• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan, Persepsi Dan Penerapan Diet Penurunan Berat Badan Pada Mahasiswa Gizi Putra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan, Persepsi Dan Penerapan Diet Penurunan Berat Badan Pada Mahasiswa Gizi Putra"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN, PERSEPSI DAN PENERAPAN DIET

PENURUNAN BERAT BADAN PADA

MAHASISWA GIZI PUTRA

NIDA NADIA RIFSYINA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengetahuan, Persepsi dan Penerapan Diet Penurunan Berat Badan Pada Mahasiswa Gizi Putra adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014 Nida Nadia Rifsyina NIM I14124016

(4)
(5)

ABSTRAK

NIDA NADIA RIFSYINA. Pengetahuan, Persepsi Dan Penerapan Diet Penurunan Berat Badan Pada Mahasiswa Gizi Putra. Dibimbing oleh DODIK BRIAWAN.

Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengetahuan, persepsi dan penerapan diet penurunan berat badan pada mahasiwa gizi putra. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study, subjek merupakan seluruh populasi mahasiswa putra Program Studi Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor yang bersedia untuk diambil datanya. Hasil penelitian menunjukan bahwa subjek memiliki status gizi dengan kategori normal sebanyak 73.3%, subjek memiliki pengetahuan mengenai diet penurunan berat badan dengan kategori sedang sebanyak 54%, subjek memiliki persepsi yang positif terhadap diet penurunan berat badan secara keseluruhan yaitu sebanyak 55.1%. Terdapat subjek yang melakukan diet penurunan berat badan sebanyak 9.1%. Uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan persepsi diet, Indeks Prestasi Kumulatif dengan pengetahuan, serta antara status gizi dengan praktek diet (p<0.05). Namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan diet dengan praktek diet, serta persepsi diet dengan praktek diet penurunan berat badan (p>0.05). Terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan antar seluruh tingkat mahasiswa (p<0.05).

Kata kunci: Diet, Pengetahuan, Persepsi.

ABSTRACT

NIDA NADIA RIFSYINA. Knowledge, Perception and Implementation of Weight-loss Diet Practices on Male Undergraduate Students of Nutrition Sciences. Supervised by DODIK BRIAWAN.

The aim of this study was to examine the knowledge, perception and implementation of weight-loss diet pratices on the male undergraduate students of nutrition sciences. Design of this study was using cross sectional study, subject of the study was all male undergraduate students in Nutrition Science Department of Bogor Agricultural Institute who were willing to participate. Result showed that subjects had normal nutrition scale of 73.3%, subjects knowledge was mostly categorized as moderate (54%), and subjects had positive perception about weight-loss diet practices of relatively 55.1%. There were 9.1% of the subjects who practised weight-loss diet. Correlation test showed that there was a significant correlation between knowledge and perception of diet, GPA, and knowledge, and also between nutrition status and dietary practices (p<0.05). However, there was no significant correlation between the knowledge of diet and dietary practices, as well as between perception of diet and weight-loss diet practices (p>0.05). There was a significant difference of knowledge among the students grades (p<0.05).

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi

dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat

PENGETAHUAN, PERSEPSI DAN PENERAPAN DIET

PENURUNAN BERAT BADAN PADA

MAHASISWA GIZI PUTRA

NIDA NADIA RIFSYINA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi: Pengetahuan, Persepsi Dan Penerapan Diet Penurunan Berat Badan Pada Mahasiswa Gizi Putra

Nama : Nida Nadia Rifsyina NIM : I14124016

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Dodik Briawan MCN Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Rimbawan Ketua Departemen

(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wata’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 ini ialah diet penurunan berat badan, dengan judul Pengetahuan, Persepsi Dan Penerapan Diet Penurunan Berat Badan Pada Mahasiswa Gizi Putra.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Dodik Briawan selaku pembimbing, serta Bapak Prof Dr Ir Hardinsyah yang telah banyak memberi saran. Penghargaan juga penulis sampaikan kepada Ridhati Utria dan teman-teman satu payung penelitian (Yulianto, Hafidudin, Wilda, dan Dewi) yang telah menjadi teman seperjuangan selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, mamah, adik serta seluruh teman-teman (Bembi, Titis, Liris, Citra, Irma, dan Fajar). Terimakasih juga kepada seluruh teman-teman alih jenis angkatan 6 atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Tujuan Umum 2

Hipotesis Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

KERANGKA PEMIKIRAN 3

METODE 5

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 5

Teknik Penarikan Subjek 5

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 6

Pengolahan dan Analisis Data 7

Definisi Operasional 9

HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Karakteristik Subjek 10

Pengetahuan Diet Penurunan Berat Badan 11

Persepsi Diet Penurunan Berat Badan 14

Praktek Diet Penurunan Berat Badan 18

Hubungan Pengetahuan Diet dengan Praktek Diet Penurunan Berat Badan 20 Hubungan Persepsi Diet dengan Praktek Diet Penurunan Berat Badan 21

SIMPULAN DAN SARAN 22

Simpulan 22

Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 23

LAMPIRAN 26

(14)

DAFTAR TABEL

1 Sebaran subjek berdasarkan tingkat 6

2 Variabel dan cara pengumpulan data primer dan sekunder 6

3 Pengkategorian variabel penelitian secara rinci 7

4 Sebaran subjek berdasarkan karakteristik 10

5 Sebaran subjek menurut nilai dari pertanyaan pengetahuan diet 12 6 Sebaran subjek menurut kategori pengetahuan diet penurunan berat

badan 13

7 Sebaran pengetahuan berdasarkan tingkat mahasiswa 13 8 Sebaran Indeks Prestasi kumulatif subjek berdasarkan pengetahuan diet 14 9 Sebaran subjek menurut kategori persepsi diet penurunan berat badan 15 10 Sebaran subjek menurut kategori persepsi diet penurunan berat badan 16 11 Sebaran pengetahuan diet subjek berdasarkan persepsi 17 12 Sebaran subjek menurut praktek diet penurunan berat badan 18 13 Sebaran status gizi subjek berdasarkan praktek diet 19 14 Sebaran status gizi subjek berdasarkan jenis praktek diet 20 15 Sebaran praktek diet subjek berdasarkan tingkat mahasiswa 20 16 Sebaran pengetahuan diet subjek berdasarkan praktek diet 21 17 Sebaran persepsi diet subjek berdasarkan praktek diet 21

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran tentang pengetahuan, persepsi dan penerapan diet

penurunan berat badan pada mahasiswa putra 4

2 Diagram alir penarikan subjek 5

DAFTAR LAMPIRAN

1 Skoring pengetahuan diet penurunan berat badan 26

2 Penjelasan diet penurunan berat badan 30

3 Skoring persepsi diet penurunan berat badan 34

4 Praktek diet penurunan berat badan 32

5 Korelasi pengetahuan diet dengan persepsi diet 37

6 Signifikansi perbedaan pengetahuan antar tingkat 37 7 Hubungan antara pengetahuan, persepsi dan status gizi dengan praktek

(15)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masa remaja merupakan suatu periode dalam kehidupan manusia dengan rentang umur 10-20 tahun (Sarwono 1998). Perubahan fisik adalah perubahan yang paling menonjol yang terjadi pada remaja dan merupakan salah satu permasalahan pada remaja. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh remaja adalah berat badan dan penampilan diri (Mu’tadin 2002).

Permasalahan berat badan dan penampilan diri ini menyebabkan remaja mempunyai minat yang besar untuk mendapatkan berat badan ideal dan penampilan diri yang menarik walaupun menghabiskan banyak waktu dan pikiran untuk memperbaikinya (Hurlock 1998). Menurut McCreary (2000) remaja pria cenderung lebih memilih memiliki badan yang berotot sebagai penampilan ideal mereka. Diet penurunan berat badan merupakan hal yang sering dilakukan oleh remaja untuk mendapatkan berat badan yang ideal serta penampilan diri yang menarik.

Diet penurunan berat badan yang dilakukan oleh remaja umumnya dengan melakukan pengaturan makan yang salah dan sering melakukan diet tanpa pengawasan dari dokter atau ahli gizi sehingga zat-zat gizi yang penting tidak terpenuhi (Sulistiyoningsih 2010). Menurut Neumark-Sztainer (2008), remaja yang melakukan diet tidak sehat (seperti menekan nafsu makan, mengganti makanan dengan minuman diet, makan banyak buah dan sedikit mengkonsumsi gula) ternyata akan mengalami kenaikan berat badan pada lima tahun ke depan, meskipun pada saat studi dilakukan mereka telah mendapatkan tubuh ideal. Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa remaja yang melakukan diet secara ekstrim sampai enam kali lipat lebih dari kondisi normal akan mengalami gangguan pola makan pada lima tahun mendatang dan remaja yang melakukan diet memiliki resiko lebih berbahaya dibandingkan oleh remaja yang bertubuh gemuk tetapi tidak melakukan diet.

