KONSEP
SEHAT, SAKIT DAN
A. PENGERTIAN SEHAT
UU Kesehatan =
---UU no. 23 tahun 1992: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
ekonomi (UU kesehatan ini sudah diganti dengan UU No.36 tahun 2009 )
PENGERTIAN SEHAT
Suatu kondisi seimbang antara status kesehatan
biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri dan produktif (Zaidiali 1999)
WHO: Health is a state of complete physical, mental and social well being and not merely the absence of deceases and infirmity suatu
Sehat adalah keadaan relatif seimbang antara tubuh dan fungsinya sebagai hasil dari penyesuaian yang dinamis terhadap hal-hal yang dapat menganggunya. Sehat bukan hanya merupakan keterkaitan pasif antara tubuh dengan hal-hal yang mempengaruhinya, namun merupakan respon aktif tubuh untuk menghadapinya.
Health is a state of relative equilibrium of body form and
PENGERTIAN SEHAT
Keseimbangan yang dinamis antara daya tahan tubuh dengan gangguan penyakit (Perkins)
Keadaan pada diri seseorang secara
menyeluruh dan punya kemampuan fisiologis dan psikologis (Hanlon)
6 BEBAS PENYAKIT BEBAS
KECACATAN YANG BAIKKEADAAN
FISIK Tidak ada penyakit fisik Tidak berisiko penyakit Hidup sampai usia lanjut
Tidak ada gejala penyakit
Tidak ada cacat fisik
Tubuh fit
Gaya hidup sehat
MENTAL Tidak mengalami gangguan/ penyakit kejiwaan
Tidak mengalami tekanan mental
Tidak mengalami cacat mental
Percaya diri Kemampuan
mental/kecerdasan Memiliki daya tahan mental
SOSIAL Rumah tangga yang harmonis
Pergaulan sosial yang baik
Tidak mengalami friksi dalam
keluarga Tidak ada
masalah dalam pergaulan sosial
Peran di
Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan agama
Tidak mengikuti
sekte/aliran sesat kehidupan Menjalan
B. PENGERTIAN SAKIT
PENYAKIT (disease)
Gangguan fungsi atau adaptasi dari proses-proses biologis atau psikofisiologis seseorang (Obyektif
berdasarkan ilmu kedokteran)
SAKIT (illness) Reaksi personal,
interpersonal, serta kultural terhadap penyakit atau perasaan kurang
nyaman (hal yang dialami dan juga arti/maknanya) Subyektif
berdasarkan yang dirasakan
Sakit Penilaian
individu terhadap pengalaman
menderita suatu
penyakit (rasa tidak enak badan –
(Bersifat subjektif)
Sakit merupakan
penyimpangan dari keadaan yang
Sakit : Gangguan fungsi atau adaptasi dari proses biologi dan psikologi dari seseorang (Klienman)
Sakit : Suatu keadaan
yang tidak
menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari baik fisik, mental, maupun sosial ( Perkins)
Sakit : suatu keadaan
yang menganggu
keseimbangan status kesehatan biologis, psikologis sosial dan spiritual yang
mengakibatkan
gangguan fungsi tubuh.
9
Ruang Lingkup Sehat
Ruang Lingkup Sehat
dan mas
dan mas
a
a
lah
lah
kesehatan
kesehatan
(“6D)
(“6D)
1.
1.
Death ---kematian
Death ---kematian
2.
2.
Disease ---Penyakit
Disease ---Penyakit
3.
3.
Disability ---kecacatan
Disability ---kecacatan
4.
4.
Discomfort ---kekurang
Discomfort ---kekurang
nyamanan
nyamanan
5.
5.
Dissatisfaction ---kekurang puasan
Dissatisfaction ---kekurang puasan
6.
6.
