• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DEMAJORS DIY DALAM MEMASARKAN RILISAN FISIK DI YOGYAKARTA TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DEMAJORS DIY DALAM MEMASARKAN RILISAN FISIK DI YOGYAKARTA TAHUN 2015"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DEMAJORS

DIY DALAM MEMASARKAN RILISAN FISIK

DI YOGYAKARTA TAHUN 2015

(The Marketing Communication Strategy of Demajors DIY For

Selling Physical Release in Yogyakarta Period 2015)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

Agus Slamet Heriyanto

20120530092

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

i

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DEMAJORS

DIY DALAM MEMASARKAN RILISAN FISIK

DI YOGYAKARTA TAHUN 2015

(The Marketing Communication Strategy of Demajors DIY For

Selling Physical Release in Yogyakarta Period 2015)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

Agus Slamet Heriyanto

20120530092

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)
(4)

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Agus Slamet Heriyanto NIM : 20120530092

Konsentrasi : Advertising

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

Judul :”Strategi Komunikasi Pemasaran Demajors DIY dalam

Memasarkan Rilisan Fisik di Yogyakarta Tahun 2015”

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip ataupun di rujuk telah saya nyatakan benar. Apabila dikemudian hari karya saya ini terbukti merupakan hasil plagiat/menjiplak, maka saya bersedia dicabut gelar sarjananya.

Penulis,

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Butuh empat tahun lebih empat bulan untuk saya bisa sampai dalam fase ini, dimana saya berhasil naik satu tingkat lagi dalam jenjang akademik. Banyak sekali ilmu dan pengalaman yang cukup berarti untuk perjalanan saya selanjutnya. Banyak sekali orang-orang penting di balik perjalanan saya selama mengenyam pendidikan S1 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran dalam penulisan ini

2. Junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan teladannya bagi saya

3. Kedua orangtua saya Bapak Riban dan Ibu Hartati yang telah memberi dukungan baik secara moril dan material

4. Nenekku Hj. Sawidjem atas segala nasehat dan dukungan spiritualnya.

5. Ina May Saroh yang selalu sabar dan menjadi motivasiku untuk

8. Teman-teman alumnus SD N 2 Depok (2005), SMP N 2 Toroh (2008), SMA N 1 Toroh (2011)

9. Teman gigs, Bowo, Dian, David, Faiz, dan Seno

10. Teman-teman kuliah sejak awal hingga akhir, Angga, Agil, Acen, Eboy, Dwi, Meysa, Hada, Tancak, Samsul, Khiram, Rifa, Agam, Ragil, Sandra, Cepi, Yusra, Heri, Lisong, Kiki, Bram, Ari, Radit, Adit, Paman Koko, Rosewita, Goes, Tiwul, Erna, Bagas, Adi, Nisa, Leo, Jojo

(6)

v

12. My Influence, Jimi Multhazam, Farid Stevy Asta, I Made Budi Sartika, Ari Astina, Rekti Yoewono, Joey dan Ratabill.

13. Teman-teman dari Advertising maupun teman-teman Ilmu Komunikasi 2012, sampai jumpa di masa depan.

14. Pejuang HAM Widji Tukul, Munir, Marsinah dan gerakan melawan lupa. 15. Gerakan Jogja Ora Didol, Gerakan Bali Tolak Reklamasi, Gerakan Pati Tolak

(7)

vi

MOTTO

“Runtuhkan Dinding Pembatas, Menjadilah Luas”

-Agus Slamet-

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya maka penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi

Komunikasi Pemasaran Demajors DIY dalam Memasarkan Rilisan Fisik di Yogyakarta Taun 2015”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Ikom), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan serta partisipasi dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu dalam kesempatan ini dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis menyampaikan ketulusan ungkapan terimakasih yang sebesar-besarnya, kepada: memberikan bantuan, masukan, arahan, semangat, bimbingan dan pengetahuan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Erwan Sudiwijaya, S.sos, MBA dan ibu Ayu Amalia, S.Sos, M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran serta telah sabar dan banyak meluangkan waktu kepada penulis.

5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis selama masa kuliah.

(9)

viii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya guna menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

Wassalamualaikum wr. wb.

Yogyakarta, 17 Desember 2016

(10)

ix

2.1. Analisis Lingkungan Internal ... 12

2.2. Analisis Lingkungan Eksternal ... 12

3. Segmentasi Pasar ... 13

3.1 Segmentasi Geografis ... 14

3.2 Segmentasi Demografis ... 14

3.3 Segmentasi Psikografis ... 15

(11)

x

7.5 Audit Organisasi Penjualan ... 27

7.6 Audit Produktivitas Penjualan ... 27

(12)

xi

BAB II GAMBARAN UMUM DEMAJORS DIY A.Penelitian Terdahulu ... 38

(13)

xii

7.2 Direct Marketing ... 79

7.3 Personal Selling ... 81

7.4 Event and Experience ... 83

8. Evaluasi ... 88

B. Pembahasan ... 90

1. Analisis SWOT ... 91

2. Segmentasi Pasar ... 92

3. Target Pasar ... 93

4. Bauran Pemasaran ... 95

5. Bauran Promosi ... 97

6. Strategi Pesan ... 98

7. Saluran Komunikasi Demajors DIY ... 99

8. Evaluasi Hasil Promosi Demajors DIY ... 103

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

(15)

xiv

DAFTAR BAGAN

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Lokasi Toko Demajors DIY ... 64

Gambar 3.2 Produk Demajors DIY ... 67

Gambar 3.3 Website Demajors DIY ... 72

Gambar 3.4 Akun Instagram Demajors DIY ... 73

Gambar 3.5 Akun Twitter Demajors DIY ... 73

Gambar 3.6 Brosur Demajors DIY ... 78

Gambar 3.7 Kegiatan Personal Selling Demajors DIY ... 83

Gambar 3.8 Poster Acara Cassete Store Day Yogyakarta 2015 ... 85

(17)

xvi

DAFTAR DIAGRAM

(18)

xvii

Judul Skripsi : Strategi Komunikasi Pemasaran Demajors DIY Dalam Memasarkan Rilisan Fisik di Yogyakarta Tahun 2015

Tahun Skripsi : 2016. 127 halaman + 1 lampiran Daftar Pustaka : Buku 19+ Media Online 2

Demajors DIY ialah toko distribusi rilisan fisik berupa kaset pita, CD dan vinyl

atau piringan hitam dari indie label Nasional bernama Demajors Independent Music Industry (DIMI). Demajors DIY berlokasi di dalam komplek JNM (Jogja Nasional Museum) yang beralamat di Jalan. Amri Yahya No.1 Gampingan Wirobrajan Yogyakarta. Berdirinya Demajors DIY dilatar belakangi oleh pasar rilisan fisik yang masih hidup dan cukup menjanjikan di kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui hasil dari strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh Demajors DIY dalam meningkatkan penjualan rilisan fisik.

Pada penelitiain ini menggunakan teori komunikasi pemasaran yang digunakan untuk menerangkan arus informasi dari pemasar hingga sampai kepada konsumen dengan segala elemen pemasaran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Setelah data yang diperoleh sudah lengkap maka selanjutnya peneliti melakukan analisis data yang berupa pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan selanjutnya dilakukan pembahasan sehingga dapat menarik kesimpulan.

Dalam Strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan, Demajors DIY telah berhasil mencapai visi utamanya yaitu meningkatkan loyalitas konsumen dan kesadaran konsumen akan rilisan fisik. Selain itu jumlah penjualan mengalami grafik yang stabil setiap bulannya dan bahkan selalu meningkat, terlebih pada

event and experience. Namun dalam tahapan komunikasi pemasaran yang telah di lakukan oleh Demajors DIY ada beberapa tahapan yang harus di perhatikan dan perlu di tingkatkan lagi, seperti tahapan strategi pesan, memaksimalkan peran

public relation dan tahapan evaluasi dari strategi komunikasi pemasaran.

