PROGRAM TAYANGAN SEPAKBOLA LIGA INGGRIS DAN
TINDAKAN MENONTON DI KALANGAN
BABES
(Studi Korelasional Antara Program Sepakbola Liga Inggris dan Tindakan
Menonton di Kalangan Babes (Perempuan Penggemar Sepakbola) Anggota Fans
Club Chelsea Indonesia Suporters Club (CISC) Regional Medan dan United
Indonesia (UI) Regional Medan)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1)
pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi
HARITZ ARDIANSYAH
110904089
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
Lembar Persetujuan
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:
Nama
: Haritz Ardiansyah
NIM
: 110904089
Departemen : Ilmu Komunikasi
Judul :PROGRAM TAYANGAN SEPAKBOLA LIGA INGGRIS DAN TINDAKAN
MENONTON DI KALANGAN BABES
(Studi Korelasional Antara Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris dan
Tindakan Menonton di Kalangan Babes (Perempuan Penggemar Sepakbola)
Anggota Fans Club Chelsea Indonesia Suporters Club (CISC) Regional Medan
dan United Indonesia (UI) Regional Medan)
Medan, April 2015
Dosen Pembimbing
Ketua Departemen
Yovita Sabarina Sitepu S.sos
Dra. Fatma Wardy Lubis,
MA
NIP. 198011072006042002
NIP. 196208281987012001
Dekan FISIP
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh :
Nama
: Haritz Ardiansyah
Nim
: 110904089
Departemen
: Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi
:
PROGRAM TAYANGAN SEPAKBOLA LIGA INGGRIS DAN
TINDAKAN MENONTON DI KALANGAN
BABES
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
Majelis Penguji
Ketua Penguji
:
Penguji
:
Penguji Utama
:
PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang di kutip
maupun yang dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika
dikemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya
bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
Nama
: Haritz Ardiansyah
NIM
: 110904089
Tanda Tangan :
`
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya ucapkan terutama kepada Allah SWT. Terima
Kasih atas segala nikmat, karunia, dan petunjuk. Terima Kasih untuk selalu
menjaga, melindungi, dan memberikan berkat di segala keputusan yang saya
ambil. Terima Kasih untuk selalu membuat saya percaya pada keajaibanMu,
Allahuakbar.
Terima Kasih sebanyak dan sedalam-dalamnya kepada Andi Johan &
Syafrida atas segala doa, cinta, kasih sayang, dukungan materil maupun moril.
Terima Kasih untuk tidak pernah berhenti percaya pada saya dan mimpi-mimpi
saya, kalian orang tua yang hebat. Terima Kasih untuk segala pengertian dan
perhatian. Kepada saudara saya Rizki Kurnia Sandi. Terima Kasih atas segala
pengalaman yang telah dan akan kita bagi. Masa-masa kecil yang bahagia,
maupun masa depan yang kita terka-terka Keluarga bagi saya adalah salah satu
alasan untuk terus mengejar mimpi dan mewujudkan cita-cita. Terima Kasih,
keluarga kecilku.
Dalam penulisan skripsi ini pun, saya menyadari banyak dukungan serta
bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk segala
pengalaman membahagiakan yang takkan terbalas itu pada kesempatan ini saya
juga ingin mengucapkan Terima Kasih kepada:
1.
Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Dra. Fatma Wardy Lubis, MA. Terima
Kasih atas segala ilmu yang Ibu berikan. Semoga Ibu bahagia dan sehat selalu.
2.
Dosen Pembimbing Akademik saya Drs.Hendra Harahap M.si. Terima Kasih atas
perspektif yang Bapak bagi. Semoga Bapak bahagia dan sehat selalu.
3.
Dosen Pembimbing Skripsi saya, yang paling teristimewa kak Yovita Sabarina
Sitepu. Terima Kasih banyak atas segala dukungan, masukan, arahan bahkan
wejangan yang kakak berikan. Segala perspektif yang kakak bagi benar-benar
membekas bagi saya, juga untuk segala pengertian yang kakak berikan selama
membimbing saya. Untuk waktu-waktu yang akan saya kenang seumur hidup
sebanyak-banyaknya. Semoga kakak berbahagia selalu dan senantiasa dalam
LindunganNya, sekali lagi saya ucapkan terima kasih.
4.
Bapak dan Ibu dosen Ilmu Komunikasi USU yang telah memberikan bekal
pengetahuan selama masa perkuliahan berlangsung. Terima Kasih atas segalanya.
5.
Kepada Kak Maya yang selalu bersikap manis, baik dan santun. Terima Kasih
atas segala bantuan yang Kakak Berikan.
6.
Pak Tangkas, Terima Kasih atas pengalaman-pengalaman menarik yang saya
rasakan.
7.
Sarah Diba Edward Ginting (Katrina Kaif). Terima Kasih untuk waktu-waktu
yang kita lewati. Segala pengalaman, proses, kenangan, cita-cita dan mimpi yang
kita miliki bersama, kamu adalah seseorang yang sangat berharga.
8.
Kepada teman-teman Ilmu Komunikasi USU mulai dari stambuk 2008 hingga
2015 kalian keluarga besar yang luar biasa..
9.
FAMOSO. Tetty Mutya, Nabilah Adzhani, Aisyah Arfani dan Tania Suri.
Teman-teman yang sangat membanggakan.
10.
Sahabat-sahabat saya Mhd Zahrawi, Edi Syahputera Maha dan Yudha Ikhsan
kalian adalah guru bagi saya dalam menjalani hidup
11.
Bang Didi Rockvanka, Dama Paundra, Frydo Faisal dan Felix Budi Dharma
terima kasih kepada abang-abang saya yang telah memberikan saya banyak
pelajaran dan berbagi pengalaman baik dalam dunia perkuliahan dan dunia
Fotografi.
12.
Adik-adik saya yang luar biasa hebat Edwar Kevin, Denny Daniel, Dana Rahmat,
Adrian Suhenra, Pandy Syahputera, Uye dan Reza Pahlevi.
13.
Kepada Adik-Adik Fokus USU. Bangga menjadi bagian dari kalian. Tetap
semangat dan kibarkan nama Fokus USU. Salam salam jepret!
14.
Bang Safar, Bang Amin, Marwan, Fikri dan Heri serta seluruh kordinator
lapangan Tim Campaign di Political Consultant, Polonia Center. Benar-benar
suatu pengalaman karir yang berharga untuk dapat memutar otak bersama untuk
menemukan hubungan sesuatu dengan Ember di Kantor kita yang kita cintai.
15.
Kepada keluarga besar CISC Medan, terima kasih telah menjadi keluarga besar
saya selama 4 tahun ini dan telah memberikan pasangan hidup untuk saya hingga
16.
Kepada teman-teman dari UI Medan terutama kepada bang Mora terima kasih
telah berbaik hati untuk menjadi responden saya walaupun klub yang kita dukung
merupakan rival dunia akhirat.
17.
Kepada teman-teman geng melati Tomy, Boy Manalu, Irend Eka, Rizaldi, Yohan,
Kevin dan Gofar Adam, terima kasih telah memberikan semangat dan motivasi
dalam menjalani skripsi ini.
18.
Kepada seluruh teman-teman Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara
stambuk 2011, bangga menjadi bagian dari kalian dan semoga sukses menyertai
kita semua.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini belum mencapai
kesempurnaan, maka dari itu dengan segala kerendahan hati, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran guna membangun penyempurnaan skripsi ini.
Akhirnya saya ucapkan selamat membaca dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca.
