i
PENGARUH PRICE ERNING RATIO, PRICE TO BOOK
VALUE, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAPAT
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
RONI HERIANTO HARIANJA
100522161
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULRAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ii ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) dan Earning per share (EPS) terhadap return saham.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian perbandingan dua rata-rata dari dua populasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 32 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2010 dan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 16 perusahaan. Metode purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yadan dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PER, PBV, EPS, dan Return saham. Teknik analisa yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan uji t secara parsial, uji F secara simultan dengan level of significance 5%.
Secara parsial bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) Earning Per Share (EPS) tidak berpengarug terhadap return saham sehingga variable ini tidak akan bermanfaat untuk memprediksi ruturn saham. Sehingga perusahaan perlu memperhatikan factor-faktor lain untuk memprediksi bessrnya return saham. Sedangkan untuk variable Price to Book Value (PBV) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham,
Kata Kunci: Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) dan return saham
iii ABSTRACT
This research was conducted to examine the effect of variable Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) and Earning per share (EPS) of the stock return.
The design study is a comparison of two research designs the average of the two populations. The population in this study are 32 manufacturing companies listed on the Stock Exchange in the period 2008-2010 and a sample of the study amounted to 16 companies. Purposive sampling method used in the selection of the sample. The type of data in this study is a secondary data obtained from the IDX website www.idx.co.id and from Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Data collection method used was the study documentation. The variables used in this study is PER, PBV, EPS, and return the stock. Analytical technique used is multiple regression analysis and hypothesis testing using t-test partially, F test simultaneously with the level of significance of 5%.
Partially that variable Price Earning Ratio (PER) Earning Per Share (EPS) berpengarug not to stock return that variable will not be useful for predicting the stock ruturn. So the company needs to consider other factors to predict stock returns bessrnya. As for the variable Price to Book Value (PBV) has a significant effect on stock returns,
Keywords: Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) and stock returns
iv KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat, rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya, sehingga skripsi
dengan judul “Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dapat diselesaikan dengan baik dan lancar dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, saya telah memperoleh bimbingan,
semangat, nasihat, dan bantuan baik secara moril maupun materiil dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak
Ismail, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapa
telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
v
4. I
segala masukan dan saran.
5. Kedua orang tua saya, M. Harianja dan N br Marpaung, dan saudara-saudara
saya yang selama ini senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta
selalu mendoakan dan mendukung saya dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Medan, 13 Februari 2013 Peneliti
Roni H Harianja NIM 100522161
vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 7
2.1.1. Pasar modal ... 7
2.1 2. Investasi ... 8
2.1.3. Laporan Keuangan ... 10
2.1.4. Karakteristik Informasi Akuntansi ... 12
2.1.5. Price Earning Ratio (PER) ... 13
2.1.6. Prive to BookValue (PBV) ... 13
2.1.7. Earning Per Share (EPS) ... 14
2.1.8. Return Saham ... 15
2.1.9. Saham ... 16
2.1.10. Analisis Tingkat Keuntungan Investasi ... 20
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24
2.3. Kerangka Konseptual ... 26
2.4. Hipotesis ... 27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Sumber Data ... 28
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28
3.3. Metode Pengumpulan data ... 29
3.4. Defenisi Operasional Variabel ... 30
3.4.1. Variabel Dependen ... 30
3.4.2. Variabel Independen ... 31
3.5. Metode Analisis ... 32
3.5.1. Uji Asumsi Klasik ... 33
3.5.1.1. Uji Normalitas ... 33
vii
3.5.1.2. Uji Multikolinieritas ... 34
3.5.1.3. Uji Heteroskedastisitas ... 35
3.5.1.4. Uji Autokorelasi ... 36
3.5.1.5. Koefisien Determinasi (R2) ... 37
3.5.2. Uji Hipotesis ... 38
3.5.2.1. Uji T Statistik ... 38
3.5.2.2. Uji F Statistik ... 39
3.5.2.3. Model Persamaan Regresi Linear Berganda ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian ... 41
4.2. Hasil penelitian ... 44
4.2.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 44
4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 46
4.2.2.1. Uji Normalitas Data ... 46
4.2.2.2. Uji Multikolonieritas ... 49
4.2.2.3. Uji Autokorelasi ... 51
4.2.2.4. Uji Heterokedastisitas ... 52
4.2.2.5. Koefisien Determinasi ... 53
4.2.3. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 54
4.2.3.1. Persamaan Regresi Linear Berganda ... 54
4.2.3.2. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 56
4.2.3.3. Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 57
4.3. Pembahasan hasil Penelitian ... 60
BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan ... 64
5.2. Keterbatasan Penelitian ... 65
5.3. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
viii DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24
4.1 Proses Pengambilan Sampel ... 42
4.2 Nama Sampel Penelitian ... 43
4.3 Descriptive Statistics ... 44
4.4 Hasil Uji Normalitas ... 47
4.5 Hasil Uji Multikolonieritas ... 50
4.6 Hasil Uji Autokorelaasi ... 51
4.7 Koefisien Determinasi ... 53
4.8 Hasil Analisa Regresi ... 54
4.9 Hasil uji F ... 56
4.10 Hasil Uji t ... 58
ix DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 26
4.1 Histogram ... 48
4.2 Grafik normal P-Plot ... 49
4.3 Hasil uji Heteroskedastisitas ... 52
x DAFTAR LAMPIRAN
Nama Judul Halaman
Lampiran 1 Jenis dan Nama populasi Perusahaan ... 70
Lampiran 2 Data variabel ... 72
Lampiran 3 Statistik Deskpriptif ... 75
Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas ... 76
Lampiran 5 Hasil Uji Multikolinieritas ... 78
Lampiran 6 Hasil Uji Autokorelasi ... 79
Lampiran 7 Hasil Uji Heteroskeditas ... 81
ii ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) dan Earning per share (EPS) terhadap return saham.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian perbandingan dua rata-rata dari dua populasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 32 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2010 dan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 16 perusahaan. Metode purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yadan dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PER, PBV, EPS, dan Return saham. Teknik analisa yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan uji t secara parsial, uji F secara simultan dengan level of significance 5%.
