• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Inventarisasi dan Analisis

5.1.3 Aksesibilitas dan Sirkulas

Lokasi penelitian dapat dicapai sekitar tiga puluh menit dari pusat kota dengan kendaraan mobil. Pengunjung dapat mengakses lokasi dengan mudah menggunakan angkutan umum nomor 14 yang beroperasi dari arah Bubulak menuju lokasi sekitar tiga puluh menit bila keadaan lalu lintas lancar. Angkutan ini juga bergerak dari arah berlawanan yaitu dari arah Pulo Empang menuju lokasi yang akan berakhir di terminal Bubulak. Gambar 6 menunjukkan aksesibilitas menuju tapak dan di dalam tapak. Tapak dapat dicapai melalui tiga pintu masuk, yaitu:

1. pintu yang menuju ke Asrama Mahasiswa STPP, diakses melalu Jalan Pancasan Atas. Pintu ini dekat dengan Kebun Praktek Tanaman Buah; 2. pintu yang menghubungkan jalan Pancasan Atas dengan Jalan Sukamantri.

Pintu ini dekat dengan Kebun Praktek Tanaman Pangan;

3. pintu yang diakses melalui Jalan Cikaret. Pintu ini dekat dengan Kebun Praktek Tanaman Buah.

Pada pintu I, papan penunjuk lokasi bertuliskan „Asrama Mahasiswa STPP Bogor‟ karena bangunan asrama untuk mahasiswa STPP terletak dekat sekali dengan pintu masuk. Setelah melalui bangunan asrama, akan ditemukan beberapa rumah dinas dan blok lahan praktek tanaman buah Astana Gede. Pintu masuk ini biasa dilalui oleh mahasiswa STPP, masyarakat sekitar, dan pengelola kebun praktek. Jalan terbuat dari aspal selebar 2 m dengan bahu jalan berupa rumput.

Pada pintu II, tidak terdapat papan penunjuk lokasi. Pintu ini diakses oleh penduduk sekitar kebun praktek dan pengelola kebun praktek STPP. Terdapat portal pada jalan menuju tapak sehingga tidak dapat dilalui oleh kendaraan bermotor. Jalan terbuat dari aspal selebar 0,7 m dengan kondisi baik.

Pintu III merupakan akses bagi siswa TK Ikawati dan SMP Bhakti Taruna II menuju sekolah sehari-hari. Pintu ini juga tertutup oleh portal sehingga hanya dapat diakses oleh pejalan kaki. Jalan berupa aspal rusak yang berbatu-batu selebar 2 m.

Dari ketiga pintu tersebut, yang paling efektif untuk tujuan perencanaan adalah pintu I, yaitu pintu menuju ke Asrama Mahasiswa STPP karena kondisi aspal yang baik dan dapat dilalui oleh kendaraan bermotor. Kekurangan pada pintu gerbang ini adalah belum adanya gerbang penanda bagi Kebun Praktek STPP dan sirkulasi khusus untuk pejalan kaki. Jalan aspal perlu sedikit diperlebar sehingga sirkulasi bagi pengunjung menjadi lebih nyaman. Kondisi pintu gerbang menuju tapak ditunjukkan oleh Gambar 7.

Gambar 5 Peta topografi Sumber: BAPPEDA (2008)

Gambar 6 Peta aksesibilitas dan sirkulasi Sumber: Google Satellite (2013)

(a) (b) (c) Gambar 7 Pintu masuk ke kebun praktek STPP

Keterangan: (a) Pintu 1; (b) Pintu 2; (c) Pintu 3

Pintu I akan dijadikan akses utama perencanan dengan penambahan papan penunjuk lokasi wisata pendidikan pertanian Kebun Praktek STPP pada gerbang masuk. Sirkulasi yang telah ada tetap dipertahankan dengan penambahan jalur pejalan kaki.

5.1.4 Vegetasi

Vegetasi yang ada di Kebun Praktek STPP dikelompokkan ke dalam tanaman pangan, tanaman buah, dan tanaman perkebunan. Kelompok tanaman ini terbagi di lahan yang terpisah namun masih berdekatan yaitu Kebun Kotabatu Lebak untuk sawah dan tanaman pangan lainnya, Kebun Astana Gede untuk tanaman buah, serta Kebun Kotabatu Luhur untuk tanaman perkebunan. Jenis tanaman tersebut terdapat dalam kurikulum pendidikan STPP dan difungsikan sebagai sarana praktikum mahasiswa STPP.

Kebun Praktek Kotabatu Lebak (Tanaman Pangan)

Pada tahun 2013, area Kebun Praktek Kotabatu Lebak sedang digunakan sebagai sarana program pelatihan SL (Sekolah Lapang) bagi masyarakat petani di Bogor untuk peningkatan produksi pertanian. Oleh karena itu, seluruh area kebun praktek ini ditanami dengan tanaman padi (Oryza sativa).

