REDAKSI
Penanggung Jawab : Ketua Teknologi Kehutanan IPB
Ketua Redaksi : Dr. Ir. Nyoman Wistara, MS
Sekretaris : Dr. Ir. Garmawan,
A nggota : Dr. Ir. C. Simangunsong, MS
Ir. Rita Sari Penelaah
Nomor Ini : Prof. Dr. Ir. Dodi MS
Prof. Dr. Iding M. Dr. Ir. Fauzi Febrianto, MS
Dr. Ir. Muh. MS
Dr. Ir. Edi S. Bakar,
Dr. Ir. Nyoman J. Wistara, MS Ikhsan
Laya Rachmi
Alamat : Jurusan Teknologi
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Kampus Darmaga, P.O. Box 168, 16001 Telepon : (0251) 621285, Fax: (0251) 621256 E-mail :
Nomor Rekening : Bank BCA Juanda, NO. : 095-60359-4
Foto Sampul Depan : Atap
Daftar iii
PENGANTAR REDAKSI
THE OF FOUK TROPICAL WOODS
tropis)
Deded S. Nawawi, Wasrin E. A. Kharaziphour
PENGARUH KOMPOSISI PEREKAT LIGNM RESORSINOL DEHIDA TERHADAP EMISI FORMALDEHIDA DAN SIFAT
MEKANIS KAYU LAMINA (The Effect of Composition of the Lignin Resorcinoi Formaldehyde Adhesive on Formaldehyde Emission and
Mechanical Properties of Laminated Wood)
Adi Surdiding Ruhendi, Yusuf Sudo Hadi Suminar S. Achmadi 7
THE EFFECT OF RESM CONTENT ON DIMENSIONAL STABILITY AND MECHANICAL PROPERTIES OF PARTICLEBOARD MADE FROM SUGI
(Pengaruh Kadar Resin terhadap
Sugi japonica D. Don)
Kohta MIYAMOTO and Shigehiko 16
PERBAIKAN KUALITAS KAYU Impregnasi dengan Phenol ida (Quality Improvement of Oil-Palm Wood: Impregnation with
E.S. Bakar, Yusuf S. Hadi Ihak Sumardi 26
KETAHANAN BEBERAPA JENIS DOLOK DIAMETER KECIL HADAP DUA BELAS JENIS JAMUR PELAPUK (The Resistance of Some
Diameter Logs Against Twelve Wood Decaying Fungi)
. 32
WEAR DETERMINATION OF COATED TOOLS BY THE FEATURES EXTRACTED FROM PARALLEL FORCE AND NOISE LEVEL
Tingkat Aus Mata Pisau berdasarkan pada Karakteristik Gaya Sejajar Tingkat Kebisingan)
Darmawan and Chiaki 38
PENGARUH KOMPOSISI PEREKAT LIGNIN
RESORSINOL FORMALDEHIDA TERHADAP EMISI
FORMALDEHIDA DAN SIFAT FISIS-MEKANIS KAYU
LAMINA
e Effect of the Composition of the Lignin Resorcinol
on Formaldelzyde
And
-
Mechanical
Properties of Laminated Wood)
Adi Surdiding Yusuf Sudo dan S.
ABSTRACT
influence of the composition lignin resorcinol formaldehyde (LRF) adhesive on formaldehyde emission and physical-mechanical propertics has been carried out in the present researches. It found that LRF composition influences formaldehyde emission of and its
Formaldehyde of LRF resin in mole ratio of : 0.5 : 2, respectively and F met the Japanese Standard the lowest formaldehyde emission found with the LRF mole of I : 0,9 : 2. The modulus of rupture (MOR) and modulus of elasticity
was higher compared to those original at the same size.
Keywords: Composition, lignin resorcinol formaldehyde, formaldehyde emission, laminated wood.
PENDAHULUAN
formaldehida pada produk panel kayu disebabkan oleh penggunaan perekat yang mengandung formaldehida, seperti urea fenol formaldehida, urea formaldehida dan tidak terkecuali pada perekat lignin resorsinol forrnaldehida. Pada produk panel kayu yang dipakai di dalarn ruangan, emisi formaldehida dapat mencernari kungan dan rnenirnbulkan gangguan
pada selaput lendir saluran dan rnenurunkan daya penciuman.
