PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
BERBASIS SCIENTIFIC INQUIRY PADA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
SUSIANA SILANGIT
NIM. 8136176045
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Susiana Silangit. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Scientific Inquiry Pada Materi Suhu dan Kalor Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Mei, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS konvensional yang tidak menggunakan model pembelajaran menjadi LKS yang menggunakan model pembelajaran scientific inquiry dan menganalisis apakah LKS berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatkan respon, aktivitas dan hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan berdasarkan model pengembangan Borg & Gall. Sampel penelitian ini dipilih secara acak dengan mengundi dua kelas yang ada untuk mendapatkan satu kelas yang akan dibelajarkan menggunakan LKS berbasis scientific inquiry. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data ada tiga yaitu angket yang digunakan untuk validasi LKS oleh tim ahli materi dan desain, penilaian guru fisika dan respon siswa terhadap LKS berbasis scientific inquiry, dan lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan pada setiap proses pembelajaran serta tes hasil belajar dalam bentuk essay terdiri dari lima pertanyaan yang diberikan pada setiap akhir pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatkan respon, aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap pertemuan dengan kriteria sangat baik.
ii ABSTRACT
Susiana Silangit. The Developing of Scientific Inquiry-Based Physics Worksheet to Improve Students’ Achievement. Thesis. Postgraduated School. State University Of Medan. May, 2016.
The study was conducted to develop study based conventional worksheets to become scientific inquiry based worksheets and to investigate whether the developed scientific inquiry-based teaching materials can improve the students’
response, the students’ activity and the students’ achievement. This study is development which based on Borg & Gall product development. Samples were selected randomly by raffling two classes into one class, applied teaching materials based scientific inquiry. The instruments which are used in this study consisted of three namely quetionnaires used for validation of teaching material by the expert of the material and the expert of design, the evaluation of physics
teacher and students’ response towart teaching materials and observation sheet of students’ activity used in learning process and also test for students’ achievement in the form of essay consisted of five quetions provided for end of the learning. The results of this study showed that the developed scientific inquiry-based
teaching materials can improve students’ responses, activities and achievements in every session with very good criteria.
iii KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan tesis ini.
Tesis ini berjudul “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Scientific Inquiry Pada Materi Suhu dan Kalor Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA”, disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika di Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Prof. Drs. Motlan Sirait, M.Sc., Ph.D sebagai dosen pembimbing Tesis I dan
Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si sebagai dosen pembimbing Tesis II yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga
akhir penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M., Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si dan Ibu Dr.
Betty Turnip, M.Pd, sebagai dosen penguji I, II, dan III yang telah memberikan
masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunaan tesis
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga,
M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak
Dr. Rahmadsyah, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan Ibu Dr.
Derlina, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika. Seluruh dosen
dan staf pegawai Program Studi Pendidikan Fisika Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Mangisi Sitanggang, S.Pd sebagai Kepala
Sekolah SMA Swasta Kristen Immanuel Medan, Bapak Ebenezer Silitonga, M.Si
sebagai guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan membimbing
penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi yang telah
memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan
penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta
iv Japetson Silangit dan Dina Natalia Br Saragih, Papangga Silangit dan Winda Sari,
Agustin Silangit dan Diana Br Nasution serta keluarga besar penulis yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis selama dalam perkuliahan.
Ucapan terimakasih juga kepada sahabat-sahabat penulis yang selalu mendukung
(Lydia M. Simanjuntak, Minar Simanungkalit, Yolan D. Sinaga). Buat
rekan-rekan seperjuangan Prodi Fisika angkatan XXIII khususnya Kelas Executive (B2)
yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang senantiasa membantu dan
mendukung untuk tetap semangat menyelesaikan studi dan tesis ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesis
ini. Namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan tesis ini. Semoga isi tesis ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu bagi pembaca dan dunia
pendidikan.
