• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Aktivitas Fisik Dan Tingkat Stres Serta Kualitas Tidur Mahasiswa Perempuan Gemuk Dan Normal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Aktivitas Fisik Dan Tingkat Stres Serta Kualitas Tidur Mahasiswa Perempuan Gemuk Dan Normal"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN TINGKAT STRES SERTA

KUALITAS TIDUR MAHASISWA PEREMPUAN GEMUK

DAN NORMAL

EVA OKTAVERA SARAGIH

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skipsi berjudul Tingkat Aktivitas Fisik dan Tingkat Stres serta Kualitas Tidur Mahasiswa Perempuan Gemuk dan Normal adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, April 2015

Eva Oktavera Saragih

(4)
(5)

ABSTRAK

EVA OKTAVERA SARAGIH. Tingkat Aktivitas Fisik dan Tingkat Stres serta Kualitas Tidur Mahasiswa Perempuan Gemuk dan Normal. Dibimbing oleh HARDINSYAH.

Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat aktifitas fisik dan tingkat stres serta kualitas tidur mahasiswi gemuk dan normal. Desain penelitian yang digunakan adalah crossectional study dengan jumlah contoh sebanyak 54 mahasiswi terdiri dari 24 mahasiswi gemuk dan 30 mahasiswi normal. Tempat dan subjek penelitian dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 81.5% contoh memiliki aktivitas fisik sedang, 51.8% mahasiswa mengalami tingkat stres kategori sedang. 70.4% contoh mempunyai kebiasaan tidur siang. Sebanyak 57.4% contoh mengalami sulit tidur dan seluruh contoh mengalami tidur yang tidak nyenyak. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa status gizi ayah berhubungan negatif dengan status gizi contoh.

Kata kunci: kualitas tidur, tingkat aktivitas fisik, tingkat stress

ABSTRACT

EVAOKTAVERA SARAGIH.Level of Physical Activity, Level of Stress and Sleep Quality in Overweight Female Students. Supervised by HARDINSYAH

This research aimed to analyze the level of physical activity, the level of stress and sleep quality of overweight and normal female students. Design used for this study was a cross-sectional study with 54 subjects consisting of 24 overweight female students and 30 normal students. Subjects were selected purposively. The results showed that 81.5% of subjects had moderate physical activity, 51.8% of subjects had moderate levels of stress. 70.4% of subject used to sleep in the afternoon and 57.4% of subjects experienced difficulty in sleeping and all of subject had not sleep soundly. The results of a logistic regression analysis showed that BMI of father is negatively associated with BMI of subjects.

(6)
(7)

TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN TINGKAT STRES SERTA

KUALITAS TIDUR MAHASISWA PEREMPUAN GEMUK

DAN NORMAL

EVA OKTAVERA SARAGIH

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi

Dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)
(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul “Tingkat Aktivitas Fisik dan Tingkat Stres serta Kualitas Tidur” ini berhasil diselesaikan. Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini, maka penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

Ayahanda, ibunda, kakanda dan adindaku tercinta yang senantiasa mendoakan, memberikan kepercayaan penuh serta dukungan baik moril maupun materil yang tidak hentinya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS selaku dosen pembimbing skripsi dan pembimbing akademik yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktu dan pikiran, memberikan semangat, masukan, arahan, kritik, motivasi, nasihat serta dukungan yang tidak terkira untuk menyelesaikan skripsi ini dan Prof. Dr. Ir. Siti Madanijah, MS selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini.

Teman-teman penghuni kos putri Pondok Nayyara Fadhillah, Faradina, Syarifah, Ade, Widia, Fitria dan Titania, yang telah menjadi keluarga kedua di Bogor dan juga teman seperjuangan yang senantiasa memberikan dukungan serta motivasi. Sahabat wara-wiri Desi, Miftahur, Ida yang selalu ada dalam kondisi apapun, memotivasi dan memberikan semangat kepada penulis.

Kakak-kakak penelitan Ka Nazhif, Ka Fani, dan Ka Winda serta rekan penelitian Wayan dan Prisilia yang sudah membantu dalam setiap proses penelitian dan juga memberikan arahan-arahan yang membangun demi kelancaran penelitian. Tidak hanya memberikan arahan namun juga memberikan motivasi dan semangat kepada penulis agar dapat menyelesaikan karya ilmiah tepat waktu.

Keluarga besar Nutrigenomic alih jenis angkatan 06 Hendri, Bayu, Nanda, Rahdian, Desi, Miftahur, Ida, Azizah, Reny, Astri, Kiki, Maratus, Putri, Nadia, Annisa, Bryan, Faizah, Ulil, Marwiyah, Intan, Rizki, Khoirunisa, Dahlia, Devi, Syahfitri, Qoutrun, Citra, Yedida, Novia, Dinur, dan Ni Putu yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian karya ilmiah ini, sukses selalu Nutrigenomic.

Seluruh dosen, staff Gizi dan pihak-pihak lain yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini yang tidak dapat ditulis satu persatu.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan, maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan tulisan ini. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Bogor, April 2015

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

Manfaat 2

KERANGKA PEMIKIRAN 3

METODE 4

Desain, Waktu, dan Tempat 4

Teknik Penarikan Contoh 4

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 4

Pengolahan dan Analisis Data 5

Definisi Operasional 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Karakteristik Contoh dan Keluarga 8

Tingkat Aktivitas Fisik 10

Tingkat Stres 11

Kualitas Tidur 13

Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik, Tingkat Stres, Kualitas Tidur

dan Status Gizi 13 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi 14

SIMPULAN DAN SARAN 15

Simpulan 15

Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 16

(14)

DAFTAR TABEL

1 Jenis dan cara pengambilan data 4

2 Sebaran nilai PAR dari beberapa kegiatan 6

3 Jenis variabel, kategori dan sumber pengolahan data penelitian 7 4 Karakteristik contoh dan karakteristik sosial ekonomi 9 5 Sebaran contoh berdasarkan tingkat aktivitas fisik 11

6 Sebaran contoh berdasarkan tingkat stres 12

7 Sebaran kejadian tingkat stres yang sering dialami contoh 12

8 Sebaran contoh berdasarkan kualitas tidur 13

9 Nilai koefisien korelasi hubungan antar variabel 15

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran tingkat aktivitas fisik dan tingkat stres serta kualitas

tidur mahasiswa gemuk dan normal 3

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Obesitas adalah keadaan akumulasi lemak dalam tubuh yang abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Di Indonesia, gizi lebih atau kegemukan termasuk masalah gizi yang perlu penanganan yang serius (Suryaputra dan Nadhiroh 2012). Prevalensi kegemukan di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 28.9% untuk kelompok umur dewasa (>18 tahun). Diperkirakan prevalensi kegemukan akan terus meningkat terutama pada negara maupun daerah-daerah maju hingga mencapai 25% peningkatan pada tahun 2025 (Effendi 2013). Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa prevalensi kegemukan pada perempuan pada kelompok umur >18 tahun mencapai 39.2%, naik sebanyak 18.1% dari tahun 2007 dan 17.5% dari tahun 2010.