Medan, Juni 2015
Peneliti
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan
di bawah ini :
Nama
: Haritz Ardiansyah
NIM
: 110904089
Departemen : Ilmu Komunikasi
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas
: Universitas Sumatera Utara
Jenis karya
: Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non Exclusive
Royalty – Free Rights) atas karya ilmiah saya yang berjudul “Program Tayangan
Sepakbola Liga Inggris dan Tindakan Menonton di Kalangan Babes”
(StudiKorelasional Antara Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris dan Tindakan Menonton
di Kalangan Babes (Perempuan Penggemar Sepakbola) Anggota Fans Club Chelsea
Indonesia Suporters Club (CISC) Regional Medan dan United Indonesia (UI) Regional
Medan)”.
Dengan Hak Bebas Royalty Noneksklusif ini Universitas Sumatera Utara
berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa
meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di: Medan, Juni 2015
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris dan Tindakan
Menonton di Kalangan Babes”
(Studi Korelasional Antara Program Tayangan
Sepakbola Liga Inggris dan Tindakan Menonton di Kalangan Babes
(Perempuan
Penggemar Sepakbola) Anggota Fans Club Chelsea Indonesia Suporters Club
(CISC) Regional Medan dan United Indonesia (UI) Regional Medan)
”.Tujuannya
untuk mengetahui sejauh mana hubungan tayangan Liga Inggris terhadap tindakan
menonton
Fans Club di Indonesia terutama di kalangan wanita (babes). Teori
yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah komunikasi, komunikasi
massa, televisi, audiens prilaku menonton televisi, FansClub
dan
Babes.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional dengan pendekatan
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah angota Fans Club CISC (Chelsea
Indonesia Suporters Club) regional Medan dan UI
(United
Indonesia) regional
Medan yang berjumlah 30 orang. Teknik penarikan sampling
yang digunakan
adalah
Total Sampling. Teknik pengumpulan data melalui kuisioner. Adapun
teknik analisis data menggunakan analisis tabel tunggal dan tabel silang dengan
menggunakan SPSS-19. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah rs sebesar
0,239 lebih kecil dari 0,05 maka tidak terdapat hubungan antara program tayanganLiga Inggris terhadap tindakan menonton di kalangan babes CISC (Chelsea
Indonesia Suporters Club) regional Medan dan UI (United Indonesia) regional Medan. Sekaligus juga menolak hipotesis yang terdapat hubungan antara program tayangan Liga Inggris terhadap tindakan menonton di kalangan babes CISC (Chelsea Indonesia Suporters Club) regional Medan dan UI (United Indonesia) regional Medan.
ABSTRACT
The tittle of this study is “England Premiere League Show Program and The Act
of Watching in Babes” (a corelational study between England Premiere League
Show Program and The Act of Watching in Babes (girl who watch football) in
Fans Club Chelsea Indonesia Suporters Club (CISC) based in Medan and United
Indonesia (UI) based in Medan. The aim of this study is to draw how the relation
between England Premiere League Show Program and the Act of Watching in
Indonesian Fans club especially in girl (babes). Theories that relevant to this
study are; Communication, Mass communication, Television, Audience, The Act
of Watching, Fans Club and Babes. This study using corelational method in
quantitative. The population in this study are babes from CISC Fans Club
(Chelsea Indonesia Suporters Club) based in Medan and UI (United Indonesia)
based in Medan amount 30 persons. Using Total sampling to draw amount of
sample. Using Field Research as the collecting data thecnique and using
questionaire that consist of 39 questions as the tools of collecting data. Therefore
the Data Analysis thecnique using singular table and cross table with SPSS 19.
The result of this study is that rs is 0,239 which isless than 0.05 that it would say
that there is
no relation between England Premiere League Show Program and
The Act of Watching in Babes of CISC (Chelsea Indonesia Supporters Club)
and UI (United Indonesia) based in Medan.
This study also denied the hipotesa
that there is such relation between England Premiere League Show Program and
The Act Of Watching in Babes CISC (Chelsea Indonesia Supporters Club) and UI
(United Indonesia) based in Medan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PENYATAAN ORISINALITAS ...iv
KATA PENGANTAR ... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii
ABSTRAK ...ix
DAFTAR ISI ...xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR
GAMBAR………..xv
DAFTAR LAMPIRAN ...xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah ... 1
1.2
Pembatasan Masalah ... 8
1.3
Perumusan Masalah ... 8
1.4
Tujuan Penelitian ... 9
1.5
Manfaat Penelitian ... 9
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori... 11
2.1.1 Komunikasi ... 11
2.1.2 Komunikasi Massa ... 18
2.1.3 Televisi ... 25
2.1.4 Audiens ... 32
2.1.5 Perilaku Menonton Televisi ... 38
2.1.6
Fans Club ... 42
2.1.7
2.1.7 Babes ... 57
2.1
Kerangka Konsep ... 47
2.2
Variabel Penelitian ... 48
2.3
Definisi Operasional... 49
2.4
Hipotesis ... 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Sejarah Singkat Fans Club ... 51
3.2.1 Sekilas Tentang (CISC) Chelsea Indonesia Suporters Club ... 51
3.2.2 Sekilas Tentang (UI) United Indonesia……….52
3.2
Metode Penelitian... 53
3.3
Lokasi Penelitian ... 54
3.4
Populasi dan Sampel ... 54
3.5
Teknik Penarikan Sampel ... 55
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 55
3.7 Teknik Analisis Data ... 55
3.6.1 Analisis Tabel Tunggal ... 56
3.6.2 Analisis Tabel Silang ... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Pelaksanaan dan Pengumpulan Data ... 59
4.1.1 Tahapan Pengumpulan Data ... 59
4.1.1.1
Penelitian Lapangan ... 59
4.1.2Tahapan Pengolahan Data ... 60
4.2
Analisis Tabel Tunggal ... 61
4.3
Analisis Tabel Silang ... 88
4.4
Uji Hipotesis ... 92
4.5
Pembahasan ... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan ... 98
5.2
Saran ... 99
5.2.1 Saran responden penelitian ... 99
5.2.2 Saran dalam kaitan akademis ... 100
5.2.3 Saran dalam kaitan praktisi ... 100
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
2.1
Operasional Variabel ... 48
3.1
Jumlah Anggota Babes ... 54
3.2
Analisis Tabel Silang ... 57
4.1
Keanggotaan Babes ... 61
4.2
Usia ... 62
4.3
Pekerjaan ... 62
4.4
Pendidikan ... 63
4.5
Pengeluaran Per-bulan ... 63
4.6
Waktu Liga Inggris ... 64
4.7
Waktu Tayang Pukul 20.00 ... 65
4.8
Waktu Tayang Pukul 22.00 ... 65
4.9
Waktu Tayang Pukul 00.00 ... 66
4.10
Waktu Tayang Pukul 02.00 ... 66
4.11
Durasi Menonton ... 67
4.12
Durasi 120 Menit ... 68
4.13
Puas Durasi 120 Menit ... 68
4.14
Intensitas menonton ... 69
4.15
Tayangan Liga Ingris 2 Kali Semingggu ... 70
4.16
Tayangan Liga Inggris Hari Sabtu ... 71
4.17
Tayangan Liga Inggris Hari Minggu... 71
4.18
Tampilan Presenter Liga Inggris ... 72
4.19 PuasdenganTampilanPresenter ... 73
4.20
Analisis Ppertandingan... 73
4.21
Puas dengan Analisis Pertandingan ... 74
4.22
Audio Visual Pertandingan ... 75
4.23
Puas dengan Audio Visual Pertandingan ... 75
4.24
Kuis Interaktif Pertandingan ... 76
4.25
Puas dengan Kuis Interaktif Pertandingan ... 77
4.26
Tayangan Pertandingan Live ... 77
4.27
Preview Pertandingan... 78
4.28
Highlight Pertandingan ..………..79
4.29
Replay Pertandingan ………...79
4.30
Kenyamanan Menonton Liga Inggris ………80
4.31
Fokus Menonton Liga Inggris ..……….81
4.32
Menonton di Tempat Nobar ...………...82
4.33
Tidak Menonton di Tempat Nobar……….82
4.34
Berdiskusi Tayangan Liga Inggris ….………...83
4.35
Intensitas Berdiskusi Tayangan Liga Inggris …..………..84
4.36
Menonton Liga Inggris di Televisi …..………..84
4.37
Tidak Menonton Liga Inggris di Televisi ………..………...85
4.38
Tim Sepakbola kesayangan Menang………..86
4.39
Tim Sepakbola Kesayangan Kalah …..……….86
4.40
Tayangan Liga Inggris Memenuhi Informasi Hiburan Olahraga..87
4.4.2 Analisis Pertandingan dengan Senang Berdiskusi Tayangan Liga
Inggris diTelevisi ………..90
4.4.3 Menonton Tayangan Liga Inggris dengan Puas Bahwasannya
Tayangan Liga Inggris Memenuhi Informasi Hiburan akan
Daftar Gambar
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Tabel Fortran Cobol
2.
