• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggap Rusa Timor (Rusa timorensis de Blainville, 1822) Terhadap Pemelihara Baru di Penangkaran Rusa IPB Darmaga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tanggap Rusa Timor (Rusa timorensis de Blainville, 1822) Terhadap Pemelihara Baru di Penangkaran Rusa IPB Darmaga"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGAP RUSA TIMOR (

Rusa timorensis

de Blainville, 1822)

TERHADAP PEMELIHARA BARU DI PENANGKARAN

RUSA IPB DARMAGA

SINTA AYUNDA PUTRI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Tanggap Rusa Timor (Rusa timorensis de Blainville 1822) Terhadap Pemelihara Baru di Penangkaran Rusa IPB Darmaga adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

SINTA AYUNDA PUTRI. Tanggap Rusa Timor (Rusa timorensis de Blainville, 1822) Terhadap Pemelihara Baru di Penangkaran Rusa IPB Darmaga. Dibimbing oleh ACHMAD MACHMUD THOHARI dan YANTO SANTOSA.

Rusa timor adalah salah satu satwaliar yang dilindungi dan telah banyak ditangkarkan sebagai upaya peningkatan populasi. Salah satu faktor keberhasilan penangkaran adalah kesehatan satwa yang terbentuk dari proses adaptasi pada lingkungan, pakan dan pemelihara. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi aktivitas tanggap rusa timor terhadap pemelihara baru. Perlakuan yang diberikan pada rusa timor adalah pemelihara baru dan pemberian pakan rumput, pemelihara baru dan pemberian pakan tambahan, serta pemelihara baru dan pembersihan kandang. Rusa timor yang diberi perlakuan dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan kelas umur yaitu betina tua, jantan dewasa, betina dewasa dan anakan. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Semua rusa yang diamati tidak menunjukkan perubahan aktivitas tanggap terhadap pemelihara baru yang memberikan pakan rumput. Pemberian pakan tambahan oleh pemelihara baru mengakibatkan aktivitas tanggap menjauh pada semua rusa yang diamati kecuali individu jantan dewasa. Perlakuan pembersihan kandang oleh pemelihara baru memberikan pengaruh terhadap perubahan aktivitas tanggap semua kategori rusa yang diamati.

Kata Kunci : Adaptasi, aktivitas tanggap, pemelihara baru, rusa timor

ABSTRACT

SINTA AYUNDA PUTRI. Response of Timor Deer (Rusa timorensis de Blainville, 1822) to New Keeper in Deer Captivity of IPB Darmaga. Supervised by ACHMAD MACHMUD THOHARI and YANTO SANTOSA.

Timor deer is one of the protected animal and have been captived many times as an effort to increase the population. One of the success factor in captivity

is the deer’s health which is formed by adaptation process to the breeding place,

the feed and the keepers. The objective of this study was to identify the response activities of the Timor deer to the new keeper. The given treatment were the new keeper with the staple feed, additional feed and cleaning cage. Timor deer that was given the treatment differentiated based on gender and age, which are the old female deer, adult male deer, adult female deer and a calf. Data were analyzed by quantitative descriptive analysis. All the deers which already being observed did not show any changes in the response activity to the new keeper who gave the grass as a feed. Supplying an additional feed by the new keeper causing the deers stayed away unless the individual adult male deer. The cleaning cage treatment by the new keeper had an influence of changing the response activity all the deers that being observed.

(5)
(6)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

TANGGAP RUSA TIMOR (

Rusa timorensis

de Blainville, 1822)

TERHADAP PEMELIHARA BARU DI PENANGKARAN

RUSA IPB DARMAGA

SINTA AYUNDA PUTRI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(7)

Judul Skripsi :Tanggap Rusa Timor (Rusa timorensis de Blainville, 1822) Terhadap Pemelihara Baru di Penangkaran Rusa IPB Darmaga

Nama : Sinta Ayunda Putri NIM : E34090032

Disetujui oleh

Dr. Ir. Achmad Machmud Thohari, DEA Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS. Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 ini ialah Tanggap Rusa timor (Rusa timorensis de Blainville, 1822), dengan judul Tanggap Rusa Timor (Rusa timorensis de Blainville, 1822) Terhadap Pemelihara Baru di Penangkaran Rusa IPB Darmaga.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Achmad Machmud Thohari, DEA dan Bapak Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Muchtar dan keluarga sebagai pengurus Penangkaran Rusa di IPB Darmaga Bogor, Yuni Ambar Yekti dan Handy Adrian H sebagai pemelihara baru dalam penelitian yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 1

TINJAUAN PUSTAKA 2

Taksonomi dan Morfologi 2

Penyebaran dan Habitat 2

Pakan 2

Perilaku Rusa 3

Penangkaran Rusa Timor 3

METODE 4

Lokasi dan Waktu Penelitian 4

Alat, Bahan, dan Satwa Penelitian 4

Jenis Data 5

Metode Pengumpulan Data 5

Analisis Data 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Kondisi Umum Lokasi Penelitian 6

Tanggap Rusa Timor Terhadap Perlakuan Pemelihara Baru dan Pemberian

Pakan Rumput 6

Tanggap Rusa Timor Terhadap Perlakuan Pemelihara Baru dan Pemberian

Pakan Tambahan 13

Tanggap Rusa Timor Terhadap Perlakuan Pemelihara Baru dan Pembersihan

Kandang 19

SIMPULAN DAN SARAN 21

Simpulan 21

Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

(10)

DAFTAR GAMBAR

1 Alur Pelaksanaan Perlakuan 6

2 Aktivitas tanggap rusa betina tua terhadap (a) pemelihara lama dan (b)

pemelihara baru dengan pakan rumput 7

3 Aktivitas tanggap rusa jantan dewasa terhadap (a) pemelihara lama dan

(b) pemelihara baru dengan pakan rumput 9

4 Aktivitas tanggap rusa betina dewasa terhadap (a) pemelihara lama dan

(b) pemelihara baru dengan pakan rumput 10

5 Aktivitas tanggap rusa anakan terhadap (a) pemelihara lama dan (b)

pemelihara baru dengan pakan rumput 12

6 Aktivitas tanggap rusa betina tua terhadap (a) pemelihara lama dan (b)

pemelihara baru dengan pakan tambahan 14

7 Aktivitas tanggap rusa jantan dewasa terhadap (a) pemelihara lama dan

(b) pemelihara baru dengan pakan tambahan 15

8 Aktivitas tanggap rusa betina dewasa terhadap (a) pemelihara lama dan

(b) pemelihara baru dengan pakan tambahan 17

9 Aktivitas tanggap rusa anakan terhadap (a) pemelihara lama dan (b)

pemelihara baru dengan pakan tambahan 18

10 Aktivitas tanggap rusa terhadap (a) pemelihara lama dan (b) pemelihara

baru dengan pembersihan kandang 20

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rusa timor (Rusa timorensis) merupakan salah satu satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 tahun 1999 dan termasuk dalam Red List International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) dengan status “Vulnerable” yaitu rentan dari kepunahan. Status yang dimiliki rusa timor menandakan kondisi populasi rusa timor menurun di habitatnya, hal ini dikarenakan adanya perusakan habitat dan perburuan liar. Perburuan liar terhadap rusa timor banyak terjadi dikarenakan manfaatnya sebagai sumber protein yang potensial dan banyak diminati oleh masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan populasi rusa dan kebutuhan rusa sebagai satwa hias, serta sebagai satwa penelitian adalah melalui penangkaran.

