• Tidak ada hasil yang ditemukan

Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang. tidak bisa rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang. tidak bisa rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

18 2.1 Pengertian manajemen pemeliharaan

Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak bisa rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan berkala dengan suatu aktifitas yang dikenal sebagai pemeliharaan. Menurut Vincent Gasper pemeliharaan yaitu suatu arah kegiatan yang ditujukan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi sehingga dari sistem tersebut dapat menghasilkan output sesuai dengan yang dikehendaki. Kegiatan pemeliharaan ini melibatkan berbagai bidang / disiplin ilmu yang menyebabkan bidang ini berkembang dengan pesat dan mencapai puncaknya dengan ditetapkannya istilah baru untuk teknologi pemeliharaan ini dengan Terroteknologi. Dan teroteknologi ini kemudian memiliki definisi yang lebih luas yaitu:

“Kombinasi dari manajemen, keuangan, perekayasaan dan kegiatan lain yang diterapkan bagi asst fisik, untuk mendapatkan biaya siklus hidup ekonomis; hal ini berhubungan dengan spesifikasi dan rancangan untuk keandalan serta kemampupeliharaan pabrik mesin-mesin, peralatan, bangunan dan struktur dengan instalasinya, pengetesan, pemeliharaan, modifikasi, dan penggantian dan dengan umpan balik informasi untuk rancangan, unjuk kerja dan biaya.”

Jenis pemeliharaan secara garis besar terbagi menjadi 2 golongan yaitu:

• Pemeliharaan Tidak Terencana (Unscheduled Maintenance) BAB II

(2)

19

• Pemeliharaan Terencana (Scheduled Maintenance)

• Pemeliharaan Tidak Terencana (Unscheduled Maintenance)

Hanya ada satu jenis pemeliharaan tak terencana yaitu pemeliharaan darurat atau breakdown/emergency. Dikenal sebagai jenis pemeliharaan yang paling tua. Aktivitas pemeliharaan jenis ini adalah mudah untuk dipahami semua orang. Jenis pemeliharaan ini mengijinkan peralatan-peralatan untuk beroperasi hingga rusak total (fail). Kegiatan ini tidak bisa ditentukan / direncanakan sebelumnya, maka aktivitas ini juga dikenal dengan sebutan unschedule maintenance. Ciri-ciri jenis pemeliharaan ini adalah alat-alat mesin dioperasikan sampai rusak dan ketika rusak barulah tenaga kerja dikerahkan untuk memperbaiki dengan cara ‘penggantian’. Kelemahannya:

• Karena tidak bisa diketahui kapan akan terjadi breakdown, maka jika waktu breakdown adalah pada saat-saat periode produksi maksimal, maka akan mengakibatkan tidak tercapainya target produksi pada periode ini.

• Jika suku cadang untuk perbaikan ternyata sukar untuk dipenuhi berarti dibutuhkan waktu tambahan untuk membeli atau memperoleh dengan cara lain suku cadang tersebut.

(3)

20

Karena kegiatan ini sifatnya mendadak, dalam tugasnya bagian pemeliharaan bekerja dibawah tekanan bagian produksi yang akan berakibat:

• rendahnya efisiensi dan efektifias pekerja

• tidak optimalnya mutu hasil pekerjaan perbaikan / pemeliharaan

• Biaya relatif lebih besar.

Pemeliharaan Terencana (Scheduled Maintenance)

Pemeliharaan Terencana terdiri dari Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance), Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance) dan Predictive Maintenance.

1. Preventive Maintenance

Adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk menjaga setiap alat/komponen berjalan sesuai dengan kondisi yang diharapkan, melalui pemeriksaan, deteksi dan pencegahan kerusakan total yang tiba-tiba (breakdown). Lalu mengapa semua peralatan (mesin) tidak dijalankan atau dioperasikan saja sampai rusak? kemudian baru diperbaiki. Jawabnya adalah bahwa kerusakan itu dapat terjadi kapan saja (unpredictable) bisa saja terjadi pada waktu yang sangat tidak menguntungkan, mungkin juga mengakibatkan timbulnya korban pada pekerjanya, membuat peralatan menjadi cepat aus, mengurangi produksi, dan yang jelas menjadikan biaya perbaikan relatif lebih mahal dibandingkan biaya pemeliharaan.