Kuesioner
3.
Lembar Catatan Bimbingan Skripsi
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris dan Tindakan
Menonton di Kalangan Babes”
(Studi Korelasional Antara Program Tayangan
Sepakbola Liga Inggris dan Tindakan Menonton di Kalangan Babes
(Perempuan
Penggemar Sepakbola) Anggota Fans Club Chelsea Indonesia Suporters Club
(CISC) Regional Medan dan United Indonesia (UI) Regional Medan)
”.Tujuannya
untuk mengetahui sejauh mana hubungan tayangan Liga Inggris terhadap tindakan
menonton
Fans Club di Indonesia terutama di kalangan wanita (babes). Teori
yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah komunikasi, komunikasi
massa, televisi, audiens prilaku menonton televisi, FansClub
dan
Babes.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional dengan pendekatan
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah angota Fans Club CISC (Chelsea
Indonesia Suporters Club) regional Medan dan UI
(United
Indonesia) regional
Medan yang berjumlah 30 orang. Teknik penarikan sampling
yang digunakan
adalah
Total Sampling. Teknik pengumpulan data melalui kuisioner. Adapun
teknik analisis data menggunakan analisis tabel tunggal dan tabel silang dengan
menggunakan SPSS-19. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah rs sebesar
0,239 lebih kecil dari 0,05 maka tidak terdapat hubungan antara program tayanganLiga Inggris terhadap tindakan menonton di kalangan babes CISC (Chelsea
Indonesia Suporters Club) regional Medan dan UI (United Indonesia) regional Medan. Sekaligus juga menolak hipotesis yang terdapat hubungan antara program tayangan Liga Inggris terhadap tindakan menonton di kalangan babes CISC (Chelsea Indonesia Suporters Club) regional Medan dan UI (United Indonesia) regional Medan.
ABSTRACT
The tittle of this study is “England Premiere League Show Program and The Act
of Watching in Babes” (a corelational study between England Premiere League
Show Program and The Act of Watching in Babes (girl who watch football) in
Fans Club Chelsea Indonesia Suporters Club (CISC) based in Medan and United
Indonesia (UI) based in Medan. The aim of this study is to draw how the relation
between England Premiere League Show Program and the Act of Watching in
Indonesian Fans club especially in girl (babes). Theories that relevant to this
study are; Communication, Mass communication, Television, Audience, The Act
of Watching, Fans Club and Babes. This study using corelational method in
quantitative. The population in this study are babes from CISC Fans Club
(Chelsea Indonesia Suporters Club) based in Medan and UI (United Indonesia)
based in Medan amount 30 persons. Using Total sampling to draw amount of
sample. Using Field Research as the collecting data thecnique and using
questionaire that consist of 39 questions as the tools of collecting data. Therefore
the Data Analysis thecnique using singular table and cross table with SPSS 19.
The result of this study is that rs is 0,239 which isless than 0.05 that it would say
that there is
no relation between England Premiere League Show Program and
The Act of Watching in Babes of CISC (Chelsea Indonesia Supporters Club)
and UI (United Indonesia) based in Medan.
This study also denied the hipotesa
that there is such relation between England Premiere League Show Program and
The Act Of Watching in Babes CISC (Chelsea Indonesia Supporters Club) and UI
(United Indonesia) based in Medan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahluk sosial, artinya manusia memiliki kebutuhan dan
kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia
lainnya. Manusia juga memiliki kemampuan untuk menyampaikan keinginan dan hasrat
diri kepada orang lain di sekitarnya. Hal tersebut merupakan awal dari keterampilan
manusia dalam berkomunikasi secara otomatis dan alamiah melalui lambang-lambang,
isyarat (non-verbal), kemudian disusun dengan kemampuan untuk memberi arti dari
lambang tersebut kedalam bentuk verbal. Sementara itu sifat dasar manusia adalah
“keingintahuan” yang kuat dalam diri manusia untuk terus menerus mengumpulkan,
saling bertukar dan mengendalikan informasi juga menjadi tonggak penting manusia
untuk melakukan komunikasi (Purba, dkk, 2006: 1)
Harold Lasswell mengatakan bahwa, komunikasi pada dasarnya merupakan suatu
proses yang menjelaskan “siapa (who), mengatakan apa (says what), dengan saluran apa
(in which chanel), kepada siapa (to Whom), dengan akibat/ hasil apa (with what effect)”.
Sedangkan menurut Bernard Berelson & Gary A. Steiner (dalam Riswandi, 2009: 2),
komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan
lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka, dan
lainnya.
Di dalam ruang lingkup ilmu komunikasi terdapat berbagai macam bentuk atau
tatanan komunikasi. Bentuk komunikasi tersebut seperti komunikasi antar pribadi,
komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa, Salah satu bagian
dalam ruang lingkup ilmu komunikasi tersebut yang berkembang pesat saat ini adalah
komunikasi massa (mass communications).
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media
cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari
pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa) yang
merupakan di hasilkan oleh teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab ada media
yang bukan media massa yakni media tradisional seperti kentongan, angklung, gamelan,
dan lain-lain. Jelas bahwa media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern
sebagai saluran dalam komunikasi massa.Menurut Bittner (dalam Riswandi, 2009: 103)
Komunikasi massa merupakan pesan-pesan yang di komunikasikan melalui media massa
Menurut Joseph A. Devito yakni komunikasi massa adalah komunikasi yang
ditunjukkan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti
bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau
menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada
umumnya agak sukar untuk di definisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi
yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa
barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya
(televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita) (Nurdin, 2004: 10 -11).
