• Tidak ada hasil yang ditemukan

POSISI REPUBLIK RAKYAT CHINA DALAM DINAMIKA KONFLIK DI LAUT CHINA SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POSISI REPUBLIK RAKYAT CHINA DALAM DINAMIKA KONFLIK DI LAUT CHINA SELATAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laut China Selatan terletak di antara Samudera Pasifik di sebelah Timur

dan Samudera Hindia di sebelah Barat. Laut China Selatan memiliki luas 3.447

juta km² dan mempunyai kedalaman sekitar 5.245 meter.1 Laut China Selatan merupakan sebuah perairan dengan berbagai potensi yang sangat besar karena di

dalamnya kaya akan sumber daya alam seperti minyak dan gas serta memiliki

peranan penting sebagai jalur distribusi minyak dunia, perdagangan dan pelayaran

internasional. Laut China Selatan dikelilingi oleh 9 negara antara lain: Republik

Rakyat China, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia,

Brunai Darussalam dan Filipina.2

Di dalam Kawasan Laut Cina Selatan terdapat Kepulauan Spartly,

Kepulauan Paracel, Kepulauan Pratas, dan Kepulauan Maccalesfield. Tetapi yang

tergolong titik rawan dalam soal klaim teritorial adalah Kepulauan Spartly dan

Kepulauan Paracel, yang kemudian menjadi fokus perebutan antara negara-negara

pengklaim (claimantans).

Kepulauan Spratly memiliki letak yang strategis baik dari segi militer dan

pertahanan maupun sebagai jalur perdagangan Internasional. Selain itu Kepulauan

Spratly disinyalir memiliki kekayaan sumber daya minyak dan gas alam yang

1Dr.Gullaya Wattayakorn, “ Reversing environmental degradation trends in the south china sea

and gulf of Thailand” dalam http://www.unepscs.org/google/South-China-Sea-Technical-Publication-Land-Based-Pollution-South-China-Sea.pdf (di akses 31 Mei 2012).

(2)

melimpah. Laut China Selatan juga terpetakan menyimpan cadangan minyak

sekitar 1,2 kilometer kubik (7,7 miliar barel), sedangkan secara keseluruhan

terdapat cadangan minyak 4,5 kilometer kubik (28 miliar barel). Adapun potensi

gas alam yang dimilikinya sekitar 7.500 kilometer kubik (266 triliun kaki kubik).3 Fakta-fakta inilah yang menyebabkan kepulauan ini diperebutkan oleh Negara -

negara di sekitar Laut China Selatan yang masing-masing mengklaim wilayah

tersebut sebagai wilayah kedaulatannya.

Status-quo kepulauan-kepulauan di wilayah Laut China Selatan

menyebabkan tumpang-tindihnya klaim dari negara-negara Asia Timur, dan Asia

Tenggara atas kepulauan yang berada di wilayah tersebut. Kepulauan Spratly

diklaim oleh 6 negara, yakni Republik Rakyat China, Taiwan, Vietnam, Filipina,

Brunei, dan Malaysia. Kepulauan Paracel diklaim oleh Republik Rakyat China,

Taiwan, Vietnam, dan Filipina.4 Tumpang

-tindihnya klaim tersebut disebabkan

oleh permasalahan kedaulatan teritorial yang membahas tentang kepemilikan

wilayah daratan yang ada di kawasan Laut China Selatan dan kedaulatan maritim

yang berhubungan dengan penetapan batas yang diijinkan oleh Konvensi Hukum

Laut PBB ( UNCLOS III ) 1982. Dalam UNCLOS tersebut, kedaulatan teritorial

laut ditetapkan 12 mil dari tepi pantai dan Zona Ekonomi Eksklusif (EEZ) sejauh

200 mil.5 Akan tetapi, semua negara yang mengklaim bahwa Laut China Selatan

3 The Global review, “Sengketa Laut China Selatan: Perlombaan di Lautan”, dalam

http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=7132&type=4 ( di akses 4 April 2012).

4 Teuku May Rudy. 2007. Studi Strategis dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang

Dingin. Bandung: PT Rafika Aditama, hal. 131-132.

5 Athanasius aditya nugraha, “Manuver Politik Cina dalam Konflik Laut Cina Selatan” dalam

(3)

merupakan kedaulatan wilayahnya baik daratan maupun maritim, tidak ada yang

mampu memenuhi aturan yang ditetapkan PBB tersebut. Dengan demikian,

konflik Laut China Selatan terus berlangsung hingga saat ini dan banyak negara

yang mengklaim atas kepemilikan Kepulauan Spratlay dan Kepulauan Paracel

tersebut.

Dari beberapa negara yang terlibat, Republik Rakyat China merupakan

yang paling tegas menyatakan klaimnya atas kepemilikan Kepulauan Spartly.