(4)

21

Tetapi di lain pihak ada perusahaan-perusahaan yang terlalu khawatir dengan kegagalan-kegagalan, sehingga melakukan terlalu banyak kegiatan pemeliharaan. Hal ini menimbulkan masalah-masalah lain dan terjerumus ke dalam pemeliharaan yang berbiaya tinggi. Meskipun demikian, menghilangkan kegiatan pemeliharaan pencegahan bukanlah jawaban yang tepat. Sebuah pendekatan Total System diperlukan untuk menentukan kombinasi dari faktor-faktor tersebut.

Keuntungan :

Preventive Maintenance adalah anticipative maintenance. Dengan demikian bagian produksi dan pemeliharaan dapat mengerjakan pekerjaan pembuatan peramalan (forecasting) dan pembuatan schedule pemeliharaan yang lebih baik.

Preventive maintenance akan meminimalisasi waktu yang mengganggu produksi.

Preventive Maintenance memperbaiki kontrol atas komponen-komponen mesin.

Preventive Maintenance memotong/mengurangi pekerjaan emergency.

Kerugian :

Preventive Maintenance menghilangkan sisa umur komponen ketika komponen tersebut harus diganti sebelum rusak total.

(5)

22 • Banyak melibatkan tenaga kerja

• Biaya pemeliharaan relatif lebih tinggi dibandingkan metode predictive maintenance.

2. Corrective Maintenance

Pemeliharaan Corrective meliputi reparasi minor (yang tidak ditemukan ketika pemeriksaan), terutama untuk rencana jangka pendek yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, juga overhaul terencana misalnya overhaul tahunan atau dua tahuan, atau suatu perluasan kapasitas produksi. 3. Predictive Maintenance

Tipe pemeliharan jenis ini lebih maju dibanding dengan dua tipe sebelumnya. Ditandai dengan menggunakan teknik-teknik mutakhir (advance scientific techniques) termasuk statistik probabilitas untuk memaksimalkan waktu operasi dan menghilangkan pekerjaan-pekerjaan yang tidak perlu. Predictive Maintenance dipakai hanya pada sistem-sistem yang akan menimbulkan masalah-masalah serius jika terjadi kerusakan pada mesin atau pada proses-proses yang berbahaya.

2.2 Tujuan Pemeliharaan

Secara umum kegiatan pemeliharan mempuyai tujuan menurut AS Corder antara lain:

(6)

23

• Memungkinkan tercapainya mutu produksi dan kepuasaan pelanggan melalui penyesuaiaan, pelayananan, dan pengoperasian mesin.

• Memaksimalkan umur kegunaan dari suatu mesin.

• Menjaga agar sistem aman dan mencegah ganguan perkembangan keamanan.

• Meminimalkan biaya produksi total secara langsung dapat dihubungkan dengan servis dan perbaikan.

• Memaksimalkan produksi dari sumber-sumber yang ada.

• Meminimalkan frekuensi dan kuatnya ganguan terhadap proses operasi.

• menyiapkan personel, fasilitas, dan metodenya.

• Agar mampu mengerjakan tugas-tugas perawatan.

(A.S. Corder, 92:81)

2.3 Syarat-syarat agar pemeliharaan dapat efesien

Apa yang menjadi tolok ukur dari Manajemen Pemeliharaan yang Efektif dan Efisien? Yang menjadi ukuran adalah: “Mampu menjalankan fungsi pemeliharaan dengan biaya yang seoptimal mungkin (minimum

(7)

24

cost), dengan waktu pelaksanaan yang minimum dan senantiasa sesuai standard yang selalu ditingkatkan”. Jadi indikator keberhasilannya adalah:

• Biaya pemeliharaan minimum.

