• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Daya Hambat Pasta Gigi Yang Mengandung Propolis Dan Bunga Cengkeh Terhadap Streptococcus Mutans (In Vitro)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbedaan Daya Hambat Pasta Gigi Yang Mengandung Propolis Dan Bunga Cengkeh Terhadap Streptococcus Mutans (In Vitro)"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOLIS DAN BUNGA CENGKEH TERHADAP

Streptococcus mutans (IN VITRO)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

SITI AISYAH BINTI SHAMSUL KHAIRIL NIM : 070600167

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Tahun 2011

Siti Aisyah

Perbedaan Daya Hambat Pasta Gigi yang Mengandung Propolis dan Bunga Cengkeh Terhadap Streptococcus mutans (in vitro)

X + 59 halaman

Pasta gigi mengandung propolis dan bunga cengkeh memiliki daya hambat terhadap Streptococcus mutans penyebab utama karies. Propolis memiliki senyawa aktif flavonoid yang menghambat sintesa dinding sel bakteri dan bunga cengkeh memiliki senyawa aktif eugenol yang dapat merusak langsung membran sel bakteri sekaligus menghambat aktivitas enzim glucosyltransferase. Tujuan penelitian untuk melihat perbedaan daya hambat pasta gigi mengandung propolis dengan pasta gigi mengandung bunga cengkeh terhadap Streptococcus mutans.

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan desain Posttest Only

Control Group Design. Sampel digunakan adalah bakteri Streptococcus mutans dari

(3)

cengkeh adalah 25,239 mm dan pasta gigi kontrol adalah 11,704 mm. Hasil pengamatan rata-rata zona hambat setiap pasta gigi yang mengandung propolis, bunga cengkeh dan kontrol mempunyai daya hambat terhadap Streptococcus mutans dengan kemampuan yang berbeda.

Hasil uji analisis Oneway ANOVA dan Komparasi Ganda menunjukkan terdapat perbedaan bermakna (P<0,05) antara rata-rata zona hambat kelompok pasta gigi yang mengandung propolis dan bunga cengkeh. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pasta gigi mengandung propolis memiliki daya hambat lebih besar berbanding pasta gigi mengandung bunga cengkeh terhadap Streptococcus mutans.

(4)

PROPOLIS DAN BUNGA CENGKEH TERHADAP

Streptococcus mutans (IN VITRO)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

SITI AISYAH BINTI SHAMSUL KHAIRIL NIM : 070600167

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(5)

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 5 Mei 2011

Pembimbing : Tanda tangan

(6)

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 5 Mei 2011

TIM PENGUJI

KETUA : 1. Lisna Unita R., drg., M.Kes

ANGGOTA : 2. Yendriwati, drg., M.Kes.

(7)

Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. H. Nazruddin, drg., C.Ort., Sp. Ort., Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Rehulina Ginting, drg., M.Si selaku Ketua Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin penulisan skripsi ini.

3. Lisna Unita R, drg., M.Kes. selaku dosen pembimbing dan penguji yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, memberikan pemikiran serta masukan untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Yendriwati, drg., M.Kes. dan Dr. Ameta Primasari, drg., M.DSc., M.kes. selaku dosen penguji dan seluruf staf pengajar di Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes selaku PUDEK III FKM-USU, atas bimbingan dan bantuan dalam pengolahan data penelitian.

(8)

Universitas Sumatera Utara.

7. Orang tua tercinta, ayahanda Shamsul Khairil, ibunda Khadijah, kakanda Khairilianan dan Khairilinda serta adinda Muhammad Rabani dan Khairi Azri yang selalu memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.

8. Para sahabat penulis; Afif Hafiz Mohamad, Noorliyana, Amirah Fahimah, Siti Fatimah, Nurul Azwa, Nur Syazana, Fadzlina, Farshihah, Josua dan seluruh teman-teman angkata 2007 yang telah memberi dukungan dan semangat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi ilmu pengetahuan, khususnya bidang kedokteran gigi.

Medan, 5 Mei 2011 Penulis,

(SITI AISYAH)

NIM : 070600167

(9)

Halaman HALAMAN JUDUL……….. HALAMAN PERSETUJUAN………... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI………..

KATA PENGANTAR………... iv

DAFTAR ISI……….. vi

DAFTAR TABEL……….. viii

DAFTAR GAMBAR………. ix

DAFTAR LAMPIRAN……….. x

BAB 1 PENDAHULUAN……….……….... 1

2.1.3 Peran Propolis dan Bunga Cengkeh dalam Pasta Gigi………. 12

2.2 Streptococcus mutans………. 13

2.2.1 Karakteristik Streptococcus mutans……….……….… 13

2.2.2 Peran Streptococcus mutans Terhadap Pembetukan Karies…. 15 2.3 Karies Gigi……….. 16

2.3.1 Hubungan Propolis Terhadap Karies.………..………….…… 17

2.3.2 Hubungan Bunga Cengkeh Terhadap Karies ….……….. 19

(10)

3.2 Hipotesis………...……….….. 24

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN……….. 25

4.1 Rancangan Penelitian……….………….. 25

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian……….……. 25

4.3 Populasi, Sampel dan Besar Sampel Penelitian………... 25

4.4 Variabel Penelitian……….…….. 27

4.5 Definisi Operasional……….…………... 29

4.6 Alat dan Bahan Penelitian……… 29

4.7 Pelaksanaan Penelitian………. 31

4.8 Pengolahan Data dan Analisa Data……….………. 36

BAB 5 HASIL DAN ANALISA………. 37

5.1 Hasil Penelitian……….... 37

5.2 Analisis Hasil Penelitian……….. 38

5.2.1 Rata-rata Zona Hambat Bahan Coba………..……… 39

5.2.2 Uji Anova………... 40

5.2.3 Uji Komparasi Ganda (LSD)………. 40

BAB 6 PERBAHASAN……….. 41

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN………... 46

7.1 Kesimpulan………... 46

7.2 Saran………... 47

DAFTAR PUSTAKA……….... 48

LAMPIRAN………... 53

(11)

Tabel Halaman 1. Komposisi pasta gigi yang digunakan sebagai bahan coba………... 11 2. Perbedaan rata-rata zona hambat pasta gigi A, B dan C……… 38 3. Hasil analisa uji komparasi ganda antara pasta gigi A, B dan C……… 40

(12)

Gambar Halaman

1. Morfologi Streptococcus mutans secara makroskopis dan mikroskopis…..… 14

2. Propolis mentah lebah…………..……… 17

3. Kuncup bunga cengkeh yang kering………...………. 19

4. Senyawa kimia Eugonol...……….. 20

5. Inkubator………….………..……… 30

6. Timbangan…...………..………... 30

7. Pasta gigi A, B, C.……….……… 30

8. Alat-alat yang digunakan ……..……… 30

9. Kaliper digital……….……….. 30

10. Bakteri diambil dari gigi karies…….….…….……….. 31

11. Mengidentifikasi Bakteri Streptococcus sp. melalui mikroskop………….…. 31

12. Perendaman cakram pada bahan coba………. 32

13. Peletakan cakram pada media MHA………...………. 32

14. Bakteri ditanam secara microaerophylic……….. 32

15. Media di inkubasi suhu 37oC selama 24 jam……… 32

16. Zona hambat/zona bening yang terbentuk setelah 24 jam……..……….. 37

17. Hasil percobaan uji sensitivitas pasta gigi A, B dan C………….………... 38

18. Diagram rata-rata zona hambat pasta gigi A, B dan C…………..…………... 39

(13)

Lampiran Halaman

1. Skema alur fikir………..…… 53

2. Skema alur penelitian………..………... 55

3. Hasil Pengukuran Zona Hambat Pasta Gigi A, B dan C………..….…. 56

4. Hasil Perhitungan Statistik……….. 57

(14)

Tahun 2011

Siti Aisyah

Perbedaan Daya Hambat Pasta Gigi yang Mengandung Propolis dan Bunga Cengkeh Terhadap Streptococcus mutans (in vitro)

X + 59 halaman

Pasta gigi mengandung propolis dan bunga cengkeh memiliki daya hambat terhadap Streptococcus mutans penyebab utama karies. Propolis memiliki senyawa aktif flavonoid yang menghambat sintesa dinding sel bakteri dan bunga cengkeh memiliki senyawa aktif eugenol yang dapat merusak langsung membran sel bakteri sekaligus menghambat aktivitas enzim glucosyltransferase. Tujuan penelitian untuk melihat perbedaan daya hambat pasta gigi mengandung propolis dengan pasta gigi mengandung bunga cengkeh terhadap Streptococcus mutans.

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan desain Posttest Only

Control Group Design. Sampel digunakan adalah bakteri Streptococcus mutans dari

(15)

cengkeh adalah 25,239 mm dan pasta gigi kontrol adalah 11,704 mm. Hasil pengamatan rata-rata zona hambat setiap pasta gigi yang mengandung propolis, bunga cengkeh dan kontrol mempunyai daya hambat terhadap Streptococcus mutans dengan kemampuan yang berbeda.