Destitution
Destitution
PARADIGMA SEHAT
• Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola
pikir pembangunan kesehatan yang bersifat
holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat
masalah kesehatan sebagai masalah yang
dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis
dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang
berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan
dan per lindungan terhadap penduduk agar
PERUBAHAN SIKAP/MINDSET PADA PARADIGMA SEHAT
• Kebutuhan/need pasifkeperluan/demand aktif
• Kesehatan sebagai konsumtifinvestasi
• Penanggulangan jangka pendekpengembangan
SDM jangka panjang
• Medical carehealth care
• Fragmentedintegrated
• Sehat jasmanisehat jasmani, rohani, sosial
• Fokus pada penyakitsegmen pasar
• Sasaran masyarakat umum/publicjuga melibatkan
• Urusan pemerintahurusan swasta
• Subsidi pemerintahjuga pengguna jasa
• Biaya setelah pelayananbiaya dimuka
• Fungsi sosialfungsi ekonomi
• Sentralisasidesentralisasi
• Top downbottom up
• Birokrasientrepreneur
• Partisipasipartnership
• Role drivenmission driven
Isu tsrategis masalah kesmas:
• Kerjasama lintas sektor
• SDM dan pemberdayaan masyarakat
• Mutu dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan
• Prioritas dan pembiayaan
• Beban penyakit
15 Heriditas
(Congenital)
HEALTH Pelayanan Kesehatan
PENINGKATAN PENCEGAHAN PENGOBATAN PEMULIHAN Gaya Hidup Life Style
Perilaku Behavior
Kebiasaan Habbits Sikap attitude
Behavior = kelakuan tingkah laku
Attitude = sikap pendirian
Lingkungan Fisik, kimia, Biologis , Sosial Budaya
TRIAS EPIDEMIOLOGI Adalah…….
Merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberikan
gambaran tentang hubungan antara tiga faktor utama (pejamu, agen dan lingkungan) yang berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
Keterhubungan antara pejamu, agen dan lingkungan ini
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI (TRIAS EPIDEMIOLOGI)
Agent Host
18
Increase in the ability of an agent to infect and cause disease men The porpotion of susception of susceptibles in the human host
population is increase
A H
Environment change facilitisagent spread
4 A
H E
19
Gangguan keseimbangan
Gangguan keseimbangan
1.
1. Peningkatan kesangguppan Agent penyakit, Peningkatan kesangguppan Agent penyakit, misalnya virulensi kuman bertambah, atau misalnya virulensi kuman bertambah, atau
resistensi meningkat. resistensi meningkat.
2.
2. Peningkatan kepekaan Host terhadap penyakit, Peningkatan kepekaan Host terhadap penyakit, misalnya karena gizi menurun
misalnya karena gizi menurun
3.
3. Pergeseran lingkungan yang memungkinkan Pergeseran lingkungan yang memungkinkan penyebaran penyakit, misalnya lingkungan penyebaran penyakit, misalnya lingkungan
kotor. kotor.
4.
4. Perubahan lingkungan yang mengubah Perubahan lingkungan yang mengubah meningkatkan kerentanan Host, misalnya meningkatkan kerentanan Host, misalnya
Hub. HOST-AGEN-ENVIRONMENT
Model 1.
Agent HostEnvironment
Pada model ini, sesorang berada pada kondisi sehat,
dimana host, agen dan environment berada pada
Model 2.
Agent
Host
Environment
Agent memberatkan keseimbangan. Batang pengungkit miring kearah Agent.
Pada model ini, sesorang berada pada kondisi tidak sehat,
Pemberatan agent terhadap keseimbangan. Dimana agent mendapat kemudahan
Menimbulkan penyakit pada host. Daya tahan pejamu (fc. Host)
Model 3.
AgentHost
Environment
Host memberatkan keseimbangan. Pengungkit miring ke host. Host menjadi
Peka terhadap penyakit Pada model ini, sesorang
berada pada kondisi tidak sehat, dimana
Model 4.
AgentHost
Environment
Pada model ini, sesorang berada pada kondisi
tidak sehat, dimana
Kondisi lingkungan mengalami Pergeseran/perubahan
Dari kondisi normal. Pergeseran Titik tumpu/kualitas lingkungan
Berubah, sehingga H memberatkan keseimbangan
Agent Host
Environment
Pada model ini, sesorang berada pada kondisi
tidak sehat, dimana
Kondisi lingkungan mengalami Pergeseran/perubahan
Dari kondisi normal. Pergeseran Titik tumpu/kualitas lingkungan
Berubah, sehingga A memberatkan keseimbangan
atau pergeseran kualitas lingkungan memudahkan A
1. Fc. PEJAMU (HOST)
Pejamu a/ manusia atau makhluk hidup lainnya,
termasuk burung dan artropoda, yang menjadi tempat terjadinya proses alamiah perkembangan penyakit. ----umur, jenis kelamin, ras, genetik, anatomi tubuh, status gizi.
