i
SKRIPSI
PENGARUH KOMITE AUDIT, PROFITABILITAS, REPUTASI
AUDITOR, STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN KUALITAS
LABA TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT PADA
PERUSAHAAN YANG LISTING DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
OLEH
Simpati Mellyginta Sinuhaji
110503310
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
PENGARUH KOMITE AUDIT, PROFITABILITAS, REPUTASI
AUDITOR, STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN KUALITAS LABA
TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN
YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah komite audit,
profitabilitas, reputasi auditor, struktur kepemilikan dan kualitas laba berpengaruh
terhadap earnings management baik simultan maupun parsial pada perusahaan
yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi penelitian ini yaitu sebanyak
125 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun
2011-2013. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling
berjumlah 31 perusahaan.
Data diolah menggunakan metode uji statistik regresi
linier berganda. Hasil penelitian ini membuktikan variable komite audit,
profitabilitas, reputasi auditor, struktur kepemilikan dan kualitas laba secara
simultan berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil pengujian hipotesis parsial,
dapat dibuktikan bahwa hanya variabel reputasi auditor yang berpengaruh
terhadap manajemen laba, sedangkan komite audit, profitabilitas, struktur
kepemilikan dan kualitas laba tidak berpengaruh.
Kata kunci
: Komite Audit, Profitabilitas, Reputasi Auditor, Struktur
iii
EFFECT OF THE AUDIT COMMITTEE, PROFITABILITY, AUDITOR
REPUTATION, OWNERSHIP STRUCTURE AND QUALITY
PROFIT OF EARNINGS MANAGEMENT IN THE
COMPANY LISTING IN INDONESIA
STOCK EXCHANGE (IDX)
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine whether the audit committee,
profitability, auditor reputation, ownership structure and earnings quality
earnings management influence on both simultaneously and partially on
companies listed in the Indonesia Stock Exchange (BEI). The study population as
many as 125 companies listed in the Indonesia Stock Exchange since 2011-2013.
Samples were selected using purposive sampling method amounted to 31
companies. The data is processed using multiple linear regression test. Results of
this study demonstrate the audit committee variables, profitability, auditor
reputation, ownership structure and earnings quality simultaneously affect the
earnings management. Partial results of hypothesis testing, it can be proven that
the only variables that affect the auditor's reputation earnings management,
whereas the audit committee, profitability, ownership structure and earnings
quality have no effect.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat- Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian dalam rangka
penulisan skripsi
yang berjudul “PENGARUH KOMITE AUDIT,
PROFITABILITAS, REPUTASI AUDITOR, STRUKTUR KEPEMILIKAN
DAN KUALITAS LABA TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT PADA
PERUSAHAAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)”,
memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi (SE)
pada Program Studi Ilmu Akuntansi Universitas Sumatra Utara.
Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini peneliti telah banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis dengan sepenuh
hati mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, C.A., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
2.
Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua
Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M, Ak., selaku Sekretaris Departemen
S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan
sekaligus sebagai Dosen Penguji penulis yang telah banyak memberikan
v
M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3.
Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak memberi masukan, saran-saran, arahan, bimbingan serta kasih
sayang yang secara ikhlas diberikan selama proses penyusunan dan
penyelesaian skripsi sehingga sangat membantu penulis dalam penyusunan
skripsi. Semoga Bapak dan keluarga dalam keadaan sehat selalu.
4.
Bapak Drs. Erwin Abubakar, MBA, Ak., selaku dosen pembanding yang telah
memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis dalam penyempurnaan
skripsi ini.
5.
Seluruh Bapak/Ibu Dosen serta pegawai akademik di Program Studi
Akuntansi Universitas Sumatra Utara.
6.
Kepada orang tua penulis, AKBP/LETKOLPOL Saudara Sinuhaji dan
Adalina Sebayang dan adik penulis Atania Lameros Sinuhaji. Terima kasih
atas segala curahan kasih sayang yang selalu diberikan melalui perhatian,
motivasi, semangat, doa dan dukungan moril maupun dukungan materil yang
diberikan dengan tulus dari awal hingga kini,sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
7.
Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan skripsi ini
khususnya GP, dan teman- teman 2011 lainnya yang tidak mungkin
disebutkan satu per satu. Terimakasih banyak atas dukungan dan semangatnya
vi
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat- Nya
kepada seluruh pihak yang telah memberikan banyak bantuan dan motivasi
kepada peneliti selama perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi ini. Segala
bentuk usaha dan perjuangan telah semaksimal mungkin dilakukan oleh penulis.
Meskipun demikian, skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis menyadari
bahwa keterbatasan penulis membuat skripsi ini menjadi kurang sempurna, karena
itu masih diperlukan saran maupun masukan dari pembaca. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan bermanfaat bagi pembacanya.
Medan, 14 Agustus 2015
(Simpati Mellyginta Sinuhaji)
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK……… ... i
ABSTRACT……….. ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI………... ... vi
DAFTAR TABEL……….. ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis ... 10
2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) ... 10
2.1.2. Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) .... 11
2.1.3. Earnings Management ... 12
2.1.4. Komite Audit ... 14
2.1.5. Profitabilitas ... 15
2.1.6. Reputasi Auditor ... 17
2.1.7. Struktur Kepemilikan ... 17
2.1.8. Kualitas Laba... 19
2.2. Review Penelitian Terdahulu ... 20
2.3. Kerangka Konseptual ... 23
viii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian... 29
3.2. Definisi Operasional Variabel ... 29
3.3. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 32
3.4. Jenis Dan Sumber Data ... 33
3.5. Metode Pengumpulan Data ... 33
3.6. Metode Analisis ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ... 39
4.1.1.