Media merupakan pembentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan
yang signifikan (Ardianto dan Erdinaya, 2004:57). Media juga membantu membentuk
dan memelihara peraturan dan ideologi yang mendasarinya karena kemampuan teknisnya
yang unik dan kuat, serta isinya yang memikat merupakan sarana untuk difusi informasi
yang paling efektif yang pernah diciptakan manusia. Media massa tidak hanya melintasi
batas-batas geografis tetapi juga batas-batas kelas, ras, budaya, politik, pendidikan dan
jenis kelamin, dalam rangka mendistribusikan – sebagai produk rutin–hiburan dan
informasi yang menanamkan dan menyegarkan sudut pandang dan cara pemahaman
tertentu (Lull, 1998: 70). Media massa memiliki kapasitas dapat melipatgandakan
pesan-pesan komunikasi dalam jumlah yang sangat besar serta menyebarluaskan dalam waktu
relatif cepat kepada sejumlah audiens (Wiryanto, 2000 : 16)
Kebutuhan akan informasi mendorong manusia untuk mengonsumsi media.
Terdapat berbagai cara masyarakat untuk mengonsumsi media, salah satunya dengan
menonton televisi. Televisi merupakan media yang paling luas di konsumsi masyarakat
Indonesia. Jenis media ini, audio –visual, tidak membebani banyak syarat bagi
masyarakat untuk menikmatinya (Wirodono, 2005:vii ). Menurut Alexis S Tan (dalam
Nurdin, 2007: 65), media massa memiliki empat fungsi yakni, menyiarkan informasi
yang di butuhkan masyarakat (to inform), Mendidik dengan menyajikan
informasi-informasi yang dapat menambah pengetahuan (to educate), membujuk/mempersuasi
khalayak untuk melakukan sesuatu tindakan (to persuate) dan menyenangkan/menghibur
dengan menyajikan tayangan yang dapat menghibur khalayak (to entertain).
Televisi saat ini merupakan media massa yang paling populer di kalangan
masyarakat Indonesia. Sebahagian besar penduduk di negara-negara berkembang
memanfaatkan televisi sebagai sarana hiburan, informasi, edukasi dan lain sebagainya.
Televisi tidak membatasi diri hanya untuk konsumsi kalangan tertentu saja namun telah
menjangkau konsumen dari semua kalangan masyarakat tidak terkecuali remaja dan
memberikan pengaruh besar terhadap perubahan kehidupan masyarakat, kehidupan sosial
masyarakat yang tadinya tradisional berubah cepat menjadi modern akibat modernisasi
yang dibawa oleh televisi.
Semakin berkembangnya industri penyiaran, masyarakat sangat tergantung dan
membutuhkan berbagai informasi yang di sajikan oleh televisi karena dirasa memiliki
tampilan sempurna berupa penyajian audio dan visual yang secara bersamaan, bahkan
saat ini program acara yang ada di televisi banyak menyajikan tayangan dan siaran secara
langsung (live) baik tayangan yang ada di dalam negeri bahkan yang ada di belahan bumi
lain seperti liputan mancanegara, reality show, bahkan pertandingan olah raga yang ada di
dalam dan luar negeri seperti pertandingan sepakbola baik liga lokal maupun
internasional kini dapat di sajikan secara langsung oleh televisi.
Salah satu program acara televisi adalah tayangan olahraga sepakbola. Banyak
sekali pertandingan liga-liga di dunia yang ditayangkan oleh televisi. Liga Italia, Liga
Spanyol, Liga Jerman, Liga Perancis, Liga Belanda, Liga Indonesia dan Liga yang paling
gemerlap seperti Liga Inggris (BPL, Barclays Premiere League) yang masing disiarkan
oleh stasiun televisi swasta dan nasional yang mengudara di Indonesia.
Media massa televisi saat ini banyak menayangkan berbagai tayangan olahraga
sepakbola baik tayangan liga sepak bola nasional maupun internasional. Seperti halnya
liga Inggris yang disiarkan secara langsung dan menarik di televisi nasional seperti
dengan memberikan analisis pertandingan, kuis interaktif dengan pemirsa serta dengan
menyajikan profil klub serta pemain sepakbola, dan kemasan tayangan sepakbola juga di
pandu oleh pembawa acara yang memiliki kemampuan dan kapabilitas di bidang olahraga
sepakbola seperti Darius Sinatria, Dona Agnesia, Pangeran Siahaan serta juga dengan
dipandu oleh analisis analisis sepakbola yang berpengalaman seperti Tomy Welly, Roni
Pangemanan, Dannur Windo dan lain sebagainya. Penyajian tayangan sepakbola yang
dikemas oleh media massa televisi (SCTV, Indosiar) tentunya telah membuat citra dari
tayangan Liga Inggris memiliki nilai exclusivitas bagi para penikmat Liga Inggris di
seluruh nusantara.
Liga Utama Inggris (EPL England Premiere League) saat ini menyajikan
kompetisi yang ketat dengan pemain-pemain top di dunia seperti Angel Di Maria, Eden
Hazard, Diego Costa, Wayne Rooney, Cesc Fabregas, Sergio Aguero, Mesut Ozil dan
lain sebagainya serta di pesertai oleh klub-klub yang sebagian besar termasuk klub-klub
sepakbola paling elite di Eropa, seperti Chelsea FC, Manchester United FC, Arsenal FC,
Liga Utama Inggris sebelumnya disebut dengan F.A Premiere League dan pada
tanggal 20 Februari 1992 mendapat dukungan sponsor dari Bank Barclays sehingga nama
resminya pun menjadi Barclasys Premiere League (BPL) dan di luar Inggris raya biasa
disebut dengan English Premiere League (www.thefa.com).
Liga Inggris (Premier) adalah liga sepak bola yang paling banyak ditonton di
dunia, disiarkan di 212 wilayah negara kepada 643 juta pemirsa. Pada musim 2013-2014
rata-rata kehadiran penonton dalam setiap pertandingan Liga Inggris adalah 35.363, yang
merupakan tertinggi kedua di dunia, dengan tingkat hunian stadion mencapai 92,2%. Liga
Premier juga mendapat peringkat koefesien liga (coefficients of leagues) pertama dari
UEFA Union of Europe Football Associations (badan tertinggi sepak bola Eropa di
bawah FIFA) berdasarkan penampilan di kompetisi Eropa selama lima tahun terakhir
(www.UEFA.com).
Liga Premier musim 2014-2015 terdiri dari 20 klub peserta liga diantaranya:
1. Chelsea Football Club
2. Manchester City Footbal Club
3. Manchester United Football Club
4. West ham United Football Club
5. Southampton Football Club
6. Arsenal Football Club
7. Tottenham Hotspurs Football Club
8. Swansea City Football Club
9. Newcastle United Football Club
10. Liverpool Football Club
11. Everton Football Club
12. Aston Villa Football Club
13. Stoke City Football Club
14. Sunderland Football Club
15. West Bromwich Albion Football Club
16. Queens park Rangers Football Club
17. Crystal Palace Football Club
18. Burnley Football Club
19. Hull City Football Club
20. Leichster City Football Club
Setiap klub masing-masing bertanding sebanyak dua kali, sekali di stadion
mereka (home stadion) dan sekali lagi di stadion lawan (away stadion), sebanyak 38
pertandingan untuk setiap klub menjadi total 380 pertandingan di liga utama Inggris
selama semusim penuh. Tiga klub pada urutan terbawah terdegradasi dan empat klub
teratas masuk kompetisi Champions League. Tiga klub teratas masuk secara otomtis,
sedangkan urutan ke empat masuk babak play off klub pada urutan ke lima akan masuk
kompetisi Europe League untuk memperebutkan piala UEFA (kompetisi Eropa kedua
setelah Champions League). Klub pada urutan ke enam dan ketujuh bisa juga masuk
kompetisi piala UEFA tergantung pada situasi kompetisi liga lainnya. Sedangakn klub
urutan 18-20 akan terdegradasi ke divisi Championship (liga kedua di bawah Liga
Inggris) dan akan digantikan oleh klub peringkat 1-2 dari divisi championship yang
otomatis promosi serta klub peringkat 3-6 dari divisi championship yang memperebutkan
satu tiket yang tersisa untuk berlaga di kompetisi EPL melalui babak Play Of
(www.BarclaysPremiereLeague.com).