Obesitas terjadi karena berbagai faktor penyebab yang kompleks antara lain genetik, pola makan, aktivitas fisik dan faktor-faktor sosial budaya (Nammi et al. 2004). Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran energi. Asupan energi yang berlebihan secara kronis akan menimbulkan berat badan yang berlebih (overweight) (Gibney et al. 2008).

Menurut Almatsier (2003) pengertian aktivitas fisik adalah aktifitas yang dilakukan oleh pergerakan anggota tubuh yang dilakukan seseorang selama 24 jam serta mengeluarkan energi. Pada anak berkurangnya aktivitas fisik lebih banyak disebabkan oleh kegiatan nonton televisi (TV). Aktivitas fisik menyebabkan terjadinya proses pembakaran energi sehingga remaja yang semakin beraktivitas maka semakin banyak energi yang terpakai (Garaulet et al. 2011). Remaja obesitas menghabiskan waktu untuk aktivitas statis lebih lama daripada remaja non obesitas (Huriyati et al. 2004). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mustelin (2009) menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara aktivitas fisik dengan obesitas pada anak. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa responden yang tidak rutin berolahraga memiliki risiko obesitas sebesar 1.35 kali dibandingkan dengan responden yang rutin berolahraga. Selain itu ternyata anak yang tidak rutin berolah raga justru cenderung memiliki asupan energi yang lebih tinggi dibandingkan anak yang rutin berolahraga. Makanan dan aktivitas fisik dapat mempengaruhi timbulnya gizi lebih baik secara bersama maupun masing-masing.

(16)

2

mempengaruhi usia muda (anak dan remaja) serta dewasa muda, sedangkan pada dewasa lanjut tidak terbukti.

Orang-orang yang menderita stres atau depresi memiliki kecenderungan tidak memperhatikan pola makan dan aktivitas fisiknya berkurang sehingga mengakibatkan berat badan menjadi naik dan menjadi gemuk (Surilena & Agus, 2006). Nadeak et al. (2013) berpendapat bahwa semakin tinggi skor stres seseorang, semakin tinggi tingkatan indikator status gizinya. Individu yang status gizinya gemuk dan obesitas mengalami stres berat dan stres sedang. Tingginya status stres psikososial pada responden mempengaruhi status gizi pada responden yang mengalami penurunan IMT/U dan peningkatan IMT/U. Status gizi responden terdiri dari yang kurus, gemuk, dan obesitas.

Mahasiswa Gizi Masyarakat angkatan 49 merupakan mahasiwa yang memiliki aktivitas akademik yang tinggi dengan beban sistem kredit semester sebanyak 24. Padatnya aktivitas kampus berbanding terbalik dengan status gizi yang dimiliki oleh beberapa mahasiswa GM 49. Namun masih terdapat beberapa mahasiswa yang memiliki status gizi lebih. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menganalisis tingkat aktivitas fisik dan tingkat stres serta kualitas tidur mahasiswa tersebut.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat aktifitas fisik dan tingkat stres serta kualitas tidur pada mahasiswa perempuan gemuk dan normal. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi karakteristik contoh (umur, tinggi badan dan berat badan, alokasi uang makan) dan karakteristik keluarga (besar keluarga, pendapatan orang tua, pekerjaan orang tua dan pendidikan orang tua, status gizi orang tua).

2. Mengidentifikasi tingkat aktivitas fisik, dan tingkat stres serta kualitas tidur pada mahasiswa perempuan gemuk dan normal.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi.

Manfaat

(17)

3

KERANGKA PEMIKIRAN

Pertumbuhan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mencakup faktor internal yaitu karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, dan tinggi badan) dan faktor eksternal yaitu karakteristik keluarga (pekerjaan, pendapatan orang tua, pendidikan orang tua dan besar keluarga). Salah satu pertumbuhan seseorang adalah berat badan yang dipengaruhi oleh pola makan, aktivitas fisik dan faktor genetik. Jika seseorang tersebut sering melakukan aktivitas fisik tetapi asupan makanan yang diterima sedikit dapat berpengaruh terhadap berat badan, sebaliknya jika seseorang tersebut menerima asupan makanan berlebih tetapi tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang baik bisa berakibat pada kenaikan berat badan.

Selain tingkat aktivitas fisik, terjadinya gizi lebih juga dipengaruhi oleh intensitas istirahat/tidur. Berbagai penelitian menunjukkan adanya hubungan antara durasi tidur dengan peningkatan pola makan yang berimbas pada kelebihan berat badan. Dalam keadaan stres seseorang dapat mengalami peningkatan nafsu makan. Peningkatan nafsu makan tersebut dapat mengakibatkan kenaikan berat badan. Skema kerangka pemikiran tingkat aktivitas fisik dan tingkat stres serta kualitas tidur mahasiswa gemuk dan normal dapat dilihat pada gambar 1.

Keterangan :

= hubungan yang diteliti = variabel yang diteliti

Gambar 1 Kerangka pemikiran tingkat aktivitas dan tingkat stres serta kualitas tidur, mahasiswa perempuan gemuk dan normal.

Karakteristikcontoh : 1. Usia

2. Jenis kelamin 3. Tinggi Badan

Karakteristik keluarga: 1. Pekerjaan 2. Pendapatan 3. Pendidikan 4. Besar keluarga Berat badan

Obesitas IMT ≥23

Tingkat Aktifitas Fisik Tingkat Stres

Normal IMT 18.5 – 22.9

(18)

4

METODE

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain crosssectional study. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Desember 2014 yang merupakan baseline data penelitian Intervensi Air dan High Intensity Interval Trainning (HIIT). Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Ilmu Gizi Departemen Gizi Masyarakat angkatan 49. Penelitian dilakukan di laboratorium Gizi Olahraga Departemen Gizi Masyarakat kampus IPB Dramaga. Alasan memilih lokasi penelitian karena sarana dan prasarana yang memadai dan lokasi yang mudah diakses.

Teknik Penarikan Contoh

Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa perempuan Ilmu Gizi Departemen Gizi Masyarakat angkatan 49 dengan status gizi gemuk dan normal berdasarkan standar Asia-Pasifik. Penarikan contoh dilakukan melalui teknik

purposive sampling dengan kriteria inklusi antara lain adalah 1) memiliki IMT 18.5 - 22.99 kg/m2 dan IMT ≥ 23.00 kg/m2, 2) tidak sedang menderita penyakit kronis, 3) tidak sedang menjalankan diet apapun, dan 4) bersedia menjadi contoh dalam penelitian sampai penelitian berakhir dengan mengisi pernyataan inform consent. Mengacu pada beberapa kriteria yang telah ditetapkan maka diperoleh jumlah contoh yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 54 orang yang terdiri dari 24 orang mahasiswa gemuk dan 30 orang mahasiwa normal.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer. Data primer meliputi karakteristik contoh (umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, pendidikan orang tua dan besar keluarga), tingkat aktivitas fisik, tingkat stres, dan kualitas tidur. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara contoh mengisi kuesioner yang telah disediakan. Contoh mengisi kuesioner dengan cara diberi penjelasan terlebih dahulu. Berikut adalah rangkuman jenis dan cara pengumpulan data.

Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data

Jenis data Data Cara pengumpulan data

Data primer Karakteristik contoh : a. nama

b. umur

c. jenis kelamin d. tinggi badan e. alokasi uang makan

(19)

5

Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data (lanjutan)

Jenis Data Data Cara pengumpulan data

Karakteristik keluarga meliputi : a. pekerjaan orangtua

b. pendapatan orangtua c. pendidikan orangtua d. besar keluarga e. status gizi orangtua

Pengisian kuesioner oleh contoh

Aktivitas Fisik Pengisian kuesioner oleh contoh

Tingkat stres Pengisian kuesioner oleh contoh

Kualitas Tidur Pengisian kuesioner oleh contoh

Tinggi Badan Pengukuran langsung

Berat Badan Pengukuran langsung

Pengolahan dan Analisis Data

Tahapan pengolahan data dimulai dari coding, entry, cleaning dan diakhiri dengan analisis data. Proses coding adalah menyusun code-book sebagai panduan saat mengentri data dan pengolahan data selanjutnya dilakukan entri data. Proses

cleaning adalah proses untuk memastikan tidak terdapat kesalahan dalam mengentri data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer

Microsoft Excel dan program statistik Statistic Program for Social Science (SPPS) versi 17.0 for windows. Pada tahap cleaning diperoleh total keseluruhan contoh yang layak dianalisis sebanyak 54 contoh.

Analisis data dilakukan secara deskriptif, analisis inferensia dan regresi logistik. Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi, rata-rata dan standar deviasi. Analisis inferensia dilakukan untuk melihat hubungan variabel. Analisis regresi logistik dilakukan untuk melihat seberapa besar hubungan variabel independent terhadap variabel status gizi. Data yang dianalisis secara deskriptif meliputi karakteristik contoh berupa (umur, tinggi badan, berat badan, alokasi uang makan), karakteristik keluarga (besar keluarga, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status gizi orangtua), tingkat aktifitas fisik, tingkat stres dan kualitas tidur. Data yang dianalisis secara inferensia meliputi tingkat aktivitas fisik, tingkat stres, kualitas tidur dan status gizi. Data yang dianalisis secara regresi logistik meliputi pola aktivitas, pola tidur, tingkat stres, besar keluarga, pendapatan orangtua dan status gizi orangtua.

Aktifitas fisik diukur dengan Physical Activity Level (PAL), aktifitas fisik kemudian digolongkan menjadi tiga golongan yaitu ringan, sedang dan berat FAO/WHO/UNU (2011). Data aktivitas fisik diperoleh melalui metode recall

(20)

6

dengan menggunakan acuan WHO/FAO/UNO 2001 untuk mendapatkan nilai

Physical Activity Level.

Tabel 2 Sebaran nilai PAR dari beberapa kegiatan

No Kegiatan PAR

1 Tidur 1

2 Mandi, berpakaian, dandan 2.3

3 Makan 1.5

4 Memasak 2.1

5 Beribadah 1.5

6 Kuliah, seminar, praktikum 1.5

7 Mencuci piring 1.7

8 Menyapu 2.3

9 Mengendarai motor 2.7

10 Berjalan 3.2

11 Rapat/diskusi 1.4

12 Menonton 1.72

13 Berdiri/membawa beban 2.2

14 Duduk 1.2

15 Membaca buku 2.5

16 Browsing/bermain laptop 1.8

17 Mengepel 4.4

18 Mencuci baju 2.8

19 Pekerjaan rumah tangga 2.8

Secara sederhana, rumus untuk menghitung nilai PAL adalah sebagai berikut:

Data kualitas tidur diukur melalui lima pertanyaan yang diberikan pada kertas kuesioner. Jawaban dari pertanyaan kesulitan tidur dan kebiasaan tidur sore terdiri dari 4 jawaban yang kemudian dikategorikan menjadi 2 jawaban yaitu ya dan tidak. Kategori ya jika contoh menjawab pertanyaan kadang-kadang, sering, dan selalu untuk pertanyaan kesulitan tidur, jika contoh menjawab tidak pernah maka dikategorikan tidak. Pertanyaan kebiasaan tidur sore dikategorikan ya apabila contoh menjawab kadang-kadang, sering dan selalu, jika contoh menjawab tidak pernah maka dikategorikan tidak. Pengkategorian dari kualitas tidur juga dibagi menjadi dua yaitu nyenyak dan tidak nyenyak. Dikatakan nyenyak apabila contoh menjawab pertanyaan C1-C5 yaitu a,a,a,c/d,a selain dari jawaban tersebut contoh dinyatakan tidur tidak nyenyak. Data tingkat stres dapat diketahui melalui pengukuran stres yang diperoleh dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan dalam The Social Readjustment Rating Scale

(21)

7

apabila nilai yang didapat <150, kategori sedang 150-299 dan kategori berat nilainya >300.

Tabel 3 Jenis variabel, kategori dan sumber pengolahan data penelitian

No Variabel Kategori Sumber

1 Umur 17-21 tahun -

3 Besar Keluarga 1. Keluarga kecil (≤ 4 orang)

2. Keluarga sedang (5-6 orang)

3. Keluarga besar (≥ 7 orang)

Hurlock 1998

4 Pekerjaan orang tua

a. Ayah

5 Pendidikan orang tua

a. Ayah

6 Pendapatan orang tua

(22)

8

Definisi Operasional

Contoh adalah mahasiswi Ilmu Gizi Departmen Gizi Masyarakat angkatan 49 (2012) yang digunakan dalam penelitian.

Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun

Karakteristik contoh adalah keadaan contoh yang meliputi usia, jenis kelamin, dan status gizi.

Karakteristik keluarga adalah keadaan keluarga contoh yang meliputi pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua, serta besar keluarga.

Status gizi adalah gambaran kondisi contoh dengan indikator indeks massa tubuh BB(kg)/TB2(m).

Besar keluarga adalah jumlah individu yang tingga dalam satu rumah dan hidup dalam penghasilan yang sama

Jenis pekerjaan orang tua adalah pekerjaan atau mata pencaharian utama orang tua.

Tingkat pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan terakhir yang dienyam orang tua contoh.

Pendapatan keluarga adalah besarnya penghasilan yang diperoleh oleh semua anggota keluarga.

Tinggi badan adalah ukuran antropometri yang menggambarkan keadaan perumbuhan skeletal atau linier contoh.

Aktivitas fisik adalah seluruh kegiatan fisik yang dilakukan contoh sehingga dapat membakar kalori dan mereganggakan otot dan tulang.

Lama tidur adalah lamanya waktu yang dipergunakan untuk tidur dalam waktu 1x24 jam.

Stres adalah kondisi atau kejadian terhadap situasi yang berbahaya/sulit yang didasarkan pada score stres dan dinyatakan dalam tiga level yaitu ringan, sedang dan berat.

