• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN KONSEP SEHAT SAKIT

N/A
N/A
Erin Rika

Academic year: 2024

Membagikan "DOKUMEN KONSEP SEHAT SAKIT"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP

SEHAT SAKIT

Krishnanda Wijaya-Mukti

Dharmaclass Ekayana Buddhist Centre Jakarta, 18 Oktober 2009

(2)

NILAI KESEHATAN NILAI KESEHATAN

Kesehatan adalah keberuntungan yang paling Kesehatan adalah keberuntungan yang paling

utama

utama (Dhp. 204)(Dhp. 204)

Perjuangan memerlukan lima penopang:

Perjuangan memerlukan lima penopang:

(1) keyakinan (1) keyakinan

(2) kesehatan (2) kesehatan

(3) ketulusan dalam kesucian (3) ketulusan dalam kesucian

(4) semangat berpegang pada apa yang baik (4) semangat berpegang pada apa yang baik

(5) pengertian tentang timbul dan lenyapnya (5) pengertian tentang timbul dan lenyapnya

penderitaan dalam hidup ini penderitaan dalam hidup ini

(A. III, 64) (A. III, 64)

(3)

DEFINISI SEHAT DEFINISI SEHAT

Sempurna baik fisik, mental dan sosial, tidak hanya Sempurna baik fisik, mental dan sosial, tidak hanya

bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO) bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO)

Mengandung 3 karakteristik:

Mengandung 3 karakteristik:

Merefleksikan perhatian pada individu sebagai Merefleksikan perhatian pada individu sebagai

manusia manusia

Memandang sehat dalam konteks lingkungan Memandang sehat dalam konteks lingkungan

internal & eksternal internal & eksternal

Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif &

Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif &

produktif produktif

Sehat bukan suatu kondisi, melainkan Sehat bukan suatu kondisi, melainkan

penyesesuaian, bukan suatu keadaan melainkan penyesesuaian, bukan suatu keadaan melainkan

proses. Proses adaptasi individu tidak hanya proses. Proses adaptasi individu tidak hanya

terhadap fisik mereka melainkan juga terhadap terhadap fisik mereka melainkan juga terhadap

lingkungan sosialnya lingkungan sosialnya

(4)

KONSEP SAKIT KONSEP SAKIT

Sebagian orang percaya bahwa Sebagian orang percaya bahwa

segala sesuatu diciptakan oleh segala sesuatu diciptakan oleh

Tuhan dan tidak ada yang terjadi Tuhan dan tidak ada yang terjadi

tanpa kehendak Tuhan.

tanpa kehendak Tuhan.

Mereka menganggap penyakit itu Mereka menganggap penyakit itu

kalau bukan peringatan atau kalau bukan peringatan atau

cobaan, tentu adalah hukuman cobaan, tentu adalah hukuman

dari Tuhan.

dari Tuhan.

Pandangan semacam ini membuat Pandangan semacam ini membuat

penderita kusta di masa lalu penderita kusta di masa lalu

dikucilkan dari masyarakat dan dikucilkan dari masyarakat dan

penderita sakit jiwa dipasung.

penderita sakit jiwa dipasung.

(5)

SIAPA SAJA BISA SAKIT SIAPA SAJA BISA SAKIT

AIDS di zaman modern ini pun AIDS di zaman modern ini pun

sempat dianggap sebagai sempat dianggap sebagai

penyakit kutukan Tuhan, padahal penyakit kutukan Tuhan, padahal

banyak ibu baik-baik dan bayi banyak ibu baik-baik dan bayi

yang belum tahu apa-apa kena yang belum tahu apa-apa kena

tertular HIV tertular HIV

Flu babi (virus A-H1N1) seperti Flu babi (virus A-H1N1) seperti

flu lain menyerang siapa saja, flu lain menyerang siapa saja,

termasuk presiden: Oscar Arias termasuk presiden: Oscar Arias

dari Costa Rica, pemenang dari Costa Rica, pemenang

hadiah Nobel Perdamaian tahun hadiah Nobel Perdamaian tahun 1987 (11/8/09), dan Alvaro Uribe 1987 (11/8/09), dan Alvaro Uribe

dari Kolombia (30/8/09) dari Kolombia (30/8/09)

(6)

FENOMENA ALAMI FENOMENA ALAMI

Pandangan Buddhis: Penyakit bukan kutukan Pandangan Buddhis: Penyakit bukan kutukan

Tuhan Tuhan

Sakit merupakan fenomena alami, bagian dari Sakit merupakan fenomena alami, bagian dari

penderitaan hidup di dunia ini. Kelahiran, penderitaan hidup di dunia ini. Kelahiran,

menjadi tua, terkena penyakit dan kematian menjadi tua, terkena penyakit dan kematian

adalah satu paket yang tidak terpisahkan.

adalah satu paket yang tidak terpisahkan.

