• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Ilmu Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengantar Ilmu Pertanian"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR

Upaya pembangunan pertanian Indonesia memerlukan

dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia, lebih-lebih

kalangan akademisinya. Upaya tersebut menjadi sangat urgen

bagi IPB sebagai satu-satunya lnstitut yang mengkhususkan

diri dalam bidang pertanian di Indonesia. Di lingkungan IPB

sendiri dapat dengan mudah dipahami, bahwa pertanian

mempunyai arti yang luas, namun bagi masyarakat umum,

pengertian

pertanian dalam arti luas

tersebut tidaklah

koheren, tunggal, dan tanpa bias. Karena itu, diperlukan

transfer ilmu pertanian tersebut kepada seluruh mahasiswa

IPB, yang pada saatnya akan memasuki departemen di

fakultas masing-masing dan akan terjun dalam masyarakat

sebagai alumni.

Pengantar llmu Pertanian (PIP), diberikan pada mahasiswa

Tingkat Persiapan Bersama sebagai mata kuliah yang

membentuk salah satu kompetensi dari kompetensi umum

seluruh mahasiswa IPB. Pada saat PIP masih mempunyai bobot

1 SKS, mahasiswa mendapatkan satu buku Pengantar ke Ilmu-

llmu Pertanian yang ditulis Prof. Andi Hakim Nasoetion, dan

ditambahkan pengayaan dalam bentuk ilustrasi, makalah

pegangan

(hand-out)

dan data terbaru.

(2)

menjadi

2 SKS. Dengan demikian, dirasakan sangat perlu

buku kedua yang berisi kumpulan makalah untuk mata kuliah

tersebut.

Kumpulan makalah ini hanya sebagai rujukan yang membantu

perkuliahan tatap muka di kelas yang telah dilengkapi dengan

sarana multi media serta beberapa peraga.

Semoga kumpulan makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa

dan kita semua, saran dan kritik sangat diharapkan.

Direktur Pendidikan

Tingkat Persiapan Bersama

lnstitut Pertanian Bogor

(3)

1

!

I

!

B E 8

1

DAFTAR IS1

1

Peran lklim Dalam Praktik Pertanian

2Unsur-Unsur Cuaca Dan lklim

3

lklim Indonesia

4Teknologi Hidroponik untuk Budidaya Tanaman

i

i

!

5

Pertanian Non Pangan

1

C

1

7Sistem Agribisnis

i
(4)

Disusun Oleh

:

Tim Pengajar

Pengantar Ilmu Pertanian

(5)

Pengantar ke

(6)

Kumpulan Makalah

Pengantar ke

Ilmu-ilmu Pertanian

Tim Pengajar

(7)
(8)

VlSl PERTANIAN INDONESIA

2030

ROEDHY POERWANTO, ISKANDAR LUBlS

da.n

ED1 SANTOSO

Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian

-

IPB

Pendahuluan

Menurut Yayasan lndonesia Forum (2007), Visi lndonesia tahun 2030 adalah "Menjadi negara maju yang unggul dalam pengelolaan kekayaan alam". Visi ini ditompang oleh empat pencapaian utama, yaitu:

1. Masuknya lndonesia dalam 5 besar kekuatan ekonomi dunia, dengan pendapatan per kapita sekitar US$ 18 ribu dan jumlah penduduk sekitar 285 juta jiwa.

2. Terwujudnya pemanfaatan kekayaan alam yang berkelanjutan, antara lain masuk dalam 10 besar tujuan pariwisata dunia dan tercapainya kemandirian dalam pemenuhan energi domestik.

3. Terwujudnya kualitas hidup moderen yang merata (shared growth), antara lain ditandai oleh masuknya lndonesia dalam 30 besar indeks pembanguan manusia (HDI) terbaik di dunia.

(9)

Visi lndonesia

2030

diwujudkan melalui sinergi tiga modal bangsa dengan misinya masing-masing, yaitu:

1. Modal Manusia: Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan bebas dari kemiskinan.

2.

Modal Alam dan Fisik: Memanfaatkan kekayaan alam secara optimal dan berkelanjutan.

1

3.

Modal Sosial: Mewujudkan sinergi kelompok wirausaha,

birokrasi, dan pekerja menuju daya saing yang global.

Misi ini memiliki syarat utama dalam bentuk tiga lmperatif dasar, yaitu:

1. Ekonomi berbasis keseimbangan pasar terbuka dengan dukungan birokrasi yang efektif.

2.

Pembanguan berbasis sumberdaya alam, manusia, modal, dan teknologi yang berkualitas dan berkelanjutan.

3.

Perekonomian yang terintegrasi dengan kawasan sekitar dan global.
(10)

Pertanian

Pertanian mempunyai arti yang strategis dalam perekonomian nasional, karena menyediakan kebutuhan paling esensial bagi kehidupan ialah bahan pangan, dan pada saat

ini menopang kehidupan lebih dari 63% masyarakat Indonesia. ! Sektor ini juga menyediakan bahan baku industri, serta membuka I

kesempatan usaha di bidang industri dan jasa. Keberhasilan pembangunan pertanian akan berdampak langsung dalam ketahanan dan keamanan pangan nasional.

;

Pada saat ini laju pembangunan sektor pertanian semakin

ketinggalan dibandingkan sektor-sektor lainnya. Kontribusi sektor i

pertanian dalam perekonomian nasional diprediksi memang akan terus menurun sampai 2030. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu visi yang tepat untuk menempatkan sektor pertanian dalam perekonomian nasional. Pada tahun 2030 pertanian lndonesia akan menjadi pertanian yang tangguh dan moderen berbasis pada pengelolaan sumberdaya alam dan genetik secara berkelanjutan yang menjamin ketahanan, keamanan dan mutu pangan, penyediaan

I

bahan baku industri dan kesejahteraan petani, serta berdaya saing .

global. ,

Untuk mencapai visi tersebut, dikembangkan strategi untuk membangun pertanian dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

Masalah dalam pertanian saat ini antara lain adalah:

1. Ketersediaan lahan untuk pertanian, yaitu:

(11)

I

76

VISI PERTANIAN INDONESIA 2030

b. Luas pengusahaan lahan yang sempit per keluarga tani, dengan rata-rata 0.37 ha di Pulau Jawa, dan 1.10 ha di Pulau Sumatera (Deptan, 2005)

.

c. Fragmentasi lahan pertanian terus terjadi karena pola pewarisan.

d. Daya dukung lahan pertanian menurun karena terjadinya degradasi Lahan, alih fungsi sumberdaya air dan perubahan ekologi termasuk bencana alam.

Produktivitas lahan yang masih rendah dan produksi tanaman pangan yang mengalami levelling off, karena:

a. Kurang berkembangnya teknologi budidaya moderen, terbatasnya alih teknologi, serta rendahnya penggunaan dan akses petani terhadap teknologi maju.

c. Belum optimalnya terobosan teknologi untuk pemanfaatan lahan-lahan dengan cekaman lingkungan abiotik tinggi pada sekala luas.

d. Rusaknya infrastruktur pertanian seperti irigasi, jalan usahatani, sumber energi (listrik), sarana komunikasi dan lainnya.

e. Pemalsuan benih, pupuk dan pestisida, dan aplikasi sarana I produksi yang tidak sesuai dengan rekomendasi.

f. Ramalan cuaca yang kurang efektif menjangkau user end

pertanian.

g. Bencana alam baujir dan kekeringan yang menurunkan luas panen.

3. Lemahnya kelembagaan penyuluhan dan kelembagaan petani.

(12)

I

L ROEDHY POERWANTO, I S K A N D m LUBIS dm ED1 SANTOSO

7 7

i

a. Tidak terintegrasinya sistem agribisnis dari hulu-hilir.

b. Rantai tataniaga yang panjang, sistem pemasaran dan

pricing policy yang belum adil.

c. Keterbatasan akses terhadap layanan usaha, terutama permodalan.

5. Kebijakan makro yang sering kurang memihak sektor pertanian (fiskal, ekspor, impor, perpajakan, industri, perdagangan).

6. Akses petani dan sebagian besar pelaku usaha pertanian kecil dan menengah dalam pemanfaatan IT (teknologi informasi), dan terhadap pasar nasional, regional dan global masih sangat terbatas.

7. Ketergantungan tinggi pada beras. Konsumsi beras per kapita tinggi (139 kglkapitaltahun) dan usaha diversifikasi beras masih belum berhasil (Probowo, 2007).

8. Pendapatan rata-rata petani lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Rata-rata penduduk kota memiliki pendapatan US$ 460-925ltahun (asumsi 1 US$ Rp 10.000). Petani dengan penguasaan lahan < 0,5 ha mempunyai pendapatan US$ 163-168, dengan lahan 0,5-1,O ha mempunyai pendapatan US$ 265-342, dan petani dengan lahan > 1 ha mempunyai pendapatan US$ 465/tahun, Disisi lain, penduduk desa bukan petani, pendapatannya Lebih tinggi yaitu US$ 314- 7301 tahun (Deptan, 2005).

9. Jaminan penyediaan pangan dari produksi dalam negeri menurun:

a. lmpor beras, terigu dan gula cukup tinggi dan ada kecenderungan meningkat.

(13)

10. Adanya masalah lingkungan karena aktivitas pertanian yang tidak ramah lingkungan:

a. Pencemaran tanah dan air oleh pestisida dan pupuk anorganik yang digunakan secara berlebihan.

b. Emisi gas methan, dan pembakaran lahan.

c. Erosi yang parah pada lahan pertanian terutama daerah aliran sungai (DAS) curam akibat pengelolaan yang tidak tepa t

.