Pada Desember 1947 Pemerintah Republik Rakyat China mengklaim hampir

seluruh wilayah Laut China Selatan dengan menerbitkan peta yang tidak hanya

memuat kepulauan-kepulauan utama di wilayah Laut China Selatan, tetapi juga

memberi tanda sebelas garis putus-putus (yang juga di sebut garis-garis berbentuk

huruf U atau U Shape Line ) di seputar wilayah perairan Laut China Selatan. Pada

tahun 1949 setelah kemenangan Partai Komunis China garis tersebut diubah

menjadi garis Sembilan dash.6

Kemudian Republik Rakyat China juga memasukkan Kepulauan Spartly

ke dalam Undang - Undang maritimnya secara de jure, pada tanggal 25 Febuari

1992. Pemerintah Republik Rakyat China mengeluaran Undang-Undang tentang

Laut Teritorial dan Contiguous Zone yang memasukkan Kepulauan Spratly

sebagai wilayahnya. Pada September 1996 Republik Rakyat China kembali

menunjukkan ambisinya untuk memasukkan wilayah ini ke dalam wilayah

maritim China.7 Pada tahun 1976 pemerintah Republik Rakyat China secara paksa

6

ibid

7 Esaputra, “Diplomasi sebagai upaya penyelesaian konflik di kepulauan spratly”, dalam

http://esaputraangkasa.blogspot.com/2011/07/diplomasi-sebagai-upaya-penyelesaian.html (di

(4)

mengambil alih dan menguasai Kepulauan Paracel dari Vietnam. Kepulauan itu

berada di sebelah Utara kepulauan Spartly. Keduanya sama-sama di yakini kaya

akan sumber daya alam gas dan minyak bumi.

Selain itu, Republik Rakyat China juga telah melakukan

aktivitas-aktivitas di wilayah tersebut. Aktivitas-aktivitas-aktivitas tersebut antara lain,

memperbanyak kapal penangkap ikan dan angkatan lautnya, memprakarsai

didirikannya bangunan-bangunan, serta mendorong warga negara China untuk

tinggal secara permanen di wilayah-wilayah sengketa tersebut. Bahkan, Republik

Rakyat China juga telah mengirimkan kapal perangnya untuk melakukan latihan

perang dengan menggunakan peluru tajam di kawasan Laut China Selatan.8 Apalagi, pemerintah Republik Rakyat China menaikkan 7,5 anggaran belanja

militernya pada bulan Maret 2011 menjadi 77,9 miliar dollar Amerika Serikat.9 China juga sedang membangun kekuatan Angkatan Laut yang besar, berencana

membeli dua kapal induk, dan membangun pangkalan udara militer yang

dilengkapi radar canggih di Pulau Woody, kelompok Kepulauan Paracel.

Pangkalan ini, bila telah selesai, memungkinkan China memberikan perlindungan

udara terhadap Kepulauan Spratly. China membangun pangkalan dan instalasi

militer di Pulau Karang Mischief sejak 1995 dan diperluas pada 1998.10

Aktivitas-aktivitas Republik Rakyat China tersebut tentu menimbulkan

ketegangan dengan negara-negara lain yang berbatasan langsung, dan yang

8 Republika Online, “Cina Latihan Perang di Laut Cina Selatan,” dalam http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/11/03/144251-cina-latihan-perang-di-laut-cina-selatan (diakses 20 Juni 2011).

9 Republika Online, “AS Khawatirkan Peningkatan Aktivitas Militer China,” dalam http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/08/18/130537-as-khawatirkan-peningkatan-aktivitas-militer-cina (diakses 20 Juni 2011).

(5)

mengklaim wilayah Laut China Selatan. Diantara tetangga-tetangganya, Filipina,

Vietnam, dan Jepang yang besuara paling keras memprotes aksi China. Aksi-aksi

yang menunjukkan perlawanan terhadap aksi China ditanggapi oleh pemerintah

China dengan aksi represive. Melalui duta besarnya untuk Filipina, Liu Jianchao,

China menyatakan bahwa mereka tengah mengirim kapal perang ke daerah

sengketa yakni sekitar Pulau Spratly. Kebijakan represif tersebut menunjukkan

keseriusan China menguasai wilayah Laut China Selatan khususnya kepulauan

Spratly, dan kepulauan Paracel. Sebab pemerintah China masih beranggapan

bahwa Laut China Selatan merupakan bagian dari kedaulatannya karena dahulu

merupakan bagian wilayah dari Dinasti Tang di abad ke 7.11 Keinginan keras China kembali tampak dalam pernyataan juru bicara kementerian luar negerinya,

Hong Lei, yang mengulang pernyataan sebelumnya bahwa kedaulatan China atas

Kepulauan Spratly dan Paracel tidak dapat dipertentangkan.12

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana posisi Republik Rakyat China

dalam dinamika konflik di Laut China Selatan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan

permasalahan bagaimana posisi Republik Rakyat China dalam dinamika konflik

di Laut China Selatan.

11 Okezone, “China Kirim Kapal Perang ke Pulau Spratly,” dalam http://international.okezone.com/read/2011/06/09/413/466410/china-kirim-kapal-perang-ke-pulau-spratly (diakses 20 Juni 2011).

(6)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Menjelaskan latar belakang terjadinya konflik di Laut China Selatan.

b. Menjelaskan posisi Republik Rakyat China dalam dinamika konflik di

Laut China Selatan dan sikap Republik rakyat China di Laut China

Selatan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini berguna untuk meningkatkan pemahaman peneliti mengenai

konstelasi politik internasional setelah berakhirnya perang dingin, khususnya di

wilayah Laut China Selatan.

