• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Proses Keputusan Konsumen Berkunjung Ke Agrowisata Stroberi Di Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Proses Keputusan Konsumen Berkunjung Ke Agrowisata Stroberi Di Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung Jawa Barat"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN

BERKUNJUNG KE AGROWISATA STROBERI

DI DESA ALAM ENDAH KECAMATAN RANCABALI

KABUPATEN BANDUNG JAWA BARAT

Oleh

DEDE HADIAN

A 14101662

PROGRAM SARJANA EKSTESI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

DEDE HADIAN. Analisis Proses Keputusan Konsumen Berkunjung ke Agrowisata Stroberi Di Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung. Dibawah Bimbingan HARMINI.

Perkembangan agrowisata di Indonesia sampai kini masih memiliki peluang dan tantangan. Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis mempunyai wilayah geografis dataran tinggi dan dataran rendah yang di dalamnya mencakup keragaman iklim, yang terdiri dari wilayah basah dan kering. Dengan kondisi tersebut, Indonesia mempunyai peluang untuk mengembangkan berbagai komoditi pertanian menjadi semakin besar dengan penerapan sistem pengelolaan lahan yang sesuai.

Salah satu daerah yang mempunyai prospek yang cerah dalam mengembangkan agrowisata adalah Kabupaten Bandung. Salah satu pemanfaatan lahan di wilayah Kabupaten Bandung yang menjadi bagian agrowisata adalah budidaya tanaman stroberi (Fragaria x ananassa Duchesnes) yang bertempat di Desa Alam Endah, Keamatan Rancabali. Semakin meningkatnya minat masyarakat yang berkunjung ke tempat agrowisata stroberi menyebabkan semakin banyaknya petani yang membudidayakan stroberi dan menimbulkan tingkat persaingan khususnya di wilayah tempat penulis melakukan penelitian.

Untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumennya, maka perlu survei konsumen. Melalui survei konsumen para pengusaha agrowisata stroberi akan memperoleh informasi bagaimana proses keputusan konsumen berkunjung ke agrowisata stroberi dan informasi sejauh mana tingkat kepentingan serta ketidakpuasan konsumen terhadap atribut agrowisata stroberi yang telah diusahakan oleh pengusaha stroberi.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses keputusan konsumen dalam berkunjung ke agrowisata stroberi, kemudian menganalisis tingkat kepentingan dan ketidakpuasan konsumen terhadap atribut-atribut agrowisata stroberi. Sehingga dapat disusun rekomendasi kebijakan bauran pemasaran yang sesuai untuk mengembangkan agrowisata stroberi. Penelitian berlangsung pada bulan Februari sampai Maret 2005 yang berlokasi di Desa Alam Endah. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan Desa Alam Endah merupakan pusat agrowisata stroberi. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling (sampel kebetulan) dengan cara memilih konsumen yang sudah melakukan kunjungan dan bersedia mengisi kuesioner. Dengan keterbatasan waktu dan biaya serta ijin turun lapang, responden yang digunakan untuk penelitian ini berjumlah 60 responden dari tiga lokasi agrowisata stroberi.

(3)

Proses keputusan responden dimulai dengan tahap pengenalan kebutuhan, diawali dengan motivasi berkunjung hanya ingin rekreasi dengan manfaat untuk hiburan dan merasa ada yang kurang kalau tidak mencoba berkunjung. Keluarga menjadi sumber informasi yang utama bagi responden pada tahap pencarian informasi, kemudian dari informasi tersebut kualitas adalah hal yang utama bagi responden. Alat transportasi yang di gunakan umumnya menggunakan mobil pribadi, karena kunjungan umumnya bersama keluarga. Jumlah pembelian buah stroberi sebagian besar setengah sampai satu kilogram dan umumnya kunjungan yang pertama kali. Pada tahap evaluasi pasca berkunjung konsumen merasa puas terhadap kunjungannya dan berniat melakukan kunjungan ulang, tapi konsumen cenderung tidak akan kembali bila harga stroberi naik. Fasilitas tambahan yang diinginkan konsumen adalah adanya tempat istirahat.

Atribut yang dianggap sangat penting adalah fasilitas penunjang, pelayanan, kualitas buah stroberi, kenyamanan dan kebersihan. Sedangkan atribut yang dianggap cukup penting adalah kemudahan mencapai lokasi. Atribut kemudahan mencapai lokasi dari lokasi A merupakan atribut yang memberikan kepuasan terbesar, sedangkan atribut fasilitas penunjang merupakan atribut yang memberikan ketidakpuasan terbesar. Dari lokasi B, kenyamanan memberikan kepuasan terbesar sedangkan harga buah stroberi memberikan kepuasan terkecil. Pada lokasi terakhir yaitu lokasi C, atribut kemudahan memetik buah memberikan kepuasan terbesar sedangkan harga buah stroberi memberikan kepuasan terkecil

(4)

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini Kami menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh : Nama : Dede Hadian

NRP : A.1410662

Program Studi : Manajemen Agribisnis

Judul : Analisis Proses Keputusan Konsumen Berkunjung Ke Agrowisata Stroberi Di Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung Jawa

Barat

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Harmini, MSi NIP. 131 688 732

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr NIP. 130 422 698

(5)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR – BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, November 2005

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 13 Januari 1979, putra dari Bapak Undang Mamad dan Ibu Euis Teti, penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.

Tahun 1985, penulis mulai studinya di Taman Kanak – Kanak Tunas Karya dan lulus pada tahun 1986. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan studinya di SD Negeri 1 Indragiri dan lulus pada tahun 1992. Setelah itu penulis melanjutkan ke SMP Negeri 1 Soreang dan lulus pada tahun 1995, pada tahun yang sama juga penulis melanjutkan ke SMU Negeri 11 Bandung dan berhasil lulus pada tahun 1998.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala pujian penulis panjatkan atas Kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan Anugerah-Nya serta segala nikmat dan kesabaran penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penelitian ini berjudul Analisis Proses Keputusan Konsumen Berkunjung Ke Agrowisata Stroberi Di Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis proses keputusan konsumen dalam berkunjung ke agrowisata stroberi, menganalisis tingkat kepentingan dan ketidakpuasan atribut-atribut agrowisata stroberi untuk direkomendasikan sebagai bauran pemasaran.

Penyusunan skripsi ini telah memberikan pelajaran berharga kepada penulis dalam proses pembelajaran dan melatih kesabaran. Penulis telah berusaha untuk menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari kemungkinan masih adanya berbagai kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Bogor, November 2005

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, berupa bimbingan, dukungan dan masukan. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Emah dan Bapak tercinta yang telah banyak memberikan doa, perhatian dan kasih sayang serta dorongan moral dan material.

2. Ir. Harmini, Msi. selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas bimbingan, saran, kritik dan masukannya selama penyusunan proposal sampai akhir skripsi.

3. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS. Sebagai dosen penguji utama dan Ir. Murdianto, MS. Sebagai penguji komdik.

4. Bapak H. Dudin, Bapak Tony dan Bapak Iwan Setiawan selaku pemilik kebun agrowisata stroberi yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

5. Keluarga besar H. Wahyu yang telah memberikan doa, motivasi dan kasih sayangnya.

6. Hendra Syahputra yang telah bersedia menjadi pembahas dalam seminar dan memberikan kritik dan masukan-masukan.

7. Novi Yuliasari beserta keluarga di Tasikmalaya yang telah memberikan kasih sayang, doa, motivasi dan inspirasi pada penulis.

(9)

9. Sahabat-sahabatku di Camp Ciheuleut (Fahmy, Jafar, Wendy, Zuer, Ramdhan, Oz, Oethenk, Dodo), Villa Caringin (Betet, Budi,Agus), Camp M 11 (Rudy Garut, Odrew sheva), terima kasih atas segala bantuan dan kebersamaannya semoga persahabatan kita tetap terjalin.

10.My ”Silver Tiger” atas kebe rsamaannya selama ini baik suka maupun duka.

11.The Ladies Irnien, Wieda, Nida dan Iyoen atas bantuan, dukungan dan persahabatannya selama ini.