Deskripsi Data Variabel... 39
4.1.2. Statistik Deskriptif... 39
4.1.2. Uji Asumsi Klasik ... 41
4.1.2.1. Uji Normalitas ... 42
4.1.2.2. Uji Multikolonieritas Setelah Transformasi ... 46
4.1.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 47
4.1.2.4. Uji Autokolerasi ... 48
4.1.3. Pengujian Hipotesis ... 49
4.1.3.1 Uji Signifikansi Simultan ... 49
4.1.3.2. Uji SignifikansiParsial ... 49
4.1.3.3. Regresi Linier Berganda ... 51
4.1.3.4. KoefisienDeterminasi ... 53
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54
4.2.1. Hasil Uji Simultan (F) ... 54
4.2.2. Hasil Uji Parsial (t) ... 55
4.2.2.1. Pengaruh Komite Audit Terhadap Manajemen
Laba ... 55
ix
4.2.2.3. Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Manajemen
Laba ... 57
4.2.2.4. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap
Manajemen Laba ... 57
4.2.2.5. Pengaruh Kualitas Laba Terhadap Manajemen
Laba ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 60
5.2. Keterbatasan ... 60
5.3. Saran……… ... 61
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Review Penelitian Terdahulu ... 22
Tabel 4.1 Descriptive Statistics ... 39
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data ... 42
Tabel 4.3 Bentuk Transformasi Data ... 43
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Setelah Transformasi ... 43
Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas ... 46
Tabel 4.6 Autokolerasi ... 48
Tabel 4.7 Uji F……… ... 49
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t ... 50
Tabel 4.9 Regresi Linier Berganda ... 52
Tabel 4.10 Koefisien Determinasi... 54
Tabel 4.11 Kriteria Pengujian Hipotesis Simultan ... 54
Tabel 4.12 Kriteria Pengujian Hipotesis Parsial ... 55
Tabel 4.13 Kriteria Pengujian Hipotesis Parsial ... 56
Tabel 4.14 Kriteria Pengujian Hipotesis Parsial ... 57
Tabel 4.15 Kriteria Pengujian Hipotesis Parsial ... 58
Tabel 4.16 Kriteria Pengujian Hipotesis Parsial ... 59
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 24
Gambar 4.1 Grafik Histogram Setelah Transformasi ... 45
Gambar 4.2 Kurva PP-Plots Setelah Transformasi ... 45
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Data populasi dan sampel perusahaan………. 65
Lampiran 2
Daftar variabel penelitian………..……….. 69
Lampiran 3
Komite audit dan profitabilitas……… 73
Lampiran 4
Reputasi auditor, struktur kepemilikan dan kualitas laba……. 76
Lampiran 5
Manajemen Laba……….. 79
ii
PENGARUH KOMITE AUDIT, PROFITABILITAS, REPUTASI
AUDITOR, STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN KUALITAS LABA
TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN
YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah komite audit,
profitabilitas, reputasi auditor, struktur kepemilikan dan kualitas laba berpengaruh
terhadap earnings management baik simultan maupun parsial pada perusahaan
yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi penelitian ini yaitu sebanyak
125 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun
2011-2013. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling
berjumlah 31 perusahaan.
Data diolah menggunakan metode uji statistik regresi
linier berganda. Hasil penelitian ini membuktikan variable komite audit,
profitabilitas, reputasi auditor, struktur kepemilikan dan kualitas laba secara
simultan berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil pengujian hipotesis parsial,
dapat dibuktikan bahwa hanya variabel reputasi auditor yang berpengaruh
terhadap manajemen laba, sedangkan komite audit, profitabilitas, struktur
kepemilikan dan kualitas laba tidak berpengaruh.
Kata kunci
: Komite Audit, Profitabilitas, Reputasi Auditor, Struktur
iii
EFFECT OF THE AUDIT COMMITTEE, PROFITABILITY, AUDITOR
REPUTATION, OWNERSHIP STRUCTURE AND QUALITY
PROFIT OF EARNINGS MANAGEMENT IN THE
COMPANY LISTING IN INDONESIA
STOCK EXCHANGE (IDX)
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine whether the audit committee,
profitability, auditor reputation, ownership structure and earnings quality
earnings management influence on both simultaneously and partially on
companies listed in the Indonesia Stock Exchange (BEI). The study population as
many as 125 companies listed in the Indonesia Stock Exchange since 2011-2013.
Samples were selected using purposive sampling method amounted to 31
companies. The data is processed using multiple linear regression test. Results of
this study demonstrate the audit committee variables, profitability, auditor
reputation, ownership structure and earnings quality simultaneously affect the
earnings management. Partial results of hypothesis testing, it can be proven that
the only variables that affect the auditor's reputation earnings management,
whereas the audit committee, profitability, ownership structure and earnings
quality have no effect.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang
merupakan sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja
perusahaan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan
untuk memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan seperti investor, karyawan, pemberi pinjaman, kreditur, pemerintah,
maupun masyarakat. Laporan keuangan diharapkan mampu menggambarkan
kondisi keuangan sebuah perusahaan dan sebagai sumber informasi yang
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Penyajian informasi dapat
bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat waktu. Hal ini merupakan
faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan
instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, terutama
perusahaan yang telah go public.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia, tujuan laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan. Selain itu, laporan keuangan juga menggambarkan kinerja
(stewardship) atau sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen atas sumber
2
Ada beberapa karakteristik di dalam laporan keuangan yang menjadikan
laporan keuangan berguna bagi pemakai. Empat karakteristik itu adalah sebagai
berikut:
1)
Dapat dipahami
Informasi yang ada dalam laporan keuangan mudah dipahami pengguna
laporan keuangan dan serta menggunakan istilah disesuaikan dengan
kemampuan para pengguna.
2)
Relevan
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dianggap penting dan
berguna jika informasi tersebut mampu mempengaruhi keputusan
penggunaan laporan.
3)
Keandalan
Informasi yang ada dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material.
4)
Dapat diperbandingkan
Informasi yang ada di dalam laporan keuangan ada apabila bisa
diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode yang lalu.
Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan
yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba (earning
per share). Informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan
dalam menghasilkan laba adalah laporan laba rugi (Chairiri dan Gozhali, 2007).
Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban pada
3
juga menggambarkan kelebihan pendapatan dibandingkan beban-beban yang
terjadi (Indratno, 2013:33). Laporan keuangan terdiri dari:
1)
Laporan laba rugi menunjukkan pendapatan dan beban pada kurun waktu
tertentu melalui konsep penandingan.
2)
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menginformasikan
perubahan ekuitas pada kurun waktu tertentu. Laporan ini menghubungkan
antara laporan laba rugi dengan neraca.
3)
Neraca merupakan laporan kedanaan yang menginformasikan aset,
kewajiban, dan ekuitas per tanggal tertentu.
4)
Laporan arus kas adalah laporan yang terdiri dari tiga bagian, yaitu arus
kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Keempat hal tersebut merupakan komponen daripada laporan keuangan.
Adanya pilihan kebijakan akuntansi dalam standar akuntansi keuangan yang dapat
digunakan pihak manajemen untuk memanipulasi laporan keuangan tersebut
disebut dengan earnings management. Menurut Davidson, Stickey dan Weil
dalam Sulistyanto (2008), manajemen laba atau earnings management merupakan
proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas
prinsip akuntansi yang diterima umum untuk menghasilkan tingkat yang
diinginkan dari laba yang dilaporkan.
Schipper dalam Widodo Lo (2005) mendefinisikan earnings management
sebagai intervensi atau campur tangan dengan maksud tertentu terhadap proses
penyusunan pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk memaksimalkan
4
laba dengan menggeser laba periode-periode yang akan datang ke periode kini dan
manajer dapat menurunkan laba periode kini ke periode-periode berikutnya.