Kebun praktek di area ini biasa ditanami dengan tanaman pangan semusim, seperti padi, jagung, kedelai, talas, dan ketela. Namun menurut hasil wawancara dengan Pelaksana Lapang, fungsi sebagian lahan akan dialihkan menjadi lahan tanaman sayuran sesuai dengan kebutuhan kurikulum mahasiswa. Dengan demikian, arah perencanaan pada area ini juga mencakup pengembangan lahan untuk sayuran dengan penambahan fasilitas green house.

Area kebun praktek ini juga mencakup kebun yang ditumbuhi tanaman pisang (Musa sp.) secara liar. Permasalahan yang dihadapi oleh Pelaksana lapang adalah sulitnya mengendalikan pertumbuhan tanaman pisang meskipun sudah dilakukan upaya penebangan beberapa kali. Pada akhirnya kebun pisang ini menjadi area yang tidak termanfaatkan yang hampir seluruh permukaan lahannya ditumbuhi tanaman pisang dan rumput liar.

Jika area tersebut dilakukan pembersihan lahan dari tanaman pisang secara lebih intensif maka area bekas kebun pisang tersebut dapat dialihfungsikan sebagai tempat kegiatan praktek dalam wisata pendidikan pertanian. Area seluas 0,23 hektar ini cukup untuk dijadikan lapangan praktek budidaya tanaman sayur dan didirikan bangunan green house.

Gambar 8 Peta vegetasi Kebun Praktek Tanaman Pangan Kotabatu Lebak Sumber: Google Satellite (2013)

Kebun Praktek Astana Gede (Tanaman Buah)

Kebun Praktek Astana Gede ini terbagi atas lima blok tanaman buah (Gambar 9). Blok I dan Blok II terletak secara terpisah yang dibatasi oleh pagar kayu dengan kawat berduri (Blok I) dan pagar besi (Blok II) yang memiliki kunci. Blok III, Blok IV, dan Blok V terletak berdampingan dalam satu lahan, dan masing-masing blok dipisahkan oleh pematang selebar 1 m. Tiga blok tersebut juga dikelilingi oleh pagar besi.

Tanaman buah pada masing-masing blok ditanam dengan pola grid. Dalam satu blok terdapat beragam tanaman, dan tanaman dengan jenis yang sama diletakkan berdekatan membentuk kelompok. Di antara grid tanaman utama, terdapat tanaman sela yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan. Tanaman sela ditanam atas inisiatif pelaksana di lapangan dengan seizin pihak jurusan.

Pada Blok I terdapat satu buah jenis tanaman buah yaitu rambutan rapiah (Nephelium lappaceium L.) yang berjumlah 44 pohon. Di antara tanaman rambutan terdapat tanaman sela berupa singkong.

Pada blok II, hanya separuh lahan yang berisi tegakan pohon, dan sisanya berupa tanaman sela. Tanaman utama meliputi jambu air citra (Syzygium samarangense), jambu biji merah (Psidium guajava), sawo manila (Achras zapota

var. depressa), rambutan rapiah (Nephelium lappaceium L.), mangga golek (Mangifera indica L.), dan durian monthong (Durio zibenthinus Murr). Blok ini memiliki tanaman sela berupa singkong, ubi jalar, dan talas.

Blok III, IV, dan V terletak pada satu lahan dan masing-masing blok dibatasi oleh pematang. Tidak terdapat hal yang spesifik dari masing-masing blok ini. Penamaan ketiga blok ini hanya untuk memudahkan pengelola dalam membuat laporan secara berkala. Blok III berisi tanaman melinjo (Gnetum gnemon), jeruk primong (Citrus sp.), rambutan rapiah (Nephelium lappaceium L.), durian monthong (Durio zibenthinus Murr), serta tiga varietas mangga yaitu mangga gedong gincu (Mangifera indica L.), mangga dermayu (Mangifera indica

L.), dan mangga manalagi (Mangifera indica L.). Blok IV terdiri atas nangka mini (Artocarpus heterophylus), manggis (Garcinia mangostana), jambu jamaica (Syzygium malascense), mangga arum manis (Mangifera indica L.), mangga gedong gincu (Mangifera indica L.), mangga manalagi (Mangifera indica L.). Blok V yang tidak terlalu besar hanya berisi satu jenis tanaman yaitu jambu biji merah (Psidium guajava). Ketiga blok ini juga terdapat tanaman sela yang letaknya terdapat di sela-sela tegakan pohon maupun dibuatkan bedengan khusus di bagian lahan yang kosong. Tanaman sela di area ini antara lain singkong, jahe, kunyit, jagung, kacang tanah, dan talas. Daftar lengkap untuk jenis tanaman buah disajikan pada Tabel 3.