Secara parsial bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) Earning Per Share (EPS) tidak berpengarug terhadap return saham sehingga variable ini tidak akan bermanfaat untuk memprediksi ruturn saham. Sehingga perusahaan perlu memperhatikan factor-faktor lain untuk memprediksi bessrnya return saham. Sedangkan untuk variable Price to Book Value (PBV) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham,
Kata Kunci: Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) dan return saham
iii ABSTRACT
This research was conducted to examine the effect of variable Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) and Earning per share (EPS) of the stock return.
The design study is a comparison of two research designs the average of the two populations. The population in this study are 32 manufacturing companies listed on the Stock Exchange in the period 2008-2010 and a sample of the study amounted to 16 companies. Purposive sampling method used in the selection of the sample. The type of data in this study is a secondary data obtained from the IDX website www.idx.co.id and from Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Data collection method used was the study documentation. The variables used in this study is PER, PBV, EPS, and return the stock. Analytical technique used is multiple regression analysis and hypothesis testing using t-test partially, F test simultaneously with the level of significance of 5%.
Partially that variable Price Earning Ratio (PER) Earning Per Share (EPS) berpengarug not to stock return that variable will not be useful for predicting the stock ruturn. So the company needs to consider other factors to predict stock returns bessrnya. As for the variable Price to Book Value (PBV) has a significant effect on stock returns,
Keywords: Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) and stock returns
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan wadah untuk mencari dana bagi perusahaan dan
wadah investasi bagi pemodal untuk memberikan jasanya telah menjembatani
hubungan antara pemilik modal (investor) dengan pencari dana yaitu emiten
(perusahaan yang go public).
Mengingat keadaan perekonomian yang tidak menentu, menjadikan informasi
keuangan penting bagi para pengambil keputusan. Penggunaan informasi keuangan
yang akurat oleh pihak luar (investor, kreditor dan calon kreditor) memiliki peran
yang besar yaitu sebagai dasar pertimbangan apakah investasi yang akan dilakukan
nantinya akan mendapatkan suatu keuntungan selain mengamati pergerakan saham.
Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar
modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha
atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat
pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk
pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar
modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan
2 Penggunaan informasi keuangan melalui laporan keuangan sebagai hasil dari
sebuah proses akuntansi dalam perusahaan merupakan suatu informasi yang penting
dalam menganalisis keuntungan investasi dalam jangka panjang. Melalui analisis ini
investor akan dapat menilai kemampuan profitabilitas perusahaan, kualitas kinerja
manajemen, serta prospek perusahaan dimasa depan.
Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang
dikandung suatu laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan penguraian
pos-pos laporan keuangan menjadi unit-unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan antara yang satu dengan yang lain. Informasi
tersebut baik kuantitatif maupun kualitatif adalah bertujuan untuk mengetahui kondisi
keuangan suatu perusahaan secara lebih jauh. Bagi analis keuangan, laporan
keuangan merupakan suatu alat penting dalam menganalisis rasio keuangan untuk
memprediksi keuntungan investasi dan sebagai alat untuk menghitung rasio keuangan
suatu perusahaan. Dengan demikian diperlukan analisis keuangan tersebut melalui
penilaian dan perhitungan tertentu yang nantinya akan didapatkan apakah analisis
tersebut mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam memutuskan alternatif
investasi dalam waktu yang cukup panjang.
Kurangnya informasi atas karakteristik informasi akuntansi bagi calon
investor, akan dapat menghasilkan keputusan yang salah. Hal ini dikarenakan calon
investor belum memahami pengaruh atas informasi akuntansi khususnya
variabel-variabel informasi keuangan tersebut dengan keuntungan investasi yang akan
3 menterjemahkan informasi keuangan terhadap kondisi perusahaan dimasa yang akan
datang.
Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, informasi akuntansi
yang diterbitkan perusahaan sudah cukup menggambarkan perkembangan kondisi
perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapainya. Dengan analisis terhadap
informasi akuntansi, investor bisa mengetahui perbandingan antara nilai intrinsik
saham perusahaan dibanding harga pasar saham perusahaan bersangkutan, dan atas
dasar perbandingan tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakah membeli
atau menjual saham yang bersangkutan untuk memperoleh keuntungan.
Berdasarkan penelitian Machfoedz (1994) bahwa dengan menggunakan rasio
keuangan yang signifikan untuk prediksi laba masa mendatang antara lain, pada
kategori solvabilitas adalah rasio aktiva tetap terhadap jumlah utang, kategori
profitabilitas adalah rasio laba kotor terhadap penjualan, dan kategori leverage adalah
rasio utang terhadap modal.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Raharjo (2005) yang meneliti
pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 dengan
periode pengamatan tahun 2000 sampai tahun 2003. Dalam penelitiannya ditemukan
bahwa Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan Price to Book Value (PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap return. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Basuki (2006) mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap return saham pada
4 tahun, tahun 2003. Dari penelitiannya ditemukan bahwa Return On Assets (ROA),
Return On Equity (ROE), dan Price to Book Value (PBV) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Juanda (2003) tentang pengaruh
informasi akuntansi terhadap prediksi keuntungan investasi bagi investor di pasar
modal, disimpulkan bahwa Price Earning Ratio (PER) dan Return On Investment
(ROI) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend yield, sedangkan Return On Equity (ROE), Price to Book Value (PBV) dan Operating Profit Margin tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividend yield.
Penelitian yang dilakukan oleh Debora Santosa dalam Aminatuzzahra (2010)
yang meneliti tentang pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt To
Equity (DER) terhadap return saham di perusahaan manufaktur menyimpulkan
bahwa Total Asset Turnover memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return
saham dan Current Ratio dan Debt To Equity Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sedangkan Aminatuzzahra (2010) yang juga
meneliti tentang pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap return saham di perusahaan
manufaktur menyimpulkan bahwa DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham. Adanya berbagai perbedaan hasil penelitian sebelumnya mendorong penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Price Earning Ratio (PER),
Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return
5 1.2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Apakah secara simultan terdapat pengaruh Price Earning Ratio (PER),
Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa efek Indonesia.