Penangkaran satwa liar adalah upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan dan pembesaran satwaliar dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya (PP No. 8 1999). Faktor penting yang menentukan keberhasilan pengembangan rusa dengan teknik penangkaran adalah pakan dan kesehatan satwa. Kesehatan rusa dapat terganggu bila mengalami stres karena rusa memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perubahan lingkungan di sekitarnya. Perubahan lingkungan yang terjadi pada rusa selalu diawali dengan adaptasi (Karstan 1974 diacu dalam Sukriyadi et al. 2006) melalui proses pembiasaan (habituasi) pola hidup dan aktivitas rusa dengan kondisi yang baru terkait dengan tempat pemeliharaan, pakan dan pemelihara. Selama ini telah banyak dilakukan penelitian mengenai perilaku rusa terhadap pakan dan perilaku rusa terhadap pemelihara belum banyak dilakukan, sedangkan disetiap penangkaran selalu terjadi pergantian pekerja khususnya pemelihara. Mengacu pada prinsip tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai tanggap rusa terhadap pemelihara baru dengan pemberian pakan tambahan.

Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi tanggap rusa timor (Rusa timorensis) terhadap perlakuan yang diberikan yaitu :

1. Pemelihara baru dan pemberian pakan rumput. 2. Pemelihara baru dan pemberian pakan tambahan. 3. Pemelihara baru dan pembersihan kandang.

Manfaat Penelitian

(12)

2

TINJAUAN PUSTAKA

Taksonomi dan Morfologi

Rusa timor merupakan salah satu rusa asli Indonesia dengan nama latin Rusa timorensis, dengan klasifikasi sebagai berikut :

Phyllum : Vertebrata

Species : Rusa timorensis de Blainville, 1822 (IUCN, 2008)

Morfologi rusa timor menurut Semiadi dan Nugraha (2004) memiliki ciri-ciri rambut berwarna coklat kemerahan dengan bagian bawah perut dan ekor berwarna coklat, mempunyai ukuran tubuh yang kecil, tungkai pendek, ekor panjang, dahi cekung dan gigi seri relatif besar. Rusa jantan memiliki ranggah yang relatif besar, ramping, panjang dan bercabang.

Penyebaran dan Habitat

Rusa timorensis adalah jenis rusa tropis. Secara alami Rusa timorensis tersebar hampir di seluruh Indonesia yaitu Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan dan Maluku. Selain di Indonesia rusa ini juga disebar keluar dari habitat aslinya antara lain Papua New Guini, Brazil, Kepulauan Komoro, Madagaskar, Kaledonia Baru, Malaysia, Thailand dan Selandia Baru. Menurut Semiadi (2006) rusa timor memiliki habitat asli berupa hutan, dataran terbuka serta padang rumput dan savana. Padang rumput dan daerah-daerah terbuka merupakan tempat mencari makan, sedangkan hutan dan semak belukar merupakan tempat berlindung. Adanya lingkungan yang ternaungi merupakan hal yang paling dibutuhkan oleh rusa karena sebagai tempat berteduh dan untuk menghindar dari gangguan insekta (pada jantan yang sedang mengelupas kulit velvetnya) serta sebagai tempat bersembunyi.

Pakan

(13)

3 berat badan dan kesehatan. Faktor eksternal berhubungan dengan pakan itu sendiri yaitu jenis pakan, jumlah pakan, kandungan nutrisi dan sifat mudah tidaknya pakan dicerna oleh satwa (Wardani 2005). Faktor lingkungan yang mempengaruhi tingkat konsumsi adalah suhu lingkungan.

Perilaku Rusa

Perilaku menurut Alikodra (2002) merupakan gerak-gerik satwaliar untuk memenuhi rangsangan dalam tubuhnya dengan memanfaatkan rangsangan yang diperoleh dari lingkungannya. Menurut Wirdateti et al. (1997) perilaku harian rusa timor di penangkaran adalah makan, memamah, beristirahat, berjalan dan berdiri diam. Sebagai satwa memamahbiak, rusa memiliki perilaku merumput atau grazing. Rusa timor yang berada di penangkaran lebih banyak melakukan perilaku makan pada pagi dan sore hari (Widarteti et al. 2005). Perilaku bergerak dilakukan rusa untuk berpindah tempat dari satu tempat ketempat lain untuk mencari makan atau tempat berlindung dari gangguan (Pollard dan Littlejohn 1994 diacu dalam Fajri 2000). Tanudimadja dan Kusumamihardja (1996) diacu dalam Sukriyadi et al. (2006) menyatakan bahwa semua spesies akan mencari lingkungan yang enak baginya untuk beristirahat dan berlindung. Aktivitas istirahat biasanya dilakukan sebagai aktivitas yang menyelingi aktivitas makan yang dilakukan sambil memamahbiak. Aktivitas ini juga dilakukan untuk berteduh dan berlindung untuk menjaga kestabilan suhu tubuh.

Perilaku memeriksa (investigative) sangat tergantung dengan panca indera yang meliputi penglihatan, pendengaran dan penciuman (Hart 1985 diacu dalam Sukriyadi et al. 2006). Perilaku memeriksa dilakukan oleh rusa ketika ada sesuatu yang mencurigakan, seperti timbulnya suara, bau dan gerakan dari aktivitas manusia atau pun lainnya. Rusa memiliki kepekaan terhadap rangsangan suara dan bau (Bruce 1966 diacu dalam Sukriyadi et al. 2006). Jika ada gangguan rusa betina tua yang lebih cepat tanggap dan memberi isyarat pada rusa lainnya (Wirdateti et al 2005). Isyarat yang diberikan berupa suara dan mengakibatkan rusa lainnya segera siap menghadapi segala kemungkinan dengan sering mengangkat ekor ke atas seperti kijang, lalu seketika menjauhi bahaya atau gangguan.

Penangkaran Rusa Timor

(14)

4

sistem ekstensif, rusa dibiarkan bebas dalam suatu areal luas yang dikelilingi pagar dan dibiarkan merumput sendiri. Adapun campur tangan manusia hanya untuk mengontrol dan mengatur daya dukung. Perilaku dasar yang perlu diperhatikan dalam penangkaran adalah perilaku reproduksi, perilaku makan dan perilaku adaptasi. Adaptasi merupakan penyesuaian rusa terhadap kondisi lingkungan baru, pada lingkungan manusia dan suara gaduh melalui proses pembiasaan.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kandang penangkaran rusa kampus IPB Darmaga, penelitian dimulai dari tanggal 31 Mei sampai dengan 29 Juni 2013.

