FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016
RANCANG BANGUN LOCKER OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN RFID
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Komputer
Oleh :
xi
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN SYARAT ...ii
MOTTO ...iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv
HALAMAN PENGESAHAN... v
HALAMAN PERNYATAAN ...vi
ABSTRAK ...vii
KATA PENGANTAR ...ix
DAFTAR ISI...xi
DAFTAR GAMBAR ...xvi
DAFTAR TABEL...xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Tujuan ... 2
1.5 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Locker ... 5
2.2 Komunikasi I2C (Inter Integrate Circuit)... 5
2.3 Mikrokontroler ... 6
2.3.2 Mikrokontroler ATMega32 ... 7
2.3.3 Downloader USBAsp ... 9
2.4 Sensor... 10
2.4.1 RFID (Radio Frequency Identification) ... 10
2.4.2 Limit switch... 11
2.5 Aktuator ... 12
2.5.1 LCD (Liquid Crystal Display)... 12
2.5.2 Relay ... 13
2.5.3 Solenoid Door Lock ... 13
BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM ... 15
3.1 Metode Penelitian ... 15
3.2 Model Perancangan... 16
3.3 Perancangan Perangkat Keras... 18
3.3.1. Perancangan Mikrokontroler Master ... 19
3.3.2. Perancangan Mikrokontroler Slave... 21
3.3.3. Perancangan Komunikasi I2C... 22
3.3.4. Perancangan RFID ... 23
3.3.5. Perancangan LCD (Liquid Crystal Display)... 24
3.3.6. Perancangan Tombol Pada Mikrokontroler Master... 25
3.3.7. Perancangan Komponen Slave... 26
3.4 Perancangan Mekanik ... 27
3.4.1. Perancangan Locker ... 27
3.4.2. Perancangan Mikrokontroler ... 28
3.4.4. Perancangan LCD (Liquid Crystal Display)... 29
3.4.5. Perancangan Tombol Pada Mikrokontroler Master... 29
3.4.6. Perancangan Komponen Slave... 29
3.5 Perancangan Perangkat Lunak ... 30
3.5.1. Perancangan Program Mikrokontroler Master ... 30
3.5.2. Perancangan Program Mikrokontroler Salve ... 33
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN... 35
4.1 Pengujian Mikrokontroler ATMega32 ... 35
4.1.1. Tujuan Pengujian ... 35
4.1.2. Alat yang Dibutuhkan ... 35
4.1.3. Prosedur Pengujian ... 35
4.1.4. Hasil Pengujian ... 36
4.2 Pengujian Arduino Uno ... 37
4.2.1. Tujuan Pengujian ... 37
4.2.2. Alat yang Dibutuhkan ... 37
4.2.3. Prosedur Pengujian ... 37
4.2.4. Hasil Pengujian ... 38
4.3 Pengujian LCD (Liquid Crystal Display) ... 38
4.3.1. Tujuan Pengujian ... 38
4.3.2. Alat yang Dibutuhkan ... 39
4.3.3. Prosedur Pengujian ... 39
4.3.4. Hasil Pengujian ... 39
4.4 Pengujian RFID ... 40
4.4.2. Alat yang Dibutuhkan ... 40
4.4.3. Prosedur Pengujian ... 40
4.4.4. Hasil Pengujian ... 40
4.5 Pengujian Komunikasi I2C dan Penyimpanan EEPROM ... 41
4.5.1. Tujuan Pengujian ... 41
4.5.2. Alat yang Dibutuhkan ... 42
4.5.3. Prosedur Pengujian ... 42
4.5.4. Hasil Pengujian ... 42
4.6 Pengujian Komponen Slave ... 43
4.6.1. Tujuan Pengujian ... 43
4.6.2. Alat yang Dibutuhkan ... 44
4.6.3. Prosedur Pengujian ... 44
4.6.4. Hasil Pengujian ... 44
4.7 Pengujian Sistem... 45
4.7.1 Tujuan Pengujian ... 45
4.7.2 Alat yang Dibutuhkan ... 45
4.7.3 Prosedur Pengujian ... 45
4.7.4 Hasil Pengujian ... 47
4.8 Hasil Analisa Keseluruhan Sistem... 50
BAB V PENUTUP... 52
5.1 Kesimpulan ... 52
5.2 Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
xvi
2.1 Arduino Uno ... 7
2.2 Mikrokontroler ATmega32... 8
2.3 RFID RC-522 ... 11
2.4 Limit Switch ... 12
2.5 LCD (Liquid Crystal Display)... 13
2.6 Solenoid Door Lock... 14
3.1 Blok Diagram Perancangan Mikrokontroler ... 16
3.2 Blok Diagram Perancangan Mikrokontroler Master ... 17
3.3 Blok Diagram Perancangan Mikrokontroler Slave... 17
3.4 Schematic Perancangan Keseluruhan Sistem ... 19
3.5 Schematic Mikrokontroler Arduino Uno ... 20
3.6 Schematic Mikrokontroler ATMega32... 21
3.7 Schematic Perancangan Komunikasi I2C ... 23
3.8 Schematic Perancangan RFID ... 23
3.9 Schematic Perancangan LCD (Liquid Crystal Display)... 25
3.10 Schematic Perancangan Tombol Pada Mikrokontroler Master ... 25
3.11 Schematic Perancangan Komponen Slave ... 26
3.12 Bagian Luar Locker ... 28
3.13 Bagian Dalam Locker ... 28
3.14 flow chart Program Mikrokontroler Master ... 31
3.15 flow chart Program Mikrokontroler Slave... 33
4.2 Tampilan Comment saat Program Berhasil di Upload ... 37
4.3 Tampilan Proses Upload Arduino ... 38
4.4 Tampilan Comment saat Arduino Berhasil di Upload... 38
xviii
3.1 Perancangan RFID RC-522 Dengan Arduino Uno ... 24
3.2 Penjelasan Pin-Pin Display LCD I2C... 24
3.3 Allocation List Komponen Slave ... 27
3.4 Allocation List Perancangan Mikrokontroler... 28
4.1 Hasil Sampel ID Pembacaan RFID ... 41
4.2 Hasil Sampel Data Proses Komunikasi I2C Dan Penyimpanan Pada EEPROM ... 43
4.3 Hasil Skenario 1... 47
4.4 Hasil Skenario 2... 47
4.5 Hasil Skenario 3... 48
4.6 Hasil Skenario 4... 48
4.7 Hasil Skenario 5... 49
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini sudah banyak kampus, perkantoran, tempat umum yang
menggunakan locker. Locker tersebut masih menggunakan kunci manual dan
harus ada penjaga jika seseorang ingin meminjam atau mengembalikan kunci
locker. Dengan kondisi seperti itu, jika penjaga tidak berada ditempat, maka
seseorang tidak bisa meminjam atau mengembalikan kunci locker.
Teknologi RFID juga sudah banyak digunakan secara umum, namun
penerapan pada locker belum digunakan. Sebagai contoh penggunaan locker di
Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya yang sudah menggunakan
teknologi RFID sebagai sistem pintu masuk parkir, kelas, dan perputakaan, tetapi
belum digunakan sebagai peminjaman locker. Pada penelitian sebelumnya sudah
digunakan pada locker menggunakan RFID dan password (Priyambodo, 2014).
Namun hanya bisa mengakses satu locker yang sama setiap harinya. Selanjutnya
berdasarkan penelitian (Diredja, 2010) tentang sistem keamanan pintu
menggunakan RFID, (Guntoro, 2013) tentang rancang bangun magnetic door lock
menggunakan keypad dan selenoid, (Melalolin, 2013) tentang rancang bangun
brankas pengaman otomatis berbasis mikrokontroler AT89S52 dan (Mulyawan,
2008) tentang flexible key room pada hotel dengan pengontrolan terpusat.
Berdasarkan beberapa masalah di atas, maka penyusun mencoba untuk
merancang sebuah sistem pemilihan secara acak locker yang belum terpakai oleh
Penjaga kunci locker pun tidak diperlukan dalam peminjaman atau pengembalian
kunci.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan :
1. Bagaimana sistem dapat mempermudah user untuk mencari locker?
2. Bagaimana cara komunikasi antara 2 atau lebih mikrokontroler?
3. Bagaimana cara user jika sudah selesai menggunakan locker?
1.3 Batasan Masalah
Dalam perancangan locker otomatis ini, terdapat beberapa batasan masalah
untuk menghindari pembahasan yang lebih luas terkait dengan alat, batasan
masalah tersebut antara lain :
1. Kondisi awal adalah locker dalam keadaan tertutup.
2. Sistem dalam keadaan on.
3. Setiap user melakukan scan tag RFID, maka user harus membuka locker.
4. User harus mematuhi prosedur penggunaan sistem.
1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Dalam menggunakan locker, user hanya diminta untuk melakukan scan RFID
untuk bisa mengakses locker.