2. Apakah secara parsial terdapat pengaruh Price Earning Ratio (PER)
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa
efek Indonesia.
3. Apakah secara parsial terdapat pengaruh Price to Book Value (PBV)
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa
efek Indonesia.
4. Apakah secara parsial terdapat pengaruh Earning Per Share (EPS)
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa
efek Indonesia.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price to
Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) terhadap return saham berpengaruh secara simultan pada perusahaan manufaktur yang terdapat di
6 2. Untuk mengetahui apakah pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap
return saham berpengaruh secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui apakah pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap
return saham berpengaruh secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui apakah pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap
return saham berpengaruh secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi investor, hasil penelitian ini dapat memberikan acuan pengambilan keputusan
investasi terkait dengan pengaruh informasi keuangan terhadap return saham.
2. Bagi akademisi, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk
penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh informasi keuangan
terhadap return saham.
3. Bagi penulis dan pembaca, dapat menjadi sarana untuk mengembangkan wawasan,
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal
Pasar modal adalah suatu pasar di mana dana-dana jangka panjang baik utang
maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka panjang yang diperdagangkan
tersebut diwujudkan dalam surat-surat berharga yang memiliki jatuh tempo lebih dari
satu tahun. Dana jangka panjang berupa utang yang diperdagangkan biasanya
obligasi (bond), dan dana jangka panjang yang berupa modal sendiri yakni saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferen stock).
Menurut Husnan (2001) secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang
yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri, baik
yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
Husnan (2001) juga berpendapat bahwa pasar modal memiliki beberapa daya tarik,
yakni pertama pasar modal diharapkan akan dapat menjadi alternative penghimpunan
dana selain perbankan. Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai
berbagai investasi yang sesuai dengan preferensi mereka. Pemodal (investor) dapat
memilih investasi sesuai dengan risiko yang dapat ditanggung dan tingkat keuntungan
8 Pasar modal dapat berfungsi sebagai lembaga perantara. Fungsi ini
menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena
pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak
yang mempunyai kelebihan dana. Menurut Tandelilin (2001) Selain itu, pasar modal
memdorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal
maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternative investasi yang
memberikan return yang paling optimal .
2.1.2. Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa
datang. Investasi bisa berkaitan dengan berbagai aktivitas. Menurut Tandelilin
(2001: 3) “Menginvestasikan sejumlah dana pada asset riil (tanah, emas, mesin atau
bangunan), maupun asset finansial (deposito, saham ataupun obligasi) merupakan
aktivitas investasi yang umum dilakukan”.
Menurut Halim (2003) “investasi pada hakikatnya merupakan penempatan
sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa
mendatang”. Selanjutnya menurut Halim umumnya investasi dibedakan menjadi dua,
yaitu: investasi pada asset finansial dan investasi pada asset riil. Investasi pada asset
riil diwujudkan dalam bentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik,
pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan, dan lainnya. Investasi pada asset
9 pasar uang, dan lainnya. Investasi pada pasar modal, misalnya berupa saham,
obligasi, waran, opsi dan lainnya.
Tandelilin, (2001) mengemukakan salah satu alasan mengapa seseorang
melakukan investasi yakni untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa
datang. “seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan
tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang dimasa akan datang.”
Dengan demikian return dapat menjadi alasan investasi.
Tandelilin (2001) selanjutnya mengemukakan bahwa “return merupakan satu
faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga imbalan atas keberanian
investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya”. Dengan berinvestasi
seseorang dapat memaksimalkan return, namun tanpa melupakan
faktor risiko investasi yang harus dihadapinya.
Menurut Tandelilin (2001) hal mendasar dalam proses keputusan investasi
adalah “pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan risiko suatu
investasi merupakan hubungan yang searah dan linear, yang berarti semakin besar
10 2.1.3. Laporan keuangan
Laporan keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai
keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan
terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan.
Menurut Myer dalam Munawir (2004 : 5) yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi – laba. Pada waktu akhir – akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan – perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : paragraf 2) disebutkan bahwa Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan ( yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Menurut Riyanto (2001:327).Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan laba rugi ( income statement) mencerminkan hasi – hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya dalam satu tahun.
Menurut Munawir (2004:2): ” Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil
dari proses akuntansi yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak pihak yang
11 Dari pengertian – pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa laporan
keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang disusun pada akhir periode yang
berisi data dan informasi keuangan berupa neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan, dan catatan atas laporan keuangan yang dapat digunakan
sebagai alat komunikasi dengan pihak – pihak yang berkepentingan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaan bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan dalam Sawir (2005:2), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambil keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.
12 2.1.4. Karakteristik Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi dalam penelitian ini adalah informasi yang disediakan
melalui pelaporan keuangan dan berbagai penjelasan yang digunakan sebagai
laporan. Informasi akuntansi yang merupakan kategori informasi akuntansi keuangan
ini merupakan informasi yang dipergunakan oleh pihak eksternal perusahaan seperti
investor, dan kreditur yang ada dan yang potensial serta pemakai lainnya. Oleh
karena itu, dalam penyusunannya harus memenuhi standar yang telah ditetapkan yaitu
standar akuntansi keuangan.
Pada awal perkembangan akuntansi, laporan keuangan ditujukan untuk
penghitungan dan penyajian laba bersih usaha melalui aturan realisasi serta penetapan
beban dan pendapatan, dan untuk penghitungan neraca yang menghubungkan periode
berjalan dengan periode mendatang. pada tingkat semantik, terjadi pergeseran tujuan
akuntansi yaitu penyediaan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur
suatu obyek dan kejadian yang mempunyai rujukan dengan dunia usaha. Untuk itu
laba dikaitkan dengan prestasi perusahaan, atau laba sebagai ukuran efisiensi
manajemen perusahaan. Pada tahap ini laba sebagai indikator suatu fenomena
ekonomi yaitu efisiensi, dan bahkan mengarah untuk pengambilan keputusan. Pada
tahap dimana laporan keuangan memberikan dampak terhadap perilaku pemakai,
13 2.1.5. Price Earnings Ratio (PER)
Harga pasar saham biasa dapat dinyatakan sebagai kelipatan laba untuk
mengevaluasi daya tarik saham biasa sebagai suatu investasi. Pengukuran ini disebut
sebagai rasio harga terhadap laba (Price Earning Ratio) dan dihitung dengan
membagi antara harga pasar per lembar saham dengan laba tahunan per lembar
saham. Sebagai pengganti penggunaan rata-rata nilai pasar untuk periode yang
tercakup oleh laba yang bersangkutan, biasanya digunakan nilai pasar yang terakhir.