Kesulitan tidur adalah suatu keadaan yang dialami contoh saat ingin memulai tidur pada malam hari

Kebiasaan tidur sore adalah suatu kebiasaan tidur sore yang sering dilakukan oleh contoh

Kualitas tidur adalah keadaan tidur yang dialami contoh yang dibedakan menjadi dua yaitu nyenyak dan tidak nyenyak

Alokasi uang makan adalah sebagian dari uang saku yang diterima contoh yang dipergunakan untuk membeli makanan dan minuman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik contoh dan keluarga

(23)

9

mahasiswi dengan status gizi gemuk dan 30 mahasiswi dengan status gizi normal dengan kisaran umur 17-21 tahun. Rata-rata tinggi badan contoh adalah 153.2 cm dan berat badan contoh gemuk dan normal berturut-turut 61.9 kg dan 49.5 kg. Sebagian besar contoh memiliki alokasi uang jajan kategori tinggi sebesar 57.4% (Tabel 4).

Sebagian besar contoh tergolong dalam kategori keluarga sedang (5-7 orang) yaitu 44.4% dan kategori keluarga kecil (≤ 4 orang) yaitu 38.9%. Jumlah anggota keluarga dapat memengaruhi pola konsumsi. Semakin kecil jumlah anggota keluarga, semakin kecil pula bagian pendapatan dikeluarkan untuk kebutuhan makanan, selebihnya rumah tangga akan mengalokasikan sisa pendapatannya untuk konsumsi bukan makanan. Dengan demikian, rumah tangga dengan jumlah anggota sedikit relatif lebih sejahtera dari keluarga dengan jumlah anggota besar (Sumarwan 2011). Mayoritas orangtua anak mempunyai latar belakang pendidikan yang baik. Sebanyak 57.4% ayah telah menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi dan sebanyak 44.4% menyelesaikan pendidikan SMP/SMA sederajat. Sebanyak 50% ibu menyelesaikan pendidikan SMP/SMA dan sebanyak 42.6% menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi. Menurut Madanijah (2003) tingkat pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh anak termasuk pemberian makan, pola konsumsi pangan dan status gizi.

Pekerjaan ayah sebagian besar adalah pensiunan (35.2%) namun ditemukan juga ayah yang menjadi pegawai negeri sipil dan pegawai swasta (25.9%) sedangkan pekerjaan ibu mayoritas ibu rumah tangga (64.8%). Jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas makanan karena jenis pekerjaan berhubungan dengan pendapatan yang diterima (Suhardjo 1989).Pendapatan orangtua tergolong kedalam kategori tinggi (44.4%). Soekirman (2000) berpendapat bahwa semakin meningkatnya pendapatan maka kecukupan akan makanan terpenuhi. Besar kecilnya pendapatan rumah tangga tidak terlepas dari jenis pekerjaan ayah dan ibu serta tingkat pendidikannya. Lebih dari separuh (74.1%) ayah contoh berstatus gizi gemuk begitu juga dengan status gizi ibu pada umumnya gemuk (64.2%).

Tabel 4 Karakteristik contoh dan karakteristik sosial ekonomi

No Variabel

Status Gizi

Normal Gemuk Total

n % n % n %

1 Umur rata-rata, (median) min-maks (thn)

(19.9±0.5),(20) 19-21

(19.8±0.8),(20) 17-21 2 Tinggi Badan rata-rata (cm)

(median) 3 Berat Badan rata-rata (kg)

(24)

10

Tabel 4Karakteristik contoh dan karakteristik sosial ekonomi (lanjutan)

No Variabel

6 Pendidikan Ayah

-Tidak sekolah/SD 10 Pendapatan Orang tua

-Menengah

(25)

11

otot membutuhkan energi diluar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk menghantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh serta mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh.

Banyaknya energi yang dibutuhkan tergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat pekerjaan yang dilakukan (Almatsier 2002). Metode yang digunakan untuk mengukur aktivitas fisik yaitu metode recall

2x24 jam pada satu hari libur dan satu hari kuliah. Berikut tabel sebaran contoh berdasarkan aktivitas fisik.

Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan tingkat aktivitas fisik

No Kategori

Status Gizi

Total

Normal Gemuk

N % n % n %

1 Ringan 7 23.3 3 12.5 10 18.5

2 Sedang 23 76.7 21 87.5 44 81.5

3 Berat 0 0 0 0 0 0

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa sebagian besar contoh memiliki aktivitas fisik yang sedang (81.5%). Aktivitas fisik yang dilakukan contoh tersebar pada kategori ringan dan sedang. Menurut FAO/WHO/UNU (2001) kategori tingkat aktivitas fisik mengarah pada jenis pekerjaan. Orang-orang yang memiliki aktivitas sedang merupakan orang yang melakukan suatu pekerjaan berat dalam satu waktu tertentu.

Kegiatan yang dikategorikan kedalam kategori ringan adalah kuliah (kuliah/seminar/praktikum, mengerjakan tugas/belajar dan ngobrol/diskusi/rapat), kebersihan diri (mandi/berpakaian dan dandan), makan, ibadah/sholat, dan kegiatan waktu luang (berbisnis/dagang, bermain laptop/internet, nonton TV/film, membaca, mendengarkan musik/radio, bermain game dan duduk. Kegiatan yang dikategorikan kedalam kategori sedang terbagi atas 2 kategori yaitu berpergian (naik mobil/motor/angkot, mengendarai mobil, mengendarai motor, kepesta, kepasar/warung, shopping/belanja, bersepeda, berjalan tanpa beban) dan melakukan pekerjaan rumah tangga (memasak, membersihkan rumah, mengepel, menyetrika, mencuci baju, mencuci piring, menyapu). Jenis kegiatan yang sering dilakukan contoh adalah kuliah, memasak, menonton, melakukan pekerjaan rumah, mengendarai motor, memasak, berdiri membawa beban, mencuci baju, membaca buku dan mengepel.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Nuraliah et al.

(2014) mengenai aktivitas fisik yang dilakukan oleh penderita overweight dan obesitas menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan aktivitas fisik ringan, terutama yang status gizi obesitas, penilaian aktivitas fisik berdasarkan perhitungan menggunakan metode METs baik pada masa kuliah maupun pada masa liburan.

Tingkat Stres

(26)

12

tidak teratur, penyalahgunaan obat sampai penyakit yang berhubungan dengan fisik. Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang berbahaya/sulit sehingga menyebabkan tubuh memproduksi hormon adrenalin untuk mempertahankan hidup (Krenke et al. 2009). Berikut tabel sebaran contoh berdasarkan tingkat stres. Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan tingkat stres

No Kategori

Status Gizi

Total

Normal Gemuk

n % n % n %

1 Ringan 8 26.7 5 20.8 13 24.1

2 Sedang 16 53.3 12 50.0 28 51.8

3 Berat 6 20.0 7 29.2 13 24.1

Tingkat stres contoh tersebar dalam 3 kategori ringan, sedang dan berat. Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui sebagian besar contoh memiliki kategori stres sedang (51.8%). Hal ini sejalan dengan penelitian Kristanti (2013) yang dilakukan kepada 50 remaja Panti Asuhan Nurul Abyadh diketahui sebanyak 58% remaja yang tinggal di panti asuhan mengalami stres kategori sedang. Peneliti menyimpulkan bahwa stres yang dimiliki remaja panti asuhan disebabkan oleh berbagai faktor indikator, seperti indikator fisik, emosi dan perilaku.