National Association of Certified Fraud Examiners dalam Sulistyanto (2008),
mendefenisikan earnings management sebagai kesalahan atau kelalaian yang
disengaja dalam membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi
sehingga menyesatkan ketika semua informasi itu dipakai untuk membuat
pertimbangan yang akhirnya akan menyebabkan orang yang membacanya akan
mengganti atau mengubah pendapat atau keputusannya.
Fisher dan Rosenzweig dalam Sulistyanto (2008), menyebutkan bahwa
earnings management adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan atau
menurunkan laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa
menyebabkan kenaikan atau penurunan keuntungan ekonomi perusahaan jangka
panjang. Lewit dalam Sulistyanto (2008), menyatakan bahwa earnings
management adalah fleksibilitas akuntansi untuk menyetarafkan diri dengan
inovasi bisnis. Penyalahgunaan laba ketika publik mengaburkan volatilitas
keuangan sesungguhnya. Itu semua dilakukan untuk menutupi konsekuensi dari
keputusan-keputusan manajer. Sementara itu Healy dan Wahlen dalam Sulistyanto
(2008), mengatakan bahwa earnings management muncul ketika manajer
menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah
transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang
ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk
mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang
5
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa earnings
management suatu permainan manajerial untuk memanipulasi laporan keuangan
dengan mengatur besar kecilnya laba perusahaan namun tetap dalam batas-batas
prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Tindakan ini dilakukan atas
berbagai alasan diantaranya untuk memuaskan kepentingan pemilik perusahaan,
seperti menaikkan nilai perusahaan, sehingga muncul anggapan bahwa perusahaan
tersebut memiliki risiko yang rendah, dan menaikkan harga saham.
Saat ini earnings management merupakan isu sentral dan telah menjadi sebuah
fenomena umum yang terjadi di sejumlah perusahaan serta penerapannya terus
meningkat. Berdasarkan laporan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
terdapat 25 kasus pelanggaran pasar modal yang terjadi pada tahun 2002 sampai
Maret 2003 (Utami, 2005:100). Selain itu pada tahun 1998 sampai 2001 tercatat
banyak terjadi skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik mengenai
persoalan laporan keuangan (financial reporting) yang diterbitkan. Beberapa
kasus diantaranya terjadi pada PT Lippo Tbk. dan PT Kimia Farma Tbk.
Sedangkan menurut hasil studi komparatif internasional yang dilakukan oleh Leuz
mengenai earnings management dan proteksi investor (periode pengamatan tahun
1990 sampai dengan 1999) menunjukkan bahwa Indonesia berada pada tingkat
menengah dengan urutan ke 15 dari sampel 31 negara dalam hal penerapan
earnings management di perusahaan. Apabila dibandingkan dengan negara
ASEAN lainnya, Indonesia adalah negara yang paling tinggi tingkat manajemen
6
Earnings management juga terjadi di pasar modal negara lain, seperti pada
Enron Corporation, WordCom dan Walt Disney Comp. Enron Corporation
terbukti melakukan manipulasi laba dengan mendongkrak laba mendekati USD 1
miliar yang sesungguhnya tidak pernah ada. Xerox Corporation juga
memanipulasi pembukuan atas pendapatan sebesar USD 6 miliar. Jumlah tersebut
tidak sama dengan taksiran Securities and Exchange Commision (ESC) sebesar
USD 3 miliar pada tahun 1997 sampai 2000. Beberapa kasus tersebut
menunjukkan bahwa praktik manajemen laba bukanlah suatu hal yang baru dalam
pelaporan keuangan (financial reporting).
Perusahaan berlomba-lomba
menunjukkan kualitas dan kinerja yang baik,tidak peduli apakah cara yang
digunakan tersebut diperbolehkan atau tidak oleh karena pengaruh pasar dan
tingginya tingkat persaingan. Praktik manajemen laba pun meningkat setiap
tahunnya sampai dengan sekarang. Untuk mencegah terjadinya kasus keuangan,
konsep Good Corporate Governance (GCG) semakin banyak dikemukakan oleh
para praktisi bisnis. GCG diharapkan dapat menciptakan kehidupan bisnis yang
sehat, bersih,dan bertanggung jawab dengan membangun sistem pengawasan dan
pengendalian yang lebih baik. Komite audit merupakan komponen yang berperan
penting dalam proses penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Peranan komite
audit sangat penting dalam menjamin kualitas pelaporan keuangan perusahaan dan
dalam menghindari kasus keuangan yang ada. Contoh kasus tersebut adalah
adanya kasus manajemen laba yang berhubungan dengan kecurangan
manajemen perusahaan (seperti kasus waste management dan kasus WorldCom)
7
berperan penting dalam sistem pelaporan keuangan yaitu dengan mengawasi
partisipasi manajemen dan auditor independen dalam proses pelaporan keuangan.
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian penulis adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai
dengan 2013, karena perusahaan-perusahaan manufaktur merupakan perusahaan
dalam taraf perusahaan besar yang menyokong perekonomian negara. Pada
lingkup manufaktur ini diketahui munculnya banyak pemain baru yang
meningkatkan persaingan baik oleh pemain baru maupun pemain lama sehingga
kemungkinan untuk melakukan aktivitas earnings management sangat besar.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu, dengan menggunakan
beberapa variabel yang sama dan menambahkan beberapa variabel baru lainnya.
Peneliti mengadakan penelitian dengan variabel komite audit, profitabilitas,
reputasi auditor, dan struktur kepemilikan terhadap earnings management dengan
tujuan untuk membuktikan research gap yang muncul. Pada penelitian ini yang
membedakan dengan penelitian terdahulu yaitu lebih pada perbedaan variabel,
karena disini peneliti menggunakan empat variabel independen yang akan
mempengaruhi atau tidaknya terhadap earnings management.
Di antara keempat variabel-variabel independen ini terdapat hasil hipotesis
yang berbeda di antara peneliti terdahulu. Pada penelitian Windy Hastuty Hasan
(2013) dan penelitian Samira Rahman dan Mir Ashar Akbari (2013), variabel
kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
Sedangkan pada penelitian Indri Wahyu Purwandari (2011), variabel kepemilikan
8
kesenjangan penelitian atau yang disebut research gap. Oleh karena alasan inilah
peneliti tertarik untuk meneliti kembali pengaruh variabel-variabel tersebut
terhadap manajemen laba untuk menguji kekonsistensinannya.
Penelitian ini membuktikan teori yang menyatakan adanya hubungan agensi
antara pihak manajer sebagai agent dengan pihak pemegang saham atau pemilik
modal sebagai principles (Agency Theory). Penelitian ini juga membahas alasan
manajer bereaksi terhadap laporan keuangan sesuai Teori Akuntansi Positif
(Positive Accounting Theory). Penulis mengangkat masalah earnings management
atas uraian latar belakang tersebut untuk menjadi masalah yang akan diteliti pada
penelitian ini sehingga judul yang diangkat adalah: “PENGARUH KOMITE
AUDIT, PROFITABILITAS, REPUTASI AUDITOR, STRUKTUR
KEPEMILIKAN DAN KUALITAS LABA TERHADAP EARNINGS
MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN YANG LISTING DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI).”