Besarnya emisi selain
dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kelembaban udara, suhu dan ventilasi dipengaruhi pula oleh faktor intern?.! seperti jenis kayu, tipe perekat yang digunakan dan kondisi pada. saat pernbuatannya. Faktor tipe perekat yang berpengaruh terhadap emisi formaldehida diduga berasal dari adanya kelebihan
yang tidak bereaksi pembuatan perekat tersebut, formaldehida yang dilepaskan sewaktu kondensasi di antara kelompok dan
dehida yang dikeluarkan dari degradasi hidrolisis resin (Tohmura et al,
Mahasiswa Jurusan Pengetahuan Kehutanan Program Pertanian
Staf Jurusan Teknologi Hasil Fakultas lnstitut Pertanian
Staf Pengajar Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam, lnstitut Pertanian
Pengaruh Komposisi Perekat Resorsinol
diduga berasal dari adanya
yang tidak bereaksi dalam pembuatan perekat tersebut, formaldehida yang dilepaskan sewaktu kondensasi di
antara dan
dehida yang dikeluarkan dari degradasi resin (Tohmura 2000). Sedangkan faktor jenis kayu diperkirakan berpengaruh terhadap besarnya formaldehida dikarenakan kayu karakteristik sendiri dan diduga erat berkaitan dengan kerapatan dan kandungan zat ekstraktifnya (Santoso dan Sutigno, 1999).
Negara-negara rnaju seperti
Eropa, dan Jepang telah lama memberlakukan ketentuan terhadap emisi dari berbagai produk yang berhubungan dengan kesehatan dan lingkungan. Hal
kalangan industri panel kayu di Indonesia dipacu untuk menghasilkan produk yang lingkumgan, yaitu produk dengan formaldehida sehingga dapat rnemenuhi standar ekspor.
penelitian mengenai emisi for~naldehida dari berbagai produk seperti kayu lapis dan partikel telah diterbitkan, narnun penelitian
hanya dilakukan kepada produk yang menggunakan perekat berbahan dasar urea, dan fenol dengan
menggunakan Hal ini
dikarenakan jenis perekat yang selama ini ada di dan dipakai industri pengolahan kayu sedangkan penelitian rnengenai ernisi formaldehida pada produk kayu panel
yang perekat berbahan
dasar lignin dengan menggunakan kempa untuk produk dalam bentuk kayu belurn ditemukan. Padahal berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perekat berbahan dasar lignin potensinya cukup menjanjikan dengan keteguhan rekatnya tidak kalah
dari perekat berbahan dasar resorsinol produk bahkan bisa lebih baik.
Mengingat bahwa dewasa i n i
inforrnasi mengenai
for~naldehida dari jenis perekat berbahan dasar lignin dilakukan penelitian mengenai tersebut, khususnya pada kayu lamina yang rnenggunakan perekat resorsinol formaldehida pada berbagai komposisi dengan proses pengempaan Tujuan utarna penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi perekat lignin resorsinol terhadap ernisi formaldehida kayu lamina, dengan sasaran guna mendapatkan formula perekat lignin resorsinol formaldehida yang terbaik untuk membuat kayu lamina yang lingkungan.
BAHAN DAN
A.
Bahan kimia yang digunakan untuk pembuatan perekat terdiri dari
dehida resorsinol lignin isolat yang berasal dari lindi (black
Penrbuatan perekat resorsinol ida
Pembuatan perekat dilaksanakan dengan rnencampurkan isolat lignin, resorsinol
dan 37 (formalin)
sedemikian rupa dengan
NaOH 50% dan aquades secukupnya pada suhu karnar. Campuran diaduk sarnpai homogen selarna lebih kurang 1 jam,
Komposisi Perekat Lignin Formaldehida 9
dengan pH akhir reaksi sekitar I I dan kekentalan sekitar poise. Nisbah bobot lignin : resorsinol = : : 0,7 dan 1 :
0,9 dihitung nisbah mol, sedangkan nisbah mol lignin terhadap
dibuat tetap yaitu : 2.
Spesifikasi perekat lignin yang diamati kenarnpakan, bahan asing, kekentalan, dan kadar sisa penguapan.
kayu lamina berupa dua buah kayu yang direkat dengan arah serat sejajar, dibuat dari kayu rnanii Engl) berukuran (2 x 5 x 40) Sebelurn perekat, kayu
dikeringkan terlebih dahulu di dalarn oven kadar air mencapai %,
diserut dan diarnpelas perrnukaannya.