Hasil uji analisis Oneway ANOVA dan Komparasi Ganda menunjukkan terdapat perbedaan bermakna (P<0,05) antara rata-rata zona hambat kelompok pasta gigi yang mengandung propolis dan bunga cengkeh. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pasta gigi mengandung propolis memiliki daya hambat lebih besar berbanding pasta gigi mengandung bunga cengkeh terhadap Streptococcus mutans.

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Karies merupakan masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan RI tahun 2004, prevalensi karies di indonesia mencapai 90,05%. Angka ini menunjukkan bahwa jumlah penderita karies di Indonesia sangat tinggi.1

Karies gigi merupakan suatu penyakit infeksi yang dapat menular dan terutama mengenai jaringan keras gigi, sehingga terjadi kerusakan jaringan keras setempat. Proses terjadinya kerusakan pada jaringan keras gigi melalui suatu reaksi kimiawi oleh bakteri, dimulai dengan proses kerusakan pada bagian anorganik, kemudian berlanjut pada bagian organik. Bakteri berperan penting pada proses terjadinya karies gigi, karena tanpa adanya bakteri maka karies gigi tidak dapat terjadi. Terdapat berbagai spesies bakteri yang berkoloni di dalam rongga mulut khususnya pada karies gigi dan bakteri tersebut mampu menghasilkan asam sehingga terjadi proses demineralisasi jaringan keras gigi.2,3

Salah satu spesies bakteri yang dominan dalam mulut yaitu bakteri

Streptococcus mutans merupakan bakteri penyebab utama timbulnya karies gigi.

Adanya korelasi positif antara jumlah bakteri Streptococcus mutans pada karies gigi dengan prevalensi karies gigi disebabkan beberapa karakteristik dari bakteri

(17)

ikatan α (1–3) yang tidak larut dari sukrosa, dapat memproduksi asam laktat melalui proses homofermentasi, membentuk koloni yang melekat dengan erat pada permukaan gigi, dan lebih bersifat asidogenik bila dibandingkan dengan spesies Streptococcus lainnya. Oleh karena itu bakteri ini telah menjadi target utama dalam upaya mencegah terjadinya karies gigi.2

Pencegahan karies diperlukan untuk menghambat pembentukan Streptococcus

mutans penyebab karies sekaligus menjaga kesehatan mulut. Salah satu upaya

pencegahan terhadap karies antara lain dengan menyikat gigi secara mekanis dengan sikat gigi yang teratur dengan pasta gigi yang mengandung antibakteri karies.4

Banyak pasta gigi beredar di pasaran dengan berbagai merek dan hampir semuanya mengandung lebih dari satu bahan aktif dan dipromosikan dengan beberapa keuntungan bagi pengguna. Masing-masing pasta gigi mempunyai komposisi berbeda dan kombinasi unik dari senyawa-senyawa yang dirancang khusus untuk mendukung higiene rongga mulut.5 Bahan aktif yang biasa digunakan dalam pasta gigi umumnya merupakan senyawa fluorida. Pasta gigi komersial yang mengandung fluorida berperan penting dalam mencegah kerusakan gigi. Apabila digunakan secara berlebihan, senyawa fluorida akan menyebabkan deremineralisasi gigi, fluorosis, kerusakan tulang dan anemia. Maka usaha mencari alternatif bahan aktif yang memiliki potensi sebagai campuran dalam pasta gigi perlu dilakukan.6 Penambahan zat lain pada pasta gigi harus aman dan efektif, serta pemakaiannya telah disetujui oleh

American Dental Association.7

(18)

obat-obatan dalam upaya mendukung program pelayanan kesehatan gigi, khususnya untuk mencegah dan mengatasi penyakit karies gigi. Kembalinya perhatian ke bahan alam yang dikenal dengan istilah back to nature ini dianggap sebagai hal yang sangat bermanfaat karena sejak dahulu kala masyarakat percaya bahwa bahan alam mampu mengobati berbagai macam penyakit. Selain itu, pemanfaatan bahan alam digunakan sebagai obat jarang menimbulkan efek samping yang merugikan bila dibandingkan dengan obat yang terbuat dari bahan sintetis.8 Akhir-akhir ini terdapat produk pasta gigi yang mengandung ekstrak propolis dan ekstrak bunga cengkeh. Ekstrak propolis dan ekstrak bunga cengkeh merupakan bahan tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat.9

Propolis adalah produk alami tidak beracun dengan efek farmakologis ganda dan komposisi kimia yang kompleks. Menurut penelitian Hyun Koo (2002), menunjukkan bahwa propolis merupakan produk lebah yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme rongga mulut dan menurunkan aktivitas bakteri

glucosyltransferase (GTF) dengan menghambat sintesis dinding sel dan protein yaitu

dengan merusak dinding sel atau menghalangi sintesis normal. Sintesa yang tidak normal menyebabkan tekanan osmotik dalam sel bakteri lebih tinggi daripada di luar sel, maka terjadi gangguan fungsi sel bakteri yang akan menyebabkan terjadinya lisis.10,11 Glucosyltransferase (GTF) adalah enzim yang dihasilkan oleh Streptococcus mutans yang telah dikenal pasti menjadi faktor dalam pembentukan karies.10

(19)

penyakit periodontal dan meningkatkan sistem imun tubuh sehingga dapat mempercepat penyembuhan jaringan yang rusak atau luka seperti pada perdarahan gingiva, luka pasca operasi atau penyembuhan pasca perawatan periodontal.11

Komposisi ekstrak bunga cengkeh yang utama adalah eugenol dapat digunakan sebagai antibakteri, analgesik, anestesi lokal dan anti-inflamasi.9,12 Menurut penelitian yang dilakukan Zubaidah dan Hasnah (2006) bunga cengkeh terbukti mengandung senyawa utama yaitu eugenol yang mempunyai potensi menghambat pertumbuhan

Streptococcus mutans dengan merusak langsung membran sel bakteri menyebabkan

berlaku penghambatan sintesa protein sehingga terjadi gangguan pada fungsi sel bakteri. Sel bakteri selanjutnya mengalami lisis dan mati.9 Selain itu, hasilnya juga memperlihatkan senyawa aktif eugenol dapat menghambat aktivitas enzim

glucosyltransferase (GTF). Di bidang kedokteran gigi, hal ini digunakan dalam bentuk

pasta atau campuran sebagai semen gigi, pengisi dan bahan restoratif.9,12

Saat ini, tingkat popularitas obat-obatan dan pasta gigi yang mengandung bahan-bahan alami terus meningkat meskipun beberapa agen yang secara komersial tersedia bahan kimia diketahui dapat mengubah flora normal dan memiliki efek samping yang tidak diinginkan seperti muntah-muntah, diare dan pewarnaan gigi.13

(20)

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan daya hambat pasta gigi yang mengandung ekstrak propolis dan bunga cengkeh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans yang merupakan penyebab utama karies.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada daya hambat pasta gigi yang mengandung propolis terhadap

Streptococcus mutans?

2. Apakah ada daya hambat pasta gigi yang mengandung bunga cengkeh terhadap

Streptococcus mutans?

3. Apakah ada perbedaan daya hambat pasta gigi yang mengandung propolis dengan bunga cengkeh terhadap Streptococcus mutans?

1.3Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui adanya daya hambat pasta gigi yang mengandung propolis terhadap Streptococcus mutans.

2. Untuk mengetahui adanya daya hambat pasta gigi yang mengandung bunga cengkeh terhadap Streptococcus mutans.

(21)

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah:

1. Sebagai data dan informasi dalam menunjang perkembangan Ilmu Kedokteran Gigi khususnya dalam bidang Biologi Oral tentang daya hambat propolis dan bunga cengkeh yang terdapat dalam pasta gigi komersial terhadap

Streptococcus mutans sebagai bakteri utama penyebab karies.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memilih pasta gigi sebagai salah satu pencegahan karies.

(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Menyikat gigi merupakan suatu kontrol plak dan langkah awal untuk mencegah karies. Saat ini kontrol plak telah dilengkapi dengan penambahan bahan aktif yang mengandung bahan dasar alami ataupun sintetik sebagai bahan antibakteri yang tersedia dalam bentuk sediaan obat kumur dan pasta gigi.14

2.1 Pasta Gigi

Pasta gigi didefinisikan sebagai bahan semi-aqueous yang digunakan bersama-sama sikat gigi untuk membersihkan deposit dan memoles seluruh permukaan gigi.15 Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva.7,15

2.1.1 Komposisi Pasta Gigi

(23)

a. Bahan abrasif (20-50%)

Bahan abrasif yang terdapat dalam pasta gigi umumnya berbentuk bubuk pembersih yang dapat memolish dan menghilangkan stain dan plak. Bentuk dan jumlah bahan abrasif dalam pasta gigi membantu untuk menambah kekentalan pasta gigi. Contoh bahan abrasif ini antara lain silica atau silica hydrate, sodium bikarbonat, aluminium oxide, dikalsium fosfat dan kalsium karbonat.15-18

b. Humectant atau pelembab (20-35%)

Humectant adalah bahan penyerap air dari udara dan menjaga kelembaban.