Medan, Mei 2016
Penulis,
Susiana Silangit
v
2.1.2. Hakikat Pengembangan LKS 13
2.1.3. Lembar Kegiatan Siswa 14
2.1.3.1. Manfaat Penggunaan Media LKS 16 2.1.3.2. Hakikat LKS Berbasis Scientific Inquiry 18 2.1.4. Model Pembelajaran Scientific Inquiry 21
2.3. Uji Penggunaan Produk LKS dalam Proses Pembelajaran 37
BAB III : METODE PENELITIAN 38
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 38
3.3. Jenis Penelitian 38
3.4. Prosedur Penelitian 39
3.5. Uji Produk dalam Proses Pembelajaran 42
3.6. Instrumen pengumpulan Data 43
3.7. Teknik Analisis Data 45
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 48
4.1. Hasil Uji Coba LKS 48
4.1.1. Hasil Validasi Tim Ahli Materi Suhu dan Kalor dan Ahli
Desain Pembuatan LKS 48
vi 4.1.1.2. Hasil Validasi Ahli Desain Pembuatan LKS 49 4.1.2. Penilaian Guru Fisika Terhadap LKS 50
4.1.3. Hasil Uji Coba Perorangan 53
4.1.4. Hasil Uji Coba Kelompok Kecil 55
4.1.5. Hasil Uji Coba Kelompok Besar 57
4.1.6. Hasil Uji Produk Dalam Proses Pembelajaran 59 4.1.6.1. Data Observasi Aktifitas Siswa 60
4.1.6.2. Data Hasil Belajar Siswa 61
4.2. Revisi Produk 63
4.2.1. Revisi Pertama 63
4.2.2. Revisi Kedua 74
4.2.3. Revisi Ketiga 74
4.2.4. Revisi Keempat 75
4.2.5. Revisi Kelima 75
4.3. Pembahasan 76
4.4. Keterbatasan Penelitian 84
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 85
5.1. Kesimpulan 85
5.2. Saran 86
DAFTAR PUSTAKA 88
vii DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Scientific Inquiry 24
Tabel 2.2. Penelitian Yang Relevan 34
Tabel 3.1. Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Siswa 44
Tabel 3.2. Kriteria Jawaban Instrumen 45
Tabel 4.1. Persentase Penilaian Ahli Materi 49
Tabel 4.2. Persentase Penilaian Ahli Desain 50
Tabel 4.3. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Guru 51
Tabel 4.4. Persentase Rata-rata Respon Siswa Pada Uji Perorangan 54
Tabel 4.5. Persentase Rata-rata Respon Siswa Pada Uji Kelompok Kecil 56
Tabel 4.6. Persentase Rata-rata Respon Siswa Pada Uji Kelompok Besar 58
Tabel 4.7. Kriteria dan Nilai Persen 60
Tabel 4.8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa 61
viii DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Efek Model Pembelajaran Scientific Inquiry 24
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian dan Pengembangan 39
Gambar 3.2. Pengembangan Produk LKS Model Borg ang Gall 41
Gambar 4.1. Perolehan Skor Empiris Terhadap Indikator Pada Uji Coba
Perorangan 55
Gambar 4.2. Perolehan Skor Empiris Terhadap Indikator Pada Uji Coba
Kelompok Kecil 57
Gambar 4.3. Perolehan Skor Empiris Terhadap Indikator Pada Uji Coba
Kelompok Besar 59
Gambar 4.4. Rerata Aktivitas Siswa Pada Setiap Pertemuan 61
Gambar 4.5. Rerata Hasil Belajar Siswa Pada Setiap Pertemuan 62
Gambar 4.6. Peta Konsep Sebelum dan Sesudah Revisi 64
Gambar 4.7. Materi Jenis-jenis Termometer Sebelum dan Sesudah Revisi 66
Gambar 4.8. Materi Jenis-jenis Termometer Sebelum dan Sesudah Revisi 68
Gambar 4.9. Keterangan Rumus Sebelum dan Sesudah Revisi 71
ix DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 92
Lampiran 2. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 125
Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa 140
Lampiran 4. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa 144
Lampiran 5. Uji Gain Hasil Belajar Siswa 152
Lampiran 6. Uji Gain Aktivitas Siswa 155
Lampiran 7. Pedoman Penilaian Aktivitas Belajar Siswa 158
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian 159
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cerminan suatu negara dilihat dari bagaimana pendidikannya
diselenggarakan. Pendidikan harus diselenggarakan dengan baik sebab pendidikan
memiliki peranan yang sangat strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya
manusia seutuhnya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Majunya suatu Negara ditentukan oleh kualitas pendidikannya.