Pelaburan perekat salah satu permukaan terlebih dahulu perekat diberi berupa paraformaldehida masing-masing sekitar 5% dari perekat LRF cair. Bobot
yang diterapkan sebanyak 170 perrnukaan.
pelaburan
direkatkan dengan lainnya, dikempa rnasing-rnasing selarna 3 jam, kernudian didiarnkan pada suhu selarna satu diuji.
Pernbuatan contoh rnengacu kepada ASTM D 143-95 (ASTM, 1994) untuk pengujian kadar air dan kerapatan dengan ukuran contoh uji (3 x 4 x 5) dan
Standar Jepang (JPIC, 1996) untuk pengujian keteguhan lentur (MOE) dan keteguhan (MOR) kayu lamina.
HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Perekat Lignin
Hasil pengujian sifat resin lignin resorsinol formaldehida (LRF) tercantum pada 1. Resin yang dihasilkan berbentuk cairan, berwarna merah-coklat kehitam-hitarnan. Sebagian besar sifat yang diuji rnenyerupai spesifikasi
Cony Y
resorsinol forrnaldehida buatan KONISHI Co Ltd, Japan), Aerodux 500 (perekat resorsinol fenol formaldehida buatan CIBA GEIGY, England), dan PA 302 (perekat fenol formaldehida buatan PT.
Probolinggo) karena
berada dalarn di antara perekat pernbanding 'tersebut.
Resin lignin resorsinol formaldehida yang dihasilkan rnerniliki sifat fisik berupa cairan berwarna coklat kehitaman dan berbau khas fenol, bau ini rnenunjukkan terjadinya peningkatan gugus fenolik dalarn carnpuran akibat penambahan resorsinol dalarn pernbuatan perekat LRF. Sebagairnana bahwa resorsinol
bau fenol karena
rnerupakan senyawa arornatik yang rnengandung dua gugus
yang rnernbentuk posisi satu sama lain 1994).
Pada 1 terlihat, kadar sisa penguapan yang rnenggarnbarkan kadar
perekat sebanding
dengan penambahan jurnlah resorsinol, sernakin resorsinol yang ditarnbahkan sernakin nilai kadar yang dihasilkan. Peningkatan kadar rnenunjukkan bahwa reaksi Penelitian kondensasi antara lignin, resorsinol dan acak lengkap dengan uji forrnaldehida berlangsung sernakin
rata-rata pengujian Kadar yaitu
Tukey, yaitu sebesar oleh perekat
(Steel dan Torrie, 1989). pada penambahan rnol.
Perekat Kesorsinol Formaldehiaa
Apabila dibandingkan dengan perekat forrnaldehida sebagai standar, ketiga perlakuan pada pembuatan perekat LRF nilai kadar padatannya berada di nilai kadar perekat standar. Hal ini rnenunjukkan bahwa perekat LRF akan kemampuan daya rekat yang lebih baik.
Kenampakan
Semakin tinggi kadar perekat, yang terkandung dalarn perekat juga meningkat. Hal ini menyebabkan peningkatan molekul- molekul perekat yang akan bereaksi dengan kayu pada proses perekatan, sehingga terciptanya keteguhan rekat yang lebih baik. Vick (1999) rnenyatakan, ikatan rekat rnaksirnum dapat terjadi jika perekat membasahi perrnukaan kayu selaku bahan yang direkat sehingga terjadi kontak antara rnolekul perekat dan kayu sehingga daya tarik interrnolekul antara kayu dan perekat dapat rnengikat dengan baik. Dengan peningkatan kadar akan meningkatkan kualitas perekat yang dihasilkan
Pada terlihat juga bahwa semakin jurnlah resorsinol yang rnaka nilai viskositas
L : R : F
Bahan Asing
sisa (
-
-
-Viskositas 25 (poise)
perekat rneningkat. Viskositas tertinggi tercapai pada
resorsinol 0,9 rnol yaitu poise, sedangkan terkecil yaitu poise tercapai pada penambahan resorsinol 0,5 rnol. Nilai viskositas perekat yang dihasilkan kesemuanya berada kisaran viskositas perekat forrnaldehida (PA 302) dan resorsinol formaldehida (Cony bond KR 15 Y). Kenaikan nilai viskositas ini sejalan dengan kenaikan nilai kadar perekat. Hal ini rnenunjukkan rneningkatnya derajat polirnerisasi resin dengan semakin bertarnbahnya resorsinol, yang berarti sernakin besarnya bobot rnolekul polirner yang
: 0,5 : 2
( + )
Pembanding"'
Perekat yang nilai viskositasnya sesuai akan membuat perekat rnenembus pori kayu dengan baik dan mernbentuk ikatan yang optimum, sehingga rnenghasilkan daya rekat yang baik. Perekat yang nilai viskositasnya tinggi akan rnengakibatkan perekat semakin dalarn rnasuk ke dalarn kayu, ini disebabkan kadar yang tinggi sehingga perekat yang digunakan sernakin Narnun delnikian, kelebihan perekat dapat kadar air kayu lamina yang dihasilkan. Selain itu
Kornposisi Perekat Lignin Resorsinol Forrnaldehida
perekat akan menyebabkan
perekat dan
bola-bola serat yang akan
noda-noda perekat yang tidak diinginkan pada permukaan kayu (Maloney, 1977). Oleh karena itu banyaknya perekat yang dilaburkan per permukaan kayu sesuai dan dengan seksama.