1.2
Perumusan Masalah
Penelitian ini menggunakan empat variabel yang mempengaruhi earnings
management pada perusahaan, empat variabel tersebut adalah: Komite audit,
profitabilitas, reputasi auditor, stuktur kepemilikan dan kualitas laba terhadap
earnings management, dimana keempat variabel tersebut adalah variabel
independen. Sehingga perumusan masalahnya adalah sebagai berikut : “Apakah
Komite audit, profitabilitas, reputasi auditor, struktur kepemilikan dan kualitas
laba berpengaruh terhadap earnings management baik simultan maupun parsial
9
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hasil yang ingin dicapai dalam melakukan
penelitian serta memiliki konsistensi dengan permasalahan dan pertanyaan yang
terdapat di dalam perumusan masalah, oleh karena itu tujuan dari penelitian ini
adalah : “Untuk mengetahui apakah komite audit, profitabilitas, reputasi auditor,
struktur kepemilikan dan kualitas laba berpengaruh terhadap earnings
management baik simultan maupun parsial pada perusahaan yang listing di Bursa
Efek Indonesia (BEI).”
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat kepada beberapa
pihak yaitu bagi peneliti, perusahaan, dan pihak lainnya.
1.
Bagi peneliti diharapkan penelitian ini mampu menambah pengetahuan
dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi earnings
management pada perusahaan.
2.
Bagi perusahaan diharapkan penelitian ini sebagai bahan masukan dalam
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi earnings management pada
perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dapat
digunakan sebagai bahan masukan untuk membuat keputusan dan
kebijakan di dalam perusahaan.
3.
Bagi pihak lainnya diharapkan pula mampu menjadi bahan referensi dan
sumbangan bahan pemikiran studi yang bermanfaat untuk melakukan
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan analisis faktor-faktor yang
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara prinsipal dan agen.
Prinsipal mempekerjakan agen untuk melakukan tugas untuk kepentingan
prinsipal, termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari prinsipal
kepada agen. Prinsipal mendelegasikan wewenang dalam pengambilan keputusan
kepada agen untuk melaksanakan fungsi manajerial atau pelaksanaan operasioanal
perusahaan dan pengambil keputusan bisnis demi memberikan kesejahteraan yang
maksimal kepada prinsipal (Anthony dan Govindarajan 2000:41).
Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan yang terjalin
antara agen (manajer) dan prinsipal (pemilik) ketika agen dan prinsipal tersebut
terikat dalam suatu kontak. Agen terikat kontak untuk melakukan tugas-tugas
tertentu bagi pemilik. Pemilik terikat kontrak untuk member imbalan kepada agen.
Para pemilik disebut evaluator informasi yang bertanggung jawab untuk memilih
sistem informasi sedangkan agen disebut sebagai pengambil keputusan. Para
pemilik harus memilih sistem informasi yang sedemikian rupa sehingga para
pengambil keputusan membuat keputusan terbaik demi kepentingan pemilik
berdasarkan informasi yang dimiliki oleh agen-agen tersebut (Hendriksen dan
Breda, 2000). Akibat dari konflik kepentingan yang pada dasarnya masih terus
terjadi antara prinsipal dan agen, maka dalam hal ini manajer berusaha untuk
11
diharapkan. Upaya yang umum dilakukan manajer adalah melalui earnings
management (manajemen laba). Tindakan ini ditempuh melalui pemilihan
prosedur akuntansi yang dinilai dapat membantu manajer dalam pengambilan
keputusan menyangkut tujuan yang hendak dicapai, misalnya mempermudah
perusahaan dalam memperoleh pinjaman dengan persyaratan yang
menguntungkan serta menarik minat investor.
2.1.2. Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory)
Teori akuntansi positif didasarkan pada adanya dalil bahwa manajer,
pemegang saham, dan aparat pengatur/politisi adalah rasional dan bahwa mereka
berusaha memaksimalkan kegunaan mereka yang secara langsung berhubungan
dengan kompensasi mereka dan kesejahteraan mereka pula (Belkaoui, 2007).
Teori akuntansi positif menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen
dalam memilih prosedur akuntansi yang optimal dan mempunyai tujuan tertentu.
Menurut teori akuntansi positif, prosedur akuntansi yang digunakan oleh
perusahaan tidak harus sama dengan yang lainnya, namun perusahaan diberi
kebebasan untuk memilih salah satu alternatif prosedur yang tersedia untuk
meminimumkan biaya kontrak dan memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan
adanya kebebasan itulah, maka manajer mempunyai kecenderungan melakukan
suatu tindakan yang menurut teori akuntansi positif dinamakan sebagai tindakan
oportunis (opportunistic behavior). Tindakan oportunis adalah suatu tindakan
yang dilakukan oleh perusahaan dalam memilih kebijakan akuntansi yang
12
akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi
adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi.
2.1.3. Earnings Management
Earnings management (manajemen laba) adalah suatu konsep yang
dilakukan perusahaan dalam mengelola laporan keuangan supaya laporan
keuangan tampak terlihat memiliki kualitas (quality of financial reporting)
(Suhendah, 2005). Menurut Jumingan (2003) dalam Suhendah (2005), earning
management merupakan suatu proses yang disengaja, menurut standar akuntansi
keuangan untuk mengarahkan pelaporan laba pada tingkat tertentu.
Manajemen laba yaitu suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan–pilihan
yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat
laba yang diinginkan (Belkaoui, 2004). Sementara itu Healy dan Wahlen dalam
Sulistyanto (2008), mengatakan bahwa manajemen laba muncul ketika manajer
menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah
transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang
ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk
mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang
dilaporkan itu.
Earnings management adalah tindakan manajemen untuk mempengaruhi
income yang dilaporkan dan laporan tersebut akan memberikan informasi
keuntungan ekonomis yang tidak benar, karena alasan telah melaporkan earnings
13
masih dalam batas-batas prinsip akuntansi yang berlaku umum. Menurut Scott
(dalam Yohana 2010:20) pola manajemen laba dapat dilakukan dengan cara:
1)
Taking a Bath
Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru
dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan
dapat meningkatkan laba di masa datang.
2)
Income Minimization
Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat laba yang tinggi
sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis
dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya.
3)
Income Maximization
Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization
bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus
yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan
pelanggaran perjanjian hutang.
4)
Income Smoothing
Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga
dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya
investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
Manajemen laba sekilas tampak berhubungan dengan tingkat perolehan laba
atau prestasi usaha suatu organisasi atau perusahaan. Hal ini terjadi karena ukuran
laba sering dijadikan ukuran keberhasilan manajemen memimpin perusahaan.