(10)

DAFTAR ISI

2.4. Hasil Penelitian Terdahulu... 12

III. KERANGKA PEMIKIRAN... 14

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 14

3.1.1. Pemasaran... 14

3.1.8. Analisis Deskriptif ... 32

3.1.9. Model Angka Ideal... 32

(11)

IV. METODE PENELITIAN ... 38

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 38

4.3. Metode Pengambilan Sampel... 38

4.4. Metode Analisis Data... 39

4.4.1. Analisis Deskriptif ... 39

4.4.2. Tingkat Kepentingan Dan Ketidakpuasan Konsumen Terhadap Atribut-Atribut Agrowisata Stroberi ... 39

4.5. Batasan Istilah ... 46

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

5.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian... 48

5.1.1. Keadaan Fisik Daerah Penelitian ... 48

5.1.2. Sejarah Agrowisata Stroberi Petik Sendiri ... 49

5.2. Karakteristik Konsumen ... 51

5.3 Proses Keputusan Berkunjung Ke Agrowisata Stroberi Petik Sendiri Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali ... 53

5.4. Keragaan Tingkat Kepentingan Dan Tingkat Ketidakpuasan Konsumen Terhadap Atribut-Atribut Agrowisata Stroberi ... 70

5.4.1. Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut -Atribut Agrowisata Stroberi... 70

5.4.2. Tingkat Ketidakpuasan Konsumen Terhadap Atribut - Atribut Agrowisata Stroberi ... 74

5.4.3. Pemetaan Atribut-Atribut Agrowisata Stroberi Menurut

VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 87

6.1. Kesimpulan... 87

...6.2. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA... 90

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Teks

1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Kabupaten Bandung Tahun 2003 – 2004 ... 2 2 Kandungan Nutrisi (gizi) per 100 gr Buah Stroberi ... 10 3. Karakteristik Pengusaha Agrowisata Stroberi Berdasarkan Lokasi

Pengambilan Sampel Responden ... 35

4. Jenis dan Luas Penggunaan Lahan di Desa Alam Endah Tahun 2004. 49 5. Sebaran Persentase Karakteristik Umum Respoden Agrowisata

Stroberi ... 53 6. Sebaran Persentase Konsumen Menurut Motivasi Berkunjung Untuk

Masing-Masing Jenis Pekerjaan... 55 7. Sebaran Persentase Konsumen Menurut Manfaat Yang Dicari Untuk

Masing-Masing Jenis Pekerjaan... 56 8. Sebaran Persentase Konsumen Menurut Hal Yang Paling Dirasakan

Konsumen Bila Tidak Berkunjung Ke Agrowisata Stroberi Untuk Masing-Masing Jenis Pekerjaan... 57 9. Sebaran Persentase Konsumen Menurut Sumber Informasi Untuk

Masing-Masing Jenis Pekerjaan... 58 10. Sebaran Jumlah Dan Persentase Konsumen Menurut Fokus

Perhatian Dalam Promosi Agrowisata Stroberi ... 59 11. Sebaran Jumlah Dan Persentase Konsumen Menurut Pertimbangan

Dalam Memilih Kebun Agrowisata Stroberi ... 60 12. Sebaran Jumlah dan Persentase Konsumen Menurut Prioritas

Agrowisata Stroberi Sebagai Pilihan Berwisata ... 61 13. Sebaran Jumlah dan Persentase Konsumen Menurut Sumber Yang

(13)

14. Sebaran Persentase Konsumen Menurut Cara Memutuskan Berkunjung Ke Agrowisata Stroberi Untuk Masing-Masing Jenis Pekerjaan... 62 15. Sebaran Persentase Konsumen Menurut Alat Tranportasi Yang

DigunakanUntuk Masing-Masing Jenis Pekerjaan ... 63 16. Sebaran Jumlah Dan Persentase Konsumen Menurut Jenis Pekerjaan

Dan Teman Berkunjung Ke Agrowisata Stroberi ... 63 17. Sebaran Persentase Konsumen Menurut Banyaknya Pembelian Buah

Stroberi Untuk Masing-Masing Jenis Pekerjaan... 64 18. Sebaran Persentase Konsumen Menurut Frekuensi Berkunjung

Untuk Masing-Masing Jenis Pekerjaan ... 66 19. Sebaran Jumlah Dan Persentase Konsumen Menurut Tingkat

Kepuasan Terhadap Kunjungan ke Agrowisata Stroberi di Lokasi A, B, dan C ... 67 20. Sebaran Jumlah Dan Persentase Konsumen Menurut Niat

Pengunjung Melakukan Pembelian Ulang... 67 21. Sebaran Jumlah Dan Persentase Konsumen Menurut pengaruh

Kenaikan Harga Stroberi Terhadap Kunjungan Ulang-Ulang... 68 22. Sebaran Persentase Konsumen Menurut Fasilitas Tambahan Yang

Diinginkan Untuk Masing-Masing Jenis Pekerjaan... 69 23. Jawaban Konsumen Secara Umum Untuk Setiap Tahap Proses

Keputusan Konsumen berkunjung Ke Agrowisata Stroberi... 69 24. Atribut-Atribut Agrowisata Stroberi Menurut Rata-Rata Skor

Tingkat Kepentingan, Kategori Dan Urutan... 72 25. Atribut-Atribut Agrowisata Menurut Rata-Rata Skor Tingkat

Harapan, Tingkat Performansi, Tingkat Ketidakpuasan, Kategori Dan UrutanPada Lokasi A ... 75 26. Atribut-Atribut Agrowisata Menurut Rata-Rata Skor Tingkat

Harapan, Tingkat Performansi, Tingkat Ketidakpuasan, Kategori Dan UrutanPada Lokasi B ... 76 27 Atribut-Atribut Agrowisata Menurut Rata-Rata Skor Tingkat

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Teks

1. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi dan Membentuk Perilaku Proses Keputusan ... 18 2. Model Lima Tahap Pembelian ... 18 3. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat pada Tingkat

Ketidaksesuaian... 19 4. Proses Pencarian Informal ... 21 5. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif... 23 6. Tahap-tahap Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian . 25 7. Diagram Konsep Kepuasan Pelanggan... 31 8. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ... 37 9. Pemetaan Atribut Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat

Ketidakpuasan ... 45 10. Atribut-Atribut Lokasi A, B dan C Berdasarkan Tingkat

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman Teks

1. Peta Wilayah Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali Kabupaten

Bandung ... 93

2. Kuesioner Penelitian... 94

3. Sebaran Skor Tingkat Kepentingan Menurut Konsumen ... 99

4. Sebaran Skor Tingkat Ketidakpuasan Menurut Konsumen... 100

(16)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan agrowisata di Indonesia sampai kini masih memiliki peluang dan tantangan. Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis mempunyai wilayah geografis dataran tinggi dan dataran rendah yang di dalamnya mencakup keragaman iklim, yang terdiri dari wilayah basah dan kering. Dengan kondisi tersebut, Indonesia mempunyai peluang untuk mengembangkan berbagai komoditi pertanian dengan penerapan sistem pengelolaan lahan yang sesuai.

Kebutuhan masyarakat akan sarana rekreasi dan kecenderungan masyarakat untuk mengunjungi objek-objek wisata akan membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis yang spesifik. Hal ini berkaitan dengan kawasan pertanian yang mempunyai daya tarik spesifik untuk dikembangkan sebagai objek wisata berbasis budidaya hortikultura.

Seperti halnya Taman Buah Mekarsari di Cileungsi, Taman Bunga Nusantara di Cianjur, Inagro di Parung Bogor dan Kebun Bunga Cihideung di Bandung adalah beberapa contoh agrowisata yang ada di Jawa Barat. Jawa Barat merupakan salah satu tempat bagi pelaku agribisnis untuk mengembangkan potensi bisnisnya di bidang pariwisata.

(17)

wayang golek dan angklung merupakan daya tarik yang telah memberikan andil yang besar dalam pengembangan kepariwisataan Kabupaten Bandung.

Perkembangan kepariwisataan berdasarkan jumlah wisatawan domestik dan wisatawan asing di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Kabupaten Bandung Tahun 2003-2004

Wisatawan Domestik (orang) Wisatawan Asing (orang) Bulan Sumber : Disbudpar Kabupaten Bandung, 2005

Berdasarkan Tabel 1. dari tahun 2003 sampai 2004 jumlah wisatawan baik domestik maupun asing meningkat cukup besar. Hal ini tentu saja merupakan prospek yang baik bagi pengusaha tani untuk membudidayakan salah satu produk hortikultura yang dipadukan dengan keindahan alam. Perpaduan budidaya produk hortikultura dengan keindahan alam ini dijadikan sebagai sarana berwisata bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah Kabupaten Bandung.

(18)

Kecamatan Rancabali merupakan pusat pariwisata Kabupaten Bandung bagian selatan yang banyak dikunjungi para wisatawan, karena di daerah tersebut terdapat beberapa tempat berwisata seperti Situ Patengan, Kawah Putih, Kolam Renang Air Panas Cimanggu, Kolam Renang Air Panas Walini dan Ranca Upas (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung, 2004)

Stroberi yang sering disebut “soft fruit” ternyata merupakan buah sub tropis yang penting di dunia. Walaupun bukan tanaman asli Indonesia, akan tetapi tanaman stroberi memiliki prospek yang baik dikembangkan di wilayah nusantara, terutama bila diusahakan secara intensif berpola agribisnis atau agroindustri dan berwawasan agrowisata (Rukmana, 1998).

