• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Kebun Praktek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Kampus Cibalagung untuk Menunjang Kegiatan Wisata Edukasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perencanaan Kebun Praktek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Kampus Cibalagung untuk Menunjang Kegiatan Wisata Edukasi"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN KEBUN PRAKTEK

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP)

KAMPUS CIBALAGUNG

UNTUK MENUNJANG KEGIATAN WISATA EDUKASI

LINA AZIZAH

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan Kebun Praktek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Kampus Cibalagung untuk Menunjang Kegiatan Wisata Edukasi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014

Lina Azizah

(4)
(5)

ABSTRAK

LINA AZIZAH. Perencanaan Kebun Praktek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Kampus Cibalagung untuk Menunjang Kegiatan Wisata Edukasi. Di bawah bimbingan BAMBANG SULISTYANTARA dan FITRIYAH NURUL H. UTAMI.

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) merupakan sekolah tinggi untuk mendidik para calon penyuluh pertanian. STTP khususnya Kampus Cibalagung memiliki sarana kebun praktek sebagai penunjang kegiatan belajar yang berada pada daerah subur dengan panorama yang sangat indah sehingga berpotensi sebagai tempat wisata pendidikan pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah merencanakan tapak Kebun Praktek Kampus Cibalagung sebagai sarana edukasi yang mendukung kegiatan praktikum lapang mahasiswa STPP serta sebagai objek wisata pendidikan pertanian bagi masyarakat. Metode penelitian meliputi tahap pengumpulan data melalui survei lapang, pengambilan data sekunder, dan wawancara. Data selanjutnya dianalisis melalui metode deskriptif dan spasial dengan pendekatan aktivitas. Hasil penelitian berupa peta rencana tapak yang merupakan pengembangan tahap perencanaan dari konsep yang dijabarkan dalam bentuk perencanaan tata ruang, sirkulasi, fasilitas, tata vegetasi, dan aktivitas. Ruang wisata yang dikembangkan dalam perencanaan ini dibagi menjadi ruang wisata tanaman buah, ruang wisata tanaman perkebunan, ruang wisata tanaman pangan, serta ruang wisata umum.

Kata kunci: perencanaan tapak, wisata pendidikan pertanian, kebun praktek.

ABSTRACT

LINA AZIZAH. Planning of Experimental Field at College of Agricultural Extension (STPP) Cibalagung for Supporting Educational Tourism. Supervised by BAMBANG SULISTYANTARAand FITRIYAH NURUL H. UTAMI.

(6)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penyusunan kritik, atau peninjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Arsitektur Lanskap

PERENCANAAN KEBUN PRAKTEK

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP)

KAMPUS CIBALAGUNG

UNTUK MENUNJANG KEGIATAN WISATA EDUKASI

LINA AZIZAH

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Perencanaan Kebun Praktek Sekolah Tinggi Penyuluhan

Pertanian (STPP) Kampus Cibalagung untuk Menunjang Kegiatan Wisata Edukasi

Nama : Lina Azizah NIM : A44070025

Disetujui oleh

Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr Pembimbing I

Fitriyah Nurul H. Utami, ST. MT Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr Ketua Departemen

(10)

PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perencanaan Kebun Praktek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Kampus Cibalagung untuk Menunjang Kegiatan Wisata Edukasi” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan moril dan materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr dan Fitriyah Nurul H. Utami, ST. MT selaku dosen pembimbing atas pengarahan, nasehat, dan bimbingannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Akhmad Arifin Hadi, SP, MA selaku dosen penguji yang telah bersedia membaca dengan kritis skripsi ini dan memberikan banyak masukan bagi penulis.

3. Kakak senior Wasissa Titi Ilhami, Pelaksana Lapangan Bapak Casman, Bapak Anwar SST, dan Bapak Oma Anwar dari STPP atas segala bantuan dan informasinya selama proses pengumpulan data sehingga penelitian ini dapat penulis selesaikan.

4. Papa dan Mama serta adik Ashar Fuadi dan Irfan Imaduddin atas motivasi dan doanya selama penulis studi di IPB khususnya dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Teman terbaik Tania Herliani atas motivasi dan kebersamaannya.

6. Semua pihak yang telah membantu jalannya penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, para dosen pengajar, teman-teman seperjuangan angkatan 44, kakak-kakak senior serta adik-adik kelas atas bimbingan, motivasi, dan kebersamaan selama menempuh studi di Arsitektur Lanskap.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bogor, April 2014

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iii

DAFTAR LAMPIRAN iv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 2

1.3 Manfaat 2

1.4 Kerangka Pikir 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Lanskap dan Perencanaannya 4

2.2 Wisata, Kawasan Wisata, dan Objek Wisata 5

2.3 Wisata Pendidikan Pertanian 6

BAB III METODOLOGI 8

3.1 Tempat dan Waktu 8

3.2 Bahan dan Alat 8

3.3 Data 8

3.4 Metode Penelitian 10

BAB IV KONDISI UMUM STPP BOGOR 11

4.1. Sejarah, Visi dan Misi STPP 11

4.2 Struktur Organisasi 12

4.3 Sarana dan Prasarana 13

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 14

5.1. Inventarisasi dan Analisis 14

5.1.1 Letak Geografis, Luas dan Batas Kawasan 14

5.1.2 Tanah dan Kemiringan 16

5.1.3 Aksesibilitas dan Sirkulasi 17

5.1.4 Vegetasi 20

5.1.5 Iklim 27

5.1.6 Aspek Visual dan Akustik 28

5.1.7 Hidrologi 30

5.1.8 Aspek Sosial 31

5.1.9 Fasilitas dan Utilitas 31

(12)

5.2 Sintesis 35

5.2.1 Program Ruang 35

5.2.2 Hubungan Antar Ruang 35

5.2.3 Karakteristik Ruang 40

5.3 Konsep Perencanaan 41

5.3.1 Konsep Dasar 41

5.3.2 Konsep Pengembangan 41

5.3.3 Konsep Ruang 42

5.3.4 Konsep Aktivitas dan Fasilitas 42

5.3.5 Konsep Sirkulasi 44

5.3.6 Konsep Tata Hijau 44

5.4 Perencanaan Lanskap 45

5.4.1 Rencana Ruang 45

5.4.2 Rencana Aktivitas 49

5.4.3 Rencana Fasilitas 53

5.4.4 Rencana Sirkulasi 56

5.4.5 Paket Wisata 56

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 58

6.1 Simpulan 58

6.2 Saran 58

DAFTAR PUSTAKA 59

(13)

DAFTAR TABEL

1. Jenis dan sumber data penelitian 8

2. Daftar sarana dan prasarana STPP 13

3. Inventarisasi vegetasi Kebun Praktek STPP 24 4. Data curah hujan dan hari hujan setiap bulan di Kecamatan

Ciomas tahun 2010 27

5. Data temperatur, intensitas sinar matahari, dan kelembaban udara

di Kecamatan Ciomas Tahun 2010 28

6. Inventarisasi fasilitas Kebun Praktek STPP 32

7. Daftar objek dan atraksi wisata 34

8. Tabel analisis potensi dan kendala serta sintesis 37

9. Konsep aktivitas dan fasilitas 43

(14)

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka pikir 3

2. Lokasi penelitian 9

3. Kondisi umum kampus STPP 11

4. Peta lokasi keseluruhan STPP Kampus Cibalagung 15

5. Peta topografi 18

6. Peta aksesibilitas dan sirkulasi 19

7. Pintu masuk ke kebun praktek STPP 20

8. Peta vegetasi Kebun Praktek Tanaman Pangan Kotabatu Lebak 21 9. Peta vegetasi Kebun Praktek Tanaman Buah Astana Gede 23 10.Peta vegetasi Kebun Praktek Tanaman Perkebunan Kotabatu

Luhur 26

11.Peta analisis visual 29

12.Sistem irigasi lahan buah 30

13.Fasilitas penggilingan padi Kotabatu Lebak 32 14.Fasilitas paranet di kebun praktek Kotabatu Luhur 32

15.Block plan 36

16.Hubungan antar ruang 37

17.Diagram konsep ruang 42

18.Konsep sirkulasi 44

19.Peta analisis dan sintesis 47

20.Peta rencana lanskap 48

21.Tampak potongan 50

22.Ilustrasi aktivitas wisata tanaman buah 51

23.Ilustrasi aktivitas wisata tanaman pangan 52

24.Ilustrasi rencana fasilitas 55

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) merupakan sekolah tinggi kedinasan milik Kementerian Pertanian di bawah naungan BPPSDMP (Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian) dan kendali berada di PUSDIKDARKASI (Pusat Pendidikan, Standardisasi, dan Sertifikasi Profesi Pertanian). Untuk melaksanakan kegiatan pendidikan, lembaga ini memiliki fasilitas berupa kebun praktek yang salah satunya berlokasi di daerah Cibalagung, Bogor. Kebun praktek di Cibalagung ini meliputi beberapa lokasi, yaitu kebun praktek Pancasan, kebun praktek tanaman hias, kebun praktek Astana Gede, kebun praktek Kotabatu Luhur, dan kebun praktek Kotabatu Lebak. Fungsi utama dari area kebun praktek ini adalah sebagai pusat penelitian dan pendidikan mahasiswa STPP, penyuluhan pertanian kepada masyarakat, serta sebagai sarana produksi bagi kampus STPP. Namun demikian kondisi kebun percobaan di STTP saat ini belum terencana dengan baik dilihat dari segi tata ruang, fasilitas, dan pengelolaanya.

