• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM USAHATANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM USAHATANI"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM USAHATANI

Pertemuan ke 9 dan 10

http://www.free-powerpoint-templates-design.com

Indah Nurhidayati, S.P., M.Si.

(2)

Pengambilan Keputusan Usahatani

Name Here Manager

Name Here Director

Name Here Programmer

Name Here Designer

Sebagai seorang manajer, juru tani, dan anggota masyarakat, beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan usahatani

Secara teknis memungkinkan, artinya segala sarana dan prasarana (tersedia)

Secara sosial memungkinkan, maksudnya lingkungan masyarakat dapat menerima dan tidak melanggar aturan pemerintah

Secara ekonomi menguntungkan, berarti usahatani yang dijalankan memberikan keuntungan dan efisien. Jika nilai tambahan input yang dikeluarkan (∆X) lebih kecil dari nilai tambahan output yang diperoleh (∆Y). Misalnya dihitung dengan R/C ratio dan Incremental B/C ratio.

(3)

Kesulitan Yang Dihadapi Petani Dalam Pengambilan Keputusan Usahatani

Kurang pengetahuan mengenai perubahan harga, baik harga faktor produksi maupun produksinya

Kurang pengetahuan mengenai teknologi mutakhir (misalnya dosis, cara pemberian dan waktu pemberian)

Kurang pengetahuan tentang pemasaran (waktu, cara penjualan, di mana harus dijual, dan angkutan)

Kurang pengetahuan mengenai pembiayaan jangka pendek atau operasional (misal adanya kredit) dan jangka panjang (misal pengelolaan hasil dan pendapatan)

Kurang pengetahuan tentang factor-product relationship, factor- factor relationship, product-product relationship, dan time relationship

(4)

 Hubungan antara produksi dan faktor produksi

 Hubungan ini disebut Fungsi Produksi

Secara umum  y = f (x) Y = output

X = input

Bentuk lain  y = f (x

1

,x

2

, x

3

, x

4

, x

5

)

(5)

TPP : Total Physical Product (Total Produksi)

APP : Average Physical Product (Rata-rata Produksi)

MPP : Marginal Physical Product (Produk Marjinal)

 EP : Elastisitas Produksi

 Konsep Efisiensi/ Optimalisi

Beberapa

Konsep

Penting

(6)
(7)

Pupuk Kandang

(X) (kw)

Produksi (Y) (kg)

0 1000

1 1100

2 1300

3 1500

4 1575

5 1600

Bentuk hubungan yang terjadi dapat digambarkan dalam bentuk : Tabel matrik : X – Y

Kurva/grafik : Y = f(X)

Model matematis : Y = a+ bX + cX2 + dX3

Fungsi Produksi

(8)

Linier (Constant Return)

Penambahan satu persen input akan meningkatkan produksi

sebesar satu persen

(proporsinya tetap). Slope kurva lurus dari titik origin

output

Y = f (x)

input

Increasing Return:

Penambahan satu persen input akan meningkatkan produksi lebih dari satu persen. Slope kurva cekung dari titik origin.

output

Y = f (x)

(9)

Decreasing Return

• Penambahan satu persen input akan meningkatkan produksi kurang dari satu persen.

• Slope kurva cembung dari titik origin

output

Y = f (x)

Input

Kombinasi

• Pada saat penggunaan input masih rendah hubungan input dan output mengikuti bentuk increasing.

• namun bila peggunaannya semakin tinggi hubungannya berubah menjadi decreasing.

• Keadaan ini disebut The Law of Deminishing Return

(10)

TPP/ Total Physical Product

Tempat kedudukan titik-titik yang menunjukkan jumlah produk yang dihasilkan pada berbagai tingkat penggunaan input.

TPP

TPP

Maksimal Dicapai pada saat penambahan input sebesar ∆X tidak mengakibatkan

kenaikan Y (berarti ∆Y = 0) atau penambahan input X tidak bisa

menambah output lagi

(11)

MPP/ Marginal Physical Product

Ratio antara perubahan produk dengan perubahan input

MPP

MPP

Maksimal Terjadi pada saat slope atau

kemiringan kurva paling besar. Ini

terjadi pada titik balik curve

(inflection point) dari curve

increasing ke decreasing

(12)

APP/ Average Physical Product

Ratio antara jumlah produk yang dihasilkan dengan tingkat penggunaan input atau Y/X disebut Produk Rata-Rata atau APP.

APP = Y/X

APP menggambarkan produktivitas fisik pada suatu tingkat penggunaan input. APP tertinggi mencerminkan efisiensi teknis yang maksimum karena produktivitas secara teknis maksimal (ratio output input maksimal). APP maksimal terjadi pada saat Y/X tertinggi.

Pada saat APP mencapai maksimal, besarnya MPP = APP maksimal

(13)

Pupuk Kandang (X) (unit)

Produksi (Y) (unit)

APP MPP

0,5 11 22

1 24 24 13/0,5= 26

1,5 38 .... ....

2 49 .... ....

2,5 58 .... ....

3 61 .... ....

(14)

Diketahui suatu fungsi produksi :

X2

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

X1

10 80 93 104 113 120 125 128 129 128 125 120 9 81 94 105 114 121 126 129 130 129 126 121 8 80 93 104 113 120 125 128 129 128 125 120 7 77 90 101 110 117 122 125 126 125 122 117 6 72 85 96 105 112 117 120 121 120 117 112 5 65 78 89 98 105 110 113 114 113 110 105 4 56 69 80 89 96 101 104 105 104 101 96 3 45 58 69 78 85 90 93 94 93 90 85 2 32 45 56 65 72 77 80 81 80 77 72 1 17 30 41 50 57 62 65 66 65 62 57 0 0 13 24 33 40 45 48 49 48 45 40

Contoh

FUNGSI PRODUKSI DUA INPUT

VARIABEL

(15)

Produksi Maksimum tercapai saat Marginal Physical

Product (MPP) untuk X

1

& X

2

adalah nol

(16)

Ketika X

1

= 9 dan X

2

= 7 maka produksi (Y) = 130, jika X

1

> 9 dan X

2

> 7 maka penambahan input

justru akan menurunkan produksi.

(17)

Name Here Manager

Name Here Director

Name Here Programmer

Name Here Designer

Hubungan dengan daya substitusi tetap ➔ penambahan input yang satu mengurangi penggunaan input yang lain dalam jumlah tetap dan jumlah produk yang dihasilkan tidak berubah

Hubungan dengan daya substitusi berkurang ➔ salah satu input dapat mensubtitusi input yang lain, tetapi jumlah yang dapat disubstitusi semakin lama menjadi semakin kecil

Hubungan komplementer ➔ penggunaan input yang satu lebih besar dari seharusnya tidak akan mempengaruhi produk yang dihasilkan

(18)

Hubungan Output-output

( Product-product Relationship )

Join products, yaitu hubungan antara dua macam produk yang selalu dihasilkan bersama-sama; sejumlah produk pertama selalu diikuti produk kedua yang tertentu jumlahnya. Dalam prakteknya, hal tersebut dianggap hanya menghasilkan satu produk saja

1

2

Complementary products, yaitu kenaikan produk yang satu (y1) diikuti kenaikan produk lain (y2), dengan penggunaan input tertentu, sehingga daya desak y1 terhadap y2 selalu positif (sifat komplementer baru akan terlihat dalam jangka panjang)

(19)

Supplementary products, yaitu kenaikan produk yang satu tidak berpengaruh terhadap produk lain, dengan penggunaan input tertentu yang tidak habis terpakai, sehingga daya desak y1 terhadap y2 selalu sama dengan nol

Competitive products, yaitu kenaikan produk yang satu selalu diikuti penurunan produk yang lain (transformasi antar produk) dengan penggunaan input yang sama, sehingga daya desak y1 terhadap y2 selalu negatif.

3

4

(20)

Hub. Waktu dg Input dan Output/ Time Relationship

Name Here Manager

Name Here Director

Name Here Programmer

Name Here Designer

Hubungan antara waktu dengan faktor

produksi dan

produksinya, waktu produksi dan waktu jual, tempat jual, frekuensi penjualan, waktu penjualan, kepada siapa dijual, berapa bagian, dll.

Contoh

Hhubungan waktu dengan penggunaan pupuk, perlu diketahui dosis, pengaturan waktu kapan pupuk diberikan

dan frekuensi

penggunaan sehingga diperoleh hasil yang manfaat maksimal

Kaitannya waktu dengan produksi, misalnya dengan sejak dari awal perlu direncanakan

teknologi yang akan dipakai, pengaturan waktu panen, kapan hasil akan dijual, kepada siapa, berapa bagian dan lain-lain

(21)

No Tempat Penjualan Harga (Rp/Kg)

Waktu Panen 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu

1 Pasar Desa 800 900 1000 1100

2 Pasar Kecamatan 850 950 1050 1150 3 Pasar Kabupaten 900 1000 1100 1200

Ilustrasi Hubungan Antara Waktu Dan Tempat Dengan Harga Hasil Usahatani

(22)

Prinsip Laba/ Keuntungan

Prinsip Alokasi Sumber Daya

Prinsip Kenaikan Hasil Yang Berkurang

Prinsip Keunggulan Komparatif

Prinsip Substitusi

Prinsip Biaya Oportunitas/ Berimbang

Prinsip Permintaan dan Penawaran

Prinsip-Prinsip Ekonomi

(23)

Laba/

Keuntungan Saldo yang diperoleh dari pengurangan penghasilan/

penerimaan dengan semua biaya aktual yang dapat diukur

Laba = Total Revenue (TR) – Total Cost (TC) Laba = Total Penerimaan – Total Biaya

(24)

Biaya Marjinal = Penerimaan Marjinal (MR = MC)

“Berapa banyak akan diproduksi ?”

Penambahan masukan/input (biaya tambahan) untuk memproduksi sama dengan tambahan penerimaan

Tingkat Substitusi Marjinal = Rasio Kebalikan Harga (dY/dX = Px/Py)

“Berapa biaya terendah dari kombinasi masukan/input ?”

Substitusi masukan Y dgn masukan X sampai tingkat substitusi marjinal (jumlah masukan X yang perlu untuk mensubstitusi satu unit Y) sama dgn rasio kebalikan harga (harga X dibagi harga Y)

Pengembalian (return) Marjinal yang sama

“Apa yg akan diproduksi/bagaimana masukan yang terbatas akan dialokasikan ?”

Pemanfaatan satu jenis masukan variabel dalam jumlah terbatas untuk sejumlah kemungkinan produksi (MR A = MR B = MR n =..)

Konsep Yang Perlu Dipahami Terkait Prinsip Maksimisasi Laba

(25)

Prinsip Alokasi Sumberdaya

Menggambarkan hubungan antara faktor produksi satu dengan faktor produksi lain (kombinasi alokasi faktor-faktor produksi) untuk memperoleh produksi dan keuntungan tertinggi.

Dosis Nitrogen (kg) Produksi (kuintal)

Lahan I Lahan II Lahan III

0 37,50 36,25 42,50

25 47,50 47,50 55,00

50 55,00 57,50 66,25

75 60,00 65,00 74,25

100 63,50 69,00 79,25

125 58,50 67,50 80,50

(26)

Prinsip Hukum Kenaikan Hasil Yang Semakin Berkurang

Prinsip yang menyatakan bahwa dengan penambahan input tertentu akan menambah output/produksi, penambahan input selanjutnya akan menambah output lebih lanjut, akan tetapi penambahan output tersebut tidak sebesar penambahan output pertama. Jika terus menerus, maka penambahan hasilnya akan semakin berkurang dan pada titik tertentu hasilnya tidak naik lagi melainkan menurun

(27)

Gambaran The Law of Diminishing Return

Jumlah Pupuk (satuan) Hasil (satuan) Kenaikan Hasil (satuan) ---0

---1 ---2 ---3 ---4 ---5 ---6 ---7

8

---15 ---30 ---39 ---45 ---49 ---51 ---52 ---52,5

52

--- 15 --- 9 --- 6 --- 4 --- 2 --- 1 --- 0,5 --- - 0,5

(28)

Prinsip Keunggulan Komparatif/

Prinsip Perbandingan Keuntungan Terbesar

 Prinsip yang menyatakan bahwa seseorang akan mengusahakan jenis tanaman tertentu, dari tanaman mana modal dan tenaga kerja yang dimasukkannya akan memperoleh keuntungan komparatif terbesar

 Keuntungan terbesar yang diperoleh dari

hasil perbandingan berbagai jenis

tanaman yang diusahakan

(29)

Tanaman Penerimaan (Rp/Ha/MT)

Biaya (Rp/Ha/MT)

Pendapatan (Rp/Ha/MT)

Keterangan

Padi 200.000,- 50.000,- 150.000,- 4 bulan

Tebu 855.000,- 550.000,- 300.000,- 12 bulan

Tembakau 750.000,- 450.000,- 300.000,- 8 bulan

(30)

• Prinsip yang menyatakan batas dimana substitusi dihentikan terletak pada suatu titik dimana kerugian teknik yang ditimbulkan oleh penggunaan barang substitusi tersebut menghilangkan keuntungan, karna harganya yang lebih rendah

• Penggantian faktor satu dengan faktor lain selalu

menimbulkan keuntungan teknik, karna harga akan

tinggi atau kerugian teknik karna harga rendah,

dan keuntungan ekonomis.

(31)

Kombinasi Makanan

Biaya (Rp)

Produksi Telur (butir)

Penerimaan (Rp)

Keuntungan (Rp)

A 400,- 25 500,- 100,-

¾ A + ¼ B 350,- 23 460,- 110,-

½ A + ½ B 300,- 21 420,- 120,-

¼ A + ¾ B 250,- 17 340,- 90,-

B 200,- 12 240,- 40,-

Keterangan : Harga telur per butir @ Rp 20,-

(32)

Prinsip Biaya Opportunitas/ Biaya Imbangan

Name Here Manager

Name Here Programmer

Name Here Designer

 Prinsip yang menyatakan bahwa orang harus dapat memilih dari jenis komoditi mana dapat diperoleh pendapatan tertinggi dengan penggunaan sumber produksi yang terbatas sebaik- baiknya (optimal), dengan modal sama

 Biaya Opportunitas  pendapatan potensial yang hilang yang dapat diperoleh dari penggunaan sumber produksi, karna sumber produksi tersebut digunakan untuk usaha produksi lain

 Biaya Opportunitas  “penerimaan” yang tidak jadi diterima karna alternatif terbaik tidak diterapkan dalam penggunaan sumber daya/ jumlah penerimaan yang dikorbankan, karna tidak memilih alternatif terbaik tersebut.

(33)

No Modal (Rp) Pendapatan/ Cabang Usahatani (Rp) Itik Ayam Sapi Perah

1 100.000 130.000 150.000 140.000

2 200.000 260.000 275.000 250.000

3 300.000 380.000 385.000 360.000

4 500.000 495.000 500.000 470.000

(34)

Permintaan  hubungan antara harga dengan jumlah permintaan konsumen untuk membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu

Jumlah permintaan  banyaknya permintaan pada suatu tingkat harga tertentu.

Faktor penyebab perubahan permintaan: perubahan harga dan perubahan faktor non harga (ceteris paribus)  pendapatan, selera, jumlah penduduk, dll

(35)

Penawaran  hubungan antara harga dengan jumlah barang yang ditawarkan (pada tingkat harga tertentu).

Faktor penyebab perubahan penawaran :

Perubahan harga barang X dan harga barang Y

(barang subsitusi/ komplementer), harga

input/faktor produksi, biaya produksi,

teknologi produksi, jumlah pedagang/penjual,

tujuan perusahaan, dan kebijakan pemerintah.

(36)

Keseimbangan Pasar adalah

Keadaan dimana terjadi keseimbangan (ekuilibrium) apabila jumlah yang ditawarkan penjual pada suatu harga tertentu (Qs) sama dgn jumlah yang diminta pembeli pada harga tersebut (Qd)  Qs = Qd

Harga keseimbangan: harga dimana baik konsumen dan produsen (penjual) sama-sama tidak ingin menambah/mengurangi jumlah yang dikonsumsi dan yang dijual  jika di bawah harga keseimbangan (kelebihan permintaan) &

jika diatas harga keseimbangan (kelebihan

penawaran).

(37)

Elastisitas merupakan perubahan relatif jumlah barang yang diminta/jumlah barang yang ditawarkan sebagai akibat perubahan dari salah satu faktor yang mempengaruhinya (pendapatan, harga barang tersebut, harga barang substitusi/komplementer)

Elastisitas = perbandingan antara persentase jumlah barang X yang diminta atau ditawarkan dengan persentase perubahan variabel yang mempengaruhinya.

𝐸

𝑋

= ∆𝑄/𝑄

∆𝑋/𝑋

(38)

Elastisitas Permintaan

Elastisitas Permintaan (Ed) adalah perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli/diminta sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi:

1.

Harga barang yang bersangkutan

2.

Harga barang lain yang berkaitan (substitusi/

komplementer)

3.

Pendapatan konsumen

(39)

Elastisitas Harga

Elastisitas Harga (Ep): perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat perubahan harga barang yang bersangkutan

Ep = persentase perubahan jumlah barang yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga

Ep selalu bernilai negatif, karena sifat variabel harga dan jumlah barang yang diminta bersifat terbalik  kenaikan harga selalu diikuti dengan penurunan permintaan, dan sebaliknya.

Semakin besar nilai negatif Ep maka semakin elastis permintaannya (perubahan permintaan jauh lebih besar dibandingkan perubahan harga)

(40)

Elastisitas Harga

Jenis Elastisitas Harga :

1. Inelastis (Ep < 1)  perubahan permintaan (%) lebih kecil drpd perubahan harga (%)

2. Elastis (Ep > 1)  perubahan harga barag (%) menyebabkan perubahan permintaan (%) yang besar

3. Elastisitas uniter (Ep = 1)  perubahan harga barag (%) menyebabkan perubahan permintaan (%) yang sama besar

4. Inelastis sempurna (Ep = 0)  perubahan harga barang tidak berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta

5. Elastis sempurna (Ep = ~ )  perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tidak terbilang besarnya (tak terhingga)

(41)

Kurva Permintaan – Elastisitas Harga

P

0 Q

P

Q 0

Da Db

Dc Epb = 0

Epc = ~

Epa = 1 Epd < 1

Epe > 1 De

Dd

P : Price/harga produk Q : Quantity/jumlah produk

(42)

Elastisitas Harga

Faktor-faktor yang mempengaruhi Elastisitas Harga

1. Jenis produk  permintaan produk pertanian lebih inelastis daripada produk industry

2. Tingkat substitusi  makin banyak jenis barang substitusi, permintaan makin elastis

3. Proporsi pengeluaran suatu barang terhadap pendapatan konsumen  semakin besar bagian pendapatan untuk membeli barang, permintaan makin elastis

4. Jangka waktu  dalam jangka pendek permintaan tidak elastis, tetapi dalam jangka panjang permintaan lebih elastis

(43)

Elastisitas Silang

Elastisitas Silang (Ec) adalah persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan harga brg lain (barang substitusi/komplementer)

Nilai Ec menunjukkan hubungan barang X & barang Y :

Ec > 0: barang X merupakan subsitusi barang Y  kenaikan harga brg Y menyebabkan harga relatif X lebih rendah  permintaan terhadap barang X meningkat

Ec < 0: barang X & barang Y komplementer (pelengkap). Penambahan/pengurangan terhadap barang X  penambahan/ pengurangan terhadap barang Y. Kenaikan harga barang Y menyebabkan permintaan terhadap barang Y menurun  permintaan terhadap barang X juga menurun

Ec = 0 : barang X & barang Y tidak berkaitan

(44)

Elastisitas Pendapatan

Elastisitas Pendapatan (Ei) : persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan pendapatan

Nilai Ei positif  kenaikan pendapatan akan meningkatkan permintaan

Semakin besar nilai Ei, elastisitas pendapatan semakin besar

Jika Ei > 0  barang normal

Jika Ei (antara 0 sd 1)  barang kebutuhan pokok Jika Ei > 1  barang mewah

Jika Ei < 0  barang inferior

(45)

Elastisitas Penawaran

Elastisitas Penawaran (Es) : persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (harga barang tersebut, tingkat bunga, tingkat upah, harga bahan baku, dan harga bahan antara lain)

Faktor-faktor yg mempengaruhi Elastisitas Penawaran :

1. Jenis produk  elastisitas penawaran produk pertanian lebih rendah daripada produk industry

2. Sifat perubahan biaya produksi  kenaikan penawaran dengan tambahan biaya produksi yang besar

3. Harga barang tersebut

4. Jangka waktu  penawaran dalam jangka panjang lebih elastis daripada dalam jangka pendek

(46)

Elastisitas Penawaran

Jenis Elastisitas Penawaran (Es) :

1. Inelastis (Es < 1)  perubahan penawaran (%) lebih kecil daripada perubahan harga (%)

2. Elastis (Es > 1)  perubahan harga barang (%) menyebabkan perubahan penawaran (%) yang besar

3. Elastisitas uniter (Es = 1)  perubahan harga barang (%) menyebabkan perubahan penawaran (%) yang sama besar

4. Inelastis sempurna (Es = 0)  perubahan harga barang tidak berpengaruh terhadap jumlah barang yang ditawarkan

5. Elastis sempurna (Es = ~ )  perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan penawaran tidak terbilang besarnya (tak terhingga)

(47)

Kurva Penawaran – Elastisitas Penawaran

P

0 Q

P

Q 0

S2 ES1 = 0

ES2 = ~

S1 S3

S4 S5 ES3 < 1 ES4 = 1

ES5 > 1

(48)

Terima Kasih

Gambar

Ilustrasi Hubungan Antara Waktu Dan Tempat Dengan Harga Hasil Usahatani

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel debu yang terdiri dari debu gorden dan debu lantai dan karpet yang diambil dari musholla SMA/SMK Negeri di kota Palembang

En una cantidad significativa de sistemas de RCE solamente pueden presentarse impugnaciones electorales directas relacionadas con actos y decisiones oficiales, es decir, los actos

Bab XIII, Pendidikan dan Kebudayaan, 31, 32.. Bab XIV, Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial,

Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau Solar Home System menjadi pilihan, karena matahari yang menjadi sumber utama PLTS tidak akan pemah habis, mudah didapatkan

In the c ase of the Dutch East Indies, the majority of those who were classified as ‘European’ in a legal sense were ethnically Indo-European; and by the late colonial period

Dengan kegiatan membaca tentang hak sebagai warga negara, siswa dapat menjelaskan hak sebagai warga negara Indonesia dengan tepat dipandu melalui Group Whats Apps,

Peserta membaca buku Konsep dan Pedoman PPK halaman 7-8 yang membahas tentang sikap yang dapat dikembangkan melalui 5 nilai karakter utama. Secara berpasangan peserta membuat dua

Ulaon Hatopan dihobasi : Ephorus, Sekretaris Jenderal, Kepala Departemen Koinonia, Kepala Departemen Marturia, Kepala Departemen Diakonia, Angka Yayasan, Ketua Rapot