Di negara-negara yang beriklim sub tropis pengembangan budidaya stroberi telah berkembang. Pola dan sistem pengembangan stroberi telah dipadukan dengan sektor pariwisata, yaitu dengan menciptakan kebun agrowisata. Di eropa kebun agrowisata stroberi terdapat di berbagai negara seperti di Belanda dan Belgia (Rukmana, 1998).

1.2. Perumusan masalah

(19)

Terobosan tersebut membuat para pengusaha tani stroberi yang mempunyai lahan di jalur wisata mencoba melakukan hal yang sama, sehingga menciptakan suatu daerah yang beriklim agrowisata stroberi. Kondisi demikian menimbulkan tingkat persaingan khususnya di wilayah tempat penulis melakukan penelitian yaitu di Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali Ciwidey, Kabupaten Bandung.

Persaingan di sektor pariwisata ini tidak hanya antar pengusaha tani agrowisata stroberi saja, tetapi pengusaha tani stroberi harus mampu bersaing dengan objek pariwisata yang ada di Kecamatan Rancabali seperti Situ Patengan, Kawah Putih, Pemandian Air Panas Cimanggu, Pemandian Air panas Walini dan Bumi Perkemahan Rancaupas.

Jumlah pengusaha tani saat ini yang mengusahakan agrowisata stroberi petik sendiri sudah berjumlah 26 petani. Namun, suatu agrowisata termasuk salah satu jasa dan pengunjung merupakan bagian dari proses produksinya, dimana proses produksi dan konsumsi terjadi pada waktu bersamaan. Oleh karena itu, kepuasan atau ketidakpuasan yang dialami pengunjung sebagai konsumen akan terjadi pada saat yang sama.

(20)

Jumlah pengunjung yang mengunjungi agrowisata stroberi dapat mencerminkan kepuasan yang didapatkan oleh pengunjung. Ketidakpuasan pengunjung terhadap agrowisata stroberi akan menyebabkan pengunjung meninggalkan objek agrowisata stroberi dan mencari alternatif objek wisata lain.Untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya para pengusaha tani stroberi perlu memfokuskan diri kepada pengunjung sebagai prioritas utama dengan memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik.

Untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumennya, maka perlu survei konsumen. Melalui survei konsumen para pengusaha tani stroberi petik sendiri akan memperoleh informasi bagaimana proses keputusan konsumen berkunjung ke agrowisata stroberi. Proses keputusan konsumen berkunjung ke agrowisata stroberi penting untuk dianalisis, karena informasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun kebijakan strategi pemasaran yang sesuai bagi pengembangan agrowisata stroberi. Selain informasi proses keputusan konsumen, keragaan tingkat kepentingan serta ketidakpuasan konsumen terhadap atribut-atribut agrowisata stroberi juga merupakan informasi yang penting dalam menyusun strategi bauran pemasaran, karena dapat diketahui sejauh mana tingkat kepentingan dan tingkat ketidakpuasan konsumen terhadap atribut-atribut agrowisata stroberi.

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :

(21)

2. Bagaimanakah tingkat kepentingan dan ketidakpuasan konsumen terhadap atribut-atribut agrowisata stroberi?

3. Alternatif-alternatif pengembangan usaha apakah yang sesuai untuk mengembangkan agrowisata stroberi di Desa Alam Endah?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis proses keputusan konsumen berkunjung ke agrowisata stroberi Desa Alam Endah.

2. Menganalisis tingkat kepentingan dan ketidakpuasan konsumen terhadap atribut-atribut agrowisata stroberi.

3. Memberikan rekomendasi alternatif-alternatif pengembangan usaha yang sesuai untuk agrowisata stroberi Desa Alam Endah.

1.4. Manfaat Penelitian

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Agrowisata

Berdasarkan Surat Keputusan bersama Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi dan Menteri Pertanian No. SKM.47/PW.004/MPPT-89 dan No.204/Kpts/HK.050/4/1989 tentang koordinasi pengembangan wisata agro, mendefinisikan wisata agro sebagai suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian (Tirtawinata dan Fachrudin, 1996)

Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi. Hal ini merupakan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan.2

Agrowisata tidak hanya memanfaatkan keindahan alam, keanekaragaman kegiatan pertanian dan kehidupan masyarakat pedesaan serta sejarah pertanian yang mengesankan. Dewasa ini banyak tercipta model-model agrowisata yang memanfaatkan objek-objek pertanian tertentu. Agrowisata hortikultur, agrowisata tanaman perkebunan, agrowisata tanaman pangan, agrowisata peternakan, agrowisata perkebunan, ataupun varian kebun-kebun pembuahan adalah contoh-contoh dari sekian banyak potensi agrowisata yang dapat dikembangkan. (Baehaqie, 2003).

(23)

Agrowisata merupakan hasil dari pengembangan pariwisata dan pertanian. Tujuan dari agrowisata adalah untuk meningkatkan penerimaan devisa bagi negara Indonesia. Adapun tujuan lainnya adalah sebagai berikut :

a) Mengamankan dan melestarikan keberadaan dan citra produk pertanian Indonesia sebagai salah satu diversifikasi produk wisata Indonesia.

b) Menciptakan iklim berusaha yang baik kepada para pengusaha di bidang agro dan pariwisata di dalam penyelenggaraan dan pelayanan agrowisata.

Menurut Tirtawinata dan Fachrudin (1996), manfaat dari agrowisata adalah :

a. meningkatkan konservasi lingkungan. Nilai konservasi yang ditekankan yakni pada keseimbangan lingkungan. Daerah agrowisata diharapkan memiliki efek nyata yang berguna bagi lingkungan karena keberadaannya mempengaruhi cuaca maupun iklim disekitarnya.

b. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam. Keindahan visual dapat diperoleh dari topografi, jenis flora dan fauna, warna dan arsitektur bangunan yang tersusun dalam tata ruang yang serasi dengan alam.

c. Memberikan nilai rekreasi. Rekreasi di tengah alam yang indah dan nyaman perlu didukung oleh fasilitas-fasilitas pengunjung serta paket acara.

d. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan. Pengunjung dapat mempelajari kegiatan budidaya, pemasaran, pengolahan hingga menjadi produk yang dapat dikonsumsi.

(24)

antara lain membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan popularitas daerah serta meningkatkan produksi.

2.2. Gambaran Umum Buah Stroberi

Tanaman stroberi merupakan tanaman yang berasal dari Benua Amerika, dan dari tata nama (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Ordo : Rosales

Famili : Rosaceae

Genus : Fragaria

Spesies : Fragaria x ananassa Duchesnes

Buah stroberi merupakan salah satu produk hortikultura yang cukup menguntungkan jika dikelola secara profesional. Tanaman stroberi merupakan salah satu tanaman buah yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Daya pikat tanaman ini terletak pada buahnya yang berwarna merah mencolok dengan bentuk yang kecil, menarik, serta rasanya yang manis segar. Akan tetapi tanaman ini belum banyak dibudidayakan di Indonesia.

(25)

beriklim sedang dan subtropik stroberi sudah lama dibudidayakan secara besar-besaran.

Nilai gizi buah stroberi cukup tinggi, dimana setiap 100 gr buah memiliki kandungan energi, protein, vitamin, lemak, dan unsur-unsur esensial lainnya. Bagian yang dapat dimakan dari buah stroberi mencapai 96 persen (Rukmana, 1998). Buah stroberi mempunyai rasa khas manis dan menyegarkan. Selain itu buah stroberi mempunyai kandungan nutrisi (gizi) yang tinggi dan cukup lengkap, seperti disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan Nutrisi (gizi) per 100 gr Buah Stroberi

Kandungan Gizi Proporsi (%)

Kalori (kal) 37.00 37.00

Protein (g) 0.80 0.80

Lemak (g) 0.50 0.50

Karbohidrat (g) 8.30 8.30

Kalsium (mg) 28.00 28.00

Fosfor (mg) 27.00 27.00

Zat Besi (mg) 0.80 0.80

Vit A (SI) 60.00 60.00

Vit B1 (mg) 0.03 0.03

Vit B2 (mg) - 0.07

Niasin (mg) - 0.03

(26)

Air (g) 89.90 - Bagian Dapat

dimakan (Bdd %)

96.00 -

Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI dalam Rukmana (1998)

2.3. Budidaya Stroberi

Pengembangan stroberi di Indonesia dan daerah tropis pada umumnya dibatasi oleh beberapa kendala, antara lain ketersediaan bibit, keterbatasan lokasi penanaman, kendala hama dan penyakit, serta biaya investasi yang cukup tinggi.