Sarana kebun praktek STPP yang memiliki keanekaragaman tanaman budidaya sesungguhnya sangat berpotensi sebagai tempat wisata terutama wisata pendidikan pertanian. Meskipun ruang kebun praktek tidak terlalu luas, namun terdapat banyak potensi atraksi wisata yang jika direncanakan secara maksimal akan menjadi nilai tambah bagi STTP dan masyarakat di sekitarnya. Pengunjung wisata dapat melihat langsung dan turut berpartisipasi dalam proses budidaya sambil bersenang-senang dan menikmati suasana alam yang berbeda dari suasana kota. Selain itu, pemasukan dari kegiatan wisata dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan operasional kebun praktek yang lebih baik.

Wisata merupakan pergerakan sementara manusia untuk tujuan keluar dari tempat kerja dan tempat tinggal mereka dengan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Selama tinggal di tempat tujuan, mereka menggunakan fasilitas-fasilitas yang dibuat untuk memenuhi kebutuhannya (Gunn 1995). Kepenatan bekerja dan kebisingan kota yang dirasakan setiap hari mendorong manusia untuk keluar dari rutinitas dengan melakukan aktivitas wisata.

(16)

Tinggi Penyuluhan Pertanian sebagai fungsi tambahan selain untuk kegiatan penyuluhan dan pendidikan.

Perencanaan tapak pada kebun praktek STPP diharapkan akan lebih memberi manfaat tidak hanya bagi mahasiswa yang sedang praktikum di lapang tetapi juga bagi masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai pertanian, melalui kegiatan wisata pendidikan pertanian. Dalam penelitian ini, akan dilakukan suatu perencanaan tata ruang kebun percobaan untuk mengoptimalkan pemanfaatan aset kebun percobaan STPP bagi mahasiswa, kampus STPP dan masyarakat umum.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan tapak Kebun Praktek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Kampus Cibalagung yang memiliki potensi keanekaragaman tanaman budidaya serta potensi visual sebagai sarana edukasi yang mendukung kegiatan praktikum lapang mahasiswa STPP serta sebagai objek wisata pendidikan pertanian bagi masyarakat.

1.3 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. menambah minat dan pengetahuan tentang pertanian bagi masyarakat luas; 2. menjadikan kebun praktek STPP sebagai sarana belajar yang kondusif bagi

mahasiswa STPP;

3. sebagai masukan bagi pihak terkait untuk mengoptimalkan kebun percobaan sebagai wisata pendidikan pertanian;

4. sebagai dasar untuk perancangan yang lebih detail untuk lanskap kebun praktek STPP Bogor.

1.4 Kerangka Pikir

(17)

Keterangan:

Lokasi penelitian

Gambar 1 Kerangka pikir Sekolah Tinggi Penyuluhan

Pertanian (STPP) Bogor

Kampus Cinagara Kampus Cibalagung

Fasilitas Kebun Praktek STPP

Kebun Praktek Tan. Perkebunan

Kotabatu Luhur Kebun Praktek

Tan. Buah Astana Gede Kebun Praktek

Tan. Pangan Kotabatu Lebak Kebun Praktek

Tan. Pangan dan Palawija Pancasan

Kebun Praktek Tan. Hias Cibalagung

Potensi sarana edukasi bagi mahasiswa serta aktivitas wisata pendidikan pertanian

Memerlukan perencanaan untuk mengembangkan potensi sebagai

tempat wisata pendidikan pertanian

Konsep Tata Ruang, Aktivitas, Fasilitas, Vegetasi, dan Sirkulasi

dengan pendekatan aktivitas

Rencana tapak yang mengoptimalkan fungsi tapak sebagai sarana edukasi bagi mahasiswa

(18)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanskap dan Perencanaannya

Lanskap, menurut Simonds dan Starke (2006) merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dimana suatu lanskap dikatakan alami jika area atau kawasan tersebut memiliki keharmonisan dan kesatuan antar elemen-elemen pembentuk lanskap. Rachman (1984) menyatakan bahwa lanskap sebagai wajah karakter lahan atau tapak dan bagian dari muka bumi dengan segala sesuatu dan apa saja yang ada di dalamnya, baik yang bersifat alami maupun buatan manusia yang merupakan total dari bagian hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh indera dapat menangkap, dan sejauh imajinasi dapat menangkap dan membayangkannya.

Tarigan (2005) mengemukakan bahwa perencanaan berarti mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan perkembangan berbagai faktor

noncontrollable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai, serta mencari langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Knudson (1980) perencanaan adalah mengumpulkan dan menginterpretasikan data, memproyeksikannya ke masa depan, mengidentifikasi masalah, dan memberi pendekatan yang beralasan untuk memecahkan masalah-masalah tersebut. Perencanaan merupakan proses yang rasional untuk mencapai tujuan dan sasaran di masa mendatang berdasarkan kemampuan sumberdaya alam yang ada serta pemanfaatannya secara efektif dan efisien. Lebih lanjut, Simonds dan Starke (2006) menyatakan bahwa perencanaan yang baik harus dapat melindungi badan air dan menjaga air tanah, mengkonservasi hutan dan sumber mineral, menghindari erosi, menjaga kestabilan iklim, menyediakan tempat yang cukup untuk rekreasi dan suaka margasatwa serta melindungi tapak yang memiliki nilai keindahan dan ekologis. Penilaian yang baik mempertimbangkan aspek-aspek seperti: ekosistem alami, kualitas dan kuantitas air, kualitas udara, tingkat kebisingan, erosi, banjir, tapak bersejarah, bentukan lanskap, flora dan fauna, serta keterkaitan dengan ruang terbuka.

(19)

Perencanaan tapak menurut Laurie (1990) dapat dipikirkan sebagai suatu kompromi antara penyesuaian pada tapak untuk mencocokkan dengan program dan adaptasi pada program dikarenakan tapaknya. Marsh (1991) mengungkapkan, perencanaan lanskap merupakan suatu penyesuaian antara lanskap dan program yang akan dikembangkan untuk menjaga kelestarian ekosistem dan pemandangan lanskap sehingga tercapai penggunaan terbaik.

Menurut Gold (1980), perencanaan adalah suatu alat yang sistematis, yang digunakan untuk menentukan saat awal suatu keadaan dan cara terbaik untuk pencapaian keadaan tersebut. Perencanaan lanskap dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, antara lain:

1. pendekatan sumber daya, yaitu penentuan tipe-tipe serta alternatif aktivitas berdasarkan pertimbangan kondisi dan situasi sumberdaya;

2. pendekatan aktivitas, yaitu penentuan tipe dan alternatif aktivitas berdasarkan seleksi terhadap aktivitas pada masa lalu untuk memberikan kemungkinan apa yang dapat disediakan pada masa yang akan datang; 3. pendekatan ekonomi, yaitu penentuan tipe, jumlah, dan lokasi

kemungkinan aktivitas berdasarkan pertimbangan ekonomi;

4. pendekatan perilaku, yaitu penentuan aktivitas berdasarkan pertimbangan perilaku manusia.

Nurisjah dan Pramukanto (1995) mengemukakan, terdapat hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan suatu kawasan, di antaranya:

1. mempelajari hubungan antara kawasan tersebut dengan lingkungan sekitar; 2. memperhatikan keharmonisan antara daerah sekitarnya dengan kawasan

yang akan direncanakan;

3. menjadikan sebagai obyek yang menarik;

4. merencanakan kawasan tersebut sehingga dapat menghasilkan suatu kawasan yang dapat menampilkan kesan masa lalunya.

2.2 Wisata, Kawasan Wisata, dan Objek Wisata

Wisata merupakan kata yang berasal dari bahasa sansekerta yang artinya berkeliling atau perjalanan, sedangkan pariwisata adalah industri yang berkaitan dengan perjalanan untuk mendapatkan rekreasi. Daya tarik pariwisata atau rekreasi terletak pada keindahan yang dapat dinikmati wisatawan dan tersedianya jenis makanan atau sesuatu yang khas di daerah tujuan wisata (Derous, 1990 dalam Bonanza, 2008).

Kawasan adalah bentangan permukaan (alam) dengan batas-batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional. Wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi kawasan wisata adalah bentangan permukaan yang dikunjungi atau didatangi oleh banyak orang (wisatawan) karena kawasan tersebut memiliki objek wisata yang menarik.

(20)

dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata menjadi sasaran wisata.