Misalnya gliserin, alpha hydroxy acids (AHA) dan asam laktat. Bahan ini digunakan untuk menjaga pasta gigi tetap lembab.15-18

c. Bahan perekat

Bahan perekat ini dapat mengontrol kekentalan dan memberi bentuk krim dengan cara mencegah terjadinya pemisahan bahan solid dan liquid pada suatu pasta gigi. Contohnya glycerol, sorbitol dan polyethyleneglycol dan Cellulose gum.15-18

d. Surfectan atau Deterjen (1-3%)

Bahan deterjen yang banyak terdapat dalam pasta gigi di pasaran adalah

Sodium Lauryl Sulfat (SLS) yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan,

mengemulsi (melarutkan lemak) dan memberikan busa sehingga pembuangan plak, debris, material alba dan sisa makanan menjadi lebih mudah. SLS ini juga memiliki efek antibakteri.15-18

e. Pelarut (20-40%)

(24)

f. Bahan penambah rasa. (0-2%)

Biasanya pasta gigi menggunakan pemanis buatan untuk memberikan cita rasa yang beraneka ragam. Misalnya rasa mint, stroberi, kayu manis bahkan rasa permen karet untuk pasta gigi anak. Tambahan rasa pada pasta gigi akan membuat menyikat gigi menjadi menyenangkan. American Dental Association (ADA) tidak merekomendasikan pasta gigi yang mengandung gula tetapi pasta gigi yang mengandung pemanis buatan (misalnya saccharin). Bahan pelembab gliserin dan

sorbitol juga memberikan rasa manis pada pasta gigi.15-18

g. Bahan pemutih (0,05-0,5%)

Ada macam-macam bahan pemutih yang digunakan antara lain Sodium

carbonate, Hydrogen peroxida, Citroxane, dan Sodium hexametaphosphate.15-18

h. Bahan terapeutik (0-2%)

Bahan terapeutik yang terdapat dalam pasta gigi adalah sebagai berikut :15-18 1. Bahan antimikroba

Bahan ini digunakan untuk membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri. Contoh bahan ini adalah Trikolsan (bakterisidal), Zinc citrate atau Zinc phosphate (bakteriostatik). Selain itu ada beberapa herbal yang ditambahkan sebagai anti mikroba dalam pasta gigi contohnya ekstrak daun sirih dan siwak.

2. Bahan anti-tartar atau Kalkulus (karang gigi)

Bahan ini digunakan untuk mengurangi kalsium dan magnesium dalam saliva sehingga keduanya tidak dapat berdeposit pada permukaan gigi. Contohnya

(25)

3. Fluoride

Penambahan fluoride pada pasta gigi dapat memperkuat enamel dengan cara membuatnya resisten terhadap asam dan menghambat bakteri untuk memproduksi asam. Adapun macam- macam fluoride yang terdapat dalam pasta gigi adalah sebagai berikut:

- Stannous fluoride

Tin fluor merupakan fluor yang pertama ditambahkan dalam pasta gigi yang digunakan secara bersamaan dengan bahan abrasif (kalsium fosfat). Fluor ini bersifat antibakterial namun kelemahanya dapat membuat stein abu-abu pada gigi.

- Sodium fluoride

NaF merupakan fluor yang paling sering ditambahkan dalam pasta gigi, tapi tidak dapat digunakan bersamaan dengan bahan abrasif.

- Sodium monofluorofosfat

4. Bahan desensitisasi

Bahan desensitisasi yang digunakan dalam pasta gigi adalah sebagai berikut : - Potassium nitrat dapat memblok transmisi nyeri di antar sel-sel syaraf. - Strontium chloride dapat memblok tubulus dentin.

i. Bahan pengawet (0,05-0,5%)

Bahan pengawet berfungsi untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam pasta gigi. Umumya bahan pengawet yang ditambahkan dalam pasta gigi adalah

(26)

2.1.2 Komposisi Pasta Gigi yang Digunakan Sebagai Bahan Coba

Pasta gigi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasta gigi komersil yang banyak tersedia di pasaran. Komposisi pasta gigi yang digunakan sebagai bahan coba dapat dilihat pada tabel 1 seperti dibawah :

Tabel 1. Komposisi pasta gigi yang digunakan sebagai bahan coba No Komposisi

2. Pelembab Polyethyleneglcol

•Sorbitol

Xanthan gum Sodium alginate

4. Deterjen Sodium Lauryl

desensitiasi Potassium citrate Potassium citrate (-) 10 Bahan

(27)

2.1.3 Peran Propolis dan Bunga Cengkeh dalam Pasta Gigi

Penambahan zat aktif pada pasta gigi yang bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut bukan hanya bertujuan sebagai program pencegahan kerusakan gigi pada orang dewasa, sebaliknya dapat mencegah kerusakan gigi sedini mungkin bila penambahan zat tersebut dilakukan pada pasta gigi anak. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dikembangkan bahan yang dapat ditambahkan ke dalam pasta gigi.7 Antara bahan yang diteliti adalah produk lebah dan herbal.

Saat ini pasta gigi yang mengandung produk lebah dan herbal dalam kemasannya mengandung berbagai jenis ekstrak antara lain propolis dan bunga cengkeh. Pasta gigi yang mengandung propolis dan bunga cengkeh merupakan pasta gigi yang aman dan alami. Selain itu, propolis dan bunga cengkeh merupakan bahan antibakteri alami yang ditambahkan dalam pasta gigi yang bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans penyebab karies.7,5,9,12 Hal ini juga berkaitan dengan kemampuan propolis dan bunga cengkeh yang memiliki fungsi untuk merawat penyakit gigi dan mulut.10,11, 19

(28)

Cengkeh juga tidak hanya menekan pembentukan karies malah merupakan obat bius alami karena minyak eugenol di dalamnya yang sering digunakan untuk prosedur gigi pada abad ini serta dapat digunakan sebagai mengawal muntah-muntah, menghilangkan batuk, diare, sakit lambung, menghilangkan rasa sakit dan menstimulasi syaraf.19,20 Minyak yang berasal dari cengkeh begitu kuat, dan ini sering digunakan untuk obat-obatan baik topikal maupun internal. Minyak ini mengandung senyawa yang membantu sirkulasi darah dan dapat merangsang kulit ketika diterapkan secara langsung.21

2.2 Streptococcus mutans

Streptococcus mutans adalah bakteri Gram-positif, fakultatif anaerob yang

paling sering ditemukan pada rongga mulut dan berperan penting dalam proses terjadinya karies. Mikroba ini pertama kali ditemukan oleh J. Killian Clarke pada tahun 1942. Clarke memberikan nama Streptococcus yang paling banyak terdapat pada karies gigi sebagai Streptococcus mutans disebabkan karena morfologinya yang sangat bervariasi. Nama mutans disebabkan karena morfologinya yang sangat bervariasi. Nama mutans itu sendiri juga merupakan hasil dari transisi yang sering terjadi dari bentuk coccal ke bentuk coccobacillary.22

2.2.1 Karakteristik Streptococcus mutans

(29)

7,4-7,6. Morfologi koloni berwarna opak, berdiameter 0,5-1,0 mm, permukaan kasar dan hanya 7% yang licin dan bersifat mukoid. Streptococcus mutans termasuk jenis bakteri golongan Streptococcus hemoliticus tipe alpha secara normal dapat ditemukan dalam rongga mulut dan saluran napas bagian atas.23 Morfologi Streptococcus mutans secara maroskopis dan mikroskopis dapat dilihat pada gambar 1.24

Gambar 1. Morfologi Streptococcus mutans secara makroskopis dan mikroskopis.24

Streptococcus mutans bersifat asidogenik yaitu menghasilkan asam, mampu

(30)

2.2.2 Peran Streptococcus mutans Terhadap Pembentukan Karies

Streptococcus mutans merupakan agen penyeba utama karies pada manusia.