Dan penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan informasi tambahan

untuk memperluas wawasan pengetahuan tentang studi Hubungan Internasional

khususnya pengetahuan tentang posisi Republik Rakyat China dalam dinamika

konflik di Laut China Selatan

1.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini akan dibandingkan dengan beberapa penelitian lain, di

antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Athanasius Aditya Nugraha,

dalam jurnalnya yang berjudul Manuver Politik China dalam Konflik Laut Laut

China Selatan. Dalam tulisan tersebut dijelaskan sebenarnya kepentingan China di

Laut China Selatan sangatlah banyak, mulai dari kepentingan ekonomi sampai

kemampuan proyeksi kekuatan militer dan penggentar nuklir. China tidak hanya

(7)

ingin megendalikan lautan untuk mencapai proyeksi kekuatan yang lebih jauh.

Penguasaan wilayah laut China Selatan tidak dapat disangkal lagi dapat

memberikan China keunggulan di kawasan Asia Pasifik mulai dari kedaulatan

wilayah, keunggulan ekonomi dan energi sampai kemampuan strategis militer

China.

Adapun penelitian selanjutnya yang kedua, dilakukan oleh Satyawan

(2010) yang berjudul “Komunikasi Negoisasi China Terhadap Penyelesaian

Sengketa Laut China Selatan”. Penelitian tersebut membahas tentang kepentingan

China di Laut China Selatan. Pembahasan lebih mengarah pada strategi China

untuk mengimplementasikan keinginan yang dimiliki, sehingga terjadi sengketa

dengan negara-negara lain yang wilayahnya mengelilingi Laut China Selatan.

Selain itu, dalam penelitian tersebut juga membahas tentang pengembangan

negoisasi China dengan negara-negara lain yang bersengketa dan pihak lain yang

memiliki kepentingan di Laut China Selatan.

Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa kedaulatan Laut China

Selatan secara keseluruhan diklaim oleh China, Taiwan, Vietnam, Filipina,

Malaysia, dan Brunei Darussalam. Klaim yang tumpang tindih antara negara

-negara tersebut semakin meningkat ketika krisis minyak pada tahun 1973, yang

kemudian ditambah berlakunya UNCLOS. Ketetapan PBB yang terkandung

dalam UNCLOS, secara efektif menyebabkan konflik dan gesekan militer antara

negara-negara yang bersengketa.

Tapi China mengklaim Laut China Selatan sebagai wilayah kedaulatannya

yang tidak terbantahkan dan tidak dapat diganggu gugat. Akan tetapi, kebijakan

(8)

penyelesaian sengketa dengan jalan damai, tetapi di sisi lain China menggunakan

kekuatannya untuk menguasai beberapa kepulauan di Laut China Selatan.

Akhirnya China mencari penyelesaian dengan melakukan diplomasi, hingga

disepakatinya Declaration on the Conduct of Parties in the Southh China Sea.

Tapi hasil dari deklarasi tersebut belum mampu menyelesaikan sengketa.

Meskipun belum menyelesaikan sengketa, hubungan diplomatik antara ASEAN

dengan China lebih baik daripada esensi sengketa Laut China Selatan.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Konsep Kepentingan Nasional

Dalam konsep ini menjelasakan bahwa untuk kelangsungan hidup suatu

Negara maka negara harus memenuhi kebutuhan negaranya dengan kata lain yaitu

memenuhi kepentingan nasionalnya. Dengan tercapainya kepentingan nasional

maka negara akan berjalan dengan stabil, baik dari segi politik,ekonomi, sosial,

maupun pertahanan keamanan.

Menurut Mohtar Mas’oed, kepentingan nasional setiap Negara adalah

mengejar kekuasaan, yaitu apa saja yang bisa membentuk dan mempertahankan

pengendalian suatu Negara atas Negara lain,13 sebagaimana dalam bukunya

Disiplin dan Metodologi :

“Kemampuan minimum Negara – bangsa adalah melindungi identitas fisik, politik dan kulturalnya dari gangguan Negara – bangsa lain. Diterjemahkan dalam pengertian yang lebih spesifik, Negara – bangsa harus bisa mempertahankan integritas teritorialnya ( yaitu identitas fisiknya ), mempertahankan rezim ekonomi – politiknya ( yaitu identitas politiknya ),yang mungkin saja demokratis, otoriter, sosialis atau komunis dan sebagainya, serta ,memelihara norma-norma etnis, religious,

13 Mas’oed Mohtar.1990. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodelogi

(9)

linguistic dan sejarahnya ( yaitu identitas kulturalnya ).”14

Hubungan kekuasaan atau pengendalian ini bisa diciptakan melalui

teknik–teknik paksaan maupun kerjasama. Oleh sebab itu, kekuasaan nasional dan

kepentingan nasional dianggap sebagai sarana dan sekaligus tujuan dari tindakan

suatu Negara untuk bertahan hidup dalam politik Internasional.

Kepentingan nasional merupakan tujuan mendasar dan faktor paling

menentukan yang memandu para pembuat keputusan dalam merumuskan politik

luar negeri. Dalam hal ini kepentingan nasional yang relatif tetap dan sama

diantara semua negara adalah keamanan (mencakup kelangsungan hidup

rakyatnya dan kebutuhan wilayah) serta kesejahteraan. Kedua hal pokok ini yaitu

keamanan (militer) dan kesejahteraan (ekonomi). Kepentingan nasional

diidentikkan dengan tujuan nasional.