Budidaya stroberi pada mulanya didominasi daerah atau negara beriklim sub tropis, akan tetapi seiring perkembangan ilmu dan teknologi pertanian yang semakin maju, kini stroberi mendapat perhatian pengembangannya di daerah beriklim tropis. Penanaman stroberi di Indonesia sudah lama dirintis sejak zaman kolonialisasi Belanda, akan tetapi pengembangannya masih dalam skala kecil.

Walaupun stroberi bukan tanaman asli Indonesia, namun pengembangan komoditas ini yang berpola agribisnis dan agroindustri dapat dikategorikan sebagai salah satu sumber pendapatan baru dalam sektor pertanian. Fakta ini didasari dengan semakin banyaknya penggemar buah stroberi, baik konsumsi dalam keadaan segar maupun buah yang telah diolah menjadi berbagai macam makanan atau minuman. Aneka macam produk olahan buah stroberi adalah sebagai berikut : dibuat dodol, selai, sirup, jam, juice, jelly, manisan, es krim, salad buah, stroberi pada kue, dan lain sebagainya.

(27)

Menurut Rukmana (1998), syarat-syarat tanaman stroberi varietas unggul baru yang diinginkan adalah sebagai berikut :

1) Berproduksi tinggi dan stabil.

2) Ukuran buah besar, terutama buah stroberi untuk tujuan konsumsi segar. 3) Warna buah cerah dan ber-flavor segar serta padat.

4) Berumur genjah atau cepat berbunga dan berbuah. 5) Tahan terhadap penyakit dan hematoda.

6) Dapat beradaptasi pada daerah tertentu.

Peluang untuk memasarkan buah stroberi cukup terbuka, baik untuk pasar dalam negeri maupun untuk pasar luar negeri. Konsumen terbesar dari buah stroberi berasal dari masyarakat golongan menengah ke atas dan orang asing, ini dikarenakan harga dari buah stroberi relatif tinggi dengan penyebarannya berada di hotel, restoran, pasar swalayan dan pabrik pengolahan makanan atau minuman,

dengan harga buah Stroberi di supermarket berkisar antara Rp 32.000 – Rp 62.000/kg.

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu

(28)

karyawan agrowisata dan promosi. Atribut yang dianggap penting oleh konsumen kelas olahraga adalah atribut kelengkapan, fasilitas penunjang, manfaat kunjungan, kenyamanan, kebersihan, keamanan dan lokasi agrowisata. Semua atribut mendapat nilai kepercayaan yang tinggi, kecuali atribut lokasi. Sedangkan atribut yang dianggap tidak penting adalah pelayanan, karyawan agrowisata, harga dan promosi.

Baehaqi (2003), meneliti tentang analisis tingkat kepuasan pengunjung objek agrowisata Taman Buah Mekarsari Cileungsi Bogor. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Metode kuantitatif menggunakan analisis Thrustone dan Importance Performance Analysis. Analisis Thrustone bertujuan untuk mengetahui atribut-atribut ideal yang harus dimiliki oleh Taman Buah Mekarsari. Adapun Importance Performance Analysis digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dengan menggunakan analisis tingkat kesesuaian, analisis kuadran dan analisis kesenjangan.

Fransiska (2004), dalam penelitiannya mengenai Analisis Proses Keputusan Konsumen Berkunjung Ke Taman Margasatwa Ragunan Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Analisis yang digunakan menggunakan analisis multiatribut Angka Ideal dan Uji Friedman untuk melihat perbedaan yang nyata pada tingkat kepentingan dan ketidakpuasan terhadap atribut Taman Margasatwa Ragunan. Kemudian untuk melihat posisi atribut menurut tingkat kepentingan dan tingkat ketidakpuasannya, dilakukan dengan pemetaan pada sumbu kartesius.

(29)

digunakan menggunakan Importance Performance Analysis untuk mencari kepuasan pengunjung dan Uji Friedman untuk mencari fasilitas tambahan yang diinginkan pengunjung. Hasil Uji Friedman menghasilkan fasilitas-fasilitas tambahan yang diinginkan pengunjung adalah playground untuk bermain anak-anak, fasilitas pembayaran dengan kartu kredit atau auto debet, adanya humas sebagai contack person, dan kios penjualan dengan bahan dasar strawberry.

Bagi penulis, penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini, terutama dalam penggunaan alat analisis dan penetapan atribut produk. Penulis menggunakan alat analisis yang digunakan dalam penelitian Fransiska (2004), sedangkan penelitian Septriani (2001) dan Baehaqi (2003), digunakan sebagai salah satu sumber acuan dalam menentukan atribut produk yang diteliti.

(30)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Dalam penelitian mengenai perilaku konsumen agrowisata stroberi ini peneliti melakukan beberapa studi literatur yang bertujuan untuk membantu dalam menganalisis preferensi konsumen terhadap agrowisata stroberi. Studi literatur meliputi studi mengenai bauran pemasaran, proses keputusan pembelian, dan kepuasan pelanggan.

3.1.1. Pemasaran

Kotler (2000), mendefinisikan pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk yang bernilai dengan pihak lain. Pernyataan tersebut sangat erat sekali kaitannya dengan suatu usaha memasarkan produk pertanian dimana suatu produk pertanian yang cenderung mudah rusak (perishable) sangat membutuhkan sekali cara atau strategi memasarkan produk tersebut.

3.1.2. Bauran Pemasaran

(31)

yang harus mendukung satu sama lain. Gambaran umum elemen pokok dalam bauran pemasaran adalah sebagai berikut:

3.1.2.1. Produk

Produk merupakan penawaran nyata yang dilakukan perusahaan kepada konsumen dalam pasar sasaran baik dalam bentuk fisik maupun jasa. Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan (Kotler, 2000). Variabel produk berkaitan dengan upaya mengembangkan produk yang sesuai bagi pasar target termasuk di dalamnya variasi produk, kualitas produk, desain produk, merek, ciri khas, jaminan, ukuran dan kemasan.

3.1.2.2. Harga

Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen-elemen lainnya menimbulkan biaya. Harga juga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang fleksibel. Harga dapat diubah dengan cepat, tidak seperti ciri khas produk dan perjanjian distribusi. Pada saat yang sama, penetapan dan persaingan harga juga merupakan masalah nomor satu yang dihadapi oleh perusahaan.

(32)

3.1.2.3. Saluran Pemasaran/Tempat

Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk/siap untuk digunakan atau dikonsumsi (Kotler, 2000). Keputusan saluran pemasaran merupakan salah satu keputusan paling kritis yang dihadapi manajemen. Saluran yang dipilih perusahaan sangat mempengaruhi semua keputusan pemasaran lain, hal ini disebabkan saluran pemasaranlah yang akan menjamin ketersediaan produk di pasaran. Secara langsung tempat akan mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan dalam membeli. Konsumen cenderung memilih tempat-tempat yang tidak terlalu jauh dan memiliki fasilitas yang dapat meningkatkan kenyamanan konsumen.

3.1.2.4. Promosi

Di dalam suatu perusahaan, untuk mengembangkan produknya dengan lebih baik lagi diperlukan komunikasi pemasaran. Menurut Kotler (2000), bauran komunikasi pemasaran terdiri atas lima cara komunikasi utama yaitu:

a) Periklanan, semua bentuk penyajian dan promosi non personal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu.

b) Promosi penjualan, berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

(33)

d) Penjualan pribadi, interaksi langsung dengan interaksi pembeli atau lebih guna melakukan persentasi menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.

e) Pemasaran langsung, penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.

3.1.3. Perilaku Konsumen

Menurut Engel et al. (1994), perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan barang dan jasa, termasuk dalam proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Dari pengertian ini menunjukan bahwa perilaku konsumen buah stroberi dalam bentuk pola konsumsi dan keputusan pembelian dapat dipengaruhi faktor-faktor lainnya.

Konsumen memang merupakan target akhir suatu sistem perdagangan. Selera dan keinginan konsumen merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh para pengusaha. Penerimaan suatu jenis produk atau jasa oleh konsumen didasarkan sampai sejauh mana produk atau jasa tersebut dipandang relevan dengan gaya hidup konsumen yang bersangkutan. Perlu diingat bahwa masing-masing kelompok konsumen itu memiliki perbedaan minat dan selera. Hal tersebut menyebabkan perlunya pengetahuan mengenai perilaku dan preferensi konsumen terhadap produk yang dihasilkan.