Semakin rendah rasio harga terhadap laba (PER) akan semakin menarik investas
tersebut.
Dirumuskan dengan:
���= Harga per lembar saham (������������)
Laba per lembar saham (������������ℎ���)
2.1.6. Price to Book Value
Robert Ang (1997) secara sederhana menyatakan bahwa Price to Book Value
(PBV) merupakan rasio pasar (market ratio) yang digunakan untuk mengukur kinerja
harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Price to Book Value (PBV) ditunjukkan
dengan perbandingan antara harga saham terhadap nilai buku dihitung sebagai hasil
dari ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar.
Secara matematis Price to Book Value dapat dirumuskan sebagai berikut :
��� = Harga per lembar saham (������������)
14 Menurut Ang (1997) Rasio ini menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan
mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang
diinvestasikan, sehingga semakin tinggi rasio Price to Book Value (PBV) yang
menunjukkan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham.
Price to Book Value adalah angka rasio yang menjelaskan seberapa kali seorang investor bersedia membayar sebuah saham untuk setiap nilai buku per sahamnya.
Perusahaan yang aktifitasnya berjalan dengan baik, umumnya memiliki rasio PVB
mencapai di atas satu (>1), yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar
dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh
para pemodal (investor) relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di
perusahaan.
2.1.7. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran penting yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Earning Per Share (EPS) adalah keuntungan
perusahaan yang bisa dibagikan kepada pemegang saham. Tapi dalam prakteknya,
tidak semua keuntungan ini dapat dibagikan, ada sebagian yang ditahan sebagai laba
ditahan. Menurut Ang (1997), Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan
antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang
diterbitkan.
Secara matematis Earning Per Share (EPS) dapat dirumuskan sebagai berikut
15
���= laba bersih setelah pajak
jumlah lembar saham yang beradar
Kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dalam per
lembar saham merupakan indikator fundamental keuangan perusahaan yang nantinya
menjadi acuan para investor dalam memilih saham. Oleh karena penilaian yang
akurat dan cermat bisa meminimalkan resiko sekaligus membantu investor dalam
meraih keuntungan.
2.1.8. Return Saham
Return adalah tingkat pengembalian yang dinikmati oleh investor dari kelebihan investasi yang dilakukan. Tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati
dari suatu investasi tentunya investor tidak akan mau berinvestasi. Return saham
merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga
merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang
dilakukannya. Suad Husnan (1993) Return saham merupakan selisih antara harga jual atau harga saat ini, dengan harga pembelian atau harga awal periode.
Return dibedakan menjadi return yang telah terjadi (realized return) dan return yang diharapkan (expected return) akan diperoleh investor dimasa mendatang. Return realisasi (realized return) dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.
16 datang. Menurut Jogiyanto (2003) Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang.
2.1.9. Saham
Saham merupakan salah satu efek yang diperdagangkan di pasar moda berupa
surat berharga, yang menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik
sebagian dari perusahaan. Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda
penyertaan atau tanda kepemilikan seseorang atau badan usaha pada sebuah
perusahaan.
Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh
seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan
Fakhruddin, 2006:6).
Jenis-jenis Saham Secara umum ada beberapa jenis yang diperdagangkan di
pasar modal, antara lain:
1. Saham Biasa
Menurut Anoraga dan Pakarti (2006:54) saham biasa adalah saham yang tidak
17 deviden hanya jika perusahaan tersebut mengeluarkan pengumuman tentang
pembagian deviden. Jika tidak ada pengumuman, maka pemilik saham biasa
tidak memiliki klaim atas perusahaan meskipun perusahaan pada periode
tersebut mendapat keuntungan. Selanjutnya, pemilik saham biasa memiliki
hak suara pada rapat umum pemegang saham. Apabila terjadi likuidasi atas
perusahaan, pemegang saham biasa memiliki hak atas pembagian kekayaan
setelah kewajiban terhadap kreditor dan pemegang saham preferen dipenuhi.
2. Saham Preferen
Saham preferen adalah saham yang memberikan hak untuk mendapatkan
deviden dan/atau bagian bagian kekayaan pada saat perusahaandilikuidasi
lebih dahulu dari saham biasa. Disamping itu, pemegang saham preferen
memiliki preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi atau komisaris
perusahaan. Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:9) saham preferen
merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan
saham biasa. Saham preferen serupa dengan saham biasa karena mewakili
kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis
diatas lembaran saham tersebut serta mendapatkan deviden. Sedangkan
persamaan saham preferen dengan obligasi terletak pada adanya klaim atas
laba dan aktiva perusahaan, devidennya tetap selama masa berlaku saham
18 Manfaat kepemilikan saham adalah apabila seorang investor membeli saham,
maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan yang
menerbitkan saham tersebut. Sedikit banyaknya jumlah saham yang dibeli akan
menentukan persentase kepemilikan dari investor tersebut. Pembelian saham yang
dilakukan investor tentunya memberikan manfaat. Secara umum terdapat dua faktor
yang yang bisa diperoleh dari pembelian saham,yaitu :
a. Manfaat Ekonomis, meliputi :
1. Deviden (dividen)
pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan
perusahaan dapat berupa dividen tunai (cash dividen), yaitu kepada setiap
pemegang saham dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu
untuk setiap saham, atau dapat pula berupa dividen saham (stock dividen),
yaitu kepada setiap pemegang saham dividen dalam bentuk saham,
sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan bertambah dengan
adanya pembagian dividen saham tersebut.