2. Dua atau lebih mikrokontroler dapat saling berkomunikasi dengan
menggunakan komunikasi I2C.
3. Jika user sudah selesai menggunakan locker, maka user harus melakukan
1.5 Sistematika Penulisan
Pembahasan Tugas Akhir ini secara garis besar tersusun dari 5 (lima) bab,
yaitu diuraikan sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, batasan
masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
2. BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas teori penunjang dari permasalahan, yaitu
mengenai locker, komunikasi I2C (Inter Integrate Circuit), mikrokontroler
Arduino Uno, mikrokontroler ATMega32, downloader USBAsp, RFID
(Radio Frequency Identification), limit switch, LCD (Liquid Crystal
Display), relay dan solenoid Door Lock.
3. BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini akan dibahas tentang blok diagram sistem serta metode
yang digunakan dalam pembuatan rancang bangun. Perancangan dilakukan
dengan melakukan perancangan perangkat keras yang meliputi perancangan
mikrokontroler master, perancangan mikrokontroler slave, perancangan
komunikasi I2C, perancangan RFID, perancangan LCD (Liquid Crystal
Display), perancangan tombol pada mikrokontroler master dan perancangan
komponen slave. Kemudian dilanjutkan dengan perancangan alat, yaitu
perancangan yang berhubungan dengan mekanik pada rancang bangun.
Perancangan alat yang dilakukan meliputi perancangan locker,
mikrokontroler, RFID, LCD (Liquid Crystal Display), tombol pada
perancangan perangkat lunak yang akan menjalankan seluruh sistem dengan
pusat kendali pada mikrokontroler dengan pembahasan tentang diagram alir
dari program yang diaplikasikan pada rancang bangun. Perancangan
perangkat lunak yang dibuat meliputi perancangan program mikrokontroler
master dan mikrokontroler slave.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari pengujian
masing-masing komponen pendukung dalam pembuatan rancang bangun yang
nantinya hasil dari pengujian masing-masing komponen akan menentukan
apakah komponen bekerja dengan baik. Selain itu data dari pengujian sensor
dapat digunakan sebagai dasar pembuatan program pada sistem
keseluruhan. Kemudian akan dibahas dari hasil pengujian perancangan
seluruh sistem yang nantinya dapat diperoleh hasil kondisi yang benar agar
sistem dapat bekerja dengan baik sesuai dengan ide perancangan.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian berdasarkan
5 2.1 Locker
Locker adalah sejenis tempat penyimpanan benda-benda pribadi yang
mudah disimpan. Locker di sekolah atau kantor misalnya, sering digunakan untuk
menyimpan properti sekolah atau kantor seperti buku tulis, sepatu olahraga, buku
paket dan masih banyak benda-benda lainnya. Locker hanya dilengkapi dengan
sistem keamanan yang sederhana saja, sistem pengamanan hanya menggunakan
kunci saja yang hanya dipegang oleh pemilik locker. (Jasaseoku.com, 2012).
2.2 Komunikasi I2C (Inter Integrate Circuit)
I2C (Inter Integrate Circuit) adalah standar komunikasi serial dua arah
menggunakan dua saluran yang didesain khusus untuk pengontrolan IC. Sistem
I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang
membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti yang
dihubungkan dengan sistem I2C Bus dapat dioperasikan sebagai Master dan
Slave. Master adalah piranti yang memulai transfer data pada I2C Bus dengan
membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer data dengan membentuk sinyal Stop,
dan membangkitkan sinyal clock. Slave adalah piranti yang dialamati master.
Sinyal Start merupakan sinyal untuk memulai semua perintah, didefinisikan
sebagai perubahan tegangan SDA dari “1” menjadi “0” pada saat SCL “1”. Sinyal
Stop merupakan sinyal untuk mengakhiri semua perintah, didefinisikan sebagai
perubahan tegangan SDAdari “0” menjadi “1” pada saat SCL “1”.Kondisi sinyal
acknowledge yang disimbolkan dengan ACK. Setelah transferdata oleh master
berhasil diterima slave, slave akan menjawabnya dengan mengirim sinyal
acknowledge, yaitu dengan membuat SDA menjadi “0” selama siklusclock ke-9.
Ini menunjukkan bahwa Slave telah menerima 8 bit data dari Master.
1. Hanya melibatkan 2 kabel yaitu serial data line.
2. Setiap IC yang terhubung dalam I2C memiliki alamat masing-masing yang
dapat diatur secara Software dengan master/slave protocol yang sederhana,
dan mampu mengakomodasikan multi master.
3. I2C merupakan serial bus dengan orientasi data 8 bit, komunikasi 2 arah,
dengan kecepatan transmisi data sampai 100Kb/s pada mode standar dan
3,4Mb/s pada mode kecepatan tinggi.(Sulistyo, 2014).
2.3 Mikrokontroler
2.3.1 Mikrokontroler Arduino Uno
Arduino Uno adalah sebuah board mikrokontroler yang berbasis pada
mikrokontroler ATmega328. Suatu mikrokontroler bekerja dengan mengeksekusi
perintah- perintah dalam suatu program yang diunggah ke dalam board. Arduino
Uno memiliki 14 buah pin yang dapat difungsikan sebagai input/output digital,
sehingga dapat dihubungkan dengan perangkat input seperti sensor untuk
membaca kondisi dalam suatu radius tertentu, selain itu juga dapat dihubungkan
dengan perangkat output lain seperti motor DC dan lampu LED. Selain itu juga
Arduino Uno memiliki 6 pin analog, dan tombol reset. Mikrokontroler ini dapat
beroperasi pada tegangan 5 Volt yang dapat diaktifkan melalui kabel USB atau
berasal dari tegangan catu daya eksternal seperti baterai. Berikut ini detail
Gambar 2.1 Arduino Uno
2.3.2 Mikrokontroler ATMega32
Mikrokontroler AVR (Alf and vegard’s Risc processor) merupakan bagian
dari keluarga mikrokontroler CMOS (Complementary Metal Oxide
Semiconductor) 8-bit buatan Atmel. AVR (Alf and vegard’s Risc processor)
memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan
sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock. Mikrokontroler AVR
(Alf and vegard’s Risc processor) memiliki arsitektur Havard, yaitu memisahkan
memori untuk kode program dan memori data. AVR (Alf and vegard’s Risc
processor) berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan
seri MCS51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). AVR (Alf
and vegard’s Risc processor) dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu
keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega dan AT86RFxx. Pada
dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan
fungsinya. (Sunardi, dkk., 2009). Fitur-fitur yang dimiliki oleh microcontroller
AVR (Alf and vegard’s Risc processor) ATmega32 adalah sebagai berikut:
1. Dapat bekerja pada tegangan 4,5 Volt–5,5 Volt.
berkemampuan tinggi dengan daya yang rendah.
3. Memiliki 32 x 8 general purpose working register.
4. Kecepatan eksekusi program yang dimiliki cepat karena sebagian besar
instruksi dieksekusi dalam 1 clock dengan arsitektur RISC (Reduced
Instruction Set Computing) hamper mencapai 16 MIPS (Million Instruction
Per Second) pada frekuensi 16 MHz (MegaHertz).
5. Memori data dan program yang tidak mudah hilang (Nonvolatile
Programand Data Memories) dengan pemrograman flash memiliki kapasitas
8 KB (KiloBytes).
6. Memiliki daya tahan10000 siklus tulis atau hapus program.
7. Fasilitas timer/counter yang ada pada mikrokontroler ini terdiri dari dua buah
Timer/Counter 8 bit dan satu buah Timer atau Counter 16 bit.
8. Memiliki 4 kanal PWM (Pulse Width Modulation) dan memiliki 6 kanal ADC
( Analog to Digital Converter) 10 bit.
9. Memiliki pemrograman serial USART (Universal Serial Asyncronous and
Syncronous Receiver Transmitter), On-chip Analog Comparator, dan
interrupt. (Madhawirawan, 2012)
2.3.3 Downloader USBAsp
USBAsp yang digunakan adalah USB (Universal Serial Bus) ATEMEL
USB ISP Version 2.0. USBAsp Programmer merupakan USB (Universal Serial
Bus) yang termasuk dalam sirkuit programmer atau lebih dikenal sebagai
downloader untuk chip mikrokontroler tipe AVR (Alf and vegard’s Risc
processor) Atmel, yang dimana downloader ini hanya terdiri dari ATmega8 dan
beberapa komponen pasif. USBAsp Programmer ini merupakan open source
hardware yang berarti design skematik dan layout yang bisa kita lihat dan buat
prototypenya sendiri, begitu juga dengan program bootloader yang tertanam
dalam chip. Programer ini hanya menggunakan firmware Universal Serial Bus
driver dan tidak diperlukan USB (Universal Serial Bus) kontroler
khusus.(Stevanus, 2012).
