• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The Energetic Pieces of Classical Guitar: resital gitar T1 852009029 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The Energetic Pieces of Classical Guitar: resital gitar T1 852009029 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Resital adalah pertunjukan musik yang direncanakan, disiapkan, dan ditampilkan secara mandiri atau dengan bantuan orang lain. Resital gitar klasik merupakan ujian akhir yang wajib dilakukan oleh mahasiswa yang mengambil konsentrasi Penyajian Musik. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan repertoar yang akan dibawakan, yaitu: 1) tingkat kesulitan; 2) periode musik; dan 3) genre. Repertoar yang dibawakan dipilih dari periode Barok, Klasik, Romantik, dan Modern.

Judul resital yang dipilih penyaji adalah “The Energetic Pieces of

Classical Guitar”, dapat diartikan sebagai kumpulan karya yang bersemangat dan berenergi. Pemilihan judul ini merupakan sebuah tantangan bagi penyaji karena membutuhkan ketrampilan, stamina, dan konsentrasi yang akan menguras energi serta dibutuhkan mental yang baik guna memberikan kualitas konser gitar tunggal yang maksimal kepada pendengar. Selain menjadi tantangan, judul ini juga menjadi motivasi dalam memacu semangat untuk lebih giat dalam berlatih, dan diharapkan dapat memberi kesan yang mendalam bagi penonton, secara khusus bagi musisi lainnya dengan konsentrasi penyajian musik.

Berikut ini akan dipaparkan pemilihan repertoar yang akan dibawakan

pada saat konser, yaitu: “Prelude, Fugue dan Allegro” karya Johann Sebastian

Bach, “Etude No.11” karya Heitor Villa Lobos, “Grand Solo Op. 14” karya

Fernando Sor, “Saudade No.3” karya Roland Dyens, “Cadiz” dan “Sevilla”

karya Issac Albeniz.

(2)

memiliki tiga bagian yaitu Prelude, Fugue dan Allegro. Prelude merupakan bagian pertama dari karya ini yang juga menjadi bagian pembuka. Karya ini

mempunyai banyak kesamaan dengan Well-Tempered Clavier (buku kedua

yang berasal pada waktu yang sama dengan komposisi ini), dengan banyak teknik penjarian arpeggio, dan diselingi jeda pada gerakan melodi ketika

menjelang coda dan juga pemakaian suspensi. Fugue adalah salah satu dari

tiga yang ditulis Bach dalam bentuk Ternary, dengan pengulangan yang sama

dari bagian pembukaan kontrapung dan memfokuskan tekstur yang kontras

pada bagian tengah. Allegro terdiri dari dua bagian dengan not

seperenambelas. Bagian ketiga yang merupakan bagian akhir dari karya ini

memiliki tempo yang cepat dan bersemangat. Prelude, Fugue dan Allegro

ditranskripsi ke gitar dengan tangga nada D mayor sebagai nada dasar, dan

pada senar keenam diturunkan menjadi nada D (scordatura).1

Etude No. 11 karya Heitor Villa Lobos merupakan salah satu bagian dari

duabelas etude Villa Lobos yang disebut Os Doze Estudos. Nuansa komposisi

pada ke duabelas etude-nya ini dipengaruhi langsung dari impresionisme

Perancis dan diimbangi dengan teknik yang biasa digunakan dalam musik Choro2.Style serta struktur pada etude No. 11 Villa Lobos pada umumnya sama dengan Etude No. 4, 7 dan 12, yang mengandung suara-suara ambigu

serta kontrasnya daerah tonal yang datar dan sangat tajam. Karya ini adalah

hasil sintesis dari kedua pengaruh budaya yang berbeda dan menjadi sebuah gaya yang unik serta tidak hanya membawa Villa-Lobos sebagai seorang komponis yang matang, tetapi juga mengangkat instrumen gitar sebagai instrumen solo yang mampu menampilkan karya seni yang tinggi.

Tahun 1886 merupakan sebuah batu loncatan bagi Isaac Albeniz untuk

konser utamanya di Madrid, dan menyelesaikan tiga potongan “Suite

Espanola” antara lain “Granada”, “Cataluna” dan “Sevilla”. Suite Espanola

1 Scordatura yaitu perubahan nada dari tuning standar.

2 Choro adalah Genre musik populer Brasil pada abad ke-19 di Rio de Janeiro. Musik ini

(3)

No.1, Op. 47 ini merupakan suite untuk piano yang ditulis pada tahun 1886-87 dan didedikasikan kepada Ratu Inggirs. Karya asli dari Suite Espanola memiliki empat potongan lagu dan kemudian dipublikasikan kembali pada

1912 setelah Albeniz meninggal dengan ditambahkannya “Cadiz”,

“Asturias”, “Aragon” dan “Castilla” .Karya ini menggambarkan wilayah geografis kota-kota di Spanyol yang beberapa diantaranya merupakan musik

tarian. Pada kesempatan ini penulis akan membawakan dua karya dari Suite

Espanola, Op. 47 karya Issac Albenis yaitu, Sevilla dan Cadiz.