(19)

xviii

The Marketing Communication Strategy of Demajors DIY For Selling Physical Release in Yogyakarta Period 2015

Year of Thesis : 2016. 127 pages + 1 attachement Resource Library : 19 books + 2 online resource

Demajors DIY is a distribution store for physical realese as casete, compact disc and vinyl from indie label national names Demajors Records. Demajors DIY is located in JNM (Jogja National Museum) at 01 Amri Yahya Street, Gampingan, Wirobrajan, Yogyakarta. Demajors has been build because the market of physical release in Yogyakarta is still good and pledge. The purpose of this research is to description and to know the result from marketing communication strategy who has been applying by Demajors DIY to improve the sale of physical release. The research used the marketing communication theory for explain the information from seller until it come to consumer with all elements of marketing who give the meaning and inform the value to consumer and stakeholder in the company.The research is a descriptive qualitative research the data collection technique such as interviews, observation and documentation. Having obtained the complete data is then performer data processing and presentation of the result for further discussion so that it be deduce.

With the marketing communication strategy, Demajors DIY has success to reach their first vision is to increase the consumer loyalty and awareness of physical release. Besides the quantity of sale had a stable graph every month even increase, especially at the event and experience. However in the phase of marketing communication of Demajors DIY there are some phase who has to get more attention and improved, such as message strategy, public relation and the evaluation from marketing communication strategy.

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Musik adalah salah satu karya seni yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, di dalam musik selalu terdapat suatu memori tertentu yang terkenang disetiap proses perjalanan hidup. Dalam perkembangannya, industri musik mengalami kemajuan yang sangat pesat, ini diiringi juga berkembangnya kemajuan dari teknologi.

Industri musik di Indonesia sendiri berawal sejak tahun 1950, adalah Tio Tek Hong seorang pedagang kaya di Batavia yang menjual rilisan fisik berupa piringan hitam / vinyl. Walaupun saat itu pasarnya masih amat sangat sempit, yaitu masyarakat yang tinggal di perkotaan. Pada tahun 1954, ada seorang pengusaha pribumi bernama Soejoso Karsono yang memanfaatkan garasi rumahnya sebagai studio rekaman yang diberi nama Irama Studio. Lalu pada tahun 1956, berdirilah studio rekaman pertama yang didirikan oleh pemerintah Indonesia, yaitu Lokananta yang berada di Solo, Jawa Tengah. Pada era ini rekaman yang dicetak masih berupa piringan hitam, baru pada tahun 1964 industri kaset pita mulai masuk ke Indonesia.

(21)

2

musik melalui kaset pita. Selain harganya lebih murah, penggunaan kaset pita lebih praktis dari pada piringan hitam. Dengan adanya pasar kaset pita yang lebih menjanjikan banyak studio rekaman yang berhenti memproduksi piringan hitam dan beralih ke kaset pita. Pada awal tahun 1970 perkembangan industri musik di Indonesia semakin tumbuh subur, terlebih dengan bermunculannya perusahaan rekaman di daerah-daerah seperti di Surabaya, sebut saja Serimpi, Indra, Suara Mas dan Nirwana adalah perusahaan rekaman yang tumbuh berkembang di Surabaya. Sedangkan di Indonesia bagian timur, Makassar disebut-sebut sebagai sentra bisnis Indonesia bagian timur, hal itu ditandai dengan munculnya beberapa label rekaman yang merupakan ekspansi dari Jawa seperti, Special, Suara Mas, Irama Baru dan Ok di tahun 1973. Selain di Makassar label rekaman juga muncul di kota Medan dan daerah lainnya yang tersebar di Indonesia. Hal ini menjadi bukti bahwa musik banyak dinikmati oleh mayoritas rakyat Indonesia. (http://www.reviewmusi.com/content/industri-musik-indonesia- di akses tanggal 23 Juli 2016)

(22)

3

dengan populernya teknologi komputer di kalangan masyarakat memudahkan masyarakat menggandakan CD atau istilah populernya pembajakan. Fenomena ini mengakibatkan redupnya CD di pasaran, hal ini diperburuk oleh masuknnya internet ke Indonesia. Dengan internet masyarakat sangat bebas mengakses apa saja, dan dalam konteks ini adalah musik. Sehingga mengakibatkan berubahnya pola konsumsi musik masyarakat dari analog ke digital, apalagi banyak website yang menyediakan fasilitas untuk mendengarkan musik secara gratis dan menyediakan akses untuk mengunduh secara bebas dan gratis. Nampaknya beberapa faktor tadi menjadi alasan utama meredupnya CD di industri musik. (http://www.administrators, klikdigital.net/content/industri-musik-indonesia- di akses tanggal 23 Juli 2016)

(23)

4

menjadikan kebosanan tersebut menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Ada juga yang sengaja berjualan sembari mengoleksi suatu rilisan fisik yang diburunya, jadi tidak jarang antar pedagang terjadi jual beli bahkan barter koleksi. Pedagang kaset ini tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, di antaranya di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Bali, Palembang, Makassar dan Samarinda. Di Yogyakarta sendiri terdapat 38 toko offline maupun online yang menjual rilisan fisik.

Dari 38 toko atau gerai yang menjual rilisan fisik, ada salah satu toko yang sangat berpengaruh dalam perputaran rilisan fisik di Yogyakarta, yaitu Demajors DIY. Demajors DIY adalah sebuah gerai rilisan fisik dari label rekaman bertaraf nasional bernama Demajors Independent Music Industry

(DIMI). Perjalanan Demajors di blantika musik Indonesia bermula dari kecintaan David Karto terhadap dunia musik membuatnya nekat untuk mendirikan sebuah toko piringan hitam di bilangan Gandaria, Jakarta Selatan pada tahun 2001. Ia kemudian mendirikan Demajors bersama dua rekannya yaitu Adhi Djimar dan Sandy Maheswara pada tanggal 30 Maret 2001. Seiring berjalannya waktu mereka mulai melihat peluang dan memenuhi keinginan para pelanggan, sehingga produknya bertambah dengan

(24)

5

Auman (Palembang), Dialog Dini Hari (Bali), Danilla (Bandung), Endah and Resha (Tangerang), Blingsatan (Surabaya) dan masih banyak lagi lainnya. Selain bekerja sama dengan artis lokal, Demajors DIY juga menjalin kerja sama dengan artis internasional seperti Monday Michiru, Thirdiq, martin Denev, Joujouka, Root Soul dan Domu. Rilisan Demajors dapat ditemui di gerai-gerai musik ternama, seperti Disc Tara, Music Plus, dan Duta Suara.

Selain gerai musik ternama tersebut, sejauh ini Demajors telah memperluas jaringan distribusinya ke beberapa daerah di Indonesia dan Malaysia, seperti Jakarta, Bekasi, Bogor, Tangerang, bandung, Cirebon, Depok, Karawang, Semarang, Solo, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Purwokerto, Bali, Makasar, Banjarmasin, Pontianak, Samarinda dan Kuala Lumpur. Sejak tahun 2010, Demajors melebarkan sayapnya di Yogyakarta dengan membentuk Demajors DIY yang berlokasi di dalam komplek Jogja Nasional Museum. Demajors DIY terbentuk atas inisiatif kerja sama David Karto sebagai pendiri sekaligus pemilik Damojors dengan KPH. Nico Wironegoro sebagai pemilik komplek Jogja Nasional Museum, kerja sama tersebut menghasilkan terciptanya Demajors DIY yang memanfaatkan ruang kosong di dalam komplek Jogja Nasional Museum.

(25)

6

berasal juga dari titipan dari beberapa band indie lokal yang belum mempunyai jalur distribusi, dan juga berasal dari beberapa kolektor yang mempunyai koleksi berlebih. Tidak hanya rilisan fisik, Demajors DIY juga menjual beberapa merchandise baik dari band yang bernaung di Demajors maupun band indie lokal lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian para penikmat musik untuk mau kembali mendatangi toko atau gerai musik dan juga berminat kembali untuk membeli dan mengkonsumsi musik secara fisik.

