• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perlakuan Myzuz persicae (Sulzer) dan Aphis gossypii (Glover) sebagai Vektor Potato Virus Y (PVY) pada Kentang (Solanum tuberosum L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Perlakuan Myzuz persicae (Sulzer) dan Aphis gossypii (Glover) sebagai Vektor Potato Virus Y (PVY) pada Kentang (Solanum tuberosum L.)"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)

PENGARUH P E W A N

Myzus

pemicae

(Sulzer)

DAN

Aphb

gossypii

(Glover)

SEBAGAI VERI'OR

POTATO VIRUS

Y

(PVY) PADA KENTANG

(Solanurn

~ r o s b t n l

L.)

Qleh

:

KEYMAS

MARTINUS

RENHAlW

RUXMASSA

PROGRAM

PASCASARJANA

INSTITUT PERTANW

BOGOR

(98)

Latar Belakang

Kentang (,Solanurn tuberosum L.) saat ini rnempakm

&ah

satu makanan

u m a manusia ymg rnenduduki peringkat keempat setelah gmdwn, jagwzg,

dan

pa&. M e n d Lisinska gt kszczynski (1 989) d m Rowe (1 9931, Rusia mengfiasilkan

25% atau 73.5 juta ton d a i prodwksi kentang dunia, Cina 19% atau 46.5 juh ton,

Polandirt 12% atau 36.5 juta ton dm Amerika Uhra 100? ittau 16,5 juta ton,

Pads umumnya kentang di Indonesia dimmfaatkan sebagai saywan #tau

ufl.t& membuat brbagai maIranan kecil. Di negaxrt lain selain sebagai bahm

mrtlsmm kentang juga dimanfmtkan M a m industri prnbuatm alkohol, indusEri

tekstif

,

wol, satin, delrstrusa, laktat, sirup glukosa, pmen dm p-. Bila ditinjau dari nilai gizinya, wnbi kentang cuIrup krpotensi dalam menunjang

kesehatan manusia, k ~ e m mengandung protein

dan

asam askorbat yang cuirup

tin&. Nilai protein ini a&l& 54% lebik tin@ daripada gandum

dan

77.6% lebih

tinggi datipcfa p d i . Kentang menghasilh 74.5% energi lebi'fi tinggi daripada

w d w n dm 58% Iebih tinggi daripada padi. Demikian pula jib dibandingh

dengan ubi-hian, energi y m g di hasilkan oleh kentang Iebih tinggi (Lisinska &

Leszczynsky 1 988).

Produksi kentang

di

Kabupaten Bogor, J a w Bitrat, mupun prduksi xlztsional
(99)

REYMAS MARTINUS REINHAW RUMASSA, Pen& Pexlakuan Myzus persicae

dm

Aphis gossypii sebagai Vektur Potato ViPm Y (PVY) pada Kentang

(Solanurn tuberosum L.). Di bimbing oleh SRI HENDRASTWI MDAYAT, RUSMEAH SUSENO (3an S O E M T O N O SOSROMARSONO.

Penetitian d1akukan dengm tujw memplajari pmencaran kutudaun Aphis

gosypii (A. gassypii)

dan

Myzm persicae (PA; persicae), kefektifan kedua kutudaurz tersebut Mam mendarkan PVY, pen@ PVY terhadap perhmbuhan

dan

prduksi varietas-varietas kentang Alpha, Bintje, Granola, BerthauItii dm sifat ketahanan

kelima variem tersebut. Rancmgm peicobaan yang di&unakan adalah Split plot RAL dw faktor ymg diulang tiga Mi dengan petak: utarraa dua jerris kuttldaun dm a d petak terdirxl atas lima varietas kentang.

h s i l penelitian m e n u n j u k h bafiwa s m u a varieta kentang ymg diberi

perfajruan kutudaun menunjukan tipe gejda yang sama yaiw m o d k sistemik y m g

ringan. Waktu gemunculan gejala prtama pads tmmm y q diberi perlalaan

M

persicue &pat dua kafi sampai empat

kali

lebih cepat daripada tamman ymg diberi p r b h A. gossypii. WiiIaupun hasil ANOVA membuXEtiiraxl bahwa nilai kejadim penyakit pads semua umur pen-tan ti& h b e d a nya& tetapi

ah

kecendenmgan bahwa prhkum

M,

persicae menyebablran nilai kejadian penyakit yang febih tin@ dibmdingkan perlalam A. gossypii.

M.

persicae memiliki kemampuan memencar lebih tinggi daipada A, gossypii

pada saat tanaman berada pa& stadium vegetatif, sehingga 'let>& efektif setragai vektor PVY. Keefektifm pemmcaran M+ persicae yang lebih iuas

dan

perkembangan

kuloninya yang cepat rnempenganrhi pftumbuhan

dm

produksi vari-s kentang Perlahm

M.

persicae rnengafcibath p m b a h m tinggi

tmmm,

jumlah umbi dm bobat umbi yang lebih rendah dibandingkan perlakuan A. gossypii yaitu 2-8.7 cm, 1.1-2.1 umbi, 7.3-10.1 gram berkmrt-tunxt wtuk

M

persicae

d m

4.6-27.3 cm, 2. f

-

3.2 umbi, 9.7-16.1 gram bertmtttmit untuk A. gossgrpii.
(100)

PENGARUH PEIUAKUAN

Myucs

m i c u e

(Sulzer)

DAN

Aphis

g o w i

(Glover)

S E B A W

VEgTOR

POTATO VIRUS

Y

(PVY)

PADA KENTANG

( S o h u m tuberasum

L.)

Qttb

:

' R E W

MARTINUS REINHARD

RUIMASSA

PROGRAM PASCASARJANA

1INSTITUT

BERTANAN BOGQR

(101)

D e n p ini sap rnenyatakan bahwa tesis yang hrjudul :

"

PENGARW PERLAKUAN Myzus

persicae

(Suher) DAN Aphis

~ U S S Y ~ # (Glover) SEBAGAI VEKTOR PUTA TO VIRUS Y @VY) PADA KENTANG f Solanurn

tuberosum

L.)

"

addah. berm hasif kwya s a p sendiri. Semua s a b e r data dm informssi ymg

digwakan telah djnyatakm sexam jefas dan &pat diperiksa kebeararmya.

(102)

PENGARUH P E W A N

My=

p e m b

(Sutzer)

DAN

Aphis

gossypii

(Glover) SBBAGAI VERTOR

POTATO VIRUS

Y(PVY) PADA KENTANG

(Solanurn tuberusam

L)

PROGRAM

PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BQGUR

BOGOR

(103)

Judd Twis : Pengar& feflak;uan Mjzw persime (Sdzer) dan Aphis gossypii (Glover) sebagai Vekor Potato Virus Y (PVY) pcfa Kentang (SoIanm ftiberoswn L.)

N

m

: Reymas W n u s Reinkard Ruimassa

NfCP

: 98137

Program Studi : Entomala@

-

Fitopatulogi

Dr.

Ic. Sri HendrasMi Hidayit M.Sc K&w

n

P

-*

-

-

Prof. Dr.

Pr.

RusmiXah Suseno M.Sc

2. Keiw Program Studi Entornoto

(104)

Penulis dilahirkan di Ambun pa& tanggal 7 A p t u s I964

dani

passtngan

Marthen Luther Ruimassa dm Sarah Pesulima. Penulis menrpakran an& pertama d&

tujuh bersaudara. Penulis menikah demgm Yolanda Hofle pada t&un 1993 dm telah

d i k m i a i mrmg putra bernma Marshalino Arkland Ruimassa.

