• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 3 BINJAI T.P. 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 3 BINJAI T.P. 2015/2016."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 3 BINJAI T.P. 2015/2016

Oleh :

Masringgit Marwiyah Nst 4123321030

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 3 BINJAI T.P. 2015/2016

Masringgit Marwiyah Nst (4123321030)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi suhu dan kalor di kelas X Semester II SMA Negeri 3 Binjai T.P 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester II SMA Negeri 3 Binjai T.P 2015/2016 yang terdiri dari 8 kelas berjumlah 292 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 8 kelas secara acak yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 33 orang dan kelas X-4 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 33 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk Essay dengan jumlah 10 soal dan aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh tiga observer. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Problem based learning dan kelas kontrol dengan pembelajaran Konvensional.

Hasil penelitian nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 45,6 dengan standar deviasi 8,84 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 46,42 dengan standar deviasi 8,82. Pada pengujian data pretes kedua kelas diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Selama proses pembelajaran, nilai rata-rata aktivitas belajar siswa kelas eksperimen pertemuan I 48,3 %, pertemuan II 57,6 %, pertemuan III 76,2 % dan nilai rata-rata postes kelas eksperimen 69,00 dengan standar deviasi 6,82 sedangkan kelas kontrol 58,51 dengan standar deviasi 8,51 dan nilai rata-rata aktivitas siswa selama pembelajaran di kelas kontrol adalah pertemuan I 46,3 %, pertemuan II 56,6 %, pertemuan III 50,1% . Dari hasil pengolahan data postes diperoleh bahwa thitung = 23,31 dan ttabel = 1,63 , sehingga thitung > ttabel (23,31 > 1,63) maka maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari hasil belajar kelas kontrol atau ada pengaruh penggunaan model problem based learning terhadap hasil belajar siswapada materi pokok suhu dan kalor di kelas X Semester II SMA Negeri 3 Binjai T.P 2015/2016.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala kasih dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Skripsi berjudul ”Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 3 Binjai T.P.2015/2016” disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi dan saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Eva M. Ginting, M.Si, Bapak Prof. Drs Motlan, M.Sc.,Ph.D, dan Bapak Purwanto, S.Si, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Muhammad Kadri, S.Si., M.Sc, Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd selaku validator yang telah memberikan masukan dan saran untuk melakukan penelitian dan juga ucapan terimakasih kepada Bapak Dr. Asrin Lubis M.Pd selaku dekan FMIPA, Bapak Dr Togi Tampubolon M.Si selaku dosen pembimbing akademik sekaligus Dosen Penguji saya yang bersedia menggantikan Bapak Prof. Drs Motlan, M.Sc.,Ph.D. Terimakasih sudah membimbing saya selama perkuliahan dan terimakasih untuk saran perbaikan skripsi. Seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

(5)

v

mata pelajaran fisika yang telah banyak memberikan saran dan bantuan selama penelitian, yang selalu memberikan masukan yang mendukung, serta kepada staff guru dan pegawai SMA Negeri 3 Binjai yang turut membantu selama penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Drs Ahmad Sulaiman Nst dan Ibunda tercinta Rohayani Hsb S.Pd yang telah membimbing dan mendidik penulis dengan kasih sayang, selalu mendoakan, memberikan penguatan serta materi selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, demikian juga kepada kakak saya Mastulen Rahiyani S.Pd. Abang saya M.Rusni Nst, Rahmad Irayani S.Pd, Kakak ipar saya Ratna, Abang ipar saya Zulkifli Lubis. Ketiga adik-adik tercinta Abdi Husein Nst, Mas berlian Nst, Ahmad Miswar Nst. Ketiga keponakan saya Rintan, Indah dan Ridwan yang selalu memberikan doa dan semangat bagi penulis. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua sebagai tanda terimakasih yang terdalam juga kepada kakak, abang dan adik-adik tercinta.

