• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberian Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus) dalam Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemberian Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus) dalam Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MERAH

Pandanus conoideus

DALAM PAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN

LOBSTER AIR TAWAR

Cherax quadricarinatus

HIDAYAT ZULKARNAIN RIDWAN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pemberian Ekstrak Buah Merah Pandanus conoideus dalam Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain dan telah disebutkan dalam teks serta dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

(4)

iv

Abstrak

HIDAYAT ZULKARNAIN RIDWAN. Pemberian Ekstrak Buah Merah Pandanus conoideus dalam Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus. Dibimbing oleh MIA SETIAWATI dan HARTON ARFAH.

Lobster air tawar capit merah (Cherax quadricarinatus) merupakan jenis krustasea komoditas perikanan yang mulai dikembangkan untuk dibudidayakan sejak tahun 2002. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan sintasan lobster air tawar, salah satu diantaranya adalah keberhasilan molting yang sangat bergantung pada cadangan kalsium dalam tubuh lobster. Hingga saat ini banyak dijumpai kematian lobster yang diakibatkan oleh ketidakmampuannya dalam melakukan molting secara sempurna. Salah satu bahan alami yang mengadung kalsium tinggi adalah buah merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian dosis berbeda ekstrak buah merah (Pandanus conoideus) terhadap kinerja pertumbuhan lobster air tawar. Lobster yang digunakan memiliki panjang dan bobot awal 4,26+0,33 cm dan 2,18+0,50 gram. Hasil penelitian menunjukkan jumlah molting sama, mengalami peningkatan pada awal pemeliharaan dan pada pemberian hari berikutnya mengalami penurunan. Laju pertumbuhan bobot harian dan panjang mutlak 1,15–1,47% dan 0,22–0,83 cm, kelangsungan hidup lobster air tawar 93,33–100%, dan koefisien keragaman 3,60– 6,16%. (p>0,05) Penambahan ekstrak buah merah pada pakan buatan tidak memberikan efek terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar.

Kata kunci: lobster air tawar, molting, ekstrak buah merah, pertumbuhan

Abstract

HIDAYAT ZULKARNAIN RIDWAN . The granting of red fruit (Pandanus conoideus) extracts in feed on the performance of red claws (Cherax quadricarinatus) growth. Guided by MIA SETIAWATI and HARTON ARFAH.

Freshwater red claws (Cherax quadricarinatus) is a type of crustaceans food commodities which began to be developed for being cultivated since 2002. There were some factors that affected the growth and survival rate of red claws, one of them was the success of molting which depended on reserved calcium that contained in the red claw body. There were many cases about lobster death caused by its inability in doing an ideal molting. One of the natural subtances which contained high calcium was red fruit. The goal oh this research was evaluate the effect for granting different red fruit doses. Red claw that has used had a long and weight about 4.26 cm and 2.18 grams in the beginning. The research result showed the similar sum of molting, increasing in the beginning of maintenance and at the next granting are decreasing. Daily growth rate and the absolute length were 1.15% - 1.47% and 0.22 - 0.83 cm. The survival rate of red claw lobster was 93.33% - 100% and the coefficient of variability was 3.60% - 6.16%. (p>,05) The research result has shown the sum of molting was equal.

(5)

v

PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MERAH

Pandanus conoideus

DALAM PAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN

LOBSTER AIR TAWAR

Cherax quadricarinatus

HIDAYAT ZULKARNAIN RIDWAN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

vii

Judul : Pemberian Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus) dalam Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus

Nama : Hidayat Z. Ridwan Nomor Pokok : C14090079

Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya Departemen : Budidaya Perairan

Disetujui,

Dr. Ir. Mia Setiawati, M.Si Pembimbing I

Ir. Harton Arfah, M.Si Pembimbing II

Diketahui,

Ketua Departemen Budidaya Perairan

Dr. Ir. Sukenda, M.Sc Ketua Departemen

(8)

viii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemberian Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus) dalam Pakan Terhadap Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus. Penelitian dilakukan pada bulan Februari – Maret 2014 di Laboratorium Kolam Percobaan Perikanan Babakan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari peran berbagai pihak yang telah mendukung dan membantu dalam pelaksanaan penelitian hingga proses penyusunan skripsi ini. Karenaya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu (Fatimah) tercinta yang telah melahirkan dan merawat serta membesarkan penulis dengan sangat baik, Bapak (Ridwan Lego Bolan) tercinta yang telah memberikan kasih dan sayangnya pada keluarga

2. Ibu Dr. Ir. Mia Setiawati, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan selama masa penelitian dan penyusunan skripsi

3. Bapak Ir. Harton Arfah, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahannya dalam menentukan tema penelitian ini hingga proses penyusunan skripsi

4. Dr. Ir. Kukuh Nirmala, M.Sc selaku dosen penguji yang telah bersedia hadir dan menguji skripsi penulis dan juga terima kasih atas saran dan masukannya