Seperti juga kesedihan, keluh-kesah, Seperti juga kesedihan, keluh-kesah,

kesengsaraaan, ketidaksenangan dan kesengsaraaan, ketidaksenangan dan

keputusasaan, berkumpul dengan yang tidak keputusasaan, berkumpul dengan yang tidak

disenangi, berpisah dengan yang disenangi, disenangi, berpisah dengan yang disenangi,

tidak memperoleh apa yang diinginkan, tidak memperoleh apa yang diinginkan,

semuanya akan dialami di dunia ini.

semuanya akan dialami di dunia ini. Itulah yang Itulah yang Kebenaran Mulia tentang duka

Kebenaran Mulia tentang duka (S. V, 421)(S. V, 421)

(7)

PENGERTIAN DUKA PENGERTIAN DUKA

Duka dalam bahasa Pali

Duka dalam bahasa Pali dukkha, dukkha, dapat dapat

dikonotasikan sebagai dislokasi. Bagai tulang dikonotasikan sebagai dislokasi. Bagai tulang

yang keluar dari letak yang seharusnya, yang keluar dari letak yang seharusnya,

sehingga menyakitkan dan menghalangi gerak.

sehingga menyakitkan dan menghalangi gerak.

DuDu artinya sulit, dan artinya sulit, dan kha kha artinya menahan. artinya menahan.

Sakit sebagai salah satu bentuk duka Sakit sebagai salah satu bentuk duka

merupakan penderitaan biasa.

merupakan penderitaan biasa.

Duka itu sendiri juga dimengerti sebagai Duka itu sendiri juga dimengerti sebagai

ketidakpuasan akibat dari perubahan-perubahan ketidakpuasan akibat dari perubahan-perubahan

dan konsekuensi dari keadaan yang berkondisi.

dan konsekuensi dari keadaan yang berkondisi.

Duka melekat pada keberadaan makhluk apa Duka melekat pada keberadaan makhluk apa

pun.

pun.

(8)

SEBAB PENYAKIT SEBAB PENYAKIT

Ada duka, ada asal mula dari duka, akhir duka, Ada duka, ada asal mula dari duka, akhir duka,

jalan mengakhiri duka (Empat Kebenaran Mulia) jalan mengakhiri duka (Empat Kebenaran Mulia)

Sama halnya dengan penyakit, setelah Sama halnya dengan penyakit, setelah

mendiagnosis, dokter mengenali mendiagnosis, dokter mengenali

penyebab/etiologinya, prognosis dan cara penyebab/etiologinya, prognosis dan cara

pengobatannya sehingga mampu pengobatannya sehingga mampu

menerapkannya untuk penyembuhan dan menerapkannya untuk penyembuhan dan

pencegahan pencegahan

(9)

KASUS GIRIMANANDA KASUS GIRIMANANDA

Jiwa dan raga saling bergantung/ memengaruhi, Jiwa dan raga saling bergantung/ memengaruhi,

ada sebab-sebab internal, ada yang eksternal ada sebab-sebab internal, ada yang eksternal

Di antaranya udara pernapasan, perubahan Di antaranya udara pernapasan, perubahan

cuaca/ musim, kepanasan/kedinginan, kelaparan, cuaca/ musim, kepanasan/kedinginan, kelaparan,

kehausan, gangguan buang air, stres dan kehausan, gangguan buang air, stres dan

matangnya buah karma seseorang matangnya buah karma seseorang

Tubuh jasmani tidak kekal, tidak memiliki Tubuh jasmani tidak kekal, tidak memiliki

substansi keakuan, mengandung kotoran yang substansi keakuan, mengandung kotoran yang

menjijikkan, tempat berkembangnya penyakit.

menjijikkan, tempat berkembangnya penyakit.

