• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Inventarisasi Barang Milik Negara Dengan Metode Agile Unified Process (AUP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Inventarisasi Barang Milik Negara Dengan Metode Agile Unified Process (AUP)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

INVENTARISASI BARANG MILIK NEGARA

DENGAN METODE

AGILE UNIFIED

PROCESS

(AUP)

R. MUHAMMAD RIZQI ATTAMIMI

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komputer pada

Departemen Ilmu Komputer

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

INVENTARISASI BARANG MILIK NEGARA

DENGAN METODE

AGILE UNIFIED

PROCESS

(AUP)

R. MUHAMMAD RIZQI ATTAMIMI

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

ABSTRACT

R MUHAMMAD RIZQI ATTAMIMI. Development of Government Assets Inventory Management Information System with Agile Unified Process Methods. Supervised by YANI NURHADRYANI.

Government assets inventory in the Secretariat of the Vice-President office is still carried out manually. Assets are recorded into the main book only for new assets or goods, however unused assets have not been well recorded. This condition raises several problems, such as time consuming for assets recording process, difficulty in data collection of inventory items, difficulty in goods inventory in the warehouse, unidentified asssets condition (damaged items) for the elimination of the goods and the lack of accurate data on the number of items in the warehouse. Therefore, this study is carried out to design a management information system of government assets inventory in the Secretariat of the Vice President office. The management information system development consists of four stages: inception, elaboration, construction and transition stages. Development of a web-based system is conducted by using PHP programming language. A black-box testing technique is used to test the system. The developed system is expected to assist in conducting a better and well organized government assets inventory process. Government assests inventory management information system will also be more user-friendly especially for inventory.

(4)

Judul Penelitian :Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Inventarisasi Barang Milik Negara Dengan Metode Agile Unified Process (AUP)

Nama : R Muhammad Rizqi Attamimi NIM : G64096048

Disetujui:

Dr. Yani Nurhadryani, S.Si, M.T. Pembimbing

Diketahui:

Dr. Ir. Agus Buono, M.Si, M.Kom. Ketua Departemen

(5)

PRAKATA

Alhamdulilahirobbil’alamin penulis panjatkan doa ke hadirat Allah Subhanallahu wa ta’ala

yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis dalam keadaan sehat walafiat

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi, yang merupakan salah satu syarat guna mencapai gelar sarjana Strata Satu (S1) di Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak terlepas dari dukungan yang diberikan, baik moril maupun materiel. Oleh karena itu perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tidak mungkin dapat penulis balas sampai kapanpun kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta, serta keluarga yang tidak pernah bosan memberikan nasehat, dorongan, dan semangat selama penulisan skipsi ini.

Selain itu, pada kesempatan ini dengan tulus hati penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih atas dukungan, bimbingan, dan perhatiannya kepada:

1 Ibu Dr. Yani Nurhadryani, S.Si., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak bantuan, kemudahan, saran dan ilmu kepada penulis.

2 Ibu Ir. Meuthia Rachmaniah M.Sc, dan bapak Dr. Wisnu Ananta Kusuma S.Si, M.Kom. sebagai dosen penguji dalam penelitian ini.

3 Kepala Bagian Akuntansi, Kepala Subbagian Administrasi BMN, dan Kepala Subbagian Akuntansi Keuangan, serta rekan-rekan kerja bagian akuntansi Sekretariat Wakil Presiden. 4 Teman-teman di Departemen Ilmu Komputer Alih Jenis IPB angkatan 4 atas segala

kebersamaan, bantuan, dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis. 5 Sahabat-sahabat terdekat penulis yang telah memberikan doa dan dukungan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ditemukan dalam tugas akhir ini. Penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang membaca tulisan ini. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Bogor, Desember 2012

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Garut pada tanggal 21 Juli 1988 sebagai putra ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Drs. H. R. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc dan Dra. Oom Romlah. Penulis memulai pendidikan formal di TK Mesjid Agung Garut pada tahun 1994. Penulis melanjutkan sekolah dasar di SDN Paminggir V dan lulus pada tahun 2000, kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 2 Garut dan lulus pada tahun 2003. Penulis menempuh pendidikan menengah atas di SMU Negeri 2 Tarogong Garut dan lulus pada tahun 2006.

(7)

v

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii 

DAFTAR GAMBAR ... vii 

DAFTAR LAMPIRAN ... viii 

PENDAHULUAN ... 1 

Latar Belakang ... 1 

Tujuan Penelitian ... 2 

Ruang Lingkup Penelitian ... 2 

Manfaat Penelitian ... 3 

TINJAUAN PUSTAKA ... 3 

Sistem Informasi ... 3 

Barang Milik Negara (BMN) ... 3 

Model View Controller (MVC) ... 3 

CodeIgniter ... 4 

Agile Unified Process (AUP) ... 4 

Pengujian ... 5 

METODE PENELITIAN ... 5 

Inception ... 5 

Elaboration ... 5 

Construction... 5 

Transition ... 5 

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 5 

1. Inception (SIMANIS-BMN) ... 5 

1.1  Model ... 5 

1.2  Implementasi ... 7 

1.3  Test ... 7 

1.4  Deployment ... 7 

1.5  Configuration Management ... 7 

1.6  Project Management ... 7 

1.7  Environment ... 7 

2. Elaboration (SIMANIS-BMN) ... 8 

2.1  Model ... 8 

2.2  Implementasi ... 8 

2.3  Test ... 9 

2.4  Deployment ... 9 

2.5  Configuration Management ... 9 

2.6  Project Management ... 9 

2.7  Environment ... 9 

3. Construction (SIMANIS-BMN) ... 9 

3.1  Model ... 9 

3.2  Implementasi ... 13 

3.3  Test ... 14 

3.4  Deployment ... 15 

3.5  Configuration Management ... 15 

3.6  Project Management ... 15 

3.7  Environment ... 15 

4. Transition (SIMANIS-BMN) ... 15 

4.1  Model ... 15 

4.2  Implementasi ... 15 

4.3  Test ... 15 

(8)

vi

4.5  Configuration Management ... 15 

4.6  Project Management ... 15 

4.7  Environment ... 15 

KESIMPULAN DAN SARAN ... 15 

Kesimpulan ... 15 

Saran ... 15 

DAFTAR PUSTAKA ... 16 

(9)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Perbandingan antara perangkat lunak yang akan dikembangkan dengan sistem inventarisasi biasa ... 2 

2 Kebutuhan fungsional ... 8 

3 Kebutuhan non fungsional ... 8 

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Hubungan dasar MVC. ... 4 

2 Agile Unified Process lifecycle ... 4 

3 Alur proses inventarisasi barang di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden. ... 7 

4 ER Diagram. ... 10 

5 Mockup form login. ... 10 

6 Mockup halaman utama. ... 10 

7 Mockup form tambah barang masuk. ... 11 

8 Mockup form tambah barang keluar. ... 11 

9 Mockup form barang induk. ... 11 

10 Mockup form daftar barang ruangan. ... 11 

11 Mockup laporan barang ruangan. ... 12 

12 Mockup menu laporan barang induk. ... 12 

13 Mockup pengisian berdasarkan nomor dokumen dan suplier. ... 12 

14 Mockup laporan barang induk berdasarkan jangka waktu. ... 12 

15 Mockup laporan barang induk berdasarkan nomor dokumen dan suplier. ... 12 

16 Mockup laporan barang induk berdasarkan jangka waktu. ... 13 

17 Mockup laporan barang masuk gudang. ... 13 

18 Mockup laporan barang keluar gudang distribusi. ... 13 

19 Mockup laporan barang keluar gudang yang akan dihapuskan. ... 13 

20 MockupColumnchart. ... 13 

21 Mockuppiechart. ... 13 

(10)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Use Case Diagram Sistem informasi Manajemen Inventarisasi BMN ... 18 

2 Activity diagram manipulasi daftar referensi ... 19 

3 Activity diagram barang masuk gudang. ... 20 

4 Activity diagram barang keluar gudang. ... 21 

5 Activity diagram barang induk. ... 22 

6 Activity diagram daftar barang ruangan ... 23 

7 Activity diagram cetak laporan ... 24 

8 Class Diagram SIMANIS-BMN ... 25 

9 Sequence Diagram daftar referensi. ... 26 

10 Sequence Diagram daftar barang masuk gudang. ... 27 

11 Sequence Diagram daftar barang keluar gudang. ... 28 

12 Sequence Diagram daftar induk inventarisasi barang. ... 29 

13 Sequence Diagram daftar barang ruangan. ... 30 

14 Sequence Diagram cetak laporan ... 31 

15 Sequence Diagram menapilkan grafik ... 32 

16 Deskripsi tabel dalam basis data inventori ... 33 

17 Halaman utama SIMANIS-BMN ... 35 

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi yang terasa dalam kehidupan sangat bermanfaat membantu permasalahan dalam proses suatu kegiatan. Kegiatan yang umumnya menggunakan peranan teknologi informasi yaitu pengolahan data. Khususnya dalam pengolahan data inventarisasi Barang Milik Negara (BMN), sistem informasi sangatlah bermanfaat dalam hal ketepatan dan kecepatan prosesnya.