• Waktu pemeliharaan minimum.

• Standar kerja tinggi,

Untuk mencapainya diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:

• Adanya Perencanaan dan Pengendalian Pemeliharaan yang efektif.

• Adanya Pendidikan dan Latihan untuk staff yang cukup/sesuai.

• Tersedianya bengkel pemeliharaan yang memadai. 1. Low Profit due to penalty of interrupted production

direct maintenance cost, $

p rofit /unit 2.Optimum maintenance 3. Too much maintenance

(8)

25

• Tersedianya sistem persediaan/pergudangan yang baik/lancar.

• Adanya Sistem Informasi Manajemen Pemeliharaan yang baik.

• Adanya Perencanaan dan pengendalian biaya pemeliharaan

• Komitment untuk melakukan perbaikan “improvement” secara terus dan berkelanjutan.

2.4 Penjadwalan kegiatan pemeliharaan

Perencanaan dan penjadwalan maintenance adalah pusat dari seluruh fungsi pengelolaan organisasi, yang membuat kegiatan lain berjalan dengan lancar. Oleh karena itu perlu pertimbangan akan prioritas, ketersediaan dari material dan peralatan serta terutama ketersediaan dari para pekerja pemeliharaan tersebut. Hal yang mesti diketahui dalam penjadwalan pemeliharaan antara lain yaitu pertama kali mesti jelas bahwa jadwal mesti berdasarkan apa yang akan terjadi bukannya berdasarkan apa yang ingin perencana lakukan. Oleh karena itu perencana jangalah kecewa jika pelaksanaan tidak seperti yang direncanankan seperti bila pada pelaksanaan terjadi kerusakan atau tidak berfungsinya peralatan, matrial yang dipersiapkan yang salah, dan lainnya.

Dua fungsi pemeliharaan yang berbeda, namun merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yang bertujuan:

(9)

26

• Memaksimalkan efisiensi penggunaan waktu kerja, material dan peralatan.

• Menjaga agar alat-alat tetap bekerja sesuai dengan permintaan produksi

Posisi maintenance planner dan scheduler membutuhkan seseorang yang mengerti dengan metode produksi yang digunakan oleh perusahaan atau di area/unit departemen tempat ia ditugaskan. Biasanya mereka memang sudah berpengalaman di bidang produksi. Planner dan scheduler harus diberikan informasi terkini tentang operasi baru. Dalam melakukan penjadwalan dibutuhkan adanya suatu standar. Standar adalah segala sesuatu yang di-set up dan ditetapkan oleh pemegang kekuasaan sebagai ukuran.

Standar pemeliharaan mempunyai tiga bagian, yaitu: • Urut-urutan pekerjaan untuk melaksanakan pekerjaan.

• Daftar keahlian dan manhour-nya yang diperlukan untuk tipa keahlian tersebut.

• Daftar material dan peralatan yang dibutuhkan.

Tujuan dari standar ini adalah untuk memfasilitasi estimasi, memastikan pekerjaan dilakukan dengan benar dan efisien sebagai alat training/pelatihan bagi pelaksana pemeliharaan tersebut.

(10)

27

Planner harus selalu mengetahui bahwa terdapat kemungkinan perbedaan antara apa yang direncanakan dengan realitasnya di lapangan. Metode yang paling umum biasanya umpan balik yang diperlukan dari pebandingan biaya total suatu work order dengan biaya yang diperkirakan sebelumnya atau total manhours yang dihabiskan dibandingkan manhours estimasi.

Hal – hal yang berhubungan dengan penjadwalan pelaksanaan perawatan:

• Prioritas

o Memastikan bahwa work order yang paling dibutuhkan mendapat jadwal yang pertama.

Backlog

o Memberikan scheduler altenatif-alternatif penugasan ketika work order yang telah dijadwalkan tidak dapat dikerjakan.

(11)

28

o Meliputi perkiraan manhours yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, dikategorisasikan berdasarkan keahlian.

