i
SELF DISCLOSURE PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK
SKRIPSI
Oleh: Citra Agsha Pita
05810179
FAKULTAS PSIKOLOGI
SELF DISCLOSURE PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi
Oleh: Citra Agsha Pita
05810179
FAKULTAS PSIKOLOGI
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Self Disclosure Pada Remaja Pengguna Facebook Nama Peneliti : Citra Agsha Pita
No. Induk Mahasiswa : 05810179 Fakultas : Psikologi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Waktu Penelitian : 13 April 2011
Malang, 31 Mei 2011 Pembimbing I Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi telah diuji oleh Dewan Penguji Tanggal : 07 Mei 2011
Dewan Penguji
Ketua Penguji : Yudi Suharsono, M.Si, Psi. ( ) Anggota Penguji : 1. Hudaniah, S.Psi, M.Si ( ) 2. Ari Firmanto, S.Psi ( )
Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
v
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Citra Agsha Pita NIM : 05810179 Fakultas / Jurusan : Psikologi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah:
Self Disclosure Pada Remaja Pengguna Facebook
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah / skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan undang- undang yang berlaku.
Mengetahui Malang, 31 Mei 2011 Ketua Program Studi Yang menyatakan
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr, Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya yang berupa kekuatan, kesabaran, kesadaran dan memberikan jalan bagi penulis sehingga pada penulisan skripsi yang berjudul “Self Disclosure Pada Remaja Pengguna Facebook” ini dapat terwujud.
Adapun maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi tingkat Strata I (S-1) di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis sadar bahwa betapa sulitnya bagi seorang mahasiswa untuk menyusun karya ilmiah secara sempurna. Seperti halnya dalam penulisan skripsi ini, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik dosen pembimbing ataupun instansi- instansi yang terkait. Oleh karena itu dengan terselesainya penulisan skripsi ini, penulis ingin menyampaikan ucpan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Bapak Yudi Suhasono, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, masukan, pengarahan, serta motivasi kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Bapak M. Salis Yuniardi, S.Psi, M.Psi selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk serta memberikan dorongan motivasi baik dengan teguran-teguran dengan penuh kesungguhan kesabaran dan ketelatenan kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu tersayang yang begitu tulus dan ikhlas mendidik, merawat
memberikan bantuan dengan penuh kasih sayang senantiasa berdo’a untuk kesuksesan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dan dapat menyelesaikan studi S1 psikologi.
vii
6. Sahabatku Risty, Ella, Tyas, Fian, Dian, Viki, Ubitz, Cuwi, Bejo, Fitri, Rahmah, Ima, mba Nyunyun, dan adik-adik tingkatku Ida, Nora, Erma, Widarti, Riris yang selalu siap sedia mendengarkan keluhan kesah, membantu penulis setiap saat dan mendoakan penulis.
7. Seluruh teman-temanku Psikologi’ 05, para rombongan bimbingan dipasca dan teman-teman kosan Baiduri Pandan terutama Yubang dan Angel terima kasih atas dukungan dan semangat buat penulis.
8. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT senantiasa membalasnya dengan limpahan berkah dan nikmat atas kebaikan yang diberikan kepada penulis. Akhir kata menyadari adanya kekurangan dalam penulisan skripsi ini, dengan kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik yang membangun dari pembaca dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Malang, 31 Mei 2011 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Persetujuan ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Surat Pernyataan ... iv
Kata Pengantar ... v
Intisari ... vii
Daftar Isi ... viii
Daftar Tabel ... x
Daftar Lampiran ... xi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ber-facebook ... 7
1. Pengertian Facebook ... 7
2. Sejarah Facebook... 8
3. Beberapa Fiture Facebook... 9
4. Kelebihan Facebook ... 12
5. Dampak Ber-facebook... 14
6. Ciri-ciri Kecanduan Facebook ... 16
B. Self Disclosure ... 17
1. Pengertian Self Disclosure ... 17
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Self Disclosure ... 19
3. ManfaatSelf Disclosure ... 20
4. Ciri-ciri Self Disclosure... 22
5. Tahap-tahap Self Disclosure ... 24
6. Aspek Self Disclosure ... 25
C. Remaja ... 27
1. Pengertian Remaja ... 27
2. Batasan Usia Remaja ... 28
3. Ciri-ciri Remaja... 28
4. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja... 30
5. Kebutuhan Khas Remaja... 31
6. Remaja Pengguna Facebook ... 32
D. Self Disclosure Pada Reamaja Pengguna Facebook ... 33
BAB III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 37
B. Batasan Istilah ... 37
i x
1. Populasi ... 38
2. Sampel ... 38
D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 38
1. Jenis Data ... 38
2. Metode Pengumpulan Data ... 39
3. Validitas dan Realiabilitas ... 42
a. Validitas... 42
b. Reliabilitas... 44
E. Prosedur Penelitian ... 45
1. Persiapan Penelitian ... 45
2. Pelaksanaan Penelitian ... 45
F. Teknik Analisis Data... 46
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 48
B. Analisa Data ... 50
C. Pembahasan ... 51
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 57
DAFTAR TABEL
[image:10.596.174.506.132.253.2]Halaman
Tabel 1 : Kriteria Penyekoran Skala Likert ... 40
Tabel 2 : Blue Print Skala Self Disclosure ... 41
Tabel 3 : Uji Validitas Skala Self Disclosure ... 43
Tabel 4 : Blue Print Skala Self Disclosure Setelah Tryout ... 43
Tabel 5 : Uji Reliabilitas Skala Self Disclosure ... 45
Tabel 6 : Sebaran T-skor Self Disclosure ... 48
Tabel 7 : Sebaran T-skor Peanggunaan Facebook ... 49
xi
DAFTAR LAMPIRAN
I. Skala Self Disclosure Try Out II. Skala Self Disclosure Penelitian III. Data Kasar Try Out
IV. Uji Validitas indikator 1 V. Uji Validitas Indikator 2 VI. Uji validitas Indikator 3 VII. Uji Validitas Indikator 4 VIII. Reliabitity
IX. Data Kasar Self Disclosure X. Data Kasar Penggunaan Facebook XI. Data Hasil Kedua Variabel XII. Hasil Uji T-Score
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta
Asandi, Q.R & Rosyidi, H. (2010). Self Disclosure Pada Remaja Pengguna Facebook. Surabaya : Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel.
Azwar, S. (2000). Reabilitas Dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Budyatna, M. (2004). Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta : Universitas Terbuka
Dayakisni, T & Hudaniah. (2001). Psikologi Sosial. Malang : UMM Press.
DeVito, Joseph. A. (1997). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta : Professional Book.
Hurlock, E. (1993). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Johnson, David. W. (1993). Reaching Out. Interpersonal Effectiveness and
self-actualization. Englewood Cliffs : Prentice-Hall
Kerlinger, F. (2008). Asas-Asas Penelitian Bihavioral. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Poerwanti, E. (1998). Dimensi-Dimensi Riset Ilmiah. Malang : Universitas
Muhammadiyah
Rahmat, J. (1993). Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Santrock, J. (2002). Live-Span Development Perkembangan Masa Hidup jilid II. Jakarta: Erlangga.
Shelley E. Taylor, Letitia Anne Peplau, David O. Sears, Dialihnahasakan Oleh Tri Wibowo, B.S, (2009). Psikologi Sosial, Edisi Kedua Belas, Penerbit Kencana Prenada Media Group. Jakarta
Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta : PT. Kanisius.
Walgito, B (1987). Psikologi Sosial. Yogyakarta : Andi Offset.