5. Dr. Dinamella Wahjuningrum S.Si., M.Si selaku komisi program studi (KPS) yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk turut serta dalam proses ujian skripsi

6. Adik-adik (Yanti dan Harun) yang selalu memberikan perhatian dan dukungan serta semangat

7. Teman-teman yang membantu dalam penelitian ini (Penghuni Babakan) 8. Hayu Lesya Putri, wanita yang mampu menjadi cahaya dan terang dalam

perjalanan hidup penulis

9. Teman-teman Fisheries Diving Club dan teman-teman diklat 29. Terima kasih untuk kebersamaan kalian selama di FDC tercinta. Teruntuk FDC tercinta: “Banyak sudah yang telah kau beri kepada kami”

Penulis,

(9)

ix

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

METODE ... 2

Udang uji ... 2

Wadah pemeliharaan ... 2

Pakan yang digunakan... 2

Rancangan percobaan... 2

ANALISIS DATA ... 3

Bobot Rata-rata Lobster Air Tawar... 3

Laju Pertumbuhan Bobot Harian ... 3

Panjang Rata-rata Lobster Air Tawar ... 4

Panjang Mutlak Lobster Air Tawar ... 4

Kelangsungan Hidup Lobster Air Tawar ... 4

Koefisien Keragaman Panjang Rata-rata ... 4

Jumlah Molting ... 5

Analisis Data ... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 5

Hasil ... 5

Pembahasan ... 7

KESIMPULAN ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 11

LAMPIRAN ... 13

(10)

x

DAFTAR TABEL

1 Kualitas air media pemeliharaan lobster air tawar selama

penelitian ... 3 2 Jumlah molting lobster air tawar yang terjadi selama masa

penelitian ... 5 3 Pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar yang

diberi pakan dengan perlakuan berbeda selama penelitian ... 7

DAFTAR GAMBAR

1 Panjang rata-rata lobster air tawar yang diberi pakan yang mengandung dosis berbeda ekstrak buah merah selama 30 hari

pemeliharaan ... 6 2 Pertumbuhan bobot lobster air tawar yang diberi pakan yang

mengandung dosis berbeda ekstrak buah merah selama 30 hari

pemeliharaan ... 6

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lobster air tawar capit merah (Cherax quadricarinatus) mulai dikembangkan untuk dibudidayakan di Indonesia sejak tahun 2002 (Darmansah 2011). Karplus et.al (2003) menyatakan bahwa red claw merupakan jenis yang mudah dikembangbiakkan dan memiliki peluang usaha yang besar karena sejauh ini masih belum dapat memenuhi permintaan pasar yang begitu tinggi (Anonim1). Hasil survey di lapangan menunjukkan bahwa usaha pembenihan lobster dihadapkan pada pertumbuhan benih yang beragam sehingga menjadi kendala dalam pemenuhan target produksi. Benih yang lambat pertumbuhannya akan membutuhkan waktu pemeliharaan yang lebih lama. (Tampubolon 2011).

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan sintasan lobster air tawar diantaranya adalah kualitas benih, jenis pakan, kualitas air, penyakit dan keberhasilan molting, yaitu pergantian kulit yang baru. Peran molting sangat penting dalam pertumbuhan lobster karena semakin sering lobster melakukan molting, maka pertumbuhannya juga semakin baik (Ahvenharju 2007). Keberhasilan molting sangat bergantung pada cadangan kalsium yang ada dalam tubuh lobster dan hingga saat ini banyak dijumpai kematian lobster yang diakibatkan oleh ketidakmampuannya dalam melakukan molting secara sempurna (Hakim 2009). Salah satu penyebab kegagalan molting adalah tidak berhasilnya lobster dalam proses gastrolisasi, yaitu penyerapan kalsium yang ada di dalam tubuhnya. Selanjutnya, dinyatakan bahwa peran kalsium sangat signifikan dalam proses pengerasan cangkang yang baru setelah lobster berhasil melepaskan cangkang yang lama. Lambatnya pertumbuhan lobster air tawar diduga karena kurangnya asupan kalsium (Ca) baik dari lingkungan tempat hidupnya ataupun dari asupan pakan yang diperoleh lobster tersebut. Kalsium yang diserap oleh lobster dapat berasal dari makanan, air, dan hasil kanibalisme atau pemangsaan cangkang yang lepas (Hakim, 2009). Terdapat banyak bahan sumber kalsium yang dapat digunakan dan salah satu bahan herbal sumber kalsium alami, yaitu buah merah (Anonim2)

(12)

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian dosis berbeda ekstrak buah merah (Pandanus conoideus) yang mengandung kalsium terhadap kinerja pertumbuhan lobster air tawar, melalui pengamatan jumlah molting, pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya.

