KOPI ARABIKA (Coffea arabica)
SKRIPSI
OLEH :
AGNES HELEN R. PURBA 080303065
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
KOPI ARABIKA (Coffea arabica)
SKRIPSI
OLEH :
AGNES HELEN R. PURBA 080303065
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agroekoteknolgi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
Nama : Agnes Helen R. Purba
NIM : 080303065
Program Studi : Agroekoteknologi
Minat : Ilmu Tanah
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
(Ir. Posma Marbun, MP.) (
Ketua Anggota
Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S.D.A.A.)
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
The purpose of the study was to find out the land suitability classes in
Lintong Nihuta regency of Humbang Hasundutan for Coffee (Coffea arabica). Is
obtained 15 SPT (set of land) what is determined by pursuant to map of land,
ground type, map of inclination of slope and map of place height yielded from
topography map with the scale 1 : 50000, is later conducted by overlay.
Assessment of land suitability pursuant to staff criterion center the research of
land of bogor year 1983 with the limit method of pursuant to
Djaenuddin, dkk., 2003
The result of analysis showed the unity of all the sample has appropriate
class of land potential at SPT (set of land) 1, 2, 5, 6, 9, 11, 12, and 14 is N(rc),
class of land potential at SPT (set of land) 3 and 4 is S3(wa), class of land
potential at SPT (set of land) 7, 8, 10, 13, and 15 is S3(wa,rc).
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan di
Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tanaman kopi
arabika (Coffea arabica).
Diperoleh 15 (lima belas) SPT (satuan peta tanah) yang ditentukan
berdasarkan peta jenis tanah, peta kemiringan lereng dan peta ketinggian tempat
yang dihasilkan dari peta topografi dengan skala 1 : 50.000, kemudian dilakukan
overlay. Penilaian kelas kesesuaian lahan berdasarkan kriteria Staf Pusat
Penelitian Tanah Bogor Tahun 1993 dan metode evaluasi lahan adalah metode
limit berdasarkan Djaenuddin, dkk., 2003.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan potensial SPT
(Satuan Peta Tanah) 1, 2, 5, 6, 9, 11, 12, dan 14 adalah N(rc), kelas kesesuaian
lahan potensial SPT (Satuan Peta Tanah) 3 dan 4 adalah S3(wa), kelas kesesuaian
lahan potensial SPT (Satuan Peta Tanah) 7, 8, 10, 13, dan 15 adalah S3(wa,rc).
Agnes Helen Rotua Purba dilahirkan di Medan pada tanggal 5 Mei 1990.
Anak pertama dari 3 (tiga) bersaudara. Putri dari Ayahanda M. Purba dan Ibunda
M. Siregar
Riwayat Pendidikan
- SD Swasta St.Thomas 4 Medan, lulus pada tahun 2002.
- SLTP Swasta St. Thomas 1 Medan, lulus pada tahun 2005.
- SMA Swasta Methodist 1 Medan, lulus pada tahun 2008.
- Tahun 2008 lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur
SNMPTN di Program Studi Ilmu Tanah, Departemen Agroekoteknologi,
Fakultas Pertanian.
Aktivitas Selama Pendidikan
- Anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA) Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
- Peserta Seminar Nasional “Tindak Lanjut Pembangunan Pertanian Pasca
Swasembada Beras 2008” pada 8 Agustus 2009 di FP USU Medan.
- Peserta Seminar dan Lokakarya Nasional “Optimalisasi Pengelolaan Lahan
dalam Upaya Menekan Pemanasan Global Mendukung Pendidikan Berbasis
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)” pada
12 Februari 2010 di FP USU Medan.
- Peserta Seminar Pertanian 2011 “Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional”
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Evaluasi Kesesuaian Lahan Kecamatan
Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)”.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yang
telah mendidik dan mendukung penulis selama ini. Penulis juga menyampaikan
ucapan terima kasih kepada Ibu Ir. Posma Marbun, MP selaku ketua komisi
pembimbing dan kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S. D.A.A.
selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan
serta memberikan masukan berharga kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik Tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak
kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi seluruh pihak yang membutuhkan.
Medan, Mei 2013
ABSTRACT... . i
ABSTRAK... . ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP... . iii
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... . viii
DAFTAR GAMBAR………... . viii
DAFTAR LAMPIRAN………... . ix
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 4
Kegunaan Penelitian ... 4
TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah ... 5
Evaluasi Lahan ... 5
Metode Evaluasi Kesesuaian Lahan... 8
Karakteristik Lahan... 9
Sifat Fisik Tanah... 11
Drainase Tanah... 11
Kedalaman Tanah... 11
Tekstur Tanah... 13
Bahaya Banjir... 14
Bahan Kasar... 14
Kapasitas Tukar Kation (KTK)... 14
Kejenuhan Basa (KB)... 15
pH Tanah... 15
C-Organik Tanah... 16
Erosi... 16
Perhitungan (Prediksi) Laju Erosi Metode USLE……….. 17
a. Faktor Erosivitas Hujan (R)………... 18
b. Faktor Erodibilitas Tanah (K)……… 19
c. Faktor Topografi (LS)……… 20
Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
Bahan dan Alat ... 25
Metodologi Penelitian ... 25
Pelaksanaan Penelitian ... 26
Tahap Persiapan ... 26
Tahap Kegiatan di Lapangan... 26
Tahap Analisis di Laboratorium... 27
Analisis Kesesuaian Lahan ... 27
Parameter Yang Diukur... 27
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil……….. . 31
Pembahasan ... 47
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan………. 54
Saran ... 55
1. Kelas Struktur Tanah………... 19
2. Kelas Permeabilitas Tanah………. 19
3. Nilai Faktor Penutup Vegetasi (C) Untuk Berbagai Tipe
Pengelolaan Tanaman……….. 21
4. Nilai Faktor P Untuk Berbagai Tindakan Konservasi Tanah……... 21
5. Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi………. 22
6. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 1 untuk Tanaman
Kopi Arabika (Coffea arabica)………. 32
7. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 2 untuk Tanaman
Kopi Arabika (Coffea arabica)……… 33
8. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 3 untuk Tanaman
Kopi Arabika (Coffea arabica)……… 34
9. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 4 untuk Tanaman
Kopi Arabika (Coffea arabica)……… 35
10. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 5 untuk Tanaman
Kopi Arabika (Coffea arabica)……… 36
11. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 6 untuk Tanaman
Kopi Arabika (Coffea arabica)………. 37
12. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 7 untuk Tanaman
Kopi Arabika (Coffea arabica)…... 38
13. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 8 untuk Tanaman
Kopi Arabika (Coffea arabica)…... 39
14. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 9 untuk Tanaman
Kopi Arabika (Coffea Arabica)……… 40
15. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 10 untuk Tanaman
17. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 12 untuk Tanaman
Kopi Arabika (Coffea arabica)……… 43
18. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 13 untuk Tanaman
Kopi Arabika (Coffea arabica)……… 44
19. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 14 untuk Tanaman
Kopi Arabika (Coffea arabica)……… 46
20. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 15 untuk Tanaman
No. Judul Halaman
1 Peta Lokasi Penelitian... 26
2. Peta SPT (Satuan Peta Tanah)……… 60
3. Peta Kesesuaian Lahan Aktual……… 61
4. Peta Kesesuaian Lahan Potensial………. 62
No. Judul Halaman
1. Lampiran Karakteristik Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman
Kopi Arabika (Coffea arabica)... 63
2. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Badan
Meteorologi Lintong Nihuta Periode Tahun 2003-2012... 64
3. Data Kelembaban Udara (%) Rata-Rata di Stasiun Badan
Meteorologi Lintong Nihuta Tahun 2003-2012... 64
4. Data Suhu Udara (oC) Rata-Rata di Stasiun Badan Meteorologi
Lintong Nihuta Periode Tahun
2003-2012... 64
5. Jenis Usaha Perbaikan Karakteristik Lahan Aktual (saat ini) untuk
Menjadi Potensial Menurut Tingkat Pengelolaannya...65
6. Data Luas Daerah Satuan Peta Tanah (SPT)………. 66
7. Data pH H2O, Basa-basa Tukar, Kapasitas Tukar Kation (KTK),
Kejenuhan Basa, C-Organik, N-Total, dan C/N... 68
8. Data Tekstur Tanah... 69
The purpose of the study was to find out the land suitability classes in
Lintong Nihuta regency of Humbang Hasundutan for Coffee (Coffea arabica). Is
obtained 15 SPT (set of land) what is determined by pursuant to map of land,
ground type, map of inclination of slope and map of place height yielded from
topography map with the scale 1 : 50000, is later conducted by overlay.