http://jomblos.blogspot.com/2008/08/tentang-pengertian- facebook.html (Oleh Ruben Nurdiasmanto pukul 07.28 . Selasa, 26 Agustus 2008)
http://kuspito.wordpress.com/2009/03/22/tentang-facebook-apa-sih- facebook- itu-kenapa-kita-harus-bergabung/ (Dipostkan pada 22 maret 2009)
http://nasrullah15.wordpress.com/2010/09/06/20-ciri-orang-kecanduan-facebook/ (Oleh Nasrullah pada tanggal 06 September 2010)
http://najwafahrini.blogdetik.com/2010/04/23/facebook-dan-globalisasi-cinta-aktivis-dakwah/ (Oleh Najwafahrini pada 23 April 2010)
http://id.wikipedia.org/wiki/Facebook
http://www.Glikbarg.com/internet/chat.html (Glikbarg, S. 1995)
1 A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi akhir-akhir ini begitu pesat.
Akses internet menjadi semakin mudah sehingga siapa saja didunia ini yang sudah
bisa mengoperasikan komputer pasti bisa menggunakan internet. Salah satu sumber
informasi dimedia internet yang akhir-akhir ini sedang booming adalah situs jejaring
sosial facebook. Dan akhirnya facebook merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
kehidupan kita, maupun kehidupan remaja khususnya (Masjeha, 2009).
Facebook (disingkat FB) merupakan situs web jaringan sosial yang
diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg yang berusia
21 tahun, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School.
Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Dalam
dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain. Akhirnya,
orang-orang yang memiliki alamat email dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan
situs ini. Sejak 11 September 2006, masyarakat di Indonesia dengan alamat surat
e-mail apa pun dapat mendaftar di facebook (Arisani, 2009). Situs jejaring sosial yang
telah dikenal oleh masyarakat luas dan sangat populer di seluruh dunia ini ditujukan
untuk setiap individu yang memiliki account facebook agar dapat terus menjalin
silahturahmi dengan individu lain dibelahan dunia manupun. Selain tempat
bertemunya para user, facebook dapat menjadi tempat untuk menumpahkan keluh
kesah kita melalui salah satu fiture didalamnya yaitu dengan update status yang
nantinya akan berlanjut dengan bertukar komentar kepada sesama teman pengguna
facebook. Chatting melalui facebook adalah percakapan yang didasarkan pada teks
kita mengetik pesan di layar komputer, sementara orang lain melihatnya dari tempat
mereka dengan segera, kemudian orang tersebut memberikan respon dan pada saat
itulah percakapan dimulai (Glikbarg, 1995).
Newitz (dalam Kurniawati, 2002) menuturkan, bahwa pada saat
berkomunikasi melalui online sering kali orang bertingkah laku sangat berbeda dari
karakteristik dunia maya yang berbeda dengan dunia sehari-hari. Prinsip anonimitas
menyebabkan tingginya ketidakpastian yang kita peroleh dalam ber- facebook,
namun facebook pun tetap memiliki peminat yang sangat banyak di seluruh belahan
dunia.
Di kalangan remaja pun facebook sangat diminati, terlihat dari antusias
mereka yang sangat sering menggunakan jaringan sosial ini untuk berkomunikasi
dengan teman-teman mereka. Dikarenakan didalam facebook ada beberapa fiture
yang sangat diminati oleh para penggunanya seperti upload foto yang bisa
dikirimkan kepada teman facebook lainnya dan bisa saling bertukar komentar, ruang
ber-chatting pada saat kita online serta update status dimana setiap penggunanya
dapat menumpahkan segala keluh kesahnya dan aktifitas yang sedang mereka
lakukan. Facebook memang mampu menarik perhatian jutaan orang, terutama para
remaja sekarang. Berdasarkan hasil riset Yahoo di Indonesia yang bekerja sama
dengan Taylor Nelson Sofres pada tahun 2009 (Ridhotha, 2009), pengguna terbesar
internet adalah usia 15-19 tahun, sebesar 64 persen. Riset itu dilakukan melalui
survei terhadap 2.000 responden. Sebanyak 53 persen dari kalangan remaja itu
mengakses internet melalui warung internet (warnet), sementara sebanyak 19 persen
mengakses via telepon seluler. Sebagai gambaran, Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia pada 2009 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia
diperkirakan mencapai 25 juta. Pertumbuhannya setiap tahun rata-rata 25 persen.Hal
ini menunjukkan bahwa memang benar adanya pengguna situs jejaring sosial adalah
dari kalangan remaja usia sekolah.