• Laporan

Laporan yang digunakan untuk merencanakan dan menjadwalkan: • Maintenance schedule

Backlog report Production schedule

The Worksheet dan Service Ticket

\

(12)

29

Gambar 2.1 proses penjadwalan pemeliharaan Teknik penjadwalan pemeliharaan ada 2 antara lain

1. Critical Path Method (CPM)

Critical Path Method (CPM) dikembangkan oleh dua kelompok yang berbeda-beda secara simultan pada waktu yang bersaman (1956 – 1958). CPM pertama-tama dikembangkan oleh E.I du Pont de Nemours Company sebagai terapan untuk proyek kontruksi, kemudian dilanjutkan oleh Mauchly associates.

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada Critical Path Method (CPM) adalah sebagai berikut :

• Mendefinisikan proyek dan menguraikan semua aktivitas. Identify activities Identify activity depend encies Estimate resources for activities Allocate people to activities Create project chart Activity charts Bar charts Software requirements

(13)

30

• Membuat keteterkaitan antara masing –masing aktivitasnya. Prioritaskan aktivitas mana yang harus didahului dan mana yang harus mengikuti yang lain.

• Menggambarkan jaringan yang menghubungkan semua aktivitas.

• Membebankan estimasi waktu dan atau biaya ke masing-masing aktivitas.

• Hitunglah jalur waktu paling panjang yang melalui jaringan itu, ini disebut dengan jalur kritis.

• Gunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pegendalian proyek.

Critical Path Method (CPM) sangatlah memiliki peranan penting, karena kedua metoda tersebut bisa menjawab segala pertanyaan yang akan timbul dari suatu proyek. Adapun pertanyaan-pertanyaaan itu adalah sebagai berikut:

• Kapan keseluruhan proyek akan dapat diselesaikan.

• Apakah aktivitas kritis atau tugas-tugas dalam proyek akan menunda keselurahan proyek.

• Apakah aktivis non kritis yaitu pekerjaan-pekerjaan yang bisa berjalan terlambat tanpa menunda penyelesaian keseluruhan proyek.

(14)

31

• Probabilitas apa yang akan membuat proyek itu diselesaikan pada tanggal tertentu.

• Pada suatu tanggal tertentu, apakah proyek sesuai jadwal, dibelakang jadwal atau didepan jadwal.

• Pada suatu tanggal yang telah ditentukan, apakah jumlah uang yang akan dibelanjakan itu sama, kurang dari atau lebih besar dari jumlah yang telah ditentukan.

• Apakah ada sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan proyek tepat pada waktunya.

• Jika proyek harus diselesaikan dalam jangka waktu yang lebih singkat, cara apa yang paling baik untuk menyelasaikan proyek tersebut dengan biaya yang sekecil mungkin.

Simbol Dalam CPM (Critical Path Method)

Dalam Metode jalur kritis/CPM (Critical Path Method) waktu melaksanakn kegiatan dianggap sudah pasti dan untuk menentukan jalur kritis perlu dibuat diagram jaringan kerja dengan menggunakan simbol-simbol sebagai berikut:

• Anak panah (arrow), menyatakan sebuah sebuah kegiatan atau aktivitas. Diatas anak panah ditulis simbol kegiatan, sedangkan dibawah anak panah ditulis waktu kegiatan.

(15)

32

\Gambar 2.2 simbol anak panah

• Lingkaran kecil (nodle), menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa. Dalam diagram jaringan kerja dimungkinkan terdapat lebih dari satu peristiwa, tapi diantara dua peristiwa hanya boleh ada satu kegiatan.

Gambar 2.3 simbol lingkaran

• Anak panah putus-putus menyatakan kegiatan semu atau dummy. Dalam kegiatan jaringan kerja, kegiatan semu atau dummy boleh ada boleh tidak, kegiatan ini dimunculkan untuk menghindari diantara dua peristiwa terdapat dua peristiwa.