Si sakit dibimbing untuk membersihkan dan Si sakit dibimbing untuk membersihkan dan

mengembangkan batinnya sehingga tidak mengembangkan batinnya sehingga tidak

terpengaruh oleh penderitaan fisik

terpengaruh oleh penderitaan fisik (A. V, 109-110).(A. V, 109-110).

(10)

SEBAB KARMA SEBAB KARMA

Karena ketidaktahuan atau kebodohan, orang Karena ketidaktahuan atau kebodohan, orang

didorong oleh perasaan sendiri melakukan suatu didorong oleh perasaan sendiri melakukan suatu

bentuk karma melalui gerak gerik jasmani, bentuk karma melalui gerak gerik jasmani,

perkataan atau pikiran yang menimbulkan hal-hal perkataan atau pikiran yang menimbulkan hal-hal

yang menyenangkan atau menyakitkan pada diri yang menyenangkan atau menyakitkan pada diri

sendiri

sendiri (A. II, 157)(A. II, 157)

Doktrin karma menjelaskan perbedaan nasib Doktrin karma menjelaskan perbedaan nasib

manusia, termasuk kenapa ada yang pendek/

manusia, termasuk kenapa ada yang pendek/

panjang usia, yang sering/jarang sakit

panjang usia, yang sering/jarang sakit (M. III, 203)(M. III, 203)

Ada karma individual, ada karma kolektif, Ada karma individual, ada karma kolektif,

akumulatif & memiliki hubungan kausal dengan akumulatif & memiliki hubungan kausal dengan

perbuatan seseorang dalam kehidupan sekarang perbuatan seseorang dalam kehidupan sekarang

dan sebelumnya dan sebelumnya

(11)

PERILAKU & LINGKUNGAN PERILAKU & LINGKUNGAN

Seluruh dunia memengaruhi sebuah pori dan Seluruh dunia memengaruhi sebuah pori dan

sebuah pori memengaruhi seluruh dunia. Begitu sebuah pori memengaruhi seluruh dunia. Begitu

pula seluruh makhluk memengaruhi satu tubuh dan pula seluruh makhluk memengaruhi satu tubuh dan

satu tubuh memengaruhi seluruh makhluk

satu tubuh memengaruhi seluruh makhluk (Sutra (Sutra Awatamsaka)

Awatamsaka)

Interpenetrasi antara makhluk dengan lingkungan, Interpenetrasi antara makhluk dengan lingkungan,

setiap bentuk kehidupan senantiasa saling setiap bentuk kehidupan senantiasa saling

bergantung, berinteraksi dengan yang lain bergantung, berinteraksi dengan yang lain

Kemajuan ilmu kedokteran memang sudah banyak Kemajuan ilmu kedokteran memang sudah banyak

menolong mereka yang sakit dan membuat menolong mereka yang sakit dan membuat

umurnya menjadi lebih panjang, namun umurnya menjadi lebih panjang, namun

bagaimanapun, status kesehatan lebih ditentukan bagaimanapun, status kesehatan lebih ditentukan

oleh perilaku manusia & lingkungannya oleh perilaku manusia & lingkungannya

(12)

KASUS FLU BABI KASUS FLU BABI

Virus A-H1N1 asal Meksiko sudah mengambil Virus A-H1N1 asal Meksiko sudah mengambil

korban di Indonesia: bukan lagi orang yang korban di Indonesia: bukan lagi orang yang

memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Sejak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Sejak

terjadinya kasus pertama (24/6/09) dalam 2 terjadinya kasus pertama (24/6/09) dalam 2

bulan saja jumlah penderita influenza A-H1N1 bulan saja jumlah penderita influenza A-H1N1 mencapai lebih dari 1,000 orang di 24 provinsi.

mencapai lebih dari 1,000 orang di 24 provinsi.

Sekalipun angka kematian hanya 0,4 persen, Sekalipun angka kematian hanya 0,4 persen,

tidak seganas flu burung (H5N1), dikhawatirkan tidak seganas flu burung (H5N1), dikhawatirkan terjadinya koalisi atau perkawinan silang antara terjadinya koalisi atau perkawinan silang antara virus A-H1N1 yang memiliki tingkat penyebaran virus A-H1N1 yang memiliki tingkat penyebaran tinggi dan H5N1 yang memiliki tingkat kematian tinggi dan H5N1 yang memiliki tingkat kematian

tinggi.

tinggi.