Perekat yang nilai viskositasnya
menyebabkan perekat mengandung air yang tinggi. Hal ini dapat menurunkan rekatan antara perekat
dengan kayu, air
yang pada menyebabkan
kayu yang akan direkat sehingga dapat menyebabkan kayu lamina yang dihasilkan proses delaminasi.
2. Air 2, terlihat perubahan kadar air kayu
tidak konsisten dengan nisbah resorsinol yang Kadar air yang terjadi disebabkan adanya penyerapan air oleh kayu baik dari perekat dari udara. itu lignin yang digunakan sebagai bahan dasar perekat diyakini
mengandung non-lignin
yang sifat dapat mengikat air.
Harrs et dalam Hemingway al.,
(1998) mengemukakan bahwa karakter dan ketidakmumian lignin isolat menimbulksn masalah yang nyata dalam pemanfaatannya, karena kandungan bahan non-lignin yang tinggi menyebabkan karakter lignin higroskopis dan menghalanginya menjadi polimer yang tahan air. Faktor lain yang menyebabkan kadar air meningkat pada kayu lamina karena sebagian besar perekat mengandung air sebagai pembawa dan pada proses perekatan, air menguap dan diserap oleh kayu sehingga terjadi dan akan meningkatkan kadar air kayu yang direkat, air juga diserap kayu dari udara sehingga kayu mengalami kesetimbangan dengan udara (Vick, 1999).
Untuk mengetahui pengamh kombinasi nisbah mol resorsinol pada perekat dilakukan sidik yang
kombinasi resorsinol pada perekat
nyata terhadap kadar air kayu lamina. Dan menumt uji beda Tukey diketahui bahwa semua perlakuan kombinasi nisbah mol resorsinol pada perekat lignin resorsinol formaldehida memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air kayu lamina. Ketiga
perlakuan standar
Jepang karena nilainya kurang dari 15 %.
Kerapatan kayu lamina dari perhitungan perbandingan bobot kayu dalam kondisi dengan
Hasil uji rata-rata kerapatan kayu lamina tiap perlakuan 2) menunjukkan bahwa kerapatan kayu lamina berkisar
antara - Secara umum
kerapatan kayu lamina berada di nilai kerapatan kayu manii
) sebagai bahan dasar kayu lamina. Faktor yang menyebabksn
nilai kerapatan kayu lamina dari kayu penyusunnya adalah disebabkan oleh adanya perekat dan terjadinya
Komposisi Perekat Lignin Resorsinol Formaldehida
pemadatan bahan kayu lamina akibat proses pengempaan. Perekat yang tnenggunakan bahan lignin ini
pengaruh pada nilai kerapatan karena lignin yang digunakan dalarn perekat lignin resorsinol formaldehida ini masih
dung bahan non lignin yang
karakter dapat air, sehingga adanya air pada kayu lamina
dapat menyebabkan bobot kayu lamina bertambah. Namun demikian berdasarkan sidik diketahui bahwa kombinasi nisbah mol dalam perekat tidak
nyata terhadap kayu lamina.
Emisi formaldehida dari produk kayu merupakan pengeluaran
an formaldehida dari perekat yang mengandung formaldehida. Pengertian formaldehida adalah kelebihan formaldehida yang tidak bereaksi dalam pembentukan perekat.