Saat ini pemegang hak siar tayangan Liga Inggris Barclays Premiere League
(BPL) adalah Indosiar, SCTV (tv lokal), dan Next Media, Orange TV, First Media dan
Big TV (televisi berbayar). Bukan fenomena yang aneh lagi jika Liga Inggris begitu di
minati di Indonesia mengalahkan liga-liga lainnya bahkan Liga Indonesia.
Para pengemar tayangan sepak bola di Indonesia sebagian besar adalah remaja
dan anak muda, dan dengan memiliki ketertarikan yang sama dan memiliki klub favorit
yang sama masyarakat Indonesia mendirikan perkumpulan-perkumpulan fans sepak bola
dalam kelompok-kelompok sesuai dengan klub sepak bola yang di gemari masing masing
yang biasa disebut dengan Fans Club (dalam Hinca, 2007).
Fenomena fans Club di Indonesia sangat pesat dan telah terjadi sejak awal tahun
2000, dan terus berkembang hingga saat ini. Fans Club adalah sekumpulan orang yang
memiliki kesukaan yang sama, dan yang paling marak di Indonesia saat ini adakah Fans
Club sepak bola. Fans Club sepak bola adalah sekumpulan fans yang memiliki
ketertarikan terhadap sebuah tim tertentu dan memiliki tujuan yang sama (dalam
Hinca,2007).
Fans Club rata-rata terbentuk atas dasar keinginan untuk bersatu bertukar pikiran.
Karena jika sekumpulan orang bersatu dengan kesamaan visi yang sama dan hobi yang
sama maka akan lebih mudah untuk bersosialisasi. Dan atas dasar ini akan lebih mudah
untuk menyamakan keinginan, tujuan, serta untuk menjalin silaturahmi di antara Fans
Fans Club Sepak bola saat ini sangat banyak di Indonesia, hampir setiap liga
besar di eropa memiliki Fans Club di Indonesia termasuk juga dengan klub –klub Liga
Inggris (EPL). Menurut MISC (Medan Indonesia Suporters Club) Tim seperti
Manchester United, Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City dan Totenham
Hotspurs memiliki Fans Club nya sendiri di Indonesia, ada United Indonesia (Fans Club
Manchester United), AIS Arsenal Indonesia Suporters (Fans Club Arsenal FC), CISC
Chelsea Indonesia Suporters Club (Fans Club Chelsea FC), MCIS Manchester City
Indonesia Suporters (Fans Club Manchester City), Big Reds (Fans Club Liverpool FC)
serta Indo Spurs (Fans Club Totenham Hotspurs. Keseluruhan Fans Club ini adalah Fans
Club resmi dan mendapatkan lisensi dan terdaftar dari klub masing-masing.
Fans Club dalam perjalanannya memiliki berbagai macam agenda seperti
menonton bersama saat klub bertanding, fun futsal fans club, fun football fans club,
menghadiri pertandingan klub baik saat klub kesayangan bertanding di eropa melalui
media televisi, ataupun menonton klub bertanding secara langsung di stadion dalam tour
Asia tenggara yang dilakukan saat jeda kompetisi. Fans Club juga memiliki agenda lain
yang tidak berkaitan dengan sepak bola.
Sepak Bola adalah olahraga universal dan mayoritas pelaku olah raga adalah pria,
namun sepak bola yang merupakan olah raga yang tidak mengenal jenis kelamin tidak
selamanya di ciptakan hanya untuk pria, dewasa ini wanita juga mulai mengambil peran
dalam olah raga sepak bola bukan hanya sebagai pemain amatir tetapi juga pemain
professional, bahkan di Eropa dan negara negara sepakbola maju seperti Amerika Latin
telah ada kompetisi sepak bola Profesional untuk wanita bahkan FIFA (Federation of
International Football Association) telah mengadakan Piala Dunia untuk wanita dan pada
edisi terakhir di menangkan oleh wakil Asia yakni Negara Jepang, dan berikutnya Piala
Dunia wanita akan di adakan pada tahun 2015 ini dengan Kanada sebagai tuan rumah
(www.FIFA.com).
Di Indonesia wanita menyalurkan ketertarikan mereka terhadap sepakbola
dengan menyaksikan tayangan-tayangan sepakbola bahkan tidak jarang yang hadir ke
stadion untuk menikmati pertandingan lokal. Banyak dari wanita yang bergabung ke
dalam Fans Club untuk memfasilitasi minat dan ketertarikan mereka terhadap tayangan
sepak bola. Begitu juga dengan Liga Inggris sebagai liga nomor satu di dunia tentunya
mengundang magnet tersendiri bagi para wanita penggemar sepakbola.
Fenomena Fans Club ternyata tidak hanya menjalar di daerah-daerah yang dekat
dengan ibukota saja melainkan sudah tersebar ke seluruh pelosok nusantara. Begitu juga
yang kebanyakan dari fans club Medan adalah perpanjangan tangan dari fans club yang
ada dipusat (kebanyakan Ibukota) Seperti CISC (Chelsea Indonesia Suporters Club)
regional Medan, United Indonesia Regional Medan, AIS (Arsenal Indonesia Suporters)
regional Medan, Big Reds regional dan lain sebagainya. Tidak sedikit dari para Fans Club
tersebut beranggotakan wanita sebagai member resminya dan ini merupakan daya tarik
tersendiri di kalangan Fans Club dan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Program Tayangan Sepak Bola Liga Inggris
Terhadap Tindakan Menonton Di kalangan Babes” dengan judul “Studi Korelasional
Antara Program Tayangan Sepak Bola Liga Inggris Terhadap Tindakan Menonton Di
Kalangan Babes (Perempuan Anggota Fans Club) CISC (Chelsea Indonesia Suporters
Club) Regional Medan Dan UI (United Indonesia) Regional Medan”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan yang dapat di
rumuskan adalah: “Sejauh mana pengaruh Program Tayangan Tayangan Sepakbola Liga
Inggris Terhadap Tindakan Menonton Di kalangan Babes (Studi Korelasional Antara
Program Tayangan Sepakbola Liga Inggris Dengan Tindakan Menonton Di Kalangan
Babes (Perempuan Anggota Fans Club) CISC (Chelsea Indonesia Suporters Club)
Regional Medan Dan UI (United Indonesia) Regional Medan).
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan
penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan di teliti. Pembatasan masalah
yang akan di teliti adalah sebagai berikut:
1. Fokus penelitian yaitu daya tarik wanita pecinta sepak bola (Babes) terhadap Liga Inggris
itu sendiri seperti, klub-klub peserta liga, para pemain sepakbola di klub peserta Liga
Inggris, Kompetisi dan sistem kompetisi liga.
2. Tindakan terbatas pada unsur kognitif, afektif dan konatif.
3. Penelitian ini terbatas pada para wanita penggemar sepak bola (Babes) di Fans Club CISC
(Chelsea Indonesia Suporters Club) dan UI (United Indonesia).
5. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – April 2015.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana program tayangan Liga Inggris (BPL) terhadap (Babes)
wanita pengemar sepakbola.
2. Untuk mengetahui bagaimana tindakan para (Babes) wanita penggemar sepakbola
terhadap tayangan Liga Inggris (BPL)
3. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan tayangan Liga Inggris (BPL) terhadap tindakan
menonton di kalangan Fans Club di Indonesia terutama di kalangan wanita (babes).