USBAsp juga merupakan programmer mikrokontroler yang sudah
menggunakan USB (Universal Serial Bus) secara langsung sebagai sarana
komunikasinya. USBAsp sudah tidak lagi menggunakan komunikasi berstandar
serial RS-232, sehingga tidak lagi memerlukan berbagai macam converter untuk
berkomunikasi dengan perangkat komputasi modern. USBAsp umumnya
dipergunakan untuk melakukan pemrograman mikrokontoller ATMEL AVR (Alf
and vegard’s Risc processor). Termasuk yang sudah umum dipergunakan di
Indonesia seperti attiny2313, atmega8, atmega8535, atmega16 dan atmega32.
2.4 Sensor
2.4.1 RFID (Radio Frequency Identification)
RFID adalah proses identifikasi frekuensi gelombang radio. RFID
menggunakan frekuensi radio untuk membaca informasi dari sebuah alat yang
disebut RFID tag Card. Sebuah sistem RFID terdiri dari RFID Reader dan RFID
tag Card. RFID Reader dan RFID tag Card tersedia dalam bermacam-macam
jenis, khusus untuk RFID tag Card setiap kartu memiliki data ASCII yang
berbeda-beda. Fungsi umum dari RFID Reader adalah sebagai penerima
gelombang radio (RF), sedangkan fungsi umum dari RFID tag Card sebagai
pemancar gelombang radio (RF). RFID Reader hanya dapat menangkap data
RFID tag Card yang telah disesuaikan.
RFID tag Card akan mengenali diri sendiri ketika mendeteksi sinyal dari
alat yang kompatibel, yaitu RFID Reader. RFID merupakan teknologi identifikasi
yang fleksibel, mudah digunakan dan sangat cocok untuk operasi otomatis. RFID
mengkombinasikan keunggulan yang tidak tersedia pada teknologi identifikasi
yang lain. RFID dapat disediakan dalam alat yang hanya dapat dibaca saja (Read
Only) atau dibaca dan ditulis (Read/Write), tidak memerlukan kontak langsung
maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai
variasi kondisi lingkungan, dan menyediakan tingkat integritas data yang tinggi.
Sebagai tambahan, karena teknologi ini sulit dipalsukan, maka RFID dapat
menyediakan tingkat keamanan yang tinggi. Pada sistem RFID, umumnya tag
Card ditempelkan pada suatu obyek. Ketika tag Card ini melalui medan listik
yang dihasilkan oleh RFID Reader yang sesuai, tag Card akan mentransmisikan
identifikasi dapat dilakukan. RFID terdiri dari tiga komponen, di antaranya
adalah:
• RFID tag Card: Alat yang menyimpan informasi untuk identifikasi
objek. RFID tag Card juga sering disebut transponder.
• RFID Reader: Alat yang kompatibel dengan tag Card RFID yang
berkomunikasi secara wireless dengan tag Card
• Antena: Alat untuk mentransmisikan sinyal RF antara RFID Reader
dengan RFID tag Card. (Diredja,2010)
Gambar 2.3 RFID RC-522
2.4.2 Limit Switch
Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang
berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja limit switch sama seperti saklar
push on yaitu hanya akan menghubung pada saat katubnya ditekan pada
batas penekanan tertentu yang telah ditentukan dan akan memutus saat saat
katub tidak ditekan. Limit switch termasuk dalam kategori sensor mekanis yaitu
sensor yang akan memberikan perubahan elektrik saat terjadi perubahan
mekanik pada sensor tersebut. Penerapan dari limit switch adalah sebagai sensor
posisi suatu benda (objek) yang bergerak.
pada batas/ daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan
atau penghubungan rangkaian dari rangkaian tersebut. Limit switch memiliki dua
kontak yaitu NO (Normally Open) dan kontak NC (Normally Close) dimana
salah satu kontak akan aktif jika tombolnya tertekan. (Firmansyah).
Gambar 2.4 Limit Switch 2.5 Aktuator
2.5.1 LCD (Liquid Crystal Display)
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan
yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD (Liquid Crystal
Display) sudah digunakan diberbagai bidang, misalnya dalam alat-alat elektronik,
seperti kalkulator ataupun layar komputer. Pada LCD (Liquid Crystal Display)
berwarna semacam monitor, terdapat banyak sekali titik cahaya (pixel) yang
terdiri dari satu buah kristal cair sebagai suatu titik cahaya. Walaupun disebut
sebagai titik cahaya, namun kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri.
LCD (Liquid Crystal Display) LMB162A merupakan modul LCD (Liquid
Crystal Display) buatan Top way dengan tampilan 2 x 16 karakter (2 baris x 16
kolom) dengan konsumsi daya rendah, sekitar 5 Volt DC (Direct Current). Modul
mengendalikan LCD (Liquid Crystal Display), sehingga memudahkan melakukan
koneksi dengan AVR (Alf and vegard’s Risc processor). (Madhawirawan, 2012)
Gambar 2.5 LCD (Liquid Crystal Display)
2.5.2 Relay
Menurut Owen Bishop, (2004 H 55), relay adalah sebuah saklar yang di
kendalikan oleh arus. Relay memiliki sebuah kumparan tegangan rendah yang
dililitkan pada sebuah inti dan arus nominal yang harus dipenuhi output rangkaian
pendriver atau pengemudinya. Arus yang digunakan pada rangkaian adalah arus
DC.
2.5.3 Solenoid Door Lock
Bagian ini berfungsi sebagai aktuator. Biasanya alat ini dibuat khusus untuk
pengunci pintu otomatis. Selenoid ini akan bergerak atau bekerja apabila diberi
tegangan. Tegangan Selenoid ini rata-rata yang dijual dipasaran adalah 12 volt
tetapi ada juga yang 6 Volt dan 24 Volt. Prinsip kerja Solenoid Door Lock sendiri
adalah pada kondisi normal solenoid dalam posisi tuas memanjang atau terkunci
dan jika diberi tegangan, tuas akan memendek atau terbuka. Di dalam solenoid
terdapat kawat yang melingkar pada inti besi. Ketika arus listrik mengalir melalui
kawat ini, maka terjadi medan magnet untuk menghasilkan energi yang akan
15 3.1 Model Penelitian
Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker
secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih
locker yang belum terpakai oleh user lain. Perancangan sistem ini menggunakan 3
buah mikrokontroler, Arduino Uno sebagai master dan 2 buah mikrokontroler
ATMega32 sebagai slave. Digunakan komunikasi I2C sebagi penghubung
mikrokontroler Arduino Uno dengan masing-masing mikrokontroler ATMega32.
Masing-masing mikrokontroler akan menjadi pusat kendali komponen input dan
output yang terhubung pada mikrokontroler tersebut.
Sistem yang seluruh komponennya telah terintegrasi dengan baik dengan
diawali dengan pendeteksian tag RFID oleh RFID reader untuk mendaftarkan tag
RFID untuk menentukan locker mana yang bisa user tersebut gunakan. Setelah itu
Arduino Uno akan memilih secara acak locker mana yang belum terpakai.
Kemudian user akan diberikan informasi locker mana yang bisa digunakan setelah
tombol locker ditekan kunci locker tersebut secara otomatis terbuka. Jika user
ingin membuka locker tempat user menyimpan barang, maka user harus
melakukan scan tag RFID lagi dan menekan tombol pada locker. Hal ini bertujuan
agar locker tempat user menyimpan barang dapat terbuka. Jika user telah selesai
menggunakan locker maka user harus melakukan scan tag RFID jika user telah
selesai menggunakan locker. Pada perancangan terdapat 2 locker pada
kosong yang dapat digunakan user oleh mikrokontroler master, kemudian user
diberikan informasi locker mana yang bisa digunakan dari hasil pengacakan
tersebut. Kemudian ketika seluruh locker telah terisi maka akan di laporkan
kepada user bahwa seluruh locker penuh.
3.2 Model Perancangan
Perancangan sistem pada rancang bangun locker otomatis ini akan disajikan
3 blok diagram perancangan untuk mempermudah pemahaman dari perancangan
locker otomatis. Blok diagram perancangan dapat dilihat dan dijelaskan pada
diagram blok seperti Gambar 3.1, Gambar 3.2 dan Gambar 3.3.
Gambar 3.1 Blok Diagram Perancangan Mikrokontroler
Dari Gambar 3.1 di atas dapat diperjelas bahwa digunakan 3 buah
mikrokontroler, 1 buah mikrokontroler master dan 2 buah mikrokontroler sebagai
slave. Mikrokontroler master pada perancangan menggunakan Arduino Uno dan
Mikrokontroler slave menggunakan ATMega32. Mikrokontroler master akan
saling berhubungan dengan mikrokontroler slave. Arti dari hubungan input dan
output antara mikrokontroler master dengan mikrokontroler slave pada diagram
blok adalah hubungan komunikasi I2C yaitu proses penerimaan dan pengiriman
data. Pengiriman data dilakukan oleh mikrokontroler master ke mikrokontroler
slave, atau sebaliknya.
