• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Komunikasi Organisasi Dalam Membangun Efektivitas kerja karyawan Sales Marketing FIF cabang SPEKTRA Medan (Studi Korelasi Tentang Peran Komunikasi Organisasi dalam Membangun Efektivitas Kerja Karyawan Sales Marketing FIF cabang Spektra Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peran Komunikasi Organisasi Dalam Membangun Efektivitas kerja karyawan Sales Marketing FIF cabang SPEKTRA Medan (Studi Korelasi Tentang Peran Komunikasi Organisasi dalam Membangun Efektivitas Kerja Karyawan Sales Marketing FIF cabang Spektra Medan)"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Komunikasi Organisasi Dalam Membangun

Efektivitas Kerja karyawan Sales Marketing FIF cabang

SPEKTRA Medan

(Studi Korelasi Tentang Peran Komunikasi Organisasi dalam Membangun Efektivitas Kerja Karyawan Sales Marketing FIF cabang

Spektra Medan)

Diajukan oleh :

070922006

Poltak Hasiholan Saragih

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Peran Komunikasi Organisasi Dalam Membangun Efektivitas kerja karyawan Sales Marketing FIF cabang SPEKTRA Medan” dengan sub judul studi korelasi tentang peran komunikasi organisasi dalam membangun efektivitas kerja karyawan sales marketing FIF Cabang SPEKTRA Medan.

Komunikasi dan efektivitas kerja mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan proses manajerial suatu perusahaan, dimana dengan meningkatkan efektivitas komunikasi dan kerja pada akhirnya dapat mendukung pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun fungsi komunikasi dan efektivitas kerja dalam perusahaan berhubungan erat dengan informasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses manajerial sehingga menciptakan kualitas informasi yang baik dapat dilihat sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dan kerja.

Dalam penelitian ini, penulis memilih SPEKTRA (Sumber Pembiayaan Elektronik Astra) sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan adalah bahwa SPEKTRA merupakan salah satu leasing yang menggunakan sales order sebagai bagaian dari strategi marketing dalam memperkenalkan dan memasarkan sejumlah produk kepada masyarakat.

Komunikasi yang terjadi dalam lingkungan kerja karyawan sales Marketing SPEKTRA meliputi komunikasi ke bawah (downward

communication) yang menggunakan metode lisan, tulisan dan metode gambar.

(3)

Tipe penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian korelasional digunakan utnuk meneliti hubungan diantara variabel-variabel, dan hubungan dadri variabel-variabel itu disebut sebagai korelasi. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan penyebaran kuesioner kepada 44 responden yang terdiri dari 43 pertanyaan. Untuk melakukan analisa data mengenai hubungan antara variabel pada penelitian, peneliti menggunakan teknik statistik dengan menggunakan analisa korelasi melalui tabel tunggal dan tabel silang. Teknik statistik yang digunakan dalam analisa korelasi pada penelitian ini menggunakan korelasi Pearson Product Moment.

Adapun hipotesis yang diajukan adalah Ha “Terdapat hubungan antara pengaruh Komunikasi Organisasi Formal dengan Efektivitas Kerja Karyawan Sales Marketing FIF Pos SPEKTRA Medan. Dan Ho “Tidak terdapat hubungan antara pengaruh Komunikasi Organisasi Formal dengan Efektivitas Kerja Karyawan Sales Marketing FIF Pos SPEKTRA Medan”.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Bapa di sorga yang senantiasa memberikan petunjuk dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skipsi ini.

Skipsi ini membahas komunikasi dalam organisasi yaitu mengenai pola komunikasi organisasi yang efektif. Skipsi ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi yang terbangun dalam sebuah kerja yang efektif sehingga tugas-tugas dalam kerja dapat di selesaikan dengan baik. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, namun penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan yang terbaik. Penulis juga merasa skripsi ini belum dapat dikatakan sempurna. Untuk itu penulis, sangat mengharapkan masukan positif yang dapat memperbaiki kwalitas skipsi ini.

Sesuatu pengalaman yang sangat berharga bagi penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Tentunya dalam proses tersebut penulis banyak mengalami kesulitan. Untuk itu penulis sangat ingin mengucapkan terima kasih kepada “individu-individu luar biasa” yang telah memberikan kontribusi dalam skripsi ini.

(5)

Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU selama masa perkuliahan, bagian Pendidikan, Administrasi dan Kemahasiswaan serta pihak lainya yang telah berjasa bagi proses pendidikan di FISIP USU.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada dosen pembimbing skripsi penulis yang juga sekaligus sebagai Dosen Wali yaitu Dra. Dewi K, Msi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan ilmu, motivasi dan bimbingannya. Juga kepada bang Haris yang telah setia meluangkan waktunya buat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Untuk seluruh keluargaku yaitu kedua orangtuaku tercinta Ayahanda A Saragih dan Lesteria Br Purba (alm) serta adik-adikku yang tercinta Jameslin Saragih, Feni Ciptani, Feby, Melki Sedek, Olla, Theo dan Enjel keponakanku yang tercinta. Penulis mengucapkan terima kasih dan syukur yang tak terhingga atas perhatian yang nyaris tanpa batas dari kalian semuanya, memberikan bimbingan moril dan materil selama penulis menuntut ilmu, karena tanpa kalian semua tidak mungkin terlaksana dengan baik.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh karyawan PT. FIF yang atas kesediaan waktunya mengisi lembar questioner. Khususnya kepada pimpinan PT. FIF Cabang SPEKTRA Medan yang selama ini telah memberikan motivasi dan keluangan waktu bagi penulis melanjutkan perkuliahan ke jenjang sarjana.

(6)

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Tunanganku Rini Florince Warouw yang telah begitu sabar dan tabah menemani hari-hariku untuk menyelesaikan skripsi ini, serta teman-teman yang lainya yang tidak dapat di sebutkan satu-persatu. Dan seluruh rekan yang telah berpartisipasi sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan sumbangan dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan khususnya dalam bidang Study Komunikasi Organisasi.

Salam Sejahtera Medan, Juli 2010

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 7

I.3 Pembatasan Masalah ... 7

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian ... 7

I.4.2 Manfaat Penelitian ... 8

I.5 Kerangka Teori ... 8

I.6 Kerangka Konsep ... 13

I.7 Model Teoritis ... 14

I.8 Operasional Variabel ... 15

I.9 Definisi Operasional ... 17

I.10 Hipotesis ... 21

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Ruang Lingkup dan Pengertian Komunikasi II.1.1 Ruang Lingkup Komunikasi ... 22

II.1.2 Pengertian Komunikasi ... 26

II.2 Fungsi Komunikasi ... 29

(8)

II.4 Jaringan Komunikasi Organisasi ... 34

II.5 Jaringan Komunikasi Informal ... 43

II.6 Pengertian Efektivitas Kerja ... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 50

III.2 Sejarah ... 50

III.2.1 Visi dan Misi ... 52

III.2.2 Struktur Organisasi ... 53

III.3 Metodologi Penelitian ... 55

III.4 Populasi dan Sampel ... 55

III.4.1 Populasi ... 55

III.4.2 Sampel ... 56

III.5 Teknik Analisa Data ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Tabel Tunggal ... 60

IV.1.1 Karakteristik Responden ... 60

IV.1.2 Komunikasi Organisasi ... 63

IV.1.3 Efektivitas Kerja ... 79

IV.2 Tabel Silang ... 92

IV.3 Pengujian Hipotesis ... 110

IV.5 Pembahasan ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan ... 116

(9)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Operasional Variabel ... 16