(6)

vi

Nita P, Dewi, Putri, Ria, Rifka, Rio, Riski, Rose, Rosita, Sari, Sobar, Sri, Rizal, Taufik, Wilfried, Yuna, Dan Yosephan) yang selalu berbagi disaat perkuliahan, menciptakan keributan saat diskusi (terutama saya sendiri, maaf ya kalau cerewet) heheh, jalan-jalan diluar acara kampus, seminar, dan penyelesaian skripsi ini. Bakalan rindu sama kalian. Terimakasih juga buat teman 1 ps saya (Eka, Alex, Muda, Ringgit, Astri, Yemima, Rekina , Kak Sri) yang sudah memberi semangat, dukungan, serta bantuannya semenjak seminar, sidang hingga kita mendapat gelar Sarjana pendidikan. Terimakasih juga buat teman-teman Fisika Eks A’12 salah satunya Fadli yang membantu merapikan dan membuat halaman skripsi saya. Terimakasih juga buat Oom, Aras dan Bunda yang telah mengizikan untuk tinggal dirumahnya serta menyiapkan makanan, bangunin di pagi hari selagi ppl selama 3 bulan di stabat. Terimakasih juga buat teman PPLT Smp N 5 Stabat (Ringgit, Rahima, Noni, Anggi, Ridwan, Nanda, Wahyu, bg Irfan, bg Ari, Cantik, Rido, Erdian, Ica, Aurora, Tari, Fika, dll buat kebersamaan kita selama 3 bulan di stabat. Terimakasih juga buat Bapak Batubara selaku Kepala Sekolah, Pamong saya Bapak Rusli, semua guru-guru beserta kakak,abang Staf Tata Usaha Smp Negeri 5 Stabat (Gihari Eko Prasetyo, Putra Batubara, Almi Fakhri, Yera Khirida, Endang) maaf selama ppl kalau mengerjakan tugas Adm ada yang salah ataupun kurang maksimal, sekali lagi teriMakasih buat kebersamaan dI ruangan tata uSaha Selama 3 bulan di Stabat dan terimakasih juga buat yang sudah traktir makan es krim sama mie rebusnya. Des, 11nd 2015 ditunggu traktiran berikutnya.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih ada kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Agutus 2016 Penulis,

(7)

vii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Definisi Operasional 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar 9

2.1.2. Hasil Belajar 10

2.1.2.1 Ranah Kognitif 11

2.1.2.2 Ranah Afektif 15

2.1.2.3 Ranah Psikomotorik 15

2.1.3 Hasil Belajar 16

2.1.4. Model Pembelajaran 17

2.1.5. Model Problem Based Learning 18 2.1.5.1 Tujuan Model Problem Based Learning 19 2.1.5.2 Sintaks Model Problem Based Learning 20 2.1.5.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning 22 2.1.6 Teori belajar yang mendukung Model Problem Based Learning 23

2.1.7 Pembelajaran Konvensional 24

2.1.8. Media Pembelajaran 24

2.1.8.1 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran 26 2.1.9. Pengertian Konsep dan Peta Konsep 27

2.1.9.1 Ciri-ciri Peta Konsep 27

2.1.9.2 Cara membuat Peta Konsep 27

2.1.9.3 Macam-macam Peta Konsep 28

(8)

viii

2.2. Kerangka Konseptual 50

2.3. Hipotesis Penelitian 51

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 53 3.2. Populasi dan Sampel penelitian 53

3.3. Variabel Penelitian 53

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 53

3.5. Prosedur Penelitian 54

3.6. Instrumen Penelitian 57

3.6.1. Observasi Aktivitas Siswa 58

3.7.1. Validitas Tes 59

3.7.1.1 Validitas Isi 59

3.8. Teknik Analisis Data 59

3.8.1 Menghitung Mean dari Pretes dan Postes 59

3.8.2. Uji Normalitas 60

3.8.3. Uji Homogenitas 61

3.8.4. Uji Hipotesis 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1. Hasil Penelitian 64

4.1.1. Deskripsi Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 64

4.1.2. Analisa Data Pretes 65

4.1.3. Deskripsi Data Hasil Observasi 67 4.1.4. Deskripsi Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 69

4.1.5 Analisa Data Postes 71

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 76

5.2 Saran 76

DAFTAR PUSTAKA 78

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Beberapa jenis termometer 29 Gambar 2.2 Hubungan linear antara panjang kolom raksa X dan suhu 31

dalam skala Celcius

Gambar 2.3 Skala Celcius dan Skala Kelvin 32 Gambar 2.4 Skala Fahrenheit dan Celcius pada sebuah termometer 33 Gambar 2.5 Pemuaian pada Keping Bimetal 34