Stres yang paling umum dialami oleh mahasiswa adalah banyaknya tugas akademik. Stres akademik diartikan sebagai suatu keadaan individu mengalami tekanan hasil persepsi dan penilaian tentang stressor akademik yang berhubungan dengan ilmu dan pendidikan di perguruan tinggi (Govaerst dan Gregoire 2004). Tidak hanya stres akademik yang dialami oleh contoh. Berdasarkan dari 33 buah kejadian yang dicantumkan dalam keusioner terhadap tingkat stres, terdapat 15 kejadian yang sering dialami oleh (contoh tabel 7).

Tabel 7 Sebaran kejadian tingkat stres yang sering dialami contoh

No Kejadian

1 Banyak tugas akademik

2 Homesick (kangen dengan keluarga) 3 Makan tidak teratur

4 Waktu tidur berkurang

5 Banyak rencana yang tidak tercapai

6 Premenstruasi syndrome yang mengganggu aktivitas 7 Liburan tidak kemana-mana

8 Masuk lingkungan baru (pindah kost)

9 Anggota keluarga sakit diopname atau mengalami gangguan kesehatan 10 Pindah genk/kelompok bermain

11 Kehilangan kesempatan beasiswa 12 Konflik berkepanjangan dengan teman

13 Kecelakaan atau sakit yang menyebabkan absen kuliah 14 Penurunan kondisi lingkungan kehidupan

(27)

13

Kualitas Tidur

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat atau tidur yang cukup agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal. Pola tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan (Guyton & Hall, 2007). Menurut Lanywati (2001), kebutuhan tidur yang cukup, ditentukan selain oleh jumlah faktor jam tidur (kuantitas tidur), juga oleh kedalaman tidur (kualitas tidur). Berikut tabel sebaran contoh berdasarkan kualitas tidur.

Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan kualitas tidur

No Kualitas Tidur Kategori

Status Gizi

2 Kebiasaan tidur

siang-sore

3 Kualitas tidur Nyenyak

Tidak Nyenyak

Sebagian besar contoh 70.4% mempunyai kebiasaan tidur siang-sore. Sebanyak 57.4% contoh mengalami kesulitan tidur dan seluruh contoh mengalami tidur yang tidak nyenyak (Tabel 8). Menurut Hidayat (2006), kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan berbagai tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Kualitas tidur juga dapat dipengaruhi berbagai hal di lingkungan sekitar. Rangsangan sensorik dari lingkungan seperti bunyi, cahaya, pergerakan, dan bau dapat mempengaruhi inisiasi dan kualitas tidur. Lokasi tidur juga mempengaruhi kualitas tidur seperti dikamar atau pada transportasi umum. Hal lain yang juga perlu dipertimbangkan adalah keadaan sosial ekonomi dan lingkungan sekitar seperti kelembaban, suhu dingin, kumuh, kepadatan dan bising.

Durasi tidur yang pendek dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang disebabkan oleh adanya peningkatan rasa lapar (nafsu makan). Dua hormon kunci yang mengatur nafsu makan yaitu leptin dan grelin. Leptin dan grelin adalah dua hormon yang telah diakui memiliki pengaruh besar pada keseimbangan energi. Leptin adalah mediator regulasi jangka panjang keseimbangan energi, menekan asupan makanan dan dengan demikian mendorong penurunan berat badan. Grelin sebagian besar adalah peptide yang berasal dari abdomen yang menstimulasi nafsu makan (Klok et al. 2007 & Garcia et al. 2008).

Hubungan Tingkat Aktivitas fisik, Tingkat Stres, Kualitas Tidur dan Status Gizi

(28)

14

contoh menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketiga variabel tersebut dengan status gizi (p=0.062, p=0.062, p=0.067, p=0.051).

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Marfuah (2014) menyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur terhadap kejadian obesitas berdasarkan variabel sedentary lifestyle, asupan energi, dan jenis kelamin. Bawazeer et al. (2009) mengungkapkan bahwa kualitas tidur yang buruk berhubungan dengan obesitas pada anak dan remaja. Anak yang mempunyai kualitas tidur buruk lebih berisiko mengakibatkan obesitas daripada anak yang mempunyai kualitas tidur baik.

Hasil uji korelasi bivariat antara keadaan depresi dengan status gizi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara keadaan depresi dengan status gizi. Hal ini dapat terjadi diduga karena adanya faktor selain keadaan depresi yang turut mempengaruhi status gizi subjek (Ekawati 2009). Menurut hasil penelitian Kairupan (2013) semakin lama waktu yang digunakan untuk melakukan aktivitas intesitas sedang dan berat, maka status gizi cenderung semakin rendah (normal) ataupun sebaliknya.

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi

Analisis regresi logistik dilakukan untuk mengetahui variabel yang paling berhubungan dengan status gizi contoh. Variabel yang diduga berhubungan dengan status gizi adalah aktivitas fisik, pola tidur, tingkat stres, pendapatan orang tua, besar keluarga, status gizi ayah dan status gizi ibu. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa status gizi ayah berhubungan negatif terhadap status gizi contoh. Hal ini menunjukkan bahwa status gizi anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik. Terdapat faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap status gizi contoh seperti alokasi uang makan yang dimiliki contoh dan faktor stres.

Sebagian contoh memiliki uang makan dengan kategori tinggi >Rp 950000/kap/bln. Diasumsikan contoh menggunakan uang makan untuk membeli makanan dan minuman yang berkalori tinggi. Aini (2013) menyatakan dengan uang saku yang cukup besar, biasanya remaja sering mengkonsumsi makanan-makanan modern dengan pertimbangan dan harapan akan diterima dikalangan teman sebayanya. Memiliki kebebasan untuk memilih sendiri makanannya, remaja cenderung untuk membeli apapun yang disukainya atau yang menarik menurut mereka tanpa memperhatikan apakah makanan tersebut bergizi seimbang atau tidak. Pemilihan makanan yang salah pada akhirnya dapat berpengaruh status gizi mereka. Menurut Nadeak (2013), saat dalam keadaan stres siswa mengalami perubahan nafsu makan, siswa dengan status gizi gemuk dan obesitas lebih banyak melakukan pelarian pada makanan, konsumsi energi lebih banyak yaitu makan makanan tinggi kalori dan lemak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiyati

(29)

