penugasan.
Langkah lanjutan dari penetapan program kerja pengawasan adalah pelaksanaan pengawasan
dalam bentuk pemberian tugas. Tjuan utama penugasan adalah untuk mencapai keseimbangan
antara beberapa faktor: persyaratan dan kualifikasi personal, keseimbangan untuk pengembangan
profesi, dan lain-lain.
B. Pengawasan Pengelolaan Dana.
Pengelolaan terhadap dana atau anggaran yang digunakan oleh organisasi penting dilakukan agar
dana tidak disia-siakan.
C. Penyediaan dan Pemanfaatan Sarana Pengawasan.
Pengawasan juga membutuhkan saran dan alat untuk melakukan pengawasan, misalnya
teknologi yang digunakan untuk memantau kerja anggota organisasi atau pekerja.
D. Dokumentasi Pengawasan.
Hal ini diperlukan unutuk mendapatkan bukti yang nyata bila terjadi pelanggaran, kesalahan
dalam melakukan aktivitas di dalam organisasi. E. Supervisi Audit.
4.4 Implementasi
Hal penting yang dipertimbangkan dalam melakukan actuating adalah untuk memotivasi seorang karyawan untuk melakukan sesuatu, misalnya saja:
A. Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
B. Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,
D. Tugas yang diberikan cukup relevan,
E. Hubungan harmonis antar rekan kerja.
BAB 5 CONTROLING
5.1 Definisi Controling
Menurut G.R Terry, pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang
harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan
dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana
yaitu selaras dengan standar.
Jelas sekali bahwa fungsi pengawasan yang diambil dari sudut pandang definisi sangat
vital dalam suatu perusahaan. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan dari
rencana. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan. Hal ini dilakukan untuk
pencapaian tujuan sesuai dengan rencana.
Jadi pengawasan dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah proses. Dengan
pengendalian diharapkan juga agar pemanfaatan semua unsur manajemen menjadi efektif dan
efisien.
Dalam controlling ada beberapa proses dan tahapan, yaitu pengawasan. Proses pengawasan dilakukan secara bertahap dan sistematis melalui langkah sebagai berikut:
A. Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian. B. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai.
C. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan jika
ada.
D. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai
dengan rencana.
E. Meninjau dan menganalisis ulang rencana, apakah sudah realistis atau tidak. Jika ternyata belum
realistis maka perlu diperbaiki.
5.3 Implementasi
Beberapa cara pengendalian yang harus dilakukan oleh seorang manajer yang meliputi
pengawasan langsung, adalah pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang
manejer. Manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah
dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai dengan yang dikehendakinya.
Pengawasan tidak langsung, adalah pengawasan jarak jauh, artinya dengan melalui laporan
secara tertulis maupun lisan dari karyawan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasil yang dicapai.
Pengawasan berdasarkan pengecualian, adalah pengawasan yang dikhususkan untuk kesalahan
yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan. Pengawasan ini dilakukan dengan cara
kombinasi langsung dan tidak langsung oleh manajer.
Pengawasan juga bisa dibedakan menurut sifat dan waktunya:
A. Preventive control, adalah pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk
menghindari terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaannya. Pengawasan ini merupakan
B. Repressive control, adalah pengawasan yang dilakukan setelah terjadinya kesalahan dalam pelaksanaanya. Dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan, sehingga hasilnya
sesuai dengan yang diinginkan.
C. Pengawasan saat proses dilakukan, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan.
D. Pengawasan berkala, adalah pengawasan yang dilakukan secara berkala, misalnya perbulan,
persmester, dll.
E. Pengawasan mendadak (sidak), adalah pengawasan yang dilakukan secara mendadak untuk
mengetahui apa pelaksanaannya dilakukan dengan baik atau tidak.
F. Pengawasan Melekat (waskat), adalah pengawasan/pengendalian yang dilakukan secara
integratif mulai dari sebelum, pada saat, dan sesudah kegiatan dilakukan.