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan peneliti dalam bidang
komunikasi, khususnya mengenai media televisi.
2. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan memperkaya bahan
penelitian dalam bidang ilmu komunikasi, khususnya bagi mahasiswa Departemen
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Manfaat Praktis
Penelitian ini di harapkan dapat memberi masukan kepada siapa saja yang
tertarik terhadap perkembangan media massa dan tayangan sepak bola.Serta sebagai
sarana penulis untuk menyelesaikan kewajiban untuk memenuhi pendidikan strata 1 dan
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori
Ketika suatu masalah penelitian telah ditemukan, maka peneliti mencoba
membahas masalah tersebut dengan teori-teori yang dipilihnya dan diangap mampu
menjawab masalah yang dihadapi peneliti (Bungin, 2011:31). Setiap penelitian bersifat
ilmiah dan memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan
atau menyoroti permasalahannya. Oleh karena itu perlu disusun kerangka teori yang
memuat pokok-pokok pikiran yang mengambarkan dari sudut pandang mana masalah
akan disoroti (Nawawi, 2001: 39 – 41)
Kajian yang bersifat teoritis/kepustakaan perlu disusun untuk memuat
pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut pandang apakah masalah peneliti akan
diteliti sekaligus sebagai landasan atau pondasi dari penelitian, maka teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
2.1.1 Komunikasi
2.1.1.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh seorang
kepada orang lain untuk memberi tahu atau merubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik
langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Istilah komunikasi atau
dalam bahasa Inggris Communication berasal dari bahasa latin, communicatio dan
bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah
kesamaan makna (Effendy, 2002: 9)
Ada begitu banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli dari berbagai sudut
pandang mereka masing-masing. Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses
yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya
lambang-lambang verbal) untuk mengubah prilaku orang lain (komunikan) (dalam
Mulyana, 2008: 68).
Menurut Laswell (dalam Mulyana, 2008: 69) komunikasi adalah : “who says what
in which chanell to whom with what effect”. Jadi jika dijabarkan akan terdapat lima unsur
atau komponen di dalam komunikasi, yaitu:
1. Siapa yang mengatakan Komunikator (communicator)
3. Media apa yang digunakan Media (channel)
4. Kepada siapa pesan disampaikan Komunikan (Communicant)
5. Akibat apa yang terjadi Efek (effect)
Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid menyatakan bahwa komunikasi adalah
suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran
informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang
mendalam. Menurut Barnuld Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan
untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan dan
memperkuat ego. Menurut Weaver komunikasi adalah seluruh prosedur melalui pikiran
seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya (Fajar, 2009: 30-31).
Dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas, tentu belum mewakili semua
definisi para ahli. Namun gambaran dari definisi yang dikemukakan diatas bahwa
komunikasi dilakukan mempunyai tujuan yakni untuk mengubah dan membentuk prilaku
orang-orang lainnya yang menjadi sasasran komunikasi (Fajar, 2009: 31-33).
2.1.1.2 Karakteristik Komunikasi
Adapun karakteristik komunikasi itu sendiri adalah (Fajar, 2009: 33-34):
1. Komunikasi suatu proses
Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan
serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan serta
berkaitan satu dengan lainnya dalam kurun waktu tertentu.
2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan mempunyai tujuan.
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai
dengan tujuan atau keinginan pelakunya. Pengertian sadar disini menunjukkan bahwa
kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam mental
psikologis yang terkendali bukan dalam keadaan mimpi. Disengaja maksudnya bahwa
komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya sementara
tujuan menunjuk pada hasil atau akibat yang ingin dicapai.
3. Komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat.
Kegiatan komunikasi berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua
orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan mempunyai perhatian yang sama terhadap
topik pesan yang dikomunikasikan.
4. Komunikasi bersifat simbolis
Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan
menggunakan lambing-lambang (simbol), misalnya bahasa.
Komunikasi pada dasarnya menuntut tindakan memberi dan menerima. Dua tindakan
tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau proporsional oleh masing-masing
pelaku yang terlibat dalam komunikasi.
6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu
Maksudnya adalah bahwa para peseta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak
harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk
teknologi komunikasi ruang dan waktu bukan lagi menjadi hambatan dalam
berkomunikasi.
2.1.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi
Proses komunikasi terdiri dari berbagai macam unsur, cara pandang atau elemen
yang mendukung proses tersebut dapat terjadi. Ada yang menilai bahwa terciptanya
proses komunikasi cukup didukung oleh tiga unsur, sementara ada juga yang
menambahkan umpan balik dan lingkungan selain kelima unsur yang telah disebutkan.
Perkembanga terakhir adalah munculnya pandangan dari Joseph De Vito, K Sereno dan
Erika Vora yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya
dalam mendukung terjadinya proses komunikasi. Adapun unsur-unsur tersebut adalah
sebagai berikut (Cangara, 2006: 22-26).
a. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim
informasi. Dalam komunikasi antar manusia sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi
bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber
sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebur source,
sender atau Encoder.
b. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau
melalui media komunikasi yang isinya berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi,
nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggrisnya biasa diterjemahkan dengan kata
message, content atau information.
c. Media
Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada
penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang menghubungkan antara
sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca
jenis yakni media cetak dan elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah,
buku, leaflet, brosur, stiker, hand out dan sebagainya. Sedangkan media elektronik
antara lain : radio, televisi dan sebagainya.
d. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima
bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara.
Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi karena dialah yang menjadi
sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima akan
menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah
pada sumber, pesan atau saluran.
e. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi
pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.
f. Tanggapan balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada
pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga
berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada
penerima.
g. Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya
komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam yakni lingkungan fisik,
lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.
2.1.1.4 Gangguan Dan Rintangan Komunikasi
Jika melihat hakikat komunikasi sebagai suatu sistem, maka gangguan
komunikasi bias terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur yang mendukungnya,
termasuk faktor lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Menurut Shanon dan Weaver
(dalam Cangara, 2006: 131). gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang
menganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses tidak dapat berlangsung
secara efektif. Sedangkan rintangan komunikasi dimaksudkan adalah adanya hambatan
yang membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung sebagaimana harapan
Gangguan atau rintangan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas tujuh
macam, yakni (Cangara, 2006: 131-134):
a. Gangguan Teknis
Gangguan teknis terjadi jika salah satu alat komunikasi yang digunakan dalam
berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi
melalui saluran mengalami kerusakan (chanel noise), misalnya gangguan pada stasiun
radio atau televisi sehingga suara menjadi berisik dan semacamnya.
b. Gangguan Semantik
Gangguan semantik adalah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada
bahasa yang digunakan. Gangguan semantik sering terjadi karena:
i. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit
dimengerti oleh khalayak tertentu.
ii. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh
penerima.
iii. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga membingungkan
penerima.
iv. Latar belakang budaya yang berbeda sehingga menyebabkan salah persepsi terhadap
simbol-simbol yang digunakan.
c. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh
persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya rasa curiga penerima kepada sumber, situasi
berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga dalam penerimaan dan pemberian
informasi tidak sempurna.
d. Rintangan Fisik
Rintangan fisik adalah rintangan yang disebabkan kondisi geografis misalnya jarak yang
sangat jauh sehingga sulit dicapai, tidak hanya sarana kantor pos, kantor telepon, jalur
trasportasi dan sebagainya.
e. Rintangan Status
Rintangan status adalah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial diantara peserta
komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan junior atau antara atasan dan
bawahan.
f. Rintangan Kerangka Berfikir
Merupakan rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator
dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam komunikasi. Ini disebabkan karena
g. Rintangan Budaya
Rintangan budaya adalah rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan
norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
proses komunikasi.