Pendidikan merupakan suatu proses yang dirancang dan disusun secara
sistematis untuk merangsang pertumbuhan, perkembangan, meningkatkan
kemampuan dan keterampilan, kecerdasan, dan pembentukan watak, serta nilai
dan sikap positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai tujuan
pedidikan. Pendidikan memungkinkan siswa untuk memperoleh kesempatan,
harapan, dan pengetahuan agar dapat hidup secara lebih baik. Besarnya harapan
dan kesempatan bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. Pendidikan
yang berkualitas tentunya melibatkan siswa untuk aktif belajar dan mengarahkan
terbentuknya nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan
(Sani,2014).
Nilai-nilai penting dalam pembelajaran tidak dapat diperoleh oleh siswa
jika guru hanya menggunakan metode ceramah saja dalam mengajar. Siswa harus
diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, terutama teman sekelas,
keluarga, dan masyarakat. Pengetahuan dapat diperoleh siswa ketika melakukan
2
sehari-hari sehingga meningkatkan kualitas hidup. Guru seharusnya menyadari
pentingnya membentuk nilai-nilai penting dalam diri siswa sehingga mau
melakukan inovasi dalam proses pembelajaran.
Kemampuan guru merancang proses pembelajaran menjadi faktor penting
dalam pencapaian tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, Pemerintah menuntut guru
untuk mampu menyusun dan mengembangkan suatu perangkat pembelajaran
meliputi Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang membuat
identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD),
indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,
metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber
belajar (Rusman, 2011).
Pengembangan pada proses pembelajaran sangat diperlukan. Hal ini
didukung dengan adanya perubahan kurikulum yang memberikan keleluasan guru
untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi dan
potensi sekolah dan satuan pendidikan masing-masing. Hal ini didukung dalam
UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Bab II/Pasal 3)
menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu, guru
3
mengekspos ide-ide siswa menjadi sesuatu yang berharga dan bermanfaat bagi
dirinya.
Sumber belajar mempunyai peran yang penting dalam proses
pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal tersebut dipertegas oleh Association for
Educational Communications and Technology (Depdiknas, 2008) sumber belajar
adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara
terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan pembelajaran
dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam
silabus. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media,
narasumber, alat dan bahan yang dituliskan secara lebih operasional (Daryanto,
2014)
Media adalah alat komunikasi yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien (Arsyad,2007). Media
pembelajaran merupakan alat penunjang terlaksananya pembelajaran. Dengan
adanya media pembelajaran ini diharapakan siswa akan lebih memahami
mengenai materi pelajaran yang sedang mereka pelajari. Salah satu jenis media
pembelajaran yang sering digunakan oleh setiap sekolah adalah Lembar Kegiatan
Siswa (LKS).
LKS sering digunakan untuk membantu siswa maupun guru dalam proses
pembelajaran. Keuntungan adanya lembar kegiatan bagi guru adalah
4
belajar secara mandiri untuk memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis.
Darmojo (1992) menyatakan bahwa manfaat penyusunan LKS yaitu untuk
meningkatkan keterlibatan siswa atau aktivitas siswa dalam pembelajaran dan
mengubah kondisi belajar dari teacher centered menjadi student centered.
Studi pendahuluan menunjukkan bahwa LKS yang sudah jadi atau LKS
yang beredar masih beragam kualitasnya, salah satunya LKS tersebut kurang
mengembangkan potensi berpikir siswa sebagaimana tuntutan dalam kurikulum.
Suyanto dkk (2011), menyatakan beredar banyak LKS yang umumnya berisi
latihan soal atau ringkasan dari bahan ajar setiap topik. Hal itu sebenarnya bukan
LKS, tetapi merupakan lembar penilaian. LKS semacam itu tidak melatih siswa
melakukan proses penyelidikan, sebaliknya hanya berupa latihan soal.