MIKROKONTROLER
MASTER
MIKROKONTROLER
SLAVE 1
MIKROKONTROLER
Gambar 3.2 Blok Diagram Perancangan Mikrokontroler Master
Dari Gambar 3.2 dapat dijelaskan bahwa mikrokontroler master memiliki 2
buah komponen input dan 1 buah komponen output yang terhubung dengan
mikrokontroler. Mikrokontroler master berfungsi untuk mengontrol seluruh
komponen input dan output yang terhubung pada mikrokontroler master serta
nantinya juga akan melakukan komunikasi dengan masing-masing mikrokontroler
slave. Sistem diawali dengan input dari tag RFID yang dideteksi oleh RFID
Reader. RFID Reader merupakan komponen input dari mikrokontroler master
yang bertugas untuk melakukan scan ID. Kemudian terdapat tombol yang ditekan
ketika user telah selesai menggunakan locker yang diikuti dengan dengan proses
input dari tag RFID yang dideteksi oleh RFID Reader. I2C LCD merupakan
komponen yang digunakan untuk komunikasi antara mikrokontroler master
dengan LCD. LCD merupakan komponen output dari mikrokontroler master yang
digunakan untuk memberi informasi kepada user.
Gambar 3.3 Blok Diagram Perancangan Mikrokontroler Slave TOMBOL KELUAR
TAG RFID RFID READER
MIKROKONTROLER
MASTER I2C LCD LCD
TOMBOL 1 LIMIT SWITCH 1 LIMIT SWITCH 2
MIKROKONTROLER
SLAVE 1
LED 1 LED 2
RELAY 1 RELAY 2
DOOR LOCK 1 DOOR LOCK 2
Gambar 3.3 menggambarkan bahwa limit switch merupakan komponen
input dari masing-masing mikrokontroler slave yang berfungsi untuk mendeteksi
kondisi pintu locker terbuka atau tertutup. Mikrokontroler slave berfungsi untuk
mengontrol seluruh komponen input, output dan nantinya juga akan melakukan
komunikasi dengan mikrokontroler master. Pada perancangan limit switch 1 dan
limit switch 2 merupakan komponen input dari slave 1, sedangkan perancangan
limit switch 3 dan limit switch 4 merupakan komponen input dari slave 2. Selain
limit switch, tombol juga merupakan komponen input, pada perancangan tombol 1
dan tombol 2 terhubung dengan slave 1, sedangkan tombol 3 dan tombol 4
terhubung dengan slave 2. Kemudian komponen output pada mikrokontroler slave
adalah led dan relay yang terhubung dengan door lock. Led pada mikrokontroler
slave berfungsi sebagai penanda pada locker dan tombol yang berfungsi untuk
membuka kunci locker.
Relay pada mikrokontroler slave berfungsi sebagai saklar otomatis untuk
menghidupkan door lock. Door lock pada mikrokontroler slave berfungsi untuk
mengunci pintu. Pada perancangan led 1, led 2, relay 1 yang terhubung dengan
door lock 1 dan relay 2 yang terhubung dengan door lock 2 merupakan
komponen-komponen yang terhubung dengan slave 1, sedangkan led 3, led 4,
relay 3 yang terhubung dengan door lock 3 dan relay 4 yang terhubung dengan
door lock 4 merupakan komponen-komponen yang terhubung dengan slave 2.
3.3 Perancangan Perangkat Keras
Perancangan tugas akhir ini diawali dengan melakukan perancangan
perangkat keras yang menjadi satu buah sistem yang saling terintegrasi.
mikrokontroler slave, perancangan komunikasi I2C, perancangan RFID,
perancangan LCD dan perancangan komponen slave. Pada Gambar 3.4 dapat
dilihat Schematic perancangan seluruh sistem pada rancang bangun locker
otomatis.
Gambar 3.4 Schematic Perancangan Keseluruhan Sistem
3.3.1. Perancangan Mikrokontroler Master
Mikrokontroler Arduino Uno adalah mikrokontroler yang digunakan
sebagai master pada perancangan. Mikrokontroler Arduino Uno merupakan
sistem elektronika sederhana yang terdiri dari komponen-komponen yang
dirangkai menjadi satu dan sudah menjadi modul mikrokontroler. Perancangan
arduino dibuat dengan menentukan port atau pin pada arduino yang akan
digunakan untuk mengakses semua komponen. Arduino Uno merupakan sistem
mikrokontroler yang menggunakan IC ATmega328. Karena Arduino Uno sudah
modul dan ada yang dapat dilepas atau diganti ketika IC mengalami kerusakan.
Mikrokontroler Arduino Uno memiliki beberapa fitur utama, adapun fitur utama
dari mikrokontroler Arduino Uno adalah sebagai berikut:
a. 6 Pin input Analog Digital Converter (ADC), berada pada port A0, A1, A2,
A3, A4 dan A5.
b. 6 channel Pulse Width Modulation (PWM), berada pada port 3, 5, 6, 9, 10
dan 11.
c. 14 channel I/O digital, berada pada port 1 sampai 13.
d. Menggunakan tegangan 5 Volt untuk beroperasi.
e. Mempunyai 1 pin supply 5 Volt dan 1 pin supply 3.2 Volt.
Berikut adalah Gambar schematic Arduino Uno yang ditunjukkan oleh
Gambar 3.5.
Pengujian pada mikrokontroler Arduino Uno dilakukan dengan menguji
apakah program berhasil atau tidak di upload pada mikrokontroler Arduino Uno.
[image:30.595.98.512.160.521.2]3.3.2. Perancangan Mikrokontroler Slave
Gambar 3.6 Schematic Mikrokontroler ATMega32
Pada perancangan mikrokontroler yang digunakan sebagai slave adalah
mikrokontroler ATMega32. Mikrokontroler ATMega32 adalah sistem elektronika
sederhana yang terdiri dari komponen-komponen dasar yang dirangkai menjadi
satu karena dibutuhkan suatu mikrokontoler agar dapat berfungsi dengan baik.
Suatu mikrokontroler membutuhkan dua komponen tambahan selain power untuk
dapat berfungsi. Rangkaian tersebut adalah Kristal Oscillator (XTAL) dan
rangkaian reset, kedua rangkaian tersebut pada umumnya selalu ada pada
minimum sistem mikrokontroler. Rangkaian Kristal Oscillator (XTAL)
merupakan bagian komponen yang sangat penting pada mikrokontroler
ATMega32 karena berfungsi untuk memompa data yaitu bersifat timer (semacam
satuan MHz (MegaHertz) dengan perumpamaan jantung pada manusia. Rangkaian
Kristal Oscillator (XTAL) ini terdiri dari sebuah kristal dan dua buah kapasitor.
Rangkaian reset pada mikrokontroler ATMega32 adalah aktif low,
berfungsi untuk mikrokontroler memulai kembali pembacaan program, hal
tersebut dibutuhkan pada saat mikrokontroler mengalami ganguan dalam
meng-eksekusi program. Rangkaian ini terdiri dari 1 buah tombol, 1 buah kapasitor dan
1 buah resistor yang dihubungkan pada pin reset ATMega32. Rangkaian
tambahan lain yang digunakan pada minimum sistem terutama yang digunakan
pada perancangan ini adalah rankaian led indikator dan konektor ISP (In System
Chip Program) untuk upload program ke mikrokontroler. Pengujian pada
mikrokontroler ATMega32 dilakukan dengan menguji apakah program berhasil
atau tidak di upload pada mikrokontroler ATMega32.
3.3.3. Perancangan Komunikasi I2C
Komunikasi I2C pada perancangan digunakan agar tiap mikrokontroler
dapat saling terhubung. Masing-masing mikrokontroler ATMega32 sebagai slave
akan dihubungkan pada mikrokontroler Arduino Uno sebagai master. Pin SDA
pada mikrokontroler saling terhubung antara mikrokontroler slave dan
mikrokontroler master, begitu juga dengan pin SCL. Agar antara mikrokontroler
slave dan mikrokontroler master dapat saling berkomunikasi, maka di tambahkan
rangkain pull up dengan resistor 4,7 K Ohm. Pengujian perancangan ini dilakukan
dengan melakukan proses pengiriman data dan melihat hasil pengiriman data
apakah berhasil atau tidak. Perancangan komunikasi I2C ini, master dapat
mengontrol slave sebanyak 256 buah device. Perancangan komunikasi I2C dapat
Gambar 3.7 Schematic Perancangan Komunikasi I2C
3.3.4. Perancangan RFID
RFID yang digunakan pada perancangan adalah sensor RFID RC-522
berfungsi untuk membaca tag RFID yang akan dibaca oleh Arduino Uno. RFID
ini merupakan komponen input dari mikrokontroler master dan merupakan proses
input awal dari sistem locker otomatis ini. Input tegangan dari RFID RC-522
adalah 3,3 Volt. RFID RC-552 terdiri dari 8 pin, pada perancangan hanya
menggunakan 7 pin karena pin IRQ tidak dibutuhkan untuk terhubung pada
Arduino Uno. Dalam perancangan ini, RFID dihubungkan dengan port D9–D13.