Gambar 2.4 simbol garis putus-putus

(16)

33

Diagram anak panah mengambarkan keterkaitan antara kegiatan atau aktivitas proyek. Suatu anak panah biasanya dipergunakan untuk mewakili suatu kegiatan dengan ujungnya menunjukkan arah kemajuan proyek. Hubungan suatu kegiatan dengan kegiatan yang terjadi sebelumnya ditunjukkan oleh adanya kegiatan. Yang dimaksud dengan kejadian ialah saat yang menggambarkan permulaan atau pengakhiran suatu kegiatan, sedangkan kegiatan merupakan elemen pekerjaan yang memerlukan waktu. Logika ketergantungan kegiatan dinyatakan sebagai berikut :

1. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai, maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut

B C

Gambar 2.5 Gambar logika ketergantungan antara kegiatan A dan kegiatan B

Kegiatan A bisa juga ditulis (1,2) dan kegiatan B (2,3)

2. Jika kegiatan C, D dan E harus selesai sebelum kegiatan F dapat dimulai, maka:

C

1 2 3

(17)

34

D D F E

Gambar 2.6 Gambar logika ketergantungan antar kegiatan C, D dan E Kegiatan Semu ( Dummy Activities )

Untuk menyusun suatu kegiatan yang bisa memenuhi ketentuan-ketentuan diatas maka kadang-kadang kegiatan semu (dummy activities). Kegiatan semu adalah bukan kegiatan yag dianggap sebagai kegiatan, hanya saja tanpa memerlukan waktu, biaya dan fasilitas. Adapun kegunaan daru kegiatan semu antara lain sebagai berikut:

Untuk menghindari terjadinya dua buah kejadian yang dihubugkan oleh lebih dari satu kegiatan (sejajar). Seperti pada gambar berikut :

P Q R

Gambar 2.7 Gambar logika ketergantungan antar kegiatan P,Q dan R yang salah.

2

3

4 3

(18)

35

Karena gambar diatas berarti bahwa kegiatan (31,32) itu adalah kegiatan P atau Q atau R. Untuk membedakan ketiga kegiatan itu, maka harus digunakan dummy sebagi berikut :

P P

Q atau R Q

R

Gambar 2.8 Gambar logika ketergantungan antar kegiatan P,Q dan R yang benar

Kegiatan: P = (31, 32) P = (32,34) Q = (31, 34) Q = (31, 34) R = (31, 33) R = (33, 34)

2. Untuk menunjukkan urutan-urutan kegiatan yang tepat. Seperti pada gambar berikut dibawah ini:

K M

L N

Gambar 2.9 Gambar logika ketergantungan antar kegiatan K,L,M dan N yang salah. 32 33 31 34 32 33 31 34 2 3 5 6 4

(19)

36

Gambar diatas menunjukkan hubungan yang salah, sebab seolah-olah kegiatan N harus didahului kegiatan K dan kegiatan M harus didahului oleh kegiatan L, padahal tidak demikian. Untuk menghindari kesalahan ini dapat digunakan kegiatan semu.

K M

L N

Gambar 2.10 Gambar logika ketergantungan antar kegiatan K, L, M dan N yang benar.

3. Untuk memenuhi ketentuan, dimana suatu network haurs dimulai oleh satu kejadian dan diakhiri oleh satu kejadian, kadang-kadang harus ditambahkan satu kejadian semu pada awal suatu network, satu kejadian semu pada akhir network, dan kegiatan-kegiatan semu yang meghubungkan kejadian awal atau akhir dengan kejadian-kejadian didalam network, apabila network dimulai atau diakhiri oleh beberapa kejadian. Seperti gambar dibawah ini: A B B C C 2 3 5 4 7 6 1 3 4 2

(20)

37

Gambar 2.11 Gambar logika ketergantungan antar kegiatan K,L,M dan N yang benar.

Dalam pelaksanaannya, simbol-simbol ini digunakan eengan mengikuti aturan-aturan sebagai berikut :

• Diantara dua kejadian yang sama, hanya ada boleh digambarkan satu anak panah.

• Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor.