Alat, Bahan dan Satwa yang Diteliti

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kamera digital dan kamera video untuk merekam serta mengambil gambar berbagai bentuk tanggap rusa, tally sheet dan alat tulis digunakan untuk mencatat hasil pengamatan, timbangan digunakan untuk mengukur banyaknya pakan yang akan diberikan, dan kalkulator untuk menghitung hasil pengamatan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput sebagai pakan utama dan sayuran sebagai pakan tambahan, masing–masing diberikan tiga kali dalam sehari kepada semua individu. Berdasarkan pada jumlah kebutuhan pakan rusa per ekor per hari yakni 6 kg, maka pakan diberikan sebanyak 20 kg untuk sepuluh ekor rusa di penangkaran dalam satu kali pemberian. Pakan tambahan diberikan bersamaan dengan pakan rumput sebanyak 15 kg rumput dan 5 kg pakan tambahan. Pakan tambahan

Satwa yang diamati dalam penelitian ini adalah rusa timor (Rusa timorensis) sebanyak empat ekor (satu ekor betina tua, satu ekor jantan dewasa, satu ekor betina dewasa, dan satu ekor anakan). Diasumsikan semua rusa yang diamati telah berada di penangkaran sejak lahir dan sering dikunjungi oleh manusia. Perlakuan yang diberikan pada rusa yang diamati dilakukan oleh pemelihara lama dan pemelihara baru. Setiap pemelihara memiliki karakter sebagai berikut :

1. Pemelihara lama adalah perempuan yang sudah memelihara rusa selama sembilan tahun.

(15)

5 Jenis Data

Jenis data yang diambil pada penelitian ini adalah tanggap rusa terhadap perlakuan pemelihara. Tanggap rusa terhadap aktivitas pemelihara yang diamati adalah sebagai berikut :

a. Aktivitas harian rusa timor, yakni frekuensi perilaku makan, beristirahat, bergerak, bersuara dan saling mendekati.

b. Aktivitas mengawasi, yakni frekuensi rusa memperhatikan perlakuan yang diberikan dengan diam, gerakan hidung (mengendus) dan gerakan telinga. c. Aktivitas menjauh, yakni frekuensi rusa menjauh dari perlakuan.

d. Aktivitas mendekat, yakni frekuensi rusa mendekat dari perlakuan.

Metode Pengumpulan Data

Pengamatan tanggap rusa timor terhadap pemelihara baru dilakukan secara langsung di lokasi penangkaran rusa. Pengamatan perlakuan pemberian pakan menggunakan metode time sampling yang terdiri dari tiga periode. Tiga periode waktu tersebut : pukul 07.00 – 09.00 WIB; 11.00 – 13.00 WIB dan 15.00 – 17.00 WIB, dengan interval pengamatan 10 menit. Pengamatan perlakuan pembersihan kandang dilakukan selama 30 menit dengan interval pengamatan 10 menit. Perlakuan pemeliharaan yang diberikan terdiri dari tiga kegiatan (Tabel 1)

Tabel 1 Rancangan Pelaksanaan Perlakuan

(16)

6

Gambar 1 Alur Pelaksanaan Perlakuan Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif terhadap aktivitas tanggap rusa. Analisis deskriptif ini menggambarkan proporsi frekuensi dari setiap aktivitas tanggap yang disajikan dalam bentuk tabulasi dan gambar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Penangkaran rusa di kampus IPB Darmaga merupakan salah satu laboratorium konservasi eksitu yang didalamnya terdapat 12 ekor rusa yaitu tujuh ekor jantan dan lima ekor betina. Kandang penangkaran ini memiliki dua bagian yang luas seluruhnya ± 25 m x 12 m, sekeliling kandang dibatasi oleh pagar besi, kayu dan bambu. Sebelah utara kandang berbatasan dengan kebun, bagian timur kandang berbatasan dengan kebun singkong, bagian barat kandang berbatasan dengan jalan beraspal yang sering dilewati kendaraan dan manusia, sedangkan bagian selatan berbatasan dengan jalan yang hanya bisa dilewati oleh manusia dengan berjalan kaki. Lantai di dalam kandang berupa tanah dan terdapat satu shelter buatan, enam shelter alami berupa pohon puspa, di dalam kandang sebelah barat terdapat dua tempat minum berbentuk persegi panjang satu tempat terbuat dari semen dan satu tempat berbahan plastik, serta tempat pakan berbentuk persegi panjang yang terbuat dari bambu terletak di bagian luar kandang sebelah selatan. Bila dilihat dari potensi vegetasi sekitar kandang, berdasarkan hasil penelitian Sumanto et al. (2007) menyatakan bahwa di sekitar penangkaran rusa IPB Darmaga ditemukan 65 spesies tumbuhan, 42 diantaranya merupakan sumber pakan rusa dan 22 spesies tumbuhan berfungsi sebagai shelter.

Tanggap Rusa Timor Terhadap Perlakuan Pemelihara Baru dan Pemberian Pakan Rumput

Hasil pengamatan pada perlakuan pemelihara baru dan pemberian pakan rumput menunjukkan bahwa seluruh individu rusa lebih banyak melakukan

•Pemelihara lama dan

(17)

7 aktivitas makan, mengawasi dan mendekat sebagai bentuk tanggap terhadap perlakuan yang diberikan. Setiap aktivitas makan, mengawasi dan mendekat yang dilakukan oleh rusa memiliki proporsi frekuensi yang berbeda berdasarkan jenis kelamin dan kelas umur.

Betina Tua

Hasil pengamatan aktivitas tanggap rusa betina tua terhadap pemelihara lama dan baru yang memberikan pakan rumput menunjukkan adanya perubahan frekuensi dan jenis aktivitas (Gambar 2). Pada saat pemelihara baru memberikan pakan rumput rusa betina tua menunjukkan aktivitas makan, bergerak, mengawasi dan mendekat, sedangkan saat pemelihara lama yang memberikan pakan rumput selain keempat aktivitas tersebut terdapat juga aktivitas menjauh. Namun perubahan ini tidak menunjukkan pengaruh perlakuan terhadap perubahan aktivitas rusa betina tua karena aktivitas menjauhi pemelihara lama ini dilakukan oleh rusa betina tua hanya sekali pada pengamatan.

(a)

(b)

Gambar 2 Aktivitas tanggap rusa betina tua terhadap (a) pemelihara lama dan (b) pemelihara baru dengan pakan rumput

Pada awal pengamatan rusa betina tua menanggapi pemelihara baru dengan aktivitas makan, mendekat dan mengawasi dengan frekuensi sebesar satu kali dalam sepuluh menit, namun di sore harinya terjadi peningkatan frekuensi pada aktivitas mengawasi yaitu tiga kali dalam sepuluh menit dan mendekat yaitu dua

(18)

8

kali dalam sepuluh menit. Di hari pertama dan ke-2 perubahan aktivitas rusa betina tua terhadap pemelihara lama dan baru tidak terlalu banyak terjadi hanya terdapat peningkatan frekuensi di hari pertama yaitu mengawasi sebanyak tiga kali dalam sepuluh menit dan mendekat sebanyak dua kali dalam sepuluh menit saat pemelihara baru memberikan pakan rumput, serta penurunan frekuensi mengawasi, mendekat, makan dan bergerak di hari ke-2. Perubahan terbesar banyak terjadi di hari ke-3 sampai hari ke-6 yaitu penurunan frekuensi aktivitas makan, mendekat dan bergerak, serta peningkatan aktivitas mengawasi. Selain itu, pada Gambar 2 terlihat juga persamaan aktivitas tanggap rusa betina tua terhadap pemelihara lama dan baru yaitu pada hari ke-1 dan ke-3 saat siang hari, hari ke-6 di pagi dan siang hari, serta hari ke-7 di pagi hari.