Kemampuan bakteri ini melekat pada permukaan gigi merupakan hal terpenting bagi perkembangan karies. Sukrosa dari makanan, dapat digunakan Streptococcus mutans untuk meningkatkan koloninya dalam rongga mulut. Streptococcus mutans mempunyai dua enzim pada dinding selnya yang dapat membentuk dua macam polisakarida ekstraseluler dari sukrosa. Fruktosa (levan) dihidrolisis oleh enzim

fructosyltransferase dan glukosa (dekstran) dihidrolisis oleh enzim

glucosyltransferase.22,23

Patogenesis Streptococcus mutans terjadi melalui erosi hidroksiapatit seperti mineral dari enamel oleh asam laktat yang merupakan hasil akhir metabolik dari pertumbuhan bakteri. Konsentrasi destruksi yang signifikan dari asam ini membutuhkan akumulasi yang banyak dari Streptococcus asidogenik dalam plak gigi. Proses akumulasi diawali oleh aktivitas extracellular glucosyltransferase (GTF) yang beberapa disekresikan oleh Streptococcus mutans. Dengan keberadaan sukrosa, GTF mensintesa beberapa bentuk glukan ekstrakseluler dengan berat molekular tinggi. Polimer glukosa ini akan membantu agregasi dari Streptococcus lainnya melalui interaksi protein ikatan glukan (glucan binding protein). Streptococcus mutans merupakan penghasil asam laktat yang paling banyak dalam proses akumulasi ini meskipun pH yang rendah dari bakteri lainnya juga memberikan kontribusi.2,3,22,23

(31)

sehingga tidak larut air.Kolonisasi Streptococcus mutans yang dilapisi dekstran dapat menurunkan sifat saliva sebagai pelindung dan antibakteri pada permukaan gigi. Secara fisik dekstran dapat menghambat difusi asam ke dalam saliva, akibatnya terjadi lokalisasi produk asam dengan konsentrasi yang tinggi pada permukaan enamel. Asam ini akan menurunkan pH rongga mulut sehingga mampu menyebabkan demineralisasi enamel. Apabila terjadi terus menerus akan memicu terjadinya dekalsifikasi dentin dan mempercepat terjadinya karies gigi.2,3,22

2.3 Karies Gigi

Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang paling sering ditemui. Karies gigi merupakan suatu kerusakan enamel, dentin atau sementum gigi yang disebabkan oleh aktivitas bakteri.2,3

Karies dimulai dari demineralisasi langsung dari enamel gigi yang disebabkan oleh asam laktat dan asam organik lain yang berakumulasi dalam plak gigi. Proses karies terjadi apabila larutnya mineral (demineralisasi) ketika pH plak berada di bawah nilai pH kritis yaitu 5,5, yang mana nilai kritis pelarutan enamel adalah 5-6 dan pH rata-rata adalah 5,5. Proses remineralisasi terjadi ketika pH plak naik.2,3

Enamel terdiri atas bahan anorganik 92%-95%, bahan organik 1% dan air 4%. Kandungan bahan anorganik pada enamel yang terbesar adalah kalsium (37%), yaitu dalam bentuk calcium phosphate berupa kristal hidrosiapatit. Ketika terpapar asam,

calcium phosphate diubah menjadi satu fase yang larut. Ion kalsium dilepas dan hilang

(32)

Enamel yang merupakan daerah dinamik dari proses demineralisasi dan remineralisasi dan ketika proses demineralisasi dominan terjadi maka proses karies akan terjadi.3

2.3.1 Hubungan Propolis Terhadap Karies

Propolis berasal dari bahasa Yunani yang secara umum berarti pertahanan kota. Istilah ini menggambarkan propolis sebagai pelindung sarang lebah dari hal-hal di luar sarang agar supaya sarang dan isinya yang mengandung koloni larva lebah madu terlindungi dari bahaya dan sentiasa bersih steril dengan tujuan agar telur dapat menetas dan berkembang dengan sempurna.11 Propolis merupakan resin melekat yang berasal dari batang pohon atau kulit kayu, dikumpulkan dan diproses dengan sekresi cairan saliva lebah. Setiap jenis lebah memiliki sumber resin tertentu yang ada di daerah masing-masing sehingga kompoisi propolis sangat bervariasi.8,11 Propolis mentah lebah dapat dilihat pada gambar 2.25

Gambar 2. Propolis mentah lebah.25

(33)

Komponen utama propolis terdiri dari flavonoid yang meliputi hampir 50% dari komposisi propolis dan dianggap sebagai senyawa utama biologis yang aktif.10 Flavonoid terdapat hampir di semua spesies bunga. Komponen flavonoid mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat pada seluruh tumbuhan. Kandungan kimia flavonoid dalam propolis sedikit berbeda dengan flavonoid dari bunga karena adanya suatu proses yang dilakukan oleh lebah. Kandungan flavonoid dalam tumbuhan sekitar 10-20%.8,11

Selain itu, flavonoid dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans melalui mekanisme antibakteri pada penghambatan sintesis dinding sel dan protein yaitu dengan merusak dinding sel atau menghalangi sintesis normal. Sintesa yang tidak normal menyebabkan tekanan osmotik dalam sel bakteri lebih tinggi daripada di luar sel, maka terjadi gangguan fungsi sel bakteri yang akan menyebabkan terjadinya lisis.10,11

Sesuai dengan penelitian Hyun Koo (2002) terhadap hitung jumlah koloni pertumbuhan Streptococcus mutans secara vitro ke atas tikus menunjukkan insiden karies gigi berkurang dengan melakukan aplikasi topikal propolis dua kali sehari atau memasukkan propolis didalam air minum dan hasil menunjukkan koloni pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans berkurang.10

Menurut penelitian Hyun Koo (2002) juga memperlihatkan bahwa komponen senyawa kimia propolis memiliki daya hambat aktivitas enzim Glucosyltransferase.

Glucosyltransferases adalah enzim yang dihasilkan oleh Streptococcus mutans yang

(34)

menunjukkan daya hambat paling aktif pada aktivitas Glucosyltransferase adalah

flavanols dan flavones yang merupakan komponen aktif di dalam flavonoid.10

2.3.2 Hubungan Bunga Cengkeh Terhadap Karies

Bunga cengkeh merupakan sejenis rempah yang berasal dari Pulau Maluku dan banyak terdapat di Zanzibar, Madagascar dan Indonesia. Nama saintifik bagi bunga cengkeh ialah Eugenia caryophyllus. Pokok cengkeh berwarna kehijauan dan tumbuh setinggi 8-12 meter. Daun-daunnya berbentuk seperti lembing dan bertangkai pendek. Bunga-bunganya terhasil pada setiap ujung ranting. Kuncup-kuncup bunga cengkeh dipetik sebelum cengkeh sempat mengembang menjadi bunga lalu dikeringkan.19 Kuncup bunga cengkeh yang kering dapat dilihat pada gambar 3.26

Gambar 3. Kuncup bunga cengkeh yang kering.26

(35)

Gambar 4. Senyawa kimia Eugenol.27

Sesuai penelitian Yaheya (2010), menyatakan bunga cengkeh menghambat hampir 70% mikroorganisme rongga mulut dan banyak pasta gigi dari cengkeh mengandung minyak cengkeh yaitu eugenol sebagai komposisi utama.12

(36)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN

Pada penelitian ini bahan coba yang digunakan adalah pasta gigi yang mengandung propolis dan bunga cengkeh yang saat ini tersedia di pasaran dan pasta gigi kontrol tanpa zat aktif. Cakram kosong direndamkan dalam bahan coba tersebut kemudian diletakkan di atas media Mueller Hinton Agar (MHA) yang telah diinokulasi oleh suspensi bakteri Streptococcus mutans yang diambil dari gigi karies sebelumnya. Efek daya hambat dari pasta gigi bahan coba diamati berdasarkan besarnya diameter zona hambat di sekitar cakram.

Ekstrak propolis mempunyai komponen utama propolis terdiri dari flavonoid yang meliputi hampir 50% dari komposisi propolis dan dianggap sebagai senyawa utama biologis yang aktif. Flavanols dan flavones yang merupakan komponen aktif di dalam flavonoid yang mempunyai daya hambat paling aktif terhadap aktivitas

Glucosyltransferase.10 Glucosyltransferase adalah enzim yang dihasilkan oleh

Streptococcus mutans yang telah dikenal pasti menjadi faktor dalam pembentukan

(37)

Ekstrak bunga cengkeh menghasilkan minyak atsiri yang memiliki senyawa 14-20% eugenol sebagai komposisi utama yang dapat bertindak menghambat hampir 70% mikroorganisme rongga mulut termasuk bakteri Streptococcus mutans.9,12 Eugenol merupakan antibiotik alami yang dapat melawan aktivitas antimikroba terhadap bakteri gram positif, gram negatif, bakteri acid-fast dan jamur.9,12 Penelitian Zubaidah dan Hasnah (2006) memperlihatkan bahwa ekstrak bunga cengkeh mempunyai potensi menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans dengan merusak langsung membran sel bakteri menyebabkan berlaku penghambatan sintesa protein sehingga terjadi gangguan pada fungsi sel bakteri. Sel bakteri selanjutnya mengalami lisis dan mati.9 Eugenol juga dapat menghambat aktivitas enzim glucosyltransferase (GTF) sekaligus dapat mengkontrol pembentukan plak dan pada akhirnya mengkontrol proses terjadinya karies.9,12

(38)

Terjadi hambatan pertumbuhan Streptococcus mutans

PERBEDAAN

?

Streptococcus mutans

Sel bakteri terdiri dari enzim GTF

dalam sel bakteri ↗↗

(39)

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesa dari penelitian ini adalah:

1. Terdapat daya hambat pasta gigi yang mengandung propolis terhadap

Streptococcus mutans.

2. Terdapat daya hambat pasta gigi yang mengandung bunga cengkeh terhadap

Streptococcus mutans.