South beach diet merupakan diet penurunan berat badan dengan pembatasan karbohidrat secara berlebihan. Sebanyak 30 orang diminta melakukan south beach diet yaitu dengan mengkonsumsi karbohidrat hanya 10-15 gram perhari dalam tiga minggu dan hasilnya adalah penurunan berat badan sebanyak 16 kilogram dengan diagnosa ketoasidosis (Chalasani 2008). Diet golongan darah merupakan diet yang dipopulerkan oleh D’Adamo, diet ini dilakukan dengan cara mendasarkan pada golongan darah si pelaku dengan hasil yang menjanjikan kesehatan yang meningkat dan mengurangi penyakit kronis seperti kardiovaskular (D’Adamo 2005). Menurut El-Sohemy (2014) tidak ada bukti yang mendukung teori ini, cara seseorang menanggapi salah satu dari diet ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan jenis darah mereka dan memiliki segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan mereka untuk tetap menjadi vegetarian atau melakukan diet rendah karbohidrat.

(16)

2

mendapatkan informasi tentang diet melalui media cetak yaitu majalah-majalah remaja yang memberikan solusi bagaimana cara diet yang benar dan tepat, tetapi dalam penerapannya tidak diawasi oleh dokter atau ahli gizi bahkan keluarganya. Sumber informasi dari buku-buku kesehatan tentang bagaimana mendapatkan tubuh langsing dengan diet sehat, yang banyak ditemukan di toko-toko buku juga dapat menarik remaja untuk mencobanya. Teman dan keluarga juga dapat memberikan informasi bagaimana cara diet.

Dewasa ini banyak berkembang berbagai macam program diet yang ditawarkan mulai dari jendela makan, menghindari sarapan hingga menghindari jenis makanan tertentu untuk golongan darah tertentu, teknik diet dengan cara tersebut banyak yang bertentangan dengan kaidah ilmu gizi sehingga dianggap kontroversi oleh sebagian orang (Semarayasa 2013). Menurut Suhardjo (1989) pengetahuan gizi dapat diperoleh melalui media formal salah satunya dengan pendidikan gizi. Penambahan kurikulum atau jumlah mata kuliah ilmu gizi akan mempengaruhi pengetahuan dan praktek gizi seseorang (Taren et al 2001). Mahasiswa putra program sarjana gizi merupakan remaja yang memiliki latar belakang pendidikan gizi yang baik sehingga diharapkan memiliki peran penting dalam menyikapi banyaknya metode diet yang beredar saat ini. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui pengetahuan, persepsi serta penerapan diet penurunan berat badan yang dilakukan oleh mahasiswa putra program sarjana gizi.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian pada mahasiswa gizi putra adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengetahuan, persepsi serta penerapan diet penurunan berat badan ? 2. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dengan persepsi dan penerapan

diet penurunan berat badan?

3. Apakah terdapat hubungan antara persepsi dengan penerapan diet penurunan berat badan?

4. Apakah terdapat hubungan antara Indeks Prestasi Kumulatif dengan pengetahuan diet penurunan berat badan serta status gizi dengan penerapan diet penurunan berat badan ?

5. Apakah terdapat perbedaan pengetahuan diet penurunan berat badan antar tingkat mahasiswa putra ?

Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Mengkaji pengetahuan, persepsi dan penerepan diet penurunan berat badan pada mahasiswa gizi putra.

Tujuan Khusus

1. Mengkaji pengetahuan mahasiswa gizi putra mengenai diet penurunan berat badan yang benar menurut kaidah ilmu gizi.

(17)

3 berdasarkan golongan darah, Food Combining, dan Obsessive Corbuzier Diet (OCD).

3. Menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan persepsi dan penerapan diet serta persepsi dengan penerapan diet penurunan berat badan pada mahasiswa gizi putra.

4. Menganalisis hubungan antara Indeks Prestasi Kumulatif dengan pengetahuan diet antar tingkat mahasiswa serta status gizi dengan penerapan diet penurunan berat badan pada mahasiswa gizi putra.

5. Menganalisis perbedaan pengetahuan diet penurunan berat badan antar tingkat mahasiswa putra.

Hipotesis Penelitian

1. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan persepsi dan penerapan diet penurunan berat badan.

2. Terdapat hubungan antara persepsi dengan penerapan diet penurunan berat badan.

3. Terdapat hubungan antara indeks prestasi kumulatif dengan pengetahuan diet penurunan berat badan serta status gizi dengan penerapan diet penurunan berat badan.

4. Terdapat perbedaan pengetahuan diet penurunan berat badan antar angkatan mahasiswa.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan dan persepsi mahasiswa putra terhadap diet penurunan berat badan yang banyak beredar saat ini serta mengetahui jenis diet yang banyak dilakukan oleh mahasiswa putra program sarjana gizi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat mengenai diet penurunan berat badan yang banyak beredar sehingga dapat menyikapi dengan baik mengenai berbagai macam metode diet penurunan berat badan tersebut.

KERANGKA PEMIKIRAN

Penerapan diet penurunan berat badan terjadi karena adanya ketidakpuasaan terhadap berat badan yang dimiliki. Hal ini menyebabkan penerapan diet penurunan berat badan cenderung dilakukan dengan hal yang singkat, berbahaya serta menggunakan inisiatif sendiri. Metode diet penurunan berat badan yang digunakan biasanya diperoleh dari berbagai macam sumber informasi seperti media massa, tokoh idola, teman sebaya, dan keluarga.

(18)

4

berbagai pendidikan mengenai gizi. Pengetahuan diet penurunan berat badan yang baik dan benar akan menimbulkan persepsi yang baik terhadap berbagai metode penurunan berat badan sehingga dapat menerapkan diet penurunan berat badan dengan baik pula. Pengetahuan mengenai diet penurunan berat badan sangat penting untuk menghindari kesalahan dalam melakukan diet penurunan berat badan. Tahap terakhir dari pengetahuan dan persepsi adalah penerapan diet penurunan berat badan yang termasuk kedalam perilaku (Gambar 1).

Gambar 1 Kerangka pemikiran tentang pengetahuan, persepsi dan penerapan diet penurunan berat badan pada mahasiswa putra

Keterangan

: variabel yang diteliti : hubungan yang dianalisis : hubungan yang tidak dianalisis : variabel yang tidak diteliti

Pengetahuan Diet

Persepsi pola diet penurunan Berat Badan

 Rendah Kalori

Obsessive Corbuzier Diet Food Combining

 Diet Golongan Darah

Praktek Diet (Penerapan Diet) Karakteristik Subjek

 Jenis kelamin

 Usia

 Indeks Prestasi

Kumulatif

 Status gizi

Faktor lingkungan:

o Pengaruh Media Massa

o Pengaruh Teman

Sebaya

o Pengaruh Tokoh Idola

(19)

5

METODE

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive dengan alasan sebagian besar aktivitas mahasiswa putra program sarjana gizi berlangsung di lingkungan kampus. Pengumpulan data dilakukan di Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor pada bulan Februari - April 2014.

Teknik Penarikan Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa putra tingkat 1- 4 program S1 Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor yang bersedia diambil datanya pada bulan Februari – 10 April 2014 dan pada saat penelitian masih aktif dalam perkuliahan. Gambar 2 menjelaskan proses penyaringan dari 140 orang populasi menjadi 98 subjek.

Gambar 2 Diagram alir penarikan subjek

Total seluruh mahasiswa putra adalah 140 orang dengan jumlah mahasiswa putra yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini sebesar 70%. Tabel 1 menunjukkan sebaran subjek yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini dimana seluruh populasi mahasiswa tingkat 1 bersedia untuk dijadikan subjek. Mahasiswa tingkat 2 dan tingkat 3 yang tidak bersedia diambil datanya telah dihubungi dengan berbagai cara tetapi tetap tidak bersedia untuk menjadi subjek dalam penelitian ini, sedangkan mahasiswa tingkat 4 yang tidak bersedia diambil datanya dikarenakan saat penelitian berlangsung sedang melaksanakan internship dietetika di luar kampus sehingga tidak dapat menjadi subjek dalam penelitian ini.