15

Tabel 9 Nilai koefisien korelasi hubungan antar variabel

Peubah Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

Y 1

X1 -0.091 1

X2 0.059 0.097 1

X3 0.068 -0.109 -0.216 1

X4 -0.068 -0.081 -0.222 0.013 1

X5 -0.068 -0.081 -0.222 0.013 1.000** 1

X6 0.139 0.101 0.025 -0.015 0.045 0.045 1

X7 0.127 -0.185 0.081 -0.084 0.084 0.084 -0.206 1

X8 -0.274* 0.014 -0.003 0.013 0.333* 0.333* 0.044 0.021 1

X9 0.113 -0.116 -0.015 0.012 0.052 0.052 -0.014 0.011 0.095 1

X10 0.172 -0.023 -0.015 0.109 0.081 0.081 0.063** -0.023 -0.010 0.116 1

Ket : Y=status gizi, X1=kebiasaan tidur, X2=kesulitan tidur, X3=tingkat stres, X4=aktivitas fisik hari kuliah, X5=aktivitas fisik hari libur, X6=pendapatan orangtua, X7=besar keluarga, X8= IMT ayah, X9=IMT ibu, X10=alokasi uang makan, *=sig (p<0.05), **=sig (p<0.01)

Dilakukan uji analisis Chi square untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara tingkat aktivitas fisik, tingkat stres dan kualitas tidur terhadap contoh gemuk dan normal. Berdasarkan hasil uji diketahui nilai pearson chi square dari variabel >0.05, hal ini menunjukkan bahwa tiak terdapat perbedaan antara tingkat aktivitas fisik, tingkat stres dan kualitas tidur contoh gemuk dan normal. Hasil ini berbeda dengan penelitian Angraini (2014) yang menunjukkan terdapat perbedaan tingkat depresi pada contoh yang berstatus gizi normal dan

overweight. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizqi (2013) yang menyatakan terdapat perbedaan tingkat aktivitas fisik siswa yang berstatus gizi kurus dan gemuk. Siswa yang berstatus gizi gemuk cenderung memiliki aktivitas berat karena siswa gemuk lebih sering mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dibandingkan siswa berstatus gizi kurus.

Terdapat beberapa kelemahan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pengukuran antropometri orangtua contoh dilakukan tanpa mengukur langsung dari orangtua contoh. Tinggi badan dan berat badan orangtua yang diperoleh didasarkan kepada pengukuran terakhir yang dilakukan namun hanya sebagian kecil contoh yang melakukan pengukuran langsung. Pada kuesioner kualitas tidur, pertanyaan kesulitan tidur tidak tentukannya waktu kapan contoh mengalami kesulitan. Bisa saja contoh mengalami kesulitan tidur seminggu yang lalu atau dua hari yang lalu. Sebaiknya waktunya ditentukan sehingga hasilnya bisa lebih baik.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(30)

16

pendidikan perguruan tinggi dan 50% ibu menyelesaikan pendidikan SMP/SMA sederajat.

Sebagian besar contoh melakukan aktivitas fisik tingkat sedang (81.5%). Jenis aktivitas sedang yang sering dilakukan oleh contoh adalah kuliah, memasak, menonton, melakukan pekerjaan rumah, mengendarai motor, memasak, berdiri membawa beban, mencuci baju, membaca buku dan mengepel. Sebesar 51.8% contoh mengalami tingkat stres sedang. Kejadian yang sering dialami contoh antara lain banyak tugas akademik, homesick, makan tidak teratur, waktu tidur berkurang, banyak rencana tidak tercapai, pre menstruasi syndrome, liburan tidak kemana-mana, masuk lingkungan baru, anggota keluarga sakiit, pindah

genk/kelompok bermain, kehilangan kesempatan beasiswa, konflik berkepanjangan dengan teman, kecelakaan yang menyebabkan absen kuliah, penurunan kondisi lingkungan kehidupan dan teman numpang dikos.

Sebagian besar contoh (70.4%) mempunyai kebiasaan tidur siang-sore. 57.4% contoh mengalami sulit tidur dan seluruh contoh mengalami tidur yang tidak nyenyak. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa status gizi ayah berhubungan negatif terhadap status gizi contoh. Penelitian ini membuktikan bahwa pada mahasiswi yang diteliti kegemukan tidak berhubungan dengan faktor tingkat aktivitas fisik, tingkat stres dan kualitas tidur. Tidak terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik, tingkat stres dan kualitas tidur dengan status gizi. Tidak terdapat perbedaan tingkat aktivitas fisik, tingkat stres dan kualitas tidur antara contoh gemuk dan normal.

Saran

Perlu dilakukan edukasi seperti penyuluhan kepada mahasiswa mengenai pola tidur yang baik dan dampak dari pola tidur yang tidak baik. Diharapkan mahasiswa dapat mengatur jam tidur dengan baik dan dapat menjaga berat badan yang ideal.

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Data Sensus BPS. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.

[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta (ID) : Kementrian Kesehatan RI.

Aini SN. 2013. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada remaja di perkotaan. Unnes Journal of Public Health. 2(1): 1-8.

Almatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID) : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID) : PT. Gramedia Pustaka Utama.

(31)

17

Bawazeer NM, Al-Daghri NM, Valsamakis G, Al-Rubeaan KA, Sabico SLB, Huang TTK, Mastorakos GP, Kumar S. 2009. Sleep duration and quality associated with obesity among arab children. International Journal of Obesity. (17): 2251-2253. doi: 10.1038/oby.2009.109.

Budiyati, Wanda D, Hartoyo M. 2013. Hubungan indeks massa tubuh ayah dan ibu dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah di SD Islam Al-Azhar Kota Semarang. Jurnal Keperawatan Anak. 1(1): 49-55.

Caterson, Chunming C, Ikeda, Khalid AK, Kim YS. 2000. The Asia-Pasific Perspective: Rodefining Obesity and it’s Treatment. Health Communication Australia.

Effendi YK. 2013. Patofisiologi Gizi. Bogor (ID): PT. Penerbit IPB Press.

Ekawati FI. 2009. Hubungan antara keadaan depresi dengan status gizi pada pengguna opiat di pusat rehabilitasi narkoba [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

FAO/WHO/UNU. 2001. Energy requirements of Adult. [Internet]. [Diunduh 2014 Okt 06]. Tersedia pada: http://www.fao.org/docrep.

Garaulet M, Ortega FB, Ruiz JR, Rey-Lopez JP, Beghin L, Manios Y, Cuenca-Garcia M, Plada M, Diethelm K, Kafatos A et al. 2011. Short sleep duration is associated with increased obesity markers in European adolescents: effect of physical activity and dietary habits. International Journal of Obesity. doi:10.1038/ijo.2011. 149.

Garcia EL, Faubel R, Leon-Munoz L, Zuluaga MC, Banegas JR, Artalejo FR. 2008. Sleep duration, general and abdominal obesity, and weight change among the older adult population of Spain. Journal of Clinical Nutrition. 87: 310-6.

Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta (ID): EGC.

Govaerst S, Gregoire J. 2004. Stressfull academic situations: Study on appraisil variables in adolescence. British Journal ofClinical Psycology. 54:261-271. Guyton AC, Hall, J.E. 2007. Aktivitas Otak-Tidur. Dalam Buku Ajar Fisiologi

kedokteran-ed.9. Jakarta (ID): EGC.

Holmes TH, Rahe TH. 1967. The social read justment scale. Journal of Psychosomatic Research. 11:213.