(34)

lingkungan, perbedaan dan pengaruh individual serta proses psikologis konsumen seperti ditunjukan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

Sumber : Engel, Blackwell dan Miniard (1994)

3.1.4. Proses Pengambilan Keputusan

Ada beberapa tahap yang dilalui atau dilaksanakan oleh konsumen dalam pemecahan masalah mengenai pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi

(35)

alternatif, pembelian dan evaluasi hasil. Pada Gambar 2 dapat diketahui lebih jelas tahapan-tahapan keputusan tersebut secara sederhana.

Gambar 2. Model Lima Tahap Pembelian Sumber : Kotler (2000)

3.1.4.1. Pengenalan Kebutuhan

Menurut Engel, et al (1994), pengenalan kebutuhan sebagai tahap awal pengambilan keputusan dipengaruhi oleh tiga determinan yaitu informasi yang disimpan dalam ingatan, perbedaan individual dan pengaruh lingkungan. Pengenalan kebutuhan didefinisikan sebagai persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan.

Ketika ketidaksesuaian yang ada melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhanpun dikenali. Namun, seandainya ketidaksesuaian itu ada dibawah tingkat ambang, maka pengenalan kebutuhan tidak terjadi. Secara sistematik hal ini dapat ditunjukkan oleh Gambar 3.

(36)

Kotler (2000), menyatakan kebutuhan ini disebabkan oleh adanya rangsangan internal dan eksternal. Rangsangan internal merupakan kebutuhan dasar yang timbul dalam diri seseorang seperti rasa lapar, haus dan lain-lain yang mencapai titik tertentu dan menjadi dorongan untuk mememenuhinya.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, orang telah belajar tentang bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi ke arah produk yang diketahuinya akan memuaskan dorongan ini. Rangsangan eksternal adalah kebutuhan yang timbul akibat dorongan eksternal dari luar, misalnya seorang anak yang ketika melihat toko kue dan mencium roti segar merangsang lapar pada diri anak tersebut. Pemasar harus dapat mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan itu. Sehingga ke depan pemasar dapat melihat nilai kepuasan yang dirasakan oleh konsumen terhadap produk tertentu.

3.1.4.2. Pencarian informasi

Konsumen yang telah mengenali kebutuhannya akan terlibat dalam pencarian informasi untuk memenuhi kebutuhannya yang potensial. Pencarian informasi sebagai tahap kedua dari proses pengambilan keputusan oleh Engel et al (1994), didefenisikan sebagai aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau memperoleh informasi dari lingkungan.

(37)

tidak dibutuhkan. Ketika pencarian internal tidak mencukupi, konsumen memutusakan untuk mencari informasi tambahan melalui pencarian eksternal, yaitu mengumpulkan informasi tambahan dari lingkungan. Proses pencarian informasi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Proses Pencarian Informal Sumber: Engel, Blackwell dan Miniard (1994)

Perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama sebagai acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya (Kotler, 2000).

Sumber informasi konsumen dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu :

a) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan

b) Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, pemasar, pajangan toko

c) Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konumen

d) Sumber pengalaman : penanganan, pengakajian, pemakaian produk Pengenalan kebutuhan

Pencarian internal

Pencarian internal berhasil

Jalankan pencarian eksternal Lanjutkan dengan

keputusan

Determinan dari pencarian internal:

1. pengetahuan yang sudah ada

(38)

Besarnya pencarian informasi yang dilakukan tergantung pada kekuatan dorongannya, jumlah informasi, kemudahan memperoleh tambahan, nilai yang diberikan pada informasi tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari pencarian tersebut.

Pencarian yang dilakukan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu situasi, ciri-ciri produk, lingkungan eceran dan konsumen (Engel et al, 1994). Tekanan waktu adalah sumber pengaruh situasi. Ciri-ciri produk dapat mempengaruhi pencarian informasi. Jika konsumen percaya bahwa semua merek adalah sama, maka hanya sedikit kemudahan untuk pencarian yang ekstensif. Jika merek-merek menjadi lebih berbeda, maka hasil potensial dari pencarian akan semakin besar.

Lingkungan eceran juga akan mempengaruhi pencarian konsumen. Jarak di antara pesaing eceran dapat menentukan banyaknya toko yang menjadi tempat belanja konsumen selama pengambilan keputusan. Pencarian lebih mungkin terjadi ketika konsumen melihat perbedaan yang penting di antara pengecer. Faktor terakhir adalah konsumen, di mana karakteristik konsumsi sacara kuat menentukan perilaku konsumen. Karakteristik konsumen meliputi pengetahuan keterlibatan, kepercayaan dan sikap serta karaktersitik demografi.

3.1.4.3. Evaluasi Alternatif

(39)

alternatif-alternatif, memutuskan alternatif pilihan, menilai kerja alternatif yang dipertimbangkan, dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir. Bagan alur keempat komponen evaluasi alternatif dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif Sumber: Engel, Blackwell dan Miniard (1994)

Konsep evaluasi yang terjadi pada diri pembeli sebenarnya sangat sulit diketahui, sebab kebanyakan konsumen tidak melakukan proses tunggal. Adapun proses evaluasi dan seleksi yang pertama menurut Kotler (2000), adalah konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut atau variabel dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuaskan kebutuhan ini, misalnya pada obat kumur, maka atribut yang akan dilihat oleh konsumen adalah warna, efektifitas, kemampuan membunuh kuman, harga dan rasa. Keempat, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui prosedur evaluasi.

Menentukan kriteria evaluasi

Menentukan alternatif pilihan

Menilai kinerja Alternatif

(40)

Kriteria evaluasi merupakan dimensi yang digunakan dalam menilai alternatif pilihan dan ada dalam banyak bentuk seperti harga, nama merek, negara asal, garansi ataupun kriteria yang bersifat hedonik. Kriteria evaluasi yang digunakan oleh konsumen selama pengambilan keputusan akan bergantung pada beberapa faktor, yaitu: (1) pengaruh situasi, (2) kesamaan alternatif-alternatif pilihan, (3) motivasi, (4) keterlibatan dan (5) pengetahuan (Engel et al, 1994).

Setelah menentukan kriteria evaluasi, konsumen memutuskan alternatif mana yang akan dipilih. Pertimbangan yang dibuat oleh konsumen tergantung pada kemampuan untuk mengingat informasi yang bertahan dalam ingatan. Jika alternatif dikenali di tempat penjualan maka alternatif tersebut akan dipertimbangkan. Jika konsumen tidak mempunyai pengetahuan tentang alternatif pilihan maka harus berpaling pada lingkungan untuk mendapatkan bantuan dalam membentuk perangkat pertimbangan. Pengetahuan yang dimiliki dapat dikendalikan untuk menilai seberapa baik alternatif-alternatif yang dipertimbangkan, jika tidak maka pencarian eksternal diperlukan untuk membentuk penilaian.

(41)

3.1.4.4. Keputusan Pembelian

Pada tahap ini konsumen harus mengambil keputusan mengenai kapan membeli, di mana membeli, dan bagaimana membayar. Diilustrasikan oleh Engel et al (1994), bahwa pembelian merupakan fungsi dari dua determinan: (1) niat dan (2) pengaruh lingkungan atau perbedaan individu.

Niat pembelian kategori produk dan merek umumnya dikenal sebagai pembelian yang terencana penuh, karena pembelian yang terjadi merupakan hasil dari keterlibatan tinggi dan pemecahan masalah yang diperluas. Konsumen bersedia menyediakan waktu dan energi dalam berbelanja dan membeli sehingga distribusi lebih selektif. Pembelian pada kelas produk saja dipandang sebagai pembelian yang terencana jika pemilihan merek dibuat di tempat penjualan.

Gambar 6. Tahap-tahap Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian

Sumber: Kotler (2000)

Kotler (2000), mengungkapkan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi maksud pembelian dan keputusan pembelian (Gambar 6). Faktor pertama adalah sikap atau pendirian orang lain. Sejauh mana pendirian orang lain dapat mempengaruhi alternatif yang disukai seseorang tergantunga pada dua hal

Evaluasi Alternatif

Niat Pembelian

Sikap Orang Lain

Situasi Yang Tidak Diantisipasi

(42)

yaitu: (1) intensitas dari pendirian negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan (2) motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain atau semakin kuat sikap negatif orang lain serta semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, maka konsumen akan semakin menyesuaikan maksud pembeliannya.