(40)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian : Post test Only Control Group Design Jenis Penelitian : Eksperimental Laboratorium

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

4.2.1 Tempat Penelitian

Laboratorium Biologi Oral FKG Universitas Sumatera Utara.

4.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah 3 bulan (Febuari - April 2011)

4.3 Populasi, Sampel dan Besar Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi : Pasien dengan gigi karies.

4.3.2 Sampel : Bakteri Streptococcus mutans pada gigi karies.

4.3.3 Besar Sampel : Besar sampel pada percobaan ini menggunakan rumus umum:

(41)

Penelitian ini menggunakan 3 kelompok perlakuan yang masing-masing terdiri atas: 1. Kelompok I : Pasta gigi A

2. Kelompok II : Pasta gigi B 3. Kelompok III : Pasta gigi C

Jadi perlakuannya (t) adalah : 3 ( r-1 ) . ( t-1 ) ≥ 15 ( r-1 ) . ( 3-1 ) ≥ 15 ( r-1 ) . ( 2 ) ≥ 15

2r - 2 ≥ 15 2 r ≥ 17 r ≥ 17/2 r ≥ 8,5 r ≈ 9

(42)

4.4 Variabel Penelitian

Variabel tidak terkendali:

• Suhu kamar tempat penelitian dilaksanakan

Variabel bebas:

Pengambilan bakteri Streptococcus mutans dari gigi karies

Media untuk pertumbuhan Streptococcus mutans. (BA,TYC,MHA)

• Suhu inkubasi (37oC)

• Waktu inkubasi (24 jam)

• Alat pengukur zona hambat (kaliper digital)

• Sterilisasi alat, bahan dan media

• Waktu pengamatan (24 jam)

(43)

4.4.1 Variabel bebas

Variabel bebas yang termasuk pada penelitian ini adalah:

a. Pasta gigi A yang mengandung ekstrak propolis

b. Pasta gigi B yang mengandung ekstrak bunga cengkeh

c. Pasta gigi C sebagai kontrol

4.4.2 Variabel tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah pertumbuhan Streptococcus

mutans pada media Mueller-Hinton Agar (MHA) dengan metode pengukuran zona

hambat pada masing-masing perlakuan.

4.4.3 Variabel terkendali

a. Media untuk menumbuhkan Streptococcus mutans yaitu media Blood Agar (BA), Tryptone Yeast Cystine (TYC) dan Mueller-Hinton Agar (MHA).

b. Suhu yang digunakan untuk menumbuhkan Streptococcus mutans adalah 37oC. c. Waktu inkubasi untuk mengamati pertumbuhan atau pembiakan Streptococcus

mutans adalah 24 jam.

d. Alat pengukur zona hambat adalah dengan menggunakan kaliper digital. e. Sterilisasi alat, bahan dan media menggunakan oven.

(44)

4.4.4 Variabel tidak terkendali

Variabel tidak terkendali yang termasuk pada penelitian ini adalah suhu kamar tempat penelitian dilakukan.

4.5 Definisi Operasional

Definisi Operasional pada penelitian ini adalah:

a. Streptococcus mutans adalah bakteri yang diperoleh dari gigi yang berkaries.

b. Pasta gigi A adalah pasta gigi yang mengandung propolis yang diharapkan dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans.

c. Pasta gigi B adalah pasta gigi yang mengandung bunga cengkeh yang diharapkan dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans.

d. Pasta gigi C adalah pasta gigi kontrol tanpa bahan aktif.

e. Diameter zona hambat adalah diameter zona dimana bakteri tidak tumbuh ditandai zona bening yang diukur dengan kaliper digital menggunakan satuan milimeter.

4.6 Alat dan Bahan Penelitian

4.6.1 Alat penelitian

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Inkubator, Oven, Mikroskop.

b. Timbangan, Kaliper digital.

(45)

4.6.2 Bahan penelitian

Bahan penelitian yang dipakai adalah:

a. Bakteri Streptococcus mutans dari gigi karies. b. Media Blood Agar (BA).

c. Media Tryptone Yeast Cystine (TYC). d. Media Mueller-Hinton Agar (MHA). e. Pasta gigi A, B dan C.

f. Spritus 1 buah.

g. Aquadest.

Gambar 5. Inkubator Gambar 6. Timbangan Gambar 7. Pasta gigi

(46)

Gambar 10. Bakteri diambil dari gigi yang karies

Gambar 11. Mengidentifikasi bakteri

Streptococcus sp. melalui mikroskop

Gambar 8. Alat-alat yang digunakan Gambar 9. Kaliper Digital 4.7 Pelaksanaan Penelitian

4.7.1 Cara Kerja

Sebelum pengambilan bakteri dari gigi karies, subyek di suruh berkumur-kumur sebanyak tiga kali supaya diharapkan dapat mengurangkan faktor lain yang mengganggu pengambilan bakteri pada gigi karies. Kemudian, disekitar gigi karies di letakkan kapas gulung untuk tidak mempengaruhi saliva pada saat pengambilan bakteri.

Bakteri diambil dari gigi yang karies kemudian di kultur ke Blood Agar (BA) lalu di inkubasi 37oC selama 24 jam. Hasilnya kemudian diidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis untuk memperoleh Streptococcus Sp.

Sebanyak 1-2 koloni dari biakan bakteri Streptococcus Sp diambil lalu ditanam kembali ke media Tryptone Yeast Cystine (TYC) yang merupakan media selektif untuk pertumbuhan Streptococcus mutans lalu di inkubasi 37oC selama 24 jam.

(47)

Gambar 12. Perendaman cakram pada bahan coba

Gambar 13. Peletakan cakram pada media MHA

berlainan lalu ditambah 5 ml aquadest dan di aduk hingga homogen. Kemudian di siapkan 30 cakram kosong. Setiap 10 cakram kosong di letakkan ke dalam piring petri yang berisi bahan coba pasta gigi A, B dan C dan dibiar terendam selama 60 menit.

Kemudian, Streptococcus mutans dari media TYC diletakkan ke media

Mueller-Hinton Agar (MHA) secara merata dan diletakkan cakram yang berisi bahan

(48)

Gambar 14. Bakteri ditanam secara microaerophylic

Gambar 15. Media di inkubasi suhu 37oC selama 24 jam 4.7.2 Prosedur Penelitian

a. Persiapan bakteri

1) Bakteri dari gigi karies dikultur di atas media BA

• di inkubasi 37oC selama 24 jam 1

2

2) Identifikasi bakteri

Streptococcus sp.

3) Ambil koloni bakteri Streptococcus sp. dan dikultur di atas media TYC.

4) Identifikasi bakteri

Streptococcus mutans.

(49)

b. Persiapan bahan coba

1) Pembuatan sediaan bahan coba:

• Masukkan 10 cakram kosong ke dalam masing-masing bahan coba

* Sebelum meletakkan bakteri

Streptococcus mutans ke

media MHA, disiapkan bahan coba dan cakram bahan coba

terlebih dahulu. 1

2

• Rendamkan 60 menit. 2) Pembuatan cakram bahan coba:

• Sediakan 5 gram masing-masing pasta gigi dan 5 ml aquadest

• aduk sehingga homogen.

(50)

c. Peletakan bahan coba pada media MHA

1) Bakteri Streptococcus mutans ditanam kembali ke 10 media MHA dan diletakkan 3 cakram yang berisi bahan coba masing-masing di atasnya.

• di inkubasi 37oC selama 24 jam.

2) Zona hambat yang terbentuk diukur menggunakan Kaliper.

• Secara vertikal dan horizontal.

• hasilnya dibagi dua.

• dicatat hasilnya

Data dari setiap perlakuan dianalisa dengan tingkat kemaknaan (α = 0,05), dengan memakai uji statistik.

Uji One Way ANOVA

Uji komparasi ganda/Least

(51)

4.8 Pengolahan Data dan Analisa Data

Data dari setiap perlakuan dianalisa secara statistik dengan tingkat kemaknaan (α = 0,05), dengan memakai uji statistik:

1. Uji One Way ANOVA, untuk melihat perbedaan daya hambat bakteri pada semua kelompok perlakuan.

(52)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian

Setelah peletakan cakram yang berisi bahan coba pasta gigi A, B dan C pada media MHA yang telah diinokulasi suspensi Streptococcus mutans, kemudian diinkubasi dan dilakukan pengamatan untuk melihat zona hambat yang terbentuk setelah 24 jam. Masing-masing bahan coba dilakukan sepuluh kali pengulangan. Pengamatan dilakukan terhadap seluruh pengulangan dari bahan coba pada waktu yang bersamaan.

Dari pengamatan yang dilakukan terhadap penelitian ini, ditemukan zona hambat atau zona bening di sekitar cakram yang berisi bahan coba dan kontrol. Zona hambat ini merupakan zona dimana koloni Streptococcus mutans dihambat pertumbuhannya oleh bahan-bahan coba. Dapat dilihat pada gambar 16.