Namun tanpa mereka sadari, dewasa ini facebook sudah menjadi salah satu
candu dalam kehidupan mereka. facebook merupakan media bagi para remaja untuk
membuka diri, menemukan hal-hal yang belum mereka ketahui sebelumnya, atau
sekedar mendapatkan pengalaman baru dan kenalan baru. Hal ini tidak terlepas dari
ciri utama pada masa remaja dimana terjadi perubahan sosial. Menurut Gunarsa
(dalam Susanto, 2005), kelompok remaja bersifat positif dalam hal memberikan
kesempatan yang luas bagi remaja untuk melatih cara mereka bersikap,
bertingkahlaku, dan melakukan hubungan sosial.
Situs facebook memang mampu menjadikan diri seseorang menjadi pribadi
tersebut. Terutama bagi para remaja yang merupakan salah satu pengguna facebook
yang cukup aktif. Dan dari paparan sebelumnya bahwa pengguna terbesar internet
adalah pada usia 15-19 tahun, hal ini sesuai berdasarkan observasi yang dilakukan
peneliti di lapangan, tujuh dari sepuluh remaja SMA di Malang mengaku jauh lebih
terbuka ketika membagi informasi tentang dirinya melaui facebook. Hal ini berbeda
ketika ditanyakan pada siswa SMP yang justru cenderung tertutup. Keadaan ini dapat
dipahami karena pada umumnya remaja SMP memang cenderung pemalu bila
dibandingkan dengan remaja SMA. Selain itu kebutuhan dalam mengembangkan
hubungan pertemanan memang jauh lebih besar pada usia remaja SMA daripada usia
remaja SMP di Malang. Sehingga pada remaja SMA, mereka dapat lebih leluasa
menceritakan informasi baik itu yang bersifat umum maupun yang bersifat pribadi
pada akun mereka. Hal tersebut mereka lakukan sebab cukup mudah dan sangat
membantu dalam bertukar pikiran tanpa harus bertatap muka langsung dengan yang
bersangkutan. Mereka juga merasa lebih banyak nasehat dan support yang diberikan
oleh teman facebook-nya terhadap keadaannya itu. Bagi mereka, cara tersebut
menjadi lebih efektif untuk mengungkapkan dirinya daripada bercerita secara
langsung kepada orang-orang tertentu. Hal ini cukup penting bagi remaja, dimana
dalam pencarian identitas diri akan membentuk konsep diri agar dapat melihat
gambaran diri mengenai kekurangan dan kelebihan diri sendiri, sehingga mereka
mampu mengevaluasi dirinya. Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui gambaran
tentang dirinya seorang remaja perlu melakukan self-disclosure (pengungkapan diri)
sebagai salah satu bentuk keterampilan sosial yang harus dimiliki oleh para remaja
agar mereka dapat diterima dalam lingkungan sosialnya. Pengungkapan diri dikenal
dengan istilah self disclosure. (dalam Permatasari, 2002). Dimana dengan adanya
pengungkapan diri akan tercipta rasa saling percaya yang menjadi faktor penting
dalam menjalani hubungan sosial. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya
bahwa self disclosure menjadi hal penting dalam membangun hubungan
interpersonal.
Menurut Johnson, (1981) dalam (Supratiknya, 1995), self disclosure atau
pengungkapan diri adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap
situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang
membuka diri kita dapat membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap
sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukannya, atau perasaan terhadap
kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan. Dengan adanya pengungkapan diri remaja
dapat mengungkapkan pendapatnya, perasaannya, cita-citanya dan sebagainya,
sehingga memunculkan atau menumbuhkan hubungan saling keterbukaan. Hubungan
saling keterbukaan ini akan memunculkan hubungan timbal balik positif yang
menghasilkan rasa aman, adanya penerimaan diri, dan secara lebih mendalam dapat
melihat diri sendiri serta mampu menyelesaikan berbagai masalah hidup. Hal ini
sesui dengan teori Johnson (1981), dalam Supratiknya (1995) menyatakan bahwa
pembukaan diri memiliki dua sisi, yaitu (1) Bersikap terbuka kepada yang lain,
dimana membagi gagasan dan perasaan pada orang lain, dan membiarkan orang lain
tahu pada kita atau tidak menyembunyikan tentang sifat, kelemahan yang ada pada
kita, (2) Bersikap terbuka bagi yang lain, dimana perhatian pada gagasan dan
perasaan orang lain dan bersikap terbuka terhadap sifat orang lain dan menerima
keadaan orang lain apa adanya. Dengan kata lain , selain membuka diri kepada
orang lain, kita pun harus membuka diri bagi orang lain agar menjalin hubungan
yang baik dengannya.