Apabila dikaitkan dengan keberadaan perusahaan di bursa saham, maka motivasi
14
investor membeli saham perusahaan juga untuk meningkatkan nilai pasar saham.
Jelas terlihat bahwa tindakan tersebut sangat dibutuhkan oleh manajemen dalam
rangka menambah firm value dan going concern perusahaan.
2.1.4. Komite Audit
Komite audit adalah suatu komite utama direksi suatu perusahaan yang
biasanya terdiri atas orang-orang luar yang mencalonkan para auditor independen
dan menanggapi laporan dan penemuan auditor (Indratno, 2013). Komite audit
merupakan pihak yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan
komisaris. Keberadaan komite audit pada saat ini telah diterima sebagai suatu
bagian dari organisasi perusahaan (Corporate Governance). Bahkan untuk menilai
pelaksanaan good corporate governance di perusahaan, adanya komite audit yang
efektif merupakan salah satu aspek dalam kriteria penilaian. Komite audit
memegang fungsi pengawasan dan pengendalian. Frekuensi pertemuan antar
anggota komite audit diukur dengan jumlah pertemuan antar anggota komite audit
yang dilakukan dalam satu tahun. Keanggotaan komite audit sekurang-kurangnya
terdiri dari tiga orang anggota, yang berarti apabila jumlah anggota komite audit
lebih dari tiga akan dianggap lebih baik. Jumlah komite audit yang lebih banyak,
akan semakin memperketat pengawasan dalam pertanggungjawaban keuangan
manajemen kepada pemegang saham sehingga akan membatasi aktivitas
manajemen laba.
BAPEPAM dan BEI telah mengeluarkan peraturan yang memperkuat
15
perusahaan yang terdaftar di BEl memiliki komite audit. Peraturan tersebut berisi
tentang karakter yang harus dimiliki oleh komite audit, tugas, wewenang dan hak
komite audit dalam perusahaan. Diharapkan bahwa perusahaan yang telah
mempunyai komite audit dapat terhindar dari masalah manajemen laba.
2.1.5. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas
akan mempengaruhi manajer dalam melakukan tindakan manajemen laba. Laba
merupakan indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola
kekayaan perusahaan. Laba berfungsi untuk mengukur efektivitas bersih dari
sebuah usaha bisnis. Laba juga akan menjamin pasokan modal di masa depan
untuk inovasi dan perluasan usaha. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari
tingkat perolehan laba.
Tingkat profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan baik
dan pengawasan berjalan dengan baik, sedangkan dengan tingkat profitabilitas
yang rendah menunjukkan bahwa kinerja perusahaan kurang baik, dan kinerja
manajemen tampak buruk di mata principal. Rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba disebut operating ratio. Salah
satu jenis rasio profitabilitas adalah Return on Asset. Return on Asset adalah rasio
yang menunjukkan berapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan bila
diukur dari nilai aktiva. Return on Asset yang positif menunjukkan bahwa dari
16
laba bagi perusahaan,sebaliknya jika Return on Asset negatif menunjukkan bahwa
total aktiva yang digunakan tidak memberikan keuntungan atau rugi.
Rasio profitabilitas yang sering digunakan dalam penelitian yang berkaitan
dengan pengaruh laba terhadap investasi satu diantaranya adalah return on assets
(ROA). Return on assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini,
akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya
dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang
lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas
manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan (Sartono,
2001: 24).
Husnan (2005: 48), menjelaskan ROA memiliki beberapa kelebihan
sebagai berikut:
1)
Analisis ROA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi modal yang
bekerja, efisiensi produksi dan efisiensi penjualan.
2)
Analisis ROA dapat digunakan untuk membandingkan efisiensi
penggunaan modal pada perusahaan yang bersangkutan dengan
perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaan
berada di bawah, sama atau di atas rata-rata.
3)
Analisis ROA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh divisi atau bagian, yaitu dengan
mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang
17
4)
Analisis ROA dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari
masingmasing produk yang dihasilkan perusahaan. Dengan menggunakan
product cost system (sistem biaya produksi) yang baik, maka modal dan
biaya dapat dialokasikan ke dalam berbagai produk yang dihasilkan oleh
perusahaan, sehingga dapat dihitung profitabilitas masing-masing produk
5)
Analisis ROA dapat digunakan untuk keperluan perencanaan antara lain
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan jika perusahaan akan
mengadakan ekspansi.
2.1.6. Reputasi Auditor
Auditor adalah pihak yang melakukan audit terhadap laporan keuangan
perusahaan. Hasil dari audit adalah pernyataan yang dikeluarkan oleh auditor
mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan. Pernyataan auditor
menunjukan bagaimana kualitas dari informasi yang terkandung dalam laporan
keuangan tersebut. Reputasi auditor sangat menentukan kredibilitas laporan
keuangan. Independensi dan kualitas auditor akan berdampak terhadap
pendeteksian manajemen laba. Auditor yang independen biasanya bereputasi baik.
2.1.7. Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan merupakan jenis institusi atau perusahaan yang
memegang saham terbesar dalam suatu perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006)
dalam Isnanta (2008). Struktur kepemilikan dapat berupa investor individual,
pemerintah, dan institusi swasta. Struktur kepemilikan dipercaya memiliki
18
mempengaruhi kinerja perusahaan.
Struktur kepemilikan mencakup 3 kategori yaitu :
1)
Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan
pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat
mengurangi manajemen laba (Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh pemerintah,
institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana
perwalian serta institusi lainnya pada akhir tahun (Shien, et.al. 2006)
dalam Isnanta (2008).
2)
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh manajemen
perusahaan yang diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki
oleh manajemen (Sujoko dan Soebiantoro, 2007).
3)
Kepemilikan Terkonsentrasi
Kepemilikan terkonsentrasi merupakan kepemilikan yang memiliki dua
kelompok pemegang saham, yaitu controlling interest (kepemilikan saham
pengendalian) dan minorit interest (kepemilikan saham minoritas)
(shareholders).
Anderson (2002) dalam Isnanta (2008) menunjukkan bahwa pemegang saham
minoritas justru diuntungkan dari adanya kepemilikan keluarga. Arifin (2003)
dalam Isnanta (2008) menunjukkan bahwa perusahaan publik di Indonesia yang
19
lebih baik jika dibandingkan perusahaan yang dikontrol oleh publik atau tanpa
pengendali utama. Menurutnya, dalam perusahaan yang dikendalikan keluarga,
masalah agensinya lebih kecil karena berkurangnya konflik antara principal dan
agent.