Niche marketing atau pemasaran ceruk adalah suatu kelompok pelanggan yang lebih sempit yang mencari bauran manfaat yang berbeda. Pemasar biasanya mengidentifikasi ceruk dengan membagi suatu segmen menjadi subsegmen. Pada niche marketing pelanggan mempunyai kumpulan kebutuhan yang berbeda, mereka bersedia membayar lebih kepada perusahaan yang paling memuaskan mereka. Niche marketing tidak besar, namun mempunyai ukuran, laba dan pertumbuhan yang potensial dan tidak menarik banyak pesaing lainnya. Niche marketing dapat menghasilkan keekonomisan tertentu melalui spesialisasi. (Philip Kotler, 2008:229)

(26)

forum-7

forum jual beli, masih cukup ramai memperjual belikan atau hanya sekedar barter sejumlah rilisan fisik.

Kembalinya pola konsumsi musik dalam bentuk fisik oleh beberapa kalangan masyarakat yang sadar dan peduli terhadap industri musik Indonesia sedikit menjadi angin segar bagi pasar rilisan fisik, selain itu rilisan fisik yang bersifat collectionable semakin digemari oleh beberapa penikmat musik dari

high fans dari suatu grup musik atau musisi tertentu sampai para kolektor rilisan fisik yang mengoleksi dari beberapa genre yang lebih luas, tidak jarang banyak juga band ataupun musisi kembali merilis karya mereka ke dalam bentuk fisik, hal ini disebabkan oleh bangkitnya gairah dalam pasar rilisan fisik itu sendiri, walaupun band atau musisi yang mau merilis karyanya ke dalam bentuk fisik mayoritas berdatangan dari ranah independent.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penilitian ini adalah “Bagaimana Strategi Komunikasi Pemasaran Demajors DIY Dalam

Memasarkan Rilisan Fisik di Yogyakarta Tahun 2015?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yaitu :

(27)

8

b. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam strategi komunikasi pemasaran di Demajors DIY.

c. Untuk mengetahui hasil dari strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh Demajors DIY dalam meningkatkan penjualan rilisan fisik.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Secara Akademis :

Secara akademis , peneliti berharap dengan melakukan penelitian “Strategi Komunikasi Pemasaran Rilisan Fisik di Demajors DIY ini akan memberikan manfaat yang baik bagi seluruh mahasiswa khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY untuk mengetahui lebih dalam tentang strategi komunikasi pemasaran.

2. Secara Teoritis:

Secara teoritis, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan referensi tentang pengolahan pemasaran rilisan fisik, khususnya tentang strategi komunikasi pemasaran dalam meningkatkan penjualan rilisan fisik.

3. Secara Praktis:

(28)

9 E. KAJIAN TEORI

1. Strategi Komunikasi Pemasaran (Marketing Comunication Strategy)

Strategi ialah suatu rencana yang fundamental untuk mencapai sebuah tujuan dari perusahaan. Kanneth R. Andrews menyatakan bahwa strategi perusahaan adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran ,maksud atau tujuan yang menghasilkan suatu kebijaksanaan utama dan merencanakan suatu pencapaian tujuab serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar oleh suatu perusahaan. (Dr. Buchari Alma, 1992:201)

Secara luas komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang merupakan kegiatan untuk membantu mengambil sebuah keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan semua pihak. (Basu Swastha, 1984:234)

Menurut Warren J.Keegan et.al, komunikasi pemasaran ialah istilah yang digunakan untuk menerangkan arus informasi dari pemasar hingga sampai kepada konsumen dengan segala elemen pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen dan stakeholder

(29)

10 1.1 Pelaku Komunikasi

Pada unsur pelaku komunikasi terdiri dari dua unsur yaitu yang pertama adalah pengirim (sender) atau komunikator yang menyampaikan pesan, yang kedua yaitu penerima (receiver) atau komunikan pesan.

1.2 Material Komunikasi

Ada beberapa material komunikasi pemasaran yaitu:

a. Gagasan, yaitu materi pokok yang hendak disampaikan pengirim. b. Pesan, yaitu himpunan berbagai simbol (oral, verbal, atau non

verbal) dari suatu gagasan.

c. Media yaitu pembawa pesan komunikasi.

d. Response yaitu reaksi pemahaman atas pesan yang diterima olleh penerima pesan.

e. Feed Back, yaitu pesan umpan balik dari sebagian atau keseluruhan respon yang dikirim kembali oleh penerima.

f. Gangguan (noise), yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi.

1.3Proses Komunikasi

(30)

11

ulang (Fandy Tjiptono, 1997:220). Berikut ini adalah tahapan penyusunan proses komunikasi pemasaran:

Bagan 1.1. Tahapan Penyusunan Proses Komunikasi Pemasaran

2. Analisis SWOT

Analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, threats) merupakan salah satu metode untuk menggambarkan suatu kondisi dan mengevaluasi sesuatu masalah, proyek atau konsep suatu bisnis yang berdasarkan faktor internal dan eksternal. Dalam analisis SWOT terdapat dua analisis yaitu analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal.

Analisis lingkungan internal terdiri dari analisis kekuatan (Strenght) dan analisis kelemahan (Weakness), sedangkan Analissi lingkungan eksternal terdiri dari analisis peluang (Opportunity) dan analisis ancaman (Threats).

Menentukan Tujuan Komunikasi Pemasaran

Bauran Pemasaran (4P)

Bauran Promosi (4P)

(31)

12 2.1Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengenali baik kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki oleh suatu perusahaan, hal ini dibutuhkan untuk tidak saja memahami lebih baik tentang perusahaan, namun terlebih lagi untuk lebih memanfaatkan keunggulan internal yang ada dan dapat mengatasi kelemahan yang dimiliki. (Gunawan Adi Saputro, 2010:28)

Dalam analisis lingkungan internal terdapat dua komponen yaitu: a. Kekuatan (Strenght)

Strenght merupakan suatu kondisi kekuatan yang terdapat pada organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.

b. Kelemahan (Weakness)

Weakness adalah suatu kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.

2.2 Analisis Lingkungan Eksternal

(32)

13

peluang-peluang baru (Philip Kotler, 1998:66-67). Dalam analisis lingkungan eksternal terdapat dua komponen yaitu:

a. Peluang (Opportunity)

Peluang pemasaran adalah suatu gelanggang yang menarik untuk kegiatan pemasaran perusahaan dimana perusahaan tersebut akan meraih keunggulan dalam bersaing. (Philip Kotler, 1998:67) Peluang pemasaran juga merupakan sebuah area kebutuhan dan minat pembeli dimana terdapat probabilitas yang tinggi bagi suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan dengan cara memberikan kepuasan atas kebutuhan di atas. (Gunawan Adi Saputro. 2010:28)

b. Ancaman (Threats)

Ancaman lingkungan adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragakan oleh suatu kecenderungan atas perkembangan yang tidak menguntungkan dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemunduran atau kemerosotan kedudukan perusahaan, bila tidak ada kegiatan pemasaran dengan tujuan tertentu. (Philip Kotler, 1998:68)

3. Segmentasi Pasar

(33)

14

Lupiyoadi, 2001:34). Menurut Sutisna (2002), segmentasi pasar adalah strategi yang sangat penting dalam mengembangkan progam-progam pemasaran,segmentasi pasar dikembangkan untuk memilih salah satu pasar sasaran yang bisa diidentifikasikan dari berbagai sudut pandang. Dengan segmentasi pasar diharapkan usaha-usaha pemasaran yang dilakukan dapat mencapai tujuan perusahaan secara efesien dan efektif. (Sutisna, 2002:248)

Tujuan dari mengelompokkan ini untuk menentukan perbedaan-perbedaan di antara pembeli, yang mungkin mengakibatkan prefensi (pemilihan) barang-barang yang mereka inginkan. Segmentasi ini berupa proses keseluruhan dari perusahaan untuk memperhatikan pembeli dari tiap-tiap segmen (Drs.M.Mursid, 2014:33). Dalam segmen pasar terdapat lima pola dasar segmentasi pasar, diantaranya adalah:

3.1 Segmentasi geografis

Dalam pola ini pengelompokkan dibagi menjadi lima, yaitu pembagian pasar ke dalam unit-unit geografis seperti wilayah, ukuran wilayah, ukuran kota, kepadatan dan iklim.

