• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR PETISAH KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR PETISAH KOTA MEDAN."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR PETISAH

KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister

Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh :

LIA FATHMAWATY HARAHAP

NIM : 8146162010

PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN M E D A N

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Lia Fathmawaty Harahap. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang di Pasar Petisah Kota Medan. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh modal usaha, lama usaha, lokasi usaha dan jam kerja terhadap pendapatan pedagang pasar Petisah Kota Medan.Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh modal usaha, lama usaha, lokasi usaha dan jam kerja terhadap pendapatan pedagang pasar Petisah Kota Medan. Menggunakan data primer dengan populasi adalah pedagang pasar Petisah Kota Medan serta dengan teknik pengambilan sampel atas responden dilakukan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, variabel yang digunakan menjelaskan variabel pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota Medan menunjukkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis. Modal usaha dan lokasi berpengaruh positif dan signifikan sedangkan lama usaha dan jam kerja usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota Medan pada hari biasa dan hari libur. Sedangkan pada secara agregat, lokasi usaha sebesar 0,29%, lama usaha 1,03% dan jam kerja usaha 0,40% berpengaruh positif dan signifikan sementara modal usaha tidak signifikan mempengaruhi pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota Medan. Disamping itu hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel terbesar terhadap pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota Medan pada hari biasa dan hari libur adalah modal usaha sedangkan variabel terbesar terhadap pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota Medan secara agregat adalah variabel jam kerja usaha.

Kata Kunci : Pendapatan, UMKM, Mikro, Modal Usaha, Lokasi Usaha, Lama

(6)

ABSTRACT

Lia Fathmawaty Harahap. Analysis of Factors Affecting Revenue Petisah Market Traders in Medan. Medan State University Graduate Program, 2017.

This study aimed to determine and analyze the influence of venture capital, the old business, business location and business hours of the income market traders Petisah Medan.One sector that plays an important role in the national economy due to its contribution to employment and Gross Domestic Product (GDP) could exceed the contribution large businesses are micro, small and medium enterprises (UMKM).The results showed that, the variables used to explain the variable income market traders Petisah Medan orientate effect consistent with the hypothesis.Venture capital and location of positive and significant effect, while long working hours of business enterprises and no significant effect on earnings Petisah market traders in Medan on weekdays and holidays While on an aggregate basis 0,29%,, business location 1,03%%, business and long working hours effort positive and significant effect while venture capital does not significantly affect revenue Petisah market traders in Medan.Besides, the results show that the biggest variable effect on revenue Petisah market traders in Medan on weekdays and holidays is the largest venture capital while variable income market traders Petisah against the city of Medan in the aggregate is variable working hours of business

Kata Kunci : Revenue, UMKM, Micro, Venture Capital, Business Location, Lama

Enterprises and Business Working Hours.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat merampungkan penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pasar Petisah Kota Medan.”

Selama penyusunan tesis ini, penulis banyak sekalin mendapat masukan, bimbingan dan arahan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom,M.Pd,Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dr. Fitrawaty, M.Si, Ketua Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Medan sekaligus sebagai Penguji,dan Bapak Dr. M. Fitri Ramadhana, M.Si Sekretaris Magister Ilmu ekonomi sekaligus sebagai Penguji, yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan saran bagi penulis dalam penyelesaikan tesis ini.

4. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si, Pembimbing I, dan Bapak Dr. Rahmanta Ginting, M.Si, Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan saran bagi penulis dalam penyelesaian tesis ini. 5. Bapak Dr. Arwansyah, M.Si sebagai penguji yang telah banyak memberikan

masukan yang sangat berharga bagi Penulis.

(8)

Fathir Dymitri yang selalu setia memberikan dukungan, doa dan waktunya untuk penulis..

7. Bapak Kepala PD.Pasar Petisah Medan, teman – teman Mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi Angkatan 2014, Teman – teman kantor P2T di BAUK UNIMED.

Penulis masih mengharapkan masukan maupun kritikan yang membangun dalam penelitian tesis ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa karya belumlah sempurna, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, pemerintah dan masyarakat.