(13)

PENCEGAHAN PENCEGAHAN

Penularan karena kontak langsung dari manusia Penularan karena kontak langsung dari manusia

ke manusia lewat batuk, bersin, atau benda- ke manusia lewat batuk, bersin, atau benda-

benda yang pernah bersentuhan dengan benda yang pernah bersentuhan dengan

penderita penderita

Sepanjang belum bisa mengandalkan imunisasi Sepanjang belum bisa mengandalkan imunisasi

dengan vaksin, paling tidak penularan penyakit dengan vaksin, paling tidak penularan penyakit

dapat dihindari dengan memanfaatkan sapu dapat dihindari dengan memanfaatkan sapu

tangan atau masker menutup hidung, cuci tangan tangan atau masker menutup hidung, cuci tangan dengan sabun, menjaga kondisi tubuh agar tetap dengan sabun, menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar, olahraga, istirahat yang cukup dan makan bugar, olahraga, istirahat yang cukup dan makan

dengan gizi seimbang. Tentu saja, mereka yang dengan gizi seimbang. Tentu saja, mereka yang

merasakan gejala flu harus segera ke dokter dan merasakan gejala flu harus segera ke dokter dan

beristirahat di rumah, menjauhi tempat beristirahat di rumah, menjauhi tempat

keramaian.

keramaian.

(14)

MENJAGA SILA MENJAGA SILA

Buddha melihat serombongan anak-anak sedang Buddha melihat serombongan anak-anak sedang

menyiksa ikan-ikan.

menyiksa ikan-ikan.

Ia bertanya: Anak-anak, tidakkah engkau takut Ia bertanya: Anak-anak, tidakkah engkau takut

sakit?

sakit?

Jawab anak-anak: Tentu saja kami takut sakit, Jawab anak-anak: Tentu saja kami takut sakit,

kami tidak suka sakit.

kami tidak suka sakit.

Lalu Buddha memberi nasihat: Barangsiapa tidak Lalu Buddha memberi nasihat: Barangsiapa tidak

ingin menderita seharusnya tidak melakukan ingin menderita seharusnya tidak melakukan

perbuatan buruk entah secara terbuka atau perbuatan buruk entah secara terbuka atau

tersembunyi. Jika kini engkau berbuat buruk, tersembunyi. Jika kini engkau berbuat buruk,

kelak pasti akan menderita, walau bagaimanapun kelak pasti akan menderita, walau bagaimanapun

engkau berusaha untuk lari engkau berusaha untuk lari

(Ud. 51) (Ud. 51)

(15)

FAKTOR YANG FAKTOR YANG

MEMENGARUHI KESEHATAN MEMENGARUHI KESEHATAN

Air Air Udara Udara Makanan &

Makanan &

minuman minuman Istirahat &

Istirahat &

tidur tidur Olahraga Olahraga Emosi Emosi Genetika Genetika

Di zaman tata tenteram Di zaman tata tenteram

kertaraharja gemah ripah loh kertaraharja gemah ripah loh

jinawi, harapan hidup manusia jinawi, harapan hidup manusia

panjang, namun masih panjang, namun masih

menghadapi 3 jenis penyakit:

menghadapi 3 jenis penyakit:

gangguan pencernaan, nafsu gangguan pencernaan, nafsu

makan, degenerasi

makan, degenerasi (Cakkavatti- (Cakkavatti- sihanada-sutta D. III, 75)

sihanada-sutta D. III, 75). .

Kebanyakan penyakit berasal dari Kebanyakan penyakit berasal dari

usus. Sehat sangat bergantung usus. Sehat sangat bergantung

pada apa yang dimakan &

pada apa yang dimakan &

kebiasaan hidup sehari-hari.

kebiasaan hidup sehari-hari.

(16)

TUNTUNAN TUNTUNAN

BAGI ORANG SAKIT BAGI ORANG SAKIT

“ “ Bilamana badanmu Bilamana badanmu sakit, jangan biarkan sakit, jangan biarkan

pikiranmu juga pikiranmu juga

menjadi sakit.

menjadi sakit.