Walaupun menghadapi berbagai masalah tersebut, pertanian lndonesia mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan (Box 2). Saat ini Lahan sawah adalah 7,7 juta ha sawah beririgasi (Las e t al., 2007). Selain daya dukung Lahan potensial, kearifan dan teknologi lokal yang sudah dan sedang dikembangkan juga merupakan modal untuk pengembangan. Basis sosial- budaya masyarakat lndonesia adalah pertanian, dan saat ini sebagian besar penduduk bermata pencaharian di bidang pertanian tanaman pangan.

Visi pertanian lndonesia 2030disusun dengan memanfaatkan 3 (tiga) modal yang dimiliki bangsa ini yaitu modal manusia, modal alam dan fisik serta modal sosial. Tyjuannya adalah mewujudkan masyarakat pertanian yang berkualitas dan bebas dari kemiskinan, memanfaatkan sumberdaya alam secara berkelanjutan, mewujudkan sinergi wirausaha, birokrasi, dan pekerja menuju daya-saing global.

Visi Pertanian 2030

(14)

I

ROEDHY POERWANTO. ISKANDAR LUBIS dan ED1 SANTOSO

79

Alam". Dengan demikian kondisi pertanian pada tahun 2030 harus dapat menopang situasi negara maju yang berbasis kekayaan alam, yaitu swasembada pangan dalam situasi petani yang sejahtera. Dengan dua kata kunci tersebut visi pertanian adalah:

"Pertanian tanaguti k n moderen 6er6& p a k pengelbhan suni6erkya ahm kngenetiksecara 6er@hnjutan yang menjamin @talianan, @amanan k n mutu pangan, penyediin 6 a h n 6aku industri k n @sejatiteraan petani, serta 6erkya

suing glb6aF

1. Pertanian Tangguh dan Moderen

Yaitu tangguh dari sisi produksi yang ditandai dengan efisiensi tinggi, produktivitas tinggi, pengelolaan dengan padat modal, sistem pertanian yang mandiri dan performa petani secara individual yang mampu merespon secara cepat perubahan global. Moderen menggambarkan petani berpengetahuan, berketerampilan dan berbudaya industri yang mempunyai kelembagaan tani yang kuat; sistem produksi bertanggung jawab terhadap lingkungan; dicirikan dengan:

a. Kemampuan menghasilkan produk pertanian yang bermutu, efisien, dan aman bagi konsumen dengan harga wajar. b. Petani cerdas, berpengetahuan, berketerampilan dan

berbudaya industri, dengan kelembagaan petani kuat, sehingga posisi tawar petani kuat.

c. Produktivitas persatuan luas yang tinggi, efisien dalam menggunakan air.

d. Sistemnya bertanggung jawab mempertahankan potensi sumberdaya lahan dan lingkungan, dan terhadap keselamatan dan kesejahteraan petani dan pekerja, serta mempunyai traceability.

2. Pengelolaan Sumberdaya Alam Secara Berkelanjutan

(15)

pertanian ramah lingkungan pada berbagai level skala usaha serta mampu menekan degradasi sumberdaya lahan dan emisi pencemar, pemanfaatan unsur-unsur daur ulang dari sistem pertanian (zero waste), dicirikan dengan:

a. Pengelolaan sumberdaya alam, menunjukkan pada kemampuan lingkungan untuk menunjang kegiatan- kegiatan produktif yang dilakukan dan atau kemampuan lingkungan untuk menyediakan masukan dan kondisi bagi terlaksananya kegiatan produktif. Hal ini ditunjukkan dengan adanya daya dukung lahan, baik ketersediaan air maupun lingkungan tumbuh untuk usaha pertanian tanaman pangan yang intensif.

b. Lingkungan hidup lestari, menunjukkan kondisi lingkungan yang terjaga fungsi-fungsi ekologisnya, sehingga dapat memberikan daya dukung yang baik terhadap kehidupan yang ada. Sebagai contoh terpeliharanya daerah aliran sungai dan daerah tangkapan, sehingga ketersediaan air tawar meningkat, intrusi air laut tertahan.

3. Ketahanan, Keamanan dan Mutu Pangan

(16)

I

ROEDHY POERWANTO, ISKANDAR LUBIS dan EDI SANTOSO

1

8

1

1

a. Petani mampu mengupayakan ketahanan, keamanan, dan mutu pangan rumah tangga dan hasil produksinya.

b. Kebutuhan energi (karbohidrat) dapat dipenuhi selain dari beras, juga dari Jagung, Singkong, Ubi jalar dan umbi lain, Sukun, Pisang (plantain), Sagu dan Palem lainnya, sehingga konsumsi beras menurun menjadi 80 kglkapital tahun. Kebutuhan protein nabati dapat dipenuhi dari produksi kedelai, dan Kacang- Kacangan lain. Kebutuhan minyak dan lemak nabati dapat dipenuhi dari Kacang, Kelapa dan Kelapa sawit. Kebutuhan vitamin dan mineral terpenuhi dari buah dan sayur seperti Pisang, Jeruk, Mangga, Pepaya, Wortel, Tomat, Kubis, dan Bayam. Konsumsi buah dan sayuran masing-masing mencapai 90 kg1 kapital tahun. Kebutuhan pakan ternak dari Jagung, Kedelai, dan rumput dapat dipenuhi.

c. Walaupun Indonesia masih mengimpor pangan, tetapi

bukan sebagai pemenuhan kebutuhan pokok, hanya sebagai pemenuhan selera. Produk tersebut antara lain

meliputi terigu, minyak makan non palmae, buah-buahan f temperate, dan sub-tropika.

(17)

d. Keamanan dan mutu pangan terjamin, sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia), Codex (Codex Alimentarius; Badan PBB yang mengurusi masalah standar), maupun standar lnternasional Lain.

4. Penyediaan Bahan Baku lndustri

Yaitu tersedianya produk pertanian bahan baku dan bahan olahan primer industri pangan, pakan, bioenergi, pada jumlah yang cukup, kualitas prima, harga kompetitif dan tepat waktu:

a. Petani mampu menghasil produk tanaman pangan sebagai bahan baku industri.

b. Di sentra-sentra produksi pertanian, dibangun industri pengolahan antara yang memasok bahan baku ke industri- industri besar produk pertanian.

c. lndustri berbasis pertanian tanaman pangan, pakan, bioenergi, biofarmaka, biokimia dan biomaterial mendapat pasokan bahan baku dari produksi dalam negeri secara kontinu, kuantitasnya cukup, memenuhi standar keamanan dan kualitas, dan harganya kompetitif.

d. Jalur informasi dan distribusi yang baik antar sentra produksi primer, pengolahan produk antara dan industri pengolah produk akhir.

5. Kesejahteraan Petani

Yaitu terhapusnya kemiskinan petani dan menjadikan pertanian sebagai sumber pertumbuhan. Maksimum gap pendapatan rata-rata antara petani pedesaan dan perkotaan maksimum sebesar 30%, keluarga petani memiliki akses kepada fasilitas pelayanan umum yang sejajar dengan keluarga non pertanian dan keluarga di perkotaan:

(18)

I

7

ROBDIIY POERWANTO, ISKANDAR LUBIS dan ED1 SANTOSO

83

empat orang) dari hasil produksi pertanian primer maupun pengolahan hasil pertanian menjadi produk bahan baku industri. Dengan pendapatan tersebut, petani memiliki jaminan untuk pendidikan anak, kesehatan, air bersih, dan listrik dari pemerintah. Sebagai insentif kepada keluarga petani, Pemerintah memberikan subsidi berupa pendidikan sekolah gratis (tidak ada pungutan biaya dalam bentuk apapun) sampai SMA dan memberikan kesempatan yang luas untuk bersekolah di Perguruan Tinggi dengan biaya yang terjangkau.

b. Menjadikan pertanian sebagai sumber pertumbuhan mengandung arti Lahirnya lapangan kerja dan usaha- usaha baru dalam bidang pertanian yang berbasis non konvensional seperti bioteknologi, yang memiliki daya- saing tinggi.

6. Berdaya saing Global

Yaitu penyelenggaraan pertanian terintegrasi antar wilayah di Indonesia yang didukung infrastruktur Lunak, mekanisasi, auTomatisasi, dan pelaku yang berdaya saing dalam memproduksi dan mengelola produk segar dan olahan untuk pangan, pakan, biofarmaka dan bioenergi, menguasai pasar global dan menjadi market leader di tingkat global:

(19)

b. Petani mampu membentuk kelembagaan petani sebagai enterprise yang secara ekonomi mampu bersaing secara global (seperti Sunkist, koperasi petani Jeruk Amerika Serikat).

I

I

i Misi Pertanian

2030

Misi untuk mewujudkan pertanian 2030 berpegang pada Lima hall yaitu (1) Mewujudkan ketahanan pangan dan menjamin keamanan dan mutu pangan, (2) Mewujudkan kehidupan petani yang sejahtera, (3) Menyediakan bahan baku industri yang cukup, waktu yang tepat, dengan kualitas yang prima untuk industri pangan,fito-farmaka, fito-kimia dan biomaterial dan industri lain

I

t seperti pakan dan bioenergi, (4) Menjadikan produk pertanian

i

pangan berdaya saing tinggi di tingkat global, dan (5) Mengelola

i sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan.

i

\

1. Mencapai Pendapatan Petani US$ 52,0001rumah tanggal tahun

Pendapatan ini dicapai melalui kepemilikan lahan petani 2 halkeluarga tani, peningkatan produktivitas pertanian dengan perbaikan teknologi (varietas, pemanfaatan sarana produksi, air, akses terhadap teknologi, modal, infrastruktur, aksesibilitas), harga produk pertanian yang kompetitif karena infrastruktur, distribusi produk yang lebih baik dan tarikan dari industri. Selain dari on farm, petani mendapat penghasilan dari usaha pengolahan produk . dan usaha off farm, termasuk ekowisata berbasis pertanian.