Adapun perancangan RFID dengan Arduino Uno dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Schematic Perancangan RFID
Pada Tabel 3.1 dapat dilihat allocation list dari perancangan RFID yang
[image:32.595.95.513.299.659.2]Tabel 3.1 Perancangan RFID RC-522 Dengan Arduino Uno
No PORT RFID RC-522 PORT Arduino Uno
1. SDA Digital 10
2. SCK Digital 13
3. MOSI Digital 11
4. MISO Digital 12
5. IRQ
-6. GND GND
7. RST Digital 9
8. 3,3 V 3,3 V
Pengujian RFID dilakukan dengan cara melihat hasil proses scan tag RFID,
apakah ID dari tag RFID dapat terdeteksi atau tidak.
3.3.5. Perancangan LCD (Liquid Crystal Display)
LCD yang digunakan untuk sistem ini adalah liquid LCD dengan ukuran
16 x 2 yang menggunakan jenis komunikasi I2C. Pada LCD ini terdapat dua
output yaitu pin SDA dan pin SCL yang merupakan pin output dari jenis
komunikasi I2C. Pada sistem ini LCD digunakan sebagai informasi untuk
pemakaian daya yang telah terpakai. Pada Tabel 3.2 dapat dilihat penjelasan dari
pin-pin display LCD I2C dan pada Gambar 3.9 dapat dilihat bagaimana Schematic
Perancangan LCD (Liquid Crystal Display).
[image:33.595.122.503.564.694.2]Gambar 3.9 Schematic Perancangan LCD (Liquid Crystal Display)
Pengujian LCD dilakukan dengan cara melihat apakah LCD dapat
menampilkan karakter yang sesuai dengan program yang diinginkan.
3.3.6. Perancangan Tombol Pada Mikrokontroler Master
Gambar 3.10 Schematic Perancangan Tombol Pada Mikrokontroler Master
Pada Gambar 3.10 dapat di analisa tombol pada mikrokontroler master
dihubungkan pada pin D7. Bentuk rangkaian tombol adalah salah satu pin
dihubungkan pada pin mikrokontroler dan pin yang lain dihubungkan pada input
ground. Fungsi komponen ini adalah sebagai penanda bahwa user telah selesai
menggunkan locker dan mengambil barang pada locker. Pada saat proses
penekanan tombol pada mikrokontroler master, akan dilakukan juga proses scan
[image:34.595.93.506.308.527.2]3.3.7. Perancangan Komponen Slave
Gambar 3.11 Schematic Perancangan Komponen Slave
Dari Gambar 3.11 dapat di analisa bahwa pada bagian mikrokontroler slave
terdapat komponen input dan komponen output. Komponen input yang terhubung
pada mikrokontroler slave adalah limit switch. Kemudian komponen output yang
terhubung pada mikrokontroler slave adalah led, relay yang terhubung dengan
door lock dan tombol. Limit switch ada sebanyak 4 buah, 2 buah dihubungkan
dengan slave 1 dan 2 buah dihubungkan dengan slave 2. Komponen-komponen
output juga ada sebanyak masing-masing 4 buah, 2 buah led terhubung dengan
slave 1 dan 2 buah led terhubung dengan slave 2. Kemudian 2 buah rangkaian
relay beserta door lock terhubung dengan dengan slave 1 dan 2 buah lagi
terhubung dengan slave 2. Begitu juga dengan tombol, 2 buah tombol terhubung
dengan slave 1 dan 2 buah lagi terhubung dengan slave 2. Dari Tabel 3.3 dapat
Tabel 3.3 Allocation List Komponen Slave
No PORT Mikrokontroler Komponen
1. PORTD.1 Slave 1 Limit Switch 1
2. PORTD.5 Slave 1 Limit Switch 2
3. PORTD.1 Slave 2 Limit Switch 3
4. PORTD.5 Slave 2 Limit Switch 4
5. PORTD.3 Slave 1 Relay 1
6. PORTD.7 Slave 1 Relay 2
7. PORTD.3 Slave 2 Relay 3
8. PORTD.7 Slave 2 Relay 4
9. PORTD.0 Slave 1 Tombol 1
10. PORTD.4 Slave 1 Tombol 2
11. PORTD.0 Slave 2 Tombol 3
12. PORTD.4 Slave 2 Tombol 4
13. PORTD.2 Slave 1 Led 1
14. PORTD.6 Slave 1 Led 2
15. PORTD.2 Slave 2 Led 3
16. PORTD.6 Slave 2 Led 4
3.4 Perancangan Mekanik
Selain perancangan hardware, dilakukan juga perancangan mekanik dari
rancang bangun locker otomatis yang tentunya berguna untuk pengujian
keseluruhan sistem pada kondisi yang dibutuhkan sesuai dengan ide perancangan.
Perancangan terdiri dari perancangan locker, perancangan mikrokontroler,
perancangan RFID, perancangan LCD dan perancangan komponen slave. Berikut
pembahasan dari perancangan mekanik dari locker otomatis.
3.4.1 Perancangan Locker
Pada perancangan ini, locker dibuat dari bahan kayu yang menyesuaikan
pembuatan locker pada umumnya. Dirancang 4 buah locker yang nantinya 2 buah
akan di kontrol oleh masing-masing mikrokontroler slave. Locker 1 dan 2 akan di
kontrol oleh slave 1 kemudian locker 3 dan 4 akan di kontrol oleh slave 2. Locker
dirancang dengan bentuk 2 locker di bagian atas dan 2 locker di bagian bawah.
dapat dilihat pada Gambar 3.12 dan bagian dalam locker dapat dilihat pada
Gambar 3.13 berikut.
Gambar 3.12 Bagian Luar Locker
Gambar 3.13 Bagian Dalam Locker
3.4.2 Perancangan Mikrokontroler
Mikrokontroler-mikrokontroler yang digunakan pada perancangan
dibuatkan 1 buah box untuk meletakan komponen-komponen mikrokontroler. Box
ini akan diletakan di samping locker sebelah kiri. Dengan box ini perancangan
mikrokontroler akan lebih terlihat rapi. Allocation list dari perancangan
[image:37.595.120.498.618.664.2]mikrokontroler pada rancang bangun locker otomatis dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Allocation List Perancangan Mikrokontroler
No Nama Pin PORT Master PORT Slave 1 PORT Slave 2
1. SDA A4 PORTC.1 PORTC.1
2. SCL A5 PORTC.0 PORTC.0
3.4.3 Perancangan RFID
RFID pada perancangan diletakkan pada box yang telah dibuat yang juga
perancangan. RFID diletakan pada tutup box dengan tujuan untuk memudahkan
user ketika akan melakukan scan tag RFID pada RFID Reader. Seperti telah
dijelaskan sebelumnya RFID akan dihubungkan dengan mikrokontroler master,
sehingga jika RFID di letakan pada box maka jarak RFID dengan mikrokontroler
master berdekatan dan tidak membutuhkan kabel panjang.
3.4.4 Perancangan LCD (Liquid Crystal Display)
Pada perancangan LCD juga diletakkan di atas box yang telah dibuat, sama
dengan tempat meletakkan RFID. Tujuan LCD diletakkan di atas box untuk
memudahkan user melihat informasi yang ditampilkan LCD sesuai dengan
program yang diinginkan. Sedangkan komponen I2C LCD diletakkan di dalam
box, sama dengan mikrokontroler-mikrokontroler yang digunakan pada
perancangan. Tujuan LCD dan I2C LCD diletakkan pada box agar pengaturan
komponen lebih rapi dan tidak membutuhkan kabel panjang.
3.4.5 Perancangan Tombol Pada Mikrokontroler Master
Tombol yang terhubung dengan mikrokontroler master dengan fungsi
sebagai penanda bahwa user telah selesai menggunakan locker diletakkan pada
box yang sama dengan tempat komponen mikrokontroler. Tombol diletakkan
berdekatan dengan RFID agar mempermudah user untuk melakukan proses
penekanan tombol dan scan tag RFID pada saat yang bersamaan.