Gambar 2.6 Grafik Anomali Air 37

Gambar 2.7 Proses Isobarik 37

Gambar 2.8 Proses Isokhorik 38

Gambar 2.9 Proses Istermis 38

Gambar 2.10 Kalorometer 42

Gambar 2.11 Skema Perubahan Wujud Zat 42 Gambar 2.12 Grafik Pemanasan dan Pendinginan Lilin 43 Gambar 2.13 Kalor Berpindah dari Suhu Tinggi ke Suhu Rendah 45 Gambar 2.14 Pergerakan Partikel-Partikel pada Ujung Benda 45 Gambar 2.15 Konveksi pada Zat Cair 46

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 56

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dimensi Proses Kognitif 11 Tabel 2.2 Sintaks untuk Problem Based Learning 20 Tabel 2.3 Langkah-langkah dalam membuat Peta Konsep 28 Tabel 2.4 Koefisien muai berbagai zat pada suhu kamar 35 Tabel 2.5 Kalor Jenis Berbagai Zat 41 Tabel 2.6 Bentuk Perubahan Wujud Zat 43 Tabel 2.7 Penelitian yang Relevan dengan Menggunakan Model 49

Problem Based Learning

(11)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional dan dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam meningkatkan kualitas hidup dan sumber daya manusia Indonesia. Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan secara tahap demi tahap. Pendidikan yang dikelola dengan tertib, teratur, efektif, dan efisien akan mampu mempercepat proses pembudayaan bangsa pada penciptaan kesejahteraan umum dan pencerdasan kehidupan bangsa Indonesia (Ikhsan, 2014).

Pendidikan di Indonesia dapat dikatakan masih jauh dari kata memuaskan. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari data Education for All (EFA) Global Monitroring Report 2011 yang dikeluarkan UNESCO dan diluncurkan di New York, indeks pembangunan pendidikan Indonesia yang dikutip dari The Education for All Development Index (EDI) yaitu berada pada urutan 57 dari 115 negara (UNESCO, 2011) dan berada pada urutan 68 dari 113 negara pada tahun 2012 (UNESCO, 2012). Framework PISA (Program for International Student Assessment) yang diluncurkan oleh OECD (The Organization for Economic Cooperation and Development) menyatakan bahwa secara kemampuan sains, Indonesia dari tahun ke tahun masih berada dibawah rata-rata skor Internasional. Kemampuan literasi sains siswa ini diikuti oleh siswa dengan usia 15 tahun. Pada tahun 2000 Indonesia mendapatkan peringkat 38 dari 41 negara, tahun 2003 berada di peringkat 38 dari 40 negara peserta, tahun 2006 peringkat 50 dari 57 negara, tahun 2009 peringkat 60 dari 65 negara dan tahun terakhir pada tahun 2012 peringkat 64 dari 65 negara.

(12)

2

konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berfikirnya (Trianto, 2014).

Proses pembelajaran merupakan jantung dari keseluruhan proses pendidikan formal, karena melalui sebuah proses pembelajaran terjadi transfer ilmu dari guru ke siswa yang berisi berbagai tujuan pendidikan. Guru dalam pembelajaran baiknya memberikan bimbingan dan kesempatan bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui latihan penelitian agar siswa memiliki keterampilan sendiri.

Suhu dan kalor merupakan salah satu konsep fisika yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pada kosep suhu dan kalor siswa dituntut untuk dapat mengamati perubahan suhu pada termometer, membuat hipotesis mengenai perpindahan kalor, menginterpretasi data antara suhu dan waktu yang menyebabkan perubahan wujud dan mengkomunikasikan grafik perubahan wujud tersebut. Peristiwa-peristiwa tersebut hanya dapat ditemukan dan diselidiki dengan menggunakan keterampilan proses siswa.