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 61

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 62

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 63

Tabel 6 Frekuensi Komunikasi ke bawah untuk tipe Instruksi Tugas ... 64

Tabel 7 Frekuensi Komunikasi ke bawah untuk tipe Rasional ... 65

Tabel 8 Frekuensi Komunikasi ke bawah untuk tipe Ideologi ... 65

Tabel 9 Frekuensi Komunikasi ke bawah untuk tipe Informasi ... 66

Tabel 10 Frekuensi Komunikasi ke bawah untuk tipe Balikan ... 67

Tabel 11 Frekuensi metode komunikasi ke bawah ... 68

Tabel 12 Frekuensi Komunikasi ke atas dalam memberikan informasi .... 69

mengenai pekerjaan yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan kepada atasan Tabel 13 Frekuensi Komunikasi ke atas untuk informasi mengenai ...70

masalah pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan sendiri oleh karyawan Tabel 14 Frekuensi komunikasi ke atas untuk penyampaian saran ...71

atau ide kepada atasan untuk perusahaan Tabel 15 Frekuensi komunikasi ke atas untuk penyampaian keluhan...72

tentang pekerjaan atau mengenai rekan sekerja Tabel 16 Frekuensi komunikasi horizontal dalam melakukan pertemuan ...73

dengan rekan sekerja yang bertujuan untuk mengkoordinasikan tugas-tugas Tabel 17 Frekuensi komunikasi horizontal bertujuan saling berbagi ...74

informasi mengenai rencana dan aktivitas yang akan dilakukan dengan rekan sekerja Tabel 18 Frekuensi komunikasi horizontal bertujuan untuk memecahkan...75

Masalah dengan rekan sekerja Tabel 19 Frekuensi komunikasi horizontal yang bertujuan untuk ...75

(10)

mencapai pemahaman yang sama

Tabel 21 Frekuensi komunikasi horizontal untuk membina...77

hubungan interpersonal dan memperoleh sokongan interpersonal dari rekan sekerja Tabel 22 Frekuensi komunikasi informal mengenai hal-hal pribadi...78

Tabel 22 Frekuensi komunikasi informal mengenai hal-hal pribadi...79

Tabel 24 Frekuensi efektivitas kerja untuk sifat tekun...80

Tabel 25 Frekuensi Efektivitas Kerja untuk sifat loyal...80

Tabel 26 Frekuensimenyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal...81

Tabel 27 Frekuensi efektivitas kerja untuk sifat kerja keras...82

Tabel 28 Frekuensi efektivitas kerja untuk menyelesaikan pekerjaan...82

lebih cepat dari waktu yang ditetapkan Tabel 29 Frekuensi efektivitas kerja untuk sifat keras kemauan...83

Tabel 30 Frekuensi efektivitas kerja untuk hasil kerja sesuai target...84

Tabel 31 Frekuensi efektivitas kerja untuk sifat produktif...84

Tabel 32 Frekuensi efektivitas kerja untuk sifat ambisius...85

Tabel 33 Frekuensi efektivitas kerja untuk sifat efisien dan efektif...85

Tabel 34 Frekuensi efektivitas kerja untuk sifat antusias...86

Tabel 35 Frekuensi efektivitas kerja untuk penghargaan prestasi kerja...86

Tabel 36 Frekuensi efektivitas kerja untuk sifat independen...87

Tabel 37 Frekuensi efektivitas kerja untuk keahlian sesuai pekerjaan...88

Tabel 38 Frekuensi efektivitas kerja untuk sifat mengikuti petunjuk...88

Tabel 39 Frekuensi efektivitas kerja untuk sifat mematuhi peraturan...89

Tabel 40 Frekuensi efektivitas kerja untuk usaha maksimal...90

Tabel 41 Frekuensi efektivitas kerja untuk sifat dapat dipercaya...90

Tabel 42 Frekuensi efektivitas kerja untuk peningkatan kemampuan kerja....91

Tabel 43 Frekuensi efektivitas kerja untuk memanfaatkan waktu kerja...91

Tabel 44 Frekuensi efektivitas kerja untuk sifat tepat waktu...92

Tabel 45 Frekuensi pemahaman terhadap komunikasi ke bawah tipe...93

instruksi tugas dengan sifat tekun Tabel 46 Frekuensi komunikasi ke bawah untuk tipe rasional dengan...94

(11)

dengan sifat kerja keras

Tabel 48 Frekuensi pemahaman terhadap komunikasi ke bawah...96 untuk tipe informasi dengan sifat mematuhi peraturan

Tabel 49 Frekuensi pemahaman terhadap komunikasi ke bawah untuk...97 tipe balikan dengan sifat ambisius

Tabel 50 Frekuensi pemahaman terhadap komunikasi ke bawah...99 dalam memberikan informasi mengenai pekerjaan yang sudah,

sedang dan akan dikerjakan kepada atasan dengan sifat usaha maksimal Tabel 51 Frekuensi komunikasi ke atas untuk informasi mengenai...100

masalah pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan sendiri oleh karyawan dengan sifat independen

Tabel 52 Frekuensi komunikasi horizontal yang bertujuan untuk...101 berbagi informasi mengenai rencana dan aktivitas yang akan dilakukan dengan rekan sekerja denagn frekuensi untuk sifat antusias

Tabel 53 Frekuensi komunikasi horizontal yang bertujuan untuk...102 mendiskusikan dan menyelesaikan konflik yang terjadi diantara rekan sekerja dengan sifat kerjasama

Tabel 54 Frekue nsi komunikasi horizontal untuk membina...103 hubungan interpersonal yang baik dan memperoleh sokongan interpersonal dari rekan sekerja dengan sifat dapat dipercaya Tabel 55 Frekuensi komunikasi mengenai hal-hal pribadi dengan rekan....104

sekerja dengan sifat dapat dipercaya

(12)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Peran Komunikasi Organisasi Dalam Membangun Efektivitas kerja karyawan Sales Marketing FIF cabang SPEKTRA Medan” dengan sub judul studi korelasi tentang peran komunikasi organisasi dalam membangun efektivitas kerja karyawan sales marketing FIF Cabang SPEKTRA Medan.

Komunikasi dan efektivitas kerja mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan proses manajerial suatu perusahaan, dimana dengan meningkatkan efektivitas komunikasi dan kerja pada akhirnya dapat mendukung pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun fungsi komunikasi dan efektivitas kerja dalam perusahaan berhubungan erat dengan informasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses manajerial sehingga menciptakan kualitas informasi yang baik dapat dilihat sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dan kerja.

Dalam penelitian ini, penulis memilih SPEKTRA (Sumber Pembiayaan Elektronik Astra) sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan adalah bahwa SPEKTRA merupakan salah satu leasing yang menggunakan sales order sebagai bagaian dari strategi marketing dalam memperkenalkan dan memasarkan sejumlah produk kepada masyarakat.

Komunikasi yang terjadi dalam lingkungan kerja karyawan sales Marketing SPEKTRA meliputi komunikasi ke bawah (downward

communication) yang menggunakan metode lisan, tulisan dan metode gambar.

(13)

Tipe penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian korelasional digunakan utnuk meneliti hubungan diantara variabel-variabel, dan hubungan dadri variabel-variabel itu disebut sebagai korelasi. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan penyebaran kuesioner kepada 44 responden yang terdiri dari 43 pertanyaan. Untuk melakukan analisa data mengenai hubungan antara variabel pada penelitian, peneliti menggunakan teknik statistik dengan menggunakan analisa korelasi melalui tabel tunggal dan tabel silang. Teknik statistik yang digunakan dalam analisa korelasi pada penelitian ini menggunakan korelasi Pearson Product Moment.

Adapun hipotesis yang diajukan adalah Ha “Terdapat hubungan antara pengaruh Komunikasi Organisasi Formal dengan Efektivitas Kerja Karyawan Sales Marketing FIF Pos SPEKTRA Medan. Dan Ho “Tidak terdapat hubungan antara pengaruh Komunikasi Organisasi Formal dengan Efektivitas Kerja Karyawan Sales Marketing FIF Pos SPEKTRA Medan”.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Organisasi merupakan elemen yang sangat diperlukan di dalam kehidupan manusia, apalagi dalam kehidupan modern. Organisasi membantu kita melaksanakan hal-hal atau kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik sebagai individu. Di samping itu, dapat dikatakan lagi bahwa organisasi-organisasi membantu masyarakat, membantu kelangsungan pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Organisasi juga merupakan sumber penting aneka macam karier di dalam masyarakat.

Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu, atau suatu sistem terbuka dari aktivitas yang berkordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini ada tiga hal yang penting dari organisasi yaitu organisasi merupakan suatu sistem, mengkordinasi aktivitas dan mencapai tujuan bersama atau tujuan umum. Karena suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka, maka di dalamnya selalu tercipta dan saling bertukar pesan di antara anggotanya (Muhammad, 1995: 24).

(15)

akan dipengaruhi oleh nilai atau peranan sub-subsistemnya. Sebaliknya nilai atau peranan suatu subsistem akan ditentukan oleh nilai atau peranan sistem yang bersangkutan. Suatu sistem bersama dengan berbagai sistem lain yang lain berinteraksi merupakan sub-sub sistem dari suatu sistem yang lebih besar. Dari pendapat di atas terlihat bahwa sebagai suatu sistem memiliki hubungan yang erat satu bagian dengan bagian yang lainnya baik secara internal maupun eksternal.

Seringkali suatu organisasi mengalami beragam kesulitan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Padahal, organisasi tersebut ditunjang sumberdaya yang handal. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi, antara lain kelancaran komunikasi antar personil dan karyawan, keharmonisan hubungan baik vertikal maupun horizontal, sistem penghargaan, kerjasama dan sebagainya. Jenis organisasi tidak hanya satu. Ada organisasi pemerintah, semi pemerintah, swasta, perbankan dan lain-lain. Sifatnya macam-macam: pendidikan, kebudayaan, kemiliteran, keolahragaan, perekonomian, pertanian, kesosialan dan sebagainya (Effendy, 1999: 115).

Menurut Joseph A. Devito (1997: 6) dalam bukunya Komunikasi Antar

Manusia, tujuan umum sebuah organisasi adalah menghasilkan pendapatan akan

(16)

Komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam organisasi baik di dalam kelompok formal maupun kelompok informal organisasi. Jika organisasi semakin besar dan semakin kompleks, maka demikian juga komunikasinya. Pada organisasi yang beranggotakan tiga orang komunikasinya relatif sederhana, tetapi organisasi yang beranggotakan seribu orang komunikasinya menjadi sangat kompleks. Menurut Devito (1997: 29), komunikasi organisasi dapat bersifat formal maupun informal. Yang termasuk dalam komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi pada organisasi. Isinya berupa cara-cara kerja di dalam organisasi, produktivitas dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers dan surat-surat resmi. Yang termasuk dalam komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya tidak pada organisasinya sendiri, tetapi lebih pada para anggotanya secara individual.

(17)

antara manajemen dan karyawan (Komunikasi dan Empowerment di Era

Desentralisasi oleh James Sianipar dalam

Menurut Petty dalam Benro (2005: 15), untuk dapat menghasilkan pekerjaan dengan kemampuan yang maksimal diperlukan seorang pekerja yang mempunyai efektivitas kerja yang tinggi. Efektivitas kerja yang tinggi tersebut terdiri dari keahlian interpersonal (interpersonal skill), inisiatif (inisiative) dan dapat diandalkan (being dependable). Kriteria seorang pekerja yang dibutuhkan dalam penerapannya dapat disesuaikan dengan keperluan spesifik dari bidang-bidang usaha yang ada. Salah satu bidang-bidang adalah bidang-bidang marketing, yaitu bidang-bidang usaha pemasaran dan distribusi yang banyak berurusan dengan relasi dan pelanggan, sehingga kriteria yang diperlukan adalah bisa membangun hubungan dan memiliki sikap persuasif (Menjadi Karyawan Idaman Perusahaan oleh

Jakoep Ezra dalam

menyenangkan ditunjang dengan komunikasi yang baik dan semangat kerja serta efektivitas kerja yang tinggi dari karyawannya, dipercaya mampu meningkatkan penjualan, bahkan menjadikan perusahaan sebagai penyedia jasa atau produk yang diidolakan banyak orang (Semangat Tinggi, Komitmen dan Menikmati oleh

James Gwee dalam

(18)

Ainun Hidayat dalam yang mempengaruhi tinggi rendahnya semangat kerja yang dapat meningkatkan kesadaran akan efektivitas kerja karyawan dalam suatu organisasi, yaitu komunikasi, kepuasan kerja, lingkungan kerja, partisipasi, motivasi dan kepemimpinan.

Efektivitas kerja yang baik, menyangkut motivasi, sikap dan cara bekerja yang akan menentukan hasil kerja yang baik. Orang yang memiliki efektivitas kerja baik akan memberi pengaruh yang baik dalam suasana kerja, sehingga tercipta antusiasme dan harmoni dalam pekerjaan. Untuk mewujudkan suasana yang baik di tempat kerja serta menjamin pemahaman dan hubungan yang erat di kalangan pekerja atau karyawan tersebut, diperlukan suatu sistem komunikasi dua arah yang harus dijalankan semua anggota di dalam organisasi.

(19)

Seiring dengan bergesernya waktu pula, terhitung Agustus 2007 lalu, banyak toko elektronik di kota Medan resmi menjadi rekanan FIF dalam fasilitasi pembiayaan kredit elektronik. Kali ini tidak saja untuk lingkungan karyawan, namun FIF menyatakan resmi untuk pembiayaan eletronik dan furniture. Peresmiannya dilaksanakan 1 November 2007 dengan mengusung nama SPEKTRA. Jumlah bunga yang dibebankan hanya 2 persen perbulannya. Cakupan produk yang ditawarkan juga lebih luas, mulai perabot rumah tangga, audio visual, multimedia dan komputer. SPEKTRA juga mempunyai armada

sales force untuk membantu proses kredit konsumen dari awal hingga tuntas.

Komunikasi yang terjadi dalam lingkungan kerja karyawan sales Marketing SPEKTRA meliputi komunikasi ke bawah (downward

communication) yang menggunakan metode lisan, tulisan dan metode gambar.

Untuk metode lisan yaitu melalui rapat setiap hari Senin pagi selama 1,5 jam. Untuk metode tulisan disampaikan melalui memo, papan pengumuman, panduan pelaksanaan pekerjaan, dan laporan hasil kerja harian. Sedangkan untuk metode gambar digunakan foto-foto hadiah yang merupakan bentuk dari “Motivasi Program”

(20)

tertarik untuk meneliti tentang bagaimana peran komunikasi organisasi formal dalam membangun efektivitas kerja karyawan sales marketing FIF Pos SPEKTRA Medan.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: Sejauh mana peranan Komunikasi Organisasi Formal dalam membangun Efektivitas Kerja Karyawan FIF Pos SPEKTRA Medan.”

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu:

1. Penelitian ini ingin melihat sejauh mana peranan komunikasi organisasi formal dalam membangun efektivitas kerja karyawan sales marketing FIF Pos SPEKTRA Medan.

2. Objek penelitian adalah karyawan FIF Pos SPEKTRA Medan. 3. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2010

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

(21)

b. Untuk mengetahui peran komunikasi organisasi dalam membangun efektivitas kerja karyawan FIF Pos SPEKTRA Medan.

c. Untuk mengetahui hambatan komunikasi organisasi dalam membangun Efektivitas Kerja Karyawan FIF Pos SPEKTRA Medan.

I.4.2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan penulis mengenai kajian Komunikasi Organisasi sebagai salah satu kajian dalam Ilmu Komunikasi.

b. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian mengenai Ilmu Komunikasi, khususnya dalam bidang Komunikasi Organisasi.

c. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang positif bagi manager, asisten manager, supervisor dan karyawan FIF Pos SPEKTRA Medan.

I.5. Kerangka Teori

(22)

Untuk memberikan kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Teori-teori yang relevan dengan penelitian adalah:

I.5.1. Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi menurut Goldhaber didefenisikan sebagai proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Muhammad, 1995: 67).