Sevilla (Sevillanas) no.3 aus Suite Espanola” karya Isaac Albeniz. Albeniz adalah seorang komponis jaman Romantik serta pianis kelahiran Spanyol. Karya ini gabungan dari Suite Espanola yang dalam suite tersebut

terdapat 8 movement. Penampilan perdana “Sevilla (Sevillanas) no.3 aus Suite

Espanola” Albeniz ini menggunakan alat musik piano pada tahun 1885. Karya ini diaransemen untuk instrumen piano dan telah di transkrip ke gitar oleh Fransisco Tarrega. Lagu ini merupakan lagu tarian rakyat “Sevillanas”, yang juga merupakan salah satu iringan perlombaan adu banteng di Spanyol (Paul J. Hirsley). Lagu ini menggunakan tempo tiga per empat, bermodulasi dari tangga nada G Mayor ke Es Mayor kemudian ke D Mayor. Ekspresi yang

digunakan pada lagu ini adalah “Vivo Energico” yang berarti penuh semangat

serta menggunakan tuning yang berbeda pada senar 6 in D dan senar 5 in G.

Cadiz mencirikan musik “Cancion” yang merupakan sebuah lagu

bergenre pop dari Amerika Latin di Kuba. Musik ini ditulis oleh penduduk Kreol yang menentang hirarki pemerintah. Cadiz awalnya ditulis untuk instrumen piano dan telah ditranskrip ke instrumen gitar oleh Miguel Llobet. Karya ini merupakan salah satu karya yang penting antara repertoar gitar

lainnya, dan lebih sering dimainkan pada instrumen gitar. Style musik Cadiz

(4)

melodi menggambarkan suasana yang sedih dan perlahan tempo berubah menjadi “tiba-tiba cepat” dan diikuti dengan dinamika. Lagu ini diakhiri

dengan pengulangan movement pertama dengan tonika awal dan

disempurnakan dengan coda.

Sonata pertama Fernando Sor, The Single-Movement Sonata Prima ( yang

kita ketahui sebagai “Grand Solo, Op. 14” dan dengan sebutan lainnya di

Spanyol pada tahun 1806 sebagai “Grand Sinfonia”), dimunculkan pada

Castro’s Journal de Musique Entragere la Gutare ou Lyre di paris sekitar

tahun 1802 dan 1814. Style musik pada Sonata Prima atau Grand Solo, Op. 14

ini sangat banyak menampilkan style dari “Grande overture” ( kombinasi dari

gaya overture dan konserto), dengan banyak teknik pengulangan, Sonourus

(suara yang nyaring), D- scordatura tuning (teknik mengubah tuning normal

alat musik berdawai untuk menghasilkan efek tertentu dalam musik instrumental atau pelarasan tali alternatif), antusiasme teater dan humor. Pada

pembukaan lagu ini terdiri dari Head-motive singkat dengan tempo yang

lambat dan diikuti dengan gerakan irama yang mulai bergerak cepat dan bersemangat. Pada bagian transisi sangat berirama dan biasanya dibangun oleh satu atau beberapa motif. Pada tema kedua sangatlah ramai, lincah, dan

bersemangat (sebuah Cimarosa overture sering mengandung dua tema, pada

bagian kedua lebih berirama daripada melodi). Pada tahap pengembangan dimulai dengan sebuah modulasi yang menonjol dan berfungsi sebagai

kontrasnya area tonalitas dari sebelumnya. Pada bagian coda terdiri dari

serangkaian nada yang diperluas dari beberapa codetta yang sudah akrab pada

masa itu.

Kata “Saudade”yang digunakan oleh Roland Dyens berasal dari Brazil.

Oleh karena itu, karya “Trois Saudade” Roland Dyens dipengaruhi oleh

musik populer Brazil. Kata Saudade digunakan sebagai sebuah ekspresi sedih

atau menyesal yang biasanya ekspresi ini ditujukan bagi warga Brazil yang

merindukan kampung halamannya. Saudade No. 3 karya Roland Dyens

merupakan bagian ketiga dari “Trois Saudade” yang didedikasikan untuk

(5)

No. 3, dediee a Francis Kleynjans”. Gaya musik pada karya ini mengandung

modus Mixolydian dan tonika pada nada D dan difasilitasi oleh Scordatura

(pada senar keenam diturunkan menjadi nada D). Bagianpertama pada karya

ini adalah “Rituel” yang banyak mengandung ketidaktentuan ritmis dan lebih

menonjolkan kecepatan teknik “Accelerando” dengan teknik berimprovisasi.