(13)

3

latihan soal. Penyampaian materi fisika lebih dominan pada persamaan-persamaan matematik yang kurang menarik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru fisika di kelas X SMA

Negeri 3 Binjai, mengatakan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran beliau

masih menggunakan pembelajaran konvensional. Pola mengajar yang digunakan masih menggunakan metode ceramah, diskusi kelompok, presentasi dan mengerjakan soal. Penggunaan metode pembelajarannya sudah bagus, hanya saja belum digunakan sesuai langkah-langkah dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi tidak aktif dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa masih dibawah standart, dimana hanya 45% siswa yang memiliki nilai ≥60 (KKM = 75), sedangkan 55% siswa selebihnya memiliki <60.

Adapun kendala yang dihadapi guru yaitu kurang memanfaatkan fasilitas lab dengan sepenuhnya. Ketersediaan alat-alat untuk melakukan praktikum di laboraturium sekolah sudah ada, hanya saja ruangannya yang kurang memadai dan keterbatasan waktu dalam melakukan pratikum, sehingga pratikum tidak berjalan dengan maksimal. Selama 1 semester guru hanya melakuakan pratikum dengan presentase 40% dari materi yang di sajikan, sehingga siswa tidak mendapatkan pengalaman langsung dalam belajar dan mereka belum bisa sepenuhnya mengaitkan konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan masalah-masalah yang di uraikan diatas yang menyebabkan hasil belajar kognitif tinggi siswa kurang memuaskan maka perlu di lakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah dengan menerapkan model yang menjangkau lebih jauh kreatifitas dan keaktifan siswa agar siswa lebih mengasah keterampilan berfikir tingkat tinggi seperti keterampilan menyelidiki, mengatasi masalah dan belajar mandiri.

(14)

4

telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman - pengalaman mereka. Pengetahuan atau pengertian dibentuk oleh siswa secara aktif, bukan hanya diterima secara pasif yang berpusat pada guru mereka (teacher centered).

Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan mengembangkan model pembelajaran yang efektif, yang melibatkan siswa secara aktif, memperhatikan kemampuan siswa dan menggunakan alat peraga yang tepat. Sehubungan dengan masalah diatas, maka salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran PBL( Problem Based Learning) menggunakan peta konsep.

Pada pembelajaran berdasarkan masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian menganalisis dan mencari solusi dari permasalahan yang ada. Pembelajaran berdasarkan masalah mengorientasikan siswa kepada masalah, multidisiplin, menuntut kerjasama dalam penelitian, dan menghasilkan karya.

Model Problem Based Learning sudah pernah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya diantaranya dwi, dkk (2013) setelah dilakukan perlakukan berbeda pada kelas eksperimen dan kontrol, terdapat perbedaan pemahaman konsep yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan Model pembelajaran berbasis masalah berbantuan ICT dengan Model pembelajaran berbasis masalah. Peneliti selanjutnya Annovasho, dkk (2014) hasil yang diperoleh adalah pada ranah kognitif mengalami peningkatan dengan dengan rata-rata nilai 65,79, Dan yang terakhir Hamdani, dkk (2015) pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa hal ini dapat terlihat dari hasil belajar siswa meningkat untuk setiap siklus, baik dari aspek afektif, psikomotorik dan kognitif. Hasil yang diperoleh yakni dari nilai rat-rata aspek kognitif pada siklus I (67,74), siklus II (82,88) dan siklus III (76,03).

(15)

5

waktu yang cukup bagi siswa untuk terlibat secara mendalam dalam pembelajaran. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah menggunakan media peta konsep. Penggunaan peta konsep mempermudah guru untuk menyampaikan materi yang banyak dengan satu tempat sehingga penggunaan waktu lebih efisien dan dapat membuat siswa melihat hubungan antara satu ide dengan ide yang lainnya.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan suatu penelitian dengan judul: “PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 3 BINJAI T.P. 2015/2016”.