Dalam memenuhi tugas organisasi terjadi pertukaran pesan. Pertukaran pesan itu melalui jalan tertentu yang dinamakan jaringan komunikasi. Terdapat dua macam jaringan komunikasi dalam organisasi (Muhammad, 1995: 102), yaitu:

A. Jaringan Komunikasi Formal

Bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan, maka pesan itu menurut jaringan formal. Ada tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti struktur organisasi, yaitu:

A.1 Komunikasi Ke Bawah

Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Secara umum komunikasi ke bawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe, yaitu:

(23)

Yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya.

2) Rasional

Yaitu pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam organisasi atau objektif organisasi.

3) Ideologi

Pesan ideologi bertujuan mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi.

4) Informasi

Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan denan praktek-praktek organisasi, peraturan-peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan rasional.

5) Balikan

Yaitu pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya.

A.2. Komunikasi Ke Atas (Upward Communication)

(24)

a. Apa yang dilakukan bawahan, pekerjaannya, hasil yang dicapainya, kemajuan mereka dan rencana masa yang akan datang.

b. Menjelaskan masalah-masalah pekerjaan yang tidak terpecahkan yang mungkin memerlukan bantuan tertentu.

c. Menawarkan saran-saran atau ide-ide bagi penyempurnaan unitnya masing-masing atau organisasi secara keseluruhan.

d. Menyatakan bagaimana pikiran dan perasaan mereka mengenai pekerjaannya, teman sekerjanya dan organisasi.

A.3. Komunikasi Horizontal (Horizontal Communication)

Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Komunikasi horizontal mempunyai tujuan tertentu di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan tugas-tugas.

b. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas-aktivitas.

c. Memecahkan masalah yang timbul di antara orang-orang yang berada dalam tingkatan yang sama.

d. Menyelesaikan konflik di antara anggota yang ada dalam bagian organisasi dan juga antara bagian dengan bagian yang lainnya.

e. Menjamin pemahaman yang sama.

(25)

B. Jaringan Komunikasi Informal

Bila karyawan berkomunikasi dengan yang lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi maka pengarahan arus informasi bersifat pribadi. Informasi ini mengalir ke atas, ke bawah atau secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, kalaupun ada mungkin sedikit. Karena informasi ini menyebabkan informasi pribadi muncul dari interaksi di antara orang-orang dan mengalir ke seluruh organisasi tanpa dapat diperkirakan. Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan desas-desus (grapevine) atau kabar angin.

I.5.2. Efektivitas Kerja

A. Pengertian Efektivitas Kerja

(26)

Sementara itu Abdurahmat (2003: 92) “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya”. Sedangkan Hamzah Yaqub (1989: 9) menyatakan bahwa “efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Agar sebuah organisasi dapat berjalan efektif, diperlukan sasaran sebagai tindakan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi”.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, efisien apabila pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan yang telah direncanakan.

I.6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi, 1997: 40). Sedangkan menurut Singarimbun dalam bukunya Metode Penelitian Survei (1989: 17), kerangka konsep merupakan defenisi yang dipakai untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial ataupun fenomena alam.

(27)

a. Variabel bebas (independent variable)

Yaitu suatu gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala, faktor atau unsur lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komunikasi organisasi yang diwakili oleh notasi X. b. Variabel terikat (dependent variable)

Yaitu sejumlah gejala yang muncul karena dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah efektivitas kerja karyawan yang diwakili oleh notasi Y.

c. Variabel antara (intervening variable)

Yaitu variabel yang menghubungkan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden yang diwakili oleh notasi Z.

I.7. Model Teoritis

(28)

Bagan 1 Model Teoritis

I.8. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka konsep yang telah dijelaskan di atas, untuk lebih memudahkan operasionalisasi pemecahan masalah maka perlu dibuat operasionalisasi variabel, sebagai berikut:

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden Variabel Bebas (X)

Komunikasi Organisasi

(29)

Tabel 1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel bebas (X)

Komunikasi Organisasi

A. Jaringan Komunikasi Formal 1. Komunikasi ke Bawah

B. Tipe komunikasi ke bawah - Instruksi tugas

- Rasional - Ideologi - Informasi - Balikan

C. Metode komunikasi ke bawah - Metode lisan

- Metode tulisan - Metode gambar 2. Komunikasi ke Atas

B. Apa yang seharusnya dikomunikasikan ke atas - Informasi tentang pekerjaan yang sudah,

sedang, dan akan dilakukan. - Menawarkan saran dan ide. - Menyampaikan keluhan. 3. Komunikasi Horizontal

B. Tujuan komunikasi horizontal - Mengkoordinasikan tugas-tugas - Saling berbagi informasi

- Memecahkan masalah - Menyelesaikan konflik

- Menjamin pemahaman yang sama - Membina hubungan interpersonal B. Jaringan Komunikasi Informal

(30)

I.9. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Dengan membaca defenisi operasional dalam suatu penelitian, dapat diketahui pengukuran suatu variabel. Dalam penelitian ini, defenisi operasionalnya adalah:

A. Variabel Bebas.

1. Komunikasi Organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun informal organisasi.

2. Jaringan Komunikasi Formal adalah pesan yang mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan. Ada tiga bentuk utama, yaitu: komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas dan komunikasi horizontal.

3. Komunikasi ke Bawah (Downward Communication) adalah arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. 4. Lima tipe Komunikasi ke Bawah, yaitu:

a. Instruksi tugas adalah pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya.

(31)

c. Ideologi adalah pesan yang bertujuan mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi.

d. Informasi adalah pesan yang dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan praktek-praktek organisasi, peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan dan data lain.

e. Balikan yaitu pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya.

5. Metode Komunikasi ke Bawah adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada bawahan yaitu:

a. Metode Lisan: rapat, diskusi, seminar, interviu, telepon, ceramah dan lain-lain.

b. Metode Tulisan: surat, memo, telegram, majalah, surat kabar dan lain-lain.

c. Metode Gambar: grafik, poster, peta, foto, film, slide, display dan lain-lain.

6. Komunikasi ke Atas (Upward Communication) adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkatan yang lebih rendah kepada tingkatan yang lebih tinggi.

7. Komunikasi Horizontal adalah pertukaran pesan diantara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi.

(32)

dikenal dengan desas-desus (Grapevine) atau kabar angin (Muhammad, 1995: 124).

B. Variabel Terikat (Efektivitas Kerja)

.Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya

Efektivitas kerja yaitu suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja yaitu disiplin kerja dan motivasi kerja

Berarti efektivitas sebagai orientasi kerja menyoroti empat hal, yaitu: a. Sumber daya, dana, sarana dan prasarana yang dapat digunakan sudah

ditentukan dan dibatasi.

b. Jumlah dan mutu barang atau jasa yang harus dihasilkan telah ditentukan. c. Batas waktu untuk menghasilkan barang atau jasa tersebut sudah

ditetapkan.

(33)

Ada dua faktor yang turut mempengaruhi efektivitas kerja diantaranya adalah:

1. Disiplin kerja

Disiplin kerja membuat karyawan memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya, menunjukkan sikap dan perilaku positif sehingga meningkatkan efektivitas kerja.

2. Motivasi kerja

Motivasi kerja yang tinggi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja sehingga memiliki peranan penting dalam peningkatan efektivitas kerja karyawan.

C. Variabel Antara (Karakteristik Responden)

Karakteristik responden adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang yang dapat membedakannya dengan orang lain.

1. Usia adalah tingkatan umur karyawan yang dijadikan sampel pada saat penelitian.

2. Jenis Kelamin, jenis kelamin pria atau wanita yang dijadikan sampel 3. Pendidikan adalah tingkatan pendidikan terakhir yang dimiliki oleh

karyawan

(34)

I.10. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion dalam Rakhmat (1997:14), hipotesis sering disebut statement of theory in testable form, atau tentative

statement about reality, yang menghubungkan teori dengan dunia empiris.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak terdapat hubungan antara pengaruh Komunikasi Organisasi Formal dengan Efektivitas Kerja Karyawan Sales Marketing FIF Pos SPEKTRA Medan.