METODE

Udang uji yang digunakan pada penelitian ini adalah lobster air tawar (cherax quadricarinatus) berumur kurang lebih satu bulan dengan panjang rata-rata adalah 4,26+0,33 cm dan bobot rata-rata-rata-rata adalah 2,18+0,50 gram. Jumlah lobster air tawar yang digunakan sebanyak 60 ekor dan berasal dari satu pemijahan yang sama dan seumur. Benih dipelihara pada 12 akuarium berukuran (60x45x30) cm dengan volume air 40,5 liter dan kepadatan 5 individu per akuarium. Pada setiap akuarium dimasukkan pipa paralon berukuran ½ inchi dan ¾ inchi dengan panjang 15 cm yang berfungsi sebagai shelter. Masing-masing akuarium diisi dengan 5 shelter.

Wadah pemeliharaan disusun secara berjajar dengan dilengkapi instalasi aerasi berupa selang dan batu aerasi yang dihubungkan dengan pipa 1 inchi pada blower utama di laboratorium. Sebelum lobster tersebut disebar ke masing-masing akuarium, lobster tersebut terlebih dahulu dipelihara selama 3 hari pada akuarium yang telah disediakan untuk proses adaptasi lingkungan. Lobster air tawar ini kemudian disebar dan dipelihara selama 30 hari dengan memberikan perlakuan pakan yang diberi ekstrak buah merah sebagai sumber kalsium dengan dosis berbeda.

Pakan yang digunakan pada penelitian ini berupa pakan udang komersil yang dibagi menjadi empat perlakuan dengan konsentrasi ekstrak buah merah yang berbeda tiap perlakuannya. Peracikan pakan bertujuan untuk menambahkan ekstrak buah merah ke dalam masing-masing kelompok pakan yang berbeda konsentrasi menggunakan putih telur bebek sebagai bahan perekat (Lampiran 1).

Rancangan percobaan pemberian ekstrak buah merah terhadap kinerja pertumbuhan lobster air tawar, yaitu sebanyak 4 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan. Rancangan percobaan tersebut, yaitu pemberian ekstrak buah merah dengan dosis atau kandungan Ca dalam buah merah sebanyak:

a. K = 0 ml/kg (pakan kontrol) b. A = 50 ml/kg pakan (1% Ca) c. B = 100 ml/kg pakan (3% Ca) d. C = 250 ml/kg pakan (5% Ca)

(13)

3

Jumlah molting diamati dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap individu lobster air tawar yang melakukan proses pergantian kulit secara sempurna. Survival rate/sintasan merupakan perbandingan lobster yang hidup pada akhir penelitian dengan lobster pada awal penelitian.

Selama pemeliharaan dilakukan monitoring kualitas air (DO dan pH) sebanyak 4 kali selama penelitian dan pengamatan suhu dilakukan setiap hari. Berikut merupakan data hasil analisis kualitas air selama proses pemeliharaan lobster air tawar (Tabel 1).

Tabel 1 Kualitas air media pemeliharaan lobster air tawar selama penelitian

Perlakuan Suhu ( pada setiap perlakuan selama 30 hari memiliki nilai suhu 27,5oC – 28oC, nilai pH 7,97 – 8,42, dan nilai DO 5,3 mg/l – 7,7 mg/l, berada pada kondisi yang layak (PP No. 82, 2001).

ANALISIS DATA

Bobot Rata-rata Lobster Air Tawar

Bobot lobster air tawar ditimbang dengan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,001. Rumus yang digunakan untuk menghitung bobot rata-rata sebagai berikut

̅ Keterangan

̅ = Bobot rata-rata lobster (g) bi = Biomasa lobster (g)

n = Jumlah lobster yang ditimbang (ekor)

Laju Pertumbuhan Bobot Harian

Laju pertumbuhan bobot harian menggunakkan rumus menurut Huisman (1987) :

(14)

4

Keterangan :

α = Laju pertumbuhan bobot harian (%) ̅t = Bobot rata-rata individu pada hari ke-t (g) ̅0 = Bobot rata-rata individu pada hari ke-0 (g) t = Lama waktu pemeliharaan (hari)

Panjang Rata-rata Lobster Air Tawar

Panjang rata-rata merupakan jumlah panjang total lobster air tawar (pengukuran dari ujung rostrum sampai dengan ujung telson) dibagi dengan banyaknya lobster yang diukur. Rumus yang digunakan sebagai berikut :

Keterangan:

Pr = Panjang rata-rata (cm) Pa = Jumlah panjang total (cm)

J = Jumlah lobster yang diukur (ekor)

Panjang Mutlak Lobster Air Tawar

Panjang mutlak lobster air tawar diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

Pt = Pertumbuhan panjang mutlak

Lt = Rata-rata panjang individu pada hari ke-t (cm) Lo = Rata-rata panjang individu pada hari ke-0 (cm)