Penelitian lain yang berkaitan dengan LKS menunjukkan bahwa LKS
yang digunakan pada umumnya belum relevan dengan ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam kurikulum, tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
tercantum, kurang mengembangkan keterampilan sains dan kurang
mengembangkan kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah
(Nurohmayani dkk, 2009).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru di SMA
Immanuel Medan, LKS yang disediakan dari sekolah bukan hasil pengembangan
dari guru sekolah tersebut. Akan tetapi LKS yang diperoleh dari penerbit yang
telah disediakan dan internet, sehingga guru belum mengembangkan LKS untuk
menuntun siswanya dalam kegiatan eksperimen. LKS yang ada menggunakan
5
menjadi lebih aktif (teacher centered). Hal yang demikian membuat siswa tidak
dapat bereksperimen untuk memperoleh dan menemukan pengetahuan baru
dengan sendirinya sehingga proses pembelajaran tidak efektif dan efisien. Dalam
penerapan penggunaan LKS konvensional di sekolah, model pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran tidak terintegrasi dengan LKS yang
digunakan. Hal yang demikian membuat pembelajaran juga monoton dan siswa
akan merasa bosan mengikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu, untuk
menanggulangi kelemahan dari LKS tersebut dibutuhkan pengembangan LKS
pada pembelajaran fisika.
Menurut Rohaeti, et all. (2006) untuk memudahkan siswa melakukan
praktikum, maka praktikum dipandu dengan menggunakan lembar kerja siswa.
Hasil survei yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa dari beberapa
sekolah yang melakukan praktikum selalu dipandu dengan menggunakan LKS.
Adapun LKS yang beredar umumnya hanya berisi instruksi langsung, sehingga
siswa melakukan praktikum sesuai instruksi yang terdapat dalam LKS tanpa
memikirkan alasan pengerjaan tahap demi tahap yang dilakukan.
Hasil penelitian Jonhston (2004) menyatakan bahwa pembelajaran ilmu
alam yang efektif ialah dimana anak menjadi pusat pembelajaran; mengeksplorasi
dan menemukan hal yang baru pada kehidupan sehari-harinya; membangun
pemahaman mereka melalui eksplorasi dan penemuan mereka menjadi bermakna.
Andarwati, dkk (2013) menyatakan bahwa pengaplikasian LKS memerlukan
6
dalam penyusunan LKS agar dapat menciptakan suatu pembelajaran yang
berpedoman pada tahapan dalam pendekatan scientific inquiry.
Pendekatan scientific inquiry mempunyai basis fisolofis untuk
mengembangkan pengertian sains, mempunyai basis psikologis penerapan teori
Bruner, dan mempunyai basis pedagogis yang ditengarai oleh kebebasan dan tidak
terstrukturnya proses pembelajaran. LKS yang disusun dengan memperhatikan
tahapan dalam pendekatan scientific inquiry dianggap dapat membimbing siswa
untuk mencari dan menemukan sesuatu dan lebih banyak melibatkan siswa secara
aktif. Hal tersebut dikarenakan siswa sendiri yang berupaya menemukan konsep
atau prinsip.
Penelitian yang terkait dengan pengembangan LKS yang telah dilakukan
oleh beberapa peneliti diantaranya adalah sebagai berikut: Menurut Fitriyati
(2012) menyatakan bahwa Pengembangan LKS Fisika memperoleh rerata skor
dari ahli media sebesar 3,46, ahli materi sebesar 3,50 dan guru Fisika sebesar 3,40
dengan interpretasi “baik” sehingga LKS ini layak sebagai media pembelajaran
dengan sedikit revisi. Rerata keterlaksanaan pembelajaran sebesar 91,47 dengan
interpretasi “sangat baik”. Ketercapaian hasil belajar dengan post-test sebesar
79,75. Respon siswa terhadap LKS mendapat skor 3,17 dengan interpretasi
“baik”. Sherlly, dkk (2012) pengembangan LKS berpengaruh efektif terhadap
hasil belajar siswa dan layak digunakan sebagai bahan pendamping bahan ajar.