Hurlock. 1998. Perkembangan Anak Jilid 2. M. Tjandrasa, M. Zajarsih, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Child Development. Huriyati E, Hadi H, Julia M. 2004. Aktivitas fisik pada remaja SLTP Kota

Yogyakarta dan Kabupaten Bantul serta hubungannya dengan kejadian obesitas. The Indonesian Journal of Clinical Nutrition. 1(2): 59-65.

Kairupan TS. 2013. Hubungan antara aktivitas fisik dan screen time dengan status gizi pada siswa-siswi kristen Eben Haezar 2 Manado [disertasi]. Manado (ID): Universitas Sam Ratulangi Manado.

Klok MD, Jakobsdottir S, Drent ML. 2007. The role of leptin and ghrelin in the regulation of food intake and body weight in humans: a review. Natioanal Institutes of Health. 8(1):21-34.

(32)

18

Kristanti. 2013. Stres pada remaja yang tinggal di panti asuhan. Jurnal Online Psikologi. 01(02): 566-580.

Lanywati, E. 2001. Insomnia, Gangguan Sulit Tidur. Jakarta (ID): EGC.

Madanijah S. 2003. Model pendidikan “GI–PSI–SEHAT” bagi ibu serta dampaknya terhadap perilaku ibu, lingkungan pembelajaran, konsumsi pangan dan status gizi anak umur dini [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Magee CA, Caputi P, Iverson DC. 2010. Is sleep duration association with obesity in older Australian adult?. Journal of aging and health. 22(8):1235– 1255.

Mahardika A. Venny, Roosita Katrin. 2008. Aktivitas fisik, asupan energi, dan status gizi wanita pemetik teh di PTPN VIII Bandung. Jawa Barat (ID): Jurnal Gizi dan Pangan. 3(2):79-85.

Marfuah D. 2014. Kualitas tidur hubungannya dengan obesitas pada anak sekolah dasar di Yogyakarta [skripsi]. Yogyakarta (ID): STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta.

Mustelin L, Silventoinen K, Pietilainen K, Rissanen A, Kaprio J. Physical Activity Reduces the Influence of Genetic Effects on BMI and Waist Circumference: a Study in Young Adult Twins. 2009. Int J Obes. 33: 29-36. Nadeak TAU, Siagian A, Sudaryati E. 2013. Hubungan status stres psikososial

dengan konsumsi makanan dan status gizi siswa SMU Methodist 8 Medan [skripsi]. Medan(ID): Universitas Sumatera Utara.

Nammi S, Koka S, Chinnala KM, Boini KM. 2004. Obesity: an overview on its current perspectives and treatment options. Nutrition Journal. 3:3.

Nuraliyah, Syam A, Hendrayati. 2014. Aktifitas fisik dan durasi tidur pada penderita overweight dan obesitas mahasiswa Universitas Hasanuddin [skripsi]. Makasar (ID): Universitas Hasanuddin.

Rampengan JJV, Marunduh SR, Angels MR. 2013. Gambaran durasi tidur pada remaja dengan kelebihan berat badan. Jurnal e-Biomedik (eBM). 1(2): 849-853.

Rizqi AS. 2013. Hubungan antara index massa tubuh (IMT) dengan aktivitas remaja putri di SMP 1 Sumberlawang [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Muhammadyah Surakarta

Stefani M. 2012. Keterkaitan antara sarapan dan lama tidur siswa sekolah dasar terhadap prestasi belajar [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Soehardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor (ID): Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB.

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemdidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.

Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran Edisi Kedua. Bogor (ID): Ghalia Indonesia

Surilena dan Agus D. 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi depresi pada lansia di Jakarta. Majalah Kedokteran Damianus. 5(2):115-129.

(33)

19

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian

Kode*

*diisi oleh enumerator

TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN TINGKAT STRES SERTA KUALITAS TIDUR MAHASIWA GEMUK DAN NORMAL

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(34)

20

Yth. Mahasiswa Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor

Dengan hormat, saya Eva Oktavera Saragih, mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor mohon bantuan kepada rekan-rekan mahasiswa Gizi Masyarakat untuk bersedia mengisi kuisioner penelitian saya yang berjudul “Tingkat Aktivitas Fisik dan Tingkat Stres serta Kualitas Tidur Mahasiswa Perempuan gemuk dan Normal”. Penelitian ini sudah mendapatkan ijin dari pihak departemen dan saudara terpilih menjadi responden. Data yang diambil hanya digunakan untuk kepentingan penelitian tanpa menyebutkan identitas. Data tidak akan dipublikasikan ke media massa.

Apabila saudara bersedia untuk mengisi kuisioner dan mengikuti penelitian kami, mohon untuk menandatangani lembaran ini sebagai bukti kesediaan saudara. Atas perhatian saudara kami ucapkan terima kasih.

Bogor, September 2014 Yang membuat pernyataan,

(35)

21

A. IDENTITAS SOSIAL DAN EKONOMI KELUARGA

Nama Ayah : Nama Ibu :

Isilah/lingkarilah jawaban sesuai kondisi keluarga saudara pada bagian yang telah disediakan

No Identitas Keterangan

A1 Jumlah anggota keluarga ...orang

A2 Alamat orang tua Kota/Kab...

Provinsi...

A3 Pekerjaan ayah 1. PNS

2. Swasta 3. TNI/Polri 4. Petani

5. Buruh tani dan non tani 6. Sopir atau ojek 7. Tidak bekerja

8. Lainnya (sebutkan)...

A4 Pekerjaan ibu 1. PNS

2. Swasta 3. TNI/Polri 4. Petani

5. Buruh tani dan non tani 6. IRT

7. Tidak bekerja

8. Lainnya (sebutkan)...

A5 Bila bekerja, sebutkan jabatan atau posisinya 1. Pimpinan

2. Staf 3. Pekerja

4. Lainnya (sebutkan)...

A6 Pendidikan ayah 1. Tidak sekolah

2. SD/Sederajat 3. SMP/Sederajat 4. SMA/Sederajat 5. Perguruan Tinggi

A7 Pendidikan ibu 1. Tidak sekolah

2. SD/Sederajat 3. SMP/Sederajat 4. SMA/Sederajat 5. Perguruan Tinggi A8 Pendapatan per bulan keluarga (ayah, ibu, dan anggota

keluarga lainnya)

Rp. ...

(36)

22

B. KARAKTERISTIK RESPONDEN

Isilah/lingkarilah jawaban sesuai karakteristik responden pada bagian yang telah disediakan

Kode No. Pertanyaan Jawaban

B1 1. Nama saudara

B2 2. Jenis kelamin* (1) Laki-laki (2) Perempuan

B3 3. Tempat, tanggal lahir ... (dd/mm/yy)

B4 4. Berat badan

B5 5. Tinggi badan

B6 6. Anak ke-

B7 7. Bagaimana pendapat saudara

tentang bentuk tubuh saudara?**

B8 8. Bentuk tubuh seperti apa yang

saudara inginkan?**

B9 9. Jumlah uang saku Rp. ...