Populasi : 140 orang

98 orang bersedia berpartisipasi dalam

penelitian

42 orang tidak bersedia berpartisipasi dalamn penelitian

(20)

6

Tabel 1 Sebaran subjek berdasarkan tingkat

Tingkat Mahasiswa Putra Subjek %

1 17 17 17.3

2 49 25 25.5

3 26 25 25.5

4 48 31 44.2

Total 140 98 70

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer yang diperoleh melalui pengisian kuesioner secara langsung oleh subjek yang dilaksanakan setelah jam kuliah. Data primer meliputi jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan, IPK semester terakhir, pengetahuan diet penurunan berat badan, persepsi diet penurunan berat badan serta penerapan diet penurunan berat badan. Pengumpulan data dilakukan dengan dibantu oleh enumerator yang sebelumnya telah disamakan persepsinya dalam pengisian kuesioner serta telah dilakukan standarisasi pengukuran berat badan dan tinggi badan sehingga hasil yang diperoleh antar enumerator tidak berbeda-beda. Daftar jenis dan cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Variabel dan cara pengumpulan data primer dan sekunder

No Variabel Cara Pengumpulan Data

1 Karakteristik subjek

- Jenis kelamin

- IPK semester terakhir

- Usia

- Berat badan

- Tinggi badan

- Pengisian kuesioner langsung oleh

mahasiswa putra

- Pengukuran langsung menggunakan

timbangan injak dan stature meter

2 Pengetahuan diet penurunan berat

badan

- Pengisian kuesioner langsung oleh

mahasiswa putra

3 Persepsi diet penurunan berat

badan

- Pengisian kuesioner langsung oleh

mahasiswa putra

4 Penerapan diet penurunan berat

badan

- Pengisian kuesioner langsung oleh

mahasiswa putra

(21)

7 0.1 cm yang ditempelkan pada dinding. Pada saat pengukuran tinggi badan, subjek diminta untuk berdiri tanpa menggunakan sepatu, badan subjek harus tegak, serta pandangan harus lurus ke depan. Nilai berat badan dan tinggi badansubjek dilihat dan dicatat pada kuisioner. IPK subjek diperoleh dari kuesioner yang diisi langsung oleh subjek dan kemudian divalidasi dengan data IPK yang didapatkan dari Komisi Pendidikan Departemen Gizi Masyarakat.

Kuesioner mengenai pengetahuan diet, persepsi diet, serta penerapan diet diisi langsung oleh subjek dengan dipandu oleh enumerator dalam pengisian jawaban. Sebelum pengisian kuesioner persepsi diet, subjek diberikan kertas berisi penjelasan dari masing-masing diet yaitu: diet rendah kalori, Obssesive Corbuzier Diet (OCD), Food Combining dan diet golongan darah.

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer Microsoft Office Excel dan SPSS 17 for Windows. Proses pengolahan meliputi coding, entri dan analisis. Pengkategorian variabel secara

rinci dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Pengkategorian variabel penelitian secara rinci

Variabel Hasil ukur Skala ukur

 Status gizi (IMT) 1. IMT < 17.0 Kurus (kekurangan berat badan

tingkat berat)

2. 17.0-18.4 Kurus (kekurangan berat badan tingkat

ringan)

3. 18.5-25.0 Normal

4. 25.1-27 Kegemukan (kelebihan berat badan

tingkat ringan)

5. IMT > 27.0 Gemuk (kelebihan berat badan

tingkat berat) (Depkes 2003)

Ordinal

 Status gizi

(IMT/U)

1. ≤ -3 SD (kurang gizi)

2. -2 SD ≤ z-score < -3 SD (kurus) 3. -2 SD < z-score < +1 SD (normal) 4. +1 SD ≤ z-score < +2 SD (kegemukan) 5. +2 SD ≤ z-score < +3 SD (gemuk) 6. ≥ +3 SD (sangat gemuk)

(WHO 2007)

Ordinal

Indeks Prestasi Kumulatif

1. Kurang : IPK< 2.00

2. Cukup : 2.00 ≤ IPK< 2.76 3. Baik : 2.76 ≤ IPK< 3.51

4. Sangat baik : IPK ≥ 3.51

Ordinal

(22)

8

menggunakan indikator IMT/U yang dikelompokkan berdasarkan WHO (2007) seperti dijelaskan pada Tabel 3.

Data pengetahuan diperoleh dari pengisian kuisioner yang dijawab langsung berisi 20 pertanyaan mengenai diet penurunan berat badan, kemudian diberikan nilai 0 (jika subjek tidak menjawab atau menjawab salah sepenuhnya), nilai 1 (jika subjek menjawab mendekati benar), nilai 3 ( jika subjek menjawab benar namun belum sempurna), nilai 5 (jika subjek menjawab benar dan sempurna). Kategori penilaian dapat dilihat pada Lampiran 1. Secara keseluruhan nilai maksimum dari pengetahuan adalah 100 dan nilai minimum adalah 0. Setelah skor didapatkan kemudian dilakukan pengelompokkan menggunakan kategori berdasarkan Khomsan (2002) yaitu: rendah (<60), sedang (60-80), dan tinggi (>80).

Pengukuran persepsi diperoleh dari pengisian kuisioner yang berisi 40 pernyataan mengenai upaya penurunan berat badan meliputi pernyataan favorable yaitu pernyataan dengan konstruk yang hendak diukur dan unfavorable yang merupakan pernyataan dengan konstruk yang tidak hendak diukur (dapat dilihat pada Lampiran 2) yang terdiri dari 10 pernyataan mengenai diet rendah kalori, 10 pernyataan mengenai Obssesive corbuzier diet (OCD), 10 pernyataan mengenai diet Food Combining dan 10 pernyataan mengenai diet golongan darah dengan pilihan jawaban sangat setuju (ss), setuju (s), ragu-ragu (rr), tidak setuju (ts) dan sangat tidak setuju (sts) yang sesuai dengan skala likert. Tiap pilihan memiliki skor masing-masing. Skor dalam tiap pernyataan terbagi menjadi dua (dapat dilihat pada Lampiran 2) yaitu : skor untuk pernyataan favorable sangat setuju memiliki skor 5, setuju memiliki skor 4, ragu-ragu memiliki skor 3, tidak setuju memiliki skor 2 dan sangat tidak setuju memiliki skor 1 serta skor untuk pernyataan unfavorable adalah sangat setuju memiliki skor 1, setuju memiliki skor 2, ragu-ragu memiliki skor 3, tidak setuju memiliki skor 4 dan sangat tidak setuju memiliki skor 5 kemudian dijumlahkan dan dikali dengan 2 sehingga didapatkan skor maksimal 100 dan dikategorikan menjadi persepsi keseluruhan yaitu jika ≤ 72 memiliki persepsi negatif dan >72 memiliki persepsi positif. Skor dari persepsi diet rendah kalori, OCD, Food Combining, dan golongan darah didapat dengan cara yang sama hanya saja penjumlahan dilakukan sesuai dengan kategori dietnya. Kategori untuk diet rendah kalori adalah ≤ 76 memiliki persepsi negatif dan > 76 memiliki persepsi positif, diet OCD memiliki persepsi negatif jika ≤ 72 dan >72 memiliki persepsi positif, diet Food Combining memiliki kategori persepsi negatif jika ≤ 64 dan persepsi positif > 64 dan diet golongan darah jika ≤ 62 memiliki persepsi negatif dan> 62 memiliki persepsi positif. Pengkategorian persepsi didasarkan pada nilai median dari masing-masing persepsi tersebut.

Pengukuran penerapan diperoleh dari pengisian kuisioner secara langsung. Data yang didapatkan diberi kode 0 jika tidak melakukan diet dan kode 1 (melakukan diet golongan darah), 2 (melakukan diet Food Combining), 3 (melakukan diet Obssesive Corbuzier Diet ), 4 (melakukan diet rendah kalori) dan 5 (melakukan diet lainnya). Setelah pengkodean dilakukan, maka dilakukan analisis secara deskriptif mengenai keberlanjutan, kesulitan, alasan serta hasil dari diet yang dilakukan (dapat dilihat pada Lampiran 3).

(23)

9 diet penurunan berat badan, status gizi dengan penerapan diet penurunan berat badan serta untuk mengetahui gambaran jenis diet yang dilakukan subjek. Analisis Spearman digunakan apabila variabel yang dianalisis berjenis rasio, baik variabel dependen maupun independennya. Variabel yang dianalisis menggunakan Spearman adalah pengetahuan diet dengan persepsi dan IPK.

Analisis uji beda yang dilakukan adalah Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan pengetahuan diet penurunan berat badan mahasiswa putra antar tingkat. Uji Mann Whitney dilakukan untuk mengetahui tingkat mana yang memiliki perbedaan.

Definisi Operasional

Subjek terdiri dari seluruh mahasiswa program studi Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor tingkat 1, 2, 3, dan 4.

Karakteristik subjek meliputi jenis kelamin, usia, IPK semester terakhir, berat dan tinggi badan, status gizi.

Usia adalah umur subjek pada saat penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam tahun.

Berat badan adalah massa tubuh dalam satuan kilogram yang diukur menggunakan timbangan digital ketelitian 0,1 kg.

Tinggi badan adalah pengukuran tinggi badan subjek dalam posisi berdiri tegak sempurna menempel ke dinding dan menghadap ke depan diukur dengan menggunakan microtoise ketelitian 0,1 cm.

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah indeks prestasi rata-rata yang diperoleh oleh mahasiswa selama masa kuliah.

Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh subjek berdasarkan IMT yang dibedakan menjadi kurus sekali, kurus, normal, gemuk dan gemuk sekali (Depkes 2003).

Pengetahuan diet penurunan berat badan adalah sesuatu yang diketahui oleh mahasiswa mengenai diet penurunan berat badan yang baik dan benar menurut kaidah ilmu gizi yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang diberikan.