3.2 Segmentasi demografis

Segmentasi demogtafis mengelompokkan berbagai macam pembeli atas dasar keadaan suatu masyarakat yang berubah-ubah.

Adapun karakteristik dari segmentasi demografis diantaranya adalah: a. Age group (kelompok umur)

(34)

15

c. Family size ( besarnya keluarga)

d. Family life cycle (siklus penghidupan keluarga) e. Income (pendapatan)

f. Occupation (jabatan) g. Education (pendidikan) h. Religion (agama) i. Race ( suku bangsa) j. Nationality (kebangsaan) k. Social class (klasifikasi sosial)

3.3 Segmentasi psikografis

Dalam pola segmentasi psikografis, pembeli dikelompokkan berdasarkan kelas sosial, gaya hidup dan kerakteristik kepribadian. a. Kelas sosial : karakter pembeli pada kelompok ini adalah mereka

yang selalu membeli barang-barang yang dapat memperlihatkan kelas mereka dalam masyarakat dan bertujuan untuk mengangkat derajat atau kedudukan di mata masyarakat.

b. Gaya hidup: karakter pembeli pada kelompok ini adalah mereka yang selalu up to date terhadap suatu barang dan sangat ingin memilikinya dengan cepat.

(35)

16 3.4 Segmentasi Perilaku

Dalam segmentasi perilaku pembeli dikelompokkan menurut pengetahuan, sikap, penggunaan dan respon mereka terhadap sebuah produk. Variabel perilaku merupakan titik awal yang terbaik untuk membangun segmen-segmen pasar. (Philip Kotler, 1997:235)

3.5 Segmentasi benefit

Pada segmentasi ini manfaat yang dicari konsumen dari produk ataupun jasa adalah alasan utama yang mendasari mereka untuk membeli produk.

4. Target Pasar

Target audience adalah sasaran atau target utama dari kegiatan pemasaran, target audience bisa merupakan individu, kelompok masyarakat khusus atau umum. Bila perusahaan telah melakukan segmentasi dan targeting, maka segmen itulah yang menjadi target

audience (Rambat Lupiyoadi, 2001:111). Setelah melakukan segmentasi pasar, pemasar dapat memilih target pasar yang sesuai dengan tahap segmentasi tersebut.

5. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

(36)

17

kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu Swastha, 1984:10).

Bauran pemasaran adalah suatu strategi dan sarana dari pemasaran yang meliputi beberapa bauran yakni produk, harga, tempat, dan promosi untuk mendapat suatu respon dari target pasar yang dituju (Mahmud Machfoedz, 2010:61).

5.1 Produk

Dalam kegiatan marketing produk merupakan titik yang sangat sentral, bisa berupa barang maupun jasa. Produk dengan kualitas bermutu akan menunjang dari bauran promosi lainnya. Oleh sebab itu perlu dikaji juga produk apa yang akan dipasarkan, bagaimana selera konsumen masa kini, dan mengetahui apa yang konsumen cari dan inginkan. (Dr. Buchari Alma, 1992:204)

Untuk menciptakan produk yang bermutu, ada beberapa strategi yang harus diperhatikan, diantaranya adalah strategi memberi merk, strategi pembungkus, strategi trading up dan trading down, dan strategi dalam setiap siklus kehidupan produk.

5.2 Harga

(37)

18 5.3 Place.

Dalam hal memasarkan sebuah produk diperlukan tempat atau jalur distribusi, hal ini akan lebih memudahkan para konsumen untuk mendapatkan produk dan juga menguntungkan bagi para produsen untuk memasarkan produknya sehingga timbal balik yang positif akan terjalin. Dengan kata lain, jalur distribusi adalah perantara antara produsen ke konsumen.

5.4 Promosi.

Promosi adalah alat utama untuk memperkenalkan dan membagi segala informasi tentang suatu produk kepada target pasar dari produk tersebut. Di era modern seperti saat ini promosi dapat dilakukan dengan mudah melalui beberapa media iklan cetak, elektronik, dan luar ruang. Tidak hanya melalui iklan, promosi juga dapat dilakukan dengan cara menjadi sponsorship dari suatu event yang menjangkau target pasarnya. Dengan adanya promosi diharapkan dapat meningkatkan pemasaran dari suatu produk tersebut.

6. Bauran Promosi (Promotion Mix)

(38)

19

Promosi merupakan sebuah aktivitas komunikasi yang bertujuan untuk memperlancar arus produk, servis, atau ide tertentu pada sebuah saluran distribusi. Ia merupakan sebuah upaya untuk membujuk para calon pembeli, menerima, menjual kembali, merekomendasikan atau menggunakan produk. Servis atau ide yang sedang dipromosikan secara singkat dapat dikatakan bahwa promosi berusaha untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap serta perilaku pihak yang menerimanya dan untuk membujuk mereka untuk menerima konsep-konsep, servis-servis atau barang-barang tertentu. (Winardi , 1989:426)

Promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. (Basu Swastha, 1984:7)

Dalam hal promosi terdapat enam bauran promosi atau sering disebut juga dengan promotion mix, keenam bauran promosi itu diantaranya adalah periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation), pemasaran langsung (direct marketing), penjualan secara pribadi (personal selling) dan event experience. Dari keenam bauran tersebut masing-masing mempunyai fungsi tersendiri.

6.1Periklanan (Advertising)

(39)

20

Sudah tidak dipungkiri lagi, iklan adalah salah satu media yang efektif untuk memperkenalkan sebuah produk khalayak luas. Banyak perusahaan-perusahaan besar yang tidak segan mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk memperkenalkan produknya melalui media iklan.

Pada dasarnya iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. (Fandy Tjiptono, 1997: 226)

Iklan adalah segala bentuk penyajian informasi dan promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh sponsor untuk menawarkan ide, barang atau jasa. (Mahmud Machfoedz, 2010:139)

Sedangkan menurut Rambat Lupiyoadi, periklanan adalah salah satu bentuk dari komunikasi impersonal yang digunakan oleh perusahaan , yang berperan untuk membangun kesadaran (awarness) terhadap keberadaan barang/jasa yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang jasa/barang yang ditawarkan dan juga berperan untuk membujuk calon customer untuk membeli atau menggunakan jasa/barang tersebut. (Rambat Lupiyoadi, 2001:108)

6.2Promosi Penjualan (Sales Promotion)

(40)

21

promosi penjualan (sales promotion). Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan (Fandy Tjiptono, 1997:229).

Sales promotion merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjual akhirnya. Point of sales promotion terdiri dari brosur,

information sheets, dan lain-lain (Rambat Lupyoadi, 2001:109). Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya) atau mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan pengecer.

(41)

22 6.3 Hubungan Masyarakat (Public Relation)

Dalam memaksimalkan hasil dari promosi diperlukan sebuah citra yang positif dari sebuah produk untuk mempengaruhi/ menciptakan suatu image/branding sebuah produk di khalayak luas. Dalam hal ini, hubungan masyarakat (public relation) sangat diperlukan dalam mempromosikan sebuah produk. Public relation

adalah upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. (Fandy Tjiptono, 1997:230)

Hubungan masyarakat merupakan fungsi pemasaran yang mengevaluasi sikap publik, identifikasi area di dalam organisasi yang masyarakatnya mungkin tertarik dan menjalankan suatu progam tindakan untuk mendapatkan pemahaman dan penerimaan di masyarakat. Hubungan masyarakat membantu organisasi melakukan komunikasi dengan pelanggan, pemasok, pemegang saham, pegawai pemerintahan, karyawan dan komunitas dimana perusahaan beroperasi. Para pemasar menggunakan hubungan masyarakat tidak hanya untuk menjaga citra positif tetapi juga untuk mendidik publik tentang tujuan dan sasaran perusahaan, memperkenalkan produk terbaru dan membantu upaya penjualan. (Carl Mc Daniel, 2001:148).