• Aktivitas hanya mengalir dari kejadian bernomor rendah ke kejadian bernomor tinggi.

• Diagram hanya memiliki sebuah initial event dan sebuah terminal event.

Penentuan Waktu

Setelah network suatu proyek dapat digambarkan, langkah berikutnya adalah mengestimasi waktu yang diperlukan untuk masing-masing aktivitas, dan menganalisis seluruh diagram networkutnuk menentukan waktu terjadinya masing-masing kejadian.

Dalam mengestimasi dan menganalisa waktu ini, akan didapatkan satu atau beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada network tersebut yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut lintasan kritis (critical path). Disamping lintasan kritis

(21)

38

ini terdapat lintasan-lintaan lain yang mempunyai jangka waktu yang lebih pendek daripada lintasan kritis. Dengan demikian, maka lintasan yang tidak kritis ini tidak mempunyai waktu untuk bisa terhambat, yang dinamakn float. Float memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah netwiork, dan ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam praketk. Float ini terbagi atas dua jenis, yaitu total float dan free float. Notasi yang digunakan

Untuk memudahkan perhitungan penentuan waktu ini digunakan notasi-notasi sebagai berikut:

• TE = saat tercepat terjadinya kejadian (earliest event occurance time)

• TL = saat paling lambat terjadinya kejadian (latest event occurance time)

• ES = saat tercepat dimulainya aktivitas (activity start time)

• EF = saat paling lambat diselesaikannya aktivitas (earliest activity start time)

• LS = saat paling lambat dimulainya aktivitas (latest activity start time)

• LF = saat paling lambat diselesaikannya aktivitas (latest activity finish time)

(22)

39

• T = waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas (activity duration time)

• S = total slack/ total float

• SF = free slack/ free float

Asumsi dan Cara Perhitungan

Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu ini digunakan tiga buah dasar yaitu:

• Proyek hanya memiliki satu initial event dan terminal event.

• Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke nol.

• Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah TE = TL.

Adapun cara perhitungan yang harus dilakukan terdiri dari dua cara yaitu perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (back computation). Pada perhitungan maju, perhitungan bergerak dari initial event menuju terminal event. Sedangkan pada perhitungan mundur perhitungan bergerak dari terminal event menuju initial event. Untuk melakukan perhitungan maju dan perhiutngna mundur diperlukan lingkaran event yang terbagi atas tiga bagian yaitu :

a b c

(23)

40 Gambar 2.12 lingkaran event

a = ruang untuk nomor kejadian.

b= ruang untuk menunjukkan saat paling cepat terjadinya kejadian (TE), yang juga merupakan hasil perhitungan maju.

c= ruang untuk menunjukkan saat paling lambat terjadinya kejadian (TL), yang juga merupakan hasil perhitungan mundur.

Perhitungan Maju

Ada tiga langkah yang dilakukan pada perhitungan maju, yaitu: 1. Saat tercepat terjadinyan inial event ditentukan pada hari ke nol sehingga untuk initial event berlaku TE = 0. (Asumsi ini tidak benar untuk proyek yang berhubungan dengan proyek-proyek lain.

2. Kalau initial event terjadi pada hari ke nol, maka : (i,j)

t ES (i,j) = TE (j) = 0

ES (i,j) = ES (i,j) + t(i,j) = TE (j) + t (i,j)

3. Event yang menggabungkan beberapa aktivitas (merge event). i

c

j

(24)

41 TL TK EF (i1,j) EF (i2,j) EF (i3,j)

Sebuah event hanya dapat terjadi jika aktivitas-aktivitas yang mendahuluinya telah diselesaikan. Maka saat paling cepat terjadinya sebuah event sama dengan nilai terbesar dari saaat tercepat untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas yang berakhir pada event tersebut.