Pada Gambar 2 frekuensi aktivitas terbesar rusa betina tua saat pemelihara lama terdapat pada aktivitas mengawasi dan makan masing–masing sebesar tiga kali dalam sepuluh menit, sedangkan saat pemelihara baru frekuensi terbesar terdapat pada aktivitas mengawasi sebesar empat kali dalam sepuluh menit. Pada saat pemelihara baru yang memberikan pakan aktivitas mengawasi rusa betina tua cenderung memiliki nilai frekuensi terbesar disetiap harinya, dan menurunkan frekuensi aktivitas makan yang saat pemelihara lama memiliki nilai frekuensi terbesar. Hal ini menjelaskan bahwa perlakuan pemelihara baru ditanggapi oleh rusa betina tua dengan lebih banyak mengawasi, sehingga menurunkan frekuensi untuk aktivitas lainnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa betina tua lebih bersikap tanggap terhadap permelihara baru yang memberikan pakan, sikap ini dikarenakan peran rusa betina tua sebagai pemimpin disuatu kelompok rusa. Sesuai dengan pendapat Wirdateti et al. (2005) bahwa pada umumnya rusa betina tua lebih cepat tanggap dan akan memberikan isyarat kepada rusa–rusa lainnya ketika terjadi gangguan di lingkungannya. Berdasarkan perubahan dan persamaan aktivitas tanggap rusa betina tua terhadap pemelihara lama dan baru, dapat diartikan bahwa perlakuan pemelihara baru yang memberikan pakan rumput hanya berpengaruh sementara pada rusa betina tua dengan aktivitas mengawasi lebih banyak dan untuk selanjutnya rusa betina tua kembali beraktivitas seperti biasanya.

Jantan Dewasa

Hasil pengamatan menunjukkan perubahan tanggap rusa jantan dewasa terhadap pemelihara lama dan baru hanya terlihat pada jenis aktivitas. Bila dilihat dari frekuensi, setiap aktivitas rusa jantan dewasa memiliki frekuensi yang sama yaitu satu kali dalam sepuluh menit (Gambar 3). Pada saat pemelihara lama memberikan pakan rumput rusa jantan dewasa menunjukkan aktivitas makan, bergerak, mengawasi, mendekat, beristirahat dan saling mendekat, sedangkan saat pemelihara baru memberikan pakan rumput aktivitas yang ditunjukkan rusa jantan dewasa adalah aktivitas makan, mengawasi dan mendekat. Pada awal perlakuan pemelihara baru yang memberikan pakan rumput rusa jantan dewasa menanggapinya dengan meningkatkan aktivitas makan sebanyak dua kali dalam sepuluh menit di pagi hari.

(19)

9 dalam sepuluh menit, bergerak dan saling mendekat sebanyak satu kali dalam sepuluh menit di pagi hari, serta di siang hari hanya melakukan aktivitas saling mendekat dan beristirahat sebanyak satu kali dalam sepuluh menit. Hal ini disebabkan oleh aktivitas saling mendekat yang ditunjukkan rusa jantan dewasa saat perlakuan pemelihara lama yang memberikan pakan rumput dan menyebabkan penurunan frekuensi aktivitas makan, mengawasi dan mendekati perlakuan. Sehingga saat pemelihara baru yang memberikan pakan rumput aktivitas makan, mengawasi dan mendekati pemelihara baru meningkat. Aktivitas saling mendekat ini hanya dilakukan oleh rusa jantan dewasa selama tiga hari, ini menunjukkan masa birahi rusa jantan dewasa hanya terjadi selama tiga hari. Berbeda dengan pendapat Masy’ud (1997) mengatakan bahwa lama birahi rusa adalah rata–rata 24 jam, sedangkan Rukman (1990) mengatakan bahwa lama birahi rusa berlangsung 1–2 hari. Perubahan lama birahi ini dipengaruhi oleh umur, musim dan bobot badan.

(a)

(b)

Gambar 3 Aktivitas tanggap rusa jantan dewasa terhadap (a) pemelihara lama dan (b) pemelihara baru dengan pakan rumput

Perubahan aktivitas yang ditunjukkan oleh rusa jantan dewasa terhadap pemelihara lama dan baru merupakan aktivitas tanggap dari rangsangan dalam yaitu masa birahi, bila dilihat pada Gambar 3 terdapat persamaan aktivitas

Makan Bergerak Mengawasi Mendekat Beristirahat Saling Mendekat

(20)

10

terhadap pemelihara lama dan baru yang dicapai oleh rusa jantan dewasa pada hari bukan masa birahi yaitu hari ke-1, hari ke-2, pagi dan siang hari di hari ke-3. Berdasarkan persamaan tersebut dapat dinyatakan bahwa pemelihara baru yang memberikan pakan rumput tidak mempengaruhi aktivitas rusa jantan dewasa. Betina Dewasa

Betina dewasa menunjukkan aktivitas tanggap lebih banyak pada saat pemelihara lama memberikan pakan rumput yaitu makan, bergerak, mengawasi, mendekat, beristirahat, saling mendekat dan bersuara. Sedangkan saat pemelihara baru memberikan pakan rumput betina dewasa hanya menunjukkan empat jenis aktivitas yaitu makan, mengawasi, mendekat dan beristirahat (Gambar 4).

(a)

(b)

Gambar 4 Aktivitas tanggap rusa betina dewasa terhadap (a) pemelihara lama dan (b) pemelihara baru dengan pakan rumput

Di saat pemelihara lama memberikan pakan rumput rusa betina dewasa melakukan aktivitas bergerak dengan gerakan gelisah dan mondar–mandir, sedangkan bersuara dilakukan selain untuk memanggil pemelihara ketika lapar tapi dilakukan ketika rusa merasa gelisah. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan Masy’ud (1997) bahwa terdapat tujuh tanda rusa betina mengalami masa birahi diantaranya adalah rusa betina terlihat lebih galak, gelisah, mondar mandir dan mendekatnya rusa jantan pada betina. Aktivitas yang dilakukan rusa betina

(21)

11 dewasa cenderung memiliki kesamaan dengan jantan dewasa karena rusa betina dewasa inilah yang melakukan aktivitas saling mendekat dengan jantan dewasa.

Di awal perlakuan pemelihara baru yang memberikan pakan rumput rusa betina dewasa menanggapinya dengan meningkatkan aktivitas makan sebanyak dua kali dalam sepuluh menit di pagi hari dan di sore hari meningkatnya aktivitas mengawasi sebesar dua kali dalam sepuluh menit, sedangkan saat perlakuan pemelihara lama yang memberikan pakan rumput ditanggapi dengan meningkatkan aktivitas mengawasi sebesar dua kali dalam sepuluh menit di pagi hari. Perubahan terbesar terjadi di hari ke-3 sampai hari ke-7, sama dengan rusa jantan dewasa pada rusa betina dewasa perubahan terbanyak terjadi di hari ke-5 yang dikarenakan aktivitas saling mendekat, sehingga meningkatkan aktivitas mendekat, mengawasi dan makan saat perlakuan pemelihara baru. Selain itu terlihat perubahan aktivitas pada hari ke-3 sampai hari ke-5 yaitu terjadi peningkatan frekuensi aktivitas beristirahat dan penurunan frekuensi aktivitas mengawasi pemelihara baru yang memberikan pakan rumput. Perubahan yang dialami rusa betina dewasa pada hari ke-3 sampai ke-7 dikarenakan adanya rangsangan dari dalam pada masa birahi, sedangkan bila dilihat dari hari ke-1 dan hari ke-2 rusa betina dewasa memiliki jenis aktivitas yang sama terhadap pemelihara lama dan baru yaitu makan, mengawasi dan mendekat. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran pemelihara baru yang memberikan pakan rumput tidak mempengaruhi aktivitas rusa betina dewasa, melainkan ditanggapi dengan sikap acuh tak acuh karena meningkatnya aktivitas beristirahat dan menurunnya aktivitas mengawasi di hari berikutnya.