(42)

23

Institutional identity media, News, Event, Speeches, Personal contact,

dan Telephone information service.

6.4 Pemasaran Langsung (Direct Mail)

Direct mail adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. Direct Marketing adalah sistem marketing dimana organisasi berkomunikasi secara langsung dengan target customer untuk

menghasilkan respons atau transaksi. Respon yang dihasilkan bisa

berupa inquiry, pembelian, atau bahkan dukungan. (Fandy Tjiptono, 1997:232)

Komunikasi promosi dalam direct mail biasanya lebih individual /personal, ini ditujukan agar dapat mengetahui respon /

feedback dari konsumen. Pada hakekatnya direct mail adalah mengenalkan atau mempromosikan suatu produk kepada konsumen secara langsung dengan menjelaskan mengenai segala bentuk informasi dan keunggulan dari suatu produk. Biasanya direct mail

(43)

24 6.5 Penjualan Secara Pribadi (Personal Selling)

Penyajian suatu produk, servis atau ide oleh seseorang penjual yang berhubungan secara langsung dengan calon pembeli (Winardi, 1989:429). Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya (Fandy Tjiptono, 1997:224).

Sedangkan Terence A.Shimp mengungkapkan personal selling

adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan, mendidik dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk/jasa perusahaan. (Terence A.Shimp, 2003:5)

6.6Event and experience

(44)

25

berupa kegiatan hiburan, olahraga, acara amal, festival, seni, dan kegiatan jalanan. Event and experience mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

a. Memperkenalkan suatu produk tertentu.

b. Menjaga dan meningkatkan loyalitas pelanggan. c. Memperkenalkan keunggulan suatu produk. d. Terjadinya penjualan saat event.

e. Memperkuat brand positioning dan image sebuah merek. f. Menarik pelanggan pesaing.

g. Menciptakan brand awarnes yang tinggi dan instan.

7. Evaluasi

(45)

26

efektivitas tersebut disertai pula dengan efisiensi. Jika efektivitas berhubungan dengan tercapainya tujuan yang ditetapkan, maka efisiensi berhubungan berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Efektivitas penjualan akan menjadi sia-sia jika tidak disertai oleh efisiensi. (Sutisna, 2002:323)

Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari aktivitas tenaga penjualan dan strategi pemasaran, suatu perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu apakah tenaga penjualan telah bertindak sesuai dengan rencana atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut, cara yang dapat ditempuh adalah perusahaan harus mengukur dan mengevaluasi kinerja tenaga penjualan. Untuk mengukur dan mengevaluasi tenaga penjualan ada beberapa hal yang bisa diperhatikan, diantaranya adalah:

7.1Audit lingkungan penjualan.

Analisis ini mengembangkan kecendurungan lingkungan penjualan yang mungkin menimbulkan kesempatan atau tantangan khusus untuk organisasi penjualan.

7.2Audit tujuan dan sasaran penjualan.

(46)

27 7.3Audit kebijakan penjaualan.

Dalam Audit ini, kebijakan-kebijakan penjualan harus terus teruji, agar sesuai dengan tujuan penjualan.

7.4Audit taktik dan strategi penjualan.

Dalam audit ini terdiri atas pengujian yang kritis terhadap seberapa baik strategi dan taktik penjualan mampu mengeksplorasi peluang dan tantangan pasar.

7.5Audit organisasi penjualan.

Pengujian ini bertujuan untuk menguji kemampuan organisasi penjualan dalam menerapkan taktik dan strategi penjaualan.

7.6Audit produktivitas penjualan.

Dalam audit ini menganalisis tentang profitabilitas dari armada penjualan yang berbeda dihubungkan dengan berbagai pengeluaran penjualan.

F. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini yang berjudul “Strategi Komunikasi Demajors

DIY Dalam Memasarkan Rilisan Fisik Di Yogyakarta Tahun 2016”

(47)

28

Penelitian kualitatif dalam realitas/komunikasi bersifat ganda, rumit, semu, dinamis, dan kebenaran realitasnya bersifat relatif. Penelitian ini bertujuan menangani hal-hal yang bersifat khusus, bukan hanya perilaku terbuka, tetapi juga proses yang tak terucapkan. Penelitian ini memahami peristiwa yang mempunyai makna historis dan juga menekankan pada perbedaan individu, mengembangkan hipotesis yang terikat oleh konteks dan waktu, dan juga membuat suatu penilaian etis/estetis atas fenomena spesifik. Penilitian kualitatif bertujuan untuk mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya. (Deddy Mulyana, 2010:147)

Jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, metode ini menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam masyarakat, pertentangan dua keadaan/lebih, hubungan antar variabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi, dan lain-lain. (informasi-pendidikan.com)

(48)

29 2. Informan (Subjek Penelitian)

Dalam metode kualitatif informan adalah salah satu sumber data untuk mendapatkan sebuah informasi. Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui tentang seluk beluk tentang sebuah data informasi dari suatu objek yang akan diteliti. Seorang informan harus dapat memberikan sebuah informasi dengan apa adanya mengenai sebuah fenomena yang sedang terjadi.

2.1 Kriteria Informan

Spradley mengungkapkan lima kriteria untuk informan, diantaranya adalah sebagai berikut (Burhan, 2003:54) :

a. Subyek telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi informasi, menghayati secara sungguh-sungguh sebagai akibat dari keterlibatannya yang cukup lama dengan lingkungan atau kegiatan yang bersangkutan. Hal ini biasanya ditandai dengan kemampuan dalam memberikan suatu informasi dengan hafal atau diluar kepala tentang hal yang ditanyakan.

(49)

30

tidak aktif untuk mendapatkan infromasi tentang pengalaman mereka.

c. Subyek yang mempunyai cukup banyak waktu atau kesempatan untuk diwawancarai.

d. Subyek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau dipersiapkan terlebih dahulu. Subyek ini tergolong lugu atau apa adanya dalam memberikan infromasi.

e. Subyek yang sebelumnya tergolong masih asing dengan penelitian, sehingga peneliti merasa lebih tertantang untuk belajar sebanyak mungkin dari subyek yang berfungsi sebagai guru baru bagi peneliti. Hal ini menunjukkan faktor penting bagi produktivitas perolehan infromasi di lapangan.

2.2 Teknik Penentuan Informan

Informan dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada subyek yang telah menguasai suatu permasalahan, mempunyai sebuah data dan bersedia berbagi infromasi dengan lengkap dan akurat. Informan tersebut bertindak sebagai sumber data dan informasi harus memenuhi syarat, dan yang akan menjadi informan narasumber dalam penelitin ini ialah Tri Aman yang menjabat sebagai pengurus Demajors DIY dan Satria Probo sebagai konsumen Demajors DIY.

Dalam penelitian kualitatif informan ditentukan dengan teknik

(50)

31

berdasarkan informan sebelumnya tanpa menentukan jumlahnya secara pasti dengan menggali informasi terkait sebuah topik penelitian yang diperlukan. Pencarian informan akan dihentikan setelah informasi penelitian dianggap sudah memadai. (Sugiono, 2011:95)

Karakteristik informan yang akan digunakan oleh peneliti akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Informan yang terlibat dan aktif dalam proses manajemen pemasaran dan komunikasi pemasaran Demajors DIY

b. Informan yang berperan penting dalam proses komunikasi pemasaran Demajors DIY.

c. Informan sebagai pihak yang merasakan layanan Demajors DIY

Jadi informan dipilih berdasarkan kriteria tersebut di atas adalah Tri Aman sebagai pengurus Demajors DIY dan Satria Probo sebagai konsumen dari Demajors DIY.