Namun sebaliknya bila remaja tersebut tidak mampu menjalin sebuah
hubungan timbal balik yang baik terhadap individu lainnya, maka sering kali ia
merasa tidak percaya diri, tidak berani menyampaikan berbagai gejolak emosi dan
tidak dapat berbagi dengan orang lain, yang pada akhirnya mengakibatkan remaja
tersebut akan memendam berbagai persoalan hidup yang ditanggung sendiri,
sehingga akan memunculkan masalah-masalah psikologis maupun fisiologis
(Kurniawati, 2005). Atas dasar tersebut, maka secara langsung maupun tidak
langsung seorang remaja akan cenderung berusaha untuk membuat diri mereka
terlihat lebih baik saat berinteraksi dengan manusia lainnya agar diterima dalam
lingkungannya tersebut. Hal ini sesuai dengan paparan menurut Dayakisni dkk
(2001) menerangkan bahwa dalam suatu interaksi antara individu dengan orang lain,
apakah orang lain akan menerima atau menolak kita, bagaimana kita ingin orang lain
mengetahui tentang kita akan ditentukan oleh bagaimana individu itu dapat
Oleh karena alasan ini, remaja menggunakan facebook sebagai pengungkapan
diri, dimana alasan pertama mereka dapa mengeksperikan dirinya tanpa bertatap
muka langsung, dapat membagi segala persoalan dan beban dalam pikirannya, maka
mereka mencurahkannya lewat facebook, untuk berbagi pengalaman kepada orang
lain dan menambah wawasan yang lebih luas sebagai klarifikasi diri mereka,
kemudian dalam mengungkapkan tentang diri mereka sebagai kontrol sosial.
Penelitian menunjukkan bahwa individu yang mampu mengungkapkan diri secara
tepat terbukti lebih mampu menyesuaikan diri (adaptif), lebih percaya diri, lebih
kompeten, ekstrovert, dapat diandalkan, lebih mampu bersikap positif dan percaya
pada orang lain, lebih obyektif dan terbuka (Johnson, 2001). Perlu diperhatikan yaitu
kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, serta teman
yang dapat merasakan suka dukanya, menyebabkan seorang remaja menjadi lebih
terbuka terhadap orang lain. Keterbukaan itu mereka lakukan untuk mengurangi
kesulitan yang sering kali terjadi pada saat remaja, mengingat pada masa ini terjadi
konflik di dalam dirinya (Harlock,2003). Dengan bercerita melalui facebook, mereka
dapat mengurangi konflik dalam dirinya dan mengembangkan diri. Oleh karena itu
facebook merupakan wadah bagi para remaja untuk memenuhi kebutuhan sosialisasi
mereka. Dalam membina suatu hubungan sosial para remaja harus memiliki
keterampilan dalam berkomunikasi seperti pengungkapan diri (self disclosure) yang
nantinya akan membantu mereka dalam mengatasi perubahan sosial pada masa
perkembangan remaja.
Berdasarkan pemikiran dan permasalahan yang telah diuraikan diatas tersebut,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang “bagaimana
self-disclosure pada remaja pengguna facebook ”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang penelitian ini maka didapatkan permasalahan “Bagaimana self-disclosure pada remaja pengguna facebook?.”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui self-disclosure pada remaja
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan teori-teori dalam psikologi, khususnya
psikologi sosial, perkembangan dan pendidikan, juga memberi pemahaman pada
pembaca tentang pentingnya self-disclosure (pengungkapan diri).
2. Manfaat praktis
Secara umum dapat memberikan informasi-informasi untuk remaja mengenai
self disclosure (penggungkapan diri) melalui facebook, agar nantinya dapat dijadikan