3.4.6 Perancangan Komponen Slave
Komponen-komponen dari slave diletakkan langsung pada bagian locker, di
dalam locker dan di luar locker. Selain pada bagian locker komponen slave juga
ada yang diletakkan pada box. Komponen yang ada di luar adalah led dengan
mikrokontroler slave, tepatnya diletakkan di pintu locker yang juga dapat dilihat
pada Gambar 3.12. Kemudian pada Gambar 3.13 dapat di analisa
komponen-komponen slave yang diletakkan pada bagian dalam locker. Limit switch sebagai
komponen input dari mikrokontroler slave, diletakkan di atas pada bagian dalam
locker, tepatnya di dinding-dinding penyekat locker 1 dengan 2 dan locker 3
dengan 4. Kemudian relay diletakkan di bagian belakang locker. Relay ini
dihubungkan dengan door lock yang berguna sebagai switch untuk mengalirkan
atau memutus tegangan input pada door lock. Relay akan membantu dalam proses
ketika memutuskan door lock aktif atau tidak, terkunci atau tidak. Door lock pada
perancangan dilettakkan pada pintu locker, dengan menggunakan kabel panjang
untuk terhubung dengan relay yang diletakkan pada box di luar locker.
3.5 Perancangan Perangkat Lunak
Selain perancangan perangkat keras dan perancangan mekanik, dibutuhkan
juga perancangan perangkat lunak. Perancangan ini bertujuan agar sistem berjalan
sesuai dengan yang diinginkan. Karena menggunakan 2 jenis fungsi
mikrokontroler, yaitu mikrokontroler master dan mikrokontroler slave, maka
dirancang perancangan program master dan perancangan program slave.
3.5.1 Perancangan Program Mikrokontroler Master
Program master pada perancangan akan mengontrol komponen output dan
input dari mikrokontroler master. Komponen tersebut adalah RFID sebagai input
dan LCD I2C sebagai output dan melakukan komunikasi I2C dengan
mikrokontroler slave. Flowchart dari program mikrokontroler master dapat dilihat
Gambar 3.14 Flowchart Program Mikrokontroler Master
Dari Gambar 3.14 dapat di analisa bagaimana proses yang di kontrol oleh
awali dari deklarasi variabel input dan output yang dibutuhkan. Kemudian
lakukan proses scan Tag RFID pada proses input Tag RFID. Setelah input
berhasil, dilakukan pengecekan Tag RFID yaitu ID dari Tag RFID. Selanjutnya
cek kondisi apakah ID pada Tag RFID telah terdaftar, jika ID telah terdaftar maka
dilakukan cek kondisi apakah ada penekanan tombol untuk membuka locker.
Ketika ID telah terdaftar dan ada penekanan tombol maka mikrokontroler master
akan berkomunikasi dengan mikrokontroler slave untuk memberikan tanda nomor
locker dari ID yang terdaftar telah selesai di gunakan kemudian dilakukan
penghapusan data nomer dan ID locker dan kembali pada proses input tag RFID.
Namun ketika ID telah terdaftar dan tidak ada penekanan tombol maka
mikrokontroler master akan berkomunikasi dengan mikrokontroler slave agar
kunci locker tempat penyimpanan barang dari Tag RFID yang telah terdaftar
tersebut dapat terbuka, kemudian kembali pada poses input ID Tag RFID.
Namun setelah proses cek kondisi apakah ID pada Tag RFID telah terdaftar
dan hasilnya belum terdaftar, maka akan dilakukan cek kondisi locker dalam
keadaan penuh atau tidak. Jika kondisi locker dalam keadaan penuh maka proses
akan kembali pada proses input tag RFID dan cek ID tag RFID terus-menerus
sampai ada locker yang kosong. Jika kondisi locker dalam keadaan tidak penuh,
lalu dilakukan pengacakan nomer locker. Selanjutnya cek kondisi apakah locker
telah terpakai, jika telah terpakai dilakukan pengacakan nomer locker kembali,
jika belum terpakai maka ID yang belum terdaftar akan didaftarkan, kemudian
mikrokontroler master akan berkomunikasi dengan mikrokontroler slave agar
kunci dari hasil acak nomer locker dapat terbuka, kemudian kembali lagi pada
3.5.2 Perancangan Program Mikrokontroler Slave
Program slave pada perancangan akan mengontrol komponen output dan
input dari mikrokontroler slave. Komponen tersebut adalah limit switch sebagai
input, kemudian relay yang terhubung dengan door lock dan led sebagai output
serta melakukan komunikasi I2C dengan mikrokontroler master. Flowchart dari
[image:42.595.96.511.250.531.2]program mikrokontroler slave dapat dilihat pada Gambar 3.15 berikut.
Gambar 3.15 Flowchart Program Mikrokontroler Slave
Proses yang di kontrol oleh mikrokontroler slave atau flowchart dari
mikrokontroler slave dapat dilihat pada Gambar 3.15. Program di awali dari
deklarasi variabel input dan output dari mikrokontroler slave. Sistem diawali
dengan proses input nomer locker dari mikrokontroler master. Huruf n pada
Gambar 3.15 menandakan nomer locker. Selanjutnya cek kondisi apakah nomer
locker yang dikirim dari mikrokontroler master adalah locker nomer n, jika iya
maka led akan menyala. Selanjutnya cek kondisi apakah tombol untuk membuka
melakukan cek kondisi tombol sampai tombol ditekan. Jika tombol telah ditekan
maka door lock akan terbuka, setelah itu delay selama 1 detik, selanjutnya door
lock akan tertutup atau terkunci kembali. Lalu cek kondisi apakah limit switch
tertekan, jika tidak maka door lock akan mengulang proses menutup door lock
kembali sampai limit switch tertekan. Jika limit switch tertekan yang berarti pintu
locker telah ditutup maka led pada locker n akan padam dan kembali pada proses
35
Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan hasil analisa
pengujian dari hasil penelitian tugas akhir ini yang telah dilakukan, pengujian
dilakukan dalam beberapa bagian yang disusun dalam urutan dari yang sederhana
menuju sistem yang lengkap. Pengujian dilakukan meliputi pengujian perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software) diharapkan didapat suatu sistem
yang dapat menjalankan rancangan alat berjalan dengan baik dan optimal.
4.1 Pengujian Mikrokontroler ATMega32
4.1.1 Tujuan Pengujian
Pengujian Minimum Sistem bertujuan mengetahui apakah Mikrokontroler
dapat melakukan proses download program sehingga dapat dinyatakan bahwa
Mikrokontroler dapat digunakan dan berjalan dengan baik.
4.1.2 Alat Yang Dibutuhkan
1. Rangkaian Minimum Sistem Mikrokontroler ATMega32.
2. Komputer.
3. Downloader ATMEL USB ASP.
4. Adaptor 12 Volt.
4.1.3 Prosedur Pengujian
1. Letakkan file boards.txt pada C:\Program Files\Arduino\hardware\arduino.
2. Letakkan file pins_arduino.h pada folder C:\Program Files\Arduino\
3. Hubungkan baterai pada input tegangan Minimum Sistem dan nyalakan
switch on pada minimum sistem.
4. Selanjutnya aktifkan komputer dan jalankan program Arduino IDE.
5. Sambungkan downloader ATMEL USB ASP dengan komputer.
6. Sambungkan Minimum Sistem dengan kabel downloader.
7. Buka sketch yang akan diupload.
8. Setting board, serial port dan programmer sesuai dengan yang digunakan.
9. Kemudian upload sketch dan tunggu hingga selesai.
10. Setelah upload selesai akan diketahui program berhasil di download apa
tidak.
4.1.4 Hasil Pengujian
[image:45.595.92.510.63.679.2]Dari percobaan di atas apabila terjadi proses upload program seperti
Gambar 4.1 dan tidak ada comment yang menunjukan kegagalan dalam
sambungan antara downloader dan minimum sistem maka proses upload program
akan berjalan dengan baik yang di tandai dengan tampil comment seperti yang di
tunjukan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Tampilan Comment saat Program Berhasil di Upload
4.2 Pengujian Arduino Uno
4.2.1 Tujuan Pengujian
Pengujian Arduino Uno bertujuan mengetahui apakah Arduino Uno dapat
melakukan proses upload program sehingga dapat dinyatakan bahwa Arduino
Uno dapat digunakan dan berjalan dengan baik.
4.2.2 Alat Yang Dibutuhkan
1. Rangkaian Arduino Uno.
2. Rangkaian Power.
3. Adaptor 12 Volt.
4. Komputer
4.2.3 Prosedur Pengujian
1. Hubungkan adaptor 12 Volt dengan rangkaian power.
2. Hubungkan Arduino Uno dengan rangkain power.
3. Hubungkan Arduino Uno dengan komputer menggunakan komunikasi serial.
4. Buka aplikasi arduino.
5. Buka sketch yang akan di upload.
6. Tekan menu upload pada aplikasi arduino dan tunggu hingga proses upload
4.2.4 Hasil Pengujian
Dari percobaan di atas apabila terjadi proses upload program seperti
Gambar 4.3 dan tidak ada comment yang menunjukan kegagalan dalam
sambungan antara komputer dan Arduino Uno maka proses upload program akan
berjalan dengan baik yang di tandai dengan tampil comment seperti yang di
[image:47.595.93.504.249.579.2]tunjukan pada Gambar 4.4.