Anakan

Saat pemelihara lama memberikan pakan rumput rusa anakan menunjukkan aktivitas makan, bergerak, mengawasi, menjauh, mendekat dan beristirahat, sedangkan ketika pemelihara baru memberikan pakan rumput rusa anakan menunjukkan aktivitas makan, mengawasi, menjauh, mendekat dan beristirahat. Berdasarkan Gambar 5 aktivitas tanggap rusa anakan terhadap pemelihara lama setiap harinya banyak mengalami perubahan terutama pada hari ke-3 sampai ke-5, sedangkan saat kehadiran pemelihara baru aktivitas tanggap rusa anakan setiap harinya tidak banyak mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan saat pengamatan aktivitas tanggap terhadap pemelihara lama, rusa anakan baru dua minggu berada di kandang utama dan masih mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan. Berdasarkan Departemen Kehutanan (1986) diacu dalam Sukriyadi et al.(2006) masa adaptasi rusa pada lingkungan baru akan berakhir selama empat minggu, berbeda dengan Semiadi (1996) diacu dalam Sukriyadi et al. (2006) rusa sambar memerlukan waktu sekitar 12 bulan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Perbedaan waktu adaptasi ini dipengaruhi oleh jenis rusa dan banyaknya perubahan lingkungan yang terjadi.

(22)

12

menit, menurunnya aktivitas makan, mengawasi dan menjauh menjadi satu kali dalam sepuluh menit. Di hari ke-6 dan ke-7 rusa anakan menanggapi pemelihara baru dengan aktivitas makan, mengawasi dan mendekat sebesar satu kali dalam sepuluh menit, sedangkan aktivitas tanggap terhadap pemelihara lama di hari ke-6 rusa anakan lebih banyak melakukan aktivitas makan dan mendekat, serta di hari ke-7 rusa anakan lebih banyak melakukan aktivitas makan, mendekat dan beristirahat.

(a)

(b)

Gambar 5 Aktivitas tanggap rusa anakan terhadap (a) pemelihara lama dan (b) pemelihara baru dengan pakan rumput

Saat pemelihara lama yang memberikan pakan rumput frekuensi aktivitas terbesar terdapat pada aktivitas bergerak sebesar tiga kali dalam sepuluh menit, serta makan dan mengawasi sebesar dua kali dalam sepuluh menit. Sedangkan saat pemelihara baru memberikan pakan rumput frekuensi terbesar terdapat pada aktivitas beristirahat sebesar tiga kali dalam sepuluh menit, serta aktivitas makan sebesar dua kali dalam sepuluh menit. Kondisi ini menjelaskan bahwa rusa anakan menanggapi pemelihara baru dengan sikap acuh tak acuh, hal ini dikarenakan rusa anakan ini akan selalu melakukan aktivitias yang sama dengan induknya yaitu rusa betina dewasa yang melakukan sikap acuh tak acuh. Seperti dinyatakan oleh Galdikas (1978) diacu dalam Sukriyadi et al. (2006) pembiasaan anak yang masih bergantung pada induknya hampir sepenuhnya ditentukan oleh reaksi induk

0

Makan Bergerak Mengawasi Menjauh Mendekat Beristirahat

(23)

13 tersebut terhadap manusia. Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat diketahui bahwa kehadiran pemelihara baru yang memberikan pakan rumput tidak mempengaruhi aktivitas rusa anakan.

Secara keseluruhan pembahasan di atas menjelaskan bahwa pemelihara baru dan pemberian pakan rumput tidak mempengaruhi aktivitas tanggap dari semua individu rusa yang diamati. Hal ini karena rusa terbiasa diberikan pakan rumput-rumputan oleh pengunjung yang datang ke penangkaran. Kondisi ini juga terjadi pada rusa timor di penangkaran HP Darmaga yaitu, rusa menanggapi pengunjung dengan aktivitas mengawasi dan mendekati pengunjung yang membawa atau tidak membawa makanan (Amiati 2013). Pembiasaan yang terjadi merupakan proses habituasi rusa terhadap perubahan di lingkungannya (Karstan 1974 diacu dalam Sukriyadi et al. 2006). Selain itu letak kandang dan tempat pakan yang dekat dengan aktivitas manusia meningkatkan intensitas interaksi manusia dengan rusa, sehingga mempercepat pembiasaan atau penjinakan rusa terhadap manusia. Kondisi ini sesuai dengan pendapat Sukriyadi et al. (2006) bahwa semakin intens dan seringnya manusia berinteraksi maka semakin cepat rusa memberikan respon adaptif.

Tanggap Rusa Timor Terhadap Perlakuan Pemelihara Baru dan Pemberian Pakan Tambahan

Pada perlakuan pemelihara baru yang memberikan pakan tambahan aktivitas menjauh lebih banyak ditunjukkan oleh rusa dari pada saat pemelihara lama yang memberikan pakan tambahan. Aktivitas menjauh banyak dilakukan oleh rusa betina tua, betina dewasa dan anakan. Setiap individu rusa memiliki proporsi frekuensi menjauhi pemelihara baru yang berbeda–beda.

Betina tua

Aktivitas tanggap rusa betina tua terhadap pemelihara lama dan baru yang memberikan pakan tambahan mengalami perubahan jenis dan frekuensi aktivitas. Saat kehadiran pemelihara baru rusa betina tua memiliki jenis aktivitas lebih banyak yaitu bertambahnya aktivitas bergerak, menjauh dan bersuara. Aktivitas bergerak dan bersuara merupakan bentuk tanggap dari serangan yang dilakukan oleh rusa jantan dewasa terhadap rusa betina tua. Sedangkan aktivitas menjauh merupakan bentuk tanggap rusa betina tua terhadap pemelihara baru yang memberikan pakan tambahan yang dilakukan pada hari ke-1 sampai ke-4. Pada hari pertama pengamatan rusa betina tua menanggapi pemelihara baru yang memberi pakan tambahan dengan meningkatkan frekuensi aktivitas mengawasi sebanyak tiga sampai lima kali dalam sepuluh menit dan menjauhi pemelihara baru dua sampai empat kali dalam sepuluh menit. Sedangkan saat pemelihara lama yang memberikan pakan tambahan betina tua meningkatkan aktivitas mengawasi dan mendekat sebanyak dua kali dalam sepuluh menit (Gambar 6).

