• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN MESIN PENGHALUS KAYU ( THICKNESSING PLANER )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGAN MESIN PENGHALUS KAYU ( THICKNESSING PLANER )"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN MESIN PENGHALUS KAYU( THICKNESSING PLANER )

Oleh: IMRON ROSYADI ( 01510053 )

Dept. of Mechanical Engineering Dibuat: 2008-04-14 , dengan 3 file(s).

Keywords: Pemotongan, Cara kerja, Kayu

Proses permesinan di Indonesia berkembang sangat pesat, dari yang dioprasikan secara manual sampai dengan yang dikontrol dengan komputer.

Salah satu dari mesin industri yang ada adalah mesin thicknessing planer yang digunakan untuk meratakan kayu.

Cara kerja dari mesin thicknessing planer ini adalah dimana saat terjadi putaran pada poros penggerak, poros akan berputar menggerakan pahat melalui pulley dan sabuk dengan arah potong naik ( conventional milling ). Saat terjadi putaran pada penggerak utama, roll penggerak menggerakan bendakerja ( kayu ) sehingga terjadilah pemakanan.

Perencanaan ini lebih menekankan pada sistim pemotongan, yaitu penentuan kecepatan potong, jumlah pisau, kecepatan dorong, langkah pemotongan, ketebalan tatal, sehingga diperoleh gaya dan daya potong yang sesuai.

Pada perencanaan mesin thicknessing planer ini, ukuran maksimal kayu yang diolah adalah lebar 510 mm, tebal 177 mm, dengan diameter luar pisau 80 mm, kedalaman potong 3 mm, putaran poros roll pisau 1500 rpm dengan jumlah pisau 3 buah.

Proses pemotongan yang dicapai, kecepatan ( δm ) = 0,1 mm, gaya potong yang dihasilkan 1734

N. Sehingga untuk menggerakan mesin thicknessing planer ini diperlukan mototr dengan daya 14,6 Hp dengan efisiensi permesinan yang dihasilkan 96,1 %.

Way of job of machine of this thicknessing planer is where moment happened rotation at

countershaft, axis will rotate movement chisel to through belt and pulley with crosscut direction go up (conventional milling). Moment happened rotation at especial activator, roll activator of movement of job object (wood) is so that happened by accrue.

This planning more is emphasizing at of crosscutting systems that is determination of crosscut speed, amount of knife, speed push, crosscutting step, thick of shavings, so that obtained by appropriate crosscut enery and style.

At planning of machine of this thicknessing planer, maximal size measure of wood the processedis wide 510 mm, thick 177 mm, with ecternal diamerter of knife 80 mm, crosscut deepness 3 mm, axis rotation of roll knife 1500 rpm with amount of knife 3

Referensi

Dokumen terkait

Salah satunya adalah mesin bubut kayu manual yang d igerakkan oleh motor dan pahat yang dipegang oleh operator dengan diameter maksimal benda kerja 100 mm dan panjang 1000 mm..

Pada kecepatan potong rendah yaitu pada putaran 147 rpm dan pisau potong sudut 45 derajat, sampah anorganik (plastik) paling sedikit yang lolos ayakan, sampah organik yang

ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi putaran ulir nosel dengan kedalaman 0 mm, 0,35 mm dan 0,70 mm dengan putaran mesin 1000 rpm, 1500

Variabel-variabel yang ditetapkan pada proses pemotongan tempe adalah jenis tempe bulat, putaran pisau potong n = 2850 rpm, sedang variabel bebasnya adalah tebal potongan (s)

5) papan adalah kayu gergajian yang dapat digolongkan ke dalam papan tipis, papan tebal, dan papan lis dengan tebal 20 mm atau lebih dan lebar 150 mm atau lebih; 6) kaso adalah

Saran Sebagai saran dari hasil penelitian ini adalah bahwa setiap operator mesin bubut hendaknya memperhatikan pemilihan atau kesesuaian antara putaran mesin dan kedalaman potong

Melalui metode eksperimen dengan sampel sebanyak 9 spesimen, dengan parameter kecepatan gerak makan 0.2 mm/rev, kedalaman pemotongan 1 mm, putaran mesin 800 rpm, dan variasi sudut

Grafik Perbandingan Selisih Panjang Mie Dengan Variasi Pisau Pemotong dan Kecepatan Putaran Berdasarkan hasil grafik pada gambar 3 menunjukkan pada variasi pisau pemotong 4 mm pada