Ada beberapa dasar proses dalam pengawasan, diantaranya adalah teknik pengendalian dan
sistem yang pada dasarnya sama untuk kas, prosedur kantor, moral, kualitas produk atau apa pun.
Bisa diasumsikan bahwa baik rencana dan struktur organisasi yang jelas, lengkap, dan
terintegrasi akan tercipta jika manajer yakin akan tugasnya. Jika manajer tidak yakin dari
tugasnya atau bawahan tidak memiliki kekuatan atau tidak tahu bahwa dia memiliki kekuatan
untuk melaksanakan tugasnya, akan menjadi sulit untuk menentukan siapa yang bertanggung
jawab.
CONCLUSION
POAC is a management proccess. Which consist of planning, organizing, actuating and
controlling. POAC still connected with POSDCORBE ( management function). Both are
different, but in every element of POAC there always be management function.
To make a good plan, there are several principles, such as the contribution principle and premising consistence. In planning proccess a manager also need to make a decision. There are methods in planning, such as elementary methods, MAUT, SMART, MCDA, NGT and others. When planning is made, manager also need to decided the priority. They can use the ‘Deciding Methods’.
The second element is organizing. Organizing is a proccess about how a strategy and tactics which have been created in planning proccess, was well designed onto an organizational structure. Also to ensure that all people in organization can work effectively and efficiency which aims to reach the organization goals. To do a good organizing, manager should not missed the principle of organizing.
The third is actuating. Actuating is some actions to seek everyone in organization to work for reach the goals. So, actuating aimed is to seek everyone so they want to work with awarness, some kind like realizing a plan. Actuating also need a good leadership too, because the manager is managing a lot of people here.
DAFTAR PUSTAKA
Stoner, JAF, Freeman, RE & Gilbert Jr, DR 1996, management 6th edn, Prentice Hall, Inc, New Jersey.
Koontz, H & Weihrich, H 1990, Esseintials of Management, McGraw-Hill Publishing Company,
singapore
http://www.hsor.org/what_is_or.cfm?name=mutli-attribute_utility_theory
http://www.decisioncafe.com/ihroot/infoharv/infoharvestfaq.asp#what mcda
http://www.hsor.org/what_is_or.cfm?name=mutli-attribute_utility_theory
http://asq.org/learn-about-quality/idea-creation-tools/overview/nominal-group.html
http://ngolearning.org http://id.shvoong.com
Dubrin, Andrew J, 2008. Essentials of Management. Canada: Cengage Learning
Kathryn dan David C. Martin, 1998. Management. State of America: The McGraw-Hill Companies
George, R. Terry, 1979, Principles of Management.
Stoner, JAF, Freeman, RE & Gilbert Jr, DR 1996, management 6th edn, Prentice Hall, Inc, New Jersey.
Contoh Makalah Elastisitas Permintaan dan Penawaran [Lengkap]
I. PENDAHULUAN
Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah elastisitas. Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaan dan penawaran jika ada perubahan harga, seperti apa bentuk kurva dari masing masing elastisitas, dan seberapa besar pengaruhnya. Dengan adanya pemahaman elastisitas tersebut kita dapat mengukur sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan perubahan harga atau dengan kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan permintaan dan penawaran terhadap perubahan harga. Oleh karena itu Elastisitas merupakaan ukuran sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan perubahan harga. Dengan kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan permintaan dan penawaran terhadap perubahan harga.
Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah (1) Pengertian elastisitas permintaan?, (2) Pengaruh harga terhadap elastisitas permintaan? (3) Jenis-jenis elastisitas permintaan?, (4) Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan?, (5) Pengertian elastisitas penawaran?, (6) Pengaruh harga terhadap elastisitas penawaran?, (7) Jenis-jenis elastisitas penawaran, (8) Pengertian dan pengaruh elastisitas pendapatan, (9) Pengertian dan pengaruh elastisitas promosi?.