Pendidih

SD

diglesaikm di SD YPPK Santu WilIibrodus Sorang tamat

tahun 1976, melanjutkan pndidikm SMP pada SMF WPK Don B o w Sarong tamat

taXxun 1980, melanjutkm pndidikm SMA pada SMA Negexi 413 Sorung tamat t&un

1983. Pada tahun 1983 pnulis terdaftar sebgai rnrttiaiswa Fakultas Perfanian

Universitas Cendemwasih Jwusan Budidaya Pertmian

dan

Idus tahw 1989.

Sejak tahm 1993 hingga sekarang pnulis bekerja sebagai s&f pgajar p d a

Fakultas Pertanian Universitas CendexawasiMJniversibs Megeri Papua.

Pa&

bulm

September 1998 pendis mendapt kesempatan tugas belajar di program Pascasarjana

institut Pertanian Bogor (IPB) pada program studi 1Entomologi

-

Fitopatologi
(105)

PRAKATA

Puji @ur

ke

hadirat T h a n Yang Maha Esa atas rahmatnya, sehingga

pexaulisan tesis berjudd Pengaruh Perlakuan

M

persicue (Sulzer) dm A. gossypit'

(Glover) Sebagai Vektor P o t ~ t o Virus

Y (PVY)

Pada Kentang (Solmum tube~osum

k ) &pat diselesaikan.

P& kesempatan ini penulis ingin menyampaikm urnpan terima kasih kepada

1. Dr. If, Sri Hendashti Hidayat M.Sc,, Prof.

Dr.

k. Rusmifafi Suseno MSG., dm

Prof.

Dr.

Ir.

Wmartono Sosrumar~~na MSc., selaku dosen pembimbing yang

teiah membimbing penulis mulai dari bhap penyusunan usulan penelitian hingga

pnutisan hasit penelitian.

2. Pihak Bdai Pmelitian Tanaman Hortikultura Segmung Cipams, khmusnya f r,

Yoyo Sulyo MSi, dm staf Labomturium Vixologi dan Nematotogi yang telah

mengizinkm pnu1is m e l a k s a d m penelitian di rum& kasa dan, juga b a n m

fisik-material lainny a..

3. Pihak Balai Penelitian Tanaman Sayur-sayuran h b a n g Bandung, khtlswnya

Dr. Ir. Atiek Sri Duriat ymg $el& memberikan sumbangan berupa ensim

konyugat untuk ketancaran penetitian pnulis.

4. Pi@ Central International Potato (CIP) Kebun Percabaan Muara Bogor,

khususnya bapak Uphaii Jayasinghe yang klah menyumbangkan satu kit ELISA

(106)

Akhirnya terirna kasih yang tak terhhgga kepada istri tercinta Yolanda Hulle

dm an& trccinta Masshalino Ruimasszt yang tefah memberifran doro~lgan atas

(107)

DAFTAR IS1

T...

...*...*,...*...*...*...*.

[image:107.618.97.525.160.734.2]

DAFTAR TABEX, ., viii

...

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPJRAN

...

x

fllYJAUAM PUSTAKA

Eejala PVY

...

5

...

...**...**...*...*...*..*.

EpiderniaXogi

PVY

....,.,...

6

..

.

...

Penularan PVY melalui Kutuda~n

.,

,..10

...

...

Strain - strain PVY ,, 11

...

...*...

K l a s i f i h i Kutudaun ,.. 13

...

...

Ciri-ciri Kutudaun

.

.

13

...

Pemencaran Kutudaun 17

Deteksi Virus

... .., ... .

.

.

. . .

19

METODE PENELWAN

W&tu dan Tempt

...

,..

...

21 Bahm dan Alat

...

21 Rmcmgan Percobaan

...

,

...

..,

...

21

Pelaksanaan Penelititin

...

22 Perneliharaan

...

.

.

...

26

Peubah P e n p a t a n

...

26

msEL

Survei dm Identifikasi Kutudaun

...

29

Gejala PVY.

...

30

Kejadian Penyakit

...

32

Pemencaran Kutudau

...

,..

...

34

Hubungan P e m m m n Kutudaun dengm Persebran PVY

...

40 Pmgamh Infeksi PVY melalui PerIakustn M persicae

dan

A. gosypii

...

terhadap Perhzmbuh

dan

Praduksi Kentang 43

...

(108)

PEMBAELASAN

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Gejafa PVY 48

Kejadian Penyakit

...

50

...

Pemencaran Vektor 52

...

Hubungan Pemencaran Vektor dengm Persebmm PVY 54

...

Penpruh h f e h i PVY terhadap Pertumbuhan dan Pruduksi Kentang 55

... ...

K e t a h a n Varietas Uji terhadap PVY , 56

fCESMPtfLAN

DAN

SARAN

...

Kesimpulan 58

...

(109)

DAFTAR TABEL

1,

W W

(haxi) antam Akuisisi Vektor pa& Tmaman %kit

...

Sampai Terlihat Gejala Pertama pa& Lima Vafietas Kentang Uj i 3

X

2. Huil Uji ELXSA Dam Bergejda dan Tidak Bergejda pada

... Kentang yang D h r i Perlakuan

M,

persicae dm A, gossypii pa& 74 hst 32

3. Pen& per^^ Vsuiebs Kentang dm S p i e s & & d 8 ~ n krhadap

...

Kejadian Pen yakit (96) PVY 34

4, Pen@ Infeksi PVY dengan Vektor M persiae dan A. gossypii pa& Lima VPtrietas Kentang terhiap Per&mbah.n Tin& (em), Jumlah Umbi

(110)

DAFTAR GAMBAR

Let& Tanaman Uj i dm Tanaman Sumkr Inakulum PVY

...

,..25 h a g o Tidak Bemyap (Apterael, M. persicae (A) dm Nimfa dan

h a g o Ti& Bersayag (Aprerae), A. gossypii (B)

...

29

...

&jaL Mosaik PVY pada Daun Kentang 30

Pembaran A. gossypii pada Alpha (A), Bintje (B), Granola (C),

Premiere

(D),

dan Berthauttii (E) pda 7 hsa, 14 hsa, 2 1 hsa, 28 ksa, 35

h,

dm 42 Issa

...

36 Jumlah Tanaman Terinfestasi M prsicae a m A, gossypii pa&

7, 14,2 1, 28, 35

dan

42 hsa

... ...,,..

.... ...

37

Persebafan Mpersicae pacfa Alpha f A), Bintje (81, Granola f C),

Premiere (D)

dan

Berthaultii (E) pada 7, 14, 2 1 hsa

...

39

Persebaran PVY oleh A. gossypii pda Alpha (A), Bintje

(B),

Granola (C),

Premiere(D),danBerthaultii(E)p&14,21,28,35,42,56,dan74bt ... 42

Persebm PVY oleh M persicoe pada Alpha (A), Bintje (B), Granola (C),

Premiere

(D),

dan Berthaultii (E) pa& 14,2 1,28, 56, dan 74 hst

...

44 Perkembangan Virus di Dalam daringan Tanaman Kentang Uj i
(111)

di ffibupaten Bogor pa& t&un 1992 sebesar 1.798 ton (BPS 19921, rnenin&at

menjadi 2.160 ton pa& t&un 1995. Produksi kentang di Jaw B m t bemt-huut

pada tahun 1993,1994,

d m

1995 s e W 249.346 ton (BPS f993), 253.614 ton (BPS

f 9941, 3 16.482 tan (BPS 1 995). Di tingkat nasional prduksi kentang di Indonesia

menglami peningkatan sebesar 55.37% dengan procfuksi nasiond Indonesia tahun

1994 sebesar 877.146 ton d m tahun f 995 s e k u 1.035.257 ton (BPS 1995). H a i l

ini jauh Iebih rendah bila dibmdingkm prduksi

di

negem-negera penghasil ukma

kentang mprti Rusia, Cina, Polrandia

d m

Amaika Uhm @isi& &

Leszczynsiu.

1 989).

salah satu kendata Mam

usrtha

pningkatm prudubi kentang addah admy8

ganggum h a

dan

pe:ny&t tamman, selain faktor biaya praduksi yang tin&,

teMk budidaya petmi yang belum rnemacfai

dan

ganggum iklirn. klenurut

Goimirzaie et al. (199 1) kentang &pat disexang oleh febih dmi 265 jmis hama dan

penyakit. Dnri pnyaBri.t-penyakit tersebut di antamnya disetmbiran oleh 25 jenis vim

(Salazar 1996). Penyakit atau patogen pada

tmmm

kentang yang umumnya

menyehbkm knrgian be=

mtm

lain lute blight (Phytuphtthara infesturn), potato

leaf roll v h s (PLRV), potato virus y (PVY) d m potato v i m x

(PVX).

Penyakit-

penyakit iainnya yang menimbulkan kemgian cukug b e d

aifalah

layu bakteri

(Psezrdomonas solamceamm), Elkar kitam ( Erwinia spp.), nemaW bintil &a

(MeIoydogyne spp. ), nematoda kicista (Globodera puliih

cfan

G rostochiemis), early

blight (Altermria solmi), l a y fusarium (Fecsczrierm spp.), hawar dam (Choaraphora

(112)

satu penyakit yang cukup penting p d a tamman kentang kmem mengzikibatkan

p n m m produksi ymg berkisar antam 10

-

80 % @inant et al, 1993)

.

Menurut %lazar (1996) terdapat paling sedilrit 200 spesies kentang

diantwanya ymg banyak dibudidayalrran adalah varietas Alpha, Bintje, Granola,

Premiere dm Berthaultii

.

Varietas-vztrietas tersebut memif iki perbedam-prbedam mtara saw d e n w yang lainnya Mam

hd

ketahmmya terfiadap vekar dan j u g

penyakit, Tarr (1 972) m e n y a h bahwa sifat ketahanan d a kermhm tehadap

suatu patugen b e - M pa& setiap spesies tkutmm, sisi lain veirtor juga

memiliki kemgamm jenis yang cuhp tin@. Menurut Eastop (1977) sam* bhun

1970-an t e r w t 4.000 s p i e s kutudam dm

3W

s p i e s &fiaxlbmnya add& vektor

virus penyetrrtb penyakit tanaman. f enelitian Chandra (19%) menemukan

M

persicae clan A. gossypii me:npak:aa dua dari sehw banyak Irutudaun yang &pat

ditemukan pnda tanman kentang. Menunit Banttari et. ai. (1993) terdapat 30 s p i e s

'inrtudaun yang dapat menuladcan PVY pa& kentang di s e l h dwia.

D l a m hubwgm dengan uraian

di

atas maka perlu dilahkm penefitian gma

mempelajari kamkkristik penyebaran PVY dengan vektor Ad persicae dm A.

gossypii pada varietas Alpha, BinEje, Granola, P i

dan

Berthaultii;

p n g m h y a terhadap perhmbuhan tamman

dan

produksi umbi

dan

kerentanm
(113)

Tujuan

Penelitim ini krtujuan unhk mempefajari pemencaran kutudam A. gossypii

dm

M

persime, mempelajwi keekktifan

M.

ptsicae dm A, gossypii &lam

menularkan

PVY

dm penganthnya terhadap prkxmbuhaxr d m produksi vaietas

kentang, dan rnemplajari sifat ketdmm varietas kentang Alpha, Bintje, Premiere,

Eranola, Bcrthauf tii terhadap PVY.

Hipotesis yang diajukm addah :

1, Kedua jenis kutudam memilib kemmpuan memencar yang brbeda pada

tanaman kentang.

2. A4 persicae lebih efektif &lam meaularkan PVY jika dibandingh dengan A.

guss)lpiii

3. Varietas-varietas kentang uji memifiki sifat

k

h

yang be&& t e r M p
(114)

Gejala PVY

Gejala penyakit yang disebabkan aleh PVY padit kentang bewariasi

tergmtung pada strain virus, varietas

d m

linghmgan. Menuntt de Bokx (1972)

gejala PVY terdiri dari gejafa masaik ringan s m p a i berat. Gejda penyakit

aicruz

semak-in berat jib terjadi infeksi campuran antam strain O

(PvYO)

dan

PVX.

kjda

pnwt

yang didablrannya disebut sebagai penyakit rugase. Ciri-cirinya addah

dam krkerut, &mmm rnenjadi kercfii, pucat, g j a b mosaiknya lebih berat, daunnya

sangat mengeriting, tepi daun mengglung

ke

bawah, terjadi nehosis p d a batang

dm tdang-tulang dam, W r n y a daun raxrtok semua dm tananam mati. Nelcrasis

paling brat tejadi pada daun bawah yang

secara

p r I ~ -berkembang ke l ~ atas

(Walker 1952, Semangun 19941,

Potato virus Y mernpengmhi

k

k

:

prtmbuhan mupun produksi. F&or

pmmbufian yang d i p e n m i afeh infeksi PVY &I& tinggi tamman

cfan

berat

kefing tanman, Tin@ tanaman dipengaruhi oleh karena t a m a n y a q terinfeksi

PVY menjadi I&& pendek jika dibandingkm tamman normal, atau bddm tanman

menjadi kerdil. Fakor pruduksi yang dipngaruhi adalrth terjadinya penyurmtan

ukunin umbi (BmW et al. 1993) dm tamman mnemberih hasil sangat d i k i t atau

ti&

sama

semi

(Walker f 952, &rimgun % 994). P e n g a d PVY potdrt pertumbuhan
(115)

Epidemiologi PVY

Empat War penting ymg beperm dalam epidemialogi penyakit-penyakit

yang ditularkan meldui htudaun : patogen meliputi strain virus, komnmsi,

virulensi,

dan

lokai; kuhdaw yang meXiputi spsies kutudam,

jumlah

genemi,

Iamanya hidup,

dan

husus di, negeri bdclirn dingin masa diapaw; tanman i m g

yang menyangkut kepkaan &nwman inmg, k e p e k m terhadrap kutudaun, lukasi

dan

stadium pmtmbuhm; lingkmgan meli* suhu, kelembahn, kondisi c w a ,

predator

dm

telmik-tekrai k budiday a.

Ketuhampr Tamman ferhtrdap V i r a ~

Tanamm yang hhm virus adalah tamman yang &pat membatasi

prkembangan virus di &lam sel sehingga vim tidak menyebar

ke

bagim stnrlrtur

tamman yang lainnya karena admya reaksi hipersensitif pda d a e d yang terinfeksi

atau juga virus dapat menyebar &bpi dcumulasinya rendah. Tamman yang

twhan

tersebut &pat ti& menunj- gejala atau gejdanyst tidak texlalu berat

dibandingkm dengan pada timaman rentan (Goodman er al. 1986; Grec 1992; A&us

1996). Sifat ketdmwn yang demikian &%but j u g sebagai low sllscepdibility.