Gambar 4.3 Tampilan Proses Download Arduino
Gambar 4.4 Tampilan Comment saat Arduino Berhasil di Download
4.3 Pengujian LCD (Liquid Cristal Display)
4.3.1 Tujuan Pengujian
Pengujian LCD (Liquid Cristal Display) bertujuan untuk mengetahui
dan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tampilan yang diharapkan program
yang telah dibuat dan dapat digunakan.
4.3.2 Alat Yang Dibutuhkan
1. Rangkaian Arduino Uno.
2. LCD (Liquid Cristal Display).
3. Komputer.
4. Rangkaian I2C.
4.3.3 Prosedur Pengujian
1. Hubungkan rangkaian Arduino Uno dengan komputer.
2. Sambungkan LCD (Liquid Cristal Display) dengan rangkaian I2C.
3. Sambungkan rangkaian I2C dengan Arduino Uno.
4. Pastikan sketch telah di upload.
4.3.4 Hasil Pengujian
Dari percobaan di atas apabila LCD (Liquid Cristal Display)
menunjukkan tampilan yang sesuai dengan sketch yang telah dibuat dan di upload
sebelumnya pada Arduino Uno seperti pada Gambar 4.5, maka dapat dikatakan
LCD (Liquid Cristal Display) dapat berfungsi dengan baik dan dapat digunakan
[image:48.595.184.441.580.704.2]dalam penelitian ini.
4.4 Pengujian RFID
4.4.1 Tujian Pengujian
Tujuan pengujian RFID ini adalah untuk memperoleh sampel hasil
pembacaan RFID dan memastikan RFID dapat berjalan dengan baik untuk
melakukan proses scan tag RFID.
4.4.2 Alat Yang Dibutuhkan
1. Komputer.
2. Rangkaian Arduino Uno.
3. RFID.
4. Tag RFID.
4.4.3 Prosedur Pengujian
1. Hubungkan rangkaian Arduino Uno dengan RFID.
2. Hubungkan Arduino Uno dengan komputer menggunakan komunikasi
serial.
3. Upload sketch uji RFID.
4. Uji RFID dengan menyentuhkan tag RFID pada RFID.
5. Jika sudah terlihat isi dari tag RFID, maka dapat disimpulkan bahwa RFID
dapat berjalan dengan baik.
4.4.4 Hasil Pengujian
Dari pengujian yang telah dilakukan berdasarkan prosedur pengujian
RFID, maka diperoleh sampel data hasil pembacaan RFID dari beberapa sumber
yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. Dapat dipastikan pula RFID dapat berfungsi
Tabel 4.1 Hasil Sampel ID Pembacaan RFID
NO SUMBER PEMBACAAN RFID
HASIL 1 HASIL 2 HASIL 3 1. TAG 140 129 196 101 140 129 196 101 140 129 196 101
2. TAG 196 245 56 165 196 245 56 165 196 245 56 165
3. KTM 4 86 9 198 4 86 9 198 4 86 9 198
4. KTM 16 95 132 42 16 95 132 42 16 95 132 42 5. KTM 109 128 31 203 109 128 31 203 109 128 31 203 6. KTM 180 233 6 198 180 233 6 198 180 233 6 198 7. KTM 84 168 7 198 84 168 7 198 84 168 7 198 8. KTM 112 135 114 42 112 135 114 42 112 135 114 42 9. KTM 48 242 136 42 48 242 136 42 48 242 136 42 10. KTM 164 255 11 198 164 255 11 198 164 255 11 198 11. KTM 4 142 8 198 4 142 8 198 4 142 8 198 12. KTM 192 82 132 42 192 82 132 42 192 82 132 42 13. KTM 228 108 10 198 228 108 10 198 228 108 10 198 14. KTM 48 170 138 42 48 170 138 42 48 170 138 42 15. KTM 16 79 140 42 16 79 140 42 16 79 140 42 16. KTM 228 223 4 198 228 223 4 198 228 223 4 198 17. KTM 20 104 13 198 20 104 13 198 20 104 13 198 18. KTM 84 120 11 198 84 120 11 198 84 120 11 198 19. KTM 68 110 16 198 68 110 16 198 68 110 16 198 20. KTM 228 14 8 198 228 14 8 198 228 14 8 198 21. KTM 164 59 14 198 164 59 14 198 164 59 14 198 22. KTM 52 234 6 198 52 234 6 198 52 234 6 198 23. KTM 212 93 13 198 212 93 13 198 212 93 13 198 24. KTM 224 186 142 42 224 186 142 42 224 186 142 42 25. KTM 36 127 9 198 36 127 9 198 36 127 9 198 26. KTM 36 104 10 198 36 104 10 198 36 104 10 198 27. KTM 240 101 142 42 240 101 142 42 240 101 142 42 28. KTM 132 83 6 198 132 83 6 198 132 83 6 198 29. KTM 160 131 106 42 160 131 106 42 160 131 106 42 30. KTM 192 254 108 42 192 254 108 42 192 254 108 42
Kesimpulan dari Tabel 4.1 dengan melakukan scan RFID sebanyak 3 kali
adalah mendapatkan hasil ID yang berbeda untuk setiap kartu sehingga kartu tidak
akan tertukar satu dengan yang lainnya.
4.5 Pengujian Komunikasi I2C dan Penyimpanan EEPROM
4.5.1 Tujuan Pengujian
Pengujian Komunikasi I2C dan penyimpanan pada EEPROM ini bertujuan
untuk mengetahui apakah komunikasi antara master dan slave dapat berjalan
dengan baik. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan pengujian RFID dan LCD
penyimpanan pada EEPROM berjalan atau tidak serta memperoleh sampel data
yang berhasil diproses. RFID dihubungkan dengan Arduino Uno, sedangkan LCD
diakses oleh Mikrokontroller ATMega32 melalui rangkaian I2C.
4.5.2 Alat Yang Dibutuhkan
1. Rangkaian Minimum Sistem Mikrokontroler ATMega32.
2. Rangkaian Arduino Uno.
3. RFID.
4. tag RFID
5. LCD.
6. Rangkaian I2C.
7. Adaptor 12 Volt dan 5 Volt.
4.5.3 Prosedur Pengujian
1. Hubungkan adaptor 12 Volt dengan Arduino Uno dan 5 Volt dengan
Mikrokontroller ATMega32.
2. Hubungkan Arduino Uno, Mikrokontroller ATMega32, LCD dan rangkaian
I2C.
3. Hubungkan RFID dengan Arduino Uno.
4. Pastikan program telah di upload.
5. Sentuhkan tag RFID ke RFID.
6. Kemudian pastikan data tampil pada LCD.
4.5.4 Hasil Pengujian
Dari pengujian yang telah dilakukan berdasarkan prosedur di atas, maka
dengan baik dan hasil proses data yang dikirim, diterima dan disimpan pada
[image:52.595.96.519.191.515.2]EEPROM dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Sampel Data Proses Komunikasi I2C Dan Penyimpanan Pada
EEPROM
NO ID KARTU DATA DIKIRIM MASTER DATA DITERIMA SLAVE DATA SIMPAN DANBACA EEPROM
1. 140 129 196 101 140 129 196 101 140 129 196 101 140 129 196 101
2. 196 245 56 165 196 245 56 165 196 245 56 165 196 245 56 165
3. 4 86 9 198 4 86 9 198 4 86 9 198 4 86 9 198
4. 16 95 132 42 16 95 132 42 16 95 132 42 16 95 132 42
5. 109 128 31 203 109 128 31 203 109 128 31 203 109 128 31 203
6. 180 233 6 198 180 233 6 198 180 233 6 198 180 233 6 198
7. 84 168 7 198 84 168 7 198 84 168 7 198 84 168 7 198
8. 112 135 114 42 112 135 114 42 112 135 114 42 112 135 114 42
9. 48 242 136 42 48 242 136 42 48 242 136 42 48 242 136 42
10. 164 255 11 198 164 255 11 198 164 255 11 198 164 255 11 198
11. 4 142 8 198 4 142 8 198 4 142 8 198 4 142 8 198
12. 192 82 132 42 192 82 132 42 192 82 132 42 192 82 132 42
13. 228 108 10 198 228 108 10 198 228 108 10 198 228 108 10 198
14. 48 170 138 42 48 170 138 42 48 170 138 42 48 170 138 42
15. 16 79 140 42 16 79 140 42 16 79 140 42 16 79 140 42
16. 228 223 4 198 228 223 4 198 228 223 4 198 228 223 4 198
17. 20 104 13 198 20 104 13 198 20 104 13 198 20 104 13 198
18. 84 120 11 198 84 120 11 198 84 120 11 198 84 120 11 198
19. 68 110 16 198 68 110 16 198 68 110 16 198 68 110 16 198
20. 228 14 8 198 228 14 8 198 228 14 8 198 228 14 8 198
21. 164 59 14 198 164 59 14 198 164 59 14 198 164 59 14 198
22. 52 234 6 198 52 234 6 198 52 234 6 198 52 234 6 198
23. 212 93 13 198 212 93 13 198 212 93 13 198 212 93 13 198
24. 224 186 142 42 224 186 142 42 224 186 142 42 224 186 142 42
25. 36 127 9 198 36 127 9 198 36 127 9 198 36 127 9 198
26. 36 104 10 198 36 104 10 198 36 104 10 198 36 104 10 198
27. 240 101 142 42 240 101 142 42 240 101 142 42 240 101 142 42
28. 132 83 6 198 132 83 6 198 132 83 6 198 132 83 6 198
29. 160 131 106 42 160 131 106 42 160 131 106 42 160 131 106 42
30. 192 254 108 42 192 254 108 42 192 254 108 42 192 254 108 42
Kesimpulan dari Tabel 4.2 adalah proses pengiriman data pada master,
penerimaan data pada slave dan penulisan serta pembacaan data pada EEPROM
memperoleh data yang sama yang membuktikan tidak ada kesalahan data pada
master dan slave.