Persepsi diet penurunan berat badan merupakan pandangan mahasiswa terhadap diet penurunan berat badan yang dianggap kontroversi dengan ilmu gizi, bersifat subyektif dan dilatarbelakangi oleh pengetahuan diet tersebut dan background pendidikan.

Praktek diet penurunan berat badan merupakan penerapan diet pada populasi guna menurunkan berat badan.

Diet Golongan Darah adalah diet yang dijalankan berdasarkan golongan darah pelaku untuk menurunkan berat badan yang ditemukan oleh dokter d’Adamo.

Food Combining adalah kombinasi diet serasi yang dijalankan dengan pengaturan derajat keasaman pada bahan pangan dan tubuh.

(24)

10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Subjek

Karakteristik subjek dalam penelitian ini meliputi usia, IPK, dan status gizi. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa putra program studi Ilmu Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor yang berjumlah sebanyak 98 orang. Sebaran subjek berdasarkan karakteristik dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini :

Tabel 4 Sebaran subjek berdasarkan karakteristik

Variabel n %

(25)

11 sudah memasuki bangku SMA, dan remaja akhir dari 18 sampai 21 tahun yang telah memasuki tingkat pendidikan di perguruan tinggi (Dariyo 2004). Usia subjek berkisar dari 17 tahun hingga 22 tahun, dimana subjek terbanyak berada pada usia 20 tahun (29.6%).

Indeks Prestasi Kumulatif merupakan indeks prestasi rata-rata dari semester awal hingga semester terakhir yang sudah dijalani dan didapat dari pengisian kuesioner secara langsung oleh subjek yang kemudian divalidasi oleh data yang diperoleh dari Komisi Pendidikan. Subjek yang memiliki IPK sangat baik terdapat 20.4%, baik sebanyak 55.1%, cukup sebanyak 21.4%, dan kurang sebanyak 3.1%.

Status gizi merupakan keadaan tubuh seseorang atau sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan, dengan menilai status gizi seseorang atau sekelompok orang, maka dapat diketahui apakah seseorang atau sekelompok orang tersebut status gizinya baik atau tidak baik (Gibson 2005). Pengukuran status gizi dilakukan dengan menggunakan data tinggi badan dan berat badan, subjek yang memiliki usia 17-19 tahun menggunakan indikator IMT/U sedangkan subjek yang memiliki usia diatas 19 tahun menggunakan indikator IMT. Sebaran status gizi subjek berdasarkan IMT/U hanya terdapat subjek yang berstatus gizi normal sebanyak 9.1% dan status gizi sangat gemuk 2.0% sedangkan sebaran status gizi subjek berdasarkan indikator IMT terdapat 64.2% dengan status gizi normal dan 10.2% dengan status gizi sangat gemuk.

Pengetahuan Diet Penurunan Berat Badan

Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.Pengetahuan gizi dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan informal (Notoatmodjo 2003).

(26)

12

yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo 2003).

Tabel 5 Sebaran subjek menurut nilai dari pertanyaan pengetahuan diet No Pertanyaan dianjurkan saat penurunan berat badan

65 66.3 8 8.l 17 17.3 8 8.1

10 Diet penurunan berat badan yang baik harus mengandung gizi

69 70.4 9 9.1 14 14.2 6 6.1

11 kecukupan energi minimal saat melakukan diet penurunan berat badan dalam sehari

27 27.5 34 34.6 27 27.5 10 10.2

12 Dampak diet penurunan berat badan yang dilakukan secara tidak sehat

40 40.8 5 5.1 52 53.0 1 1.0

13 Kebiasaan yang buruk yang biasa dilakukan pada saat penurunan berat badan

18 Durasi olahraga yang dianjurkan pada saat penurunan berat badan

80 81.6 9 9.1 7 7.1 4 4.0

19 Waktu yang paling baik untuk berolahraga

24 24.4 63 64.2 7 7.1 4 4.0

20 Dampak mengonsumsi makanan dengan asupan tinggi protein

(27)

13 Sebaran subjek berdasarkan pengetahuan diet penurunan berat badan (Tabel 6) adalah sebanyak 22.4% memiliki pengetahuan rendah dan tinggi serta sebanyak 55.1% memiliki pengetahuan sedang. Hal ini dapat disebabkan oleh sebagian subjek yang memiliki pengetahuan rendah mendapatkan pengetahuan tersebut hanya melalui pendidikan informal seperti melalui tayangan telivisi atau artikel majalah dan internet yang belum diketahui kebenarannya sedangkan subjek yang memiliki pengetahuan tinggi mendapatkan pengetahuan diet penurunan berat badan melalui pendidikan gizi informal yang diimbangi dengan pendidikan gizi formal. Menurut Rakhmat (1991) media massa merupakan faktor lingkungan melalui proses belajar sosial dengan memberikan efek komunikasi berupa penambahan pengetahuan, mengubah sikap, atau menggerakkan perilaku.

Tabel 6 Sebaran subjek menurut kategori pengetahuan diet penurunan berat badan

Pengetahuan Diet n %

Tinggi (>80) Sedang (60-80)

Rendah(<60)

22 54 22

22.4 55.1 22.4

Total 98 100

Tabel 7 menunjukkan bahwa subjek yang memiliki pengetahuan rendah tertinggi (14.3%) yaitu subjek yang merupakan mahasiswa tingkat 1, dan subjek yang memiliki pengetahuan tinggi terbanyak adalah mahasiswa tingkat 4 dan 3 masing-masing sebesar 11.2 % dan 10.2 %. Hal ini diduga karena mahasiswa tingkat 3 dan 4 telah mendapatkan mata kuliah dietetika, dimana mata kuliah tersebut mengajarkan diet rendah kalori yang merupakan poin penyusun dari kuesioner pengetahuan diet.

Tabel 7 Sebaran pengetahuan berdasarkan tingkat mahasiswa

Hasil uji hubungan spearman menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan diet penurunan berat badan dengan tingkat mahasiswa dengan nilai korelasi yang negatif yang berarti bahwa tidak selalu semakin tinggi pengetahuan maka semakin tinggi pula tingkat mahasiswa tersebut (p<0.05, r= -0.601). Hasil uji kruskall wallis menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara pengetahuan diet dengan tingkat mahasiswa putra (p<0.05). Untuk melihat tingkat mana yang memiliki perbedaan yang signifikan maka dilakukan uji lanjut Mann Whitney. Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa tingkat mahasiswa putra yang tidak memiliki perbedaan pengetahuan diet penurunan badan adalah mahasiswa putra tingkat 4 dan 3 (p>0.05). Hal ini dapat disebabkan oleh mahasiswa putra

Pengetahuan diet

Tingkat Mahasiswa

Total

1 2 3 4

n % n % n % n % n %

Rendah 14 14.3 4 4.1 3 3.1 1 1.0 22 22.4

Sedang 3 3.1 20 20.4 11 11.2 20 20.4 54 55.1

Tinggi 0 0 1 1.0 10 10.2 11 11.2 22 22.4

(28)

14

tingkat 4 dan 3 telah mendapatkan mata kuliah dietetika 1 dan 2 yang merupakan mata kuliah yang mengajarkan diet penurunan berat badan yang sesuai dengan kaidah ilmu gizi yaitu diet rendah kalori. Mahasiswa putra tingkat 2 belum mendapatkan mata kuliah dietetika 2 hal ini menyebabkan terdapat perbedaan pengetahuan diet penurunan berat badan dengan mahasiswa putra tingkat 4, 3 serta mahasiswa putra tingkat 1 (p<0.05). Perbedaan pengetahuan diet penurunan berat badan juga dapat dilihat pada mahasiswa putra tingkat 1 yaitu mahasiswa putra yang belum sama sekali mendapatkan mata kuliah dietetika 1 ataupun 2 sehingga didapatkan perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan mahasiswa tingkat 4,3, dan 2 (p<0.05).

Pengetahuan gizi dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan informal. Selain itu juga dapat diperoleh dengan melihat dan mendengar sendiri atau melalui alat-alat komunikasi seperti membaca majalah, mendengar siaran radio dan menyaksikan televisi (Suhardjo 1989). Informasi dari media sosial inilah yang diduga mempengaruhi pengetahuan diet dimana informasi ini belum diketahui kebenarannya.

Subjek yang memiliki IPK baik memiliki pengetahuan sedang yaitu sebesar 31.6%. Hasil uji korelasi Spearman menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara IPK dengan pengetahuan diet pada tingkat 1 (p=0.012) dan tingkat 4 (p=0.020) sedangkan pada tingkat 3 dan tingkat 4 tidak terdapat hubungan yang signifikan antara IPK dengan pengetahuan diet (p>0.05). Hal ini dapat dilihat bahwa terdapat 9.2% subjek yang memiliki IPK baik tetapi pengetahuan dietnya rendah (Tabel 8).