II. PEMBAHASAN
1. Pengertian Elastisitas Permintaan
Secara sederhana elastisitas dapat diartikan sebagai derajat kepekaan suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi lain. Pengertian lain elastisitas dapat diartikan sebagai tingkat kepekaan perubahan kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor lain.
Elastisitas permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ketika harga sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik sedangkan semakin rendah harganya, semakin banyak benda itu dibeli. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Besar kecilnya koefisien elastisitas permintaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berkut.
Keterangan:
Berarti koefisien elastisitas permintaan donat adalah elastik karena Ep = 2 > 1
Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga.
Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar. Sebagai contoh, jika harga sepeda motor turun 10% dan jumlah permintaan atas sepeda motor itu naik 20%, maka nilai elastisitas permintaannya adalah 2; dan barang tersebut dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai elastisitasnya lebih dari 1. Perhatikan bahwa penurunan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar 2%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh besarnya harga yang ditawarkan.
2. Pengaruh Harga Terhadap Elastisitas
Pengaruh harga terhadap elastisitas adalah presentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan presentase perubahan dengan harga dipasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika persentase harga naik, maka persentase kuantitas barang turun dan sebaliknya.
Dalam analisis, elastisitas harga permintaan lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas permintaan. Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan persentasi perubahan harga disebut koefisien elastisitas permintaan.
a. Pengaruh Elastisitas Harga Terhadap Permintaan Produk Primer
Elastisitas Harga terhadap Permintaan mempunyai hubungan negatif (Apabila harga naik maka permintaan turun)
Hukum permintaan terhadap Barang Primer adalah In Elastis dan In Elastis Sempurna karena semakin banyak produsen yang meminta barang primer maka semakin naik harga, tetapi apabila semakin sedikit yang meminta maka harga akan turun dan tidak dalam jumlah yang signifikan (turun sedikit daripada permintaan terhadap barang tersebut. Apabila In Elastis Sempurna maka Konsumen tetap membeli barang itu berapapun harganya.
Ini adalah Kurva In Elastis Permintaan, Kurva landai karena barang yang diminta adalah barang primer dan penurunan permintaan terhadap barang, mempengaruhi elastisitas harga untuk turun tetapi sedikit. (Contoh: Beras). Elastisitas < 1
Ini adalah Kurva In Elastis Sempurna Permintaan, Kurva tegak lurus karena berapapun harganya, konsumen tetap membeli dengan harga segitu (Contoh: Listrik). Elastsitas = 0
b. Pengaruh Elastisitas Harga Terhadap Permintaan Produk Sekunder
Elastisitas Harga terhadap Permintaan mempunyai hubungan negatif (Apabila harga naik maka permintaan turun)
Hukum permintaan terhadap Barang Sekunder adalah Elastisitas Uniter karena harga dan kuantitas produk yang diminta berubah dalam permintaan yang sama, produk sekunder adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer terpenuhi.
Ini adalah Kurva Unitary Elastis Permintaan, Kurva melengkung dari kiri atas menuju kanan bawah, menunjukkan korelasi yang sama antara perubahan harga dengan perubahan jumlah barang yang diminta. Elastisitas = 1.
c. Pengaruh Elastisitas Harga Terhadap Permintaan Produk Tersier
Elastisitas Harga terhadap Permintaan mempunyai hubungan negatif (Apabila harga naik maka permintaan turun).
Hukum permintaan terhadap Barang Tersier adalah Elastis, pengertian produk tersier sendiri adalah produk yang diinginkan oleh konsumen setelah produk sekunder telah dipenuhi (barang mewah). Permintaan
penurunan yang terjadi pada harga barang tersebut akan menaikkan permintaan konsumen terhadap produk tersebut.
Berikut adalah Kurva Elastisitas Permintaan, kurva menurun dari kiri atas ke kanan bawah dan tidak landai. (jika harga barang naik, maka permintaan turun . jika harga barang turun, maka permintaan naik). Elastisitasnya > 1.