Roffael (1993) besarnya emisi formal- dehida bergantung pada faktor eksternal seperti kelembaban, temperatur dan pertukaran udara dalam ruang, serta faktor internal seperti jenis kayu, komposisi perekat yang digunakan dan kondisi pembuatan.
Kaitan pernyataan dengan penelitian yang dilakukan adalah bahwa penambahan resorsinol terhadap komposisi tetap lignin dan formaldehida
(1 2) dapat menyetabkan berkurangnya formaldehida dalam perekat. pengujian emisi formaldehida kayu lamina dengan menggunakan perekat lignin resorsinol formaldehida terdapat pada 3.
Emisi kayu lamina"
Kelerangar: dari 3
Emisi formaldehida terbesar yaitu diperoleh pada penambahan nisbah
resorsinol 0,5 dan emisi formaldehida terkecil yaitu 0,002 diperoleh pada penambahan nisbah mol resorsinol 0,9 mol. Nilai ini lebih daripada nilai emisi formaldehida pada kayu lapis tusam - yang menggunakan perekat yang sama Perbedaan ini terjadi karena komposisi perekat
digunakan pada percobaan berbeda, itu permukaan contoh uji dan ketebalan contoh uji kayu lapis lebih besar daripada contoh kayu lamina. Data pada 3 juga menunjukkan bahwa ernisi formaldehida semakin berkurang dengan semakin meningkatnya resorsinol. Hal ini bahwa penambahan resorsinol terhadap lignin dan
dehida dalam pembuatan perekat lignin resorsinol formaldehida, menyebabkan reaksi polimerisasi yang terjadi lebih sempurna, resorsinol mengikat formaldehida sisa yang tidak bereaksi dengan lignin, sehingga forrnaldehida bebasnya berkurang.
Berhubung sampai saat belum ada standar emisi formaldehida untuk produk kayu lamina, maka sebagai pembanding digunakan ketentuan emisi untuk kayu lapis. Persyaratan emisi formaldehida kayu lapis Standar Jepang (JSA.
1982) pada adalah
ratanya tidak lebih dari 0,5 dengan nilai maksimum tidak lebih dari 0,7 Dari analisis, emisi kayu lamina dari perekat lignin resorsinol formaldehida dengan kombinasi penambahan nisbah
Komposisi Perekat Formaldehida
resorsinol, ketiga kornbinasinya dalam Standar Jepang pada Dan hasil sidik diketahui bahwa kornbinasi nisbah resorsinol, berpengaruh nyata emisi formaldehida kayu lamina. hasil beda yang ailakukan dengan cara Tukey, diketahui forrnaldehida pada kayu dibuat dengan
perekat lignin resorsinol formaldehida dengan perekat : 0,9 : 2 berbeda nyata dengan kornposisi perekat
: : 2 dan : 0,7 : 2. Apabila ditinjau dari segi yang digunakan
perekat kayu lamina yang Standar Jepang klasifikasi
Narnun bila dilihat dari segi
lingkungan yang dihasilkan yakni berupa ernisi forrnaldehida dari kayu lamina, kornposisi perekat terbaik adalah kornposisi perekat I : 0,9 : 2 karena rnenghasilkan ernisi terendah 0,002
Berdasarkan hasil
rata-rata keteguhan lentur elastis (MOE) keteguhan lentur (MOR) lamina masing-masing
bcrkisar 26.646
-
57.083dan kg/crn2 4).
adalah : 0,5 : 2.
4. lentur (MOE) dan keteguhan (MOR) kayu lamina"
Selanjutnya, hasil sidik diketahui bahwa kornbinasi nisbah rnol resorsinol, berpengaruh nyata masing-masing terhadap nilai MOE dan MOR kayu lamina, bertambah nisbah rnol resorsinol pada perekat
tinggi nilai MOE rnaupun MOR. Peningkatan kedua sifat rnekanis
sejalan dengan meningkatnya kadar perekat, ini rnenunjukkan bahwa ikatan yang kuat antara
kayu dengan perekat terjadi dengan . sehingga
perekat LRF pada kayu lamina rnarnpu meningkatkan sifat elastis kayu tersebut.
Pizzi
kekuatan perekat berbahan dasar lignin yang resorsinol disebabkan adanya reaksi resorsinol dengan
Nisbah Mol
rnetilena yang rnenghubungkan dua yang tercangkok pada
lignin.