3.1.4.5. Evaluasi Pasca Pembelian

Setelah pembelian terjadi, konsumen akan mengevaluasi hasil pembelian yang telah dilakukannya. Hasil evaluasi pasca pembelian dapat berupa kepuasan atau ketidakpuasan. Jika konsumen merasa puas, maka keyakinan dan sikap yang terbentuk akan mempengaruhi positif terhadap pembelian selanjutnya. Kepuasan berfungsi mengukuhkan loyalitas pembeli, sementara ketidakpuasan dapat menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang negatif dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum. Ini berarti upaya untuk mempertahankan pelanggan menjadi hal yang sangat penting dalam strategi pemasaran.

Gambar 2 menunjukan sebuah model berdasarkan urutan tahapan terentu. Dengan tahap-tahap yang dilewati konsumen dalam proses keputusan pembelian,

jelaslah bahwa proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu.

(43)

langsung dari kebutuhan akan pasta gigi menuju keputusan pembelian, dan melewatkan pencarian serta evaluasi informasi. Model pada Gambar 2 merupakan seluruh cakupan pertimbangan yang muncul saat seseorang konsumen menghadapi pembelian baru dengan keterlibatan yang tinggi.

3.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan

Proses keputusan membeli setiap konsumen berbeda dan bervariasi. Hal ini disebabkan karena keputusan pembelian yang dilakukan dipengaruhi oleh banyak faktor. Dalam mengambil keputusan pembelian produk, konsumen mungkin dipengaruhi oleh faktor budaya, keluarga, pendapatan, kelas sosial, gaya hidup, iklan, situasi di toko, pelayanan dan lain-lain.

Engel et al. ( 1994) mengemukakan ada tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk, yaitu faktor lingkungan yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh keluarga, dan situasi. Faktor yang kedua adalah faktor perbedaan individu yang terdiri dari sumberdaya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Faktor yang terakhir adalah faktor psikologi yang meliputi pengolahan informasi, pembelajaran, dan perubahan sikap atau perilaku.

3.1.5.1. Faktor lingkungan

Budaya adalah sekumpulan nilai, persepsi, preferensi serta perilaku

(44)

di dalam masyarakat yang terdiri atas individu yang berbagai nilai, minat, dan pearilaku yang sama, atau kelompok-kelompok yang relatif homogen dalam suatu masyarakat lama yang tersusun secara hierarki (Kotler, 2000). Kelas sosial yang berbeda cenderung memunculkan perilaku mengkonsumsi yang berbeda.

Pengaruh pribadi adalah tekanan yang dirasakan untuk menyesuaikan diri dengan norma dan harapan yang diberikan oleh orang lain. Sebagai konsumen, perilaku kita sering dipengaruhi oleh orang-orang yang berhubungan dekat atau berhubungan erat dengan kita. Keluarga merupakan unit pengambilan keputusan utama. Anggota keluarga membentuk referensi yang paling penting berpengaruh dalam perilaku membeli.

3.1.5.2. Faktor perbedaan individu

Sumberdaya konsumen terdiri atas waktu, uang, dan perhatian (penerimaan informasi dan kemampuan pengolahan). Ketiga sumberdaya ini dibawa ke dalam setiap situasi pengambilan keputusan. Perilaku yang termotivasi dimulai olek pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada ketidakcocokan antara kondisi yang diinginkan dan kondisi aktual.

(45)

diberikan. Sikap diekspresikan bilamana seseorang suka atau tidak suka terhadap suatu objek.

Kepribadian pada perilaku konsumen didefinisikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulasi lingkungan. Gaya hidup merupakan pola yang digerakan orang untuk menghabiskan sumberdaya yang dimilikinya. Sedangkan demografi mendeskripsikan pangsa konsumen dalam istilah seperti usia, pendapatan, dan pendidikan.

3.1.5.3. Faktor Psikologis

Pengolahan informasi yaitu cara-cara informasi ditransformasikan, dirinci, disimpan, didapatkan kembali dan digunakan. Sedangkan pembelajaran adalah setiap usaha mempengaruhi konsumen yang menghasilkan pengetahuan, dimana pengalaman menyebabkan perubahan pengetahuan, sikap atau perilaku. Watson dalam Engel et al (1994), menyatakan bahwa pengulangan yang konstan akan mengukuhkan respon dan membina kebiasaan membeli. Perubahan sikap dan perilaku merupakan sasaran dari kegiatan pamasaran.

3.1.6. Kepuasan Konsumen

(46)

pelanggan yang hanya merasa puas mudah untuk berubah pikiran bila mendapat tawaran yang lebih baik. Mereka yang amat puas lebih sulit untuk mengubah pilihannya.

Para pembeli membentuk harapan mereka dipengaruhi oleh pengalaman pembelian mereka sebelumnya, nasehat teman dan kolega serta janji dan informasi pemasar dan para pesaingnya. Jika para pemasar meningkatkan harapan terlalu tinggi maka para pembeli akan merasa kecewa. Sebaliknya jika perusahaan menetapkan harapan terlalu rendah maka para pembeli tidak akan tertarik

Menurut Gerson (2001), kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui. Bila ternyata sesuai keinginan, maka konsumen akan merasa puas. Pelanggan yang puas akan membeli lebih banyak dan lebih sering. Konsumen yang puas dapat menjadi alat promosi yang baik karena mereka dapat merekomendasikan kepada kerabat dan temannya. Hubungan antara pelayanan, kepuasan penjualan, dan keuntungan bersifat langsung.

(47)

Perusahaan menciptakan sebagai tanggapan adanya kebutuhan dan keinginan pelanggan akan suatu produk. Harapan-harapan dari pelanggan akan produk untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya direspon oleh perusahaan dengan menambahkan nilai-nilai tertentu pada produk tersebut yang bertujuan untuk memberikan produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan namun juga bernilai bagi pelanggan.

Gambar 7 . Diagram konsep kepuasan pelanggan Sumber : Rangkuti (2002)

3.1.7. Atribut produk

Atribut adalah karakteristik yang dimiliki oleh suatu objek (Rangkuti, 2002). Atribut produk dapat menjadi penilaian tersendiri bagi konsumen terhadap sutu produk. Konsumen melakukan penilaian dengan melakukan evaluasi terhadap atribut produk dan memberikan kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut produk yang dimiliki.

Suatu produk pada dasarnya adalah kumpulan atribut-atribut dan setiap produk, baik barang atau jasa dapat dideskripsikan dengan menyebutkan

atribut-Tujuan Perusahaan

Produk

Nilai produk bagi pelanggan

Kebutuhan dan keinginan pelanggan

Harapan pelanggan terhadap produk

(48)

atributnya. Menurut Rangkuti (2002), jasa merupakan suatu kinerja atau tindakan tidak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, di mana interaksi antara pemberi dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut.

3.1.8. Analisis Deskriptif

Menurut Walpole (1995), statistika deskriptif merupakan suatu metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Analisis deskriptif memberikan informasi hanya mengenai data yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik inferensia atau kesimpulan apapun tentang gugus data induknya yang lebih besar. Penyusunan tabel, diagram, grafik, dan besaran-besaran lain di majalah dan koran-koran, termasuk dalam kategori statistika deskriptif.

3.1.9. Model Angka Ideal

Menurut Simamora (2002), model angka ideal merupakan pendekatan multi atribut. Model angka ideal memberikan informasi mengenai tingkat kepentingan, harapan (performansi ideal) dan performansi aktual suatu atribut bagi konsumen. Model angka ideal dapat digambarkan secara simbolis sebagai berikut:

Dimana : Ab = Sikap terhadap merk b Wi = Tingkat kepentingan atribut i Ii = Performansi ideal pada atribut i

Xi = Kepercayaan mengenai performansi aktual suatu atribut i

(49)

n = Jumlah atribut a) Tingkat Kepentingan

Menurut Simamora (2002), tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing konsumen. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang paling penting. Semakin tinggi skor kepentingan yang diberikan konsumen terhadap suatu atribut, berarti semakin penting atribut tersebut bagi konsumen.

b) Tingkat Ketidakpuasan

Dari rumus angka ideal, skor ketidakpuasan dapat digambarkan sebagai selisih antara harapan konsumen terhadap suatu atribut dengan performansi aktual suatu atribut yang dirasakan oleh konsumen. Skor ketidakpuasan yang terbaik yang dapat diterima suatu atribut adalah nol (Engel et al, 1994), yang menunjukan bahwa atribut tersebut cocok sempurna dengan konfigurasi atribut yang diinginkan konsumen.