Pola penanaman pada kebun praktek tanaman buah yang berbentuk grid dengan mengelompokkan tanaman yang sejenis sudah cukup baik. Tanaman sela yang mengisi ruang kosong di antara pohon cukup menguntungkan secara ekonomi namun kurang baik secara estetika dan juga mengganggu sirkulasi. Dengan adanya perencanaan wisata ini, diharapkan pemasukannya dapat memenuhi target untuk setoran tahunan sehingga tidak lagi mengandalkan produksi tanaman sela. Agar tanaman utama dapat berproduksi secara optimal sehingga menghasilkan buah dengan kualitas baik, diperlukan pemeliharaan yang lebih intensif seperti pemberian pupuk 3 bulan sekali dan pembersihan gulma secara berkala.

Sumber: Google Satellite (2013)

Kebun Praktek Kotabatu Luhur (Tanaman Perkebunan)

Vegetasi utama pada tanaman perkebunan yang dijadikan sebagai sarana untuk praktikum mahasiswa antara lain kelapa sawit (Elaeis guineensis), kakao

(Theobroma cacao), kopi robusta (Coffea robusta), kopi leberika (Coffea leberica), pala (Myristica fragrans), matoa (Pometia pinnata), dan karet (Hevea brasiliensis) (Gambar 10). Tanaman lainnya seperti sengon, kelapa, kayu manis, lamtoro, dan ketapang yang bukan sebagai tanaman inti ditanam sendiri oleh pengelola di lapang untuk pengisi ruang saja agar lahan tidak kosong. Beberapa tanaman tersebut dapat berfungsi sebagai pelindung di sepanjang jalur sirkulasi. Di kebun praktek perkebunan juga terdapat lahan yang dibuat bedengan untuk tanaman teh, kunyit, jahe, dan sereh yang ditanam oleh pengelola. Di sana terdapat pula lahan yang sengaja dikosongkan untuk persiapan penanaman bagi mahasiswa yang akan peraktikum. Tanaman kapulaga (Elettaria cardamomum)

yang berupa semak berfungsi sebagai border pada jalur sirkulasi.

Diversitas tanaman yang berada di seluruh area lokasi penelitian sudah cukup baik. Tanaman yang beragam sangat potensial untuk dijadikan objek pembelajaran tentang pertanian secara luas. Namun, diperlukan adanya pengaturan pengelompokan tanaman sehingga memudahkan dalam kegiatan edukasi dan terlihat baik secara estetika. Untuk tanaman yang sudah tua dan tidak produktif perlu mendapatkan perawatan dan peremajaan.

Tabel 3 Inventarisasi vegetasi Kebun Praktek STPP

Nama Tanaman Jumlah

(pohon) Lokasi 1. Kebun Praktek Kotabatu Lebak

Padi (Oryza sativa) Pisang (Musa sp.)

2. Kebun Praktek Astana Gede

Rambutan rapiah (Nephelium lappaceium L.) 44 Blok I Jambu air citra (Syzygium samarangense) 8 Blok II Jambu biji merah (Psidium guajava) 8 Blok II Sawo manila (Achras zapota var. depressa) 8 Blok II Rambutan rapiah (Nephelium lappaceium L.) 8 Blok II Mangga golek (Mangifera indica L.) 8 Blok II Durian monthong (Durio zibenthinus Murr) 7 Blok II

Melinjo (Gnetum gnemon) 75 Blok III

Jeruk primong (Citrus sp.) 23 Blok III

Rambutan rapiah (Nephelium lappaceium L.) 40 Blok III Durian monthong (Durio zibenthinus Murr) 16 Blok III Mangga gedong gincu (Mangifera indica L.) 5 Blok III Mangga dermayu (Mangifera indica L.) 5 Blok III Mangga manalagi (Mangifera indica L.) 5 Blok III Nangka mini (Artocarpus heterophylus) 12 Blok IV

Manggis (Garcinia mangostana) 17 Blok IV Jambu jamaica (Syzygium malascense) 10 Blok IV Mangga arum manis (Mangifera indica L.) 17 Blok IV Mangga gedong gincu (Mangifera indica L.) 6 Blok IV Mangga manalagi (Mangifera indica L.) 7 Blok IV Jambu biji merah (Psidium guajava) 15 Blok V 3. Kebun Praktek Kotabatu Luhur

Kayu manis (Cinnamomum burmanii) 26

Sengon (Albizia chinensis) 945

Mahoni (Swietenia mahagoni) 52

Kelapa (Cocos nucifera) 118

Cengkeh (Syzygium aromaticum) 18

Karet (Hevea brasiliensis) 115

Sawit (Elaeis guineensis) 88

Melinjo (Gnetum gnemon) 29

Jati (Tectona grandis) 20

Ketapang (Terminalia cattapa) 6

Matoa (Pometia pinnata) 3

Pala (Myristica fragrans) 43

Mindi (Melia azedarach L.) 6

Kenari (Canarium commune L.) 3

Teh (Camelia sinensis) 140

Kakao (Theobroma cacao) 30

Vanili (Vanilla planifolia) 70

Lada (Piper nigrum L.) 70

Kopi robusta (Coffea robusta) 258

Kopi leberica (Coffea leberica) 40

Kopi kolombia (Coffea arabica) 35

Tebu (Saccharum officinale) 150

Petai (Parkia speciosa) 5

Afrika (Maesopsis Eminii) 1

Durian (Durio zibethinus) 6

Kapulaga (Elettaria cardamomum) 1 blok

Lamtoro (Leucaena leucocephala) 12

Manggis (Garcinia mangostana) 2

Rambutan (Nephelium lappaceium L.) 1

Sumber: Google Satellite (2013)

5.1.5 Iklim

Berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG, 2012) Bogor, kondisi iklim di daerah penelitian memiliki rata-rata suhu bulanan 26oC dengan suhu terendah 21oC dan suhu tertinggi 30.4oC serta kelembaban udara 70%. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Bogor (BPS Bogor, 2010) Jumlah hari hujan Bogor setiap bulan berkisar antara 11-26 hari dengan jumlah hari hujan dalam setahun 238 hari. Sementara itu jumlah curah hujan dalam setahun 3682.1 mm (Tabel 4). Dengan jumlah hari hujan dan curah hujan yang demikian tinggi maka Bogor dinamakan Kota Hujan.

Tabel 4 Data curah hujan dan hari hujan setiap bulan di Kecamatan Ciomas tahun 2010

Bulan

Unsur Iklim

Curah hujan (mm) Hari hujan (hari) 1 388,8 27 2 228,8 24 3 342,3 24 4 376,6 21 5 363,4 22 6 222,1 15 7 282,2 15 8 254,4 13 9 224,9 17 10 322,9 19 11 332,4 22 12 343,3 22 Rata-rata 306,8 20,1

Dengan menggunakan analisis perhitungan THI (Thermal Humidity Index), akan didapatkan indeks tingkat kenyamanan manusia di kawasan Ciomas. Rumus THI yaitu: THI = 0,8T + (RHxT)/500.

dimana T: Suhu udara,

RH: Kelembaban udara.

Dari tabel data iklim diperoleh rataan suhu udara sebesar 25,38oC dan rataan kelembaban udara sebesar 84,83%, sehingga dengan menggunakan rumus THI akan menghasilkan nilai 24,61. Nilai THI dinyatakan nyaman apabila THI < 27, sedangkan dinyatakan tidak nyaman apabila nilai THI > 27. Dapat disimpulkan bahwa kawasan Ciomas tergolong nyaman.

Menurut data dari BMKG Dramaga Bogor, kondisi iklim di daerah penelitian memiliki rata-rata suhu bulanan 25,4oC dan kelembaban udara 84,8% Tabel 5). Laurie (1990) menyatakan bahwa kenyamanan pada kondisi tropis berada pada kisaran 27 - 28o C dengan kelembaban ideal bagi manusia antara 40 – 70%. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi suhu di lokasi penelitian sedikit di bawah kenyamanan dan kelembaban udara yang sedikit di atas kenyamanan ideal.

Hal ini terjadi karena lokasi penelitian berada pada kaki Gunung Salak yang berada pada ketinggian sekitar 300 mdpl.

Tabel 5 Data temperatur, intensitas sinar matahari, dan kelembaban udara di Kecamatan Ciomas Tahun 2010

Bulan Unsur Iklim Temp. rata- rata (oC) Temp.min (oC) Temp. maks (oC) Sinar matahari (%) Kelembaban udara (%) 1 25,0 22,0 29,3 31 88 2 25,0 22,1 30,2 42 88 3 25,7 22,3 30,5 39 88 4 25,5 22,2 31,2 60 87 5 25,7 21,8 31,5 61 85 6 25,4 21,3 31,1 70 83 7 24,9 20,1 31,2 80 81 8 25,2 20,7 31,4 91 81 9 25,5 27,1 31,9 72 82 10 25,8 21,4 32,3 74 82 11 25,8 22,2 31,2 52 85 12 25,1 21,7 29,8 42 88 Rataan 25,4 22,1 30,9 59,5 84,8

Suhu daerah penelitian yang berada pada selang sejuk-panas juga memungkinkan tanaman pangan dan perkebunan cocok untuk dikembangkan. Mengingat curah hujan yang tergolong sangat tinggi, maka pengembangan jenis tanaman diarahkan pada tanaman yang cocok dengan curah hujan tinggi seperti sayuran, padi, tanaman perkebunan.

Dokumen terkait