B10 10. Alokasi uang makan Rp. ... *Lingkari yang sesuai

(37)

23

C. KUALITAS TIDUR

Isilah/lingkarilah jawaban sesuai kebiasaan saudara pada bagian yang telah disediakan.

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

C1 Apakah saudara kesulitan untuk memulai tidur malam hari? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering

d. Selalu C2 Berapa kali biasanya saudara terbangun pada malam hari ? a. Tidak pernah

b. 1 – 2 kali c. 3 – 4 kali d. > 5 kali

C3 Saat tidur saudara merasa nyenyak atau tidak? a. Nyenyak

b. Kadang-kadang nyenyak c. Tidak nyenyak

C4 Apakah saudara sering tidur sore? a. Tidak pernah tidur

siang-sore

b. Kadang-kadang tidur

siang-sore

c. Sering tidur siang-sore d. Selalu tidur siang-sore C5 Bagaimana perasaan saudara saat bangun di pagi hari? a. Segar

(38)

24

D.

TINGKAT STRES

Berilah tanda check list ( ) pada kolom pernyataan sesuai dengan kejadian yang pernah dialami setahun terakhir di bawah ini.

Kode No Kejadian Ya Tidak Frekuensi

per tahun

C1 1 Pacar meninggal

C2 2 Ditinggal pacar/putus pacar

C3 3 Pernah dihukum berat

C4 4 Keluarga dekat meninggal (Orangtua, Adik, Kakak) C5 5 Kecelakaan atau sakit yang menyebabkan absen

kuliah

C6 6 Konflik berkepanjangan dengan teman

C7 7 Kembali ke pacar lama (Gagal moveon)

C8 8 Mengakhiri jabatan (posisi dalam organisasi) C9 9 Anggota keluarga sakit diopname atau mengalami

gangguan kesehatan

C10 10 Pre menstruasi syndrome yang mengganggu aktivitas C11 11 Masuk lingkungan baru (pindah kost)

C12 12 Sahabat meninggal

C13 13 Pindah genk / kelompok bermain

C14 14 Dijauhi sahabat (teman dekat)

C15 15 Kehilangan kesempatan beasiswa

C16 16 Berhutang

C17 17 Banyak tugas kuliah/akademik

C18 18 Home sick ( kangen dengan keluarga)

C19 19 Berhadapan dengan masalah hukum

C20 20 Banyak rencana tidak tercapai C21 21 LDR (Long Distance Relationship) C22 22 Penurunan kondisi lingkungan kehidupan C23 23 Bermasalah dengan dosen dan asisten

C24 24 Jadwal kuliah berubah-ubah

C25 25 Pindah rumah tinggal

C26 26 Pindah tempat kuliah

C27 27 Pindah tempat rekreasi

C28 28 Pindah tempat ibadah

C29 29 Pindah tempat kegiatan sosial

C30 30 Waktu tidur berkurang

C31 31 Teman numpang di kost

C32 32 Makan tidak teratur

(39)

25

E. AKTIVITAS FISIK 2X24 JAM (HARI KULIAH DAN LIBUR)

Arsir pada waktu yang sesuai dengan bagian lama aktivitas di bawah ini.

HARI KULIAH

Waktu Lama Aktivitas (menit)

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

04.00

(pagi)

Aktivitas

05.00

Aktivitas

06.00

Aktivitas

07.00

Aktivitas

08.00

Aktivitas

09.00

Aktivitas

10.00

Aktivitas

11.00

Aktivitas

12.00

Aktivitas

13.00

Aktivitas

(40)

26

Aktivitas

15.00

Aktivitas

16.00

Aktivitas

17.00

Aktivitas

18.00

Aktivitas

19.00

Aktivitas

20.00

Aktivitas

21.00

Aktivitas

22.00

Aktivitas

23.00

Aktivitas

00.00

Aktivitas

01.00

Aktivitas

02.00

Aktivitas

03.00

(41)

27

Arsir pada waktu yang sesuai dengan bagian lama aktivitas di bawah ini.

HARI LIBUR

Waktu Lama Aktivitas (menit)

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

04.00

(pagi)

Aktivitas

05.00

Aktivitas

06.00

Aktivitas

07.00

Aktivitas

08.00

Aktivitas

09.00

Aktivitas

10.00

Aktivitas

11.00

Aktivitas

12.00

Aktivitas

13.00

Aktivitas

14.00

Aktivitas

15.00

(42)

28

16.00

Aktivitas

17.00

Aktivitas

18.00

Aktivitas

19.00

Aktivitas

20.00

Aktivitas

21.00

Aktivitas

22.00

Aktivitas

23.00

Aktivitas

00.00

Aktivitas

01.00

Aktivitas

02.00

Aktivitas

03.00

(43)

29

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pematang Siantar pada tanggal 01 Oktober 1989, sebagai anak ketiga dari pasangan Bapak Januarison Saragih SH, MH dan Ibu Arawaty Rita Purba dan sebagai adik dari Elista Liharma Saragih SH, Pdt. Yani Apoh Saragih S.Th serta kakak dari Ervina Bayu Saragih S.stlog dan Pasca Sari Saragih. Penulis menempuh pendidikan formal di SD Taman Asuhan Kota Pematang Siantar tahun 1996-2002, SMPN 2 Kota Pematang Siantar tahun 2002-2005 dan SMAN 1 Pematang Raya tahun 2002-2005-2008. Penulis melanjutkan kuliah di Diploma IPB Jurusan Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi tahun 2008-2011. Penulis pernah mengikuti praktek kerja lapang (PKL) di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintoharjo Jakarta Pusat dan PKL di Desa Sukamaju Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor.

Gambar

Gambar 1 Kerangka pemikiran tingkat aktivitas dan tingkat stres serta kualitas
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data (lanjutan)
Tabel 2 Sebaran nilai PAR dari beberapa kegiatan
Tabel 3 Jenis variabel, kategori dan sumber pengolahan data penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Banyaknya stres dikalangan mahasiswa dapat dijadikan acuan untuk menambah sebuah program seperti mengadakan Emotional Spiritual Quotient (ESQ). Pada masa

Ho : Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian gizi lebih pada. mahasiswa Fakuktas Kesehatan Masyarakat USU

Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh mahasiswa baru untuk menjaga status gizi berdasarkan IMT/U adalah dengan membiasakan pola hidup sehat seperti memiliki

Tingkatan stres dan kualitas tidur merupakan masalah yang muncul pada remaja dan dewasa muda khususnya dialami oleh mahasiswa tingkat akhir yang dapat mempengaruhi tekanan darah

Tingkat kebugaran mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat Palu yang berkategori bugar sebagian besar terdapat pada mahasiswa yang memiliki aktivitas

Instrument yang digunakan adalah GPAQ (Global Physical Activity Questionnaire) untuk mengukur tingkat aktivitas fisik, PSQI (The Pittsburgh Sleep Quality Index)

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara tingkat stres dan emotional eating over dan under dengan kualitas diet dan asupan serta kecukupan zat gizi pada mahasiswa

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik mayoritas Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang di masa post