2. Fc. Agen (penyebab)
a/ suatu unsur, organisme hidup, atau kuman infektif yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu penyakit. ---unsur biologis, nutrisi, kimia, dan fisika. ---faktor gaya hidup
3. Fc. Lingkungan
a/ semua faktor luar dari suatu individu yang dapat berupa
Karakteristik segitiga epidemiologi
1. Pejamu (host)
Resistensi: Kemampuan dari pejamu untuk bertahan
terhadap suatu infeksi
Imunitas: kesanggupan host untuk mengembangkan
suatu respon imunologis sehingga tubuh kebal terhadap penyakit tertentu
Infektifnes: potensi pejamu yang terinfeksi untuk
menularkan penyakit kepada orang lain 2. Lingkungan
Topografi: situasi lokasi tertentu , baik natural atau
buatan manusia yang mungkin mempengaruhi
terjadinya dan penyebaran suatu penyakit tertentu.
Topografi : situasi lokasi tertentu , baik natural
atau buatan manusia yang mungkin
mempengaruhi terjadinya dan penyebaran
suatu penyakit tertentu.
Geografi:keadaan yang berhubungan
3. Agen
Infektivitas: kesanggupan dari organisme untuk
beradaptasi sendiri terhadap lingkungan dari pejamu untuk mampu tinggal dan berkembang biak dalam jaringan pejamu
Patogenesitas: kesanggupan organisme untuk
menimbulkan suatu reaksi klinik khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada pejamu yang diserang
Virulensi:kesanggupan organisme tertentu untuk
menghasilkan reaksi patologis yang berat yang selanjutnya mungkin menyebabkan kematian
Toksisitas: kesanggupan organisme untuk memproduksi
reaksi kimia yang toksis dari substansi kimia yang dibuatnya
Invasitas: kemampuan organisme untuk melakukan
penetrasi dan menyebar setelah memasuki jaringan
Antigenisitas: kesanggupan organisme untuk
DEFINISI PENYAKIT:
(Good medical dictionary)----Penyakit adalah kegagalan dari
mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur dari bagian, organ atau sistem.
(Van Dale’s Groot Woordenboekder Nederlandse Tall
)---Penyakit adalah suatu keadaan pada mana proses kehidupan tidak lagi teratur atau terganggu perjalanannya.
(Arrest Hof te amsterdam)----Penyakit bukan hanya berupa
kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi-fungsi dalam dari tubuh.
Penyakit merupakan suatu proses gangguan fisologis (faal)
TEORI PENYEBAB
PENYAKIT
1. Teori Contagion
2. Teori Hippocrates
3. Teori imunitas dan Hormonal
4. Teori Miasma
5. Teori Jasad Renik
Perkembangan teori terjadinya penyakit
Terjadinya penyakit didasarkan pada adanya gangguan makhluk halus atau akibat kemurkaan maha pencipta. Penyakit disebabkan o/ pengaruh lingkungan
(hippocrates)
Terjadinya penyakit berdasarkan sisa-sisa makhluk hidup yang mengalami pembusukan sehingga
mengotorkan udara dan lingkungan
Terjadi perubahan konsep kejadian penyakit mulai
ditemukannya mikroskop yaitu adanya peranan jasad renik
Teori imunitas dan hormonal
Seseorang dapat menjadi sakit apabila
mengalami keterpaparan (exposured)
terhadap agen (faktor penyebab) penyakit
tertentu, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Orang tersebut berada pada tingkat
kerentanan tertentu.
Keterpaparan dipengaruhi pula oleh unsur
1. Keterpaparan & Kerentanan
Peralihan suatu keadaan sehat ----sakit melalui proses yang didahului dgn keterpaparan
(exposure).yang selanjutnya disertai kondisi rentan pejamu (kerentanan).
Keterpaparan
Faktor yang berhubungan erat dengan berbagai unsur penyebab antara lain :
→Lingkungan dimana unsur penyebab berada
→Sifat dan unsur penyebab
→Unsur pejamu sebagai sifat individu yang bervariasi dalam hubungannya dengan unsur penyebab serta hubungannya dengan sifat dan bentuk keterpaparan seperti sifat patologik karakteristik dari pejamu terhadap penyebab serta sifat intimasi (erat tidaknya) kontak antara pejamu dengan penyebab.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan derajat keterpaparan al:
Sifat keterpaparan
Sifat lingkungan dimana proses keterpaparan terjadi
Kerentanan
a/ keadaan dimana pejamu mempunyai kondisi yang mudah dipengaruhi/berinteraksi dengan unsur penyebab sehingga memungkinkan
timbulnya penyakit.
a/ peranan kerentanan sangat berpengaruh dalam hasil akhir suatu proses kejadian penyakit
Hub. Keterpaparan dan
Kerentanan
Tabel hubungan antara derajat keterpaparan dengan kondisi kerentanan dalam proses terjadinya penyakit.