Gambar 16. Zona hambat/zona bening yang terbentuk setelah 24 jam. Pasta Gigi C Pasta Gigi A

(53)

Gambar 17. Hasil percobaan uji sensitivitas pasta gigi A, B dan C terhadap

Streptococcus mutans setelah 24 jam.

5.2 Analisis Hasil Penelitian

Tabel 2 dibawah menunjukkan rata-rata zona hambat dan standard deviasi pasta gigi A, B dan C.

Tabel 2. Perbedaan rata-rata zona hambat pasta gigi A, B dan C.

* Terdapat perbedaan yang bermakna pada P < 0,05

Kelompok n χ (mm) χ (mm) ± SD P

Pasta gigi A 10 29,259 29,259 ± 0,857

0,0001*

Pasta gigi B 10 25,239 25,239 ± 0,965

(54)

5.2.1 Rata-rata Zona Hambat Bahan Coba ( χ )

Tabel 2 diatas menunjukkan rata-rata zona hambat pasta gigi A adalah 29,259 mm, pasta gigi B adalah 25,239 mm dan pasta gigi C adalah 11,704 mm. Dari tabel 2 di atas juga dapat diketahui bahwa pasta gigi A mempunyai zona hambat yang paling besar sehingga daya antibakterinya juga besar bila dibandingkan dengan pasta gigi B dengan selisih perbedaan rata-rata zona hambat adalah 4,020 mm. Sedangkan Pasta gigi C mempunyai zona hambat paling kecil sehingga efek antibakterinya juga kecil. Perbedaan rata-rata diameter zona hambat pasta gigi A, B dan C terhadap

Streptococcus mutans setelah 24 jam dapat dilihat pada gambar 18.

Gambar 18. Diagram Rata-rata diameter zona hambat pasta gigi A, B dan C terhadap Streptococcus mutans setelah 24 jam (dalam mm).

A 29.259

B 25.239

C 11.704

Rata-rata Diameter Zona Hambat Pasta Gigi A, B dan C Terhadap Streptococcus mutans (dalam mm)

(55)

5.2.2 Uji Anova

Dari tabel 2 (hasil uji Anova) dapat dilihat bahwa P adalah 0,0001. Hal ini berarti, terdapat perbedaan yang bermakna (P < 0,05) diantara pasta gigi A, B dan C. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata zona hambat diantara masing-masing pasta gigi A, B dan C, dapat dilihat dari uji komparasi ganda (LSD).

5.2.3 Uji Komparasi Ganda (LSD)

Tabel 3. Hasil analisa uji komparasi ganda antara pasta gigi A, B dan C.

* Terdapat perbedaan yang bermakna pada P < 0,05

Pada tabel 3 (hasil uji Komparasi Ganda) diatas pada pasta gigi A, B dan C diperoleh bahwa nilai P adalah 0,0001. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (P < 0,05) rata-rata zona hambat antar masing-masing kelompok pasta gigi yaitu pasta gigi A dengan B, pasta gigi A dengan C dan pasta gigi B dengan C.

Kelompok P

Pasta Gigi A - Pasta Gigi B 0,0001*

Pasta Gigi A - Pasta Gigi C 0,0001*

(56)

BAB 6

PEMBAHASAN

Penelitian mengenai uji sensitivitas ini menggunakan teknik disc diffusion test. Tujuannya adalah untuk melihat perbedaan daya hambat antara pasta gigi yang mengandung propolis dengan pasta gigi yang mengandung bunga cengkeh terhadap

Streptococcus mutans.

Pada penelitian ini dilihat apakah pasta gigi A, B dan C memiliki daya hambat bakteri terhadap Streptococcus mutans. Perbedaan daya hambat pasta gigi A, B dan C dilihat dari besarnya diameter zona hambat yang terbentuk disekitar cakram yang berisi pasta gigi sebagai bahan coba yang diamati pada media MHA yang telah diinokulasi oleh Streptococcus mutans. Pengukuran zona hambat dilakukan setelah 24 jam dengan menggunakan digital kaliper. Zona hambat merupakan daerah dimana terdapat zona bening disekeliling cakram yang menunjukkan ada daya hambat antara pasta gigi A, B dan C.

Pada penelitian ini, pasta gigi yang digunakan sebagai bahan coba adalah pasta gigi komersial yang terdapat dipasaran yaitu pasta gigi A yang mengandung propolis dan pasta gigi B yang mengandung bunga cengkeh. Sedangkan pasta gigi C merupakan pasta gigi kontrol yang dibuat secara sederhana menggunakan Sodium

Lauryl Sulphate, kalsium karbonat, larutan manitol, larutan peppermint sebagai perasa

(57)

Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata zona hambat pasta gigi A, B dan C secara berturut-turut adalah 29,259 mm, 25,239 mm dan 11,704 mm (Tabel 2). Hal ini menunjukkan hasil rata-rata zona hambat yang terbesar adalah pasta gigi A yang mengandung propolis yaitu 29,259 mm. Sedangkan rata-rata zona hambat pasta gigi B yang mengandung bunga cengkeh lebih kecil yaitu 25,239 mm dan diikuti kontrol yaitu 11,704 mm. Dari hasil penelitian ini dapat dijelaskan Ho ditolak.

Dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan menemukan semua pasta gigi A (propolis), B (bunga cengkeh) dan C (kontrol) mempunyai daya hambat terhadap

Streptococcus mutans dengan kemampuan yang berbeda. Propolis dan bunga cengkeh

mempunyai senyawa aktif yang dapat menghambat Streptococcus mutans dan menghambat aktivitas enzim glucosyltransferase (GTF) sekaligus dapat mengkontrol pembentukan plak dan akhirnya mengkontrol proses terjadinya karies.8,9,10,12

(58)

Streptococcus mutans. Hasil penelitiannya yang memperlihatkan bahwa ekstrak bunga

cengkeh mempunyai potensi menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans dengan merusak langsung membran sel bakteri menyebabkan berlaku penghambatan sintesa protein sehingga terjadi gangguan pada fungsi sel bakteri. Sel bakteri selanjutnya mengalami lisis dan mati.9 Selain itu, hasilnya juga memperlihatkan senyawa aktif eugenol dapat menghambat aktivitas enzim glucosyltransferase (GTF).9

Pasta gigi C merupakan pasta gigi kontrol juga memiliki zona hambat walaupun dalam ukuran rata-rata zona hambat yang kecil. Ini disebabkan kandungan bahan yang terdapat di dalam pasta gigi itu memiliki bahan abrasif bersifat antikaries yaitu kalsium karbonat. Kalsium karbonat dapat menaikkan pH saliva dengan menetralisasi zat asam di dalam mulut menyebabkan bakteri tidak dapat lengket sekaligus melindungi gigi dari demineralisasi. Terdapat juga bahan deterjen yang bersifat antibakteri yaitu sodium lauryl sulfat. Sodium lauryl sulfat berfungsi membentuk busa yang dapat mengangkat plak, debris dan sisa makanan sehingga bakteri tidak dapat tumbuh akibat tidak ada substrat.15

Dari hasil penelitian ini juga, menunjukkan pasta gigi A mengandung propolis memperoleh daya hambat terbesar bila dibandingkan dengan pasta gigi B mengandung bunga cengkeh. Hal ini sesuai dengan penelitian Feres M, Barreto IM, Cortelli SC dan et al (2005) yang menyatakan propolis menunjukkan hasil paling signifikan dalam menghambat antimikroba bila dibandingkan dengan bunga cengkeh dan buah saga.28 Selain itu, menurut Enzo AP (2009) menyatakan suatu penelitian tentang senyawa aktif dalam propolis menunjukkan aktivitas antimikroba mendekati dengan hasil

(59)

cengkeh terhadap pertumbuhan mikroba dalam saliva pada rongga mulut sehat dan periodontitis.29

Penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan daya hambat antara pasta gigi yang mengandung propolis dan bunga cengkeh dapat disebabkan faktor lain mempengaruhi daya hambat pasta gigi bahan coba terhadap Streptococcus mutans. Pada penelitian Acharya A, Subedi B, Paudyal dan et al (2007) yang melakukan penelitian pada 11 pasta gigi komersial terhadap aktivitas antibakteri Streptococcus

mutan menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi besar dan kecil daya hambat

pasta gigi tergantung dari pelarut bahan aktif akibat lamanya waktu terpapar atau penyimpanan dan suhu sewaktu pembuatan pasta gigi sehingga dapat mempengaruhi kemampuan efektifitas kandungan bahan aktif tersebut.30 Daya hambat pasta gigi juga dapat mempengaruhi disebabkan ada agen pembuatan pasta gigi komersial lebih kepada mendapatkan keuntungan pasaran dari keefektifan bahan aktif sehingga kadar konsentrasi kandungan, jenis dan tambahan bahan aktif lain yang digunakan dalam pasta gigi tidak diketahui dengan tepat. Oleh karena itu, untuk mendapatkan biaya yang relatif murah pembuatannya, kandungan konsentrasi bahan aktif alami lebih sedikit dari bahan aktif kimia di dalam suatu pasta gigi komersial.5,30