2.3 Wisata Pendidikan Pertanian

Agro-Edu Tourism (Wisata Pendidikan Pertanian) merupakan gabungan dari

Agro Tourism (Agrowisata) dan Edu Tourism (Wisata Pendidikan). Agrowisata adalah salah satu bentuk aktivitas wisata yang dilakukan di kawasan pertanian dan aktivitas di dalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan, dan wisatawan dapat membeli produk pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Agrowisata juga ikut melibatkan wisatawan dalam aktivitas-aktivitas pertanian (Arifin, 1992). Pariwisata agro merupakan perjalanan untuk meresapi dan mempelajari kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan. Jenis wisata ini bertujuan untuk mengajak wisatawan untuk ikut memikirkan sumberdaya alam dan kelestariannya. Wisatawan tinggal bersama keluarga petani atau tinggal di perkebunan untuk ikut merasakan kehidupan dan kegiatannya (Adisasmita, 2010).

Wisata pendidikan merupakan bentuk kegiatan wisata yang menunjang tujuan studi para pengunjung (Arifin, 2005) dalam Dinata (2009). Lebih lanjut, Suwantoro (2002) menyatakan bahwa wisata pendidikan merupakan suatu perjalanan wisata dengan maksud untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjungi. Wisata jenis ini disebut juga perjalanan kunjungan pengetahuan (study tour). Wisata pendidikan tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan berkunjung ke tempat-tempat perkebunan atau pertanian.

Menurut Direktorat Pengembangan Institusi dan Usaha Penunjang (2004), wisata pendidikan pertanian atau agro edu tourism adalah kegiatan wisata untuk tujuan studi yang dapat memperluas pengalaman, rekreasi, dan pengetahuan tentang alam dan teknologi pertanian melalui ilmu-ilmu pertanian dalam cakupan luas antara lain: pertanian bercocok tanam, peternakan, perikanan, kehutanan, baik kegiatan dalam ruang maupun luar ruang/lapang.

Kriteria kawasan agrowisata yang dijabarkan oleh Bappenas (2004) adalah sebagai berikut:

1. memiliki potensi atau basis kawasan di sektor agro baik pertanian, hortikultura, perikanan maupun peternakan, misalnya:

a) subsistem usaha pertanian primer (on farm) yang antara lain terdiri dari pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan;

b) subsistem industri pertanian yang antara lain terdiri industri pengolahan, kerajinan, pengemasan, dan pemasaran baik lokal maupun ekspor;

(21)

2. adanya kegiatan masyarakat yang didominasi oleh kegiatan pertanian dan wisata dengan keterkaitan dan kebergantungan yang cukup tinggi, antara lain kegiatan pertanian yang mendorong tumbuhnya industri pariwisata, dan sebaliknya kegiatan pariwisata yang memacu berkembangnya sektor pertanian;

(22)

BAB III METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di kebun praktek yang merupakan fasilitas dari Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Jl. Cibalagung No. 1 KP.188, Desa Cikeumeuh, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pelaksanaan penelitian di lapang dilakukan selama tiga bulan, yang dimulai pada bulan Januari 2012 yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan studio dan penyusunan laporan. Gambaran lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

3.2 Bahan dan Alat

Dalam kegiatan penelitian ini diperlukan beberapa alat dan bahan yang dapat membantu dalam kelancaran proses penelitian. Bahan yang diperlukan adalah peta dan daftar pertanyaan wawancara. Sementara itu, alat yang digunakan adalah kamera digital, alat perekam suara, alat pengukur meteran, alat tulis, komputer dan software terkait seperti Microsoft Word, Microsoft Excel, AutoCAD, Adobe Photoshop, dan Google SketchUp.

3.3 Data

Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu data biofisik dan data sosial. Data biofisik meliputi letak geografis dan batas tapak, tata guna lahan, iklim, vegetasi, tanah, kualitas visual, hidrologi, dan sirkulasi. Data tersebut diperoleh dengan cara survei lapang maupun dari badan-badan terkait. Selain itu, data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah data sosial yang diperoleh melalui wawancara dengan beberapa pihak dari kampus STPP serta para pengguna tapak. Untuk lebih jelas mengenai jenis data dan sumbernya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis dan sumber data penelitian

No. Jenis Data Sumber Data

1 Letak geografis dan batas tapak Survei lapang, data sekunder

2 Tanah dan kemiringan Bappeda

3 Iklim BMKG

4 Vegetasi Survei lapang, wawancara

5 Tanah Bappeda, data sekunder

6 Kualitas visual Survei lapang

7 Hidrologi Survei lapang, wawancara

8 Sirkulasi Survei lapang, wawancara

9 Sosial Survei lapang, wawancara

(23)

(a)

(b) (c)

Gambar 2 Lokasi penelitian

Keterangan: (a) Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor (Sumber: Kementerian PU, 2011); (b) STPP Bogor Kampus Cibalagung (Sumber: STPP, 2012); (c) Batas tapak yang direncanakan

(24)

3.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey, analisis deskriptif, dan analisis spasial dengan proses perencanaan yang tahapannya diacu menurut Gold (1980) dengan pendekatan aktivitas, yaitu penentuan tipe dan alternatif aktivitas berdasarkan seleksi terhadap aktivitas pada masa lalu untuk memberikan kemungkinan apa yang dapat disediakan pada masa yang akan datang.

Terdapat lima tahapan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu:

1. Tahap persiapan dilakukan antara lain menentukan lokasi penelitian, penetapan tujuan dan pembuatan usulan penelitian, permohonan izin serta persiapan survei, diantaranya kegiatan menyiapkan isian data, petunjuk pelaksanaan dan penyusunan jadwal pengambilan data.

2. Tahap pengumpulan data (survei) meliputi observasi lapang, pengambilan data sekunder, dan wawancara. Kegiatan observasi lapang dilakukan untuk mengamati kondisi umum lokasi yang meliputi aksesibilitas, fasilitas, dan kondisi vegetasi dan satwa. Data sekunder digunakan untuk mengetahui kondisi iklim, jenis tanah, topografi, dan hidrologi. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data kondisi sosial civitas akademika dan masyarakat sekitar, dan kebutuhan pengguna.

3. Tahap analisis akan dilakukan pada data primer maupun sekunder dengan metode deskriptif yaitu berupa analisis data yang digambarkan secara tertulis dengan menentukan potensi dan kendala yang ditemukan pada tapak, serta metode spasial melalui analisis peta tematik.

4. Tahap sintesis merupakan penjabaran solusi yang diperoleh dari proses analisis yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam pembagian ruang-ruang fungsional yang dituangkan dalam suatu model block plan atau rencana ruang yang diinginkan pada tapak.

(25)

BAB IV KONDISI UMUM STPP BOGOR

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor adalah perguruan tinggi kedinasan Departemen Pertanian, yang dibina oleh Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. STPP Bogor terbagi menjadi dua lokasi yaitu Kampus Cibalagung untuk jurusan Penyuluhan Pertanian dan Kampus Cinagara untuk jurusan Penyuluhan Peternakan. Lokasi tapak berada di Kampus Cibalagung yang beralamat di Jl. Cibalagung No. 1, Desa Cikeumeuh, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor 16001. Lulusan STPP Bogor bergelar Sarjana Sains Terapan (SST). Berikut disajikan foto kondisi umum kampus STPP Cibalagung termasuk beberapa fasilitas pendukung pada Gambar 3. Gerbang utama (3.a) yang terletak di sisi Jalan Cibalagung berupa gapura sederhana dengan papan penunjuk lokasi berwarna hijau (3.b). Terdapat beberapa fasilitas seperti bangunan kantor untuk staf (3.c), mushola (3.d), taman (3.e), serta green house untuk praktikum (3.f).

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

Gambar 3 Kondisi umum kampus STPP

Keterangan: (a) gerbang utama STPP; (b) papan penunjuk lokasi; (c) bangunan kantor; (d) bangunan musholla; (e) taman kampus; (f) green house

4.1. Sejarah, Visi dan Misi STPP

(26)

Sekolah-sekolah tersebut dikelola dan dibina oleh Departemen Pertanian (Departement Van Landbouw).

Cikal bakal institusi STPP berasal dari Middlebare Landbouw School

(MLS) dan dikembangkan menjadi Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA), kemudian menjadi Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP). Pada tahun 1987 berubah menjadi Diklat Akademi Penyuluhan Pertanian Bogor (Diklat APP Bogor), dan Akademi Penyuluhan Pertanian Bogor (APP Bogor). Akhirnya dengan Keppres RI No. 50 tahun 2001, Akademi Penyuluhan Pertanian Bogor ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor (STPP, 2012).