Keadaan Keterpaparan
Keadaan Kerentanan Rentan Kebal
Terpapar (+) Sakit Tidak Sakit
Tidak Terapapar
Peranan Faktor keterpaparan dan
Kerentanan sangat penting karena :
• Keduanya sangat erat hubungannya dengan
faktor risiko terjadinya penyakit. Mereka yg memiliki keterpaparan dan kerentanan yang tinggi -> berisiko tinggi (high risk) untuk sakit.
• Sangat penting untuk menghitung angka
insidensi dan angka prevalensi.
• Untuk menilai hasil akhir penyakit dalam
masyarakat (cth : angka kematian, tingkat kesembuhan, dll).
• Dalam penelitian epidemiologi, faktor
Riwayat alamiah penyakit (Natural
History of Disease)
a/ perkembangan suatu penyakit tanpa
A. Proses Perkembangan Penyakit
Tahapan riwayat alamiah penyakit
Tahap prepatogenesis Tahap patogenesis
a. Tahap prepatogenesis:
Pada tahap ini, telah terjadi interaksi antara
pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih berada di luar tubuh, dalam arti bibit
penyakit belum masuk ke dalam tubuh pejamu. Pada keadaan ini penyakit belum ditemukan
karena pada umumnya daya tahan tubuh pejamu masih kuat. Dengan perkataan lain
b. Tahap Patogenesis:
Tahap inkubasi: merupakan tenggang waktu antara
masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya
gejala penyakit.
Tahap penyakit dini: tahap ini dimulai dengan
……lanjutan
Tahap penyakit lanjutan: merupakan tahap
dimana penyakit bertambah jelas dan mungkin tambah berat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya (stage of clinical disease). Pada tahap ini penyakit sudah menunjukkan gejala dan kelainan klinik ynag jelas, sehingga
c. Tahap pacsa patogenesis
Tahap akhir: a/ berakhirnya perjalanan
suatu penyakit yang dapat berupa lima
keadaan:
Sembuh sempurna: penyakit berakhir
karena pejamu sembuh secara
sempurna, artinya bentuk dan fungsi
tubuh kembali kepada keadaan
…….lanjutan
Sembuh dengan cacat: penyakit berakhir
dengan keadaan sembuh namun tidak sempurna. Karena ditemukan adanya kelainan (cacat) pada pejamu.
Karier: perjalanan penyakit seolah-olah
terhenti, karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi. Namun bibit penyakit
……….lanjutan
Kronis: penyakit tetap berlangsung secara
kronik, artinya perjalanan penyakit tampak berhenti karena gejala penyakit tidak
berubah, dalam arti tidak bertambah berat
ataupun tidak bertambah ringan, namun pada dasarnya pejamu tetap berada pada keadaan sakit.
Meninggal dunia: perjalanan penyakit
Tahap Perjalanan Penyakit
Tahap Perjalanan Penyakit
Horison klinis
Gejala penyakit tidak tampak Horison klinis
Gejala penyakit tidak tampak
Meninggal
P. Dini P. lanjut Inkubasi
Pasca patogenesis Bibit penyakit
belum memsuki tubuh
B. Pola Perkembangan Penyakit
Suatu penyakit (menular) tidak hanya selesai sampai
pada jatuh sakitnya seseorang, tetapi cenderung untuk menyebar.
Dalam proses perjalanan penyakit, perpindahan agen
Portal of entry/portal of exit, al/:
Melalui konjungtiva, yang biasanya hanya
dijumpai pada beberapa penyakit mata tertentu.
Melalui saluran nafas (hidung &
tenggorokan): melalui droplet sewaktu
reservoir/ penderita bicara, bersin, atau batuk atau melalui udara pernapasan.
Melalui Pencernaan: baik bersama ludah,
…………..lanjutan
Melalui saluran urogenitalia: biasanya
bersama-sama dengan urine atau zat lain yang keluar melalui saluran tersebut.
Melalui luka pada kulit ataupun mukosa. Secara mekanik: seperti suntikan atau
Mode of Transmission
Setelah unsur penyebab telah meninggalkan
reservoir maka untuk mendapatkan potensial yang baru, harus berjalan melalui suatu lingkaran
perjalanan khusus atau suatu jalur khusus yang
disebut jalur penularan. Secara garis besarnya, jalur penularan dapat dibagi menjadi dua, yi/:
Penularan langsung: yakni penularan yang terjadi
secara langsung dari penderita atau reservoir, ke pejamu potensial yang baru, sedangkan,
Penularan tidak langsung: adalah penularan yang
C. Manfaat Riwayat Alamiah Penyakit (RAP)
Dari RAP diperoleh beberapa informasi penting:
Masa inkubasi atau masa latent.