2. Kemandirian Pangan

(20)

I

ROEDHY POERWANTO, ISKANDAR LUBIS dan ED1 SANTOSO

Tomat, Wortel, Kubis, dan Bayam). Kecenderungan penelitian pemuliaan tanaman Kedelai dan perbaikan teknologi budidayanya menimbulkan optimisme baru bahwa pada 2030 lndonesia akan mampu memenuhi kebutuhan Kedelai untuk pangan dan pakan.

I

Akan terjadi diversifikasi pangan pokok sumber energi dari

I

S beras ke komoditas lain. Konsumsi beras turun dari 127 kglkapital

; tahun menjadi 80 kglkapitaltahun. Produk pangan non beras

, akan diolah menjadi pangan moderen yang bergizi, enak, mudah

;

pengolahan dan penyajiannya, mudah disimpan dan didistribusikan;

i

bukan sebagai pangan tradisional. Keamanan dan mutu pangan

i

i yang baik, memenuhi SNI pangan, standar Codex, serta standar-

standar keamanan pangan yang lain. Distribusi pangan lebih baik, adil dan merata.

1 3. Menjadi Eksportir Produk Pertanian Tropika Terbesar Ke-5

I Dunia

1

# Produk yang diunggulkan meliputi buah dan sayuran segar:

1

Pisang, Mangga, Manggis, Rambutan, Jeruk, Lengkeng, Matoa,

1

i

Salak, Melon, Pepaya, Duku, Kubis, Asparagus, Bawang merah,

i

Cabai merah, Mentimun; Buah-buahan olahan: buah dalam kaleng,

1

jus, konsentrat: Nenas, Markisa, Jambu biji, Mangga, Jeruk, Sirsak,

f

1 semi, Jamur, Asparagus, Kacang snowbean; hasil olahan Singkong, Rambutan, Salak, Nangka, Tomat, Wortel, Jagung manis, Jagung Pisang, Sagu, dan Jagung; minyak nabati dan produk turunannya.

Daya-saing produk pertanian segar maupun olahan meningkat, karena adanya peningkatan kuantitas, kualitas, keamanan, kontinuitas pasokan, kompetitif harganya, dan adanya traceability (dapat ditelusuri). Dengan demikian, industri pengolah hasil pertanian tidak perlu lagi mengimpor bahan baku. lndonesia juga tidak perlu lagi mengekspor bahan mentah untuk industri. Good Management Practices diterapkan baik dalam produksi primer maupun dalam industri pengolahan dan jasa.

i

Berkembangnya industri primer dan industri pengolahan

1

(21)

meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya distribusi, mengurangi volume sampah di kawasan industri dan membuka peluang kerja off farm di perdesaan. Di daerah industri akan berkembang industri pengolahan yang memanfaatkan produk pertanian dalam negeri.

4. Menciptakan Lingkungan Hidup Produktif Dan Lestari

Perbaikan tata ruang pertanian makro seperti perbaikan daerah aliran sungai, daerah tangkapan hujan, waduk, saluran air irigasi akan dilakukan sehingga ketersediaan air tawar meningkat, intrusi air laut tertahan, pemanfaatan air tawar Lebih baik.

Perbaikan tata ruang bentang alam dan tata ruang mikro pertanian dilakukan sehingga memungkinkan alam melakukan netralisasi zat pencemar proses produksi pertanian, reduksi gangguan ekologi seperti puting beliung, angin kencang dan banjir, terselenggaranya jalur hijaulkoridor satwa yang menguntungkan pertanian, terciptanya koridor dan habitat agen pengendali hayati dan musuh alami hama-penyakit pertanian, mengurangi dampak kekeringan, dan sebagainya.

(22)

lmperatif Menjelang Pencapaian Visi 2030

1. Orientasi Kebijakan Pembangunan Nasional Berbasis Pertanian

Kebijakan pembangunan nasional yang berbasis pertanian akan menentukan pencapaian target-target peningkatan kesejahteraan petani di tahun 2030. Sumberdaya alam pertanian dan kelautan adalah sumberdaya alam yang tersisa dan sebagian besar merupakan sumberdaya alam terbaharui, yang merupakan andalan untuk membangun lndonesia yang sejahtera. Disamping itu, sebagian besar masyarakat lndonesia menggantungkan hidup dari usaha pertanian dan kelautan, dan mereka merupakan bagian terbesar dari masyarakat yang tergolong miskin dan terbelakang. Sehingga kebijakan pembangunan yang berbasis pertanian dan kelautan merupakan prasyarat menuju masyarakat lndonesia yang sejahtera dimasa yang akan datang.

Kebijakan tersebut meliputi: Pengembangan industri pendukung kegiatan pertanian hulu seperti pengembangan industri pupuk, pengembangan industri alat-alat pertanian, pengembangan industri pestisida dan petrokimia; kebijakan usaha permodalan

seperti pengembangan bank pertanian, pengembangan asuransi pertanian dan pengembangan insentif pajak; kebijakan industri pengolahan seperti pemberian tax holiday, pembebasan pajak pada tenggat tertentu; kebijakan pemasaran domestik dan ekspor

seperti subsidi ekspor, proteksi, penyederhanaan izin ekspor- impor; kebijakan transportasi seperti pengembangan angkutan masal, pengembangan pelabuhan, terminal agribisnis; kebijakan teknologi informasi, sehingga setiap petani dapat berkomunikasi secara real time terhadap harga komoditas; kebijakan penelitian

yang dapat secara Langsung memajukan pertanian.

(23)

sektor-sektor lain seperti industri, perdagangan dan lainnya harus mengutamakan pengembangan industri dan perdagangan dan kegiatan lainnya yang berbasis pada usaha pertanian. Rencana pengembangan harus menyeluruh dan komprehensif dengan target pencapaian berjenjang sesuai tahap perkembangan yang diprediksikan.

2. Aksesibilitas terhadap Modal, Lahan, Teknologi, dan Teknologi lnformasi

Pada kondisi 2030, situasi pertanian akan mengikuti tuntutan global yang ditandai dengan efisiensi, berdaya saing, padat modal, teknologi tinggi, dan memenuhi standar keamanan lingkungan. Petani sebagai salah satu bagian dari mata rantai sistem agribisnis perlu berubah baik secara kelembagaan, cara pandang terhadap sistem bertani, cara pandang terhadap sistem global sehingga mampu mengusai sistem padat modal dan padat teknologi dan mempunyai akses yang tinggi terhadap informasi global.

1

i

I Kemudahan dalam aksesibilitas modal, lahan, teknologi

4

I dan informasi, akan mempermudah petani dalam melakukan

1

I perencanaan produksi maupun perencanaan keuangan keluarga.

4

Pada tahun 2030 produktivitas tanaman, khususnya Padi sawah di Jawa dan luar Jawa sudah akan relatif sama besarnya, ha1 ini

j

disebabkan beberapa ha1 antara lain:

Y

1

1. Penguasaan teknologi produksi sudah relatif merata antara

t Jawa dan luar Jawa.

i

1

2. lnfrastruktur yang dibutuhkan untuk menunjang produksi

I

i di Luar Jawa sudah tersedia dengan baik.

1

t 3. Perkembangan kelembagaan, baik kelembagaan sosial

4

maupun kelembagaan ekonomi sudah mendukung usaha produksi tanaman baik di Jawa maupun di luar Jawa. 4. Aksesibilitas ke pasar baik regional, nasional maupun

(24)

i

ROEDHY POERWANTO, ISKANDAR LUBIS dan ED1 SANTOSO

1

5. Walaupun kesuburan tanah di Jawa jauh lebih baikdaripada tanah-tanah di luar Jawa, namun karena adanya degradasi Lahan, tekanan dampak pemanasan global seperti banjir dan kekeringan, serta tekanan pertambahan penduduk dan kebutuhan lahan, menyebabkan lahan di Jawa tidak berbeda jauh daya dukung maupun ongkos produksinya dibandingkan dengan luar Jawa.

Lembaga-Lembaga perbankan maupun lembaga keuangan lainnya yang dapat diakses oleh petani harus dikembangkan. Demikian juga dengan pengembangan teknologi pertanian yang sesuai dengan kondisi lokal, penyempurnaan sistem sosialisasi dan diseminasi teknologi yang dihasilkan serta peningkatan aksesibilitas terhadap perangkat teknologi yang dibutuhkan harus ditingkatkan agar petani dapat mengembangkan teknologi yang diterapkan dalam usahataninya.

Pengembangan sistem informasi pertanian, dalam hal !

!

ini sistem informasi lahan dan produksi perlu dilakukan agar f

perencanaan dapat dilakukan berdasarkan data akurat kondisi

1

pertanian. Perlu diadakan pusat-pusat informasi agribisnis di kota-

f

I

kota kabupaten, kota kecamatan sampai desa, serta kawasan- kawasan sentra produksi agar petani dan investor dapat menentukan pilihan-pilihan investasi dan produksi yang menguntungkan.

3. Pengembangan lnfrastruktur yang Mendukung Pertanian

(25)

3

Pengembangan infrastruktur di suatu kawasan umumnya memiliki beberapa pra kondisi: (1) mengacu pada aturan baku dan ! rencana tata ruang yang sudah dilegalkan, (2) bertujuan untuk

i meningkatkan dinamika perekonomian khususnya kawasan yang

6

f

j dibangun serta kawasan sekitar, (3) dapat memberikan fasilitas

yang menunjang perikehidupan dasar masyarakatnya.