Pengaruh Komposisi Perekat Lignin Resorsinol Formaldehida
kayu yang mendapat perlakuan penambahan resorsinol sebesar 0,9 tnol ternyata lebih tinggi nilainya (nilai MOE kayu solid manii adalah 56.387 Hal terjadi karena adanya perekat, sehingga elastisitas kayu. Penambahan tnol resorsinol sebesar 0.9 mol ini pengaruh yang nyata pula terhadap peningkatan nilai MOR kayu dan pada taraf penarnbahan 0,9 mol diperoleh nilai
perekat LRF mampu meningkatkan sifat lamina.
penelitian sejalan dengan penelitian Sinaga yang meneliti sifat dari kayu lamina yang masing-masing terbuat dari eucalyptus (Eucalyptus deglupta) dan mangium (Acacia mangium) yang berasal dari Jawa dan Selatan, di mana sifat mekanis dari kayu lamina yang dibuat pada umumnya lebih tinggi daripada masing-masing kayu utuhnya.
Oey Djoen Seng (1964) berdasarkan nilai keteguhan lenturnya, kayu manii termasuk kelas kuat Sementara dibuat kayu lamina dengan
lignin resorsinol formaldehida ternyata kuatnya meningkat menjadi kelas kuat Dengan demikian adanya perekat lignin ini mampu meningkatkan kelas kuat produk kayu manii.
Berdasarkan uraian di dapat dikemukakan bahwa komposisi perekat lignin resorsinol formaldehida
ruh nyata terhadap emisi
dan sifat kayu lamina. Formula perekat lignin resorsinol formal- yang terbaik untuk membuat kayu berpengaruh nyata terhadap kadar air tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kerapatan kayu lamina.
kayu dari
kayu manii dipengaruhi oleh komposisi perekat lignin resorsinol formaldehida yang digunakan.
2. Formula perekat lignin resorsinol formaldehida yang terbaik untuk membuat kayu lamina yang Materials (ASTM). 1994. Standard Method of Testing Small Clear Specimens of Timber Book of ASTM Standards, Philadelphia.
Hemingway, 'R. W., A. H. Conner and S. J. Adhesives from Renewable Resources. ACS Symposium. New Orleans, Washington DC: American Chemical Society.
Japanese Standard Association (JSA). 1982. The Test Method for Evaporated Amount of Formaldehyde in Japanese Agricultural Standard for Ordinary Plywood, Plywood for Special Use, and Flooring Plywood. Japanese Standard
Japan Plywood Inspection Corporation (JPIC). Japanese Agricultural Standard for Structural Glued Laminated
Lignin Resorsinol Formaldehida 15
Timber. Japan Plywood Inspection dan mekanis panel diagonal
Corporation (JPIC). Tokyo. kapal. Fakultas Pascasarjana, IPB -
Maloney, T.M. 1977. Modern Thesis (Tidak diterbitkan).
board and dry-process fiberboard Santoso, A Santoso, A dan Sutigno, 1999. Miller-freeman Pengaruh kayu dan
Fransisco. p. 369. rekat dan emisi
formaldehida lapis. Prosiding H. H 1983. Lignin Based Wood in
A. Pizzi. Wood Adhesive Chemistry and
Yogyakarta. Technology. Dekker. Inc. New
Sinaga M. 1989.
jenis kayu dan terhadap Oey Seng. 1964. Jenis dari
sifat mekanis kayu lamina. Kayu Indonesia dan
Penelitian Hasil 272 - 276. Beratnya Kayu Keperluan Praktek.
No. I , Lernbaga Penelitian Steel R. G. D dan JH Torrie. 1989. Prinsip dan Prosedur Statistik. Jakarta.
Pizzi, A. 1994. Advanced Wood Vick, CB. 1999. Adhesive bonding of Adhesives Technology. Marcer Dekker, wood material. Forest Product Society,
Inc. New York. USA.
Roffael E, 1993. Tohmura S.l, C.Y. Hse and M. Higuchi., from Particleboard and Other Wood 2000. Formaldehyde and Based Panels. Forest Research Institute temperature stability of cured
Kuala Lumpur. formaldehyde resins. J. Wood Sci. 46 :
303
-
309. Sadiyo, S. 1989. Pengaruh kombinasikayu dan perekat terhadap sifat