(24)

14

awal pengamatan menanggapi perlakuan ini dengan sikap negatif yaitu lebih waspada dan menjauh. Sikap waspada yang dilakukan betina tua ini dikarenakan dari empat jenis pakan tambahan hanya satu jenis pakan yang pernah diberikan sebelumnya oleh pemelihara lama dan pengunjung, serta terdapat pakan yang memiliki aroma khas, kandungan air yang tinggi dan rasa yang tawar yaitu sayur kol dan sawi putih. Bau, rasa dan kandungan air kedua pakan ini mempengaruhi perilaku pakan rusa karena kandungan air yang banyak akan membuat rusa cepat kenyang (Sinaga 2011 diacu dalam Rihatni 2013) dan rusa lebih menyukai rasa manis (Simamora 2009 diacu dalam Rihatni 2013).

(a)

(b)

Gambar 6 Aktivitas tanggap rusa betina tua terhadap (a) pemelihara lama dan (b) pemelihara baru dengan pakan tambahan

Pada ke hari-4 dan hari ke-5 perubahan aktivitas yang dialami rusa betina tua adalah menurunnya frekuensi aktivitas mendekat menjadi satu kali dalam sepuluh menit dan munculnya aktivitas menjauh, sedangkan di hari ke-6 dan hari ke-7 aktivitas mendekat dan makan mengalami peningkatan frekuensi menjadi dua kali dalam sepuluh menit. Perubahan yang dialamai rusa betina tua di hari ke-1 sampai ke–7 ini menunjukkan bahwa rusa betina tua mulai terbiasa dengan pakan tambahan yang diberikan pada hari ke-5. Perlakuan pemelihara baru dengan pakan tambahan ini memberikan pengaruh pada aktivitas rusa betina tua dan

(25)

15 pakan tambahan menjadi pengaruh terbesar pada perlakuan ini.

Jantan Dewasa

Rusa jantan dewasa memiliki aktivitas tanggap yang sama terhadap pemelihara baru dan lama yang memberikan pakan tambahan, yaitu aktivitas makan, bergerak, mengawasi dan mendekat. Setiap aktivitas yang ditunjukkan oleh rusa jantan dewasa cenderung dilakukan sebanyak satu kali dalam sepuluh menit (Gambar 7).

(a)

(b)

Gambar 7 Aktivitas tanggap rusa jantan dewasa terhadap (a) pemelihara lama dan (b) pemelihara baru dengan pakan tambahan

Di hari pertama pengamatan rusa jantan dewasa menanggapi pemelihara baru yang memberikan pakan tambahan dengan meningkatkan aktivitas mendekat menjadi dua kali dalam sepuluh menit dan munculnya aktivitas bergerak sebanyak satu kali dalam sepuluh menit, sedangkan saat kehadiran pemelihara lama rusa jantan dewasa hanya meningkatkan aktivitas mendekat menjadi dua kali dalam sepuluh menit. Pada hari ke-2 perubahan frekuensi aktivitas yang terjadi adalah meningkatnya frekuensi aktivitas mengawasi dan munculnya aktivitas bergerak, sedangkan hari ke-3 dan ke-4 terjadi peningkatan frekuensi aktivitas makan menjadi dua kali dalam sepuluh menit. Pada hari ke-6 dan ke-7 rusa jantan dewasa

(26)

16

meningkatkan aktivitas mendekat sebanyak dua kali dalam sepuluh menit saat pemelihara baru memberikan pakan tambahan. Bila dilihat secara keseluruhan rusa jantan dewasa lebih sering melakukan aktivitas bergerak dan mendekati pemelihara baru yang memberikan pakan tambahan. Aktivitas bergerak selalu ditunjukkan rusa jantan dewasa sehabis makan sebagai tanda berakhirnya aktivitas makan dan dilanjutkan dengan kegiatan memamahbiak, sedangkan pada saat pemberian pakan rumput aktivitas bergerak jarang dilakukan karena waktu lebih banyak digunakan untuk memakan pakan rumput. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pakan tambahan dapat mempersingkat lama perilaku makan rusa. Hasil pengamatan ini sesuai dengan pernyataan Tribe (1950) diacu dalam Hafez ed (1950) diacu dalam Ismail (2011) bahwa kelompok domba yang diberi konsentrat menunjukkan bahwa lamanya merumput yang lebih singkat dibandingkan dengan kelompok domba tanpa diberi makanan konsentrat. Selain itu aktivitas rusa jantan dewasa yang mendekati pemelihara baru menjelaskan bahwa rusa jantan dewasa menanggapi pemelihara baru dan pakan tambahan dengan sikap yang positif. Semiadi (1996) diacu dalam Sukriyadi et al. (2006) juga menyatakan waktu dalam proses adaptasi dapat dipersingkat dengan pemberian pakan tambahan yang rutin. Berdasarkan pembahasan di atas dapat diketahui bahwa pakan tambahan menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi perubahan aktivitas rusa jantan dewasa. Betina Dewasa

Rusa betina dewasa mengalami perubahan jenis aktivitas pada saat kehadiran pemelihara lama dan baru yaitu dengan bertambahnya aktivitas bergerak, menjauh dan bersuara. Aktivitas tanggap rusa betina dewasa cenderung memiliki kesamaan dengan betina tua salah satunya adalah aktivitas menjauh yang dilakukan di hari ke-1 sampai ke-4. Sikap menjauh ini merupakan bentuk kewaspadaan terhadap pakan baru yang diberikan. Di awal pengamatan rusa betina dewasa menanggapi pemelihara lama yang memberikan pakan tambahan dengan mengawasi dan mendekat sebanyak dua kali dalam sepuluh menit, sedangkan saat pemelihara baru sikap betina dewasa lebih waspada dengan menjauhi pemelihara baru sebanyak tiga kali dalam sepuluh menit (Gambar 8).

(27)

17

(a)

(b)

Gambar 8 Aktivitas tanggap rusa betina dewasa terhadap (a) pemelihara lama dan (b) pemelihara baru dengan pakan tambahan

Berdasarkan perubahan aktivitas tanggap rusa betina dewasa terhadap pemelihara lama dan baru yang memberikan pakan tambahan, betina dewasa menanggapi perlakuan dengan sikap negatif yaitu dengan aktivitas menjauh dan mengawasi. Untuk hari berikutnya perubahan aktivitas mengalami penurunan dan di akhir pengamatan terlihat sikap positif yang ditunjukkan rusa betina dewasa pada pemelihara baru.

Anakan

Rusa anakan menanggapi pemelihara baru yang memberikan pakan tambahan dengan sikap waspada pada awal pengamatan, berbeda dengan individu rusa lainnya rusa anakan menjauhi pemelihara baru dari awal pengamatan sampai hari ke-7 dan tidak ada peningkatan aktivitas mendekati pemelihara baru (Gambar 9). Bila dilihat dari jenis aktivitas, saat pemelihara baru memberikan pakan tambahan aktivitas rusa anakan bertambah yaitu aktivitas menjauh yang tidak dilakukan pada pemelihara lama dan aktivitas ini selalu terlihat selama tujuh hari pengamatan. Perubahan aktivitas tanggap rusa anakan terhadap pemelihara lama dan baru di hari pertama perlakuan adalah munculnya aktivitas menjauh dan beristirahat sebanyak dua kali dalam sepuluh menit.

0

(28)

18

(a)

(b)

Gambar 9 Aktivitas tanggap rusa anakan terhadap (a) pemelihara lama dan (b) pemelihara baru dengan pakan tambahan

Hasil pengamatan selama tujuh hari menunjukkan aktivitas tanggap rusa anakan mengalami perubahan yang berbeda setiap harinya seperti di hari ke-2 menurunnya aktivitas makan dan bergerak; di hari ke-3 menurunnya aktivitas makan, mengawasi dan mendekat serta meningkatnya aktivitas beristirahat dan bergerak; di hari ke-4 menurunnya aktivitas makan dan mendekat, hilangnya aktivitas mengawasi; di hari ke-5 meningkatnya aktivitas bergerak, menurunnya aktivitas mendekat, dan menghilangnya aktivitas mengawasi; di hari ke-6 terjadi peningkatan pada aktivitas mengawasi, lalu menurunnya aktivitas beristirahat, makan, mendekat, serta menghilangnya aktivitas bergerak; di hari terakhir pengamatan aktivitas mendekat dan beristirahat tidak dilakukan oleh rusa anakan dan aktivitas mengawasi mengalami peningkatan. Secara keseluruhan penurunan aktivitas makan cenderung diikuti oleh peningkatan aktivitas beristirahat dikarenakan rusa anakan tidak terlalu menyukai pakan tambahan yang diberikan, hal ini terlihat dari sikap rusa anakan yang memilih beristirahat atau bergerak mencari pakan lain ketika pakan diberikan lalu kembali ketempat pakan untuk memakan pakan utama (rumput) setelah rusa dewasa memakan semua pakan tambahan. Rusa anakan yang diamati adalah rusa anakan yang berusia 3 bulan yang baru dipindahkan ke kandang utama selama dua minggu, dan pakan tambahan yang diberikan merupakan hal yang baru bagi rusa anakan. Departemen Kehutanan (1986) diacu dalam Sukriyadi (2006) menyatakan bahwa pengamatan

0

(29)

19 perilaku rusa terhadap kehadiran manusia (penangkaran) di padang pengembalaan dilakukan setelah masa adaptasi pada lingkungan yang baru. Hal ini menjelaskan bahwa rusa anakan yang diamati sedang mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan baru, karena adanya perlakuan rusa anakan juga mengalami proses adaptasi terhadap pakan tambahan. Sehingga saat perakuan diberikan aktivitas rusa anakan yang teramati selalu berubah hingga akhir pengamatan. Berdasarkan aktivitas tanggap rusa anakan pada perlakuan kedua ini dapat diketahui bahwa aktivitas rusa anakan mengalami perubahan yang disebabkan oleh pemberian pakan tambahan.

Pembahasan diatas menjelaskan bahwa perlakuan pemelihara baru dengan pakan tambahan memberikan perubahan pada aktivitas semua rusa yang diamati. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh nilai kesukaan rusa terhadap pakan tambahan yang diberikan. Perubahan aktivitas rusa jantan dewasa terlihat pada banyaknya aktivitas mendekati pemelihara baru yang dikarenakan rusa jantan dewasa menyukai seluruh pakan tambahan yang diberikan, terlihat dari banyaknya jumlah dan jenis pakan yang dimakan. Sesuai dengan hasil penelitian Rihatni (2013) mengenai preferensi pakan rusa timor di penangkaran HP Darmaga menunjukkan bahwa rusa jantan memiliki urutan tingkat kesukaan terhadap pakan dengan nilai w yang tidak jauh berbeda antara kulit jagung dengan nilai w 1.32, kol dengan nilai w 0.92, rumput dan sawi putih masing–masing dengan nilai w 0,88. Sedangkan rusa betina memiliki urutan tingkat kesukaan terhadap pakan yaitu kulit jagung dengan nilai w 1.36, rumput dengan nilai w 1.12, kol dengan nilai w 0.88 dan sawi putih dengan nilai w 0.64. Nilai w yang dimiliki rusa betina menunjukkan bahwa pakan yang lebih disukai adalah kulit jagung dan rumput, sedangkan kol dan sawi putih rusa betina tidak terlalu menyukainya sehingga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri terhadap kedua pakan ini. Berdasarkan tingkat kesukaan tersebut rusa betina tua dan dewasa lebih banyak menunjukkan aktivitas menjauh dan mengawasi pemelihara baru, namun aktivitas menjauhi pemelihara baru ini bersifat sementara karena adanya pembiasaan rusa betina tua dan dewasa terhadap pakan tambahan.

Tanggap Rusa Timor Terhadap Perlakuan Pemelihara Baru dan Pembersihan Kandang

Pada saat pemelihara baru membersihkan kandang semua rusa yang diamati menunjukkan aktivitas bergerak, mengawasi, menjauh dan mendekati pemelihara baru, sedangkan saat pemelihara lama membersihkan kandang terlihat aktivitas mengawasi, bergerak dan mendekat (Gambar 10).

(30)

20

sebanyak satu kali dalam sepuluh menit; rusa betina dewasa mengalami peningkatan frekuensi aktivitas bergerak sebanyak tiga kali dalam sepuluh menit, mengawasi sebanyak 12 kali dalam sepuluh menit, dan mendekati pemelihara sebanyak lima kali dalam sepuluh menit, serta munculnya aktivitas menjauh sebanyak empat kali dalam sepuluh menit; rusa anakan mengalami peningkatan aktivitas bergerak sebanyak empat kali dalam sepuluh menit dan mengawasi sebanyak enam kali dalam sepuluh menit, serta munculnya aktivitas menjauh sebanyak dua kali dalam sepuluh menit.

(a)

(b)

Gambar 10 Aktivitas tanggap rusa terhadap (a) pemelihara lama dan (b) pemelihara baru dengan pembersihan kandang

Pada hari ke-2 tetap terjadi peningkatan frekuensi setiap aktivitas semua rusa yang diamati, bila dilihat dari besaran frekuensi pada saat pemelihara baru membersihkan kandang seluruh individu rusa cenderung mengalami penurunan frekuensi aktivitas dari hari pertama sampai ke-2. Pada Gambar 10 terlihat frekuensi aktivitas mendekat selalu lebih besar dari frekuensi aktivitas menjauh dan peningkatan frekuensi aktivitas mengawasi cenderung diikuti dengan

(31)

21 kenaikkan frekuensi aktivitas mendekat. Kondisi ini menunjukkan adanya proses pembiasaan atau pembelajaran rusa terhadap pemelihara baru dengan mengawasi lalu ditanggapi dengan mendekat.

Secara keseluruhan hasil pengamatan pada perlakuan pembersihan kandang ini menunjukkan adanya perubahan frekuensi dan jenis aktivitas pada semua individu rusa. Bila dilihat dari jenis aktivitas semua individu rusa tidak menunjukkan aktivitas menjauhi pemelihara lama, namun saat kehadiran pemelihara baru semua individu rusa menunjukkan aktivitas menjauh. Aktivitas menjauh merupakan wujud tanggap yang ditunjukkan rusa untuk melindungi diri ketika rangsangan dianggap sebagai gangguan, karena selama perlakuan pembersihan kandang pemelihara baru menimbulkan suara gaduh. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan Wirdateti et al. (2005) bahwa jika terdapat perubahan di sekitar lingkungannya rusa akan mengawasi dan seketika menjauh saat perubahan tersebut terasa mengganggu. Selain itu terdapat aktivitas bergerak yang dilakukan oleh rusa dengan berlari kesegala arah dalam kondisi panik. Aktivitas bergerak selain dilakukan untuk mencari makan dan tempat beristirahat juga dapat dijadikan sebagai wujud rasa takut dari rangsangan yang diberikan (Pollard dan Littlejohn 1994 diacu dalam Fajri 2000). Berdasarkan perubahan tersebut dapat diketahui bahwa perlakuan pemelihara baru yang membersihkan kandang cenderung mempengaruhi aktivitas setiap individu rusa yang diamati, khususnya rusa betina tua yang lebih peka terhadap perubahan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Perlakuan pemelihara baru yang memberikan pakan rumput secara

keseluruhan tidak mempengaruhi aktivitas semua rusa timor yang diamati, pada umumnya aktivitas tanggap yang banyak ditunjukkan oleh setiap individu rusa yaitu makan, mengawasi dan mendekat.