Sistem inventarisasi dalam suatu perusahaan atau organisasi pada umumnya meliputi rangkaian dari sistem pembelian barang (purchasing), sistem penerimaan barang (receiving) dan sistem bagian gudang (store), yang nantinya semua akan bermuara kepada sistem akuntansi (Sudana 2007). Proses inventarisasi memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:

Mencatat dan menghimpun data aset yang dikuasai unit organisasi/ departemen.

a Menyiapkan dan menyediakan bahan laporan pertanggungjawaban atas penguasaan dan pengelolaan aset organisasi/ negara.

b Menyiapkan dan menyediakan informasi untuk pengawasan aset organisasi atau negara.

c Menyediakan informasi mengenai aset organisasi atau negara yang dikuasai departemen sebagai bahan untuk perencanaan kebutuhan pengadaan barang.

d Menyediakan informasi tentang aset yang dikuasai departemen untuk menunjang perencanaan dan pelaksanaan tugas departemen (Sanderson 2000 dalam Mugianti).

Untuk institusi pemerintahan baik pemerintahan pusat, pemerintah daerah dan militer, kegiatan inventarisasi Barang Milik Negara (BMN) telah diatur dalam satu kebijakan perundang-undangan sebagai dasar

hukum dalam pengelolaan kekayaan/inventarisasi negara, yaitu:

a Undang-Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

b Undang-undang No. 1 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 4355)

c Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah.

d Inpres No.3 tahun 1971, tentang inventarisasi barang-barang/ kekayaan milik negara.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang pengelolaan BMN, pada pasal 1 menjelaskan bahwa penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik negara/daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Inventarisasi ialah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang milik negara/daerah.

Dalam satu hari kerja, frekuensi pencatatan BMN sangat tinggi, karena semua pencatatan BMN di seluruh lingkungan Sekretariat Wakil Presiden hanya dilakukan oleh bagian akuntansi subbagian administrasi BMN. Sumber data pencatatan BMN berupa kuitansi pembelian barang yang dilakukan oleh pihak ketiga. Kuitansi tersebut diperoleh dari bagian yang memiliki kewenangan untuk pengadaan barang sesuai dengan permintaan. Selanjutnya kuitansi tersebut diserahkan kepada subbagian administrasi BMN untuk diinventarisasi. Selain melakukan pencatatan, subbagian administrasi BMN juga mengelola barang inventaris yang sudah tidak dipergunakan yang disimpan di gudang Sekretariat Wakil Presiden.

Inventarisasi BMN di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden masih dilakukan secara manual. Pencatatan BMN dilakukan ke dalam buku induk barang, untuk mencatat barang baru, sedangkan untuk barang yang sudah tidak dipergunakan lagi sampai saat ini tidak dilakukan pencatatan. Hal tersebut menimbulkan beberapa masalah, di antaranya: 1 Membutuhkan waktu yang lama untuk

melakukan pencatatan

2 Sulit dalam mendata BMN yang berada disetiap ruangan

3 Membutuhkan waktu dan tenaga kerja yang cukup banyak untuk mencari barang yang masih layak pakai yang disimpan di gudang

4 Tidak adanya data barang dengan kondisi rusak berat sebagai bahan untuk melakukan penghapusan barang

(12)

penyelewengan, atau penyimpangan terhadap barang inventaris.

Proses pengawasan di Sekretariat Wakil Presiden masih sangat minim. Hal tersebut dikarenakan pengawasan barang selama ini hanya dilakukan pada barang pengadaan baru saja yakni dengan cara pencatatan oleh Bagian Perlengkapan. Disisilain barang yang sudah tidak dipergunakan tidak dilakukan pengawasan, padahal barang tersebut merupakan aset BMN yang masih mempunyai nilai ekonomis.

Cara yang ideal terhadap pengawasan barang inventaris kantor dapat dilakukan melalui opname fisik. Opname fisik dilakukan terhadap seluruh barang yang telah tercatat di gudang secara berkala, serta melakukan pengecekan fisik secara langsung terhadap barang inventaris yang ada setiap ruangan dengan cara menyesuaikan list Daftar Barang Ruangan (DBR) dengan barang yang ada di ruangan tersebut.

Selain melakukan proses inventarisasi, sistem informasi yang dikembangkan juga mendukung Sistem Informasi Manajemen

Akuntansi-Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SIMAK-BMN adalah sistem informasi yang dikembangkan oleh Kementerian Keuangan. Hasil dari sistem yang akan dibangun berupa laporan, yang nantinya digunakan sebagai data pendukung untuk

SIMAK-BMN.

Untuk mengatasi kesulitan tersebut, penulis mengembangkan sistem informasi inventarisasi BMN di Sekretariat Wakil Presiden berbasis web sehingga staf subbagian administrasi BMN dapat dengan mudah dalam melakukan pendataan, pencatatan serta melakukan pengawasan terhadap setiap BMN yang ada.

Sistem yang akan dikembangkan penulis memiliki beberapa keungulan jika dibandingkan dengan sistem inventarisasi biasa. Disamping itu perangkat lunak ini dapat lebih efektif dan efisien. Perbedaan perangkat lunak yang akan dikembangkan dengan sistem inventarisasi biasa dapat dilihat pada Tabel 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah membangun sistem informasi manajemen inventarisasi BMN di Sekretariat Wakil Presiden. Sistem informasi tersebut diharapkan mampu melakukan proses inventarisasi meliputi pencatatan, pendataan dan pelaporan BMN, serta mendukung dalam proses input data ke dalam aplikasi SIMAK-BMN.

Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini, yaitu: Data barang yang digunakan pada penelitian ini ialah data barang yang terdapat di Sekretariat Wakil Presiden, dan tempat Tabel 1 Perbandingan antara perangkat lunak yang akan dikembangkan dengan sistem inventarisasi

biasa, serta kendala jika tidak terdapat sistem Kelebihan Sistem yang akan

dikembangkan

Kelemahan Sistem inventarisasi biasa

Kendala jika tidak ada sistem Dapat melakukan pencatatan

barang dari awal pembelian sampai barang tersebut rusak dan tidak dapat digunakan kembali sehingga akan dihapuskan

Hanya mencatat barang yang keluar masuk gudang, mengecek persediaan barang.

Tidak tercatatnya barang tersebut sebagai aset, dan akan mengalami kesulitan ketika barang tersebut akan dilakukan proses penghapusan, karena data barang tersebut tidak tersedia. Membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan pencatatan

Mencatat seluruh barang yang ada di seluruh ruangan dan gudang

Tidak ada pencatatan barang secara terperinci

Membutuhkan banyak waktu dan tenaga kerja untuk mendata barang yang ada disetiap ruangan dan di setiap gudang.

Dapat membuat laporan secara periodik dan terperinci, seperti laporan barang induk per bulan, per semester, dan per tahun, laporan barang di setiap ruangan dan laporan barang gudang berdasarkan kondisi barang serta berdasarkan lokasi barang.

Tidak ada laporan secara periodik

(13)

penelitian dilakukan di Sekretariat Wakil Presiden.

Manfaat Penelitian

Sistem informasi yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam proses inventarisasi BMN guna mewujudkan tertib administrasi pengelolaan BMN, transparansi anggaran belanja, serta dapat membantu dalam mewujudkan hemat anggaran di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden supaya lebih efektif dan efisien.

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi

Sistem informasi ialah suatu sistem virtual yang memungkinkan menejemen mengendalikan operasi sumber-sumber daya perusahaan berwujud bahan baku, keryawan, mesin, dan uang (McLeod & Schell 2007).