2.1.1.5 Tujuan dan Fungsi Komunikasi
Pentingnya komunikasi dalam kehidupan memiliki tujuan, sehingga dapat diketahui
untuk apa komunikasi dilakukan. Secara umum, tujuan komunikasi (Effendy, 2005:8)
ialah:
1) Mengubah sikap (to change the attitude)
2) Mengubah opini/ pendapat/ pandangan (to change the opinion)
3) Mengubah perilaku (to change the behaviour)
4) Mengubah masyarakat (to change the society)
Komunikasi dapat membentuk sikap seseorang serta bagaimana sikap itu dapat
berubah, sebab melalui proses komunikasi dapat memengaruhi tindakan seseorang,
misalnya seorang anak yang memiliki sikap tidak patuh dan suka melawan kepada kedua
orang tuanya, namun bisa saja anak tersebut menjadi patuh dan taat terhadap orang
tuanya, karena hasil belajar dari pengalaman dalam faktor lingkungan yang menyebabkan
si anak memiliki perubahan dalam sikapnya. (Effendy, 2003:25)
Sama halnya dengan mengubah opini, perilaku dan mengubah masyarakat. Manusia
dapat saling mengemukakan opininya dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh
masing-masing individu/kelompok, sehingga melalui komunikasi mereka dapat mengambil
keputusan yang tepat serta mengubah perilaku mereka menjadi pribadi yang lebih baik.
Namun tidak mudah untuk mengubah masyarakat, sebab perlu komunikasi yang lebih
dekat dan menyeluruh seperti komunikasi penyuluhan mengenai Keluarga Berencana
(KB) dalam sebuah desa, agar informasi-informasi mengenai hal tersebut dapat diterima
seluruhnya oleh masyarakat bahwa pentingnya untuk ber-KB dalam sebuah keluarga.
Begitu juga dengan kegiatan bergotong-royong di sebuah desa, dilakukan demi
tercapainya hubungan yang harmonis antar penduduk desa dan menciptakan desa yang
bersih nan indah. Adanya ilmu pengetahuan memungkinkan orang bersikap dan bertindak
sebagai anggota masyarakat menyebabkan mereka sadar akan fungsi sosialnya sehingga
menjadi aktif dalam masyarakat. (Effendy, 2003:26)
Sedangkan fungsi komunikasi menurut Harold D. Laswell (Effendy, 2003:27) yaitu:
1) Manusia mengamati lingkungannya, baik lingkungan internal maupun eksternal untuk
2) Terdapat korelasi unsur-unsur masyarakat dalam menanggapi lingkungannya
3) Penyebaran warisan sosial, dalam hal ini berperan sebagai pendidik dalam kehidupan
rumah tangga maupun sekolah untuk meneruskan warisan sosial pada keturunan
selanjutnya.
Lebih singkatnya, fungsi komunikasi itu (Effendy, 2005:8) ialah:
1) Menginformasikan (to inform)
2) Mendidik (to educate)
3) Menghibur (to entertain)
4) Mempengaruhi (to influence)
Penjelasan dari fungsi-fungsi tersebut ialah komunikasi tentunya memberikan
informasi mengenai sesuatu hal yang kita inginkan, sehingga kita bisa mengetahuinya.
Misalnya, dalam lingkungan sekolah, seorang guru menjelaskan mengenai pelajaran
kepada siswa-siswanya, sehingga dalam proses belajar mengajar tersebut para siswa
menjadi tahu tentang apa yang diterangkan oleh gurunya. Dan secara langsung, guru telah
mendidik sehingga memengaruhi para siswanya untuk rajin belajar, baik di rumah
maupun di sekolah. Acara komedi di televisi, buku cerita lucu, perform seorang badut dan
pesulap dalam sebuah pesta ulang tahun dan sebagainya, itu semua dilakukan untuk
penyegaran semata dan sebagai kesenangan individu maupun kelompok.
2.1.2 Komunikasi Massa
2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) merupakan bentuk komunikasi yang
menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan
secara massal, berjumlah banyak, bertempat tingal yang jauh (terpencar), sangat
heterogen, dan menimbulkan efek tertentu (Ardianto, 2004: 3)
Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human
communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik,
yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi (Wiryanto, 2000: 1). Komunikasi
massa juga dapat di definisikan sebagai proses penggunaan sebuah medium massa untuk
mengirim pesan kepada audiens yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur,
atau membujuk (Vivian, 2008: 450).
Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli
komunikasi, tetapi dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi
elektronik) terdapat sebuah definisi yang dikemukakan oleh W Gamble dan Teri Kwal
Gamble, Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika
mencakup (Nurdin, 2003: 16):
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk
menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang tersebar luas.
Pesan itu disebarkan melalui media modern pula, antara lain surat kabar, majalah,
televisi, film atau gabungan diantara media tersebut.
2. Komunikator dalam media massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud
mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau
mengetahui satu sama lain. Anonimitas audiens dalam komunikasi massa inilah yang
membedakan dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan
tidak mengenal satu sama lain.
3. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini didapatkan dan diterima oleh banyak orang.
Karena itu, diartikan milik publik.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan
atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi
lembaga. Lembaga ini biasanya berorientasi pada keuntungan bukan organisasi sukarela
atau nirlaba.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper, artinya pesan-pesan yang disebarkan atau
dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan
oleh media massa. Berbeda dengan komunikasi antar pribadi, kelompok atau publik
dimana yang mengontrol tidak oleh sejumlah individu. Beberapa individu dalam
komunikasi massa ikut berperan membatasi , memperluas pesan yang disiarkan.
Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubrik dan lembaga sensor lain
dalam media bisa berfungsi sebagai gatekeeper.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Dalam jenis komunikasi lain
umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar personal dalam
komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat
surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed).
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara
serempak, cepat kepada audiens yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa
disbanding dengan jenis komuikasi lainnya adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan
waktu, bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu
yang tidak terbatas.
Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Federick C. Whitney (dalam
Nurdin, 2004: 62) antara lain:
1.To Inform (menginformasikan)
Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi
massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah
berita-berita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicari wartawan di lapangan kemudian dituangkan
dalam tulisan juga tidak terkecuali sebagai informasi. Fakta yang dimaksud adalah
kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat.
2.To entertain (memberi hiburan)
Fungsi hiburan bagi sebuah media elektronik menduduki fungsi paling tinggi
dibandingkan dengan fungsi lainnya. Misalnya, masyarakat kita masih menjadikan media
televisi sebagai media hiburan. Tayangan sepak bola Liga Inggris (BPL) juga memiliki
fungsi menghibur dalam komunikasi massa.
3.To persuade (Membujuk)
Banyak bentuk tulisan dalam media massa yang jika diperhatikan sekilas hanya berupa
informasi, tetapi jika diperhatikan secara jeli ternyata terdapat fungsi persuasi seperti
iklan pada televisi dan surat kabar.
4. Transmission of Culture (transmisi budaya)
Transmisi budaya adalah salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas,meskipun
paling sedikit di perbincangkan.
Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick terdiri dari (Ardianto,
2004: 15-18) yaitu:
a. Surveliance (pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama yaitu:
1. Warning or beware surveillance ( pengawasan peringatan). Fungsi pengawasan
peringatan terjadi ketika media massa mengonfirmasikan tentang ancaman dari bencana
alam, kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau serangan militer.
Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman. Sebuah stasiun televisi
mengelola program untuk menayangkan sebuah peringatan atau menayangkannya dalam
jangka panjang.
2. Instrumental surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi ini adalah penyampaian
atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak
b. Interpretation (penafsiran)
Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya
memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian
penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa
yang dimuat atau ditayangkan. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca
atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam
komunikasi antar personal atau komunikasi kelompok.
c. Linkage (pertalian)
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk
linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
Kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama tetapi terpisah secara
geografis dipertalikan atau dihubungkan oleh media.
d. Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai)
Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini dapat disebut juga sebagai sosialisasi.
Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi prilaku atau nilai
kelompok. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan
apa yang diharapkan mereka. Dengan perkataan lain, media mewakili kita dengan model
peran yang kita amati dan harapkan untuk menirunya. Media televisi adalah media yang
paling berpotensi dalam terjadinya sosialisasi. Seperti adanya penelitian yang
menunjukkan bahwa remaja belajar tentang prilaku berpacaran dari menonton televisi
yang mengisahkan tentang pacaran yang agak liberal atau bebas.
e. Entertainment (hiburan)
Sulit untuk dibantah lagi bahwa pada kenyataanya hampir semua media menjalankan
fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan, hampir
tiga perempat bentuk siaran televisi adalah tayangan hiburan.
2.1.2.3 Sifat-Sifat Komunikasi Massa
Ada beberapa sifat yang melekat dalam komunikasi massa dan sekaligus
membedakannya dengan bentuk komunikasi yang lainnya. Sifat-sifat yang dimaksud
adalah (Fajar, 2009: 222-225):
1. Sifat komunikator
Sesuai dengan hakikatnya, didalam sifat penggunaan media atau saluran secara
professional dengan teknologi tinggi melalui usaha-usaha industri maka kepemilikan
media massa bersifat lembaga, yayasan, organisasi usaha yang mempunyai struktur
media massa sesungguhnya bukan berasal dari perorangan, tetapi dari rembukan bersama,
olahan redaksi atau keputusan kebijaksanaan organisasi yang menerbitkannya.
2. Sifat pesan
Pesan dalam komunikasi massa bersifat umum, universal tentang berbagai hal dari
berbagai tempat di muka bumi. Sementara itu, isi media massa adalah tentang berbagai
peristiwa apa saja yang patut diketahui oleh masyarakat umum.
3. Sifat media massa
Salah satu cirri yang paling khas dalam komunikasi massa adalah sifat media massa.
Komunikasi massa dampaknya lebih bertumpu pada andalan teknologi, hal ini berfungsi
mengatur hubungan antara komunikator dengan komunikan yang dilakukan secara
serempak dan menjangkau berbagai titik-titik pemukiman manusia di muka bumi pada
waktu yang sama.
4. Sifat komunikan
Komunikan dalam suatu komunikasi massa adalah masyarakat umum yang sangat
beragam, heterogen dalam segi demografis, geografis maupun psikologis.
5. Sifat efek
Secara umum komunikasi massa mempunyai tiga efek. Berdasarkan teori hierarki efek
yaitu:
a) Efek kognitif, pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam hal
pengetahuan, pandangan dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya
b) Efek afektif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan
tertentu pada khalayak. Orang dapat menjadi marah atau berkurang rasa senangnya ketika
menonton televisi, atau membaca surat kabar.
c) Efek konatif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil
keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Umpan balik dari komunikasi massa biasanya bersifat tertunda daripada umpan balik
langsung dalam komunikasi antar pribadi. Maksudnya adalah pengembalian reaksi
terhadap suatu pesan kepada sumbernya tidak terjadi pada saat yang sama, melainkan
ditunda setelah media itu beredar, atau pesannya itu memasuki kehidupan suatu
masyarakat tertentu.
2.1.2.4 Teori Ketergantungan Media (Media Dependensi)
Teori ketergantungan sistem media berasumsi bahwa semakin orang
menggantungkan kebutuhannya untuk dipenuhi oleh penggunaan media, semakin
penting peran media dalam hidup orang tersebut sehingga media akan semakin memiliki
Melvin DeFleur dan Sandra Ball Rokeach (1975, 261-263) telah memberikan
penjelasan yang lebih utuh ke dalam beberapa pernyataan. Pertama, “dasar pengaruh
media terletak pada hubungan antara sistem sosial yang lebih besar, peranan media di
dalam sistem tersebut, dan hubungan khalayak terhadap media”. Efek terjadi bukan
karena semua media berkuasa atau sumber yang kuat mendorong kejadian tersebut, tetapi
karena media bekerja dengan cara tertentu dalam sebuah sistem sosial tertentu memenuhi
keinginan dan kebutuhan khalayak tertentu.
Kedua, “derajat ketergantungan khalayak terhadap informasi media adalah
variabel kunci dalam memahami kapan dan bagaimana pesan media mengubah
keyakinan, perasaan, atau perilaku khalayak”. Kejadian dan bentuk efek media akhirnya
bergantung pada khalayak serta hubungan dengan seberapa penting sebuah medium atau
pesan tertentu terhadap mereka. Penggunaan media oleh orang – orang menentukan
pengaruh media. Jika kita bergantung pada banyak sumber selain media untuk
mendapatkan informasi mengenai suatu peristiwa, maka peranan media lebih sedikit
daripada jika kita bergantung sepenuhnya pada sumber media yang sedikit.
Ketiga, “dalam masyarakat industri, kita menjadi semakin bergantung pada
media (a) untuk memahami dunia sosial, (b) untuk bertindak dengan benar dan efektif di
dalam masyarakat, serta (c) untuk fantasi dan pelarian”. Ketika dunia semakin rumit dan
berubah semakin cepat, maka kita tidak hanya semakin besar membutuhkan media untuk
membantu kita memahami dan mengerti respon terbaik yang bisa kita berikan serta
membantu kita santai dan bertahan, tetapi juga kita pada akhirnya tahu sebagian besar
dunia melalui media tersebut. Teman – teman dan keluarga barangkali tidak tahu banyak
mengenai apa yang terjadi di dunia sosial yang lebih besar kecuali dari apa yang mereka
pelajari di media. Ketika kita menggunakan media untuk memaknai dunia sosial, maka
kita mengizinkan membentuk pengharapan kita.
Terakhir yang keempat, “semakin besar kebutuhan sehingga semakin besar
ketergantungan semakin besar kemungkinan” bahwa media dan pesan yang mereka
produksi akan memiliki efek. Tidak semua orang akan dipengaruhi secara sama oleh
media. Mereka yang memiliki kebutuhan yang lebih, yang lebih bergantung pada media,
akan paling terpengaruh.
2.1.3 Televisi
Salah satu media dalam komunikasi adalah televisi, dari semua media
komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia
siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki
komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya
bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikatornya bersifat
heterogen.
Televisi merupakan media massa yang sangat besar manfaatnya, karena dalam
batas waktu yang relatif singkat dapat menjangkau wilayah dan jumlah penonton yang
tidak terbatas (Darwanto, 2005: 26). Bahkan peristiwa yang terjadi pada saat itu
juga,dapat segera di lihat sepenuhnya oleh penonton di belahan bumi yang lain seperti
pada halnya tayangan siaran langsung Liga Inggris yang dapat di tonton secara langsung
oleh penonton di Indonesia.
Kritikus sosial Michael Novak (dalam Vivian, 2008: 226) mengatakan: “Televisi