Kelangsungan Hidup Lobster Air Tawar

Tingkat kelangsungan hidup adalah perbandingan antara jumlah lobster air tawar yang hidup pada akhir dan awal penelitian. Rumus yang digunakan

Koefisien keragaman (KK) digunakan untuk melihat perbandingan keragaman dua populasi atau lebih. Koefisien keragaman panjang rata-rata diperoleh dengan cara membagi nilai simpangan baku dengan rataan panjang rata-rata pada populasi. Rumus digunakan menurut Steel dan Torrie (1980) sebagai berikut :

(15)

5

Jumlah molting lobster air tawar diketahui dari hasil pengamatan secara langsung terhadap jumlah individu lobster air tawar yang melakukan molting.

Analisis Data

Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis secara statistik anova menggunakan program MS. Excel 2010 dan SPSS 17.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Aktifitas molting memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup dan juga pertumbuhan lobster air tawar. Keberhasilan molting yang dicapai oleh lobster air tawar akan membuat lobster tersebut mengalami pertambahan volume dan juga ukuran tubuh. Berikut pada Tabel 2 disajikan total Jumlah molting yang terjadi pada lobster air tawar selama penelitian:

Tabel 2 Jumlah molting lobster air tawar yang terjadi selama masa pemeliharaan 30 hari dengan perlakuan pemberian ekstrak buah merah dosis berbeda

Perlakuan Waktu (hari) Jumlah

10 20 30 molting

K 4 6 3 13

A 4 7 2 13

B 5 7 1 13

C 5 6 2 13

Berdasarkan Tabel 2, jumlah molting lobster air tawar pada setiap perlakuan yang terjadi setiap selang 10 hari memiliki jumlah yang berbeda, namun, pada akhir penelitian total jumlah molting yang terjadi pada semua perlakuan pemberian ekstrak buah merah dengan dosis berbeda pada pakan memiliki jumlah yang sama.

(16)

6 memiliki pertumbuhan panjang yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kontrol maupun perlakuan lainnya.

Gambar 2 Pertumbuhan bobot lobster air tawar yang diberi pakan yang mengandung dosis berbeda ekstrak buah merah selama 30 hari pemeliharaan

Demikian pula dengan bobot lobster berdasarkan Gambar 2, bobot pada masing-masing perlakuan meningkat setiap sempling 10 hari. Perlakuan A (pemberian ekstrak buah merah 50 ml/kg pakan) memiliki pertumbuhan bobot rata-rata yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kontrol maupun perlakuan lainnya.

(17)

7

Lobster air tawar yang dipelihara selama 30 hari dan diberi pakan dengan perlakuan yang berbeda memiliki pertumbuhan panjang dan bobot serta kelangsungan hidup seperti pada Tabel 3 dibawah ini:

Tabel 3 Pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar yang diberi pakan yang mengandung dosis berbeda ekstrak buah merah selama 30 hari pemeliharaan

parameter uji perlakuan/pertambahan ekstrak buah merah (ml/kg) K (0) A (50) B (150) C (250)

Panjang mutlak (cm) 0,75+0,06a 1,06+0,62a 0,60+0,03a 0,65+0,60a Koefisien keragaman panjang (%) 6,16+2,32a 4,24+1,51a 4,49+0,61a 3.60+2,47a Laju Pertumbuhan Bobot Harian (%) 1,47+0,62a 1,24+0,05a 1,42+0,30a 1,15+0,21a Kelangsungan hidup (%) 100+0,00a 93,33+11.5a 100+0,00a 93,33+11,5a

K = pakan kontrol (tanpa tambahan kalsium buah merah) A (50) = (1 % Ca) penambahan kalsium buah merah dosis berbeda selama 30 hari, yaitu 0,60-1,06 cm dan laju pertumbuhan rata2 bobot harian 1,15-1,47 % (p>0,05). Nilai koefisien keragaman panjang rata-rata lobster air tawar yang diberi pakan mengandung ekstrak buah merah dosis berbeda, yaitu 3,6-6,16 % (p>0,05). Kelangsungan hidup lobster air tawar selama pemeliharaan sangat tinggi, yaitu 93,33 – 100 %.

Pembahasan

(18)

8

bahwa jumlah molting yang terjadi pada lobster air tawar tersebut mengalami penurunan. Rendahnya jumlah molting yang terjadi pada 10 hari ketiga masa penelitian ini diduga karena jumlah kalsium yang disuplai selama 20 hari pertama telah melebihi kebutuhan kalsium yang dibutuhkan oleh lobster air tawar sehingga tidak lagi mampu memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan lobster tersebut. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadie et al. (2010) yang menyatakan bahwa penambahan kalsium untuk meningkatkan pertumbuhan lobster sebaiknya tidak melebihi kebutuhan yang optimal bagi lobster tersebut karena memberikan efek negatif pada pertumbuhan lobster tersebut.