(35)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Ruang Lingkup dan pengertian komunikasi II.1.1. Ruang lingkup komunikasi

Manusia sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial memiliki dorongan ingin tahu, ingin maju dan ingin berkembang. Untuk itu maka salah satu sarananya adalah komunikasi. Karenanya komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan manusia. Berbicara itu mudah, tetapi berkomunikasi dengan baik tidaklah mudah. Berbicara saja belum dapat menjamin apa yang dibicarakan itu dapat sampai kepada orang yang memperolehnya. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau kelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan.

Komunikasi dan efektivitas kerja mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan proses manajerial suatu perusahaan, dimana dengan meningkatkan efektivitas komunikasi dan kerja pada akhirnya dapat mendukung pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun fungsi komunikasi dan efektivitas kerja dalam perusahaan berhubungan erat dengan informasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses manajerial sehingga menciptakan kualitas informasi yang baik dapat dilihat sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dan kerja.

(36)

dimensinya. Fatma Wardy (1996: 9) dalam diktat Perencanaan Komunikasi membahas keseluruhan ruang lingkup komunikasi sebagai berikut:

1. Bentuk Komunikasi

a. Komunikasi Personal

• Komunikasi intra personal, yaitu komunikasi dengan diri sendiri,

proses untuk mengambil keputusan apakah menerima atau menolak suatu pesan yang disampaikan komunikator.

• Komunikasi inter personal (antar pribadi), yaitu komunikasi

antar manusia secara tatap muka dan umpan baliknya bersifat langsung.

b. Komunikasi Kelompok

• Komunikasi kelompok kecil, seperti diskusi panel, symposium,

seminar dan sejenisnya.

• Komunikasi kelompok besar, biasanya bersifat akbar seperti

kampanye atau tabligh akbar.

c. Komunikasi massa, yaitu komunikasi yang menggunakan sarana media untuk meneruskan pesan kepada komunikan yang jauh lokasinya dan banyak jumlahnya ataupun keduanya, melalui media seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan sebagainya.

2. Sifat Komunikasi

a. Verbal, menggunakan lisan dan tulisan

(37)

c. Tatap muka d. Bermedia 3. Metode Komunikasi

a. Jurnalistik, yaitu keterampilan/kegiatan mengelola berita dari mulai peliputan sampai siap dikonsumsi khalayak.

b. Hubungan masyarakat, yaitu keseluruhan upaya yang dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara hubungan baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan khalayaknya.

c. Periklanan, yaitu kegiatan merancang pesan persuasive yang paling tepat dan efektif terhadap suatu produk barang dan jasa.

d. Propaganda, yaitu kegiatan mempengaruhi orang lain melalui cara bujukan maupun cara pemaksaan dan sebagainya.

4. Teknik Komunikasi a. Memberitahukan b. Membujuk c. Memaksa d. Memerintah

e. Menciptakan niat baik antara organisasi dengan khalayak (hubungan manusiawi)

5. Fungsi Komunikasi

a. Menginformasikan (to inform) b. Mendidik (to educate)

(38)

d. Mempengaruhi (to influence) 6. Tujuan komunikasi

a. Mengubah sikap (attitude change) b. Mengubah opini (opinion change) c. Mengubah perilaku (behavior change) d. Mengubah masyarakat (social change) 7. Model komunikasi

a. Komunikasi satu arah (one step flow communication) b. Komunikasi dua arah (two step flow communication)

c. Komunikasi banyak arah (multi step flow communication) 8. Bidang komunikasi

a. Komunikasi sosial (social communication)

b. Komunikasi manajemen (management communication) c. Komunikasi bisnis (business communication)

d. Komunikasi politik (political communication) e. Komunikasi budaya (cultural communication)

f. Komunikasi internasional (international communication)

g. Komunikasi pembangunan (development communication)

h. Komunikasi tradisional (traditional communication) i. Dan lain sebagainya

9. Sistem komunikasi

a. Sistem tanggu ng jawab sosial (social responsibility system) b. Sistem otoriter (authoritarian system)

(39)

d. Sistem komunis (communist system) 10. Saluran komunikasi

a. Saluran impersonal, yaitu televisi, radio, film, surat kabar dan majalah.

b. Saluran interpersonal, yaitu melalui tokoh masyarakat, petugas penyuluh lapangan, pejabat pemerintah, kaum kerabat dan tetangga.

II.1.2. Pengertian Komunikasi

Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial. Masyarakat bisa berbentuk kecil, contohnya rumah tangga yang hanya terdiri dari dua orang individu dan bisa juga berbentuk besar, contohnya kampung, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi atau negara. Terjadinya interaksi sosial disebabkan inter komunikasi. Komunikasi dalam pengertian umum dapat dilihat secara:

a. Etimologis

Menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communicatio”. Perkataan ini bersumber dari kata communis yang artinya “sama”. Maksudnya adalah sama makna, sama makna mengenai suatu hal.

Jadi komunikasi itu bisa terjadi apabila ada terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.

b. Terminologis

(40)

dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi yang terlibat dalam komunikasi itu manusia. Karena itu komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi manusia. Komunikasi manusia sebagai komunikasi antar manusia dinamakan komunikasi sosial atau komunikasi kemasyarakatan karena hanya manusia yang bermasyarakat dapat terjadi komunikasi.

c. Paradigmatis

Komunikasi memandang tujuan tertentu, ada yang dilakukan secara lisan, tertulis, tatap muka atau melalui media. Jadi komunikasi dalam pengertian paradigmatik bersifat internasional, mengandung tujuan dan karena itu harus dilakukan secara perencanaan. Sejumlah kadar perencanaan itu tergantung pada pesan yang akan dikomunikasikan dan pada komunikan yang menjadi sasarannya.

Banyak defenisi yang dikemukakan oleh para ahli. Tetapi dari sekian banyak defenisi itu dapat disimpulkan secara lengkap dengan menampilkan maknanya yang hakiki yaitu “komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung secara lisan ataupun tidak langsung melalui media”.

Dalam defenisi ini tersimpul suatu tujuan, yakni memberitahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku (Effendy, 1999: 3).

Untuk memperjelas pengertian komunikasi ini, penulis mengemukakan beberapa defenisi komunikasi dari para pakar komunikasi, antara lain:

(41)

untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku orang lain dengan upaya memperoleh tanggapan.

Dari pendapat tersebut kita ketahui bahwa komunikasi berlangsung antara seseorang dengan orang lain dimana seseorang individu dapat mengungkapkan apa yang dirasakan dan untuk menerima informasi yang diberikan oleh orang lain sehingga pesan atau informasi tersebut menjadi milik bersama.

Carl. I Hovland mendefinisikan komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan) (Effendy, 2002 : 48). Harold Lasswell menyatakan bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui jaringan apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya” (Cangara, 2000: 18).

Sementara itu bila dilihat dari sudut psikologi, Raymind S. Ross mendefinisi-kan komunikasi sebagai “proses transaksional yang meliputi pemisahan dan pemilihan bersama secara kognitif begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti/respon yang sama yang dimaksud sumber” (Rakhmat, 1997: 3).

(42)

Diterima atau tidak suatu pesan sangat tergantung dari cara komunikator mengkomunikasikan pesan tersebut.