Tabel 8 Sebaran Indeks Prestasi kumulatif subjek berdasarkan pengetahuan diet

IPK

Pengetahuan diet

Total

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n % n %

Kurang 3 3.1 0 0 0 0 20 20.4

Cukup 5 5.1 14 14.3 2 2.0 54 55.1

Baik 9 9.2 31 31.6 14 14.3 21 21.4

Sangat baik 5 5.1 9 9.2 6 6.1 3 3.1

Total 22 22.4 54 55.1 22 22.4 98 100

Persepsi Diet Penurunan Berat Badan

Persepsi merupakan suatu proses kognitif untuk memberikan interpretasi terhadap orang lain, objek atau dunia sosialnya (Baron, Brancombe & Byrne 2008). Proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman,proses belajar, dan pengetahuan (Walgito 2003). Hal ini menghasilkan perbedaan persepsi antara manusia yang satu dengan yang lain. Tiap manusia bereaksi berdasarkan persepsinya masing-masing bukan berdasarkan realitas objektif (Schiffman dan Kanuk 2000).

(29)

15 susunan hidangan makanan lengkap yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan komposisi zat gizi yang saling melengkapi dan memperhatikan proporsi setiap kelompok makanan berdasarkan zat gizi (Ramayulis 2008) serta dianjurkan oleh departemen kesehatan dan sesuai dengan kaidah ilmu gizi, sedangkan persepsi negatif diartikan bahwa subjek setuju dengan diet OCD, Food Combining, dan golongan darah yang merupakan diet yang saat ini masih dianggap kontroversi akan kebenaran dan keamanan dalam menjalankan diet tersebut, yaitu diet Golongan Darah, Food Combining (Rahmawati 2009) dan Obsessive Corbuzier Diet (OCD) (Semarayasa 2013).

Sebanyak 55.1% subjek memiliki persepsi positif terhadap diet rendah kalori, 88.8% subjek memiliki persepsi yang positif terhadap persepsi diet Obsessive Corbuzier Diet (OCD), 63.3% subjek memiliki persepsi positif terhadap diet Food Combining dan sebanyak 62.8% subjek memiliki persepsi positif untuk persepsi diet golongan darah. Hal ini menunjukkan bahwa subjek setuju bahwa diet rendah kalori merupakan diet yang dianjurkan oleh departemen kesehatan dan sudah memenuhi kaidah ilmu gizi dan subjek setuju bahwa OCD, Food Combining, dan diet golongan darah merupakan diet yang kontroversi karena belum ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa diet tersebut aman untuk dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Truby et al (2008) mengatakan bahwa evaluasi efektifitas dan dampak dari diet popular tersebut penting untuk diketahui lebih lanjut, namun hal ini belum selesai diselidiki secara mendalam hingga saat ini. Hal ini dapat dilihat lebih lengkap pada Tabel 9 dibawah ini.

Tabel 9 Sebaran subjek menurut kategori persepsi diet penurunan berat badan

Persepsi Diet Nilai median Negatif (≤ median) Positif (> median)

n % n %

Rendah Kalori 76 44 44.9 54 55.1

Obsesive Corbuzier Diet (OCD)

72 11 11.2 87 88.8

Food Combining 64 36 36.7 62 63.3

Golongan Darah 62 37 37.8 61 62.8

Keseluruhan 72 49 50 49 50

Menurut Corbuzier dalam Semarayasa (2013),Obsessive Corbuzier Diet (OCD) memiliki 5 syarat agar dapat memiliki tubuh yang langsing dengan cepat, yaitu jangan sarapan, puasa hingga 24 jam, makan apa saja boleh, tetap berolahraga saat berpuasa serta menganggap kolestrol bukan penyebab kegemukan sehingga tidak perlu menghindari makanan yang mengandung kolestrol. Diet ini masih dianggap kontroversi karena memiliki metode diet yang disebutkan sebelumnya. Bukti ilmiah dampak negatif dari penerapan diet ini dalam jangka panjang belum ada karena masih perlu ditinjau dengan penuh kehati-hatian. Makan banyak setelah berpuasa mengakibatkan tubuh terpaksa mengerahkan sebagian besar darah dan energinya ke fungsi pencernaan sehingga fungsi tubuh lain kekurangan energi dan oksigen. Akibatnya, organ tubuh mudah rusak dan sistem metabolisme mengalami penurunan fungsi (Iping 2006).

(30)

16

untuk menjaga keseimbangan yang dibutuhkan tubuh kita. Metode ini menyarankan pelaku memadukan protein hewani dengan sayur saat makan. Makanan alami seperti buah, sayur yang tidak mengalami proses pemasakan sangat dianjurkan pada diet ini (Gunawan 2009). Menurut Ramayulis (2008) diet Food Combining dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan kekurangan beberapa jenis zat gizi mikro dan kelebihan salah satu zat gizi mikro. Jenis zat gizi yang sering tidak terpenuhi pada diet Food Combining adalah kalsium sehingga resiko untuk menderita osteoporosis meningkat sedangkan zat gizi makro yang sering berlebih adalah lemak jenuh, karena adanya peningkatan asupan protein. Makanan tinggi protein identik dengan tinggi lemak. Lemak jenuh salah satu faktor resiko munculnya penyakit kardiovaskuler.

Diet golongan darah merupakan diet yang dilakukan dengan cara mendasarkan pada golongan darah si pelaku. Menurut D’Adamo (2005) manusia yang memiliki tipe darah berbeda pasti memiliki respons atau tanggapan terhadap makanan yang berbeda pula. D’Adamo juga mengkategorikan makanan menjadi 16 kategori dan dimasukan ke dalam golongan sangat baik, netral, atau harus dihindari sesuai tipe darah. Golongan sangat baik diartikan bahwa makanan itu bekerja bagaikan obat. Golongan netral berarti makanan tersebut bekerja sebagaimana yang pengaruhnya kecil bagi tubuh. Golongan dihindari berarti makanan bertindak bagaikan racun bagi tubuh. Hal ini dibantah oleh El-Sohemy (2014) yang melakukan penelitian pada 1445 orang di Kanada mengatakan bahwa tidak ada bukti untuk mendukung teori diet golongan darah, cara seseorang menanggapi salah satu dari diet ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan jenis darah mereka. Sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis dari diet golongan darah adalah palsu.

Sebaran subjek menurut kategori persepsi diet penurunan berat badan dapat dilihat pada Tabel 10 bahwa subjek yang memiliki persepsi diet positif merupakan mahasiswa tingkat 4 yaitu 20.4% dan mahasiswa tingkat 3 yaitu 12.2%. Mahasiswa tingkat 1 dan 2 paling banyak memiliki persepsi negatif yaitu sebesar 9.2% dan 16.3%.

Tabel 10 Sebaran subjek menurut kategori persepsi diet penurunan berat badan

Persepsi diet

Tingkat Total

1 2 3 4

n % n % n % n % n %

Negatif 9 9.2 16 16.3 12 12.2 12 12.2 49 50.0

Positif 8 8.2 9 9.2 12 12.2 20 20.4 49 50.0

Total 17 17.3 25 25.5 24 24.5 32 32.7 98 100.0

Thoha (2012) persepsi dibentuk oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai, kebutuhan, minat, dan motivasi. Faktor eksternal meliputi latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan, kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.

(31)

17 oleh pengetahuan bukan menjadi hal yang paling utama dalam pembentukan persepsi seseorang.

Tabel 11 Sebaran pengetahuan diet subjek berdasarkan persepsi Pengetahuan

diet

Persepsi diet penurunan berat badan

Total Korelasi

(32)

18

Praktek Diet Penurunan Berat Badan

Perilaku diet adalah usaha sadar seseorang dalam membatasi dan mengontrol makanan yang akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi dan mempertahankan berat badan. Perilaku diet merupakan praktek dari penerapan diet penurunan berat badan dimana remaja pria cenderung lebih memilih memiliki badan yang berotot sebagai penampilan ideal mereka (McCreary 2000). Diet penurunan berat badan merupakan hal yang sering dilakukan oleh remaja untuk mendapatkan berat badan yang ideal serta penampilan diri yang menarik. Sebaran subjek menurut praktek diet penurunan berat badan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Sebaran subjek menurut praktek diet penurunan berat badan

Praktek Diet n %

Tidak Melakukan 89 90.8

Rendah Kalori 5 5.1

Obsesive Corbuzier Diet (OCD) 2 2.0

Food Combining 1 1.0

Golongan Darah 0 0

Lainnya 1 1.0

Total 98 100

Praktek diet yang dilakukan adalah sebanyak 90.8% subjek tidak melakukan diet, 5.1% (5 orang) subjek melakukan diet rendah kalori, sebanyak 3 subjek mengatakan bahwa alasan memilih diet rendah kalori adalah mudah untuk dilakukan dan 2 lainnya mengatakan bahwa diet rendah kalori memiliki prinsip apabila intake lebih kecil daripada output maka berat badan akan turun sehingga mereka melakukan diet tersebut (Tabel 12). Subjek yang melakukan diet rendah kalori mengaku mendapatkan sumber informasi mengenai diet rendah kalori dari internet serta alasan mereka melakukan diet tersebut adalah untuk menurunkan berat badan, rata- rata subjek mengalami penurunan berat badan sebanyak 4-6 kg dalam waktu hampir satu tahun.Sebanyak 2 subjek sudah tidak melakukan lagi diet tersebut dengan alasan bahwa cepat lelah dan lemas. Diet rendah kalori yang dilakukan tidak dengan benar dapat mengakibatkan cepat lelah dan lemas, pengurangan kalori yang sangat banyak dan jauh dari yang dianjurkan dalam satu hari dapat menjadi pemicunya.