Kelengkapan keluhan (symptom) sebagai bahan
informasi dalam menegakkan diagnosis
Lama dan beratnya keluhan yang dialami oleh penderita
kejadian penyakit menurut musim (season) kapan penyakit itu, & frekuen kejadiannya
Kecenderungan lokasi geografis serangan penyakit
sehingga dapat dengan mudah dideteksi lokasi kejadian penyakit.
Sifat-sifat biologis kuman patogen sehingga menjadi
Manfaat RAP, a/:
Untuk diagnostik: masa inkubasi dapat dipakai sebagai
pedoman penentuan jenis penyakit,
Untuk pencegahan: dengan mengetahui kuman patogen
penyebab dan rantai perjalanan penyakit dapat dengan mudah ditemukan titik potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakit.
Untuk terapi: intervensi atau terapi hendaknya diarahkan
KONSEP DASAR
TIMBULNYA PENYAKIT
1. Segitiga Epidemiologi
(Epidemiologic Triangle)
2. Roda
(Wheel)
Penyebab Timbulnya Penyakit(Epidemiologic Triangle)
Secara epidemiologis, kejadian su/ penyakit umumnya berkaitan dengan sejumlah penyebab, sebaliknya satu penyebab bisa mengakibatkan beberapa penyakit.
Pengertian penyebab penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab-akibat ke suatu proses kejadian penyakit, yakni proses interaksi antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya
(biologis, fisiologis, sosiologis, antropologi,) dengan penyebab (agen) serta dengan lingkungan.
Environment
Host
RODA (the Wheel)
Lingk sosial
host
Inti genetik
Web of causation
Pendidikan Rendah
KEMISKINAN
Produksi bahan makanan rendah
Fasilitas kesehatan
kurang
Daya beli rendah
Pengetahuan gizi rendah
Konsumsi makanan tidak memadai Sulit menentukan
penyebab utama. Namun dapat dilakukan
59
ANDI
60
BETTY
61
CHARLES
62
DINDA
63
EMMA
64
FIRDAUS
65
GANDA
66
HALIMAH
67 FISIK MENTAL SOSIAL CATATAN
ANDI
BETTY
CHARLES
DINDA
EMMA
FIRDAUS
GANDA
68
68
TINGKATAN
TINGKATAN
DAN
DAN
BENTUK UPAYA PENCEGAHAN
BENTUK UPAYA PENCEGAHAN
PENYAKIT
07/21/18
07/21/18 Blok_1_2009_AZDBlok_1_2009_AZD 6969
KONSEP PENCEGAHAN
KONSEP PENCEGAHAN
● Leavel and Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for the Doctor in his Community “, menyatakan ada 3 fase
dalam proses pencegahan penyakit :
● Fase sebelum sakit = prae patogenesis phase yaitu : PRIMARY PREVENTION
● Fase selama proses sakit – patogenesis phase yaitu : SECONDARY PREVENTION dan TERTIARY PREVENTION
● Masing-masing tingkat pencegahan dapat dilakukan kegiatan pokok serta kegiatan kegiatanya.
PRAE PATOGENI SI S FASE PATHOGENESI S FASE
PRI MARY PREVENTI ON SECONDARY PREVENTI ON TERTI ARY PREVENTI ON
70
70
KONSEP PENCEGAHAN
KONSEP PENCEGAHAN
PRAE PATOGENI SI S FASE PATHOGENESI S FASE
PRI MARY PREVENTI ON SECONDARY PREVENTI ON TERTI ARY PREVENTI ON HEALTH PROMOTI ON GENERAL AND EARLY DI AGNOSI S DI SABI LI TY REHABI LI TATI ON
SPECI FI C PROTECTI ON PROMPT TREATMENT LI MI TATI ON
REHABILITATION DISABILITY
LIMITATION EARLY
DIAGNOSIS AND PROMPT TREATMENT
71
71
TINGKAT PENCEGAHAN
TINGKAT PENCEGAHAN
• Manfaat riwayat alamiah penyakit yaitu dapat
dipakai dalam merumuskan dan melakukan upaya pencegahan.