LKS dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Nur, dkk (2010)
menyatakan bahwa Pengembangan LKS berbasis pembelajaran kooperatif Group
7
sebesar 86,23 %. Erawan, dkk (2013) menyatakan bahwa Pengembangan LKS
Fisika berbasis Mind Mapping dengan menggunakan model 4-D yang
diujicobakan pada siswa layak atau mencapai nilai rata-rata sebesar 79,35 % dan
hasil angket respon siswa menyatakan 100% siswa sangat senang mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan di atas, perlunya mewujudkan ketersediaan
LKS berbasis scientific inquiry yang merupakan salah satu alternatif pembelajaran
yang cocok dalam hasil belajar siswa. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti
permasalahan tersebut dengan judul “ Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) Berbasis Scientific Inquiry Pada Materi Suhu dan Kalor Untuk
Meningkatkan Hasil belajar Fisika Siswa SMA”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan
masalah yang ada di sekolah tersebut diantaranya:
1. LKS yang telah disediakan di sekolah masih merupakan LKS yang
konvensional.
2. Materi dalam LKS sering kali tidak sesuai dengan kompetensi dasar dan
indikatornya sehingga siswa tidak dapat memperoleh pengetahuan baru.
3. Model LKS konvensional yang telah disediakan di sekolah masih
merupakan LKS yang tidak terintegrasi dengan model pembelajaran dan
8
4. Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar sehingga
mengakibatkan minimnya penguasan konsep pada siswa.
5. Hasil belajar fisika siswa yang masih rendah.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan,
maka penelitian ini dibatasi masalah sebagai berikut:
1. LKS berbasis scientific inquiry yang dikembangkan pada pembelajaran
Fisika hanya untuk materi Suhu dan Kalor.
2. Uji coba LKS berbasis Scientific inquiry yang telah dikembangkan
dilakukan secara uji ahli, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil
dan uji coba kelompok lapangan terbatas.
3. Uji coba kelompok lapangan terbatas diteliti pengaruh digunakannnya
LKS berbasis Scientific inquiry terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan pokok
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana respon siswa terhadap LKS berbasis Scientific inquiry pada
pembelajaran Suhu dan Kalor?
2. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa menggunakan LKS berbasis
Scientificinquiry ?
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa menggunakan LKS berbasis
9
1.5.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian di atas maka tujuan penelitian
yang akan dicapai adalah:
1. Untuk menghasilkan LKS berbasis Scientific inquiry yang baik pada topik
Suhu dan Kalor.
2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap LKS berbasis Scientificinquiry.
3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan aktivitas siswa menggunakan
LKS berbasis Scientific inquiry.
4. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa
menggunakan LKS berbasis Scientificinquiry.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menarik minat bagi siswa dalam pembelajaran fisika sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar.
2. Memberikan alternatif penuntun bagi guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran berbasis Scientific inquiry dalam rangka meningkatkan
aktivitas siswa.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti
pengembangan LKS berbasis Scientificinquiry.
4. LKS yang dikembangkan ini dapat digunakan sebagai media ajar
10
1.7. Definisi Operasional
Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka
dibuat suatu defenisi operasional sebagai berikut:
1. Penelitian pengembangan adalah suatu pengkajian sistematik terhadap
pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk
pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan
efektivitas (Seals dan Richey,1996).
2. LKS adalah lembar kerja yang berisikan informasi dan interaksi dari guru
kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu aktivitas belajar, melalui
praktek atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai tujuan intruksional
Ratna Wilis Dahar (1986).
3. Scientific Inquiry adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
penyelidikan masalah sebenarnya dengan menghadapkan mereka dalam
penyelidikan, membantu mereka mengidentifikasi masalah metodologis atau
konseptual dalam penyelidikan dan mengajak mereka untuk merancang cara
dalam mengatasi masalah tersebut (Joyce & Weil ,2008).
4. Lembar Kerja Siswa berbasis Scientific inquiry adalah bahan ajar/media
pembelajaran yang berisi kumpulan materi disertai kegiatan-kegiatan dengan
tujuan untuk memahami dan mengembangkan kemampuan sains melalui
kegiatan praktikum sehingga dapat digunakan sebagai media pembelajaran di
85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. LKS konvensional yang tidak menggunakan model pembelajaran tertentu
telah dikembangkan dengan menggunakan model scientific inquiry dimana
siswa diarahkan melakukan penyelidikan dari fenomena yang ada sehingga
siswa mampu menemukan dan memahami konsep. LKS yang telah
dikembangkan peneliti direvisi oleh ahli materi Suhu dan Kalor pada
pembuatan peta konsep, isi dan langkah-langkah kegiatan LKS sehingga
memperoleh skor 97,27 dengan kriteria sangat baik, ahli desain pembuatan
LKS pada penggunaan warna, tulisan, tampilan LKS, ilustrasi dan daya tarik
sehingga memperoleh skor 82,5 dengan kriteria sangat baik. Hasil penilaian
guru fisika terhadap LKS yang sudah dikembangkan peneliti memperoleh
skor 93,12 dengan kriteria sangat baik tanpa ada revisi.