1.2.Identifikasi Masalah

1. Hasil belajar Fisika masih rendah, dengan standar kelulusan dibawah KKM 75. 2. Dalam proses belajar mengajar, proses pembelajaran masih berpusat pada guru

(teacher centered)

3. Peran siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif dan siswa lebih banyak mendengarkan.

4. Model pembelajaran yang di ajarkan guru kurang bervariasi selama proses belajar mengajar.

5. Guru jarang menggunakan media pada saat pembelajaran.

1.3.Batasan Masalah

Pembatasan masalah yang dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, sehingga memungkinkan tujuan penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Problem Based Learning untuk kelas eksperimen dan pembelajaran Konvensional untuk kelas kontrol. 2. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi kelas X semester II

(16)

6

3. Subjek penelitian ini adalah materi kelas X semester II SMA Negeri 3 Binjai T.P.2015/2016.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung dengan model Problem Based Learning menggunakan peta konsep pada materi Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 3 Binjai T.P. 2015/2016 ?

2. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 3 Binjai T.P. 2015/2016 ? 3. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model

Problem Based Learning pada materi Suhu dan Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 3 Binjai T.P. 2015/2016 ?

4. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran Konvensional pada materi Suhu dan Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 3 Binjai T.P. 2015/2016 ?

5. Bagaimana pengaruh hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning pada materi Suhu dan Kalor dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional?

1.5.Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung dengan model Problem Based Learning menggunakan peta konseppada materi Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 3 Binjai T.P. 2015/2016.

(17)

7

Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 3 Binjai T.P. 2015/2016 ?

3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning pada materi Suhu dan Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 3 Binjai T.P. 2015/2016 .

4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran Konvensional pada materi Suhu dan Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 3 Binjai T.P. 2015/2016.

5. Untuk mengetahui adanya pengaruh hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning pada materi pokok Suhu dan Kalor dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.

1.6.Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi hasil belajar Fisika dengan menerapkan model Problem Based Learning pada materi pokok suhu dan kalor di SMA Negeri 3 Binjai T.P. 2015/2016.

2. Sebagai bahan informasi alternatif dalam memilih model pembelajaran.

1.7.Defenisi Operasional

Beberapa defenisi/istilah yang diambil dari judul penelitian ini yaitu :

1. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau polah yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer dan lain-lain (Trianto, 2011)

(18)

8

(19)

76 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan model problem based learning pada materi pokok suhu dan kalor di SMA Negeri 3 Binjai T.P 2015/2016 diperoleh dengan nilai rata-rata sebesar 69,00. 2. Hasil belajar siswa di kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran

konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di SMA Negeri 3 Binjai T.P 2015/2016 diperoleh dengan nilai rata-rata sebesar 58,51.

3. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning pada materi pokok suhu dan kalor di SMA Negeri 3 Binjai T.P 2015/2016 mengalami peningkatan dari pertemuan I hingga pertemuan III dengan rata-rata 77,2 kategori aktif (76-100). Peningkatan aktivitas ini dikarenakan siswa lebih banyak melakukan kegiatan pembelajaran dibandingkan guru. Hal ini dapat dilihat ketika siswa melakukan praktikum, dengan rasa ingin tahu siswa yang tinggi menyebabkan siswa menjadi lebih aktif.

4. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di SMA Negeri 3 Binjai T.P 2015/2016 mengalami peningkatan dan penurunan dari pertemuan I hingga pertemuan III dengan rata-rata 51,0 kategori cukup aktif (51-75). Penurunan aktivitas ini dikarenakan guru lebih banyak melakukan pembelajaran dibandingkan dengan murid, sehingga membuat siswa menjadi bosan.

(20)

77

sehingga model problem based learning lebih baik dari pembelajaran Konvensional

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

(21)

78

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W., dan Krathwohl, D. R., (2001), A Taxonomy for Learning, Teaching and Assesing; A revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives, New York, Addison Wesley Lonman Inc.