2.1.8. Kualitas Laba
Kualitas laba mengacu pada relevansi laba dalam mengukur tingkat kinerja
perusahaan. Perusahaan yang memiliki kualitas laba adalah perusahaan yang
relevan dalam hal pelaporan labanya. Penentu kualitas laba mencakup lingkungan
usaha perusahaan seperti lingkungan pasar, lingkungan sumber daya alam dan
lingkungan bisnisnya serta prinsip akuntansi yang dipilih dan diaplikasi oleh
perusahaan seperti prinsip conservatisme, prinsip realibel, prinsip transparansi,
prinsip matching dan lain sebagainya yang dapat mendukung kualitas laba yang
lebih baik.
Cahyana (2012:133) mengatakan “Kualitas laba merupakan suatu ukuran
untuk mencocokkan apakah laba yang dihasilkan sama dengan apa yang sudah
direncanakan sebelumnya. Kualitas laba semakin tinggi jika mendekati
perencanaan awal atau melebihi target dari rencana awal. Kualitas laba rendah
jika dalam menyajikan laba tidak sesuai dengan laba sebenarnnya sehingga
informasi yang di dapat dari laporan laba menjadi bias dan dampaknya
menyesatkan kreditor dan investor dalam mengambil keputusan”.
Yuniarta (2013:118), menyatakan laba akuntansi yang berkualitas adalah
20
(perceived noise) didalamnya dan dapat mencerminkankinerja keuangan
perusahaan yang sesungguhnya. Kualitas laba merupakan suatu ukuran untuk
mencocokkan apakah laba yang dihasilkan sama dengan apa yang sudah
direncanakan sebelumnya. Kualitas laba semakin tinggi jika mendekati
perencanaan awal atau melebihi target dari rencana awal. Kualitas laba rendah
jika dalam menyajikan laba tidak sesuai dengan laba sebenarnnya sehingga
informasi yang di dapat dari laporan laba menjadi bias dan dampaknya
menyesatkan kreditor dan investor dalam mengambil keputusan (Rinawati, 2011).
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti terdahulu telah melakukan penelitian mengenai
manajemen laba tersebut yang dijadikan penulis sebagai bahan refrensi untuk
literatur dari penelitian ini, yaitu :
1.
Menurut penelitian Hasan (2013) yang menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi manajemen laba dengan ukuran perusahaan sebagai variabel
intervening (studi pada perusahaan di Indonesia). Penelitian ini meneliti
perusahaan perbankan tahun 2005-2011 dengan menggunakan variabel
intervening. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional
dan kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
Keahlian anggota komite audit berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap manajemen laba. Sedangkan komiten audit dan jumlah pertemuan
anggota berpengaruh negative terhadap manajemen laba.
2.
Menurut penelitian Sipayung (2012) yang menguji pengaruh kualitas auditor
21
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2009-2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa auditor spesialis industri, auditor
big four, dan ukuran komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen
laba.
3.
Menurut analisis Shita P (2011) yang menganalisis faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap manajemen laba (studi pada perusahaan sektor
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan
pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
Sedangkan proporsi dewan, komite audit, dan reputasi auditor berpengaruh
negative terhadap manajemen laba.
4.
Menurut analisis Hermawan (2005) yang menganalisis faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap earning management pada perusahaan manufaktur
tahun 2002-2003 di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan board size and
leverage berpengaruh signifikan terhadap earnings management.
5.
Menurut penelitian Mir dan Akbari (2013) yang menganalisis earnings
management: evidence from Iran pada perusahaan non-financial tahun
2008-2012 di Tehran Stock Exchange. Hasil penelitian menunjukkan firm’s capital
dan firm’s size mempunyai pengaruh positif terhadap earnings management.
6.
Menurut penelitian Purwandari (2011) yang menganalisis pengaruh
mekanisme good corporate governance, profitabilitas dan leverage terhadap
praktek manajemen laba (earning management) pada perusahaan manufaktur
22
proporsi komisaris independen, kepemilikan konstitusional, dan profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Sedangkan proporsi dan
ukuran dewan direksi serta leverage berpengaruh positif terhadap manajemen
laba.
[image:36.595.138.491.277.754.2]Berikut matrik untuk memperjelas review penelitian terdahulu :
Tabel 2.1. Tabel Review Penelitian Terdahulu
No
Penulis dan
Tahun
Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
1
Hasan, 2013
Independen :
Kepemilikan
Institusional,
Kepemilikan
Manajerial, Komite
Audit, Keahlian
Anggota Komite
Audit, Jumlah
Pertemuan
Anggota
Dependen :
Manajemen Laba
Kepemilikan institusional
dan kepemilikan
manajerial berpengaruh
positif terhadap
manajemen laba. Keahlian
anggota komite audit
berpengaruh positif
namun tidak signifikan
terhadap manajemen laba.
Sedangkan komite audit
dan jumlah pertemuan
anggota berpengaruh
negatif terhadap
manajemen laba.
2
Sipayung,
2012
Independen :
Auditor spesialis
industri, auditor
big four, ukuran
komite audit
Dependen :
Manajemen Laba
Auditor spesialis industri,
auditor big four, dan
ukuran
komite audit
berpengaruh
negatif
terhadap manajemen laba.
3
Shita P, 2011 Independen :
Dewan Komisaris,
Proporsi Dewan,
Komite Audit,
Reputasi Auditor,
Ukuran
Perusahaan,
Pertumbuhan
Perusahaan
Dewan
komisaris,ukuran
perusahaan, dan
pertumbuhan perusahaan
berpengaruh positif
terhadap manajemen laba.
Sedangkan proporsi
dewan, komite audit, dan
23
Dependen :
Manajemen Laba
berpengaruh negatif
terhadap manajemen laba.
4
Hermawan,
2005
Independen :
Komite Audit,
Komisaris
Independen, Board
Size, Leverage
Dependen :
Earnings
Management
Board size dan leverage
berpengaruh signifikan
terhadap earnings
management
5
Mir dan
Akbari,
2013
Independen :
Firm’s Capital,
Firm’s Size
Dependen :
Earnings
Management
Firm’s capital and firm’s
size has an positive impact
on earning management
6
Purwandari,
2011
Independen :
Komite Audit,
Proporsi Dan
Ukuran Dewan
Direksi, Proporsi
Komisaris
Independen,
Kepemilikan
Institusional,
Profitabilitas,
Leverage
Dependen :
Manajemen Laba
Komite audit, proporsi
komisaris independen,
kepemilikan institusional,
dan profitabilitas
berpengaruh negatif
terhadap manajemen laba.
Sedangkan proporsi dan
ukuran dewan direksi serta
leverage
berpengaruh
positif terhadap
manajemen laba.
Sumber : Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
2.3 Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini digunakan variabel dependen dan independen. Variabel
dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti. Variabel
dependen identik dengan variabel terikat, yang dijelaskan, atau dependent
variable. Sedangkan variabel independen indentik dengan variabel bebas,
24
sebagai variabel predictor atau penyebab karena memprediksi atau menyebabkan
variabel dependen (Kuncoro, 2004). Penelitian ini memiliki variabel dependen
berupa earnings management, dan variabel independen berupa komite audit,
profitabilitas, reputasi auditor, dan struktur kepemilikan. Berikut ini adalah skema
[image:38.595.114.511.296.576.2]kerangka konseptual penelitian ini.