Pada proses pertumbuhan lobster dibutuhkan mineral kalsium yang dapat dicukupi dari makanan dan lingkungan (Hadie et al 2010). Pertumbuhan lobster dapat berlangsung secara optimal jika kalsium yang masuk ke dalam tubuhnya memenuhi konsentrasi yang dibutuhkan. Pada fase pengerasan kulit diperlukan kalsium yang cukup tinggi sehingga kandungan kalsium yang terdapat di dalam hemolimf saja dinilai tidak mampu untuk menunjang proses molting. Hal ini dikarenakan hemolimf hanya dapat memenuhi kebutuhan kalsium sebesar 10% dari kebutuhan dan sisanya diperoleh dari dalam air (Hadie et al. 2010). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa selama proses pemeliharaan tidak ditemukan individu yang mengalami kematian akibat kegagalan saat proses molting berlangsung. Total jumlah molting yang tejadi selama penelitian memberikan hasil yang sama.

Pertumbuhan bobot dan panjang lobster air tawar pada penelitian ini menunjukkan pertumbuhan yang positif. Laju pertumbuhan bobot lobster air tawar yang diperoleh, yaitu berkisar dari 1,15–1,47 %, meningkat maksimal hanya 27,83 %. Sedangkan panjang mutlak lobster yang diperoleh selama masa penelitian berkisar 0,60 –1,06 cm, meningkat maksimal 76,67 %. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa peningkatan pertumbuhan panjang lobster yang tinggi tidak disertai dengan pertumbuhan bobotnya. Hal ini menggambarkan bahwa pertumbuhan lobster tersebut bersifat allometric (Hadie et al. 2010) yang mengartikan bahwa pertumbuhan bobot tidak selalu disertai dengan pertumbuhan panjang. Selain itu, perbedaan nilai koefisien keragaman yang dijumpai pada tiap perlakuan mengindikasikan tingkat pertumbuhan antar individu yang berbeda. Walaupun koefisien keragaman sama antar perlakuan, namun sangat penting untuk kegiatan budidaya udang untuk melihat perbedaan nilai anatar perlakuan. Hasil koefisien keragaman tampak tertinggi ditunjukkan pada kontrol. Ini berarti bahwa tingkat keberagaman lobster air tawar yang ada pada kontrol cukup tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan penambahan ekstrak buah merah. Tingkat keberagaman lobster yang tinggi akan mempengaruhi perilaku hidup lobster air tawar terkait dengan pemangsaan ataupun persaingan dalam mencari makan.

(19)

9

komposisi dari perlakuan lainnya, sehingga memberikan efek pertumbuhan yang lebih baik. Kandungan nutrisi dan mineral pada ekstrak buah merah juga diduga ikut berpengaruh pada proses pertumbuhan lobster tersebut. Buah merah mengandung senyawa-senyawa aktif seperti betakaroten, tokoferol, asam oleat, asam linoleat (omega-9), asam linolenat (omega-3), dan dekanoat (Apsari 2007). Sehingga apabila dilakukan waktu pemeliharaan lebih lama lagi, maka diduga akan tampak perbedaan antar perlakuan terhadap pertumbuhan.

Kelangsungan hidup lobster air tawar pada penelitian ini menunjukkan hasil yang baik. Kelangsungan hidup lobster air tawar yang diperoleh selama proses penelitian, yakni sebesar 93,33 – 100 %. Hasil ini menunjukkan bahwa pakan yang diberikan sudah cukup untuk mendukung kebutuhan pokok lobster air tawar untuk hidup dan tumbuh, sesuai dengan pernyataan Serang (2006) yang melakukan penelitian terhadap rajungan. Faktor-faktor yang mendukung kelangsungan hidup lobster air tawar selain pakan dan lingkungan adalah kanibalisme. Menurut Rouse (1997) pada fase jouvenil sering menunjukkan sifat agresif yang tinggi dan berperilaku kanibal. Pada penelitian ini, tingkat kanibalisme pada lobster dapat ditekan dengan cara menyediakan shelter sesuai dengan kebutuhan lobster tersebut sehingga tingkat kelangsungan hidup yang dihasilkanpun tinggi.