TE (j) = max (EF (i1,j), EF (i2,j),..., ef (in,j)) Perhitungan Mundur

Seperti halnya pada perhitungan maju pada perhitungan mundur juga terdapat tiga langkah, yaitu :

1. Pada terminal event berlaku TL = TE

Saat paling lambat untuk memulai suatu aktivitas sama dengan saat paling lambat untuk menyelesaikan aktivitas itu dikurangi dengan durasi aktivitas tersebut. (i,j) j TE t i

(25)

42 LS = LE – t

LF (i,j) = TL, dimana TL = TE Maka :

LS (i,j) = TL (j) – t (i,j)

2. Event yang mengeluarkan beberapa aktivitas (burst event)

LS (i1,j) LS (i2,j) LS (i3,j)

Setiap aktivitas hanya dapat dimulai apabila event yang mendahuluinya telah terjadi. Oleh karena itu, saat paling lambat terjadinya sebuah event sama dengan nilai terkecil dari saat-saat paling lambat untuk memulai aktivitas-aktivitas yang berpangkal pada event tersebut.

TL(j) = min (LS(i,j),LS(i2,j),..., LS(in,j) Perhitungan Kelonggaran Waktu

Setelah perhitungan maju dan perhitungan mundur selesai dilakukan kelonggaran waktu dari aktivitas (I, j), yang terdiri dari total float (S) dan free float (SF). Total float adalah jumlah waktu dimana waktu penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara keseluruhan. Total float dapat dihitung dengan cara mencari selisih antar saat paling cepat dimulai aktivitas (LS-ES), atau

(26)

43

mencari selisih antara saat paling lambat diselesaikannya aktivitas dengan saat paling cepat diselesaikannya aktivitas (LS-EF).

Jika akan menggunakan persaam S = LS – ES, maka total float aktivitas (i,j) adalah :

S(i,j) = LS9i,j) – ES(i,j)

Dari perhitungan mundur kita tahu bahwa LS(i,j) = TL(,j) – t(i,j). Sedangkan dari perhitungan maju ES(i,j) = TE(i,j).

Maka :

S(i,j) = TL(i,j) – t(i,j) – TE(i)

Jika akan menggunakan persamaan S = LF – EF, maka total float aktivitas (i,j) adalah : S(i,j) = LF9i,j) – EF(i,j)

Dari perhitungan maju kita tahu bahwa EF(i,j) = TE(j) + t(i,j) Sedangkan dari perhitungan mundur LF(i,j) = TL(j), maka : S(i,j) = TL(j) – TE(j) – t(i,j)

Dan yang dimaksud dengan free float adalah jumlah waktu dimana penyelesaian suatu aktivitas dapat diukur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya aktivitas yang lain atau saat paling tercepat terjadinya event lain pada network. Free float aktivitas (i,j) ihitung dengan ara mencari selisih antara saat tercepat terjadinya event diujung aktivitas dengan saat tercepat diselesikannya aktivitas (i,j) tersebut.

(27)

44

Dari perhitungan maju didapat EF(i,j) = TE(j) + t(i,j), maka :SF(i,j) = TL(j) – TE(j) – t(i,j)

2.5 Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)

Suatu lintasan adalah rangkaian dari sejumlah kegiatan yang dimulai dari kejadian awal dan berhenti pada kejadian akhir. Berdasarkan ketentuan ini maka definisi jalur kritis dapatlah ditetapkan sebagai berikut :

• Suatu jalur dimana tiap kejadian pada jalur tersebut mempunyai waktu kejadian paling lambat, maka jalur tersebut jalur kritis.

• Jumlah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu jalur kritis sama dengan jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proyek.

• Semua kegiatan yang terletak di jalur kritis disebut kegiatan kritis.

Ketentuan-ketentuan lainnya adalah:

• Jalur kritis dapat juga melalui kegiatan dummy atau kegiatan semu.

• Jalur kritis dapat terdiri dari beberapa jalur.

• Waktu penyelesaian suatu kegiatan kritis tidak boleh melebihi waktu yang sudah ditentukan, karena keterlambatan dapat memperpanjang waktu penyelesaian seluruh proyek.