Demikianlah Demikianlah

hendaknya engkau hendaknya engkau

melatih dirimu melatih dirimu

sendiri.”

sendiri.” (S. III, 2) (S. III, 2)

(17)

PENGOBATAN PENGOBATAN

Upaya pengobatan tergantung pada persepsi Upaya pengobatan tergantung pada persepsi

sakit dan sebab sakit.

sakit dan sebab sakit.

Buddha menempatkan ilmu pengobatan sebagai Buddha menempatkan ilmu pengobatan sebagai

disiplin tersendiri di luar keagamaan. Saat terkena disiplin tersendiri di luar keagamaan. Saat terkena

penyakit fisik, Buddha diobati oleh Jiwaka, penyakit fisik, Buddha diobati oleh Jiwaka,

seorang dokter, yang juga banyak merawat para seorang dokter, yang juga banyak merawat para

biksu. Jiwaka menggunakan obat dari bahan- biksu. Jiwaka menggunakan obat dari bahan- bahan herbal, atau yang berasal dari hewan, bahan herbal, atau yang berasal dari hewan,

mineral sampai pada tindakan bedah dan diet.

mineral sampai pada tindakan bedah dan diet.

Makanan bergizi juga diperhatikan, seperti Makanan bergizi juga diperhatikan, seperti

kelompok bahan obat yang dinamakan kelompok bahan obat yang dinamakan

pancabhesajjani

pancabhesajjani dalam Kitab dalam Kitab WinayaWinaya. .

(18)

DOA/PARITTA/MANTRAM DOA/PARITTA/MANTRAM

Bacaan yang disebut Bacaan yang disebut paritta atau mantram paritta atau mantram sering dimanfaatkan sering dimanfaatkan untuk untuk mengonsentrasikan mengonsentrasikan dan mendayagunakan dan mendayagunakan kekuatan pikiran. Atau kekuatan pikiran. Atau menenteramkan, menenteramkan, sebagaimana halnya sebagaimana halnya praktik pemujaan praktik pemujaan kepada Bhaisajyaguru kepada Bhaisajyaguru dan Awalokiteswara.

dan Awalokiteswara.

(19)

KESEMBUHAN KESEMBUHAN

Ada orang yang tidak sembuh, apakah ia Ada orang yang tidak sembuh, apakah ia

memperoleh diet, obat, perawatan yang tepat memperoleh diet, obat, perawatan yang tepat

atau pun tidak.

atau pun tidak.

Ada orang yang sembuh, apakah memperoleh Ada orang yang sembuh, apakah memperoleh

semua hal tersebut atau pun tidak.

semua hal tersebut atau pun tidak.

Bisa jadi orang sembuh walau tidak Bisa jadi orang sembuh walau tidak

mendapatkan barang satu pun dari hal-hal mendapatkan barang satu pun dari hal-hal

tersebut.

tersebut.

Karena terbukti orang sembuh mendapat diet, Karena terbukti orang sembuh mendapat diet,

obat, perawatan yang tepat (tetapi tidak obat, perawatan yang tepat (tetapi tidak

bilamana gagal mendapatkannya), maka orang- bilamana gagal mendapatkannya), maka orang-

orang sakit lain sebaiknya mendapatkannya orang sakit lain sebaiknya mendapatkannya

pula.

pula.

(A. I, 121) (A. I, 121)

(20)

SYARAT MERAWAT SYARAT MERAWAT

Menguasai ilmu pengobatan, mampu mengobati Menguasai ilmu pengobatan, mampu mengobati

Cakap mempertimbangkan/menggunakan apa Cakap mempertimbangkan/menggunakan apa

yang efektif berkhasiat/bermanfaat yang efektif berkhasiat/bermanfaat

Merawat atas dasar cinta-kasih, tanpa pamrih Merawat atas dasar cinta-kasih, tanpa pamrih

Tidak jijik membersihkan kotoran, air kemih, Tidak jijik membersihkan kotoran, air kemih,

ludah atau muntahan ludah atau muntahan

Cakap memberi petunjuk, menasihati, menghibur Cakap memberi petunjuk, menasihati, menghibur dan mendorong semangat si sakit sesuai dengan dan mendorong semangat si sakit sesuai dengan

ajaran agama

ajaran agama (Vin. I, 303) (Vin. I, 303)

(21)