1.5.1.1 Ekonomi

Berbagai kebijakan ekonomi untuk meningkatkan posisi ekonomi Negara

dianggap sebagai kepentingan nasional. Misalnya memperbaiki neraca

perdagangan, memperkuat industri dalam negeri, menjamin akses minyak dalam

negeri, gas dan energi lainnya.

Kepentingan nasional dalam bidang ekonomi akan mencakup usaha

pemerintah untuk memenuhi tuntutan perbaikan ekonomi melalui tindakan

Internasional, meningkatkan kemampuan negara di dalam sistem itu sendiri,

dimana saat ini kemampuan sebuah negara diukur dari perkembangan tingkat

industri dan teknologinya dan juga mencakup bentuk perluasan diri atau

14 Mas’oed Mohtar.1990. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodelogi

(10)

imperialisme. Selain itu, bisa digunakan untuk mencari keuntungan, termasuk

mendapatkan bahan mentah, pasar dan rute perdagangan yang tidak dapat

diperoleh dari perdagangan biasa dan diplomasi. Aspek kepentingan nasional

yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat meliputi produksi,

distribusi, konsumsi barang-barang dan jasa.

Sistem perekonomian yang diterapkan oleh suatu negara akan memberi

corak terhadap kehidupan perekonomian negara yang bersangkutan. Misalnya

sistem perekonomian liberal dengan orientasi pasar secara murni akan sangat peka

terhadap pengaruh-pengaruh dari luar, sebaliknya sistem perekonomian sosialis

dengan sifat perencanaan dan pengendalian oleh pemerintah kurang peka terhadap

pengaruh-pengaruh dari luar.15

1.5.1.2 Military Security

Konsep ini sebenarnya mengacu pada situasi dan keadaan dimana

unsur-unsur pokok yang membentuk suatu negara seperti kedaulatan, wilayah, penduduk

atau warga negara, ekonomi, pemerintah, sistem konstitusi dan nilai-nilai hakiki

yang dianut terjamin eksistensi dan fungsinya, tanpa gangguan pihak manapun.16 Dalam hal ini sumber gangguan terhadap keamanan bisa berasal dari dalam atau

internal maupun luar atau eksternal suatu negara. Dalam konteks keberadaan

suatu negara di tengah sistem Internasional, masalah keamanan dipandang sebagai

salah satu aspek penting kepentingan nasional yang harus diperjuangkan dan

15andriyani , “Aspek aspek ketahanan nasional”, dalam

http://andriyani22.blogspot.com/2011/05/aspek-aspek-ketahanan-nasional.html ( di akses 28 maret 2012 ).

16La Ode Ida , “Perspektif Keamanan Nasional Dalam Rangka Kepentingan Nasional” dalam

(11)

dipelihara, di samping kepentingan ekonomi.

Dalam menjaga keamanan, faktor militer masih menduduki posisi penting

dalam keamanan negara, walaupun dalam lingkungan keamanan Internasional

ditekankan penyelesaian konflik melalui pendekatan politik, ekonomi, dan

diplomasi, namun masih banyak negara menganggap cara militer merupakan

usaha terpenting untuk menjaga keamanan dan kepentingan nasional.

Keamanan militer disusun untuk menghadapi berbagai ancaman yang

mengancam keutuhan wilayah negara. Untuk mengantisipasi ancaman tersebut,

sebuah negara memiliki kebijakan untuk memperkuat struktur dan kapasitas

persenjataan, personal militer, dan menggelar pertahanan nasional yang dapat

menangkal kekuatan militer asing yang akan menyerang negara bersangkutan.

Untuk menjadi Negara yang kuat diperlukan kemampuan untuk berperang,

sehingga peningkatan kapasitas militer suatu Negara adalah mutlak hukumnya.

Penggunaan kapasitas militer dalam penyelesaian masalah Internasional selalu di

artikan sebagai tindakan kekerasan. Jika semakin besar jaminan militer suatu

negara, maka semakin besar pula jaminan keamanan yang dimiliki oleh Negara

tersebut. Keamanan itu sendiri bisa diartikan sebagai kondisi atau perasaan aman

dari kekerasan atau bahaya.

1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif17. Penulis berusaha

(12)

menjelaskan posisi Republik Rakyat China dalam dinamika konflik di Laut China

Selatan.

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Dikarenakan penelitian ini menggunakan data jenis sekunder maka teknik

pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan studi kepustakaan, baik dari buku,

jurnal, surat kabar, dokumen resmi maupun dari internet. Pengumpulan data

diawali dengan mengumpulkan data sebanyak mungkin. Kemudian, data diseleksi

dan dikelompokkan ke dalam beberapa bab pembahasan yang disesuaikan dengan

sistematika penulisan.

1.6.3 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif. Teknik analisa

data dilakukan melalui analisa nonstatistik, dimana data tabel, grafik dan angka

yang tersedia diuraikan dan ditafsirkan kedalam bentuk kalimat atau paragraf.

Tehnik analisis data tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan yakni,

klasifikasi data, mereduksi dan memberi intepretasi pada data yang diseleksi

dengan menggunakan konsep tersebut.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Batasan Waktu Penelitian

Penelitian ini hanya berorientasi pada data-data sekunder yang mendukung

pendekatan yang dipakai oleh peneliti. Data-data tersebut dikumpulkan sejak

1947 sampai dengan tahun 2011.