Menurut O’Brien dan Marakas (2011) sistem informasi ialah kombinasi terorganisasi dari orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber data yang mengumpulkan, mengambil, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Terdapat tiga peranan utama sistem informasi dalam sebuah organisasi yaitu : 1. Mendukung kegiatan bisnis operasional

2. Mendukung manajemen dalam

pengambilan keputusan

3. Mendukung keunggulan strategi kompetitif organisasi (O’Brien & Marakas 2011).

Peranan sistem informasi dalam mendukung kegiatan bisnis operasional, sebagai contoh ialah inventarisasi barang telah menggunakan komputer berbasis sistem informasi untuk membantu mendata, mencatat, dan melaporkan hasil inventarisasi.

Inventori merupakan suatu aset yang ada dalam bentuk barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam operasi perusahaan maupun barang-barang yang sedang dalam proses pembuatan. Penggunaan komputer untuk mengolah inventori adalah salah satu contoh penggunaan komputer dalam mengolah data

Menurut O’Brien dan Marakas (2011), sistem informasi dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu:

1 Sistem Pendukung Operasi (Operations Support System)

Sistem Pendukung Operasi (Operation Support System)

adalah sistem informasi yang

selalu dibutuhkan untuk memproses data yang dihasilkan oleh dan digunakan dalam operasi bisnis. Peran dari sistem pendukung operasi perusahaan bisnis ialah untuk secara efisien memproses transaksi bisnis, mengendalikan proses industrial, mendukung komunikasi dan kerjasama perusahaan, serta memperbarui

database perusahaan.

2 Sistem Pendukung Manajemen

(Management Support System)

Sistem ini pada hakikatnya muncul ketika aplikasi sistem informasi berfokus pada penyediaan informasi dan dukungan dalam pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer. Sistem Pendukung Manajemen dibagi empat bagian, yaitu:

a Sistem Informasi Manajemen

(Management Information Systems)

Sistem Informasi ini menyediakan informasi dalam bentuk laporan dan tampilan kepada para manajer dan professional bisnis. b Sistem Pendukung Keputusan (Decision

Support Systems)

Merupakan suatu sistem yang memberikan dukungan komputer secara langsung kepada seorang manajer dalam proses pengambilan atau pembuatan keputusan.

c Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information Systems)

Merupakan suatu sistem informasi yang menyediakan informasi penting dari berbagai sumber internal dan eksternal yang mudah digunakan oleh para eksekutif dan manajer.

d Sistem Pengolahan Khusus

atau Specialized Processing Systems. Menurut O’Brien dan Marakas (2011), terdapat beberapa jenis sistem informasi yang termasuk ke dalam sistem pengolahan khusus, yaitu sistem pakar, sistem manajemen pengetahuan, sistem informasi strategis, sistem bisnis fungsional.

Barang Milik Negara (BMN)

Barang Milik Negara (BMN) ialah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah (PMK NO 29/PMK.06/2010). Model View Controller (MVC)

MVC ialah suatu rancangan aplikasi yang terbagi atas tiga bagian yaitu: Model, View

dan Controller. MVC dikembangkan untuk

memetakan input, proses, dan output ke dalam

(14)

dasar di antara MVC dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Hubungan dasar MVC.

Framework

Framework dapat diartikan sebagai koleksi atau kumpulan potongan-potongan program yang disusun atau diorganisasikan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk membantu membuat aplikasi utuh tanpa harus membuat semua kodenya dari awal (Basuki 2010).

CodeIgniter

CodeIgniter ialah sebuah framework PHP yang dapat membantu mempercepat developer

dalam pengembangan aplikasi web berbasis PHP dibandingkan jika menulis semua kode program dari awal (Basuki 2010).

Agile Unified Process (AUP)

AUP ialah framework atau base practice

konseptual dalam rekayasa perangkat lunak yang menekankan pada pengulangan

(iterations) dalam siklus hidup pengembangan perangkat lunak. Dengan AUP, developer

dapat lebih efisien dalam menghasilkan produk perangkat lunak yang berkualitas, memenuhi kebutuhan pengguna secara tepat waktu dan tepat anggaran. (Ambler, 2005).

Dalam AUP terdapat empat tahapan pengembangan perangkat lunak yaitu

inception, elaboration, construction, dan

transition. Tahapan pada metode penelitian

pengembangan sistem disajikan pada Gambar 2.

Pada seluruh fase pengembangan dalam AUP, terdapat tujuh disiplin yang dilakukan pada setiap fase secara iteratif, adapun tahap tersebut ialah sebagai berikut:

 Model.

Tujuan dari tahap ini ialah untuk memahami bisnis organisasi, domain masalah

dari proyek yang ditangani, serta untuk mengidentifikasi solusi yang tepat untuk

domain masalah tersebut.

Gambar 2 Agile Unified Process lifecycle

(Ambler 2005).  Implementasi.

Tujuan dari tahap ini ialah untuk mengubah model ke dalam kode yang dapat dieksekusi, melakukan pengujian tingkat dasar, serta melakukan pengujian pada unit tertentu.

Test.

Tujuan dari tahap ini ialah untuk melakukan evaluasi objektif, memastikan kualitas dari perangkat lunak. Pada tahap ini juga dilakukan finding defects, memvalidasi bahwa sistem bekerja sesuai dengan design, dan memverifikasi bahwa sistem telah memenuhi kebutuhan.

Deployment.

Tujuan dari tahap ini ialah merencanakan pengiriman sistem sampai sistem tersebut dapat dieksekusi oleh end users.

Configuration Management.

Tujuan dari tahap ini ialah untuk mengelola akses terhadap kerangka proyek yang meliputi pengendalian dan pengelolaan perubahan yang terjadi pada proyek tersebut.

Project Management.

Tujuan dari tahap ini ialah untuk mengarahkan aktivitas yang terjadi pada proyek. Ini termasuk pengelolaan risiko, pengarahan (menetapkan tugas, kemajuan pelacakan), dan berkoordinasi dengan orang dan sistem di luar lingkup proyek untuk memastikan bahwa proyek sesuai anggaran dan dikirim tepat waktu.

Environment.

(15)

Ketujuh disiplin ini dikerjakan pada setiap

fase pengembangan dalam AUP, namun setiap

fase memiliki frekuensi dan kuantitas pengerjaan yang berbeda.

Pengujian

Pengujian terhadap perangkat lunak dilakukan dengan pengujian black-box testing.

Black-box testing merupakan pendekatan

pengujian yang ujinya diturunkan dari spesifikasi program atau komponen. Sistem merupakan ‘kotak hitam’ yang perilakunya hanya dapat ditentukan dengan mempelajari input dan output yang berkaitan. Nama lain untuk pengujian ini ialah pengujian fungsional karena penguji hanya berkepentingan dengan fungsionalitas dan bukan implementasi perangkat lunak (Sommerville 2001).

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan pengembangan perangkat lunak yang mengacu pada Agile Unifed Process (AUP) yang dikembangkan oleh perusahaan software

Kanada Ambysoft Inc.

Tahapan pengembangan perangkat lunak yang terdapat dalam AUP adalah:

Inception

Pada tahap ini dilakukan identifikasi ruang lingkup awal proyek, dan kebutuhan dari sistem yang akan dikembangkan. Untuk mengetahui ruang lingkup dan kebutuhan dari sistem, maka dilakukan pengumpulan data.

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yakni observasi di lapangan dan wawancara dengan client. Keduanya dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem. Berdasarkan data yang didapat kemudian akan ditentukan defenisi kebutuhan dari sistem yang akan dibangun.

Elaboration

Setelah melakukan tahap inception, pada tahap ini dibuat business rule, dan businnes flow. Business rule direpresentasikan dalam

use case diagram, sedangkan business flow

direpresentasikan dalam activity diagram.

Selama tahapan ini dilakukan komunikasi dengan pihak client untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.

Construction

Pada tahap construction, dilakukan perancangan, implementasi dan pengujian. Perancangan sistem merupakan pendefenisian

atau pemodelan dari analisis kebutuhan menjadi suatu reperesentasi aplikasi sebelum diimplementasikan. Tahap ini diperlukan untuk mendapatkan rancangan aplikasi yang terstruktur. Perancangan yang dilakukan terdiri atas perancangan sistem, perancangan antarmuka, dan perancangan basis data.