3. Lokasi Peneltian

(51)

32

rilisan fisik cukup tinggi, sehingga peneliti dapat melakukan observasi secara langsung.

4. Teknik Pengumpulan Data

4.1 Teknik Wawancara

Teknik wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melihatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Teknik wawancara secara garis besar dibagi menjadi dua, yakni wawancara tak struktur dan wawancara terstruktur. Wawancara tak struktur sering juga disebut wawancara secarara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka. Sedangkan wawancara tak struktur sering juga disebut sebagai wawancara baku, yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya (biasanya tertulis) dengan pilihan jawaban-jawaban yang juga sudah disediakan. (Deddy Mulyana, 2010:180)

4.2 Teknik observasi

(52)

33

terjun langsung ke lapangan guna mengetahui secara langsung kegiatan yang dilakukan oleh objek tersebut tanpa perantara apapun. Dalam penelitian ini observasi dilakukan di Demajor DIY yang terletak di jalan Amri Yahya nomor 1 Yogyakarta dan setiap acara yang diikuti oleh Demajors DIY. Menurut Pabundu Tika (2006), teknik observasi dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Berdasarkan cara pendekatannya

Berdasarkan cara pendekatannya observasi masih dibagi menjadi dua, yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung.

1. Observasi langsung ialah pengamatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga peneliti berada pada objek yang diteliti.

2. Observasi tidak langsung ialah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki atau objek yang diteliti. Pengamatan seperti ini bisa dilakukan melalui film,

slide, foto, pencatatan suautu alat perekam dan lain sebagainya.

b. Berdasarkan cara partisipasinya

(53)

34

1. Observasi pastisipan ialah pengamatan yang dilakukan oleh seorang peneliti dengan melakukan partisipasi terhadap objek yang diteliti. Dalam observasi ini peneliti dapat berperilaku seolah-olah menyamai dengan objek yang diteliti.

2. Observasi non partisipan ialah pengamatan yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek penelitian, tanpa berperilaku seperti orang atau objek yang diteliti.

4.3 Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi ditujukan untuk teknik pendukung dari teknik-teknik sebelumnya, yakni teknik-teknik wawancara dan teknik-teknik observasi. Dengan adanya teknik dokumentasi, dapat membantu untuk mengabadikan/mengarsipkan segala bentuk kegiatan dalam observasi. Hal ini juga dapat memperkuat dalam segi arsip dari segala bentuk hasil observasi.

4.4 Sumber Data Sekunder

(54)

35

dengan menyebutkan sumber perolehan datanya. Sumber data sekunder ini bisa dijadikan sebagai alat bukti suatu penelitian atau sebagai pembanding dari data primer untuk meyakinkan kebenaran dari hasil suatu penelitian. (Prabundu Tika, 2006: 64)

Contoh dari sumber data sekunder salah satunya adalah dokumen, dokumen adalah sebuah sumber yang dapat menggambarkan suatu fenomena yang telah terjadi. Dokumen bias berupa otobiografi, memoar, catatan harian, berita koran, artikel majalah, foto, film, dll. Untuk penelitin ini, sumber dokumen berasal dari media social Demajors DIY, arsip dari Demajors DIY, media masa, dan website yang relevan.

5. Validitas Data

Validitasi data adalah kebenaran dan keabsahan instrumen penelitian yang gunakan. Setiap penelitian akan selalu dipertanyakan mengenai validitasi alat yang digunakan untuk meneliti, dan suatu alat dinyatakan valid jika alat tersebut digunakan untuk mengukur sesuai dengan kegunaanya. (Prabundu Tika, 2006:65)

(55)

36

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. (Lexy J.Moleong, 2001:178)

Hal ini bertujuan untuk mencari data yang benar melalui sumber data yang berkompeten, dengan tidak menggunakan satu sudut pandang. Model triangulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan dari berbagai pandangan kenyataan yang ada dalam suatu konteks studi. Model triangulasi yang digunakan adalah (Sutopo, 2002:78:80):

Triangulasi sumber data yang digunakan, merupakan cara menuntun peneliti untuk menggunakan sumber data dari berbagai sumber data yang tersedia. Artinya suatu data akan lebih maksimal jika data di peroleh dari sumber yang berbeda, diharapkan dapat saling mendukung dan melengkapi. Dalam hal ini ditekankan pada perbedaan sumber data, bukan pada teknik pengumpulan datanya. Diharapkan dengan cara pengumpulan data dari berbagai sumber data dapat teruji.

6. Teknik Analisis Data

Dalam sebuah penelitian kualitatif, perlu adanya analisis data untuk mempermudah dalam meneliti suatu objek. Analis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. (Soffian Efendi, 1987:263)

(56)

37

mempunyai empat komponen, di antaranya ialah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. (Herdiansyah, 2009:164)

6.1Pengumpulan Data

Dilakukan dengan cara mewawancara objek informan atau narasumber yang telah ditentukan yaitu Tri Aman (pengurus Demajors DIY).

6.2Reduksi Data

Merupakan suatu proses seleksi pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data yang telah dilakukan selama berlangsungnya penelitian dan mengatur data sehingga dapat ditarik kesimpulannya.

6.3Penyajian Data

Disusun dengan jelas agar peneliti dapat dengan mudah mendapatkan suatu gambaran jelas mengenai data keseluruhan.

6.4Kesimpulan

(57)

38

BAB II

GAMBARAN UMUM DEMAJORS DIY

A. PENELITIAN TERDAHULU

Secara luas komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang merupakan kegiatan untuk membantu mengambil sebuah keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan semua pihak. (Basu Swastha, 1984:234)

Menurut Warren J.Keegan et.al, komunikasi pemasaran ialah istilah yang digunakan untuk menerangkan arus informasi dari pemasar hingga sampai kepada konsumen dengan segala elemen pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen dan stakeholder dalam sebuah perusahaan. Adapun kutipan tersebut digunakan sebagai rujukan untuk pengembangan ide penulisan skripsi ini.

Penelitian pertama yang menjadi rujukan penulis adalah penelitian dalam bentuk skripsi yang dilakukan oleh Evi Andriyani mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 2014 yang

berjudul “Strategi komunikasi pemasaran dalam membangun brand image

(58)

39

yang dihadapi PT. Nutrifood dalam membangun brand image produk Tropicana Slim sebagai gula rendah kalori. Dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa Dalam strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh peneliti hanya menggunakan segmentation, targeting dan

positioning.

Rujukan penelitian yang kedua adalah penelitian skripsi yang dilakukan oleh Agni Tirtayang berjudul “Strategi Komunikasi Pemasaran

Universal Entertaiment Yogyakarta Dalam Menarik Minat Konsumen

Melalui Internet” (studi deskriptif tentang strategi promosi Universal Entertaiment Yogyakarta sebagai penyedia layanan persewaan VCD dan DVD film).

Penelitian pada tahap skripsi tersebut bertujuan untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam menerapkan strategi komunikasi pemasaran Universal Entertaiment Yogyakarta. Pada penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kegiatan promosi dilakukan melalui media internet, dikarenakan cakupan yang lebih luas dan biaya yang sangat terjangkau. Dalam kegiatan advertising, Universal Entertaiment

Yogyakarta hanya memanfaatkan media internet. Begitu juga dengan kegiatan public relation dan juga direct marketing.