(33)

19 pada OCD dapat mengakibatkan cepat lelah dan lemas karena tidak diperbolehkannya mengkonsumsi apapun selama jendela makan.

Sebanyak 1.0% subjek melakukan diet Food Combining meyebutkan alasan mengapa mereka memilih diet tersebut yaitu untuk menurunkan konsumsi karbohidrat dan cukup mengkonsumsi protein agar massa otot meningkat. Subjek juga mengatakan bahwa mendapatkan sumber informasi dari internet dan alasan melakukan diet tersebut adalah untuk menurunkan berat badan dan menghilangkan perut buncit. Penurunan berat badan yang didapat subjek selama melakukan diet tersebut sebanyak 1 kg dengan keluhan merasa kelelahan dan lemas selama melakukan diet tersebut dan masih melakukan diet ini pada saat pengambilan data.

Sebanyak 1.0% subjek yang melakukan diet lainnya yaitu diet tinggi protein mengatakan bahwa mendapatkan informasi mengenai diet tersebut dari internet dan alasan melakukan diet tersebut adalah untuk mencapai berat badan ideal. Penurunan berat badan yang didapat subjek sebanyak 5 kg dengan keluhan sering kambuh sakit maag, pegal otot serta lemas selama melakukan diet tersebut dan masih melakukan diet ini pada saat pengambilan data.

Tabel 13 menunjukkan bahwa terdapat 4.1% subjek yang memiliki status gizi normal dan melakukan diet serta 2.0% subjek yang memiliki status gizi gemuk dan gemuk sekali (3.1%) melakukan diet. Hasil uji korelasi Chi-square menunjukan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan praktek diet (p<0.05). Hal ini sesuai dengan penelitian French (1995) yang menunjukan bahwa prevalensi perilaku diet pada remaja sebesar 14 – 77% yang dilakukan oleh remaja yang overweight maupun yang normal. Perilaku diet yang dilakukan secara terus menerus oleh remaja yang memiliki berat badan normal dan kurus akan menimbulkan perilaku makan yang menyimpang (eating disorder) (Brown 2005).

Tabel 13 Sebaran status gizi subjek berdasarkan praktek diet Status Gizi

Praktek Diet

Total p

Tidak Ya

n % n % n %

Kurus sekali 1 1.0 0 0 1 1.0

0.013

Kurus 6 6.1 0 0 6 6.1

Normal 68 69.4 4 4.1 72 73.5

Gemuk 5 5.1 2 2.0 7 7.1

Gemuk sekali 9 9.2 3 3.1 12 12.2

Total 89 90.8 9 9.2 98 100

(34)

20

33.3%, sedangkan subjek dengan status gizi kurus sekali dengan kurus tidak ada yang melakukan diet penurunan berat badan.

Tabel 14 Sebaran status gizi subjek berdasarkan jenis praktek diet

Status Gizi

Praktek Diet

Total Rendah

Kalori OCD FC

Golongan

Darah Lainnya

n % n % n % n % n % n %

Kurus sekali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kurus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Normal 2 22.2 1 11.1 1 11.1 0 0 0 0 4 44.4

Gemuk 0 0 1 11.1 0 0 0 0 1 11.1 2 22.2

Gemuk sekali 3 33.3 0 0 0 0 0 0 0 0 3 33.3

Total 5 55.6 2 22.1 1 1.1 0 0 1 11.1 9 100

Berdasarkan Tabel 15 yang merupakan sebaran praktek diet berdasarkan tingkat mahasiswa, dapat diketahui bahwa subjek yang melakukan diet kontroversi Food Combining terdapat pada mahasiswa tingkat 4 yaitu 1.0% dan yang melakukan diet OCD sebesar 1.0% pada mahasiswa tingkat 1 dan 4. Hal ini diduga subjek banyak terpapar oleh pendidikan informal yaitu melalui media sosial dan informasi lainnya sehingga subjek tergiur untuk melakukan diet kontroversi tersebut.

Tabel 15 Sebaran praktek diet subjek berdasarkan tingkat mahasiswa

Praktek diet

Tingkat

Total

1 2 3 4

n % n % n % n % n %

Tidak diet 15 15.3 23 23.5 23 23.5 28 28.6 89 90.8

Diet Food COmbining 0 0 0 0 0 0 1 1.0 1 1.0

OCD 1 1.0 0 0 0 0 1 1.0 2 2.0

Diet Rendah Kalori 1 1.0 2 2.0 1 1.0 1 1.0 5 5.1

Diet lainnya 1 1.0 0 0 0 0 0 0 1 1.0

Total 32 32.7 24 24.5 25 25.5 17 17.3 98 100

Hubungan Pengetahuan Diet dengan Praktek Diet Penurunan Berat Badan

(35)

21 Tabel 16 Sebaran pengetahuan diet subjek berdasarkan praktek diet

Hasil analisis korelasi Chi square menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan diet dengan praktek diet yang dilakukan (p>0.05). Hal ini berarti semakin tinggi atau semakin rendah pengetahuan gizi subjek belum tentu melakukan praktek diet yang sesuai dengan kaidah ilmu gizi. Hal ini tidak sesuai dengan Sanjur (1982) yang menyatakan bahwa pengetahuan gizi menentukan atau membentuk praktek secara langsung. Tidak terdapatnya hubungan diduga dikarenakan faktor lain yang mempengaruhi praktek diet yang dilakukan mahasiswa putra salah satunya adalah status gizi, teman, dan lingkungan sosial (Fonseca et al 1998).

Hubungan Persepsi Diet dengan Praktek Diet Penurunan Berat Badan Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli dasar berupa cahaya, warna, dan suara diseleksi, diorganisasikan, dan diinterpretasikan, selain itu persepsi merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi timbulnya perilaku (Solomon 2002). Sebaran persepsi diet subjek dapat berdasarkan praktek diet dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Sebaran persepsi diet subjek berdasarkan praktek diet

Sebanyak 45.9% subjek yang memiliki persepsi negatif tidak melakukan diet dan sebanyak 4.1% yang memiliki persepsi negatif melakukan diet (Tabel 17). Uji hubungan Chi-Square menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi diet dengan praktek diet (p>0.05). Hal ini tidak sejalan dengan Nayga (1996) yang mengatakan bahwa persepsi seseorang akan berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku.

Pengetahuan diet

Praktek Diet

Total p

Tidak Ya

n % n % n %

Rendah 20 20.4 2 2.0 22 22.4

0.495

Sedang 48 49.0 6 6.1 54 55.1

Tinggi 21 21.4 1 1.0 22 22.4

Total 89 90.8 9 9.2 98 100

Persepsi

Praktek Diet

Total

p

Tidak Ya

n % n % n %

Negatif 45 45.9 4 4.1 49 50.0

1.000

Positif 44 44.9 5 5.1 49 50.0

(36)

22

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sebesar 55.1% subjek memiliki pengetahuan sedang dan hasil analisis bivariat menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan persepsi dan IPK dengan pengetahuan (p<0,05) serta tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan praktek diet yang dilakukan (p>0.05). Hasil uji beda menunjukan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan antar tingkat mahasiswa (p<0.05), dimana mahasiswa yang memiliki pengetahuan tinggi dan sedang berada pada tingkat 3 dan 4 (53.0%) sedangkan mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan rendah berada pada tingkat 1 (14.3%).

Sebagian besar subjek (50.0%) memiliki persepsi positif terhadap persepsi keseluruhan diet penurunan berat badan. Sebanyak 88.8% subjek memiliki persepsi positif terhadap diet rendah kalori yang artinya bahwa subjek setuju bahwa diet ini merupakan diet yang baik dan benar dalam melakukan penurunan berat badan.Sebanyak 88.8%, 63.3% dan 62.8% subjek memiliki persepsi yang positif terhadap diet OCD, Food Combining dan golongan darah, dimana subjek setuju bahwa diet ini merupakan diet yang kontroversi dan tidak sesuai dengan ilmu gizi. Hasil uji chi-square menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi diet dengan praktek diet yang dilakukan oleh subjek (p>0.05). Hal ini dapat dilihat pada praktek diet yang dilakukan oleh subjek yaitu sebanyak 4.0% subjek masih ada yang melakukan diet kontroversi ini.