II.2. Fungsi Komunikasi

Mengenai fungsi komunikasi, Sean Mc. Bride (1980 : 29) menguraikan bahwa komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas sebagai kegiatan individu atau kelompok dalam hal tukar menukar data, fakta dan ide, tidak hanya sebagai pertukaran pesan dan berita. Oleh karena itu maka fungsinya dalam tiap sistem sosial adalah sebagai berikut:

a. Informasi

Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan dan orang lain kemudian agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

b. Sosialisasi

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

c. Motivasi

(43)

Menyediakan dan saling tukar menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai suatu masalah.

e. Pendidikan

Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak dan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan dalam semua bidang kehidupan.

f. Memajukan kebudayaan

Penyebarluasan hasil budaya dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, membangun imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya.

g. Hiburan

Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olah raga, permainan dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok atau individu.

h. Integrasi

Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan agar mereka dapat saling mengenal, mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

(44)

1. Pengamatan terhadap lingkungan. Penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur didalamnya.

2. Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungannya. 3. Penyebaran warisan sosial. Di sini berperan para pendidik, baik dalam

lingkungan, kehidupan rumah tangga maupun di sekolah, yang meneruskan warisan sosial kepada keturunan berikutnya (Effendy, 1993: 82).

II.3. Pengertian Komunikasi Organisasi

De Vito (1997: 19) dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia menjelaskan bahwa komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun informal organisasi. Komunikasi organisasi dapat bersifat formal maupun informal. Yang termasuk dalam komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi pada organisasi. Isinya berupa cara-cara kerja di dalam organisasi, produktivitas dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers dan surat-surat resmi. Yang termasuk di dalam komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya tidak pada organisasinya sendiri, tetapi lebih pada para anggotanya secara individual.

(45)

saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.

Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu: 1. Proses

Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya, karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses.

2. Pesan

Yang dimaksud dengan pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang.

3. Jaringan

Organisasi terdiri dari saru seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu jalan-jalan kecil yang dinamakan jaringan organisasi. Hakikat dan luas dari jaringan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat dari arus pesan dan isi pesan.

(46)

Jika suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi.

5. Hubungan

Karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka dan sistem kehidupan sosial, maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Dengan kata lain, jalannya pesan dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manusia.

6. Lingkungan

Yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem.

7. Ketidakpastian

Yang dimaksud dengan ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan.

II.4. Jaringan Komunikasi Organisasi

Dalam memenuhi tugas organisasi terjadi pertukaran pesan. Pertukaran pesan itu melalui jalan tertentu yang dinamakan jaringan komunikasi. Terdapat dua macam jaringan komunikasi dalam organisasi (Muhammad, 1995:102), yaitu:

II.4.1. Jaringan Komunikasi Formal

(47)

formal. Ada tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti struktur organisasi, yaitu:

II.4.1.1. Komunikasi Ke Bawah (Downward Communication)

Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Secara umum komunikasi ke bawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe, yaitu:

1. Instruksi Tugas

Yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. Pesan itu mungkin bervariasi seperti perintah langsung, deskripsi tugas, prosedur manual, program latihan tertentu, alat-alat bantu melihat dan mendengar yang berisi pesan-pesan tugas dan sebagainya. Instruksi tugas yang tepat dan langsung cenderung dihubungkan dengan tugas yang sederhana yang hanya menghendaki keterampilan dan pengalaman yang minimal. Instruksi yang lebih umum biasanya digunakan bagi tugas-tugas yang kompleks, dimana karyawan diharapkan pertimbangannya, keterampilan dan pengalamannya.

2. Rasional

(48)

Tetapi bila pimpinan menganggap bawahannya orang yang dapat memotivasi diri sendiri dan produktif maka biasanya diberikan rasional yang banyak.

3. Ideologi

Pesan mengenai ideologi ini adalah merupakan perluasan dari pesan rasional. Pada pesan rasional, penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan perspektif organisasi. Sedangkan pada ideologi sebaliknya, mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi.

4. Informasi

Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan praktek-praktek organisasi, peraturan-peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan rasional. Misalnya handbook bagi karyawan adalah contoh dari pesan informasi.

5. Balikan

(49)

a. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Ke Bawah:

Arus komunikasi dari atasan kepada bawahan tidaklah selalu berjalan lancar, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain (Muhammad, 1995: 110)

1. Keterbukaan

Kurangnya sifat terbuka diantara pimpinan dan karyawan akan menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan dan gangguan dalam pesan. 2. Kepercayaan pada pesan tulisan

Kebanyakan para pimpinan lebih percaya pada pesan tulisan dan metode difusi yang menggunakan alat-alat elektronik dari pada pesan yang disampaikan secara lisan dengan tatap muka.

3. Pesan yang berlebihan

Karena banyaknya pesan-pesan yang dikirimkan secara tertulis maka banyak karyawan hanya membaca pesan-pesan tertentu, yang tidak dianggap penting bagi dirinya dan yang lain dibiarkan saja tidak dibaca.

4. Timing

Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi komunikasi ke bawah.

5. Penyaringan

(50)

b. Metode Komunikasi Ke Bawah

Untuk menyampaikan informasi kepada bawahan dapat dilakukan dengan berbagai metode. Pace (Muhammad, 2002: 144) mengemukakan empat klarifikasi metode yaitu: metode lisan, tulisan, gambar dan campuran dari lisan-tulisan dan gambar. Bentuk komunikasi yang biasa digunakan dalam tiap metode adalah sebagai berikut:

1. Metode Lisan:

a. Rapat, Diskusi, Seminar, Konferensi e. Sistem Intercom

b. Interviu f. Kontak Interpersonal

c. Telepon g. Laporan Lisan

d. Ceramah 2. Metode Tulisan

a. Surat f. Surat Kabar

b. Memo g. Deskripsi Pekerjaan

c. Telegram h. Panduan Pelaksanaan Pekerjaan d. Majalah i. Laporan Tertulis

e. Pedoman Kebijaksanaan 3. Metode Gambar

(51)

II.4.1.2. Komunikasi Ke Atas (Upward Communication)

Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan, tipe pesan adalah integrasi dan pembaharuan. Menurut Pace (Muhammad, 1995: 117), komunikasi ke atas mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

a. Agar atasan dapat mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi informasi dan bagaimana sebaiknya atasan menerima apa yang disampaikan bawahan.

b. Memberikan informasi yang berharga bagi pembuatan keputusan

c. Memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang jalannya organisasi.

d. Mendorong munculnya desas-desus dan membiarkan atasan mengetahuinya.

e. Agar atasan dapat menentukan apakah bawahan menangkap arti seperti yang dia maksudkan dari arus informasi yang ke bawah.

f. Membantu karyawan mengatasi masalah-masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas-tugasnya dan organisasi.

(52)

Kebanyakan dari hasil analisis penelitian mengenai komunikasi ke atas mengatakan bahwa supervisor dan pimpinan haruslah mendapatkan informasi dari bawahannya mengenai hal-hal berikut:

a. Apa yang dilakukan bawahan, pekerjaannya, hasil yang dicapainya, kemajuan mereka dan rencana masa yang akan datang.

b. Menjelaskan masalah-masalah pekerjaan yang tidak terpecahkan yang mungkin memerlukan bantuan tertentu.

c. Menawarkan saran-saran atau ide-ide bagi penyempurnaan unitnya masing-masing atau organisasi secara keseluruhan.

d. Menyatakan bagaimana pikiran dan perasaan mereka mengenai pekerjaannya, teman sekerjanya dan organisasi.

b. Kesulitan Mendapatkan Informasi Ke Atas

Sharma (Muhammad, 1999: 118) mengatakan beberapa kesulitan untuk mendapatkan informasi dari karyawan mungkin disebabkan oleh beberapa hal di antaranya adalah sebagai berikut :

a. Kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan pikirannya. Hasil studi memperlihatkan bahwa karyawan merasa bahwa mereka akan mendapat kesukaran bila menyatakan apa yang sebenarnya menurut pikiran mereka. Karena itu cara yang terbaik adalah mengikuti saja apa yang disampaikan supervisor.

(53)

c. Kurangnya reward atau penghargaan terhadap karyawan yang berkomunikasi ke atas. Seringkali supervisor dan pimpinan tidak memberikan penghargaan yang nyata kepada karyawam untuk memelihara keterbukaan komunikasi ke atas.

d. Perasaan karyawan bahwa supervisor dan pimpinan tidak dapat menerima dan berespons terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan. Sepervisor terlalu sibuk untuk mendengarkan atau karyawan susah untuk menemuinya.

Kombinasi dari perasaan-perasaan dan kepercayaan karyawan tersebut menjadikan penghalang yang kuat untuk menyatakan ide-ide, pendapat-pendapat atau informasi oleh bawahan kepada atasan.

II.4.1.3. Komunikasi Horizontal (Horizontal Communication)

Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi. a. Tujuan Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal mempunyai tujuan tertentu di antaranya adalah sebagai berikut:

(54)

b. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas-aktivitas. Ide dari banyak orang biasanya akan lebih baik daripada ide satu orang. Oleh karena itu komunikasi horizontal sangatlah diperlukan untuk mencari ide yang lebih baik.

c. Memecahkan masalah yang timbul di antara orang-orang yang berada dalam tingkatan yang sama. Dengan adanya keterlibatan dalam memecahkan masalah akan menambah kepercayaan dan moral dari karyawan.

d. Menyelesaikan konflik di antara anggota yang ada dalam bagian organisasi dan juga antara bagian dengan bagian yang lainnya. Penyelesaian konflik ini penting bagi perkembangan sosial dan emosional dari anggota dan juga akan menciptakan iklim organisasi tentang perubahan itu.

e. Menjamin pemahaman yang sama. Bila perubahan dalam suatu organisasi diusulkan, maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit-unit organisasi atau anggota unit organisasi tentang perubahan itu.

f. Mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari waktu kerja karyawan berinteraksi dengan temannya maka mereka memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya. Hal ini akan memperkuat hubungan diantara sesama karyawan dan akan membantu kekompakan dalam kerja kelompok. Interaksi ini akan mengembangkan rasa sosial dan emosional karyawan.

b. Metode Komunikasi Horizontal

(55)

1. Rapat-rapat komite

Rapat komite ini biasanya diadakan untuk melakukan koordinasi pekerjaan, saling berbagi informasi, memecahkan masalah dan menyelesaikan konflik di antara sesama karyawan.

2. Interaksi informal pada waktu jam istirahat

Anggota unit-unit kerja dalam suatu organisasi mungkin bekerja terpisah satu sama lain, tetapi pada waktu jam istirahat mereka mempunyai kesempatan berkumpul bersama saling terlibat dalam komunikasi interpersonal satu sama lain.

3. Percakapan telepon

Karena pada masa sekarang tiap-tiap organisasi umumnya mempunyai telepon maka pemberian informasi di antara satu karyawan dengan karyawan lain dapat dilakukan melalui telepon. Koordinasi aktivitas pekerjaan, beberapa negosiasi dapat dilakukan melalui percakapan telepon.

4. Memo dan nota

Tulisan tangan yang berbentuk memo dan nota adalah bentuk paling umum yang digunakan dalam saling berhubungan dengan teman sekerja.

5. Aktivitas sosial

(56)

II.5. Jaringan Komunikasi Informal

Bila karyawan berkomunikasi dengan yang lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi maka pengarahan arus informasi bersifat pribadi. Informasi ini mengalir ke atas, ke bawah atau secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, kalaupun ada mungkin sedikit. Karena informasi ini menyebabkan informasi pribadi muncul dari interaksi di antara orang-orang dan mengalir ke seluruh organisasi tanpa dapat diperkirakan. Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan desas-desus (grapevine) atau kabar angin (Muhammad, 1995: 124).

Informasi yang mengalir dalam jaringan grapevine ini, kelihatannya berubah-ubah dan tersembunyi. Dalam istilah komunikasi grapevine dikatakan sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari orang ke orang, yang tidak dapat diperoleh melalui jaringan komunikasi formal. Komunikasi informal cenderung berisi laporan rahasia mengenai orang dan kejadian-kejadian yang tidak mengalir secara resmi. Informasi yang diperoleh dari desas-desus adalah berkenaan denga apa yang didengar atau apa yang dikatakan orang dan bukan apa yang diumumkan oleh yang berkuasa.

(57)

Efek grapevine yang negatif dapat dikontrol oleh pimpinan dengan menjaga jaringan komunikasi formal yang bersifat terbuka, jujur, teliti dan sensitif terhadap komunikasi ke atas, ke bawah dan mendatar. Hubungan yang efektif antara atasan dan bawahan kelihatannya sangat krusial untuk mengontrol informasi informal. Supervisor dan manajer hendaklah membiarkan karyawan mengetahui bahwa mereka menerima dan memahami informasi grapevine, khususnya yang berkenaan dengan pernyataan perasaan karyawan walaupun informasi itu tidak lengkap dan tidak benar.

II.6. Pengertian Efektivitas Kerja

Efektivitas kerja saat ini tidak dapat dipandang sebagai faktor yang sudah ada, artinya kita harus mengakui urgensi efektivitas pada setiap pekerjaaan. Menurut Richard M. Steers dalam bukunya Efektivitas Organisasi (1984: 54), menyatakan bahwa efektivitas adalah suatu usaha untuk mencapai keuntungan maksimal dalam organisasi dengan segala cara.

Jadi agar suatu pekerjaan dalam organisasi itu efektif, maka harus ada usaha-usaha yang dilakukan supaya tercapai keuntungan yang maksimal, karena dari pendapat Richard M. Steers di atas, efektivitas tersebut diukur dengan keuntungan maksimal yang diperoleh dalam suatu organisasi.

(58)

keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya”.

Sementara itu Abdurahmat (2003: 92) “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Sedangkan Hamzah Yaqub (1989: 9) menyatakan bahwa efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Agar sebuah organisasi dapat berjalan efektif, diperlukan sasaran sebagai tindakan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi.

Sedangkan T. Hani Handoko (1986: 7) mengatakan bahwa: “Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa untuk memilih tujuan atau peralatan yang tepat sangat diperlukan ketepatan sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam suatu perusahaan hal ini sangat tergantung kepada manajernya.

Berarti efektivitas sebagai orientasi kerja menyoroti empat hal, yaitu: a. Sumber daya, dana, sarana dan prasarana yang dapat digunakan sudah

ditentukan dan dibatasi,

(59)

d. Tata cara yang harus ditempuh untuk menyelesaikan tugas sudah dirumuskan Dari pendapat-pendapat di atas perlu pula kiranya dikemukakan beberapa pandangan mengenai efektivitas, menurut Gibson, dkk (1992: 25) bahwa pada tingkat paling dasar terletak efektivitas individu. Pandangan dari segi individu menekankan pada hasil karya pegawai atau anggota tertentu dari organisasi. Tugas yang harus dilaksanakan biasanya ditetapkan sebagai bagian dari pekerjaan atau posisi dalam organisasi. Prestasi kerja individu dinilai secara rutin melalui proses evaluasi hasil kerja yang merupakan dasar bagi kenaikan gaji, promosi dan imbalan lain yang tersedia dalam organisasi.

Jarang sekali individu bekerja sendirian atau terpisah dari orang-orang lain dalam organisasi. Dalam kenyataannya individu bekerja bersama-sama dalam kelompok kerja. Jadi kita masih perlu memikirkan pandangan lain mengenai efektivitas, yakni pandangan dari segi efektivitas kelompok. Dalam beberapa hal efektivitas kelompok adalah jumlah kontribusi dari semua anggotanya.

(60)

demikian efektivitas indivisu merupakan tingkat yang paling mendasar dari tingkat-tingkat efektivitas yang ada, artinya mau tidak mau kenaikan efektivitas organisasi dan efektivitas kelompok juga disebabkan oleh kenaikan efektivitas individu.