2. Capital Gain
keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa
selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai beli yang lebih
19 b. Manfaat Non-Ekonomis
Manfaat non-ekonomis yang bisa diperoleh pemegang saham adalah
kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk
menentukan jalannya perusahaan. Semakin besar jumlah saham yang dimiliki
investor, maka semakin besar pula hak suaranya dalam RUPS.
Resiko dalam melakukan investasi saham adalah kesenjangan antara hasil
yang diperoleh dengan hasil yang diharapkan. Menurut Tandelilin (2001:47) resiko
investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara return
aktual dengan return yang di harapkan. Pembelian surat berharga dari perusahaan
terbuka di pasar modal membutuhkan ketelitian serta kehati-hatian agar risiko dapat
dikendalikan seminim mungkin, karena investasi dalam saham sangat berbeda dengan
investasi yiang tanpa risiko seperti tabungan atau deposito. Investasi saham
menjanjikan keuntungan yang cukup besar, karena itu potensi risiko yang dimiliki
juga cukup besar.
Menurut Tandelin (2001) dalam melakukan investasi, investor dihadapkan
pada beberapa risiko. Risiko tersebut antara lain:
1. Risiko finansial, yaitu risiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari
ketidak mampuan emiten saham memenuhi kewajiban pembayaran deviden
20 2. Risiko pasar, yaitu risiko akibat menumnnya harga pasar secara substansial
baik keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perubahan
manajemen perusahaan atau kebijakan pemerintah.
3. Risiko psikologis, yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara
emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan
optimisme dan pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan atau
penurunan harga saham
4. Risiko tingkat bunga, yaitu risiko perubahan suku bunga umum yang
mempengaruhi harga surat berharga terutama yang berpenghasilan tetap.
2.1.10. Analisis Tingkat Keuntungan Investasi
Untuk dapat memilih investasi yang aman, diperlukan suatu analisis yang
cermat, teliti, dan didukung oleh data-data yang akurat. Teknik yang benar dalam
analisis akan mengurangi tingkat resiko bagi investor dalam berinvestasi. Mulai dari
yang paling sederhana sampai dengan analisis yang bersifat rumit. Bahkan ada juga
investor yang hanya melihat tren masyarakat secara sepintas, langsung saja
melakukan investasi di instrumen tersebut. Tentu saja hal ini bukan suatu kesalahan,
tetapi alangkah baiknya jika uang atau modal yang diinvestasikan akan menghasilkan
keuntungan yang maksimal dan aman. Ataupun kalau ada resiko, resikonya akan
lebih kecil jika dibandingkan dengan kemungkinan keuntungan yang dapat diraih.
21 yang cukup besar untuk mendapatkan informasi dan analisis yang lebih bersifat
akurat.
Secara umum ada banyak teknik analisis dalam melakukan penilaian
investasi, tetapi yang paling banyak dipakai adalah analisis yang bersifat
fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi dan analisis rasio keuangan (Raharjo
2005).
Analisis fundamental adalah analisis yang berhubungan dengan kondisi
keuangan perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan
mengetahui operasional perusahaan yang nantinya menjadi milik investor. Apakah
sehat atau tidak, apakah cukup menguntungkan atau tidak, dan sebagainya. Karena
biasanya nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan yang
bersangkutan. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang
diperoleh dari investasi dan juga resiko yang akan ditanggung. Data yang dipakai
dalam analisis fundamental menyangkut datadata historis, yaitu data-data masa lalu.
Analisis ini sering disebut dengan company analysis. Didalamnya menyangkut
analisis tentang kekuatan dan kelemahan dari perusahaan, bagaimana kegiatan
operasionalnya, dan juga bagaimana prospeknya dimasa datang.
Analisis teknikal adalah analisis yang cukup sering dipakai oleh calon
investor dan biasanya data yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik atau
program komputer. Dari grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana
kecenderungan pasar, sekuritas, atau future komoditas yang akan dipilih dalam
22 jangka menengah tetapi sering juga digunakan untuk menganalisis dalam jangka
panjang, yang didukung juga dengan data-data lain. Teknik ini mengabaikan hal-hal
yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan. Beberapa analisis teknikal antara
lain grafik sederhana, contohnya adalah Trend (kecenderungan).
Analisis ekonomi analisis yang cukup penting karena sering kali sangat
berpengaruh terhadap analisis efek secara keseluruhan. Untuk melakukan analisis ini
digunakan berbagai indikator yang biasanya juga digunakan oleh pengambil
kebijakan dalam bidang perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang baik secara
umum menunjukkan tingkat perbaikan kesejahteraan masyarakat dan hal ini biasanya
diikuti dengan kegiatan pasar modal yang semakin bergairah. Sebaliknya, kondisi
ekonomi yang lesu akan ditunutkkan juga oleh kegiatan pasar modal yang melemah.
Dalam perkembangannya ternyata perekonomian memiliki kondisi yang kompleks
terhadap kebutuhan manusia yang beranekaragam. Untuk itu diperlukan suatu badan
yang mengatur hubungan perekonomian yang akhirnya dapat mengambil berbagai
kebijakan yang diharapkan dapat mengatur dan menyeimbangkan kehidupan
perekonomian.
Analisis rasio keuangan analisis yang banyak digunakan oleh calon investor.
Sebenarnya analisis ini didasarkan pada hubungan antar pos dalam laporan keuangan
perusahaan yang akan mencerminkan keadaan keuangan serta hasil dari operasional
perusahaan. Rasio keuangan dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang
23 1. Rasio likuiditas, yang menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya dalam jangka pendek. Rasio ini terbagi menjadi Current
Ratio, Quick Ratio, dan Net Working Capital.
2. Rasio solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjang. Dimana rasio ini terbagi menjadi Debt Ratio,
Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Capotalization Ratio, Time Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow to Net Income, dan Cash Return on Sales.
3. Rasio aktivitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
harta yang dimilikinya, terbagi menjadi Total Asset Turnover, Fixed Asset
Turnover, Account Receivable Turnover, Inventory Turnover, Average Collection Period, dan Days Sales in Inventory.
4. Rasio rentabilitas, menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan, terbagi menjadi Gross Profit Margin, Net Profit
Margin, Operating Return on Assets, Return on Equity, dan Operating Ratio. 5. Rasio pasar, menunjukkan informasi penting dan diungkapkan dalam basis
per saham, terbagi menjadi Dividend Yield, Dividend per Share, Earning per
24 2.2. Tinjauan Atas Penelitian Sebelumnya.
Tabel 2.1
EPS, PBV, memiliki pengaruh signifikan
terhadap return saham. ROA tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap return saham.
2. Teapon (2009) ROA, ROE
dan PBV
Memiliki pengaruh signifikan secara
simultan terhadap return saham
3. Nicky
Nathaniel, 2008
DER, EPS,
NPM, dan
PBV
Hanya variabel PBV yang berpengaruh
signifikan terhadap return saham, sedangkan
DER, EPS, NPM berpengaruh tidak
signifikan terhadap return saham.
4. Basuki (2006) ROA, ROE
dan PBV
ROA, ROE, dan PBV tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return
saham.
5. Aminatuzzahra
(2010)
CR, TAT,
NPM, DER
CR, TAT, NPM, dan DER memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return
saham.
6. Raharjo (2006) ROA, ROE
dan PBV
Memiliki pengaruh yang
25 memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return
saham.
7. Juanda (2003) PER, ROI, ROE, PBV
dan OPM
PER dan ROI memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
return saham.
ROE, PBV, dan OPM
tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap)
26 2.3. Kerangka Konseptual
Berikut kerangka pikir yang diajukan dalam penelitian ini untuk menguji
pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Debt to Equity
Ratio (DER) secara parsial maupun simultan (secara bersama-sama) terhadap return saham.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber : data diolah oleh peneliti
Keterangan:
Pengaruh secara parsial
Pengaruh secara simultan (bersama-sama) Price Earning Ratio (PER)
X1
Price to Book Value (PBV) X2
Return Saham Y
27 2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir, maka diperoleh turunan hipotesis sebagai berikut:
H1 = Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per
Share (EPS) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Return Saham
H2 = Price Earning Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.
H3 = Price to Book Value secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.
H4 = Earning Per Share secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return
Saham.
28 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
berupa angka-angka yaitu, data laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel
penelitian periode akuntansi yang berakhir tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.
Sumber data yang digunkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yakni
data berupa dokumen dan informasi berhubungan dengan objek penelitian yang
diterbitkan oleh pihak lain dalam hal ini pihak Bursa Efek Indonesia yang diakses
dari situs resmi BE
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pada sektor manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sektor manufaktur dipilih karena dianggap
perusahaan dalam sektor ini tidak terlalu berpengaruh terhadap faktor eksternal sebab
dalam keadaan apapun konsumen terus melakukan pembelian terhadap
produk-produk tersebut. Return saham yang dilaporkan cenderung stabil. Pemilihan sampel
yang akan diuji dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu
metode pemilihan sampel yang didasarkan pada beberapa kriteria tertentu. Kriteria
29 1. Perusahaan manufaktur yang menurut klasifikasi Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Perusahaan termasuk dalam kategori sekto industri barang
konsumsi dan menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001), perusahaan yang
bergerak dibidang produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat, tidak
terlalu terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara
umum seperti industri barang konsumsi. Selain itu menurut Halim (2003)
perusahaan sector industri barang konsumsi juga termasuk perusahaan yang
memiliki golongan saham yang tidak terpengaruh oleh pergerakan situasi
ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum. Pada saat resesi, harga
saham ini tetap tinggi, sebab perusahaan mampu memberikan deviden yang
tinggi. Emiten saham ini biasanya bergerak dibidang industri yang produknya
benar-benar dibutuhkan konsumen.
2. Perusahaan tidak delisting selama periode pengamatan yakni tahun 2008
sampai tahun 2010.
3. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap selama periode
pengamatan.
3.3Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui:
1. Dokumentasi, dengan mengumpulkan data pendukung berupa buku, jurnal,
30 2. Teknik studi pustaka (Library research)
Library research yaitu pengumpulan informasi pada literatur-literatur yang televan dan mendukung materi yang dibahas. Pencarian library research dapat
melalui buku teks/e-book, jurnal/e-journal, karya tulis ilmiah, skripsi, tesis,
distertasi, procedius,catatan hasil seminar,
3.4. Definisi Operasional Variabel dan pengukuran 3.4.1. Variabel Dependen
a) Return Saham. Return Saham adalah tingkat pengembalian hasil yang diperoleh investor dari sejumlah dana yang diinvestasikan pada suatu
periode tertentu yang dinyatakan dalam persentase. Return saham dalam penelitian ini diperoleh dari nilai capital gain.
Dirumuskan sebagai berikut:
����������� =Pt−Pt−1(Pt−1)
Keterangan:
Pt : harga saham pada periode sekarang
31 3.4.2. Variabel Independen
a). Price Earnings Ratio (PER)
Harga pasar saham biasa dapat dinyatakan sebagai kelipatan laba untuk
mengevaluasi daya tarik saham biasa sebagai suatu investasi. Pengukuran ini
disebut sebagai rasio harga terhadap laba (Price Earning Ratio) dan dihitung
dengan membagi antara harga pasar per lembar saham dengan laba tahunan
per lembar saham. Sebagai pengganti penggunaan rata-rata nilai pasar untuk
periode yang tercakup oleh laba yang bersangkutan, biasanya digunakan nilai
pasar yang terakhir. Semakin rendah rasio harga terhadap laba (PER) akan
semakin menarik investas tersebut.
Dirumuskan dengan:
���= Harga per lembar saham (������������)
Laba per lembar saham (������������ℎ���)
b) Price to Book Value (PBV)
Menurut Ang (1997) secara sederhana menyatakan bahwa Price to Book
Value (PBV) merupakan rasio pasar (market ratio) yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Price to Book
Value (PBV) ditunjukkan dengan perbandingan antara harga saham terhadap nilai buku dihitung sebagai hasil dari ekuitas pemegang saham dengan jumlah
32 Secara matematis Price to Book Value dapat dirumuskan sebagai
berikut :
��� = Harga per lembar saham (������������)
Nilai buku per lembar saham (�������������ℎ���)
c). Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran penting yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Earning Per Share (EPS) adalah keuntungan
perusahaan yang bisa dibagikan kepada pemegang saham. Tapi dalam
prakteknya, tidak semua keuntungan ini dapat dibagikan, ada sebagian yang
ditahan sebagai laba ditahan.