Assessment of land suitability pursuant to staff criterion center the research of
land of bogor year 1983 with the limit method of pursuant to
Djaenuddin, dkk., 2003
The result of analysis showed the unity of all the sample has appropriate
class of land potential at SPT (set of land) 1, 2, 5, 6, 9, 11, 12, and 14 is N(rc),
class of land potential at SPT (set of land) 3 and 4 is S3(wa), class of land
potential at SPT (set of land) 7, 8, 10, 13, and 15 is S3(wa,rc).
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan di
Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tanaman kopi
arabika (Coffea arabica).
Diperoleh 15 (lima belas) SPT (satuan peta tanah) yang ditentukan
berdasarkan peta jenis tanah, peta kemiringan lereng dan peta ketinggian tempat
yang dihasilkan dari peta topografi dengan skala 1 : 50.000, kemudian dilakukan
overlay. Penilaian kelas kesesuaian lahan berdasarkan kriteria Staf Pusat
Penelitian Tanah Bogor Tahun 1993 dan metode evaluasi lahan adalah metode
limit berdasarkan Djaenuddin, dkk., 2003.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan potensial SPT
(Satuan Peta Tanah) 1, 2, 5, 6, 9, 11, 12, dan 14 adalah N(rc), kelas kesesuaian
lahan potensial SPT (Satuan Peta Tanah) 3 dan 4 adalah S3(wa), kelas kesesuaian
lahan potensial SPT (Satuan Peta Tanah) 7, 8, 10, 13, dan 15 adalah S3(wa,rc).
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu daerah di Sumatera Utara yang sudah terkenal dengan kopinya
adalah Lintong Nihuta. Secara geografis lokasi ini terletak pada 2013’ -2020’ LU
dan 98047’ – 98057’ BT. Menurut data yang dikemukakan oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (2009), Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten
Humbang Hasundutan yang memiliki luas wilayah 18.126,03 Ha dengan luas
lahan kebun rakyat 1.185 Ha dimana luas lahan perkebunan kopi sebesar
1.647 Ha. Umumnya komoditi yang paling banyak terdapat di Kecamatan Lintong
Nihuta ini adalah kopi dengan produksi sebesar 1.426,10 ton dan mata
pencaharian utama masyarakatnya adalah berkebun kopi arabika. Namun
kehidupan dan perekonomian masyarakat di Lintong Nihuta tersebut belum
maksimal.
Tanaman Kopi Lintong dari spesies Arabika telah dikenal di mancanegara
yang memiliki keunggulan komperatif dibanding kopi lain di Indonesia. Kopi
Lintong merupakan Natural Endowment bagi Kabupaten Humbang Hasundutan
yang memiliki keunggulan cita rasa seperti : aroma dan rasa yang prima serta
mutu yang lebih tinggi. Kopi Lintong termasuk jenis Arabika dan telah diakui
sebagai specialty coffee oleh Specialty Coffee Association of America (SCAA)
sejajar dengan Kopi Gayo, Takengon, Toraja Coffee, dan Java Coffee
Menurut data Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan (2009)
produksi kopi arabika di Kecamatan Lintong Nihuta menghasilkan 1.336, 75 ton
dengan luas panen 1598 ha dan produktivitas 0,83 ton per hektar. Produktivitas
tersebut seharusnya berpotensi meningkat hingga 1 ton per hektar.
Tanaman kopi arabika di Kecamatan Lintong Nihuta ditanam pada tanah
entisol dan inceptisol, yang secara umum memiliki tingkat kesuburan tanah yang
rendah. Menurut literatur Damanik, dkk., (2010), pada entisol reaksi tanahnya
mulai dari masam hingga agak masam. Kandungan bahan organik beragam dari
sedang sampai tinggi. Jumlah basa dapat tukar, Kejenuhan Basa (KB) dan
Kapasitas tukar kation (KTK) juga bervariasi dari rendah sampai tinggi.
Sedangkan inceptisol memiliki reaksi tanah masam sampai agak masam
(pH 4,6-5,5) dan agak masam sampai netral (pH 5,6-6,8). Kandungan bahan
organik sebagian rendah sampai sedang sebagian lagi sedang sampai tinggi.
Jumlah basa-basa dapat tukar diseluruh lapisan tergolong sedang sampai tinggi.
Kapasitas tukar kation (KTK) sedang sampai tinggi di semua lapisan. Kejenuhan
Basa (KB) rendah sampai tinggi.
Kecamatan Lintong Nihuta merupakan salah satu daerah sentra penghasil
kopi arabika, tetapi beberapa tahun terakhir di daerah ini mengalami penurunan
produksi kopi arabika. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Oleh karena itu
perlu dilakukan evaluasi lahan dalam menilai sumber daya lahan untuk
memberikan informasi dan / atau arahan penggunaan lahan untuk tanaman kopi
arabika. Berdasarkan literatur Rayes (2007) pada daerah yang kurang sesuai dan
memiliki faktor-faktor pembatas perlu dilakukan usaha-usaha perbaikan lahan
irigasi / pengairan; untuk kendala pada drainase dilakukan perbaikan sistem
drainase, seperti pembuatan saluran drainase; untuk KTK melalui pengapuran dan
penambahan bahan organik; untuk pH melalui pengapuran; untuk N total, P2O5,
dan K2O5 melalui pemupukan. Bahaya banjir dengan cara pembuatan tanggul
penahan banjir serta pembuatan saluran drainase untuk mempercepat pengaturan
air, serta bahaya erosi dengan cara usaha pengurangan laju erosi, pembuatan teras,
penanaman sejajar kontur, penanaman tanaman penutup tanah.
Penggunaan lahan yang optimal memerlukan keterkaitan dengan
karakteristik dan kualitas lahannya. Hal tersebut disebabkan adanya keterbatasan
dalam penggunaan lahan sesuai dengan karakteristik dan kualitas lahannya, bila
dihubungkan dengan pemanfaatan lahan secara lestari dan berkesinambungan
(Djaenuddin, dkk., 2003).
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian evaluasi
kesesuaian lahan untuk tanaman kopi arabika (Coffea arabica) di Kecamatan
Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan dan usaha-usaha perbaikannya
sehingga diharapkan nantinya akan dapat meningkatkan hasil kopi arabika di
daerah tersebut. Data kesuburan tanah dan iklim pada daerah penelitian akan
dimatchingkan (dicocokkan) dengan persyaratan tumbuh tanaman sehingga
diperoleh kesesuaian tanaman pada daerah tersebut
Dengan adanya kegiatan penelitian ini, maka diharapkan petani di
Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan dapat
mengembangkan komoditi kopi arabika pada lahannya yang sesuai dengan
potensinya, sehingga produksi yang akan diperoleh dapat meningkat dan pada
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian lahan
Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tanaman kopi
arabika (Coffea arabica).
Kegunaan Penelitian
- Sebagai bahan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan atau bagi yang
memerlukan dalam budidaya tanaman kopi arabika (Coffea arabica) yang sesuai
dengan kondisi lahannya di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang
Hasundutan
- Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas
TINJAUAN PUSTAKA
Survei Tanah
Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam
dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah
satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan
wilayah. Makin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan survei pada
skala yang besar akan memberikan manfaat yang lebih besar, tergantung dengan
pelaksanaan survei yang dilakukan (Hakim, dkk, 1986).
Survei dan pemetaan tanah merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan saling memberi manfaat bagi peningkatan kegunaannya. Kegiatan
survei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan dan peta-peta. Laporan survei
berisikan uraian secara terperinci tentang tujuan survei, keadaan fisik dan
lingkungan lokasi survei, keadaan tanah, klasifikasi dan interpretasi kemampuan
lahan serta saran/rekomendasi (Sutanto, 2005).
Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan
memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah yang sama dan hampir
sama ke dalam satuan peta tanah tertentu dengan mengamati profil tanah atas
warna, tekstur, konsistensi, sifat-sifat kimia, dan lain-lain (Hardjowigeno, 2003).
Evaluasi Lahan
Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup
bahkan keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya secara
potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan (Djaenuddin, dkk., 2003).
Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk
tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah
teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan / atau arahan
penggunaan lahan sesuai dengan keperluan (Ritung, dkk.,2007).
Evaluasi lahan ialah proses penilaian keragaan (performance) lahan jika
dipergunakan untuk tujuan tertentu meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei
dan studi bentuk lahan, vegetasi iklin dan dan aspek lahan lainnya, agar dapat
mengidentifikasi dan membuat perbandingan berbagai alternatif penggunaan
lahan yang mungkin dikembangkan (Arsyad,1989).
Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian
lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial).
Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik
tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-masukan
yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa
karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh
tanaman yang dievaluasi. Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian
lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan
(Ritung, dkk., 2007).
Menurut FAO (1976) kegiatan utama dalam mengevaluasi lahan adalah
1. Konsultasi pendahuluan meliputi pekerjaan-pekerjaan persiapan antara lain
penetapan yang jelas tujuan evaluasi, jenis data yang digunakan, asumsi yang
akan digunakan mengevaluasi, daerah penelitian serta intensitas dan skala survei.
2. Deskripsi dari jenis penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan dan
persyaratan-persyaratan yang diperlukan.
3. Membandingkan jenis penggunaan lahan dengan tipe-tipe lahan yang ada. Ini
merupakan proses penting dalam evaluasi lahan, dimana data penggunaan lahan
serta informasi-informasi ekonomi dan sosial digabungkan dan dianalisis secara
bersama-sama.
4. Hasil dari empat butir tersebut adalah klasifikasi kesesuain lahan
5. Penyajian dari hasil-hasil evaluasi.
Dalam penelitian kelas kesesuaian lahan menurut Husein (1980),
digolongkan atas dasar kelas-kelas kesesuaian lahan sebagai berikut :
1. Kelas S1 : Sangat Sesuai (highly suitable), lahan tidak mempunyai pembatas
yang serius untuk menerapkan pengelolaan yang diberikan atau hanya mempunyai
pembatas yang tidak berarti secara nyata terhadap produksinya dan tidak akan
menaikkan masukan atas apa yang telah biasa dilakukan.
2. Kelas S2 : Sesuai (moderately suitable), lahan mempunyai pembatas yang agak
serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaannya yang harus diterapkan.
Pembatas akan mengurangi produksi atau keuntungan dan meningkatkan masukan
yang diperlukan.
3. Kelas S3 : Kurang Sesuai (marginally suitable), lahan mempunyai pembatas
diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih
meningkatkan masukan yang diperlukan.
4. Kelas N : Tidak Sesuai (not suitable), lahan yang mempunyai faktor pembatas
yang sangat berat dan/atau sulit diatasi.
Metode Evaluasi Kesesuaian Lahan
Metode pembandingan (matching) merupakan salah satu cara untuk
mengevaluasi kemampuan lahan dengan cara mencocokkan serta
memperbandingkan antara karakteristik lahan dengan kriteria kelas kemampuan
lahan sehingga diperoleh potensi di setiap satuan lahan tertentu
(Jamulyo dan Sunarto, 1991 ; Sitorus, 1995).
Karakteristik Lahan
Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi,
penggunaan karakteristik lahan untuk keperluan evaluasi lahan bervariasi.
Karakteristik lahan yang digunakan adalah : temperatur udara, curah hujan,
lamanya masa kering, kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar,
kedalaman tanah, kapasitas tukar kation, kejenuhan basa, pH, H2O, C-organik,
salinitas, alkalinitas, kedalaman bahan sulfidik, lereng, bahaya erosi, genangan,
batuan di permukaan dan singkapan batuan (FAO, 1983)
1. Temperatur udara : merupakan temperatur udara tahunan dan dinyatakan
dalam 0C.
2. Curah hujan : merupakan curah hujan rerata tahunan yang dinyatakan
3. Lamanya masa kering : merupakan jumlah bulan kering berturut-turut dalam
setahun dengan jumlah curah hujan < 60 mm.
4. Kelembaban udara : merupakan kelembaban udara rerata tahunan dan
dinyatakan dalam %.
5. Drainase : merupakan laju perkolasi air ke dalam tanah terhadap aerasi udara
dalam tanah.
6. Tekstur : menyatakan istilah dalam distribusi partikel tanah halus dengan
ukuran < 2 mm.
7. Bahan kasar : menyatakan volume dalam persen dan adanya bahan kasar
dengan ukuran > 2 mm.
8. Kedalaman tanah : menyatakan dalamnya lapisan tanah dalam cm yang dapat
dipakai dalam perkembangan perakaran dari tanaman yang dievaluasi.
9. KTK liat : menyatakan kapasitas tukar kation dari fraksi liat.
10.Kejenuhan basa : jumlah basa-basa (NH4OAc) yang ada dalam 100 g contoh
tanah.
11. Reaksi tanah : nilai pH tanah; pada lahan kering yang dinyatakan dengan data
laboratorium, sedangkan pada lahan basah diukur di lapangan.
12. C-organik : kandungan karbon organik tanah dinyatakan dalam %.
13. Salinitas : kandungan garam terlarut pada tanah yang dicerminkan oleh daya
hantar listrik, dinyatakan dalam dS/m.
14. Alkalinitas : kandungan natrium dapat ditukar, dinyatakan dalam %.
15. Kedalaman sulfidik : dalamnya bahan sulfidik diukur dari permukaan tanah
sampai batas atas lapisan sulfidik, dinyatakan dalam cm.
17. Bahaya erosi : bahaya erosi diprediksi dengan memperhatikan adanya erosi
lembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (reel erosion), dan erosi parit
(gully erosion), atau dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang
(rata-rata) pertahun.
18. Genangan : jumlah lamanya genangan dalam bulan selama satu tahun.
19. Batuan di permukaan : volume batuan (dalam %) yang ada di permukaan
tanah/lapisan olah.
20. Singkapan batuan : volume batuan (dalam %) yang ada dalam solum tanah.
Sifat Fisik Tanah
Drainase tanah
Drainase berarti keadaan dan cara air lebih (excess water) keluar dari
tanah. Air lebih adalah bagian dari air yang ada di dalam tanah yang tidak dapat
dipegang atau ditahan oleh butir-butir tanah dan memenuhi ruang pori tanah
sehingga tanah menjadi jenuh air. Dalam keadaan air lebih, drainase menunjukkan
frekuensi dan cara tanah bebas dari air lebih, dan mencerminkan kecepatan air
lebih keluar dari tanah (Arsyad, 2009).
Kelas drainase tanah dibedakan dalam tujuh kelas sebagai berikut :
1. Cepat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi sampai sangat tinggi
dan daya menahan air rendah. Tanah demikian tidak cocok untuk tanaman
tanpa irigasi. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna
homogen tanpa bercak atau karatan besi dan aluminium serta warn agley
2. Agak cepat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi dan daya menahan
air rendah. Tanah demikian hanya cocok untuk sebagian tanaman kalau tanpa
irigasi. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogeny
tanpa bercak atau karatan besi dan aluminium serta warna gley (reduksi).
3. Baik, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang dan daya menahan air
sedang, lembab, tapi tidak cukup basah. Ciri yang dapat diketahui di lapangan,
yaitu tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan atau
mangan serta warn agley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 100 cm.
4. Agak baik, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang sampai agak
rendah dan daya menahan air rendah, tanah basah dekat ke permukaan. Tanah
demikian cocok untuk berbagai tanaman. Ciri yang dapat diketahui di
lapangan, yaitu tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan
atau mangan serta warn agley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 50 cm.
5. Agak terhambat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik agak rendah dan
daya menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah basah sampai ke
permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil
tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna
homogen tanpa bercak atau karatan besi dan atau mangan serta warn agley
(reduksi) pada lapisan sampai ≥ 25 cm.
6. Terhambat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik rendah dan daya
menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah basah untuk waktu yang
cukup lama sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah
yaitu tanah mempunyai warn agley (reduksi) dan bercak atau karatan besi dan
atau mangan seikit pada lapisan sampai permukaan.
7. Sangat terhambat, tanah dengan konduktivitas hidrolik sangat rendah dan daya
menahan air sangat rendah, tanah basah secara permanen dan tergenang untuk
waktu yang cukup lama sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk
padi sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di
lapangan, yaitu tanah mempunyai warna gley (reduksi) permanen sampai pada
lapisan permukaan (Djaenudin, dkk, 2003).
Kedalaman Tanah
Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang baik bagi
pertumbuhan akar tanaman, yaitu kedalaman sampai pada lapisan yang tidak
dapat ditembus oleh akar tanaman. Lapisan tersebut dapat berupa lapisan padas
keras (hard pan), padas liat (clay pan), padas rapuh (fragi pan) atau lapisan
phlintite (Arsyad, 2009).
Kedalaman tanah dibedakan menjadi :
- Sangat dangkal : < 20 cm
- Dangkal : 20 – 50 cm
- Sedang : 50 – 75 cm
- Dalam : > 75 cm
Tekstur tanah
Istilah tekstur tanah berkaitan dengan kisaran ukuran partikel tanah, yaitu
partikel penyusun tanah tertentu. Ukuran itu terdiri dari ukuran partikel besar,
kecil, atau partikel sedang. Istilah tekstur menyiratkan hal yang kualitatif dan
kuantitatif. Secara kualitatif, tekstur menyatakan “rasa” dari bahan tanah, apakah
kasar atau terasa berpasir, atau halus dan lembut. Dalam arti yang lebih
kuantitatif, istilah tekstur tanah menyatakan distribusi ukuran partikel terukur atau
proporsi dari berbagai kisaran ukuran partikel yang terdapat pada suatu
tanah.dalam pengertian ini tekstur tanah adalah atribut tanah yang bersifat
permanen dan alami (Hillel, 1980).
Tekstur tanah adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi
kapasitas tanah untuk menahan air dan permeabilitas tanah serta berbagai sifat
fisik dan kimia tanah lainnya (Arsyad, 2009).
Pengelompokkan kelas tekstur yang digunakan adalah :
- Halus (h) : liat berpasir, liat, liat berdebu.
- Agak halus (ah) : lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat
berdebu.
- Sedang (s) : lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu
lempung berpasir.
- Agak kasar (ak) : pasir berlempung.
- Kasar (k) : pasir.
- Sangat halus (sh) : liat (tipe mineral 2 : 1)
Bahaya banjir
Ancaman banjir sangat perlu diperhatikan dalam pengelolaan lahan
pertanian karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
(Hardjowigeno, 1995) mengelompokkan bahaya banjir sebagai berikut :
f0 = tidak ada banjir di dalam periode satu tahun
f1 = ringan yaitu periode kurang dari satu bulan banjir bisa terjadi dan bisa tidak.
f2 = sedang yaitu selama 1 bulan dalam setahun terjadi banjir.
f3 = agak berat yaitu selama 2-5 bulan dalam setahun dilanda banjir.
f4 = berat yaitu selama 6 bulan lebih dalam setahun dilanda banjir.
Bahan Kasar
Bahan kasar adalah persentasi kerikil, kerakal atau batuan pada setiap
lapisan
tanah, dibedakan menjadi:
sedikit : < 15 %
sedang : 15 - 35 %
banyak : 35 - 60 %
sangat banyak : > 60 %
(Djaenuddin, 2003)
Sifat Kimia Tanah
Kapasitas tukar kation (KTK)
Kapasitas tukar kation (KTK) atau Cation Exchange Capacity (CEC)
mempertukarkannya. KTK dinyatakan dengan satuan me/100 g tanah atau
cmol(+) / kg tanah. Istilah 1 me/100 g tanah adalah setara dengan 1 mg H+ yang
dapat diadsorpsi atau dipertukarkan dalam setiap 100 g tanah atau sejumlah ion
lain yang dapat menggantikan 1 mg H+ (Mukhlis, dkk., 2011).
Kapasitas Tukar Kation merupakan sifat kimia yang sangat erat
hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu
menjerap dan menyediakan unsur hara labih baik daripada tanah dengan KTK
rendah. Tanah dengan KTK tinggi bila didominasi oleh kation basa Ca, Mg, K,
Na (kejenuhan basa tinggi) dapat meningkatkan kesuburan tanah, tetapi bila
didominasi oleh kation asam, Al, H (kejenuhan basa rendah) dapat mengurangi
kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau dengan
kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan
kandungan bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowigeno, 2003).
Kejenuhan basa (KB)
Nilai kejenuhan basa (KB) tanah merupakan persentase dari total KTK
yang diduduki oleh kation-kation basa yaitu Ca, Mg, Na, dan K. Juga dapat
dikatakan bahwa perbandingan antara kation basa (Ca, Mg, Na, dan K) terhadap
jumlah total kation yang diikat dan dapat dipertukarkan oleh koloid / liat tanah.
Nilai KB ini sangat penting dalam penggunaannya untuk
pertimbangan-pertimbangan pemupukan dan memprediksi kemudahan unsur hara tersedia bagi
tanaman. Indikasi kesuburan tanah dapat dilihat dari besarnya persentase
kejenuhan basa. Makin besar nilai KB suatu tanah maka unsur hara esensiil
(demikian juga KB) makin tinggi kemampuan tanah dalam menyimpan dan
melepaskan kation serta makin kuat daya sangganya (Winarso, 2005).
pH Tanah
pH didefenisikan sebagai kemasaman atau kebasaan relatif suatu bahan.
Kemasaman di dalam tanah dapat dihitung berdasarkan kedudukan ion H+. Di
alam aktivitas ion H+ dalam tanah atau kemasaman (pH) tanah dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu meliputi bahan induk tanah, pengendapan, vegetasi
alami, pertumbuhan tanaman, kedalaman tanah, dan pupuk nitrogen (N)
(Winarso, 2005).
Kemasaman tanah (pH) dapat dikelompokkan sebagai berikut :
pH < 4,5 (sangat masam) pH 6,6 – 7,5 (netral)
pH 4,5 – 5,5 (masam) pH 7,6 – 8,5 (agak alkalis)
pH 5,6 – 6,5 (agak masam) pH > 8,5 (alkalis)
(Arsyad, 1989).
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion
hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin
masam tanah tersebut. Untuk mengubah pH tanah pada tanah yang terlalu masam
dapat dinaikkan pH nya dengan menambahkan kapur ke dalam tanah
(Hardjowigeno, 2003).
dilakukan, terlebih dahulu harus diketahui mengenai tujuannya, cara penentuan
kebutuhan, bahan dan mutu kapur yang akan digunakan serta cara-cara
penggunaannya. Secara umum pengapuran bertujuan untuk memperbaiki
sifat-sifat fisika, kimia dan biologi dari tanah (Damanik, dkk., 2010).
C-Organik Tanah
Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak
besar hanya sekitar 3 – 5%, tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar
sekali. Adapun pengaruh bahan organik terhadap sifat tanah dan akibatnya juga
terhadap pertumbuhan tanaman adalah :
- Sebagai granulator yaitu memperbaiki struktur tanah
- Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro lainnya
- Manambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (kapasitas
tukar kation menjadi tinggi)
- Sumber energi bagi mikroorganisme
- Menambah kemampuan tanah
(Hardjowigeno, 1995).
Bahan organik tanah begitu penting dalam mendukung produktivitas tanah
dan tanaman karena berperan dalam memperbaiki seluruh aspek produktivitas
tanah atau seluruh sifat dan prilaku tanah. Terhadap sifat kimia tanah, bahan
organik tanah dapat memperbaiki nilai kapasitas tukar kation tanah sehingga dapat
menjerap hara lebih banyak, menyumbang hara ke dalam tanah, terutama hara N,
dipertukarkan (ion Al dan Fe)di dalam tanah dapat mmbentuk senyawa komplek
dengan senyawa organik (chelation) (Rauf, 2011).
Erosi
Menurut Hardjomidjojo dan Sukartaatmadja (2008) Universal Soil Loss
Equation (USLE) adalah suatu persamaan untuk memperkirakan kehilangan tanah
yang telah dikembangkan oleh Smith dan Wichmeier tahun 1978. Apabila
dibandingkan dengan persamaan kehilangan tanah lainnya, USLE mempunyai
kelebihan yatu variable-variabel yang berpengaruh terhadap besarnya kehilangan
tanah dapat diperhitungkan secara terperinci dan terpisah. Sampai saat ini USLE
masih dianggap rumus yang paling mendekati kenyataan, sehingga labih banyak
digunakan daripada rumus lainnya. Persamaan kehilangan tanah tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut:
A=R x K x Lx S x C x P
dimana: A= Jumlah kehilangan tanah maksimum (ton/ha/tahun)
R= Faktor Erosivitas hujan
K= Faktor erodibilitas tanah
L= Faktor panjang lereng
S= Faktor kemiringan lereng
C= Faktor pengelolaan tanaman
P= Faktor praktik konservasi tanah
Metode vegetatif
1. penghutanan / penghijauan kembali
2. penanaman dengan rumput makanan ternak
3. penutup tanah permanen
4. strip cropping
5. pergiliran tanaman dengan pupuk hijau atau penutup tanah
6. penggunaan sisa-sisa tanaman
7. penanaman saluran-saluran pembuangan dengan rumput
Cara mekanik
Termasuk cara mekanik :
- Pengolahan tanah
- Pengolahan tanah menurut kontur
- Teras
- Perbaikan drainase dan irigasi
- Waduk, dam penghambat, rorak, tanggul, dan sebagainya
Metode Kimia
Metode ini dilakukan dengan menggunakan bahan kimia (soil conditioner) untuk
memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur
tanah). Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan antara lain bitumen dan
krilium.
Perhitungan (Prediksi) Laju Erosi Metode USLE
Prediksi erosi pada sebidang tanah dapat dilakukan menggunakan model
yang dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith (Hallsworth, 1987;
Arsyad, 2006) yang diberi nama Universal Soil Loss Equation (USLE) dengan
persamaan sebagai berikut:
A = R x K x LS x C x P……….. (1) dimana :
A = banyaknya tanah yang tereosi (ton/ha/thn)
R = faktor curah hujan dan aliran permukaan
K = faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per indeks erosi hujan (R)
untuk suatu tanah yang di dapat dari petak percobaan standar
LS= faktor panjang lereng yaitu nisbah antara besarnya erosi dari tanah
dengan suatu panjang lereng ditentukan terhadap erosi dari tanah
dengan panjang lereng 72,6 kaki (22,1 meter) dibawah keadaan yang
identik. Faktor kecuraman lereng yaitu nisbah antara besarnya erosi
yang terjadi dari suatu tanah dengan kecuraman lereng tertentu
terhadap besarnya erosi dari tanah dengan lereng 9% dibawah keadaan
yang identik.
C = faktor vegetasi penutup tanah dan pengolahan tanaman yaitu nisbah
antara besarnya erosi dari suatu tanah dengan vegetasi penutup dan
pengelolaan tanaman tertentu terhadap erosi dari tanah yang identik
tanpa tanah.
P = faktor tindakan-tindakan khusus konservasi tanah (pengolahan dan
menurut kontur), yaitu nisbah antara besarnya erosi dari tanah diberi
perlakuan tindakan konservasi khusus tersebut terhadap erosi dari
tanah yang di olah searah lereng, dalam kedaan yang identik.
a. Faktor Erosivitas Hujan (R)
Erosivitas hujan diperoleh dari data curah hujan dari stasiun pengamatan
hujan lokasi penelitian, selama 10 tahun terakhir. Data curah hujan ini digunakan
untuk mengetahui faktor erosivitas hujan (R) dengan rumus:
12
R = ∑ (EI30)i………..(2)
i=l Dimana :
EI30 = -8,79 + (7,01 x R)
RM = 2,21 (Rain)m1,36
EI30 = erosivitas hujan
RM = hujan rata-rata bulanan (cm)
RM = hujan rata-rata bulanan (cm)
Rainm = hujan bulanan (cm)
(Herawati, 2010).
Faktor erodibilitas tanah (K) atau faktor kepekaan erosi tanah dihitung
dengan persamaan Wischmeier dan Smith (1978) :
(2,713M1,14(10-4)(12-a)+3,25(b-2)+2,5(c-3)) K=
100 Dimana :
K = Faktor erodibilitas tanah
M = Parameter ukuran partikel yaitu (% debu + % pasir sangat halus)
(100 - % liat) jika data tekstur yang tersedia hanya data % debu, %
pasir, dan %liat, maka %liat sangat halus dapat diperoleh dengan
sepertiga dari persentase pasir
(Hammer, 1978 dalam Hardoamidjojo dan Sukartaatmadja, 2008)
a = bahan organik tanah (% C x 1,724)
b = kelas struktur tanah (Tabel 1)
c = kelas permeabilitas profil tanah (Tabel 2)
Tabel 1. Kelas Struktur Tanah (Arsyad, 1989)
Struktur Tanah (Ukuran diameter) Kelas
Granular sangat halus Granular halus
Granular sedang sampai kasar Gumpal, lempeng, pejal
Tabel 2. Kelas Permeabilitas Tanah (Arsyad, 1989)
Kecepatan Permeabilitas Tanah Kelas
Sangat lambat (<0,5 cm/jam) Lambat (0,5-2,0 cm/jam)
Lambat sampai sedang (2,0-6,3 cm/jam) Sedang (6,3-12,7 cm/jam)
Sedang sampai cepat (12,7-25,4 cm/jam) Cepat (>25,4 cm/jam)
6 5 4 3 2 1
c. Faktor Topografi (LS)
Faktor ini merupakan gabungan antara pengaruh panjang dan kemiringan
lereng. Faktor S adalah rasio kehilangan tanah per satuan luas di lapangan
terhadap kehilangan tanah pada lereng eksperimental sepanjang 22,1 m (72,6 ft)
dengan kemiringan lereng 9%. Persamaan yang diusulkan oleh Wischmeier dan
Smith (1978) dapat digunakan untuk menghitung LS :
LS= L1/2(0,00138S2+0,00965S+0.0318)……….(3)
Dengan : S = Kemiringan lereng (%)
L = Panjang lereng (m)
d. Faktor Penutup dan Konservasi Tanah (CP)
Faktor pengelolaan tanaman merupakan rasio tanah yang tererosi pada
suatu jenis pengelolaan tanaman terhadap tanah yang tererosi pada kondisi
permukaan lahan yang sama, tetapi tanpa pengelolaan tanaman. Untuk jenis
tanaman dengan rotasi tanaman tertentu atau dengan cara pengelolaan pertanian
dapat menggunakan Tabel 3 dan 4 karena faktor pengelolaan tanah dan tanaman
hasil pengamatan lapangan dengan mengacu pustaka hasil penelitian tentang nilai
[image:40.595.121.432.191.471.2]C dan nilai P pada kondisi yang identik.
Tabel 3. Nilai Faktor Penutup Vegetasi (C) Untuk Berbagai Tipe Pengelolaan Tanaman (Arsyad, 1989)
No .
Jenis Tanaman/Penggunaan Lahan Nilai Faktor C
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Ubi kayu Kentang Kacang tanah Kacang Hijau Kopi rakyat Kopi perkebunan
Kopi dengan penutup tanah Kelapa sawit
Kelapa sawit rakyat Kelapa sawit perkebunan Karet
Kebun campuran
- Kerapatan tingi
- Kerapatan sedang
- Kerapatan rendah
Pohon tanpa semak
Tabel 4. Nilai Faktor P Untuk Berbagai Tindakan Konservasi Tanah (Suripin, 2002)
No. Tindakan Khusus Konservasi Tanah Nilai P
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 12. 13. 14. 15. 16.
Tanpa tindakan pengendalian erosi Teras bangku
Konstruksi baik Konstruksi sedang Konstruksi kurang baik Teras tradisional Strip tanaman Rumput bahia Clotararia Dengan kontur Teras tradisional
Pengolahan tanah dan penanaman menurut garis kontur
Kemiringan 0-8 % Kemiringan 8-20 % Kemiringan > 20 % Penggunaan sistem kontur
Penggunaan sistem strip(2-4 m lebar) Penggunaan mulsa jerami
1 ton/ha 3 ton/ha 6 ton/ha
Penggunaan pemantap tanah(60 gr/1/m2 (CURASOL)
Padang rumput (sementara)
Strip cropping dengan clotataria(lebar 1 m, jarak antar strip 4,5 m)
Penggunaan sistem strip(lebar 2 m-4 m) Penggunaan mulsa jerami(4-6 ton/ha)
Penggunaan mulsa kadang-kadang(4-6 ton/ha)
Tabel 5. Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi (Departemen Kehutanan, 1986)
Kedalaman Solum
Tanah (cm)
Kelas Erosi
I II III IV V
Erosi ton/ha/th
< 15 15-60 60-180 180-480 >480
Dalam >90 SR
0 R I S II B III SB IV
Sedang 60-90 R
I S II B III SB IV SB IV
Dangkal 30-60 S
II B III SB IV SB IV SB IV
Sangat Dangkal <30 B
III SB IV SB IV SB IV SB IV SR : sangat rendah
R : rendah S : sedang B : berat
SB : sangat berat
Syarat Tumbuh Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)
Setiap jenis kopi menghendaki suhu atau ketinggian tempat yang
berbeda-beda. Kopi arabika menghendaki ketinggian tempat antara 500-1700 meter di atas
permukaan laut. Bila kopi arabika ditanam di dataran rendah kurang dari 500
meter di atas permukaan laut biasanya akan berproduksi dan bermutu rendah.
Secara umum tanaman kopi menghendaki tanah yang gembur, subur dan kaya
bahan organik. Kopi juga menghendaki tanah yang agak masam, yaitu antara pH
5-6,5 untuk kopi arabika. Kurang dari angka tersebut kopi juga masih bisa
tumbuh, tetapi kurang bisa menyerap beberapa unsur hara sehingga
kadang-kadang perlu diberi kapur (Najiyati dan Danarti, 1999).
Tanaman kopi tidak tahan terhadap goncangan angin kencang, terutama di
musim kemarau. Karena angin itu mempertinggi penguapan air pada permukaan
dan merebahkan pohon pelindung yang tinggi, sehingga merusak tanaman di
bawahnya. tidak menghendaki air tanah yang dangkal, karena dapat
membusukkan perakaran, sekurang‐kurangnya kedalaman air tanah 3 meter dari
permukaannya. Kopi arabika dapat tumbuh di daerah pada garis lintang
6‐90 LU sampai 240 LS dengan bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 1‐3
bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 1.500 s/d 2.500 mm/tahun. Kopi
arabika ditanam di dataran tinggi 1.250 s/d 1.850 m dpl. dengan Suhu udara
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten
Humbang Hasundutan (2013’ -2020’ LU dan 98047’ – 98057’ BT) dengan
ketinggian tempat 1000 meter sampai dengan >1400 meter dpl yang dilaksanakan
dari bulan September 2012 sampai dengan selesai. Analisis Tanah dilaksanakan di
Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
[image:44.595.210.453.371.717.2]serta Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah
yang diambil dari setiap Satuan Peta Tanah (SPT), serta bahan-bahan yang
digunakan untuk analisis di laboratorium.
Adapun alat yang digunakan adalah Peta Jenis Tanah skala 1 : 50000, GPS
(Global Positioning System), ring sampel, bor tanah, kertas label, kantong plastik,
karet gelang, cangkul, kamera untuk mendokumentasi kegiatan, spidol, alat tulis,
serta alat-alat yang digunakan untuk analisis di laboratorium.
Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan data iklim yang
dikasifikasikan berdasarkan tipe iklim Schimdt dan Ferguson, data kesuburan
tanah meliputi sifat kimia dan fisika dievaluasi berdasarkan kriteria yang
ditetapkan oleh Staf Pusat Penelitian Tanah Bogor Tahun 1993.
Metode evaluasi lahan yang dilakukan adalah metode pembandingan
(matching) merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi kemampuan lahan
dengan cara mencocokkan serta memperbandingkan antara karakteristik lahan
dengan kriteria kelas kemampuan lahan sehingga diperoleh potensi di setiap
satuan lahan tertentu.
Untuk memperoleh kelas kesesuaian lahan untuk tanaman
kopi arabika (Coffea arabica) di Kecamatan Lintong Nihuta, maka data iklim data
hasil pengamatan di lapangan (kondisi fisik lingkungan) dan data hasil analisis
tanaman kopi arabika oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor
(Puslitbangtanak, 2003) sehingga diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual. Setelah
melakukan usaha-usaha perbaikan pada faktor-faktor penghambatnya, maka
selanjutnya diperolehlah kelas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kopi
arabika tersebut di Kecamatan Lintong Nihuta.
Pelaksanaan Penelitian
Tahap Persiapan
Sebelum kegiatan penelitian dilakukan maka terlebih dahulu diadakan
rencana penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, telaah pustaka,
penyusunan usulan penelitian, pengadaan peta-peta yang dibutuhkan, mengadakan
pra survey ke lapangan dan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
penelitian ini.
Tahap Kegiatan di Lapangan
- Daerah penelitian dan perolehan Satuan Peta Tanah (SPT) ditentukan
berdasarkan peta jenis tanah, peta kemiringan lereng dan peta ketinggian
tempat yang dihasilkan dari peta topografi dengan skala 1 : 50000,
kemudian dilakukan overlay peta kemiringan lereng dengan peta
ketinggian tempat dan peta jenis tanah dengan skala yang sama yaitu
- Pemboran tanah pada setiap SPT yang dianggap mewakili karakter tanah
utama di daerah penelitian secara zig-zag dan setelah dikompositkan dari
beberapa lokasi pada Satuan Peta Tanah (SPT) yang sama maka
dimasukkan sampel tanah tersebut ke dalam plastik dengan berat tanah 1,5
kg serta diberi label lapangan ; tanah yang akan dianalisis adalah tanah
pada kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm, kantongan sampel tempat plastik
diberi label.
- Pada kedalaman tanah 0-30 cm diambil juga sampel tanah utuh / tidak
terganggu di dalam ring sample untuk mengukur permeabilitas tanahnya.
- Data iklim untuk Kecamatan Lintong Nihuta selama 10 tahun
(tahun 2002-2012) diperoleh dari Stasiun Klimatologi Sampali meliputi
data : suhu udara rata-rata, curah hujan, kelembaban udara dan lamanya
bulan kering untuk Kecamatan Lintong Nihuta
Tahap Analisis di Laboratorium
Sampel tanah dari lapangan kemudian diteliti dilaboratorium yang
meliputi sifat fisik dan kimia tanah.
Analisis Kesesuaian Lahan
Analisis Kesesuaian lahan untuk tanaman kopi arabika (Coffea arabica)
berdasarkan metode metode pembandingan (matching) dalam
Djaenudin, dkk (2003).
Parameter yang Diukur
Berdasarkan Karakteristik Lahan yang telah disebutkan maka parameter yang
diukur dalam penelitian ini adalah :
• Data lapangan
1. Ketersediaan oksigen (oa)
• Drainase
2. Media Perakaran (rc)
• Bahan kasar (%)
• Kedalaman tanah (cm)
3. Bahaya Erosi (eh)
• Bahaya erosi dengan metode USLE
4. Temperatur (tc)
• Temperatur rata-rata (0C).
• Ketinggian tempat (m dpl)
5. Ketersediaan air (wa)
• Curah hujan (mm)
• Lamanya bulan kering (bulan)
• Kelembaban udara (%)
6. Bahaya Banjir (fh)
• Genangan
7. Penyiapan Lahan (lp)
• Batuan di Permukaan (%)
• Data Laboratorium
1. Retensi Hara
• KTK (me/100 g) metode ekstraksi NH4OAc pH 7
• pH H2O metode elektrometri (1 : 2,5)
• Kejenuhan basa (%) NH4 Asetat 1 N pH 7
• C-organik (%) metode Walkey and Black
2. Media Perakaran (rc)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kualitas dan Karakteristik Lahan Iklim
Data iklim selama 10 tahun (2003 - 2012) diperoleh dari Stasiun
Klimatologi Kelas I Sampali Medan meliputi data : curah hujan, suhu udara dan
kelembaban udara rata-rata bulanan pada pos pengamatan/stasiun terdekat yaitu
Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan, yang dianggap
dapat mewakili data iklim di Kecamatan Lintong Nihuta
Adapun data-data iklim yang diperoleh dengan data rata-rata sebagai
berikut
• Suhu udara rata-rata tahunan : 19,98 oC
• Curah hujan rata-rata tahunan : 2376,65 mm
• Kelembaban rata-rata tahunan : 84,29 %
• Lamanya bulan kering : 1 bulan
• Tipe iklim (Schimdt dan Ferguson) : B (Basah)
Karakteristik Lahan
• Dari hasil pengamatan di lapangan, data iklim dan analisis tanah yang
dilakukan pada kedalaman 0 cm - 30 cm, maka diperoleh data karakteristik
lahan sebanyak 15 (lima belas) Satuan Peta Tanah (SPT) yang kemudian
Evaluasi Kesesuaian Lahan
Dari hasil pengamatan dilapangan dan dilaboratorium, maka kelas
kesesuaian lahan untuk tanaman Kopi arabika (Coffea arabica) pada tabel 6. SPT
(Satuan Peta Tanah) 1 ditampilkan pada tabel berikut ini.
Tabel 6. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 1 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)
Karakteristik Data Kelas
Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)
Temp. rata-rata (oC) 19,43 S1 S1
Ketinggian tempat (mdpl) 1126 S1 S1
Ketersediaan air (wa)
Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2
Kelembaban (%) 84,29 S3 S3
Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Baik S1 S1
Media Perakaran (rc)
Tekstur Pasir berlempung
(k)
N N
Bahan Kasar (%) <15 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1
Retensi Hara (nr)
KTK (me/100 gr) 16,18 S1 S1
Kejenuhan Basa (%) 8.96 S3 S1
pH H20 4,48 S1 S1
C-organik (%) 4,33 S1 S1
Bahaya Erosi (eh)
Lereng (%) 12 S2 S1
Bahaya Erosi (ton/ha/thn) 312,52 (b) S3 S2
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 S1 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Kesesuaian Lahan aktual N(rc)
Pada Tabel 6. adalah tidak sesuai / N(rc). Faktor pembatas adalah media
perakaran yaitu tekstur yang tidak dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan
potensial. Namun faktor lain yang dapat diperbaiki seperti ketersediaan air, retensi
hara dan bahaya erosi. Maka kelas kesesuaian lahan potensialnya adalah tidak
sesuai / N(rc).
Tabel 7. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 2 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)
Karakteristik Data Kelas
Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)
Temp. Rata-rata (oC) 18,26 S1 S1
Ketinggian tempat (mdpl) 1317 S1 S1
Ketersediaan air (wa)
Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2
Kelembaban (%) 84,29 S3 S3
Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Sedang S2 S1
Media Perakaran (rc)
Tekstur Pasir berlempung
(k)
N N
Bahan Kasar (%) <15 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1
Retensi Hara (nr)
KTK (me/100 gr) 26,10 S1 S1
Kejenuhan Basa (%) 10,57 S3 S1
pH H20 5,05 S1 S1
C-organik (%) 6,23 S1 S1
Bahaya Erosi (eh)
Lereng (%) 6 S2 S1
Bahaya erosi (ton/ha/thn) 1,32 (sr) S1 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 S1 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas
kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada Tabel 7. adalah tidak
sesuai / N(rc). Faktor pembatas adalah media perakaran yaitu tekstur yang tidak
dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial. Namun faktor lain yang
dapat diperbaiki seperti ketersediaan air dan retensi hara. Maka diperoleh kelas
[image:53.595.115.515.266.750.2]kesesuaian lahan potensialnya adalah tidak sesuai / N(rc).
Tabel 8. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 3 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)
Karakteristik Data Kelas
Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)
Temp. Rata-rata (oC) 18,63 S1 S1
Ketinggian tempat (mdpl) 1257 S1 S1
Ketersediaan air (wa)
Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2
Kelembaban (%) 84,29 S3 S3
Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Baik S1 S1
Media Perakaran (rc)
Tekstur Lempung Liat
Berpasir (ah)
S1 S1
Bahan Kasar (%) <15 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1
Retensi Hara (nr)
KTK (me/100 gr) 14,09 S2 S1
Kejenuhan Basa (%) 30,73 S3 S1
pH H20 6,41 S1 S1
C-organik (%) 0,84 S2 S1
Bahaya Erosi (eh)
Lereng (%) 10,5 S2 S1
Bahaya erosi (ton/ha/thn) 338,91 (b) S3 S2
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 S1 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Kesesuaian Lahan aktual S3(wa,nr,eh)
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas
kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada Tabel 8. adalah kurang
sesuai / S3(wa,nr,eh) dengan faktor pembatas ketersediaan air, retensi hara dan
bahaya erosi. Namun setelah dilakukan usaha perbaikan maka diperoleh kelas
kesesuaian lahan potensialnya adalah kurang sesuai S3 (wa).
Tabel 9. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 4 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)
Karakteristik Data Kelas
Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)
Temp. rata-rata (oC) 18,52 S1 S1
Ketinggian tempat (mdpl) 1275 S1 S1
Ketersediaan air (wa)
Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2
Kelembaban (%) 84,29 S3 S3
Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Baik S1 S1
Media Perakaran (rc)
Tekstur Lempung Liat
Berpasir (ah)
S1 S1
Bahan Kasar (%) <15 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1
Retensi Hara (nr)
KTK (me/100 gr) 9,57 S2 S1
Kejenuhan Basa (%) 26,33 S3 S1
pH H20 5,39 S1 S1
C-organik (%) 1,58 S1 S1
Bahaya Erosi (eh)
Lereng (%) 9,6 S2 S1
Bahaya erosi (ton/ha/thn) 68,32 (s) S2 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 S1 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas
kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada tabel 9. adalah tidak
sesuai / S3(wa,nr) dengan faktor pembatas ketersediaan air dan retensi hara yang
setelah diperbaiki dapat berubah menjadi S3(wa) pada kelas kesesuaian lahan
potensial.
Tabel 10.Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 5 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)
Karakteristik Data Kelas
Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)
Temp. rata-rata (oC) 18,61 S1 S1
Ketinggian tempat (mdpl) 1260 S1 S1
Ketersediaan air (wa)
Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2
Kelembaban (%) 84,29 S3 S3
Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Agak terhambat S3 S2
Media Perakaran (rc)
Tekstur Pasir berlempung
(k)
N N
Bahan Kasar (%) <15 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1
Retensi Hara (nr)
KTK (me/100 gr) 18,79 S1 S1
Kejenuhan Basa (%) 7,34 S2 S1
pH H20 4,64 S3 S1
C-organik (%) 5,19 S1 S1
Bahaya Erosi (eh)
Lereng (%) 15 S2 S1
Bahaya erosi (ton/ha/thn) 175,70 (s) S2 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 S1 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Kesesuaian Lahan aktual N(rc)
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas
kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kopi
arabika pada tabel 10. adalah tidak sesuai / N(rc) dengan faktor pembatas adalah
media perakaran yaitu tekstur tidak dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan
potensial. Faktor lain yang dapat diperbaiki seperti ketersediaan air, ketersediaan
oksigen dan retensi hara.
Tabel 11. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 6 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)
Karakteristik Data Kelas
Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)
Temp. rata-rata (oC) 17,55 S1 S1
Ketinggian tempat (mdpl) 1433 S1 S1
Ketersediaan air (wa)
Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2
Kelembaban (%) 84,29 S3 S3
Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Agak terhambat S3 S2
Media Perakaran (rc)
Tekstur Pasir (k) N N
Bahan Kasar (%) <15 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1
Retensi Hara (nr)
KTK (me/100 gr) 20,40 S1 S1
Kejenuhan Basa (%) 6,32 S3 S1
pH H20 4,69 S3 S1
C-organik (%) 5,16 S1 S1
Bahaya Erosi (eh)
Lereng (%) 5 S1 S1
Bahaya erosi (ton/ha/thn) 3,41 (sr) S1 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 S1 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas
kesesuaian lahan aktual dan kelas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kopi
arabika pada tabel 11. adalah tidak sesuai / N(rc). Faktor pembatas adalah media
perakaran yaitu tekstur tidak dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan
potensial. Faktor lain yang dapat diperbaiki seperti ketersediaan air, ketersediaan
oksigen dan retensi hara.
Tabel 12.Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 7 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)
Karakteristik Data Kelas
Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)
Temp. rata-rata (oC) 17,50 S1 S1
Ketinggian tempat (mdpl) 1441 S1 S1
Ketersediaan air (wa)
Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2
Kelembaban (%) 84,29 S3 S3
Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Agak terhambat S3 S2
Media Perakaran (rc)
Tekstur Lempung
Berpasir (ak)
S3 S3
Bahan Kasar (%) <15 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1
Retensi Hara (nr)
KTK (me/100 gr) 14,62 S2 S1
Kejenuhan Basa (%) 9,09 S3 S1
pH H20 5,06 S3 S1
C-organik (%) 2,59 S1 S1
Bahaya Erosi (eh)
Lereng (%) 3 S1 S1
Bahaya erosi (ton/ha/thn) 35,10 (r) S2 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 S1 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Kesesuaian Lahan aktual S3(wa,oa,rc,nr)
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas
kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada tabel 12. adalah kelas
kesesuaian lahan aktual pada tanaman kopi arabika adalah kurang sesuai /
S3(wa,oa,rc,nr) dengan faktor pembatas ketersediaan air, ketersediaan oksigen,
media perakaran, dan retensi hara. Setelah dilakukan usaha perbaikan maka
diperoleh kelas kesesuaian potensialnya adalah kurang sesuai / S3(wa, rc).
Tabel 13.Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 8 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)
Karakteristik Data Kelas
Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)
Temp. rata-rata (oC) 17,63 S1 S1
Ketinggian tempat (mdpl) 1421 S1 S1
Ketersediaan air (wa)
Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2
Kelembaban (%) 84,29 S3 S3
Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Agak terhambat S3 S2
Media Perakaran (rc)
Tekstur Lempung
berpasir (ak)
S3 S3
Bahan Kasar (%) <15 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1
Retensi Hara (nr)
KTK (me/100 gr) 14,66 S2 S1
Kejenuhan Basa (%) 13,71 S3 S1
pH H20 5,61 S1 S1
C-organik (%) 2,99 S1 S1
Bahaya Erosi (eh)
Lereng (%) 36 S3 S2
Bahaya erosi (ton/ha/thn) 136,74 (s) S2 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 S1 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
[image:58.595.112.512.263.752.2]Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas
kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada tabel 13. adalah kurang
sesuai / S3(wa,oa,rc,nr,eh) dengan faktor pembatas seperti ketersediaan air,
ketersediaan oksigen, media perakaran, retensi hara, dan bahaya erosi. Setelah
dilakukan usaha perbaikan maka diperoleh kelas kesesuaian lahan potensialnya
[image:59.595.107.515.291.751.2]adalah kurang sesuai / S3 (wa,rc).
Tabel 14.Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 9 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)
Karakteristik Data Kelas
Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)
Temp. rata-rata (oC) 17,16 S1 S1
Ketinggian tempat (mdpl) 1497 S1 S1
Ketersediaan air (wa)
Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2
Kelembaban (%) 84,29 S3 S3
Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Baik S1 S1
Media Perakaran (rc)
Tekstur Pasir
berlempung (k)
N N
Bahan Kasar (%) <15 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1
Retensi Hara (nr)
KTK (me/100 gr) 13,62 S2 S1
Kejenuhan Basa (%) 9,17 S3 S1
pH H20 4,58 S3 S1
C-organik (%) 2,21 S1 S1
Bahaya Erosi (eh)
Lereng (%) 12 S2 S1
Bahaya erosi (ton/ha/thn) 123,79 (s) S2 S1
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 S1 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Kesesuaian Lahan aktual N(rc)
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas
kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada tabel 14. adalah tidak
sesuai / N(rc). Faktor pembatas adalah media perakaran yaitu tekstur tidak dapat
diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial. Namun faktor lain yang dapat
diperbaiki seperti ketersediaan air dan retensi hara sehingga diperoleh kelas
kesesuaian lahan potensialnya menjadi tidak sesuai / N(rc).
Tabel 15. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 10 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)
Karakteristik Data Kelas
Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)
Temp. rata-rata (oC) 17,68 S1 S1
Ketinggian tempat (mdpl) 1413 S1 S1
Ketersediaan air (wa)
Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2
Kelembaban (%) 84,29 S3 S3
Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Sedang S2 S1
Media Perakaran (rc)
Tekstur Lempung
Berpasir (ak)
S3 S3
Bahan Kasar (%) <15 S1 S1
Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1
Retensi Hara (nr)
KTK (me/100 gr) 9,44 S2 S1
Kejenuhan Basa (%) 27,54 S3 S1
pH H20 4,89 S1 S1
C-organik (%) 0,96 S2 S1
Bahaya Erosi (eh)
Lereng (%) 12 S2 S1
Bahaya erosi (ton/ha/thn) 277,75 (b) S3 S2
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 S1 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1
Singkapan batuan (%) <5 S1 S1
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas
kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kopi
arabika pada tabel 15. adalah kurang sesuai (wa,rc,nr,eh) Namun setelah
dilakukan beberapa usaha perbaikan terhadap faktor pembatas ketersediaan air,
media perakaran ketersediaan oksigen maka dapat meningkat pada kelas
kesesuaia