2. LKS berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatkan
respon siswa. Rata-rata respon siswa pada uji coba perorangan terhadap
LKS yang dikembangkan adalah 75 dengan kriteria baik, respon siswa pada
uji coba kelompok kecil terhadap LKS yang dikembangkan adalah 85
dengan kriteria sangat baik dan rata-rata respon siswa pada uji coba kelompok
besar adalah 86,25 dengan kriteria sangat baik.
3. LKS berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatkan
86
pertemuan I sebesar 60,17 dan pada pertemuan II sebesar 79,87 dengan
peningkatan sebesar 19 dan pada pertemuan III sebesar 88,22 dengan
peningkatan sebesar 8,53 serta pada pertemuan IV sebesar 93,73 dengan
peningkatan sebesar 5,51.
4. LKS berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada setiap pertemuan. Hasil belajar rata-rata siswa pada
pertemuan I sebesar 62,27 dan pada pertemuan II sebesar 78,09 dengan
peningkatan sebesar 15,82 dan pada pertemuan III sebesar 84,53 dengan
peningkatan sebesar 6,44 serta pada pertemuan IV sebesar 89,95 dengan
peningkatan sebesar 5,42.
5.2. Saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dimunculkan melalui kemampuan guru
melibatkan siswanya dalam pembelajaran langsung melalui investigasi dan
eksperimen. Sehubungan dengan hasil penelitian ini maka dituntut kreatifitas
guru dalam mendesain kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan strategi
pembelajaran dan media pembelajaran. Hasil penelitian ini memberikan
indikasi yang cukup memadai dalam penggunaan LKS berbasis scientific
inquiry dengan penerapan pembelajaran langsung.
2. Mengingat banyaknya guru yang menggunakan LKS yang tidak sesuai
dengan tuntutan kurikulum dan terbatasnya perangkat pembelajaran atau LKS
87
berorientasi scientific inquiry dan investigasi dengan prinsip pembelajaran
langsung sesuai kurikulum pembelajaran fisika sehingga mampu memberikan
umpan balik yang lebih baik bagi siswa.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan LKS fisika dalam
pembelajaran hendaknya menggunakan basis yang berbeda pada
88
DAFTAR PUSTAKA
Akinoglu, O. 2008. Assessment Of the Inquiry-Based Project Implementation Process In Science Education Upon Students’ Points Of Views.
International Journal of Instruction.1(1): 2-3.
Anderson, D. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Anonim, 2004. Focus On Inquiry. A Teacher’s Guide to Implementing Inquiry-based Learning. Cataloguing in Publication Data.
Anonim. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Depdiknas. (gurupembaharu.com/home/wpcontent/uploads/downloads/2011/09/Pandu an-Pengembangan-Bahan-Pelajaran.doc, diakses tanggal 16 Januari 2015).
Arfianty, E. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep
Koloid Siswa. Bandung: UPI Bandung.
Arikunto, S. 2002.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo.
Astuti, Setiawan. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dalam Pendekatan Kooperatif Pada Materi Kalor.Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1):88-92.
Bhaskara, Digumarti. 2008. Science Process Skill of School Students. New Delhi: Arora Offset.
Borg & Gall. 2003. Educational Research (Seventh Edition). Amerika
Cimer, A. 2007. Effective Teaching in Science: A Review of Literature. Journal of Turkish Science Education, 4(1): 26-30.
Dahar, R. 1989. Teori-Teori Belajar. Bandung: PT. Gelora Aksara Pratama.
Damayanti, D.S., Nur, N., Eko, S. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013. Radiasi,
3(1): 58-62.
89
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar.