Secara matematis Earning Per Share (EPS) dapat dirumuskan sebagai
berikut (Soedijono, 1993):
���= laba bersih setelah pajak
jumlah lembar saham yang beradar
3.5. Metode Analisis
Untuk menjawab masalah pokok apakah Price Earning Ratio (PER), Price to
Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham secara parsial dan simultan, maka dilakukan analisis berganda
dengan menggunakan program statistic product and service solution (SPSS) 17 for
33 3.5.1. Uji Asumsi Klasik.
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis
regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian
ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas,
multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Adapun
masing-masing pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
3.5.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal
(Ghozali, 2006). Alat analisis yang digunakan dalam uji ini adalah uji
Kolmogorov – Smimov satu arah atau analisis grafis. Dasar
pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang diolah adalah
sebagai berikut:
a. Jika nilai Z hitung > Z tabel, maka distribusi sampel normal.
34 3.5.1.2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel bebas (Ghozali, 2006). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas dalam model regresi ini adalah dengan menganalisis
matrik korelasi variabel-variabel bebas dan apabila korelasinya
signifikan antar variabel bebas tersebut maka terjadi multikolinieritas.
Seperti yang dijelaskan oleh Ghozali (2006) sebagai berikut :
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi
empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel
independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel
dependen.
b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel independen terjadi korelasi yang cukup tinggi
(umumnya > 0,90), maka indikasi terjadi multikolinearitas.
Tidak adanya nilai korelasi yang tinggi antar variabel independen
tidak berarti bebas dan multikolinieritas. Multikolinieritas dapat
terjadi karena kombinasi dua atau lebih variabel independen
c. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya
35 menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan VIF yang tinggi. Batasan umum yang digunakan untuk mengukur multikolinieritas adalah
tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas.
3.5.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedositas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2006) jika varians
berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedasitas.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y’ adalah Y yang
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya)
36 dilakukan dengan Uji Glejser. Uji ini mengusulkan untuk meregresi
nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel
independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika
probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%, maka
dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung
heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).
3.5.1.4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
suatu model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali,
2006). Alat analisis yang digunakan adalah uji Durbin – Watson
Statistik. Untuk mengetahui terjadi atau tidak autokorelasi dilakukan
dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin Watson pada
perhitungan regresi dengan statistik tabel Durbin Watson pada tabel.
Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah
sebagai berikut :
a. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan
(4–du) maka koefisien autokorelasi = 0, berari tidak ada
37 b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound
(dl) maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi
positif.
c. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi <
0, berarti ada autokorelasi negatif.
d. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara
(4-du) dan (4dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
3.5.1.5. Koefisien Determinasi (��)
Digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R2 terletak antara 0
sampai dengan 1 (0 ≤ �2 ≤ 1). Tujuan menghitung koefisien
determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat.
Perhitungan nilai koefisien deteminasi ini diformulasikan
sebagai berikut:
�
2=
��� ����2 = Koefisien determinasi majemuk (multiple coeficient of
determinant), yaitu proporsi variabel terikat yang dapat
38 ESS = Explained sum of squares, atau jumlah kuadrat yang dijelaskan
atau variabel nilai variabel terikat yang ditaksir di sekitar
rata-ratanya.
TSS = Total sum of squares, atau total variabel nilai variabel terikat
sebenarnya di sekitar rata-rata sampelnya.
3.5.2. Uji Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
diukur dari goodness of fit nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur
dari nilai koefisien determinansi, nilai statistik F dan nilai satistik t.
Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik, apabila uji nilai
statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak).
Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam
daerah dimana Ho diterima.
3.5.2.1. Uji T-Statistik
Uji T statistik menunjukkan seberapa jauh pengaruh dari satu variabel
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji ini
digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variable
independen.
Uji dilakukan pada dua sisi dengan tingkat signifikan α = 5%. Dasar
39 1. Dengan membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel: jika
statistik t-hitung < statistik t-tabel, maka H0 diterima. Jika statistik thitung >
statistik t-tabel, maka H0 ditolak (H1 diterima).
2. Berdasarkan probabilitas: jika probabilitas > 5%, maka H0 diterima.
Jika probabilitas < 5% maka H0 ditolak (H1 diterima).
3.5.2.2. Uji F-Statistik
Uji F-statistik (uji Anova) dilakukan untuk meneliti apakah model
persamaan regresi yang digunakan adalah benar linear, dimana data observasi
tepat berada disekitar garis regresi tersebut maka perlu dilakukan significant
test. Model regresi dianggap baik, jika tingkat signifikansi nilai F (Anova):
1. Jika statistik F-hitung < statistik F-tabel, maka H0 diterima.
2. Jika statistik F-hitung > statistik F-tabel, maka H0 ditolak (H1diterima).
3.5.2.3 Model Persamaan Regresi Linear Berganda Model regresi berganda:
Y = a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn + e
Model regresi linear berganda yang dilakukan untuk menguji pengaruh
secara simultan dalam penelitian ini adalah:
40 Keterangan:
Y = Return Saham (%)
a = Konstanta, menunjukkan nilai Y bila semua nilai variable
independen (X) sama dengan 0.
b1 b2 b3 = Koefisien regresi, menunjukkan besarnya pengaruh
variable independen terhadap variabel dependen,
menunjukkan angka peningkatan maupun penurunan yakni
bila b (+) maka peningkatan/kenaikan dan bila b (-) maka
penurunan.
X1 = PER (x)
X2 = PBV (x)
X3 = EPS(x)
e = Kesalahan acak/ error term.