(59)

40

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

(60)

41

No. Judul Pengarang Metode Tujuan Hasil/Kesimpulan Perbandingan 2. relation dan juga direct

(61)

42 B. SEJARAH SINGKAT DEMAJORS DIY

Demajors DIY adalah sebuah gerai rilisan fisik dari label rekaman bertaraf nasional bernama Demajors Independent Music Industry (DIMI). Perjalanan Demajors di blantika musik Indonesia bermula dari kecintaan David Karto terhadap dunia musik membuatnya nekat untuk mendirikan sebuah toko piringan hitam di bilangan Gandaria, Jakarta Selatan pada tahun 2001. Ia kemudian mendirikan Demajors bersama dua rekannya yaitu Adhi Djimar dan Sandy Maheswara pada tanggal 30 Maret 2001. Seiring berjalannya waktu mereka mulai melihat peluang dan memenuhi keinginan para pelanggan, sehingga produknya bertambah dengan marchendise band-band lokal.

(62)

43

jaringan distribusinya ke beberapa daerah di Indonesia dan Malaysia, seperti Jakarta, Bekasi, Bogor, Tangerang, bandung, Cirebon, Depok, Karawang, Semarang, Solo, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Purwokerto, Bali, Makasar, Banjarmasin, Pontianak, Samarinda dan Kuala Lumpur.

Sejak tahun 2010, Demajors melebarkan sayapnya di Yogyakarta dengan membentuk Demajors DIY yang berlokasi di dalam komplek Jogja Nasional Museum. Demajors DIY terbentuk atas inisiatif kerja sama David Karto sebagai pendiri sekaligus pemilik Damojors dengan KPH. Nico Wironegoro sebagai pemilik komplek Jogja Nasional Museum, kerja sama tersebut menghasilkan terciptanya Demajors DIY yang memanfaatkan ruang kosong di dalam komplek Jogja Nasional Museum.

(63)

44

toko atau gerai musik dan juga berminat kembali untuk membeli dan mengkonsumsi musik secara fisik.

C. Lokasi Perusahaan

Nama Perusahaan : Demajors DIY

Alamat Perusahaan : Jl. Amri Yahya No.1 Gampingan Wirobrajan Yogyakarta

Telp : 085643257226

Email : Demajors.DIY@gmail.com

D. Tujuan Perusahaan

Adapun beberapa tujuan atau alasan didirikannya Demajors DIY:

1. Mempermudah konsumen untuk mendapatkan produk atau rilisan dari Demajors.

2. Memperkenalkan karya musik dari ranah independent ke masyarakat luas.

E. Sistem Penjualan

Sistem penjualan yang dilakukan oleh Demajors DIY dilakukan dengan menggunakan sistem order. Konsumen dapat melakukan pembelian secara

online maupun langsung datang ke toko Demajors DIY. Selain itu konsumen dapat juga melakukan order dengan mendatangi secara langsung

(64)

45 F. Sumber Penggunaan Dana

Sumber dana yang diperoleh Demajors DIY berasal dari potongan sebesar 20% dari hasil penjualan seluruh produk Demajors dalam waktu satu bulan. Sumber dana tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan operasional Demajors DIY:

1. Pulsa atau kuota internet untuk kebutuhan operasional yang bersifat

online.

2. Mencetak banner untuk display pada saat mengikuti sebuah acara. 3. Mencetak kuitansi.

4. Biaya promosi.

G. Logo Perusahaan

Gambar 2.1 Logo Demajors DIY

(65)

46

Logo Demajors DIY pada dasarnya berbentuk gulungan kaset pita, yang menandakan bahwa Demajors DIY adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri musik. Namun menurut Tri Aman sebagai owner Demajors DIY menuturkan bahwa logo Demajors DIY lebih menyerupai bagian dari rantai yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Hal ini mempunyai filosofi bahwa Demajors sebagai perusahaan label rekaman dan para pelaku industri musik khusunya indie, sangat berkaitan dan saling menguntungkan.

H. Visi dan Misi Demajors DIY

Dalam meningkatkan mutu yang baik, setiap perusahaan mempunyai visi dan misi untuk perkembangan perusahaan ke arah yang positif. Adapun visi dan misi Demajors DIY adalah:

1. Visi

Demajors DIY sebagai toko distribusi dari label rekaman Demajors mempunyai visi-visi untuk ikut serta memajukan industri musik diantaranya adalah memerkenalkan karya seni musik dari ranah

(66)

47

2. Misi

Dalam meningkatkan kualitas pelayanan bagi para konsumen musik, Demajors DIY mempunyai misi untuk dapat mempermudah dalam menjembatani para konsumen untuk mendapatkan produk incarannya.

I. Struktur Organisasi

Bagan 2.1 Struktur Organisasi Demajors DIY

(67)

48

2. Direktur

Membuat rencana, kebijakan dan tujuan tujuan yang harus ditempuh perusahaan serta bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional perusahaan.

3. Kepala bagian Produksi

Bertanggung jawab atas jalannya produksi secara keseluruhan dan menjaga kualitas produksi yang telah ditentukan.

4. Kepala bagian Distribusi

Bertanggung jawab atas jalannya distribusi ke seluruh titik distribusi yang telah ditentukan.

5. Administrasi/Keuangan

a. Mencatat dan melakukan pembukuan atas transaksi-transaksi penerimaan dan pengeluaran keuangan perusahaan

b. Menyelenggarakan administrasi keuangan perusahaan

c. Melaksanakan pengawasan dan koordinasi dalam penggunaan keuangan perusahaan

d. Mengendalikan penggunaan anggaran keuangan dan menyusun laporan pertanggung jawaban mengenai keuangan perusahaan setiap tahunnya.

e. Membuat rencana anggaran perusahaan. 6. Front Officer

(68)

49

7. Online Officer

Mengurusi akun-akun media online yang dimiliki Demajors DIY, seperti

Facebook, Twitter, Instagram, dan lainnya. 8. Divisi Sortir

Bertugas menyortir atau memisahkan jenis produk berdasarkan kriterianya atau kelompoknya..

9. Divisi Delevery pos

Bertugas untuk mengirim produk yang telah di pesan secara online ke jasa pengiriman.

10.Shopkeeper

Bertugas sebagai admin dan melayani konsumen yang datang langsung ke toko.

J. Personalia

Pada perusahaan kecil seperti Demajors, fungsi personalia dijalankan langsung oleh pimpinan perusahaan sendiri seperti penerimaan karyawan, pemberhentian karyawan, masalah pengupahan, pengaturan jam kerja dan hal lainnya yang berkaitan dengan manajemen personalia.

1. Karyawan

Karyawan yang dimiliki oleh Demajors DIY hanya satu karyawan saja yang merangkap semua tugas dan tanggung jawab di Demajors DIY. 2. Jam Kerja Perusahaan

(69)

50

3. Jaminan Sosial

Jaminan sosial yang diberikan kepada karyawan Demajors DIY adalah bonus pencapaian prestasi dalam segi penjualan.

K. Produk

Terdapat beragam jenis produk yang ditawarkan oleh Demajors DIY, berikut ini adalah ragam produk tersebut, antara lain:

1. Vinyl atau piringan hitam 2. Kaset pita

3. CD atau Compact Disk

4. T Shirt Merchandise Band 5. Souvenir kerajinan

L. Proses Produksi

1. Pengajuan demo

Pihak yang ingin bekerja sama dengan Demajors mengajukan demo terlebih dahulu.

2. ACC Demo

(70)

51

3. Perjanjian Kontrak

Setelah demo di setujui oleh Demajors, proses selanjutnya adalah membuat perjanjian kontrak tentang segala peraturan dan kesepakatan kerja sama kedua belah pihak.

4. Proses produksi

Dalam proses produksi mencakup recording, mastering,mixering,

penggandaan dan cetak artwork. Dalam proses produksi Demajors memberlakukan minimal cetak yaitu seribu copy untuk setiap cetakan para artisnya.

5. Proses Distribusi

(71)

52

BAB III

SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. SAJIAN DATA

Pada bab tiga ini akan dikemukakan tentang penyajian data dan analisis data tentang strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Demajors DIY dalam memasarkan rilisan fisik pada tahun 2015. Penyajian data pada penelitian ini berisi tentang strategi komunikasi pemasaran Demajors DIY dimulai dari menganalisis SWOT, pengidentifikasian segmentasi pasar, pengidentifikasian target pasar, penentuan tujuan komunikasi, merancang pesan, memilih saluran komunikasi, serta pengukuran hasil strategi komunikasi pemasraan dalam melakukan kegiatan pemasaran pada tahun 2015.