Setelah dilakukan perancangan, proses selanjutnya ialah implementasi. Hasil dari perancangan yang dilakukan sebelumnya kemudian diimplementasikan. Implementasi dilakukan dengan menggunakan framework

CodeIgniter 2.0.

Hasil dari proses implementasi, selanjutnya dilakukan proses pengujian terhadap sistem oleh pengguna administrator

pada sistem ini. Sistem ini diuji dengan menggunakan metode black box. Jika terdapat kesalahan pada fungsi yang diuji maka segera dilakukan perbaikan dan diuji kembali. Pengujian dilakukan sampai seluruh fungsi yang ada pada sistem sudah berjalan sebagaimana mestinya.

Transition

Tahap transition bertujuan untuk menguji sistem secara keseluruhan, dan menempatkan serta menginstalasikan sistem ke dalam lingkungan organisasi. Setelah proses

construction dilaksanakan secara keseluruhan, selanjutnya sistem ditempatkan di lingkungan organisasi. Apabila terdapat bug, maka akan dilakukan perbaikan sampai seluruh sistem berjalan sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya dilakukan training kepada Bagian akuntansi subbagian administrasi BMN selaku end user. Tahap yang terakhir, sistem siapdirilis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Inventarisasi BMN (SIMANIS-BMN) dibangun menggunakan metode pengembangan Agile Unifed Process (AUP) yang terdiri atas empat fase:

1 Inception (SIMANIS-BMN)

Pada tahap ini didapatkan beberapa gambaran umum dan definisi kebutuhan SIMANIS-BMN. Beberapa hal yang dianalisis pada tahap ini ialah:

1.1 Model

(16)

komputer. Kelompok barang tersebut terbagi menjadi beberapa sub kelompok barang, masing-masing sub kelompok barang memiliki item barang yang berbeda dengan sub kelompok barang yang lain. Setiap item

barang memiliki atribut yang berbeda walaupun item barang tersebut sama. Item

barang tersebut dibedakan menurut merk

barang, NUP (Nomor Urut Pendaftaran), kondisi barang, dan tahun perolehan.

Pengguna sebelumnya sudah terbiasa melakukan proses inventarisasi secara manual dengan cara mencatat ke dalam buku induk inventarisasi barang, karena itu proses pembuatan sistem informasi manajemen inventarisasi BMN diimplementasikan berdasarkan pencatatan manual.

Langkah-langkah berikut menggambarkan tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan proses pencatatan atau inventarisasi BMN secara manual.

1 Penerimaan dokumen sumber dari bagian yang memiliki kewenangan mengadakan pengadaan barang

2 Pencatatan dokumen sumber ke dalam buku induk inventarisasi barang

3 Pemberian nomor inventarisasi dan stempel keterangan bahwa barang telah diinventarisasi.

4 Data barang yang dicatat di buku induk inventarisasi, digunakan sebagai bahan untuk proses input data ke dalam aplikasi dari Kementerian Keuangan, yaitu SIMAK-BMN.

Pada langkah pencatatan dokumen sumber ke dalam buku induk inventarisasi barang (langkah ke dua), peluang terjadinya kesalahan dan waktu yang dibutuhkan sangat banyak, karena setiap satu dokumen sumber akan memuat banyak barang. Setiap barang tersebut harus dicatat satu persatu secara terperinci dari mulai tanggal penerimaan, nama barang, merek barang, jumlah barang, harga satuan,total, nama supplier, dan pihak penerima barang.

Selain melakukan pencatatan, subbagian administrasi BMN juga mengelola barang inventaris yang sudah tidak dipergunakan yang disimpan di gudang Sekretariat Wakil Presiden dengan kondisi barang baik atau masih layak pakai. Barang dengan kondisi baik atau layak pakai, selanjutnya dapat digunakan kembali oleh bagian lain yang mengajukan permintaan barang, dengan demikian tidak perlu melakukan pembelian barang baru sehingga dapat menghemat anggaran belanja.

Pencatatan terhadap barang yang sudah tidak dipergunakan, baik barang dengan kondisi layak pakai atau baik maupun barang dengan kondisi rusak berat sampai saat ini belum dilakukan pencatatan.

Proses inventarisasi dimulai dari pemohon barang mengajukan permintaan barang ke Bagian Perlengkapan. Bagian Perlengkapan selanjutnya akan melakukan koordinasi dengan Bagian Akuntansi Subbagian administrasi BMN. Bagian Akuntansi Subbagian Administrasi BMN selanjutnya akan melakukan pengecekan barang yg sudah tidak terpakai dengan kondisi layak pakai di seluruh gudang. Apabila terdapat barang tersebut, maka Subbagian Administrasi BMN akan mendistribusikan barang ke pemohon, apabila barang tidak tersedia, maka Subbagian Administrasi BMN melakukan koordinasi kembali ke Bagian Perlengkapan. Bagian Perlengkapan selanjutnya akan melalukan pengadaan barang baru. Barang baru tersebut dicatat oleh Subbagian Administrasi BMN dan didistribusikan ke pemohon barang. Alur dari proses inventarisasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Alur tersebut adalah proses inventarisasi untuk seluruh unit kerja yang terdapat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden. Berdasarkan arahan Menteri Sekretaris Negara dalam memorandum Sekretaris Menteri Sekretaris Negara Nomor: 571/Sesmen/10/2010, maka dilakukan pemblokiran alokasi anggaran untuk penghematan pada seluruh satuan kerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara sebesar 10%. Belanja yang sifatnya menjadi BMN atau menambah kekayaan Negara, maka belanja tersebut termasuk ke dalam kategori belanja modal.

Anggaran untuk belanja modal Sekretariat Wakil Presiden Tahun Anggaran 2012 yaitu sebesar Rp. 18.035.377.000 (delapan belas miliar, tiga puluh lima juta tiga ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah). Dengan mengikuti alur di atas, diharapkan dapat melakukan penghematan anggaran belanja sesuai dengan arahan Menteri Sekretaris Negara, khususnya belanja yang menyangkut BMN.

(17)

laporan yang salah satunya sebagai lampiran untuk proses input data Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) ke dalam SIMAK-BMN.

Kebutuhan pengguna pada sistem ini adalah sebagai berikut:

1 Mencatat seluruh data pengadaan barang baru ke dalam sistem, hasilnya berupa laporan yang akan digunakan sebagai lampiran untuk melakukan proses input

data surat perintah pencairan dana (SP2D) ke dalam aplikasi sistem informasi manajemen akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).

2 Mencatat keluar masuknya barang yang disimpan di gudang Sekretariat Wakil Presiden sebagai bahan untuk melakukan pengawasan.

3 Menyediakan informasi mengenai barang yang terdapat di gudang dengan kondisi dan lokasi barang tersebut.

4 Menyediakan informasi barang dengan kondisi rusak berat sebagai bahan untuk proses penghapusan dan perencanaan pengadaan barang.

5 Mencetak Laporan daftar barang ruangan (DBR), daftar barang gudang (DBG), serta mencetak laporan daftar induk barang inventaris sebagai informasi mengenai BMN yang terdapat di Sekretariat Wakil Presiden dan sebagai informasi untuk melakukan opname fisik BMN.

1.2 Implementasi

Pada fase inception, belum dilakukan disiplin Implementasi.

1.3 Test

Pada fase inception belum dilakukan

testing.

1.4 Deployment

Pada fase inception belum dilakukan

deployment.

1.5 Configuration Management

Pada fase inception, configuration

management yang dilakukan meliputi

pengendalian dan pengelolaan pada ruang lingkup proyek.

1.6 Project Management

Project manager melakukan komunikasi

dengan pihak client agar sistem yang akan dibangun sesuai dengan requirement, sesuai anggaran dan dikirim tepat waktu. Komunikasi dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada lingkungan pengembangan.

1.7 Environment

(18)

akuntansi subbagian administrasi Barang Milik Negara (BMN). Bagian akuntansi subbagian administrasi BMN ialah pihak yang memiliki kewenangan untuk mengelola aset yang terdapat di Sekretariat Wakil Presiden. Infrastuktur yang diperlukan untuk menunjang pengembangan sistem ini sudah disiapkan sesuai dengan kebutuhan. Perangkat keras yang diperlukan terdiri atas personal computer (PC).

2 Elaboration (SIMANIS-BMN)

Hasil dari fase inception kemudian dielaborasi sehingga menghasilkan sebagai berikut:

2.1 Model

Dalam identifikasi kebutuhan sistem informasi manajemen inventarisasi BMN terdapat dua jenis kebutuhan, yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional. Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional dari sistem informasi manajemen inventarisasi BMN disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Kebutuhan fungsional Kode

Fungsional

Kebutuhan

KF-01 manipulasi daftar referensi KF-02 manipulasi daftar barang

masuk gudang

KF-03 manipulasi daftar barang keluar gudang

KF-04 manipulasi daftar induk inventarisasi barang.

KF-05 manipulasi daftar barang ruangan.

KF-06 menampilkan grafik dan mencetak laporan seluruh laporan yang ada.

Kebutuhan Non Fungsional

Kebutuhan non fungsional dari sistem informasi manajemen inventarisasi BMN disajikan pada Tabel 3.

2.2 Implementasi

Hasil dari model pada fase inception

selanjutnya akan dimodelkan dengan menggunakan Unified Modeling Language

(UML) yang terdiri atas use case diagram dan

activity diagram.

Tabel 3 Kebutuhan non fungsional Kode Non

Fungsional

Parameter Kebutuhan

KNF-01 Portability Sistem dapat digunakan pada berbagai sistem operasi

KNF-02 Avalaibility Ketersediaan data dan user

yang memiliki hak akses, diberi hak untuk mengakses. KNF-03 Security Keamanan

menggunakan

username dan

password

Use Case Diagram

Pada pengembangan sistem informasi manajemen inventarisasi BMN ini telah dibuat

satu use case diagram. Berdasarkan

spesifikasi kebutuhan sistem ini, maka dihasilkan satu actor dan tujuh use case.

Administrator adalah actor dari sistem ini. Tujuh use case dari sistem ini adalah manipulasi daftar referensi, manipulasi daftar barang masuk gudang, manipulasi daftar barang gudang, manipulasi daftar induk inventarisasi barang, manipulasi daftar barang ruangan, cetak laporan barang ruangan, laporan barang induk, dan laporan barang gudang, serta use case yang terakhir adalah menampilkan grafik. Use case diagram

merupakan gambaran kebutuhan fungsional dari sistem ini. Use case diagram pada sistem ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

Activity Diagram

Setelah melakukan perancangan use case

diagram, dibuat suatu rancangan business

flow. Dari setiap use case menghasilkan

activity diagram yang merupakan gambaran

dari sebuah business flow. Setiap activity

diagram mendeskripsikan proses bisnis dari

setiap use case. Hasil dari perancangan business flow menghasilkan 7 activity diagram yaitu activity diagram manipulasi daftar referensi, activity diagram barang masuk gudang, activity diagram barang keluar gudang, activity diagram barang induk,

activity diagram daftar barang ruangan,

activity diagram cetak laporan. Untuk activity

diagram, selengkapnya disajikan pada

Lampiran 2-7.

Hasil dari pemodelan pada fase

(19)

activity diagram. Use case diagram dan

activity diagram diimplementasikan

menggunakan Microsoft Office Visio 2007. 2.3 Test

Setelah use case diagram dan activity diagram selesai dibuat, selanjutnya use case

diagram dan activity diagram dilakukan

pengujian dengan cara komunikasi dengan pihak client.

2.4 Deployment

Pada fase elaboration belum dilakukan

deployment.

2.5 Configuration Management

Pada fase elaboration, configuration

management hanya sebatas merencanakan

pengelolaan terhadap kerangka proyek apabila terjadi perubahan. Selain itu juga mempersiapkan konfigurasi apa saja yang akan dilakukan nantinya pada fase pengembangan sistem berikutnya.

2.6 Project Management

Segala perubahan yang terjadi akan dikomunikasin kembali dengan pihak client, sehingga sistem yang dibangun dapat sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2.7 Environment

Pada fase inception, telah diketahui end user dan lingkungan pengguna sistem. Pada fase elaboration, sistem yang dibangun nantinya akan ditempatkan pada jaringan lokal Sekretariat Wakil Presiden.

3 Construction (SIMANIS-BMN)

Pada tahap construction fokus disiplin pada tahap ini ialah perancangan, implementasi, dan pengujian.

3.1 Model

Perancangan atau pemodelan ialah solusi konseptual pada tahap analisis. Pada sistem informasi manajemen inventarisasi BMN, perancangan dibagi ke dalam perancangan sistem, perancangan basis data, dan perancangan antarmuka.

Perancangan Sistem

Pada pengembangan sistem informasi ini dirancang satu buah class diagram yang terdiri atas 5 buah class serta relasi antar

class-nya. Class diagram digunakan untuk

perancangan sistem yang menggambarkan

class, fitur dan relasi dari setiap class yang terdapat dalam sistem yang dibangun. Class

diagram merupakan alat terbaik dalam

perancangan perangkat lunak. Class diagram

membantu developer mendapatkan struktur sistem dan menghasilkan rancangan sistem yang baik. Class diagram disajikan pada Lampiran 8.

Proses pengiriman pesan setiap objek dijelaskan dengan menggunakan sequence diagram. Sequence diagram pada penelitian ini disajikan pada Lampiran 9 – 15.

Perancangan Konseptual

Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis databerdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi.Rancangan konseptual basis data sistem informasi manajemen inventarisasi BMN disajikan pada Gambar 4.

Perancangan Fisik

Perancangan fisik adalah perancangan kelanjutan dari perancangan konseptual. Perancangan fisik dipresentasikan dalam rancangan tabel-tabel dalam suatu basis data. Basis data pada sistem ini diberi nama “inventori”. Pada basis data inventori memiliki tiga belas tabel. Adapun deskripsi tabel disajikan dalam Lampiran 16.

Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka atau user

interface bertujuan membantu penulis

menjelaskan tentang sistem yang akan dibangun. Perancangan antarmuka yang disajikan masih dalam bentuk mockup. Hasil dari perancangan antarmuka terdiri atas:

1 form login digunakan untuk memberikan

batasan akses terhadap sistem, sehingga keamanan data yang diakses terjaga dengan baik. Pertama kali sistem dijalankan, pengguna harus mengisi form

login. Adapun perancangan antarmuka

form login, disajikan pada Gambar 5. 2 Setelah pengguna melakukan proses login,

selanjutnya akan masuk ke halaman utama. Perancangan antarmuka halaman utama sistem, disajikan pada Gambar 6.

Layout terdiri atas tiga bagian, yaitu:

(20)

Gambar 5 Mockup form login.

Gambar 6 Mockup halaman utama.

Menu daftar referensi berfungsi untuk memberikan data yang digunakan dalam sistem kepada pengguna, yang terdiri atas daftar barang, daftar ruangan, daftar gudang, daftar merek, dan daftar supplier. Menu daftar barang gudang berfungsi untuk memberikan informasi barang yang masuk maupun keluar dari gudang. Menu daftar barang induk berfungsi untuk mencatat barang pengadaan baru. Menu daftar barang ruangan digunakan untuk mencatat barang yang terdapat disetiap ruangan. Menu daftar rekapitulasi ialah daftar laporan yang dihasilkan dari sistem yang terdiri atas laporan barang ruangan, laporan barang induk, laporan barang gudang. Laporan barang gudang terdapat dua kategori yaitu laporan barang masuk gudang, dan laporan barang keluar gudang. Laporan barang keluar gudang dibagi dua yaitu laporan barang distribusi, dan laporan barang terhapuskan. Daftar menu pada sistem informasi manajemen inventarisasi BMN secara keseluruhan, disajikan pada lampiran 2. 3 Perancangan antarmuka masukan tambah

(21)

gudang baik dengan kondisi barang layak pakai atau baik maupun dengan kondisi rusak berat. Form tambah barang masuk, disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7 Mockup form tambah barang masuk.

4 Selain barang masuk gudang, barang yang keluar dari gudang juga dilakukan pencatatan. Pada pencatatan barang yang keluar, pengguna diberikan dua buah pilihan, apakah barang yang dikeluarkan tersebut untuk didistribusikan atau dikeluarkan untuk proses penghapusan barang.

Perancangan barang keluar gudang disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8Mockup form tambah barang keluar.

Setelah status barang dipilih, secara otomatis list item barang akan tampil sesuai dengan status barang yang dipilih.

5 Form tambah barang induk digunakan untuk mencatat barang pengadaan baru. Dokumen sumber dari pencatatan pada

form ini yaitu berupa bukti pembelian barang oleh pihak ketiga berupa

kuitansi,surat perintah kerja (SPK), atau perjanjian kontrak. Pada setiap kuitansi yang telah dicatatat akan diberikan nomor registrasi yang diperoleh dari sistem secara otomatis. Perancangan form tambah barang induk, disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9 Mockup form barang induk. 6 Daftar barang ruangan ialah rekapitulasi

dari barang induk yang ditempatkan pada suatu ruangan. Namun pada menu daftar barang ruangan, pengguna dapat melihat secara detail dari barang-barang yang terdapat pada suatu ruangan tertentu. Selain itu juga pengguna dapat melakukan proses manipulasi. Perancangan antarmuka daftar barang ruangan disajikan pada Gambar 10.

Gambar 10 Mockup form daftar barang ruangan.

7 Pada menu daftar rekapitulasi, terdapat tiga laporan barang dan satu menu untuk menampilkan grafik. Laporan barang ruangan, laporan barang induk, laporan barang gudang.

Pada laporan barang ruangan, digunakan untuk mencatat semua barang yang terdapat disetiap ruangan. Laporan barang ruangan atau daftar barang ruangan (DBR) akan ditempel disetiap ruangan dan diperbaharui secara berkala setiap 1 tahun sekali.

(22)

Laporan barang induk memiliki periode laporan yang terdiri atas periode laporan bulanan, semesteran, dan tahunan.

Laporan barang gudang digunakan untuk mencatat keluar masuk barang baik barang yang kondisinya baik maupun rusak berat. Pada laporan barang gudang, terdapat dua laporan, yaitu laporan barang masuk dan laporan barang keluar. Pada laporan barang keluar dibagi ke dalam dua kategori, yaitu laporan barang distribusi dan laporan barang terhapuskan.

Perancangan antarmuka laporan barang ruangan disajikan pada Gambar 11.

Gambar 11 Mockup laporan barang ruangan. Perancangan antarmuka laporan barang induk,dikategorikan ke dalam dua laporan, yaitu laporan barang induk berdasarkan nomor dokumen dan supplier, serta laporan barang induk berdasarkan periode laporan. Pada laporan barang induk berdasarkan periode, pengguna dapat memilih periode laporan sesuai dengan kebutuhan pelaporan. Perancangan antarmuka menu laporan barang induk disajikan pada Gambar 12.

Gambar 12 Mockup menu laporan barang induk.

Perancangan antarmuka berdasarkan kategori disajikan pada Gambar 13 dan Gambar 14.

Gambar 13 Mockup pengisian berdasarkan nomor dokumen dan supplier.

Gambar 14 Mockup laporan barang induk berdasarkan jangka waktu. Perancangan antarmuka laporan barang induk berdasarkan nomor dokumen dan

supplier disajikan pada Gambar 15.

Gambar 15 Mockup laporan barang induk berdasarkan nomor dokumen dan supplier.

Perancangan antarmuka laporan barang induk berdasarkan periode laporan, disajikan pada Gambar 16. Perancangan antarmuka laporan barang masuk gudang, disajikan pada Gambar 17.

(23)

Gambar 16 Mockup laporan barang induk berdasarkan jangka waktu.

Gambar 17 Mockup laporan barang masuk gudang.

Gambar 18 Mockup laporan barang keluar gudang distribusi.

Gambar 19 Mockup laporan barang keluar gudang yang akan

dihapuskan.

Perancangan antarmuka grafik pada SIMANIS ini menggunakan dua jenis grafik yaitu column chart dan pie chart. Column

chart digunakan untuk menampilkan data

barang induk, sedangkan pie chart digunakan

untuk menampilkan data barang yang terdapat di gudang sesuai dengan kondisi barang tersebut.

Perancangan grafik disajikan pada Gambar 20 dan 21.

Gambar 20 Mockup Column chart.

Gambar 21 Mockup pie chart.

Pada perancangan antarmuka laporan, penulis lebih banyak menggunakan tabel. Tampilan ini digunakan untuk mempermudah pengguna dalam membaca laporan tersebut.

3.2 Implementasi

Sistem ini dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP. Dalam proses pengkodean, penulis menggunakan

codeIgniter sebagai framework untuk

mendapatkan suatu pola yang terstruktur. Basis data yang digunakan pada implementasi sistem menggunakan MySQL. Pada tahap implementasi, teknik pemrograman yang digunakan ialah Model View Control (MVC). Teknik ini memisahkan struktur program ke dalam tiga bagian yaitu model, view dan

control. Ketiga bagian tersebut memiliki

fungsi yang berbeda.

Class-class yang terdapat pada bagian

model digunakan untuk menampung data yang

diberikan oleh class-class yang berada di bagian view. Selain digunakan sebagai tempat menampung data, model juga digunakan untuk melakukan manipulasi data yang ada.

(24)

digunakan untuk menerima event yang diberikan oleh user, seperti input data atau pada saat user melakukan klik pada suatu tombol.

Control atau Controller ialah suatu class

yang bertugas untuk menerima proses yang diberikan oleh event yang datang dari bagian

view. Controller juga digunakan sebagai

penghubung antara bagian view dan bagian

model. Selain itu, di controller kita dapat

melakukan validasi input yang diterima dari bagian view.

Implementasi Basis Data

Perancangan basis data diimplementasikan menggunakan DBMS MySQL. Sebagai basis data utama pada sistem ini diberi nama “inventori”. Adapun struktur fisik basis disajikan pada Gambar 22.

.Gambar 22 Struktur fisik basis data Sistem Informasi Manajemen Inventarisasi BMN. Implementasi Antarmuka

Implementasi antarmuka sistem informasi manajemen inventarisasi BMN menggunakan HTML, CSS, dan Javascript. Implementasi antarmuka dibuat berdasarkan layout yang dihasilkan pada tahap perancangan. Hasil implementasi antarmuka halaman utama sistem, disajikan pada Lampiran 17.

3.3 Test

Pengujian ini dilakukan untuk memastikan dan memverifikasi bahwa sistem telah memenuhi kebutuhan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan black box testing

terhadap seluruh form input. Metode pengujian dengan memberikan dua pilihan

(25)

dan masukan dengan data yang salah. Secara lengkap pengujian disajikan pada Lampiran 18.

3.4 Deployment

Proses deployment yang dilakukan pada fase contruction adalah merencanakan waktu yang tepat untuk proses cutover (peralihan sistem).

3.5 Configuration Management

Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam proses pengimplementasian ialah notebook dengan prosesor Amd Athlon II Neo, RAM 2 GB, dan VGA 896 MB. Sistem yang dibangun di implementasikan menggunakan bahasa pemrograman PHP, dengan menggunakan XAMPP sebagai web server, NetBeans IDE 7.1.1 sebagai text editor untuk melakukan

coding dengan menggunakan framework

codeIghniter 2.0. Balsamiq mockups sebagai

perangkat lunak yang digunakan untuk proses perancangan antarmuka sistem.

Sistem yang dibangun disimpan pada folder localhost yang terdapat pada aplikasi

web server XAMPP. Untuk mengakses sistem

yang dibangun, menggunakan aplikasi

browser dengan menuliskan alamat

http://localhost/bmn pada address bar.

3.6 Project Management

Pada tahap construction, yang dilakukan

project manager ialah menyeseuaikan apabila terjadi perubahan sehingga aktivitas pengembangan sistem dapat berjalan sesuai dengan permintaan pihak client.

3.7 Environment

Pada fase Contruction, seluruh tools sudah dipersiapkan pada fase inception maupun fase

elaboration.

4 Transition (SIMANIS-BMN) 4.1 Model

Pada fase transition, sudah tidak dilakukan pemodelan.

4.2 Implementasi

Proses implementasi pada fase transition

sudah tidak dilakukan. 4.3 Test

Pengujian yang dilakukan pada tahap

transition, hanya menguji sistem untuk

menemukan bug pada sistem. Hasil dari proses ini, tidak ditemukan bug pada SIMANIS-BMN.

4.4 Deployment

Pada fase transition, adapun proses yang telah dilakukan ialah:

1 Proses instalasi sistem pada Bagian Akuntansi Subbagian Administrasi BMN selaku pihak end user.

2 Proses training dilakukan kepada staf Bagian Akuntansi Subbagian Administrasi BMN dengan cara memandu staf dalam menggunakan sistem.

3 Release sistem dilakukan pada bulan

September 2012 dengan memindahkan sistem dari pihak developer ke pihak end user untuk digunakan sepenuhnya. 4.5 Configuration Management

Disiplin ini pada fase transition bertujuan untuk mempersiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk menunjang SIMANIS-BMN.

4.6 Project Management

Komunikasi masih terus dilakukan untuk memberikan informasi kepada pihak end user

mengenai hasil akhir dari pengembangan. 4.7 Environment

Disiplin ini pada fase transition bertujuan untuk memastikan bahwa infrastruktur yang diperlukan baik perangkat keras maupun perangkat lunak sudah disesuaikan dengan kebutuhan sistem.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pembangunan sistem SIMANIS-BMN menggunakan metode pengembangan perangkat lunak Agile Unifed Process (AUP). Dalam penelitian ini, penulis melakukan dua kali iterasi dalam pembangunan SIMANIS-BMN ini sesuai dengan metode AUP. Setelah melakukan tahapan perencanaan sampai dengan pengujian sistem, dapat ditarik kesimpulan sistem yang dibangun ini dapat membantu dalam melakukan proses inventarisasi BMN. Sistem informasi manajemen inventarisasi BMN (SIMANIS-BMN) ini juga nantinya akan mempermudah pengguna dalam proses pencatatan hingga pelaporan BMN.

Saran

(26)

Presiden. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengembangkan sistem dengan data barang secara keseluruhan sesuai dengan data yang terdapat dalam PMK No 29/PMK.06/2010, sehingga sistem dapat digunakan diseluruh Kementerian/Lembaga, serta diharapkan sistem ini dapat terintegrasi dengan sistem dari Kementerian Keuangan yaitu SIMAK-BMN.

DAFTAR PUSTAKA

Ambler SW. 2005. Agile Modeling: Effective Practices for Extreme Programming and the Unified Process [Internet]. Tersedia dari: http://www.ambysoft.com/books/ag ileModeling.html [17 Mei 2012].

Basuki 2010. Membangun Web Berbasis PHP dengan Framework CodeIgniter.

Yogyakarta: Lokomedia.

Inpres No.3 tahun 1971, Tentang Inventarisasi Barang-barang/ Kekayaan Milik Negara. Marston T. 2004. The Model-View-Controller

(MVC) Design Pattren for PHP [Internet].

Tersedia dari: http://www.tonymarston.net /php-mysql/model-view-controller.html #2012-04-30 [17 Mei 2012].

McLeod Jr. P, Schell GP. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Ed ke-9. Yuliyanto dan Heri, penerjemah: Jakarta: Indeks. Terjemahan dari: Manajement Infotmation System, ninth edition. New Jersey.

Mugianti S. Inventarisasi Logistik

Keperawatan. Malang: Poltekes Malang ,

Prodi Keperawatan Blitar.

O’Brien J, Marakas G. 2011. Management

Information Systems. Ed ke-10. New

York: McGraw-Hill.

Sudana O. 2007. Sistem Informasi Manajemen Inventori pada perusahaan layanan jasaboga pesawat udara. Jurnal Teknik Elektro 6(1):13.

Sommerville I. 2001. Software Engineering. Ed ke-6. Harlow: Pearson Education Limited.

Undang-undang No 1 Tahun 2004. Tentang Perbendaharaan Negara.

Peraturan Pemerintah No 38 2008. Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 2006 tentang pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

(27)
(28)
(29)
(30)

Lampiran 3 Activity diagram barang masuk gudang.

sistem administrator

pegawai unit lain

memberikan data barang yang tdk digunakan Melihat, memeriksa barang

menyimpan barang kedalam gudang

(31)
(32)
(33)
(34)

Lampiran 7 Activity diagram cetak laporan

Sistem Administrator

Pilih menu daftar rekapitulasi

Pilih Laporan Menampilkan Laporan

(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

Lampiran 16 Deskripsi tabel dalam basis data inventori b. Tabel t_barang

No Nama Field Tipe Panjang Keterangan

1 Id_barang Int 11 Primary key

2 Kode_barang Varchar 50

3 Nama_barang Varchar 200

4 Id_sub_jenis_barang Int 11 Foreign key

c. Tabel t_sub_jenis_brg

No Nama Field Tipe Panjang Keterangan

1 Id_sub_jenis_barang Int 11 Primary key

2 Kode_sub_jenis_barang Varchar 20

3 Sub_jenis_brg Varchar 100

4 Id_jenis_brg Int 11 Foreign key

d. Tabel t_jenis_barang

No Nama Field Tipe Panjang Keterangan

1 Id_jenis_barang Int 11 Primary key

2 Kode_jenis_barang Varchar 20

3 Jenis_barang Varchar 50

e. Tabel t_type

No Nama Field Tipe Panjang Keterangan

1 Id_type Int 11 Primary key

2 Type Varchar 50

f. Tabel t_ruangan

No Nama Field Tipe Panjang Keterangan

1 Id_ruangan Int 10 Primary key

2 No_ruangan Int 11

3 Nama_ruangan Varchar 50

4 Pj_ruangan Varchar 100

5 Gedung Varchar 100

e Tabel t_supplier

No Nama Field Tipe Panjang Keterangan

1 Id_supplier Int 11 Primary key

2 Nama_supplier Varchar 200

3 Alamat_supplier Text f Tabel t_gudang

No Nama Field Tipe Panjang Keterangan

1 Id_gudang Int 11 Primary key

2 Nama_gudang Varchar 50

3 Alamat Text

g Tabel tabel t_user

No Nama Field Tipe Panjang Keterangan

1 Id Int 11 Primary key

2 Nama Varchar 100

3 Username Varchar 100

4 Password Varchar 100

5 Status Enum (‘active’,

(44)

h Tabel t_barang_induk

No Nama Field Tipe Panjang Keterangan

1 Id Int 11 Primary key

2 Id_barang Int 11 Foreign key

3 Tanggal_masuk Date

4 Id_ruangan Int 11 Foreign key

5 Nup Varchar 6

6 Tahun_perolehan Year 4

7 Id_type Int 5 Foreign key

8 Jml_brg Int 11

9 Harga_satuan Big int 20

10 Total Big int 20

11 Keterangan Enum (‘Baik’, ‘Rusak ringan’, ‘Rusak berat’)

12 Id_suplier Int 11 Foreign key

13 No_dokumen Varchar 30

14 No_registrasi Varchar 50

i Tabel t_barang_keluar

No Nama Field Tipe Panjang Keterangan

1 Id Int 11 Primary key

2 Id_type Int 11 Foreign key

3 Id_ruangan Int 11 Foreign key

4 Nup Varchar 6

5 Id_gudang Int 11 Foreign key

6 Thn_perolehan Year 4

7 Tanggal_keluar Date

8 Kondisi Enum (‘Baik’, ‘Rusak

ringan’, ‘Rusak berat’)

9 Status Enum

(‘Didistribusikan’, ‘dihapuskan’) j Tabel t_barang_masuk

No Nama Field Tipe Panjang Keterangan

1 Id Int 11 Primary key

2 Id_barang Int 11 Foreign key

3 Id_type Int 11 Foreign key

4 Id_ruangan Int 11 Foreign key

5 Nup Varchar 6

6 Id_gudang Int 11 Foreign key

7 Thn_perolehan Year 4

8 Tanggal_masuk Date

9 Kondisi Enum (‘Baik’, ‘Rusak

ringan’, ‘Rusak berat’) k Tabel t_barang_ruangan

No Nama Field Tipe Panjang Keterangan

1 Id Int 11 Primary key

2 Id_barang Int 11 Foreign key

3 Id_ruangan Int 11 Foreign key

4 Id_type Int 11 Foreign key

5 Thn_perolehan Year 4

6 Kondisi Enum (‘Baik’, ‘Rusak

ringan’, ‘Rusak berat’)

(45)
(46)

Lampiran 18 Tabel hasil pengujian menggunakan metode black-box. a. Tabel Pengujian fungsi manipulasi daftar kelompok barang

Kode

Hasil yang Diharapkan

Status KF-01-01 Fungsi save pada form

kelompok barang

salah Seluruh form input

dikosongkan

kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan kelompok barang harap diisi, kode kelompok barang harap diisi.

sukses

salah Textbox kode kelompok barang diisi dengan kode yang telah ada

Tampil pesan kode kelompok barang sudah terdaftar.

sukses

benar Seluruh form input

diisi dengan nilai benar dan tidak kosong, kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan satu data kelompok barang berhasil disimpan.

sukses

KF-01-02 Fungsi update pada

form kelompok barang

salah Seluruh form input

dikosongkan

kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan kelompok barang harap diisi, kode kelompok barang harap diisi.

sukses

salah Textbox kode kelompok barang diisi dengan kode yang telah ada

Tampil pesan kode kelompok barang sudah terdaftar.

sukses

benar Seluruh form input

diisi dengan nilai benar dan tidak kosong, kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan satu data kelompok barang berhasil diupdate.

sukses

KF-01-03 Fungsi delete pada

form kelompok barang

salah Memilih data yang akan dihapus pada

data yang ditampilkan tetapi memilih Cancel

Data tidak terhapus dan kembali ke halaman

sebelumnya.

sukses

benar Melakukan

pemilihan data yang akan dihapus

Tampil pesan satu data kelompok barang berhasil dihapus.

sukses

b. Tabel Pengujian fungsi manipulasi daftar sub kelompok barang Kode

Hasil yang Diharapkan

Status KF-01-04 Fungsi save pada form

subkelompok barang

salah Seluruh form input

dikosongkan

kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan kelompok barang harap diisi, kode sub kelompok barang harap diisi, dan sub kelompok barang harap diisi.

sukses

salah Textbox kode sub kelompok barang diisi dengan kode yang telah ada

Tampil pesan kode sub kelompok barang sudah terdaftar.

(47)

Kode

Hasil yang Diharapkan

Status benar Seluruh form input

diisi dengan nilai benar dan tidak kosong, kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan satu

data sub kelompok barang

berhasil disimpan.

sukses

KF-01-05 Fungsi update pada

form sub kelompok

barang

salah Seluruh form input

dikosongkan

kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan kelompok barang harap diisi, kode kelompok barang harap diisi.

sukses

salah Textbox kode sub kelompok barang diisi dengan kode yang telah ada

Tampil pesan kode sub kelompok barang sudah terdaftar.

sukses

benar Seluruh form input

diisi dengan nilai benar dan tidak kosong, kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan satu

data sub kelompok barang

berhasil diupdate.

sukses

KF-01-06 Fungsi delete pada

form sub kelompok barang

salah Memilih data yang akan dihapus pada

data yang ditampilkan tetapi memilih Cancel

Data tidak terhapus dan kembali ke halaman

sebelumnya.

sukses

benar Melakukan

pemilihan data yang akan dihapus

Tampil pesan satu

data sub kelompok barang

berhasil dihapus.

sukses

c. Tabel Pengujian fungsi manipulasi daftar item barang Kode

Hasil yang Diharapkan

Status KF-01-07 Fungsi save pada form

item barang

salah Seluruh form input

dikosongkan

kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan kelompok barang harap diisi, kode sub kelompok barang harap diisi, sub kelompok barang harap diisi, nama barang harap diisi, dan kode barang harap diisi.

sukses

salah Textbox kode barang diisi dengan kode yang telah ada

Tampil pesan kode barang sudah terdaftar.

sukses

benar Seluruh form input

diisi dengan nilai benar dan tidak kosong, kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan satu data barang berhasil disimpan.

sukses

(48)

Kode

Hasil yang Diharapkan

Status

form item barang dikosongkan

kemudian tekan tombol simpan.

kelompok barang harap diisi, kode sub kelompok barang harap diisi, sub kelompok barang harap diisi, nama barang harap diisi, dan kode barang harap diisi.

salah Textbox barang diisi dengan kode yang telah ada

Tampil pesan kode barang sudah terdaftar.

sukses

benar Seluruh form input

diisi dengan nilai benar dan tidak kosong, kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan satu data barang berhasil diupdate.

sukses

KF-01-09 Fungsi delete pada form

item barang

salah Memilih data yang akan dihapus pada

data yang ditampilkan tetapi memilih Cancel

Data tidak terhapus dan kembali ke halaman

sebelumnya.

sukses

benar Melakukan

pemilihan data yang akan dihapus

Tampil pesan satu

data sub kelompok barang

berhasil dihapus.

sukses

d. Tabel Pengujian fungsi manipulasi daftar ruangan Kode

Hasil yang Diharapkan

Status KF-01-10 Fungsi save pada form

daftar ruangan

salah Seluruh form input

dikosongkan

kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan no ruangan harap diisi, nama ruangan harap diisi. penanggung jawab ruangan harap diisi, gedung harap diisi.

sukses

benar Seluruh form input

diisi dengan nilai benar dan tidak kosong, kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan satu data ruangan berhasil disimpan.

sukses

KF-01-11 Fungsi update pada

form ruangan

salah Seluruh form input

dikosongkan

kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan no ruangan harap diisi, nama ruangan harap diisi. penanggung jawab ruangan harap diisi, gedung harap diisi.

(49)

Kode

Hasil yang Diharapkan

Status

benar Seluruh form input

diisi dengan nilai benar dan tidak kosong, kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan satu data ruangan berhasil diupdate.

sukses

KF-01-12 Fungsi delete pada

form ruangan

salah Memilih data yang akan dihapus pada

data yang ditampilkan tetapi memilih Cancel

Data tidak terhapus dan kembali ke halaman

sebelumnya.

sukses

benar Melakukan

pemilihan data yang akan dihapus

Tampil pesan satu data ruangan berhasil dihapus.

sukses

e. Tabel Pengujian fungsi manipulasi daftar gudang Kode

Hasil yang Diharapkan

Status KF-01-13 Fungsi save pada form

daftar gudang

salah Seluruh form input

dikosongkan

kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan nama gudang harap diisi, dan alamat gudang harap diisi.

sukses

benar Seluruh form input

diisi dengan nilai benar dan tidak kosong, kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan satu data gudang berhasil disimpan.

Sukses

KF-01-14 Fungsi update pada

form daftargudang

salah Seluruh form input

dikosongkan

kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan nama gudang harap diisi, dan alamat gudang harap diisi.

Sukses

benar Seluruh form input

diisi dengan nilai benar dan tidak kosong, kemudian tekan tombol simpan.

Tampil pesan satu data gudang berhasil diupdate.

sukses

KF-01-15 Fungsi delete pada

form daftargudang

salah Memilih data yang akan dihapus pada

data yang ditampilkan tetapi memilih Cancel

Data tidak terhapus dan kembali ke halaman

sebelumnya.

sukses

benar Melakukan

pemilihan data yang akan dihapus

Tampil pesan satu data gudang berhasil dihapus.

sukses

f. Tabel Pengujian fungsi manipulasi daftar merk barang Kode

Hasil yang Diharapkan

Status KF-01-16 Fungsi save pada form

daftar merk barang

salah Seluruh form input

dikosongkan

kemudian tekan

Tampil pesan

merk barang harap diisi.

Gambar

Tabel 1  Perbandingan antara perangkat lunak yang akan dikembangkan dengan sistem inventarisasi biasa, serta kendala jika tidak terdapat sistem
Gambar 1 Hubungan dasar MVC.
Gambar 3 Alur proses inventarisasi barang di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden.
Tabel 3 Kebutuhan non fungsional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Bagi Hasil yang medudukkan posisi Pemerintah sebagai pemilik dan investor sebagai “kontraktor”, serta pembagian keuntungan untuk Pemerintah yang jauh lebih besar dari

Nilai Barang Milik Negara Gabungan (Intrakomptabel dan Ekstrakomptabel) menurut Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan periode pelaporan Semester II Tahun 2020

Saldo BMN yang Dihentikan Penggunaannya dalam Operasional Pemerintah pada Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran Pengadilan Agama Tangerang per 30 Juni 2018

Individu adalah suatu kesatuan yang masing-masing memiliki ciri khasnya, dan karena itu ada dua individu sama, satu dengan yang lainnya berbeda. 18 Individu

dikritik karena seringkali tidak mampu m enjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak enjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal, penelitian kausal ini merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas

Sedangkan kelompok 2 adalah DKI Jakarta, kelompok 3 adalah provisi Jawa Barat, kelompok 4 adalah provinsi Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan, kelompok 5 adalah

Saldo BMN berupa aset bersejarah pada Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran Pengadilan Negeri Ciamis per 31 Desember 2017 adalah sebanyak 0 unit, jumlah