1.7.2 Batasan Materi Penelitian

(13)

dinamika konflik di Laut China Selatan. Faktor tersebut akan dilihat dengan

menekankan bahwa perilaku sebuah negara dibatasi oleh kapasitas negara tersebut

dalam sistem internasional. Untuk lebih jelas memahami fokus penelitian,

[image:13.595.106.503.223.508.2]

perhatikan gambar berikut ini :

Gambar 1.1

Locus, dan Focus Penelitian

1.8 Sistematika Penulisan

Tulisan ini terdiri dari empat bab. Bab pertama merupakan Pendahuluan.

Bab kedua berjudul Permasalahan Laut China Selatan dari sudut pandang

Republik Rakyat China, bab ketiga berjudul posisi Republik Rakyat China dalam

konflik di Laut Cina Selatan dan bab keempat merupakan Kesimpulan.

Bab pertama yang merupakan Pendahuluan, berisi latar belakang masalah

yang akan diteliti, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian

Pendekatan: -Konsep kepentingan

nasional

Penelitian Terdahulu:

- Balance of Power -Diplomasi

Permasalahan: Bagaimana posisi Republik Rakyat China dalam dinamika konflik Laut China Selatan ?

Metode Penelitian: Studi Kepustakaan Locus: Republik Rakyat China Focus: Posisi Republik Rakyat China dalam dinamika konflik Laut China

(14)

pustaka, kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab kedua berjudul Permasalahan Laut China Selatan dari sudut pandang

Republik Rakyat China. Pada bab ini penulis akan menjelaskan konflik antar

negara-negara kawasan Laut China Selatan yang disebabkan oleh adanya klaim

yang tumpang-tindih atas kepemilikan, dan pendudukan pulau – pulau yang ada di

kawasan Laut Cina Selatan. Selain itu, penulis juga akan menjelaskan persepsi

strategis Republik Rakyat China di Laut China Selatan.

Bab ke-tiga berjudul Posisi Republik Rakyat China dalam Konflik Laut

China Selatan. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan posisi Republik Rakyat

China yang akan di ukur dengan kapabilitas ekonomi, militer Republik Rakyat

China dan kepentingan politik negara tersebut .

Bab ke-empat merupakan Penutup, yang berisi kesimpulan dari

pembahasan yang diuraikan diatas serta saran-saran yang dianggap perlu dalam

(15)

SKRIPSI

POSISI REPUBLIK RAKYAT CHINA DALAM DINAMIKA KONFLIK DI LAUT CHINA SELATAN

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

Oleh :

PUTERI SEPTIA KUSUMAWATI NIM : 06260060

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(16)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Puteri Septia Kusumawati

NIM : 06260060

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : POSISI REPUBLIK RAKYAT CHINA DALAM DINAMIKA

KONFLIK DI LAUT CHINA SELATAN

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS

Pada : Senin Tanggal : 28 Mei 2012 Tempat : Ruang Dosen Fisipol

Mengesahkan, Dekan FISIP-UMM

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji :

1. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si ( )

2. Suyatno, Phd ( )

3. Tonny Dian Effendi, M.Si ( )

(17)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Puteri Septia Kusumawati

NIM : 06260060

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : POSISI REPUBLIK RAKYAT CHINA DALAM DINAMIKA KONFLIK DI LAUT CHINA SELATAN

Diterima dan Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Tonny Dian Effendi, M.Si Victory Pradhitama, M.Si

Mengetahui:

Dekan FISIP Ketua Jurusan Hubungan Internasional

(18)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Puteri Septia Kusumawati

NIM : 06260060

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah (skripsi) dengan judul :

POSISI REPUBLIK RAKYAT CHINA DALAM DINAMIKA KONFLIK DI LAUT CHINA SELATAN

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 28 Mei 2012 Yang Menyatakan,

(19)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Puteri Septia Kusumawati

NIM : 06260060

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Judul Skripsi : POSISI REPUBLIK RAKYAT CHINA DALAM

DINAMIKA KONFLIK DI LAUT CHINA SELATAN Pembimbing I : Tonny Dian Effendi, M.Si

Pembimbing II : Victory Pradhitama, M.Si

Tanggal Paraf Pemb. I Tanggal Paraf Pemb. II Keterangan

24-05-2010 24-05-2010 ACC Judul

05-06-2011 05-06-2011 Pengajuan

BAB I

12-11-2011 12-11-2011 ACC Seminar

Proposal

12-02-2012 12-02-2012 Pengajuan

BAB II

19-03-2012 19-03-2012 ACC BAB II

23-03-2012 23-03-2012 Pengajuan

BAB III

29-05-2012 29-05-2012 ACC BAB III

01-05-2012 01-05-2012 Pengajuan

BAB IV

11-05-2012 11-05-2012 ACC Ujian

(20)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum Warahmatullahhi Wa Barakatuh.

Alhamdulillahi rabbil aalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat, nikmat, dan pertolongan-Nya serta Shalawat dan salam kepada

junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penelitian dengan judul “POSISI REPUBLIK RAKYAT CHINA DALAM DINAMIKA KONFLIK DI LAUT CHINA SELATAN” ini dapat peneliti selesaikan. Peneliti menyampaikan apresiasi dan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak Tonny

Dian Effendi, M.Si dan Bapak Victory Pradhitama, M.Si yang telah membimbing peneliti dengan sangat bijaksana selama proses penelitian ini. Peneliti juga mengucapkan terimakasih banyak kepada tim penguji Bapak Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si dan Bapak Suyatno, Phd atas kritik dan sumbangan ide – idenya yang sangat berharga.

Terimakasih peneliti juga bermuara pada segenap dosen HI yang lain, bimbingan dan pengajaran beliau semua adalah investasi yang mulia bagi peneliti. Semoga bernilai ibadah di mata Alla SWT , Amien. Akhir kata, peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi serta manfaat untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan mengenai studi Hubungan Internasional Amien. Wassalammualaikum warahmatullahhi wa barakatuh.

Malang, 08 Agustus 2012

Penulis

(21)

MOTTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN

“ OUT OF CLUTTER, FIND SIMPLICITY.

FROM DISCORD, FIND HARMONY.

IN THE MIDDLE OF DIFFICULTY LIES OPPORTUNITY”

Albert Einstein

Sebagai rasa syukur atas terselesaikannya penelitian ini, maka peneliti

ingin mengucapkan rasa syukur dan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada

Allag SWT, Tuhan semesta alam, tiada Tuhan selain Allah, maha pengasih lagi

maha penyayang. Kedua orangtua yang saya hormati dan sayangi. Kepada bapak

dan ibu terimakasih atas dukungan, kesabaran dan do’a yang diberikan, semoga

Allah memberikan kesehatan selalu kepada bapak dan ibu “ amin “.

Kepada kedua pembimbing yang saya hormati Bapak Tonny Dian Effendi,

M.Si dan Bapak Victory Pradhitama, M.Si. terimakasih atas arahan, masukan dan

kesabaran dalam membimbing dan mendidik saya selama proses pengerjaan

skripsi ini. Kepada Bapak Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si dan Bapak Suyatno, Phd

terimakasih karena telah me-review dan memberikan masukan yang berharga

dalam perbaikan skripsi, dan juga segenap staff di jurusan Hubungan

Internasional UMM., Tonny Dian Effendi, M.Si selaku ketua jurusan Hubungan

Internasional UMM., dan semua dosen-dosen HI yang telah mendidik dan

membagi ilmunya dari awal hingga akhir kuliah. Hormat saya Bapak Muhajir

Efendi, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang dan Bapak Dr.

(22)

Terimakasih juga saya ucapkan kepada kakak saya Ratna Yudha dan Galih

Agung atas dukungannya. Thanks to Chandra Arif and my little angel Puteri

Cahaya Lelana, terimakasih selalu mendampingi saya “ u’re my everything”. My

best friends Titik Lailatul, Nur…terimakasih buat kalian semua yang sudah

membantu, mendukung dan menjadi keluarga saya. Kepada sahabat – sahabat

seperjuangan di Hubungan Internasional., Ajeng, Yanti, Ervien, Yessy, Nurina

Firda dan Alam…( maaf kawan, tidak bisa saya sebutkan satu persatu)…kalian

semua sahabat – sahabat terbaikku. Kepada sesuatu terimakasih karena pernah

memberikan dukungan dalam proses skripsi ini, “wherever you are, with whoever

you are, I wish you always be happy”.

Dan kepada seluruh pihak yang belum atau lupa saya sebutkan disini, saya

mohon maaf sebesar-besarnya dan terimakasih atas bantuan dan partisipasinya.

Malang, 08 Agustus 2012

Peneliti

(23)

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN……….….………...……...i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI………….………...ii

BERITA ACARA BIMBINGAN……….….………...iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS…..………...iv

ABSTRAKSI………..………....……….v

KATA PENGANTAR………..……….……vii

LEMBAR PERSEMBAHAN………..…………....viii

DAFTAR ISI………..….x

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK……….…..xii

DAFTAR LAMPIRAN………...………….xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang………...1

1.2 Rumusan Masalah……….……...5

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian………...6

1.3.1 Tujuan Penelitian………...6

1.3.2 Manfaat Penelitian………..…6

1.4 Penelitian Terdahulu…...………..….6

1.5 Kerangka Pemikiran………...8

1.5.1 Konsep Kepentingan Nasional……….………...8

1.5.1.1 Ekonomi………...9

1.5.1.2 Military Security………...10

1.6 Metode Penelitian………...………...…………...11

1.6.1 Jenis Penelitian….………...…..11

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data…...………....….12

(24)

1.7 Ruang Lingkup Penelitian………...….12

1.7.1 Batasan Waktu Penelitian………...…..12

1.7.2 Batasan Materi Penelitian..………..…….13

1.8 Sistematika penulisan...……….………...13

BAB II PERMASALAHAN LAUT CHINA SELATAN DARI SUDUT PANDANG REPUBLIK RAKYAT CHINA 2.1 Klaim dan Pendudukan Negara – Negara di Kawasan Laut China Selatan………..…..16

2.2 Konflik di Laut China Selatan……….…...21

2.3 Persepsi Strategis Republik Rakyat China terhadap Laut China Selatan……….……….…….….…26

BAB III POSISI REPUBLIK RAKYAT CHINA DALAM DINAMIKA KONFLIK DI LAUT CHINA SELATAN 3.1 Kapabilitas Ekonomi Republik Rakyat China...………….……..…..33

3.2 Kapabilitas Militer Republik Rakyat China..………..…….….39

3.3 Kepentingan Politik Republik Rakyat China di Laut China Selatan……….…….…44

3.4 Posisi Republik Rakyat China dalam Konflik Laut China Selatan………..49

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan……….……….…56

4.2 Saran……….………...58

(25)

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

I. TABEL

Tabel 2.1 Pulau – pulau yang terletak di Laut China Selatan………...………. 16

Tabel 2.2 Minyak dan Gas Bumi di Kawasan lain………. 28

Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan tahunan PDB

riil China 1960 – 2005………...……….... 34

Tabel 3.2 Investasi Asing di China 1979 – 2004……….…... 35

Tabel 3.3 Perdagangan Luar Negeri China……….... 35

Tabel 3.4 Kapasitas Militer Angkatan Darat Republik Rakyat China…...…… 41

Tabel 3.5 Kapasitas Militer Angkatan Laut Republik Rakyat China…….….... 41

Tabel 3.6 Kapasitas Militer Angkatan Udara Republik Rakyat China……….. 42

Tabel 3.7 Daftar Jumlah Kapal Selam Nuklir di Dunia………..44

II. GRAFIK

Grafik 3.1 Cadangan Devisa China 1990 – September 2005……..…………. 36

Grafik 3.2 Konsumsi Energi, Tingkat Pertumbuhan

(26)

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 2.1 Peta Kawasan Laut China Selatan………..….I

Gambar 2.2 Peta Klaim Tiongkok, Taiwan, Vietnam, Filipina,

Malaysia, dan Brunei Darussalam atas Kepulauan Spratly………..……..II

Gambar 2.3 Gambar Pulau Dai Tai, Pulau Binh Gi, dan Pulau Tien Nu…….….III

Gambar 2.4 Pulau Itu Aba………..…IV

Gambar 2.5 Pulau Pag-Asa (Thitu Island )………IV

Gambar 3.1 Peta Pendudukan militer Tiongkok di Laut China Selatan……….…V

Gambar 3.2 Jenis SSN-091 Kapal Selam Bertenaga Nuklir

Milik Republik Rakyat China………VI

Gambar 3.3 Jenis SSN-092 Kapal Selam Bertenaga Nuklir

Milik Republik Rakyat China………..….VII

Tabel 1 Rata – rata pertumbuhan tahunan PDB riil China 1960 – 2005……….VIII

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Teuku May Rudy. 2007. Studi Strategis dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin. Bandung: PT Rafika Aditama.

Mas’oed Mohtar.1990. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodelogi. Jakarta: PT.Pustaka LP3ES Indonesia.

Buku Internet :

Monique Chemilier Gendreau. 2000. “Sovereignity over the Paracel and Spratly Island”. Palgrave Macmillan, dalam

http://books.google.co.id/books?id=58q1SMZbVG0C&printsec=frontcover&dq=

Kimie Hara. 2007. “Cold Wars Frontiers in the Asia Pacific; Divided Territories in San Fransisco System”. Japan: Nissan Institute/ Routledge Japanese Studies Series, dalam

http://books.google.co.id/books?id=0bQlTFccs9QC&pg=PA9&dq=Cold+Wars+F

The Heinz center.2010,”carbon capture and storage development in

china”,Washington:the john Heinz III center for science,economics and the environment.

Ign. Agung Satyawan, 2010, Komunikasi Negoisasi China Terhadap Penyelesaian Sengketa Laut China Selatan, Jurnal Komunikasi Massa Vol.3 No.2 Juli 2010.

Sulfa, Peran Indonesia dalam Menciptakan Ketahanan Regional (Konflik Laut China Selatan dalam Perspektif Sejarah), SELAMI IPS, Edisi Nomor 24 Volume 1 Tahun XIII Agustus 2008.

D. S. Rajan, 2009, “China’s Policy Towards Myanmar”, Chennai Centre for

China Studies, The Center for Asia Studies, Chennai. hlm 1.

Artikel :

(28)

Internet :

Dr.Gullaya Wattayakorn, “ Reversing environmental degradation trends in the south china sea and gulf of Thailand” dalam

http://www.unepscs.org/google/South-China-Sea-Technical-Publication-Land-Based-Pollution-South-China-Sea.pdf

The Global review, “Sengketa Laut China Selatan: Perlombaan di Lautan”, dalam

http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=7132&type=4

Athanasius aditya nugraha, “Manuver Politik Cina dalam Konflik Laut Cina Selatan” dalam

http://unhan.cda-interactive.com/index.php?option=com_docman&task=cat_view&gid= 106&Itemid=309

Esaputra, “Diplomasi sebagai upaya penyelesaian konflik di kepulauan spratly”, dalam http://esaputraangkasa.blogspot.com/2011/07/diplomasi-sebagai-upaya-penyelesaian.html

Republika Online, “Cina Latihan Perang di Laut Cina Selatan,” dalam

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/11/03/144251-cina-latihan-perang-di-laut-cina-selatan

Republika Online, “AS Khawatirkan Peningkatan Aktivitas Militer China,” dalam http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/08/18/130537-as-khawatirkan-peningkatan-aktivitas-militer-cina

Dewitri, “Dilema keamanan ASEAN dalam konflik laut cina selatan”, dalam http://dewitri.wordpress.com/2009/01/03/dilema-keamanan-asean-dalam-konflik-laut-cina-selatan/

Okezone, “China Kirim Kapal Perang ke Pulau Spratly,” dalam

http://international.okezone.com/read/2011/06/09/413/466410/china-kirim-kapal-perang-ke-pulau-spratly

Kompas Online, “RI Upayakan Percepatan DOC Laut China Selatan,” dalam http://internasional.kompas.com/read/2011/06/08/08153820/RI.Upayakan.Percepa tan.DOC.Laut.China.Selatan

Global Future Institute, “Kebangkitan China Menurut Realis”, dalam

http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=1101&type=4,

(29)

andriyani , “Aspek aspek ketahanan nasional”, dalam

http://andriyani22.blogspot.com/2011/05/aspek-aspek-ketahanan-nasional.html

La Ode Ida , “Perspektif Keamanan Nasional Dalam Rangka Kepentingan Nasional” dalam http://laodeidacenter.wordpress.com/2012/03/09/perspektif-keamanan-nasional-dalam-rangka-kepentingan-nasional/

Sahid pram, “Diplomasi ASEAN dalam Upaya Menyelesaikan Konflik kawasan di kepulauan Spartly.” Dalam http://sahidpram.posterous.com/diplomasi-asen-dalam-upaya-menyelesaikan-kon

Subagyo, “Komunikasi Politik Internasional Malaysia dalam Mengklaim

Pulau Terumbu Layang-Layang” dalam

http://perpustakaan.uns.ac.id/jurnal/index.php?act=view&id=1_la&aid=223&Glo

Natuna, “Harta Yang Terserak Di Halaman” dalam http://natuna.org/harta-yang-terserak-di-halaman.html

World Statement. 2000. “Paracel and Spratly Island”, dalam http://www.worldstatesmen.org/Paracel_Spratly.html

Asia Finest Discussion Forum, Fiery Cross Reef dalam

http://www.asiafinest.com/forum/index.php?showtopic=38644

Agence France-Presse, Kayalaan Municipal Office dalam http://globalnation.inquirer.net/source/agence-france-presse

Tabloid Diplomasi, “Potensi Konflik di Laut Cina Selatan” dalam

http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/115-november-2010/980-potensi-konflik-di-kawasan-laut-china-selatan. bandungdiakses tanggal 1-november-2010-menteri-lua.html

BBC Indonesia, “Sengketa Kepemilikan Laut China Selatan”, dalam

http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2011/07/110719_spratlyconflict. shtml

Johnpau, “Konflik Laut Cina Selatan” dalam Johnpau.com/2010/11/09/91htm

U.S.Energy Information Administration,”South China Sea Region” dalam http://www.eia.deo.gov/emeu/cabs/schina.html

Global security, “South China Sea Oil and Natural Gas”, dalam http://www.globalsecurity.org/military/world/war/spratly-oil.htm

Wayne M Morrison, “ China’s economic conditions” dalam http://www.fas.org/sgp/crs/row/IB98014.pdf

(30)

Guardian, “China v US energy consumption”, dalam

http://www.guardian.co.uk/business/datablog/2010/aug/03/us-china-energy-consumption-data

Maps of World, “China Military” dalam

http://www.mapsofworld.com/china/china-military/

Antara news, “Persahabatan menyimpan marah”, dalam

http://www.antaranews.com/print/285483/persahabatan-menyimpan-marah

Tetsuo Kotani, “Why China Wants South China Sea” dalam

http://crisisboom.com/2011/07/18/why-china-wants-south-china-sea/

Global Future Institute, “Kekuatan militer Cina” dalam

http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/1947209-kekuatan-militer-cina/

Yanyan Mochamad Yani, “Kemampuan militer china cemaskan AS”, dalam http://pustaka.unpad.ac.id/wp.../kemampuan_militer_cina-cemaskan_as.pdf

Gambar

Gambar 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Upaya meningkatkan effect size ini dapat dilakukan dengan menerapkan model belajar dan alat yang tepat untuk memastikan bahwa proses personalisasi dalam belajar

f. Kesalahan siswa yang tidak bisa membagi waktu dalam menyelesaiakan soal Dari table di atas dapat di simpulkan macam-macam kesalahan yang dilakukan siswa sebagai

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan posisi Republik Rakyat China yang akan di ukur dengan kapabilitas ekonomi, militer Republik Rakyat China dan

Langkah agresif China, sebagai konsekuensinya, akan menarik armada Angkatan Laut AS untuk semakin merapat ke LCS dan meningkatkan kerja sama dan latihan militer dengan

bahwa penetapan batas Desa/Kelurahan dalam satu Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a telah disepakati oleh Desa Cijantra Kecamatan Pagedangan dan Kelurahan

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran Pemberdayaan Masyarakat Muslim dalam Pelaksanaan

Firman tersebut dasar utama yang membuat prinsip yang saya yakini akan bermanfaat untuk indonesia kedepan,dan selama ini ada yang salah dalam mengelola hujan di indonesia

Berdasarkan latar belakang di atas, maka maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana capaian kompetensi Pemodelan Matematika siswa SMP Negeri