Pada bagian kedua, “Danse” adalah sebuah ritmis tradisional Brazil yang

dikontraskan pada senar bas serta melodi lebih bergerak bebas dan stabil. Pada

bagian ketiga, “Fate and Final” dimulai dengan pergantian sukat menjadi 4/4,

menjadi lebih lambat dari sebelumnya.3

B. Tujuan

Tujuan resital adalah untuk menampilkan repertoar-repertoar dari ke empat zaman yang berbeda dengan ciri dan warna musik dari masing-masing karya tersebut.

C. Manfaat

1. Menerapkan ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan, melatih

kemampuan dan mental penyaji, serta menambah referensi repertoar musik gitar bagi para pendengar.

2. Menghasilkan sebuah resital yang memenuhi standar penyajian seni musik

pada tingkat sarjana.

3. Memberikan kontribusi bagi pendidikan seni musik di Fakultas Seni

Pertunjukan UKSW, resital dan karya tulis ini juga bermanfaat sebagai acuan baik untuk melakukan penelitian lebih lanjut maupun resital tugas akhir bagi mahasiswa yang akan menempuh minat penyajian musik.

D. Daftar Repertoar

Daftar dan urutan repertoar yang akan dibawakan pada saat ujian resital di bawah ini tidak berdasarkan urutan zaman dalam musik klasik. Alasan

3 Electronic Theses, Treatises and Dissertation, Beavers, Sean “Homage in the Solo Guitar

(6)

penulis dalam menyusun dan memainkan repertoar yang akan ditampilkan bertujuan untuk mengatur stamina.

1. “Etude No.11” karya H.Villa Lobos.

2. “Prelude, Fugue dan Allegro BWV 998” karya Johann Sebastian Bach. 3. “Grand Solo Op. 14” karya Fernando Sor.

4. “Sevilla” karya Isaac Albeniz. 5. “Cadiz” karya Isaac Albeniz.

6. “Saudade No.3”karya Roland Dyens.

E. Pelaksanaan Resital

1. Waktu

Rabu, 27 Juli 2016 Pukul 18.00 WIB

2. Tempat

Resital Hall, FSP UKSW

3. Metode pelaksanaan

18.10-18.15 : Pembukaan oleh MC 18.15-18.20 : Doa Pembukaan 18.25-19.35 : Sesi I

19.00-19.10 : Jeda 19-10-19.35 : Sesi II

19.35-19.40 : Penutupan oleh MC 19.40-19.45 : Doa Penutup

4. Pengorganisasian

Ketua : Deni Praharyo

Seksi Acara : Frisen Monim

Seksi Perlengkapan : Adya Nadira Arzak

Mario Putra Permana Ainsten Peiter Tahalea Randy Lesilolo

(7)

Francklyn Christian Kakisina Hezron Yuniaz

Stage Manager : Benidiktus Candra

Seksi Pubdok : Ulrich Setya Ambara

Stenly Leo Richardo Kakisina Randy Laurenz Ruhulessin

Seksi Konsumsi : Senda Lana Matulessy

Referensi

Dokumen terkait

Dengan terselesaikannya buku laporan Tugas Akhir ini, kami berharap semoga buku ini dapat membawa manfaat pembaca pada umumnya dan juga bagi kami pada khususnya serta semua pihak

Sebuah Web service dapat dinyatakan dalam bentuk sebuah model pasangan 6 buah tuple, dengan komponen tuplenya adalah: Nama dari layanan (service), mempunyai identifier

MAHASISWA JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA. RANCANG BANGUN TOKO SEPEDA ONLINE MENGGUNAKAN PHP

[r]

This calls for integrated modelling of the links between wet- land ecology (characteristics, structure, processes and functioning) and wetland economics (the de- mand for the goods

Three criteria are established: first, the use of wetlands for nitrogen abatement must not in- crease the variability of total nitrogen emissions; second, the abatement capacity

Hasil uji interaksi dari aplikasi linier berganda menunjukkan bahwa tingkat exposure pada aktivitas marketing communication UAJY berpengaruh secara signifikan terhadap minat

Bagaimana wujud rancangan Kompleks Sarana Pernikahan di Yogyakarta yang mewadahi kegiatan pernikahan yang mentransformasikan suasana romantis dan alami melalui