Dari hasil penelitian ini telah menunjukkan pembentukan zona hambat pada kelompok pasta gigi yang mengandung propolis jauh lebih besar bila dibandingkan dengan pasta gigi mengandung bunga cengkeh. Hal ini sesuai dengan penelitian Hyun Koo (2002), menyatakan bahwa kandungan flavonoid terdapat di dalam propolis meliputi hampir 50% sekaligus dapat menghambat aktivitas enzim

(60)

terbukti dari hasil penelitiannya menunjukkan daya hambat aktivitas enzim

Glucosyltransferase (GTF) tertinggi adalah dari komponen aktif flavanols dan flavones

di dalam flavonoid.10 Menurut penelitian Sabir A (2002) juga menyatakan senyawa flavonoid di dalam propolis dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans pada semua konsentrasi yang diuji dan hasil setelah 24 jam inkubasi diperoleh konsentrasi 0,1% flavonoid merupakan konsentrasi paling efektif bila dibandingkan dengan konsentrasi lainnya.8 Sedangkan pada penelitian Zubaidah dan Hasnah (2006) menyatakan minyak atsiri yang berasal dari kuncup bunga cengkeh hanya terdiri dari 14-20% eugenol yang dapat digunakan sebagai antibakteri dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans.9 Ini menegaskan pasta gigi mengandung propolis mempunyai daya hambat bakteri Streptococcus mutans yang tinggi bila dibandingkan dengan pasta gigi mengandung bunga cengkeh karena perbedaan kandungan aktifnya.

Berdasarkan hasil uji Anova (Tabel 2) yang diperoleh terdapat perbedaan bermakna (P<0,05) pada rata-rata zona hambat diantara masing-masing bahan coba pasta gigi yang mengandung propolis, bunga cengkeh dan kontrol. Pada hasil uji komparasi ganda (Tabel 3), terdapat perbedaan bermakna (P<0,05) pada rata-rata zona hambat antara pasta gigi mengandung propolis dengan bunga cengkeh, pasta gigi mengandung propolis dengan kontrol dan pasta gigi mengandung bunga cengkeh dengan kontrol.

(61)

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian perbedaan daya hambat pasta gigi yang mengandung propolis dan bunga cengkeh terhadap Streptococcus mutans, dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat daya hambat pasta gigi A (propolis), B (bunga cengkeh) dan C (kontrol) terhadap Streptococcus mutans.

2. Pasta gigi yang mengandung propolis, bunga cengkeh dan kontrol mempunyai daya hambat terhadap Streptococcus mutans dengan kemampuan yang berbeda dimana pasta gigi yang mengandung propolis mempunyai daya hambat paling besar bila dibandingkan dengan pasta gigi yang mengandung bunga cengkeh dan pasta gigi kontrol.

3. Pasta gigi kontrol memiliki zona hambat karena terdapat kandungan bahan abrasif yaitu kalsium karbonat yang bersifat anti karies dan bahan detergen yaitu Sodium

(62)

7.2 Saran

1. Perlu diteliti jumlah konsentrasi propolis dan bunga cengkeh yang digunakan dalam sediaan pasta gigi agar dapat diketahui dengan jelas kandungan yang bekerja sebagai daya hambat pasta gigi terhadap Streptococcus mutans.

2. Perlu diteliti daya hambat pasta gigi yang mengandung propolis dan bunga cengkeh dengan konsentrasi berlainan.

(63)

DAFTAR PUSTAKA

1. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat, pencegahan dan

pemeliharaan; Karies gigi. Medan : USU Press. 2008: 4

2. Todar K. Mechanisms of bacterial pathogenicity : bacterial defense against

specific immune response. 2008: 1-8

3. Featherstone JDB. Caries prevention and reversal based on the caries balance. Pediatric Dentistry. 2006; 28 (2)

4. Dea H. Daun sirih sebagai antibakteri pasta gigi. Biokimia dan Toksikologi FMIPA dan Pascasarjana IPB serta Direktur Eksekutif. <http://www.pdgi-online.com/v2/index.php?option=com_content&task=view &id=594&Itemid=1> 22 Maret 2011

5. Mangundjaja S, Wayan, Madjid M. Pengaruh pasta gigi setelah penyikatan gigi

terhadap kuman kontaminan pada sikat gigi. Dent J. 2001; 6 (1): 110-114

6. Lasmayanty M. Potensi antibakteri propolis lebah madu trigona spp. terhadap

bakteri kariogenik (streptococcus mutans). Skripsi FMIPA Bogor. 2007; 1-25

7. Sasmita IS, Pertiwi ASP, Halim M. Gambaran efek pasta gigi yang mengandung

herbal terhadap penurunan indeks plak.

(64)

8. Sabir A. Aktivitas antibakteri flavonoid propolis trigona sp terhadap bakteri

streptococcus mutans (in vitro). Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.). 2005; 38(3): 135-141

9. Abd Rahim ZH, Hasnah B. Comparative studies on the effect of crude aqueous

and solvent extracts of clove on the cariogenic properties of streptococcus

mutans. J. Oral Sci. 2006; 48(3): 117-123

10. Koo H, Rosalen PL. Effects of compounds found in propolis on streptococcus

mutans growth and on glucosyltransferase activity. Antimicrobial Agents

Chemotherapy. 2002; 46(5): 1302-9

11. Riyanti E, Hadidjah D, Iswari AP. Pemakaian propolis sebagai antibakteri pada

pasta gigi. Pustaka.unpad.ac.id. 2009: 1-10

12. Yaheya M, Zakriya M. Botanicals promoting oral and dental hygiene: a review. RJPBCS, ISSN: 0975-8585. 2010; 1(2): 202-206

13. Lee SS, Zhang W. The Antimicrobial potential of 14 natural herbal dentifrices:

result of an in vitro diffusin method study. J Am Dent Assoc. 2004; 135:1133-1141

14. Pratiwi R. Perbedaan daya hambat terhadap streptococcus mutans dari

beberapa pasta gigi yang mengandung herbal. Majalah kedokteran gigi

(65)

15. Storehagen S, Midha NO. Dentrifice and mouthwashes ingredients and their use. 2003: 1-44

16. Duggal MS, Toumba KJ, et al. Enamel demineralization in situ with various

frequencies of carbohydrate consumption with and without fluoride toothpaste.

J Dent Res. 2001; 80(8): 1721-1724

17. Jada Dental Product Spotlight. Whitening toothpaste. J Am Dent Assoc. 2001; 132: 1146-1147

18. Sirregar B. Komposisi pasta gigi. <http://be11acut3.wordpress.com/2010/10/ 25/komposisi-pasta-gigi> (12 November 2010)

19. Dobbins L. Health properties of cloves. <http://www.indepthinfo.com/cloves/> (15 November 2010)

20. Aneja KR, Joshi R. Antimicrobial activity of syzygium aromaticum and its bud

oil against dental caries causing microorganisms. Ethnobotanical Leaflets. 2010;

14: 960-975

21. Koteswara RP, Bobbarala V. In vitro antibacterial activities of plant essential

oils against oral bacteria. Ind. J. Multi. Res. 2008; 4(4): 507-516

22. Marsh PD, Martin MV. The resident oral microflora and metobolism of the oral

(66)

23. Grönroos L. Review of literature: general bacteriological aspects of mutans

streptococci. Helsinki. 2000: 9-20

<http://ethesis.helsinki.fi/julkaisut/laa/hamma/vk/gronroos/ch2.htm> (26 November 2010)

24. Maria P, Liao MK. Streptococcus mutans : a view of macroscopy and

microscopy. <http://202.195.144.50/ASM/085-Introduce.htm> (12 Maret 2011)

25. Harjono. Propolis. Artikel Herbal. <http://jualobatherbal.com/propolis> (12 Maret 2011)

26. Anonymous. Clove. <http://www.slurrpy.com/knowyourfood/ingredientsfacts-and-benefits/clove-%80%93-benefits-of-the-aromatic-spice/> (12 Maret 2011)

27. ChemAxon. Eugonol. <http://www.chemicalize.org/?mol=Eugenol> (30 Desember 2010)

28. Feres M, Barreto IM, Cortelli SC, et al. In vitro antimicrobial activity of plant

extract and propolis in saliva samples of healthy and periodontally-involved

subject. J Int Acad Periodontol. 2005; 7 (3): 90-96

29. Enzo AP. Traditionalmedicinal plant extracts and natural products with activity

against oral bacteria: potential application in the prevention and treatment of

(67)

30. Acharya A, Subedi B , Paudyal B, et al. Assessment of antimicrobial activity of

different toothpastes against oral isolates. Native Article. J Nepal Health Res

(68)

LAMPIRAN 1 : SKEMA ALUR FIKIR

JUDUL PENELITIAN

Perbedaan Daya Hambat Pasta Gigi yang Mengandung Propolis dan Bunga Cengkeh Terhadap Streptococcus mutans (In Vitro)

• Karies merupakan masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) departemen Kesehatan RI tahun 2004, prevalensi karies di indonesia mencapai 90,05%. Angka ini menunjukkan bahwa jumlah penderita karies di Indonesia sangat tinggi.1

Bakteri Streptococcus mutans telah dikenal dalam dunia kedokteran gigi sebagai penyebab utama karies.2

• Salah satu upaya pencegahan terhadap karies dengan menyikat gigi secara mekanis dengan sikat gigi yang teratur dengan pasta gigi yang mengandung antibakteri karies.4

• Banyak pasta gigi beredar di pasaran dengan berbagai merek dan hampir semuanya mengandung lebih dari satu bahan aktif dan dipromosikan dengan beberapa keuntungan bagi pengguna.5

• Penambahan zat lain pada pasta gigi harus aman dan efektif, serta pemakaiannya telah disetujui oleh American Dental Association.7

Kembalinya perhatian ke bahan alam yang dikenal dengan istilah back to nature ini dianggap sebagai hal yang sangat bermanfaat karena sejak dahulu kala masyarakat kita telah percaya bahwa bahan alam mampu mengobati berbagai macam penyakit.8

• Selain itu, pemanfaatan bahan alam digunakan sebagai obat jarang menimbulkan efek samping yang merugikan dibandingkan obat yang terbuat dari bahan sintetis.8

• Akhir-akhir ini terdapat produk pasta gigi yang mengandung ekstrak propolis dan ekstrak bunga cengkeh. Ekstrak propolis dan ekstrak bunga cengkeh merupakan bahan tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat.9

• Propolis merupakan produk lebah yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme rongga mulut dan menurunkan aktivitas bakteri glucosyltransferases.

Glucosyltransferases adalah enzim yang dihasilkan oleh Streptococcus mutans yang

telah dikenal pasti menjadi faktor dalam pembentukan karies.10

• Fungsi lain propolis dapat menunjang keberhasilan perawatan penyakit periodontal dan meningkatkan sistem imun tubuh.11

• Komposisi ekstrak bunga cengkeh yang utama adalah eugenol dapat digunakan sebagai antibakteri, analgesik, anestesi lokal dan anti-inflamasi.9,12

(69)

MASALAH

1. Apakah ada daya hambat pasta gigi yang mengandung propolis terhadap

Streptococcus mutans?

2. Apakah ada daya hambat pasta gigi yang mengandung bunga cengkeh terhadap Streptococcus mutans?

3. Apakah ada perbedaan daya hambat pasta gigi yang mengandung propolis dengan bunga cengkeh terhadap Streptococcus mutans?

TUJUAN

1. Untuk mengetahui adanya daya hambat pasta gigi yang mengandung propolis terhadap Streptococcus mutans.

2. Untuk mengetahui adanya daya hambat pasta gigi yang mengandung bunga cengkeh terhadap Streptococcus mutans.

3. Untuk mengetahui adanya perbedaan daya hambat pasta gigi yang mengandung propolis dengan bunga cengkeh terhadap Streptococcus

mutans.

MANFAAT

1. Sebagai data dan informasi dalam menunjang perkembangan Ilmu Kedokteran Gigi khususnya dalam bidang Biologi Oral tentang daya hambat propolis dan bunga cengkeh yang terdapat dalam pasta gigi komersial terhadap Streptococcus mutans sebagai bakteri utama penyebab karies.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memilih pasta gigi sebagai salah satu pencegahan karies.

(70)

LAMPIRAN 2 : Skema Alur Penelitian

Identifikasi bakteri Streptococcus sp. Bakteri di ambil dari gigi karies

Bakteri dikultur di atas media

Blood Agar (BA)

Ambil koloni bakteri Streptococcus sp. dan dikultur di atas media TYC.

• di inkubasi 37oC selama 24 jam.

Bakteri Streptococcus mutans ditanam kembali ke 10 media MHA dan diletakkan 3 cakram yang berisi bahan coba masing-masing di atasnya.

• di inkubasi 37oC selama 24 jam.

Zona hambat yang terbentuk diukur menggunakan Kaliper Digital.

• Secara vertikal dan horizontal.

• hasilnya dibagi dua.

• dicatat hasilnya

Data dari setiap perlakuan dianalisa dengan tingkat kemaknaan (α = 0,05), dengan memakai uji statistik.

Uji One Way ANOVA

Uji komparasi ganda/Least

Significant Differences (LSD)

* Sebelum meletakkan bakteri

Streptococcus mutans ke media

MHA, disiapkan bahan coba dan cakram bahan coba terlebih dahulu.

Mikroskopis: Makroskopis:

(71)

LAMPIRAN 3 : Hasil Pengukuran Zona Hambat Pasta Gigi A, B dan C.

Kelompok Pasta Gigi A Pasta Gigi B Pasta Gigi C Ulangan d1 d2 d rata2 d1 d2 d rata2 d1 d2 d rata2

1 30.21 27.63 28.920 24.31 24.67 24.490 12.62 11.32 11.970 2 30.53 28.57 29.550 25.65 26.86 26.255 11.78 10.56 11.170 3 31.58 29.88 30.730 26.75 23.53 25.140 12.31 11.56 11.935 4 29.71 27.14 28.425 24.86 24.72 24.790 11.34 10.72 11.030 5 30.31 28.63 29.470 25.89 24.61 25.250 11.69 11.26 11.475 6 28.25 29.21 28.730 26.43 26.71 26.570 13.01 12.11 12.560 7 30.45 28.91 28.290 24.21 22.52 23.365 12.91 11.27 12.090 8 29.15 27.43 29.680 24.87 25.52 25.195 11.59 10.35 10.970 9 31.22 29.61 30.415 25.94 26.76 26.350 13.21 11.89 12.550 10 29.34 27.42 28.380 25.71 24.26 24.985 10.92 11.65 11.285 rata-rata 292.59/10 29.259 252.389/10 25.239 117.035/10 11.704

Kelompok Pasta Gigi A Pasta Gigi B Pasta Gigi C rata-rata 29.259 25.239 11.704 Diameter Zona Hambat = Diameter Horizontal + Diameter Vertikal

2

Keterangan :

d1 : Diameter Horizontal

d2 : Diameter Vertikal

(72)

LAMPIRAN 4 : Hasil Perhitungan Statistik.

Perbedaan Daya Hambat Pasta Gigi yang Mengandung Propolis dan

Bunga Cengkeh Terhadap

Streptococcus mutans

(In Vitro)

ONEWAY(ANOVA)

[DataSet1]

Page 1

Descriptives

Zona Hambat

10 29.25900 .856903 .270976 28.64601 29.87199 28.290 30.730

10 25.23900 .965458 .305305 24.54835 25.92965 23.365 26.570

10 11.70350 .598865 .189378 11.27510 12.13190 10.970 12.560

30 22.06717 7.679150 1.402015 19.19972 24.93461 10.970 30.730

Pasta Gigi A Pasta Gigi B Pasta Gigi C Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

Zona Hambat

1691.886 2 845.943 1253.229 .000

18.225 27 .675

(73)

Perbedaan Daya Hambat Pasta Gigi yang Mengandung Propolis dan

Bunga Cengkeh Terhadap

Streptococcus mutans

(In Vitro)

HASIL UJI KOMPARASI GANDA (LSD)

[DataSet2]

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Zona Hambat LSD

4.020000* .367426 .000 3.26610 4.77390

17.555500* .367426 .000 16.80160 18.30940

-4.020000* .367426 .000 -4.77390 -3.26610

13.535500* .367426 .000 12.78160 14.28940

-17.555500* .367426 .000 -18.30940 -16.80160

-13.535500* .367426 .000 -14.28940 -12.78160

(J) Kelompok Perlakuan

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is s ignificant at the .05 level. *.

(74)

Perbedaan Daya Hambat Pasta Gigi yang Mengandung Propolis dan

Bunga Cengkeh Terhadap

Streptococcus mutans

(In Vitro)

MEANS PLOTS

[DataSet3]

Gambar

Gambar
Tabel 1. Komposisi pasta gigi yang digunakan sebagai bahan coba
Gambar 1. Morfologi Streptococcus mutans secara makroskopis dan mikroskopis.24
Gambar 2. Propolis mentah lebah. 25
+7

Referensi

Dokumen terkait

(1) Subbidang Tenaga Teknis Kegrafikaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi, dan penyusunan laporan

[r]

Tabel 18 Data Skor Hasil Uji Coba Angket kelengkapan sarana belajar pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Manyaran Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011 untuk Kelompok Belahan Item

keyakinan orang bahwa mereka dapat efektif dalam hampir setiap situasi ialah bagian dari konsep diri orang; (4) Knowladge (pengetahuan), yaitu pengetahuan atau informasi

Orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterapilan, dan sikap yang baru, dalam pengertian

Tujuan penelitian ini adalah (i) membuat nanopartikel kitosan dengan tautan silang, (ii) mempelajari pengaruh pH kitosan dan nanopartikel kitosan terhadap efisiensi pemisahan

[r]

Secara praktis hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah masukan bagi Pemerintah Kota Surakarta berupa saran-saran untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan