• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis keterkaitan Produksi dan Pendapatan Petani Dengan Kredit Usaha Tani Di Kabupaten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis keterkaitan Produksi dan Pendapatan Petani Dengan Kredit Usaha Tani Di Kabupaten"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis keterkaitan Produksi dan Pendapatan Petani Dengan Kredit

Usaha Tani Di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

Hasan Basri Serio Lago

Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Program Pasca Sarjana

Universitas Sumatera Utara

Abstrak

Dalam rangka menunjang usaha swasembada pangan nasional, Pemerintah mengeluarkan kebijakan kredit usaha tani (KUT) kepada para petani untuk membantu permodalan petani dalam pembiayaan budidaya tanaman padi dan palawija. Disisi lain, tujuan dari KUT juga membantu petani dalam meningkatkan pendapatannya.

Penelitian pengaruh KUT ini bertujuan mengevaluasi seberapa besar terhadap pendapatan petani serta permasalahan permasalahan yang dihadapi mengidentifikasi didalam pelaksanaannya dilihat dari sisi perbankan maupun sisi petani.

Hipotesa dari penelitian:

a. KUT memberikan pengaruh positip terhadap produksi dan pendapatan petani. b. KUT mempunyai nilai inelastis < 1 terhadap produksi dan pendapatan petani.

Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan bagi bank dan pembuat kebijaksanaan dalam merumuskan dan menentukan strategi perkreditan bank khususnya yang berkaitan dengan kredit usaha tani, serta sebagai informasi bagi penelitian dan pengembangan perkreditan sektor usaha kecil di lingkungan pedesaan.

Lokasi penelitian di Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara yang merupakan lumbung padi dengan luas lahan pertanian terbesar di Sumatera Utara dan penerima KUT nomor dua terbesar di Sumatera Utara. Jumlah sampel adalah 50 responden yang tersebar di tiga kecamatan. Jumlah sampel di setiap kecamatan ditentukan secara proporsional dengan luas lahan penerima KUT menurut tiga strata luas kepemilikan lahan (kurang dari 0.5 ha, 0.51 - 1.0 ha, dan diatas 1 ha).

Model analisis terdiri dari model produksi dan model pendapatan. Model produksi mengacu kepada fungsi produksi dimana produksi merupakan fungsi dari kapital dan tenaga kerja dengan bentuk Cobb Douglas. Model pendapatan berdasarkan asumsi bahwa pendapatan merupakan fungsi dari modal dan tenaga kerja.

Modal dalam bentuk kredit KUT untuk membiayai sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida).

Untuk menyelesaikan model produksi dan pendapatan digunakan analisis regresi linier. Model produksi Cobb Douglas perlu dirubah dalam bentuk logaritma agar dapat diselesaikan dengan analisis regresi linier.

Hasil analisis regresi linier untuk model produksi menunjukkan bahwa uji statistik signifikan secara keseluruhan maupun individu variabel. Tes validasi model menunjukkan bahwa model tidak ada multikolineariti yang serius dan tidak ada heteroskedastisitas. Tes autokorelasi tidak perlu dilakukan karena data survey adalah data cross section bukan data time series.

e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara

(2)

Elastisitas produksi parsial dari tenaga kerja adalah 0.274 yang berarti bahwa kenaikan tenaga kerja 100 %, ceteris paribus, akan meningkatkan produksi sebesar 27,4%. Elastisitas produksi parsial dari pupuk adalah 0.312 yang berarti bahwa kenaikan pupuk sebesar 100 %, ceteris paribus, akan meningkatkan produksi sebesar 31,2 %. Elastisitas produksi parsial dari tanah sebesar 0.388 berati kenaikan luas penggunaan tanah sebesar 100 %, ceteris paribus, akan meningkatkan produksi sebesar 38,8%. Bila semua variabel dalam model (tenaga kerja, pupuk dan tanah) secara bersama-sama naik 100%, ceteris paribus, maka produksi akan naik sebesar 97,74 %. Dengan demikian total elastisitas produksi adalah kurang dari 1. Hal ini menunjukkan adanya decreasing return to scale.

Model pendapatan dapat langsung diselesaikan dengan analisis regresi linier tanpa merubah dalam bentuk logaritma seperti pada model produksi. Hasil analisis regresi linier untuk model pendapatan menunjukkan bahwa uji statistik signifikan secara keseluruhan maupun individu variabel. Tes validasi model menunjukkan bahwa model tidak ada multikolineariti yang serius dan tidak ada heteroskedastisitas. Tes autokorelasi tidak perlu dilakukan karena data survey adalah data cross section bukan data time series.

Elastisitas parsial pendapatan dari KUT adalah 0.7621 yang berarti bahwa kenaikan jumlah kredit KUT sebesar 100 %, ceteris paribus, akan meningkatkan pendapatan sebesar 76,21 %. Elastisitas parsial pendapatan dari tenaga kerja adalah 0.2241 yang berarti bahwa kenaikan jumlah tenaga kerja sebesar 100%, ceteris paribus, akan meningkatkan pendapatan sebesar 22,41 %. Peningkatan penggunaan seluruh variabel dalam model (KUT dan tenaga kerja) secara bersama-sama sebesar 100% akan meningkatkan pendapatan sebesar 98,62 %.

Masalah-masalah yang diidentifikasi dalam penelitian mencakup masalah penyusunan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok), koordinasi antara anggota kelompok tani dan KUD, penggunaan kredit KUT, pemasaran hasil produksi, tata niaga, sarana irigasi yang kurang memadai, dan jarak tempuh transportasi sarana produksi.

e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara

Referensi

Dokumen terkait

Adalah hubungan yang nyata antara luas lahan, tenaga kerja dan modal dengan pendapatan petani sayur di kecamatan Medan Marelan.. Hal ini memberi gambaran bahwa apabila

Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan secara parsial modal, bahan baku dan tenaga kerja berpengaruh posistif signifikan terhadap pendapatan pengrajin usaha

Nilai jumlah tenaga kerja memilki tanda (+) dengan nilai sebesar 1.831.000, hal ini berarti jika variabel lain tetap responden menambah satu tenaga kerja maka

Variabel tenaga kerja memiliki nilai koefisien regresi yaitu 0,209 yang berarti bahwa untuk setiap penambahan tenaga kerja sebesar 1% maka akan cenderung

Peluang bekerja diluar pertanian mendorong petani mengalokasikan tenaga kerja lebih efisien sehingga rumah tangga petani akan memaksimalkan pendapatan dengan jalan

Elastisitas penawaran songket terhadap harga input tenaga kerja ditemukan nilai. koefisien sebesar 0,4166 pada tingkat amat nyata (a= 0,01), artinya kenaikan

Faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah adalah luas lahan, pupuk phonska, pupuk organik, pestisida, tenaga kerja, dan dummy, sedangkan

Secara parsial, variabel faktor yang berpengaruh nyata secara signifikan terhadap produktivitas yang dianalisis adalah jumlah tenaga kerja, sedangkan variabel jumlah benih, jumlah pupuk