4.6 Pengujian Komponen Slave
4.6.1 Tujuan Pengujian
Pengujian komponen slave ini terdiri dari solenoid door lock, limit switch,
dan Led. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah komponen slave dapat
4.6.2 Alat Yang Dibutuhkan
1. Rangkaian Minimum Sistem Mikrokontroler ATMega32.
2. Rangkaian Relay.
3. Limit Switch.
4. Solenoid Door Lock.
5. Rangkaian Led.
6. Adaptor 12 Volt dan 5 Volt.
4.6.3 Prosedur Pengujian
1. Hubungkan adaptor 5 Volt dengan Mikrokontroller ATMega32 dan limit
switch
2. Hubungkan limit switch dengan Mikrokontroller ATMega32.
3. Hubungkan rangkaian led dengan Mikrokontroller ATMega32.
4. Hubungkan solenoid door lock dengan rangkaian relay kemudian
hubungkan relay dengan Mikrokontroller ATMega32.
5. Setelah seluruh komponen telat terintegrasi dengan baik, pengujian
dilakukan dengan melihat kondisi solenoid door lock terkunci atau tidak.
6. Jika limit switch limit switch ditekan, maka solenoid door lock akan terbuka
dan led akan menyala, begitu juga sebaliknya.
4.6.4 Hasil Pengujian
Dari pengujian yang telah dilakukan berdasarkan prosedur pengujian di atas,
maka didapatkan hasil bahwa komponen slave dapat berjalan dengan baik.
Dengan pembuktian ketika limit switch ditekan, maka solenoid door lock akan
4.7 Pengujian Sistem
4.7.1 Tujuan Pengujian
Pengujian keseluruhan sistem ini bertujuan untuk melihat kinerja sistem
berdasarkan kondisi-kondisi yang akan diterima oleh locker. Dalam pengujian
sistem ini akan dibuat beberapa skenario dimana dari kondisi tersebut dapat
ditarik kesimpulan apakah sistem dapat bekerja dengan baik atau tidak.
4.7.2 Alat Yang Dibutuhkan
1. Rangkaian Minimum Sistem Mikrokontroler ATMega32.
2. Rangkaian Arduino Uno.
3. RFID.
4. tag RFID
5. LCD.
6. Rangkaian I2C.
7. Adaptor 12 Volt dan 5 Volt.
8. Locker.
9. LED masing-masing locker.
10. Tombol Keluar.
11. Tombol masing-masing locker.
12. Rangkaian Relay.
13. Limit Switch.
14. Solenoid Door Lock.
4.7.3 Prosedur Pengujian
2. Lakukan skenario 1 yaitu kondisi locker dalam keadaan kosong. Kemudian
lakukan scan tag RFID secara acak sampai locker penuh. Skenario ini
bertujuan untuk mengetahui apakah locker dapat diakses dan user mendapat
locker secara acak.
3. Lakukan skenario 2 yaitu kondisi locker dalam keadaan penuh. Lakukan
scan tag RFID yang sudah terdaftar sesuai skenario 1. Setelah itu pencet
tombol pada locker yang ditunjuk. Kemudian buka dan tutup locker. Ulangi
skenario 2 sampai 5 kali. Skenario ini bertujuan untuk mengetahui bahwa
user hanya dapat mengakses locker yang telah terdaftar dengan tag
RFIDnya.
4. Lakukan skenario 3 yaitu kondisi locker dalam keadaan penuh. Lakukan
scan tag RFID yang belum terdaftar pada locker. Lakukan skenario 3
sampai 5 kali. Skenario ini bertujuan untuk mengetahui apakah locker bisa
diakses oleh user lain yang belum terdaftar.
5. Lakukan skenario 4 yaitu kondisi awal locker dalam keadaan penuh.
Lakukan scan tag RFID dan menekan tombol keluar secara bersama untuk
mengeluarkan semua tag RFID yang terdaftar. Kemudian lakukan scan tag
RFID secara acak sampai locker penuh. Skenario ini bertujuan untuk
mengetahui bahwa user dapat keluar dari locker dan locker dapat digunakan
oleh user yang belum terdaftar.
6. Lakukan skenario 5 yaitu kondisi locker dalam keadaan penuh atau tidak
penuh. Lakukan scan tag RFID yang belum terdaftar pada locker dan
mengetahui bahwa user yang belum terdaftar tidak bisa keluar dari locker
dan tidak akan menghapus pemilik locker yang sudah terdaftar.
4.7.4 Hasil Pengujian
1. Hasil skenario 1 yaitu kondisi yang di awali locker dalam keadaan kosong
dan melakukan scan tag RFID secara acak sampai locker penuh. Dari Tabel
4.3 dapat dilihat bagaimana hasil nomer locker yang di peroleh
[image:56.595.93.516.281.492.2]masing-masing ID dari Tag RFID.
Tabel 4.3 Hasil Skenario 1
No ID Locker
1. 4 86 9 198 4
2. 36 76 10 198 1
3. 160 225 102 42 2
4. 224 90 140 142 3
Kesimpulan dari Tabel 4.3 yaitu user dapat mengakses locker jika masih
ada yang kosong dan akan mendapat locker secara acak.
2. Hasil skenario 2 yaitu kondisi locker dalam keadaan penuh kemudian Tag
RFID yang telah terdaftar dapat mengakses locker yang sesuai dengan
nomer locker yang diperoleh dari skenario 1. Pengujian dilakukan sebanyak
5 kali untuk memastikan satu buah ID dapat mengakses nomer locker yang
sama, hasil dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Skenario 2
No ID Locker
Hasil 1 Hasil 2 Hasil 3 Hasil 4 Hasil 5
1. 4 86 9 198 4 4 4 4 4
2. 36 76 10 198 1 1 1 1 1
3. 160 225 102 42 2 2 2 2 2
[image:56.595.140.490.612.703.2]Kesimpulan dari Tabel 4.4 yaitu user dengan ID yang sama akan mendapat
locker yang sama.
3. Hasil skenario 3 yaitu kondisi locker dalam keadaan penuh, kemudian RFID
diakses oleh ID tag RFID lain yang belum terdaftar, dengan melakukan
prosedur dari ID tag RFID yang telah terdaftar ketika ingin mengakses
nomer locker dari ID tag RFID yang telah terdaftar. Hasil dari skenario 3
[image:57.595.91.509.305.508.2]dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Skenario 3
No ID Locker Hasil 1 Hasil 2 Hasil 3 Hasil 4 Hasil 5
1. 196 245 56 165 0 0 0 0 0
2. 140 129 196 101 0 0 0 0 0
Kesimpulan dari Tabel 4.5 adalah tag RFID yang belum terdaftar tidak bisa
mengakses locker. Angka 0 di Tabel 4.5 menandakan bahwa 2 tag RFID di atas
belum terdaftar.
4. Hasil skenario 4 yaitu kondisi locker yang awalnya penuh, kemudian
dilakukan prosedur dari ID tag RFID yang telah terdaftar untuk membuka
locker. Selanjutnya ID tag RFID lain yang belum terdaftar dapat
memperoleh nomer locker secara acak karena kondisi locker tidak lagi
dalam keadaan penuh. Hasil acak dari nomer locker ID Tag RFID yang baru
terdaftar dijabarkan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Skenario 4
No ID Locker
Kesimpulan dari Tabel 4.6 adalah bahwa user yang sudah terdaftar dapat
keluar dari locker. Hal ini dibuktikan dengan ID pada masing-masing locker
berbeda dengan hasil skenario 1.
5. Hasil skenario 5 yaitu kondisi locker yang diawali dalam keadaan penuh
atau tidak penuh, kemudian ID tag RFID yang belum terdaftar melakukan
prosedur untuk keluar dari locker atau telah selesai menggunakan locker.
Jika