Medan, 28 Januari 2017 Penulis,

Lia Fathmawaty Harahap

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 13

1.3. Tujuan Penelitian ... 13

1.4. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 16

2.1. Kerangka Teoritis ... 16

2.1.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ... 16

2.1.2. Teori Pasar ... 22

2.1.3. Teori Pendapatan ... 25

2.1.4. Modal Usaha/ Modal Kerja ... 29

2.1.5. Lama Usaha ... 31

2.1.6. Lokasi Usaha ... 34

2.1.7. Jam Kerja ... 35

2.1.8. Keterkaitan / Relevansi Antar Variabel Yang Diteliti ... 37

2.2. Penelitian Terdahulu ... 38

2.3. Kerangka Penelitian ... 40

2.4. Hipotesis Penelitian ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

3.1. Dsign Penelitian ... 44

3.2. Lokasi Penelitian ... 44

3.3. Populasi dan Sampel ... 44

3.4. Sumber dan Jenis Data ... 45

3.5. Metode Pengumpulan Data ... 46

3.6. Model Analisis ... 47

3.6.1. Analisis Deskriptif ... 47

3.6.2. Analisis Regresi ... 47

3.6.3. Pengujian Hasil Persamaan Regresi ... 48

(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 52

4.2. Deskriptif Data ... 54

4.3. Hasil Uji Model ... 57

4.3.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 57

4.3.2. Uji Serempak (F-Statistik) ... 58

4.3.3. Estimasi Model ... 59

4.4. Pembahasan ... 62

4.4.1. Pengaruh Modal Usaha Terhadap Pendapatan .. 62

4.4.2. Pengaruh Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan .. 64

4.4.3. Pengaruh Lama Usaha Terhadap Pendapatan .... 66

4.4.4. Pengaruh Jam Kerja Usaha Thdp Pendapatan ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

5.1. Kesimpulan ... 71

5.2. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN ... 79

(11)

DAFTAR TABEL

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Angket Uji Coba ... 79

2 Data Penelitian ... 84

3 Data Hasil Olahan ... 89

4 Hasil Estimasi Model ... 94

5 Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing Tesis ... 96

6 Surat Undangan Ujian Tesis... 97

7 Surat Izin Penelitian Lapangan ... 98

8 Surat Rekomendasi Penelitian... 99

9 Riwayat Hidup ... 100

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya perubahan dalam aliran-aliran baru yang menyangkut arus pendapatan dan manfaat (benefit) kepada masyarakat lokal, regional, bahkan sampai tingkat nasional. Program pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat-manfaat yang positif atau negatif kepada masyarakat, terutama kepada mereka yang tinggal di dekat sekitar kegiatan ekonomi sebagai penerima akibat (dampak) dari program pembangunan yang bersangkutan. Komunitas lokal harus mencari atau mendapat peluang agar terjadi penyesuaian terhadap perubahan karena keadaan baru tersebut (Ahmadi, 1995).

Pembangunan dapat dikonseptualisasikan ke dalam suatu proses perbaikan yang berkesinambungan atas suatu masyarakat atau suatu sistem sosial secara keseluruhan menuju kehidupan yang lebih baik atau manusiawi (Iryanti, 2003). Rencana pembangunan atau pengembangan yang biasanya dihasilkan oleh tenaga ahli atau konsultan pada umumnya berasal dari budaya atau latar belakang sosial yang berbeda dalam mengatasi permasalahan penting yang mereka temukan. Seyogyanya rencana pembangunan dimulai dengan mengenali potensi dan kebutuhan masyarakat penerima manfaat dan penanggung resiko. Dengan demikian kegiatan pembangunan yang mencakup perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan, dan pemantauan serta evaluasi, akan bertitik tolak dari keinginan dan kemampuan masyarakat penerima manfaat dan penanggung risiko itu sendiri.

(14)

2

Salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian nasional karena kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja dan Produk Domestik Bruto (PDB) dapat melebihi kontribusi usaha besar adalah sektor usaha mikro, kecil dan Menengah (UMKM). Sektor usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia sudah terbukti dapat bertahan dan cenderung berkembang meskipun perekonomian nasional menghadapi krisis ekonomi global. Sektor UMKM secara efisien menciptakan pertumbuhan industri kecil yang berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi (Radam, 2013).

Kontribusi usaha mikro, kecil dan menengah terhadap perekonomian nasional dapat ditinjau dari dua aspek penting, yaitu aspek pembentukan produksi agregat dan penyerapan tenaga kerja. Kontribusi usaha mikro, kecil dan menengah terhadap produksi agregat dan penyerapan tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan dengan kontribusi usaha besar. Akan tetapi produktivitas usaha mikro dan kecil jauh lebih rendah dari produktivitas usaha sedang dan besar. Disisi lain, Pendapatan tenaga kerja pada usaha mikro dan kecil lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan tenaga kerja pada usaha sedang dan besar.

Produktifitas UMKM yang merupakan tolok ukur bagi keberhasilan pengembangan UMKM itu sendiri dipengaruhi oleh bebarapa faktor, diantaranya adalah ketengakerjaan UMKM dan struktur modal/ investasi UMKM, serta jumlah unit UMKM itu sendiri yang tersebar di seluruh Indonesia. (Sinungan, 2005: 18).

(15)

3

dari total PDB, sedangkan sektor usaha besar menyumbang sebesar 43,47 persen. Begitupun bila dibandingkan dengan PDB atas dasar harga konstan tahun 2000, dimana secara agregat kontribusi sektor UMKM terhadap PDB nasional mencapai 58,17 persen dari total PDB dibandingkan dengan sektor usaha besar yang menyumbang terhadap PDB nasional sekitar 41,83 persen (Kementrian Koperasi & UMKM, 2015).

Pertumbuhan PDB sektor UMKM menunjukkan bahwa kontribusi UMKM dalam perekonomian nasional tidak dapat dipandang sebelah mata, bahkan ketika krisis ekonomi menerpa perekonomian nasional sektor UMKM mampu bertahan dibandingkan dengan sektor usaha besar.

Sumber : BPS

Gambar 1.1. Jumlah UMKM dan Tenaga Kerja UMKM di Indonesia Tahun 2010 – 2015

(16)

4

UMKM terus meningkat, sedangkan tenaga kerja yang terserap di sektor ini cenderung meningkat, namun di tahun 2014 terjadi penurunan.

Jumlah UMKM di tahun 2010 mencapai 2.732.724 unit, hingga akhir tahun 2015 menjadi sebanyak 3.668.873 unit. Sementara itu, jumlah tenaga kerja yang terserap dalam sektor UMKM di tahun 2010 mencapai 6.447.260 tenaga kerja dan terus meningkat hingga tahun 2013 menjadi sebanyak 9.734.111 orang. Namun di tahun 2014 jumlah tenaga yang terserap di sektor ini turun hingga mencapai 8.362.746 orang dan kembali meningkat di tahun 2015 menjadi sebesar 8.735.781 orang tenaga kerja.

Peningkatan sektor UMKM dan cenderung dapat bertahan dan cenderung meningkat disebabkan oleh : 1). Sebagian besar industri UMKM memproduksi barang konsumsi dan jasa-jasa dengan elastisitas permintaan yang rendah; 2). Sebagian besar UMKM mempergunakan modal sendiri dan tidak dapat mendapat modal dari Bank; 3). Sektor formal banyak memberhentikan pekerjannya, sehingga para penganggur memasuki industri informal dengan berdagang atau melakukan usaha yang berskala kecil yang berdampak UMKM terus meningkat (Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 2012).

(17)

5

Usaha mikro kecil dan menengah merupakan suatu subyek yang penting dalam analisa kebijakan pemerintah Indonesia, yang didasari oleh beberapa alasan (Hill, 2001), yaitu :

1) UMKM di negara manapun memainkan suatu peran yang sangat penting di dalam pembangunan ekonomi, dan secara khas mempekerjakan 60% atau lebih banyak lapangan kerja industri dan menghasilkan sampai separuh output.

2) UMKM merupakan sarana untuk mempromosikan bisnis pribumi.

3) Tidak bisa diasumsikan bahwa jenis kebijakan yang sama yang dikeluarkan untuk industri besar akan berlaku bagi UMKM. UMKM menunjukkan suatu konsentrasi aktivitas khusus dalam industry dan biasanya memperlihatkan suatu konsentrasi yang lebih sedikit di sekitar pusat kota dibandingkan dengan perusahaan besar. Hanya sebagian kecil UMKM yang dimiliki oleh orang asing (atau pemerintah) dan hanya sedikit yang berorientasi ekspor, paling tidak ekspor langsung.

4) Pengalaman internasional menyatakan bahwa sektor UMKM kondusif bagi pertumbuhan industri yang cepat dan merupakan struktur industri yang fleksibel.

Namun disadari pula bahwa pengembangan usaha kecil menghadapi beberapa kendala seperti tingkat kemampuan, ketrampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Secara lebih spesifik, masalah dasar yang dihadapi pengusaha kecil adalah (Kuncoro, 2005) :

(18)

6

sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.

2) Akses industri kecil terhadap lembaga kredit formal rendah, sehingga mereka cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber lain, seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir.

3) Sebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum dipunyainya status badan hukum. Mayoritas UKM merupakan perusahaan perorangan yang tidak berakta notaris. Keempat, masalah utama yang dihadapi dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja adalah tidak terampil dan mahalnya biaya tenaga kerja. Kelima, dalam bidang pemasaran, masalahnya terkait dengan banyaknya pesaing yang bergerak dalam industri yang sama. Lapangan kerja sektor formal menjadi prioritas utama bagi para tenaga kerja. Untuk itulah lapangan kerja sektor informal perlu dikembangkan, hal ini dikarenakan sektor informal sangat membantu kepentingan masyarakat, yaitu menyediakan lapangan pekerjaan dengan penyerapan tenaga kerja secara mandiri atau dengan kata lain menjadi safety belt bagi tenaga kerja yang memasuki pasar kerja, selain itu juga menyediakan kebutuhan masyarakat golongan menengah ke bawah (Kuncoro, 2005).

(19)

7

Dengan dukungan dari 21 kecamatan yang tersebar di seluruh wilayah, dimana salah satunya adalah Medan Petisah yang merupakan fokus penelitian ini. Hal ini disebabkan terutama karena memiliki pasar tradisional yang sudah cukup lama beroperasi disamping memiliki beragam produk serta jumlah unit pedagang yang cukup banyak. Pasar tersebut adalah pasar Petisah yang merupakan salah satu pasar yang paling banyak diminati masyarakat sebagai tempat berbelanja. Di tengah banyak dan maraknya pembangunan pusat-pusat perbelanjaan yang modern, Pasar Petisah tetap berdiri dan bergairah. Bahkan Pasar Petisah yang baru (Pasar Petisah Tahap II) sudah dibangun dan sudah beroperasi beberapa tahun terakhir ini, yang berarti bahwa dengan dibangunnya pasar baru ini maka penyerapan tenaga kerja pun akan semakin besar.

Pasar yang seusia kota Medan ini selalu ramai dikunjungi oleh para pembeli, termasuk oleh para pelancong yang datang dari luar kota Medan. Salah satu keistimewaan pasar ini terletak pada lokasinya yang berada di pusat kota Medan, sehingga memudahkan bagi pelancong untuk menjangkaunya.

(20)

8

Seiring perkembangan globalisasi dan persaingan dalam perekonomian, potensi ekonomis yang dimiliki Pasar petisah yang merupakan primadona wisata belanja bagi pembeli berangsur-angsur mengalami kelesuan dan mulai ditinggalkan oleh pelanggannya. Hal ini disebabkan pada awal tahun 2002 di kota medan sudah mulai berkembang pasar modern yang hampir sama menjual produk kerajinan seperti yang ditawarkan di Pasar. Pasar modern menawarkan metode belanja one stop shopping, dimana pembeli hanya belanja pada satu tempat pasar modern.

Dalam ilmu ekonomi disebut pasar jika ada suatu pertemuan antara orang yang mau menjual dan orang yang mau membeli suatu barang atau jasa tertentu dengan harga tertentu (Gilarso, 154). Di pasar banyak terdapat para pembeli dan penjual yang sedang melakukan transaksi, para penjual yang menyediakan dan menjual dari hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan serta produk-produk yang banyak jenisnya. Di sinilah terjadinya kegiatan ekonomi yaitu penjual yang menawarkan berbagai barang yang dijualnya dan pembeli.

Tumbuh menjamurnya pasar modern seperti plaza, mall, supermarket dan lainnya menyebabkan menurunnya omzet penjualan pedagang di pasar tradisional yang berdampak kepada menurunnya tingkat pendapatan pedagang pasar secara drastis.

(21)

9

Hal ini akan berdampak tidak adanya pemerataan distribusi penyebaran pembeli yang membelanjakan uangnya sehingga perputaran perekonomian hanya dikuasai oleh pemodal besar dalam hal ini pasar modern saja. Mengantisipasi ekspansi dari pasar modern di kota medan maka Pemerintah kota medan dalam hal ini sebagai pengelola pasar Petisah serta para pedagang pasar Petisah harus memperhatikan faktor internal dan eksternal yang dapat meningkatkan berkurangnya pembeli di pasar Petisah Kota Medan.

Dari hasil pengamatan dan wawancara awal yang dilakukan dengan pedagang, faktor internal seperti lama berdiri usaha yang digunakan sebagian besar bervariasi, modal, lama usaha yang bervariasi dan jam kerja yang pendek cenderung berpengaruh terhadap pendapatan pedagang yang diperoleh saat ini.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang pasar yaitu modal. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam suatu produksi. Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Nugraha (2011), modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan. Modal dalam pengertian ini dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis.

(22)

10

mendapatkan suatu modal kebanyakan para pedagang masih mengandalkan hasil pertanian maupun ketrampilannya saja.

Pemerintah dalam hal ini berperan menciptakan sistem ekonomi pasar yang sehat sehingga setiap pelaku, baik yang kecil maupun yang besar, mempunyai akses dan dasar bersaing yang sama (Rachbini, 2001). Pemerintah telah dan akan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan untuk: (a) memperluas sumber pendanaan, (b) meningkatkan akses terhadap sumber pendanaan, (c) memberikan kemudahan dalam pendanaan. Dalam aspek pendanaan ini, pemerintah menyediakan berbagai skim kredit perbankan untuk koperasi dan usaha kecil antara lain seperti Kredit Usaha Kecil (KUK) (Prawirokusumo, 2001).

(23)

11

Lama usaha dalam hal ini adalah lamanya suatu Usaha Mikro Kecil atau Menengah (UKM) dilakukan atau umur dari usaha tersebut semenjak usaha tersebut berdiri sampai pada saat penulis melakukan penelitian ini. Dengan asumsi bahwa semakin lama usaha tersebut berjalan maka akan mengakibatkan adanya perkembangan usaha yang signifikan kearah yang positif atau negatif. Perkembangan dari usaha tersebut tergantung dari iklim perdagangan dan persaingan yang terjadi didunia usaha atau pasar dan biasanya usaha yang lebih lama berdiri cenderung lebih berkembang karena sudah memiliki banyak pengalaman dalam menjalankan usahanya dan juga usaha yang memiliki umur yang bisa dibilang mapan lebih dapat bersaing dengan usaha/pelaku UKM.

Sunaryanto (2005), mengatakan bahwa lamanya seseorang pedagang menekuni usahanya maka akan meningkat pula penegetahuannya dan akan berpengaruh pada tingkat pendapatannya. Dengan kata lain, semakin lama seorang pelaku bisnis menekuni bidang usaha perdagangan maka akan semakin meningkat pula pengetahuan mengenai perilaku konsumen dan perilaku pasar. Keterampilan berdagang semakin bertambah maka semakin banyak pula relasi bisnis maupun pelanggan yang berhasil dijaring.

Menurut Wibowo (2013), untuk meningkatkan pendapatan seorang pedagang tidak hanya memerlukan modal untuk menjalani usahanya, masih ada faktor lain yang diperlukan. Faktor lain tersebut adalah jarak antar pedagang sejenis, lama usaha, dan jam kerja.

(24)

12

aktivitas usaha dilakukan. Faktor penting dalam pengembangan suatu usaha adalah letak lokasi terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan waktu tempuh lokasi ke tujuan. Faktor lokasi yang baik adalah relatif untuk setiap jenis usaha yang berbeda.

Kotler (2008), salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi, dimulai dengan memilih komunitas. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan sebagainya. Adanya perbedaan sukses organisasi-organisasi dan perbedaan kekuatan dan/ atau kelemahan organisasi, sering karena faktor-faktor lokasi. Dalam situasi persaingan, faktor-faktor lokasi dapat menjadi faktor-faktor kritis yang membuatnya sangat penting. Agar usaha yang dijalankan dapat bersaing secara efektif, lokasi usaha haruslah strategis dan mudah untuk dijangkau.

Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi. Lokasi yang cocok dijadikan tempat berdagang karena berhubungan langsung dengan konsumen yaitu lokasi yang mudah dijangkau, lokasi yang mudah dilihat oleh para calon pembeli, serta lokasi yang sering dilalui oleh para konsumen yang biasanya berdekatan dengan jalan masuk. Dengan memilih lokasi yang tepat, para pedagang pasar akan mudah untuk menjual atau menawarkan berbagai barang yang dijualnya kepada para calon pembeli, sehingga akan sangat berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh. Jadi, dengan pemilihan lokasi yang tepat itulah, pedagang atau penjual di pasar akan mendapatkan pendapatan yang maksimal.

(25)

13

mengindikasikan perlunya studi yang mendalam mengenai perkembangan, prospek dan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pendapatan pedagang dan kemampuan bertahannya pasar tradisional sebagai akibat berkembangnya pasar modern dewasa ini.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang pasar Petisah Kota Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh modal usaha, lama usaha, lokasi usaha dan jam kerja terhadap pendapatan pedagang pasar Petisah Kota Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh modal usaha, lama usaha, lokasi usaha dan jam kerja terhadap pendapatan pedagang pasar Petisah Kota Medan

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis maupun manfaat praktis.

Manfaat teoritis penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

(26)

14

Pendapatan Pedagang Pasar Petisah Kota Medan dan meningkatkan wawasan pengetahuan tentang temuan-temuan dilapangan yang belum terungkap sebelumnya serta dapat dijadikan bahan referensi atau pembanding bagi penelitian berikutnya dan diharapkan dapat memberikan landasan untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan Pendapatan Pedagang Kota Medan.

2. Model teoretis yang didapatkan diharapkan dapat memberikan jawaban teoretis terhadap masalah pengembangan khususnya yang berkaitan dengan Pendapatan Pedagang, sehingga dapat dijadikan model teoretis untuk meningkatkan Pendapatan Pedagang Pasar Petisah Kota Medan.

3. Temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bandingan bagi penelitian yang relevan dengan Pendapatan Pedagang Pasar Petisah Kota Medan di kemudian hari.

Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang Pendapatan Pedagang Pasar Petisah Kota Medan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu: Modal Usaha, Lokasi Usaha dan Pendapatan Pedagang Pasar Petisah Kota Medan sebagai bahan masukan bagi pengelola lembaga dalam rangka meningkatkan Pendapatan Pedagang Pasar Petisah Kota Medan.

(27)

15

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Dari nilai koefisien determinasi pada hasil estimasi maka variabel pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota Medan propinsi Sumatera Utara, baik pendapatan pada hari biasa (Senin-Jumat), pendapatan pada hari libur (Sabtu-Minggu) maupun pendapatan pada setiap hari (Senin-(Sabtu-Minggu) mampu dijelaskan oleh variabel modal usaha, lokasi usaha dan lama usaha serta jam kerja usaha.

2. Variabel-variabel yang digunakan menjelaskan variabel pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota Medan menunjukkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis.

- Pendapatan pada hari biasa, Modal usaha dan lokasi usaha berpengaruh positif dan signifikan sedangkan lama usaha dan jam kerja usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota Medan pada hari biasa, yaitu hari Senin – Jumat.

- Pendapatan pada hari libur, Modal usaha dan lokasi usaha berpengaruh positif dan signifikan sedangkan lama usaha dan jam kerja usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota Medan pada hari biasa, yaitu hari Senin – Jumat.

- Pendapatan pada setiap hari, lokasi usaha, lama usaha dan jam kerja usaha berpengaruh positif dan signifikan sedangkan modal usaha tidak

(29)

72

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota Medan pada setiap hari, yaitu hari Senin – Minggu.

3. Pengaruh variabel terbesar terhadap pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota Medan pada hari biasa dan hari libur adalah modal usaha sedangkan pendapatan pada setiap hari adalah jam kerja usaha.

5.2. Saran

1. Selayaknya Pemerintah Daerah yang dalam hal ini adalah Dinas Pasar Petisah Kota Medan memperbaiki dan membenahi kondisi fisik bangunan serta akses masuk ke pasar Petisah Kota Medan, sehingga lokasi usaha yang ada di Pasar Petisah Kota Medan dapat dijangkau dan menjadi lekasi yang strategis untuk semua usaha yang ada. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi usaha yang strategis sangat menentukan bagi peningkatan pendapatan pedagang di Pasar Petisah Kota Medan.