Tanaman yang keba1 (immune) terhadap vim addah kondisi t a m a n ymg tidair

(116)

disebabkan karena tanmm tersebut bukan inang virus, mesh pun kondisi l ingkungm

sesai untuk: perkembangan virus yang brsangkutan (Agrios 1996). Tamman

toleran addah kondisi tanaman yang meskipun mengalami =rangan virus &tau yirus

dapat hmultiplikasi

di

&dam tub& tanaman tersebut namun tanaman tersebut

masih &pat berproduksi dengan cukup baik (Goodman et ai. 1986).

Tingkat ketahanan tamman mgat bervafjasi brdasakan spsies tanman.

Agrios (1996) menptakrtn bahwa vmiasi dalm kerentaxlm t e r W p patopn

di

mkm varieta tumbuhan adalah karena p e r t > e h jenis

dan

mmgkin juga perbedam

jmlah gen mtuk: keahanan ymg mungXun terdapat d a m masing-mastsing varietas.

Swam kfiusus untuk: varietas-Metas kentang yang digmdm dalm pnelitian ini

reaksinya terhadap PVY cukup beragam dmi agak sampai sangat tahm.

Sebagai contoh, varieta Eranola memitiki sifd ketahmm yang sangat baik terhadap

strain

N

(Pw) dibandingkan van'etas-varietas lainnya yang digunakan dalam

penditian ini, &@an ymg paling lem& adalrtfi Bintje W A A 1997).

Siht ketahanan suatu taxlaman Eerhadap virus d q a t ditimbulkm mtam lain

melalui proteksi siXang (crossSptotec#ion) yaib suatu usaha m e n i n ~ t k m tingkat

kehhmm tanaman dengan cara mengintroduksi v i m Iemrmh

ke

dalam twnamztn.

Akibatnya tanman &pat mengembangkm ketrthanannya terhadap infekrsi strain ymg

ganas dari virus yang sama atau ymg dekat kekerabatannya (Matthews 1992,

(117)

Ketahanan terkdap Kum&un

Faktor-fWr yang mmpengaruhi tingkat ketahman tanaman kentang

terhadap kutudaun addah k e t a h a n fisik

dan

fdmia. Kethnm fisik tanaman

misainya, admya rambut-rambut prtrja daun dm ba-g trtnammn, yang mencegah

stifet htudaun rnmcapai jaringan pmbduh tanaman. Menurut Dixon ( 1 985) kentang

liar (SoJanurn berfhaultii) rnempunyai dua macam t i p rambut-rambut glandular yaitu

tip A dm B. T i p A h p a rambut-rambut pndek d e n p ernpat k w l a bexbentuk

empat cuping (four-lobed head) yang bila terjadi kontdc

den*

W u n

meiepetskan cairn yang wpat mengentaf (qujck-~eitingflui6), yang b e h g s i sebagai

permgbp fisik terhdap kutuaaun Demikim pula tip B @t mefepaskan semcam

cairn ysrrg &pat meleMan kutu&lm b y a p e r Z > e b y a tip I3 addah memiliki

rambut-rambut ymg panjang.

Ketwhaxlan kimia pada tamman krjadi h e m tanarnan mengelwkan

senyawwenyaw racm-serangga (insecticides) rndwlui xambut-rambut: pa& daun,

yang efektif untuXE mematikran semgga rnisalnya nikotin, nornikotin

cfan

mabasin

yang dikeluarirrtn oleh rambut-rambut t e m b h u

cfan

petunia (Thwtun et a2. 1970

dalam Dixan 1985) dan 2-Eridekonon pada jenis-jenis tomat liar (Lycopersicon

kzrsuhim

f.

glabratum) (Williams et ad, 1980 ahlam Dixon 1985); faomon-feromon

@heromane@ midnya (E)-P-fzunesen yang dikeIuarb oleh rambut-mbut t i p

B

pada tanaman kentang; tamman m e ~ i l i c a n s e n y a w e n y a w fitodebin mefdui

dindingdinding wl tamman. Dengan a h y a senpwa tersebut m& b d a w

(118)

menghasilkan s e n y a m e n y a w sekunder yang berfwgsi sebagai tmda mtuk

rnengcnal tamman inmgnya. Dengan admy8 senyawenyam selnrnder tersebut

kutudaun tertenhr dapat hidup, dan hrkembang biak pada suatu tanaman, h g k m

bila senyawa ternbut tidak terdapat pada tanaman maka kutudaun tertentu pula tidak

&pat mefan&;sungkan proses hidupnya p d a tanaman tersebut. Senyawa sekunder

umumnya ditemukm di dalam floem bmpa senyawa-senyawa rtsam amino nun-

protein

dan

fenof. Beberap contoh dari senym-seyawa sekunder tersebut addah

sinigrin ymg &pat memikat kutudaun Brevicutyze brassicae, teapi mempunyai

efek negatif t m h h p

M.

persicae (van Emden 1972 &am Dixan 19851, flavonoid

katekin

dan epikatekin

pa& kuncup dan b u n g m a w yang sangat disukai oleh

Mucrusiphm rosae, quinolizidifin pads bgim tamman yang tersemg sapu (witches

broom) yang &pat memikat A, cyrisorum (Wink: ef al. 1982 &lam Dixon 19851,

hidrogen sianida psmda tanaman white clover (Trifolium repem), yang &pat mernikat

A. crnccivoru (Drrtschiia et al, 1979 dalam Dixon f 9851, asam-asam hidrokmik

level t i n d pada famiIi rumput-nxmputm terkntu &pat menekm perkembangan

p pulasi M-lophim dirlaodum, Rhopalosiphum maidis

dan

Sch izaph is pami7aerPn

(Long e6 al. 1977; Argandona ef al. 1980, 1983 U r n Dixon 1 985).

Tmuman l m g

T m m inang rnemphn tanaman tempt hidup

dan

p e(replikasi) ~ ~

PVY. Terdagat dua macam tranaman inang yaitu tamman inmg

utam

dan

&under
(119)

penulmm. Tanaman inang sekunder

a h

berfungsi sebagai sumber virus jika ti@

terdapat inang utama. Potato yim Y mempunyai kisam inang ymg c h p Iw

meliputi berbagai jenis tanman tomat, tembakau, catrai, gulrna seperti nigkshade

(Atropa belldona) dm groundcherry (Prunus spp.) (Walker 1952, Bm#ari et ul.

1993, Steen 1971).

Pendaran PVY rneltalui Kutudaun

Untuk: dapt menimbulh epi&mi m h

harus

terjstdi suatu pemencaran

pettogen dalm suatu ppuIasi prtanamaxl. Pendaran PVY mam umwn, dapat

tejadi melahi umbi yang d i g m a h sebagai bibit, luka ymg d i s e k b h oieh

p r g m h dam,

d m

melahi semgga v e b r (Thomas 1983). Pendamn PVY

melalui kuhldaun menrpalan salah satu kntuk p e n u l m ymg paling efisien dm

&&if &qadi

di

alam. Jwnlah khdaun ymg mampu menuhkm PVY krkisar

antma 17 sampai 30 spesies (Sin& & B o i h u

19W,

Ban& ef al. 1993) @a

hrbagai jenis tanaman.