Satu hal yang sangat penting dalam setiap penelitian efektivitas kerja dalam organisasi, adalah tindakan merinci sifat hubungan antara beberapa rangkaian variabel pokok yang secara bersama-sama mempengaruhi hasil yang diinginkan, walaupun ada banyak rangkaian kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi efektivitas kerja. Hanya sedikit sekali usaha menyelidiki secara sistematis dan menyeluruh faktor-faktor korelasi atau faktor-faktor penentu dari kriteria itu. Usaha demikian merupakan pekerjaan yang luar biasa besarnya mengingat banyaknya variabel yang secara potensial mempunyai hubungan dengan efektivitas kerja, sebagaimana gantinya kita harus berpegang pada suatu tinjauan mengenai studi yang telah ada, yang meneliti satu atau beberapa segi dari efektivitas kerja, karena mereka berhubungan dengan variabel peramal. Kemudian berdasarkan sintesis dari penemuan ini, kita berharap menarik beberapa kesimpulan yang berarti sehubungan variabel langsung terhadap keberhasilan akhir atau kegagalan organisasi.

Ada dua faktor yang turut mempengaruhi efektivitas kerja diantaranya adalah:

1. Disiplin kerja

(61)

2. Motivasi kerja

Motivasi kerja yang tinggi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja sehingga memiliki peranan penting dalam peningkatan efektivitas kerja karyawan.

Berdasarkan hal tersebut, Gibson, dkk, (1992: 26) mengemukakan bahwa faktor yang menyebabkan kenaikan efektivitas kerja selain perencanaan sebagai variabel peramal yakni : sifat psikologi, kepemimpinan, komunikasi, sosialisasi dan teknologi. Sekarang ini efektivitas sudah tidak dapat lagi dipandang sebagai faktor yang memang sudah ada, artinya kita tidak dapat lagi mengabaikan urgensi efektivitas tersebut dalam setiap pekerjaan.

Berdasarkan prinsip-prinsip di atas bahwa efektivitas kerja menjadi salah satu kegiatan dasar daripada pembentukan penyelenggaraan dalam ruang lingkup suatu organisasi, karena eksistensi dan cara pertumbuhan organisasi akan lebih terjamin apabila suatu organisasi yang bersangkutan dapat mengemban suatu misi dan dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, dengan tingkat ketangguhan yang lebih tinggi.

(62)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Federal International Finance Cabang SPEKTRA Medan Jl. Tritura No. 10 A Kompleks Titi Kuning Mas.

III.2. Sejarah

PT. Federal International Finance adalah perusahaan pembiayaan yaitu badan usaha di luar Bank dan Lembaga Keuangan bukan Bank, yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bisang usaha Lembaga pembiayaan. Sedangkan PT. Federal International Finance (PT. FIF) sendiri pertama kali didirikan dengan nama PT. Mitrapusaka Artha Finance pada bulan Mei 1989. Berdasarkan ijin usaha yang diperolehnya, maka Perseroan bergerak dalam bidang Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang dan Pembiayaan Konsumen.

(63)

berjalan. Peran perusahaan mulai meningkat hanya sebagai pendukung dealer-dealer Astra di seluruh Indonesia menjadi penyedia jasa keuangan langsung kepada para pelanggan sepeda motor Honda.

Perseroan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT. Astra International, Tbk ini, tahun demi tahun lebih memantapkan dirinya sebagai perusahaan pembiayaan terbaik dan terpercaya di industrinya, sehingga pada saat penerbitan obligasi pertama tahun 2002 hingga obligasi kelima tahun 2004 mendapatkan tanggapan yang positif dari para investor.

Saat ini, PT. FIF adalah sebuah perusahaan yang terkemuka dibidang penyediaan jasa pembiayaan sepeda motor, yang memiliki 215 outlet ritel dan 92 kantor cabang di sekitar 300 kota besar dan kecil di seluruh Indonesia, mulai dari Provinsi Nanggore Aceh Darusalam sampai ke Papua. Dengan jumlah pelanggang lebih dari dua juta orang, PT. FIF menguasai pasar penjualan sepeda motor Honda sebesar 67,4% dengan jaringan bisnis dari 700 dealer resmi Honda.

(64)

Tepatnya pada bulan Agustus 2007, toko-toko elektronik di kota medan banya yang resmi menjadi rekanan PT. FIF dalam memfasilitasipembiayaan kredit elektronik. Kali ini tidak hanya untuk lingkungan karyawan akan tetapi PT. FIF juga menyatakan resmi untuk membiayai produk elektronik dan furniture untuk umum. Peresmiannya sendiri dilaksanakan pada 1 Nopember 2007 dengan mengusung nama Sumber Pembiayaan Elektronik Astra (SPEKTRA). Sejak Nopember 2007 sampai dengan saat ini outlet rekanan SPEKTRA di kota Medan sudah mencapai 23 outlet rekanan.

III.2.1. Visi dan Misi

1. Visi Perusahaan

Adalah menawarkan solusi keuangan yang terbaik bagi pelanggan secara individual (To offer the best financial solutions to retail customers).

2. Misi Perusahaan

a. Berkontribusi dalam meningkatkan distribusi produk elektronik dan furniture dealer rekanannya melalui penyediaan jasa pembiayaan.

b. Beroperasi secara lugas dengan tetap mengindahkan aspek kehati-hatian

(Nimble but prudent operation with balanced risk).

Penjelasannya adalah menjalanakan bisni dengan prosedur dan aturan main yang simple, efisien dan cepat tetapi tetap menjalankan fungsi kontrol untuk meminimalisasi resiko bisnis.

c. Mencapai harapan para konsumen, karyawan, pemegang saham, kreditur dan pemerintah (To meet the required return to stakeholders),

(65)

 Konsumen : memberikan pelayanan yang memuaskan.

 Karyawan : - kesinambungan pekerjaan dan lingkungan kerja

yang baik.

- Pengembangan karir - Kesejahteraan

 Pemegang saham : peningkatan nilai perusahaan  Kreditur : kelancaran pembayaran kewajiban  Pemerintah : - Penyerapan tenaga kerja

- Pendapatan Negara

III.2.2. Struktur Organisasi

Sumber Pembiayaan Elektronik Astra (SPEKTRA) Medan, bertanggung jawab dan bergerak di bawah pimpinan PT. Federal International Finance cabang Medan yang berbentuk PT. (Perseroan Terbatas), yang berada di bawah pimpinan Kepala Pos (Kapos). Kepala Pos melaksanakan dan mengendalikan semua aktivitas perusahaan yang dihasilkan dan dirumuskan. Kapos langsung membawahi beberapa bagian-bagian, yakni Divisi Marketing, Credit, Head

Office Processing, Sipervisor Field Collector (HOP), Sales Order (SO/SF), CS Polling, Field Collector, Surveyor, Descall, Cashier.

Gambar

Tabel 2
Tabel 4.3 menunjukan bahwa karyawan yang memiliki tingkat pendidikan
Tabel 5
Tabel 6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan nilai rata- rata postes keterampilan berpikir kritis siswa pada kedua kelas penelitian yang disajikan pada Gambar 2. Berdasarkan Gambar 2, terlihat

Hasil Perhitungan Regresi Berganda dari Variabel yang Bepengaruh Terhadap Jumlah Penjualan pada Uasaha Industri Meubel Kayu di Kota

Insidensi penyakit pada tanaman fase vegetatif cenderung mengalami kenaikan pada minggu ke-6 dan berbanding lurus dengan severitas penyakit tersebut (Gambar 17A),

Penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Cara merancang program kelas pendampingan yang dikembangkan oleh TPP Al Firdaus Surakarta tercermin dalam rangkaian kegiatan perencanaan

Pemanfaatan Media Gambar Representasi Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu..

BNN bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia.. Badan Narkotika Nasional Provinsi

ANAK PADA KELUARGA PEMULUNG DI DESA TAPIAN NAULI LINGKUNGAN IX KELURAHAN SUNGGAL KECAMATAN MEDAN SUNGGAL”.. Skripsi ini

Penilaian antara self assessment berbeda dengan hasil dari peer assessment dan penilaian observer disebabkan karena 14% atau terdapat tiga mahasiswa yang