2. Selayaknya pemerintah memberikan kredit modal usaha yang tidak memberatkan pedagang pasar Petisah Kota Medan dengan cicilan yang fleksibel serta dengan bunga yang terjangkau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal usaha yang semakin ditingkatkan untuk kemajuan usaha akan meningkatkan pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota Medan.

(30)

73

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Adhyzal, 2003. Klasifikasi Pasar. http://www.psychologymania.com/2012/10/ klasifikasi-pasar.html. Diakses 20 April 2016.

Agnes Sawir, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Cetakan Kelima, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Artaman, 2015. Analisis Faktor – Faktor yang mempengaruhi pendapatan

pedagang di Pasar Seni Sukawati di Kabupaten Gianyar.

Agyapong, 2010. Micro, Small and Medium Enterprises’ Activities, Income Level and Poverty Reduction in Ghana – A Synthesis Of Related Literature. International Journal of Bussiness and Management. vol.5 no.12;December 2010.

Ahiawodzi Anthony K, 2012. Access to Credit and Growth of Small and Medium Scale Enterprises in the Ho Municipality of Ghana. British Journal of Economics, Finance and Management Sciences November 2012, Vol. 6 (2).

Ahmadi, A. dan Supriyono, W. 1995. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta. Albert Berry, D.C. 2011. Firm and Group Dynamics in The Small and Medium

Enterprise Sector In Indonesia. The International Bank of Renconstruction and Development / The World Bank, 2011.

Alcacer, Juan. 2004. Location choices across the value chain: How activity and capability influence agglomeration and competition effects. New York : Stern School of Business New York University.

Alias Radam, D.C 2008. Technical Efficeincy of Small and Medium Enterprise In Malaysia : A Stochastic Frontier Production Model. Journal of Economic and Management 2(2) : 395 -408 (2008).

Anindita, Ratya, 2008, Pendekatan Ekonomi untuk Analisis Harga, Kencana, Jakarta.

Anonim, 2007. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.

Anonim, 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 40/KMK.06/2003 tentangPendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil

Anonim, 2003.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecildan Menengah (UMKM).

Ariani, Y. 2006. Matematika Adalah untuk Memudahkan. [Online].Tersedia: http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/03/0903.htm. (4Maret 2016) Anoraga, P dan Sudantoko, D. 2002. Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha

Kecil.Jakarta: Rineka Cipta.

(32)

75

Pedagang Pasar setelah Kebakaran di Pasar kliwon Temanggung. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.

Ayuningsari, A.A.K. 2013. Analisis Faktor Penentu Preferensi Konsumen Dalam Berbelanja Ke Pasar Tradisional di Kota Denpasar : Analisis Faktor. J-Ekonomi Kuantitatif Terapan.

Berry, A., Rodriguez, E., Sandee, H. 2001, “Small and Medium Enterprise Dynamics in Indonesia”, Buletin Studi Perekonomian Indonesia, Vol. 37, No. 3, 2001: 363-84. Carfax Publishing.

Boediono. 1982. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 1 Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Dewi Astuty. 2004. Manajemen Bisnis Modern Perusahaan. Edisi kedua. Liberty; Yogyakarta.

Dirlanudin. 2008. "Paradigma Baru Pengembangan Usaha Kecil." Jurnal Ilmiah Niagara1, no. 2 2008: 47-67.

Firdausa dan Arianti, 2013. Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kios Di Pasar Bintaro Demak. Diponegoro Journal of Economics. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013. Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.,

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Structural Equation Modelin Metode Alternative dengan Partial Least Square. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gilarso. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi. Yogyakarta: Anggota IKAPI. Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Akuntansi Aktiva Tetap. Bumi Aksara: Jakarta. Hentiani Tri L, 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Pedagang Informal di Pasar Sentral Medan. Tesis Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

Hill, Charles W.L. dan Jones, Gareth R. 2001. Strategic management theory: An integrated approach. South-Western Cengage Learning, Mason.

Kasmir, 2006, “ Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Cetakan kelima, Jakarta: PT Raja Grafinda Persada.

Kurniati, Y. 2010. Dinamika Industri Manufaktur dan Respon terhadap Siklus Bisnis

Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia.2012. Data UMKM. <www.depkop.go.id/>.

Kuncoro, 2005,. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang, Penerbit Erlangga Jakarta.