1

4. Berkembangnya Sektor lndustri dan Jasa

Sektor industri dan jasa harus berkembang dengan baik, sehingga dapat menyerap tenaga kerja dari sektor pertanian. Jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam bidang pertanian saat ini mencapai 40% lebih dari tenaga kerja secara keseluruhan, sehingga penyediaan lapangan kerja diluar on farm, baik bidang yang masih berkaitan dengan bidang pertanian seperti pengolahan hasil pertanian maupun bidang-bidang di luar pertanian sangat diperlukan. Oleh karena itu, jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam bidang pertanian dapat berkurang dan lahan yang diusahakan per petani lebih luas, sehingga pendapatan per keluarga petani dapat meningkat secara signifikan.

5. Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan

(26)

ROEDHY POERWANTO. ISKANDAR LUBlS dm ED1 SANTOSO

I

9

1

6 . Mitigasi Bencana

Pemerintah dan masyarakat harus mempertimbangkan mitigasi bencana dengan baik dalam setiap pembangunan yang dilakukan, baik bencana karena faktor alam maupun bencana sebagai akibat ulah manusia.

Pencapaian target-target peningkatan produksi, produktivitas, dan pendapatan petani akan sangat terkoreksi oleh adanya bencana alam seperti banjir, longsor dan kekeringan. Sehingga pembenahan daerah-daerah aliran sungai dan daerah dengan topografi curam sangat mendesak untuk segera dilakukan. Disamping upaya-upaya untuk mengantisipasi dan meminimalisir dampak bencana yang diakibatkan oleh faktor alam seperti gempa dan Letusan gunung berapi, peran Lembaga mitigasi bencana dan pemanfaatan informasi peramalan diharapkan dapat menjangkau end user secara cepat dan akurat.

Strategi Pencapaian

Visi

Dalam mencapai visi pertanian tanaman pangan Indonesia 2030, di- kembangkan Lima strategi, ialah pengembangan sum- berdaya manusia, pening- katan produktivitas dan efisiensi produksi, pening- katan nilai tambah, pening- katan kemandirian pangan, dan pengelolaan lingkungan yang produktif dan Lestari. Visi yang dirumuskan, men- jadi pelengkap dari profil desa VlSl 2020 versi ADB (2004) yang disajikan pada

(27)

!

3 Proporsi Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian diperoy- !

2 eksikan meningkat secara stabil pada rentang 4,5% per tahun mulai

201 1 menjadi 6,5% pada 201 5, kemudian meningkat setabil dengan

1

penambahan laju 1-2% setiap tahun menjadi 16,5% pada 2022 dan

1

kemudian laju penambahan turun sekitar 2% setiap tahun dan sta-

1 bil pada proporsi PDB sekitar 5% pada tahun 2030 (Gambar 2). Pe-

1

1

ningkatan PDB tersebut didorong oleh peningkatan produktivitas,

peningkatan efisiensi, dan peningkatan luas penguasaan lahan dan peningkatan harga komoditas.

1. Pengembangan Sumberdaya Manusia

Pengembangan sumberdaya manusiadiarahkan agar masyarakat petani dan pedesaan dapat mengikuti perkembangan dan menerapkan teknologi pertanian baik on farm maupun off farm, dan melakukan pengelolaan usahatani secara moderen, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas dan kesejahteraannya. Pengembangan sumberdaya manusia ini dapat dilakukan melalui pengembangan budaya industri dan peningkatan profesionalisme.

2. Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi Produksi

(28)

7

7

ROEDHY POERWANTO, ISKANDAR L m I S dan ED1 SANTOSO

93

,

i

i Gambar 1. Prediksi kontribusi PDB pertanian dalam rupiah pada tahun 2030 (Sumber TIM PSP3 IPB)

3. Peningkatan Nilai Tambah

(29)

4. Peningkatan Kemandirian Pangan

Strategi kemandirian pangan diarahkan pada pemenuhan pangan nasional secara mandiri berdasarkan sumberdaya alam, kemampuan produksi dan kreativitas masyarakat. Keanekaragaman pangan ditingkatkan baik sumber maupun bentuk dan citarasa hasil olahan dengan basis tepung sebagai produk antara bahan pangan. Kemandirian pangan diupayakan melalui diversifikasi pangan, kebijakan lahan pertanian, pengembangan infrastruktur pertanian dan perdesaan dan pengembangan budaya industri di perdesaan.

Penerapan sistem pertanian yang terdiversifikasi dengan tetap memiliki ciri tanaman pangan, dengan menyertakan pola-pola pertanian terpadu dengan pengelolaan ternak dan perikanan darat sehingga tercipta ketahanan rumah tangga untuk mengantisipasi siklus ekologi seperti kekeringan, cuaca buruk dan bencana alam. Prinsip zero waste, yang memanfaatkan bioteknologi secara unggul dan berdaya saing.

5. Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Produktif dan Lestari

Pengelolaan Lingkungan hidup yang produktif dan lestari diarahkan untuk terpeliharanya daya dukung lingkungan untuk produktivitas yang tinggi secara berkelanjutan, keaneka ragaman hayati serta keseimbangan interaksi antara semua unsur dan faktor lingkungan. Pengelolaan lingkungan yang produktif dan lestari dilaksanakan melalui upaya pengembangan sumberdaya alam secara lestari, pemberdayaan masyarakat, reklamasi lahan, dan pengadaan lahan pertanian pangan abadi. Kerangka manajemen lingkungan didesain dengan tetap mengakui kemandirian dan inisitatif masyarakat dan petani pelaku.

6. Kebijakan Makro yang Mendukung Pertanian

(30)

ROEDHY POERWANTO, ISKANDAR LUBIS dan ED1 SANTOSO

9

5

1

Dengan potensi sumberdaya alam yang ada, nampaknya perkonomian di Indonesia akan ditopang oleh sektor pertanian, pariwisata dan pertambangan. lndustri yang harus dikembangkan adalah industri yang mendukung sektor-sektor tersebut. Kebijakan ekonomi makro negara juga harus mendukung ketiga sektor tersebut, termasuk sektor pertanian. Kebijakan berbasis pertanian diterapkan dengan menjadikan pengembangan pertanian sebagai sentral kebijakan pemerintah dalam merancang pembangunan secara keseluruhan dan menjadikan pertanian sebagai sentra pertumbuhan, sehingga sektor-sektor lain seperti industri, perdagangan dan lainnya mengutamakan pengembangan industri dan perdagangan dan kegiatan lainnya yang berbasis pada usaha pertanian.

i

i Seperti yang disampaikan pada imperatif, kebijakan

i

tersebut meliputi: pengembangan industri pendukung kegiatan

J pertanian hulu seperti pengembangan industri pupuk,

i pengembangan industri alat-alat pertanian, pengembangan

I

a industri pestisida dan petrokimia; kebijakan usaha permodalan

\

seperti pengembangan bank pertanian, pengembangan asuransi pertanian dan pengembangan insentif pajak; kebijakan industri

! pengolahan seperti pemberian tax holiday, pembebasan pajak pada tenggat tertentu; kebijakan pemasaran domestik dan ekspor

1

seperti subsidi ekspor, proteksi, penyederhanaan ijin ekspor-

.1

I impor; kebijakan transportasi seperti pengembangan angkutan

3 masal, pengembangan pelabuhan, terminal agribisnis; kebijakan

i

i teknologi informasi sehingga setiap petani dapat berkomunikasi

i

i

secara real time terhadap harga komoditas; kebijakan penelitian

1

yang dapat secara langsung memajukan pertanian.
(31)

AGROINDUSTRI

Sasaran utama pembangunan jangka panjang negara ini adalah pencapaian struktur ekonomis yang seimbang yaitu terdapatnya kemampuan dan kekuatan industri yang maju yang didukung oleh kemampuan dan kekuatan pertanian yang tangguh. Hal ini berarti, bahwa antara sektor pertanian (dan kehutanan) dan sektor pertanian diperlukan adanya keterkaitan yang kuat baik keterkaitan ke depan maupun keterkaitan ke belakang dalam mencapai tujuan masing-masing sektor tersebut. Adanya keterkaitan ini terlihat dengan adanya perkembangan pengolahan hasil pertanian atau industri agro (agroindustry).

Di masa yang akan datang, cadangan minyak dan gas bumi yang sekarang merupakan sumber devisa negara akan berangsur menipis dan perannya di dalam perkembangan perekonomian sudah diperkirakan akan semakin kecil. Pada saai ini agroindustri diharapkan akan tampil ke depan bersama-sama industri yang Lain mendukung perekonomian negara.

(32)

Tanpa agroindustri, perkembangan agroindustri hanya akan menca- pai peningkatan produksi tanpa mampu menaikkan nilai tambah komoditi tersebut. Agroindustri merupakan revolusi nilai tambah produk hasil revolusi hijau.

i

Revolusi hijau berhasil meningkat produksi berbagai

4

komoditi hasil pertanian dan kehutanan akan tetapi hasil tersebut

i

sebagian besar masih dipasarkan sebagai bahan mentah atau

i bahan setengah jadi. Kondisi tersebut mengakibatkan berbagai

kerugian, baik oleh karena daya simpan bahan masih rendah, rawan

I kontaminasi jasad renik dan berbagai kerusakan fisik. lainnya, juga

$

nilailharga pada kondisi tersebut masih sangat rendah. Selain ini

1

; hasil revolusi hijau ini belum berhasil mengembangkan pendapatan

2

+ petani atau wilayah tempat komoditi tersebut dihasilkan.