Sebanyak 89.9% subjek tidak melakukan diet penurunan berat badan, 5.1 % subjek melakukan diet rendah kalori, 2.0% subjek melakukan diet OCD dan 1.0% subjek melakukan diet golongan darah serta diet lainnya yaitu diet tinggi protein. Diet kontroversi Food Combining dan OCD dilakukan oleh mahasiswa tingkat 1 dan 4 yaitu masing-masing sebesar 1.0%. Subjek dengan status gizi gemuk melakukan diet OCD (11.1%) dan diet lainnya yaitu diet tinggi protein (11.1%). Subjek dengan status gizi gemuk sekali melakukan diet rendah kalori (33.3%).

Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan jumlah subjek yang lebih banyak, komunitas lain diluar gizi serta menggunakan kuesioner yang mengacu pada satu jurnal mengenai diet yang dilakukan sehingga dapat lebih menggambarkan penerapan diet kontroversi yang dilakukan oleh mahasiswa putra. Selain itu, mahasiswa putra gizi diharapkan dapat menambah wawasan dari berbagai media khususnya jurnal dan artikel ilmiah mengenai diet kontroversi sehingga tidak mudah mempercayai diet kontroversi tersebut.

(37)

23

DAFTAR PUSTAKA

[Depkes].2003. Pedoman Praktis Pemantauan Status Gizi Orang Dewasa. Jakarta (ID): Depkes RI.

Agustina H. 2003. Alokasi waktu anak untuk leisure dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa SD di kota medan [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Andea R. 2010. Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada Remaja. [skripsi]. Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara.

Baron RA, Branscombe NR, dan Byrne D. (2008). Social Psychology. New York :Pearson Education.

Bayyari WD. 2010. Predictors of dieting among female college students at Palestinian Universitas: an exploratory study. Proquest dissertation and Theses: The Sciences and Engineering Collection.

Brown JE. et al. 2005.Nutrition Trough the Life Cycle 2nd edition. Thomson Wadswoth, Belmont.

Chalasani S. 2008. South Beach Diet associated ketoacidosis: a case report. Journal of Medical Case Reports.2:45.doi: 10.1186/1752-1947-2-45

Chaplin JP. 2008. Kamus Psikologi Lengkap. Jakarta(ID): PT Raja Grafindo. Corbuzier D. 2013. OCD. Obsessive Corbuzier’s Diet. www.readyforfit.com.

Diakses pada tanggal 30 Maret 2014.

D’Adamo PJ, WhitneyC. 2005. Diet Sehat Golongan Darah, Diet Tanpa Rasa Lapar. Cucunawangsih, translator. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari: Blood Type O Food, Beverage and Suplement List.

Dahlan MS. 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 4. Jakarta (ID): Salemba Medika.

Dariyo A. 2004. Psikologi perkembangan remaja. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. Desiderato O, Howiesion DB, Jackson JH. 1976. Investigating Behavior :

Principles Of Psychology. New York (US): Harper & Row Publisher.

EL-Sohemy A. 2014. ABOGenotype, ‘Blood-Type’ Diet and Cardiometabolic Risk Factors.Department of Nutritional Sciences, Faculty of Medicine.Canada (US): University of Toronto.

Fonseca VM, Sichieri R and Da Veiga GV. (1998). Factors associated with obesity among adolescents. Rev. Saude Publica. 32(6): 541–9.

French SA. 1995. Frequent Dieting among Adolescents: Psychosocial Ana Health Behavior Correlates. American Journal of Public Health. 85(5): 695-701. Gibson RS. 2005. Principles of Nutritional Assesment. New York (US): Oxford

University Press.

(38)

24

Heald FP, Elizabeth JG. 1998. Diet, Nutrition, Adolescence. Baltimore(US): Williams & Wilkins.

Herlijulianti E, Indriani TS, Artini S. 2002.Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta(ID): Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hurlock EB. 1998. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta (ID): Erlangga.

Iping S. 2006. Langsing dengan Metode Kualitatif. Jakarta (ID): Puspa Swara. Khomsan A. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Jurusan Gizi

Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga.Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Lestari DI. 2013. Identifikasi Perilaku Diet Remaja Putri.Jurnal Promkes.1(1):

67-75.

McCreary DR, Sasse DK. 2000.An exploration of the drive for muscularity in adolescent boys and girls. J Am Coll Health. 48:297-304.

Megawati. 2006. Perilaku Diet Remaja Putri Ditinjau Dari Cita Raga [skripsi]. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata (tidak diterbitkan).

Monks FJ, Knoers AMP, Haditono SR. 1992. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University.

Mu’tadin Z. 2002. Kemandirian sebagai kebutuhan psikologis pada remaja. [diunduh mar 2014]. Tersedia pada: http://www.e- psikologi.com/artikel/individual/kemandirian-sbg-kebutuhan-psikologis-pada-remaja

Nayga R. 1996. Determinants of consumer use of nutritional information on food packages. Journal Of Agricultural Economics Association.

Neumark-Sztainer D, Fulkerson JA, Hannan PJ, Story M. 2008. Family Meal Frequency and Weight Status Adolescent : Cross-Sectional and 5 Year Longitudinal Associations. Obesity (silver spring).

Notoatmodjo S. 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta (ID): PT.Rineka Cipta. Notoatmodjo S.2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta (ID): PT.

Rineka Cipta

RahmawatiS. 2009. Food Combining, Diet Golongan Darah, danVegetarian Dari Sudut Pandang Ilmu Gizi. Proceeding’s of workshop on Healthy Diet for Healthy Life, How to Eat Healthy Diet that Your Body and Soul Agree

[Internet].Semarang.[diunduh 2014 Februari

3].Tersediapada:http://www.academia.edu/3146241/Food_combining_diet_gol ongan_darah_dan_vegetarian_dari_sudut_pandang_Ilmu_Gizi

Rakhmat J. 1991. Psikologi Komunikasi. Bandung(ID): Remaja Rosdakarya Offset.

(39)

25 Riyadi H. 2003. Penilaian Status Gizi secara Antropometri. Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sanjur D. 1982.Social Cultural Perspective in Nutrition. New Jersey (US): Prentice-Hall, Englewood Cliffs.

Sarwono SW. 1998. Psikologi Remaja. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo.

Schiffman, Leon G, and Kanuk LL. 2000.Consumer Behavior. New Jersey (US): Prentice Hall.

Semarayasa IK.2013. Perspektif OCD di kalangan Praktisi Kesehatan dan Olahraga [Internet].Seminar Nasional FMIPA Undiksha III. Bali (ID): Procc

MIPA. [diunduh 2013 Mar 25]. Tersedia pada:

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/view/2707/2287 Solomon MR. 2002. Consumer Behavior. New Jersey (US): Prentice Hall

International.

Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bogor (ID): Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi.

Sulistyoningsih H. 2010. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta (ID): Graham Ilmu.

Taren DL, Thomson CA, Koff NA, Gordon PR, Marian MJ, Bassford TL, Fulginiti JV, and Ritenbaugh CK. 2001.Effect of an integrated nutrition curriculum on medical education, student clinical performance and student perception of medical nutrition training.Journal of clinical nutrition. 73: 1107-1112.

Thoha M. 2012. Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Implikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Tirtawinarta TC. 2013. Ingin Menjadi Langsing? Penanggulangan Obesitas secara Terpadu. Edisi ke-1.Jakarta (ID): Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Truby H, Hiscutt R, Herriot AM, Stanley M, deLooy A, Fox KR, Robson PJ, Macdonald I, Taylor MA et al. 2008. Commercial weight control diets meet nutrient requirements in free living adults over 8 weeks: A randomised controlled weight control trial.Nutrition Journal. 7:25.

Walgito. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta(ID). Andi Offset.

(40)

26

Lampiran 1 Skoring pengetahuan diet penurunan berat badan

No Pertanyaan pengetahuan Jawaban Skor

1 Apa yang dimaksud dengan diet penurunan berat badan?

 mengurangi asupan makan untuk tujuan tertentu, penurunan lemak tubuh, diet yg dilakukan dengan menghindari pangan yg menyebabkan kenaikan bb

 diet yang dilakukan untuk menurunkan berat badan/mencapai bb ideal

 (1)pengaturan pola makan untuk menurunkan bb (2)diet yang dilakukan dengan cara mengurangi asupan makanan

1

3

5

2 Penurunan berat badan yang baik dan sehat berat badan hanya boleh turun dalam seminggu seberat…..kg

 0.5-2 kg

 Jawaban salah atau tidak menjawab

5

 kekurangan zat gizi makro dan mikro, tubuh mengalami shocked, tubh stress, perubahan bentuk tubuh, kulit kendur, tubuh tidak mendapatkan asupan yg maksimal  sakit, gangguan fungsi organ

 dehidrasi, lemas, letih, lesu, tekanan darah rendah, sindroma yo-yo, gangguan metabolisme,anemia