BELAS KASIH BELAS KASIH

Wimalakirti: “Karena semua makhluk hidup Wimalakirti: “Karena semua makhluk hidup

terserang penyakit, maka aku juga sakit. Bila terserang penyakit, maka aku juga sakit. Bila

semua makhluk hidup tidak lagi sakit, penyakitku semua makhluk hidup tidak lagi sakit, penyakitku

akan berakhir. Dengan ikrar untuk akan berakhir. Dengan ikrar untuk

menyelamatkan makhluk hidup, seorang menyelamatkan makhluk hidup, seorang

Bodhisattwa memasuki alam sangsara yang bisa Bodhisattwa memasuki alam sangsara yang bisa

terserang penyakit. Jika mereka sembuh, terserang penyakit. Jika mereka sembuh,

Bodhisattwa tidak akan sakit lagi. Sebagaimana Bodhisattwa tidak akan sakit lagi. Sebagaimana

ketika seorang anak jatuh sakit, orang tuanya ketika seorang anak jatuh sakit, orang tuanya

juga merasa sakit dan akan menderita selama juga merasa sakit dan akan menderita selama

anaknya belum sembuh. Demikianlah anaknya belum sembuh. Demikianlah

Bodhisattwa mencintai semua makhluk bagaikan Bodhisattwa mencintai semua makhluk bagaikan

anaknya.”

anaknya.” (VN. V)(VN. V)

(22)

MENOLONG BAGAI DOKTER MENOLONG BAGAI DOKTER

Terdorong oleh cinta kasih, untuk mencari obat mengatasi penderitaan, Siddharta bertapa hingga Terdorong oleh cinta kasih, untuk mencari obat mengatasi penderitaan, Siddharta bertapa hingga berhasil menjadi Buddha. Lalu Ia menolong orang-orang yang menderita bagaikan seorang dokter berhasil menjadi Buddha. Lalu Ia menolong orang-orang yang menderita bagaikan seorang dokter

(It. 100).

(It. 100).

(23)

Ketika melihat seorang biksu terserang diare Ketika melihat seorang biksu terserang diare yang berat dan terbaring berlumuran kotoran, yang berat dan terbaring berlumuran kotoran, Buddha memandikan dan menolongnya Buddha memandikan dan menolongnya Sabda Buddha kemudian, ”Barangsiapa ingin Sabda Buddha kemudian, ”Barangsiapa ingin merawat Tathagata, hendaknya ia merawat merawat Tathagata, hendaknya ia merawat orang sakit.” Dengan melayani orang sakit orang sakit.” Dengan melayani orang sakit

berarti melayani Tathagata

berarti melayani Tathagata (Vin. I, 301-302)(Vin. I, 301-302)

MELAYANI

MELAYANI

ORANG SAKIT

ORANG SAKIT

(24)

Semoga terhindar dari segala malapetaka Semoga terhindar dari segala malapetaka

Terbebas dari semua penyakit Terbebas dari semua penyakit

Tiada mara bahaya yang menimpa kita Tiada mara bahaya yang menimpa kita

Dirgahayulah kita dan hidup bahagia Dirgahayulah kita dan hidup bahagia

(Sabb’itiyo Gatha) (Sabb’itiyo Gatha)

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Sehat menurut Organisasi Kesehatan dunia atau (WHO) adalah segala bentuk kesehatan badan, rohani/mental dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), “Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna dari badan, jiwa (mental) dan so- sial, bukan hanya bebas dari serangan penyakit”. Kesehatan

Berdasarkan distribusi jawaban responden didapati bahwa mayoritas responden memahami definisi sehat sebagai bebas dari penyakit atau sembuh dari sakit, mayoritas responden

2) Sembuh tapi cacat ; penyakit penjamu berakhir/bebas dari penyakit, tapi kesembuhannya tak sempurna, karena terjadi cacat (fisik, mental maupun sosial) dan sangat tergantung

Menurut WHO ( World Health Organization ) Kesehatan adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau

36/2009: keadaan sehat, baik secara fisik, keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap mental, spritual maupun sosial yang

Dari dua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk dikatakan sehat, seseorang harus berada pada suatu kondisi fisik, mental, dan sosial yang bebas dari

Sehat Sehat Adalah suatu kondisi fisik, mental, dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan, melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk