• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA PEMATANG SIANTAR DALAM MENERBITKAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KINERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA PEMATANG SIANTAR DALAM MENERBITKAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

KOTA PEMATANG SIANTAR DALAM MENERBITKAN

IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Rafani Damanik NIM. 3123111065

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Rafani Damanik. 3123111065. “Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPPT) Kota Pematangsiantar Dalam Menerbitkan Izin Mendirikan

Bangunan”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja BPPT dalam memberikan pelayanan penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Pematangsiantar dan untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi BPPT Kota Pematangsiantar dalam memberikan pelayanan perijinan IMB di Kota Pematangsiantar.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum dan metode penelitian ini adalah metode penelitian deskriftif kualitatif, sehingga dapat menggambarkan kinerja BPPT Kota Pematangsiantar dalam menerbitkan IMB.Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber melalui wawancara, dokumentasi dan observasi.Metode penarikan sampel yang digunakan bersifat purposive sampling yaitu dengan memilih informan yang dianggap mengetahui dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa kerena

berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan sangat baik.

Skripsi ini berjudul,“Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Pematangsiantar Dalam Menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)”.

Penulisan skripsi ini dimaksud untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh gelar sarjana pendidikan Jurusan Pendidikan Pancasila Dan

Kewarganegaraan, Unimed. Dalam skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan

dorongan dari beberapa pihak. Untuk itu dengan segenap ketulusan hati, penulis

banyak mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan

3. Ibu Dr. Reh Bungana Beru P.A.M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Pancasilan dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra Yusna Melianti, MH, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak meluangkan waktu, pikiran dan memberikan bimbingan serta masukan

dari awal sampai selesai skripsi ini.

5. Ibu Sri Hadiningrum, SH, M.Hum, selaku Dosen penguji yang telah banyak

meluangkan waktu, pikiran dan memberikan bimbingan serta masukan mulai dari

(6)

6. Ibu Dr. Reh Bungana Beru P.A. SH, M.Hum, selaku dosen penguji saya yang

telah memberikan saran dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa

diselesaikan.

7. Ibu Juliana Ivanna, S.Sos.M.Si., M.AP selaku dosen penguji saya yang telah

memberikan saran dan masukan kepada penulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan yang telah banyak

memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada penulis selama mengikuti

perkuliahan, serta staf pegawai di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan.

9. Bapak Jon di jurusan PPKn yang telah banyak membantu penulis dalam

administrasi yang dibutuhkan mahasiswa/i dalam menyelesikan skripsi ini.

10. Teristimewa buat orang tua saya Ayahanda Samudin Damanik dan Ibunda

Rosyida atas pengorbananya selama ini kepada penulis, baik dari segi moril,

material, dan untaian doa dan kasih sayangnya yang tak terhingga sehingga

penulis dapat menyelesaikan pendidikan selama perkuliahan dan terutama selama

penyeselaian skripsi ini.

11. Terkasih buat Bapak Sukiran dan Ibu Siti Rosmanna yang selalu mendukung

saya serta terimakasih buat orang spesial, yaitu pacarku Juli Andriano yang

selalu mendampingi saya dari awal kuliah hingga sekarang, selalu memberikan

dukungan, semangat, kasih-sayang, untaian doa bagi penulis dalam menyelesikan

(7)

12. Terimakasih juga buat kakak ku tersayang, Novita Sari Damanik dan adik-adik

ku tersayang, Muhammad Tri Wahyudi Damanik dan Muhammad Harisyuwanda

Damanik yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis

selama perkuliahan dan memberikan semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

13. Terimakasih juga buat sahabatku Juliani S.Pd, Tya Monika S.Pd, Nita Tursiah

S.Pd, Sri Lestari S.Pd, Tri Ulana S.Pd, Ruhmiati S.Pd, Dewi Pertiwi S.Pd dan

Rosmawati yang telah memberikan dukungan serta semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

14. Terimakasih juga buat teman seperjuanganku Jurusan Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan khususnya kelas Reguler B Stambuk 2012 yang telah

memberikan dukungan dan kebersamaannya selama perkuliahan.

15. Terimakasih juga buat teman seperjuangan PPLT MAN Kisaran tahun 2015

yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan baik dari segi isi maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga Skripsi ini

berguna bagi pembaca dan penelitian selanjutnya. Terimakasih

Medan, Juni 2016

(8)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah...6

1. Kinerja Organisasi Publik ... 10

a. Pengertian Kinerja ... 10

b. Indikator Kinerja ... 14

c. Pengertian Akuntabilitas ... 16

d. Prinsip-prinsip Akuntabilitas ... 17

2. Badan Pelayanan Perzinan Terpadu (BPPT) Kota Pematangsiantar ... 19

a. Pengertian Birokrasi ... 19

b. Pengertian Pelayanan Publik ... 21

c. Tugas pokok BPPT Kota Pematangsiantar ... 22

3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ... 24

(9)

b. Persyaratan Umum Prosedur Pengurusan IMB ... 24

c. Persyaratan Bangunan dan Lingkungan ... 25

d. Tujuan IMB Menurut Pemerintah ... 27

e. Dasar Hukum Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ... 27

B. Kerangka Berfikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Jenis Data ... 33

1. Data primer ... 33

2. Data sekunder... 33

C. Lokasi Penelitian ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Metode Penarikan Sampel... 35

F. Teknis Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 36

1. Sejarah Pembentukan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Pematangsiantar ... 36

2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi, Visi dan Misi ... 37

3. Susunan Organisasi BPPT Kota Pematangsiantar ... 39

4. Kepegawaian BPPT Kota Pematangsiantar ... 49

5. Jenis Pelayanan BPPT Kota Pematangsiantar ... 50

B. Pembahasan ... 56

1. Produktivitas BPPT Kota Pematangsiantar ... 56

2. Kualitas Layanan BPPT Kota Pematangsiantar ... 62

3. Akuntabilitas BPPT Kota Pematangsiantar ... 66

(10)

D. Hambatan-hambatan yang dihadapi BPPT Kota Pematangsiantar dalam

Pelayanan Menerbitkan IMB...76

BAB V PENUTUP ... 78

A. KESIMPULAN ... 78

B. SARAN ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(11)

DAFTAR TABEL

1. Jadwal Pelayanan BTTP Kota Pematangsiantar ...53

2. Inventaris Ruang Kepala ...53

3. Tabel Inventaris Ruang Staf ...54

4. Inventasis Ruang Rapat ...55

5. Rekapitulasi Setoran Retribusi IMB melalui BPPT Pematangsiantar...57

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Wawancara

2. Nota Tugas

3. Surat Izin Penelitian dari Jurusan

4. Surat Izin Penelitian dari Fakultas

5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Tempat Penelitian

6. Surat Keterangan dari Laboratorium PPKn

7. Surat Keterangan Penyerahan Buku dan Tidak Ada Masalah Dengan

Perpustakaan Fakultas

8. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan UNIMED

9. Kartu Mengikuti Seminar Proposal

10. Kartu Bimbingan Skripsi

11. Pernyataan Keaslian Tulisan

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ruang lingkup pelayanan publik meliputi berbagai aspek kehidupan

masyarakat yang sangat luas dan kompleks. Kinerja organisasi yang baik sangat

berpengaruh terhadap pelayanan publik yang mengutamakan kepuasan pelanggan

(masyarakat). Namun, selama ini birokrasi di Indonesia belum mampu

menunjukkan kondisi yang sesuai dengan harapan masyarakat. Kondisi tersebut

merupakan salah satu ketidakberhasilan kinerja birokrasi dalam upaya menuju

Good Governance. Good Governance merupakan suatu cara mengatur

pemerintahan yang baik dengan memberikan pelayanan publik secara efisien

kepada masyarakat.

Organisasi publik merupakan penyelenggara pemerintahan dan pelayan bagi

warganegara. Peran organisasi publik sangat sentral dalam sistem pemerintahan

yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Terciptanya suatu kinerja yang

tinggi dalam organisasi publik perlu diupayakan agar penyelenggaraan

pemerintahan dapat berjalan secara efektif, efisien dan responsif dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat

Upaya pemerintah dalam meningkatkan citra pelayanan dimulai dengan

diberlakukannya UU No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas UU No. 2

Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

(14)

2

Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, selanjutnya PP No. 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah, dan pada akhirnya melalui menteri Dalam Negeri

dengan Permendagri No. 24 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu serta Permendagri No. 20 Tahun 2008 tentang Pedoman

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah.

Meskipun setiap instansi pemerintah telah mengadakan perbaikan dan

peningkatan setiap tahunnya, namun masih dirasa kurang. Peningkatan kinerja

menjadi salah satu faktor utama untuk memperbaiki kondisi birokrasi di Indonesia

agar dapat memperikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat yang menjadi

pelanggannya. Adanya evaluasi kerja dalam suatu organisasi menujukkan bahwa

organisasi tersebut mulai berusaha untuk mengupayakan peningkatan kinerja yang

optimal. Oleh karena itu, penilaian terhadap kinerja suatu organisasi sangat

penting dilakukan karena dapat dipakai sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan

suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu dan dapat dijadikan sebagai

perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi selanjutnya.

Pemerintah melalui kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Menteri

Dalam Negeri No. 24 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu yang intinya meminta pemerintah daerah melakukan kegiatan seperti:

a. Penyederhanaan sistem dan prosedur perizinan usaha

b. Pembentukan Lembaga Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu di

daerah

c. Pemangkasan waktu dan biaya perizinan

(15)

3

e. Perbaikan sistem informasi

f. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi proses penyelenggaraan perizinan

Berdasarkan Peraturan Walikota Pematangsiantar No. 1 Tahun 2009

Tentang Urusan Pemerintah Kota Pematangsiantar, Peraturan Walikota No. 2

Tahun 2009 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah

Kota Pematangsiantar dan Peraturan Walikota No. 4 Tahun 2009 Tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota

Pematangsiantar maka dibentuklah Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Pematangsiantar dengan menimbang:

a. Bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

khususnya dibidang perizinan, maka perlu adanya sistem pemberian izin

yang cepat, efisien dan terpadu.

b. Bahwa untuk mempercepat/memperlancar dan memberikan pelayanan

terbaik kepada masyarakat dalam proses penerbitan perizinan di Kota

Pematangsiantar, maka dipandang perlu menunjuk Kepala Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Pematangsiantar untuk dan atas nama

Walikota Pematangsiantar.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a

dan b diatas perlu ditetapkan Keputusan Walikota tentang penunjukan

Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Pematangsiantar untuk

menandatangani naskah/sertifikat bidang perizinan dan non perizinan di

(16)

4

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Pematangsiantar merupakan suatu

badan yang memiliki wewenang dalam bidang perizinan yaitu Izin Mendirikan

Bangunan (IMB) yang terbentuk pada Maret 2009. IMB merupakan izin

pengaturan fisik terhadap bangunan yang sebelumnya berada dibawah naungan

Dinas Pekerjaan Umum Pematangsiantar. Namun untuk mewujudkan pelayanan

publik yang maksimal, maka dibentuk Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu

Pintu.

Pembentukan BPTSP pada dasarnya ditunjukan untuk menyederhanakan

birokrasi penyelenggaraan perizinan dalam bentuk pemangkasan tahapan dan

prosedur dalam instansi yang bersangkutan, pemangkasan biaya, pengurangan

jumlah persyaratan, pengurangan jumlah paraf dan tanda tangan yang

bersangkutan, dan pengurangan waktu proses perizinan. Dengan adanya BPTSP,

maka telah terjadi perubahan paradigma dalam penyelenggaraan pelayanan publik

yang tujuannya meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik, lebih murah

dan lebih cepat. Pelayanan publik yang dilakukan oleh Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Pematangsiantar sangat beragam. Terdapat berbagai jenis

pelayanan bidang perizinan antara lain:

1. Izin Usaha Angkutan

2. Izin Trayek

3. Izin Gangguan (HO)

4. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

5. Izin Usaha Industri (IUI)

(17)

5

7. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

8. Tanda Daftar Perusahaan

9. Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol (ITPMB)

10.Tanda Daftar Gudang (TDG)

11. Izin Pemakaian Gudang dan Lapangan Terbuka

12.Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP)

13.Izin Kelayakan Media Reklame (IKMR)

14.Izin Penyelenggaraan Reklame (IPR)

15.Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)

16.Kartu Izin Berjualan (KIB)

17.Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP)

18.Izin Usaha Toko Modern (IUTM)

19.Izin Usaha Pemakaian Air Tanah

20.Izin Pengusahaan Air Tanah

21.Izin Depot Air Minum

22.Izin Mendirikan Rumah Sakit

23.Izin Operasional Sementara Rumah Sakit

24.Izin Operasional Rumah Sakit Kelas C dan D

25.Izin Klinik

Dari sekian banyak jenis pelayanan bidang perizinan yang ada di Kantor

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Pematangsiantar diatas, penulis

tertarik untuk meneliti proses penyelenggaraan pelayanan Izin Mendirikan

(18)

6

pembagunan terutama dalam penataan bangunan dan lingkungan agar sejalan

dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), tetapi dalam kenyataannya

masih banyak juga bangunan di Kota Pematangsiantar yang belum memiliki IMB.

Hal ini disebabkan adanya anggapan selama ini dalam masyarakat bahwa untuk

mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB) diperlukan banyak sekali persyaratan

yang harus dipenuhi oleh para pemohon serta proses pengurusannya yang

memerlukan waktu lama karena harus melalui beberapa prosedur dan tata cara

kepengurusan yang panjang.

Kendala lain yang sering muncul dalam proses pelayanan kepada

masyarakat yaitu pegawai yang kurang disiplin terhadap waktu kerja. Banyaknya

pegawai yang datang tidak tepat waktu tentunya menghambat proses pengurusan

yang membuat pemohon menunggu. Hal ini tentunya tidak efesien dalam

pemberiaan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka perlu

ditelitimengenai ”Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota

Pematangsiantar Dalam Menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).’’

B. Identifikasi Masalah

Adapun yang menjadi identifikasi masalah berdasarkan latar belakang diatas

adalah:

1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang prosedur pengurusan IMB di

BPPT Kota Pematangsiantar.

(19)

7

3. Belum tercapainya target pendapatan retribusi IMB Kota Pematangsiantar

tahun 2015.

4. Kurangnya Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota

Pematangsiantar dalam memberikan pelayanan menerbitkan IMB.

5. Banyak hambatan yang di hadapi BPPT Kota Pematangsiantar dalam

menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

C. Pembatasan Masalah

1. Kurangnya Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota

Pematangsiantar dalam memberikan pelayanan menerbitkan IMB

2. Banyaknya hambatan yang dihadapi BPPT Kota Pematangsiantar dalam

menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang permasalahan yang telah

dijabarkan, maka dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota

Pematangsiantar dalam memberikan pelayanan penerbitan Izin Mendirikan

Bangunan (IMB)?

2. Hambatan apa saja yang dihadapi oleh Badan Pelayanan Perizinan

(20)

8

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak

dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui

sebelumnya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana Kinerja Kantor Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu (BPPT) dalam memberikan pelayanan penerbitan

Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Pematangsiantar.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi oleh

Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota

Pematangsiantar dalam memberikan pelayanan penerbitan Izin

Mendirikan Bangunan (IMB).

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis dan Pengetahuan dalam Bidang Hukum Khususnya

dalam Bidang Perijinan

a. Dapat menambah wawasan bagi penulis mengenai teori tentang kinerja

sebuah pemerintahan daerah terkait masalah pelayanan perijinan.

b. Sebagai referensi bagi peneliti lain dalam mengadakan suatu penelitian

(21)

9

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota

Pematangsiantar:

Sebagai suatu bahan rekomendasi dan pertimbangan dalam membuat

suatu kebijakan berikutnya untuk meningkatkan kinerja khususnya

yang berkaitan dengan pelayanan perijinan, umumnya pelayanan yang

dilakukan pemerintah daerah.

b. Bagi Masyarakat:

Bagi masyarakat digunakan sebagai untuk menambah wawasan dalam

(22)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan didalam

BAB IV tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. BPPT Kota Pematangsiantar cukup produktif bisa dilihat dari pencapaian

pemasukan dari retribusi IMB 2 tahun terakhir yaitu 2014 dan 2015 yang

mengalami peningkatan 12%. Hal ini karena pada tahun 2015 terdapat

pengurusan ijin bangunan yang tergolong besar yaitu Siantar Park, Hotel

Horison, dan Marihat Permai yang mempengaruhi peningkatan pendapatan

dibanding tahun 2014.

2. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat juga baik terlihat dari respon

dan proses penyelesaian ijin yang dipermudah dan sesuai prosedur yang

berlaku. Dibanding dengan sebelumnya yang terkesan dipersulit dan

bertele-tele.

3. Proses pertanggungjawaban yang dilakukan Kepala BPPT kepada pihat

terkait juga transparan. Materi laporan yang dibuat lengkap tentang pemohon.

Seluruh kegiatan BPPT dapat dipertanggungjawabkan melalui laporan yang

transparan dan teratur untuk dilaporkan kepada Walikota dan ditunjuk untuk

mendapat laporan BPPT.

4. Hambatan yang ditemui yaitu Kepala BPPT yang jarang dikantor

(23)

79

ada dikantor, maka berkas tertahan dan menunggu adanya persetujuan kepala

dikemudian harinya.

5. Sarana dan prasarana lemari sorong juga kurang memadai. Berkas kurang

tersusun dengan rapi. Jika ada pemohon yang mengajukan pengurusan ijin

dan berkasnya blm lengkap, maka berkas awal akan diletak ditumpukan

berkas lama. Hal ini akan menyulitkan proses pemeriksaan berkas

dikemudian hari. Jika lemari memadai, maka berkas yang menunggu

kelengkapan akan disusun berdasarkan waktu pengajuannya, maka hal ini

akan mempermudahkan petugas untuk mencari jika dibutukan dan berkas

lama juga akan tersusun dengan rapi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada hal yang perlu

disampaikan berhubungan dengan kinerja BPPT dalam memberikan pelayanan

menerbitkan IMB di Kota Pematangsiantar, yaitu antara lain :

Menambah jumlah lemari sorong untuk menyimpan berkas-berkas pemohon. Hal

ini sangat penting dilakukan karena berkas pemohon yang teratur akan

memudahkan pegawai untuk mencari berkas itu kembali jika dfibutuhkan. Dan

jika terdapat maslah yang membutuhkan pengecekan data ulang pemohon, maka

(24)

80

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Abdoel, Kebam. 2004. Birokrasi Pelayanan Publik. Jakarta: Rajawali Pers.

Adisasmita, Rahardjo. 2011. Manajemen Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Agussalim. Widodo. 2005. Pelayanan Pemerintahan Daerah. Bogor: Ghalia Indonesia.

Anggara, Sahya. 2013. Sistem Politik Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Amiruddin dan Asikin, Zainal. 2004. Penghantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT RajaGrapindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Awan, Muhammad. 2013. Seluk Beluk Mengurus IMB dan HO. Jakarta: Bumi Aksara.

Bungin. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Dwiyanto. 2006. Memahami Kinerja Organisasi Publik di Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Kartiwa. 2004. Birokrasi Pemerintah Daerah. Medan: Pustaka Bangsa.

Rahman. 2007. Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setiawan, Deny. 2014. Metodologi Penelitian. Medan: Unimed.

Sinambela, Poltak. 2008. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.

(25)

81

Wicaksono, Widya. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumber Jurnal

Ansari, Deni, Purba. 2013 . Efektivitas Pelayanan Pemberian IMB. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Saban, Azhar. 2015. Implementasi Kebijakan IMB di Kota Baubau Dalam Perspektif Good Governance Tahun 2012. Voleme 1 No.1, April 2014.

http://denihasri.blogspot.co.id/2013/05/efektivitas-pelayanan-pemberian-izin.html [ 17 Februari 2016 ]

Website Resmi BPPT Kota Pematangsiantar.

http://bppt.pematangsiantarkota.go.id/index.php. [ 7 Januari 2016 ]

Sumber Perundangan

UU Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota.

Peraturan Walikota No. 1 Tahun 2009 Tentang Urusan Pemerintah Kota Pematangsiantar.

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) bertujuan untuk melakukan pengendalian dan pengawasan mendirikan bangunan, yaitu terciptanya tata bangunan yang tertib dan

Pelayanan penerbitan pertimbangan teknis izin mendirikan bangunan (IMB) pada Dinas Tata Kota Bandar Lampung dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan sesuai indikator pada

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah membangun suatu aplikasi pelayanan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang sesuai tujuan/ sasaran dalam penyelesaian

Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas pelayanan perizinan pembuatan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) di Badan Pelayanan dan Perijinan Terpadu

Biaya Atas Pelayanan Yang Diterima Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada BAB sebelumnya, kualitas pelayanan izin mendirikan bangunan dilihat dari indikator biaya

Dispensasi Izin Mendirikan Bangunan ada- lah pengurangan, keringanan dan pembeba- san retribusi terhadap pelayanan izin mendi- rikan bangunan (IMB). Dispensasi IMB di- bagi

memberikan pelayanan yang tepat dan secepat mungkin kepada setiap masyarakat yang datang untuk mengurus surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), tapi karna kakak

pelayanan izin mendirikan bangunan ini tertera jelas dari beberapa sumber data tersebut diatas Gambar A dan 8 dan Tabel I dan 2, mempeljelas antara kepengurusan beberapa izin yang