Pada penelitian ini juga didapat bahwa penggunaan ekstrak buah merah pada pakan memberikan efek kecerahan terhadap warna karapas lobster air tawar yang lebih baik bila dibandingkan dengan kontrol. Kecerahan karapas ini diduga karena efek betakaroten yang terkandung di dalam ekstrak buah merah tersebut. Aslianti dan Nasukha (2012) melaporkan bahwa buah merah banyak mengandung beta-karoten (700 ppm), karoten (12.000 ppm) dan tokoferol (11.000 ppm) yang berfungsi sebagai antioksidan dan diungkapkan bahwa beta-karoten di dalam tubuh oleh glukosa akan diubah menjadi vitamin A yang berfungsi meningkatkan pigmentasi. Diketahui bahwa vitamin A tidak dapat diproduksi dalam tubuh. Oleh karena itu, vitamin A yang berasal dari beta-karoten harus ditambahkan dalam pakan buatan. Beta-karoten termasuk golongan senyawa karotenoid yang memiliki pigmen merah, orange, dan kuning, dapat dimanfaatkan sebagai suplemen yang ditambahkan dalam pakan guna meningkatkan kualitas warna.

(20)

10

1,22%; dan 3,98%; 2,14% pada post larva udang galah (udang air tawar) menghasilkan laju pertumbuhan yang relatif sama (Rostika et al 2007). Pada penelitian ini diduga kebutuhan nutrisi dan juga mineral, termasuk kalsium telah mencukupi kebutuhan optimal untuk pertumbuhan lobster air tawar sehingaa pemberian estrak buah merah yang mengandung kalsium tidak memberikan perubahan pada pertumbuhan dan juga kelangsungan hidup lobster air tawar yang diteliti. Selain itu, sifat kalsium yang sinergis dengan mineral fosfor dinilai memberikan pengaruh terhadap kinerja pertumbuhan lobster tersebut, sehingga penambahan kalsium dalam upaya peningkatan kinerja pertumbuhan lobster tersebut perlu diimbangi dengan penambahan fosfor.

KESIMPULAN

(21)

11 Crayfish, Pacifastacus leniusculus (Dana). Academic dissertation in Fishery Science, Finnish Game and Fisheries Research Institute, Evo Game and Fisheries Research, Helsinki.

Apsari. 2007. Pengaruh Pemberian Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus) sebagai Anti-Inflamasi pada Tikus (Rattus norvegicus) Strain Wistar. Fakultas Kedokteran. Malang (ID): Universitas Brawijaya.

Aslamsyah, S dan Fujaya, Y. 2010. Stimulasi Molting danPertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla sp.) Melalui Aplikasi Pakan Buatan Berbahan Dasar Limbah Pangan yang Diperkaya dengan Ekstrak Bayam. IlmuKelautan, 15 (3): 170-178.

Aslianti T dan Nasukha A. 2012. Peningkatan Kualitas Warna Benih Ikan Kakap merah Lutjanus sebae melalui pakan yang diperkaya dengan Minyak Buah Merah pandanus conoideus sebagai Sumber Beta-Karoten. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Gondol. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Hal.: 171-181.

Darmansah M. A. 2011. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) pada Pendederan di Dalam Bak dengan Padat Penebaran 100 hingga 175 Ekor/m2 [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hadie, Hadie, dan Kusmini. 2010. Kajian Efektivitas Kalsium untuk Pengembangan Teknologi Intensif pada Budidaya Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus). Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jurnal Akuakultur Indonesia hal.: 221 – 228.

Hakim R. R. 2009. Penambahan Kalsium pada Pakan untuk Meningkatkan Frekuensi Molting Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) [Tesis]. Fakultas Peternakan- Perikanan. Malang (ID): Universitas Muhammadiyah Malang.

(22)

12

Huisman EA. 1987. The Principles of fish culture production. Departemen of Aquaculture. Netherland (ID) : Wageningen University

Jouaville, L. S., Paolo P., Carlo B., Guy A. R., & RosarioR. 1999. Regulation of mitochondrial ATP synthesis bycalcium: Evidence for a long-term metabolic priming .PNAS, 96 ( 24): 13807–13812.

Karplus, Gideon, and Barki. 2003. Shifting the natural spring–summer breeding

season of the Australian freshwater crayfish Cherax quadricarinatus into

the winter by environmental manipulations. Jurnal of aquacultur, 220:

277–286.

Lengka, Kolopita, dan Asma. 2013. Teknik Budidaya Lobster (Cherax quadricarinatus) Air Tawar di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Tatelu. BBAT Tatelu. Jurnal Akuakultur Indonesia hal.: 15 – 21.

PP Nomor 82. 2001. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Diterbitkan: Presiden Republik Indonesia.

Rostika, Insan, dan Subakti. 2007. Peran Kalsium Pakan terhadap Pertumbuhan Lobster Air Tawar Red Claw (Cherax quadricarinatus). Program Studi Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bandung (ID): Universitas Padjajaran Bandung.

Rouse, D. B.,1997. Production of Australian Red Claw Crayfish. Auburn University. Alabama. USA

Serang A. M. 2006. Pengaruh Kadar Protein dan Rasio Energi Protein Pakan Berbeda terhadap Kinerja Pertumbuhan Benih Rajungan (Portunus pelagicus) [Tesis]. Sekolah Pascasarjana. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Spaziani, E., Thomas C.J., Wenan L.W., Jeffrey A.B.,Shannon M.C., Corey C. C., Matt J.D., ChristopherM.S., Danice K.S., & Rex M. 1999. Further Studieson Signaling Pathways for Ecdysteroidogenesis inCrustacean Y-Organs. American Zoologist, 41:418-429.