Dewi, K., Sadia., Ristiati. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Dengan Setting Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kinerja Ilmiah Siswa.e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3(1): 1-11.
Dhaka, A. 2012. BiologicalScience Inquiry Model And Biology Teaching.
Bookman International Journal of Accounts, Economics & Business Management, 1(2): 80-82.
Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta.
Ergül, R. 2011. TheEffects of Inquiry-Based Science Teaching on Elementary School Students’ Science Process Skill and Science Attitudes.Bulgarian Journal of Science and Education Policy (BJSEP), 5(1):48-68.
Faoziah, Kh, 2012. Pengembangan LKS Praktikum Berbasis Inquiry pada Pokok
Bahasan Reaksi Kimia. Bandung: FMIPA UPI Bandung.
Gulo, W. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Grasindo.
Gustina, G. 2012. Pengembangan LKS Berbasis Inquiry Terbimbing Dengan
Material Lokal pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam. Bandung: FMIPA
UPI Bandung.
Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Harlen, W. 2000. Teaching, Learning and Assesing Science 5-12 3rd ed. London: Paul Chapman Publishing.
Hussain, A., Shakoor. 2011. Physics Teaching Methods: Scientific Inquiry Vs Traditional Lecture. International Journal of Humanities and Social Science, 1(19): 269-276.
Johnston, J. 2004. The Value of Exploration and Discovery. Primary Science Review.
Joyce, Bruce., Marsha Weil. 2003.Models of Teaching (fifth edition).New Delhi: Prentice Hall.
Joyce, Bruce., Marsha Weil. 2009. Models of Teaching (edisi delapan). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
90
Karsli, F.& Sahin, C. 2009. Developing Worksheet Based on Science Process Skill: Factor Affecting Solubility.Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching. 10(1): 890-895.
Kusuma, E. & Siadi, K. 2010. Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berorientasi Chemo-Enterpreneurship Untuk meningkatkan Hasil Belajar dan Life Skill Mahasiswa.Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4(1): 544-551.
Khalick,F., Boujaoude, S., Lederman, NS. 2004. Inquiry in Science Education Internationa Perspectives. Wiley Periodical.
Kurniawati, Ika. Modul Pelatihan Pengembangan Bahan Ajar. Kemendikbud, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan.
(sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/, diakses tanggal 17 Januari 2015)
Liang, L., Chen, S., Chen, X. 2002. Student Understanding of Scientific Inquiry (SUSI): Development and Validation of an Assessment Instrument. Paper prepared for the Eighth International History, Philosophy, Sociology & Science Teaching Conference (IHPST), Leeds, UK, July 15–18.
Marwoto, Y.& Subagyo W. 2009. Pembelajaran Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Suhu Dan Pemuaian.Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5(1): 42-46.
Merdekawati, S.& Himmawati. 2011. Developing Student Worksheet In English Based On ConstructivismUsing Problem Solving Approach For
Mathematics Learning On The Topic Of Social Arithmetics. Yogyakarta:
UNY.
Rehulina. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inquiry Untuk
Pembelajaran Biologi SMA Kelas XII Semester 1. Medan: UNIMED
Rohaeti, E.,Endang, WLFX., Tutuk P, Regina. 2006. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX. Artikel Penelitian. Yogyakarta : UNY Yogyakarta.
Salirawati, D. 2015. Penyusunan Dan Kegunaan Lks Dalam Proses Pembelajaran. (staff.uny.ac.id/.../19penyusunnan-dan-kegunaan-lks.p, diakses tanggal 11 Mei 2016)
Sani, R.A. 2012. Pengembangan Laboratorium Fisika. Medan: UNIMED PRESS.
Sani, R.A. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
91
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suyanto, Slamet. 2011. Lembar Kerja Siswa (LKS). Disampaikan dalam acara Pembekalan guru daerah terluar, terluar, dan tertinggal. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Töman, U. 2013. Extended Worksheet DevelopedAccording to 5e Model Based On Constructivist Learning Approach.International Journal on New Trends in Education and Their Implications, 4(16): 173-183.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
Wenning, C. J. 2011. Experimental Inquiry in Intriductory Physics Course.
Journal of Physics Teacher Education Online. 6(2): 2-8.