Untuk mengantisipasi tuntutan dan perubahan masa depan maka visi pengembangan STPP Bogor menuju tahun 2014 akan mengacu kepada visi "Menjadi perguruan tinggi terdepan dalam pengembangan ilmu penyuluhan pertanian yang berwawasan agribisnis pada tingkat global". Adapun misi STPP Bogor 2014 dirumuskan dalam beberapa pernyataan berikut :

a. mengembangkan kelembagaan STPP Bogor;

b. meningkatkan mutu penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi; c. meningkatkan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan; d. mengembangkan kerjasama agribisnis dengan pelaku utama dan

pelaku usaha;

e. mengembangkan kerjasama dan jejaring kerja dengan pemangku kepentingan baik nasional, regional maupun internasional;

f. meningkatkan profesionalitas pejabat fungsional penyuluh pertanian. Dengan Visi dan Misi tersebut di atas, maka tujuan yang hendak dicapai STPP Bogor sesuai dengan visi dan misi yang telah dirumuskan, adalah untuk:

1. mewujudkan pengembangan program pendidikan di STPP Bogor; 2. mewujudkan peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan,

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

3. mewujudkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional; 4. mewujudkan kerjasama agribisnis dengan pelaku utama dan pelaku

usaha;

5. mewujudkan kerjasama dan jejaring kerja dengan pemangku kepentingan baik nasional, regional maupun internasional;

6. melaksanakan diklat fungsional penyuluh pertanian bagi lulusan STPP Bogor;

4.2 Struktur Organisasi

(27)

Perpustakaan, Komputer, Media Penyuluhan, Sarana Pendidikan, dan (8) Kelompok Dosen.

Sesuai dengan Naskah Kerjasama antara Sekjen Departemen Pertanian dan Sekjen Departemen Kelautan dan Perikanan No. 793/SM.620/A/11/05 dan No. 08/SJ/DKP/XI/2005, tanggal 14 November 2005, Jurusan Penyuluhan Perikanan memisahkan diri dari STPP Bogor sejak tanggal 2 Januari 2006. Selain itu, mulai tahun akademik 2006/2007, Jurusan Penyuluhan Kehutanan tidak menerima lagi mahasiswa baru. Dengan demikian, mulai tahun akademik 2006/2007, STPP Bogor hanya mengelola 2 jurusan yaitu Jurusan Penyuluhan Pertanian dan Jurusan Penyuluhan Peternakan.

STPP Bogor memiliki pegawai yang berjumlah 201 orang, yang terdiri dari 159 orang PNS/CPNS dan 42 orang tenaga honorer. Dosen terbagi atas dosen tetap (20 orang untuk Jurusan Penyuluhan Pertanian dan 14 orang untuk Jurusan Penyuluhan Peternakan) dan dosen tidak tetap (21 orang) yang berasal dari IPB, Departemen Agama, dan Departemen Pertanian.

4.3 Sarana dan Prasarana

Di kampus STPP terdapat banyak sarana dan prasarana yang menunjang untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh STPP Bogor terdapat di dua lokasi, yaitu Kampus Cibalagung (Kantor Pusat dan Jurusan Penyuluhan Pertanian) dan Kampus Cinagara (Jurusan Penyuluhan Peternakan). Penelitian ini terfokus pada STPP yang berlokasi di Cibalagung. Berikut daftar sarana dan prasarana yang dimiliki oleh kampus STPP Cibalagung yang ditunjukkan oleh Tabel 2.

Tabel 2 Daftar sarana dan prasarana STPP

No Sarana & Prasarana Keterangan

1 Asrama Terdiri atas 5 bangunan:

- Dewi Sri I : 18 kamar, kapasitas 70 orang

- Dewi Sri II : 18 kamar, kapasitas 70 orang

- Remaja I : 16 kamar, kapasitas 48 orang

- Remaja II : 18 kamar, kapasitas 52 orang

- Bugenvil : 14 kamar, kapasitas 56 orang

2 Wisma Teratai 7 kamar, kapasitas 30 orang

3 Guest House 3 unit

4 Kelas 8 ruang

5 Aula 8 ruang

6 Ruang Rapat 1 ruang

7 Ruang Seminar 2 ruang

8 Perpustakaan luas 250 m2, koleksi buku 3.388 judul buku

9 Green House 3 unit

10 Outlet Agribisnis luas 518 m2

11 Musholla luas 77 m2

12 Laboratorium 11 ruang

13 Instalasi Gudang Hasil & Alat Pertanian, Pusat Inkubator

Agribisnis, dan Lahan Praktek: Tanaman Sayuran,

Tanaman Hias, Tanaman Perkebunan, Tanaman

(28)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Inventarisasi dan Analisis

Inventarisasi adalah proses pengumpulan data mengenai kondisi lokasi penelitian. Jenis data dalam penelitian ini terbagi dalam dua aspek, yaitu aspek biofisik dan sosial. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari survey lokasi dan wawancara dengan pihak terkait, sementara data sekunder didapat dari dinas terkait dan studi literatur. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan menentukan potensi dan permasalahan yang terjadi pada tapak.

5.1.1 Letak Geografis, Luas dan Batas Kawasan

Secara geografis, STPP terletak pada posisi 1060 47‟14‟‟ BT dan 60 36‟ 20‟‟ LS. STPP memiliki fasilitas instalasi kebun paktek di lima titik lokasi yang disajikan pada Gambar 4. Kebun praktek yang berbatasan langsung dengan Kantor Pusat adalah kebun praktek tanaman pangan Pancasan dan kebun praktek tanaman hias. Kedua kebun praktek ini memiliki intensitas penggunaan yang tinggi sebagai pusat kegiatan praktikum mahasiswa, dengan alasan lokasi yang dekat dengan kampus dan memiliki fasilitas berupa nursery. Karena frekuensi praktikum mahasiswa cukup sering di tapak ini, maka kurang sesuai untuk dijadikan tempat wisata karena akan mengganggu kegiatan akademik. Tiga kebun praktek lainnya berjarak sekitar 300 meter dari gerbang utama Kantor Pusat STPP dan cukup jarang digunakan sebagai lahan praktek mahasiswa. Frekuensi penggunaan tapak sebagai sarana praktikum tidak tetap, hanya sekitar 2-3 bulan dalam setahun atau bahkan tidak ada kegiatan praktikum sama sekali. Hal ini disebabkan karena lokasi yang cukup jauh dari kampus dan tidak adanya fasilitas

nursery. Oleh sebab itu, bagian kebun praktek inilah yang akan menjadi objek perencanaan untuk kawasan wisata pendidikan pertanian.

Letak tapak yang akan direncanakan ini di sebelah utara berbatasan dengan Jl. Pancasan Atas, sebelah barat dengan Sungai Cikaret, sebelah selatan dengan Jl. Cikaret Hujau, dan sebelah timur dengan Jl. Cikaret. Lahan praktek di lokasi penelitian yang akan direncanakan untuk wisata pendidikan pertanian terdiri atas tiga bagian, yaitu:

1. Lahan tanaman pangan Kotabatu Lebak, dengan luas 2,15 hektar 2. Lahan tanaman buah Astana Gede dengan luas 3 hektar

(29)
(30)

Lahan tanaman buah Astana Gede terdiri atas lima petak lahan percobaan yang masing-masing terdiri atas pohon buah dan tanaman sela yang bersifat musiman. Kelima petak lahan tersebut berdekatan sehingga mudah untuk diakses. Lahan tanaman buah juga berdekatan dengan bangunan TK dan SMP sehingga pada siang hari suasana cukup ramai dengan pelajar dan pengantar di sekitar luar tapak.

Lokasi berikutnya yaitu lahan tanaman perkebunan Kotabatu Luhur yang terletak di sebelah selatan Astana Gede. Di sebelah barat, timur, dan selatan berbatasan dengan pemukiman penduduk. Lahan seluas 5,76 hektar ini ditanami dengan tanaman komoditas perkebunan yang terdapat pada kurikulum STPP serta tanaman tambahan yang ditanam secara mandiri oleh Pelaksana Lapang.

Kampus dan kebun praktek STPP yang berlokasi di Ciomas, Bogor memiliki beberapa keuntungan karena lokasinya sangat strategis. Banyak lembaga penelitian yang berkaitan dengan pertanian yang letaknya cukup dekat dengan STPP. Hal ini tentu saja menguntungkan bagi civitas akademika yang ingin melakukan penelitian atau berkonsultasi masalah pertanian. Di dekat area STPP terdapat Balai Penelitian Tanah, Balai Penelitian Kehutanan, Balai Penelitian Perikanan, dan Balai Penelitian Peternakan. Selain itu STPP juga dekat dengan perguruan tinggi yang berhubungan dengan pertanian yaitu IPB.

Keuntungan lain yang dimiliki oleh STPP secara geografis adalah lokasinya yang dekat dengan Gunung Salak. Kondisi tanah yang subur memungkinkan berbagai jenis tanaman hortikultura terutama yang memerlukan suhu agak dingin untuk dikembangkan.