Steel, GD, and Torrie. 1980. Principles and Procedures of Statistics. McGraw-Hill Inc.

Tacon, A.G.J. 1986. The Nutritional of Feeding of Farmed Fish and Shrimp. FAO of The United Nation. Brazil, 117 pp.

(23)

13

LAMPIRAN

Lampiran 1: Proses Peracikan Pakan

Pengambilan ekstrak buah

merah menggunakan shiring

Ekstrak bua merah dimasukan ke dalam wadah pencampuran

Putih telur bebek diambil dan dicampurkan bersama

ekstrak buah merah

Pengadukan dan pencampuran ekstrak buah

merah + putih telur

Campuran dimasukkan ke dalam wadah berisi pakan

udang buatan

Pengadukan ekstrak buah merah + putih telur +

pakan udang

Tampilan campuran pakan dengan ekstrak buah

merah Pengeringan pakan

*penggunaan lampu bohlam karena cuaca hujan dan kondisi ruangan

(24)

14

Lampiran 2 Analisis Anova

Descriptives

N Rataan Std. Deviasi Std. Error

95% Selang Kepercayaan untuk

Rataan Minimum Maksimum

Batas Bawah Batas Atas

PR K 3 5.0067 .33724 .19471 4.1689 5.8444 4.62 5.24

A 3 4.8667 .85049 .49103 2.7539 6.9794 4.00 5.70

B 3 4.8533 .08083 .04667 4.6525 5.0541 4.78 4.94

C 3 4.5867 .72590 .41910 2.7834 6.3899 3.76 5.12

Total 12 4.8283 .52379 .15121 4.4955 5.1611 3.76 5.70

BR K 3 3.3600 .63663 .36756 1.7785 4.9415 2.63 3.80

A 3 3.6800 .88357 .51013 1.4851 5.8749 3.15 4.70

B 3 2.9500 .23896 .13796 2.3564 3.5436 2.69 3.16

C 3 2.7867 .53780 .31050 1.4507 4.1226 2.22 3.29

Total 12 3.1942 .64189 .18530 2.7863 3.6020 2.22 4.70

EP K 3 25.1367 2.72298 1.57211 18.3724 31.9009 23.50 28.28

A 3 36.4267 4.84871 2.79941 24.3818 48.4715 33.10 41.99

B 3 25.3300 5.22616 3.01732 12.3475 38.3125 19.30 28.55

C 3 21.7833 3.07867 1.77747 14.1355 29.4312 18.58 24.72

Total 12 27.1692 6.75613 1.95033 22.8765 31.4618 18.58 41.99

SDP K 3 .3033 .09074 .05239 .0779 .5287 .22 .40

A 3 .9367 1.27845 .73811 -2.2392 4.1125 .12 2.41

B 3 .2167 .03055 .01764 .1408 .2926 .19 .25

C 3 .7600 1.17779 .68000 -2.1658 3.6858 .08 2.12

Total 12 .5542 .80668 .23287 .0416 1.0667 .08 2.41

SDB K 3 .5067 .15535 .08969 .1208 .8926 .38 .68

A 3 .9300 .75664 .43684 -.9496 2.8096 .33 1.78

B 3 .3067 .17616 .10171 -.1309 .7443 .11 .45

C 3 .5267 .68734 .39683 -1.1808 2.2341 .11 1.32

Total 12 .5675 .50584 .14602 .2461 .8889 .11 1.78

KKP K 3 6.1567 2.31940 1.33911 .3949 11.9184 4.18 8.71

(25)

15

B 3 4.4900 .60918 .35171 2.9767 6.0033 4.08 5.19

C 3 19.8733 31.52912 18.20335 -58.4494 98.1960 1.63 56.28

Total 12 13.2733 21.12013 6.09686 -.1458 26.6924 1.63 60.26

KKB K 3 16.1533 8.52531 4.92209 -5.0247 37.3314 9.88 25.86

A 3 27.1400 25.48112 14.71153 -36.1586 90.4386 10.45 56.47

B 3 10.0733 5.42098 3.12980 -3.3931 23.5398 3.95 14.26

C 3 22.5800 31.82820 18.37602 -56.4856 101.6456 3.87 59.33

Total 12 18.9867 19.13913 5.52499 6.8262 31.1471 3.87 59.33

SR K 3 100.0000 .00000 .00000 100.0000 100.0000 100.00 100.00

A 3 93.3333 11.54701 6.66667 64.6490 122.0177 80.00 100.00

B 3 100.0000 .00000 .00000 100.0000 100.0000 100.00 100.00

C 3 93.3333 11.54701 6.66667 64.6490 122.0177 80.00 100.00

Total 12 96.6667 7.78499 2.24733 91.7203 101.6130 80.00 100.00

Keterangan: PR = Panjang Rata-rata BR = Bobot Rata-rata EP = Efisiensi Pakan

SDP = Standar Deviasi Panjang SDB = Standar Deviasi Bobot

KKP = Koefisien Keragaman Panjang KKB = Koefisien Keragaman Bobot SR = Survival Rate

(26)

16

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Solor, Tanah Werang, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 26 Agustus 1990 sebagai putra sulung dari pasangan Ridwan Lego Bolan dan Fatimah. Penulis menjalani Pendidikan Menengah Atas di SMA N 1 Muting tahun 2005 – 2008, diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) pada Agustus 2008 pada Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif di organisasi beladiri Tae Kwon Do IPB tahun 2008 – 2009. Selanjutnya penulis aktif menjadi anggota, mentor dan pengurus di Fisheries Diving Club (FDC) IPB sejak Oktober 2010 hingga lulus. Penulis pernah menjadi tim pengambil data terumbu karang dan dokumentasi pada kegiatan Ekspedisi Zooxanthellae XII FDC IPB di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Sambas, Kalimantan Barat tahun 2012. Penulis menjadi ketua FDC IPB pada periode kepungurusan tahun 2013/2014.

Penulis juga aktif pada kegiatan-kegiatan olahraga pada tingkat persiapan bersama (TPB) dan juga mewakili departemen dan juga fakultas serta tingkat IPB. Kegiatan-kegiatan tersebut diataranya: a) juara III lari estafet 4 x 400 meter putra TPB tahun 2010 b) juara II lari estafet putra 4 x 400 meter tingkat fakultas tahun 2011 c) juara II lari estafet 4 x 400 meter tingkat fakultas tahun 2012 d) juara II renang estafet 4 x 40 meter tahun 2013 e) perwakilan jambore penyelam mahasiswa Indonesia (jambore FoPMI III) di Makassar dari IPB tahun 2012.

Selain kegiatan olahraga, penulis juga tergabung dalam kegiatan-kegiatan lain, diantaranya: a) tim rescue dive pencarian mahasiswa D3 IPB yang hilang di sungai Ciliwung tahun 2012 b) pembicara pada acara OMBAK 2013 di auditorium Sumardi sastrakusuma tahun 2013 c) volunteer pada kegiatan Kalbe Sains Junior di Ancol – Jakarta bersama yayasan TERANGI tahun 2013 d) volunteer pada kegiatan Penyu untuk Indonesia di Pulau Panggang dan Pramuka bersama yayasan TERANGI tahun 2014 e) survey lokasi transplantasi karang dan daerah perlindungan laut (DPL) di Kep. Seribu Jakarta tahun 2014.

Gambar

Tabel 1 Kualitas air media pemeliharaan lobster air tawar selama penelitian
Tabel 2  Jumlah molting lobster air tawar yang terjadi selama masa pemeliharaan 30 hari dengan perlakuan pemberian ekstrak buah merah dosis berbeda
Gambar 1  Panjang rata-rata lobster air tawar yang diberi pakan yang  mengandung dosis berbeda ekstrak buah merah selama 30 hari pemeliharaan
Tabel 3  Pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar yang diberi pakan yang mengandung dosis berbeda ekstrak buah merah selama 30 hari pemeliharaan

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan Efek Pemberian Minyak Buah Merah ( Pandanus conoideus L) Dengan Obat Anti Hiperglikemik Oral Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Jantan Galur Wistar ( Rattus

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan kadar IL-10 dalam serum mencit model kanker kolorektal setelah pemberian sari buah merah (Pandanus

Dapat disimpulkan bahwa semakin besar pemberian dosis ekstrak Buah Merah pada kultur sel dan semakin lama waktu inkubasi terhadap kultur sel, maka semakin besar

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan efek pemberian minyak buah merah (pandanus conoideus lam) terhadap kadar glukosa darah dan malondialdehid (MDA)

Perlakuan yang paling berbeda nyata terlihat pada P2 dan P5 yang menunjukkan bahwa P2 pemberian ekstrak buah merah ( Pandanus Conoideus De Vriese ) dengan konsentrasi 20%

Hasil Pengamatan Penghambatan Pembelahan Sel Telur Tripneustes gratilla Linn ekstrak etanol buah merah ( Pandanus conoideus Lam ).

Penambahan sari buah merah (Pandanus Conoideus Lamk) dalam pembuatan es krim diharapkan dapat menambah nilai gizi dalam produk es krim, karena kandungan kimia di dalam

Penulis melakukan penelitian sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian dengan judul MEMPELAJARI KHASIAT BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam) TERHADAP KUALITAS