Anonim., (2011), The Education For All Development Index, UNESCO, New York [online] tersedia, http://en.unesco.org/gemreport/sites/gemreport/files/indexTables2011.pdf (Diakses pada : 22 Januari 2016)

Anonim., (2012), The Education For All Development Index. XLS, UNESCO, New York [online] tersedia, http://en.unesco.org/gemreport/education-all-development-index (Diakses pada : 22 Januari 2016)

Annovasho, J., dan Budiningarti, H., (2014), Pengaruh model pembelajaran Berdasarkan masalah terhadap hasil belajar siswa kelas X peminatan MIPA pada pelajaran Fisika Materi Fluida Statik di SMA Negeri 1 Baureno Bojonegoro, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika 03: 20-26

Arends, R. I., (2009), Belajar Untuk Mengajar (Learning To Teach) Buku 2 Edisi 9. Salemba Humanik.

Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

Arsyad, A., (2011), Media Pembelajran, PT. Raja Grafindo, Jakarta. Hamalik, O., (1994), Media pendidikan, PT.Citra aditya bakti, Bandung.

Hamdani, D., Prasetya, D. A., dan Connie., (2015), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dengan metode eksperimen untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA-Fisika siswa kelas VIII.A 12 Kota Bengkulu, Prosiding seminar Nasional Fisika(e-journal) 04

Ikhsan., (2014), Peranan Pendidikan, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

I. M, Dwi,. Arif, H., dan Sentot, k., (2013), Pengaruh Strategi Problem Based Learning Berbasis ICT terhadap pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan Masalah Fisika , Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 09: 8-17

Jainuri., (2012), Pembelajaran Konvensional

https://www.academia.edu/6942550/Pembelajaran_Konvensional [online] (Diakses pada : 22 Januari 2016)

(22)

79

Kanginan, M., (2007), Fisika Untuk Sma Kelas X, Erlangga, Cimahi. Kunandar., (2007), Manajemen penelitian, Rajawali Pers, Jakarta.

Kurniasih, I dan Sani, B., (2015), Model Pembelajaran, Kata Pena, Jakarta. Purwanto., (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Belajar, Yogyakarta. Rusman., (2011), Model-Model Pembelajaran, Rajawali Press, Jakarta. Sanjaya, W., (2013), Strategi Pembelajaran, Kencana, Bandung. Sadiman, A. S., (2009), Media Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta. Sagala, S., (2003), Konsep dan makna pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Selçuk, G. S., (2010), The effects of problem-based learning on pre-service teachers’ achievement, approaches and attitudes towards learning physics, International Journal of the Physical Science 05: 711-723

Slameto., (2010), Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (2010), Penilaian Hasil Proses Mengajar, PT. Rosdakarya, Bandung. Sulaiman, F., (2013), The Effectiveness of PBL Online on Physics Students’

Creativity and Critical Thinking: A Case Study at Universiti Malaysia Sabah, International Journal of Education and Research 01

Tarigan, R.., (2011), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA Unimed, Medan.

Trianto., (2014), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:Konsep, Landasan dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta.

(23)

ii

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Tabel 2.1 Dimensi Proses Kognitif

Referensi

Dokumen terkait

Supriyanto,SP.M.Mpd Eddy Fadilah Safardan, Sp Neneng Yanti ,

[r]

Data tersebut menggambarkan bahwa pakan tinggi serat yang digunakan dalam ransum dapat mempengaruhi status mineral Ca, Mg dan Zn ternak melalui pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi

Alat dan bahan : Foto gerbang sekolah /kunjungan langsung, foto kendaraan roda 6, air, botol, gayung, sendok Tujuan : - Anak mampu melakukan ibadah sehari-hari.. - Anak

Karakterisasi daging buah manggis dengan menggunakan plat memperlihatkan sifat; semakin tinggi frekuensi, kapasitansi dan loss coefficient semakin menurun sedangkan konduktansi akan

1) Guru dapat menerapkan pendekatan SAVI pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek kemampuan membaca pemahaman. 2) Guru dapat memahami dengan tepat langkah-langkah

Polimer biodegradabel seperti kopolimer poli(asam laktat)-poli(asam glikolat) (PLGA) biasanya dibuat melalui kopolimerisasi pembukaan cincin D,L-laktida dan glikolida

The problem faced by teacher of SMP N 2 Simo Boyolali in teaching reading to the second year students are that the student feels bored in learning English, because they have