5.1.2 Tanah dan Kemiringan

Tanah di kampus STPP Bogor berasal dari bahan induk yang bersumber dari Gunung Salak. Berdasarkan peta Geologi Lembar Bogor, daerah penelitian berasal dari fisiografi QVST (quater-volkanik-salak-tuf). Ini berarti bahan induk tanah berasal dari bahan piroklastik yang bersumber dari Gunung Salak. Tanah yang terbentuk adalah Andisol atau Andosol. Andisol adalah tanah yang berkembang dari bahan volkanik seperti abu volkan, batuapung, sinder, lava, dan sebagainya (Hardjowigeno, 2003).

Andisol memiliki potensi yang cukup besar dan dapat dimanfaatkan secara optimum jika pengelolaannya didasarkan pada pengetahuan sifat-sifatnya. Sifat fisik yang khas dari Andisol yaitu daya mengikat air yang tinggi, sangat gembur tetapi memiliki derajat ketahanan struktur yang tinggi sehingga mudah diolah dan permeabilitasnya tinggi (Soil Survey Staff, 1999). Andisol merupakan tanah yang cukup subur. Di Indonesia, andisol merupakan tanah utama yang digunakan untuk perkebunan teh seperti di daerah Pangalengan (Jawa Barat), daerah sekitar Danau Toba (Sumatera Utara) dan lain-lain. Kecuali itu andisol banyak digunakan untuk tanaman hortikultura baik berupa tanaman-tanaman bunga, sayur-sayuran maupun buah-buahan (Hardjowigeno, 2003).

(31)

Tanah Andosol memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Struktur tanah gembur berpotensi untuk dikembangkan berbagai jenis tanaman hortikultura dataran tinggi dan perkebunan. Untuk pengembangan tanaman hortikultura khususnya sayuran, penambahan pupuk kandang sangat diperlukan disamping pupuk kimia nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Agar pupuk kandang dapat diproduksi secara kontinyu, maka kombinasi antara tanaman hortikultura dan ternak akan sangat baik.

5.1.3 Aksesibilitas dan Sirkulasi

Lokasi penelitian dapat dicapai sekitar tiga puluh menit dari pusat kota dengan kendaraan mobil. Pengunjung dapat mengakses lokasi dengan mudah menggunakan angkutan umum nomor 14 yang beroperasi dari arah Bubulak menuju lokasi sekitar tiga puluh menit bila keadaan lalu lintas lancar. Angkutan ini juga bergerak dari arah berlawanan yaitu dari arah Pulo Empang menuju lokasi yang akan berakhir di terminal Bubulak. Gambar 6 menunjukkan aksesibilitas menuju tapak dan di dalam tapak. Tapak dapat dicapai melalui tiga pintu masuk, yaitu:

1. pintu yang menuju ke Asrama Mahasiswa STPP, diakses melalu Jalan Pancasan Atas. Pintu ini dekat dengan Kebun Praktek Tanaman Buah; 2. pintu yang menghubungkan jalan Pancasan Atas dengan Jalan Sukamantri.

Pintu ini dekat dengan Kebun Praktek Tanaman Pangan;

3. pintu yang diakses melalui Jalan Cikaret. Pintu ini dekat dengan Kebun Praktek Tanaman Buah.

Pada pintu I, papan penunjuk lokasi bertuliskan „Asrama Mahasiswa STPP Bogor‟ karena bangunan asrama untuk mahasiswa STPP terletak dekat sekali dengan pintu masuk. Setelah melalui bangunan asrama, akan ditemukan beberapa rumah dinas dan blok lahan praktek tanaman buah Astana Gede. Pintu masuk ini biasa dilalui oleh mahasiswa STPP, masyarakat sekitar, dan pengelola kebun praktek. Jalan terbuat dari aspal selebar 2 m dengan bahu jalan berupa rumput.

Pada pintu II, tidak terdapat papan penunjuk lokasi. Pintu ini diakses oleh penduduk sekitar kebun praktek dan pengelola kebun praktek STPP. Terdapat portal pada jalan menuju tapak sehingga tidak dapat dilalui oleh kendaraan bermotor. Jalan terbuat dari aspal selebar 0,7 m dengan kondisi baik.

Pintu III merupakan akses bagi siswa TK Ikawati dan SMP Bhakti Taruna II menuju sekolah sehari-hari. Pintu ini juga tertutup oleh portal sehingga hanya dapat diakses oleh pejalan kaki. Jalan berupa aspal rusak yang berbatu-batu selebar 2 m.

(32)
(33)
(34)

(a) (b) (c) Gambar 7 Pintu masuk ke kebun praktek STPP

Keterangan: (a) Pintu 1; (b) Pintu 2; (c) Pintu 3

Pintu I akan dijadikan akses utama perencanan dengan penambahan papan penunjuk lokasi wisata pendidikan pertanian Kebun Praktek STPP pada gerbang masuk. Sirkulasi yang telah ada tetap dipertahankan dengan penambahan jalur pejalan kaki.

5.1.4 Vegetasi

Vegetasi yang ada di Kebun Praktek STPP dikelompokkan ke dalam tanaman pangan, tanaman buah, dan tanaman perkebunan. Kelompok tanaman ini terbagi di lahan yang terpisah namun masih berdekatan yaitu Kebun Kotabatu Lebak untuk sawah dan tanaman pangan lainnya, Kebun Astana Gede untuk tanaman buah, serta Kebun Kotabatu Luhur untuk tanaman perkebunan. Jenis tanaman tersebut terdapat dalam kurikulum pendidikan STPP dan difungsikan sebagai sarana praktikum mahasiswa STPP.

Kebun Praktek Kotabatu Lebak (Tanaman Pangan)

Pada tahun 2013, area Kebun Praktek Kotabatu Lebak sedang digunakan sebagai sarana program pelatihan SL (Sekolah Lapang) bagi masyarakat petani di Bogor untuk peningkatan produksi pertanian. Oleh karena itu, seluruh area kebun praktek ini ditanami dengan tanaman padi (Oryza sativa).

Kebun praktek di area ini biasa ditanami dengan tanaman pangan semusim, seperti padi, jagung, kedelai, talas, dan ketela. Namun menurut hasil wawancara dengan Pelaksana Lapang, fungsi sebagian lahan akan dialihkan menjadi lahan tanaman sayuran sesuai dengan kebutuhan kurikulum mahasiswa. Dengan demikian, arah perencanaan pada area ini juga mencakup pengembangan lahan untuk sayuran dengan penambahan fasilitas green house.

Area kebun praktek ini juga mencakup kebun yang ditumbuhi tanaman pisang (Musa sp.) secara liar. Permasalahan yang dihadapi oleh Pelaksana lapang adalah sulitnya mengendalikan pertumbuhan tanaman pisang meskipun sudah dilakukan upaya penebangan beberapa kali. Pada akhirnya kebun pisang ini menjadi area yang tidak termanfaatkan yang hampir seluruh permukaan lahannya ditumbuhi tanaman pisang dan rumput liar.

(35)
(36)

Kebun Praktek Astana Gede (Tanaman Buah)

Kebun Praktek Astana Gede ini terbagi atas lima blok tanaman buah (Gambar 9). Blok I dan Blok II terletak secara terpisah yang dibatasi oleh pagar kayu dengan kawat berduri (Blok I) dan pagar besi (Blok II) yang memiliki kunci. Blok III, Blok IV, dan Blok V terletak berdampingan dalam satu lahan, dan masing-masing blok dipisahkan oleh pematang selebar 1 m. Tiga blok tersebut juga dikelilingi oleh pagar besi.

Tanaman buah pada masing-masing blok ditanam dengan pola grid. Dalam satu blok terdapat beragam tanaman, dan tanaman dengan jenis yang sama diletakkan berdekatan membentuk kelompok. Di antara grid tanaman utama, terdapat tanaman sela yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan. Tanaman sela ditanam atas inisiatif pelaksana di lapangan dengan seizin pihak jurusan.

Pada Blok I terdapat satu buah jenis tanaman buah yaitu rambutan rapiah (Nephelium lappaceium L.) yang berjumlah 44 pohon. Di antara tanaman rambutan terdapat tanaman sela berupa singkong.

Pada blok II, hanya separuh lahan yang berisi tegakan pohon, dan sisanya berupa tanaman sela. Tanaman utama meliputi jambu air citra (Syzygium samarangense), jambu biji merah (Psidium guajava), sawo manila (Achras zapota

var. depressa), rambutan rapiah (Nephelium lappaceium L.), mangga golek (Mangifera indica L.), dan durian monthong (Durio zibenthinus Murr). Blok ini memiliki tanaman sela berupa singkong, ubi jalar, dan talas.