• Upaya pencegahan dapat dilakukan sesuai
dengan perkembangan patologis penyakit atau dengan kata lain sesuai dengan riwayat alamiah penyakit tersebut.
• Ada 4 tingkat utama pencegahan :
1. Pencegahan tingkat awal ( Primordial Prevention ) 2. Pencegahan tingkat pertama ( Primary Prevention ) 3. Pencegahan tingkat kedua ( Secondary Prevention ) 4. Pencegahan tingkat ketiga ( Tertiary Prevention )
• 1 dan 2 pada fase prepatogenesis, 3 dan 4
72
72
BENTUK BENTUK UPAYA PENCEGAHAN
BENTUK BENTUK UPAYA PENCEGAHAN
Pencegahan tingkat Awal :
i. Pemantapan status kesehatan ( Underlying Condition )
Pencegahan Tingkat Pertama :
ii. Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) iii. Pencegahan khusus ( Spesific Protection )
Pencegahan Tingkat Kedua :
iv. Diagnosis Awal dan Pengobatan tepat ( Early Diagnosis and Prompt Treatment )
v. Pembatasan Kecacatan ( Disability Limitation )
Pencegahan Tingkat Ketiga :
73
73
PENCEGAHAN TINGKAT AWAL
PENCEGAHAN TINGKAT AWAL
• Tujuannya adalah untuk menghindari
terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan kultural yang mendorong peningkatan resiko penyakit.
• Diarahkan untuk mempertahankan kondisi dasar
atau status kesehatan masyarakat yang bersifat positif yang dapat mengurangi kemungkinan
suatu penyakit atau faktor resiko gaya hidup • Merupakan upaya mempertahankan kondisi
yang positif yang dapat melindungi masyarakat dari gangguan kondisi kesehatannya yang
74
74
PENCEGAHAN TINGKAT PERTAMA
PENCEGAHAN TINGKAT PERTAMA
•
Dilakukan dengan 2 cara :
1. Menjauhkan agen untuk dapat kontak atau memapar pejamu.
2. Menurunkan kepekaan pejamu ( host susceptibilty )
•
Intervensi dilakukan sebelum perubahan
75
75
PENCEGAHAN TINGKAT KEDUA
PENCEGAHAN TINGKAT KEDUA
• Dilakukan dalam fase patogenesis dengan
cara mengetahui perubahan klinik atau
fisiologis yang terjadi dalam awal penyakit ( early symptom ) atau masih dalam
presymptomatic.
• Tujuannya untuk mendeteksi penyakit sedini
mungkin untuk mendapatkan pengobatan yang tepat sehingga diharapkan menghambat
76
76
PRIMARY PREVENTION
PRIMARY PREVENTION
• Penyuluhan kesehatan yang intensif
• Perbaikan gizi dan penyusunan pola menu yang adekuat.
• Pembinaan dan pengawasan tumbuh kembang balita, anak-anak dan remaja.
• Perbaiakan perumahan sehat.
• Pengembangan kesehatan mental maupun sosial.
• Nasehat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab
77
77
PRIMARY PREVENTION
PRIMARY PREVENTION
• Memberikan pengebalan pada golongan rentan .
• Peningkatan higiene perorangan dan perlindungan terhadap
lingkungan yang tidak menguntungkan
• Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan
( pengembangan aspek security )
• Perlindungan kerja ( dalam rangka Occupational Health )
• Perlindungan terhadap bahan-bahan karsinogenik, racun maupun
allergen
78
78
SECONDARY PREVENTION
SECONDARY PREVENTION
• Mencari kasus sedini mungkin ( early case detection / finding )
• Melakukan general check up secara rutin ( baik individual maupun mass screening )
• Survey selektif seperti : school survey atau contact survey.
• Meningkatkan keteraturan pengobatan pada penderita ( case holding )
79
79
TERTIARY PREVENTION
TERTIARY PREVENTION
• Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan agar tidak terjadi komplikasi.
• Pencegahan terhadap komplikasi maupun cacat setelah sembuh.
• Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk
pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.
• Mengusahakan pengurangan beban beban non medis ( sosial ) pada
80
80
TERTIARY PREVENTION
TERTIARY PREVENTION
• Penyuluhan dan usaha usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh.
• Peningkatan terapi kerja untuk memungkinkan pengrmbangan
kehidupan sosial setelah ia sembuh.
• Mengusahakan suatu
perkampungan rehabilitasi sosial.
• Penyadaran masyarakat untuk menerima mereka dalam fase rehabilitasi.
07/21/18