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Variabel Independen Variabel Dependen
BAPEPAM dan BEI telah mengeluarkan peraturan yang memperkuat
independensi dan efektivitas komite audit. Salah satunya yaitu mewajibkan
perusahaan yang terdaftar di BEl memiliki komite audit. Peraturan tersebut berisi
tentang karakter yang harus dimiliki oleh komite audit, tugas, wewenang dan hak
komite audit dalam perusahaan. Komite audit yang dipilih oleh komisaris
Komite Audit (X
1)
Profitabilitas (X
2)
Struktur Kepemilikan (X4)
Reputasi Auditor (X
3)
Earnings Management (Y)
25
diharapkan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, sehingga dapat secara
efektif membatasi ruang gerak manajemen untuk melakukan earnings
management. Diharapkan bahwa perusahaan yang telah mempunyai komite audit
dapat terhindar dari masalah earnings management. Semakin banyak anggota dari
komite audit maka akan semakin ketat proses pewangawasan pada suatu
perusahaan karena komite audit akan bekerja sama dengan yang menjalankan
fungsi internal control perusahaan. Dengan adanya komite audit maka
kepentingan para pemegang saham dapat dilindungi karena pengawasan terhadap
manjemen akan semakin meningkat sehingga tindakan earnings management
yang dapat merugikan para pemegang saham dapat dicegah. Klein (2002)
menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara komite audit terhadap
manajemen laba. Dari penelitian tersebut maka peneliti dapat menyimpulkan
sementara bahwa ukuran komite audit memiliki kemampuan dalam mendeteksi
adanya manajemen laba.
Profitabilitas akan mempengaruhi manajer dalam melakukan tindakan
earnings management. Pihak principal cenderung menuntut manajemen untuk
mencapai profitabilitas yang tinggi. Apabila manajemen mampu mencapai target
dari principal, manajemen akan dianggap mempunyai kinerja baik. Perusahaan
yang memiliki profitabilitas rendah cenderung melakukan perataan laba. Perataan
laba merupakan salah satu bentuk dari earnings management. Manajemen
cenderung akan melakukan aktivitas tersebut karena dengan laba yang rendah atau
bahkan menderita kerugian, akan memperburuk kinerja manajemen di mata
26
perusahaan di mata publik. Oleh karena itu apabila profitabilitas perusahaan
menurun, maka ada kecenderungan terjadinya praktek earnings management,
namun apabila profitabilitas meningkat, maka kecenderungan praktek earnings
management akan menurun.
Peneliti dapat menyimpulkan sementara bahwa
profitabilitas memiliki hubungan negatif terhadap manajemen laba.
Reputasi auditor sangat menentukan kredibilitas laporan keuangan.
Independensi dan kualitas auditor akan berdampak terhadap pendeteksian praktik
earnings management. Auditor yang berreputasi baik karena memiliki
independensi dan kualitas yang baik diharapkan mampu mengurangi tindak
earnings management. Rahmadika (2011) yang menyatakan bahwa reputasi
auditor satu diantaranya seperti KAP big four yang memiliki kualitas auditor yang
tinggi di mata masyarakat dapat mencegah manajemen laba. Dari penelitian
tersebut maka peneliti dapat menyimpulkan sementara bahwa reputasi auditor
yang baik memiliki kemampuan yang lebih dalam mendeteksi adanya manajemen
laba, sehingga reputasi auditor memiliki hubungan negatif terhadap manajemen
laba.
Struktur kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk
mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif
sehingga dapat mengurangi manajemen laba (Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
Adanya kepemilikan oleh investor institusional akan mendorong peningkatan
pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan
saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung
27
kepemilikan saham dalam jumlah besar akan mempunyai dorongan yang cukup
kuat untuk mengumpulkan informasi, mengawasi tindakan-tindakan manajemen
dan mendorong kinerja yang lebih baik. Bilamana investor institusional
mempunyai kepemilikan saham dalam jumlah yang relatif rendah, maka para
investor institusional hanya memiliki sedikit dorongan untuk melakukan
pengawasan terhadap tidnakan oportunistik manajer. Oleh karena itu, keberadaan
investor institusi ini dipandang mampu menjadi alat monitoring efektif bagi
perusahaan (Junaidi, 2007) sehingga kesimpulan sementara peneliti adalah bahwa
struktur kepemilikan institusional berpengaruh negative terhadap manajemen laba.
Perusahaan dengan kualitas laba yang baik maka akan dapat menurunkan
manajemen laba. Ini disebabkan manajemen perusahaaan yang melaporkan laba
yang berkualitas berarti sudah memenuhi prinsip-prinsip akuntansi yang sesuai
dengan kaedah yang berlaku sehingga dapat menurunkan manajemen laba.
Perusahaan yang memliki kualitas laba yang baik dimana pencapaian laba yang
terus meningkat dan menjadi acuan bahwa menajer tidak melakukan manajemen
laba, dengan demikian semakin baik kualitas laba maka akan dapat menurunkan
manajemen laba (Cahyana, 2012:136). Berdasarkan kutipan tersebut maka peneliti
dapat menyimpulkan sementara bahwa kualitas laba memiliki hubungan negatif
terhadap manajemen laba.
2.4 Hipotesis Penelitian
28
“Komite audit, profitabilitas, reputasi auditor, stuktur kepemilikan dan kualitas
laba berpengaruh terhadap earnings management baik simultan mapun parsial
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode assosiatif kausal yang merupakan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui atau membuktikan hubungan sebab
dan akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel
yang diteliti.
3.2
Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 4 variabel independen dan 1
variabel dependen. Variabel independen yang digunakan adalah Komite Audit,
Profitabilitas, Reputasi Auditor, dan Struktur Kepemilikan. Variabel dependen
yang digunakan adalah Earnings Management pada Perusahaan Manufaktur yang
Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Operasional variabel dalam penelitian ini
adalah variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent
variable).
Defenisi operasional variabel adalah variabel-variabel yang akan
dipergunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memberikan arah dan
batasan dalam penyelesaian masalah.
1)
Earnings Management
Dalam penelitian ini earnings management diproksikan sebagai
30
model (Dechow et al.,1995). Model ini dipakai karena model yang paling baik
dalam mendeteksi earnings management yang dilakukan manajemen dan
dapat mendeteksi manajemen laba secara konsisten.
Rumus manajemen laba menurut Cahyana (2012:129) :
Tat = Earnt - CFOt
Dimana :
Tat = total akrual
Earn = Pendapatan (earnings)
CFO = Arus kas operasi (Cash Flow Operation)
2)
Komite Audit
Komite audit merupakan pihak yang mendukung pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab dewan komisaris, sehingga komite audit memegang fungsi
pengawasan dan pengendalian. Data mengenai jumlah komite audit diperoleh
dari laporan keuangan pada bagian catatan atas laporan keuangan.Variabel ini
diukur dengan besarnya jumlah komite audit dari sampel perusahaan yang
telah terdapat sekurang-kurangnya 3 orang untuk jumlah komite audit
independen. Pada perusahaan sampel yang memiliki komite audit akan diberi
nilai 1 (satu), sedangkan untuk perusahaan sampel yang tidak memiliki komite
audit akan diberi nilai 0 (nol).
3)
Profitabilitas
Pada penelitian ini, proksi yang digunakan yaitu Return on Asset (ROA)
31
adalah rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva sehingga
didapat persentase.
Rumus:
ROA = (Laba bersih setelah pajak / total aktiva) x 100%
4)
Reputasi Auditor
Reputasi auditor merupakan variabel dummy. Dalam penelitian ini, auditor
yang memiliki reputasi baik, yaitu diindikasikan dari afiliasi perusahaan
dengan perusahaan kantor akuntan publik asing the big four yang terdiri dari
Deloitte Touche Tohmatsu, Price Waterhouse Cooper, Ernst & Young, dan
KMPG akan diberi nilai 1 (satu). Auditor dengan reputasi yang kurang baik
adalah auditor yang perusahaannya tidak berafiliasi dengan the big four akan
diberi nilai 0 (nol).
5)
Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan adalah tingkat kepemilikan saham pihak manajemen
yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan. Kepemilikan
institusional diukur sesuai persentase kepemilikan saham oleh institutsi
perusahaan. Kepemilikan institusional, dimana umumnya dapat bertindak
sebaga pihak yang memonitor perusahaan.
Rumus :
INST =
Jumlah saham institusional
32
6)
Kualitas Laba
Kualitas laba mengacu pada relevansi laba dalam mengukur tingkat kinerja
perusahaan. Perusahaan yang memiliki kualitas laba adalah perusahaan yang
relevan dalam hal pelaporan labanya. Rumus kualitas laba menurut Cahyana
(2012:136)
Arus Kas Operasi
Kualitas Laba =
Net Income
3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi adalah suatu himpunan unit (biasanya orang, obyek, transaksi
atau kejadian) di mana kita tertarik untuk mempelajarinya (Kuncoro, 2004).
Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang listing pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode pengamatan penelitian
yang diambil yaitu periode 2011-2013. Sampel adalah suatu himpunan bagian
(subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2004). Pada penelitian ini terdapat 125
populasi perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
terdapat 31 sampel perusahaan yang sesuai dengan kriteria penelitian yang dapat
dilihat di lampiran. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling
berdasarkan beberapa kriteria yaitu:
a. Perusahaan dalam satu sektor industri, yaitu manufaktur, dengan maksud
menghindari bias dari ragam jenis industri dan jumlah sampel dan menerbitkan
laporan keuangan tahunan dengan periode yang berakhir 31 Desember selama
33
b. Memiliki data yang dibutuhkan untuk mengetahui komite audit, profitabilitas,
reputasi auditor, struktur kepemilikan konstitusional dan kualitas laba.
c. Data yang diambil merupakan laporan keuangan hasil audit dan di publikasikan.
3.4
Jenis Dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder berupa data laporan keuangan
dari perusahaan manufaktur yang menjadi sampel. Data diambil dalam
pengamatan antara tahun 2011-2013. Data bersumber pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) untuk periode pengamatan yang dibutuhkan.
3.5
Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis data yang diperlukan yaitu data sekunder dan teknik
sampling yang digunakan, maka metode pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah dengan metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mempelajari catatan-catatan atau dokumen-dokumen perusahaan
sesuai dengan data yang diperlukan melalui laporan keuangan masing-masing
perusahaan sampel yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui
situs www.idx.co.id. Data yang diperoleh kemudian diolah kembali dan
disesuaikan dengan kebutuhan penelitian ini.
3.6 Metode Analisis
3.6.1. Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
34
tidak bias yang berbasis Ordinary Least Square (OLS). Persamaan regresi
Ordinary Least Square (OLS) harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased
Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji t dan uji F tidak boleh bias.
Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data
tersebut dianalisis adalah uji Normalitas, Multikolinieritas, Autokorelasi dan
Heteroskedastisitas.
3.6.1.1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk
lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.
Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal maka
digunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test terhadap
masing-masing variabel. Fungsi pengujian suatu data dikategorikan sebagai distribusi
normal atau tidak adalah sebagai alat membuat kesimpulan populasi berdasarkan
data sampel Tingkat signifikasi (α) yang digunakan adalah 5% dengan kriteria
pengujian sebagai berikut (Santoso, 2007:392) :
• Jika Probabilitas > 0.05, maka distribusi normal
• Jika Probabilitas < 0.05, maka distribusi tidak normal
3.6.1.2. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti
di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi.
35
melihat toleransi variabel dan Variante Inflation Factor (VIF) dengan
membandingkan sebagai berikut (Ghozali, 2005:96):
• Jika VIF < 10 dan Tolerance > 0,10 maka tidak terjadi multikolinearitas
• Jika VIF > 10 dan Tolerance < 0,10 maka terjadi multikolinearitas
3.6.1.3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain atau munculnya data dipengaruhi oleh data
sebelumnya. Metode yang sering digunakan untuk menguji ada tidaknya
autokorelasi adalah dengan uji statistik d dari Durbin-Watson. (Ghozali, 2005:32).
-
Apabila nilai Durbin-Watson (DW-test) terletak antara 0 dan batas bawah
Lower Bound (DL), berarti ada autokorelasi positif.
-
Apabila nilai Durbin-Watson (DW-test) terletak antara DL dan batas atas atau
Uper Bound (DU), berarti kita tidak dapat memutuskan apakah terjadi
autokorelasi positif atau tidak.
-
Apabila nilai Durbin-Watson (DW-test) terletak antara 4-DL dan 4, berarti ada
autokorelasi negatif.
-
Apabila nilai Durbin-Watson (DW-test) terletak antara 4-DU dan 4-DL, berarti
36
3.6.1.4. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas pengujian mengenai sama atau tidak varians dari
residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Pengujiannya menggunakan
grafik plots dengan menggunakan uji glestjer. Terjadi homoskedastisitas jika pada
scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara Zpred dan Sresid menyebar
dibawah maupun diatas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai
pola yang teratur. Terjadi heteroskedastisitas jika pada scatterplot titik-titiknya
mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun
bergelombang-gelombang (Ghozali, 2005:125).
3.6.2. Pengujian Hipotesis
3.6.2.1. Persamaa Regresi Linier Berganda
Persamaan regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui arah