2. Pemberian pakan tambahan oleh pemelihara baru menimbulkan aktivitas tanggap menjauh pada semua rusa yang diamati kecuali individu jantan dewasa. Sedangkan pada pemberian pakan tambahan oleh pemelihara lama, semua rusa yang diamati memberikan aktivitas tanggap mendekat.

3. Perlakuan pembersihan kandang oleh pemelihara baru mempengaruhi aktivitas tanggap semua individu rusa yang diamati. Aktivitas tanggap yang banyak mengalami perubahan pada perlakuan ini adalah menjauh dan mengawasi.

Saran

(32)

22

pertemuan secara intensif antara rusa dengan pemelihara baru dan saat pemberian pakan haruslah pakan utama yang biasa diberikan sehari-hari. 2. Pembersihan kandang oleh pemelihara baru selama proses adaptasi

sebaiknya dilakukan bersama dengan pemelihara lama untuk mengurangi dampak stres pada rusa.

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra HS. 2002. Teknik Pengelolaan Satwaliar dalam Rangka Mempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Amiati DA. 2013. Perilaku dan Pola Konsumsi Rusa Timor (Rusa timorensis de Blainville, 1822) di Penangkaran Akibat Pemberian Pakan oleh Pengunjung [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Church DC, Pond WG. 1988. Basic Animal Nutrition and Feeding. 3rd Edition. Canada : John Wiley and Sons, Inc.

Fajri S. 2000. Perilaku Harian Rusa Totol (Axis axis) yang Dikembangkan di Padang Rumput Halaman Istana Negara Bogor [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Garsetiasih R, Takandjandji M. 2002. Pengembangan Penangkaran RusaTimor (Cervus timorensis) dan Permasalahannya di NTT. Prosiding Seminar Nasional Bioekologi dan Konservasi Ungulata. PSIH-IPB; Puslit Biologi; Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Bogor. Ismail D. 2011. Tingkah Laku Makan Rusa Jawa (Cervus timorensis) yang

Dipelihara Pada Lokasi Penangkaran yang Berbeda. Jurnal Bumi Lestari11 (1) : 147 – 158.

Masy’ud B. 1997. Reproduksi Pada Rusa. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Rihatni R. 2013. Preferensi Pakan Tambahan Limbah Sayuran Pada Rusa Timor (Rusa timorensis de Blainville, 1822) di Penangkaran dan Pengaruhnya terhadap Perilaku Makan [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Rukman. 1990. Pengaruh Prostalgandin F-2 alpha terhadap Respon Birahi Rusa

Bawean di Kebun Binatang Ragunan [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Semiadi G, Nugraha RTP. 2004. Panduan Pemeliharaan Rusa Tropis. Bogor (ID) : Pusat Penelitian Biologi LIPI.

Semiadi G. 2006. Biologi Rusa Tropis. Bogor (ID) : Puslit Biologi LIPI.

Siswadi, Saragih GS. 2011. Daya Dukung Lahan Semi Arid Untuk Pengembangan Rusa Timor (Rusa timorensis de Blainville, 1822) dengan Sistem Mini Ranch. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Kupang (ID): Balai Penelitian Kehutanan Kupang.

Sukriyadi, Thohari AM, Masy’ud B. 2006. Habituasi Pada Rusa Totol (Axis Axis Erxleben, 1777) di Penangkaran dengan Panggilan, Warna Pakaian dan Urin. Media Konservasi 11 (3): 77-78.

(33)

23 Takandjandji M. 2009. Desain Penangkaran Rusa Timor Berdasarkan Analisis Komponen Bio-Ekologi dan Fisik di Hutan Penelitian Dramaga, Bogor [Tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Wardani KK. 2005. Gambaran umum konsumsi dan penggunaan pakan pada tarsius betina (Tarsius bancanus) di penangkaran [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Wirdateti, Farida WR, Zein MSA. 1997. Perilaku Harian Rusa Jawa (Cervus timorensis) di Penangkaran Taman Safari Indonesia. Biota 2 (2) : 78-81. Wirdateti, Mansur M, Kundarmasno A. 2005. Pengamatan Tingkah Laku Rusa

(34)

24

Lampiran 1 Gambar–gambar rusa timor pada saat kehadiran pemelihara lama

Betina tua mengawasi Seluruh rusa mendekati pemelihara lama

Jantan dan betina dewasa beristirahat Jantan dewasa menunggangi betina dewasa

Rusa mengawasi pemelihara lama yang membersihkan kandang

(35)

25 Lampiran 2 Gambar–gambar rusa timor pada saat kehadiran pemelihara baru

Seluruh rusa mendekati pemelihara baru Rusa jantan dewasa dapat disentuh pemelihara baru

Rusa anakan beristirahat Seluruh rusa mengawasi pemelihara baru

yang membersihkan kandang

(36)

26

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Tabel 1  Rancangan Pelaksanaan Perlakuan
Gambar 1 Alur Pelaksanaan Perlakuan
Gambar 2 Aktivitas tanggap rusa betina tua terhadap (a) pemelihara lama dan (b)
Gambar 3 Aktivitas tanggap rusa jantan dewasa terhadap (a) pemelihara lama dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Strategi promosi pariwisata pada Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat pasca gempa bumi di pulau Lombok tahun 2018 melalui penjualan personal adalah

karena karakteristik produk dan jasanya yang bersifat universal, produk dan jasa wisata, objek wisata, dan tujuan wisata dalam Halal Tourism adalah sama dengan produk, jasa,

Puji syukur kehadirat Allah Swt karena laporan pra tugas akhir dengan judul Perancangan Pusat Budidaya Terumbu Karang di Kabupaten Lamongan ini dapat terselesaikan dengan

Tulis secara ringkas mengenai kegagalan cerun batuan yang biasa berlaku dengan bantuan lakaran cerun dan unjuran stereografik untuk setiap kegagalan... [a] In pumping out test

Tidak ketinggalan, ujian metabolit sekunder seperti tanin dan sebatian polifenol, antrakuinon serta gula deoksi dan glikosida kardium turut dijalankan.... penghasilan keladi

Sehingga sektor ini memiliki pengaruh yang besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi kota Pematangsiantar, sehingga penulis ingin mengadakan penelitian terhadap sektor

[r]

Memberikan kontribusi praktis bagi perusahaan-perusahaan dalam rangka pengambilan keputusan sehubungan dengan penggunaan dan pemanfaatan sisem informasi akuntansi berbasis