1

3

5

4 Komposisi tubuh ideal menurut anda terdiri dari

 air, lemak, otot, protein  lemak, otot, air

 lemak sedikit, otot banyak

1 3 5

5 Prinsip utama dari penurunan berat badan yang baik adalah

 mengatur pola makan, sesuai dengan kapasitas adaptasi tubuh,tetap memperhatikan gizi seimbang, olahraga teratur, penurunan jumlah lemak tubuh, menurun tetapi tetap sehat, tidak meewatkan sarapn, tetap mengonsumsi pangan seimbang, tercukupi energi sehari, memperoleh tubuh ideal, mencegah obesitas

 asupan sama dengan pengeluaran (olahraga)/ dilakukan secara bertahap,mengurangi asupan energy

 membatasi asupan energi dan meningkatkan pengeluaran energi dengan olahraga dilakukan secara bertahap, konsisten dan berkelanjutan

1

3

(41)

27

No Pertanyaan pengetahuan Jawaban Skor

6 Pemilihan jenis makanan yang tepat pada saat melakukan diet penurunan berat badan adalah

 sayur dan buah, kurangi karbohidrat, berimbang, beragam

 tinggi protein, KH kompleks, daging ayam  rendah lemak/ rendah energi/ tinggi serat/KH

kompleks/IG RENDAH

1

3

5

7 Subjek makanan sumber protein hewani yang dianjurkan untuk diet penurunan berat badan adalah

 susu

 ayam tanpa kulit/ ayam dada/ ikan/telur/usu rendah lemak

 masing-masing makanan 1 porsi

 KH 55-60% , P 20-25%atau lebih tinggi dan lemak 20%

 karbohidrat 3 porsi, lauk nabati 3 porsi, lauk hewani 2 porsi, sayuran 3 porsi, buah 5 porsi, gula 0, minyak 3

 sayur minimal 3 porsi, buah minimal 5 porsi 3 5

10 Selain makanan yang beragam,diet penurunan

 1700-2000/ tidak kurang dari AMB (tidak menyebutkan jumlah kalori) / 80-90% kebutuhan sehari

 1200-1600 Kalori/hari

1 3

(42)

28

No Pertanyaan pengetahuan Jawaban Skor

12 Apabila diet penurunan berat badan dilakukan

 penyakit defisiensi kurang gizi, gangguan makan, gangguan saluran pencernaan, terkena maag, dehidrasi, sindrom yo-yo, fase datar, jika penggunaan obat merusak organ hati dan ginjal, kelainan sistem hormonal

1

3

5

13 Kebiasaan buruk yang biasa dilakukan pada saat melakukan penurunaan berat badan ...

 malas dan ingn cepat turun, mengkonsumsi herbal/obat, tidak mengkonumsi nasi, mengurangi makan

 mengurangi kebutuhan energi secara tidk bertahap, makan lewat dari jam 7 malam,tidak mengkonumsi makanan yang beragam  melewatkan salah satu waktu makan/tidak

sarapan/tidak makan sama sekali/tidak konsisten/malas olahraga/sering

ngemil/memuntahkan kembali makanannya/ tidak mengkonsumsi makanan sumber KH dan lemak, bulimia/ konsumsi gula berlebih/ jogging menggunakan jaket

15 Berikan subjek menu makanan rendah energi

 porsi nasi dikurangi  roti

 menu yang dibuat tidak dengan digoreng dan menghindari penggunakan makanan berlemak, mengurangi konsumsi gula, ada sayur dan buah dalam setiap waktu makan, yoghurt

1 3

5

16 Selain melakukan diet, untuk menjaga berat badan ideal sebaiknya dilakukan olahraga sebanyak...kali/minggu

 1-2 kali/ minggu

 3 kali/minggu atau 7 kali/minggu  4-5 kali/ minggu

1 3 5

17 Jenis olahraga apa yang sebaiknya dilakukan untuk menurunkan berat badan

 olahraga ringan  sit up dan push up

 berjalan kaki diselingi jogging, bersepeda, berenang, senam aerobik,plank, skipping

(43)

29

No Pertanyaan pengetahuan Jawaban Skor

18 Berapa lama olahraga yang dianjurkan untuk penurunan berat badan setiap kali olahraga (menit) adalah

 10-15 menit/ 90 menit  20- 30 menit

 30-60 menit

1 3 5

19 Waktu yang paling baik untuk berolahraga pada saat penurunan berat badan adalah

 malam hari/ 2 jam sebelum/sesudah makan, bangu tidur

 pagi hari  sore hari

1

3 5

20 Dampak dari mengkonsumsi

makanan dengan asupan tinggi protein dan menghindari asupan karbohidrat adalah

 kurang energi, lesu,letih,penurunan lemak tubuh,cepat lapar, mdah mengantuk, fungsi protein berubah menjadi penyedia energi, meningkatkan penumpukan lemak dalam tubuh, terganggunya homestasis, penurunan bb, gangguan pertumbuhan sel, gizi tidak seimbang, toxic

 massa otot meningkat, metabolisme terganggu  gangguan/kerusakan ginjal/ penyakit asam urat

(kelebihan

purin)/hiperalbumin/hipoglikemia/ketosis/asido sis

1

3

(44)

30

Lampiran 2 Penjelasan diet penurunan berat badan

Berikut merupakan empat contoh diet penurunan berat badan : A. Obssesive Corbuzier Diet (OCD)

1. Diet ini dipopulerkan oleh mentalis Deddy Corbuzier (2013) yang terinspirasi dari tradisi biksu Monks Theravada, yaitu menjauhkan diri dari mengambil makanan pada waktu tertentu

2. Tujuan awal diet ini untuk menurunkan berat badan, menurunkan massa lemak, dan membentuk otot

3. Metode diet:

a. Memiliki waktu makan tertentu yang disebut dengan jendela makan dimana pelaku diet hanya boleh makan apa saja tapi tidak rakus selama 8 jam, 6 jam, dan 4 jam

b. Puasa atau waktu tidak makan selama 16 jam, 18 jam, 20 jam, dan dalam seminggu sekali 24 jam

B. Food Combining

1. Diet ini ditemukan oleh ahli bedah kenamaan Amerika Serikat, yaitu Dr. William Howard Hay (1920-an). Di Indonesia, Food Combining dipopulerkan pertama kali oleh ahli terapi nutrisi, Andang W. Gunawan (1999)

2. Tujuan awal diet ini untuk menyembuhkan penyakit ginjal kronis, tekanan darah tinggi, dan pembengkakan jantung, serta dapat berpengaruh terhadap penurunan berat badan.

3. Metode diet:

a. Kombinasi makanan serasi yaitu dengan mengatur siklus alami tubuh dengan tidak menyantap nasi, lauk-pauk, sayur, dan buah sekaligus dalam satu jam makan (Contohnya makanan sumber karbohidrat dibarengi dengan sayur dan buah namun tidak boleh dibarengi dengan sumber protein dan lemak)

b. Mengonsumsi makanan segar dan alami, serta menjauhi makanan yang telah diproses/olahan, seperti makan kalengan, makanan awetan (sawi asin, manisan buah, abon), dan makanan mengandung Food additives (MSG, pewarna sintesis)

c. Keseimbangan asam-basa tubuh perlu diperhatikan, pH normal dalam tubuh 7,35-7,45.

d. Tidak memerlukan takaran konsumsi makanan (jumlah lebih bebas, namun kombinasinya harus serasi)

Hal yang dianjurkan Hal yang dihindari 1. Berolahraga pada saat puasa yang

disebut dengan OCD 7 minutes Work out (O7W)/ High Intensive Training dengan teknik pernafasan berupa angkat beban bukan cardio untuk melatih dan membentuk otot. 2. Mengkonsumsi air putih saat

berpuasa

1. Mengkonsumsi makanan selama waktu jendela makan

Gambar

Gambar 1 Kerangka pemikiran tentang pengetahuan, persepsi dan penerapan diet penurunan berat badan pada mahasiswa putra
Gambar 2 Diagram alir penarikan subjek
Tabel 1 Sebaran subjek berdasarkan tingkat
Tabel 3 Pengkategorian variabel penelitian secara rinci
+7

Referensi

Dokumen terkait

Usia lanjut yang mengalami kesulitan melakukan pergerakan fisik atau gangguan gerak, akan terjadi perbedaan dalam jumlah skor fungsi kognitifnya, sehingga

Simulasi model angkutan sedimen dengan penempatan bangunan ambang di Sungai Banjir Kanal Barat untuk prediksi sedimentasi sampai dengan tahun 2019 dan 2024

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional, sehubungan dengan adanya pengaruh rasio investasi pemerintah daerah dan rasio pengeluaran/konsumsi pemerintah dengan

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian kapur dan bahan organik, menentukan perlakuan yang paling baik dan dosis optimum kapur dan

Sedangkan kualitas hubungan pernikahan menjadi variabel bebas yang ditentukan karena diprediksi memberi kontribusi pada tingkat successful agings (variabel

Wahai jiwa-jiwa yang tenang jangan sekali-kali kamu. Mencoba jadi Tuhan dengan mengadili dan

Text was used as the main data is the result of the analysis and recommendations for the level of Vocational High School (SMK) at DIY in the period of 2014. The study of the text