Pengujian ini dilakukan dengan menganalisis koefisien regresi
masing-masing variabel independen apakah secara signifikan dapat
41 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusahaan manufaktur
kategori sektor industri barang konsumsi dalam periode pengamatan yaitu tahun 2008
sampai dengan tahun 2010. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling yakni pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap kriteria yang ditetapkan konsisten dengan
tujuan penelitian dan dimaksudkan agar diperoleh sampel perusahaan yang valid
untuk dijadikan objek penelitian dan dapat mewakili karakteristik populasi penelitian.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, maka perusahaan yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 16 perusahaan manufaktur dalam kategori
sektor industri barang konsumsi yang memenuhi kriteria menerbitkan laporan
keuangan yang telah diaudit selama periode pengamatan serta tahun tutup bukunya
berakhir pada bulan Desember dan juga tidak melakukan merger, likuidasi dan
42 Pada tabel 4.1 berikut dapat dilihat proses pengambilan sampel yang akan
digunakan.
Tabel 4.1
Proses Pengambilan Sampel
NO. KETERANGAN JUMLAH
PERUSAHAAN 1. Perusahaan kategori Food and Beverages. 15
2. Perusahaan kategori Tobacco
Manufacturers
3
3. Perusahaan kategori Pharmaceuticals. 10
Total Perusahaan 28
4. Perusahaan yang delisting. (1)
5. Perusahaan yang tidak memiliki data
lengkap.
(11)
Jumlah perusahaan yang digunakan sebagai sampel.
16
Sumber: data diolah oleh peneliti
Tabel dibawah ini menunjukkan perusahaan-perusahaan yang terpilih
menjadi sampel penelitian sesuai dengan metode purposive sampling
berdasarkan data keuangan yang diperoleh dari Pusat Informasi Pasar Modal
43 Tabel 4.2
Nama Sampel Penelitian
NO. KODE NAMA PERUSAHAAN
1. ADES Akasha Wira International Tbk. 2. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 3. DLTA Delta Djakarta Tbk.
4. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 5. MYOR Mayora Indah Tbk.
6. PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk. 7. SKLT Sekar Laut Tbk.
8. ULTJ Ultrajaya Milk Industry Tbk. 9. GGRM Gudang Garam Tbk.
10. HMSP Sampoerna Tbk.
11. RMBA Bentoel International Investama Tbk.
12. DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk. 13. INAF Indofarma Tbk.
14. KLBF Kalbe Farma Tbk. 15. PYFA Pyridam Farma Tbk. 16. TSPC Tempo Scan Pacifik Tbk.
44 4.2. Hasil penelitian
4.2.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh informasi
keuanganterhadap return saham pada perusahaan manufaktur dengan kategori sektor industri barang konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dengan periode tahun
2008 sampai dengan tahun 2010. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
return saham dan variabel independen yang digunakan adalah informasi keuangan yang meliputi price earning ratio (PER), price to book value (PBV), dan earning per
share (EPS). Statistik deskriptif masing-masing variabel akan ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PER 48 -8.73 173.91 19.5037 28.69639
PBV 48 .39 35.45 3.7496 6.16981
EPS 48 -26.00 21021.00 1225.2395 4010.98305
RTN 48 -.76 4.07 .5964 1.04261
Valid N (listwise) 48
Sumber: Hasil olah data SPSS
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa rata-rata PER yaitu 19.5037 hal ini
berarti kondisi harga pasar per lembar saham dengan laba tahunan per lembar saham
45 PER semua perusahaan bervariasi dengan nilai maksimum 173.91 pada perusahaan
Bentoel International Investama Tbk pada tahun 2009, yang berarti bahwa perusahaan
ini memiliki laba per lembar saham yang tinggi pada tahun 2009. Dan nilai minimum
-8.73 pada perusahaan Akasha Wira International Tbk pada tahun 2008 yang berarti
bahwa laba per lembar saham menurun pada tahun tersebut. Kondisi ini sekaligus
menunjukkan bahwa kondisi PER perusahaan sampel sangat berfluktuasi.
Data pada tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa rata-rata PBV yaitu 3.7496,
dengan standar deviasi mencapai angka 6.16981, hal ini berarti bahwa nilai PBV
semua perusahaan paling bervariasi dengan nilai maksimum 35.45 pada perusahaan
Multi Bintang Indonesia Tbk tahun 2009, yang berarti bahwa modal perusahaan pada
tahun ini meningkat. dan nilai minimum 0.39 pada perusahaan Pyridam Farma Tbk
pada tahun 2008, yang berarti bahwa modal perusahaan pada tahun tersebut
mengalami penurunan. Kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa kondisi PBV
perusahaan sampel setiap tahunnya sangat berfluktuasi.
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata EPS yaitu sebesar 1225.2395,
Sedangkan standar deviasi adalah 4.010.98305, hal ini berarti bahwa nilai EPS semua
perusahaan bervariasi dengan nilai maksimum 2.1021.00 pada perusahaan Multi
Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2010 yang berarti bahwa risiko distribusi laba
usaha perusahaan akan semakin besar terserap untuk melunasi kewajiban perusahaan
dan nilai minimum -26.00 pada perusahaan Akasha Wira International Tbk pada
tahun 2008. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa EPS perusahaan sampel sangat
46 Tabel 4.3 juga menunjukkan bahwa rata-rata return saham adalah sebesar 0.5964dan nilai standar deviasi sebesar 1.04261 dengan nilai maksimum 4.07 pada
perusahaan Gudang Garam Tbk pada tahun 2009. dan nilai minimum -0.76 pada
perusahaan Indofarma Tbk pada tahun 2008. Kondisi ini juga sekaligus menunjukkan
bahwa kondisi return saham perusahaan sampel setiap tahunnya mengalami fluktuasi.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah model regresi untuk
peramalan memenuhi asumsi-asumsi dalam regresi berganda. Tahap pengujian yang
dilakukan adalah uji normalitas data, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, uji
multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi. Secara lengkap
hasil uji tersebut akan dijelaskan dibawah ini.
4.2.2.1. Uji Normalitas Data
Untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan haruslah
terdistribusi normal. Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk
mengetahui hal tersebut. Pada umumnya uji normalitas dapat dilakukan
dengan melihat uji statistic non-parametik Kplmogorovsminov (K-S), dengan
membuat hipotesis:
Ho: data residual berdistribusi normal