Kotler, Philip, 2008. Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium diterjemahkan Benyamin Molan, PT. Prenhallindo, Jakarta.

(33)

76

Pedagang Pasar Bandarjo Ungaran Kabupaten Semarang. Economics Development Analysis Journal 2 (2).

Munandar. 2006. Pokok-pokok Intermadiate Accounting. Gadjah Mada University Press; Yogyakarta.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007. Tentang Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern.

Prawiro, Kusumo. 2001. Ekonomi Rakyat: Konsep, Kebijakan, dan Strategi. Yogyakarta: BPFE.

Raharja, Pratama. 2002. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Saripurnadinata, Ronny. 2011. Pengaruh Kredit Modal Usaha dari Rentenir Terhadap Tingkat Pendapatan Pedagang Mikro. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.

Sunaryanto 2005. Studi mengenai orientasi tenaga penjual Pada pelanggan yang mempen Garuhi Kinerja tenaga penjual. Tesis. Universitas diponegoro Semarang 2007.

Soeratno. 2003. Ekonomi Mikro Pengantar. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Struyk, H.J., and Van Der Veen.1990. ”Jembatan”. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Struyk, H.I, Van Der Veen, K. H. C. W., Soemargono, 1995, Jembatan, PT Pradnya Paramita, Jakarta.

Sudirmansyah, 2011. Pengertian dan Jenis-Jenis Pasar. Diakses dari http:// www.sudirmansyah.com/artikel-ekonomi/pengertian-dan-jenis. Diunduh tanggal 30 maret 2016.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Sukirno, Sadono. 2006. Teori Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suparmoko, dan Maria R. Suparmoko, 2000. Pokok-Pokok Ekonomika, Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Swastha. B. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Penerbit Liberty.

Swastha. B & T. Hani Handoko.1990. Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen. (Edisi Pertama).Yogyakarta : BPFE.

Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

(34)

77

menengah.

Wahyuning, Wiwit.dkk, 2003, Mengkomunikasikan Moral, Elex Media Komputindo, Yogyakarta.

Wibowo, Edi, dkk Hukum dan Kebijakan Publik, Yogyakarta: Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia, 2004, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, 2013.

Wicaksono, 2011, “Penerapan Structural Equation Modelling Untuk Mengevaluasi Minat Shipper Dalam Menggunakan Layanan Internet. Dari Shipping Line”, Tesis Master, MMT-ITS, Surabaya.

.Wirautama. 2012. Tourism Field Study 2012: Tradisional vs Modern Dalam Pengelolaan Pasar seni. http://news.stpbali.ac.id/2012/12/tourismfield-study-2012/.Diunduh tanggal 3, bulan Desember, tahun 2015.

Gambar

Tabel 4.1.
Gambar 1.1. Jumlah UMKM dan Tenaga Kerja UMKM di Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap sepuluh sampel jus jeruk yang dijual di jalan Setia Budi Medan dapat disimpulkan bahwa 30% jus jeruk yang tercemar bakteri

Melihat demikian kompleksnya permasalahan ekonomi makro dan mikro yang disebabkan telah bergulirnya globalisasi ekonomi, gerakan Koperasi baik dalam bentuk Koperasi

Secara khusus yaitu: (1) Mengetahui penurunan persentase jumlah miskonsepsi siswa kelas VII SMP Negeri 8 Pontianak pada materi kecepatan setelah dilakukan

Berdasarkan analisis pada PT. Lippo Karawaci,tbk kebutuhan data dan informasi dalam kegiatan penjualan adalah : a) Mengetahui hasil penjualan tiap bulannya; b) melihat

Buku saku ilustrasi bahaya aborsi ini berisi tentang pengertian aborsi, penyebab aborsi, mengapa seorang remaja bisa memilih tindakan aborsi, fenomena aborsi di Indonesia,

Warga NU merasa keberatan dengan materi dan metode pendekatan yang dilakukan MTA dalam melaku- kan dakwah karena MTA tidak menghormati perbedaan fiqhiyah , cenderung melecehkan

Pada penelitian selanjutnya, untuk mendapatkan produksi biogas yang lebih cepat dalam jumlah besar dapat dikaji campuran dengan bahan dasar limbah cair tahu dengan

Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan Ibu Maya Rohmi S.Ag selaku guru Aqidah Akhlak di MAN Demak di rumah beliau di gang mbeguron Demak pada