Untuk melanjutkan keberhasilan revolusi hijau tersebut, maka agroindustri akan mampu meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai tersebut. Sebenarnya dalam skala terbatas agroindustri sudah dilaksanakan di berbagai perkebunan seperti perkebunan Tebu yang menghasilkan gula, molase, spiritus, kertas dan sebagainya.

Sedangkan perkebunan Kelapa sawit sampai saat ini masih menghasilkan bahan setengah jadi yaitu CPO (crude palm oil) dan PKO (palm kernel oil). Selain itu, perkebunan Karet hanya mampu menghasilkan Karet remah (crumb rubber) atau Karet lembaran yang diasapi (proses hilir) dapat menghasilkan berbagai produk baru yang bernilai ekonomis tinggi dan dengan manfaat yang lebih luas lagi seperti minyak goreng, margarin, "oleo chemical" dari CPO sebagai contoh.

(33)

1. lndustri peralatan dan mesin-mesin pertanian

2. lndustri pengolahan hasil pertanian (pangan, non pangan dan perhutanan)

3. lndustri jasa sektor pertanian.

lndustri peralatan dan mesin-mesin pertanian meliputi:

-

Mesin budidaya pertanian

-

Mesin pengolahan hasil pertanian

lndustri pengolahan hasil pertanian meliputi:

-

Pengolahan panganlhasil tanaman pangan

-

Pengolahan hasil tanaman perkebunan

-

Pengolahan hasil perikananlperairan

-

Pengolahan hasil ternak

-

Pengolahan hasil perhutanan

-

Pengolahan limbah hasil pertanian

lndustri jasa sektor pertanian dibedakan atas:

-

Pengemasan hasil pertanian

-

Transportasi, distribusi dan informasi hasil pertanian

-

Perdagangan

-

Konsultasi

Jumlah rumah tangga yang berusaha di sektor pertanian sangat besar dan luas areal lahan pertanian yang dikelola oleh rumah tangga ini cukup has. Dari pengelolaan ini, industri kecil dan kerajinan yang tumbuh dapat menampung tenaga kerja yang cukup banyak, jauh lebih banyak dari jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh sektor manufakturing.

(34)

baku ini berupa komoditi hasil pertanian yang belakangan ini jumlah produksinya terus meningkat. sebagai contoh bahan baku agroindustri ini adalah Karet, Kelapa, Kopi, Kelapa sawit, Tebu, Tembakau, Coklat, Padi, Jagung, hortikultura, Teh, Aren, Siwalan, Pala, Cengkeh, dsb. Produk yang dihasilkan dalam skala besar (pabrikasi) antara lain CPO (crude palm oil), Kopra, Teh hitaml Teh oolong, rokok, atau produk yang siap untuk dikonsumsi seperti minyak goreng, margarin, gula pasir, pati, dsb. Skala kecill kerajinan menghasilkan Teh oolong, gula merah (Aren, Siwalan), minyak goreng, kayu Lapis dsb. Rakyatlpetani menghasilkan produk setengah jadi untuk beberapa komoditi seperti biji Coklat, biji Kopi, Teh oolong, Cengkeh, Kelapa cungkil, Karet bongkah dsb. Berbagai kerajinan rakyat yang tercakup dalam agroindustri antara lain kerupuk udang, gula merah, tahu, tempe, emping, tepung tapioka, kulit, ikan pindanglasap dsb. Sebagian produk antara (setengah jadi), dan produk kerajinan selain dipergunakan untuk kebutuhan setempat, juga mendapatkan pasar di luar negeri, sehingga mampu menghasilkan devisa yang cukup besar.

Dengan berbagai contoh di atas terlihat, bahwa cakupan agroindustri cukup luas dan memberikan dampak yang sangat positif baik bagi perkembangan industri pedesaan skala kecil maupun industri manufakturing yang memberikan peningkatan, baik tingkat kehidupan masyarakat di pedesaan maupun terhadap perkembangan perekonomian negara. Berbagai perkembangan istilah yang bertujuan bagi peningkatan pendapatan petani seperti agrobisnis, pertanian berbudaya industri, sebenarnya tidak akan berhasil untuk mencapai tujuan tersebut sebelum agroindustri disadari secara menyeluruh mutlak untuk dikembangkan.

(35)
(36)

SISTEM AGRIBISNIS

SUMARDJO

Departemen SOSEK-Faperta IPB

1. Agribisnis Sebagai Suatu-Sistem

Sistem agribisnis mengandung pengertian sebagai rangkaian kegiatan dari beberapa sub-sistem yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Setidaknya ada Lima sub-sistem yang saling terkait tersebut (Krisnamurthi dan Saragih, 1992). Kelima sub-sistem tersebut adalah (1) sub-sistem faktor input pertanian (input factor sub-system), (2) sub-sistem produksi pertanian (production sub-system), (3) sub-sistem pengolahan hasil pertanian (processing subsystem), (4) sub-sistem pemasaran (marketing sub- system), dan (5) sub-sistem kelembagaan penunjang (supporting institution sub-system).

(37)

pengertian "pertanian" yang selama ini digunakan juga cenderung lebih banyak mengacu pada kegiatan-kegiatan dalam sub-sistem produksi ini. Ketiga, sub-sistem pengolahan hasil pertanian sering disebut sebagai kegiatan agroindustri hasil pertanian, Keempat, sub-sistem pemasaran, baik untuk faktor produksi, hasil produksi maupun hasil olahan nya. Kelima, sub-sistem kelembagaan penunjang yang sering disebut sebagai sub-sistem jasa (service sub-system).

Kegiatan pertanian atau budidaya dimasukkan ke dalam kelompokkan kegiatan usaha tani (on-farm activities), sedangkan pengadaan sarana produksi, agroindustri pengolahan, pemasaran dan jasa-jasa penunjang dikelompokkan ke dalam kegiatan luar usaha tani (off-farm activities).

2. Apa Peran Agribisnis dalam Era Pembangunan?

Kegiatan-kegiatandalamsistemagribisnis telah memberikan sumbangan yang nyata bagi perekonomian di Indonesia, yaitu dalam bentuk : (1 ) hasil produksi pertanian, (2) pasar, (3) faktor produksi, dan (4) kesempatan kerja. Sumbangan hasil produksi dapat dilihat dari terwujudnya swasembada beras sejak tahun 1984.

Sumbangan pasar dapat dilihat dari demikian besarnya pangsa pasar domestik di pedesaan bagi produk-produk industri dan sektor lain, sehingga mendukung kemampuan atau daya beli masyarakat di pedesaan. Sumbangan faktor produksi dapat dilihat dari penyediaan tenaga kerja, modal dan bahan baku khususnya bagi sektor industri. Kemudian sumbangan kesempatan kerja ditunjukkan oleh daya serap tenaga kerja dalam kegiatan agribisnis yang masih menempati urutan terbesar sampai saat ini.

(38)

agroindustri pengolahan hasil pertanian, pemasaran, dan sub-sistem jasa penunjang, seperti lembaga keuangan dan penyuluhan atau konsultansi. Pada akhir Pembangunan Jangka Panjang II diharapkan akan terjadi transformasi struktural terjadi di Indonesia, yaitu transformasi struktur agribinis, dari kegiatan pertanian di tingkat usaha tani (on-farm activities) menjadi kegiatan di luar usaha tani (off-farm activities).

Dengan demikian, transformasi ekonomi dari yang berbasis pertanian ke ekonomi yang berbasis industri menempatkan lndonesia menjadi negara yang bercorak agribisnis. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan yang terjadi pada industri-industri yang bersifat pengolahan hasil pertanian (agro-base industry), misalnya industri minyak sawit, industri kayu lapis, crumb rubber dan sejenisnya.

3.

Agribisnis Merupakan Kegiatan Produksi

Berbasis Sum berdaya

Pada era perekonomian global lndonesia menghadapi persaingan dengan negara lain. Pada kondisi seperti itu dibutuhkan pengembangan komoditas-komoditas andalan yang memiliki daya- saing tinggi, tetapi tetap dapat mempertahankan asas pemerataan dalam setiap kegiatan ekonomi. Diperkirakan pada masa yang akan datang kegiatan produksi yang berbasis sumberdaya (resource base) berpeluang besar mempunyai keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dibanding kegiatan produksi yang bersifat berbasis teknologi atau technological. base maupun berbasis modal atau capital base (Krisnamurthi dan Saragih, 1992).

(39)

tinggi dari ekspor hasil industri secara keseluruhan. Pada tahun 1982-1987 misalnya, ekspor produk pertanian dalam bentuk bahan mentah tumbuh sebesar 7,64% setahun, sedangkan ekspor produk industri tumbuh sebesar 23,17%. Komoditas hasil pertanian yang masuk ke dalam produk industri, seperti ekspor plywood tumbuh 48,1%, kayu olahan lain 36,7%, Karet olahan 12,5%, rninyak sawit 31,7%, furniture dari rotanl kayulbambu 78%. Apabila mengingat bahwa minyak dan gas bumi yang pada saat ini masih merupakan andalan, kesinambungan nya di rnasa depan tidak terjamin, maka ha1 ini menempatkan kegiatan agibisnis sebagai salah satu alternatif kegiatan utama pada masa yang akan datang.