Blok III, IV, dan V terletak pada satu lahan dan masing-masing blok dibatasi oleh pematang. Tidak terdapat hal yang spesifik dari masing-masing blok ini. Penamaan ketiga blok ini hanya untuk memudahkan pengelola dalam membuat laporan secara berkala. Blok III berisi tanaman melinjo (Gnetum gnemon), jeruk primong (Citrus sp.), rambutan rapiah (Nephelium lappaceium L.), durian monthong (Durio zibenthinus Murr), serta tiga varietas mangga yaitu mangga gedong gincu (Mangifera indica L.), mangga dermayu (Mangifera indica

L.), dan mangga manalagi (Mangifera indica L.). Blok IV terdiri atas nangka mini (Artocarpus heterophylus), manggis (Garcinia mangostana), jambu jamaica (Syzygium malascense), mangga arum manis (Mangifera indica L.), mangga gedong gincu (Mangifera indica L.), mangga manalagi (Mangifera indica L.). Blok V yang tidak terlalu besar hanya berisi satu jenis tanaman yaitu jambu biji merah (Psidium guajava). Ketiga blok ini juga terdapat tanaman sela yang letaknya terdapat di sela-sela tegakan pohon maupun dibuatkan bedengan khusus di bagian lahan yang kosong. Tanaman sela di area ini antara lain singkong, jahe, kunyit, jagung, kacang tanah, dan talas. Daftar lengkap untuk jenis tanaman buah disajikan pada Tabel 3.

(37)

Sumber: Google Satellite (2013)

(38)

Kebun Praktek Kotabatu Luhur (Tanaman Perkebunan)

Vegetasi utama pada tanaman perkebunan yang dijadikan sebagai sarana untuk praktikum mahasiswa antara lain kelapa sawit (Elaeis guineensis), kakao

(Theobroma cacao), kopi robusta (Coffea robusta), kopi leberika (Coffea leberica), pala (Myristica fragrans), matoa (Pometia pinnata), dan karet (Hevea brasiliensis) (Gambar 10). Tanaman lainnya seperti sengon, kelapa, kayu manis, lamtoro, dan ketapang yang bukan sebagai tanaman inti ditanam sendiri oleh pengelola di lapang untuk pengisi ruang saja agar lahan tidak kosong. Beberapa tanaman tersebut dapat berfungsi sebagai pelindung di sepanjang jalur sirkulasi. Di kebun praktek perkebunan juga terdapat lahan yang dibuat bedengan untuk tanaman teh, kunyit, jahe, dan sereh yang ditanam oleh pengelola. Di sana terdapat pula lahan yang sengaja dikosongkan untuk persiapan penanaman bagi mahasiswa yang akan peraktikum. Tanaman kapulaga (Elettaria cardamomum)

yang berupa semak berfungsi sebagai border pada jalur sirkulasi.

Diversitas tanaman yang berada di seluruh area lokasi penelitian sudah cukup baik. Tanaman yang beragam sangat potensial untuk dijadikan objek pembelajaran tentang pertanian secara luas. Namun, diperlukan adanya pengaturan pengelompokan tanaman sehingga memudahkan dalam kegiatan edukasi dan terlihat baik secara estetika. Untuk tanaman yang sudah tua dan tidak produktif perlu mendapatkan perawatan dan peremajaan.

Tabel 3 Inventarisasi vegetasi Kebun Praktek STPP

Nama Tanaman Jumlah

(pohon) Lokasi 1. Kebun Praktek Kotabatu Lebak

Padi (Oryza sativa) Pisang (Musa sp.)

2. Kebun Praktek Astana Gede

Rambutan rapiah (Nephelium lappaceium L.) 44 Blok I Jambu air citra (Syzygium samarangense) 8 Blok II Jambu biji merah (Psidium guajava) 8 Blok II

(39)

Manggis (Garcinia mangostana) 17 Blok IV Jambu jamaica (Syzygium malascense) 10 Blok IV Mangga arum manis (Mangifera indica L.) 17 Blok IV Mangga gedong gincu (Mangifera indica L.) 6 Blok IV Mangga manalagi (Mangifera indica L.) 7 Blok IV Jambu biji merah (Psidium guajava) 15 Blok V 3. Kebun Praktek Kotabatu Luhur

Kayu manis (Cinnamomum burmanii) 26

Sengon (Albizia chinensis) 945

Mahoni (Swietenia mahagoni) 52

Kelapa (Cocos nucifera) 118

Cengkeh (Syzygium aromaticum) 18

Karet (Hevea brasiliensis) 115

Sawit (Elaeis guineensis) 88

Melinjo (Gnetum gnemon) 29

Jati (Tectona grandis) 20

Ketapang (Terminalia cattapa) 6

Matoa (Pometia pinnata) 3

Pala (Myristica fragrans) 43

Mindi (Melia azedarach L.) 6

Kenari (Canarium commune L.) 3

Teh (Camelia sinensis) 140

Kakao (Theobroma cacao) 30

Vanili (Vanilla planifolia) 70

Lada (Piper nigrum L.) 70

Kopi robusta (Coffea robusta) 258

Kopi leberica (Coffea leberica) 40

Kopi kolombia (Coffea arabica) 35

Tebu (Saccharum officinale) 150

Petai (Parkia speciosa) 5

Afrika (Maesopsis Eminii) 1

Durian (Durio zibethinus) 6

Kapulaga (Elettaria cardamomum) 1 blok

Lamtoro (Leucaena leucocephala) 12

Manggis (Garcinia mangostana) 2

Rambutan (Nephelium lappaceium L.) 1

(40)

Sumber: Google Satellite (2013)

(41)

5.1.5 Iklim

Berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG, 2012) Bogor, kondisi iklim di daerah penelitian memiliki rata-rata suhu bulanan 26oC dengan suhu terendah 21oC dan suhu tertinggi 30.4oC serta kelembaban udara 70%. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Bogor (BPS Bogor, 2010) Jumlah hari hujan Bogor setiap bulan berkisar antara 11-26 hari dengan jumlah hari hujan dalam setahun 238 hari. Sementara itu jumlah curah hujan dalam setahun 3682.1 mm (Tabel 4). Dengan jumlah hari hujan dan curah hujan yang demikian tinggi maka Bogor dinamakan Kota Hujan.

Tabel 4 Data curah hujan dan hari hujan setiap bulan di Kecamatan Ciomas tahun 2010

Bulan

Unsur Iklim

Curah hujan (mm) Hari hujan (hari)

Dengan menggunakan analisis perhitungan THI (Thermal Humidity Index), akan didapatkan indeks tingkat kenyamanan manusia di kawasan Ciomas. Rumus THI yaitu: THI = 0,8T + (RHxT)/500.

dimana T: Suhu udara,

RH: Kelembaban udara.

Dari tabel data iklim diperoleh rataan suhu udara sebesar 25,38oC dan rataan kelembaban udara sebesar 84,83%, sehingga dengan menggunakan rumus THI akan menghasilkan nilai 24,61. Nilai THI dinyatakan nyaman apabila THI < 27, sedangkan dinyatakan tidak nyaman apabila nilai THI > 27. Dapat disimpulkan bahwa kawasan Ciomas tergolong nyaman.

(42)

Hal ini terjadi karena lokasi penelitian berada pada kaki Gunung Salak yang berada pada ketinggian sekitar 300 mdpl.

Tabel 5 Data temperatur, intensitas sinar matahari, dan kelembaban udara di Kecamatan Ciomas Tahun 2010

Suhu daerah penelitian yang berada pada selang sejuk-panas juga memungkinkan tanaman pangan dan perkebunan cocok untuk dikembangkan. Mengingat curah hujan yang tergolong sangat tinggi, maka pengembangan jenis tanaman diarahkan pada tanaman yang cocok dengan curah hujan tinggi seperti sayuran, padi, tanaman perkebunan.

5.1.6 Aspek Visual dan Akustik

Kebun praktek STPP Bogor memiliki panorama yang bagus khususnya pada areal perkebunan dan sawah. Bentangan lahan yang berselang-seling berbagai jenis tanaman dan panorama sawah yang menghampar luas memberikan karakter visual yang indah. Sejauh mata memandang terdapat panorama Gunung Salak yang dapat menjadi daya tarik utama dari tapak ini (Gambar 11).

Pada area tanaman pangan Kotabatu Lebak, terdapat potensi good view

(43)

Gambar 11 Peta analisis visual

(44)

Pemandangan yang buruk (bad view) disebabkan oleh tempat pembuangan sampah yang telah ada selama bertahun-tahun sehingga menciptakan kesan kumuh. Bagian belakang bangunan yang berbatasan dengan dengan area tanaman pangan menciptakan kesan keras dan masif. Untuk mengatasinya, diperlukan vegetasi pembatas untuk menghalangi pandangan dari bad view.

Pada area kebun buah Astana Gede, pengunjung dapat menyaksikan kelompok-kelompok tanaman yang berbaris rapi. Suara burung dan serangga menciptakan kesan tenang dan alami. Namun, tanaman ilalang yang tinggi pada beberapa titik menciptakan kesan tidak beraturan, sehingga diperlukan pengelolaan yang lebih intensif. Tanaman sela juga tidak perlu dipertahankan karena selain menghalangi sirkulasi, juga mengurangi esetika.

Suasana yang tenang di kebun praktek yang jauh dari kebisingan kota dapat ditawarkan dan menjadi daya tarik warga kota untuk datang berwisata di kebun praktek STPP Bogor. Dengan karakteristik visual yang hijau dan teduh serta akustik yang menenangkan, akan tercipta pengalaman wisata yang menarik.

5.1.7 Hidrologi

Air untuk keperluan pengairan pada tapak bersumber dari curah hujan, saluran irigasi, dan sungai Cikaret. Khusus untuk lahan buah, terdapat instalasi jaringan pipa yang menghubungkan sungai Cikaret dengan tapak, yang tersebar di 20 titik pada lahan. Masing-masing titik memiliki ujung pipa setinggi 30 cm di atas permukaan tanah dengan sebuah keran, yang dihubungkan dengan selang air bila akan dilakukan penyiraman. Air sungai diambil menggunakan pompa air yang seluruhnya berjumlah 2 unit. Gambar 12 menunjukkan sistem irigasi yang diterapkan pada lahan buah.

(a) (b) (c)

Gambar 12 Sistem irigasi lahan buah

Keterangan: (a) pompa untuk mengambil air dari sungai Cikaret; (b) ujung pipa irigasi; (c) Sungai Cikaret

Lahan buah awalnya adalah sawah produktif yang memiliki sistem irigasi yang baik sejak zaman Belanda. Namun, sejak banyaknya pembangunan untuk pemukiman, saluran air menjadi terganggu dan mengakibatkan lahan sawah tidak produktif. Lahan tersebut akhirnya dialihfungsikan menjadi lahan untuk tanaman buah dengan irigasi buatan yang berfungsi dengan baik hingga sekarang.

(45)

5.1.8 Aspek Sosial

Kebun Praktek STPP pada dasarnya berfungsi sebagai area pendidikan dan penelitian, sehingga untuk mengakses lokasi perlu perizinan kepada pihak pengelola. Pada kebun tanaman buah awalnya mengalami kerugian karena hasil produksinya dapat dengan bebas dicuri oleh pihak luar, namun saat ini sudah seluruhnya diberi pagar pembatas setinggi manusia. Pada sore hari biasanya tampak beberapa remaja duduk di luar pagar pembatas kebun buah untuk bercengkrama dengan teman dan menikmati pemandangan. Lapangan rumput di samping kebun buah dimanfaatkan warga sekitar dan siswa sekolah utuk bermain sepak bola.

Menurut hasil wawancara dengan Pelaksana Lapang, umumnya profesi masyarakat sekitar kebun praktek STPP adalah pedagang. Keberadaan masyarakat tidak berpengaruh langsung terhadap kebun STPP karena baik staf pengelola maupun tenaga langsungnya tidak berasal dari masyarakat sekitar.

Dengan direncanakannya tapak kebun praktek ini sebagai lokasi wisata, partisipasi masyarakat secara aktif dibutuhkan. Hal ini dapat berdampak positif sebagai pembuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Frekuensi kegiatan mahasiswa di kebun praktek STPP tergolong cukup jarang karena kegiatan praktikum lebih terpusat di nursery yang letaknya dekat sekali dengan gedung utama kampus STPP. Alasan jarangnya kegiatan mahasiswa di kebun praktek adalah karena masalah lokasi. Dalam satu tahun, kegiatan praktikum mahasiswa hanya pada tiga bulan tertentu atau bahkan tidak sama sekali tergantung dari kurikulum yang sudah ditentukan. Materi yang dipelajari mahasiswa di kebun praktek antara lain teknik menanam, teknik perbanyakan seperti stek, cangkok, dan okulasi, serta teknik pemeliharaan seperti pemangkasan dan pewiwilan. Pewiwilan adalah membuang tunas atau cabang air yang bukan merupakan cabang utama agar nutrisi yang terserap dapat terpusat pada batang utama, sehingga buah dapat tumbuh secara maksimal.

Dengan frekuensi penggunaan kebun praktek yang jarang oleh mahasiswa STPP, maka kemungkinan saling terganggunya kegiatan praktikum mahasiswa dengan kegiatan wisatawan akan minimal. Pengelolaan paket wisata harus memperhatikan jadwal praktikum mahasiswa untuk mengatur penggunaan lokasi.

5.1.9 Fasilitas dan Utilitas

Fasilitas dan utilitas diperlukan untuk mendukung fungsi ruang sehingga tercipta keamanan dan kenyamanan dalam melakukan suatu aktivitas. Kebun Praktek STPP secara umum belum memiliki fasilitas yang memadai bagi aktivitas wisata (Tabel 6). Namun demikian, fasilitas yang ada sudah cukup mengakomodasi aktivitas praktikum mahasiswa maupun aktivitas pemeliharaan, meskipun beberapa fasilitas belum termanfaatkan secara optimal atau bahkan terabaikan. Untuk itu diperlukan upaya untuk mendukung kebutuhan wisatawan baik dengan pembangunan fasilitas dan utilitas maupun pemberian nilai tambah bagi fasilitas yang sudah ada sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal.

(46)

padi. Utilitas pada lokasi ini antara instalasi penerangan jalan, papan penunjuk arah, dan pagar pembatas. Pada kebun praktek Kotabatu Luhur terdapat paranet yang masih berfungsi sebagai tempat pembibitan tanaman perkebunan meskipun kondisinya tidak terlalu optimal (Gambar 14).

Gambar 13 Fasilitas penggilingan padi Kotabatu Lebak

Gambar 14 Fasilitas paranet di kebun praktek Kotabatu Luhur Tabel 6 Analisis fasilitas Kebun Praktek STPP

Fasilitas Kondisi Analisis

Baik Cukup Buruk

Penanda lokasi pada

gerbang utama V

Kondisi fisik masih kokoh namun cat sudah mengelupas (tulisan sulit terbaca). Belum ada penanda lokasi untuk wisata sehingga perlu

ditambahkan keterangan untuk menunjukkan lokasi wisata pendidikan pertanian STPP.

Kantor pengelola

tanaman pangan V

Cukup terawat. Bangunan dipertahankan serta

ditambahkan fungsinya sebagai tempat memperoleh informasi bagi pengunjung wisata.

Kantor pengelola

tanaman buah V

(47)

Kantor pengelola

tanaman perkebunan V

Kondisi fisik bangunan buruk. Perlu adanya perbaikan. Gudang peralatan

tanaman pangan V Cukup terawat

Gudang peralatan

tanaman buah V Cukup terawat

Gudang peralatan

Kandang V Tempat memelihara kerbau,

berfungsi dengan baik.

Instalasi penerangan jalan pada kebun praktek masih sangat sedikit dijumpai, sehingga pada malam hari suasana tampak gelap. Diperlukan tambahan utilitas penerangan jalan dengan memasang lampu-lampu jalan. Papan penunjuk jalan sudah cukup tersedia, namun untuk keperluan wisata pendidikan pertanian masih perlu dibenahi agar fungsinya sebagai sarana edukasi dapat tercipta. Perlu adanya papan informasi yang menarik dan informatif mencakup nama-nama tanaman, kegunaan tanaman, kapan waktu berbuah, dan lain-lain.

(48)

5.1.10 Aspek Wisata

Kebun Praktek STPP merupakan kawasan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai tempat wisata pertanian dengan atraksi utama berupa vegetasi yang dijadikan komoditas pertanian secara luas yaitu vegetasi pangan, sayur, buah, dan perkebunan. Vegetasi pada tapak saat ini fungsinya belum dikembangkan sebagai sarana wisata. Kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dari keberagaman vegetasi pada kebun praktek ini antara lain mengamati dan mengidentifikasi tanaman, budidaya tanaman, panen, serta mencicipi hasil komoditas pertanian.

Salah satu elemen dalam wisata adalah atraksi wisata. Menurut Gunn (1995), atraksi memiliki dua fungsi utama dalam wisata. Fungsi yang pertama adalah menarik minat seseorang untuk melakukan sebuah perjalanan wisata. Fungsi kedua yaitu atraksi berfungsi memberikan kepuasan pada pengunjung. Daerah tujuan wisata, menurut Yoeti (1997) dalam Halida (2006) harus memiliki objek atau atraksi yang dapat dijual kepada wisatawan. Daerah tujuan wisata harus memiliki: (1) Something to see sebagai sesuatu yang dapat dilihat, (2) Something to do sebagai sesuatu yang dapat dilakukan, serta memiliki (3) Something to buy

sebagai sesuatu yang dapat dibeli.

Kebun Praktek STPP memiliki atraksi wisata yang beragam, mulai dari kegiatan budidaya (cara perbanyakan tanaman dan pemeliharaan), pasca-panen (memetik buah dan menggiling padi), interpretasi (pengamatan ke lapang disertai pemandu), serta rekreatif (mencicipi hasil komoditi, memandikan kerbau, dan berjalan-jalan). Tabel 6 menjabarkan objek dan atraksi wisata yang dapat ditawarkan kepada wisatawan Kebun Praktek STPP. Dengan beragamnya atraksi wisata yang ditawarkan, sebaiknya dikelompokkan ke dalam beberapa paket wisata sehingga pengunjung memiliki pilihan kegiatan sesuai minat, tujuan, dan usianya.

Analisis dan sintesis tapak juga dituangkan dalam bentuk spasial. Peta hasil analisis dan sintesis ditunjukkan oleh Gambar 19.

Tabel 7 Daftar objek dan atraksi wisata

Lokasi Objek wisata Atraksi wisata

Kebun Praktek Tanaman Pangan

Sawah Penggilingan padi, kegiatan

menanam padi, kegiatan

Koleksi tanaman buah Kegiatan mencicipi buah,

(49)

5.2 Sintesis

Berdasarkan hasil analisis data yang diuraikan dalam tahap sebelumnya, diperoleh potensi dan permasalahan dari masing-masing aspek data tersebut. Tahap selanjutnya berupa tahap sintesis yaitu dilakukan perumusan solusi terhadap potensi dan permasalahan pada tapak yang diwujudkan dalam suatu model block plan.

5.2.1 Program Ruang

Menurut hasil dari analisis data, dapat dirumuskan pembagian ruang di kawasan kebun praktek STPP. Program pembagian ruang didasarkan pada tujuan awal perencanaan, potensi sumberdaya pada tapak, kendala yang dijumpai, serta fungsi yang diharapkan ada pada tapak untuk pengembangannya sebagai kawasan wisata yang tentu saja tetap mempertimbangkan kondisi ekologis tapak. Program ruang yang akan direncanakan terdiri dari ruang utama dan ruang penunjang.

Masing-masing dari ruang tersebut akan terbagi lagi menjadi sub-sub ruang yang fungsi-fungsinya saling mendukung. Ruang utama terdiri atas ruang wisata tanaman pangan, ruang wisata tanaman buah, ruang wisata tanaman perkebunan, dan ruang rekreasi umum yang semuanya saling terkait. Ruang pendukung memiliki sub ruang antara lain ruang penerimaan dan ruang pelayanan. Hasil dari program ruang ditunjukkan oleh rencana blok atau block plan (Gambar 15).

5.2.2 Hubungan Antar Ruang

Hubungan antar ruang menunjukkan hubungan tingkat interaksi antara masing-masing ruang yang terbagi menjadi tiga jenis, hubungan erat, hubungan kurang erat, dan hubungan tidak erat. Berikut adalah diagram keterkaitan antara ruang yang masing-masing diwakili oleh simbol untuk setiap jenis hubungan yang telah disebutkan. Dalam diagram ditunjukkan hubungan antara sub ruang dari ruang utama dan ruang pendukung (Gambar 16).

(50)
(51)

: Hubungan Erat : Hubungan Kurang Erat : Hubungan Tidak Erat

Hubungan tidak erat menunjukkan tidak adanya interaksi antara ruang-ruang dan tidak saling mendukung. Ruang penerimaan hanya berhubungan erat dengan ruang pelayanan karena hanya ruang pelayanan yang menunjang langsung kegiatan di ruang penerimaan. Di bawah ini adalah tabel hasil analisis dan sintesis tapak (Tabel 8).

Tabel 8 Tabel analisis potensi dan kendala serta sintesis

Aspek Lanskap Analisis Sintesis

(52)

 Memiliki 3 pintu

3. Sirkulasi  Kondisi jalur

kendaraan bermotor

4. Vegetasi  Vegetasi pada tapak

(53)
(54)

5.2.3 Karakteristik Ruang

Ruang Utama

Ruang Utama merupakan pusat kegiatan wisata dan pendidikan yang memiliki intensitas penggunaan yang tinggi. Ruang utama dibagi lagi menjadi sub ruang untuk budidaya antara lain ruang wisata tanaman pangan dan sayuran, ruang wisata tanaman buah, ruang wisata tanaman perkebunan, dan ruang untuk rekreasi umum. Ruang untuk budidaya berisi kegiatan untuk rekreasi yang

 Terdapat lahan

8. Aspek wisata  Memiliki cukup lahan

(55)

berhubungan dengan pendidikan pertanian, sedangkan ruang untuk rekreasi umum untuk kegiatan non pendidikan, misalnya piknik dan sightseeing.

Ruang Penunjang

Ruang penunjang adalah ruang yang menunjang aktivitas pada ruang utama, memberikan pelayanan baik kepada pengunjung wisata maupun mahasiswa yang sedang praktek. Ruang penunjang memiliki sub ruang penerimaan dan ruang pelayanan. Pada kawasan ini intensitas penggunaannya tidak setinggi pada ruang utama.

5.3 Konsep Perencanaan

5.3.1 Konsep Dasar

Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan tapak sebagai sarana wisata agro yang edukatif dengan menawarkan berbagai atraksi yang berkaitan erat dengan pertanian kepada masyarakat serta mengoptimalkan kebun praktek STPP sebagai sarana belajar mahasiswa STPP.

Pengembangan kawasan ini sebagai tempat wisata harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna dengan pengadaan unit fasilitas untuk menunjang aktivitas selama berwisata. Namun demikian, perencanaan ini harus tetap memperhatikan kondisi ekologisnya agar terjaga keseimbangannya.

5.3.2 Konsep Pengembangan

Pengembangan fungsi dari STPP sebagai kawasan wisata pendidikan pertanian harus mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan dari pengunjung, masyarakat, maupun kelestarian lanskap itu sendiri. Oleh karena itu, dalam perencanaan tapaknya akan dikembangkan beberapa fungsi, yaitu:

Dari konsep dasar yang telah dirumuskan, akan dilakukan pengembangan yang terbagi menjadi beberapa fungsi yaitu fungsi budidaya, fungsi pendidikan, fungsi wisata, fungsi konservasi, dan fungsi ekonomi.

Fungsi Budidaya, fungsi kebun praktek sebagai area produksi baik dari tanaman perkebunan, tanaman pangan, maupun tanaman buah, yang akan dikembangkan sebagai objek atraksi untuk wisata pertanian.

Fungsi Pendidikan, fungsi kebun praktek sebagai tempat kegiatan belajar mengajar bagi mahasiswa STPP serta pengenalan hal-hal yang berkaitan dengan pertanian kepada pengunjung baik secara teori maupun kegiatan turun langsung melakukan proses budidaya pertanian.

Fungsi Wisata, merupakan fungsi pemenuhan kebutuhan wisata bagi pengunjung yang diwujudkan dalam aktivitas-aktivitas wisata baik secara aktif maupun pasif, yang bertujuan untuk menciptakan perasaan senang bagi pengunjung. Fungsi ini harus ditunjang dengan pelayanan yang baik dan fasilitas penunjang yang memadai.

Fungsi Konservasi, berkaitan dengan keseimbangan ekologis bagi kawasan di sekitar lokasi penelitian.

(56)

5.3.3 Konsep Ruang

Ruang merupakan wadah untuk melakukan aktivitas. Konsep ruang merupakan pembagian kawasan menjadi ruang-ruang fungsional. Pembagian ruang terdiri dari ruang penerimaan, ruang pelayanan, dan ruang utama wisata yang memliki sub ruang antara lain ruang wisata tanaman buah, ruang wisata tanaman pangan dan sayur, ruang wisata perkebunan, dan ruang wisata umum (Gambar 17).

Ruang penerimaan adalah ruang yang berfungsi sebagai ruang penyambutan wisatawan dari luar tapak menuju area wisata. Ruang ini adalah bagian pertama yang dikunjungi wisatawan sehingga harus dapat dikenali dengan mudah dengan papan penunjuk lokasi serta display yang khas. Selanjutnya, pengunjung akan memasuki ruang pelayanan. Ruang pelayanan berfungsi sebagai ruang persiapan sebelum melakukan wisata dan sebagai ruang untuk menunjang kegiatan wisata. Ruang pelayanan terdapat tepat setelah ruang penerimaan, dan juga tersebar di sekitar sub-sub ruang wisata untuk menunjang langsung kegiatan wisata yang sedang berlangsung.

Gambar 17 Diagram konsep ruang

Ruang wisata adalah ruang utama untuk melakukan aktivitas wisata baik wisata pendidikan maupun wisata umum. Ruang wisata untuk pendidikan dibagi berdasarkan komoditinya yaitu ruang wisata tanaman buah, ruang wisata tanaman pangan dan sayur, dan ruang wisata tanaman perkebunan. Pada ruang ini, pengunjung dapat melihat langsung masing-masing komoditi, memperoleh informasi, serta ikut terlibat dalam kegiatan budidaya. Pada ruang wisata umum, kegiatan yang dilakukan pengunjung tidak terkait langsung dengan aktivitas pertanian namun masih dapat merasakan suasana pertanian yang alami dan asri.

5.3.4 Konsep Aktivitas dan Fasilitas

Gambar

Gambar 1 Kerangka pikir
Tabel 1 Jenis dan sumber data penelitian
Gambar 2 Lokasi penelitian
Gambar 3 Kondisi umum kampus STPP
+7

Referensi

Dokumen terkait