PenuIaran PVY oleh kutudaun terja8i scam non-persisten yaitu suatu w a

penularan virus ymg hmya terbatas

gada

stilet sehingga vim tersebut ti&

mengalami sirhlasi di dalm tub& serangga, priode mairan ahisisi

dan

pefiode

m h inokuIasi terjadi Wan bebentpa detik

dan

&pat ditdaxk-.dn secara

mekanikvinrs tersebut &pat b e d pa& ujmg stile% (Bawden 1964) atau hrasfa

pa& permuban luar stilet, atau terdapat ddam air ludah kutudaun ymg terdapt pada

(120)

Jika b d a w i mengalami gmgmtim Mit maka htudaun tersebut menjadi

nun-vinrliferus

dan

wtuk menjadi virufifem kembali

maka

ktrtudaun h a w mstkan

p d a tanaman ymg skit (Mmmorosch 1969, Matthews 1992, Radcliff'e et al. 1993;

Banttari et al, 1 993).

Komponen helper (komponen pembmtu) mef"upakm sitlak sahx f a b r pnting

dalam p e n u l m PVY, Menurut Watson & Plumb (1972) komponen pembantu

b e h g s i

wxtuk

mengiht partikc1 vim pada tempat pengihtm khusus (sire of

spec@ty) rfi dalm srtluran kelenjsr 1uda.h kukr&un. Sehingp tanpa adanya

k-amponen pembmtu tersebut m a b virus tidak mw@m tetbstw kutudaun, apdagi

ditufarkan ire &tmmm laimpla. Pada p a w s kompanm pembantu tersebut disebut

sebagai M& &ngm panjang 50-60 Iriiobasa ~ o x o s c h & M s 1981, Maithews

19921, sedangkan &wus untuk PVY pjangnya adalak 58 kifobasa (Thornbury et

al. 1985).

Cam

kutudaun rnemperoieh komponen pemtrantu tersebut adalah dengan

mengisap cairan &naman terinfehi PVY yang mengandung kompnen pembantu

tersebut (Govier & Kmsanis t974).

PVY termasuk kelompk potyvirus dengan asam nukieat kmpa RNA utas

twggd (ssRNA). Menurut de Bokx f t 972) partikel PVY memiliki panjang 730 nm

(121)

berbenhrir

dm

(pin-wheel) yang menrpakan tan& bas dari

PVY

(Walkey et ai.

1994).

Bebrapa sifat fisik lingkungm yang dapat menyebabkan virus menjadi in-

&if addah p e w suhu, I m y a penyimpmm

cfan

pengenceran. Titik inal;tivasi

suhu untuk PVY addah 5 2 ° ~ 2 Q ~ (de Balk 19?2), imktivasi pengenceran kira-kira

l~'-l0~ (Walker 1952; de B o b 1972). Sedangkan virus stabil selama 48-72 jam

atau 8 jam sampai $id& lebih dari 16 jam pada

suhu

20'~ (de B o k 1972; Walkey et

a/. 1994).

Strain

PVY

terdiri dari tip kelompok yaitu keiompok

PV?,

kelompok

~ e ,

d m keiompok

PW.

Pengeiompokm shain tersebut berdasukan pa& gejala

yang ditimbulb petda tamam kentang

dm

beberap tamman lainnya seperti

k m W u (Nicodiana fabacum) cv. "White Buxley" d m "Samsm" sertw Physalis

froridma (de Bokx & Piron 1977, de BoJYI & Huttinga 1981, Beemster & de Bokx

3 987, Hooker 1990, Banttari et al. 1993).

Strain P Vadalah strain ~ yang paling mum terdapat di selwuh pertanaman

kentang di dunia. Swam mum gejafanya addah dam krkenrt, mosaik sisbnik,

rugositiu, daun bergaris-garis, clan gugur.

P&

tamman P. frorldal~u

PW

menimbdkm gejda nekmsis sistemk, h g k a n pda tanarnan N. t&cm

menimbdkan gejala musaik siskxnik. Strain P V Y ~ disebut strain tulang daun

(122)

Parfa tEtnrunztn kentang menyebabkan gejala mosaik ringan s d m g k m p d a

P.

$oridam menimbdkan gejaIa rnasaik sistemik

dm

pxh

N tabucum menimbdkm

gejala Mang

daun

nekrosis sistemik. Strain disebut strain bercak beygaris,

ditemukan di Eruw India, dm Australia. R&i kebanyakan varietas Irentmg

bxhadrtp strain ini adalah hipexsensitif Pada varietas kentang yang rentan

rnenimbutkm gejala mosaik sistemik atau bercak berms,

P.

Poridana

rnenimbulkm gejda nekrasis dstemik dm pada

iV

tabactun menimbulkm gejda

mosaik sisternik (de B o b 1972; Barn& ef al. 1993).

Teliah dikemukakan b&wa timbulnya penyakit tergantung p d a strain

virus,

kcpekaan

~~,

umur timaman saat infeksi clan linghngan. Hal tersebut &pat dicontohkm pada varietas Russet Nwkotah, gejala PW tiW brkembang dengan

Kliisifrkasi Kutudaun

S e c m taksonomi

M

persicae dm A. gossypii $ergolung dalm Klas :

Insekta, Ordo : Humoptera, Subordo : Stenurrhyncha, Superfmili : Aphidoidea,

Famili : Aphididae, Gnus : Aphis (Borror & &long 1954).

Ciri-ciri Kutudaua

Ciri-ciri kutudaun yang dx'gumbn didam penelitian ini krdasarkan hasif

(123)

Myzus

pmicae

(Sulzer)

Imago

ti&

Etersavwp

Kcpala ti& berwma, Inming pucat, hijau kehingitn, hijau, hijau abu-abu

mgai me& gel* Mata merah @lap hampir hitam. Antena tidak berwama &tau

Wftxrtanya m a d e w kepalw, b gujmg

ruas

V dm

ruas

W kehitman. PmgbI.

X O pucat, ~ tengahnya kecoklatan

d m

ujungnya hitam.

To&

kjau pucat, bjau

kekunhgan, hijau, hijau kecoklatan, rnerah j m b u @ink)> m p a i cokiat kemerahan

S i f b h l i ti& txrwarna, k e c d i hgian ujung coklat pucat m p a i k e h h n a a

Kauda kuning pu&, hijw kekmhgan atau hampir

ti&

krwruna. Pangid femur

&n tibia hampir ti& hrwama, hijau zatrur coklat pucat, ujmg femw

dan

tibia gelap

kehitmarr, tarsus hitam.

Panjang tub& berkisar mtara

X

.2-2,6 mm. Kepala den@ tonjolan antem

yang jelas, konvergen, b e r ~ u l ~ , kadang-kadang ads rambut yang ujungnya

melebar.

Uj

ung rostrum melewti k a h kedua, Panjstng antena brkisar antara 0.7-

1.2 Mi pztnjang tubuh, mas I-VI berimbrikasi

d m

berambut pendek nras f dan I1

imbfikinya kasar,

ruas

El tanpa rinrsria sehder. F)orsum abdomen agak k a w dm

ba@m sisi dekat pangkal sifunkvii terdapat duri-dwi, Sifunkuti silindris

dm

wgak

membengirak di sepertiga bagim ujungnya dan berbibir. Ujwg s i f d d i berimbrikasi

dan

kqpris-garis halus. a u d a berduri-duri, dm di bagian ten-ya menggenting
(124)

Irnayu bersayap

Kepala hitam sampai kehiman. Mata merah geiap sam+ hitam. Pangkd

rostrum hijau pucat dan ujungnya gelap. h t e n a hitam kecurtli pangkal nras Ill yang

pucat. Torairs hitam dengan beberap bagian hijau pucat. Abdomen caklat

keinmingan, kuning pucat atau hijau, dengan bagian dorsum abdomen berbercak

frit6un, dm behapa hrcak: kwil disisi abdomen dan disekitar pangkal s i f d d i .

Sifunkuli caklat kehitaman. Kauda bijau puwt, kekuningstn, hijau rttau kehifaman.

Panw femur dm tibia tidair ~ ~tetapi ujung femur kecoklatatl a , dm ujung

tibia kektmstn, tarsus hitam.

Panjmg tubuh M s a r antara 1.3-2-5 mm. Ke@a dengm tonjolan

anem

yang jelas, konvergm

dan

bergranular t-pi Xetrifi MUS daripada imago tidak

bemyap. Ujung ro&m menmpai koksa kdua. Panjang antem sekitar 0.8- 1.4 Mi

panjmg tub&; nras I-VI kirnbrikrtsi, tetapi ruas I

d m

If imbrikasi lebih jelas, nras

mempunyai rinaria sekunder 6-15 biasanya 1 1

dan

b e r u b kecil dm s e h g

tersusun &lam bent& barisan. S i W u l i silindris, d e b pangkal menyempit

dan

di bagian ujung membenghk, berimbikasi

dan

brbibir. Kauda krduri-duri dan

tengdmya menggenting, berambut 5-7 biasanya 6 .

Aphis gossypii (Glover)

I w u tidak bersaya~

Kepla fcuning pucat, kjau sampai hijau kehitmm, t c a d a n g - b g hampir

(125)

kehmingan dan ujmgnya kehitamm. Antena ruas

X

d w 3I m a n y a sama den-

kepaJa, p & l nras IXf dm

TV

hampir ti& bewarm tetapi ujungnya Irehitaman,

mas V &n'VI kehieaman mpai hitam. Tubuh kuning pucat atau hijrtu kehi-

sampi hitam. Tub& sering tertutup bahan putih seperti lilin. Pm&l s i W i

pucat ujungya kehtaman, kadang-kadmg mulai dari pangkd kehitzlman. Kauda

kehitaman , kadmg-Iradmg hampir h i m . Tmgkai treIakang Iebiih gelap daripada

tm&i tengah

dm

hmgkai d e w . Pangkd femur dm tibia cuklat kekuningm dm

ujunpya kehitmm, tarsus hitam.

Panjmg Muh krkisar antara 09-1.8 mm. Repala tanpa tonjdan antem yang

jelas, &en& di antara antena Iicin, dan dmrah di antam mta b a g h d e p granular.

Uj

ung mstnrm meletrihi kaksa kedua. Panjang antea seIritar 0.7 kali panjang

tub&;

nlas I

dm U

Iicin, tetapi sisi Manmya grafiutar d m befimbribi,

ruas

W-W

berimbfikasi

dm

bembut w h g Dorsum abdomen licin

dm

di sekihr l u h g

t&ea texdapat b e d kecil. Sifuddi silindriq menyempit

ke

arah ujung atau srtmpai

ke bagian ten& ~Xanj-ya sama lebar sampai ke ujung, berimbrikasi

clan

ujunpya

berbibir. Kauda berduri, bagian ten& mengenting, bermbut 5-6,

h a ~ o bersava~

K e p l a hitam. Mats memh ~ I a p hampir

hi-.

Pm@ rostrum hijau pucat

atau coklat k e h i n g m

d m

ujungnya kexxitaman. Antem ktam. Veaa =yap dew
(126)

antam sihnkufi

dm

sekitar paxlgk& sifrmIruli serta

di

bagian fated abdomen terdapat

bercair. Pangkd sifunkuli hijau kchitaman

dan

ujmgnya h i m . Kztuda hijau gelap

sampai Irehitaman. Pan@$ femur

dan

tibia cuklat kmg, uj ungnya cakiat, kehitanm

sampai bitam, tarsus h i m .

Panjang tub& berkisar antara 0.9-1 .B mm. K w l a dengan tonjotan antena

kwil

ti&

lebih dari verteks,

&en&

di

antara

mtem

dm

mta

ticin. Ujung rostrum

melebihi koksa kedw. Panjang antem sektar 0.8 kali panjang tubufi;

nras

I dm

U

iicin, tetapi sisi Mmya granular

ir

berirnbrikasi,

nras 111-W

brhbrikasi,

bermbut pndek, padEa

ruas

LH

term 5-10 r l M a s e W e x , nrrts

IV

dan

V

mempunyai rimria s e h d e r . AMomm mempunyai bmak kr&kdasi di b e f h g

si fmkuli. Sifunkdi silindris, menyempit dari pa@d samplti sepertiga atrux &ngah

pmjang dari pan@& dm danterusnya

ke

asah

ujwg

sama

k b a ~ ~ berimbriki $atl

ujungnya berbibir tipis. K a h berduri, seingkali bagian te@ya mengpting,

dan berambut 4-7, rambut panjag biasanya ag& beqkok.

Pernencmlran Kutudaun

Menunrt C a r (1973) perpindahan kutudaw &pat dikeiompokkm menjadi

tiga kefompok yaitu migrasi, pmencaran (dispersaJ) dan perpindahaxl Iobl

(movement>. Migmi yaitu perpinddm jarak yang jauh, yang mencapai ratusan

kilometer. Pemencarzan h I a I n pefpitldah j d &ka4 midnya d a i tamman i m g

(127)

apterae adalah perpindah kutudaw1 dari satu bagian tanman ke baaan taxlaman

laimya dengm beddan sedangIran perpinuan Iokd oXeh kutudaufl alate dilakukan

dengan &if tetrang

dari

wtu tanaman ire metmanlainnya tetapi masih cfalam satu

a d .

Perpin- lob1 dibagi lagi menjadi dua kefompk yaitu perpindahan inm-

inang (i~rahost movement) dm perpiridahan antar-img (inferhost movemenf ) ,

Perpincbhan intra-img yaitu p e r g e h n kuludaurr dari satu b e a n tanaman

ke

b a g h tanaman l&nnya atau antam $maman yang mernpunyai bun-daun yang sding

bersentuhq sedmgkm p r p i n d h m m - k g adalaxl pepindabm kutudaun dari

satu in* ke inang lztinnya h e m adanya Wvitas manusia mu karena $if& biologi

htudaun misalnya, prpindahan kutudEtun antar tanman inang t e r u w

dari

i m g

utama ke gulma ahu sebdiknya Men- Davies (1932 dulum Carter 1973),73% hd

persicae befpindah tempat s e f m 24 jam.

P e m e n m kukrdnun yang telah diuraikm sekiumnya umumnya krlangsung

pada daerahdaerah beriMim subtrogik yang memiliki empat musirn. S W g k a n p&

daerah yang beddim tmpik temasuk Indonesia ymg hanya terdiri

dari

dua musim

yaitu musim hujm d m kemarau tidaklah demikian, Pada

daerah-daerah

tropik tidak

terjadi pmencaran kutudaun

dari

tanaman inaflg primer ke wbndex atau sebdiknya.

Ha1 ini

h e m

selunrh genemi htudaun dib.asiIkm secara parknogenetik pada
(128)

Menurut Thomas & Vevai (1940 Mum Carter 1973) faktox-f&or yang

mempenganrhi alrtivitas prpindahm kutudaun adalah sufru di atas 21%,

kef embaban relatif

di

b a d 80%, kecepatan m@n

di

bawah 5 mph,

dm

perbedaan

suhu maksimurn dan minimum harim lebih dwi 1 1%. Selain ke empat f&ox tersebut

fairtor kepdatan populasi j u g m e r u m &ah satu f&or ymg turut menyebabkan

prpindafian kutudaun.

Detehi Wrus

Wksi virus tamrim merupakm upaya unhik mcngetahui kekradaan swtu

virus pads tanman. Pendeklrsian virus bergma unhk rnexrentu2Ean seam tepat

met& pqpndalirtn priyakit tanamzur pertanian, dan mendapatkan bahm

perbanyakan tanaman yang kbas virus, memastikan vim sebagai patogen,

dan

rnengebhui pnyebaran swtu virus. k t e b i vim tersebut &pat difalr,ub dengan

cara m e n g g m a h tanaman indikator, uji serologi, mikroskop elektron

dan

elektroforesis. klaramorosch & Harris (1981) rnenyatah brahwa kesdcsesan

pengendalian virus tergantung pda k b e m p falrtar mtara lain menggmkan Man

perbanyakan tanaman y m g bebas

virus,

pngendalian vektar m m mekanik,

pemufiaaxl

dan

seleksi tanaman yang khan

cfan

toiem.

Uji sero1ogi

dildukan berdzlsarkan xmksi antara antigen (virus) clan antibodi.

Pada

saat ini uji seiolugi banyak digwakm d m kegiatan d&bi virus k e r n
(129)

membutuhkztn antiserum M a m juml& kecil dm $id& memerlukan tenaga kerja ymg

banyak (Matthews 1992, M m o r o s c h & Harris 198 1). Menurut Agrios f 1496)

bebrapa metode semlogi antam fain, uji presipitin, uji ring interfase, uji difusi - gel

auchterlony, uji reaksi aglutinasi, dan ELZSA (Empne Linked Immecno Surbe~f

Essay).

Satah satu metode ELISA yang paling =ring d i g w a h adalah metade Double

Anfib* Sandwich. Swam ringkas tahaptahapm dam dari ELISA tersebut krturut-

turut A l a h pembrian antibodi khrsus gada pe~mulcaan padat polystyrene micrufiter

plate, pembrian vim pda antibadi tersebut, pemberim Enzyme-Labeled Antibodies

pada antigen, pemberian enzyme substrate, pnghentim re&i

d m

pembacaan.

Penibahan wastllt menunjdch h y a

virus

ymg sesuai dengan antibodi yang
(130)

BAHAN DAN METODE

Wrtktu dan Temp,at

Penelitim dilahkm di rumh Ecasa Balai Penelitian Tanaman Nias Ciparz~ts,

Laboratorium Biologi Sel dan Mulekuler Pusat Antar Universi#as (PAU) dan

Laboratorium ViroIogi

P B

pada buran Juni 2000 sampai buian Jitnuari 2001.

Bahm dagl Afat

Bakan ymg digmakm ad&& vasietas kentwng Alpha, Bintje, Granola,

Premiere dm Berbdtii (Lampiran I), m e d i m

MS,

bufec fusfat, peroksidase,

AXkuhof 70%, PBST, Tween 20, bufer OPD, bufer eb-i, Imtan M R S , ELISA kit

Kana& bdsem, mhyak cengkeh kertas tisu dan tip pipet mikro. S&gk:an alat yang

digunakm &I& pofibeg 20 x 20 cm, b t u l kuihu, gelas ukur, ELJSA Reader-

@nutech hborato?y, pipet m b , h r , h g z l n serangga I x 1 x 1 meter,

h g m semgga diameter 30 cm tinggi 50 cm,

k w

lukis, object glass, coverglass,

mikruskop binokuler, lampu bunsen, petri dish

dan

&bung reaksi.

Rwacorngao Percabaan

Rmcangm yang d i g u d m d a h Split-Plot R m w p A d Lengkap yang

(131)

Apbila prlstkuan berpengamh nyata r n h pgujian dilanjutkan dengm uji

beda Duncan Multiple Rmge Test (DMRT) pada t m f kepmayxtan 95% untuk

melihat perbedam -mtara perfakuan yang d i h r i h .

Pelahnaaln Penelitian

Proses plaksanaan pnelitian yang &l&W be--tunit sebagai krikut :

S m e i dan identrfikusi htudazm

Survei bertujuaxl untuk mengetahui jenis-jenis htudaun pads pertamman

kentang ymg terdapat dibbupten Bogor dm wkitamya, M h i 1 suwei tersebut

diseleksi dm s p i e s krutudaun yang a3ran d i g m a h &lam penelitian.

Kutudatlll-kdun tersebut selanjutnya diidenti fiicasi berdasariran ciri-ciri

marfologi sesuai dengan b c i identifikasi Blackman & &top (1985). Proses

identifikasi dil- dengan m e n g g w a h prepat pmanen

h l J i c a n

untuk:

mengetahui warm tub& Inrtudaun pengamatan dil- sebfum itu.

Perbanyakan Ku#udaun

Perbanyakan Xnttudaun dilakukm di Bwlai Penefitian Tamman Kias Segunung.

Pada awalnya htudaun &bettaskan

drafl'

PVY dm virus lainnya melalui isolasi imago

kutudaun ti& bemayap selama 24 jam pada dam ke1adi (Xantkasoma sagitifdium

L.) Mam cawan petn 15 x 15 crn atau wad& p l d k lainnya yang seswi. N i d a

(132)

Dengm rnenggmdcan kuas lukis satu ekor nimfa dipindaMEan ke tamman kentang

unt& diperbanyak. Perbanyakam kutudaun tersebut dilakukan datam kwrungan-

k m g a n kedap sexttngga yang terpisah untuk menjamin keb>asaxl kutudaun dari

i v i n r s

d m

percmpuran dengin kutudaun f ainnya.

Perban)fakan Tanaman Ciji

Perbanyakan tamman uji dilalcukan pada dua lokasi. f roses subkultwr sampai

pra-ttMimatisasi diI&&m

di

Lab. Biologi Sel dan Mulekuler sedningkm ddimtisasi

di Kebun P e r c o b IPB h s a Pasir Sarongge.

S u b ~ t w tiecam steril untuk: mempsiapkan Eanaman uji d i l a k h n dew

csra

membuat popotongan-potongan pztda bwku-huh (node)

tammm,

ditammb

di

&lam botul htur berisi medium MS padat (Lampian 2) ymg sudah disiaplran,

Kcmudim di inkubasikan selama durt minggu cfifuang kultw dengm intensitas

penyinaran 1000-2000 luks selama 24 jam prh h pada suXlu 22'-25'~. Setelah dua

rninggu

&man

dipindahkm ke wadah-wadah plastik yang berisi medium arang

sekam (Green leaf 400). Setelah tiga bri, dilakukan proses aklidsasi. Tamman

kentang yang be& di daXm wadah-wadah p l d k tersebut ditempath pula

kondisi temuffgi

clan

tidak kmungi bertunrt-turut selama t i e

bati

dm

dm minggu
(133)

Penmaman Tanaman Uji

Semenm diI&km perbanyakan htu&un, jujp dilakukm pe-

tanaman uji. Penanaman tanaman uji & a d i dengm mempersiapkan medium

tmbuh. Wadah tempat twnbuk yang digmakm adaw trenrpa polibeg berukuran 20

x 20 cm, sebanydc 570 polibeg. Ke dafm pfibg-plibeg tersebut di mwuklcan

medium tumbuh yaw terdiri atas campwan pupuk b d a n g , tanah dm asang sekam

steril d e w perbandingan 1 : 1 : 1.

Bibit kentang benrpa skk-stek pucuk h i 1 &imatisasi diptong 2-3 ruas

den- mmggmdm gmting sterii, kemudiaxl swam langsung ditamm dm tanaman

p d a polibeg-plibeg yang &lah dipsiapkan, W l a h bmman k u m u r tujuh

hari.

setelah tanam (hst) maka dipilih satu tanman k b i k yang selrunjutrtya dipelihara

sebagai tamman uji. Polibeg tersebut

di

swim berdnsarkan mekaisme pengadan

mmgm p m b m yang digunrtkan.

Perbanyahn Tanumn Sumber Inohium

P

W

Smber iinoku1um PVY diperoleh dwi umbi

a d

petaai di Desa Pasir Smngge

yang diduga terinfehi f VY. Umbi t m b u t selanjuhya ditmm. Setelah berumur dua

mi- dm menunjukkan gejda PVY dilakdm uji ELISA untukr mexnastih gejala

d m

mendaptkan kesemgman komtrasi vim pala tanaman yang

airan

digunaEEarr

sebagai sumber if1oInilum. Untuk mendapatIran konsentrasi virus yang

sama

tersebut

d i l & u h meldui pendebtan nilai Optical Demity (panjang gelombang 490 m),

(134)

Setelah diseleksi tanman terpilih d i k b h

ke

tanaman tempat perbanyakm

kutudaun sehingga kutudslufl berpindah ke tanaman sumber inakdwn. Cara ini cfipilih

unu menghindwi kenxskm stnrktur stile* kutudaun ymg merupkm stnktu

penting tempat rnelekatxlya virus. Jumlah kutudaun pada satu twnaman sumber

inokufum addah sebanyak 20 ekor.

Pendarm melalui K u e u n

Setelafr tetnamm uji benrmut hrjuh

fxst dan

Mudsrun yang diperbmyak telah

merrcapai jumiah yang diperlukan maXra saw polibeg &namnin sum& inokulum

d e w 20 b d r t u f l d k e l i p h

di

teagah

ke

19 tamman uji (-bar 1). D k p k m

dari

s

m

htudam d m memencar dan seiraligus menuI81:lcan PVY

ke

tanaman-

tanaman uji yang sebat.

0

: tamman uji

II

(135)

PemeXihaxrran

Tinditkan pemefiharaetn tanaman yang d i l W a n adala31 penyiraman tanaman

dm pengendalim

@ma.

Peabfih Pengamabn

Peubah-pubah yang di amati addah sebqpi krikut :

GeJbla

Pmgmatan gejda bertujuan

uIltuk

mengarnati v i s d segda penrbabn

abnormal yang terjadi sehgai akibat irxkk;si PVY dm m e n g d u i w a h pmunculan

gejala perkma setelah v e h r diakuisisih pads tanaman s&t. P-tan

prkernbangm gejda diletzrdm hingga

akhir

penelitim

dm

pngamtan krhadap

kewpatan munculnya gejala cfilakulran s&ap

irari

setelah dilddamya

airuisisi

hmdam pacfa tanarnzin sumbr inokulum

PVY

mpai munculnya gejala pertama
(136)

Unhk memastikan tanaman uji benar-knar tefinfeksi PVY &a dilakukan uji

EUSA terhadap daun pertam

dm

kecfua dmi 19 haman uji yang digunakan.

ELISA yang

rfigm&m

addah Direct-ELISA. Prosedw ELISA yang digmakin

adalah prutukol AGaIA Inc. (Lampiran 3). Infeksi virus ditandai dengm p m M m

m a pada s u m m ELISA dm mdisis kuantitatif dilakukan dengm pmbacaan

nil& absorbmya p d a panjmg gelombang 490 nm (ELJM Reader-Dymtech

Lubotafory). Apablla hail pembacw absorban pada panjang gelombang 490 nm

menunjuk;ic;an dust kdi Iebih b a r daripadrt absorban kontrul negatif maka mksi

dapat dikatahn pusitif.

Pemencaran Kuhtdaun dan Penduran

P

VY

Pengamatan pmencaran kutudaun krsifat swei dengan cara melakukm

pngamatan kebemhm kutudaun pa& tanaman-tanaman uji. Pengamatan rnulai

dil&ukm satu minggu setelah dmisisi hhdautl pada sumkr inokulum. Selanjutnya

pngamatan dil&ukan setiap minggu satu kali di sepanjang perhunbuhan kentang.

Oleh karena fungsinya sebagai vekor, maka pemencaran kutudaun kriraitm

erat dengan persebaran PVY yang dibawa oleh kutdaun tersebut. Untuk itu maka

pexlgamatm dilakukan terhadap kebradaan kutudaun p d a kentang dm timbulnya

gejafa, Bebrapa hubungm yang diduga timbut addah tamman dengm kutukun dm

menunjukan gej &a

PVY,

tanaman Wpa kutudam tetapi menunjuMrstn gejda

PVY,

tanam den@ kutudaun tetapi tiW menmjukkan gejda PVY, mman &pa

(137)

Tinggi Tanamn

Tiriggi tmmm (&lam centimeter) diukur

dafi

permukan tanah sampai pucuk

tamman Pengukum tin* tanaman ciilaldan sebanyak dua kali ywiht pads 54 hst

dm 74 hst, Penarikan tanman contoh d i l a k h n s e a m acak sistematik dengan

(138)

HASIL

Survei dan IrlentifUrasi Kutadann

Survei kutudaun dikddan di Desa Pasir Sarongge Cipanas pada pertanaman

kentang milik petani setempat. Hasil survei

mennnjuMcan

bahwa, terdapat dua jenis

kutudaun pada kentang

dan

setelah diidentifikasi dengan menggunakan kunci

id-i Blackman & Eastop (1985) kedua kutudaun tersebut adalah M prsirsicae

(Sulzer)

dan

A, gossypii (Glover) (Gambar 2). Kedua spesies kutudaun tersebut [image:138.599.138.509.436.581.2]

selanjutnya digunakan d a b penelitian.

Gambar 2. Imago

T W

Bemyap

(Apterae),

M

persicae (A)

dan

N i f a

dm

Imago
(139)

Gambar

GAMBAR .........................................................................................
Gambar 2. Imago T W  Bemyap (Apterae), M persicae (A) dan N i f a  dm Imago Tidak Bemayap (Apierae], A
Gambar 3. Gejala Mosaik PVY pada Daun Kentang.
Tabel 3. Pen-
+3

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan kualitas perairan juga berpengaruh pada nilai rendemen alginat, bahwa rerata rendemen alginat dari perairan Teluk Awur lebih tinggi bila dibanding dengan

d. Diperlukan adanya kerjasama dengan LSM-LSM Indonesia untuk ikut lebih aktif dalam mempromosikan HAM. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, 2) mentalitas penegak hukum

Dengan melihat hadits yang diriwayatkan Abdullâh bin ‘Umar dan beberapa riwayat lain serta melihat proses turunnya syariat yang tanpa diawali sebab-sebab tertentu serta beberapa

Warna daun sangat berpengaruh pada pemberian pupuk, semakin tinggi dosis pupuk nitrogen yang diberikan maka warna daun yang diperoleh sangat hijau akan tetapi

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerahNya, sehingga Tugas Akhir yang berjudul PERANCANGAN BUKU ESAI FOTO RITUAL SESAJI

Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang diberikan sebagai berikut; (1) Penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) disertai LKS berbasis

Eksplan penyangga bunga merupakan eksplan paling responsif dalam inisiasi tunas dan perbanyakan tunas hasil inisiasi pada media MS + 0,2 mg/l BAP + 0,02 mg/l NAA dengan

Penelitian bertujuan untuk mengkaji sumber eksplan dari tingkat umur panen rimpang yang berbeda terhadap kapasitas pembentukan kalus embriogenik pada kultur meristem jahe