4. Agribisnis Penghasil Produk Strategis Bagi Rakyat

Kegiatan agribisnis menghasilkan produk yang bersifat strategis bagi rakyat, yaitu untuk memenuhi kebutuhan pangan, pakaian dan perumahan. Beberapa produk dari kegiatan agribisnis terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan sangat sulit digantikan (disubstitusi) oleh produk dari kegiatan lain. Pada masa yang akan datang kegiatan agribisnis ini akan tetap berperan penting, bila tidak ingin negara ini rapuh karena tergantung pada impor produk agribisnis dari negara lain. Pemenuhan kebutuhan dalam negeri dengan mengandalkan impor dari negara Lain dapat mengandung konsekuensi yang rumit dan mahal.

Kegiatan agribisnis berkaitan erat dengan beberapa isu pokok dalam pembangunan negara-negara berkembang pada umumnya (Krisnamurthi dan Saragih, 1992), antara lain:

(a) Isu mengenai masalah lingkungan hidup, karena kegiatan

I

pertanian sebagian Lebih memiliki sifat generatif dibanding ekstratif;

(40)

5.

Pengembangan Sistem Agribisnis Menjadi Tuntutan

Logis dalam Perkembangan Keadaan Perekonomian

Perkembangan permintaan terhadap produk pertanian (sub-sistem budi daya dalam sistem agribisnis) ternyata tidak hanya dalam ha1 jumlah, tetapi juga terjadi peningkatan permintaan dalam ha1 keragaman jenis, peningkatan mutu, kontinuitas jumlah, kesesuaian tempat, waktu, kemasan, pengangkutan, mekanisme pemasaran dan sebagainya. Petani tidakcukup lagi hanya mengetahui bagaimana menghasilkan produk sebaik dan sebanyak mungkin dan kemudian dijual, tetapi perlu pula mengetahui bagaimana selera dan kebutuhan konsumen akhir, termasuk konsumen luar negeri sehingga dapat menghasilkan produk yang sesuai dan laku dijual dengan harga memadai.

6.

Penutup

Pengertian agribisnis mengandung dua dimensi penting, yaitu: (1) pengertian fungsional, dan (2) pengertian struktural. Agribisnis mengandung pengertian fungsional, yaitu sebagai rangkaian fungsi-fungsi kegiatan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam ha1 ini sistem agribisnis mencakup tiga aspek utama:

(a)' aspek pengolahan usaha (produksi) pertanian yang meliputi pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan peri kanan;

(b) aspek produk penunjang kegiatan pra dan pascapanen seperti industri penghasil pupuk, pestisida, bibit unggul, alat-alat pertanian, industri pengolahan hasil pertanian dan sebagainya

(41)

i Dalam pengertian struktural, sistem agribisnis sebagai

4

kumpulan unit usaha atau basis yang melaksanakan fungsi-fungsi dan

I masing-masing sub-sistem. Unit usaha atau unit kegiatan tersebut

1

dapat berbentuk usaha seorang petani dengan usahataninya yang !

I tidak berbadan usaha hingga perkebunan besar milik swasta atau

I

I negara dengan bentuk PT, CV, Perum, Koperasi, dan sebagainya. Unit usaha tersebut dapat bersifat homogen atau heterogen, berteknologi tinggi atau tradisional, komersial atau subsisten,

i padat modal atau padat tenaga kerja, dan berbagai keragaman

1

sifat lainnya. Dengan demikian, pengertian sistem agribisnis tidak hanya mencakup kegiatan "bisnis pertanian" yang "besar" dan dengan modal yang kuat, tetapi termasuk juga kegiatan-kegiatan skala kecil dan lemah seperti pertanian rakyat. Bahkan pertanian

I rakyat ini telah memberikan sumbangan terbesar, baik dilihat dari jumlah unit kegiatan, luas lahan, produksi yang dihasilkan,

i

I keragaman jenis kegiatan, kesempatan kerja yang diserap,

maupun sumbangan terhadap pendapatan nasional (Krisnamurthi dan Saragih, 1992).

Pustaka

Baharsjah, S. 1991. Rencana Pembangunan Agribisnis dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua. Makalah sebagai pengantar Diskusi di Deptan RI (tidak dipubilkasi- kan).

(42)

Bioteknologi Molekuler:

Mengoptimalkan Manfaat Keanekaan Hayati

Melalui Teknologi DNA Rekombinan

ANTONIUS SUWANTO

Jurusan

Biologi, FMIPA-IPB

Bioteknologi saat ini telah menjadi salah satu simbol perkembangan mutakhir dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Penerimaan terhadap bioteknologi juga bersifat mendunia. Tidak diragukan lagi, bahwa negara-negara di dunia telah menyandarkan banyak harapan dari bioteknologi. Perkembangan yang pesat dapat dilihat dari tumbuhnya berbagai perusahaan kecil sampai raksasa yang berdasarkan bioteknologi, sejalan dengan pembentukan komite-komite bioteknologi dalam berbagai sistem pemerintahan. Selain itu juga dapat diamati penyebaran dan penerapan mata kuliah bioteknologi di berbagai universitas, termasuk di Indonesia.

(43)

telah membuahkan hasil berupa produk yang mempunyai nilai komersial tinggi.

Dalam bidang kedokteran, bioteknologi akan membawa cara-cara baru untuk diagnosa, pengobatan, dan pencegahan penyakit. Dalam bidang pertanian, setiap aspeknya mulai dari penempatan benih di dalam tanah sampai makanan siap di meja makan akan terpengaruh oleh teknologi ini. Selain itu, bioteknologi juga menjadi sandaran untuk penyelamat lingkungan, karena menawarkan berbagai alternatif untuk membersihkan lingkungan dari pencemaran yang sulit dibersihkan dengan cara-cara lain.

Meskipun banyak dari kita yakin bahwa bioteknologi itu penting, tetapi kebanyakan dari kita tidak mengetahui dengan tepat apa yang dimaksud dengan bioteknologi. Hal yang membingungkan tersebut dapat dimengerti karena istilah bioteknologi seringkali didefinisikan berbeda oleh orang yang berbeda. Apakah bioteknologi itu sebenarnya?

Definisi Bioteknologi

lstilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur asal Hongaria, pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya.

Sampai tahun 1970-an bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical engineering) dan pada umumnya kuliah-kuliah yang berhubungan dengan bioteknologi juga diberikan oleh Jurusan Rekayasa Kimia atau Rekayasa Biokimia.

Sesungguhnya mendefinisikan bioteknologi sangat gampang. Pecahlah kata tersebut berdasarkan akar katanya : "bio" dan "teknologi", maka akan diperoleh definisi sebagai berikut :

(44)

Dengan definisi tersebut dapat dipahami, bahwa bioteknologi bukanlah sesuatu yang baru. Kita telah mendomestikasi tanaman dan hewan sekitar 10.000 tahun yang lalu. Selama beribu-ribu tahun kita telah menggunakan mikrob untuk membuat produk-produk berguna seperti roti, anggur, keju, yogurt, tempe, dan nata

de

coco. Hampir semua antibiotik berasal dari mikrob, demikian juga enzim-enzim yang dipakai untuk berbagai keperluan mulai dari pembuatan sirup fruktosa sampai pencucian pakaian. Dalam bidang pertanian, kita telah menggunakan mikrob sejak abad ke 19 untuk pestisida dan untuk penyuburan tanah melalui bakteri-bakteri penambat N,. Mikrob juga telah digunakan secara ekstensif untuk pembersihan limbah dan kotoran selama berpuluh- puluh tahun. Dalam bidang medis, vaksin-vaksin tertentu dibuat dari virus atau bakteri tertentu yang telah dilemahkan.

Jika demikian, mengapa sering dikatakan bahwa bioteknologi adalah suatu terobosan teknologi yang revolusioner, padahal teknologi ini mungkin sudah ada sejak adanya peradaban manusia. Berikut ini adalah jawabannya. Selama periode 1960-an sampai 1970-an, pengetahuan kita tentang biologi sel dan molekuler telah sampai pada suatu titik yang memungkinkan kita untuk memanipulasi suatu organisme di taraf seluler atau molekuler. Memanipulasi suatu organisme untuk kepentingan kita bukanlah suatu hal yang baru. Yang baru adalah cara atau metode kita melakukan manipulasi tersebut.

(45)

Selama sekitar 45 tahun sejak Karl Ereky memperkenalkan istilah bioteknologi, istilah ini telah dipakai dengan pengertian berbeda oleh pakar yang berbeda, sehingga menimbulkan kerancuan. Kerancuan ini berakhir pada 1961 ketika Carl Goren Heden merekomendasikan agar nama suatu jurnal saintifik untuk mempublikasi penelitian dalam bidang mikrobiologi terapan dan fermentasi diubah dari Journal of Microbiological and Biochemical Engineering and Technology menjadi Biotechnology and Bioengineering. Sejak saat itu, bioteknoloogi diartikan sebagai: "produksi barang dan jasa menggunakan organisme, sistem, atau proses biologi". Oleh karena itu, penelitian bioteknologi sangat bergantung pada mikrobiologi, biokimia, dan rekayasa kimia.

Suatu proses industri bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk, pada dasarnya terdiri dari tiga tahapan utama yang secara umum dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Proses hulu: Melibatkan serangkaian perlakuan pada bahan mentah, sehingga dapat digunakan sebagai sumber makanan bagi mikroorganismesasaran.

2. Fermentasi dan transformasi: Penumbuhan mikroorganisme sasaran dalam bioreaktor besar (biasanya Lebih dari 100 Liter) yang diikuti dengan produksi (hasil biotransformasi) bahan yang diinginkan, misalnya: antibiotik, asam amino, enzim, atau asam-asam organik.

3. Proses hilir: pemurnian senyawa atau bahan yang diinginkan dari medium fermentasi atau dari massa sel.

(46)

Oleh karena itu, banyak dihasilkan informasi yang menjadi dasar penting bagi pembuatan bioreaktor serta instrumentasinya, serta teknologi scale-up yang Lebih efisien dalam menghasilkan berbagai produk.

Dari keseluruhan proses industri bioteknologi, bagian biotransformasi merupakan komponen yang paling sulit dioptimalkan secara sistematis. Pada umumnya, galur-galur mikrob yang diisolasi dari alam tidak optimal untuk dipakai Langsung dalam industri bioteknologi. Oleh karena itu, induksi mutasi melalui mutagenesis kimia atau radiasi ultraviolet digunakan untuk mengubah secara acak susunan genetik suatu galur mikrob dengan harapan dapat diperoleh galur yang profilnya Lebih optimal. Dalam beberapa hal, misalnya dalam produksi antibiotik, cara-cara mutasi acak dan seleksi telah berhasil dilakukan. Meskipun demikian, pada sebagian industri bioteknologi Lainnya, mutasi acak malah menurunkan produksi atau hasilnya sulit sekali diprediksi karena adanya mutasi pada bagian-bagian lain dari genom mikrob yang bersangkutan. Selain itu, derajat perbaikan galur masih sangat dibatasi oleh sistem biologi yang ada. Contohnya: dalam produksi asam sitrat digunakan Aspergillus niger yang mampu memproduksi asam sitrat dengan rendemen tinggi. Tetapi untuk fermentasi media padat, spora kapang ini dapat menimbulkan masalah medis yang relatif sulit penanganannya di Lapangan. Sementara itu mutasi acak untuk meniadakan spora dari Aspergillus niger tanpa menurunkan rendemen asamnya sangat sulit sekali dilakukan tanpa melewati batas-batas biologi Aspergillus niger.

(47)

Perkembangan bioteknologi berubah sejak ditemukannya teknologi DNA rekombinan. Perubahan ini sangat nyata terutama dalam ha1 teknologi proses hulu, dan seleksi galur. Dengan teknologi DNA rekombinan tidak saja kita mampu melakukan perbaikan galur dengan tepat dan dapat diprediksi, tetapi juga dapat mengkonstruksi galur baru dengan bahan genetik tambahan yang tidak pernah ada pada galur asalnya. Dalam kasus produksi asam sitrat, misalnya kita dapat memindahkan gen-gen kunci untuk biosintesis asam sitrat dari Aspergillus niger ke dalam kapang lain atau bakteri, sehingga lebih memudahkan penanganan pada proses hilirnya atau menghindari masalah adanya spora.

(48)

Tumbuhan dan hewan juga dapat digunakan sebagai bioreaktor untuk menghasilkan produk baru atau produk hasil modifikasi yang tidak mungkin diperoleh dengan seleksi mutagenesis atau persilangan biasa. Akhirnya, teknologi ini memungkinkan kita untuk menangani penyakit-penyakit genetik melalui terapi gen, masalah pengobatan berbagai jenis kanker, dan penyediaan vaksin DNA sebagai alternatif vaksin masa depan.

Penggabungan antara teknologi DNA rekombinan dengan bioteknologi melahirkan suatu bidang studi yang sangat dinamis dan kompetitif yang disebut Bioteknologi Molekuler. Bidang studi yang relatif baru ini, seperti halnya perkembangan awal biologi molekuler di tahun 1960-an, dipenuhi oleh berbagai harapan yang kadang-kadang melampaui kemampuan para pakar pada saat itu untuk menghasilkan suatu produk. Oleh karena itu, dalam mencermati perkembangan bioteknologi molekuler kita sebaiknya dapat melihat sisi harapan, kenyataan, atau fantasi dari bidang studi yang sedang berkembang pesat ini.

(49)

Sebagian besar disiplin sains tidak berdiri sendiri. Disiplin sains pada umumnya merupakan peleburan pengetahuan dari berbagai riset yang berbeda. Untuk bioteknologi molekuler, komponen bioteknologi dikembangkan dan disempurnakan oleh pakar-pakar mikrobiologi industri dan rekayasa kimia, sedangkan pengembangan komponen teknologi DNA rekombinan sangat bergantung pada penemuan-penemuan dalam biologi molekuler, genetika, biokimia, dan mikrobiologi. Sebagian besar pengetahuan yang mendasari bioteknologi dihasilkan oleh penelitian-penelitan dasar di universitas (Tabel 1). Jadi, bioteknologi molekuler sangat tergantung pada perkembangan berbagai pengetahuan dasar dalam usahanya untuk menghasilkan produk-produk komersial yang kompetitif. Dalam perkembangannya perkawinan antara bioteknologi dengan ilmu ekonomi menghasilkan Biointerpreneurship; bioteknologi dengan etika atau agama menghasilkan Bioetika; bioteknologi dengan ilmu computer menghasilkan Bioinformatika; dan bioteknologi dengan ilmu hukum menghasilkan pakar dalam Hukum Hak Atas Kekayaan lntelektual (Patent lawyers). Bidang-bidang ilmu hasil interaksi ini (interface disciplines) merupakan kecenderungan dalam perkembangan teknologi saat ini dan masa depan yang memungkinkan orang yang mengusainya tidak saja Langka di pasar kerja, sehingga lebih mudah untuk mendapat pekerjaan, tapi juga merupakan refleksi kebutuhan pekerjaan yang semakin menuntut inovasi yang hanya dapat tercipta dengan membuka interface antar disiplin ilmu. Oleh karena i t u sangatlah diharapkan agar berbagai disiplin ilmu yang ada membuka pintu lebar-lebar untuk mendisain kurikulum yang dapat menampung minat mahasiswa yang bersifat interface ini, yang salah satunya merupakan aspek intrinsik dari Bioteknologi Moderen atau Bioteknologi Molekuler.

Rekayasa Genetika dan Keragaman Hayati

(50)

menggabungkan materi genetik dari dua atau lebih sumber yang berbeda atau melakukan perubahan secara terarah pada suatu materi genetik tertentu. Di alam, materi genetik melakukan rekombinasi secara konstan. Berikut ini adalah beberapa contoh rekombinasi genetik dari dua sumber atau lebih: (i) Rekombinasi yang terjadi saat pindah silang dalam pembentukan gamet pada proses meiosis, (ii) Saat sperma dan ovum melebur pada proses fertilisasi, dan (iii) Saat sel prokariot melakukan transaksi bahan genetik melalui konjugasi, transformasi, atau transduksi.

Dalam tiap contoh rekombinasi tersebut dapat dimengerti bahwa rekombinasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan terjadinya keragaman hayati di alam. Materi genetik yang ada di alam menyajikan suatu bahan mentah evolusi yang dilakukan oleh seleksi alam atau seleksi buatan yang dilakukan oleh manusia.

A. Penggunaan Variasi Genetik dalam Pemuliaan

Segera setelah manusia mampu melakukan domestikasi organisme, maka mulailah terjadi pemuliaan secara selektif untuk mengubah bahan genetiknya sesuai dengan keinginan. Suatu individu tertentu dalam populasi, yang berarti suatu materi genetik tertentu, disukai oleh manusia dan dipakai sebagai induk untuk generasi-generasi organisme berikutnya. Dengan menyeleksi suatu variasi genetik tertentu dari suatu populasi dan menyingkirkan variasi genetik lainnya, maka kita sudah melakukan rekombinasi bahan genetik dengan terarah dan dengan tujuan khusus. Akibatnya, kita secara radikal mengubah bahan genetik organisme yang telah kita domestikasikan.

(51)

B. Variasi Genetik Melalui Rekayasa Genetika

lstilah teknologi rekombinan DNA atau rekayasa genetika secara ringkas dapat diartikan sebagai teknik molekuler yang presisi yang mampu mengubah suatu molekul DNA, atau menggabungkan molekul DNA tertentu dari sumber-sumber yang berbeda. Rekombinasi DNA dilakukan dengan enzim (enzim restriksi dan ligase) yang dapat melakukan pemotongan dan penyambungan molekul DNA dengan tepat dan dapat diprediksi. DNA rekombinan selanjutnya dimasukkan ke dalam organisme sasaran melalui introduksi Langsung (transformasi), melalui virus, atau bakteri.

Oleh karena itu, dalam melakukan rekombinasi genetik, seorang pemulia selain dapat melakukannya melalui penggabungan sel telur dan sperma (atau serbuk sari dan putik pada tanaman) pada metode pemuliaan selektif, dia dapat pula melakukan rekombinasi bahan genetik dengan presisi yang lebih tinggi dengan melakukannya di taraf molekuler.

C. Pemuliaan Selektif vs Rekayasa Genetika

Banyak pakar memandang rekayasa genetika secara sederhana sebagai kelanjutan dari teknik pemuliaan selektif, karena kedua teknik i t u pada dasarnya bertujuan untuk menggabungkan rnateri genetik dari sumber yang berbeda untuk menghasilkan organisme yang memiliki sifat-sifat baru yang berguna. Meskipun pada dasarnya rekayasa genetika dan pemuliaan selektif memiliki kesamaan, namun kedua teknik i t u juga memiliki perbedaan- perbedaan penting (Tabel 2).

(52)

dapat diminimumkan. Model uji coba (trial-and-error) dalam pemuliaan selektif dapat dibuat menjadi lebih tepat melalui rekayasa genetika.

Dalam pemuliaan selektif kita mengawinkan organisme dari satu spesies, dari spesies yang berbeda, atau kadang-kadang dari genus yang berbeda. Dalam rekayasa genetika sudah tidak ada lagi hambatan taksonomi. Manipulasi genetik tidak lagi terbatas pada sekelompok kecil variasi genetik. Bila kita inginkan suatu bahan genetik untuk disisipkan pada suatu organisme, maka tidak lagi menjadi masalah seberapa jauh hubungan kekerabatan organisme pemilik bahan genetik tersebut. Sebagai contoh, gen penyandi antibodi dari manusia dapat dipindahkan ke tanaman Tembakau sehingga kita dapat memanen antibodi bukan dari hewan percobaan, yang seringkali kurang disukai oleh kelompok pecinta binatang, tetapi langsung dari ekstrak daun ~embakau. Kemampuan memindahkan gen dari satu organisme ke organisme lain tanpa batasan taksonomi memungkinkan kita memanfaatkan sumber daya alam yang luar biasa, yaitu keragaman hayati (biodiversity).

Tentu saja semua usaha itu dapat dilakukan dengan dampak yang minimal bila kita mau belajar dari kearifan proses-proses biologi yang mendasari keragaman tersebut.

Tabel 1. Perkembangan sejarah bioteknologi molekuler

Tahun Peristiwa

1917 Karl Ereky memperkenalkan istilah bioteknologi 1943 Penisilin diproduksi dalam skala industri

1 944 Avery, MacLeod, McCarty mendemonstrasikan bahwa DNA adalah bahan genetik

1953 Watson & Crick menentukan struktur DNA

1961 Jurnal Biotechnology and Bioengineering

ditetapkan

1961 -1 966 Seluruh sandi genetik terungkapkan

(53)

Tahun Peristiwa

1972 Khorana dan kawan-kawan berhasil mensintesa secara kimiawi seluruh gen tRNA

1973 Boyer dan Cohen memaparkan teknologi DNA rekombinan

1975 Kohler dan Milstein menjabarkan produksi an tibodi monoklonal

1976 Perkembangan teknik-teknik untuk menentukan sekuen DNA

Genentech menghasilkan insulin manusia dalam E. coli

US Supreme Court: Mikroorganisme hasil manipulasi dapat dipatenkan (kasus Diamond vs Chakrabarty)

Untuk pertama kalinya auTomated DNA

synthesizers dijual secara komersial

Untuk pertama kalinya kit diagnostik berdasar antibodi disetujui untuk dipakai di Amerika Serikat

Untuk pertama kalinya vaksin hewan hasil teknologi DNA rekombinan disetujui pemakaiannya di Eropa

Plasmid Ti hasil rekayasa genetik dipakai untuk transformasi tanaman

US Patent diberikan untuk mencit hasil rekayasa genetik sehingga rentan terhadap kanker (untuk penelitian tumor)

(54)

Tahun Peristiwa

1997 Kloning hewan (domba Dolly) dari sel dewasa (sel ambing)

2000 Pro dan kontra tanaman transgenik di Indonesia. Kapas transgenik ditanam di Sulawesi Selatan 2001 Konstruksi monyet transgenik (ANDi) yang

mengandung gen GFP dari sejenis ubur-ubur

Tabel 2. Perbedaan antara pemuliaan selektif dan rekayasa I

genetika i

Parameter Pemuliaan Selektif Rekayasa Genetika

...

Tingkat Organisme utuh Sel atau

mole kul

Ketepatan Sekumpulan gen Satu gen tunggal Kepastian Perubahan genetik Perubahan

sulit atau tidak bahan genetik

mungkin dikarakterisasi

di karakterisas dengan baik Batasan taksonomi Hanya dapat dipakai Tidak ada

dalam satu spesies batasan atau satu genus taksonomi

...

Pustaka

Click, B.R., and J.J. Pasternak.1998. Molecular Biotechnology: Principles and applications of recombinant DNA. 2 Ed. ASM

Press, Washington, D.C.

(55)

PERTANIAN NON PANGAN

Pengertian pertanian dalam arti yang sempit, mungkin hanya diartikan proses budidaya tanaman untuk pangan saja, namun dengan perkembangan pengetahuan pertanian telah diartikan dalam pembudidayaan makhluk non tanaman seperti ikan, ternak, dan tanaman yang bukan untuk dimakan. (non pangan) seperti budidaya hutan dalam bentuk hutan tanaman industri dan Lain- lain.

Perkembangan selanjutnya pertanian dapat mencakup dalam bidang yang lebih luas lagi yang mungkin belum dapat diterima oleh masyarakat umum, seperti tercakup dalam rangkaian usaha agribisnis, mulai dari pembibitan, pembudidayaan, pemanenan, pengadaan sarana produksi pertanian (pupuk, insektisida, oil)

serta pengelolaan dan pemasarannya.

(56)

Dalam Klasifikasi Lapangan Usaha lndonesia (KLLII) tahun 1990 sektor pertanian disebut sektor nomor 1, yang mencerminkan bahwa sektor pertanian masih merupakan sektor usaha utama di Indonesia. Sektor pertanian di bagi atas 8 subsektor :

1. Subsektor Tanaman Pangan

2. Subsektor Perkebunan 1

i 3. Subsektor Peternakan

4. Subsektor Jasa Pertanian dan Peternakan 5. Subsektor Kehutanan

6. Subsektor PerburuanIPenangkapan dan Penangkaran Satwa Liar

7. Subsektor Perikanan Laut. 8. Subsektor Perikanan Darat

Dari subsektor tanaman pangan dapat dikelompokkan:

1 .l. 1 Padi dan Palawija.

1.1.2 Kelompok tanaman hortikultura yaitu sayur, buah, dan tanam hias.

(57)

Pada subsektor ke-2, tanarnan perkebunan dapat dikelornpokkan ke dalarn:

1. Kelornpok tanarnan perkebunan yang diarnbil buahnya, contoh: Kelapa, Kelapa sawit, Kopi, Kakao, Lada, Pala, Vanili, Kapuk dan Kapas, Jarnbu mete, Kerniri, Ketumbar, Kapulaga, Kenari, Jintan, Tengkawang, dan Pisang.

2. Tanarnan perkebunan yang diarnbil bunganya. Contoh: Cengkeh, Bunga rnatahari, Kenanga, dan Cernpaka.

3. Tanaman perkebunan yang diarnbil daunnya. Contoh: Ternbakau, Teh, Nilarn, Sereh wangi, agave, hijauan pakan

(rurnput gajah dan daun rnurbei).

4. Tanarnan perkebunan yang diarnbil getahnya. Contoh: Karet, Perca dan, Kemenyan.

5. Tanarnan perkebunan yang diarnbil kulit batangnya. Contoh: Kina, Kayu manis, dan Soga.

6. Tanarnan perkebunan yang diarnbil batangnya. Contoh; Tebu, Rosela, Rami, Yute, Kenaf, Abaca, dan Linen.

7.

Tanaman perkebunan yang diarnbil rirnpang nya (Rhizorna). Contoh: Jahe, Kunyit, Kencur, Ternulawak, dan Lengkuas.

8. Tanaman perkebunan yang diarnbil akar nya. Contoh: Akar wangi, Kelembak.

9. Tanarnan perkebunan yang tidak terrnasuk klasifikasi diatas. Contoh: Siwalan, Kelerak, Kurnis kucing, dan Lengkuas.

(58)

Pada kelompok tanaman perkebunan sesungguhnya dapat digolongkan berdasarkan penggunaannya yaitu:

1. Tanaman yang berperan pada proses pengolahan dan pembuatan pangan (bumbu, minuman).

2 . Tanaman yang berperan sebagai bahan bakulpenolong industri (obat, kosmetika, dll).

Dalam sektor peternakan beberapa jenis ternak yang tidak dianggap sebagai penghasil bahan pangan yang langsung dikonsumsi manusia sehari-hari adalah seperti lebah, ular dan buaya, sedangkan ulat sutera termasuk sebagai penghasil benang sutera.

Lebah yang dipanen adalah madu nya sedangkan ular dan buaya dibudidaya untuk diambil kulitnya. Pemeliharaan anjin

Gambar

Tabel 2.  Perbedaan  antara  pemuliaan  selektif  dan  rekayasa  I
Gambar  1.  Skerna kategori sistern hidroponik.
Gambar  2.  Skema  sistem  kendali  otomatik  untuk  kelembaban  media tanam pada jaringan irigasi tetes (Suhardiyanto  e t   al.,  2006)
Gambar  3.  Skema  sistem  NFT  yang  dilengkapi  dengan  mesin  pendingin (Matsuoka dan Suhardiyanto,  1992)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi perairan Teluk Ambon Luar memiliki indeks pencemaran perairan berdasarkan baku mutu untuk biota laut seluruhnya dalam kondisi baik meskipun ada beberapa

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai kelompok Mata kuliah I nstitusional berfungsi sebagaii orientasi mahasiswa dalam memantapkan wawasan dan semangat kebangsaan,

Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengatahui etika guru dan siswa, untuk membentuk siswa yang

yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas dengan. menggunakan data Laporan Keuangan Perusahaan untuk kurun waktu 3

Penurunan terbesar disebabkan oleh reklasifikasi kode rekening yang semula masuk pada pos Dana Penyesuaian Tambahan Penghasilan Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru

Berdasarkan penelitian Cahyaningtyas (2014), fraksi etil asetat dari buah namnam memiliki aktivitas antibakteri tertinggi pada konsentrasi 90% dengan zona hambat

Houthi dengan Arab Saudi pada bulan April 2009, telah ditemukan kapal Iran bernama Mahan yang berisi senjata yang dijelaskan oleh seorang awak kapal Iran bahwa