Adapun sumber data yang digunakan dan diperoleh berasal dari hasil wawancara dengan Tri Aman selaku owner dan shopkeeper Demajors DIY, serta data pendukung yang didapat dari website dan akun media sosial dari Demajors DIY.

1. Analisis SWOT

(72)

53

yang berdasarkan faktor internal dan eksternal.(Gunawan Adi Saputro, 2010:28)

Tri Aman selaku owner Demajors DIY mengungkapkan Demajors DIY sebagai toko distribusi sebuah independent label rekaman mempunyai beberapa hal yang menjadikan hal tersebut sebagai kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang. Untuk segi kekuatan yang dimiliki oleh Demajors DIY adalah kelengkapan produk rilisan fisik yang terdiri dari CD, kaset pita dan vinyl, genre yang bervarian dan harga yang terjangkau.

yo karena kelengkapan produk Demajors sendiri, dan berbagai macam genre masuk ke Demajors, semua genre bervarian, harganya ora larang, terjangkau”.

(sumber:: wawancara dengan Tri Aman tanggal 10 Oktober 2016) Tri Aman juga mengungkapkan, kekuatan tersebut dikarenakan Demajors sebagai label independent merupakan lebel kepercayaan dari mayoritas musisi dari ranah independent untuk mendistribusikan karyanya. Selain itu beragamnya pilihan yang ada di Demajors DIY juga diikuti dengan selalu mengikuti perkembangan pasar industri musik terkini, agar selalu up to date tentang kebutuhan pasar terkini. Hal itu yang menyebabkan banyaknya ragam genre yang tersedia di Demajors DIY.

“kita sebagai lebel independent ya, menaungi musisi-musisi

independent Indonesia, walaupun banyak record label di Indonesia tapi Demajors bisa dipercaya para musisi independent untuk menyalurkan karya mereka dan musik mereka mengikuti pasar anak muda dan musiknya nggak ditentukan oleh label, tapi ditentukan oleh musisinya sendiri”.

(73)

54

Satria sebagai konsumen tetap Demajors DIY juga mengungkapkan, alasan dirinya tetap loyal untuk menjadi konsumen tetap dari Demajors DIY dalam mencari rilisan fisik juga karena kelengkapan produk, beragamnya genre produk yang dimiliki oleh Demajors DIY dan harga yang terjangkau. Selain itu rilisan yang up to date menjadi alasan kuat dirinya selalu mencari rilisan fisik di Demajors DIY.

“itu mas, di bandingkan dengan toko lain di Jogja, Demajors cukup

itu mas, cukup komplit yah dari segi produk, jadi saya bisa milih milih gitu mas dengan beragamnya genre yang ada. Selain itu harganya cocok buat mahasiswa seperti saya ini, dan satu lagi mas, banyak rilisan baru di Demajors mas, banyak musik baru yang

segar”

(sumber: wawancara dengan Satria tanggal 17 Oktober 2016)

Untuk kelemahan yang dimiliki oleh Demajors DIY adalah lokasi Demajors DIY yang terletak di dalam komplek JNM (Jogja Nasional Museum), jam buka toko, dan seringnya keterlambatan stock barang yang disebabkan oleh jasa pengirimannya.

“kelemahan lokasi yoo sedikit banyak orang belum tahu kalau di dalem JNM itu ada toko musikhehehe, dan mungkin jam kerja ya, jam buka toko, sama keterlambatan pengiriman restock”.

(sumber: wawancara dengan Tri Aman tanggal 10 Oktober 2016)

(74)

55

JNM ada sebuah toko musik bernama Demajors DIY. Bahkan tidak jarang yang belum tau juga JNM itu apa dan letak JNM itu dimana, tambahnya.

“lokasinya itu mas, pertama kali saya kesini itu malah nggak

nyadar kalo di dalem JNM itu ada toko yang ngejual CD indie gitu mas, tau ku malah dari twitter dulu, baru tak cari ke JNM. Itu aja aku sering datengin acara musik di JNM aja gak tau mas, apalagi yang masih awam ama JNM itu apa, temenku banyak loh mas yang

masih asing ama JNM”

(sumber: wawancara dengan Satria tanggal 17 Oktober 2016)

Tri Aman beranggapan, waktu operasional toko menjadi titik lemah Demajors DIY, karena dirasa kurang maksimal dalam penjualan offline

Demajors DIY sendiri.

“ya biasanya toko musik itu buka siang sampai malam lah,

waktunya orang kerja sudah pulang, mahasiswa sudah nggak ada perkuliahan, jadi bisa lebih efesien malam, dan mungkin dalam penjualan kita bisa dua kali lipat lebih rame kalau buka sampai

malem”

(sumber: wawancara dengan Tri Aman tanggal 10 Oktober 2016)

(75)

56 “untuk jam operasional yah, kalau bagi saya sih nggak begitu jadi masalah ya mas, saya masih bisa mengunjungi saat nggak ada jam kuliah, tapi kalau melihat para pekerja ya agak kasihan juga ya mas, kayaknya kalau buka ampe malem itu bisa tambah rame mas, yang pada kerja kan masih bisa berkunjung gitu.

(sumber: wawancara dengan Satria tanggal 17 Oktober 2016)

Untuk ancaman Demajors DIY dalam memasarkan rilisan fisik, Tri Aman menganggap tidak ada ancaman yang berarti selama ini, bahkan internet sebagai wadah musik digital yang dianggap mengancam eksistensi dunia rilisan fisik dianggap menjadi sebuah peluang bagi kelangsungan pemasaran rilisan fisik.

untuk ancaman kita rasa nggak ada deh, malah dunia digital dengan internetnya malah bisa jadi peluang buat kita. Peluange yo

besar sih, mungkin membuat orang kembali mau beli rilisan fisik untuk menghargai karya-karya seniman musik, internet bisa

dijadikan sebagai promosi”(sumber: wawancara dengan Tri Aman

tanggal 28 September 2016)

(sumber: wawancara dengan Tri Aman tanggal 10 Oktober 2016)

Tri Aman beranggapan, internet dengan segala manfaatnya sangat membantu dan memberi peluang bagi Demajors DIY dalam memaksimalkan komunikasi pemasaran yang dilakukan.

“ karena sekarang orang lebih suka cari info di internet dari pada

membaca berita di koran atau televisi, dan di internet itu sangat cepet, apa-apa ada”

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Logo Demajors DIY
Gambar 3.1 Lokasi Toko Demajors DIY
Gambar 3.2 Produk Demajors DIY
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peralatan untuk produksi mi kering yang dimiliki dan dioperasikan untuk kegiatan produksi mi kering di PT Kuala Pangan Citeureup, Bogor terdiri atas : alat penampung terigu (hopper)

Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengeluarkan kebijakan mutu yang merupakan kebijakan perusahaan yaitu: Senantiasa menghasilkan produk yang bermutu tinggi, halal

Keterpaparan adalah suatu keadaan dimana pejamu berada pada pengaruh atau berinteraksi dengan unsur penyebab atau dengan unsur lingkungan yang dapat mendorong

disebabkan oleh proses seleksi dalam proses program pemuliaan tanaman

Didapatkan hasil 89,86% untuk kategori VI (data tidak lengkap), 31,88% untuk kategori V (tidak rasional karena penggunaan antibiotik tanpa ada indikasi), 99,18% untuk

A magyar kapcsolati terek úgy, mint a politikai kapcsolatrendszer a jelentős városokba allokált intézményei révén, etnikai alapon a határon túli magyar

Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi sikap masyarakat adalah pengaruh orang lain yaitu ketika seseorang memiliki sikap negatif, orang tersebut dapat memiliki