3. Jenis-Jenis Elastisitas Permintaan
Koefisien Elastisitas
n = 0 Inelastis sempurna
0 < n < 1 Inelastis
n = 1 Elastis uniter
1 < n < ∞ Elastis
n = ∞ Elastis sempurna
a) Permintaan Inelastis Sempurna (Ed = 0)
Permintaan Inelastis Sempurna terjadi jika tidak ada perubahan jumlah yang diminta meskipun ada perubahan harga, atau ΔQd = 0, meskipun ΔP ada. Secara matematis %ΔQd = 0, berapapun %ΔP. Dengan kata lain perubahan harga sebesar apapun sama sekali tidak berpengaruh terhadap jumlah yang diminta. Kasus permintaan inelastis sempurna terjadi bila konsumen dalam membeli barang tidak lagi memperhatikan harganya, melainkan lebih memperhatikan pada seberapa besar kebutuhannya. Contoh: Pembelian Garam dapur oleh suatu keluarga atau pembelian Obat ketika sakit. Konsumen membeli garam atau obat lebih mempertimbangkan berapa butuhnya, bukan pada berapa harganya.
Permintaan Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu berpengaruh terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain kalau persentase perubahan jumlah yang diminta relatif lebih kecil dibanding persentase perubahan harga. Secara matematis %ΔQd < %ΔP. Permintaan Inelastis atau sering disebut Permintaan yang tidak peka terhadap harga, misal harga berubah naik 10% maka perubahan permintaannya akan turun kurang dari 10%. Elatisitas kurang dari satu biasanya terjadi pada barang-barang kebutuhan pokok seperti gula, pupuk, bahan bakar dan lain-lain.
c) Permintaan Elastis Uniter (Ed = 1)
Permintaan Elas
d) Permintaan Elastis (Ed > 1)
e) Permintaan Elastis Sempurna (Ed = ∞ )
Permintaan Elastis Sempurna terjadi jika ada perubahan jumlah yang diminta meskipun tidak ada perubahan harga, atau ΔQd = Ada perubahan, meskipun ΔP = 0 (Tidak ada perubahan harga). Secara matematis %ΔQd = Ada, %ΔP = 0. Kasus permintaan elastis sempurna terjadi pada bila permintaan suatu barang dapat berubah-ubah meskipun harga barang tersebut tetap. Contoh kasus ini bisa terjadi pada berbagai produk, yang jelas kalau permintaan akan produk tersebut bisa berubah-ubah walaupun harga produk itu tetap.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
a.
Tingkat kebutuhan
Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti, permintaanyya cenderung untuk bersifat elastis. Maksudnya, perubahan harga yang kecil saja akan menimbulkan perubahan yang besar terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan membeli barang tersebut, mereka lebih suka menggunakan barang-barang lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan. Sebaliknya pada waktu harga turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut lebih mudah daripada barang-barang penggantinya dan beramai-ramai membeli barang tersebut dan ini menyebabkan permintaannya bertambah dengan cepat.
Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat tidak elastis, karena jika harga naik para pembelinya sukar memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dan jika harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang yang bersaingan dengannya. Dari uraian di atas dapatlah dibuat rumusan berikut: semakin banyak jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang, semakin elastis sifat permintaannya.
c. Persentasi pendapatan yang dibelanjakan.
jenis minuman ringan tertentu, kenaikan harga minuman tidak akan banyak mempengaruhi permintaannya. Tetapi perhatikanlah permintaan terhadap barang-barang yang agak mahal. Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu orang akan membandingkan harga dari berbagai jenis barang yang diinginkan. Perbedaan harga dapat menyebabkan orang membatalkan untuk membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli merek lain yang lebih murah. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.
d. Jangka waktu analisis.
Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat permintaan suatu barang. Dalam jangka waktu yang singkat permintaan besifat lebih tidak elastis karena perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh permbeli. Oleh sebab itu mereka cenderung untuk meminta barang-barang yang biasa dibelinya walaupun harganya mengalami kenaikan. Dengan demikian dalam jangka waktu yang lebih panjang para pembeli dapat mencari barang pengganti yang mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap barang yang disebutkan belakangan ini. Juga dalam jangka panjang barang pengganti mengalami perubahan dalam mutu dan desainnya dan akan menyebabkan orang lebih mudah pindah kepada membeli barang pengganti.
e. Produk mewah versus kebutuhan.
Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.
f.
TradisiApabila pemakaian sesuatu barang sudah menjadi tradisi walaupun berapa pun naiknya harga, orang akan tetap membelinya, maka permintaan ini bersifat inelastic, tetapi apabila tidak didasarkan tradisi permintaan akan bersifat elastic.
Mode juga mempengaruhi permintaan terhadap sesuatu barang, apabila barang tersebut sudah digandrungi oleh masyarakat, maka berapapun naiknya harga akan tetap dibeli. Maka permintaan akan bersifat inelastic demikian sebaliknya.
h. Perubahan harga dan barang yang diminta
Hal ini akan mempengaruhi golongan lain untuk meminta barang tersebut, sehingga permintaan menjadi elastis.
5. Pengertian Elastisitas Penawaran
Elastisitas merupakan perbandingan perubahan yang akan terjadi apabila satu atau hal yang lain berubah. Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
Dalam konsep ini hal – hal yang dapat mempengaruhi elastisitas :
1. Seberapa besar barang – barang yang menggantikan barang yang bersangkutan
2. Seberapa besar dari pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang yang bersangkutan
3. Banyak tidaknya macam penggunaan barang yang bersangkutan
Sebagaimana kita ketahui pada umumnya konsumen sensitive terhadap perubahan harga, tetapi disisi lain produsenpun sensitive terhadap perubahan harga. Ketika terjadi perubahan harga (baik harga naik atau harga turun) akan mempengaruhi keputusan produsen dalam berproduksi. Ukuran kepekaan produsen terhadap perubahan harga inilah yang disebut dengan Elastisitas Harga dari Penawaran atau sering disebut Elastisitas Penawaran. Elastisitas penawaran (Es) diartikan sebagai derajat kepekaan perubahan kuantitas barang yang ditawarkan yang disebabkan karena perubahan harga barang itu sendiri. Pengertian lain, Elastisitas penawaran sering diartikan sebagai perbandingan persentase perubahan kuantitas barang yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri.
Keterangan :
ΔQ : Perubahan jumlah penawaran ΔP : Perubahan harga barang P : Harga barang mula-mula Q : Jumlah penawaran mula-mula Es : Elastisitas penawaran
Contoh:
Pada saat harga Rp500,00 jumlah barang yang ditawarkan 40 unit, kemudian harga turun menjadi Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 32 unit. Hitunglah besarnya koefisien elastisitas penawarannya!
Jawab:
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran
Ada dua faktor yang dikatakan sangat penting didalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu : 1. Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis. Kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan
pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar. Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.
2. Jangka waktu analisis.
1. Immediate Run/ Momentary Period/ M,arket Period, suatu priode waktu yang sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat dipasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada dipasar. Dalam waktu satu/beberapa hari saja semua input tetap. Oleh karena itu, para produsen/penjual tidak dapat segera menambah jumlah yang ditawarkan, meskipun konsumen bersedia membayar harga yang tinggi. Jumlah barang yang ditawarkan tergantung dari banyaknya persediaan yang ada pada saat itu. Pada jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya, sehingga penawaran menjadi tidak elastis sempurna.
2. The short run, Diartikan jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan para produsen menambah jumlah produksinya dengan jalan menambah input variabel (dengan bekerja lebih keras/lama, mempergunakan lebih banyak bahan dsb). Tetapi tidak cukup lama untuk memperbesar kapasitas produksi yang ada (areal pertanian, modal tetap seperti bangunan pabrik, mesin-mesin, dll). Dalam keadaan demikian penawaran dapat elastis, dapat juga inelastis, tergantung jenis barang dan proses produksinya. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis.