A. PENDAHULUAN
B. EVOLUSI SISTEM MANAJEMEN MUTU
C. KONSEP MUTU
D. PENGERTIAN MUTU
¾
Tiap individu / keluarga memenuhi kehidupan sendiri
¾
Tidak efisien karena setiap individu mempunyai kelebihan
¾Masalah mutu belum ada
Awal Kehidupan Manusia
Kering
Giling
Adonan
Baking
¾
Saat kerjasama saling menguntungkan (barter)
9barang >< barang
9
barang >< jasa
¾
Awal transaksi ekonomi
¾
Mutu merupakan kesepakatan antar individu pada saat
barter
¾ ± 5000 tahun yang lalu ¾ Bukti sejarah
9 Zaman Nebukadnezar, di Babilonia (602 – 502 SM) Æ spesifikasi bangunan, pangan dsb
9 Di Cina (1644 SM) ada spesifikasi keramik ¾ Karakter mutu diekspresikan kualitatif
¾ 1700 M, kebiasaan memberi cap mulai populer
(ada beberapa produsen membuat satu jenis barang)
¾ 1800-an, adanya undang-undang pencegahan pemalsuan
PRINSIP :
¾
Pemeriksaan mutu oleh konsumen
¾Adanya konsep keterampilan
¾
Pemberian cap (merk, reputasi)
¾Jangkauan pasar terbatas
Sampai Akhir Abad 19 Konsep Sistem Jaminan Mutu
Tidak Banyak Berubah
¾
Perkembangan sistem manajemen mutu dipengaruhi
faktor-faktor :
9
skala produksi
9
kerumitan proses produksi
9
perkembangan persyaratan konsumen
9kemajuan teknologi
Pameran dagang III th.1893 di Chicago, Illinois
Inspection
Operator
Foremen
Quality
Assurance
TQM
Evolusi
1900
1918
1937
1960
1980
¾
Perubahan-perubahan penting dalam perkembangan
sistem manajemen mutu terjadi hampir setiap 20 tahun
sepanjang abad ke-20
¾
Jumlah produksi relatif kecil
¾
Seseorang (kelompok kecil orang) membuat produk
¾Mengendalikan sendiri seluruh pekerjaan
(membeli bahan, mengukur dsb)
¾
Memeriksa hasil pekerjaan baik produk antara maupun
produk akhir
¾
Sering disebut pengrajin
¾
Jumlah produksi mulai meningkat
¾
Pekerja dikelompokkan, dan diarahkan oleh seorang
mandor
¾
Mandor tidak bekerja membeli barang
¾Gaji mandor lebih tinggi dari pekerja
¾
Awal dari konsep pabrikasi dengan skala besar
¾
Selama Perang Dunia I, sistem pabrikasi semakin
kompleks
¾
Skala produksi semakin besar
¾
Mutu produk, banyak mendapat gangguan
¾Diperlukan “Full Time Inspector”
¾
Organisasi inspeksi (pemeriksaan) dipisahkan dari
produksi
¾
Pada Perang Dunia II, produksi bersifat massal
¾Pemeriksaan 100 %, produk tidak memungkinkan
¾Digunakan teknik penarikan contoh (sampling)
¾
“Sampling” dan “Control Chart” dimulai oleh
Walter A. SHEWART pada 1930-an dan dikembangkan
selanjutnya oleh DEMING
¾
Pada 1960-an terjadi pergeseran dari konsep pengendalian mutu
(quality control) ke sistem jaminan mutu (quality assurance)
¾
Pengendalian mutu hanya terbatas dalam pengendalian proses
pada aspek produksi (hanya departemen produksi)
¾
Untuk menjamin mutu diperlukan perencanaan, perancangan,
pengadaan bahan, transportasi, penyimpanan dan sebagainya
(semua departemen)
¾
Sebagai awal dari “Total Quality Control” yang akhirnya lebih
tepat disebut dengan TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
¾
Konsep awal adalah TQC, dikembangkan oleh Armand V.
Feigenbaum (General Electric) pada 1960-an
¾
Konsep awal : memperluas tanggung jawab mutu dari
“departemen produksi” ke seluruh departemen di dalam
perusahaan
¾
Di Jepang dikembangkan prinsip : tanggung jawab mutu
merupakan tanggung jawab seluruh karyawan (gugus kendali
mutu) →
Company Wide Quality Control (CW
Q
C), pada 1968
¾
Bentuk paling akhir dari TQM yang terstandarisasi adalah
ISO-9000 (diawali 1987).
Saat ini telah dua kali bersi revisi ISO
→
Versi 2000
2. Perkembangan Sistem Manajemen
Mutu di Jepang
¾ Setelah PD II, Jepang dikenal dengan produk-produk bermutu rendah
dengan harga murah
¾ Pada 1950 DEMING membantu Jepang melakukan sensus dan
memperkenalkan Statistical Proces Control (SPC) dan teknik pemecahan masalah (Siklus PDCA)
¾ 1954, J.M. JURAN melatih para Top Manajer perusahaan Jepang ¾ 1956, serial radio (13 minggu), pelatihan supervisor
¾ 1959, serial TV mingguan untuk Foremen disusun oleh ISHIKAWA ¾ 1962, diterbitkan majalah Gemba to Quality Qontrol
→
Mei, GKMpertama terdaftar
¾ 1982, ada 148.106 GKM dengan anggota 1.305.780 ¾ 1968, dicetuskan CWQC oleh ISHIKAWA
3. Perkembangan Sistem
Manajemen Mutu di Korea
¾ Korea banyak meniru Jepang dalam pengembangan sistem
manajemen mutu
¾ Memulai program promosi mutu pada 1962 (awal tahap pembangunan
I)
¾ Bentuk-bentuk kegiatan promosi : pembinaan kelembagaan,
pendidikan / pelatihan, pengembangan / pembinaan GKM,
penerbitan majalah mutu, penyelenggaraan kongres, lokakarya dan seminar mutu secara teratur
¾ Pada 1978, Korean Standar Association (KSA) telah melatih 300.000
tenaga. Tercatat 110.000 GKM, 572 perusahaan mendapat sertifikat industri.
¾ Sejak 1978, promosi mutu telah beralih dari pemerintah ke swasta ¾ Seperti di Jepang, ada bulan mutu yaitu bulan Nopember
4. Perkembangan Sistem Manajemen
Mutu di Amerika Serikat
¾ Pendekatan awal mengikuti praktek-praktek di Eropa (keterampilan
dagang → pengrajin → pemimpin pengrajin)
¾ Revolusi industri di Eropa → menciptakan sistem fabrikasi → pengrajin
→ pegawai pabrik ; inspeksi produk akhir
¾ Sistem Taylor → akhir abad 19, memisahkan konsep perencanaan dan
pelaksanaan (Scientific Management)
9 produktivitas meningkat
9 ada dampak negatif terhadap mutu
4. Perkembangan Sistem Manajemen
Mutu di Amerika Serikat (lanjutan)
¾ Perang Dunia II (1940-an)
9 Produksi massal → mutu menurun (Delivery Time → prioritas) ¾ 1960 → Konsep TQC (Feigenbaum), tapi pendekatan “scientific
management” sulit dihilangkan
¾ 1970-an → Kalah dari Jepang (elektronik, automobil, mesin dsb) ¾ 1980-an → Mulai melakukan praktek-praktek mutu Jepang (GKM,
KAIZEN, Just in Time, House of Quality)
¾ 1987 → The National Institute of Standards & Technology (NIST)
5. Perkembangan Sistem Manajemen
Mutu di Indonesia
¾ Kurang Informasi
9 Terutama dari tahap Operator / Foremen ke tahap berikutnya 9 Seolah-olah langsung ke tahap TQM / ISO-9000
¾ Titik berat upaya pemerintah : membuat standar
9 sampai dengan 1983 telah dirumuskan ± 1500 standar (SII, SP,
SPI)
¾ 1984 dibentuk DSN, tetapi kedudukan, tugas pokok, fungsi dan
susunan pengurus baru 1989
Æ Tugas utama : koordinasi, sinkronisasi, pembinaan kerjasama
antar instansi standarisasi / metrologi
Æ Kegiatan utama : SII
SP SNI
5.
Perkembangan Sistem Manajemen
Mutu di Indonesia (lanjutan)
¾ 1998 : DSN → BSN
¾ 1992 : KAN (Komite Akreditasi Nasional) 9 Bagian BSN
9 Sertifikasi lembaga sertifikasi (personil, sistem mutu,
manajemen lingkungan, produk, HACCP, pelatihan)
¾ Jumlah Lembaga Sertifikasi (2002) 9 Sistem Mutu : 14 buah 9 Personil : 5 buah
9 Sistem Manajemen Lingkungan : 3 buah 9 Sistem HACCP : 2 buah
¾ Nopember : bulan mutu (sejak 1992)
¾ 2001 : - Sertifikat ISO-9000 : 384 perusahaan
Green (1994): 6 Konsep
Mutu sebagai kebagusan.
Pada konsep ini, penekanan
didasarkan pada
highlevel standards
Mutu sebagai kesesuaian dengan kegunaan,
penekanan
didasarkan pada pencapaian tujuan yang dicanangkan
Mutu sebagai suatu batasan minimal,
penekanan didasarkan
pada memenuhi batasan minimal
1
2
Mutu sebagai nilai tambah.
This concept emphasises the value
Mutu sebagai suatu nilai uang (Quality as value for money)
, focus
on efficiency. It measures outputs against inputs
Mutu sebagai kepuasan konsumen (Satisfaction of the client)
,
quality is described as: "something has quality when it meets the
expectations of the consumer; quality is the satisfaction of the
client".
5
6 4
Konsep mutu melahirkan istilah key quality characteristics, yaitu
characteristics atau attributes pada barang, jasa atau sistem
yang menunjang atau relevan dengan konsep mutu.
Pada produk pertanian dan pangan Key quality characteristics,
dapat inherent artinya berasal dari dalam barang tersebut
(intrinsic), dapat pula sebagai pengaruh dari luar atau
ditambahkan dari luar (exstrinsic).
J. M. Juran (1974)
Kualitas atau mutu adalah kesesuaian dengan keperluan
(kegunaan) bukan kebagusan. (“Quality is conformance to
requirements not goodness”)
Phillip B. Crosby (1979)
H. D. Seghezzi (1979)
Derajat kesesuaian suatu produk atau jasa dengan penggunaanya
yang bersifat spesifik. (“The degree to which a product or service is
fit for the specified use”)
A.V. Feigenbaum (1983)
Gabungan dari semua faktor pada produk dan jasa, baik pada
pemasaran, peralatan yang digunakan , proses pengolahan dan
pemeliharaan, yang diharapkan dapat memenuhi keinginan
konsumen. (“The total composite product and service characteristics
of marketing engineering, manufacture, and maintenance through
which the product and service meet the expectation by the
customer”).
International Standard ISO
Keseluruhan sifat atau karakteristik pada suatu produk yang
menunjukkan kemampuan produk tersebut untuk memuaskan
kebutuhan yang sesuai dengan tujuan produk. (“The totality of
features and characteristics of a product that bear on its ability
to satisfy stated or implied needs”)
Menurut Kamus
Webster’s
A usually high level of merit or superiority Synonyms: caliber,
merit, stature, value, virtue, worth
Degree of excellence
PP NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN
Mutu pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria
Keama-nan pangan, kandungan gizi, dan standar perdagangan terhadap bahan
makanan, makanan dan minuman.
Key Word:
Feigenbaum, A. V. 1983. Total Quality Control, Third Edition. McGraw-Hill, Inc. Juran, J.M. 1998. Juran’s Quality Control Hand Book. Fourth Edition. McGraw-Hill
International
Tenner, A. R dan I. J. Detoro. 1992. Total Quality Management. Addison-Wesley Publishing Company.
________. 2000. ISO-9000. Quality Management System – Fundamental and Vocabulary. ISO Copyright Office.