(28)

45

Metode Jalur kritis menggambarkan suatu proyek dalam bentuk network dengan komponen aktivitas-aktivitas. Agar metode ini dapat diterapkan maka suatu proyek harus memiliki ciri sebagai beikut:

• Kegiatan suatu proyek harus ada waktu mulai dan waktu akhir.

• Kegiatan dapat dimulai atau diakhiri dan dilaksanakan secara terpisah dalam suatu rangkaian tertentu.

• Kegiatan dapat diatur menurut rangkaian tertentu.

Jalur kritis digunakan untuk mengetahui kegiatan yang memiliki kepekaan sangat tinggi atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang sangat tinggi (kegiatan kritis). Dan jika kegiatan kritis ini mengalami keterlambatan maka akan memperlambat penyelesaian proyek secara keseluruhan, oleh karena itu mempercepat waktu penyelesaian kegiatan kritis akan mempercepat penyelesaian proyek secara keseluruhan.

GANTT CHART

Gantt chart (bar graph) menunjukkan kapan setiap aktivitas dimulai dan berakhir, serta siapa yang bertanggung jawab.Digunakan sebagai standard tools pada pemeliharaan, proyek, dan penjadwalan produksi. Dapat digunakan untuk penjadwalan short range,

Perbedaan Penggunaan • CPM : untuk planning

(29)

46

Keduanya dapat secara otomatis dibuat dari project management software

2 Tipe Penjadwalan: • Forward scheduling

Memulai jadwal sesegera mungkin setelah persyaratan diketahui.

• Backward scheduling

Jadwal disusun dari belakang ke depan berdasarkan due date dari operasi yang terakhir.

Gambar 2.13 tipe penjadwalan

Status dari pekerjaan dapat dihitung dengan menggunakan dua cara, yaitu menggunakan:

• Persentase waktu sebenarnya dengan waktu yang tertera pada jadwal.

T

T

o

o

d

d

a

a

Due Date

B

B

E

E

F

F

o

o

r

r

w

w

a

a

r

r

d

d

S

S

c

c

h

h

e

e

d

d

u

u

l

l

i

i

n

n

g

g

T

T

o

o

d

d

a

a

Due Date

B

B

E

E

B

B

a

a

c

c

k

k

w

w

a

a

r

r

d

d

S

S

c

c

h

h

e

e

d

d

u

u

l

l

i

i

n

n

g

g

Gambar

Gambar 1 : Reveals ideal quantity of maintenance
Gambar 2.1 proses penjadwalan pemeliharaan  Teknik penjadwalan pemeliharaan ada 2 antara lain
Gambar 2.6 Gambar logika ketergantungan antar kegiatan C, D dan E  Kegiatan Semu ( Dummy Activities )
Gambar 2.9 Gambar logika ketergantungan antar kegiatan K,L,M dan N  yang salah.  32 33 31  34 32  33 31 34 2  3 564
+3

Referensi

Dokumen terkait

Oksida Aurivillius hasil sentesis pada semua parameter sifat feroelektrik menunjukkan bahwa semakin bertambah jumlah lapis oktahedral senyawa oksida Aurivillius dalam

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Walaupun disudutkan secara tidak langsung oleh pihak lain, akan tetapi dengan kebesaran hati dan tidak terlepas dari rasa persatuan kebangsaan Muhammadiyah tetap

Labuhanbatu Laporan Kegiatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Daops 02 Labuhanbatu Senin, 23 Januari 2017. KEGIATAN HARIAN  Apel Pagi,  Kebersihan Lingkungan 

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap modifikasi dan karakterisasi tepung jagung native serta tepung jagung HMT, penentuan pengaruh substitusi

Petak teras bangku, tumpuan batuan dan bambu untuk membentuk dan memperkuat tanah, saluran irigasi (sumber air), saluran pembuangan, bangunan pengawas dengan etika eco-design,

Nama- nama calon petugas yang lolos seleksi administrasi dan berhak mengikuti ujian tertulis dan wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.. Jadwal dan tempat pelaksanaan tes