Kotler (2000), mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Tingkat kepuasan konsumen yang besar mencerminkan rasa ketidakpuasan yang kecil.

c) Pemetaan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Ketidakpuasan

(50)

sehingga dapat dibuat kebijakan bauran pemasaran pada masing-masing posisi atribut tersebut.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Usaha pemasaran agrowisata stroberi yang dilakukan para pengusaha tani dengan memberikan keleluasaan bagi konsumennya untuk memetik sendiri, merupakan suatu tantangan yang baru, karena berbasis agrowisata. Hal ini disebabkan konsumen sangat memperhatikan atribut fisik buah stroberi dan lingkungan agrowisata stroberi yang alami dan berada di ketinggian 800 dpl, sehingga pengusaha tani sangat bergantung kepada konsumennya agar bertahan di usaha agrowisata stroberi yang semakin kompetitif.

Persaingan di sektor pariwisata ini tidak hanya antar pengusaha tani agrowisata stroberi saja, tetapi pengusaha tani stroberi harus mampu bersaing dengan objek pariwisata lain yang ada di Kecamatan Rancabali khususnya dan umumnya di Kabupaten Bandung.

(51)

Untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumennya, maka perlu survei konsumen. Melalui survei konsumen pengelola agrowisata stroberi petik sendiri akan memperoleh informasi bagaimana proses keputusan konsumen berkunjung ke agrowisata stroberi dan tingkat kepentingan serta ketidakpuasan konsumen terhadap atribut agrowisata stroberi. Survei konsumen dilakukan di tiga lokasi dengan pertimbangan adanya perbedaan antara tiga kelompok pengusaha tani agrowisata stroberi. Perbedaan tersebut meliputi jarak antar kelompok pengusaha tani, fasilitas penunjang dan luas, sehingga dari tiap kelompok dipilih satu lokasi yang diidentifikasi dengan lokasi A,B dan C. Untuk lebih lengkapnya karakteristik lokasi penelitian tersaji dalam Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Karakteristik Pengusaha Tani Agrowisata Stroberi Berdasarkan Lokasi Pengambilan Sampel Responden

Sumber: Data primer

(52)

kenyamanan selama di lingkungan agrowisata stroberi, pelayanan kepada konsumen, fasilitas (parkir, tempat ibadah, toilet, warung makan), keamanan, kemudahan mencapai lokasi agrowisata.

(53)

Gambar 8. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian Permasalahan:

♣Persaingan agrowisata stroberi di tingkat pengusaha tani

♣Pemenuhan keinginan dan kebutuhan konsumen agrowisata stroberi di Desa Alam Endah

Proses Keputusan Pembelian Stroberi ♣Pengenalan Kebutuhan ♣Pencarian Informasi ♣Evaluasi Alternatif ♣Pembelian ♣Hasil

Tingkat Kepentingan Dan Ketidakpuasan Pengunjung Terhadap Atribut

Pemetaan Atribut Menurut Tingkat Kepentingan Dan Ketidakpuasan Pengunjung Agrowisata stroberi

Analisis Deskriptif

Rekomendasi Kebijakan Bauran Pemasaran Bagi Pengelola Agrowisata Stroberi

Umpan Balik Variable Yang Berpengaruh

(54)

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, dimana daerah tersebut merupakan pusat agrowisata stroberi di Kabupaten Bandung. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja dengan pertimbangan Desa Alam Endah merupakan pusat agrowisata stroberi. Penelitian di lapang dilaksanakan bulan Februari sampai Maret 2005.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dari pengamatan dan wawancara langsung dengan konsumen agrowisata stroberi dengan menggunakan kuisioner. Data primer yang dikumpulkan meliputi identitas responden, proses keputusan konsumen dalam berkunjung, serta penilaian terhadap atribut-atribut agrowisata buah stroberi.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari catatan yang terdapat di berbagai intansi yang terkait seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung, dan petani agrowisata stroberi setempat.

4.3. Metode Pengambilan Sampel

(55)

ditanyai tentang kesediaanya untuk menjadi responden, dan apabila bersedia baru dilakukan wawancara dengan melakukan wawancara.

Pengambilan sampel dipilih di kebun agrowisata stroberi pada saat pengunjung sedang berada di kebun dan telah melaksanakan pembelian dengan memetik sendiri. Responden diwawancarai secara langsung dengan menggunakan kuisioner.

Pengambilan sampel dilakukan di tiga lokasi pilihan dengan pertimbangan adanya tiga kelompok agrowisata stroberi dengan karakteristik yang berbeda. Perbedaan tersebut meliputi luas kebun, jarak antar kelompok dan kelengkapan fasilitas penunjang, sehingga dari tiap kelompok dipilih satu lokasi yang diharapkan dapat mewakili masing-masing kelompoknya. Ketiga lokasi tersebut diidentifikasi dengan lokasi A,B dan C. Jumlah sampel yang diambil berjumlah 60 dengan pertimbangan tidak ada informasi yang jelas dan pasti tentang jumlah kunjungan serta keterbatasan biaya dan waktu selama melakukan penelitian.

4.4.

Metode Analisis Data

4.4.1. Analisis Deskriptif

(56)

4.4.2. Tingkat Kepentingan Dan Ketidakpuasan Konsumen Terhadap Atribut-Atribut Agrowisata Stroberi

Untuk menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat ketidakpuasan konsumen terhadap atribut-atribut agrowisata stroberi, dibutuhkan informasi mengenai tingkat kepentingan, harapan dan kinerja aktual atribut-atribut menurut penilaian konsumen. Atribut-atribut yang akan diukur tingkat kepentingan dan tingkat ketidakpuasannya meliputi harga buah stroberi, kualitas buah stroberi, kemudahan memetik buah, kebersihan kebun, kenyamanan, pelayanan, fasilitas penunjang, keamanan selama berkunjung dan kemudahan mencapai lokasi. Atribut atribut tersebut ditentukan berdasarkan hasil survei awal dan wawancara dengan pengusaha tani agrowisata stroberi serta dari penelitian terdahulu.

Untuk mengukur tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen, digunakan skala yang akan mengurangi subyektifitas responden (Simamora, 2002). Selain itu, penskalaan mempermudah penjabaran tingkat harapan dan kinerja masing-masing atribut. Dalam penelitian ini menggunakan skala Likert atau Summated-rating scale.

a) Tingkat kepentingan terhadap atribut-atribut buah stroberi

Tingkat kepentingan digunakan untuk mengukur seberapa penting suatu atribut bagi konsumen. Skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan atribut agrowisata stroberi adalah skala likert dengan skor 1 sampai 5, dimana skor 1= sangat tidak penting, 2= tidak penting, 3= cukup penting, 4= penting dan 5= sangat penting.

(57)

rata-rata tingkat kepentingan yang semakin tinggi menunjukan semakin penting pula suatu atribut bagi konsumen. Urutan dimulai dari skor rata-rata tingkat kepentingan tertinggi sampai terendah. Skor rata-rata tingkat kepentingan dapat dihitung dengan rumus:

n Yi

Y =

Dimana: Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan pengunjung

n = Jumlah responden

Pengkategorian kelas tingkat kepentingan berdasarkan perhitungan rentang rata-rata skala numerik linier (Simamora, 2000) sebagai berikut:

RS = b

n m

Dimana: m = Angka tertinggi dalam pengukuran

n = Angka terendah dalam pengukuran

b = Banyaknya kelas yang dibentuk

Angka tertinggi dalam pengukuran tingkat kepentingan pada kuesioner (lampiran 1) adalah 5, sedangkan angka rata-rata terendah adalah 1. Dengan menggunakan rumus di atas, maka rentang rata-rata skala dapat dihitung sebagai berikut:

5 1 5− = RS

(58)

Dengan rentang rata-rata skala 0.8, maka skala numeriknya adalah sebagai berikut:

Sangat tidak penting : 1 ≤ X < 1.7

Tidak penting : 1.7 ≤ X < 2.5

Cukup penting : 2.5 ≤ X < 3.3

Penting : 3.3 ≤ X < 4.2

Sangat penting : 4.2 ≤ X < 5

b) Tingkat ketidakpuasan konsumen terhadap atribut-atribut buah stroberi

Tingkat kepuasan merupakan selisih dari harapan konsumen terhadap atribut-atribut dengan kinerja atribut-atribut menurut penilaian konsumen (Kotler,2000). Tingkat kepuasan digunakan untuk mengukur seberapa besar kepuasan konsumen pada atribut tersebut. Selisih antara harapan penilaian konsumen menggambarkan ketidakpuasan konsumen terhadap atribut. Skor

ketidakpuasan terbaik yang dapat diterima adalah nol, yang artinya kinerja suatu atribut adalah nol. Skor ketidakpuasan dapat digambarkan secara simbolis sebagai berikut:

Skor ketidakpuasan = | Ii - Xi|

Dimana: Ii = Performansi ideal (harapan) pada atribut i

Xi = Performansi aktual atribut i

(59)

puas terhadap atribut buah stroberi. Skor rata-rata tingkat ketidakpuasan dihitung dengan rumus:

Dimana: = Skor rata-rata tingkat ketidakpuasan

n = Jumlah responden

Pengkategorian kelas tingkat ketidakpuasan berdasarkan perhitungan rentang rata-rata skala numerik linier (Simamora, 2002) sebagai berikut:

RS = b

n m

dimana: m = Angka tertinggi dalam pengukuran

n = Angka terendah dalam pengukuran

b = Banyaknya kelas yang dibentuk

Angka tertinggi yang mungkin terjadi dalam pengukuran tingkat ketidakpuasan adalah 4, sedangkan angka terendah adalah 0. dengan menggunakan rumus di atas, maka rentang skala dapat dihitung sebagai berikut:

5

Dengan rentang skala 0.8, maka skala numeriknya adalah sebagai berikut:

(60)

Biasa saja : 1.5 ≤ X < 2.3

Tidak puas : 2.3 ≤ X < 3.2

Sangat tidak puas : 3.2 ≤ X < 4

c) Pemetaan atribut-atribut berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat ketidakpuasan

Pemetaan atribut-atribut buah stroberi berdasarkan tingkat kepentingan (Wi) dan tingkat ketidakpuasan (Ii – Xi) dilakukan pada diagram pencar. Masing-masing atribut diposisikan dalam sumbu koordinat, dimana skor rata-rata dari tingkat ketidakpuasan ( X ) menunjukan posisi suatu atribut pada X, sementara posisi atribut pada sumbu Y, ditunjukan oleh skor rata-rata tingkat kepentingan terhadap atribut ( Y ).

Diagram pencar dibagi menjadi empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik ( , ), dimana adalah rata-rata dari rata-rata skor tingkat ketidakpuasan terhadap atribut produk, sedangkan

merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh atribut produk.

Dimana :

dan

k adalah banyaknya atribut produk. Nilai dan digunakan sebagai pasangan kooordinat titik-titik atribut yang memposisikan suatu atribut pada diagram kartesius. Penjabaran diagram pencar dapat ditunjukan pada Gambar 9.

(61)

Gambar 9. Pemetaan Atribut Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Ketidakpuasan

Dimana: = Rata-rata dari rata-rata skor tingkat ketidakpuasan konsumen terhadap atribut agrowisata stroberi.

= Rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan agrowisata stroberi

= Rata-rata skor tingkat kepentingan atribut agrowisata stroberi = Rata-rata skor tingkat ketidakpuasan konsumen terhadap

atribut agrowisata stroberi

Dari pemetaan atribut-atribut berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat ketidakpuasan dapat diperoleh informasi untuk menentukan atribut mana yang menjadi prioritas dalam perbaikan kinerjanya. Kepuasan yang tinggi menciptakan kelekatan emosional terhadap atribut tertentu yang hasilnya menciptakan kesetiaan pelanggan. Oleh karena itu, prioritas diutamakan pada perbaikan atribut

(62)

yang kepuasannya rendah dan selanjutnya pada dengan memperhatikan tingkat kepentingan yang tinggi.

4.5. Batasan Istilah

1) Konsumen adalah pengunjung yang datang membeli buah stroberi dengan memetik sendiri.

2) Responden adalah konsumen yang telah membeli buah stroberi dengan memetik sendiri dan masih berada di lokasi kebun agrowisata stroberi. 3) Lokasi diartikan sebagai salah satu tempat agrowisata stroberi yang ada di

Desa Alam Endah dan sebagai tempat pengambilan sampel penelitian.. 4) Atribut agrowisata stroberi adalah harga buah stroberi, kualitas buah

stroberi, kemudahan memetik buah, kebersihan kebun, kenyamanan kebun, pelayanan, fasilitas penunjang, keamanan selama di kebun, kemudahan mencapai lokasi.

5) Harga buah stroberi adalah sejumlah uang yang dikeluarkan pengunjung untuk membeli buah stroberi

6) Kualitas buah stroberi adalah kesegaran buah, derajat kematangan, warna buah dan ukuran buah stroberi.

7) Kemudahan memetik adalah tingkat kesulitan yang dihadapi konsumen ketika membeli buah dengan cara memetik sendiri.

8) Kebersihan kebun adalah tingkat kebersihan dan kerapihan kebun stroberi. 9) Kenyamanan adalah kenyamanan yang dirasakan konsumen selama berada

di lokasi agrowisata stroberi.

(63)

11)Fasilitas penunjang adalah berbagai fasilitas seperti toilet, mushola, tempat berteduh atau tempat istirahat dan warung makan.

12)Keamanan diartikan sebagai rasa takut, khawatir yang dirasakan oleh konsumen dari serangan hewan dan keamanan menelusuri kebun stroberi selama memetik sendiri.

(64)

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Keadaan Umum Daerah penelitian 5.1.1. Keadaan Fisik Daerah Penelitian

Desa Alam Endah merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat. Secara geografis Desa Alam Endah terletak di wilayah Selatan Kabupaten Bandung. Desa ini terletak 8 km dari ibu kota Kecamatan Rancabali, 24 km dari ibu kota Kabupaten Bandung dan 42 km dari ibu kota Propinsi DT I Jawa Barat.

Secara administratif Desa Alam Endah terbagi menjadi 6 dusun, 30 Rukun Warga dan 114 Rukun Tetangga dengan batas administrasi desa,

sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Desa Panundaan

• Sebelah Selatan : Desa Patengan

• Sebelah Barat : Desa Lebak Muncang

• Sebelah Timur : Desa Sugih Mukti

Untuk lebih jelasnya keadaan dan letak daerah administrasi Desa Alam Endah dapat dilihat pada denah desa (Lampiran 1).

(65)

suhunya sangat cocok sekali untuk budidaya stroberi, dimana suhu yang cocok untuk stroberi adalah 17° C – 22° C.

Desa Alam Endah mempunyai wilayah yang luasnya sekitar 505.565 ha. Seluruh wilayah merupakan dataran dengan topografi tanah berbukit. Sebagian lahan yang ada di Desa Alam Endah digunakan untuk lahan pertanian yaitu sawah seluas 287.73 ha. Untuk lebih jelasnya pemanfaatan lahan di Desa Alam Endah dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jenis dan Luas Penggunaan Lahan di Desa Alam Endah Tahun 2004

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase

1 Jalan 7.00 1.38

2 Sawah dan Ladang 448.44 88.71

3 Kolam 5.00 0.99

4 Pemukiman/Perumahan 35.00 6.92

5 Agrowisata stroberi 1.56 0.30

6 Lain - lain 8.00 1.59

Jumlah 505.56 100

Sumber : Monografi Desa Alam Endah Tahun 2004

5.1.2. Sejarah Agrowisata Stroberi Petik Sendiri

(66)

Tanaman stroberi sendiri merupakan tanaman baru yang memiliki prospek cerah dan berkembang cepat di Desa Alam Endah. Tanaman stroberi pertama kali ada di Desa Alam Endah sekitar tahun 1992, tetapi hanya dijadikan sebagai tanaman hias di pekarangan rumah. Sekitar tahun 1996, akhirnya penduduk setempat mencoba membudidayakan stroberi secara serius. Budidaya dilakukan di kebun dengan menggunakan polybag sebanyak 400 pohon yang dapat menghasilkan 5-6 kg per panen. Hasil yang diperoleh ini dijual kepada Bandar sayuran dengan harga Rp 8 000/kg.

Pada akhir tahun 1997, mereka sudah dapat menghasilkan ± 40 kg perhari. Keadaan ini tentu saja membuat pusing pihak bandar karena pada saat itu pasar untuk stroberi masih sangat sulit, sedangkan kondisi buah stroberi yang sifatnya tidak tahan lama dan mudah rusak (perishable) harus segera dipasarkan. Didukung oleh kondisi keberatan dari pihak bandar serta harga jual yang tidak mengalami kenaikan maka akhirnya terbentuklah Kelompok Petani Stroberi Ciwidey (KPSC) pada tahun 1998 yang beranggotakan 7 orang. KPSC ini dibentuk dengan tujuan untuk memasarkan stroberi yang telah dihasilkan oleh para anggotanya.

Gambar

Gambar 1.  Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
Gambar 2. Model Lima Tahap Pembelian
Gambar 4. Proses Pencarian Informal
Gambar 5.
+7

Referensi

Dokumen terkait